e:lppm 2016cover proceedings 2 · risiko rantai pasok gula rafinasi dalam perspektif sistem...
TRANSCRIPT
xviii
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI
INDUSTRI
MALANG, 4 FEBRUARI 2017
BUKU 2
Diselenggarakan Oleh
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
MALANG
2017
iii
Susunan Panitia
Pelindung : H. Siswo Atmowidjojo
Penanggung Jawab : 1. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA
2. Dr. Ir. Kustamar, MT
3. Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE
4. Ir. Eng. Ir. I Made Wartana, MT
Pengarah : 1. Ir. Anang Subardi, MT
2. Ir. Harimbi Setyawati, MT
3. Ir.ST.Salammia.L.A, MT
4. Ir. Yusuf Ismail Nakhoda, MT
Ketua Pelaksana : Dr. Nanik A.Rahman, ST.,MT
Wakil Ketua : Suryo Adi Wibowo, ST.,MT
Sekretaris : Febriana Santi Wahyuni, S.Kom.,M.Kom
Bendahara : 1. Dra. Sri Indriani MM
2. Emmalia Adriantanri, ST.,MM
Sie. Kesekretariatan
Koordinator : Sanny Andjar Sari, ST., MT
1. Hani Zulfia Zahro’, S.Kom.,M.Kom
2. Masrurotul Ajiza, S.Pd., M.Pd.
3. Rofila El Maghfiroh, S.Si.,MT
4. Mira Orisa, ST.,MT
5. Gerald Adityo, ST.,M.Eng
6. Bima Aulia Firmandani, ST.,MT
7. Titik Rembati, SE
8. Arif Subasir, A.Md
9. Rudi Hartono
10. Suparno
11. Yajid Abdullah
Reviewer
Koordinator : Prof. Dr. Eng. Ir.Abraham Lomi, MSEE
1. Prof. Dr. Ir. Tri Poespowati, MT
2. Prof. Dr. Sutriyono, M.Pd
3. Dr. Eng. Aryuanto Soetedjo, ST., MT
4. Dr. Irrine Budi S, ST.,MT
5. Dr. Ir. Dayal Gustopo, MT
6. Dr. Prima Vitasari, SIP., MPd
7. Dra. Siswi Astuti, M.Pd
8. Ali Mahmudi B. Eng. Ph.D
9. Ir. Soeparno Djiwo, MT
10. Joseph Dedi Irawan, ST., MT
Sie. Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
Koordinator : Bambang Prio Hartono, ST., MT
1. Ahmad Faisol, ST, MT
2. Faidliyah Nilna Milna,ST., MT
3. Elizabeth Catur Yulia, SH
4. M. Yanuar Fachrudin
iv
Sie Protokoler
Coordinator : Ir. Teguh Rahardjo, MT
1. Ir. Choirul Saleh, MT
2. Ir. Thomas Priyasmanu, MT
Sie. Sponsorship
Koordinator : M. Istnaeny Hudha, ST.,MT
1. Yosep Agus Pranoto, ST., MT
2. Lauhil Machfudz Hayusman, ST., MT
3. Asroful Anam, ST., MT
4. Sony Hariyanto, S.Sos., MT
Sie. Acara : 1. Ir. Taufik Hidayat, MT
2. Rini Kartika Dewi, ST., MT
Sie. Perlengkapan
Koordinator : Ir. Basuki Widodo, MT
1. Febi Rahmadianto, ST., MT
2. Edi Danardono
3. Diglam
4. Sarmidi
5. M. Sholeh
Sie. Konsumsi
Koordinator : Dwi Ana Anggorowati, ST.,MT
1. Nuning Irawati, A.Md
2. Iis Sumarni,A.Md
3. Mei Nurhayati, AMd
4. Nurlaila Antonius, A.Md
5. Nunuk Yuli
6. Puji Handayani
Sie. Transportasi
Koordinator : M. Daim
1. Imam Supardi
2. Budi Hariadi
3. Dedi Kristiono
v
Daftar Isi
Halaman Judul i
Kata Pengantar Ketua Panitia Pelaksana ii
Sambutan Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang iii
Susunan Panitia iv
Daftar Isi v
Buku 2 xvii
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
xix
REDESIGN PLANT LAYOUT WITH GROUP TECNOLOGY
Julianus Hutabarat 1)
, Husein Fadlullah Assegaf 2)
, Fourry Handoko C29. 1-4
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA INTERMEDIATE STOCKPILE DI PT.
