faktor pencetus hipertensi pada manusia

24
Faktor Pencetus Hipertensi pada Manusia Ricky Sunandar 10.2012.227 FF2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 [email protected] I. Pendahuluan Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara maju serta di beberapa negara-negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga menghadapi masalah ini. Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah membawa banyak perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat di Indonesia, termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus hipertensi di Indonesia. 1 Hipertensi dilihat dari segi klinis, merupakan penyakit yang umum, asimptomatis, mudah dideteksi dan mudah ditangani jika dikenali secara dini. Namun, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi yang mematikan jika tidak ditangani. 1

Upload: ricky-sunandar

Post on 23-Jan-2016

117 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Family Folder, Blok 26, Contoh makalah FF, SL blok 26, semester 6, UKRIDA, kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Faktor Pencetus Hipertensi pada Manusia

Ricky Sunandar

10.2012.227

FF2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

[email protected]

I. Pendahuluan

Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara

maju serta di beberapa negara-negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara

berkembang juga menghadapi masalah ini. Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala

bidang, telah membawa banyak perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat di

Indonesia, termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari

telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya

kasus-kasus hipertensi di Indonesia.1

Hipertensi dilihat dari segi klinis, merupakan penyakit yang umum, asimptomatis, mudah

dideteksi dan mudah ditangani jika dikenali secara dini. Namun, hipertensi dapat menyebabkan

komplikasi-komplikasi yang mematikan jika tidak ditangani.1

Secara umum, pengertian hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi. Oleh karena itu,

untuk dapat memahami hipertensi, maka diperlukan pengertian mengenai tekanan darah.

Tekanan darah adalah suatu ukuran dari kekuatan darah yang menekan dinding pembuluh darah.

Tekanan darah yang digunakan sebagai batasan dalam menentukan penyakit hipertensi adalah

tekanan darah arteri. Jadi, hipertensi adalah tingginya tekanan darah yang dilihat dari kekuatan

darah dalam menekan dinding pembuluh darah arteri.1

Page 2: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

II. Isi

Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara

melakukan serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam

keadaan tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Berbeda dengan wawancara biasa,

anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, yaitu berdasarkan pengetahuan tentang penyakit

dan dasar-dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari

masalah yang dikeluhkan oleh pasien.2

Selain pengetahuan kedokterannya, seorang dokter diharapkan juga mempunyai

kemampuan untuk menciptakan dan membina komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk

mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam anamnesis. Lengkap artinya mencakup semua

data yang diperlukan untuk memperkuat ketelitian diagnosis, sedangkan akurat berhubungan

dengan ketepatan atau tingkat kebenaran informasi yang diperoleh.2

Anamnesis yang didapat pada pasien yang telah dilakukan wawancara antara lain

sebagai berikut:

- Puskesmas : Wijaya Kusuma

- Tanggal Pelaksanaan : 22 Juli 2015

- Nama : Ibu Sukini

- Umur : 48 tahun

- Alamat : Kampung Gusti RT 001/RW 005 No. 9, Jakarta Barat

- Pekerjaan : Ibu rumah tangga

- Pendidikan : SD

- Agama : Islam.

- Keluhan Utama : Merasa pusing dan nyeri di tangan kanannya

- Riwayat Penyakit : Penyakit hipertensi sudah diderita selama 2 tahun,

sekarang pasien kurang bisa beraktivitas karena badannya terasa lemas dan tidak nyaman,

lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

- Riwayat penyakit dahulu yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang : Maag

Page 3: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

- Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang :

Hipertensi

- Perilaku pasien yang berhubungan dengan penyakit sekarang : makan-makanan segala jenis sayur hijau

- Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang : Nenek pasien mengidap hipertensi

- Riwayat penyakit keluarga yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang : tidak

ada

- Status Imunisasi Pasien : Lengkap tanpa KMS

- Status Imunisasi Suami : Lengkap tanpa KMS

- Status Imunisasi Anak : Lengkap tanpa KMS

- Data Keluarga :

