faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan hiv/aids
TRANSCRIPT
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penularan HIV/AIDS Terhadap Penggguna Napza Suntikdi RSKD Duren Sawit Jakarta
Jhon Hendrik, Rinto BS
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Melakukan Kunjungan Nifas Di PuskesmasKecamatan Kramat Jati Tahun 2017
Dian Mahanani
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Keluarga Dalam Mencegah Penyakit DBD Di wilayahRt 03 Rw 013 Cipinang Bali Kelurahan Cipinang Muara Jakarta Timur Tahun 2017
Rinto Budhi S
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Di Posyandu Rw 07 Kampung MelayuJatinegara Jakarta Timur Tahun 2017
Nur Endah R
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Penyakit Cacar Air (Varisella)PadaAnak Usia Sekolah Di SDN 01 Balimesteer Wilayah Puskesmas Kecamatan Jatinegara JakartaTimur Tahun 2017
Rini P, Endah R,Oktarina
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasa Akut (ISPA) Pada Balita Di puskesmas Kecamatan Kramat Jati jakarta Timur Tahun 2014Nur Endah R
Gambaran Pelaksanaan Mobilisasi Post SC di RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta Timur BulanSeptember s/d November Tahun 2017Handayani, Anis Khoerunisa
Faktor-faktor Yang Berhuibungan Ibu Hamil 8-9 Bulan tantang Pengetahuan Kolostrum diPuskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur 2017Frisca R, Husnul Khatimi
STIKES ISTARA NUSANTARA JAKARTA
Vol. 1 No. 1 Hlm. 1-74 Jakarta 2017 ISSN2442-8736
DAFTAR ISI
JURNAL ISTARA NUSANTARA
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penularan HIV/AIDS TerhadapPenggguna Napza Suntik di RSKD Duren Sawit Jakarta
Jhon Hendrik, Rinto BS................................................................................................... 1
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Melakukan Kunjungan Nifas DiPuskesmas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2017
Dian Mahanani ............................................................................................................. 14
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Keluarga Dalam Mencegah PenyakitDBD Di wilayah Rt 03 Rw 013 Cipinang Bali Kelurahan Cipinang Muara JakartaTimur Tahun 2017
Rinto Budhi S............................................................................................................... 25
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Di Posyandu Rw 07Kampung Melayu Jatinegara Jakarta Timur Tahun 2017
Nur Endah R................................................................................................................. 33
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Penyakit Cacar Air (Varisella)Pada Anak Usia Di SDN 01 Balimesteer Wilayah Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur Tahun 2017Rini P, Endah,Oktarina................................................................................................ 40
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran PernapasaAkut (ISPA) Pada Balita Di puskesmas Kecamatan Kramat Jati jakarta TimurTahun 2014
Nur Endah R................................................................................................................. 46
Gambaran Pelaksanaan Mobilisasi Post SC di RSAU dr. Esnawan AntariksaJakarta Timur Bulan September s/d November Tahun 2017
Handayani, Anis Khoerunisa………………………………………………………57
Faktor-faktor Yang Berhuibungan Ibu Hamil 8-9 Bulan tantang PengetahuanKolostrum di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur 2017
Frisca R, Husnul Khatimi…………………………………………………………65
i
SUSUNAN DEWAN REDAKSIJURNAL LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LEPPIN)STIKES ISTARA NUSANTARA JAKARTA
Penanggung jawab : DR. Jatnita Parama Tjita, M.Biomed.
Ketua : dr. Jhon Hendrik S.M. Hutapea, M.Kes..
Anggota : Egi Komara Yudha, S.Kp., MM. Rinto Budhi S., SP., M.Kes.
Dewan Penelaah : Prof. Dr. Syamsudin, M.Biomed., Apt. Dr. Rahmawati, M.Biomed. .
Sirkulasi : Sugiyatno, S.Sos., M.Si. Yana Suryana
Jurnal Kebidanan Istara Nusantara diterbitkan oleh STIKES Istara NusantaraJakarta, dikeluarkan 2 (dua) kali setahun, dengan penanggung jawab Pimpinan
LEPPIN dan Ketua STIKES
Untuk berlanggananan dan pengiriman naskah, dapat menghubungi Redaksi Jurnal Kebidanan Istara Nusantara Jakarta
pada alamat LEPPIN telp/fax (021) 2948-9302
ii
INFORMASI UMUM
JURNAL ISTARA NUSANTARA JAKARTA
MISI
Jurnal Istara Nusantara Jakarta mempunyai misi, yaitu menyebarluaskan infomasitentang ilmu pengetahuan, teknologi dan riset/penelitian kepada masyarakatkesehatan khususnya bidang kebidanan serta masyarakat umum yang berminatpada bidang kebidanan.
Jurnal Istara Nusantara Jakarta menerbitkan artikel-artikel tentang ilmupengetahuan, teknologi dan riset/penelitian kebidanan dan bidang lain yangterkait.
INFORMASI PENGIRIMAN NASKAH, PENGGANTIAN BIAYA CETAKDAN KIRIM
Penjelasan terinci tentang pengiriman naskah, dapat dilihat pada halamanpetunjuk penulisan. Naskah yang diterima Redaksi tidak akan dikembalikan.
Harga Jurnal per eksemplar adalah: Mahasiswa Rp 15.000 / eks. Umum Rp 20.000 / eks. Negara di luar Indonesia US$ 15,00 / eks. Institusi Rp 20.000 / eks.
Biaya kirim diperhitungkan Rp 15.000 untuk dalam kota dan Rp 25.000 untukluar kota per edisi/per eksemplar. Biaya ditransfer ke Nomor Rekening 000 8911663 BNI Cabang Jatinegara atas nama Yayasan Istara Nusantara.
iii
PETUNJUK BAGI PENULIS
Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dilengkapi abstrak(250 - 300 kata), dan kata kunci (keywords) diketik menggunakan programMicrosoft Word dengan jenis huruf Times New Roman, kerapatan 1,5 spasi padakertas Kuarto 70 gram, margin kiri dan atas 4 cm (termasuk tabel, gambar, danlampiran). Naskah merupakan asli hasil penelitian, tinjauan pustaka, laporan kasusatau pengabdian masyarakat yangberkaitan dengan perkembangan ilmu danteknologi di bidang kesehatan. Naskah terdiri dari sub judul pendahuluan, bahan,dan metodologi hasil dan bahasa, simpulan, dan saran serta rujukan.
