faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan …ejournalunigoro.com/sites/default/files/13...

8
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI SALAK (Salacca Edulis Reinw) Studi Kasus di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur NONO HARI BUDIYANTO Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro Jl. Lettu Suyitno No.2, Bojonegoro, 62119 E-mail: [email protected] Abstrak Bojonegoro adalah salah satu sentra produksi salak di Jawa Timur, salah satunya adalah salak Wedi. Salak merupakan tanaman yang berbuah sepanjang tahun dan tahan terhadap hama penyakit.Tanaman salak sangat berpotensi mampu memberikan konstribusi ekonomi yang cukup tinggi bagi petani, namun pada faktanya pendapatan dari pembudidayaan salak belum mampu meningkatkan taraf hidup mereka. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani salak. Manfaat penelitian : 1. Sebagai acuan dalam rangka pembanggunan dibidang tanaman holtikultura 2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah, lembaga yang terkait untuk menentukan kebijakan dalam usaha peningkatan pendapatan petani 3. Sebagai bahan perbandingan dan acuan kepada peneliti yang ingin meneliti hal serupa. Hipotesis dari penelitian ini adalah 1. Diduga variabel jumlah produksi (X1), luas lahan (X2), dan harga jual (X3), secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani (Y) salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro 2. Diduga variabel jumlah produksi (X1), luas lahan (X2), dan harga jual (X3), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani (Y) salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Metode penelitian dilakukan dengan cara sengaja dengan menggunakan metode Stratified Random Sampling yang didasarkan pada luas lahan petani salak. Jumlah populasi petani salak adalah 124, dari jumlah tersebut diambil 55 petani salak sebagai responden. Metode analisis yang digunakan dalam peneitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan analisis linier berganda yang penghitungannya dengan mengunakan SPSS. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah produksi (X1), luas lahan (X2), dan harga (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikant terhadap pendapatan usahatani salak Desa Wedi. Pengaruh signifikant dari variabel bebas terhadap variabel terikat, hal ini ditunjukkan oleh hasil uji F dimana F hitung > Ftabel dengan taraf signifikant 5%. Hasil penggujian secara parsial, variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat diantara seluruh variabel-variabel bebas, hanya variabel luas lahan (X2) saja yang tidak berpengaruh secara signifikant terhadap pendapatan ushatani salak Wedi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai t hitung ( 1.067) < t tabel (1,298). Sedangkan variabel bebas lainnya yaitu jumlah produksi (X1) t hitung 11.999 dan harga (X3) dengan t hitung 12.325 berpengaruh secara significant terhadap pendapatan usahatani salak Wedi, hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dimana t hitung > t tabel dengan taraf signifikant 5%. Katakunci usahatani salak, analisis, pendapatan

Upload: trinhminh

Post on 22-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

USAHATANI SALAK (Salacca Edulis Reinw) Studi Kasus di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Propinsi

Jawa Timur

NONO HARI BUDIYANTO

Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro

Jl. Lettu Suyitno No.2, Bojonegoro, 62119

E-mail: [email protected]

Abstrak Bojonegoro adalah salah satu sentra produksi salak di Jawa Timur, salah satunya adalah salak

Wedi. Salak merupakan tanaman yang berbuah sepanjang tahun dan tahan terhadap hama

penyakit.Tanaman salak sangat berpotensi mampu memberikan konstribusi ekonomi yang cukup

tinggi bagi petani, namun pada faktanya pendapatan dari pembudidayaan salak belum mampu

meningkatkan taraf hidup mereka. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui variabel

yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani salak. Manfaat penelitian : 1.