Nama Tgl Lahir

Pekerjaan Pendidikan Hub Kel

Status Perkawinan

Domisili Keadaan Penyakit

Ny. Sukini Tahun 1967

- SD Istri Ya Ya Hipertensi

Tn. Supriatna

Tahun 1965

Supir SMP Suami Ya Ya -

Nico Pratama

19 Tahun

Karyawan Swasta

STM Anak - Ya -

Perilaku Sosial Pasien dan Keluarga (nama, sudah berapa lama, berapa banyak atau berapa kali

dalam sehari atau seminggu, atau sebulan)

Merokok : Tn Supriatna dan Nico Pratama (suami & anak), terkadang di dalam rumah

terkadang di luar

Minum minuman beralkohol : tidak ada

Pola jajan (yang mempengaruhi penyakit keluarga) : jarang makan di luar, masak sayur-

sayuran

Pola makan (yang mempengaruhi penyakit keluarga) : segala sayur-sayuran

Pola penyimpanan dan memasak makanan : di simpan di kulkas

Page 4: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Pola minuman sehari-hari : air PAM di masak sendiri, karena lebih suka minum air

hangat

Olahraga (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga) : tidak pernah olahraga

Kebersihan (mandi, cuci tangan, kuku, sandal, keramas, sikat gigi, ganti baju)

Mandi : kamar mandi dalam rumah, sehari 2x

Cuci tangan : setiap mau makan

Sandal : sandal jepit

Keramas : 2 hari sekali

Sikat gigi : setiap mandi

Ganti baju : setiap mandi

Rekreasi : tidak pernah

Ibadah : di rumah, terkadang di Masjid

Pola membersihkan rumah: ketika bangun tidur (pagi ahri)

Pola pengobatan (tradisional, puskesmas, dll) : obat dari puskesmas yaitu amplodipin,

simvastatain, dan prednisolon

Pola hubungan social : ngobrol depan rumah

Pola aktivitas kemasyarakatan : tidak ada

Pola kunjungan ke posyandu : tidak ada

Keadaan Rumah yang Mempengaruhi Penyakit dalam Keluarga atau Dapat Menimbulkan

Penyakit di Kemudian Hari

Kebersihan rumah : baik

Vektor penyakit : nyamuk, tikus.

Keadaan udara/ polusi dalam rumah : polusi merokok terkadang di dalam rumah, tidak

ada jendela hanya pintu satu

Luas rumah/ meter bangunan : 5 x 6 meter2

Luas tanah : tidak tahu

Jumlah orang yang tinggal dalam rumah : 3

Luas kamar pasien atau yang sakit : tidak tahu

Jumlah orang yang tinggal sekamar dengan yang sakit : 3 orang

Page 5: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Jenis lantai : keramik

Jenis tembok : batu bata dengan semen

Jenis atap : asbes

Perbandingan ventilasi rumah (udara, sinar matahari) : hanya lewat pintu masuk

Perbandingan ventilasi kamar (udara, sinar matahari) : hanya lewat pintu masuk

Keadaan dapur dan kebersihan : baik

Tempat penyimpanan makanan : kulkas

Tempat penympanan alat makan : lemari dengan kaca

Tempat cuci tangan : kamar mandi

Keadaan kamar mandi : tersedia semua dan baik

Sumber air sehari-hari : dari PAK

Tempat penyimpanan air : bak air

Sumber air minum : air PAM dimasak sendiri

Kebersihan tempat penyimpanan air minum : termos

Tempat sampah did alam rumah : diletakkan dalam plastic di depan rumah

Sumber pencahayaan dalam rumah : sumber cahaya hanya berasal dari lampu

Sistem pembuangan air limbah : air limbah dialirkan langsung ke dalam got

Tempat sampah di luar rumah : ada

Keadaan pekarangan (tanaman, kebersihan, tanah) : tidak ada tanaman

Pemeriksaan Fisik

Pengukuran tekanan darah arteri yang umumnya menggunakan sphygmomanometer dan

stetoskop akan menghasilkan dua buah angka hasil pencatatan, yaitu tekanan darah sistol dan

