faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan …ejournalunigoro.com/sites/default/files/13...
TRANSCRIPT
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN
USAHATANI SALAK (Salacca Edulis Reinw) Studi Kasus di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Propinsi
Jawa Timur
NONO HARI BUDIYANTO
Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro
Jl. Lettu Suyitno No.2, Bojonegoro, 62119
E-mail: [email protected]
Abstrak Bojonegoro adalah salah satu sentra produksi salak di Jawa Timur, salah satunya adalah salak
Wedi. Salak merupakan tanaman yang berbuah sepanjang tahun dan tahan terhadap hama
penyakit.Tanaman salak sangat berpotensi mampu memberikan konstribusi ekonomi yang cukup
tinggi bagi petani, namun pada faktanya pendapatan dari pembudidayaan salak belum mampu
meningkatkan taraf hidup mereka. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui variabel
yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani salak. Manfaat penelitian : 1.
Sebagai acuan dalam rangka pembanggunan dibidang tanaman holtikultura 2. Sebagai bahan
informasi bagi pemerintah, lembaga yang terkait untuk menentukan kebijakan dalam usaha
peningkatan pendapatan petani 3. Sebagai bahan perbandingan dan acuan kepada peneliti yang ingin
meneliti hal serupa. Hipotesis dari penelitian ini adalah 1. Diduga variabel jumlah produksi (X1), luas
lahan (X2), dan harga jual (X3), secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
usahatani (Y) salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro 2. Diduga variabel jumlah
produksi (X1), luas lahan (X2), dan harga jual (X3), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan usahatani (Y) salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Metode
penelitian dilakukan dengan cara sengaja dengan menggunakan metode Stratified Random Sampling
yang didasarkan pada luas lahan petani salak. Jumlah populasi petani salak adalah 124, dari jumlah
tersebut diambil 55 petani salak sebagai responden. Metode analisis yang digunakan dalam peneitian
ini adalah deskriptif kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen digunakan analisis linier berganda yang penghitungannya dengan
mengunakan SPSS. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah produksi (X1), luas
lahan (X2), dan harga (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikant terhadap pendapatan
usahatani salak Desa Wedi. Pengaruh signifikant dari variabel bebas terhadap variabel terikat, hal ini
ditunjukkan oleh hasil uji F dimana F hitung > Ftabel dengan taraf signifikant 5%. Hasil penggujian secara
parsial, variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat diantara seluruh variabel-variabel
bebas, hanya variabel luas lahan (X2) saja yang tidak berpengaruh secara signifikant terhadap
pendapatan ushatani salak Wedi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai t hitung ( 1.067) < t tabel
(1,298). Sedangkan variabel bebas lainnya yaitu jumlah produksi (X1) t hitung 11.999 dan harga (X3)
dengan t hitung 12.325 berpengaruh secara significant terhadap pendapatan usahatani salak Wedi, hal ini
ditunjukkan oleh hasil uji t dimana t hitung > t tabel dengan taraf signifikant 5%.
Katakunci – usahatani salak, analisis, pendapatan
2
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan dari pembangunan
pertanian adalah untuk meningkatkan
pendapatan petani. Tujuan tersebut dapat
terlaksana dengan baik apabila disertai
perombakan berbagai segi kehidupan
masyarakat. Dengan demikian pembangunan
juga meniadakan ketimpangan, menggurangi
ketidakmerataan dan menghalau kemiskinan
petani pada khususnya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki
potensi yang tinggi untuk dapat mengembangkan
sektor petanian. Keberadaan sektor pertaian
selama ini telah terbukti mampu memperbaiki
taraf hidup masyarakat, meskipun hal ini belum
merata menyentuh pedesaan secara keseluruhan.
Kemampuan sektor pertanian sendiri dapat
ditunjukkan dengan aktivitas dalam
meningkatkan pendapatan petani.
Sebagai negara tropis, Indonesia kaya
akan buah–buahan yang merupakan salah satu
tanaman hortikultura yang pantas untuk
dipertimbangkan. Salah satu komoditas buah–
buahan yang dapat dikembangkan di Indonesia
adalah tanaman buah salak. Salak merupakan
salah satu buah-buahan asli Indonesia yang
menguntungkan dari segi usahatani dan juga bisa
menjadi komoditi yang menarik untuk
dikembangkan, sebagai komoditi untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun
eksport. Sebenarnya tanaman salak tidak hanya
menguntungkan dari analisis usaha tani saja, tapi
juga dari sudut pemanfaatan lahan dan
pengamanan lingkungan (Anarsis, 2009).
