enzim yang berperan dalam proses glikolisis

11
ENZIM YANG BERPERAN DALAM PROSES GL IKOLISIS Dalam proses glikolisis, enzim – enzim yang terlibat adalah sebagai berikut : 1. Heksokinase Enzim Heksokinase memfasilitasi reaksi Glukosa + ATP = glukosa-6-fosfat + ADP + H + Heksokinase mengkatalisis transfer gugus fosfat dari ATP ke glukosa dalam proses fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa-6-fosfat. Kerja heksokinase harus diaktivasi dengan suatu ion logam divalen seperti Mg 2+ . Ion logam ini akan membentuk kompleks dengan ATP dan mengaktifkan kerja heksokinase. Kerja heksokinase diinhibisi oleh produk reaksi ini yaitu glukosa-6-fosfat. Ketika konsentrasi glukosa-6-fosfat mencapai nilai yang tinggi, produk ini akan bertindak sebagai efektor negatif bagi heksokinase (berikatan dengan heksokinase pada ”sisi lain” dari enzim ini) sehingga keaktifan heksokinase berkurang bahkan hilang. Reaksi kimia yang melibatkan enzim heksokinase ini merupakan tahap fosforilasi pertama. Selanjutnya, masih ada reaksi yang mengubah produk glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa- 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. Bila reaksi pengubahan ini berlangsung cepat, aktivitas heksokinase tidak akan terinhibisi karena keberadaan glukosa-6-fosfat sedikit. Jadi, aktivitas fosfofruktokinase turut mengendalikan kerja enzim heksokinase. 2. Fosfofruktokinase (PFK)

Upload: idriiqra30

Post on 13-Apr-2016

1.153 views

Category:

Documents


88 download

DESCRIPTION

biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Enzim Yang Berperan Dalam Proses Glikolisis

ENZIM YANG BERPERAN DALAM PROSES GL IKOLISIS

Dalam proses glikolisis, enzim – enzim yang terlibat adalah sebagai berikut :

1. Heksokinase

Enzim Heksokinase memfasilitasi reaksi

Glukosa + ATP = glukosa-6-fosfat + ADP + H+

Heksokinase mengkatalisis transfer gugus fosfat dari ATP ke glukosa dalam proses

fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa-6-fosfat. Kerja heksokinase harus diaktivasi

dengan suatu ion logam divalen seperti Mg2+. Ion logam ini akan membentuk kompleks

dengan ATP dan mengaktifkan kerja heksokinase.

Kerja heksokinase diinhibisi oleh produk reaksi ini yaitu glukosa-6-fosfat. Ketika

konsentrasi glukosa-6-fosfat mencapai nilai yang tinggi, produk ini akan bertindak sebagai

efektor negatif bagi heksokinase (berikatan dengan heksokinase pada ”sisi lain” dari enzim

ini) sehingga keaktifan heksokinase berkurang bahkan hilang.

Reaksi kimia yang melibatkan enzim heksokinase ini merupakan tahap fosforilasi

pertama. Selanjutnya, masih ada reaksi yang mengubah produk glukosa-6-fosfat menjadi

fruktosa-6-fosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. Bila reaksi pengubahan ini

berlangsung cepat, aktivitas heksokinase tidak akan terinhibisi karena keberadaan glukosa-6-

fosfat sedikit. Jadi, aktivitas fosfofruktokinase turut mengendalikan kerja enzim heksokinase.

2. Fosfofruktokinase (PFK)

Reaksi fosforelasi yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase adalah reaksi yang

memanfaatkan ATP sebagai sumber fosfat. Enzim PFK digunakan pada reaksi fosforelasi II

yang mengubah fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-bifosfat.

Kecepatan reaksi lebih besar saat jumlah ATP rendah. ATP dapat berperan sebagai

substrat maupun inhibitor berupa efektor negatif. Penambahan AMP akan meningkatkan

aktivitas enzim PFK. Sitrat menginhibisi PFK-1 dengan membentuk kompleks bersama Mg2+

menjadi Mg-sitrat. Terbentuknya sitrat dalam jumlah besar menunjukkan siklus TCA telah

banyak menghasilkan energi.

