estimasi usia berdasarkan gambaran gigi · pdf filedalam penulisan skripsi ini terdapat banyak...

72
ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI RADIOGRAFI PANORAMIK PADA METODE HARRIS DAN NORTJE SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi OLEH : NURUL IFFAH AULIYAH J111 13 511 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Upload: lynhu

Post on 30-Jan-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

i

ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI RADIOGRAFI

PANORAMIK PADA METODE HARRIS DAN NORTJE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

OLEH :

NURUL IFFAH AULIYAH

J111 13 511

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

ii

Page 3: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

iii

Page 4: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

iv

KATA PENGANTAR

Tak ada kata yang indah selain kata syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Estimasi

Usia Berdasarkan Gambaran Gigi Radiografi Panoramik pada Metode Harris

dan Nortje”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu

kedokteran gigi masyarakat.

Dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi,

namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga akhirnya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M. Kes, Sp. Pros, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

2. Dr. drg. Irene Edith Rieuwpassa, M.Si, selaku dosen pembimbing

penulisan skripsi ini, yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan ilmu yang bermanfaat, arahan, pengalaman, petunjuk, serta

membimbing penulis dengan penuh kasih sayang mulai dari awal

penulisan skripsi ini sampai selesai.

3. drg. Muhammad Amin Kansi, M.S., Ph.D sebagai penasehat akademik

yang senantiasa memberikan dukungan, nasihat, dan motivasi, sehingga

penulis berhasil menyelesaikan jenjang perkuliahan dengan baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin yang

telah bersedia memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani masa

pre-klinik.

5. Bagian Radiologi RSGM Unhas dan Seluruh dokter dan staf Dentamedica

Care Center Makassar. Terkhusus kepada drg. Muh. Ruslin, M.Kes,

Sp.BM dan drg. Rifaat Nurrahma, Sp.Pros yang telah banyak

membantu kelancaran penelitian.

Page 5: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

v

6. Seluruh staf karyawan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin,

terkhusus pada kak Tri, kak Cia, kak Indah, kak Edha dan Pak Amir

yang telah membantu kelancaran penelitian.

7. Untuk teman yang sama pembimbing dan sama bagian. Yang

seperjuangan selalu peduli dan saling membantu, terima kasih banyak

kepada Asyraf Afif Alfian dan Andi Iffah Syahamah.

8. Untuk teman-teman sehati sepenanggungan yang berjuang bersama

RESTORASI 2013.

9. Sahabat Dudidudidam Irawati Utami Idrus, Sridevianti, Mushidayah

Aulia dan Zuhra An nisa yang selalu setia, saling mendoakan dan

memotivasi serta selalu menolong penulis tanpa pamrih.

10. Teman-teman KKN gel. 93 Kelurahan Ma’rang Nia, Sifa, Tina, Riski,

Nurul, Ira, kak Iqbal dan kak Adnal yang menyemangati dalam

menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman seperjuangan dalam perantauan Nurul Intan, Anugrah

Pratama dan Elisabeth yang membuat Makassar terasa seperti Tanah

Grogot. Serta sahabatku, Fini Rahmaliani yang selalu mendoakan dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

12. Untuk om, tante dan sepupuku Aja, Aba, Bapak Adi, Tante Nila, Tante

Sia, Tante Remi, Wanda, Luthfiah, Raihan, Naufal, Fathir, Ayesha

dan Hana yang selama ini selalu mendorong penulis untuk maju, selalu

memberikan semangat ketika penulis mulai jenuh, dan masih setia hingga

saat ini.

13. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini

yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis persembahkan skripsi ini kepada orang tua tercinta

Ayahandaku Ir. H. Saharuddin, M.P dan Ibundaku Drs. Hj. Dahlia, serta

saudaraku yang kusayangi Fahmi Azhari, Fadhlan Furqani dan Yaumil Izzah

Ainiyah serta nenek yang paling kusayangi Hj. Asseng dan H. Kebo. Rasa syukur

yang sangat dalam penulis panjatkan kepada Allah SWT karena masih memberikan

umur panjang kepada keluarga besar kami dan menjadikan keluarga kami orang-

orang yang kuat dalam mengahadapi segala cobaan yang Engkau berikan. Semoga

segala cobaan-Mu membuahkan hikmah untuk kami ya Allah. Terima kasih dan

penghargaan terdalam dari lubuk hati, penulis berikan kepada mereka yang

senantiasa telah memberikan doa, dukungan, bantuan, didikan, nasihat, perhatian,

Page 6: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

vi

semangat, motivasi, dan cinta kasih yang tiada henti. Tak ada kata atau kalimat yang

mampu mengekspresikan besarnya rasa terima kasihku. Kalian adalah segalanya

bagiku. Sekali lagi penulis ucapkan banyak terima kasih.

Penulis berharap kiranya Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

dari segala pihak yang telah bersedia membantu penulis. Akhirnya dengan segenap

kerendahan hati, penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat menjadi salah

satu bahan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di Fakultas

Kedokteran Gigi kedepannya. Amin Ya Allah.

Makassar, November 2016

Nurul Iffah Auliyah

Page 7: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

vii

Estimasi Usia Berdasarkan Gambaran Gigi Radiografi Panoramik

Pada Metode Harris Dan Nortje

Nurul Iffah Auliyah

Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Makassar, Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang. Estimasi usia atau prakiraan usia dapat dilakukan pada individu

hidup maupun mati. Bagian tubuh yang umumnya dipakai untuk menentukan

estimasi usia adalah skeletal dan gigi. Gigi sebagai media prakiraan usia memiliki

beberapa keunggulan, diantaranya adalah dapat memprakirakan usia pada individu

usia pranatal sampai usia dewasa. Estimasi usia menggunakan radiografi pada

orang dewasa dapat menjadi acuan setelah usia 17 tahun ketika periode permanen

lengkap berdasarkan usia dan erupsinya molar ketiga. Pertumbuhan molar ketiga

dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi usia seseorang. Pengamatan

erupsi gigi menurut metode Harris dan Nortje merupakan metode estimasi usia yang

melihat proses pertumbuhan dan perkembangan gigi molar tiga bawah pada periode

gigi permanen. Tujuan. Mengetahui dan melihat akurasi metode Harris dan Nortje

pada estimasi usia individu khususnya di Kota Makassar. Metode. Jenis penelitian

ini adalah Observasional Analitik dengan metode Cross-Sectional Study. Dalam

penelitian ini, jumlah sampel sebanyak 80 sampel dengan umur 15-20 tahun.

Sampel dipilih sesuai populasi target yang memenuhi kriteria sampel pada pasien

yang dirujuk ke Bagian Radiologi RSGM Unhas dan Dentamedica Care Center

Makassar untuk mengambil foto panoramik. Menggunakan metode Harris dan

Nortje untuk mendapatkan tahap perkembangan, panjang gigi dan estimasi usia.

Skor selanjutnya dianalisa untuk melihat akurasi estimasi usia berdasarkan Metode

Harris dan Nortje. Hasil. Berdasarkan hasil Uji Cramer’s V diperoleh p-value 0.000

(p<0.05) yang berarti terdapat hubungan signifikan antara usia dengan tahap

perkembangan gigi. Namun pada hasil uji Oneway-Anova, ditemukan nilai p:0.000

(p<0.05), yang berarti ada perbedaan signifikan panjang gigi sampel dengan

menggunakan metode Harris dan Nortje. Simpulan. Metode Harris dan Nortje

cocok untuk menentukan usia dilihat dari tahapan perkembangan gigi molar ketiga,

namun jika dilihat dari pengukuran panjang gigi terdapat perbedaan hasil dari

metode Harris dan Nortje.

Kata kunci: Estimasi usia, Metode Harris dan Nortje, Radiografi panoramik.

Page 8: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

viii

Age Estimation Based on Dental Panoramic Radiography

Using Harris and Nortje Method

Nurul Iffah Auliyah

Student of Dentistry

Faculty of Dentistry, Hasanuddin University

Makassar, Indonesia

ABSTRACK

Background. Age estimation can be used for living either die individu. The part of

body that generally used for age estimation are sceletal and teeth. Teeth as age

estimation’s media has some excellences, including can estimate age of prenatal

until adult. Age estimation using radiograph on adult can be refrence after 17 years

old when permanent period is complete based on third molar erruption. The

development of third molar can be guaidance for determine age of people.

Determining teeth erruption by Harris and Nortje method is age estimation that

observe of development proccess and erruption third molar of mandibale when tooth

permanent periode. Purpose. Determine and knowing the accuration of Harris and

Nortje method as age estimation media especially for Makassar City. Method. This

study was an analytic observational using Cross-sectional study. In this study, the

amount of sample reviewed were 80 samples, consisted of 15 –20 years old

patiences. Panoramic radiography were choosen based on target population which

fulfill sample criteria from reconciled patient of radiology department RSGM Unhas

and Dentamedica Care Center Makassar. Result. Based on Cramer’s V test, mean

value was obtain p: 0.000 (p<0.005) there is significant corelation between age and

development teeth stage. But, on Oneway-Anova’s test with p.value: 0.000 (p<0.005)

that meant there is significant difference of length teeth using this research sample

and Harris and Nortje method. Conclusion. Harris and Nortje method is

appropriate for determining age that observed from development of third molar, but

if observed from length teeth’s measurement there is different result from Harris and

Nortje method.