Salak merupakan jenis tanaman yang
berbuah sepanjang tahun dan tahan terhadap
hama penyakit, selain itu salak juga banyak
digemari masyarakat, baik dimakan segar,
maupun diolah menjadi manisan dan asinan
(kusuma dkk, 1995). Tanaman salak diduga
berasal dari pulau Jawa yang sudah
dibudidayakan sejak ratusan tahun silam. Pada
masa penjajahan, tanaman ini dibawa ke pulau-
pulau lain dan akhirnya tersebar luas sampai ke
Filipina, Malaysia, Brunai, dan Thailand (
Nazarudin dan Kristiawati, 1997 ).
Bojonegoro merupakan salah satu
sentra produksi salak di Jawa Timur, salah
satunya ada salak Wedi. Salak Wedi beda
dengan salak pada umumnya. Salak ini memiliki
rasa yang manis dan terasa berpasir. Salak Wedi
ini bisa ditemui dihampir rumah–rumah
penduduk Kabupaten Bojonegoro, khususnya di
daerah Wedi dan desa–desa sekitarnya.
Sebagai salah satu tanaman yang
berpotensi seharusnya salak Wedi mampu
memberikan konstribusi ekonomi yang cukup
tinggi bagi para petaninya. Pada faktanya
pendapatan dari pembudidayaan salak belum
mampu meningkatkan taraf hidup mereka.
METODE
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Tempat dan waktu penelitian
Penentuan daerah penelitian ini dengan
cara sengaja (purposive), yaitu di desa Wedi
Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro.
Alasan penentuan lokasi penelitian adalah
karena desa Wedi Kecamatan Kapas merupakan
salah satu daerah sentra produksi salak di
Kabupaten Bojonegoro, namun rata-rata
produktivitas salak cenderung masih rendah dan
harga jual yang berkibat kepada pendapatan
petani tidak menentu. Ruang lingkup penelitian
ini terbatas pada faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani salak Penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret s/d bulan Mei 2015.
Metode Pengambilan Petani Contoh
Sebelum pengambilan petani contoh,
terlebih dahulu dilakukan sensus pada petani
yang berusahatani salak. Metodhe yang
dilakukan untuk pengmbilan petani contoh
dalam penelitian ini adalah metodhe
distratifikasi seimbang (proportionate stratified
random sampling) yang didasarkan pada luas
lahan petani. Kemudian membagi populasi
penjadi beberapa kelas (strata). Setiap strata
memuat unsur-unsur yang sama atau kurang
sama (seragam).
Menurut Arikunto, 2006 populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian. Dengan
demikian jumlah anggota seluruh kelompok tani
yang da di desa Wedi merupakan populasi dalam
penelitianini dan memiliki kesempatan yang
sama untuk diteliti.
Kemudian jumlah populasi yang ada
dikelompokkan kembali berdasarkan strata luas
lahan pertanian yang dimiliki. Hal ini
dikarenakan luas lahan pertanian digunakan
sebagai dasar srata dalam penelitian ini. Luas
lahan pertanian dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Soekartawi, 1989).
1) Strata lahan sempit yang dimiliki petani
kecil adalah < 0,5 hektar.
2) Strata lahan sedang yang dimiliki petani
adalah 0,5 – 0,8 hektar.
3
3) Strata lahan luas yang dimiliki oleh petani
besar adalah > 0,8 hektar.
