etika bisnis masyarakat muslim dalam berdagang...

107
ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN PESANTREN ASSHIDDIQIYAH PUSAT) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : ERI HERZEGOVINA FANSURI 1110046100150 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: tranhuong

Post on 12-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG

(STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN

LEMBAGA PENDIDIKAN PESANTREN ASSHIDDIQIYAH PUSAT)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

(S.E.Sy)

Oleh :

ERI HERZEGOVINA FANSURI

1110046100150

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

ii

ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG

(STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN

LEMBAGA PENDIDIKAN PESANTREN ASSHIDDIQIYAH PUSAT)

Page 3: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

iii

Page 4: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 20 Juni 2014

Eri Herzegovina Fansuri

Page 5: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

v

ABSTRAK

ERI HERZEGOVINA FANSURI, NIM 1110046100150, Etika Bisnis

Masyarakat Muslim dalam Berdagang (Studi Pengawasan Aktivitas Ekonomi di

Lingkungan Lembaga Pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah Pusat), Program Studi

Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 1435 H/2014M. Isi: xiv + 70

halaman + 16 lampiran, 25 literatur ( 1977-2012).

Etika Bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah

dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam hal ini

pesantren yang dinilai sangat lekat dengan label Islami, apakah didalamnya

memperhatikan aktivitas ekonomi. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui

apakah para pedagang di lingkungan Pesantren Asshiddiqiyah Pusat sudah

melakukan etika bisnis sesuai dengan syariat Islam dan apakah pihak pesantren

melakukan pengontrolan atau pengawasan terhadap kegiatan bisnis tersebut.

Metode penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dengan metode analis

deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan penelitian lapangan/survey, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah observasi, wawancara dan angket. Teknik analisis data yang digunakan

pada penelitian ini adalah analisis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, analisis

kuantitatif dengan membuat persentase untuk mencari kesimpulan dengan

menggunakan tabel frekuensi.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa etika bisnis di lingkungan Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat belum sepenuhnya sesuai dengan syariat Islam, (81.82%)

pedagang menjual makanan dan minuman yang halal, tapi masih adanya makanan

dan minuman ringan yang kurang sehat yang dijual di pesantren ini. (81.82%)

pedagang disini sudah menjaga kebersihan akan tempat berdagang dan alat-alat

memasak. (81.82%) para pedagang di pesantren ini tidak mengambil keuntungan

yang berlebihan dalam berjualan. Pihak pesantren kurang maksimal dalam melakukan

pengontrolan atau pengawasan terhadap kegiatan bisnis tersebut.

Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Pengawasan Aktivitas Ekonomi di Lingkungan

Pesantren.

Pembimbing I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.

Pembimbing II : Dr. Muhammad Maksum, S.A.g, MA.

Page 6: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

vi

KATA PENGANTAR

Rasa syukur serta rangkain puji senantiasa penulis panjatkan kepada

Tuhan pemelihara dan pengatur semesta alam, Allah yang Maha Kuasa,

berkat kehendak dan kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, suri tauladan kita dalam setiap aktivitas kehidupan.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai persyaratan untuk

mendapatkan gekar S1 Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy). Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Penulis juga menghaturkan segala bentuk masukan berupa kritik atau

saran-saran yang bersifat membangun dalam menyempurnakan skripsi ini,

mengingat kemampuan penulis yang masih terbatas dan terdapat banyak

kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Disadari pula bahwa dalam penelitian skripsi ini serat dengan dialektika

yang tidak mungkin terlupakan antara keyakinan dan kekhawatiran, serta

harapan dan kenyataan yang mnejadi satu dalam membentuk mozaik

penulisan skripsi ini. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui, tidak

ada pekerjaan sukses dilakukan dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan

selalu ada lingkaran lain yang memberi semangat, bimbingan, bantuan dan

Page 7: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

vii

do’a. Penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT dan mengucapkan beribu

banyak terima kasih atas bantuan dan jasa yang diberikan oleh semua pihak

dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya Bapak/Ibu:

1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH selaku Ketua Program Studi

Muamalat dan H. Abdurrauf, Lc, MA Sekretaris Program Studi Muamalat

yang telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan

skripsi ini.

3. Dr. H. Anwar Abbas, M.Ag., sebagai Pembimbing Akademik yang juga

senantiasa mengingatkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga

penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd., dan Dr. Muhammad Maksum, S.Ag.,

MA., selaku dosen pembimbing yang tidak kenal lelah meluangkan waktu

dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada penulis pada

penyusunan skripsi ini.

5. Moh. Rezky Fitriady, sebagai Lurah Pondok, para pedagang dan para

santri Pesantren Asshiddiqiyah Pusat yang telah membantu dan

memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Ayahanda tercinta Ahmad Syamsuri dan Ibunda Rahma tercinta yang telah

mencurahkan do’a, kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun

materi serta pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga

Page 8: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

viii

penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat

dijadikan kebanggaan.

7. Keluarga besar yang telah memberikan semangat dan do’a.

8. Vian Apfrizal yang telah memberikan masukan, semangat dan juga doa

dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Firman Ramadhani, Hanifatul Amelia, Fitria Ulfa, Tufah Silvia, Siti

Fadhilah, Sekar Arum Dini, Ricka Khutami Putri, Shendy Yulian, Fitriana

Wahyuni dan Rizky Amalia Fauroza yang telah memberikan semangat

dan do’a.

10. Keluarga sekaligus sahabat seperjuangan PS.D.SQUAD Angkatan Tahun

2010 yang selalu memberikan masukan-masukannya dan memberikan

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan bantuan yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus

menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak,

semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya. Aamiin Yaa

Robbal ‘Alamiin.

Jakarta, Juli 2014

Eri Herzegovina Fansuri

Page 9: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................. 3

C. Pembatasan/Ruang Lingkup Masalah ....................... 4

D. Perumusan Masalah .................................................. 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ............................................... 5

2. Manfaat Penelitian .............................................. 6

F. Sistematika Penulisan ................................................ 6

Page 10: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

x

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kerangka Konseptual ................................................. 8

B. Kerangka Teori

1. Sumber Etika ....................................................... 9

2. Perbedaan Etika, Norma, dan Hukum

a. Etika dalam Perspektif Islam ........................ 10

b. Pengertian Etika Bisnis ................................. 10

c. Definisi Etika Bisnis dalam Islam ................. 11

d. Etika, Norma, Hukum ................................... 11

e. Prinsip Umum Etika Bisnis ........................... 13

f. Prinsip Dasar Etika Islami ............................ 15

3. Perdagangan ........................................................

a. Pentingnya Perdagangan dalam Islam ........... 19

b. Prinsip Perdagangan Rasulullah..................... 20

c. Perdagangan dan Nilai Kejujuran .................. 22

d. Teori Harga ................................................... 24

e. Barang dan Jasa yang Di Haramkan

dalam bermuamalah ....................................... 26

4. Konsep Pesantren

a. Pesantren ....................................................... 30

b. Pesantren Sebagai Lembaga Da’wah ............ 31

C. Kerangka Berpikir ..................................................... 33

Page 11: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

xi

D. Review Studi Terdahulu ............................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian .................................................... 38

2. Sumber Data ........................................................ 38

3. Teknik Pengumpulan Data .................................. 39

4. Subjek Objek Penelitian Data ............................. 40

a. Sejarah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ..... 40

b. Tujuan Dasar Berdirinya Pondok Pesantren . 41

c. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat ........ 42

d. Struktur Organisasi ....................................... 43

e. Sarana dan Prasarana..................................... 44

5. Teknik Analisis Data ........................................... 45

B. Teknik Penulisan ........................................................ 46

C. Hasil Penelitian .......................................................... 46

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Para Pedagang di Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat ...................................................... 56

B. Analisis Pengawasan Dewan Sekolah Terhadap Aktivitas

Ekonomi di Pesantren Asshiddiqiyah Pusat ................ 63

Page 12: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................ 67

B. Saran........................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

4.1 Pedagang bersikap ramah terhadap para pembeli 46

4.2 Pedagang menjual makanan dan minuman yang halal 47

4.3 Pedagang menjual makanan dan minuman yang sehat 47

4.4 Makanan dan minuman yang dijual dengan harga yang sesuai

(sewajarnya) 48

4.5 Transaksi Secara Jujur 49

4.6 Puas dengan pelayanan para pedagang 49

4.7 Boleh berhutang jika membeli 50

4.8 Makanan dan minuman yang dijual halal 50

4.9 Makanan dan minuman yang dijual sehat 51

4.10 Selalu menjaga kebersihan 51

4.11 Makanan dan minuman dijual dengan harga yang sesuai 52

4.12 Mencatat pengeluaran dan pendapatan 52

4.13 Pembeli diperbolehkan untuk berhutang 53

4.14 Pihak pesantren melakukan pengawasan terhadap para pedagang 53

4.15 Pihak pesantren melakukan pembinaan terhadap para pedagang 54

4.16 Makanan dan minuman yang dijual diseleksi dahulu oleh pihak

pesantren 54

4.17 Selalu bersikap ramah terhadap pembeli 55

Page 14: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

xiv

4.18 Tabel penerapan konsep etika bisnis 56

4.19 Tabel pengawasan etika bisnis 63

Page 15: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT telah menetapkan aturan-aturan dalam menjalankan kehidupan

ekonomi. Allah SWT telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku

manusia sehingga menguntungkan satu individu tanpa mengorbankan hak-hak

individu lainnya. Demikian pula dalam Islam hal yang perlu diperhatikan adalah

etika dalam bermuamalah, Islam sangat memperhatikan perilaku bisnis, bahkan

sejak dahulu Rasulullah SAW telah menganjurkan cara bermuamalah yang

didalamnya mencakup tentang perdagangan dengan cara yang bersih dari tipu

daya dan mengajarkan kita untuk berbuat jujur serta menjunjung tinggi nilai

keadilan. Ketika masyarakatnya berkembang, terstruktur menjadi sebuah

organisasi, menjadi sebuah negara, maka muncul lembaga khusus yang

mengawasi.

Di Periode Umar Ibn Al Khatab, beliau selaku kepala Negara, sangat teliti

dan hati-hati mengenai pelaksanan ketentuan tersebut. Beliau seringkali

berkeliling ke pasar-pasar. Bahkan kadang-kadang beliau memberikan teguran

keras kepada para pedagang yang melanggar aturan perdagangan dengan kata-

kata: “Yang boleh berdagang di pasar ini hanya mereka yang memahami aturan-

Page 16: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

2

aturan! Barang siapa mengambil keuntungan yang tidak pantas, baik secara sadar

atau tidak akan dikenakan denda!”1

Belakangan ini, di Kementrian perdagangan kita pun juga ada yang

dinamakan Dewan Pengawas Pasar, mereka mengawasi terutama mengontrol

ukuran dan takaran. Apabila seseorang membeli minyak bahan bakar, ada

lembaga yang mengawasi alat meteran untuk mengisi leteran itu yang dinamakan

“diteran”. Dimana Dewan Pengawas Pasar ini mengontrol, melakukan

pengecekan, dan inilah fungsi Dewan Pengawas Pasar.

Kegiatan perdagangan yang dilakukan secara adil dan jujur akan

menjadikan pedagang yang baik tidak ada persaingan yang tidak sehat di

dalamnya yang dapat mengakibatkan meningkatnya harga barang-barang secara

zalim yang sangat dilarang oleh Islam.

Islam sangat melarang penipuan, untuk itu Islam sangat menuntut

melakukan perdagangan yang Islami dilakukan secara jujur dan amanah. Di

dalam praktik perdagangan tersebut, dilarang melakukan praktik yang

mengandung unsur penipuan, riba, judi ketidakpastian, serta pengambilan untung

yang berlebihan.

Perdagangan yang dilakukan tidak hanya di pasar, melainkan di sebuah

Pesantren atau Sekolah, dimana di dalamnya terdapat transaksi jual beli yang

1 Irfan Mahmud Ra’na, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Al-Khatab, cet.II, (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1977), h. 58-59.

Page 17: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

3

dilakukan para santri dan para pedagang di kantin. Biasanya, di kantin tersebut

menjual berbagai macam makanan dan minuman.

Seperti yang dijelaskan di atas, pada zaman Rasulullah SAW dan periode

Umar, beliau melakukan pengontrolan terhadap perilaku bisnis. Bagaimana yang

dilakukan oleh Dewan Sekolah/Lembaga Pendidikan melakukan pengontrolan

terhadap para pedagang yang berada di lingkungan sekolah dan terhadap para

santri.

Dengan demikian, penelitian ini sangat penting untuk dikaji, untuk

mengetahui etika bisnis para pedagang di kantin sekolah. Hasil penelitian ini

sangat berguna bagi para akademisi Ekonom Islam agar dapat dipelajari dan

ditinjau kembali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam

perdagangan.

Penulis tertarik memilih tema ini karena ingin mengetahui apakah Dewan

Sekolah /Lembaga Pendidikan melakukan pengontrolan perilaku bisnis, seperti

apa yang dilakukan pada zaman Nabi dan Periode Umar.

B. Identifikasi Masalah

Pokok masalah ini berkaitan dengan etika para pelaku bisnis yang

melakukan kegiatan bisnisnya dengan perilaku menyimpang seperti penipuan,

tidak jujur, dan lainnya. Sedangkan masalah yang terkait dengan pokok masalah

tersebut adalah :

Page 18: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

4

1. Apakah para Dewan sekolah/lembaga pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah

Pusat melakukan pengontrolan terhadap pelaku bisnis yang berada di

lingkungan lembaga pendidikan tersebut?

2. Apakah para pedagang di lingkungan lembaga Pesantren Asshiddiqiyah Pusat

menjual makanan/minuman yang halal?

3. Apakah makanan yang berlabel halal itu diseleksi atau tidak oleh Dewan

Lembaga Pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah Pusat?

4. Apakah terdapat unsur penipuan dalam kegiatan bisnis di lingkungan lembaga

pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah Pusat?

5. Apakah di dalam lembaga pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah Pusat

mengutamakan keuntungan dalam kegiatan bisnisnya?

C. Pembatasan/Ruang Lingkup Masalah

Agar pembahasan ini tidak meluas dan tetap fokus pada permasalahan

yang diangkat, maka penulis melakukan pembatasan pada penelitian ini. Penulis

hanya membahas tentang etika bisnis pedagang di lingkungan sekolah, dan peran

Dewan Sekolah/Lembaga Pendidikan terhadap perilaku bisnis di Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat pada tahun 2014 dengan pendekatan kualitatif dan

menggunakan metode deskriptif analisis. Penulis tertarik memilih pesantren

tersebut dikarenakan itu merupakan lembaga Islam yang di dalamnya diajarkan

pengetahuan Islam secara mendalam dan aktivitasnya 24 jam di pesantren, apabila

Page 19: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

5

perilaku bisnisnya tidak dikontrol bisa menjadi suatu penyimpangan dalam suatu

aktivitas ekonomi Islam.