3. Piruvat Kinase

Piruvat kinase mengkatalisis transfer gugus fosfat dari phosphoenolpyruvate (PEP) ke

ADP menghasilkan molekul piruvat dan satu molekul ATP.

Aktivitas enzim piruvate kinase dikendalikan oleh empat komponen, yaitu substratnya

(PEP dan Fruktosa 1,6-bisfosfat) yang merupakan intermediet dalam glikolisis. Kedua

senyawa ini memacu kecepatan proses glikolisis saat jumlah substrat Komponen kedua

Page 2: Enzim Yang Berperan Dalam Proses Glikolisis

adalah sitrat dan ATP yang menginhibisi secara alosterik. Komponen ketiga adalah

kombinasi insulin / glukagon yang mengaktivasi / menginhibisi piruvat kinase dengan cara

mendefosforilasi / menfosforilasi enzim ini. Komponen keempat adalah alanin sebagai

inhibitor.

Dalam proses glukoneogenesis, enzim – enzim yang terlibat adalah sebagai berikut :

4. Piruvat Karboksilase

Enzim ini mengkatalisis reaksi perubahan piruvat menjadi oksaloasetat yang

merupakan reaksi ireversibel. Enzim ini memerlukan magnesium atau mangan dan asetil-

CoA untuk proses aktivasinyapada hati. Eenzim ini juga sangat bergantung pada ketersediaan

ATP. Jumlah ADP yang sangat tinggi akan menghambat aktivitas enzim sedangkan

akumulasi dari asetil-CoA (efektor positif) mendorong reaksi berlangsung.

5. Fosfoenolpiruvat Karboksikinase (PEPCK)

PEPCK merupakan salah satu enzim kunci reaksi pembentukan fosfoenolpiruvat dari

oksaloasetat di sitosol. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim ini adalah sebagai berikut :

Sintesis enzim ini dikendalikan oleh dua macam hormon, yaitu glukagon dan insulin.

Hormon glukagon dihasilkan oleh kelenjar endokrin sel A pulau langerhans di pancreas.

Glukagon merupakan

aktivator transkripsi gen pengkode enzim PEPCK. Hormon berikutnya adalah insulin yang

dihasilkan oleh sel B pulau langerhans di pankreas. Insulin bertindak sebagai inhibitor

transkripsi tersebut.

Regulasi enzim PEPCK merupakan merupakan regulasi hormon glukagon dan insulin,

karena seperti telah dituliskan sebelumnya, keberadaan kedua hormon inilah yang

menentukan jumlah dan aktivitas PEPCK dalam tubuh. Glukagon dan insulin secara umum

berfungsi sebagai pengatur kadar glukosa dalam darah.

Saat kadar glukosa dalam darah menurun hingga di bawah batas normal, pankreas

menghasilkan glukagon yang memicu terbentuknya PEPCK. Dengan adanya enzim PEPCK,

akan terjadi reaksi pembentukan fosfoenolpiruvat dan selanjutnya proses glukoneogenesis

akan berjalan. Saat kadar glukosa dalam darah telah melebihi batas normal, pankreas

menghasilkan insulin yang akan menginhibisi proses pembentukan PEPCK sehingga

proses glukoneogenesis tidak akan berjalan lebih jauh.

Page 3: Enzim Yang Berperan Dalam Proses Glikolisis

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kombinasi jumlah hormon glukagon dan

insulin akan menentukan jumlah enzim PEPCK yang disintesis. Selanjutnya,

jumlah enzim PEPCK yang disintesis akan menentukan jumlah glukosa yang dihasilkan

dalam tubuh.