Untuk lebih jelasnya jumlah populasi menurut
kategori penguasaan lahan tersaji pada tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1 : Jumlah Populasi Berdasarkan Kategori
Penguasaan Lahan di Desa Wedi
Kecamatan Kapas
Setelah mengetahui jumlah populasi
pada daerah penelitian, langkah berikutnya
adalah memilih secara acak sejumlah sampel
petani.Untuk menentukan besarnya sampel dari
suatu populasi dapat dihitung denagn rumus
Slovin (Sevilla dan Consuelo, 1993) dan (Uma
Sekaran , 2000) sebagai berikut :
n = 𝑵
𝟏+(𝑵(𝑴𝒐𝒆)𝟐)
dimana :
n : Jumlah sampel
N : jumlah populasi
Moe : Margin of eror maksimum (
kesalahan yang masih ditoleransi
diambil 10%)
Untuk menentukan jumlah sampel
sebagai responden pada setiap stratum dilakukan
dengan metode proportional stratified random
sampling, yaitu sampel petani kecil dengan
kriteria luas lahan tanaman salak < 0,5 hektar ,
sampel petani sedang dengan kriteria luas lahan
antara 0,5 - 0,8 hektar, dan sampel petani besar
dengan kriteria luas lahan > 0,8 hetar. Alokasi
penentuan anggota sampel dapat dilakukan
sebagai berikut :
ni = 𝑵𝒊
𝑵 𝑿 𝒏
Dimana :
ni : Ukuran sampel dari stratum ke i
Ni : Populasi pada stratum ke i
N : Populasi pada desa sampel
n : Jumlah sampel yang ditetapkan
Metode Pengumpulan Data
Jenis sumber data
Sumber data dalam penelitian adalah
subyek darimana data yang diperlukan dapat
diperoleh (Arikunto, 2002). Penelitian ini
menggunakan dua jenis data yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari
tanya jawab dengan petani yang meliputi
data tentang luas tanah sawah, proses
produksi pertanian, penggunaan faktor
produksi, biaya-biaya yang dikeuarkan
untuk usahatani,produksi yang dihasilakan
untuk satu kali musim tanam dan pendapatan
yang diterima satu kali musim panen.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diproleh
dalam bentuk yang sudah jadi berupa
publikasi atau data yang dikumpulkan oleh
pihak lain. Data sekunder diperoleh dari
kantor BPS, kantor kelurahan.
Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data dalam suatu
penelitian ilmiah dimaksudkan untuk bahan atau
data yang relevan dan akurat yang hendak kita
teliti. Oleh karena itu perlu digunakan metodhe
pengumpulan data yang baik dan cocok. Dalam
penelitian ini digunakan method pengambilan
data berupa :
1. Metode interview (wawancara) adalah
mengadakan dialog antara pewawancara
dengan terwawancara guna mendapatkan
informasi.
2. Kuisioner adalah member pertanyaan tertulis
pada responden.
3. Observasi, dengan cara mengadakan penelitian
langsung terhadap obyek yang akan diteliti.
4. Study pustaka, yaitu berasal dari berbagai
study literatur, majalah dan terbitan lainnya
yang ada hubungannya dengan masalah
yang diteliti.
Metode Analisis Data
Berdasarkan data yang pernah diperoleh
dilapangan,kemudian disusun dalam bentuk
tabulasi data yang akan digunakan untuk
analisis. Metodhe analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Untuk
mengetahui entang karakteristik petani dan
hubungannya denag pendapatan digunakan
analisis deskriptif. Sedangkan untuk
menganalisis hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen
digunakan analisis linier bergandra yang
penghitungannya dengan mengunakan SPSS.
No Strata Batasan
Strata
(Ha)
Populasi Sampel
1 Lahan
sempit
< 0,5 55 24
2 Lahan
sedang
0,5 – 0,8 46 21
3 Lahan
luas
> 0,8 23 10
Jumlah 124 55
4
Untuk mengetahui pengaruh faktor-
faktor produksi terhadap tingkat poduksi salak
dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
analisis regres linier berganda sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Keterangan :
Y : Pendapatan
α : konstanta, β1, β2, β3
X1 : Variabel Jumlah Produksi (biji)
X2 : Variabel Luas Lahan (m2)
X3 : Harga (Rp/100)
ε : Tingkat Kesalahan
Uji Hipotesis secara serempak yaitu
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh nyata
antara semua variabel bebas dan variabel terikat,
digunakan Uji-F (Sudjana, 2003).
Fhitung = 𝑹𝟐/𝑲
(𝟏−𝑹𝟐)/(𝒏−𝒌−𝟏)
Keterangan:
R2 = Koefisien determinan
K = Konstanta (jumlah variabel bebas)
n = Jumlah populasi
Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, brearti secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel
bebas da terikat.