Ruang lingkup ini hanya ditujukan kepada pedagang di lingkungan

sekolah, pihak pesantren dan para santri.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana para pedagang di Lembaga Pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah

Pusat telah melakukan kegiatan berdagang sesuai dengan ajaran Islam?

2. Bagaimana bentuk atau ragam pengawasan yang dilakukan oleh Dewan

Sekolah terhadap aktivitas ekonomi dalam melakukan pengawasan terhadap

perilaku bisnis di Lembaga Pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah tersebut?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana para pedagang telah melakukan

kegiatan berdagang sesuai dengan ajaran Islam, serta untuk mengetahui

bagaimana ragam atau bentuk pengawasan Dewan sekolah/pesantren terhadap

kegiatan bisnis di pesantren tersebut.

Page 20: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

6

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan pengetahuan bagi akademisi mengenai etika

bisnis Islam, serta dapat dipelajari dan ditinjau kembali untuk

meningkatkan kesejahteraan dalam kegiatan bisnis. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan bacaan dan

masukan bagi masyarakat muslim, khususnya bagi mahasiswa, dosen,

pemerintah dan instansi yang terkait dengan perekonomian khususnya

dalam menangani penipuan yang terjadi dalam kegiatan bisnis.

b. Manfaat Praktis

Untuk kehidupan masyarakat luas penelitian ini sangat penting

agar masyarakat muslim khususnya para pedagang semakin tahu bahwa

etika bisnis dalam berdagang itu harus sesuai dengan syariat Islam. Selain

itu, penelitian ini juga untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang

Ekonomi Islam, dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas mengenai latar belakang

masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

sistematika penulisan.

Page 21: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

7

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan tentang Teori Etika Bisnis, Teori

Perdagangan dan Pesantren. Pada bab ini juga membahas

Review Studi Terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang metode penelitian yang

didalamnya termasuk gambaran umum penelitian, teknik

penulisan dan hasil penelitian.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisikan analisis hasil penelitian, Analisis

Penerapan Etika Bisnis Islam Para Pedagang di Pesantren

Asshiddiqiyyah Pusat, dan Analisis Pengawasan Dewan

Sekolah Terhadap Aktivitas Ekonomi di Pesantren

Asshiddiqiyyah Pusat

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari pembahasan skripsi ini, yang

berisi kesimpulan dari keseluruhan bab yang telah dijelaskan di

atas dan saran-saran dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Konseptual

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani Kuno ethos yang

berarti sikap, cara berpikir, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, watak kesusilaan.

Etika adalah prinsip, norma, dan standar perilaku yang mengatur individu

maupun kelompok yang membedakan apa yang benar dan apa yang salah.1

Secara terminologis arti etika sangat dekat pengertiannya dengan istilah

Al-Qur‟an al khuluq. Untuk mendeskripsikan konsep kebajikan, Al-Qur‟an

menggunakan sejumlah terminologi sebagai berikut: khair, bir, qist, „adl, haqq,

ma‟ruf, dan taqwa.2

Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu

tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(Akhlak).3

Ethics (Etika) menurut Kamus Ekonomi Uang dan Bank adalah disiplin

pribadi seseorang dalam hubungannya dengan lingkungan, lebih dari yang

sekedar ditentukan oleh undang-undang. Misalnya yang ada di bidang akuntansi

1 A. Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah Teori dan Praktik

The Celestial Management, ( Jakarta: Salemba Empat, 2010), h.9. 2 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, cet.I, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.5.

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed.IV, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008),

h.383.

Page 23: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

9

di Indonesia, yakni Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang terbentuk

pada tahun 1972.4

Bisnis menurut KBBI adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan;

bidang usaha; usaha dagang; bekerja di bidang.5

Bisnis menurut Kamus Ilmiah Serapan Disertasi Entri Tambahan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah adalah bidang usaha; yang sifatnya

mencari keuntungan; usaha di bidang komersial; usaha dagang.6

B. Kerangka Teori

1. Sumber Etika

Ketetapan „boleh‟ atau „tidak‟ dalam kehidupan manusia telah

dikenal sejak manusia pertama, Adam dan Hawa. Prinsip „boleh‟ atau „tidak‟

tersebut berlanjut dan dilanjutkan oleh para nabi-nabi yang diutus oleh Allah

kemudian termasuk Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Mereka

diutus untuk merealisir ketentuan sang Pencipta dalam seperangkat regulasi

agar dapat mengarahkan manusia hidup bahagia di dunia. Tata nilai itu

diletakkan sebagai regulator kehidupan guna mencegah kerusakan yang

ditimbulkan oleh tingkah laku manusia yang cenderung egoistis dan liar.

Tata nilai itulah yang disebut dengan etika.

4 Sudarsono dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, cet.III, (Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 2007), h.110. 5 Sudarsono dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, h.200.

6 AKA Kamarulzaman, dkk, Kamus Ilmiah Serapan Disertasi Entri Tambahan dan Pedoman

Umum Pembentukan Istilah, Absolut Jogja.

Page 24: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

10

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam

pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita

rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan

pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu

apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.7

2. Perbedaan Etika, Norma, dan Hukum

a. Etika dalam Perspektif Islam

Etika dalam pemikiran Islam dimasukkan dalam filsafat praktis

(al hikmah al amaliyah) – bersama politk dan ekonomi. Berbicara

tentang : sebagaimana seharusnya. Etika vs Moral. Moral = nilai baik

dan buruk dari setiap perbuatan manusia – (prakteknya = akhlaq),

Etika = ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk – (ilmunya –

ilm al-akhlaq). Dalam disiplin filsafat, Etika sering dinamakan dengan

Filsafat Moral.8

b. Pengertian Etika Bisnis

Etika Bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk,

benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip

moralitas. Dalam arti lain Etika Bisnis berarti seperangkat prinsip dan

norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam

bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai “daratan” atau

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Etika.

8 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, cet.I, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),

h.31.

Page 25: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

11

tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. Selain itu, etika bisnis juga

dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi

dan bisnis, yaitu refleksi tentang perbuatan baik, buruk, terpuji,

tercela, benar, salah, wajar, tidak wajar, pantas, tidak pantas dari

perilaku seseorang dalam berbisnis atau bekerja.9

c. Definisi Etika Bisnis dalam Islam

Secara sederhana mempelajari etika bisnis dalam Islam berarti

mempelajari tentang mana yang baik/buruk, benar/salah dalam dunia

bisnis berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas.

Moralitas disini, sebagaimana disinggung di atas berarti: aspek

baik/buruk, terpuji/tercela, benar/salah, wajar/tidak wajar, pantas/tidak

pantas dari perilaku manusia. Kemudian dalam kajian etika bisnis

Islam susunan adjective di atas ditambah dengan halal-haram (degrees

of lawful and lawful), menurut Husein Sahatah seperti dikutip oleh

Faisal Badroen, dkk, menyatakan bahwa sejumlah perilaku etis bisnis

(akhlaq al Islamiyah) yang dibungkus dengan dhawabith syariah

(batasan syariah) atau general guideline menurut Rafik Isa Beekun.10

d. Etika, Norma, dan Hukum

Karena kaidah hukum itu melindungi kepentingan manusia

maka harus ditaati, harus dilaksanakan, dipertahankan, dan bukan

9 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.13.

10 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.62.

Page 26: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

12

dilanggar. Tolak ukurnya ialah melanggar kaidah hukum atau tidak.

Kesalahan orang diukur dengan kenyataan apakah ia melanggar kaidah

hukum atau tidak. Kalau melanggar kaidah hukum itu salah, kalau

tidak melanggar kaidah hukum itu baik, yang melanggar itu yang

buruk. Telah dikemukakan bahwa asas hukum baik, yang melanggar

itu yang buruk. Telah dikemukakan bahwa asas hukum itu didukung

oleh pikiran bahwa dimungkinkan memisahkan antara baik dan buruk,

karena itulah kaidah hukum itu disebut juga kaidah etis.11

Etik adalah usaha manusia untuk mencari norma baik dan

buruk. Etik berasal dari kesadaran manusia merupakan petunjuk

tentang perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk. Etik juga

merupakan penilaian ataupun kualifikasi terhadap perbuatan

seseorang. Bagaimanakah hubungan hukum dengan etik? Hukum dan

etik merupakan dua sisi dari satu mata uang.12

Hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial.

Hukum ditujukan kepada manusia yang hidup dalam ikatan dengan

masyarakat yang terpengaruh oleh ikatan-ikatan sosial. Etik sebaliknya

ditujukan kepada manusia sebagai individu, yang berarti bahwa hati

nuraninya lah yang diketuk.13

11

Budi Untung, Hukum dan Etika Bisnis, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012), h.5. 12

Budi Untung, Hukum dan Etika Bisnis, h.5-6. 13

Budi Untung, Hukum dan Etika Bisnis, h.6.

Page 27: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

13

Menurut Drs. Achmad Charris Zubaik seperti dikutip oleh

Faisal Badroen, dkk, menyatakan bahwa norma adalah „nilai yang

menjadi milik bersama, tertanam dan disepakati semua pihak dalam

masyarakat‟ yang berangkat dari nilai baik, cantik atau berguna yang

diwujudkan dalam bentuk perbuatan kemudian menghadirkan ukuran

atau norma. Artinya norma bermula dari penilaian, nilai dan norma.14

e. Prinsip Umum Etika Bisnis

Yang dimaksud dengan prinsip umum atau tiang pancang etika

bisnis dalam tulisan ini ialah hal-hal atau tepatnya karakter bisnis yang

sangat menentukan sukses tidaknya sebuah bisnis, dan karakter ini

suka atau tidak suka dan mau tidak mau, harus dimiliki oleh setiap

pebisnis apalagi pebisnis Muslim/Muslimat yang menghendaki

kesuksesan dalam berbisnis. Diantara tiang pancang etika bisnis yang

dimaksudkan ialah:15

(1) Iktikad baik

Iktikad artinya kepercayaan; keyakinan yang teguh (kuat).

Juga bisa diartikan dengan kemauan dan maksud. Dengan

demikian maka yang dimaksud dengan iktikad baik dalam tulisan

ini ialah kemauan, maksud atau tepatnya keyakinan yang baik

14

Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.6. 15

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

cet.I, (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h.309-314.

Page 28: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

14

untuk melakukan bisnis dan memenuhi hal-hal yang bertalian

dengan berbisnis.

(2) Kejujuran

Setiap akad (transaksi) dalam bisnis pasti dibangun oleh

dua pihak atau malahan lebih. Akad itu sendiri terlahir atas

persetujuan-persetujuan yang disepakati para pihak, baik dalam

bentuk tertulis maupun tidak tertulis.

Jujur adalah lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan

berkata apa adanya); tidak curang; tulus; ikhlas. Kejujuran adalah

sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati); atau sifat

yang suka akan kebenaran.

(3) Kesetiaan/Kepatuhan

Setia artinya berpegang teguh (pada janji, pendirian dan

sebagainya); patuh; taat. Kesetiaan maksudnya keteguhan hati,

ketaatan (dalam persahabatan, perhambaan dan sebagainya); taat

(pada perintah, aturan dan sebagainya); berdisiplin; sedangkan

kepatuhan artinya sifat patuh; keadaan patuh; atau ketaatan.

Kesetiaan dan kepatuhan dini menjadi sangat penting

dalam dunia bisnis. Lebih-lebih dunia bisnis Islami. Kesetiaan

dipentingkan daripada di dunia barat sekarang ini. Kesetiaan itu

mencakup hubungan antara suatu perusahaan dengan para

pelanggannya dan perusahan lain, serta hubungan antara majikan

Page 29: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

15

dengan karyawannya – dan hal ini berlaku secara timbal balik.

Dalam hubungan dagang (bisnis), kesetiaan timbal balik antara

pelanggan dengan para pemasok (supplier) langganannya sangat

jelas. Di pasar eceran (sekalipun) para pelanggan tidak bisa

berkeliling mencari barang (shopping around) mereka

mendatangi toko langganannya, dengan demikian lebih baik

untuk dapat mengenal pedagang langganannya itu.

Suatu hal yang patut diingatkan disini ialah bahwa khusus

dalam hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah,

misalnya perjanjian yang mengharamkan yang halal atau

sebaliknya menghalalkan yang haram, etika bisnis Islam tidak

membenarkan untuk melangsungkannya walaupun dengan dalih

kejujuran dan kepatuhan.

f. Prinsip Dasar Etika Islami

Ajaran etika dalam Islam pada prinsipnya manusia dituntut

untuk berbuat baik pada dirinya sendiri, kepada manusia dan

lingkungan alam di sekitarnya, dan kepada Tuhan selaku penciptaNya.

Terdapat lima prinsip yang mendasari etika Islam:

(1) Unity (Kesatuan)

Merupakan refleksi konsep tauhid yang memadukan

seluruh aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik,

sosial, budaya menjadi keseluruhan yang homogen, konsisten dan

Page 30: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

16

teratur. Adanya hubungan yang vertikal atau horizontal yaitu

hubungan antarsesama manusia maupun manusia dengan

penciptanya.16

(2) Equilibrium (Keseimbangan)

Konsep ini hampir sama dengan konsep adil, berdimensi

horizontal yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada

alam semesta. Maka, keseimbangan, kebersamaan, kemoderatan

merupakan prinsip etis yang harus diterapkan dalam aktivitas

maupun entitas bisnis. Praktik konsep ini dalam etika bisnis

misalnya berlaku lurus dalam takaran atau timbangan.17

Dalam beraktifitas di dunia kerja dan bisnis, Islam

mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak

yang tidak disukai. Pengertian adil diarahkan agar hak orang lain,

hak lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah dan

Rasulnya berlaku sebagai stakeholder dari perilaku adil

seseorang. Semua hak-hak tersebut harus ditempatkan

sebagaimana mestinya (sesuai aturan syariah). Tidak

mengakomodir salah satu hak di atas, dapat menempatkan

16

A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah “Teori dan Praktik

The Celestial Management”, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h. 34. 17

A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah “Teori dan Praktik

The Celestial Management”, h. 35.

Page 31: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

17

seseorang tersebut kepada kedzaliman, karenanya orang yang adil

akan lebih dekat kepada ketakwaan.18

Allah berfirman

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu

jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena

Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali

kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk

berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat

kepada takwa, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(3) Free Will (Kebebasan)

Konsep ini berarti bebas memilih atau berkehendak sesuai

etika atau sebaliknya. Ayat Al Qur‟an yang merupakan dasar dari

konsep ini adalah “Dan katakanlah (Muhammad) kebenaran itu

datangnya dari Tuhanmu; barang siapa yang menghendaki

(beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa menghendaki

18

Faisal Badoren, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.78.