Sebagai acuan dalam rangka pembanggunan dibidang tanaman holtikultura 2. Sebagai bahan

informasi bagi pemerintah, lembaga yang terkait untuk menentukan kebijakan dalam usaha

peningkatan pendapatan petani 3. Sebagai bahan perbandingan dan acuan kepada peneliti yang ingin

meneliti hal serupa. Hipotesis dari penelitian ini adalah 1. Diduga variabel jumlah produksi (X1), luas

lahan (X2), dan harga jual (X3), secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

usahatani (Y) salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro 2. Diduga variabel jumlah

produksi (X1), luas lahan (X2), dan harga jual (X3), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan usahatani (Y) salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Metode

penelitian dilakukan dengan cara sengaja dengan menggunakan metode Stratified Random Sampling

yang didasarkan pada luas lahan petani salak. Jumlah populasi petani salak adalah 124, dari jumlah

tersebut diambil 55 petani salak sebagai responden. Metode analisis yang digunakan dalam peneitian

ini adalah deskriptif kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen digunakan analisis linier berganda yang penghitungannya dengan

mengunakan SPSS. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah produksi (X1), luas

lahan (X2), dan harga (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikant terhadap pendapatan

usahatani salak Desa Wedi. Pengaruh signifikant dari variabel bebas terhadap variabel terikat, hal ini

ditunjukkan oleh hasil uji F dimana F hitung > Ftabel dengan taraf signifikant 5%. Hasil penggujian secara

parsial, variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat diantara seluruh variabel-variabel

bebas, hanya variabel luas lahan (X2) saja yang tidak berpengaruh secara signifikant terhadap

pendapatan ushatani salak Wedi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai t hitung ( 1.067) < t tabel

(1,298). Sedangkan variabel bebas lainnya yaitu jumlah produksi (X1) t hitung 11.999 dan harga (X3)

dengan t hitung 12.325 berpengaruh secara significant terhadap pendapatan usahatani salak Wedi, hal ini

ditunjukkan oleh hasil uji t dimana t hitung > t tabel dengan taraf signifikant 5%.

Katakunci – usahatani salak, analisis, pendapatan

2

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan dari pembangunan

pertanian adalah untuk meningkatkan

pendapatan petani. Tujuan tersebut dapat

terlaksana dengan baik apabila disertai

perombakan berbagai segi kehidupan

masyarakat. Dengan demikian pembangunan

juga meniadakan ketimpangan, menggurangi

ketidakmerataan dan menghalau kemiskinan

petani pada khususnya.

Setiap daerah di Indonesia memiliki

potensi yang tinggi untuk dapat mengembangkan

sektor petanian. Keberadaan sektor pertaian

selama ini telah terbukti mampu memperbaiki

taraf hidup masyarakat, meskipun hal ini belum

merata menyentuh pedesaan secara keseluruhan.

Kemampuan sektor pertanian sendiri dapat

ditunjukkan dengan aktivitas dalam

meningkatkan pendapatan petani.

Sebagai negara tropis, Indonesia kaya

akan buah–buahan yang merupakan salah satu

tanaman hortikultura yang pantas untuk

dipertimbangkan. Salah satu komoditas buah–

buahan yang dapat dikembangkan di Indonesia

adalah tanaman buah salak. Salak merupakan

salah satu buah-buahan asli Indonesia yang

menguntungkan dari segi usahatani dan juga bisa

menjadi komoditi yang menarik untuk

dikembangkan, sebagai komoditi untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun

eksport. Sebenarnya tanaman salak tidak hanya

menguntungkan dari analisis usaha tani saja, tapi

juga dari sudut pemanfaatan lahan dan

pengamanan lingkungan (Anarsis, 2009).

Salak merupakan jenis tanaman yang

berbuah sepanjang tahun dan tahan terhadap

hama penyakit, selain itu salak juga banyak

digemari masyarakat, baik dimakan segar,

maupun diolah menjadi manisan dan asinan

(kusuma dkk, 1995). Tanaman salak diduga

berasal dari pulau Jawa yang sudah

dibudidayakan sejak ratusan tahun silam. Pada

masa penjajahan, tanaman ini dibawa ke pulau-

pulau lain dan akhirnya tersebar luas sampai ke

Filipina, Malaysia, Brunai, dan Thailand (

Nazarudin dan Kristiawati, 1997 ).

Bojonegoro merupakan salah satu

sentra produksi salak di Jawa Timur, salah

satunya ada salak Wedi. Salak Wedi beda

dengan salak pada umumnya. Salak ini memiliki

rasa yang manis dan terasa berpasir. Salak Wedi

ini bisa ditemui dihampir rumah–rumah

penduduk Kabupaten Bojonegoro, khususnya di

daerah Wedi dan desa–desa sekitarnya.