Abstrak dicantumkan di bawah nama penulis dalam Bahasa Inggris untuk Jurnalberbahasa Indonesia dan dalam Bahasa Indonesia untuk Jurnal berbahasa Inggris.Abstrak terdiri dari 5 (lima) unsur, yaitu latar belakang (background), tujuan(objective), metodologi (methods), hasil (results), dan kesimpulan (conclusions).Kata-kata kunci ditulis sebanyak 3 - 5 buah, dipisahkan dengan tanda koma (,).Judul naskah tidak melebihi kata, dan judul yang panjang dipecah menjadi anakjudul. Nama penulis tidak disertai gelar, dan ditulis di bawah judul. Pada awalnama penulis diberi angka sebagai petunjuk pencantuman asal institusi di baganfooter. Asal institusi ditulis sesuai dengan nomor urut penulisan nama penulis.
Tabel dan gambar diberi judul dan keterangan yang cukup, sehingga tidaktergantung teks. Judul tabel dicantumkan di atas tabel, sedangkan judul gambardicantumkan di bawah gambar. Penulisan rujukan menggunakan Sistem HarvardFile. Naskah disimpan dalam keping CD-R disertai 2 kopi print-out dan dikirimke pengelola Jurnal Kebidanan Istara Nusantara. Keping CD-R naskah yangdikirim harus dilengkapi penjelasan nama folder, nama file, dan program yangdigunakan.
iv
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penularan HIV/AIDS TerhadapPengguna Napza Suntik Di RSKD Duren Sawit Jakarta
John Hendrik, Rinto Budhi S
ABSTRAK
Pada sekitar tahun 2000, di Indonesia terjadi perubahan yang sangat menyolok padapola penularan HIV/AIDS, yaitu melalui penggunaan jarum suntik yang tidak sterilsecara bergantian pada kelompok penggunaan narkoba suntik (Penasun). Di RS DurenSawit berdasarkan data yang didapat sampai Desember 2012 jumlah penasun ( penggunanarkoba suntik ) mencapai 108 orang ( individu ), dan selama tahun 2013 jumlahpenasun mencapai 135 orang ( individu ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh yang signifikan dari faktor-faktor yang mempengaruhi penularan HIV/AIDSterhadap pengguna NAPZA suntik di RSKD Duren Sawit. Penelitian ini menggunakandeskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional . populasi dalam penelitian iniadalah pasien pengguna NAPZA di RSKD Duren Sawit, dengan jumlah respondensebanyak 40 orang. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasilpenelitian menunjukan dari faktor umur responden yang paling banyak ≤ 29 tahunsebanyak. Jenis kelamin responden yang paling banyak laki-laki sebanyak 27 orang danperempuan sebanyak 13 orang. status pendidikan responden yang tinggi sebanyak 8orang sedangkan yang berpendidikan rendah sebanyak 32 orang. status ekonomiresponden ≤2.441.301 sebanyak 36 orang. Jenis pekerjaan responden sebanyak 26orang. Hasil analisis hubungan antara cara menggunakan jarum suntik bergantiansebanyak ada 2 orang dengan status HIV yang positive. Sedangkan responden yang tidakbergantian menggunakan jarum ada sebanyak 32 orang dengan status HIV negative.Nilai p= 0.004 < α = 0.05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antarapengguna jarum secara bergantian dengan pengguna jarum dengan cara tidak bergantian.Saran Untuk institusi Rumah Sakit Untuk memberikan penyuluhan kepada parapengguna NAPZA, tentang penjelasan faktor-faktor yang dapat menularkan HIV/AIDS.
Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,Staus Ekonomi, Perkerjaan, PenggunaNapza Suntik dan HIV.
Daftar Pustaka: 24 (2004-2010)
1
PENDAHULUAN
Saat ini tidak ada Negara yang terbebas dariHIV/AIDS. Epidemik HIV pertama sekalidiidentifikasi pada tahun 1983. Derajatkesakitan dan kematian yang disebabkanoleh HIV dan dampak global dari infeksiHIV terhadap sumber daya penyediakesehatan dan ekonomi sudah meluas danterus berkembang. HIV telah menginfeksi50-60 juta orang dan menyebabkankematian pada orang dewasa dan anak-anaklebih dari 22 juta orang. Lebih dari 42 jutaorang hidup dengan infeksi HIV dan AIDS,yang kira-kira 70% berada di Afrika dan20% berada di Asia, hampir 3 juta orangmeninggal setiap tahun. Penyakit ini sangatberbahaya karena sekitar setengah dari 5 jutakasus baru setiap tahun terjadi pada dewasamuda, yaitu 15-24 tahun (Abbas, 2007).
Secara kumulatif, jumlah kasus AIDS yaitudilaporkan sejak tahun 1978 sampai maret2011 sebanyak 24.482 kasus terbesar di 300kab/kota 32 provinsi. Propinsi kasus AIDStertinggi dilaporkan pada kelompok umur20-29 tahun (47,2%), disusul kelompokumur 30-39 tahun (31,3%) dan kelompokumur 40-49 tahun (9,5%). Dari jumlah itu,4.602 kasus atau 18,8% diantaranyameninggal dunia. Sementara kasus AIDSterbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta(3.995), Jawa Timur (3.775), Jawa Barat(1.125), jawa Tengah (1.030), SulawesiSelatan (591), Sumatra Utara (507), danDIY (505). Cara penularan kasus AIDSterbanyak melalui heteroseksual (53,1%),disusul IDU (37,9%), LSL (3,0%), perinatal(2,6%), tranfusi darah (0,2%), dan tidakdiketahui (3,2%) (Depkes RI, 2006:5).
Pada sekitar tahun 2000, di Indonesia terjadiperubahan yang sangat menyolok pada polapenularan HIV/AIDS, yaitu melaluipenggunaan jarum suntik yang tidak steril
secara bergantian pada kelompokpenggunaan narkoba suntik (Penasun).Narkoba menurut Smith Kline adalah zat-zatatau obat yang dapat mengakibatkanketidaksadaran atau pembiusan dikarenakanzat-zat tersebut bekerja mempengaruhisusunan syaraf (Makaro, ddk, 2005:18).