Key words: Age estimation, Harris and Nortje method, Panoramic radiography.

Page 9: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................. .iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. .iv

ABSTRAK. ................................................................................................... vii

DAFRAR ISI................................................................................................. .ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi ............................................................. 5

2.1.1. Tahap Perkembangan Gigi ...................................................................... 5

2.1.2. Tahap Kalsifikasi Gigi ............................................................................ 8

2.1.3. Tahap Erupsi Gigi ................................................................................... 9

2.2 Waktu Erupsi Gigi Permanen......................................................................... ..9

2.3 Variasi Gigi Molar Ketiga .............................................................................. 10

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi........................................................ 10

Page 10: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

x

2.4.1 Faktor Keturunan (Genetik) ................................................................. 11

2.4.2 Faktor Ras ............................................................................................ 11

2.4.3 Jenis Kelamin ....................................................................................... 11

2.4.4 Faktor Lingkungan ............................................................................... 12

2.4.5 Faktor Penyakit .................................................................................... 12

2.4.6 Faktor Lokal ......................................................................................... 12

2.5 Radiografi Dental ........................................................................................... 12

2.5.1. Definisi Radiografi Dental .................................................................... 12

2.5.2. Klasifikasi Radiografi Dental ............................................................... 13

2.6 Radiografi Panoramik .................................................................................... 14

2.6.1 Jenis Radiografi Panoramik ................................................................. 15

2.6.2 Indikasi dan Kontraindikasi Radiografi Panoramik ............................. 15

2.6.3 Keuntungan dan Kerugian Radiografi Panoramik ............................... 16

2.7 Teknik dan Posisi Pengambilan Gambar Panoramik .................................... 17

2.7.1 Persiapan Alat ...................................................................................... 17

2.7.2 Persiapan Pasien .................................................................................. 18

2.7.3 Persiapan Operator ............................................................................... 19

2.8 Metode Estimasi Usia ................................................................................... 20

2.8.1. Metode Estimasi Usia Berdasarkan Teknik Radiografi ........................ 20

2.8.2 . Estimasi Usia pada Usia Dewasa .......................................................... 21

2.8.3 . Metode Harris dan Nortje ..................................................................... 21

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP ................ 24

3.1 Kerangka Teori ............................................................................................... 24

Page 11: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

xi

3.2 Kerangka Konsep ........................................................................................... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 26

4.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 26

4.2 Lokasi Penelitian ............................................................................................ 26

4.3 Waktu Penelitian ............................................................................................ 26

4.4 Populasi Penelitian ......................................................................................... 26

4.5 Sampel Penelitian ........................................................................................... 27

4.6 Metode Sampling ........................................................................................... 27

4.7 Variabel Penelitian ......................................................................................... 28

4.7.1. Variabel menurut Fungsinya ................................................................. 28

4.7.2 . Variabel menurut Skala Pengukurannya ............................................... 28

4.8 Definisi Operasional....................................................................................... 29

4.9 Kriteria Sampel .............................................................................................. 29

4.9.1. Kriteria Inklusi ...................................................................................... 29

4.9.2 . Kriteria Ekslusi ..................................................................................... 29

4.10 Data Penelitian ............................................................................................ 30

4.10.1 . Jenis Data ............................................................................................ 30

4.10.2 . Analisis Data ...................................................................................... 30

4.10.3 . Penyajian Data .................................................................................... 30

4.11 Instrumen Penelitian ................................................................................... 30

4.12 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 31

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................... 32

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................. 36

Page 12: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

xii

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 44

LAMPIRAN .................................................................................................. 47

Page 13: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Siklus hidup gigi 6

Gambar 2.2 Inisisasi dan proliferasi 7

Gambar 2.3 Histodiferensiasi 8

Gambar 2.4 Contoh gambaran radiografi panoramik 14

Gambar 2.5 Pesawat panoramic 17

Gambar 2.6 Teknik radiografi panoramik 19

Gambar 2.7 Metode Harris dan Nortje 22

Gambar 6.1 Hasil foto panoramik 37

Gambar 6.2 Foto hasil penapakan 37

Gambar 6.3 Metode Harris dan Nortje 38

Page 14: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 5. 1 Distribusi karakteristik sampel penelitian 32

Tabel 5. 2 Distribusi sampel berdasarkan tahap perkembangan gigi 33

Tabel 5. 3 Distribusi sampel berdasarkan Metode Harris dan Nortje 33

Tabel 5. 4 Hubungan jenis kelamin dan usia terhadap

perkembangan gigi dengan menggunakan

uji Carmer’s V 34

Tabel 5. 5 Perbedaan panjang gigi berdasarkan

metode Harris dan Nortje

menggunakan uji Oneway-Anova 35

Table 6.1 Perbandingan hasil pengukuran panjang gigi 40

Page 15: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang secara geografis rawan bencana alam, seperti

tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami dan banjir. Selain faktor

alam, bencana juga bisa disebabkan oleh faktor manusia.1 Bahkan beberapa tahun

terakhir ini, Indonesia sering mengalami bencana massal yang menimbulkan banyak

korban jiwa. Korban tersebut seringkali sulit untuk diidentifikasi karena keadaan

korban yang sulit dikenali ataupun tidak utuh lagi, seperti korban jatuhnya pesawat

Airasia QZ8501 (2014), erupsi Gunung Sinabung (2014), jatuhnya pesawat Aviastar

DHC6 (2015), dan Bom Sarinah (2016).2

Korban suatu bencana atau kecelakaan bisa diidentifikasi dengan cepat

menggunakan gigi geligi. Karena gigi geligi mempunyai daya tahan yang tinggi

terhadap pengaruh temperatur, terutama emailnya merupakan jaringan yang paling

keras ditubuh manusia, paling tahan terhadap benturan maupun panas dan baru bisa

menjadi abu bila terbakar pada suhu diatas 450o Celcius. Seperti jaringan keras

lainnya, gigi dapat diawetkan setelah kematian untuk keperluan analisis lebih lanjut.3

Dalam identifikasi, usia merupakan karakteristik utama yang penting dan

estimasi usia atau prakiraan usia seseorang mempunyai kepentingan dalam forensik.

Page 16: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

2

Tulang dan gigi merupakan sumber utama yang dapat memberikan informasi

mengenai usia seseorang.

Bagian tubuh yang umumnya dipakai untuk menentukan estimasi usia adalah

skeletal dan gigi. Kematangan skeletal sebagai media prakiraan usia memiliki

keterbatasan karena hanya dapat memprakirakan usia pada rentang usia tertentu

dengan simpangan baku usia yang besar. Sedangkan gigi sebagai media prakiraan

usia memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah dapat memprakirakan usia

pada individu usia pranatal sampai usia dewasa.4

Estimasi usia atau prakiraan usia dapat dilakukan pada individu hidup maupun

mati. Pada individu mati, prakiraan usia merupakan bagian dari identifikasi korban

mati pada kasus pembunuhan, aborsi janin, ataupun bencana massal. Dalam kasus

bencana massal, prakiraan usia dapat menjadikan identifikasi korban lebih sederhana

dengan mengelompokkan usia korban. Kasus hukum pidana atau perdata yang

memerlukan prakiraan usia pada individu hidup, antara lain kasus pemalsuan usia

ketenagakerjaan, pernikahan, atlet, perwalian anak, keimigrasian, atau pemerkosaan.

Pembuktian hukum akan usia penting untuk menentukan apakah individu tersebut

masih dalam kategori anak atau sudah dewasa, berkaitan dengan adanya perbedaan

proses hukum atau peradilan pada anak dengan orang dewasa. Prakiraan usia juga

merupakan pembuktikan yang berharga ketika akta kelahiran tidak ada atau

diragukan keasliannya.5

Telah banyak metode estimasi usia berdasarkan analisis radiografi dari gigi yang

dilakukan. Estimasi usia menggunakan radiografi dapat menjadi acuan setelah usia

17 tahun ketika periode permanen lengkap berdasarkan usia dan erupsinya molar

Page 17: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

3

ketiga. Selanjutnya, pertumbuhan molar ketiga dapat menjadi pedoman dalam

menentukan determinasi usia seseorang. Pengamatan erupsi gigi menurut metode

Harris dan Nortje merupakan metode estimasi usia yang melihat proses pertumbuhan

dan perkembangan gigi molar tiga bawah pada periode gigi permanen. Dan juga

metode ini adalah metode estimasi usia yang memiliki tingkat pengamatan serta

kategorisasi yang paling mudah digunakan.6 Di sisi lain, penelitian telah menemukan

analisis pertumbuhan molar ketiga menjadi cukup akurat dan sangat berguna. Salah

satunya menurut Nortje, diperoleh akurasi ± 2,4 tahun pada tingkat validasi 95% dan

bahkan ± 3,6 tahun di tingkat 99%. Namun, tingkat akurasi belum dapat direproduksi

oleh peneliti lain.7

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui estimasi usia berdasarkan gambaran gigi radiografi panoramik

pada Metode Harris dan Nortje.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul, yaitu:

1. Apakah metode Harris dan Nortje memberikan hasil estimasi usia kronologis

yang sesuai pada gambaran radiografi panoramik?