Page 32: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

18

(kafir) biarlah ia kafir” (QS.18:29). Jadi, saat seseorang menjadi

muslim, ia harus menyerahkan kehendaknya kepada Allah.19

(4) Responsibility (Tanggung Jawab)

Adalah bentuk pertanggungjawaban kepada setiap

tindakan. Menurut Sayid Quthb seperti dikutip oleh A. Riawan

Amin dan Tim PEBS FEUI, menyatakan bahwa prinsip

pertanggungjawaban Islam adalah tanggung jawab yang

seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa

dan raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan

masyarakat, serta antara masyarakat dengan masyarakat

lainnya.20

(5) Benevolence (Kebenaran)

Kebenaran dalam konsep ini juga meliputi kebajikan dan

kejujuran. Dalam bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagai niat,

sikap, dan perilaku benar, yang meliputi proses transaksi, proses

memperoleh komoditas, proses pengembangan produk, serta

proses pengolahan keuntungan kebajikan merupakan sikap ihsan,

tindakan yang dapat memberi keuntungan terhadap orang lain.21

19

A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah : Teori dan Praktik

The Celestial Management”, h.35. 20

A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah : Teori dan Praktik

The Celestial Management”, h.35. 21

A.Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah : Teori dan

Praktik The Celestial Management”, h.36.

Page 33: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

19

3. Perdagangan

a. Pentingnya Perdagangan di dalam Islam

Perdagangan sebagai salah satu aspek kehidupan yang bersifat

horizontal dengan sendirinya dapat berarti ibadah. Menurut Yaumidin

seperti dikutip oleh Jusmaliani, dkk, menyatakan bahwa usaha

perdagangan dalam ekonomi Islam merupakan usaha yang mendapatkan

penekanan khusus, karena keterkaitannya langsung dengan sektor riil.

Ekonomi Islam memang lebih menekankan sektor riil ini dibandingkan

dengan sektor moneter. Penekanan khusus kepada sektor perdagangan

tersebut tercermin misalnya pada sebuah hadis Nabi yang menegaskan

bahwa dari sepuluh pintu rezeki, sembilan diantaranya adalah

perdagangan.22

Islam juga menekankan sekali pada usaha-usaha yang produktif.

Seseorang yang setiap waktu senantiasa beribadah didalam masjid, dan

melalaikan bekerja mencari nafkah untuk keluarga serta dirinya sendiri,

sehingga ia menggantungkan keperluannya kepada orang lain, maka

orang lain tersebutlah yang akan menerima pahala ibadah yang ia

kerjakan itu (hadis). Alquran sendiri dalam Surah Al-Jumu‟ah (62) ayat

10 telah menggariskan bahwa apabila seseorang telah melakukan shalat,

lekaslah bertebaran di bumi untuk mencari karunia Allah SWT. Usaha

22

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, cet.I, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 22

Page 34: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

20

perdagangan dalam pandangan ini merupakan salah satu dari usaha-

usaha produktif yang dimaksud.23

Namun demikian, tidak semua usaha perdagangan dibolehkan,

dan baik darinya yang tidak dibenarkan agama, baik karena cara-cara

pelaksanaanya ataupun jenis barang yang diperdagangkannya. Secara

eksplisit, ajaran Islam melarang orang memakan harta yang didapat

secara tidak benar, atau secara tidak halal, dan salah satu cara yang

dibenarkan atau dihalalkan adalah dengan perdagangan:24

“Janganlah kamu sekalian memakan hartamu yang kau peroleh

dari sesama kamu dengan jalan yang tidak benar, kecuali dengan jalan

perdagangan (dengan cara yang dibenarkan oleh agama)” (QS. An-

Nisa‟ (4):29).

b. Prinsip Perdagangan Rasulullah

Dalam ilmu ekonomi, perdagangan secara konvensional

diartikan sebagai proses saling tukar-menukar yang didasarkan atas

kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Mereka yang terlibat

dalam aktivitas perdagangan dapat menentukan keuntungan maupun

kerugian dari kegiatan tukar-menukar secara bebas itu.25

Sebaliknya prinsip yang dasar perdagangan menurut Islam

adalah adanya unsur kebebasan dalam melakukan transaksi tukar-

23

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 22. 24

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 22-23. 25

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h.45.

Page 35: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

21

menukar, tetapi kegiatan tersebut tetap disertai dengan harapan

diperolehnya keridhaan Allah SWT, dan melarang terjadinya pemaksaan

(QS. An-Nisa‟ (4):(29). Oleh karena itu, agar diperoleh suatu

keharmonisan dalam sistem perdagangan, diperlukan suatu

“perdagangan yang bermoral”. Rasululllah SAW, secara jelas telah

memberi contoh tentang sistem perdagangan yang bermoral ini, yaitu

perdagangan yang jujur dan adil serta tidak merugikan kedua belah

pihak. Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu

Sa‟id menegaskan: “Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan

dimasukkan dalam golongan para Nabi, golongan orang-orang jujur,

dan golongan para syuhada”. Hadis tersebut menunjukkan bahwa

dalam setiap transaksi perdagangan diperintahkan untuk lebih

mengutamakan kejujuran dan memegang teguh kepercayaan yang

diberikan orang lain, selain itu, dalam setiap transaksi perdagangan

dituntut harus bersikap sopan dan bertingkah laku baik sebagaimana

disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari: “Rahmat Allah

atas orang-orang yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli serta

ketika membuat keputusan”.26

Berdasarkan hadis tersebut nampak jelas bahwa Muhammad

SAW telah mengajarkan untuk bertindak jujur dan adalah serta bersikap

baik dalam setiap transaksi perdagangan. Dalam hal ini kunci

26

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 45-46.

Page 36: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

22

keberhasilan dan kesuksesan Nabi dalam perdagangan diantaranya

adalah dimilikinya sifat-sifat terpuji beliau yang sangat dikenal

penduduk Mekkah kala itu, yaitu jujur (shidiq), menyampaikan

(tabligh), dapat dipercaya (amanah), dan bjaksana (fathanah). Menurut

Afzalurrahman seperti dikutip oleh Jusmaliani, dkk, menyatakan bahwa

sikap terpuji itulah merupakan kunci kesuksesan Nabi dalam berdagang.

Bersikap adil dan bertindak jujur merupakan prasyarat penting

seseorang dalam melakukan perdagangan, di samping menjaga

hubungan baik dan berlaku ramah tamah kepada mitra dagang serta para

pelanggan. Pedagang yang tidak jujur, meskipun mendapat keuntungan

yang besar, boleh jadi keuntungan tersebut sifatnya hanya sementara. Ini

dikarenakan ketidakjujuran akan menghilangkan kepercayaan para

pelanggan sehingga lama kelamaan akan memundurkan dan mematikan

usahanya.27

c. Perdagangan dan Nilai Kejujuran

Selain berkaitan dengan pengertian yang sifatnya eskatologis,

perdagangan dalam Islam merupakan salah satu konsep yang merujuk

pada pengalihan hak kepemilikan harta kekayaan. Seperti halnya paham

ekonomi konvensional, Islam sangat mengutamakan dan mengakui hak

pemilikan individu atas harta kekayaan yang dimilikinya. Namun

pengakuan terhadap hak individu tersebut disertai ketentuan-ketentuan

27

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 46.

Page 37: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

23

yang mengikat. Antara lain disebutkan dalam pemilikan individu itu

melekat didalamnya hak-hak orang lain, dan hal itu wajib diserahkannya

(zakat). Juga seseorang tidak boleh memanfaatkan kepemilikan individu

tersebut semaunya sendiri, seperti hidup secara boros, berperilaku

kikir.28

Konsep penting dalam Islam yang mendasari pengalihan hak

individu tersebut adalah ridha dan ikhlas, dan salah satu syarat penting

untuk mencapai tingkat ridha dan ikhlas yang dimaksud adalah perilaku

yang jujur. Akan tetapi, yang demikian ini sangat khusus sifatnya.

Banyak cara yang dapat ditempuh dalam pengalihan kepemilikan, dan

semuanya berlandaskan pada prinsip ridha atau ikhlas tersebut,

diantaranya adalah shadaqah, infaq, dan hibah.29

Perdagangan yang didalamnya mengandung unsur

ketidakjujuran, pemaksaan, atau penipuan, seperti menimbun barang

dengan mengorbankan kepentingan orang banyak, mencegat penjual di

pasar, menyembunyikan informasi untuk memperoleh keuntungan yang

lebih besar, mengurangi timbangan, menyembunyikan cacat barang

dagangan, dan sebagainya, hukumnya tidak boleh (haram).30

Menurut Yafi dan Karim seperti dikutip oleh Jusmaliani, dkk,

menyatakan bahwa dalam sejarah umat Islam sendiri, jelas bahwa

28

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 31. 29

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 32. 30

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 32.

Page 38: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

24

perdagangan merupakan salah satu sektor terpenting sumber

kemakmuran masyarakat Madani pada zaman Rasulullah dan zaman

Khulafa‟ Ar-Rasyidin sesudahnya. Bisa dikatakan, perdagangan

merupakan faktor penggerak sektor riil, tidak saja pada zaman Islam

awal, tetapi juga sampai pada masa-masa sekarang.31

Sampai disini jelas sekali bahwa perdagangan merupakan

masalah penting dan merupakan bagian yang penting pula dalam

ekonomi Islam secara keseluruhan. Begitu pentingnya masalah

perdagangan ini, sampai-sampai hal tersebut ditempatkan sebagai lawan

kata atau yang dipertentangkan dengan ekonomi riba (prinsip dasar

ekonomi konvensional). Dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 275 misalnya,

dengan jelas ditegaskan “ … Allah menghalalkan jual-beli

(perdagangan) dan mengharamkan riba …”32

Seperti yang telah disinggung di atas, diantara nilai-nilai

terpenting sebagai landasan transaksi adalah kejujuran. Diantara nilai-

nilai yang terkait dengan kejujuran, dan yang melengkapinya adalah

amanah (terpercaya).

d. Teori Harga

Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyyah seperti dikutip oleh

Muhammad Amin Suma, menyatakan bahwa Harga (tsaman) ialah

31

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 32-33. 32

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, h. 33.

Page 39: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

25

ukuran/standar/kriteria (al-mi‟yar) yang dengannya dapat dikenali

(ditaksir) nilai harta-kekayaan (al-mi‟yar alladzi bihi yu‟rafu taqwim al-

amwal). Harga, kata Ibn Qayyim lebih lanjut, wajib dibatasi dan dipatok

sedemikian rupa supaya tidak (mudah) naik atau tidak (mudah) turun

mengingat sifatnya yang spesifik dan akurat. 33

Diantara hal penting yang layak dikemukakan tentang persoalan

teori harga dalam ekonomi Islam ialah penyerahannya kepada sistem

pasar yang ditentukan oleh masyarakat pasar. Maksudnya, Islam pada

dasarnya tidak campur tangan apalagi menentukannya secara konkrit

tentang teori harga; karena Islam menyerahkan teori harga sepenuhnya

kepada mekanisme pasar. Termasuk dalam hal pengambilan

keuntungan, misalnya berapa persen maksimal keuntungan yang boleh

ditarik seorang pedagang atau suatu perusahaan dari modal – termasuk

cost – yang telah dikeluarkan.34

Hanya saja, suatu hal yang layak dicatatkan disini ialah bahwa

suatu ketika, Nabi Muhammad SAW pernah mengutus Urwah al-Bariqi,

seraya Nabi memberinya uang satu dinar untuk dibelikan kurban

(udhhiyah) atau seekor kambing; kemudian al-Bariqi membelikan uang

yang satu dinar itu untuk dua ekor kambing. Lalu dia jual (kembali)

33

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

cet.I, (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h.184. 34

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.184.

Page 40: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

26

yang satu ekor dengan harga satu dinar, sehingga ia pun kemudian

pulang dengan (membawa) seekor kambing dan satu dinar uang tunai

(saya menyerahkannya kepada Nabi); dan Nabi-pun mendoa untuk al-

Bariqi, “semoga Allah memberkahi jual-belinya, sehingga, jika al-Bariqi

berjualan pasir (sekalipun), dia akan memperoleh keuntungan

daripadanya” (hadis riwayat imam lima, kecuali an-Nasa‟i dari Urwah

al-Bariqi).35

Dari hadis ini kita bisa memetik pemahaman bahwa tingkat

pengambilan keuntungan masih bisa dilakukan sampai sebesar 100%.

Pembelian seekor kambing dengan harga setengah dinar, yang kemudian

dijual dengan harga satu dinar oleh al-Bariqi, dan kemudian dibenarkan

oleh Nabi; ini mengisyaratkan tentang pembolehan pengambilan

keuntungan sampai 100%. Sebab, kalau tidak diperkenankan, tentu Nabi

tidak akan membenarkan tindakan al-Bariqi di atas dan tidak mungkin

mendoakannya.36

e. Barang dan Jasa yang Diharamkan dalam Muamalah

Secara umum, Islam pada dasarnya mempersilakan manusia

untuk mengonsumsi apa saja yang mereka kehendak dan mereka kuasai

dari apa saja yang ada di bumi, sejauh barang-barang yang

35

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.185. 36

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.185.

Page 41: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

27

dikonsumsinya itu benar-benar halal lagi baik (halalan thayyiban;

lawful and good). Dengan kalimat lain, Islam jelas menghalalkan barang

(makanan/minuman dan lain-lain) yang baik-baik (at-thayyibat; lawful).

Pada saat bersamaan, Islam juga tegas mengaharamkan seseorang dari

kemungkinan mengonsumsi makanan/minuman lain-lain yang buruk-

buruk (al-khabitsat; unlawful).37

Hal ini dapat dipahami dari sejumlah

ayat al-Qur‟an diantaranya:

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagimu”.

Al-halal, al-hilal atau al-halil, adalah lawan dari kata al-haram,

artinya halal. Sedangkan thayyib secara harfiah berarti baik, bagus,

lezat, nyaman, dan sehat. Kata al-Ashafani, makna asal at-thayyib ialah

sesuatu yang oleh indera maupun nafsu dianggap lezat (ma-

tastalidzdzuh al-hawass wa-ma tastalidzdzuh al-nafs). Yang dimaksud

dengan at-thayyib (makanan yang baik) dalam konteks syariah ialah

makanan yang memenuhi (kriteria) boleh dari sisinya yang manapun

37

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.185.

Page 42: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

28

misalnya dari sisi bahan bakunya, dari sisi kadar/ukurannya, dari sisi

tempat atau asal-usulnya, dari sisi kebersihan dan dari sisi kebaikannya

untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Dari sisi bahan baku, tidak boleh ada bahan baku yang haram.