INDONESIA PRATAMA TABANGKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
SEBAGAI LANGKAH DALAM KONSERVASI ENERGI
Lakon Utamakno, Arminotoh Achmad, Cipto Dwi Prasetyo C30. 1-6
FRAMEWORK SUSTAINABILITY STRATEGY SUMBER DAYA MANUSIA
Lenny Ch Nawangsari C31. 1-5
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI DENGAN METODE STATISTICAL
PROCESS CONTROL (SPC) DI PT. SURYA TOTO INDONESIA, TBK.
Mohamad Solihudin, Lien Herliani Kusumah C32. 1-8
RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY
Maria UlfahC 33. 1-6
PENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ
DENGAN METODE SCOR
Mariyatul Qibtiyah, Nunung Nurhasanah, Widya Nurcahayanty Tanjung C34. 1-6
PENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN
XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX
Meliantika, Widya Nurcahaya Tanjung, Nunung Nurhasanah C35.1-7
DAMPAK PENAMBAHAN SHIFT KERJA DARI 8 JAM/HARI MENJADI 12 JAM/HARI
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
Muhammad Yusuf C36. 1-5
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR
UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO
Nida Farikha,Erwin Widodo, Ketut Gunarta C37. 1-6
PENERAPAN ALGORITMA HYBRID CROSS ENTROPY-GENETIC ALGORITHM DALAM
PENYELESAIAN RESOURCE-CONSTRAINED PROJECT SCHEDULING PROBLEM
Nur Rahmawati, Budi Santosa C38. 1-5
LIMBAH CORRUGATED PAPER SEBAGAI MATERIAL DISPLAY BOOTH
Priscilla Tamara, Peniel Immanuel Gultom C39. 1-7
PENGUKURAN KINERJA AKTIFITAS SUPPLY CHAIN PADA INDUSTRI MINUMAN JUS
DENGAN SCOR (STUDY KASUS PT. API)
Puji Rahayu, Lien Herliani Kusumah C40. 1-7
KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL
MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG
Purnomo, Rudy Setiawan C41. 1-6
PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Putiri Bhuana Katili , Mutia Adha C42. 1-6
PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE ANP DAN FUZZY TOPSIS
Putiri Bhuana Katili, Desy Sulistyani, Daenulhay C43. 1-6
PENENTUAN PRIORITAS PERBAIKAN PIPA PENYALUR PADA ANJUNGAN PRODUKSI
MINYAK DAN GAS BUMI LEPAS PANTAI DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS STUDI KASUS
PROYEK KONSTRUKSI PT. CPX BALIKPAPAN
Ratno Wijonarko C44.1-10
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
C39.1
LIMBAH CORRUGATED PAPER SEBAGAI MATERIAL DISPLAY BOOTH
Priscilla Tamara 1), Peniel Immanuel Gultom 2)
1),2) Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
Jl. Sigura-gura 2 Malang
Email : [email protected]
Abstrak . Pemanasan global merupakan suatu topik hangat yang mendasari berbagai pemikiran kreatif dalam
penciptaan produk ramah lingkungan. Maraknya promosi produk dan jasa yang diadakan dimana-mana
membutuhkan suatu tempat berupa stan (booth), biasanya tidak permanen dan pada umumnya terbuat dari material
kayu olahan. Sebuah stan digunakan sekali atau dua kali acara kemudian dibuang yang menyebabkan material kayu
yang digunakan sering terbuang begitu saja dan menghasilkan limbah yang tidak mudah didaur ulang. Corrugated
paper atau kardus merupakan bahan yang sering kita jumpai yang digunakan sebagai kemasan sebuah produk.