Sebagai salah satu tanaman yang

berpotensi seharusnya salak Wedi mampu

memberikan konstribusi ekonomi yang cukup

tinggi bagi para petaninya. Pada faktanya

pendapatan dari pembudidayaan salak belum

mampu meningkatkan taraf hidup mereka.

METODE

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Tempat dan waktu penelitian

Penentuan daerah penelitian ini dengan

cara sengaja (purposive), yaitu di desa Wedi

Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro.

Alasan penentuan lokasi penelitian adalah

karena desa Wedi Kecamatan Kapas merupakan

salah satu daerah sentra produksi salak di

Kabupaten Bojonegoro, namun rata-rata

produktivitas salak cenderung masih rendah dan

harga jual yang berkibat kepada pendapatan

petani tidak menentu. Ruang lingkup penelitian

ini terbatas pada faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani salak Penelitian dilaksanakan

pada bulan Maret s/d bulan Mei 2015.

Metode Pengambilan Petani Contoh

Sebelum pengambilan petani contoh,

terlebih dahulu dilakukan sensus pada petani

yang berusahatani salak. Metodhe yang

dilakukan untuk pengmbilan petani contoh

dalam penelitian ini adalah metodhe

distratifikasi seimbang (proportionate stratified

random sampling) yang didasarkan pada luas

lahan petani. Kemudian membagi populasi

penjadi beberapa kelas (strata). Setiap strata

memuat unsur-unsur yang sama atau kurang

sama (seragam).

Menurut Arikunto, 2006 populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian. Dengan

demikian jumlah anggota seluruh kelompok tani

yang da di desa Wedi merupakan populasi dalam

penelitianini dan memiliki kesempatan yang

sama untuk diteliti.

Kemudian jumlah populasi yang ada

dikelompokkan kembali berdasarkan strata luas

lahan pertanian yang dimiliki. Hal ini

dikarenakan luas lahan pertanian digunakan

sebagai dasar srata dalam penelitian ini. Luas

lahan pertanian dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (Soekartawi, 1989).

1) Strata lahan sempit yang dimiliki petani

kecil adalah < 0,5 hektar.

2) Strata lahan sedang yang dimiliki petani

adalah 0,5 – 0,8 hektar.

3

3) Strata lahan luas yang dimiliki oleh petani

besar adalah > 0,8 hektar.

Untuk lebih jelasnya jumlah populasi menurut

kategori penguasaan lahan tersaji pada tabel 1 di

bawah ini.

Tabel 1 : Jumlah Populasi Berdasarkan Kategori

Penguasaan Lahan di Desa Wedi

Kecamatan Kapas

Setelah mengetahui jumlah populasi

pada daerah penelitian, langkah berikutnya

adalah memilih secara acak sejumlah sampel

petani.Untuk menentukan besarnya sampel dari

suatu populasi dapat dihitung denagn rumus

Slovin (Sevilla dan Consuelo, 1993) dan (Uma

Sekaran , 2000) sebagai berikut :

n = 𝑵

𝟏+(𝑵(𝑴𝒐𝒆)𝟐)

dimana :

n : Jumlah sampel

N : jumlah populasi

Moe : Margin of eror maksimum (

kesalahan yang masih ditoleransi

diambil 10%)

Untuk menentukan jumlah sampel

sebagai responden pada setiap stratum dilakukan

dengan metode proportional stratified random

sampling, yaitu sampel petani kecil dengan

kriteria luas lahan tanaman salak < 0,5 hektar ,

sampel petani sedang dengan kriteria luas lahan

antara 0,5 - 0,8 hektar, dan sampel petani besar

dengan kriteria luas lahan > 0,8 hetar. Alokasi

penentuan anggota sampel dapat dilakukan

sebagai berikut :

ni = 𝑵𝒊

𝑵 𝑿 𝒏

Dimana :

ni : Ukuran sampel dari stratum ke i

Ni : Populasi pada stratum ke i

N : Populasi pada desa sampel

n : Jumlah sampel yang ditetapkan

Metode Pengumpulan Data

Jenis sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah

subyek darimana data yang diperlukan dapat

diperoleh (Arikunto, 2002). Penelitian ini

menggunakan dua jenis data yaitu :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari

tanya jawab dengan petani yang meliputi

data tentang luas tanah sawah, proses

produksi pertanian, penggunaan faktor

produksi, biaya-biaya yang dikeuarkan

untuk usahatani,produksi yang dihasilakan

untuk satu kali musim tanam dan pendapatan

yang diterima satu kali musim panen.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diproleh

dalam bentuk yang sudah jadi berupa

publikasi atau data yang dikumpulkan oleh

pihak lain. Data sekunder diperoleh dari

kantor BPS, kantor kelurahan.

Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data dalam suatu

penelitian ilmiah dimaksudkan untuk bahan atau

data yang relevan dan akurat yang hendak kita

teliti. Oleh karena itu perlu digunakan metodhe

pengumpulan data yang baik dan cocok. Dalam

penelitian ini digunakan method pengambilan

data berupa :

1. Metode interview (wawancara) adalah

mengadakan dialog antara pewawancara

dengan terwawancara guna mendapatkan

informasi.

2. Kuisioner adalah member pertanyaan tertulis

pada responden.

3. Observasi, dengan cara mengadakan penelitian

langsung terhadap obyek yang akan diteliti.

4. Study pustaka, yaitu berasal dari berbagai

study literatur, majalah dan terbitan lainnya

yang ada hubungannya dengan masalah

yang diteliti.

Metode Analisis Data

Berdasarkan data yang pernah diperoleh

dilapangan,kemudian disusun dalam bentuk

tabulasi data yang akan digunakan untuk

analisis. Metodhe analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Untuk

mengetahui entang karakteristik petani dan

hubungannya denag pendapatan digunakan

analisis deskriptif. Sedangkan untuk

menganalisis hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen

digunakan analisis linier bergandra yang

penghitungannya dengan mengunakan SPSS.

No Strata Batasan

Strata

(Ha)

Populasi Sampel

1 Lahan

sempit

< 0,5 55 24

2 Lahan

sedang

0,5 – 0,8 46 21

3 Lahan

luas

> 0,8 23 10

Jumlah 124 55

4

Untuk mengetahui pengaruh faktor-

faktor produksi terhadap tingkat poduksi salak

dapat dianalisis dengan menggunakan rumus

analisis regres linier berganda sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Keterangan :

Y : Pendapatan

α : konstanta, β1, β2, β3

X1 : Variabel Jumlah Produksi (biji)

X2 : Variabel Luas Lahan (m2)

X3 : Harga (Rp/100)

ε : Tingkat Kesalahan

Uji Hipotesis secara serempak yaitu

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh nyata

antara semua variabel bebas dan variabel terikat,

digunakan Uji-F (Sudjana, 2003).

Fhitung = 𝑹𝟐/𝑲

(𝟏−𝑹𝟐)/(𝒏−𝒌−𝟏)

Keterangan:

R2 = Koefisien determinan

K = Konstanta (jumlah variabel bebas)

n = Jumlah populasi

Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, brearti secara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap variabel

bebas da terikat.

H1 : b1 # b2 # b3 # 0, berari secara bersama-

sama ada pengaruh nyata antara variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujian yang dipakai dalam Uji-F :

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya variabel bebas secara

simultan berpengaruh nyata terhadap

variabel terikat.

Jika F < F, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Artinya variabel bebas secara simultan tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Uji hipotesis variabel bebas secara

parsial, adalah untuk mengetahui variabel bebas

mana yang dominan berpengaruh terhadap

variabel terikat, digunakan Uji t dengan rumus:

thitung = 𝒃𝒊

𝑺𝒆(𝒃𝒊)

Keterangan:

bi : Koefisien regresi

Se : Standart eror (Sudjana, 2003)

Maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, tidak ada pengaruh

nyata antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

H1 : b1 # b2 # b3 # 0, ada pengaruh nyata

antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Kriteria pengujian yang dipakai dalam Uji t :

Apabila thitung > ttabel atau thitung < ttabel , maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada

pengaruh nyata secara parsial antara variabel

bebas dengan variabel terikat.