2. Apakah metode Harris dan Nortje memberikan akurasi pada identifikasi usia

individu di Kota Makassar?

Page 18: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

4

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui estimasi usia seseorang berdasarkan gambaran gigi

radiografi panoramik pada Metode Harris dan Nortje.

2. Melihat akurasi pada estimasi usia individu di Kota Makassar berdasarkan

metode Harris dan Nortje.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat, yaitu:

1. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

ilmiah mengenai estimasi usia berdasarkan gambaran radiografi gigi

panoramik pada Metode Harris dan Nortje, khususnya individu di Kota

Makassar.

2. Di bidang oral biologi kedokteran gigi, hasil penelitian ini merupakan

pengembangan penelitian di bidang oral biologi.

3. Di bidang ilmu kedokteran gigi forensik di Indonesia, hasil penelitian ini

dapat digunakan untuk menunjang proses identifikasi individu pada

umumnya, dan identifikasi usia pada khususnya.

4. Bagi peneliti, penelitian ini untuk melengkapi salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Page 19: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari lapisan

ektodermal serta mesodermal. Lapisan ektodermal berfungsi membentuk email dan

odontoblast, sedangkan mesodermal membentuk dentin, pulpa, sementum, membran

periodontal, dan tulang alveolar. Proses pematangan yang dihasilkan oleh

pertumbuhan dan perkembangan adalah maturitas. Adapun pertumbuhan dan

perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap perkembangan gigi, tahap

kalsifikasi gigi, dan tahap erupsi gigi.8,9

2.1.1. Tahap Perkembangan Gigi

Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:8.9

1. Inisiasi (bud stage)

Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel tertentu

pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya.

Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas

sampai seluruh bagian maksila dan mandibula.7,8

Page 20: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

6

Gambar 1. Siklus hidup gigi. (A–D) Tahap perkembangan gigi. (A) Inisiasi (bud

stage), (B) Proliferasi (cap stage), (C) Histodiferensiasi, Morfodiferensiasi (bell

stage), (D) Aposisi dan dilanjut dengan tahap kalsifikasi, (E) Sebelum erupsi, (F)

Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan

pendukung sehingga terjadinya eksfoliasi.

(sumber: Chiego D.J. 2006. Oral Histology. Available at http://crse.dent.umich.edu.)

Page 21: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

7

2. Proliferasi (cap stage)

Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi,

memadat dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk

dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ

gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi

sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar. 8,9

Gambar 2 (I) - Inisiasi (bud stage), (II) - Proliferasi (cap stage)

(sumber : Sofia, E. 1991. Tinjauan Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi. Bandung : Bidang

Studi Pedodonsia Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Universitas Padjajaran. Chiego D.J.

2006. Oral Histology. Available at http://crse.dent.umich.edu)

3. Histodiferensiasi (bell stage)

Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam (inner email

epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang

akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi

odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin. 8,9

I II

Page 22: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

8

Gambar 3. (III) – Histodiferensiasi

(sumber : Sofia, E. 1991. Tinjauan Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi. Bandung : Bidang

Studi Pedodonsia Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Universitas Padjajaran. Chiego D.J.

2006. Oral Histology. Available at http://crse.dent.umich.edu)

4. Morfodiferensiasi

Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat

ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas

antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction

yang akan terbentuk. 8,9

5. Aposisi

Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan sementum.

Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah

terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.8,9

2.1.2. Tahap Kalsifikasi Gigi

Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam

kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah

III

Page 23: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

9

mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya

dengan penambahan lapis demi lapis.8

Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi

seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh

faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk

mahkota dan komposisi mineralisasi.8

2.1.3. Tahap Erupsi Gigi

Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal

pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke arah oklusi dan kontak

dengan gigi antagonisnya. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu

erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh

gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya

di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut, sedangkan

erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis

bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya

perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal. 8,10

2.2. Waktu Erupsi Gigi Permanen

Gigi permanen yang pertama erupsi adalah gigi molar pertama rahang bawah,

yaitu saat anak berumur 6 tahun, tetapi kadang-kadang gigi insisivus pertama rahang

bawah erupsi bersamaan atau bahkan mendahului gigi molar pertama tersebut.

Setelah itu gigi insisivus pertama rahang atas dan gigi insisivus kedua rahang bawah

erupsi pada umur 7-8 tahun diikuti gigi insisivus kedua rahang atas pada umur 8-9

Page 24: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

10

tahun. Gigi kaninus rahang bawah erupsi pada umur 9-10 tahun dan gigi premolar

pertama rahang atas pada umur 10-11 tahun, dan seterusnya. 10,11

Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun

kecuali gigi permanen molar ketiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring

dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas. 10,11

2.3. Variasi gigi molar ketiga

Gigi molar ketiga merupakan gigi yang banyak memiliki variasi antar individu.

Variasi gigi molar ketiga yang banyak ditemui antara lain morfologi gigi, waktu

erupsi serta posisi gigi dalam lengkung rahang. 12

Bila dibandingkan dengan gigi molar kedua, gigi molar ketiga merupakan gigi

yang memiliki variasi terbanyak, baik dalam hal ukuran, bentuk mahkota serta akar.

Erupsi merupakan proses yang bervariasi pada setiap individu. Secara umum variasi

erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh

adalah faktor genetik yaitu sekitar 78%. Beberapa hasil penelitian lain menyebutkan

terdapat perbedaan waktu erupsi gigi permanen antara laki laki dan perempuan.

Waktu erupsi gigi geligi pada perempuan biasanya lebih cepat sekitar 1 hingga 6

bulan dibanding dengan laki laki. 12

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi Gigi

Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap individu. Variasi ini bisa

terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi,

terutama pada periode transisi pertama dan kedua. Variasi ini masih dianggap

sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih

berkisar antara 2 tahun.13

Page 25: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

11

Molar ketiga umumnya erupsi antara usia 18 hingga 24 tahun, tetapi ada variasi

yang luas mengenai waktu erupsinya. Sekitar 25% dari orang dewasa, gigi molar

ketiga tidak erupsi tetapi mungkin masih dapat erupsi pada orang tua. Prevalensi

erupsi molar ketiga bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor usia, jenis

kelamin dan etnis. Kegagalan erupsi gigi molar ketiga adalah kondisi yang sangat

umum.14 Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi erupsi gigi:

2.4.1. Faktor Keturunan (Genetik)

Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi. Faktor

genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi

gigi, termasuk proses kalsifikasi. Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah

sekitar 78%.12

2.4.2. Faktor Ras

Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi

permanen. Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa

lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika

Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras

yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang

terlalu besar. 12

2.4.3. Jenis Kelamin

Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada setiap

individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat

dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan. 12

Page 26: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

12

2.4.4. Faktor Lingkungan

Pada tahap dini pertumbuhan gigi, dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu Ca, P,

F, dan vitamin dalam diet. Nutrisi dan keadaan sosial ekonomi memiliki pengaruh

pada erupsi gigi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi.

Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi memperlihatkan erupsi

gigi lebih cepat dibandingkan dengan anakanak yang berasal dari tingkal sosial

ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak

dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik. 15

2.4.5. Faktor Penyakit

Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit

sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis,

Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan

Hemifacial atrophy. 16

2.4.6. Faktor Lokal

Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke

tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa

gusi yang menebal, dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya. 12,15

2.5. Radiografi Dental

2.5.1. Definisi Radiografi Dental

Radiografi dental adalah alat yang membantu dalam diagnosa dan rencana

pengobatan penyakit mulut seperti karies, periodontal penyakit dan patologi oral.

Radiologi ini merupakan langkah awal pendeteksi keparahan penyakit. Dalam

Page 27: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

13

tindakan perawatan gigi sangat baik jika dilakukan radiologi dental sebagai

penunjang dari pemeriksaan klinis sehingga tahapan atau langkah dalam pengobatan

bisa sebaik mungkin.19

Dibidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang

sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data

dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil

yang optimal.

2.5.2. Klasifikasi Radiografi Dental

Radiografi di kedokteran gigi ada 2 macam, yaitu :19

1. Radiografi intra oral (film diletakkan dalam mulut). Merupakan radiografi yang

memperlihatkan gigi dan struktur disekitarnya. Pemeriksaan intra oral adalah

pokok dari dental radiografi.

a. Periapikal radiografi

b. Interproksimal radiografi

c. Oklusal radiografi

2. Radiografi ekstra oral (film berada di luar mulut). Merupakan pemeriksaan

radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang.