tekanan darah diastol. Angka pertama yang lebih besar nilainya, menunjukkan tekanan darah

sistol. Tekanan darah sistol merupakan tekanan darah terhadap dinding arteri ketika jantung

sedang berkontraksi memompa darah. Angka kedua yang lebih kecil nilainya, menunjukkan

tekanan darah diastol. Tekanan darah diastol merupakan tekanan darah terhadap dinding arteri

ketika jantung sedang berelaksasi di antara dua kontraksi. Tekanan darah diastol juga

menggambarkan keadaan elastisitas dinding arteri.4 Tekanan darah diastol akan menurun setelah

usia 50an oleh karena elastisitas dinding arteri yang berkurang.3

Page 6: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Pencatatan nilai tekanan darah sistol dilakukan terlebih dahulu dan kemudian nilai

tekanan darah diastol. Kedua angka ini dipisahkan oleh sebuah garis miring. Sebagai contoh,

tekanan darah sistol sebesar 120 mmHg dan tekanan darah diastol sebesar 80 mmHg akan dicatat

sebagai 120/80 mmHg.3

Pada Ibu Sukini didapat pemeriksaan tekanan darah 140/110, pemeriksaan respiratory

rate didapatkan 16 kali per menit, untuk nadi 80 kali per menit, dan untuk suhu didapat normal

37o C. Berat badan Ibu Sukini kurang lebih 65 kg dengan tinggi badan 162cm, anaknya Nico

pada pemeriksaan tekanan darah didapat 120/70, pemeriksaan respiratory rate didapatkan 12 kali

per menit, untuk nadi 72 kali per menit, dan untuk suhu didapat normal 37o C.Karena suami Ibu

Sukini tidak ada di rumah maka tidak dapat dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan Penunjang

Ibu Sukini juga mengatakan bahwa ia pernah melakukan pemeriksaan laboratorium. Dan

hasil yang ia dapat adalah kadar kolesterol yang tinggi dan kadar asam urat yang tinggi.

Diagnosis Kerja

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic

(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat

pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat

digital lainnya.4

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat

aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari,

tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka

pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau

berolahraga.4

Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan

pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-

kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus

menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya

Page 7: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini

merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.4

Joint National Committee (JNC) (sebuah komite yang menyediakan panduan mengenai

pencegahan, deteksi, evaluasi dan penanganan hipertensi), dalam laporannya yang ke-7,

membuat sistem klasifikasi hipertensi sebagai berikut:5

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi pada Orang Dewasa (18 tahun ke atas)

Gejala Klinis

Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan

bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer karena

dua hal, yaitu:4

• Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala

khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya

jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan

mengukur tekanan darah secara teratur.

• Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko

besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan

jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.

Page 8: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara

tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan

darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.4

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:4

• Sakit kepala

• Kelelahan

• Mual

• Muntah

• Sesak nafas

• Gelisah

• Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,

jantung dan ginjal.

• Sering buang air kecil terutama di malam hari

• Telinga berdenging

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma

karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang

memerlukan penanganan segera.4

Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari

angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis

penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di

hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.

Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin

II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH

diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas

dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar

Page 9: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk

mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan

dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan

meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks

adrenal.6

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk

mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)

dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan

kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah.6

Page 10: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Gambar 1. Patofisiologi Hipertensi

Faktor Resiko

Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan serta

faktor yang tidak dapat dimodifikasi.4

a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau dikendalikan

1. Genetik

Page 11: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga

tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dengan orangtua hipertensi

mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada individu

yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Pada 70-80% kasus

Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat

hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih

besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),

apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor

genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.4

2. Umur

Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia. Individu yang

berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama

dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada

orang yang bertambah usianya.4

3. Jenis Kelamin

Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.

Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas

kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi lebih banyak terjadi pada

perempuan.4

4. Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit

putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang kulit hitam

ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin lebih

besar.4

5. Penyakit Ginjal

Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu

berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah

tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri

renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau

kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.4

6. Obat-obatan

Page 12: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Penggunaan obat-obatan seperti beberapa obat hormon (Pil KB), Kortikosteroid,

Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, dan Kayu manis (dalam jumlah sangat besar),

termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering)

dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Minuman yang mengandung alkohol

juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah

tinggi.4

7. Preeklampsi pada kehamilan

Preeklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90

mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga)

atau bisa lebih awal terjadi. Preeklamsi terjadi sebagai akibat dari gangguan fungsi

organ akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan

iskemia plasenta (ari-ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang

membawa nutrisi ke janin.4

8. Keracunan timbal akut

Timbal bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung henle, serta

menyebabkan aminosiduria, sehingga timbul kelainan pada ginjal (Peradangan dan

cedera pada salah satu atau kedua ginjal) bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah

tinggi.4

b. Faktor yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan

1. Stress

Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung

sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik. Adapun stres ini dapat

berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.

Mekanisme hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf

simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf

parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.4

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara

intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan

tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka

kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal

Page 13: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat

yang tinggal di kota.4

2. Obesitas

Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan

dengan tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun normotensi. Pada populasi

yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai peningkatan

tekanan darah sesuai peningkatan umur. Obesitas terutama pada tubuh bagian atas

dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian perut.4

3. Nutrisi

Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan garam yang

tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang

secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah.4

Asupan garam tinggi yang dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang

dapat terdeteksi adalah lebih dari 14 gram per hari atau jika dikonversi kedalam

takaran sendok makan adalah lebih dari dua sendok makan.4

4. Merokok

Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor risiko

hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan faktor risiko yang potensial

untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan hipertensi khususnya dan

penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.4

5. Kurang olahraga

Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya

hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.4

Pencegahan

Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik seperti konsumsi

makanan kaya serat, kurangi konsumsi garam dan pola diet rendah lemak jenuh, total lemak dan

kolesterol serta aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan

mengkonsumsi alkohol yang diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi,

walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti. Disarankan untuk mengurangi konsumsi

Page 14: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur),

penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam

dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu

sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih disebabkan oleh budaya masak-memasak

masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.1

Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang

tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.

Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar

rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).1

Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan

(MSG). Budaya penggunaan MSG sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan.

Hampir semua ibu rumah tangga, penjual makanan, dan penyedia jasa katering selalu

menggunakannya. Penggunaan MSG di Indonesia sudah begitu bebasnya, sehingga penjual

bakso, bubur ayam, soto, dan lain-lain, dengan seenaknya menambahkannya ke dalam mangkok

tanpa takaran yang jelas.1

Beberapa bentuk pencegahan penyakit hipertensi antara lain :1

a. Pencegahan primordial

b. Promosi kesehatan

c. Proteksi dini : kurangi garam sebagai salah satu faktor risiko

d. Diagnosis dini : screening, pemeriksaan/check-up

e. Pengobatan tepat : segera mendapatkan pengobatan komperhensif dan kausal

awal keluhan

f. Rehabilitasi : upaya perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bisa

diobati.