Apabila ttabel ≥ thitung atau ttabel ≤ thitung , maka

H0 diterima dan H1 ditolak . Artinya tidak

ada pengaruh nyata secara parsial antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Karakteristik petani responden

Karakteristik petani merupakan aspek

penting dalam menilai keberhasilan usahatani.

Seseorang yang mempunyai kemampuan

pendidikan yang baik, dan berpengalaman lebih

banyak serta mempunyai kemampuan teknis

yang memadai akan berada pada posisi yang

terbaik (Setianingsih et al, 2000).

Karakteristik petani responden merupakan

latar belakang keadaan petani yang menentukan

dasar bagi tanggapan serta sifat-sifat yang

dimiliki. Dalam penelitian ini karakteristik

petani responden menyangkut usia, tingkat

pendidikan, dan luas lahan pengusahaan lahan

petani bawang merah.

a. Umur petani

Umur petani responden bervariasi dari

umur 30 tahun sampai 72 tahun. interval umur

dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : Umur

muda, umur setengah tua dan umur tua. Berikut

komposisi umur petani responden yang disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 11 : Prosentase Jumlah Petani Responden

Menurut Klasifikasi Umur di Desa

Wedi, Kecamatan Kapas,

Kabupaten Bojonegoro Tahun

2014

No. Klasifikasi

umur (th)

Jumlah

(orang)

Prosentase

(%)

1. Muda 4 7

2. Setengah Tua 33 60

3. Tua 18 33

Jumlah 55 100

Sumber : Data Primer Diolah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa

petani yang berumur setengah tua yaitu

sebanyak 33 orang atau 60%, tua sebanyak 18

orang atau 33%, sedangkan yang berumur muda

5

yaitu sebanyak 4 orang atau 7%. Berdasarkan

tabel diatas menunjukkan bahwa petani

responden yang bertani salak kebanyakan

berumur setengah tua, hal tersebut menunjukkan

bahwa usahatani salak di daerah penelitian

banyak dikembangkan oleh orang-orang yang

masih berusia produktif. Biasanya, orang-orang

yang masih berusia produktif memiliki semangat

yang tinggi untuk mengembangkan usahanya

karena pada usia tersebut terdapat dorongan

kebutuhan yang tinggi. Di lain pihak banyak

generasi muda tidak ingin bekerja pada sektor

pertanian. Mereka menganggap bertani

merupakan pekerjaan berat yang membutuhkan

tenaga besar, bukan pekerjaan yang cepat

menghasilkan uang tunai.

b. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan petani responden

bervariasi dari SD sampai S1. Dengan

pendidikan dan pengetahuan yang luas akan

mempengaruhi daya pikir dan penentuan sikap.

Selanjutnya akan disajikan data tingkat

pendidikan petani responden dalam tabel berikut

:

Tabel 12 : Prosentase Jumlah Petani Responden

Menurut Tingkat Pendididkan di

Desa Wedi, Kecamatan Kapas,

Kabupaten Bojonegoro Tahun

2014

No. Pendidikan Jumlah(org) Prosentase(%)

1. SD 34 62

2. SMP 7 13

3. SMA 11 20

4. S1 3 5

Jumlah 55 100

Sumber : Data Primer Diolah

Dari tabel di atas dapat digambarkan

bahwa petani responden yang berpendidikan

SMP sebanyak 7 orang atau 13%, SMA

sebanyak 11 orang atau 20%, dan yang

berpendidikan SD sebanyak 34 orang atau 62%,

sedangkan sisanya adalah berpendidikan S1

yaitu sejumlah 3 orang atau 5%. Semakin tinggi

tingkat pendidikan biasanya lebih banyak

pengetahuan yang dimiliki dan hal tersebut juga

akan berpengaruh terhadap usahatani karena

terkait akan hal-hal atau inovasi baru.

c. Luas lahan

Berdasarkan data primer yang telah diolah

luas lahan petani responden dapat disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 13 : Prosentase Jumlah Petani Responden

Menurut Luas Lahan di Desa Wedi,

Kecamatan Kapas, Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2014

No. Luas Lahan

(Ha)