Tipe radiografi ekstra oral :

a. Panoramik

b. Lateral jaw

c. Lateral cephalometrik

d. Postero-anterior

e. Submentovertec, dll.

Page 28: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

14

2.6. Radiografi Panoramik

Radiografi panoramik merupakan salah satu radiografi ekstraoral yang paling

sering digunakan di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari

keseluruhan maksilofasial.17 Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk

menghasilkan sebuah gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial

mencakup rahang maksila dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan

distorsi dan overlap minimal dari detail anatomi pada sisi kontralateral. Radiografi

panoramik adalah sebuah teknik dimana gambaran seluruh jaringan gigi ditemukan

dalam satu film. Foto panoramik dikenal juga dengan panorex atau

orthopantomogram dan menjadi sangat popular di kedokteran gigi karena teknik

yang simpel, gambaran mencakup seluruh gigi dan rahang dengan dosis radiasi yang

rendah. 17,18

Dari hasil foto panoramik bisa membantu dalam melihat sampai mana tahap

erupsi gigi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi sehingga kita dapat

menentukan usia dental seseorang.

Gambar 4. Contoh Gambaran Radiografi Panoramik.19

(Sumber: Whaites, Eric. Essential of Dental Radiography and Radiology. Third edition. Churgical

Livingstone. Einburg London Newyork Oxford. 2002

Page 29: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

15

2.6.1. Jenis Radiografi Panoramik

Radiografi panoramik terdiri dari dua jenis yaitu :17,20

a. Radiografi Panoramik Konvensional

Jenis radiografi panoramik yang dalam proses pembuatan foto masih menggunakan

proses kimiawi berupa cairan fixer dan developer.

b. Radiografi Panoramik Digital

Jenis radiografi panoramik yang dalam proses pembuatan tidak memerlukan proses

kimiawi, hasil foto ditampilkan dalam beberapa detik, memberikan kemudahan

penyimpanan dokumen dan dapat dikirim kemanapun dengan jaringan internet.17,20

2.6.2. Indikasi dan Kontraindikasi Radiografi Panoramik

Indikasi penggunaan radiografi panoramik adalah sebagai berikut :18,19

1. Penilaian gambar meliputi gigi keseluruhan untuk mencatat pertumbuhan

dan posisi dari perkembangan gigi permanen.

2. Untuk pemeriksaan lesi seperti kista, tumor dan anomali pada korpus dan

ramus mandibula untuk menentukan letak dan ukuran.

3. Fraktur pada bagian mandibula kecuali bagian anterior.

4. Pemeriksaan kualitas permukaan kepala, kondilus pada cedera TMJ,

khususnya digunakan jika pasien tidak dapat membuka mulut.

5. Melihat penyebaran penyakit gigi, untuk mengetahui keseluruhan level

tulang alveolar.

6. Penilaian terhadap pertumbuhan dan posisi gigi anomali.

7. Penilaian terhadap keadaaan rongga mulut sebelum pemasangan gigi

tiruan.

Page 30: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

16

8. Mengevaluasi tinggi tulang alveolar sebelum melakukan osseointegrated

implant.

Kontraindikasi penggunaan radiografi panoramik adalah sebagai berikut :18,19

1. Untuk melihat lesi karies yang kecil.

2. Untuk melihat lesi periapikal.

3. Untuk melihat jaringan periodontal.

2.6.3. Keuntungan dan Kerugian Radiografi Panoramik

Keuntungan radiografi panoramik adalah sebagai berikut :18

1. Gambaran meliputi tulang wajah dan gigi.

2. Dosis radiasi kecil.

3. Nyaman untuk pasien.

4. Cocok untuk pasien yang susah membuka mulut.

5. Waktu yang digunakan pendek biasanya 3-4 menit.

6. Sangat membantu dalam menegakkan diagnosis yang meliputi tulang

rahang umum dan evaluasi terhadap trauma, perkembangan gigi geligi

pada fase bercampur.

Kerugian radiografi panoramik adalah sebagai berikut :18

1. Detail gambar yang tampil tidak sebaik periapikal intraoral.

2. Tidak dapat digunakan untuk melihat karies yang kecil.

3. Pergerakan pasien selama penyinaran akan menyulitkan dalam interpretasi.

Page 31: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

17

2.7. Teknik dan Posisi Pengambilan Gambar Panoramik

Teknik dan posisi yang tepat adalah bervariasi pada satu alat dengan alat lainnya.

Tetapi, ada beberapa pedoman umum yang sama yang dimiliki semua alat dan dapat

dirangkum meliputi:17,20

2.7.1. Persiapan Alat

Ada beberapa alat yang harus disiapkan sebelum memulai foto radiografi

panoramik, yaitu:18

1. Siapkan kaset yang telah diisi film atau sensor digital telah dimasukkan

kedalam tempatnya.

2. Collimation harus diatur sesuai ukuran yang diinginkan.

3. Besarnya tembakan sinar antara 70-100 kV dan 4-12 mA.

4. Hidupkan alat untuk melihat bahwa alat dapat bekerja, naik atau turunkan

tempat kepala dan sesuaikan posisi kepala sehingga pasien dapat diposisikan.

5. Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah dilakukan.

Gambar 5. Pesawat Panoramik.20

(Sumber: Pasler, Friedrich A. Color Atlas of Dental Medicine. Radiology. Thieme. 2006.)

Page 32: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

18

2.7.2. Persiapan pasien

1. Pasien diminta untuk melepaskan seluruh perhiasan seperti anting, aksesoris

rambut, gigi palsu dan alat orthodonti yang dipakainya.

2. Prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan pasien

dan jika perlu lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat bergerak.

3. Pakaikan pelindung apron pada pasien, pastikan pada bagian leher tidak ada

yang menghalangi pergerakan alat saat mengelilingi kepala.

4. Pasien harus diposisikan dalam unit dengan tegak dan diperintahkan untuk

memegang handel agar tetap seimbang.

5. Pasien diminta memposisikan gigi edge to edge dengan dagu mereka

bersentuhan pada tempat dagu.

6. Kepala tidak boleh bergerak dibantu dengan penahan kepala.

7. Pasien diinstruksikan untuk menutup bibir mereka dan menekan lidah ke

palatum dan jangan bergerak sampai alat berhenti berputar.

8. Jelaskan pada pasien untuk bernafas normal dan tidak bernafas terlalu dalam

saat penyinaran.17

Page 33: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

19

Gambar 6. Teknik Radoigrafi Panoramik.20

(sumber: Pasler, Friedrich A. Color Atlas of Dental Medicine. Radiology. Thieme. 2006.)

2.7.3. Persiapan Operator

1. Operator memakai pakaian pelindung.

2. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari sumber x-

ray ketika waktu penyinaran.

3. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk memastikan tidak

ada pergerakan.

4. Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan letak posisi kepala

pada tempatnya.

5. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses.17

Page 34: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

20

2.8. Metode Estimasi Usia

Terdapat beberapa metode digunakan untuk menentukan usia dari gigi yaitu

metode klinis, radiografis, histologis, dan biokimiawi. Pemilihan metode tersebut

berdasarkan pertimbangan status individu (hidup atau mati), kategori usia, jenis

kasus (tunggal atau bencana massal), kondisi gigi dan jaringan pendukung, lokasi

kasus, ketersediaan fasilitas dan peralatan penunjang, serta agama dan budaya yang

dianut individu tersebut.4

2.8.1. Metode Estimasi Usia Berdasarkan Teknik Radiografi

Radiologi memainkan peran yang sangat diperlukan dalam estimasi usia

individu. Teknik radiologi yang digunakan dalam proses estimasi usia, merupakan

salah satu alat penting dalam identifikasi dalam ilmu forensik. Estimasi usia pada

teknik radiografi adalah metode sederhana, non-invasif dan di reproduksi yang dapat

digunakan baik pada individu hidup maupun mati. Berbagai teknik radiografi yang

dapat digunakan dalam identifikasi umur adalah radiografi intraoral periapikal,

radiografi lateral oblique, radiografi sefalometrik, radiografi panoramik, digital

imaging dan teknologi penggambaran yang canggih. 12

Penentuan estimasi usia pada bidang radiologi berdasarkan penilaian berbagai

faktor sebagai berikut: 12

a. Tulang rahang pre natal

b. Munculnya kuman gigi

c. Tahap awal mineralisasi terdeteksi

d. Pembentukan mahkota gigi

e. Erupsi gigi pada rongga mulut

Page 35: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

21

f. Perkembangan dan pembentukan akar

g. Tingkat resorpsi gigi desidui

h. Pengukuran apeks terbuka pada gigi

i. Volume ruang pulpa dan saluran akar / pembentukan fisiologis dentin

sekunder

j. Rasio Pulp-to-tooth

k. Perkembangan dan pertumbuhan molar ketiga

2.8.2. Estimasi Usia pada Usia Dewasa

Secara klinis, perkembangan gigi permanen lengkap saat erupsi molar ketiga

di usia 17 hingga 21 tahun, setelah itu estimasi usia dengan teknik radiografi menjadi