Ketika sebuah produk sudah digunakan, banyak orang membuang kardus kemasannya. Karena corrugated paper ini
selalu diproduksi sebagai kemasan produk maka limbah yang dihasilkan juga cukup banyak. Pada umumnya ide
kreatif yang memanfaatkan limbah corrugated paper ini adalah dijadikan elemen interior atau furniture dengan
struktur renggang dan rapat. Sehingga timbul suatu pemikiran untuk memanfaatkan limbah corrugated paper yang
ramah lingkungan ini menjadi suatu material alternatif pengganti kayu untuk membuat stan (booth) pameran dengan
menggunakan struktur rapat. Hasil dari eksperimen terhadap pola, bentuk dan finishing yang dilakukan adalah
limbah corrugated paper dapat digunakan sebagai material booth pameran dengan menggabungkan beberapa
lembar sehingga mencapai ketebalan tertentu, metode pemotongan dapat menghasilkan pola tekstur yang berbeda,
pembentukan corrugated paper menjadi bentuk-bentuk geometris dapat meningkatkan nilai estetis desain sekaligus
memperkuat struktur. Penggunaan finishing harus diperhatikan sifat bahannya agar tidak merusak atau
menghilangkan karateristik corrugated paper.
Kata kunci : Corrugated paper, booth pameran, struktur rapat
1. Pendahuluan
Penciptaan produk-produk yang ramah lingkungan semakin marak, salah satunya adalah material pengganti
kayu, dimana kayu merupakan material yang mulai dibatasi penggunaannya dengan tujuan untuk menjaga
kelestarian hutan.
Kebutuhan akan stan (booth) untuk mempromosikan produk dan jasa membutuhkan material yang
terjangkau, mudah dibuat dan unik. Booth ini biasanya terbuat dari material kayu lapis dan atau olahan
kayu lainnya (hard board, MDF, dan lain-lain). Setelah acara promosi selesai booth kemudian dibuang dan
diganti yang baru. Hal ini menyebabkan material kayu yang digunakan sering terbuang begitu saja. Selain
itu penggunaan material kayu menyebabkan biaya pembuatan stan menjadi cukup mahal, berat dan
menghasilkan limbah yang tidak mudah didaur ulang.
Corrugated paper atau kardus merupakan bahan yang sering dijumpai di sekitar kita. Pada umumnya
kardus digunakan sebagai packaging atau kemasan sebuah produk. Terutama untuk kemasan produk-
produk berukuran besar seperti barang-barang elektronik rumah tangga dan furniture, kardus ini dibuang
begitu saja dan akhirnya oleh para pengepul dapat dijual kembali sebagai kemasan lagi. Padahal, kardus
jenis ini biasanya cukup tebal, kokoh dan bemutu baik. Karena corrugated paper ini selalu diproduksi
sebagai kemasan produk maka limbah yang dihasilkan juga cukup banyak. Penumpukan limbah corrugated
paper yang tidak diolah kembali menyebabkan tidak adanya nilai tambah produk serta penumpukan
corrugated paper yang kurang laku dijual karena material yang mudah rusak (lapuk). Sehingga timbul
suatu pemikiran untuk memanfaatkan limbah corrugated paper yang ramah lingkungan ini menjadi suatu
material alternatif pengganti kayu untuk membuat stan (booth) pameran.
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
C39.2
Gambar 1. Limbah Corrugated Paper
TINJAUAN PUSTAKA
Corrugated Paper (kardus) Kelebihan dan kelemahannya yaitu :
a. Struktur kardus hasil daur ulang tidak jauh berbeda dengan kardus baru.
b. Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing), masking, atau hand-painting.
c. Kertas sebagai bahan dasar tidak tahan terhadap air, dan kelembaban; baik yang disebabkan oleh zat
cair, atau kelembaban udara. Sehingga harus dilakukan penjemuran, atau pemanasan dengan plat lain
(misalnya lampu sorot oven dll) untuk mengembalikan kekuatan struktur material.
d. Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak langsung terhadap kekuatan
struktur material.
e. Penyusunan lapisan dengan menggunakan sistem modul pada saat perekatan, dapat menekan banyaknya
material yang terbuang.
f. Sisi potongan terbuka tidak efektif untuk aplikasi yang berhubungan langsung dengan pengguna/benda
lain secara berulang-ulang.
g. Berasal dari bahan baku yang dapat didaur ulang, dan karena penambahan unsur lain (perekat) berbasis
air; maka material ini layak untuk diproses daur ulang, dan bersifat bio-degradable (dapat diurai oleh
tanah).
h. Proses produksi tidak membutuhkan peralatan khusus dan tidak membutuhkan keahlian khusus, maka
dapat diproduksi dalam skala pribadi, rumah tangga, industri kecil, hingga industri besar, untuk
menanggulangi kardus bekas menjadi limbah.
