es krim (veronica juliani s. 13.70.0025)
TRANSCRIPT
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 1/14
Acara III
ES KRIM
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU
Disusun oleh :
Nama : Veronica Juliani Sutanto
NIM : 13.70.0025
Kelompok : C2
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2016
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 2/14
1
1. TOPIK DAN TUJUAN
1.1. Topik
Pada hari Selasa, 26 Mei 2016 telah dilaksanakan praktikum Teknologi Pengolahan
Susu kloter B. Materi praktikum pada hari itu adalah “Es Krim”. Praktikum Teknologi
Pengolahan Susu dilakukan di laboratorium Rekayasa Pangan Jurusan Teknologi
Pangan Universitas Katolik Soegijapranata. Pr aktikum mengenai “Es Krim” ini
dibimbing oleh 1 orang asisten dosen yaitu Beatrix Restiani. Praktikum ini dimulai
pukul 15.00 WIB hingga selesai. Pada praktikum ini menggunakan bahan baku susu full
cream yang diberi dua perlakuan yaitu es krim tanpa custard dan es krim dengan
custard. Kemudian dari produk yang dibuat ini lalu dianalisa secara sensori dan
mengukur overrun.
Susu adalah bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi karena
mengandung nutrisi yang lengkap meliputi laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin,
dan mineral. Susu juga dapat digunakan menjadi media yang baik untuk tumbuhnya
semua organisme perusak yang meliputi jamur dan yeast (Jay, 1996). Oleh karena itu,
banyak dilakukan proses pengolahan untuk mencegah kerusakan pada es krim. Proses
pengolahan yang biasanya dilakukan meliputi pemanasan, pemberian asam, dan
pendingin. Proses pengolahan pendinginan yang sering dilakukan pada es krim adalah
dengan cara dibekukan menjadi es krim.
Es krim biasanya digunakan sebagai salah satu makanan penutup atau makanan kecil
tradisional yang populer. Unsur-unsur pokok dalam es krim adalah : susu, krim, gula,
bahan flavor, bahan penstabil dan pembentuk emulsi. Adapun komposisi bahan-bahan
tersebut adalah sebagai berikut : air 63 %, protein 4,6 %, lemak 11,5 %, laktosa 5 %,sukrosa / dekstrosa 15,0 %, bahan penstabil 0,25-0,5 %, bahan flavor, abu 0,9 (Buckle
et al, 1987). Es krim terbentuk dari campuran beberapa bahan pangan yang memiliki
kandungan protein yang tinggi (susu dan telur). Selain itu di dalam es krim juga terdapat
vitamin dan mineral. Sehingga kandungan kalori pada es krim tinggi karena
mengandung kadar gula yang cukup tinggi akibat ditambahkan gula.
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 3/14
2
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan ice cream
dengan bahan dasar yang berbeda (dengan custard atau tanpa custard ) dan untuk
mengetahui perbedaan kedua jenis ice cream tersebut berdasarkan karakteristik fisik
(kenampakan, teksturm dan overrun) serta karakteristik organoleptiknya.
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 4/14
3
2. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan praktikum es krim dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Uji Sensori dan Overrun Es Krim
Kelompok Formula Waktu Flavor Rasa Tekstur Overrun
C1 Mix 1Setelah penyimpanan 4-6 jam ++ Kuat, agak manis Kasar
116,67%
Setelah proses pemecahan kristal ++ Kuat, agak manis HalusC2 Mix 1
Setelah penyimpanan 4-6 jam ++ Kuat, agak manis Kasar108,30%
Setelah proses pemecahan kristal ++ Kuat, agak manis Kasar
C3 Mix 1Setelah penyimpanan 4-6 jam +++ Kuat, manis Kasar
125,00%Setelah proses pemecahan kristal +++ Kuat, manis Halus
C4 Mix 2Setelah penyimpanan 4-6 jam +++ Kuat, agak manis Kasar
125,00%Setelah proses pemecahan kristal +++ Kuat, agak manis Kasar
C5 Mix 2Setelah penyimpanan 4-6 jam +++ Kuat, manis Kasar
125,00%Setelah proses pemecahan kristal +++ Kuat, manis Halus
Keterangan:
Rasa : meliputi rasa susu (kuat atau tidak) dan tingkat kemanisan (tidak manis, agak manis, manis, atau sangat manis)
Tekstur : ukuran Kristal es saat dirasakan (kasar atau halus)
Flavor : Tidak creamy : +Agak creamy : ++
Creamy : +++
Sangat creamy : ++++
Berdasarkan tabel pengamatan diatas dapat dilihat bahwa dari kelima es krim yang dibuat ketika praktikum dari parameter flavor, rasa, dan
tekstur antara setelah penyimpanan 4-6 jam dengan setelah proses pemecahan kristal es memiliki hasil yang beragam. Rasa yang ditimbulkan
pada setiap es krim memiliki rasa manis. Overrun terkecil yaitu kelompok D2 dengan overrun sebesar 108,30%.