H1 : b1 # b2 # b3 # 0, berari secara bersama-
sama ada pengaruh nyata antara variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujian yang dipakai dalam Uji-F :
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya variabel bebas secara
simultan berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat.
Jika F < F, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Artinya variabel bebas secara simultan tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Uji hipotesis variabel bebas secara
parsial, adalah untuk mengetahui variabel bebas
mana yang dominan berpengaruh terhadap
variabel terikat, digunakan Uji t dengan rumus:
thitung = 𝒃𝒊
𝑺𝒆(𝒃𝒊)
Keterangan:
bi : Koefisien regresi
Se : Standart eror (Sudjana, 2003)
Maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, tidak ada pengaruh
nyata antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
H1 : b1 # b2 # b3 # 0, ada pengaruh nyata
antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Kriteria pengujian yang dipakai dalam Uji t :
Apabila thitung > ttabel atau thitung < ttabel , maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
pengaruh nyata secara parsial antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
Apabila ttabel ≥ thitung atau ttabel ≤ thitung , maka
H0 diterima dan H1 ditolak . Artinya tidak
ada pengaruh nyata secara parsial antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Karakteristik petani responden
Karakteristik petani merupakan aspek
penting dalam menilai keberhasilan usahatani.
Seseorang yang mempunyai kemampuan
pendidikan yang baik, dan berpengalaman lebih
banyak serta mempunyai kemampuan teknis
yang memadai akan berada pada posisi yang
terbaik (Setianingsih et al, 2000).
Karakteristik petani responden merupakan
latar belakang keadaan petani yang menentukan
dasar bagi tanggapan serta sifat-sifat yang
dimiliki. Dalam penelitian ini karakteristik
petani responden menyangkut usia, tingkat
pendidikan, dan luas lahan pengusahaan lahan
petani bawang merah.
a. Umur petani
Umur petani responden bervariasi dari
umur 30 tahun sampai 72 tahun. interval umur
dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : Umur
muda, umur setengah tua dan umur tua. Berikut
komposisi umur petani responden yang disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 11 : Prosentase Jumlah Petani Responden
Menurut Klasifikasi Umur di Desa
Wedi, Kecamatan Kapas,
Kabupaten Bojonegoro Tahun
2014
No. Klasifikasi
umur (th)
Jumlah
(orang)
Prosentase
(%)
1. Muda 4 7
2. Setengah Tua 33 60
3. Tua 18 33
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
petani yang berumur setengah tua yaitu
sebanyak 33 orang atau 60%, tua sebanyak 18
orang atau 33%, sedangkan yang berumur muda
5
yaitu sebanyak 4 orang atau 7%. Berdasarkan
tabel diatas menunjukkan bahwa petani
responden yang bertani salak kebanyakan
berumur setengah tua, hal tersebut menunjukkan
bahwa usahatani salak di daerah penelitian
banyak dikembangkan oleh orang-orang yang
masih berusia produktif. Biasanya, orang-orang
yang masih berusia produktif memiliki semangat
yang tinggi untuk mengembangkan usahanya
karena pada usia tersebut terdapat dorongan
kebutuhan yang tinggi. Di lain pihak banyak
generasi muda tidak ingin bekerja pada sektor
pertanian. Mereka menganggap bertani
merupakan pekerjaan berat yang membutuhkan
tenaga besar, bukan pekerjaan yang cepat
menghasilkan uang tunai.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan petani responden
bervariasi dari SD sampai S1. Dengan
pendidikan dan pengetahuan yang luas akan
mempengaruhi daya pikir dan penentuan sikap.
Selanjutnya akan disajikan data tingkat
pendidikan petani responden dalam tabel berikut
:
Tabel 12 : Prosentase Jumlah Petani Responden
Menurut Tingkat Pendididkan di
Desa Wedi, Kecamatan Kapas,
Kabupaten Bojonegoro Tahun
2014
No. Pendidikan Jumlah(org) Prosentase(%)
1. SD 34 62
2. SMP 7 13
3. SMA 11 20
4. S1 3 5
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel di atas dapat digambarkan
bahwa petani responden yang berpendidikan
SMP sebanyak 7 orang atau 13%, SMA
sebanyak 11 orang atau 20%, dan yang
berpendidikan SD sebanyak 34 orang atau 62%,
sedangkan sisanya adalah berpendidikan S1
yaitu sejumlah 3 orang atau 5%. Semakin tinggi
tingkat pendidikan biasanya lebih banyak
pengetahuan yang dimiliki dan hal tersebut juga
akan berpengaruh terhadap usahatani karena
terkait akan hal-hal atau inovasi baru.