Pengobatan

Lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak dapat dikendalikan dengan hanya satu obat saja

dan membutuhkan dua atau lebih kombinasi obat antihipertensi dari kelas yang berbeda. Diuretik

Page 15: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

merupakan obat yang direkomendasikan sebagai obat yang pertama kali diberikan, jika penderita

hipertensi memerlukan terapi farmakologis, kecuali jika terdapat efek samping.7

Semua obat antihipertensi bekerja pada salah satu atau lebih tempat pengaturan tekanan

darah berikut:7

1. Resistensi arteriol

2. Kapasitansi venule

3. Pompa jantung

4. Volume darah

Obat-obat antihipertensi tersebut juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat kerja

utamanya, antara lain:7

1. Diuretik yang menurunkan tekanan darah dengan mengurangi kandungan natrium

tubuh dan volume darah

a. Thiazide diuretic

b. Loop diuretic

c. Potassium sparing diuretic

2. Agen-agen simpatoplegia yang menurunkan tekanan darah dengan mengurangi

resistensi pembuluh darah perifer, menghambat kerja jantung dan meningkatkan

kapasitansi darah dengan memvasodilatasi vena

a. Beta-blocker

b. Alpha-1 blocker

c. Central alpha-2 agonist

3. Vasodilator direk yang menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos

pembuluh darah, sehingga menurunkan resistensi dan meningkatkan kapasitansi

pembuluh darah.

a. Calcium channel blocker

b. Hydralazine

c. Minoxidil

4. Agen yang menghambat produksi atau kerja dari angiotensin sehingga menurunkan

resistensi pembuluh darah perifer dan juga volume darah.

Page 16: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

a. Angiotensin Converting Enzyme inhibitor

b. Angiotensin II antagonist

c. Aldosterone receptor blocker

Kenyataan bahwa obat-obat dari golongan yang berbeda ini bekerja dengan mekanisme

yang berbeda pula, membuat kombinasi obat-obat yang berbeda golongan tersebut dapat

meningkatkan efektifitas dan juga dalam beberapa kasus menurunkan toksisitas dari terapi

farmakologis.7

Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah :

1. CCB dan ACEI atau ARB

2. CCB dan BB

3. CCB dan diuretika

Pada saat menanyakan Ibu Sukini, ia mengatakan bahwa ia sedang menjalani pengobatan

dengan menggunakan Prednisolon, Amlodipin dan Simvastatin.

Page 17: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

Gambar 2. Algoritma Penanganan Hipertensi

III. Kesimpulan

Hipertensi adalah penyakit yang insidensnya selalu meningkat. Penyakit ini juga dapat

meningkatkan resiko terkena penyakit kardiovakuler lainnya. Bertambahnya usia seseorang

dapat meningkatkan angka kejadian hipertensi, tetapi dengan menggunakan obat yang tepat

penyakit ini dapat mengobati hipertensi. Namun, selain penggunaan obat-obatan, seorang

penderita hipertensi juga harus memperbaiki pola hidupnya. Seperti pada Ibu Sukini, ia jarang

berolah raga sehingga meningkatkan resiko hipertensi dan setelah dilakukan pemeriksaan, hasil

yang didapat adalah 140/110 yang merupakan hipertensi stage 1.

Page 18: Faktor Pencetus Hipertensi Pada Manusia

IV. Daftar Pustaka

1. Whelton PK. Epidemiology and the prevention of hypertension. USA:J Clin Hypertens;2004.h.636-42.

2. Gleadle, Jonathan. Pengambilan anamnesis. Dalam : At a glance anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007. h. 1-17.

3. Beevers G, Lip GYH, O’Brien E. ABC of hypertension : Blood pressure measurement. USA:BMJ;2001.h.322.1043-7.

4. Fisher NDL, Williams GH. Hypertensive vascular disease. In : Kasper DL, Fauci AS,

Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, et all, editors. Harrison’s principle of internal

medicine. 16th edition. New York : McGraw Hill; 2005.h.1463-80.

5. U.S. Department of Health and Human Services. The seventh report of the joint

national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood

pressure. National Institute of Health : 2004.

6. Armilawaty, dkk. Hipertensi dan faktor resiko dalam kajian epidemiologi.

Makassar:FKM Unhas;2007.

7. Benowitz NL. Antihypertensive agents. In : Katzung, Bertram G, editor. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore : The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2004.h.160-83.