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 5/14
4
3. PEMBAHASAN
Es krim merupakan makanan beku yang terbuat dari campuran produk-produk susu
dengan persentase lemak susu dalam ukuran tertentu, dan dicampur dengan telur,
ditambah dengan penegas / penguat citarasa dan pewarna tertentu, sehingga dalam
penampilannya tampak lebih menarik. Dalam bentuk paling sederhana, es krim akan
mengandung 5 % - 6 % jumlah pewarna dan bahan citarasa dari volume bagian es krim
yang tidak beku (Buckle et al. , 1987). Es krim adalah suatu produk olahan susu yang
dibuat dengan prinsip pembentukan rongga udara pada campuran bahan es krim yang
disebut Ice Cream Mix (ICM) (Susilorini dan Sawitri, 2006 dalam Vita, 2014).
Menurut Wardana (2012) mengatakan bahwa es krim adalah makanan beku atau dingin
yang sangat disukai oleh berbagai kalangan. Es krim terdiri atas berbagai campuran
dari bahan-bahan yang banyak mengandung protein yang tinggi, serta vitamin dan
mineral. Bila es krim dikeluarkan dari freezer dalam beberapa waktu akan terjadi
sineresis. Sehingga dalam pembuatannya perlu ditambahkan bahan penstabil untuk
memperlambat terjadinya proses sineresis. Zat penstabil yang umum digunakan dalam
pembuatan es krim dan frozen dessert lainnya adalah CMC (carboxymethil cellulose),
gelatin, Naalginat, karagenan, gum arab dan pektin (Darma Geovani, 2013).
Menurut jurnal dari Dewi, T (2014), total padatan es krim menurut SNI adalah 3,4%.
Menurut Bennion & Hughess (1975) bahwa pada umumnya dalam proses pembuatan
es krim terdapat beberapa tahapan yaitu:
pencampuran bahan,
pasteurisasi,
homogenisasi,
penguatan adonan, serta
pembekuan
3.1. Langkah Kerja dan Tujuannya
Dalam percobaan, baik dalam pembuatan Philadelphia ice cream atau dalam pembuatan
French ice cream digunakan whipping cream dan susu full cream cair. Dalam pembuatan
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 6/14
5
es krim, dibutuhkan susu full cream cair. menurut Gaman & Sherrington (1994), cream
adalah emulsi lemak dalam air, dimana cream dipisahkan dari susu melalui proses
pemusingan atau sentrifugasi yaitu memutar susu dalam alat pemusing sehingga partikel
yang lebih berat akan terlempar keluar sedangkan partikel yang lebh ringan yang menyusun
cream tetap tingga di pusat. Cream adalah sumber lemak susu yang paling baik. Selain itu,
cream juga mengandung sebagian laktosa serta protein susu, dan vitamin A dan D yang
beranfaat. Cream memiliki tekstur lembut, dan berbusa serat berwarna putih.
Dua jenis es krim yang dibuat Philadelphia ice cream (tanpa custard) yang dibuat tanpa
menggunakan kuning telur dan pemanasan dan French ice cream (dengan custard) yang
dibuat dengan menggunakan kuning telur dan pemanasan, hal ini sesuai dengan pernyataan
Clarke (2004). Dimana dalam pembuatannya, es krim mix 1 (tanpa custard) dibuat dengan
cara pertama-tama semua bahan yaitu sebanyak 284 ml susu full cream, 284 ml whipping
cream cair, 100 gram icing sugar , dan 3 tetes essens vanilla dicampurkan ke dalam wadah
plastik. Gula yang digunakan untuk membuat es krim adalah sukrosa (Gaman &
Sherrington, 1994). Menurut Potter (1978), gula ditambahkan dalam proses pembuatan es
krim untuk menurunkan titik beku campuran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gula
dapat menyebabkan es krim cepat membeku. Pemanis yang digunakan adalah berjenis
sukrosa dalam bentuk gula pasir, terdiri dari dua molekul yaitu molekul glukosa dan
molekul fruktosa. Penggunaan gula dalam es krim yogurt juga dapat meningkatkan nilai
organoleptik yang diharapkan dapat menjadi produk yang disukai konsumen. Penggunaan
gula pasir berkisar antara 14 – 16%, yang berfungsi sebagai pemberi rasa manis
mempengaruhi nilai kesukaan terhadap es krim (Mangsi et al., 2011 dalam Niken et al,
2014).