Jenis-Jenis Corrugated Paper Berdasarkan Ketebalannya Berdasarkan ketebalannya corrugated paper dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Singgle wall (3 ply / 3 lapis kertas), yang terdiri dari tiga bagian kertas (3 ply), biasanya dipakai untuk
packing barang elektronik, mainan, makanan, minuman, layer/pembatas, dll. Karena bahannya tipis
biasanya dipakai untuk pengiriman lokal (tidak terlalu jauh). Menurut ketebalannya dibagi menjadi 3
bagian : Bahan E/F (2 mm), Bahan B/F (3 mm), Bahan C/F (5 mm).
2. Double wall (5 ply / 5 lapis kertas), yang terdiri dari tujuh bagian kertas (5 ply) dengan ketebalan 7mm,
biasanya dipakai untuk packing barang elektronik, mainan, makanan, minuman, baju, dll. Karena
bahannya lebih tebal biasanya dipakai untuk packing pengiriman lokal dan pengiriman ke luar negeri. 3. Triplle wall (7 ply / 7 lapis), yang terdiri dari sepuluh bagian kertas (10 ply) dengan ketebalan 10 mm,
biasanya dipakai untuk packing barang barang berat seperti pakaian export. Karena bahannya lebih
tebal, biasanya dipakai untuk packing pengiriman antar pulau dan pengiriman keluar negeri.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen untuk mencari pola pemotongan, bentuk dan finishing.
Adapun alur penelitian yang diterapkan terdapat pada Gambar 2.
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
C39.3
Gambar 2. Alur Penelitian
2. Pembahasan
Pada penelitian eksperimen ini yang digunakan adalah corrugated paper 3 ply dengan pertimbangan
selain mudah didapat karena yang paling banyak tersedia di pasaran, juga mudah dibentuk karena
mempunyai ketebalan yang paling kecil (paling tipis di jenisnya).
2.1. Pola
Langkah pertama yang dilakukan adalah pemotongan pola. Proses ini penting sebab penelitian ini akan
menonjolkan pola bergelombang dari corrugated paper itu sendiri sebagai tekstur produk. Pada produk-
produk berbahan corrugated paper yang ada di pasaran, hanya beberapa produk saja yang menonjolkan
pola gelombang dari corrugated paper, itupun pada produk mebel seperti kursi dan meja serta elemen
interior kecil. Untuk keperluan display / booth pameran biasanya pola gelombang tidak ditampilkan.
Eksperimen pemotongan pola ini bertujuan untuk mencari bermacam macam pola hasil dari pemotongan
yang dapat dijadikan sebagai tekstur produk.
Pemotongan Pola Gelombang
Gambar 3. Hasil Pemotongan Pola Gelombang
Dari pemotongan pola gelombang menghasilkan tekstur yang unik dengan kekerasan yang kuat sehingga
dapat dijadikan tekstur maupun struktur untuk pembuatan booth.
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
C39.4
Pemotongan Pola Garis
Gambar 4. Hasil Pemotongan Pola Garis
Dari proses pemotongan pola garis menghasilkan tekstur bergaris yang kasar, namun tekstur ini nampak
unik dan dapat digunakan untuk menambah variasi tekstur pada produk dengan material Corrugated Paper.
Pemotongan Pola Gelombang Garis
Gambar 5. Hasil Pemotongan Pola Garis - Gelombang
Pemotongan pola gelombang garis ini merupakan penggabungan dari eksperimen sebelumnya dan
menghasilkan variasi tekstur yang baru.