Dari sisi kadar/ukuran,tidak boleh melampaui batas yang diperlukan

(kebutuhan), bukan keinginan hawa nafsu. Dari sisi perolehan, jelas

asal-usulnya dalam pengertian bersumber dari hal-hal yang halalan-

thayyiban. Dari sisi kebersihan dan kesehatan, dapat dipertanggung-

jawabkan secara agama maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.

Demikian pula dengan efek dari produk yang dihasilkan, baik itu untuk

jangka pendek maupun jangka panjang.38

Suatu hal yang mutlak perlu diingatkan disini ialah bahwa barang-

barang konsumtif ini ketika dihubungkan dengan teknologi terutama

pengolahan produk pangan di zaman modern sekarang ini mudah

tercampur atau bahkan dicampuri dengan barang-barang haram atau

paling sedikit diragukan kehalalannya. Teknologi yang diterapkan

dalam pengolahan makanan (produk pangan) antara lain: pembersihan,

sortasi, grading, pengupasan, pengecilan ukuran, pencampuran,

pemisahan, pemekatan, fermentasi, pemanasan, irradiasi, pengeringan,

pendinginan, proses pengawetan non thermal, pelapisan, pencetakan,

38

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.187.

Page 43: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

29

dan pengemasan. Meskipun demikian terdapat teknologi yang

mempengaruhi status halal-haramnya produk yang dihasilkan yaitu

teknologi penyembelihan, meskipun karena satu dan lain hal juga tidak

akan dibahas didalam buku ini.39

Kehalalan produk pangan dewasa ini semakin terancam manakala

dihubungkan dengan teknologi pengolahan dan terutama bahan pangan

(bahan baku, bahan penolong maupun bahan tambahan) yang mudah

tercampur atau dicampur. Terutama produk pangan yang secara umum

terdiri atas tiga macam komponen utama yakni: protein, lemak dan

karbohidrat. Kerawanan produk pangan terutama terletak pada protein

dan lemak yang berasal usul dari hewan (protein dan lemak hewani).

Disinilah terletak arti penting dari hikmah pengharaman bangkai dan

babi itu secara dzati dan bersifat mutlak, demi jaminan proteksi atas

makanan dan minuman Islami yang berlebelkan “halalan thayyiban”,

dan dari kemungkinan tercampur apalagi sengaja dicampur dengan

bahan-bahan pangan yang nyata-nyata diharamkan atau paling sedikit

mengandung unsur-unsur khaba‟its (keburukan) sebagaimana disinyalir

dalam ayat-ayat al-Qur‟an yang telah dikutibkan dan diuraikan sebelum

ini.40

39

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.194. 40

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.194-195.

Page 44: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

30

Belakangan disinyalir banyak produk makanan dan atau minuman

serta kosmetik atau bahkan juga alat-alat kebersihan dan penyucian

(semisal sabun, sikat gigi dan lain-lain) yang tercampur atau sengaja

dicampuri dengan bahan-bahan yang haram (khususnya bangkai dan

babi) atau bahan-bahan baku yang jelas-jelas mengandung bahaya

(mudarat) misalnya bahan-bahan pengawet dan pewarna seperti

formalin dan lain-lain. Disinilah pula terletak arti penting dari kehadiran

tuntunan al-Islam tentang konsep dan resep hidup sehat melalui

makanan dan minuman yang halalan thayyiban. Moto pemerintah yang

mendengungkan konsep dan resep “Empat Sehat Lima Sempurna (nasi,

lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan dan susu)”, sudah harus

disempurnakan menjadi “Empat Sehat Lima Sempurna, Enam Halal

Tujuh Thayyib” (nasi, lauk pauk, sayur mayur, buah buahan, susu, halal

dan thayyib).41

4. Konsep Pesantren

a. Pesantren

Pesantren, jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang

pernah muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat

ini dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang indigenpus.

Pendidikan ini semula pendidikan agama Islam yang dimulai sejak

41

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.195.

Page 45: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

31

munculnya masyarakat Islam di Nusantara pada abad ke -13. Beberapa

abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur

dengan munculnya tempat-tempat pengajian (“nggon ngaji”). Bentuk

ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap

bagi para pelajar (santri), yang kemudian disebut pesantren.

Secara umum pesantren memiliki fungsi-fungsi sebagai

berikut: 1) lembaga pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu

agama (tafaqquh fi aladin) dan nilai-nilai Islam (Islamic Values), 2)

lembaga kegamaan yang melakukan kontrol sosial (social control),

dan 3) lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial (social

engineering).42

b. Pesantren Sebagai Lembaga Da‟wah

Pengertian sebagai lembaga da‟wah benar melihat kiprah

pesantren dalam kegiatan melakukan da‟wah dikalangan masyarakat,

dalam arti kata melakukan suatu aktifitas menumbuhkan kesadaran

beragam atau melaksanakan ajaran-ajaran agama secara konsekuen

sebagai pemeluk agama Islam.43

Sebenarnya secara mendasar seluruh gerakan pesantren baik

didalam maupun diluar pondok adalah bentuk-bentuk kegiatan

42

Matsuki, dkk, Manajemen Pondok Pesantren, cet.II, (Jakarta: Diva Pustaka,2005), h. 6. 43

M.Bahri Ghazali, Pendidikann Pesantren Berwawasan Lingkungan “Kaus Pondok

Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura”, cet.I, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), h.

38.

Page 46: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

32

da‟wah, sebab pada hakekatnya pondok pesantren berdiri tak lepas

dari tujuan agama secara total. Keberadaan pesantren di tengah

masyarakat merupakan suatu lembaga yang bertujuan menegakkan

kalimat Allah dalam pengertian penyebaran agama Islam agar

pemeluknya memahami Islam dengan sebenarnya. Oleh karena itu

kehadiran pesantren sebenarnya dalam rangka da‟wah Islamiah.

Hanya saja kegiatan-kegiatan pesantren dapat dikatakan sangat

beragam dalam memberikan pelayanan untuk masyarakatnya. Dan

tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang itu tidak lepas dari tujuan

pengembangan agama.44

44

M.Bahri Ghazali, Pendidikann Pesantren Berwawasan Lingkungan “Kaus Pondok

Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura”, h. 38.

Page 47: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

33

B. Kerangka Berpikir

D. Review Studi Terdahulu

No. Aspek

Perbandingan

Studi Terdahulu Rencana Skripsi

1. Judul “Implementasi Etika

Bisnis Islam Dalam

Menghadapi

Persaingan Usaha”

(Erik Lesmana,

Mahasiswa Program

Studi Muamalat

Perbankan Syariah

UIN 2010).

Etika Bisnis

Masyarakat Muslim

Dalam Berdagang

(Studi Pengawasan

Aktivitas Ekonomi

di Lembaga

Pendidikan

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat.

- Makanan/Minu

man yang Halal

- Makanan/Minu

man yang Sehat

- Transaksi Jual

beli

Dewan

Pengawas/Pengontrolan

(Para Pembesar

Pesantren/Sekolah/Kyai)

Pedagang Muslim di

Pesantren Asshiddiqiyah

Pusat

- Pedagang Muslim di

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat

- Para Santri

ETIKA BISNIS ISLAM

Page 48: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

34

Fokus Fokus Penelitian ini

yaitu ingin

mengetahui tentang

ada tidaknya pengaruh

persaingan dan

pemahaman etika

bisnis terhadap

perilaku dagang.

Fokus Penelitian ini

yaitu ingin

mengetahui apakah

para pedagang di

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat

sudah menerapkan

etika bisnis sesuai

syariat Islam dalam

berdagang dan

apakah pihak

pesantren melakukan

pengawasan

terhadap kegiatan

bisnis tersebut.

Metode

Penelitian

Penelitian survei

dengan pendekatan

kuantitatif dan

menggunakan Regresi

Linear Sederhana

sebagai alat analisis.

Penelitian survei dan

wawancara serta

penyebaran

kuesioner dengan

pendekatan

kualitatif,

menggunakan tabel

frekuensi dan

deskriptif analis.

Tempat dan

waktu

Penelitian skripsi ini

dilakukan pada tahun

2010 di Pasar Ciputat

Tangerang

Penelitian skripsi ini

dilakukan pada

tahun 2014 di

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat.

2. Judul “Etika Bisnis Islam

Dalam Persaingan

Usaha Pada PT.

Asuransi Syari‟ah

Mubarakah” (Zulkipli,

Mahasiswa Program

Studi Muamalat

Asuransi Syariah

2010)

Etika Bisnis

Masyarakat Muslim

Dalam Berdagang

(Studi Pengawasan

Aktivitas Ekonomi

di Lembaga

Pendidikan

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat.

Fokus Fokus penelitian ini

yaitu untuk

mengetahui

bagaimana persaingan

Fokus Penelitian ini

yaitu ingin

mengetahui apakah

para pedagang di

Page 49: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

35

asuransi syariah pada

PT.Mubarakah, sesuai

dengan norma atau

etika bisnis Islam.

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat

sudah menerapkan

etika bisnis sesuai

syariat Islam dalam

berdagang dan

apakah pihak

pesantren melakukan

pengawasan

terhadap kegiatan

bisnis tersebut.

Metode

Penelitian

Penelitiam survei

dengan pendekatan

kuantitatif dan

menggunakan Regresi

Linear Sederhana

sebagai alat analisis.

Penelitian survei dan

wawancara serta

penyebaran

kuesioner dengan

pendekatan

kualitatif,

menggunakan tabel

frekuensi dan

deskriptif analis.

Tempat dan

Waktu

Penelitian skripsi ini

dilakukan pada tahun

2010 di PT.Asuransi

Syari‟ah Mubarakah

yang beralamat di

Jalan Raya Sudirman

kav 22-23, Barclays

Building, lt 17-18,

Jakarta Selatan.

Penelitian skripsi ini

dilakukan pada

tahun 2014 di

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat.

3. Judul (Tesis) Implementasi Etika

Bisnis Islam

“Memotret Moralitas

Pedagang Kakako di

Kabupaten POLMAS,

Sulawesi Barat),

(Muhammad Aswad,

Mahasiswa Pasca

Sarjana (S2) Program

Studi Ekonomi Islam

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,

2005).

Etika Bisnis

Masyarakat Muslim

Dalam Berdagang

(Studi Pengawasan

Aktivitas Ekonomi

di Lembaga

Pendidikan

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat.

Page 50: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

36

Fokus Fokus penelitian ini

yaitu untuk

mengetahui

bagaimana

implementasi etika

bisnis pedagang kakao

di kab, Polmas dan

faktor apa saja yang

mempengaruhinya.

Fokus Penelitian ini

yaitu ingin

mengetahui apakah

para pedagang di

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat

sudah menerapkan

etika bisnis sesuai

syariat Islam dalam

berdagang dan

apakah pihak

pesantren melakukan

pengawasan

terhadap kegiatan

bisnis tersebut.

Metode

Penelitian

Penelitian yang

dilakukan di kajian

tesis ini

menggunakan

penelitian deskriptif,

dengan menggunakan

analisis statistik,

dengan analisis data

deskriptif kualitatif.

Penelitian survei dan

wawancara serta

penyebaran

kuesioner dengan

pendekatan

kualitatif,

menggunakan tabel

frekuensi dan

deskriptif analis.

Tempat dan

Waktu

Penelitian

Kabupaten Polmas,

baik di suatu lokasi

tertentu atau gudang

tempat pembelian

kakao.

Penelitian skripsi ini

dilakukan pada

tahun 2014 di

Pesantren

Asshidiqiyah Pusat.

4. Judul Etika Bisnis Multi

Qreasi Networkindo

(MQ-NET) Dalam

Perspektif Ekonomi

Islam. (Cecep

Castrawijaya,

Mahasiswa

Pascasarjana, Program

Studi Ekonomi

ISLAM UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,

2005)

Etika Bisnis

Masyarakat Muslim

Dalam Berdagang

(Studi Pengawasan

Aktivitas Ekonomi

di Lembaga

Pendidikan

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat.

Page 51: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

37

Fokus Fokus pada penelitian

ini yaitu untuk

mengetahui

bagaimana etika bisnis

Multilevel Marketing

Multi Qreasi

Networkindo dalam

perspektif ekonomi

Islam).

Fokus Penelitian ini

yaitu ingin

mengetahui apakah

para pedagang di

Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat

sudah menerapkan

etika bisnis sesuai

syariat Islam dalam

berdagang dan

apakah pihak

pesantren melakukan

pengawasan

terhadap kegiatan

bisnis tersebut.

Metode

Penelitian

Pada penelitian ini

metode yang

digunakan adalah

metode deskriptif

dengan menggunakan

analisis data deskriptif

kualitatif.

Penelitian survei dan

wawancara serta

penyebaran

kuesioner dengan

pendekatan

kualitatif,

menggunakan tabel

frekuensi dan

deskriptif analis.

Tempat dan

Waktu

Penulis mengambil

secara acak member

atau anggota dari MQ-

Net, pada tahun 2005,

Penelitian skripsi ini

dilakukan pada

tahun 2014 di

Pesantren

Asshidiqiyah Pusat.

Page 52: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu kualitatif dengan

pendekatan deskriptif, yaitu penulis mengembangkan konsep dan

mengumpulkan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Penelitian

ini juga menggunakan deskriptif analis yaitu penelitian yang dilakukan

dengan menggambarkan permasalahan yang didasarkan pada data yang ada,

kemudian dianalisis lebih lanjut untuk ditarik kesimpulannya.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang didapat

melalui sumber pertama yaitu Dewan Sekolah/Pihak Pesantren ,

pedagang di lingkungan sekolah dan para santri. Jenis data yang dalam

penelitian ini yaitu jenis data kualitatif dengan menggunakan instrumen

pedoman wawancara atu interview guide, yaitu berisi daftar pertanyaan

yang sifatnya terbuka, atau jawaban bebas agar diperoleh jawaban yang

lebih luas serta mendalam. Selain itu, penulis juga menyebarkan

kuesioner kepada para pedagang dan para santri sebagai konsumen.

b. Data sekunder yaitu data yang didapat melalui studi kepustakaan yang

berhubungan dengan materi penelitian ini, yaitu Etika Bisnis Islam, baik

Page 53: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

39

buku-buku teraktual yang terkait dengan penelitian, hasil riset terdahulu

atau karya ilmiah lainnya, dan media komunikasi seperti internet, portal

berita, jurnal, majalah, koran, serta berbagai literatur lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam

penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Pustaka (library research)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dokumentasi yang

berkaitan dengan Etika Bisnis Islam yang diperoleh dari buku-buku,

artikel, jurnal, serta mailing list (website/internet). Langkah dalam

pelaksanaan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca,

mengutip untuk menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap

perlu untuk memenuhi data dalam penulisan penelitian ini.

b. Studi Lapangan (field research)

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara

mendatangi langsung objek penelitian. Untuk memperoleh data dari

lapangan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

(1) Pengumpulan data dengan cara observasi, yakni penulis berkontribusi

langsung dalam kegiatan jual-beli para pedagang sehari-hari dari

tanggal 27 Mei 2014 s/d 11 Juni 2014. Selama melakukan kegiatan

ini, penulis dapat langsung mengamati dan mencatat semua hal yang

Page 54: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

40

berkaitan dengan aktivitas ekonomi para pedagang di lingkungan

pesantren Asshiddiqiyah Pusat.