Hasil survei nasional penyalahgunaan danperedaran gelap narkoba pada kelompokrumah tangga tahun 2005, menunjukanbahwa dari responden penyalahguna, 12%pernah memakai napza suntik dan 7%sampai sekarang masih aktif. Sebagian besarpengguna napza suntik ini pernah menyuntikbeRSama dalam kelompok, dan hampirseparuh dari mereka masih menyuntikbeRSama dalam setahun terakhir. Padasampel dirumah kost, 36% penyalahgunapernah memakai napza suntik dan 11%sampai sekarang masih aktif menyuntik.Hampir separuh pengguna napza suntikpernah menyunti beRSama dalam kelompokatau menggunakan jarum suntik bekas. Jenisnarkoba yang paling banyak disuntikanadalah heroin. (Utomo, Budi, 2005)
Di RS. Duren Sawit berdasarkan data yangdidapat sampai Desember 2015 jumlahpenasun (pengguna narkoba suntik)mencapai 108 orang (individu), dan selamatahun 2016 jumlah penasun mencapai 135orang (individu). Dan di tahun Bulan awaljanuari sampai bulan Maret 2017 jumlahpenasun mencapai 40 orang, dari 40 orangpenasun terdapat 2 orang yang terinfeksiHIV. Melihat begitu banyak masyarakatkususnya dikalangan pengguna NAPZAsuntik yang belum mempunyai pengetahuantentang faktor-faktor penularan HIV/AIDSditambah dengan maraknya penggunaanNAPZA pada masyarakat.
METODOLOGI PENELITIAN
2
Desain penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah deskritif korelatifdengan pendekatan cross sectional yaituuntuk melihat factor – factor yangmempengaruhi penularan HIV/AIDS padapengguna NAPZA suntik di RS. DurenSawit Jakarta. Populasi pada penelitian iniadalah pasien yang menggunakan Napzasuntik di RS. Duren Sawit Jakarta. Sampelatau responden yang diambil adalah seluruhtotal populasi yaitu pasien yangmenggunakan NAPZA suntik di RSUD.Duren Sawit sejumlah 40 orang.
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Tabel 5.1Distribusi Responden
Berdasarkan Umur di RSKDDuren Sawit
Usia Frekuensi PeRSen
≤ 29 38 95.0
> 29 2 5.0
Total 40 100
Hasil analisa didapatkan rata rata umurresponden yang paling banyak kurang dari29 tahun sebesar 38 (95.0%) dan palingsedikit berusia lebih dari 29 tahun sebesar 2(5.0%).
Tabel 5.2Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin diRSKD Duren Sawit
Jenis Kelamin Frekuensi PeRSen
Laki-laki 27 67.5
Perempuan 13 32.5
Total 40 100
Hasil analisa didapatkan rata rata JenisKelamin responden yang paling banyak laki-laki sebesar 27 dengan presentase (67.5%)dan paling sedikit perempuan sebesar 13dengan presentase (32.5%).
Tabel 5.3Distribusi Responden
Berdasarkan Pendidikan diRSKD Duren Sawit
Pendidikan Frekuensi PeRSen
SD 19 47.5
SLTP 13 32..5
SLTA 6 15.0
PT 2 5.0
Total 40 100
Distribusi status pendidikan respondendidapatkan sama untuk masing-masingstatus pendidikan. Dimana status pendidikanSD berjumlah 19 responden denganpresentase (47.5 %), SLTP berjumlah 13responden dengan presentase (32.5 %),SLTA dengan jumlah 6 responden denganpresentase (15.0 %) sedangkan yangberpendidikan PT dengan jumlah 2responden dengan prentase (5.0%)
Tabel 5.4Distribusi Responden
Berdasarkan Setatus Ekonomi diRSKD Duren Sawit
Status Ekonomi Frekuensi PeRSen
≤2.441.301 36 90.0
>2.441.301 4 10.0
Total 40 100
3
Distribusi status ekonomi respondendidapatkan sama untuk masing-masingstatus ekonomi. Dimana status ekonomikurang dari 2.441.301 berjumlah 36responden dengan presentase (90.0%),sedangkan status ekonomi lebih dari2.441.301 berjumlah 4 responden denganpresentase (10.0%).
Tabel 5.5Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Pekerjaan diRSKD Duren Sawit
Jenis Pekerjaan Frekuensi PeRSen
Tidak Bekerja 26 65.0
Bekerja 14 35.0
Total 40 100
Distribusi jenis pekerjaan respondendidapatkan sama untuk masing-masing jenispekerjaan. Dimana yang bekerja berjumlah26 responden dengan presentase (65%),sedangkan yang tidak bekerja berjumlah 14responden dengan presentase (35%).
Tabel 5.6Distribusi Responden
Berdasarkan Status HIV di RSKDDuren Sawit
HIV Frekuensi PeRSen
Positif 2 5
Negatif 38 95
Total 40 100
Distribusi status HIV responden didapatkansama untuk masing-masing status HIV.Dimana status HIV yang positif berjumlah 2responden dengan presentase (5%),sedangkan status HIV yang negatifberjumlah 38 responden dengan presentase(95%).
Tabel 5.7
Distribusi RespondenBerdasarkan Cara Menggunakan
Jarum Suntik di RSKD DurenSawit
CaraMengunakanjarum suntik
Frekuensi Persentase
Bergantian 8 20.0
Tidak Bergantian 32 80.0
Total 40 100
Distribusi cara menggunakan jarum suntikresponden didapatkan sama untuk masing-masing. Dimana yang menggunakan jarumsuntik yang bergantian berjumlah 8responden dengan presentase (20.0%),sedangkan status sedangkan yang tidakbergantian berjumlah 32 responden denganpresentase (80.0%). Hal ini menunjukanbahwa yang menggunakan jarum suntiksecara tidak bergantian lebih banyakdibandingkan dengan yang bergantian.
Analisa Bivariat
Tabel 5.8Distribusi Responden
Berdasarkan Umur di RSKDDuren Sawit
UMURSTATUS HIV TOTAL
OR
95%CI
P
VALUE
Positif
Negatif
N % N % N % 1.8(0.01
0-3.427)
0.000≤ 29
Tahun0 0.00 38 100 38 100.
0
>29tahun
2 100 0 0.00 2 100.0
Jumlah 2 5.0 38 95 40 100.0
4
Hasil analisis hubungan antara usiaresponden diperoleh bahwa. Ada 0 dari 38orang (0.00%) usia ≤ 29 tahun status HIVyang positive. Sedangkan diantara usia > 29tahun ada 2 orang dari orang (100.0) statusHIV yang negatif. Hasil uji statistikdiperoleh nilai p= 0.000 maka dapatdisimpulkan ada perbedaan propoRSi usia ≤29 tahun dan > 29 tahun ada hubungan yangsignifikan antara usia ≤ 29 tahun dan > 29tahun pada klasifikasi Usia Responden.