6. Fruktosa -1,6-bisfosfatase

Pada tahap ini perubahan fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-fosfat melalui

enzim kunci fruktosa-1,6-bisfosfatase diinhibisi oleh fruktosa-2,6-bisfosfat, AMP, dan

sintesis kontrol hormonal. Senyawa Fruktosa-2,6-bisfosfat merupakan inhibitor kompetitif.

Pengaruh inhibisi fruktosa-2,6-bisfosfat akan maksimum pada saat konsentrasi substrat kecil.

Hal ini membuktikan bahwa fruktosa-2,6-bisfosfat merupakan inhibitor kompetitif. Proses

inhibisi dapat terjadi karena enzim fruktosa-1,6-bisfosfatase bersifat alosterik, artinya enzim

tersebut mempunyai sisi pengikatan untuk substrat (binding site) dan sisi pengikatan untuk

afektor (afector site).

AMP akan menginhibisi kerja fruktosa-1,6-bisfosfatase secara unkompetitif terhadap

frukosa-1,6-bisfosfat pada keadaan tidak tersedia fruktosa-2,6-bisfosfat. Inhibisi ini akan

bersifat nonkompetitif ketika terdapat frukosa-2,6-bisfosfat. AMP tidak dapat berikatan

dengan enzim kecuali terdapat salah satu jenis senyawa fruktosa bisfosfat.

Selain itu, terdapat aktivator dan inhibitor kerja enzim, yaitu hormon dengan metode

transduksi sinyal. Transduksi sinyal menggunakan sistem messenger (pembawa). Messenger

pertama yaitu hormon, terikat pada permukaan sel reseptor. Pengikatan tersebut

menstimulasi produksi messenger kedua di dalam sel, misalnya cAMP. Mekanisme cAMP-

dependent signal transduction melibatkan tiga protein, yaitu:

1. hormon reseptor

2. adenylate cyclase

3. protein G, yang terdiri dari dua jenis :

- Gs yang menstimulasi adenylate cyclase

- Gi yang menginhibisi adenylate cyclase

7. Glukosa-6-fosfatase (G6Pase)

G6Pase merupakan enzim yang mayoritas ditemukan dalam hati dan ginjal. Enzim

ini terikat pada membran yang terhubung dengan retikulum endoplasma. Enzim ini

mengkatalisis proses pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi glukosa dengan dengan

membentuk fosfoenzim intermediate. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

Page 4: Enzim Yang Berperan Dalam Proses Glikolisis

Glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + Pi

Reaksi katalisis ini didukung oleh adanya efek deterjen. Efek deterjen akan menstimulasi

proses hidrolisis dari G6P sehingga reaksi berlangsung lebih cepat lagi.

Inhibitor enzim G6Pase adalah glukosa yang berlaku sebagai inhibitor non-kompetitif.

Senyawa ini tidak terganggu dengan kehadiran deterjen. Proses inhibisi menjadi kompetitif

dengan kehadiran deterjen yang digunakan sebagai indikasi keberadaan Pi transporter

.

ENZIM YANG BERPERAN DALAM PROSES GLUKONEOGENESIS

1. Glukosa-6-fosfatase (G6P ase)

Inhibitor :

a) Glukosa

Glukosa berlaku sebagai inhibitor non-kompetitif dengan G6Pase dan tidak terganggu

dengan kehadiran deterjen.. Saat konsentrasi glukosa tinggi maka hal ini menandakan bahwa

sel tidak memerlukan lagi proses glukoneogenesis untuk dihasilkan glukosa, sehingga proses

perubahan G6P menjadi glukosa dihentikan. Sedangkan proses inhibisi oleh Pi merupakan

inhibisi nonkompetitif dan berlangsung pada mikrosom. Akan tetapi, proses inhibisi menjadi

kompetitif dengan kehadiran deterjen yang digunakan sebagai indikasi keberadan Pi

transporter

b) Vanadat

Vanadat, inhibitor umum dari fosfatase yang membentuk intermediate fosfoenzim,

menginhibisi fosfohidrolase dan aktifitas fosfotransferase dari G6P ase.