(2) Pengumpulan data dengan cara wawancara (interview), Yaitu

pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak

responden yang mampu memberikan informasi yang berguna bagi

penelitian ini, selanjutnya jawaban responden dicatat atau direkam.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Pihak Pesantren

yaitu Lurah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat dan para

pedagang di lingkungan pesantren yang mampu memberikan

informasi guna menunjang penulisan penelitian ini. Selain itu,

peneliti juga melakukan penyebaran kuesioner kepada para pedagang

dan para santri sebagai konsumen yang dipilih secara random, guna

untuk memperkuat hasil penelitian dari observasi dan wawancara.

4. Subjek-Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat yang beralamat di Jalan Panjang, Kedoya Utara, Kebon

Jeruk, Jakarta Barat.

a. Sejarah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Pondok pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada bulan Rabi‟ul

Awal 1406 H (1 Juli 1985 M). Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama

kali didirikan oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar SQ. Putra salah

satu Kyai besar Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi, yaitu KH.

Page 55: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

41

Iskandar. Di atas tanah yang diwaqafkan oleh H. Abdul Ghono Dja‟ani

(Haji Oon), putra dari KH. Abdul Shiddiq di kawasan kelurahan Kedoya

Selatan, Kebon Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah. Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah diasuh oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar,

SQ.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka sepuluh cabang

yang tersebar di beberapa daerah, yaitu: Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Pusat, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II,

Batuceper Tangerang Banten. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah III,

Cilamaya Karawang Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IV Serpong

Tanggerang Banten. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah V Cijeruk Bogor

Jawa Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VI, Sukabumi Jawa Barat.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VII, Way Kanan Lampung. Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah VIII, Musi Banyuasin, Palembang Sumatera

Selatan. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IX, Putra Buyut Lamung

Tengah, dan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah X di Cianjur Jawa Barat.

b. Tujuan Dasar Berdirinya Pondok Pesantren

Selain memiliki kerangka umum pendidikan formal di satu sisi dan

kerangka khusus kurikulum kepesantrenan di sisi lain, sesuai dengan

trilogi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang menjadi tujuan dasar berdiri,

yaitu:

Page 56: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

42

1) Menguasai Ilmu pengetahuan dan Teknologi, serta membangun Iman

dan Taqwa secara lebih mendalam.

2) Berakhlakul karimah, sebagai dasar dari kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bertanah air.

3) Menguasai bahasa asing, dalam hal ini yaitu Bahasa Arab dan Bahasa

Inggris seiring perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan soko

guru daripada dasar kependidikan Islam.

c. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya Kebon Jeruk ini adalah

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang pertama kali berdiri dan menjadi

pelopor berdirinya beberapa cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di

beberapa tempat lainnya. Jumlah santri SMP Islam dan Madrasah Aliyah

Manba‟ul Ulum, yaitu 625. Jumlah Santri Ma‟had Aitam

Saa‟idusshiddiqiyah, yaitu 90. Jumlah Mahasantri Ma‟had „Aly, yaitu 80

orang. Disini terdapat Asrama, yang terdiri dari Asrama Putra 38 Kamar,

Asrama Putri 28 Kamar. Disini juga terdapat 30 kelas untuk putra dan

putri.

Disini juga menjadi tempat kediaman pengasuh pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, beserta istri Ibu

Nyai Hj. Noerjazilah, BA, dan kelima anaknya.

Unit kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Pusat:

Page 57: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

43

1) SMP Islam Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah.

2) Madarasah Aliyah Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah.

3) Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah (Tahfidzul Qur‟an).

4) Ma‟had „Aly Saa‟idusshiddiqiyah (Sekolah Tinggi Agama Islam,

setara Strata 1).

d. Struktur Organisasi

Di Pesantren Asshiddiqiyah Pusat ini memiliki struktur organisasi

yang pada tingkat paling atas yaitu Pengasuh (Mudhirul- „Aam).

Pengasuh yang membawahi Sekretaris, Bendahara, Pengasuh Lokal

Setiap Pesantren (Khadimul Ma‟had) dan Asisten Pengasuh Bidang

Pendidikan dan Pengajaran. Sekretaris membawahi Kesekretariatan dan

Bendahara membawahi Bagian Keuangan.

Pengasuh Lokal Setiap Pesantren (Khadimul Ma‟had) membawahi

Lurah pondok, Kepala Bagian Rumah Tangga, Kepala Bagian

Ekstrakulikuler, Pembina Ospa, Kepala Bagian Humas, Koord. Majlis

Ta‟lim Koordinasi, Kepala Bag. Kemanan, Kepala Bagian Ta‟mir

Masjid, Kepala SMP, Kepala Madrasah Diniyah, Kepala Ma‟had Aitam

dan Kepala Ma‟Had Aly. Kepala Madrasah yang membawahi Kepala

Bagian Al-Qur‟an, Kepala Bagian Kitab Salaf, dan Kepala Bagian

Bahasa. (struktur organisasi terlampir).

Page 58: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

44

e. Sarana dan Prasarana

1) Kantor Ma‟hadul Aitam

2) Kantor Ekstrakulikuler

3) Kantor Perizinan

4) Kantor PSB (Penerimaan Santri Baru)

5) Kantor Madrasah Diniyah

6) Ruang Guru Madrasah Diniyah

7) Perpustakaan Madrasah Diniyah

8) Kantor OSPA dan Pembinaan OSPA

9) Kantor Ta‟mir Masjid

10) Kantor Keuangan Putra

11) Lab. Bahasa

12) Lab. Ipa

13) Lab. Komputer SMP

14) Aula

15) Ruang Audiovisual SMP

16) Ruang Penginapan Tamu

17) Ruang Tamu dan Kantor OSPA Putri

18) Lab. Komputer Aliyah

19) Perpustakaan

20) Kantor Madrasah Aliyah

21) Ruang Guru MA

Page 59: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

45

22) Kantor SMP

23) Ruang Guru SMP

24) Kantor Maha Santri Ma‟had Aly

25) Perpustakaan Ma‟had Aly

26) Aula Serbaguna

27) Aula Pendopo

28) Kantor Sekretariat

29) Kantor Lurah

30) Ruang Radio

31) Sanggar Pramuka

32) Kantor Dewan Pimpinan

33) Ruang Bidang Rapat

Subjek penelitian ini adalah Pihak Pesantren yaitu Lurah Pondok,

para pedagang, dan para santri yang dipilih secara random.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif dengan mengolah data yang diperoleh dari

narasumber wawancara yaitu Lurah Pondok dan para pedagang. Sedangkan

analisis kuantitatif yaitu dengan membuat persentase dari hasil angket yang

diberikan kepada para pedagang dan para santri, dengan menggunakan tabel

frekuensi untuk memperoleh suatu kesimpulan.

KA.

MA‟HAD

ALY

Page 60: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

46

B. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Syariah dan Hukum tahun 2012.

C. Hasil Penelitian

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan hasil penelitian terhadap fakta-

fakta yang terjadi di lapangan “Pesantren Asshiddiqiyah Pusat”.

Data-data objektif berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

penulis peroleh dari 11 pedagang dan 80 santri yang dipilih secara acak di

Pesantren Asshiddiqiyah Pusat.

1. Dari responden (Santri) ini didapat data yang berupa tabel sebagai berikut:

a. Pedagang bersikap ramah terhadap para pembeli

Tabel 4.1

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tingkat

Sekolah

Jenis

Kelamin

Ya Tidak Ya Tidak

1. SMP Laki-laki 20 1 25% 1.25%

2. SMP Perempuan 7 12 8.75% 15%

3. SMA Laki-laki 7 9 8.75% 11.25%

4. SMA Perempuan 9 15 11.25% 18.75%

Dari tabel di atas, diketahui yang menjawab Ya, yaitu SMP Laki-laki

sebesar (25%) dan Perempuan sebesar (8.75%), SMA Laki-laki sebesar

(8.75%) dan Perempuan sebesar (11.25%). Untuk yang menjawab Tidak,

Page 61: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

47

SMP Laki-laki sebesar (1.25%), Perempuan (15%). SMA Laki-laki sebesar

(11.25%), dan Perempuan (18.75%).

b. Pedagang menjual makanan dan minuman yang halal

Tabel 4.2

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tingkat

Sekolah

Jenis

Kelamin

Ya Tidak Ya Tidak

1. SMP Laki-laki 21 26.25%

2. SMP Perempuan 18 1 22.5% 1.25%

3. SMA Laki-laki 13 3 16.25% 3.75%

4. SMA Perempuan 24 30%

Dari tabel di atas , diketahui yang menjawab Ya, yaitu SMP Laki-

laki sebesar (26.25%) dan Perempuan sebesar (22.5%), SMA Laki-laki

sebesar (16.25%) dan Perempuan sebesar (30%). Untuk yang menjawab

Tidak, yaitu SMP Perempuan sebesar (1.25%), dan SMA Laki-laki sebesar

(3.75%).

c. Pedagang menjual makanan dan minuman yang sehat

Tabel 4.3

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tingkat

Sekolah

Jenis

Kelamin

Ya Tidak Ya Tidak

1. SMP Laki-laki 12 9 15% 11.25%

2. SMP Perempuan 2 17 2.5% 21.25%

3. SMA Laki-laki 5 11 6.25% 13.75%

4. SMA Perempuan 5 19 6.25% 23.75%

Page 62: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

48

Dari tabel di atas, diketahui yang menjawab Ya, yaitu SMP Laki-laki

sebesar (15%), Perempuan (2.5%), SMA Laki-laki (6.25%) dan Perempuan

(6.25%). Untuk yang menjawab Tidak, SMP Laki-laki sebesar (11.25%),

Perempuan sebesar (21.25%). SMA Laki-laki (13.75%) dan Perempuan

(23.75%).

d. Makanan dan minuman yang dijual dengan harga yang sesuai (sewajarnya)

Tabel 4.4

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tingkat

Sekolah

Jenis

Kelamin

Ya Tidak Ya Tidak

1. SMP Laki-Laki 15 6 18.75% 7.5%

2. SMP Perempuan 19 23.75%

3. SMA Laki-Laki 11 5 13.75% 6.25%

4. SMA Perempuan 5 19 6.25% 23.75%

Dari tabel di atas, diketahui yang mejawab Ya, yaitu SMP Laki-laki

sebesar (18.75%), SMA Laki-laki sebesar (13.75%) dan Perempuan

(6.25%). Untuk yang menjawab Tidak, SMP Laki-laki sebesar (7.5%), dan

Perempuan sebesar (23.75%). Untuk SMA Laki-laki sebesar (6.25%) dan

Perempuan sebesar (23.75%).

Page 63: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

49

e. Transaksi Secara Jujur

Tabel 4.5

Dari tabel di atas, diketahui yang mejawab Ya, yaitu SMP Laki-laki

sebesar (26.25%) dan Perempuan sebesar (22.25%), SMA Laki-laki

sebesar (18.75%) dan Perempuan (30%). Untuk yang menjawab Tidak,

SMP Perempuan sebesar (1.25%). Untuk SMA Laki-laki sebesar (1.25%).

f. Puas dengan pelayanan para pedagang

Tabel 4.6

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tingkat

Sekolah

Jenis

Kelamin

Ya Tidak Ya Tidak

1. SMP Laki-laki 12 9 15% 11.25%

2. SMP Perempuan 4 15 5% 18.75%

3. SMA Laki-laki 3 3 3.75% 16.25%

4. SMA Perempuan 2 22 2.5% 27.5%

Dari tabel di atas, diketahui yang menjawab Ya, yaitu SMP Laki-laki

sebesar (15%) dan Perempuan sebesar (5%), SMA Laki-laki sebesar

(3.75%) dan Perempuan sebesar (2.5%). Untuk yang menjawab Tidak,

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tingkat

Sekolah

Jenis

Kelamin

Ya Tidak Ya Tidak

1. SMP Laki-laki 21 26.25%

2. SMP Perempuan 18 1 22.5% 1.25%

3. SMA Laki-laki 15 1 18.75% 1.25%

4. SMA Perempuan 24 30%

Page 64: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

50

SMP Laki-laki sebesar (11.25%), Perempuan (18.75%). SMA Laki-laki

sebesar (16.25%), dan Perempuan (27.5%).

g. Boleh berhutang jika membeli

Tabel 4.7

Dari tabel di atas, diketahui diketahui yang menjawab Ya, yaitu SMP

Laki-laki sebesar (26.25%), SMA Laki-laki sebesar (13.75%) dan

Perempuan sebesar (10%). Untuk yang menjawab Tidak, SMP Perempuan

(23.75%), SMA Laki-laki sebesar (6.25%), dan Perempuan (20%).

2. Dari responden (Pedagang) ini didapat data yang berupa tabel sebagai berikut:

a. Makanan dan minuman yang dijual halal

Tabel 4.8

No. JawabanResponden Frekuensi Persentase(%)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Ragu-Ragu

4. Setuju 9 81.82%

5. Sangat Setuju 2 18.18%

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tingkat

Sekolah

Jenis

Kelamin

Ya Tidak Ya Tidak

1. SMP Laki-laki 21 26.25%

2. SMP Perempuan 19 23.75%

3. SMA Laki-laki 11 5 13.75% 6.25%

4. SMA Perempuan 8 16 10% 20%

Page 65: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

51

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Setuju

sebesar (81.82%) dan Sangat Setuju sebesar (18.18%). Dengan demikian

dapat diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Setuju yaitu sebesar

(81.82%).

b. Makanan dan minuman yang di jual sehat

Tabel 4.9

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Ragu-Ragu

4. Setuju 9 81.82%

5. Sangat Setuju 2 18.18%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat setuju

sebesar (81.82%) dan Sangat Setuju sebesar (18.18%). Dengan demikian

dapat diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Setuju yaitu sebesar

(81.82%).

c. Selalu menjaga kebersihan

Tabel 4.10

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Ragu-Ragu

4. Setuju 9 81.82%

5. Sangat Setuju 2 18.18%

Page 66: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

52

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat setuju

sebesar (81.82%) dan sangat setuju sebesar (18.18%). Dengan demikian

dapat diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Setuju yaitu sebesar

(81.82%).

d. Makanan dan minuman yang dijual dengan harga yang sesuai

Tabel 4.11

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Setuju

sebesar (81.82%) dan Sangat Setuju sebesar (18.18%). Dengan demikian

dapat diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Setuju yaitu sebesar

(81.82%).

e. Mencatat pengeluaran dan pendapatan

Tabel 4.12

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Tidak

Pernah sebesar (36.36%), Sangat Jarang (9.09%), Kadang-Kadang sebesar

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Ragu-Ragu

4. Setuju 9 81.82%

5. Sangat Setuju 2 18.18%

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Tidak Pernah 4 36.36%

2. Sangat Jarang 1 9.09%

3. Kadang-Kadang 1 9.09%

4. Sering 3 27.27%

5. Sangat Sering 2 18.18%

Page 67: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

53

(9.09%), Sering (27.27%). Dan Sangat Sering (18.18%). Dengan demikian

dapat diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Tidak Pernah sebesar

(36.36%).

f. Pembeli diperbolehkan untuk berhutang

Tabel 4.13

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Sangat

Tidak Setuju sebesar (9.09%), Tidak Setuju sebesar (18.18%), Ragu-Ragu

sebesar (36.36%), dan Setuju sebesar (36.36%). Dengan demikian dapat

dketahui bahwa pada tingkat ragu-ragu dan setuju, mendapatkan jumlah

yang sama, yaitu (36.36%).

g. Pihak pesantren melakukan pengawasan terhadap para pedagang

Tabel 4.14

D

No.