c. Luas lahan
Berdasarkan data primer yang telah diolah
luas lahan petani responden dapat disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 13 : Prosentase Jumlah Petani Responden
Menurut Luas Lahan di Desa Wedi,
Kecamatan Kapas, Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014
No. Luas Lahan
(Ha)
Jumlah
(Orang) Prosentase(%)
1. 0,1 – 0,3 18 33
2. 0,4 – 0,6 21 38
3. 0,7 – 1 13 24
4. > 1 3 5
Jumlah 55 100
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel , menunjukkan bahwa
luas lahan yang dimiliki petani responden rata-
rata sedang, yaitu 0,1 ha - 0,3 ha sebanyak 18
orang atau 33%, sedangkan sisanya sejumlah 3
orang atau 12% memiliki luas lahan sempit yaitu
0,2 ha. Luas lahan akan mempengaruhi
produktifitas dan pendapatan serta kesejahteraan
yang akan mereka peroleh, semakin sempit lahan
akan semakin sedikit pula produksi dan
pendapatan yang dihasilkan.
Pembahasan
Hasil dari analisis regresi
Dengan menggunakan data primer yang
diperoleh melalui kuisioner yang diisi oleh 55
petani contoh di Desa Wedi, Kapas, Kabupaten
Bojonegoro langkah selanjutnya yang digunakan
adalah memakai analisis statistik SPSS untuk
diolah lebih lanjut. Analisa yang digunakan
dalam penelitian ini berupa analisa regresi
korelasi dengan menggunakan statistic uji yaitu
koefisien determinan (𝑅2) yang telah
disesuaikan, Uji F dan uji t. Berdasarkan hasil
pengolahan data seperti pada lampiran, secara
ringkas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 14 : Uji Regresi Linier Berganda
Sumber : Analisis Data Primer, 2015
Variabel Koefisien
Regresi
Standart
Eror
Nilai
t
Jumlah
Produksi (X1) 231,451 19,289
11,99
9
Luas
Lahan(X2) 36,483 34,200 1,067
Harga
Jual(X3) 96,329 7,816
12,32
5
Konstan = - 2327968,590
F = 342,362
R2 = 0,953
6
Persamaan regresi linier berganda
diperoleh hasil sebagai berikut :
Y = - 2327968,590 + 231,451 X1 + 36,483 X2 +
96,329 X3
Nilai konstanta -2327968,590
menunjukkan bahwa jika variabel jumlah
produksi(X1), luas lahan (X2), dan harga jual
(X3) dianggap tetap dan bernilai nol maka nilai
pendapatan mengalami penurunan sebesar -
2327968,590 dari hasil yang seharusnya bisa
didapatkan.
Koefisien regresi jumlah produksi
sebesar 231,451 artinya jika ada kenaikan satu
skor jumlah produksi, maka hal tersebut akan
meingkatkan pendapatan sebesar 231,451 dari
hasil produksi tanaman salak di Desa Wedi
Kecamatan Kapas, begitu pula sebaliknya.
Koefisien regresi luas lahan sebesar
36,483 artinya jika ada kenaikan satu skor luas
lahan, maka hal tersebut akan meningkatkan
pendapatan sebesar 36,483 dari hasil produksi
tanaman salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas,
begitu pula sebaliknya.
Koefisien regresi harga salak sebesar
96,329 artinya jika ada kenaikan satu skor harga
salak, maka hal tersebut akan meningkatkan
pendapatan sebesar 96,329 dari hasil produksi
salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas,begitu
pula sebaliknya.
Pegujian hipotesa
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independent jumlah produksi
(X1), luas lahan(X2), dan harga(X3), secara
serempak berdampak terhadap variabel
dependent pendapatan (Y) tanaman slak Desa
Wedi Kecamatan Kapas Kabpaten Bojonegoro.
Hasil analisis data dapat disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 15 : Hasil F hitung
ANOVAa
Model
Sum
of
Squar
es
D
f
Mean
Squar
e
F Si
g.