Dari hasil analisis pula nilai OR = 2 artinyausia responden yang > 29 tahun mempunyaipeluang 2 kali terkena positive HIVdibandingkan usia responden ≤ 29 tahun.
Tabel 5.9Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin diRSKD Duren Sawit
JenisKelamin
STATUS HIV TOTALOR
95%CI
P
VALUE
Positif
Negatif
N % N % N % 4.6
(0.27-8.019
)
0.588Laki-laki 1 3.7
26
96.3
27
100.0
perempuan
1 7.7
12
92.3
13
100.0
Jumlah 2 5.0
38
95.0
40
100.0
Hasil analisis hubungan antara Jenis kelamindiperoleh bahwa laki-laki ada sebanyak 1dari 27 orang (3.7%) status HIV yangpositive. Sedangkan perempuan ada 1 orangdari 13 (7.7%) status HIV yang negatif.Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.588maka dapat disimpulkan tidak ada hubunganyang signifikan antara Perempuan dan Laki-Laki pada klasifikasi Jenis Kelamin.
Dari hasil analisis pula nilai OR = 5 artinyaresponden yang berjenis kelamin perempuan
mempunyai peluang 5 kali terkena positiveHIV dibandingkan responden yang berjeniskelamin laki-laki.
Tabel 5.10Distribusi Responden BerdasarkanPendidikan di RSKD Duren Sawit
Pendidikan
Responden
STATUS HIV TOTAL
OR
95%CI
P
VALUE
Positif
Negatif
N % N % N % 1.3(0.89
4-1.989)
0.04Rendah
0 0.00
32 100 32 100
Tinggi 2
25
6 75 8 100
Jumlah 2 5 38 95 40 100
Hasil analisis hubungan antara PendidikanResponden diperoleh bahwa padapendidikan rendah sebanyak 0 dari 32 orang(0.00) status HIV yang positive. Sedangkanpada pendidikan tinggi sebanyak 2 dari 8orang (25%) status HIV yang negatif. Hasiluji statistik diperoleh nilai p= 0.04 makadapat disimpulkan ada hubungan yangsignifikan antara pada klasifikasi PendidikanResponden.
Dari hasil analisis pula nilai OR = 1 artinyapendidikan tinggi responden mempunyaipeluang 1 kali terkena positive HIVdibandingkan responden yang memilikipendidikan yang rendah.
Tabel 5.11Distribusi Responden
Berdasarkan Setatus Ekonomi diRSKD Duren Sawit
StatusEkonomi
STATUS HIV TOTAL
OR
P
VALU
5
Positip Negatif 95%CI
N % N % N % 2.0(0.751-5.329)
0.00>2.441.301 0 0.00 36 100 36 100
<2.441.301 2 50 2 50 4 100
Jumlah 2 5 38 95 40 100
Hasil analisis hubungan antara StatusEkonomi diperoleh bahwa ekonomi>2.441.301 ada sebanyak 0 dari 36 orang(0.00%) status HIV yang negatif. Sedangkandari Ekonomi ≤2.441.301 ada 2 orang dari 4(50.0%) status HIV yang positif. Hasil ujistatistik diperoleh nilai p= 0.002 maka dapatdisimpulkan maka dapat disimpulkan adaperbedaan propoRSi ekonomi ≤ 2.441.301dan > 2.441.301 ada hubungan yangsignifikan antara status ekonomi padaklasifikasi status ekonomi.
Dari hasil analisis pula nilai OR = 2 artinyastatus ekonomi responden yang >2.441.301mempunyai peluang 2 kali terkena positiveHIV dibandingkan responden yang statusekonominya ≤ 2.441.301.
Tabel 5.5Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Pekerjaan diRSKD Duren Sawit
Pekerjaan
STATUS HIVTOTAL OR
95%CI
P
VALUEPositif Negatif
N % N % N % 5,2
(0.030-
9.005)
0.648TidakBekerj
a
1 3.8 25 96 26 100
Bekerja
1 .1 13
2.9
14 100
Jumlah 2 5.0 38 95 40 100
Hasil analisis hubungan antara pekerjaanResponden diperoleh bahwa Respondenyang bekerja sebanyak ada 1 dari 14 orang(7.1%) status HIV yang positif. Sedangkandari responden yang tidak bekerja ada 25orang dari 26 (92.9%) status HIV yangnegatif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.648 maka dapat disimpulkan adaperbedaan propoRSi responden yang bekerjadan responden yang tidak bekerja tidak adahubungan yang signifikan antara Bekerjadan tidak bekerja pada klasifikasipekerjaan.
Dari hasil analisis pula nilai OR = 5 artinyaresponden yang bekerja mempunyaipeluang 5 kali terkena positive HIVdibandingkan responden yang tidak bekerja.
Tabel 5.7
Distribusi Responden BerdasarkanCara Menggunakan Jarum Suntik
di RSKD Duren Sawit
Caramenggunakanjarum suntik
STATUS HIV TOTAL
OR
95%CI
P
VALUEPositif Negatif
N % N % N % 7.5(0.503-1.119)
0.004Bergantian 2 25 6 75 8 100
TidakBergantian
0 0 32 100
32 100
Jumlah 2 5 38 95 40 100
Hasil analisis hubungan antara caramenggunakan jarum suntik Respondendiperoleh bahwa Responden yangmenggunakan jarum secara Ya bergantiansebanyak ada 2 dari 8 orang (25.0%) statusHIV yang positive. Sedangkan dariresponden yang tidak bergantian
6
menggunakan jarum ada sebanyak 32 dari32 orang (100.0%) status HIV yangnegative. Hasil uji statistik diperoleh nilaip= 0.004 maka dapat disimpulkan adahubungan yang signifikan antara penggunajarum secara bergantian dengan penggunajarum dengan cara tidak bergantian padaklasifikasi penggunaan jarum.
Dari hasil analisis pula nilai OR = 7 artinyaresponden yang menggunakan jarum suntiksecara bergantian mempunyai peluang 7 kaliterkena positive HIV dibandingkanresponden yang menggunakan jarum suntikdengan tidak bergantian.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini peneliti menggunakanmetode penelitian deskriptif korelasi denganpendekatan cross sectional yaitu untukmencari hubungan dua variable dimanapeneliti melakukan pengukuran ataupengamatan yang dilakukan secara stimultan(Hidayat,2007) yang bertujuan untukmengetahui hubungan antara faktor-faktoryang menularkan HIV/AIDS denganpengguna NAPZA suntik di RSKD DurenSawit Jakarta.