Aktivator :

Ketika glukosa 6-fosfat yang bertindak sebagai efektor positif menempati sisi efektor,

helix akan berputar sebanyak 1 turn dan loop akan memendek dan enzim akan berubah

konformasinya menjadi konformasi R. Pada saat enzim dalam konformasi R maka aktivitas

enzim G6P ase dapat meningkat sehingga proses perubahan G6P menjadi glukosa dapat

berlangsung cepat dan produk glukosa yang dihasilkan juga meningkat.

2. Fruktosa-1,6-bifosfatase (F-1,6 BP ase)

Fruktosa-1,6-bisfosfat + H2O F⃗-1,6-BP ase Fruktosa-6-fosfat

Inhibitor:

a) Fruktosa-2,6-bisfosfat

Page 5: Enzim Yang Berperan Dalam Proses Glikolisis

Fruktosa-2,6-bisfosfat merupakan inhibitor kompetitif. Proses inhibisi dapat terjadi

karena enzim fruktosa-1,6-bisfosfatase bersifat alosterik, artinya enzim tersebut mempunyai

sisi pengikatan untuk substrat (binding site) dan sisi pengikatan untuk afektor. Fruktosa-2,6-

bisfosfat akan maksimum pada saat konsentrasi substrat kecil. Hal ini membuktikan bahwa

Fruktosa-2,6-bisfosfat merupakan inhibitor kompetitif.

b) AMP

Konsentrasi AMP dan ADP yang tinggi merupakan sinyal bahwa energi sel rendah.

ADP menginhibisi piruvat karboksilase dan fosfoenolpiruvat karboksilase sementara AMP

menginhibisi fruktosa 1,6 bisfosfatase. Ketika tingkat energi rendah, glukoneogenesis

diinhibisi sementara glikolisis diaktivasi.

Inhibisi F-1,6-BP ase oleh AMP bersifat unkompetitif tetapi, bersifat nonkompetitif

apabila F-2,6-BP tersedia. AMP tidak dapat berikatan dengan enzim kecuali dengan adanya

salah satu dari senyawa fruktosa bisfosfat.

Aktivator:

Aktivasi F-1,6 BP ase dilakukan oleh hormon. Transduksi sinyal adalah penyampaian

informasi dari luar sel kedalam sel. Mekanisme cAMP-dependent signal transduction

melibatkan 3 protein: hormone reseptor, adenylate cyclase , protein G. Protein G dibutuhkan

untuk aktivasi adenylate cyclase oleh -adrenergic agonists melalui interaksi dengan system

reseptor yang mengaktivasi atau menginhibisi adenylate cyclase. 2 jenis protein G:

1. Gs yang menstimulasi adenylate cyclase

2. Gi yang menginhibisi adenylate cyclase

Jalur sinyal transduksi meliputi :

Pengikatan hormon diluar sel pada reseptor, seperti reseptor -adrenergic,

mengakibatkan perubahan konformasi reseptor yang kemudian menstimulasi interaksi

dengan molekul terdekat dari Gs (protein G yang menstimulasi adenylate cyclase).

Stimulasi tersebut mengakibatkan pelepasan GDP untuk GTP. GDP akan terdisosiasi

dari Gs dan digantikan dengan GTP.

Pergantian GDP dengan GTP dibantu oleh guanine nucleotide exchange factors (GEF).

Gs diubah menjadi protein yang mengaktivasi adenylate cyclase, menghasilkan cAMP

dari ATP.

Adanya pengaktivan cAMP-dependent protein kinase, menyebabkan fosforilasi protein-

protein target, seperti PFK2 dan FBPase-2.

Langkah terkahir yaitu fosforilasi enzim-enzim target menghasilkan stimulasi atau inhibisi

pada reaksi metabolisme. Aktivasi lanjutan Gs bergantung pada pelepasan GTP..

