eksperimen model pembelajaran problem based …eprints.ums.ac.id/50566/1/naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO DITINJAU DARI KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN AJARAN
2016/2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
TOMMY YOGA SETYADI
A410130087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO DITINJAU DARI KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN AJARAN
2016/2017
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. (1) perbedaan pengaruh model
pembelajaran problem based learning berbasis penilaian portofolio, model
pembelajaran problem based learning, dan model pembelajaran ekspositori terhadap
hasil belajar matematika, (2) perbedaan pengaruh tingkat kemandirian belajar
terhadap hasil belajar matematika, (3) interaksi antara model pembelajaran dan
tingkat kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan desain kuasi-eksperimental. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 3
Sawit tahun ajaran 2016/2017. Sampel penelitian terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas
eksperimen I yang diberi perlakuan problem based learning berbasis penilaian
portofolio, kelas eksperimen II yang diberi perlakuan problem based learning, dan
kelas kontrol yang diberi perlakuan ekspositori. Teknik pengambilan sampel
menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data peneliti ini
menggunakan metode dokumentasi, angket, dan tes. Teknik analisis data
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikan
5%. Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa. (1) terdapat
perbedaan pengaruh model pembelajaran problem based learning berbasis penilaian
portofolio, model pembelajaran problem based learning, dan model pembelajaran
ekspositori terhadap hasil belajar matematika, (2) terdapat perbedaan pengaruh
tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) tidak
terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemandirian belajar
terhadap hasil belajar matematika.
Kata Kunci: problem based learning, portofolio, kemandirian belajar, hasil belajar
matematika
Abstract
This research aims to determine: (1) the differences effect of learning model of
problem based learning of assessment portfolio based, learning model of problem
based learning, and learning model of expository for mathematics learning outcome,
(2) the differences effect of the level of independent learning for mathematics
learning outcome, (3) the interaction between learning model and independent
learning for mathematics learning outcome. The type of the research is experiment
with quasi experimental design. The population of the research was all students of
VIII Grade of SMP N 3 Sawit of even semester of academic year 2016/2017. The
research sample consisted of three classes, experiment class I treated problem based
2
learning of assessment portfolio based, experiment class II treated problem based
learning, and control class treated expository. The sampling technique use cluster
random sampling. Methods of data collection use documentation, questionnaire, and
test. Data analyzed by analysis of variance with two different cell lines with a
significance level of 5%. Based hypothesis testing, we concluded that: (1) there is
differences effect of learning model of problem based learning of assessment
portfolio based, learning model of problem based learning, and learning model of
expository for mathematics learning outcome, (2) there is differences effect of the
level of independent learning for mathematics learning outcome, (3) there is no
interaction between learning model and the level of independent learning for
mathematics learning outcome.
Keyword: problem based learning, portfolio, independent learning, mathematics
learning outcome.
1. PENDAHULUAN
Hasil belajar matematika merupakan salah satu komponen penting, karena
hasil belajar matematika merupakan tolak ukur yang menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Susanto (2013: 4-5)
memaparkan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar matematika diharapkan mampu
untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar sehingga dapat berdampak pada
prestasi belajarnya. Rendahnya hasil belajar matematika terjadi beberapa
sekolah, khususnya SMP Negeri 3 Sawit. Hal tersebut terlihat dari nilai rerata
Ujian Nasional Matematika tahun ajaran 2015/2016 yang mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 3 Sawit, model
pembelajaran yang digunakan guru, yaitu model ekspositori dimana guru
menghabiskan waktu dengan ceramah di depan kelas dan proses pembelajaran
hanya berpusat pada guru. Hal tersebut mengakibatkan banyak siswa yang
belum memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa tidak
dapat memahami materi dengan optimal. Salah satu alternatif untuk mengatasi
kelemahan model pembelajaran yang dipakai oleh guru matematika pada
umumnya, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran problem based
learning. Suyadi (2013: 130) menyatakan bahwa strategi pembelajaran berbasis
masalah adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan
3
masalah secara terbuka. Model pembelajaran ini sangat potensial untuk
mengembangkan kemandirian siswa melalui pemecahan masalah. Selain itu,
model pembelajaran ini akan membantu siswa berpikir kreatif dan terlibat aktif
dalam pembelajaran.