Dari hasil penelitian terhadap 40 respondendi RSKD Duren Sawit Jakarta didapatkanhubungan faktor-faktor yang menularkanHIV/AIDS dengan pengguna NAPZA suntikdi RSKD Duren Sawit Jakarta yaitu :
Umur
Umur adalah variable yang selaludiperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angkakesakitan maupun kematian didalam hampirsemua keadaan menunjukan hubungandengan umur.
Menurut Harahap, (2004) Usia yang rentanTerkena HIV/AIDS, tingginya kasus
HIV/AIDS dikalangan pengguna Napzajarum suntik > 91% laki-laki muda usia ≤ 29tahun.
Masalah pergaulan bebas dan kurangnyainformasi soal HIV/AIDS biasanya menjadipenyebab utama cepatnya penyebaran virusini. “Kelompok umur 15-49 tahunmerupakan populasi rawan tertularHIV/AIDS. Tapi, lebih dari 50% terjadi padakelompok usia 15-29 tahun.
Berdasarkan hasil analisis univariat terhadapumur responden yang telah dilakukan diRSKD Duren Sawit Jakarta. Rata rata umurresponden yang paling banyak ≤ 29 tahunsebesar 38 (95.0%) dan paling sedikitberusia > 29 tahun sebesar 2 (5.0%). Hasilanalisis Bivariat hubungan antara usiaresponden diperoleh bahwa. Ada 0 dari 38orang (0.00%) usia ≤ 29 tahun status HIVyang positive. Sedangkan diantara usia > 29tahun ada 2 orang dari orang (100.0) statusHIV yang negatif. Hasil uji statistikdiperoleh nilai p= 0.000 maka dapatdisimpulkan adanya hubungan yangsignifikan antara faktor umur terhadappenularan HIV. Nilai OR = 2 artinya usiaresponden yang > 29 tahun mempunyaipeluang 2 kali terkena positive HIVdibandingkan usia responden ≤ 29 tahun.
Hal ini sesuai dengan penelitian Mutia(2008) yang hasil analisis umur denganberesiko terhadap penyakit HIV katagoriumur terbanyak yaitu < 29 tahun berjumlah35 %, sedangkan yang berusia > 29 tahunberjumlah 65 %.
Sedangkan dari hasil penelitian Angreani(2005) yang dilakukan di Jakarta Timuryang menyatakan bahwa tidak ada hubunganyang signifikan antara umur denganberesiko terhadap HIV.
Menurut peneliti, penelitian ini palingbanyak umur yang ≤ 29 tahun hal ini karenasampel atau populasi adalah pasien yang
7
berumur ≤ 29 tahun yang datang ke RSKDDuren Sawit untuk pengobatan. Namunyang terkena HIV umur yang > 29 tahundikarenakan pada saat menggunakanNAPZA suntik dengan jarum suntik secarabergantian. Hal dipertegas secara teoritisbahwa masa inkubasi HIV 5-10 tahun. Saranuntuk RSKD Duren Sawit Jakarta agarmenjaring pasien NAPZA suntik agar tidakmenggunakan jarum suntik secarabergantian.
Jenis kelamin
Menurut literatur jenis kelamin kata“gender” berasal dari bahasa inggris yangartinya “jenis kelamin”. Dalam webter’sNew World Dictionary, gender diartikansebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilaidan tingkah laku (Wied Hary A,2007).
Berdasarkan hasil analisis univariat terhadapjenis kelamin responden yang telahdilakukan di RSKD Duren Sawit Jakarta.Hasil penelitian distribusi frekuensi menurutjenis kelamin didapatkan hasil univariatdengan rata rata Jenis Kelamin respondenyang paling banyak laki-laki sebesar 27dengan presentase (67.5%) dan palingsedikit perempuan sebesar 13 denganpresentase (32.5%).berdasarkan factor jeniskelamin terbanyak adalah pada respondenberjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 27responden (70 %).
Hasil analisis hubungan antara Jenis kelamindiperoleh bahwa laki-laki ada sebanyak 1dari 27 orang (3.7%) status HIV yangpositive. Sedangkan perempuan ada 1 orangdari 13 (7.7%) status HIV yang negatif.Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.588maka dapat disimpulkan tidak ada hubunganyang signifikan antara Perempuan dan Laki-Laki pada klasifikasi Jenis Kelamin. Darihasil analisis pula nilai OR = 4 artinya jeniskelamin perempuan mempunyai peluang 4
kali terkena positive HIV dibandingkan jeniskelamin laki-laki.
Berdasarkan penelitian Zaki Dinul Lubis(2012) dari hasil uji statistik untuk melihatperbedaan proporsi antara jenis kelaminlaki-laki dan perempuan, didapatkan hasilbahwa tidak ada perbedaan bermakna antarajenis kelamin laki-laki dan perempuandengan nilai p sebesar 0,555, nilai PR 1,076(95% CI; 0,881-1,314) tidak signifikankarena intervalnya melewati angka satu.
Menurut peneliti, jenis kelamin adalahmentukan tingkah laku seseorang, jeniskelamin sangat berpengaruh terhadap infeksiHIV, jenis kelamin perempuan lebih rentangtertular HIV hal ini disebabkan tertular daripasangannya. Saran untuk RSKD DurenSawit peluasan akses layanan pencegahanatau penularan HIV bagi pengguna napzasuntik dan pengobatan bagi pengguna napzasuntik yang sudah terinfeksi, tujuannya agarmencegah kasus tertularnya HIV baruterhadap pengguna NAPZA suntik.
Pendidikan
Menurut Depkes (2007), pendidikan adalahproses pengubahan sikap dan perilakuseseorang atau kelompok orang dalam usahamendewasakan manusia melalui upayapengajaran dan pelatihan. Menurut Ki HajarDewantara pendidikan dapat diartikansebagai daya upaya untuk memajukan budipekerti, pikiran serta jasmani seseorang,agar dapat memajukan kesempurnaan hidupyaitu hidup dan menghidupkan diri yangselaras dengan alam dan masyarakatnya.Menurut ilmu psikologi pendidikan adalahmencakup segala bentuk aktivitas yang akanmemudahkan dalam kehidupan individu ataukelompok dengan hasil : “ mencakup segalaperubahan yang terjadi sebagai konsekuensiatau akibat dari partisipasi individu ataukelompok didalam proses kegiatan belajar.