Page 6: Enzim Yang Berperan Dalam Proses Glikolisis

3. Fosfoenolpiruvat karboksilase (PEPCK)

Oksaloasetat + GTP f⃗osfoenolpiruvat karboksilase fosfoenolpiruvat + GDP + CO2

Inhibitor :

Ketika kadar glukosa dalam darah meningkat maka insulin akan menginhibisi kerja

enzim PEPCK sehingga proses pembentukan glukosa menjadi semakin sedikit. Ketika kadar

glukosa dalam darah rendah, maka glukagon akan menstimulasi proses pemecahan glikogen

menjadi glukosa. Pada proses glukoneogenesis akan terjadi proses perubahan oksaloasetat

menjadi fosfoenolpiruvat yang kemudian akan diproses lebih jauh lagi menjadi glukosa.

Akan tetapi, ketika kadar glukosa dalam darah tinggi, maka pangkreas akan

melakukan proses sekretasi hormon insulin untuk menginhibisi kerja enzim PEPCK.

Akibatnya proses pembentukan fosfoenolpiruvat dari glukosa tidak terjadi. Jika proses

pembentukan fosfoenolpiruvat tidak terjadi, maka proses glukoneogenesis tidak akan

berlangsung sempurna. Proses ini berlangsung pada organ hati.

Aktivator :

Glukagon dihasilkan oleh kelenjar endokrin penghasil hormone ini, yaitu pada sel A

pulau-pulau langerhans di pankreas. Glukagon ini menstimulasi proses transkripsi enzim

PEPCK, jadi proses transkripsi PEPCK secara tidak langsung telah mengatur kecepatan dan

waktu terjadinya proses glukoneogenesis. Semakin banyak proses transkripsi enzim PEPCK

maka proses pembentukan glukosa akan menjadi semakin banyak dan cepat pula. Proses

transkripsi enzim ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap kurangnya kadar glukosa

dalam darah dan tubuh. Jadi pengendalian jumlah glukosa dapat dilakukan dalam proses ini.

4. Piruvat Karboksilase

2 Piruvat + 2CO2+ 2ATP + 2H2O 2 oksaloasetat

Aktivator

Enzim piruvat karboksilase menggunakan biotin sebagai gugus prostetik. Biotin dan

lysine menjalin rantai samping sehingga gugus fungsi biotin dapat berpindah antara dua

active-site. Piruvat karboksilase juga aktif secara allosterik oleh asetil Co-A. Pada saat

glukoneogenesis berlangsung di hati, oksaloasetat dialihkan untuk membentuk glukosa (via

PEP). Kekurangan oksaloasetat menghalangi asetil CoA untuk masuk ke siklus Krebs.

Page 7: Enzim Yang Berperan Dalam Proses Glikolisis

Hasilnya kenaikkan konsentrasi asetil CoA dapat mengativasi piruvat karboksilase untuk

mensintesis oksaloasetat lebih banyak. Reaksi yang terjadi yaitu

Peran utama dari asetil CoA dalam reaksi tersebut adalah untuk memfasilitasi proses transfer

gugus karboksi dari karboksifosfat ke biotin.

Ketika asetil Co-A yang bertindak sebagai efektor positif menempati sisi efektor,

helix akan berputar sebanyak 1 turn dan loop akan memendek dan enzim akan berubah

konformasinya menjadi konformasi R. Pada saat enzim dalam konformasi R maka aktivitas

enzim piruvat karboksilase dapat meningkat sehingga proses perubahan piruvat menjadi

oksaloasetat dapat berlangsung cepat dan produk oksaloasetat yang dihasilkan juga

meningkat. Asetil Co-A dalam jumlah berlebih menunjukkan bahwa keberadaan piruvat juga

banyak. Dari persamaan reaksi di atas dapat dilihat bahwa ketika jumlah piruvat berlebih dan

aktivitas enzim piruvat karboksilase meningkat maka produk oksaloasetat juga meningkat.