sulit. Dua metode umumnya diikuti adalah penilaian dari volume gigi dan

pertumbuhan molar ketiga. 21

1. Penilaian Volume gigi21

a. Metode rasio Pulp-to-tooth oleh Kvaal

b. Indeks rongga koronal pulpa

2. Pertumbuhan molar ketiga21

a. Metode Harris dan Nortje

b. Sistem van Heerden

2.8.3. Metode Harris dan Nortje

Untuk sebagian besar metode estimasi usia, perkembangan gigi dinilai secara

subjektif pada radiografi. Setelah usia 14 tahun, gigi molar ketiga merupakan gigi

yang tersisa dan masih berkembang akibatnya metode estimasi usia harus bergantung

pada perkembangan dan pertumbuhan gigi molar ketiga sampai usia 23 tahun. 21

Page 36: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

22

Gambar 4. Tahap pertumbuhan dan perkembangan akar gigi molar ketiga

rahang bawah menurut metode Harris dan Nortje yang dibagi kedalam lima tahap.6

(sumber:Panchbhai AS. 2011. Review Dental Radiographic Indicators, A Key to Age

Estimation. Dentomaxillofacial Radiology. (40):199–212)

Pertumbuhan molar ketiga oleh Metode Harris dan Nortje merupakan metode

yang digunakan untuk mengetahui proses erupsi pertumbuhan dan perkembangan

molar ketiga rahang bawah yang dibagi kedalam lima tahapan perkembangan akar

gigi sesuai dengan usia dan panjang gigi : 6,22

a. Tahap 1, pada tahap pertama perkembangan molar ketiga ditandai dengan

membesarnya mahkota gigi dan sepertiga akar terbentuk. Rentang usia yang

tergolong pada tahap pertama metode Harris dan Nortje yaitu usia 15,8 ± 1,4

tahun. Selain itu, panjang gigi pada tahap ini 5,3 ± 2,1 mm.

b. Tahap 2, setengah akar gigi molar ketiga telah terbentuk dengan panjang gigi

pada tahap kedua metode Harris dan Nortje yaitu 8,6 ± 1,5 mm. Tahap kedua

ini terjadi pada rentang usia 17,2 ± 1,2 tahun.

c. Tahap 3, pada tahap ketiga metode Harris dan Nortje menunjukkan panjang

gigi telah mencapai 12,9 ± 1,2 mm ditandai dengan terbentuknya duapertiga

Page 37: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

23

akar gigi molar ketiga pada rentang usia 17,8 ± 1,2 tahun. Rentang usia tahap

ketiga dan tahap kedua sangat tipis.

d. Tahap 4, pada tahap ini perkembangan molar ketiga membentuk dinding

saluran akar yang divergen (tercecar) dengan panjang gigi 15,4 ± 1,9 mm

pada rentang usia 18,5 ± 1,1 tahun.

e. Tahap 5, tahap ini merupakan tahap terakhir pada metode Harris dan Nortje.

Pada tahap kelima, pertumbuhan dan perkembangan molar ketiga telah

selesai ditandai dengan dinding saluran akar konvergen pada rentang usia

19,2 ± 1,2 tahun dengan panjang gigi mencapai 16,1 ± 2,1 mm.

Tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi sebagai indikator prakiraan usia

lebih dikendalikan oleh faktor genetik dibandingkan dengan faktor lingkungan

seperti nutrisi dan sosioekonomi. 12

Keterbatasan yang sering ditemui menggunakan gigi molar ketiga sebagai

indikator prakiraan usia umumnya kemungkinan tingginya frekuensi gigi molar

ketiga missing pada subjek usia 15 hingga 22 tahun disebabkan karena pencabutan

ataupun karena tidak memiliki benih gigi. Selain itu metode ini terbatas hanya

sampai setelah gigi molar ketiga erupsi dengan sempurna kedalam rongga mulut.

Setelah proses erupsi selesai, prakiraan usia menggunakan gigi molar ketiga tidak

bisa digunakan lagi. Pada metode pembentukan mahkota dan akar gigi molar ketiga,

posisi gigi molar ketiga tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil pengukuran, karena

proses pengukuran pada metode ini hanya dengan melakukan observasi tahap-tahap

pertumbuhan mahkota dan akar gigi molar ketiga. 12,22

Page 38: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

24

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Radiografis

Penilaian volume gigi Perkembangan molar

ketiga

Coronal pulp

cavity index Pulp-to-tooth

ratio method by

Kvaal

Van

Heerden

system

Harris and

Nortje method

Estimasi usia pada

usia dewasa

Page 39: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

25

3.2. Kerangka Konsep

Pertumbuhan gigi Usia Individu

Usia 15 – 20 tahun

Analisis Radiografi

Metode Harris dan Nortje

Tahap perkembangan

Molar ketiga

Panjang gigi

Molar ketiga

Page 40: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

28

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Observasional

Analitik dengan desain Cross Sectional, yaitu observasi dan pengukuran variabel

yang dilakukan pada saat tertentu dan tidak dilakukan tindak lanjut terhadap hasil

pengukuran.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut

(RSGM) Universitas Hasanuddin dan Dentamedica Care Center Makassar.

4.3. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai selesainya proses penelitian.

4.4. Populasi Penelitian

Pada penelitian ini, sampel penelitian adalah laki-laki dan perempuan dengan

usia 15-21 tahun yang datang ke bagian radiologi RSGM Kandea dan Dentamedica

Care Center Makassar.

Page 41: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

27

4.5. Sampel Penelitian

Perhitungan sampel penelitian menggunakan rumus Slovina

n =

n = sampel

N = populasi

e = limit dari error atau presisi absolut, ditetapkan 0,05

n = = 80

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 80 sampel.

4.6. Metode Sampling

Metode sampling yang digunakan yaitu Quota Sampling merupakan metode

memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dan jumlah quota yang

diinginkan.

4.7.Variabel Penelitian

4.7.1. Variabel menurut fungsinya

a. Variabel bebas : Usia kronologis

b. Variabel antara : Metode Harris dan Nortje

c. Variabel akibat : Penentuan estimasi usia

d. Variable moderator : Kajian radiologi menggunakan

radiografi panoramik

100

1 + 100 (0,05)2

N

1 + N(e)2

Page 42: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

28

e. Variabel random : Lokasi tempat pengambilan foto

panoramik

f. Variabel kendali : 1. Usia 15-21 tahun

2. Pasien dalam tahap pertumbuhan

dan pekembangan gigi molar tiga

bawah

3. Gigi molar ketiga bawah impaksi

4. Foto radiologi panoramik dengan

minimal pembiasan

5. Foto radiologi panoramik dengan

minimal pembiasan

4.7.2 Variabel menurut skala pengukurannya

Menggunakan skala interval untuk menentukan usia kronologis dan estimasi usia

berdasarkan metode Harris dan Nortje, sedangkan skala ordinal untuk membedakan

setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan menurut metode Hrris dan Nortje.

4.8. Definisi Operasional

a. Estimasi usia, merupakan salah satu faktor dalam mengidentifikasi

individu. Salah satu cara dalam memprakirakan usia seseorang dapat

dilihat dari proses erupsi perkembangan dan pertumbuhan gigi molar

ketiga.

b. Metode Harris dan Nortje, metode yang digunakan untuk mengetahui

proses erupsi pertumbuhan dan perkembangan molar ketiga rahang bawah

yang dibagi kedalam lima tahapan perkembangan akar gigi.

Page 43: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

29

c. Radiografi panoramik, proses pemeriksaan radiologi dengan teknik

gambaran seluruh jaringan gigi yang ditemukan dalam satu film.

Radiografi panoramik digunakan untuk melihat proses pertumbuhan gigi

geligi permanen dalam menentukan estimasi usia dengan mengambil foto

rontgen pasien.

4.9. Kriteria Sampel

4.9.1. Kriteria inklusi

a. Berusia 15-21 tahun

b. Pasien dalam tahap pertumbuhan dan pekembangan gigi molar ketiga bawah

c. Gigi molar ketiga bawah impaksi

d. Foto radiologi panoramik dengan minimal pembiasan

e. Bersedia menjadi subjek penelitian

4.9.2. Kriteria ekslusi

a. Memiliki penyakit sistemik

b. Gigi molar ketiga bawah tidak erupsi pada kedua regio

c. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian

Page 44: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

30

4.10. Data Penelitian

4.10.1. Jenis data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.

4.10.2. Analisis data

Analaisis data yang digunakan adalah uji korelasi dan uji Anova.

4.10.3. Penyajian data

Data disajikan dalam bentuk tabel.