8
Berdasarkan hasil analisi univariate terhadappendidikan responden didapatkan statuspendidikan SD berjumlah 19 respondendengan presentase 47.5 persen, SLTPberjumlah 13 responden dengan presentase32.5 persen, SLTA dengan jumlah 6responden dengan presentase 15.0 persensedangkan yang berpendidikan PT denganjumlah 2 responden dengan persen 5.0. jadipendidikan responden yang paling banyakdikalangan pendidikan SLTP yaitu sebesar13 responden. Hasil analisis hubunganantara Pendidikan Responden diperolehbahwa pada pendidikan rendah sebanyak 0dari 32 orang (0.00) status HIV yangnegatif. Sedangkan pada pendidikan tinggisebanyak 2 dari 8 orang (25%) status HIVyang positif. Hasil uji statistik diperolehnilai p= 0.04 maka dapat disimpulkan adahubungan yang signifikan antara padaklasifikasi Pendidikan Responden. Nilai OR= 1 artinya pendidikan tinggi respondenmempunyai peluang 1 kali terkena positiveHIV dibandingkan responden yang memilikipendidikan yang rendah.
Hal ini sesuai dengan penelitian StefanusGunawan, (2013) yang hasil analisispendidikan dengan penularan terhadapHIV/AIDS kategori tingkat pendidikantinggi cukup banyak 75.6% dan tingkatpendidikan yang rendah sebanyak 24.4%.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian YuliLutfiana (2012) yang hasil analisispendidikan dengan perilaku berisikoterhadap penyakit HIV/AIDS kategoritingkat pendidikan rendah cukup banyakyaitu 60% dan tingkat pendidikan yangtinggi berjumlah 40%.
Menurut peneliti, responden yang palingbanyak dari kalangan pendidikan tinggi halini sangat berpengaruh terhadap penularanHIV, hal ini dikarenakan pengguna NAPZASuntik dikalangan pendidikian SMA dan PTmenggunakan jarum suntik secarabersamaan alasannya karena kebersamaan.
Saran bagi RSKD Duren Sawit perlumemberikan konseling atau penyuluhanbahanya penggunaan jarum suntik secarabersamaan, yaitu dengan cara menggunakanjarum suntik sendri atau tidak bersamaan,supaya mengurangi tertularnya HIV danperilaku yang sehat terhadap penggunaNAPZA Suntik.
Status ekonomi
Menurut Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi,Sp.PD(K), HIV/AIDS kekerapannya tinggidi negara miskin dikarenakanmasyarakatnya kurang memperolehinformasi, tak punya peluang untukmemperoleh pekerjaan atau usaha yanglayak serta tak punya kesempatan untukmemilih hidup sehat. Peningkatankesejahteraan masyarakat sepertipeningkatan pendidikan, akses pelayanankesehatan, akses untuk bekerja akanmengurangi secara nyata penularanHIV/AIDS. Namun hal ini tentumemerlukan upaya yang lama dan konsisten.Menurut Nasronudin (2007), kemiskinan,ketidaksetaraan sosila ekonomi, danpenganguran meningkatkan risikokurangnya akses ke pencegahan,pengobantan, perawatan dan dukungan, olehkarena itu meningkatkan risiko penularanHIV.
Berdasarkan hasil analisa univariat terhadapstatus ekonomi responden. Status ekonomi≤ 2.441.301 berjumlah 36 responden denganpresentase 90.0 persen, sedangkan statusekonomi > 2.441.301 berjumlah 4 respondendengan presentase 10.0 persen. Hasilanalisis hubungan antara Status Ekonomidiperoleh bahwa ekonomi >2.441.301 adasebanyak 0 dari 36 orang (0.00%) statusHIV yang negatif. Sedangkan dari Ekonomi≤2.441.301 ada 2 orang dari 4 (50.0%)status HIV yang positif. Hasil uji statistikdiperoleh nilai p= 0.002 maka dapatdisimpulkan maka dapat disimpulkan ada
9
hubungan yang signifikan antara statusekonomi ≤ 2.441.301 dan > 2.441.301 padaklasifikasi status ekonomi. Nilai OR = 2artinya status ekonomi responden yang>2.441.301 mempunyai peluang 2 kaliterkena positive HIV dibandingkanresponden yang status ekonominya ≤2.441.301.
Hal ini sesuai dengan Zaki Dinul Lubis(2012) dengan hasil analisis status ekonomidengan beresiko terhadap penyakit HIVkategori status ekonomi terbanyak>2.441.301 dengan jumlah 75% sedangkanyang berusia
≤ 2.441.301 berjumlah 25%. Hal ini tidaksesuai dengan hasil penelitian Mutia (2008)yang dilakukan di jakarta dengan hasilanalisis status ekonomi dengan beresikoterhadap penyakit HIV katagori statusekonomi terbanyak yaitu ≤ 2.441.301berjumlah 53 %, sedangkan yang berusia >2.441.301 berjumlah 47%.
Menurut peneliti, status ekonomi tinggilebih rentang terkena HIV karena yangbeRStatus ekonomi tinggi lebih mudahmembeli dan menggunakan NAPZA suntikdan free seks. Saran bagi RSKD DurenSawit agar memberikan penyuluhan kepadaresponden dan yang menggunakan NAPZAsuntik dan yang sudah menderita HIV sertakeluarga responden.
Jenis pekerjaan
Notoatmodjo,(2007) berpendapat bahwapenelitian mengenai hubungan jenispekerjaan dan pola kesakitan banyakdikerjakan di Indonesia terutama polapenyakit kronis misalnya penyakit jantung,HIV, tekanan darah tinggi dan kanker. Jenispekerjaan apa saja hendak dipelajarihubungannya dengan suatu penyakit dapatpula memperhitungkan pengaruh variableumur dan jenis kelamin. Pekerjaan berasaldari kata “kerja” yang dimaksud dengan
kerja adalah perbuatan melakukan suatupekerjaan, suatu yang dilakukan untukmencari nafkah (Haryono, 2009). Sedangkanpekerjaan adalah setiap orang yang bekerjadengan menerima upah atau imbalan dalambentuk lain (Departemen tenaga Kerja danTransmigrasi RI, 2005). Orang yang karenapekerjaannya sering berhubungan dengandengan penderita HIV/AIDS seperti dokter,perawat, petugas transfusi darah, bidan, dansebagainya, karena dikhawatirkan ada lukadi tubuhnya. Hal tersebut akan menjadipintu masuk virus HIV/AIDS.