1
Regression
Residual
Total
1.635
E+14
8.119
E+12
1.716
E+14
3
5
1
5
4
5.450
E+13
1.592
E+11
342
.36
2
0.
0
0b
a. Dependent Variabel : Pendapatan (Rp)
b. Predictors : (Constant), Harga (Rp/100),
Produksi (Biji), Luas (Ha)
Langkah-langkah penelitian adalah sebagai
berikut :
1. H0 : b1 = b2 = b3 = 0 (secara keseluruhan
tidak berpengaruh terhadap Y)
2. H1 : b1 # b2 # b3 # 0 (secara keseluruhan
berpengaruh terhadap Y)
Hasil uji F pada tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
342.362. Nilai ini lebih besar dari nilai F tabel
(342.362> Ftabel ), begitu pula dengan Sign yang
lebih kecil dari α 5% (0.000 < 0.05). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak H1
diterima, yang berarti secara serempak variabel
bebas jumlah produksi(X1), luas lahan (X2), dan
harga (X3) berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat yaitu pendapatan tanaman salak (Y).
2. Uji t Untuk mengetahui pengaruh dari
masing-masing variabel bebas jumlah produksi
(X1), luas lahan (X2), dan harga (X3). Secara
parsial terhadap variabel terikat digunakan
analisis uji t. Untuk mengetahui variabel bebas
mana saja yang berpengaruh terhadap variabel
terikat dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 16 : Hasil t hitung
Variabel
Bebas t - hitung
t –
table Keterangan
Jumlah
produksi
(X1)
11.999 1,298 Signifikant
Luas lahan
(X2) 1.067 1,298
Tidak
significant
Harga (X3) 12.325 1,298 Signifikant
Sumber : Analisis Data Primer, 2015
Hasil Uji t pada tabel diatas
menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang
diuji, ternyata hanya variabel produksi (X1) dan
variabel harga (X3) yang mempengaruhi
pendapatan (Y). Kesimpulan ini didapat dari
nilai t hitung keduanya yang lebih besar dari t
tabel. Di mana t hitung untuk variabel produksi
sebesar 11.999 dengan nilai Sign < α 5% (0.000
< 0,05). Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sukirno dalam Septiara
(2014) produksi adalah hubungan yang bersifat
teknis yang menunjukkan sejumlah output yang
dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input
– input spesifik antar faktor – faktor produksi.
Artinya jika output salak yang diproduksi
mengalami peningkatan maka yang pendapatan
yang diperoleh oleh petani salak akan meningkat
pula.
Sedangkan t hitung untuk harga sebesar
12.325 dengan nilai Sign < α 5% (0.000 < 0,05).
7
Hal ini sesuai dengan teori menurut Kadariah
(dalam Alwi, 2009) adalah tingkat kemampuan
suatu barang atau jasa untuk ditukarkan dengan
barang lain, harga ditentukan oleh dua kekuatan
yaitu permintaan dan penawaran yang saling
berjumpa dalam pasar (tiap organisasi tempat
penjual dan pembeli suatu benda dipertemukan).
Hal sebaliknya terjadi untuk variabel
luas lahan, di mana nilai t hitungnya (sebesar
1,067) lebih kecil dari t tabel dengan Sign > α5%
(0,291 > 0,05), yang berarti bahwa variabel luas
lahan tidak mempengaruhi pendapatan. Hal ini
terjadi karena kurangnya pengairan yang ada,
sehingga mengakibatkan kwalitas produksi salak
menurun begitupun dengan harganya dan
berdampak pada pendapatan petani salak.
Soekartawi (1993) menyatakan bahwa bukan
berarti semakin luas lahan pertanian maka
semakin efisien lahan tersebut. Bahkan lahan
yang sangat luas dapat terjadi inefisiensi yang
disebabkan oleh :
1. Lemahnya pengawasan terhadap
penggunaan faktor produksi seperti bibit,
pupuk, obat – obatan dan tenaga kerja.
2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di
sekitar daerah itu yang pada akhirnya akan
mempengaruhi efisiensi usaha pertanian
tersebut.
3. Terbatasnya persediaan modal untuk
membiayai usaha pertanian
tersebut.(Soekartawi, 1993).