4.11. Instrumen Penelitian

4.11.1. Alat

a. Cranex-D (alat rontgen panoramik)

b. Apron

c. Monitor Computer

d. Alat tulis menulis

e. Jangka sorong digital

4.11.2. Bahan

a. Kertas Foto

b. Hasil Foto Panoramik

c. Kertas Acetat Tracing

Page 45: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

31

4.12. Prosedur Penelitian

a. Dari populasi pasien yang datang ke Bagian Radiologi Rumah Sakit Gigi

dan Mulut Universitas Hasanuddin serta Dentamedica Care Center

Makassar, diambil sampel sebanyak 80 orang secara Purposive sampling.

b. Umur kronologis pasien diidentifikasi dari data pada gambaran radiografi

pasien.

c. Rekam foto panoramik pasien yang datang ke Bagian Radiologi RSGM

Unhas dan Dentamedica Care Center diambil, kemudian dianalisis

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

d. Foto panoramik sampel dikelompokkan berdasarkan usia dalam kriteria

inklusi.

e. Penapakan dilakukan oleh peneliti terhadap foto panoramik dengan

menjiplak gigi molar ketiga rahang bawah menggunakan kertas acetat

tracing.

f. Panjang gigi molar ketiga rahang bawah diukur menggunakan jangka

sorong digital.

g. Dari hasil penapakan dan pengukuran panjang gigi, estimasi usia masing-

masing gigi ditentukan sesuai dengan lima tahapan pertumbuhan dan

perkembangan gigi molar ketiga.

h. Estimasi usia yang didapat dari metode Harris dan Nortje, lalu dibandingkan

dengan usia pasien dari data medis untuk melihat akurasi metode Harris dan

Nortje.

Page 46: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

32

BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian estimasi usia berdasarkan gambaran gigi radiografi

panoramik pada Metode Harris dan Nortje. Penelitian observasi-analitik ini

dilakukan pada 80 sampel foto radiografi panoramik yang dipilih sesuai usia 15-20

tahun. Sampel pada penelitian ini didapatkan dari pasien yang melakukan

pemeriksaan radiografi di Bagian Radiologi RSGM Unhas dan Klinik Dentamedica

Care Center yang telah memenuhi kriteria seleksi sampel. Analisa yang dilakukan

pada metode Harris dan Nortje terdapar dua kategori yaitu, mengelompokkan

perkembangan dan pertumbuhan molar ketiga kedalam tiap tahap serta mengukur

panjang pertumbuhan molar ketiga.

Tabel 5.1. Distirbusi Karakteristik Sampel Penelitian

Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%) Mean ± SD

Usia

2.90 ± 0.821 15 tahun 3 3.8

16-17 tahun 22 27.5

18-19 tahun 35 43.7

20 tahun 20 25.0

Panjang gigi 14.55± 3.11

Total 80 100.0 Sumber : RSGM Unhas dan Dentamedica Care Center,2016

Berdasarkan Tabel 5.1 memperlihatkan distribusi karakteristik sampel yang

secara keseluruhan berjumlah 80 sampel (100%). Berdasarkan kategori usia, terlihat

jumlah sampel terbanyak ditemukan pada kategori usia 18 – 19 tahun berjumlah 35

sampel (43.7%). Pada penelitian ini usia 15 tahun hanya terdapat 3 sampel (3.8%).

Page 47: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

33

Sedangkan rata-rata untuk panjang gigi dari 80 sampel penelitian ini adalah 14.55

mm dengan standar deviasi 3.11.

Tabel 5.2. Distribusi Sampel berdasarkan Tahap Perkembangan Gigi

setelah sampel diteliti

Tahap

perkembangan gigi Frekuensi (n) Persen (%) Mean ± SD

Tahap 1 6 7.5

Tahap 2 15 18.8

Tahap 3 19 23.7 16.0 ± 5.958

Tahap 4 20 25.0

Tahap 5 20 25.0

Total 80 100.0 Sumber : RSGM Unhas dan Dentamedica Care Center,2016

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi dari 80 sampel berdasarkan tahap

perkembangan gigi yang dihitung dari sampel yang ada dan diperoleh data bahwa,

tahap perkembangan gigi dengan jumlah sampel tertinggi terjadi pada tahap 4 dan

tahap 5 yakni 20 sampel (25.0%). Sedangkan jumlah sampel terendah terdapat pada

tahap 1 yang hanya terdapat 6 sampel (7.5%).

Tabel 5.3. Distribusi Sampel dilihat dari Tahap Perkembangan Gigi

berdasarkan Metode Harris dan Nortje

Metode Harris dan

Nortje Frekuensi (n) Persen (%) Mean ± SD

Tahap 1 3 3.8

Tahap 2 2 2.5

Tahap 3 28 35.0 16.0 ± 12.708

Tahap 4 27 33.7

Tahap 5 20 25.0

Total 80 100.0 Sumber : RSGM Unhas dan Dentamedica Care Center,2016

Page 48: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

34

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa dari 80 sampel menurut metode

harris dan nortje, jumlah sampel yang tertinggi pada tahap 3 yakni 28 sampel

(35.0%). Sedangkan jumlah sampel terendah terdapat pada tahap 2 dengan jumlah

hanya 2 sampel (2.5%).

Tabel 5.4. Hubungan Tahap Perkembangan Gigi terhadap Usia dari Sampel

Penelitian dengan menggunakan uji Cramer’s V

Karakteristik

Usia

p-value 15 tahun

16 – 17

tahun

18 – 19

tahun 20 tahun

Tahap Perkembangan

Gigi

0.000

Tahap 1 0 3 0 0

Tahap 2 1 1 0 0

Tahap 3 2 13 11 2

Tahap 4 0 3 16 8

Tahap 5 0 2 8 10

Total 3 22 35 20 80 Sumber : RSGM Unhas dan Dentamedica Care Center,2016

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh informasi untuk hubungan tahap

perkembangan gigi terhadap usia perkembangan gigi dengan menggunakan uji

Cramer’s V memperlihatkan hasil untuk usia diperoleh p-value (p<0.05) dengan

hasil 0.000 yang berarti ada hubungan signifikan antara usia sampel dengan tahap

perkembangan gigi metode Harris dan Nortje. Pada hubungan usia dengan tahap

perkembangan gigi memperlihatkan jumlah sampel tertinggi terdapat pada tahap 3

dengan usia 15 tahun dan 16-17 tahun yakni masing-masing 2 sampel (66.7%) dan

13 sampel (59.1%).

Page 49: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

35

Tabel 5.5. Perbedaan Panjang Gigi berdasarkan Metode Harris dan Nortje pada

Sampel penelitian dengan menggunakan uji Oneway-Anova

Panjang gigi

berdasarkan

Metode Harris

dan Nortje

N Mean ± SD Minimum Maksimum p-

value

Tahap 1 3 6.890 ± 0.398 6.66 7.35

0.000

Tahap 2 2 8.910 ± 0.396 8.63 9.19

Tahap 3 28 12.082 ± 1.540 8.45 14.05

Tahap 4 27 15.997 ± 0.906 14.38 17.28

Tahap 5 20 17.781 ± 0.283 17.34 18.20

Total 80 14.554 ± 3.11 6.66 18.20 Sumber : RSGM Unhas dan Dentamedica Care Center,2016

Berdasarkan hasil analisis uji Oneway-Anova diperoleh bahwa panjang gigi

tertinggi terdapat pada tahap 3 dengan panjang gigi rata-rata adalah 12.082 mm,

dengan standar deviasi 1.540 nilai minimum dan maksimum sebesar 8.45 mm dan

14.05 mm dan terdapat pada tahap 2 dengan panjang gigi rata-rata adalah 8.910 mm

dengan standar deviasi 0.396, nilai minimum dan maksimum sebesar 8.63 mm dan

9.19 mm. Hasil analisis menunjukkan nilai p-value 0.000 (p<0.005) berarti ada

perbedaan signifikan panjang gigi dari hasil yang didapatkan pada sampel dengan

hasil panjang gigi berdasarkan metode Harris dan Nortje.

Page 50: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

36

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah analisis radiografi panoramik

berdasarkan metode Harris dan Nortje dapat menentukan estimasi usia dalam rentang

usia 15-20 tahun. Pengelompokan usia pada penelitian ini berdasarkan metode Harris

dan Nortje sesuai pembagian tahapan perkembangan gigi molar ketiga dan panjang

gigi molar ketiga.

Maturitas gigi dapat ditentukan oleh tahap erupsi dan kalsifikasi gigi. Erupsi

gigi adalah gerakan gigi menuju ke dataran oklusal, dimulai sejak pembentukan akar

gigi. Waktu erupsi merupakan indeks maturasi klinis. Metode waktu erupsi gigi

memiliki kekurangan antara lain: sulit menentukan waktu erupsi yang sebenarnya

karena kejadiannya berlangsung cepat, penilaiannya secara klinis dan dipengaruhi

faktor lokal, penyakit sistemik serta pola makan sehingga reliabilitasnya masih

dipertanyakan. Sedangkan tahap kalsifikasi gigi dipakai sebagai kriteria yang lebih

reliabilitas untuk menentukan tahap maturasi gigi.23

Hasil penelitian radiografis pertumbuhan dan perkembangan molar ketiga pada

karakteristik jenis kelamin dan usia (tabel 5.1) menunjukkan penyebaran distribusi

yang tidak merata pada jumlah sampel penyebaran distribusi rentang usia sampel.