Berdasarkan hasil analisa univariat terhadapjenis pekerjaan responden. didapatkan samauntuk masing-masing jenis pekerjaan.Dimana yang tidak bekerja berjumlah 26responden dengan presentase (65%),sedangkan yang bekerja berjumlah 14responden dengan (35%). Hasil analisishubungan antara pekerjaan Respondendiperoleh bahwa Responden yang bekerjasebanyak ada 1 dari 14 orang (7.1%) statusHIV yang positif. Sedangkan dari respondenyang tidak bekerja ada 25 orang dari 26(92.9%) status HIV yang negatif. Hasil ujistatistik diperoleh nilai p= 0.648 makadapat disimpulkan tidak ada hubungan yangsignifikan antara Bekerja dan tidak bekerjapada klasifikasi pekerjaan. Nilai OR = 5artinya responden yang bekerja mempunyaipeluang 5 kali terkenpositive HIVdibandingkan responden yang tidak bekerja.
Hal ini sesuai dengan penelitian Zaki DinulLubis (2012) hasil analisis hubunganpekerjaan dengan status HIV didapatkanbahwa kelompok bekerja lebih banyakdibandingkan dengan yang tidak bekerja.Dari 65 orang penderita HIV yang tidakbekerja, sebanyak 56 orang ada 9 orangyang bekerja. Dari hasil uji statistik didapatnilai p sebesar 0,596 (p>0.05) yang artinyatidak ada perbedaan bermakna antarapenderita HIV yang bekerja dan tidakbekerja.
10
Menurut peneliti, yang bekerja lebih rentangterkena HIV, hal ini dikarnakan yang bekerjamerasakan tingkat stressor yang tinggi dantidak memiliki mekanisme kopping yangbaik, sehingga yang bekerja lebihberpeluang dibandingkan yang tidak bekerjauntuk memakai NAPZA suntik untukmenghilangkan rasa stres dan kejenuhan.Saran bagi RSKD Duren Sawit agarmelaksanakan program promosi danpencegahan HIV terhadap penggunaNAPZA suntik dikalangan yang bekerjamaupun yang tidak bekerja.
Cara Memakai Jarum Suntik
Penggunaaan jarum suntik yang tidak sterilsecara bergantian pada kelompok penggunaNAPZA suntik (penasun). Penggunaanjarum suntik yang tidak steril menjadi factorresiko utama dalam penularan HIV/AIDS diIndonesia. Penularan HIV/AIDS melaluipenggunaan jarum suntik yang tidak sterilpada kelompok penasun mempunyai tingkatuntuk terjadi penularan per kejadian.(Visimedia,2006).
Hasil analisis hubungan antara caramenggunakan jarum suntik Respondendiperoleh bahwa Responden yangmenggunakan jarum secara Ya bergantiansebanyak ada 0 dari 36 orang (0.00%) statusHIV yang positive. Sedangkan dariresponden yang tidak bergantianmenggunakan jarum ada sebanyak 2 dari 4orang (90.9%) status HIV yang negatif.Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.000maka dapat disimpulkan ada perbedaanpropoRSi responden yang menggunakanjarum bergantian dan responden yangmenggunakan jarum dengan tidakbergantian ada hubungan yang signifikanantara pengguna jarum secara bergantiandengan pengguna jarum dengan cara tidakbergantian pada klasifikasi penggunaanjarum. Nilai OR = 7 artinya responden yangmenggunakan jarum suntik secara
bergantian mempunyai peluang 7 kaliterkena positive HIV dibandingkanresponden yang menggunakan jarum suntikdengan tidak bergantian.
Hal ini sesuai dengan penelitian S. GunawanWidiyanto (2008) hasil analisis didapatkanresponden yang mengunakan jarum suntikbergantian 81,2 % dan yang mengunakanjarum suntik yang tidak bergantian 18,2.Diperoleh nilai p= 0.000 dalam uji statistikyang berarti terdapat hubungan yangsignifikan antara pengunaan jarum suntikbergantian dan tidak bergantian. Nilai OR=11 yang berarti yang mengunakan jarumsuntik bersamaan mempunyai peluang yanglebih besar untuk terkena HIV dibandingkandengan yang menggunakan jarum suntiktidak dengan cara bergantian.
Menurut peneliti, penggunaan jarum suntikbersamaan lebih beresiko dibandingkandengan penggunaan jarum suntik yang tidakbersamaan, hasil penelitian peneliti didapatkan yang menggunakan jarum suntiksecara bersamaan 2 dari 8 respondenterinfeksi HIV, saran bagi RSKD DurenSawit perlu memberikan konseling ataupenyuluhan terutama kepada penggunaNAPZA suntik yang masih menggunakanjarum suntik secara bersamaan agar tidaktertular HIV, yaitu dengan caramenggunakan jarum suntik sendri atau tidakbersamaan, supaya mengurangi tertularnyaHIV dan perilaku yang sehat terhadappengguna NAPZA Suntik.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diRSKD Duren Sawit Jakarta, dapatdisimpulkan bahwa pengguna NAPZAsuntik dapat mempengaruhi penularanHIV/AIDS .
11
Hasil penelitian yang didapatkan di RSKDDuren Sawit Jakarta tentang faktor-faktoryang mempengaruhi penularan HIV/AIDSdengan pengguna NAPZA suntik.