Selain itu, penilaian yang digunakan oleh guru matematika di SMP Negeri 3
Sawit bersumber dari nilai ulangan harian, UTS, dan UAS serta sikap para siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Namun pada kenyataaanya, penilaian
tersebut belum obyektif untuk menilai kemampuan para siswa dan belum
mampu untuk ikut berkontribusi terhadap hasil belajar matematika. Salah satu
alternatif untuk mengatasi kelemahan model penilaian yang dipakai oleh guru
matematika pada umumnya, yaitu dengan menerapkan model penilaian
portofolio. Haryati (2010: 58) menyatakan bahwa penilaian portofolio
merupakan proses penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan khususnya aspek
psikomotor / unjuk kerja peserta didik dalam satu periode tertentu. Penilaian
portofolio sangat cocok untuk mengetahui perkembangan aspek psikomotor
peserta didik dengan cara menilai kumpulan karya / tugas yang mereka kerjakan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika adalah
kemandirian siswa dalam belajar. Majid (2013: 102) memaparkan bahwa belajar
mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun
inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Berdasarkan hasil
observasi awal, kemandirian belajar para siswa SMP Negeri 3 Sawit masih
rendah. Hal tersebut terlihat dari masih banyak siswa yang bergantung pada
temannya saat disuruh mengerjakan soal matematika. Selain itu, saat diberi
pekerjaan rumah, masih banyak siswa yang mengerjakan di kelas dan hanya
mencontek pekerjaan temannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. (1) perbedaan pengaruh model
pembelajaran problem based learning berbasis penilaian portofolio, model
pembelajaran problem based learning, dan model pembelajaran ekspositori
terhadap hasil belajar matematika, (2) perbedaan pengaruh tingkat kemandirian
belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) interaksi antara model
4
pembelajaran dan tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain kuasi-
eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Sawit pada semester
genap tahun ajaran 2016//2017 bulan Januari. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 3 Sawit tahun
ajaran 2016/2017. Sampel penelitian terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas
eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen I
menggunakan model pembelajaran problem based learning berbasis penilaian
portofolio, kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran problem
based learning, dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
ekspositori. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
dan kemandirian belajar. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil
belajar matematika.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi, angket, dan tes. Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil
data kemampuan awal, yaitu nilai ulangan tengah semester gasal mata pelajaran
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit tahun ajaran 2016/2017.
Instrumen penelitian diujicoba dengan menggunakan uji validitas angket,
reliabilitas angket, uji validitas tes, dan reliabilitas tes. Teknik analisis data
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan model
persamaan 𝑋𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + á𝑖 + 𝛽𝑗
+ (𝛼𝛽)𝑖𝑗
+ 𝜀𝑖𝑗𝑘. Sebelum analisis data, dilakukan
uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan homogenitas.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum diberi perlakuan, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa ketiga
kelas dalam keadaan seimbang. Untuk mengetahui ketiga kelas dalam keadaan
seimbang atau tidak, penelitian ini menggunakan uji anava satu jalan dengan sel
tak sama. Adapun hasil uji anava satu jalan dengan sel tak sama yang
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
5
Tabel 1. Hasil Uji Keseimbangan
Kelas N Mean 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Eksperimen I 32 65,31 0,00039 3,09
Eksperimen II 34 65,35
Kontrol 33 65,33
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh, 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,00039 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,09,
maka 𝐻0 diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas memiliki
kemampuan yang seimbang sebelum diberi perlakuan.
Sebelum digunakan di kelas sampel, instrumen diujicobakan terlebih
dahulu. Instrumen diujicobakan pada 63 siswa dalam populasi selain sampel.
Setelah diujicobakan kemudian instrumen diuji validitas dan reliabilitas. Uji
validitas angket menggunakan korelasi product moment. Hasil uji validitas
angket dari 30 pernyataan menunjukkan terdapat 25 pernyataan yang bernilai
lebih dari rtabel = 0,248 (rxy ≥ rtabel), yang artinya 25 pernyataan tersebut valid.
Uji reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil uji
reliabilitas terhadap 25 butir pertanyaan menunjukkan bahwa nilai 𝑟11 =
0,669 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,248 yang berarti bahwa 25 butir pertanyaan tersebut reliabel.
Item pernyataan yang telah valid dan reliabel dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian.
Uji validitas item soal tes menggunakan korelasi product moment. Hasil uji
validitas terhadap 25 item soal menunjukkan terdapat 23 item soal yang bernilai
lebih dari rtabel = 0,248 (rxy ≥ rtabel), yang artinya 23 item soal tersebut valid.
Uji reliabilitas item soal menggunakan rumus K-R. 20. Hasil uji reliabilitas
terhadap 23 item soal menunjukkan bahwa nilai 𝑟11 = 0,768 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,248
yang berarti bahwa 23 soal tersebut reliabel. Item soal tes yang telah valid dan
reliabel dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Sebelum dilakukan uji analisis data, dilakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu. Uji normalitas menggunakan metode Lilliefors. Berdasarkan hasil
perhitungan uji normalitas, didapat 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti 𝐻0 diterima. Hal ini
berarti ketiga sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun
ringkasan hasil pengujian terdapat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Sumber Kelas Uji 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan
6
Hasil Belajar
Tingkat
Kemandirian
Eksperimen I 0,142 0,157 Normal
Eksperimen II 0,107 0,152 Normal
Kontrol 0,106 0,154 Normal
Tinggi 0,107 0,159 Normal
Sedang 0,132 0,150 Normal
Rendah 0,114 0,154 Normal
Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat.