Hal ini dikarenakan ketersediaannya sampel yang ada pada lokasi penelitian.

Page 51: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

37

Tahap pengaplikasian metode Harris dan Nortje:

1. Hasil foto radiografi panoramik (digital).

Gambar 6.1. Hasil Foto Panoramik

Anak Laki-laki Usia 19 Tahun

2. Melakukan penapakan menggunakan kertas tracing asetat pada salah satu gigi

molar ketiga bawah.

Gambar 6.2. Foto Hasil Penapakan

Page 52: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

38

3. Setelah didapatkan hasil penapakan perkembangan dan pertumbuhan molar

ketiga rahang bawah, dilakukan pengamatan dan diklasifikasikan sesuai

parameter tahap perkembangan molar ketiga metode Harris dan Nortje.

Gambar 6.3. Tahap pertumbuhan dan perkembangan akar gigi molar ketiga rahang

bawah menurut metode Harris dan Nortje yang dibagi kedalam lima tahap.6

(sumber:Panchbhai AS. 2011. Review Dental Radiographic Indicators, A Key to Age

Estimation. Dentomaxillofacial Radiology. (40):199–212)

4. Melakukan pengukuran panjang gigi molar ketiga bawah menggunakan

jangka sorong digital dengan ketelitian 0,05mm.

Gambar 6.4. Foto hasil pengukuran

Page 53: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

39

5. Mencocokkan hasil pengukuran panjang gigi molar ketiga pada sampel

penelitian dengan panjang gigi molar ketiga pada metode Harris dan Nortje.

6. Menentukan hasil estimasi usia berdasarkan metode Harris dan Nortje dilihat

dari tahap perkembangan dan pertumbuhan molar ketiga serta panjang molar

ketiga.

Secara umum gambaran radiografis gigi rahang bawah biasanya lebih jelas

dibandingkan dengan gigi rahang atas. Hal ini didukung oleh penelitian Drusini pada

gigi molar rahang atas dibandingkan molar bawah. Gambaran radiografis rahang atas

selalu menunjukkan gambaran yang tumpang tindih antara gigi rahang atas dan

struktur anatomis disekitarnya. 24 Selanjutnya, pada penelitian ini menggunakan

teknik radiografi panoramik, karena ketersediaan sampel yang mencukupi.

Terdapat perbedaan hasil frekuensi dari penghitungan tahap perkembangan dan

pertumbuhan molar ketiga pada sampel penelitian (tabel 5.2) dan metode Harris dan

Nortje (tabel 5.3). Tetapi pada tahap 5, pada data sampel penelitian dan data yang

metode Harris dan Nortje memiliki frekuensi yang sama. Tahap 5 merupakan tahap

terakhir pada metode Harris dan Nortje. Pada tahap kelima, pertumbuhan dan

perkembangan molar ketiga telah selesai ditandai dengan dinding saluran akar

konvergen pada rentang usia 18 – 20,4 tahun dengan panjang gigi mencapai 14 –

18,2 mm. Menurut Wheelers (2003), usia untuk selesainya perkembangan dan

pertumbuhan mahkota molar ketiga adalah dikisaran 12-16 tahun dan untuk

perkembangan dan pertumbuhan pada akar gigi molar ketiga selesai dengan

Page 54: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

40

tertutupnya saluran akar terjadi pada usia 17-21 tahun. Hasil penelitian ini terletak

pada rentang usia tersebut.25 Ini menandakan pada usia diatas 17 tahun, gigi molar

ketiga rata-rata pada individu telah berkembang sempurna namun terdapat

perbedaan waktu erupsi pada tiap individu.

Pada penelitian ini, didapatkan hasil uji korelasi yang signifikan menggunakan

uji Cramer’s V dengan hasil p:0.000 (p<0.005). Sedangkan pada uji Oneway-Anova

yang dilakukan untuk melihat perbedaan ukuran panjang gigi dari sampel penelitian

(tabel 5.5), Dalam penelitian Harris (1984) diperoleh hasil pada tabel 6.1, terlihat

perbedaan yang signifikan terhadap perhitungan panjang gigi pada sampel.

Tabel 6.1. Perbandingan hasil pengukuran panjang gigi molar ketiga bawah dari

pengukuran sampel penelitian dan panjang gigi meurut metode Harris dan

Nortje

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

Metode harris dan nortje

3,2 – 7,4 mm 8,6 – 10,1 mm 7,1 – 14,1

mm 13,5 – 17,3

mm 14,0 – 18,2

mm

Sampel data 6,6 – 7,3 mm 8,6 – 9,1 mm 8,4 – 14,0

mm 14,3 – 17.3

mm 17,3 – 18,2

mm

Dari hasil pengukuran panjang gigi sampel penelitian orang Makassar pada tiap

tahap diperoleh hasil yang lebih besar pada nilai minimum panjang gigi metode

Harris dan Nortje. Namun jika dilihat dari hasil maksimum pada tiap tahap, nilai

panjang gigi pada sampel penelitian hampir mendekati nilai maksimum pada metode

Harris dan Nortje. Menurut Firdaus (2013) dalam penelitiannya, menggunakan molar

ketiga sebagai indikator estimasi usia yaitu berdasarkan perkembangan dan tahap

erupsi gigi molar ketiga menembus tulang alveolar. Metode ini lebih sederhana

Page 55: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

41

dibandingkan tahap perkembangan mahkota dan akar gigi molar tiga, tetapi pada

metode ini variasi gigi molar ketiga dalam hal bentuk mahkota, ukuran panjang akar,

waktu erupsi serta impaksi gigi molar ketiga berpengaruh bila digunakan pada

metode stadium erupsi gigi molar ketiga menembus tulang alveolar serta tahap

penambahan panjang akar gigi. Karena pada metode berdasarkan stadium erupsi gigi

ini berbagai bentuk variasi sangat mempengaruhi hasil pengukuran prakiraan usia.13

Penelitian Thevisen (2010), menemukan bahwa derajat pertumbuhan molar

ketiga dalam menentukan estimasi usia terdapat perbedaan yang signifikan antara

sembilan negara yaitu Belgia, China, Jepang, Korea, Polandia, Thailand, Turki, Arab

Saudi dan India. Tingkat perbedaan pada pertumbuhan molar ketiga tersebut sangat

kecil. Hal tersebut karena tidak adanya perbedaan penting dan mencolok dalam

pertumbuhan molar ketiga tiap negara. Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya

perbedaan etnis, ras dan biologi tiap negara.26

Hasil analisis radiografis estimasi usia berdasarkan metode Harris dan Nortje

pada penelitian ini, terdapat hubungan signifikan antara usia dengan tahap

perkembangan gigi berdasarkan hasil Uji Cramer’s V diperoleh p-value 0.000

(p<0.05). Namun, dari hasil uji Oneway-Anova ditemukan nilai p:0.000 (p<0.05),

yang berarti terdapat perbedaan signifikan pada panjang gigi dengan menggunakan

metode Harris dan Nortje pada penelitian ini. Hal ini disebabkan karena berbagai

faktor seperti genetik, variasi bentuk molar ketiga, besar tulang rahang bawah,

ukuran ramus mandibular, pembiasan dan elongasi hasil foto radiografi yang dapat

mengakibatkan adanya perbedaan panjang gigi. Usia kronologis sampel yang kurang

Page 56: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

42

lengkap dikarenakan tidak diketahuinya tanggal lahir sampel dapat menjadi alasan

perbedaan yang terjadi pada ketelitian penghitungan estimasi usia.

Page 57: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

43

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Metode penentuan usia melalui gigi, masing-masing memiliki keunggulan dan

keterbatasan. Akurasi hasil penentuan usia bergantung dari beberapa faktor yang

membutuhkan beberapa penyesuaian.

Berdasarkan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa metode Harris dan

Nortje memiliki akurasi dan dapat diterapkan dalam menentukan estimasi usia jika

dilakukan berdasarkan tahapan perkembangan molar ketiga pada populasi orang

Makassar atau individu Indonesia. Namun, jika dihitung berdasarkan pengukuran

panjang gigi molar ketiga pada sampel penelitian, terdapat perbedaan dari hasil

metode Harris dan Nortje.

7.2. Saran

7.2.1. Diperlukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah sampel agar

analisis radiografi metode Harris dan Nortje dapat diterapkan untuk melihat

akurasi estimasi usia.

7.2.2. Diperlukan penelitian lanjutan dengan melihat hubungan panjang gigi

dan besar tulang rahang.

7.2.3. Diperlukan penelitian lanjutan dengan penggunaan teknologi yang lebih maju

dan populasi yang berbeda sehingga dapat meningkatkan derajat validitasnya.