1.Mengetahui distribusi pengguna NapzaSuntik sebagian besar umur respondenpengguna napza suntik di RSKD DurenSawit tahun 2017 yaitu ≤ 29 tahun (95.0%).Sebagian besar jenis kelamin respondenpengguna napza suntik di RSKD DurenSawit yaitu laki-laki (65.5%), rata-rataberpendidikan SD (47.5%), sebagian besarpengguna napza suntik status ekonomi ≤
2.441.301(90.0%), status pekerjaan palingbanyak tidak bekerja (65.0%), sebagianbesar menggunakan jarum suntik tidakbergantian (80.0%)
2.Adanya hubungan yang signifikan antaraumur dengan penularan HIV pada penggunaNAPZA suntik di RSKD Duren Sawit tahun2017 dengan P value 0.000
3.Tidak adanya hubungan yang signifikanantara jenis kelamin dengan penularan HIVpada pengguna NAPZA Suntik di RSKD
Duren Sawit tahun 2017 dengan P value0.588
4.Adanya hubungan yang signifikan antarapendidikan dengan penularan HIV padapengguna NAPZA Suntik di RSKD DurenSawit tahun 2017 dengan P value 0.004
5.Adanya hubungan yang signifikan antarastatus ekonomi dengan penularan HIV padapengguna NAPZA Suntik di RSKD DurenSawit tahun 2017 dengan P value 0.000
6.Tidak adanya hubungan yang signifikanyang bermakna antara jenis pekerjaandengan penularan HIV pada penggunaNAPZA Suntik di RSKD Duren Sawit tahun2017 dengan P value 0.648
7.Adanya hubungan yang signifikan antaracara penggunaan jarum suntik denganpenularan HIV pada pengguna NAPZASuntik di RSKD Duren Sawit tahun 2017denga P value 0.004
SARAN
1.Untuk institusi Rumah Sakit
Untuk memberikan penyuluhan kepada parapengguna NAPZA, tentang penjelasan
faktor-faktor yang dapat menularkanHIV/AIDS.
2.Untuk institusi pendidikan
Untuk meningkatkan serta menambahkanliterature-literatur yang dapat membantu danmemudahkan proses penyusunan skripsi dandiharapkan hasil penelitian ini dapat bergunabagi para pembaca serta dapat meningkatkanharapan kerja mahasiswa.
3.Untuk pengguna NAPZA suntik
Untuk para pengguna NAPZA suntikdiharapkan agar berhati-hati dalampenggunaan jarum suntik, sehinggamenghindari dari penularan HIV/AIDS.
4.Untuk peneliti selanjutnya
Untuk peneliti yang akan melakukanpenelitian di masa yang akan datang,diharapkan untuk melihat adakah hubunganfaktor-faktor yang lainnya, selain faktor-faktor yang mempengaruhi penularanHIV/AIDS pada pengguna NAPZA suntik
12
DAFTAR PUSTAKA
Ajisukmo, Clara R.P,Msc, dkk. 2004. MariBerbicara Tentang HIV/AIDS dengan orangTua, Guru, dan teman!. Jakarta IndonesiaPrinter.
Alatas, H., Madiyono, B., 2006.Penanggulangan Korban NarkobaMeningkat PerananKeluarga dan Lingkungan, Jakarta : BalaiPenerbit FKUI.
An Nawazil fil Asyribah, Zainal ‘Abidin binAsy Syaikh bin Azwin Al Idrisi AsySyinqithiy, terbitan Dar Kunuz Isybiliya,cetakan pertama, tahun 1432 H, hal.205-229.
BNN, 2003. Permasalahan Narkoba diIndonesia dan Penanggulangannya. Diakses2November 2011; http://bnn.go.id
____ ,2004. Komunikasi PenyuluhanPencegahan Penyalahgunaan Narkoba,Jakarta :BNN
____ , 2007. Hasil Surpai NasionalPenyalahgunaan dan Peredaran GelapNarkobapadaKelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 33Provinsi Di Indonesia Tahun2006.diakses 1 Oktober 2011 ; http//bnn.go.id
____ , 2010. Hasil Setudi PenyalahgunaanNarkoba di Kalangan Pekerja di IndonesiaTahun 2009. diakses 8 maret 2012;http//www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com
Brooks, Geo. F., Butel, Janet S., danMoRSe, Stephen A., 2005. AIDS danLentivirus.
Dalam. Sjabana, Dripa, ed. MikrobiologiKedokteran. Jakarta Selemba Medika;292-300.
Departemen Kesehatan RI, 2006. PedomanPelaksanaan Pengurangan Dampak BurukNarkotika, Psikitropika dan Zat Adaktif.
Djoerban Z, Djauzi S, 2006. Buku IlmuPenyakit Dalam, Tinjauan HIV/AIDS diIndonesia. FK-UI. Jakarta
Granich, Reuben dan Mermin, Jonatan.2003. Ancaman HIV dan KesehatanMasyarakat.
Hawari, D, 2009. Penyalahgunaan danKetergantungan Napza.Balai PenerbitanFKUI,Jakarta
Herlina, Meriani, 2008. Tinjauan UpayaPencegahan Penularan HIV/AIDS. FISIPUI,Medan
Jenahi, Libertus, Antoro dkk. 2007. Narkobadan Bahan Adiktif yang Berbahaya.Jakarta; Indonesia
Lubis, Dina Fitriani, 2009. Peranan GalateaDalam Pencegahan penularan HIV/AIDSDiKalangan Pengguna Narkoba Suntik.
Makaro, Moh. Taufik. 2005. Tindak PidanaNarkotika , Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nasution, Rizal H, dkk., ed. HIV/AIDS:Kita Bisa Kena, Kita Bisa Cegah. Medan:Monora; 17.
Notoatmojo, 2003. Pendidikan dan PerilakuKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
_________ , 2005. Metode PenelitianKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
13
_________ , 2007. Promo Kesehatan danIlmu Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
_________ , 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Purba, J. M., 2008. Asuhan KeperawatanPada Klien Masalah Psikososial danGangguanJiwa, Medan : USU Press.
Sumiati, dkk., 2009, Asuhan Keperawatanpada Klien Penyalahgunaan &Ketergantungan NAPZA, Jakarta : TransInfo Media
Zein, Umar, dkk, 2006. 100 Pertanyaan Seputar HIV/AIDS yang Perlu Anda Ketahui. Medan: USU pr
14
FORMULIR BERLANGGANAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ...............................................................................Alamat : ...............................................................................
............................................................................... ...............................................................................
Telepon/HP : ...............................................................................E-mail : ...............................................................................
Bersedia untuk menjadi pelanggan Jurnal Istara Nusantara dengan biaya Rp250.000 / tahun (sudah termasuk ongkos kirim).
..................., ...........................
( .......................................... )
Pembayaran ditransfer ke:NO. REK. 000 891 1663
BANK BNI CABANG JATINEGARAATAS NAMA YAYASAN ISTARA NUSANTARA
Bukti transfer berikut formulir berlangganan dikembalikan ke:Redaksi Jurnal Istara Nusantara
Jl. Raya Bogor No. 4B KramatjatiJakarta Timur 13520
atau Fax ke: (021) 2948-9303atau e-mail: [email protected]