Jumlah

(Orang) Prosentase(%)

1. 0,1 – 0,3 18 33

2. 0,4 – 0,6 21 38

3. 0,7 – 1 13 24

4. > 1 3 5

Jumlah 55 100

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel , menunjukkan bahwa

luas lahan yang dimiliki petani responden rata-

rata sedang, yaitu 0,1 ha - 0,3 ha sebanyak 18

orang atau 33%, sedangkan sisanya sejumlah 3

orang atau 12% memiliki luas lahan sempit yaitu

0,2 ha. Luas lahan akan mempengaruhi

produktifitas dan pendapatan serta kesejahteraan

yang akan mereka peroleh, semakin sempit lahan

akan semakin sedikit pula produksi dan

pendapatan yang dihasilkan.

Pembahasan

Hasil dari analisis regresi

Dengan menggunakan data primer yang

diperoleh melalui kuisioner yang diisi oleh 55

petani contoh di Desa Wedi, Kapas, Kabupaten

Bojonegoro langkah selanjutnya yang digunakan

adalah memakai analisis statistik SPSS untuk

diolah lebih lanjut. Analisa yang digunakan

dalam penelitian ini berupa analisa regresi

korelasi dengan menggunakan statistic uji yaitu

koefisien determinan (𝑅2) yang telah

disesuaikan, Uji F dan uji t. Berdasarkan hasil

pengolahan data seperti pada lampiran, secara

ringkas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 14 : Uji Regresi Linier Berganda

Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Variabel Koefisien

Regresi

Standart

Eror

Nilai

t

Jumlah

Produksi (X1) 231,451 19,289

11,99

9

Luas

Lahan(X2) 36,483 34,200 1,067

Harga

Jual(X3) 96,329 7,816

12,32

5

Konstan = - 2327968,590

F = 342,362

R2 = 0,953

6

Persamaan regresi linier berganda

diperoleh hasil sebagai berikut :

Y = - 2327968,590 + 231,451 X1 + 36,483 X2 +

96,329 X3

Nilai konstanta -2327968,590

menunjukkan bahwa jika variabel jumlah

produksi(X1), luas lahan (X2), dan harga jual

(X3) dianggap tetap dan bernilai nol maka nilai

pendapatan mengalami penurunan sebesar -

2327968,590 dari hasil yang seharusnya bisa

didapatkan.

Koefisien regresi jumlah produksi

sebesar 231,451 artinya jika ada kenaikan satu

skor jumlah produksi, maka hal tersebut akan

meingkatkan pendapatan sebesar 231,451 dari

hasil produksi tanaman salak di Desa Wedi

Kecamatan Kapas, begitu pula sebaliknya.

Koefisien regresi luas lahan sebesar

36,483 artinya jika ada kenaikan satu skor luas

lahan, maka hal tersebut akan meningkatkan

pendapatan sebesar 36,483 dari hasil produksi

tanaman salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas,

begitu pula sebaliknya.

Koefisien regresi harga salak sebesar

96,329 artinya jika ada kenaikan satu skor harga

salak, maka hal tersebut akan meningkatkan

pendapatan sebesar 96,329 dari hasil produksi

salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas,begitu

pula sebaliknya.

Pegujian hipotesa

1. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independent jumlah produksi

(X1), luas lahan(X2), dan harga(X3), secara

serempak berdampak terhadap variabel

dependent pendapatan (Y) tanaman slak Desa

Wedi Kecamatan Kapas Kabpaten Bojonegoro.

Hasil analisis data dapat disajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 15 : Hasil F hitung

ANOVAa

Model

Sum

of

Squar

es

D

f

Mean

Squar

e

F Si

g.

1

Regression

Residual

Total

1.635

E+14

8.119

E+12

1.716

E+14

3

5

1

5

4

5.450

E+13

1.592

E+11

342

.36

2

0.