Flavor ditambahkan dalam pembuatan es krim bertujuan untuk memberikan variasi rasa
pada es krim. Potter (1978), bahwa flavor yang biasa digunakan adalah flavor vanilla,
selain itu juga bisa digunakan flavor coklat, strawberry dan buah-buah lainnya, kacang dan
bahan tambahan lainnya. Dalam praktikum ini, digunakan flavor vanilla. Penambahan
whipped cream bertujuan untuk menambah jumlah padatan lemak di dalam es krim.
Dengan ditambahkan bahan ini dapat menyebabkan tesktur dan flavor yang dihasilkan pada
es krim menjadi lebih baik dan es krim tidak mudah meleleh (Buckle et al., 1987). Bennion
& Hughes (1975) menambahkan bahwa whipping cream adalah produk yang dihasilkan
karena adanya pengocokkan krim.
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 7/14
6
Pembuatan es krim mix 2 pada proses pembuatannya ditambahkan kuning telur. Kuning
telur digunakan sebagai pengelmusi karena mengandung lesithin. Selain itu telur dapat
meningkatkan viskositas dan membantu proses penggabungan udara ke dalam adonan es
krim (Bennion & Hughess, 1975). Pertama-tama whipping cream dikocok di wadah yang
dibawahnya diberi es (adonan 1). Pada wadah lain gula kastor, kuning telur dan essens
vanilla dicampur (adonan 2) dalam wadah lalu dikocok hingga adonan mengembang dan
warnanya menjadi agak keputihan.
Penambahan gula dilakukan terpisah dengan pengocokan krim. Apabila penambahan gula
dilakukan bersamaan dengan proses pengocokan krim dapat menurunkan volume dan
kekakuan, dan meningkatkan waktu untuk mengocok krim. Pada temperatur rendah mampu
meningkatkan viskositas yang akan mempengaruhi sifat pengocokan krim. Oleh karena itu,
wadah yang digunakan untuk mengocok whipped cream sebaiknya terbuat dari stainless
steel supaya dapat menghantarkan dingin dari es batu yang ada di dalam baskom.
Pengocokan whipped cream dilakukan dengan menggunakan mixer dengan kecepatan
tinggi hingga mengembang dan kaku (tidak menetes lagi). Bennion & Hughes (1975)
mengatakan bahwa whipping cream ini berperan dalam proses pembuatan es krim dimana
membantu proses pengembangan dan pembentukan krim dan tekstur, sehingga dapat
menghasilkan produk yang berupa es krim.
Susu full cream sebanyak 200 ml dipanaskan di dalam panci hingga mendidih, api
dikecilkan dan adonan 2 dicampurkan ke dalamnya sambil diaduk dengan sendok kayu
secara perlahan. Menurut Adnan (1984) proses pemanasan ini dapat menyebabkan
terjadinya reaksi antara laktosa dan protein, dimana gugusan reduksi dari laktosa dapat
bereaksi dengan gugusan amino yang bebas dari kasein, yang 96 % terdapat pada asamamino lisin. Dalam prosesnya, pertama-tama dihasilkan zat yang tidak berwarna, hingga
akhirnya dihasilkan senyawa kompleks yang berwarna coklat akibat terjadinya
dekomposisi laktosa, dimana reaksi ini tidak terjadi pada suhu di bawah 80°F. Pemanasan
pada suhu tinggi dapat menyebabkan terjadinya proses karamelisasi terutama disebabkan
karena laktosa.
Kemudian campuran antara susu full cream dengan adonan 2 dimasukan kedalam wadah
untuk mendinginkannya lalu volumenya di tandai dengan spidol. Setelah cukup dingin
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 8/14
7
adonan 1 dengan adonan 2 yang sudah dicampur dengan susu full cream lalu diberi tanda
volume adonannya dengan menggunakan spidol selanjutnya adonan dikocok dengan
menggunakan mixer berkecepatan tinggi, lalu volume adonan ditandai kembali dengan
spidol. Begitu pula pada pembuatan es krim mix 1. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Moehyi (1992), bahwa apabila susu diaduk secara mekanis, maka butiran-butiran lemak
yang terdapat dalam susu dapat bergabung menjadi satu dan membentuk massa lemak yang
terpisah dari komponen susu yang lain, dimana kumpulan lemak ini dapat diolah menjadi
mentega.