2.2. Bentuk dan Penggabungannya
Langkah kedua adalah pemotongan bentuk. Bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk-bentuk
geometris. Hal ini dengan mempertimbangkan kemudahan pada saat pemotongan mengingat bahwa proses
pemotongan adalah secara manual serta pisau yang ada di pasaran masih berbentuk geometris.
Sebenarnya untuk membuat booth pameran tidak harus corrugated paper dipotong kecil-kecil, namun hal
ini dilakukan dengan alasan bahwa konsep booth yang diusung adalah bersistem knock down dan modular
sehingga pencapaian yang cukup mudah adalah dengan membuat bentukan kecil-kecil.
Keuntungan membuat bentukan kecil-kecil ini adalah :
1. Lebih mudah dalam pembuatan.
2. Lebih kuat secara konstruksi.
3. Lebih mudah dalam merubah desain (desain booth dapat berubah sesuai dengan penyusunannya).
4. Lebih mudah dibongkar pasang.
5. Mudah untuk dibuat modular.
Sedangkan kelemahannya adalah :
1. Lebih banyak sambungan.
2. Lebih lama dalam penyusunan.
3. Lebih banyak material.
4. Lebih lama dalam pembuatan.
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
C39.5
Gambar 6. Bentuk Segitiga, Segi Enam, Kubus, Tabung, Balok plastis
Gambar 7. Penggabungan Bentuk-Bentuk Segitiga, Segi Enam, Tabung, Balok plastis
2.3. Finishing
Tahapan terakhir sebelum memasuki proses desain dan pembuatan adalah finishing. Terdapat berbagai
pilihan finishing, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Material expose, yaitu finishing yang tetap menonjolkan karakteristik corrugated paper baik dari segi
bahan maupun warna. Ada dua macam finishing jenis ini yaitu :
- Nude, yaitu dengan tetap membiarkan corrugated paper seperti apa adanya tanpa dilapisi apapun.
- Natural, yaitu finishing dengan lapisan transparan. Fungsinya agar corrugated paper lebih awet dan
mengkilap.
b. Color, yaitu finishing dengan pewarnaan.
Material Expose
Bila ingin menonjolkan karakteristik corrugated paper dari segi material itu sendiri maka ada dua macam
karakteristik yang dapat ditonjolkan yaitu sisi datar untuk menghasilkan tekstur yang halus dan sisi
gelombang untuk menghasilkan tekstur berongga.
a. Nude
Finishing jenis ini disebut juga ‘tanpa finishing’ dalam artian pada saat penggunaannya corrugated
paper dibiarkan begitu saja dalam tampilannya tanpa polesan apapun. Keuntungannya adalah
pengerjaan booth menjadi lebih cepat dan biaya pengerjaan paling murah. Kelemahannya adalah jika
limbah corrugated paper ini tidak bersih dan mulus maka booth akan tampak kusam dan sama sekali
tidak tahan air/cairan dan rentan terhadap kelembapan.
b. Natural
Finishing jenis ini menggunakan bahan pelapis transparan sehingga masih menonjolkan karakteristik
asli corrugated paper. Hasilnya booth menjadi lebih awet, tahan kelembapan dan tidak mudah rusak
bila terkena cairan. Terdapat tiga macam bahan yang dapat digunakan untuk finishing jenis natural ini
yaitu :
1) Lem PVA yang dicampur dengan sedikit air agar tidak menggumpal ketika digunakan. Ini adalah
bahan finishing yang paling murah, mudah diaplikasikan dan mudah didapat. Proses pengeringannya
1- 2 hari. Hasilnya material akan menjadi kaku dan glossy (mengkilap).
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
C39.6
Gambar 8. Hasil Finishing dengan Lem PVA
2) Lilin/wax dengan cara digosokkan ke corrugated paper. Pada saat mengaplikasikan harus hati-hati
agar hasilnya rata. Langsung kering dan dapat digunakan segera setelah selesai finishing. Hasilnya
warna material menjadi lebih gelap, terasa seperti licin dan agak berminyak ketika dipegang dan
agak mengkilap.
Gambar 9. Hasil Finishing dengan Wax/lilin
3) Cat semprot akrilik transparan (clear) Pada saat disemprotkan ke material harus memperhatikan
jarak semprotan agar hasilnya rata. Ini adalah bahan finishing yang paling cepat pengaplikasiannya
namun harganya mahal dan cukup boros karena corrugated paper sedikit menyerap bahan ini.