0

0b

a. Dependent Variabel : Pendapatan (Rp)

b. Predictors : (Constant), Harga (Rp/100),

Produksi (Biji), Luas (Ha)

Langkah-langkah penelitian adalah sebagai

berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3 = 0 (secara keseluruhan

tidak berpengaruh terhadap Y)

2. H1 : b1 # b2 # b3 # 0 (secara keseluruhan

berpengaruh terhadap Y)

Hasil uji F pada tabel diatas

menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar

342.362. Nilai ini lebih besar dari nilai F tabel

(342.362> Ftabel ), begitu pula dengan Sign yang

lebih kecil dari α 5% (0.000 < 0.05). Hasil

tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak H1

diterima, yang berarti secara serempak variabel

bebas jumlah produksi(X1), luas lahan (X2), dan

harga (X3) berpengaruh nyata terhadap variabel

terikat yaitu pendapatan tanaman salak (Y).

2. Uji t Untuk mengetahui pengaruh dari

masing-masing variabel bebas jumlah produksi

(X1), luas lahan (X2), dan harga (X3). Secara

parsial terhadap variabel terikat digunakan

analisis uji t. Untuk mengetahui variabel bebas

mana saja yang berpengaruh terhadap variabel

terikat dapat dilihat pada tabel berikut ;

Tabel 16 : Hasil t hitung

Variabel

Bebas t - hitung

t –

table Keterangan

Jumlah

produksi

(X1)

11.999 1,298 Signifikant

Luas lahan

(X2) 1.067 1,298

Tidak

significant

Harga (X3) 12.325 1,298 Signifikant

Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Hasil Uji t pada tabel diatas

menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang

diuji, ternyata hanya variabel produksi (X1) dan

variabel harga (X3) yang mempengaruhi

pendapatan (Y). Kesimpulan ini didapat dari

nilai t hitung keduanya yang lebih besar dari t

tabel. Di mana t hitung untuk variabel produksi

sebesar 11.999 dengan nilai Sign < α 5% (0.000

< 0,05). Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Sukirno dalam Septiara

(2014) produksi adalah hubungan yang bersifat

teknis yang menunjukkan sejumlah output yang

dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input

– input spesifik antar faktor – faktor produksi.

Artinya jika output salak yang diproduksi

mengalami peningkatan maka yang pendapatan

yang diperoleh oleh petani salak akan meningkat

pula.

Sedangkan t hitung untuk harga sebesar

12.325 dengan nilai Sign < α 5% (0.000 < 0,05).

7

Hal ini sesuai dengan teori menurut Kadariah

(dalam Alwi, 2009) adalah tingkat kemampuan

suatu barang atau jasa untuk ditukarkan dengan

barang lain, harga ditentukan oleh dua kekuatan

yaitu permintaan dan penawaran yang saling

berjumpa dalam pasar (tiap organisasi tempat

penjual dan pembeli suatu benda dipertemukan).

Hal sebaliknya terjadi untuk variabel

luas lahan, di mana nilai t hitungnya (sebesar

1,067) lebih kecil dari t tabel dengan Sign > α5%

(0,291 > 0,05), yang berarti bahwa variabel luas

lahan tidak mempengaruhi pendapatan. Hal ini

terjadi karena kurangnya pengairan yang ada,

sehingga mengakibatkan kwalitas produksi salak

menurun begitupun dengan harganya dan

berdampak pada pendapatan petani salak.

Soekartawi (1993) menyatakan bahwa bukan

berarti semakin luas lahan pertanian maka

semakin efisien lahan tersebut. Bahkan lahan

yang sangat luas dapat terjadi inefisiensi yang

disebabkan oleh :

1. Lemahnya pengawasan terhadap

penggunaan faktor produksi seperti bibit,

pupuk, obat – obatan dan tenaga kerja.

2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di

sekitar daerah itu yang pada akhirnya akan

mempengaruhi efisiensi usaha pertanian

tersebut.

3. Terbatasnya persediaan modal untuk

membiayai usaha pertanian

tersebut.(Soekartawi, 1993).

Sedangkan menurut Suratiyah (2006),

peran tanah sebagai faktor produksi dipengaruhi

oleh : letak lahan, intensifikasi dan kesuburan

tanah.