Dalam pembuatan es krim ini, pengocokan tidak boleh berlangsung terlau lama, karena
akan terbentuk butter atau mentega. Pengembangan adonan bergantung pada kualitas krim,
apabila krim yang digunakan bagus, maka jika dikocok akan cepat mengembang dan
busanya stabil (tidak mudah turun), selain itu volumenya juga harus bertambah hingga 80%
(Bennion & Hughes, 1975). Krim yang baik apabila belum dikocok maka tidak ada busa
dan setelah dikocok volumenya akan terus bertambah hingga 100 – 150%. Tekstur es krim
sangat tergantung pada cara pembuatan produk. Setelah dilakukan penyimpanan di dalam
freezer, selanjutnya es krim tersebut dikocok dengan menggunakan mixer untuk
mendispersi kristal es yang terbentuk. Es krim disimpan kembai ke dalam freezer selama
satu jam, dan pengocokan diulangi kembali sebanyak 3 kali supaya tesktur es krim menjadi
lembut.
3.2. Pembahasan Hasil Data
Berdasarkan data hasil pengamatan yang tersaji dalam tabel 1, dapat diketahui bahwa
pada es krim mix 1, flavor es krim setelah dilakukan pemecahan kristal es menjadi
berkurang flavor creamy nya, sedangkan pada es krim mix 2 justru menjadi sangat
creamy. Hal ini sesuai dengan teori Welch et al (1997), flavor merupakan turunan daricampuran berbagai komponen flavor, komponen utama flavor pada susu dan produk-
produk olahannya berasal dari dua sumber, dimana beberapa diproduksi dari protein
susu, lemak susu atau laktosa selama proses. Beberapa komponen flavor yang
ditemukan dalam lemak susu yaitu aldehid, asam lemak, metil keton, laktona, ester, dan
komponen sulfur.
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 9/14
8
Rasa es krim mix 1 setelah pemecahan kristal es menjadi lebih manis, pada es krim mix
2 rasanya menjadi sangat manis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gaman &
Sherrington (1994), bahwa rasa manis yang timbul karena adanya penambahan gula.
Tekstur es krim mix 1 setelah pemecahan kristal es menjadi lebih lembut. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Buckle (1985), bahwa untuk mendapatkan tekstur es krim yang
halus, perlu dilakukan pengocokan secara berulangkali. Sedangkan pada es krim mix 2
menjadi sangat lembut dan tidak ada kristal es. Sedangkan pada kelompok 2 dan 4
tekstur setelah pemecahan kristal mejadi kasar hal ini dapat dipengaruhi karena faktor
pembekuan yang kurang baik. Hal ini sesuai dengan teori Herschdoefer (1986) dapat
dikarenakan proses pembekuannya kurang baik, terjadinya pengerasan, dan kurang
seimbangnya pencampuran bahan. Apabila dalam es krim terdapat Kristal yang berukuran
besar, akan menyebabkan teksturnya menjadi berpasir.
Overrun es krim menggunakan mix 2 lebih besar daripada es krim menggunakan mix 1.
Overrun terkecil yaitu milik es krim C2 yaitu 108,3%, sedangkan overrun terbesar
kelompok C3-C5 dengan overrun sebesar 125%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Potter &
Hotchkiss (1996), bahwa telur yang merupakan bahan pengemulsi alami yang baik.
Overrun dapat meningkatkan pembentukan busa untuk memperoleh overrun yang
diinginkan. Sehingga overrun sendiri merupakan peningkatan volume yang disebabkan
oleh pengocokan sehingga udara menjadi tercampur selama proses pembekuan. Arbuckle
(1986) dalam Masykuri (2012) menyatakan bahwa “overrun” yang baik pada es krim
adalah 80%‐120% untuk pembuatan es krim pada skala industri besar, karena didukung
oleh penginjeksian udara pada adonan saat dijalankan proses pembekuan (freezing).
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 10/14
9
4. KESIMPULAN
Es krim adalah makanan beku atau dingin yang sangat disukai oleh berbagai
kalangan.
Es krim yang dibuat Philadelphia ice cream (tanpa custard) yang dibuat tanpa
menggunakan kuning telur dan pemanasan.
French ice cream (dengan custard) yang dibuat dengan menggunakan kuning telur dan
pemanasan.
Kuning telur digunakan sebagai pengelmusi karena mengandung lesithin.
Rasa manis yang timbul karena adanya penambahan gula
Tekstur es krim yang kasar terjadi karena proses pembekuan yang kurang baik
Overrun es krim menggunakan mix 2 lebih besar daripada es krim menggunakan mix 1
Semarang, 3 Juni 2016
Praktikan Asisten Dosen
Veronica Juliani S - Beatrix Restiani
13.70.0025
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 11/14
10
5. DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Mochamad. (1984). Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Andi Offset.