Jawaban

Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tidak Setuju 1 9.09%

2. Tidak Setuju 2 18.18%

3. Ragu-Ragu 4 36.36%

4. Setuju 4 36.36%

5. Sangat Setuju

No.

Jawaban

Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Tidak Pernah 2 18.18%

2. Sangat Jarang 1 9.09%

3. Kadang-Kadang 2 18.18%

4. Sering 6 54.54%

5. Sangat Sering

Page 68: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

54

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Tidak

Pernah sebesar (18.18%), Sangat Jarang sebesar (9.09%), Kadang-Kadang

(18.18%), dan Sering sebesar (54.54%). Dengan demikian dapat diketahui

tingkat persentase terbesar di tingkat Sering sebesar (54.54%).

h. Pihak pesantren melakukan pembinaan terhadap para pedagang

Tabel 4.15

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Tidak Pernah 4 36.36%

2. Sangat Jarang 3 27.27%

3. Kadang-Kadang 3 27.27%

4. Sering 1 9.09%

5. Sangat Sering

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Tidak

Pernah sebesar (36.36%), Sangat Jarang sebesar (27.27%, Kadang-Kadang

sebesar (27.27%), dan Sering sebesar (9.09%). Dengan demikian dapat

diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Tidak Pernah sebesar

(36.36%).

i. Makanan dan minuman yang dijual diseleksi dahulu oleh pihak pesantren

Tabel 4.16

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Tidak Pernah 2 18.18%

2. Sangat Jarang 3 27.27%

3. Kadang-Kadang 2 18.18%

4. Sering 4 36.36%

5. Sangat Sering

Page 69: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

55

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Tidak

Pernah sebesar (18.18%), Sangat Jarang sebesar (27.27%), Kadang-Kadang

sebesar (18.18%), dan Sering sebesar (36.36%). Dengan demikian dapat

diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Sering sebesar (36.36%).

j. Selalu bersikap ramah terhadap para pembeli

Tabel 4.17

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Ragu-Ragu

4. Setuju 7 63.63%

5. Sangat Setuju 4 36.36%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden di tingkat Setuju

sebesar (63.63%) dan Sangat Setuju sebesar (36.36%). Dengan demikian

dapat diketahui tingkat persentase terbesar di tingkat Setuju sebesar

(63.63%).

Page 70: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

56

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Para Pedagang di Pesantren

Asshiddiqiyyah

Dari penelitian yang penulis lakukan, mendapatkan hasil yang

menyatakan bahwa konsep etika bisnis yang diterapkan oleh pedagang di

Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, sesuai dengan persentase terbesar, sebagai

berikut:

1. Tabel Penerapan Konsep Etika Bisnis

Tabel 4.18

KET:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

RR : Ragu-Ragu

No. Kategori Jawaban Responden (%)

STS TS RR S SS

1. Halal 81.82% 18.18%

2. Sehat 81.82% 18.18%

3. Kebersihan 81.82% 18.18%

4. Harga 81.82% 18.18%

5. Ramah 63.63% 36.36%

6. Kemudahan

Berhutang

9.09% 18.18% 36.36% 36.36%

Page 71: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

57

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Berdasarkan tabel di atas, persentase dari kategori Halal, Sehat,

Kebersihan dan Harga mendapatkan jumlah persentase yang sama, yaitu

pada jawaban Setuju sebesar (81.82%), dan Sangat Setuju sebesar

(18.18%).

Secara umum, Islam pada dasarnya mempersilakan manusia untuk

mengonsumsi apa saja yang mereka kehendak dan mereka kuasai dari apa

saja yang ada di bumi, sejauh barang-barang yang dikonsumsinya itu

benar-benar halal lagi baik (halalan thayyiban; lawful and good). Dengan

kalimat lain, Islam jelas menghalalkan barang (makanan/minuman dan

lain-lain) yang baik-baik (at-thayyibat; lawful). Pada saat bersamaan,

Islam juga tegas mengaharamkan seseorang dari kemungkinan

mengonsumsi makanan/minuman lain-lain yang buruk-buruk (al-

khabitsat;unlawful).1 Oleh karena itu, para pedagang di Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat ini, sangat memperhatikan kehalalan dan kesehatan

atas makanan dan minuman yang dijual. Hal itu juga dikarenakan, mereka

yang memang sudah lama berdagang di lingkungan pesantren, dan sudah

menjadi bagian dari keluarga pesantren, mereka tidak mungkin menjual

makanan dan minuman yang tidak halal dan tidak sehat, karena selain

1 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.185.

Page 72: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

58

mereka berjualan, makan dan minuman tersebut juga dikonsumsi sendiri

oleh mereka.

Dari sisi bahan baku, tidak boleh ada bahan baku yang haram. Dari

sisi kadar/ukuran, tidak boleh melampaui batas yang diperlukan

(kebutuhan), bukan keinginan hawa nafsu. Dari sisi perolehan, jelas asal-

usulnya dalam pengertian bersumber dari hal-hal yang halalan-thayyiban.

Dari sisi kebersihan dan kesehatan, dapat dipertanggung-jawabkan secara

agama maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula dengan

efek dari produk yang dihasilkan, baik itu untuk jangka pendek maupun

jangka panjang.2 Di Pesantren Asshiddiqiyah pusat ini, para pedagang

selalu membersihkan alat-alat untuk berjualan, menata dengan rapi

barang dagangannya. Untuk bahan baku yang digunakan, para pedagang

menggunakan bahan-bahan yang sewajarnya, tanpa menggunakan bahan

pengawet, seperti boraks. Lagipula, makanan yang dijual itu hanya untuk

satu hari saja, makanan sekali habis, seperti goreng-gorengan.

Contohnya, salah satu pedagang penjual Bakso, dia membeli bahan-

bahan untuk membuat bakso di Pasar, seperti daging giling yang dimana

pedagang tersebut memilih daging sapi yang segar, dia sudah dapat

membedakan apabila ada daging yang selain daging sapi. Selain daging

sapi tersebut, dia juga membeli bumbu-bumbunya sendiri, lalu daging dan

2 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,

h.187.

Page 73: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

59

bumbu tersebut dibawa ke tempat penyewaan penggilingan, dan dia

menunggu untuk melihat proses penggilingan tersebut. Jadi, bakso ini

sudah pasti terjamin kehalalannya.

Selain halal, sehat dan bersih, pedagang disini juga menerapakan

etika dengan menjual makanan dan minuman dengan harga yang sesuai

atau sewajarnya. Persentase pada kategori Harga, yaitu pada jawaban

Setuju sebesar (81.82%), dan Sangat Setuju sebesar (18.18%).

Seperti yang diriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu „alaihi wa

Salam, Artinya, “Sungguh beruntung orang-orang yang menyerahkan diri

dan merasa cukup dalam hal rizkinya yang halal, maka Allah akan

mencukupi apa yang diberikannya”. (HR. Muslim). Para pedagang tidak

mengambil keuntungan secara tinggi, dikarenakan juga santri yang berada

di Pesantren Asshiddiqiyah ini tidak semua berasal dari kalangan orang

mampu, selain itu makanan dan minuman yang dijual hanya makanan dan

minuman ringan, yang tidak mungkin dapat diambil keuntungannya

terlalu tinggi.

Pada kategori ramah pada tingkat setuju mendapatkan persentase

sebesar (63.63%). Para pedagang bersikap ramah terhadap para santri.

Menurut Ahmad seperti dikutip oleh Faisal Badroen dkk, menyatakan

bahwa kemurahan hati adalah pondasi dari Ihsan (benevolence).

Keihsanan adalah tindakan yang terpuji yang dapat mempengaruhi hampir

setiap aspek dalam hidup, keihsanan adalah atribut yang selalu

Page 74: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

60

mempunyai tempat terbaik di sisi Allah.3 Pedagang bersikap ramah

terhadap santri, karena memang itu sudah menjadi keharusan dalam

berdagang, lagipula para santri di pesantren Asshiddiqiyah ini juga

bersikap ramah kepada para pedagang.

Pada kategori kemudahan berhutang pada tingkat setuju hanya

sebesar (36.36%) pedagang yang memberikan kemudahan atau

membolehkan para santri berhutang, apabila orang tua mereka menitipkan

kepada para pedagang.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 280:

Artinya: “ Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,

Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui”.

Santri yang dibolehkan berhutang hanya santri yang dapat dipercaya

dan memang dititipkan oleh orang tuanya. Ketika santri berhutang,

kemudian dicatat oleh para pedagang, setelah itu catatan hutangnya

3 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.87.

Page 75: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

61

diberikan atau dilaporkan kepada orang tuanya. Akan tetapi, ada juga yang

memang tidak dicatat hutangnya, karena santri tersebut memang dapat

dipercaya. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S.Al- Baqarah 2:283 :

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang

berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang

lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya

(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan

janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan Barang

siapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang

yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.

2. Prinsip Dasar Etika Bisnis Islam

Para pedagang di Pesantren Asshiddiqiyah ini menerapkan beberapa

prinsip dasar etika bisnis Islam, diantaranya:

a. Unity (Kesatuan)

Page 76: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

62

Para pedagang disini dianjurkan untuk selalu shalat berjamah di

Masjid, dan ketika waktunya shalat, mereka dilarang untuk

berjualan atau melayani para santri. Akan tetapi disini yang penulis

lihat, hanya sebagain yang mengiktui shalat jam‟ah di Masjid.

b. Equilibrium (Keseimbangan)

Pada penentuan harga, para pedagang menjual dengan harga yang

sesuai dan sewajarnya. Kebanyakan dari mereka, menjual makanan

ringan yang untungnya tidak seberapa. Karena mereka juga melihat

lingkungan pesantren yang santrinya bukan merupakan dari

keluarga yang mampu.

c. Free Will (Kehendak bebas)

Dalam hal ini, para pedagang tetap bersaing secara sehat. Meskipun

mereka menjual dagangan yang sama, akan tetapi tidak ada sikap iri

antara pedagang yang satu dengan yang lainnya.

d. Responsibility (Pertanggung jawaban)

Untuk yang menggunakan sistem upah, terutama warung yang

memang milik pesantren, dimana para karyawan mendapatkan

upah/gaji perbulannya sebesar 60:40% dari keuntungan, 60% untuk

pesantren dan 40% untuk karyawan.

e. Benevolence (Kebenaran)

Sebagian pedagang bersikap ramah terhadap para santri atau

pembeli, dan sebagian pedagang juga memberikan kemudahan atau

Page 77: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

63

membolehkan para santri berhutang, apabila orang tua mereka

menitipkan kepada para pedagang, setelah santri berhutang dan

dicatat, lalu dilaporkan kepada orang tua santri.

B. Analisis Pengawasan Dewan Sekolah Terhadap Aktivitas Ekonomi di

Pesantren Asshiddiqiyyah Pusat

Dari penelitian yang penulis lakukan, mendapatkan hasil yang

menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pihak pesantren terhadap

para pedagang di lingkungan Pesantren Asshidiqiyah Pusat, sebagai berikut:

1. Tabel Pengawasan Etika Bisnis

Tabel 4.19

KET:

TP : Tidak Pernah

SJ : Sangat Jarang

KK : Kadang-Kadang

S : Sering

No. Kategori Jawaban Responden (%)

TP SJ KK S SS

1. Pengawasan 18.18% 9.09% 18.18% 54.54%

2. Seleksi 18.18% 27.27% 18.18% 36.36%

3. Pembinaan 36.36% 27.27% 27.27% 9.09%

Page 78: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

64

SS : Sangat Sering

Berdasarkan tabel di atas, kategori pengawasan pada tingkat Sering

mendapatkan persentase sebesar (54.54%) menyatakan bahwa pihak

pesantren melakukan pengawasan terhadap para pedagang.

Di Periode Umar Ibn Al Khatab, beliau selaku kepala Negara, sangat

teliti dan hati-hati mengenai pelaksanan ketentuan tersebut. Beliau

seringkali berkeliling ke pasar-pasar. Bahkan kadang-kadang beliau

memberikan teguran keras kepada para pedagang yang melanggar aturan

perdagangan dengan kata-kata: “Yang boleh berdagang di pasar ini hanya

mereka yang memahami aturan-aturan! Barang siapa mengambil

keuntungan yang tidak pantas, baik secara sadar atau tidak akan dikenakan

denda!”4 Pengawasan di Pesantren Asshiddiqiyah Pusat ini hanya dalam

hal kebersihan lingkungan dan sikap para santri. Pihak pesantren sangat

jarang melakukan pengawasan terhadap aktivitas ekonomi di lingkungan

pesantren. Pihak pesantren biasanya melakukan pengawasan, apabila

banyak santri banyak yang mengalami sakit, baru kemudian pihak

pesantren melakukan pengawasan terhadap para pedagang. Biasanya,

pihak pesantren mengambil sampel dari setiap makanan atau minuman

yang dijual oleh para pedagang. Sesekali pihak pesantren menanyakan

bahan-bahan yang digunakan oleh para pedagang, melihat cara

pengolahannya dan mencicipi makanan tersebut.

4 Irfan Mahmud Ra‟na, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Al-Khatab, h. 58-59.

Page 79: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

65

Pihak pesantren sudah percaya terhadap para pedagang disini,

dikarenakan para pedagang yang sudah berjualan cukup lama. Selain itu,

para pedagang di lingkungan pesantren juga sudah menjadi bagian dari

keluarga pesantren. Sistem kepercayaan lah yang digunakan, dan sampai

sekarang ini belum ada kejanggalan dalam aktivitas ekonominya.