Page 58: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

44

DAFTAR PUSTAKA

1. Apriyono DK. Metode penentuan usia melalui gigi dalam proses identifikasi

korban. CDK-236. 2016; 43:(1): 71-4

2. BPBN. Data dan informasi bencana Indonesia. 2016 Jan-Mei: [internet].

Available from: http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana. Accessed Mei 30,

2016.

3. Dawlidowicz-Basir I, Frankowski W, Hauser R. A review of investigational

methods used in dentition based age determination. Probl Forensic Sci.

2004;57:139-57

4. Putri AS, Nehemia B, Soedarsono N. Prakiraan usia individu melalui

pemeriksaan gigi untuk kepentingan forensik kedokteran gigi. Jurnal PDGI.

2013;62:(3):55-63

5. Sugihartana D. Perbandingan usia kronologis berdasarkan gambaran

radiografis dari tahapan erupsi gigi molar ketiga rahang bawah dengan

metode olze antara pasien laki-laki dan perempuan di RSGM Prof. Soedomo

tahun 2008-2013. Yogyakarta: Universitas gadjah Mada. Electronic Theses &

Dissertations (ETD); 2013

6. Panchbhai AS. Review dental radiographic indicators, a key to age

estimation. Dentomaxillofacial Radiology. 2011; 40:199–212

7. Blenkin MRB. Forensic dentistry and its application in age estimation from

the teeth using a modified demirjian system. Australia: University of Sidney;

2005

8. Itjiningsih WH. Anatomi gigi. Jakarta: EGC. 1991

9. Yildrim S. Dental pulp stem cells. Konya: Springer. 2013. 5-16

Page 59: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

45

10. Nolla CM. The development of the permanent teeth. Journal of dentistry for

children. 1960: 4;254-266

11. Singh K, Gorea RK, Bharti V. Age estimation from eruption of permanent

teeth. JIAFM. 2005; 27: (4): 231-5

12. Firdaus, Priaminiarti M, Puspitawati R. Gigi molar tiga sebagai indikator

prakiraan usia kronologis pada usia 14–22 tahun. Jurnal PDGI. 2013; 62:

(1):1-6

13. Linden VD. Perkembangan gigi geligi. Jakarta: Bina Cipta. 1985. 157-161.

14. Yazdani J, Amani M, Pourlak T, Maghbooliasl D. Comparison of the

influence of two different flap designs on pain and swelling after surgical

extraction of impacted mandibular third molars. Journal of American Science.

2014;10: (4s):88-93

15. Sukma N, Medawati A. Hubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi

molar tiga. IDJ 1;(1): 2012: 29-45

16. Peedikayil FC. Delayed tooth eruption. e-Journal of Dentistry. Oct-Dec 2011;

1:(4): 81-6

17. Bosmans, N., Ann, P., Medhat, A. and Willems, G. The Aplication of Kvaal’s

Dental Age Calculation Technique On Panoramic Dental Radiographs.

Forensic Science International,2005.

18. Boel T. Dental radiologi; prinsip dan teknik. Medan: USU press. 2009

19. Whaites, Eric. Essential of Dental Radiography and Radiology. Third edition.

Churgical Livingstone. Einburg London Newyork Oxford.2002.

20. Pasler, Friedrich A. Color Atlas of Dental Medicine. Radiology. Thieme.

2006.

Page 60: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

46

21. Priyadarshini C, Puranik MP, Uma SR. Dental age estimation methods: a

review. International Journal of Advanced Health Sciences. April 2015;

1:(12): 19-25

22. Ajmal M, Assiri KI, Al-Ameer KY, Assiri AM, Luqman M. Age estimation

using third molar teeth: A study on southern Saudi population. J Forensic

Dent Sci. 2012 Jul-Dec; 4:(2): 63–65

23. Uysal T, Sari Z, Ramoglu SI, Basciftci FA. Relationships between dental and

skeletal maturity in Turkish subjects. Angle Orthod 2004; 5: 657-64.

24. Nehemia B. Prakiraan usia berdasarkan metode TCI dan studi analisis

histologis ruang pulpa pada usia 9 – 21 tahun. Jakarta: Universitas Indonesia.

Tesis; 2012

25. Ash MM, Nelson SJ. Chronology of permanent teeth. Wheelers Dental

Anatomy, Physiology and Occlusion, 8th ed. Missouri: Suanders. 2003.15-8,

29-64.

26. Thevissen PW, Fieuws S, Willems G. Human third molars development:

Comparison of 9 country specific populations. Elsevier. Forensic Science

International 2010; 201: 102–5.

Page 61: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

LAMPIRAN

Page 62: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

Data Sampel Penelitian

NO. NAMA USIA J. KELAMIN TAHAP PERKEMBANGAN M3 PANJANG GIGI

1 ZN 15 P tahap 1 8,45

2 AR 15 LK tahap 3 12,97

3 ICW 15 P tahap 1 8,63

4 AY 16 P tahap 2 9,19

5 AT 16 P tahap 2 11,29

6 MI 16 LK tahap 1 6,66

7 S 16 P tahap 3 14,99

8 ZW 16 LK tahap 3 14,04

9 AT 16 P tahap 2 11,29

10 MFI 16 LK tahap 1 6,66

11 M 16 P tahap 1 7,35

12 A 16 P tahap 2 10,63

13 AA 17 P tahap 4 15,74

14 NW 17 P tahap 4 17,78

15 WDP 17 P tahap 4 17,53

16 DR 17 P tahap 2 10,7

17 SA 17 LK tahap 2 13,57

18 MT 17 LK tahap 2 11,51

19 R 17 LK tahap 3 16,29

20 RH 17 LK tahap 2 10,16

21 F 17 P tahap 2 11,11

Page 63: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

22 A 17 P tahap 3 12,43

23 B 17 P tahap 2 11,69

24 AK 17 LK tahap 3 12,53

25 DR 17 P tahap 3 13,19

26 IR 18 LK tahap 3 13,14

27 AR 18 LK tahap 3 14,38

28 SWN 18 P tahap 4 15,78

29 NM 18 P tahap 2 10,15

30 HF 18 P tahap 3 14,96

31 NMD 18 P tahap 4 17,14

32 NV 18 P tahap 2 12,25

33 RP 18 LK tahap 4 17,14

34 MS 18 LK tahap 4 17,78

35 AN 18 P tahap 2 13,28

36 HM 18 LK tahap 5 17,86

37 X 18 LK tahap 3 14,38

38 AI 18 P tahap 3 13,17

39 HU 18 P tahap 3 12,19

40 MR 18 LK tahap 1 8,53

41 FD 19 P tahap 3 14,05

42 DY 19 P tahap 4 14,52

43 ADW 19 P tahap 2 12,64

44 NA 19 P tahap 4 16,28

Page 64: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

45 AH 19 LK tahap 5 12,36

46 AG 19 LK tahap 5 21,12

47 AA 19 LK tahap 4 15,78

48 AAN 19 LK tahap 5 17,81

49 FH 19 LK tahap 4 17,13

50 EF 19 LK tahap 5 18,45

51 FS 19 LK tahap 5 18,04

52 MW 19 LK tahap 3 13,98

53 AGR 19 P tahap 3 14,83

54 AS 19 LK tahap 4 16,41

55 IW 19 LK tahap 5 17,45

56 NW 19 LK tahap 5 17,64

57 NA 19 P tahap 4 16,28

58 RS 19 P tahap 4 15,52

59 AK 19 LK tahap 4 16,24

60 XX 19 P tahap 4 16,28

61 SR 20 LK tahap 3 17,28

62 MF 20 LK tahap 5 17,88

63 IP 20 LK tahap 5 18,21

64 HS 20 LK tahap 5 17,44

65 AR 20 LK tahap 5 17,57

66 RS 20 P tahap 2 13,68

67 ST 20 P tahap 3 15,23

Page 65: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

68 WY 20 LK tahap 5 17,18

69 RW 20 LK tahap 5 17,53

70 KM 20 LK tahap 5 18,19

71 MA 20 LK tahap 5 17,99

72 MF 20 LK tahap 4 16,52

73 FH 20 LK tahap 5 17,34

74 AX 20 P tahap 5 16,85

75 MS 20 LK tahap 5 17,4

76 MAK 20 LK tahap 4 15,68

77 AQ 20 LK tahap 4 16,17

78 MSF 20 LK tahap 4 16,94

79 STR 20 LK tahap 5 17,87

80 NRS 20 LK tahap 3 13,32

Page 66: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi

Dokumentasi Penelitian

1. Alat Radiografi Panoramik

2. Hasil Foto Panoramik dilihat melalui komputer

3. Hasil foto panoramik digital

Page 67: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi
Page 68: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi
Page 69: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi
Page 70: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi
Page 71: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi
Page 72: ESTIMASI USIA BERDASARKAN GAMBARAN GIGI · PDF fileDalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, ... dapat menjadi pedoman dalam menentukan determinasi