Yogyakarta.
Arbuckle (1986) dalam Masykuri (2012). Resistensi Pelelelah, Overrun dan Tingkat
Kesukaan Es krim Vanilla yang Terbuat dari Bahan Utama Kombinasi Krim
Susu dan Santan Kelapa. Vol. 1 No.3, 2012 – Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
Bennion, M & O. Hughes. (1975). Introductory Foods. Macmillan Publishing Co, Inc.
New York.
Buckle, K. A et al . (1987) . Ilmu Pangan . Universitas Indonesia Press . Jakarta.
Clarke, C. (2004). The Science of Ice Cream. Royal Society of Chemistry. Cambridge
Darma Geovani. (2013). Pembuatan Es Krim Jagung Manis Kajian Jenis Zat Penstabil,
Konsentrasi Non Dairy Crem Serta Aspek Kelayakan Finansial. Vol. I No. 1
Tahun 2013
Dewi, T . 2014. Kualitas Es Krim Dengan Kombinasi Wortel dan Tomat. Fakultas
Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Gaman, P. M. & Sherrington, K. B. (1994). Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan
Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Herschdoefer, S.M. (1986). Quality Control in The Food Industry Vol 3. Academic
Press. London
Jay, M. J . (1996). Modern Food Microbiology.Fifth Ed. International Thomson
Publishing,
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 2 No. 3, Oktober 2014, 188-
197
Mangsi et al., 2011 dalam Niken et al. 2014. Overrun, Waktu Lelah dan Kesukaan Es
Krim Yogurt Susu Sapi dengan Persentasi Gula yang Berbeda. Jurnal Ilmiah
Peternakan 2(1): 1-7, September 2014
Moehyi,S. (1992). Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bhratara. Jakarta.
Potter, N. N & J. H Hotchkiss. (1996). Food Science. 5 th Edition. CBS Publishers and
Distributors . New Delhi
Potter, N.N. (1978). Food Science Third Edition. CBS Publishers & Distributors. New
Delhi.
Susilorini dan Sawitri, 2006 dalam Vita N, 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Porang
pada Pembuatan Es Krim Instan Ditinjau dari Kualitas Fisik dan Organoleptik.
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 12/14
11
Wardana, A. S. (2012). Teknologi Pengolahan Susu. Universitas Slamet Riyadi.
Surakarta.
Welch, R. A. S. ; Burns, D. J. W. ; Davis, S. R. ; Popay, A. ; C. G. Prosser. (1997). MilkComposition, Production and Biotechnology. CAB International. Wallingford.
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 13/14
12
6. LAMPIRAN
6.1. Foto
6.2. Perhitungan
Volume sebelum pengocokkan = p x l x t
Volume setelah pengocokkan = p x l x t
Overrun =Volume setelah pengocokkan−Volume sebelum pengocokkan
Volume sebelum pengocokkan x 100%
Kelompok C1
Volume sebelum pengocokkan = 24,5 cm x 11,5 cm x 3 cm
= 845,25 cm3
Volume setelah pengocokkan = 24,5 cm x 11,5 cm x 6,5 cm
= 1831,38 cm3
Overrun =1831,38−845,25
845,25 x 100%
= 116,67%
Kelompok C2
Volume sebelum pengocokkan = 17 cm x 10,5 cm x 4,2 cm
= 749,7 cm3
Volume setelah pengocokkan = 17,5 cm x 10,5 cm x 8,5 cm
= 1561,875 cm3
Overrun =1561,875−749,7
749,7 x 100%
= 108,30%
7/26/2019 Es Krim (Veronica Juliani S. 13.70.0025)
http://slidepdf.com/reader/full/es-krim-veronica-juliani-s-13700025 14/14
13
Kelompok C3
Volume sebelum pengocokkan = 15 cm x 10 cm x 4 cm
= 600 cm3
Volume setelah pengocokkan = 15 cm x 10 cm x 9 cm
= 1350 cm3
Overrun =1350−600
600 x 100%
= 125,00%
Kelompok C4
Volume sebelum pengocokkan = 25 cm x 11 cm x 2 cm
= 550 cm3
Volume setelah pengocokkan = 25 cm x 11 cm x 4,5 cm
= 1237,5 cm3
Overrun =1237,5−550
550 x 100%
= 125,00%
Kelompok C5
Volume sebelum pengocokkan = 21 cm x 14,5 cm x 2 cm
= 609 cm3
Volume setelah pengocokkan = 21 cm x 14,5 cm x 4,5 cm
= 1370,25 cm3
Overrun =1370,25−609
609 x 100%
= 125,00%]
6.3. Abstrak Jurnal
6.4. Laporan Sementara