Berdasarkan tabel di atas, kategori seleksi pada tingkat Sering

mendapatkan persentase sebesar (36.36%) menyatakan pihak pesantren

melakukan penyeleksian makanan atau minuman yang masuk ke dalam

pesantren. Pihak pesantren melakukan penyeleksian makanan, hanya

dilihat dari label halal dan komposisi bahan yang tertera pada

kemasannya. Jadi tolak ukur halal haramnya, dilihat dari label MUI dan

komposisi bahannya, kalau tidak ada labelnya bisa dilihat dari komposisi

bahannya.

Berdasarkan tabel di atas, kategori pembinaan pada tingkat Tidak

Pernah mendapatkan persentase sebesar (36.36%) menyatakan bahwa

pihak pesantren tidak pernah melakukan pembinaan terhadap para

pedagang. Pada awalnya, pihak pesantren melakukan pembinaan terhadap

para pedagang, misalnya diberitahukan peraturan baru, pemberitahuan

kalau tidak diperbolehkan menjual dagangan yang sama, agar tidak terjadi

iri satu sama lain atau dalam arti tidak merebut lahan orang. Para

pedagang biasanya dikumpulkan apabila terjadi cekcok antara satu

pedagang dengan pedagang yang lain dan diberikan pengarahan.

Page 80: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

66

Pembinaan khusus untuk pedagang tidak ada, tetapi disini ada majelis

ta‟lim yang diikuti secara bersamaan dengan orang tua wali santri.

Page 81: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Para pedagang di Pesantren Asshiddiqiyah Pusat ini belum sepenuhnya

menjalankan etika bisnis sesuai syariat Islam. (81.82%) pedagang menjual

makanan dan minuman yang halal, tapi masih adanya makanan dan

minuman ringan yang kurang sehat yang dijual di pesantren ini. (81.82%)

pedagang disini sudah menjaga kebersihan akan tempat berdagang dan alat-

alat memasak. (81.82%) para pedagang di pesantren ini tidak mengambil

keuntungan yang berlebihan dalam berjualan. Tetapi, aturan untuk tidak

berjualan barang dagangan yang sama dengan pedagang yang lainnya, belum

sepenuhnya dipatuhi oleh para pedagang.

2. Pengawasan yang dilakukan di pesantren sangat tidak maksimal, karena

pengawasan dilakukan seperlunya saja. Pengawasan dilakukan apabila ada

masalah, contohnya ketika banyak santri yang mengeluh sakit, setelah itu

baru pihak pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap para

pedagang. Pengawasan dilakukan dengan melihat makanan atau minuman

yang dijual, tidak ada penyeleksian secara mendetail, hanya melihat dari

label halal dan komposisinya saja. Selain itu, Lurah Pondok mencicipi

makanan dan minuman tersebut, menanyakan bahan-bahan dan sesekali

melihat cara pengolahannya.

Page 82: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

68

B. Saran-Saran

1. Seharusnya pihak pesantren lebih memperhatikan para pedagang di

lingkungan pesantren Asshiddiqiyah Pusat ini dengan melakukan

pengawasan secara rutin, dengan menyeleksi secara detail makanan atau

minuman yang masuk ke dalam lingkungan pesantren.

2. Seharusnya ada pengawasan terhadap sikap para pedagang ketika melakukan

transaksi jual-beli, dan ketika waktunya shalat, mereka harus shalat tepat

pada waktunya, serta ada pembinaan terhadap para pedagang, agar mereka

dapat lebih paham dan mengerti tentang etika bisnis Islam.

Page 83: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG

DATA RESPONDEN

Lama Berdagang :

Jenis Dagangan :

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan, untuk itu anda diminta untuk memilih

jawaban yang telah disediakan menurut kenyataan yang diperoleh dalam kegiatan

berdagang.

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia.

1. Makanan/minuman yang anda jual halal.

a. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

2. Makanan/minuman yang anda jual sehat.

a. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

3. Anda selalu menjaga kebersihan alat/alat untuk berjualan.

a. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

4. Harga makanan/minuman dijual dengan harga yang sesuai

(sewajarnya).

a. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

5. Anda mencatat pengeluaran dan pendapatan.

a. Tidak Pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

Page 84: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

b. Sangat Jarang d. Sering

6. Para pembeli dibolehkan untuk berhutang.

a. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

7. Pihak pesantren melakukan pengawasan terhadap para pedagang.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Sangat jarang d. Sering

8. Pihak pesantren melakukan pembinaan terhadap para pedagang.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Sangat jarang d. Sering

9. Makanan/minuman yang dijual diseleksi dahulu oleh pihak pesantren.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Sangat jarang d. Sering

10. Anda selalu bersikap ramah terhadap para pembeli.

a. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

Page 85: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

DATA RESPONDEN

Kelas :

Jurusan :

Di bawah ini terdapat sejumlah pertanyaan, untuk itu anda diminta untuk memilih

jawaban yang telah disediakan menurut kenyataan yang diperoleh dalam kegiatan

transaksi jual beli.

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia.

1. Apakah para pedagang bersikap ramah terhadap pembeli?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah para pedagang menjual makanan/minuman yang halal?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah para pedagang menjual makanan/minuman yang sehat?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah makanan/minuman dijual dengan harga yang sesuai (sewajarnya)?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda melakukan transaksi secara jujur?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda puas dengan pelayanan para pedagang?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah anda boleh berhutang jika membeli?

a. Boleh b. Tidak

Page 86: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang I

Lama Berdagang : 14 tahun

Jenis Dagangan : Makanan dan Minuman Ringan

1. Apa saja makanan/minuman yang anda jual?

Makanan ringan, jajanan-jajanan pasar kebanyakan. Makanan produk-

produk dari pasar, mie, gorengan, roti, nugget dari pasar tidak

mengolah sendiri, ada pabriknya.

2. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Keuntungan tiap harinya, perhari kotor itu 500rb, jadi kalo liburan bisa

turun 300-400. Bersihnya bisa sampai separuhnya, 200-250rb.

3. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau

persentase atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini tidak sewa tempat, tapi listrik yang punya kontrakan ditanggung

sama kafe, tempat dagangnya ini milik sendiri, lahan sendiri, tidak ada

sangkut pautnya dengan pesantren, tidak ada persentase atau bagi hasil

kepada pesantren.

4. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap

para pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak

pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan tersebut?

Iya, tapi disini tidak, kecuali disini, karena ini milik perorangan bukan

milik pesantren. Karena yang punya ini milik ustadz disini, dan beliau

sendiri yang mengontrol.

Dulu sih sering, sekarang tidak pernah. Cuma penataan, tiap bulan

beliau menanyakan apa yang habis, seperti susu atau mie, beliau yg

Page 87: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

belanjain. Selain itu makanan ringan, saya yang beli, karena ini

sifatnya kecil.

Gini ya kalo dilihat dari secara kesehatan menyeluruh pasti ada

negatifnya, jangankan ini, minuman juga ada semua, menurut hukum

saja, standar saja lah. Tapi saya juga gini, ya mungkin ada kabar-kabar

di berita, mungkin tentang dagingnya pakai daging busuk, nah

memang iya ada seperti itu. Nah ketika ada seperti itu saya seleksi ke

pasar “mana yang kemarin katanya berita pakai daging busuk” nanti

pedagang memberi tahu, seperti kemarin nugget.

Saya melihat semuanya cara zahir aja, dengan melihat dari label halal,

expired dan komposisinya.

Kalau ada barang baru biasanya saya konsultasi ke ustadz yang punya

toko ini.

5. Berapa kali pihak pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan

terhadap para pedagang?

Biasanya ustadznya mengontrol hanya saya yang laporan, tapi beliau

tidak kesini. Paling tidak sebulan sekali.

Page 88: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang II

Lama Berdagang : 13 tahun

Jenis Dagangan : Foto Copy, ATK, dan Makanan Ringan

1. Apa saja makanan/minuman yang anda jual?

Selain alat tulis dan fotokopi, ada minuman ringan seperti aqua dll,

makan seperti roti ciki dan gorengan. Gorengannya bikin sendiri.

2. Apa saja bahan baku yang digunakan?

Terigu, pisang, tahu, sosis dan tidak pakai bahan pengawet, hanya

menggunakan penyedap rasa. Setiap hari bikin gorengannya.

3. Bagaimana proses pengolahannya?

Sebagian ada yang malemnya dulu, kaya tahu. Kalau piscok langsung.

Jadi pisang dikupasin, kasih cokelat, minyaknya bimoli. Goreng

khusus manis yang manis, yang gurih yang gurih. Alat-alat masaknya

tiap hari dibersihkan.

4. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Kalau omset si kalau lagi rame semua, kadang bisa 500-700 itu kotor,

bersihnya paling 200ribuan. Setiap pengeluaran pendapat itu pasti di

catat.

5. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau

persentase atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Punya sendiri, dan pesantren tidak mengambil bagian apapun dari sini.

6. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap

para pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak

pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan tersebut?

Page 89: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Biasanya barang-barang apa yang dijual, pihak pesantren, tidak boleh

rokok, bagian lurah pondok. Lurah pondok dateng ke lokasi. Itu hanya

dilihat dari jualan yang tidak boleh atau tidak, kalau ada yang tidak

boleh biasanya di tarik dagangannya.

7. Berapa kali pihak pesantren melakukan pengontrolan terhadap para

pedagang?

Biasanya mengontrolnya sebulan sekali.

Sebulan sekali ada pengajian, tapi khusus perempuan, bukan khusus

untuk pedagang, itu tidak ada pembinaan.

Page 90: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang III

Lama Berdagang : 20 tahun

Jenis Dagangan : Gorengan, Minuman Ringan

1. Apa saja makanan/minuman yang anda jual?

Minumannya ada teh gelas, minuman ringan lainnya, makanan dari

pabrik. Gorengan ada bakwan, tempe, tahu isi, molen, risol.

2. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam membuat makanan/minuman

tersebut?

Terigu, telor, margarin, pisang, toge, tidak menggunakan bahan pengawet,

karena ini makanan sekali habis.

3. Bagaimana proses pengolahan makanan/minuman tersebut?

Setiap alat-alat untuk menggoreng dibersihkan, minyaknya pun minyak

jernih.

4. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Tidak tentu keuntungannya, kadang belanja 2 hari sekali, kalau yang

gorengan kadang 50 atau 100rb perhari tapi itu kotor.

5. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini sewa tempat tapi bukan sama pesantren, jadi sewa ke yg wakaf

pesantren. Tiap keuntungan tidak bagi hasil ke pesantren atau ke yang

punya wakaf ini. Dulu pesantren tidak ada tempat, diserahkan ke

pedagang, jadi saya cari sendiri dan sewa ke Pak Haji yang wakaf tanah

pesantren. Jadi sewa ini sudah termasuk rumah, tapi belum termasuk

listrik.

Page 91: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

6. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan terhadap para pedagang di

sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak pesantren melakukan

pengontrolan tersebut?

Pihak pesantren tidak ada pengontrolan, Cuma ya orang pondok beli disini

semua, apa mengontrolnya secara tidak langsung ya ga ngerti juga.

Pesantren paling kalau ada masalah dikumpulin, briefing, cari

permasalahannya, dikumpulkan pedagang-pedagangnya. Tidak pernah ada

pengontrolan secara langsung, mungkin secara tidak langsung sambil beli

sambil melihat sendiri.

Page 92: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang IV

Lama Berdagang : 11 tahun

Jenis Dagangan : Nasi dan Lauk Pauk

1. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam membuat makanan/minuman

tersebut?

Garam, mecin, bawang merah, bawang putih, cabe, minyaknya minyak

biasa.

2. Bagaimana proses pengolahan makanan/minuman tersebut?

Tumis bawang merah bawang putih cabe sayur. Setiap alat-alat masak

saya bersihkan semua. Setaip hari saya belanja di pasar.

3. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Ya ga tentu lah, kadang-kadang 50rb bersih kadang-kadang lebih.

4. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini kontrak ke yang punya wakaf, listrik bayar sendiri pakai pulsa. Setiap

keuntungan tidak ada bagi hasil ke pesantren.

5. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan /pengawasan terhadap

para pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak

pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan tersebut?

Ngontrol paling ya kalo anak-anak sekolah ada ga, dan disini tidak ada

pengontrolan untuk makanan-makanannya, orang gurunya pada beli disini

semua, ustadz-ustadz pada datang kesini. Tidak ada pembinaan atau

majelis Ta‟lim, adanya di pak Kyai di kantin puteri. Tidak ada

pengontrolan, karena disini damai semua, misal kata ada pakai yg ga halal,

pasti guru ga mungkin kesini lagi. Karena juga ustadz-ustadz disini udah

Page 93: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

kenal, karena kepercayaan juga. Ga pernah pakai bahan-bahan yg tidak

sehat, karena saya makannya pakai itu juga masa saya tega masukkin

bahan-bahan yang tidak sehat itu.

Page 94: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang V

Lama Berdagang : 10 tahun

Jenis Dagangan : Ketoprak Praktis

1. Apa saja makanan/minuman yang anda jual?

Ketoprak praktis ala santri. Ketoprak yang pakai bumbu kacang.

2. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam membuat makanan/minuman

tersebut?

Kacang, cabe, bawang putih, bawang merah, penyedap rasa. Tidak ada

pengawet, pemutih karena itu dosa. Memang tidak boleh.

3. Bagaimana proses pengolahan makanan/minuman tersebut?

Kalo proses pengolahannya kalau bikin ketupat, terlebih dahulu bikin

kerangka, masukkan beras, direbus selama 5 jam, angkat.

4. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Keuntungan setiap harinya kurang lebih 80rb bersih.

5. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini sewa tempat sehari 5rb, dalam bentuk infaq/pajak kebersihan. Tidak

ada keuntungan bagi hasil kepada pihak pesantren.

6. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap para

pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak pesantren

melakukan pengontrolan/pengawasan tersebut?

Ya, Pengontrolan, biasanya kabag. rumah tangga, mengontrol semuanya.

Pengontrolannya soal kebersihan, istilahnya makan santri biar tertib.

Kalau pengontrolan makanan pasti tidak diragukan lagi, jadi pesantren

tidak menyeleksi bahan-bahan makanan, hanya mengontrol ketertiban

mahasiswa. Ada pembinaan, tapi jarang sekali. Biasanya pembinaannya

Page 95: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

jadi bagaimana supaya disatu tempat tidak boleh menjual dagangan yang

sama, dibina tentang halal/haram, rasa, disesuaikan dengan konsumennya.

7. Berapa kali pihak pesantren melakukan pengontrolan terhadap para

pedagang?

Jarang sekali, kalo kebersihan lingkungan setiap hari, kalo makanannya itu

jarang, pembinaan pun jarang.

Page 96: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang VI

Lama Berdagang : 10 tahun

Jenis Dagangan : Siomay

1. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam membuat makanan/minuman

tersebut?