3. Uji determinasi (R2)

Uji determinasi digunakan untuk

mengetahui konstribusi dari variabel bebas

terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui hal

tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 17 : Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R

Squar

e

Adjuste

d R

Square

Std Error

of the

Estimate

1 .976a

.953 .950 398998.23

4

a. Predictors : (Constant), X1, X2, X3

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa

nilai korelasi (R) hubungan keempat variabel

tersebut sebesar 0,976, dimana hal ini

menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat

antara jumlah produksi, luas lahan, dan harga

terhadap pendapatan usahatani salak.

Sedangkan pada koefisien

determinasinya (R Square) sebesar 0,953. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan variabel

jumlah produksi, luas lahan, dan harga

mempengaruhi naik turunnya nilai pendapatan

usahatani salak sebesar 95,3%, dan masih ada

4,7% (100%-95,3%) variabel lainnya yang

mempengaruhi pendapatan usahatani salak

(selain ketiga variabel tadi).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka

kesimpulannya adalah :

a. Pengujian hipotesa diduga variabel jumlah

produksi (X), luas lahan (X), dan harga (X)

secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan usahatani salak Desa

Wedi. Pengaruh signifikan dari variabel

bebas terhadap variabel terikat, hal ini

ditunjukkan oleh hasil uji F dimana F hitung >

Ftabel dengan taraf signifikan 5%.

b. Hasil penggujian secara parsial, variabel

bebas yang berpengaruh terhadap variabel

terikat diantara seluruh variabel-variabel

bebas, hanya variabel luas lahan (X2) saja

yang tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan ushatani salak Wedi.

Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai t

hitung ( 1.067) < t tabel (1,298). Sedangkan

variabel bebas lainnya yaitu jumlah

produksi (X1) t hitung 11.999 dan harga (X3)

dengan t hitung 12.325 berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan usahatani

salak Wedi, hal ini ditunjukkan oleh hasil

uji t dimana t hitung > t tabel dengan taraf

signifikan 5%.

DAFTAR PUSTAKA

Anarsis Widji, 2009, Agribisnis Komoditas

Salak, Jakarta, PT Bumi Aksara,

Cetakan ke-3.

Anonimous, 2013, Monografi Desa Wedi 2013,

Kapas, Pemerintahan Desa Wedi.

Anonimous, 2014, Monografi Desa Wedi 2014,

Kapas, Pemerintahan Desa Wedi.

Arikunto Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi VI, Jakarta, Rineka Cipta,

Cetakan ke-13

8

Baroroh Ali, 2013, Analisis Multivariat dan

Time Series dengan SPSS 21, Jakarta, PT Gramedia.

Daniel Moehar, 2004, Pengantar Ekonomi

Pertanian, Jakarta, PT Bumi Aksara,

Cetakan ke-2

Nababan D Christofel, 2009, Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Petani Jagung Di

Kecamatan Tiga Binaga Kabupaten

Karo

.http://repository.usu.ac.id/bitstream/1

23456789/10381/1/09E00909.pdf

Rico Phahlevi, 2007, Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Petani

Padi Sawah Di Kota Padang

Panjang.http://ejournal.unp.ac.id/125

-225-1-SM.pdf

Santoso Budi, 2012, Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Hasil Produksi

Tanaman Belimbing, Skripsi,

Universitas Bojonegoro.

Soekartawi, 1993, Resiko Ketidakpastian

Dalam Agribisnis, Jakarta, Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian,

Bandung, Alfabeta, Cetakan ke-12.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

Bandung, Alfabeta, Cetakan ke-16.

Sunarjono Hendro, 2008, Berkebun 21 Jenis

Tanaman Buah, Jakarta, Penebar

Swadaya, Cetakan ke-7.

Suratiyah, Ken, 2006, Ilmu Usahatani, Jakarta,

Penebar Swadaya.

Suskendriyati Herwin, dkk, 2000, Studi

Morfologi dan Hubungan

Kekerabatan Varietas Salak

Pondoh(Salacca zalacca(Gaert.)

Voss.) di Dataran Tinggi

Sleman.http://biodiversitas.mipa.uns.

ac.id/D/D01204.pdf

Widagdo Indro, 2012, Analisis Faktor-Faktor

Produksi Yang Mempengaruhi

Tingkat Pendapatan Usahatani Padi

Sawah, Skripsi, Universitas

Bojonegoro