Sedangkan menurut Suratiyah (2006),
peran tanah sebagai faktor produksi dipengaruhi
oleh : letak lahan, intensifikasi dan kesuburan
tanah.
3. Uji determinasi (R2)
Uji determinasi digunakan untuk
mengetahui konstribusi dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui hal
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 17 : Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std Error
of the
Estimate
1 .976a
.953 .950 398998.23
4
a. Predictors : (Constant), X1, X2, X3
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
nilai korelasi (R) hubungan keempat variabel
tersebut sebesar 0,976, dimana hal ini
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat
antara jumlah produksi, luas lahan, dan harga
terhadap pendapatan usahatani salak.
Sedangkan pada koefisien
determinasinya (R Square) sebesar 0,953. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan variabel
jumlah produksi, luas lahan, dan harga
mempengaruhi naik turunnya nilai pendapatan
usahatani salak sebesar 95,3%, dan masih ada
4,7% (100%-95,3%) variabel lainnya yang
mempengaruhi pendapatan usahatani salak
(selain ketiga variabel tadi).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
kesimpulannya adalah :
a. Pengujian hipotesa diduga variabel jumlah
produksi (X), luas lahan (X), dan harga (X)
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan usahatani salak Desa
Wedi. Pengaruh signifikan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat, hal ini
ditunjukkan oleh hasil uji F dimana F hitung >
Ftabel dengan taraf signifikan 5%.
b. Hasil penggujian secara parsial, variabel
bebas yang berpengaruh terhadap variabel
terikat diantara seluruh variabel-variabel
bebas, hanya variabel luas lahan (X2) saja
yang tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapatan ushatani salak Wedi.
Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai t
hitung ( 1.067) < t tabel (1,298). Sedangkan
variabel bebas lainnya yaitu jumlah
produksi (X1) t hitung 11.999 dan harga (X3)
dengan t hitung 12.325 berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan usahatani
salak Wedi, hal ini ditunjukkan oleh hasil
uji t dimana t hitung > t tabel dengan taraf
signifikan 5%.
DAFTAR PUSTAKA
Anarsis Widji, 2009, Agribisnis Komoditas
Salak, Jakarta, PT Bumi Aksara,
Cetakan ke-3.
Anonimous, 2013, Monografi Desa Wedi 2013,
Kapas, Pemerintahan Desa Wedi.
Anonimous, 2014, Monografi Desa Wedi 2014,
Kapas, Pemerintahan Desa Wedi.
Arikunto Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi VI, Jakarta, Rineka Cipta,
Cetakan ke-13
8
Baroroh Ali, 2013, Analisis Multivariat dan
Time Series dengan SPSS 21, Jakarta, PT Gramedia.
Daniel Moehar, 2004, Pengantar Ekonomi
Pertanian, Jakarta, PT Bumi Aksara,
Cetakan ke-2
Nababan D Christofel, 2009, Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Jagung Di
Kecamatan Tiga Binaga Kabupaten
Karo
.http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
23456789/10381/1/09E00909.pdf
Rico Phahlevi, 2007, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Petani
Padi Sawah Di Kota Padang
Panjang.http://ejournal.unp.ac.id/125
-225-1-SM.pdf
Santoso Budi, 2012, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hasil Produksi
Tanaman Belimbing, Skripsi,
Universitas Bojonegoro.
Soekartawi, 1993, Resiko Ketidakpastian
Dalam Agribisnis, Jakarta, Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian,
Bandung, Alfabeta, Cetakan ke-12.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung, Alfabeta, Cetakan ke-16.
Sunarjono Hendro, 2008, Berkebun 21 Jenis
Tanaman Buah, Jakarta, Penebar
Swadaya, Cetakan ke-7.
Suratiyah, Ken, 2006, Ilmu Usahatani, Jakarta,
Penebar Swadaya.
Suskendriyati Herwin, dkk, 2000, Studi
Morfologi dan Hubungan
Kekerabatan Varietas Salak
Pondoh(Salacca zalacca(Gaert.)
Voss.) di Dataran Tinggi
Sleman.http://biodiversitas.mipa.uns.
ac.id/D/D01204.pdf
Widagdo Indro, 2012, Analisis Faktor-Faktor
Produksi Yang Mempengaruhi
Tingkat Pendapatan Usahatani Padi
Sawah, Skripsi, Universitas
Bojonegoro