Sagu, terigu, ikan, bawang putih, merica, penyedap rasa.

2. Bagaimana proses pengolahan makanan/minuman tersebut?

Cara pengolahannya ya pertama ikan digiling dulu terus masukkin

bumbunya terus di kukus.

3. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Gak tentu sih ya, biasanya paling 700rb atau rata-rata ya 600rb bersihnya

sih segitu.

4. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Disini sewa tempat tapi cuma bayar infaq/pajak 5rb perhari itu untuk

kebersihan aja. Tidak ada bagi hasil atau persentase kepada pihak

pesantren.

5. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap para

pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak pesantren

melakukan pengontrolan tersebut?

Tidak ada pengontrolan dari pihak pesantren kepada pedagang, biasanya

sih bahan-bahan siomay ditanya apa aja bahannya, itu aja, karena juga

saya berdagang disini sudah lama, jadi sistem kepercayaan saja.

Pembinaan memang ada, tapi itu jarang.

6. Berapa kali pihak pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan

terhadap para pedagang?

Page 97: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Jarang sih, 6 bulan sekali kadang-kadang, biasanya kita dikumpulin

pedagang pedagang kalau peraturan baru, atau ada masalah apa sama

anak-anak yang habis makan dari yang dijual para pedagang.

Page 98: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang VII

Lama Berdagang : 28 tahun

Jenis Dagangan : Makanan dan Minuman Ringan

1. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Keuntungan tiap harinya tidak nentu ya, biasanya ya 15% keuntungan,

biasanya sekitar 100rb perhari bersih.

2. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini milik pesantren, sistem kerja saja. Keuntungan dari warung ini itu

masuk ke pesantren. Disini saya sistem gaji, bisa dari keuntungan, bisa

dibilang bagi hasil, ya biasanya dari pengelola 60:40, yang punya warung

60% yang punya pesantren 40%.

3. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan terhadap para pedagang di

sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak pesantren melakukan

pengontrolan tersebut?

Ada, pengontrolannya secara dicek, barang-barang yang masuk. Ya

kadang-kadang dicek nya ditanyakan saja, yang sering laku itu apa,

kebersihannya itu di cek. Kalau komposisi, label halal, dan expired itu

dicek. Pesantren biasanya 1 bulan 2 kali melakukan pengecekan, langsung

dari atas/manajer pesantren. Disini tidak ada pembinaan terhadap para

pedagang. Pesantren hanya mengontrol kebersihan dll, pesantren ngasih

kepercayaan saja.

Page 99: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang VIII

Lama Berdagang : 28tahun

Jenis Dagangan : Makanan dan Minuman Ringan

1. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Perhari itu ya, 100rb bersih, minimal 100rb dah, kalau lagi rame ya

kadang lebih, kalo lagi sepi ya sepi, tapi minimal sendiri.

2. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini milik pesantren, dan disini sistem gaji. Biasanya 70:30% dari

keuntungan.

3. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap para

pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak pesantren

melakukan pengontrolan/pengawasan tersebut?

Kepala sekolah biasanya yang datang, ada lagi gurunya. Bukan khusus sih,

dari pihak guru, seumpama anak-anak jangan pada batuk, jangan pakai

pemanis buatan. Makanan disini dipilih dari pesantren, dilihat dari

komposisi dan label halalnya saja, ya pokoknya kan yang dicari yang

halalnya. Pernah dikontrol, seumpama mengandung ini ini, di ganti ya,

baiknya pindah ke merk ini. Jarang sih ya, tapi di beritahu. Jarang sih, tapi

ya ada, 3 bulan sekali lah.

Ada pembinaan kalau dari pihak pondok, semua pedagang dikumpulin

kalau ada peratuiran baru, kalau jam sekian jangan dilayanin anak-

anaknya, biar anak fokus, biasanya ada sanksi atau tegura

Page 100: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang IX

Lama Berdagang : 28 tahun

Jenis Dagangan : Mie Ayam dan Bakso

1. Apa saja makanan/minuman yang anda jual?

Makanannya bakso, mie ayam, indomie rebus dan minuman seduh segala

macem lah. Kalau mie ayam tidak bikin sendiri, ambil dari luar, dilihat

dari label halal, kalau bakso ya bikin sendiri.

2. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam membuat makanan/minuman

tersebut?

Daging dan bumbu-bumnya seperti bawang putih, lada, tidak pakai

pengawet atau pemutih, saya bikin sendiri karena menghindari itu.

3. Bagaimana proses pengolahan makanan/minuman tersebut?

Saya ke pasar, giling dagingnya dipasar, semua udah diaduk jadi satu, jadi

semua tinggal bikin dirumah. Daging dan bumbu-bumbunya dari saya, di

pasar hanya sewa gilingan saja dan saya tungguin saat proses

penggilingan, kalau soal halal dijamin

4. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Relative lah, kalo orang dagang tidak bisa di standarkan. Ya sisa belanja

ya itu untungnya. Kalau sekarang ya paling 30% lah dari modal, sekarang

tipis.

5. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Sewa tempat tapi bukan ke pondok, di luar pondok, jadi ke orang yang

punya tanah wakaf ini. Tidak ada bagi hasil ke pesantren, makanya

sekarang ga kaya dulu. dulu waktu jadi masih keluarga pesantren, itu

memang ada bagi hasil gitu, pendapatannya berapa, diambil ke pondok

Page 101: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

sekian, terus selama saya tidak dikasih tempat sama pondok, saya lepas

dan terus dari pihak pondok terserah bapak sekarang mau jualan dimana,

pondok tidak ada tempat waktu itu, berhubung saya mau usaha saya cari-

cari sekitar sini dan dapat disini. Dulu pondok dapet bagian, dulu koperasi

masih jalan, pengelolaannya masih ada, saya lewatnya koperasi. Dulu

pakai kupon, permangkoknya pesantren dapet keuntungan, dan itu sudah

lama dulu, yang pegang duit koperasi karena pakai kupon.

6. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap para

pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak pesantren

melakukan pengontrolan/pengawasan tersebut?

Pengontrolan hanya saat waktu sholat begini, otomatis pedagang tidak

boleh jualan, waktu jam sekolah juga. Tidak ada pengontrolan, disamping

sudah lama disini, jadi sistem kepercayaan ada, soal kebersihan segala

macam, pihak pondok suda percaya gitu, namanya keluarga sudah lama,

rata-rata pedagang disini sudah lama.

Kalau dulu pernah, santri banyak yang sakit, jadi masing-masing

pedagang diambil sampelnya, dan ternyata bukan dari makanan. Kalau

lagi ada masalah saja di kontrol. Tidak ada penyeleksian terhadap

makanan, karena yang dijual ini-ini saja. Kalau bakso yang jualan disini

juga kan cuma saya, itu juga udah percaya, saya bikin sendiri, dari dulu

kalau ada isu apa-apa, orang dalam udah yakin itu. Lagian kita kan udah

pedagang lama udah tau, ini daging bukan sapi, kalau dicampur kaya apa,

kita udah tau.

Page 102: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang X

Lama Berdagang : 18 tahun

Jenis Dagangan : Mie Rebus, Makanan dan Minuman Ringan

1. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Keuntungan tidak tentu sih, perharinya kira-kira bersihnya kurang lebih

300rb. Tapi tidak pernah mengambil keuntungan 100%, karena ini juga

makanan kecil.

2. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini sewa tempat perbulan ke tanah yang punya wakaf. Tidak pernah ada

bagi hasil ke pesantren ataua ke tanah yang punya wakaf ini.

3. Apakah pihak sekolah melakukan pengontrolan terhadap para pedagang di

sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak pesantren melakukan

pengontrolan tersebut?

Pihak pesantren melakukan pengontrolan terhadap santri yang jajan dini,

hanya mengontrol waktu-waktunya saja. Kalau kemarin pengontrolan

untuk makanan biasanya pengontrolan ada, tapi misalnya hanya harus

melengkapi makanan atau minuman yang bervitamin, itu juga jarang

sekali.

Ada rapat, tapi tidak sering sih, kalau lagi ada masalah saja. Pembinaan

terhadap para pedagang itu tidak ada.

Page 103: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pedagang XI (SQ Mart)

Lama Berdagang : 14 tahun

Jenis Dagangan : Mini Market

1. Apa saja makanan/minuman yang anda jual?

Di minimarket sini, snack, mie, makanan-makanan kecil, airnya ya

minuman air mineral, yang ada di supermarket lainnya lah. Disni juga

diutamakan khusus untuk santri yang makan, kebutuhan santri, kitab-

kitab, alat-alat tulis, mukena, underware dan lain-lain.

2. Bagaimana anda menentukan keuntungan di setiap hari?

Apapun yang ada di supermarket ini, masuknya keuntungannya larinya ke

pesantren, ini milik kiyai tapi badan usaha punya pesantren, keuntungan

tiap bulan kita ambil 15% dari keuntungan dari pendapatan, kita setorkan

ke bank atas nama pesantren. Keuntungan per minggu, jadi hari senin-

minggu, seninnya kita transfer ke bank dki keuntungannya saja, misalnya

keuntungan seminggu 30 juta dari 15% itu berapa kita masukkin ke bank.

Kita tergantung, kalau rokok kan sudah ada labelnya gabisa ambil 10%,

jadi disini saling menurtupi slaing melengkapi, ada yang untungnya 5%,

ada keuntungannya 100% misalnya kaya pulpen karakter, itu saya ambil

lebih dari 100%, itu untuk menutupi yang rokok, kaya ciki-ciki, itu

harganya udah standard kan.

3. Berapa besar biaya sewa tempat? Apakah ada bagi hasil atau persentase

atas setiap penjualan makan/minuman disini?

Ini milik pesantren , jadi tidak ada sewa tempat. Ini karyawan disini,

sistemnya gaji, tempat tinggala disini, makan, dan kebanyakan disini, kita

ambil dari Mahad „ali, perbantuannya kita ambil disini.

Page 104: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

4. Apakah pihak pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap

para pedagang di sekitar pesantren? Bagaimana bentuk/cara pihak

pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan tersebut? Berapa kali

pihak pesantren melakukan pengontrolan/pengawasan terhadap para

pedagang?

Kita memang dikasih pemberitahuan, kita yang jual barang-barang disini

kebutuhan santri. Biasanya Kyainya barang-barangnya ngecek kesini, kita

jual disini kan barang-barang yang udah ada nama, tidak mungkin kan

yang ada babi nya. Kyai kan ada kaki tangannya, biasanya lurah pondok

yang melakukan pengontrolan, santri butuh apa, kurangnya apa dan kalau

rapat juga biasanya ditanya. Pengontrolan tidak tentu sih, biasanya

sebulan sekali, atau sebulan dua kali, tapi kalau ajaran baru, sering.

Pengajian ada majelis dzikir, misalnya ada milad-milad, dan kalau disini

pedagang juga orang lama semua, mungkin kalau awal-awal pembinaan

dikasih tau, jualan sama-sama pedagang tidak boleh sama, karena kan

tidak boleh merebut lahan orang, disini kalau jualan boleh tapi cari yang

lain, yang pedagang lain tidak punya. Biasanya dikumpulin para

pedagang, kalau ada cekcok-cekcok, biasanya pedagang dikumpulin,

dikasih pengarahan.

Page 105: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

Pihak Pesantren

Nama : Moh, Rezky Fitriady

Lokasi Wawancara : Pesantren Asshiddiqiyah

1. Apakah Bapak/Ibu melakukan pengontrolan terhadap para pedagang

bisnis di lingkungan pesantren?

Ya, melakukan pengontrolan.

2. Bagaimana bentuk/cara Bapak/Ibu dalam melakukan pengontrolan

tersebut? Berapa kali Bapak/Ibu melakukan pengontrolan?

Di cobain makanannya ke semua pedagang, di beli satu-satu semuanya,

kontrol keliling liatin anak santri interaksi jual beli. Lauk pauk dicobain,

dilihat cara pengolahannya, ditanya bahan-bahannya, tanya ke anak santri

tanya ke anak santri ada keluhan atau tidak. Pengontrolannya ya

seperlunya saja, sebulan 2kali.

3. Apakah makanan/minuman yang masuk ke dalam lingkungan pesantren di

seleksi? Bagaimana cara Bapak/Ibu menyeleksi makanan/minuman yang

masuk ke lingkungan pesantren?

Kalau untuk makanan atau minuman ringan diseleksi dilihat label halal

nya, dilihat komposisi bahannya, terus juga anak santri tidak ada keluhan,

semua baik-baik saja. Sudah ketauan sih, setiap makanan ringan ada label

halal/tidak nya. Seleksinya ya dicobain, ditanya, apa aja bahannya,

mengolahnya gimana, tidak ada yang haram, makanan rakyat semua.

Mereka sudah teruji sekian tahun, sudah sekian tahun, sama-sama

kepercayaan.

Page 106: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah

4. Bagaimana Bapak/Ibu bisa menjamin kalau makanan/minum tersebut

halal dan sehat?

Cara menjamin makanan itu halal atau sehat ya dilihat dari bahan-

bahannya tadi, ya ketauan tidak semuanya sehat 70% tidak sehat.

5. Bagaimanakah sistem keuntungan yang digunakan?

Sewa harian, 5rb/hari untuk kebersihan, itu aja, untuk mereka yang pakai

gerobak, kalau yang tetap sewa tempatnya ke yang punya wakaf, yang

penting anak-anak seneng. Tidak ada keuntungan untuk pesantren,

pesantren tidak mengambil keuntungan sepeserpun. Seperti siomay dan

lain-lain, kita ga ambil keuntungan, kecil banget kasian, kita menghidupi

warga juga, warga kampung. Tidak ada persentasi kepada pesantren.

Tolak ukur halal haramnya, dilihat dari label MUI dan komposisi

bahannya, kalau tidak ada labelnya ya biasa dilihat dari komposisi

bahannya, label bisa di palsuin, kalau komposisi bahan kan tidak.

Intinya pedagang sangat dianjurkan untuk sholat jama‟ah, dan sebgaian

besar pedagang memang kalau waktunya sholat, sholat jama‟ah di Masjid.

Pedagang Hanya segitu untuk apa ada pengajian. Hanya pengajian

bulanan, tapi bukan khusus pedagang, berbarengan dengan wali santri.

Pedagang di kumpulin atau dikasih surat kalau ada peraturan baru,

masalah perdagangan, atau ada anak yang suka kabur disaat jam sekolah

dan lain-lain, pedagang juga kasih laporan ke kita

Page 107: ETIKA BISNIS MASYARAKAT MUSLIM DALAM BERDAGANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27661/1/ERI... · (STUDI PENGAWASAN AKTIVITAS EKONOMI DI LINGKUNGAN ... dan salah