Hasilnya material nyaris seperti aslinya hanya sedikit lebih gelap, permukaan halus dan dapat
menutupi kekurangan pada permukaan material.
Gambar 10. Hasil Finishing dengan Wax/lilin
Color
Finishing jenis ini sebenarnya kurang sesuai dengan konsep yang diusung oleh penggunaan limbah
corrugated paper ini. Namun pewarnaan dapat digunakan sebagai aksen pada booth. Misalnya logo
perusahaan, branding dan grafis. Terdapat dua macam bahan yang dapat digunakan untuk finishing jenis
ini yaitu :
1) Cat semprot akrilik. Pada saat digunakan harus memperhatikan jarak semprot terhadap material agar
hasilnya rata. Cepat kering namun boros. Hasilnya warna lebih merata.
Gambar 11. Hasil Pewarnaan dengan Cat Semprot Akrilik
2) Cat poster/akrilik. Proses pengeringan lama dan harganya mahal. Hasilnya tidak serata jika
menggunakan cat semprot.
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218
ITN Malang, 4 Pebruari 2017
C39.7
Gambar 12. Hasil Pewarnaan dengan Cat Poster/Akrilik
2.4. Hasil Eksperimen
a. Dari berbagai macam metode pemotongan pola dapat menghasilkan beberapa tekstur yang unik yang
dapat digunakan untuk menambah estetika pada booth pameran walaupun disarankan tidak digunakan
secara dominan.
b. Eksperimen bentuk dasar menghasilkan beberapa alternatif untuk membuat desain booth selain dari
bentuk tumpukan biasa dengan bermacam macam fungsi dan pengaplikasian dalam produk booth
pameran. Selain itu berbagai bentuk dasar ini juga dapat berfungsi sebagai struktur booth pameran yang
agak besar.
c. Untuk membentuk struktur corrugated paper yang kuat dibutuhkan ketebalan dalam lapisan corrugated
paper. Semakin tebal maka semakin kuat strukturnya.
2.5. Contoh Penggunaan Limbah Corrugated Paper Untuk Booth Pameran
3. Simpulan
a. Penggunaan limbah corrugated paper sebagai material pengganti kayu pada booth pameran dapat
digunakan dengan metode menggabungkan tiap lembar-lembar corrugated paper sehingga dapat
membuat corrugated paper menjadi lebih solid dan kuat namun dengan batasan beban tertentu.
b. Lem PVA selain digunakan untuk menggabungkan tiap lembaran lembaran corrugated paper juga dapat
dimanfaatkan untuk proses finishing sehingga membuat warna corrugated paper menjadi lebih matang
dan lebih nampak glosy, dapat memperkeras permukaan, membuat material lebih awet serta dapat
memperkuat sambungan.
c. Karakter material corrugated paper ini juga terletak pada hasil potong dari lembaran lembaran
corrugated paper yang dapat membentuk tekstur serat garis dan tekstur gelombang. Tekstur ini dapat
dimanfaatkan sebagai unsur penambah nilai estetika pada booth pameran. Daftar Pustaka
[1]. Asia Baru Packaging. (2014), Corrugated paper, <http://www.asiabaru.com/corrugated-paper>, (akses
21 Nopember 2014)
[2]. Eko, W.H. (2010), Lebih Lanjut tentang Finishing Kayu, <www.tentangkayu.com/2010/01/lebih-
lanjut-tentang-finishing-kayu.html>, (akses 24 Oktober 2014)
[3]. Panero Julianus, Zelnik Martin. 2003. Human Dimension And Interior Space, London.
[4]. Widodo, Imam Djati, 2005, Perencanaan dan Pengembangan Produk, UII Press, Yogyakarta.
[5]. Willy, D., M. Yahya, 2001, Kardus Sebagai Bahan Baku Furnitur Murah. Penerbit ITB, Bandung
[6]. Zulfikar, M. Erzat, 2015, Pengembangan Corrugated Paper Sebagai Material Furnitur, Tugas Akhir,
ITATS