Dikatakan homogen 𝑥0𝑏𝑠2 ≤ 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 dan tidak homogen jika 𝑥0𝑏𝑠2 > 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 . Hasil
uji homogenitas hasil belajar matematika didapatkan 𝑥0𝑏𝑠2 = 0,847 karena
𝑥0𝑏𝑠2 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 = 5,991 maka 𝐻0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari populasi yang homogen.
Uji analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak
sama dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh model pembelajaran problem based learning berbasis
penilaian portofolio, model pembelajaran problem based learning, dan model
pembelajaran ekspositori terhadap hasil belajar matematika, terdapat perbedaan
pengaruh tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar matematika,
dan terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemandirian
belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Adapun hasil analisis data pada
tabel berikut.
Tabel 3. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber JK dk RK 𝐹𝑜𝑏𝑠 𝐹𝑎 p
Model Pembelajaran (A) 3882,138 2 1941,07 13,41 3,10 < 0,05
Tingkat Kemandirian (B) 4734,871 2 2367,44 16,36 3,10 < 0,05
Interaksi (AB) 795,6 4 198,9 1,37 2,47 > 0,05
Galat 13026,684 90 144,741
Total 22439,293 98
Berdasarkan uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didapatkan
bahwa 𝐻0𝐴 dan 𝐻0𝐵 ditolak. Berarti diperlukan uji komparasi ganda untuk
mengetahui perbedaan pengaruh rerata antar baris dan kolom. Rankuman rerata
antar sel dan rerata marginal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4. Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal
Model Pembelajaran Tingkat Kemandirian Rerata
Marginal tinggi sedang rendah
Problem Based Learning Berbasis
Penilaian Portofolio 88,261 77,47 66,403 77,378
7
Problem Based Learning 74,309 69,566 65,613 69,829
Konvensional 69,566 66,668 49,802 62,011
Rerata Marginal 77,378 71,234 60,606
Berdasarkan perhitungan uji analisis variansi dua jalan sel tak sama
menunjukkan bahwa 𝐻0𝐴 ditolak berarti terdapat perbedaan pengaruh model
pembelajaran problem based learning berbasis penilaian portofolio, model
pembelajaran problem based learning, dan model pembelajaran ekspositori
terhadap hasil belajar matematika. Hasil uji komparasi rerata antar baris dapat
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Uji Komparasi Rerata Antar Baris
𝐻0 𝐻1 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keputusan
𝜇1. = 𝜇2. 𝜇1. ≠ 𝜇2. 6,49 6,20 𝐻0 ditolak
𝜇1. = 𝜇3. 𝜇1. ≠ 𝜇3. 26,504 6,20 𝐻0 ditolak
𝜇2. = 𝜇3. 𝜇2. ≠ 𝜇3. 7,07 6,20 𝐻0 ditolak
Pada komparasi pertama, kedua, dan ketiga 𝐻0 ditolak. Hal ini berarti model
pembelajaran problem based learning berbasis penilaian portofolio dan model
pembelajaran problem based learning memberikan efek yang berbeda terhadap
hasil belajar matematika, model pembelajaran problem based learning berbasis
penilaian portofolio dan model pembelajaran ekspositori memberikan efek yang
berbeda terhadap hasil belajar matematika, serta model pembelajaran problem
based learning dan model pembelajaran ekspositori memberikan efek yang
berbeda terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan tabel 4, rerata marginal
model pembelajaran problem based learning berbasis penilaian portofolio
sebesar 77,378, rerata marginal model pembelajaran problem based learning
sebesar 69,829, dan rerata marginal model pembelajaran ekspositori sebesar
62,011. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning
berbasis penilaian portofolio lebih baik daripada model pembelajaran problem
based learning dan model pembelajaran ekspositori, serta model pembelajaran
problem based learning lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti,
Martini, dan Agustina (2015) menyatakan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning berbasis penilaian portofolio dapat
8
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa karena para siswa dapat
memberikan respon yang baik terhadap guru dalam menyajikan suatu materi.
Dalam hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Argareta (2014)
menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih baik
dibandingkan model pembelajaran ekspositori. Hal tersebut terlihat dari rerata
perbedaan kemampuan matematis siswa menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah lebih baik daripada rerata perbedaan kemampuan matematis
siswa menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan perhitungan uji analisis variansi dua jalan sel tak sama
menunjukkan bahwa 𝐻0𝐵 ditolak berarti terdapat perbedaan pengaruh tingkat
kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Hasil uji komparasi
rerata antar baris dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 6. Hasil Uji Komparasi Rerata Antar Kolom
𝐻0 𝐻1 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keputusan
𝜇.1 = 𝜇.2 𝜇.1 ≠ 𝜇.2 4,287 6,20 𝐻0 diterima
𝜇.1 = 𝜇.3 𝜇.1 ≠ 𝜇.3 31,067 6,20 𝐻0 ditolak
𝜇.2 = 𝜇.3 𝜇.2 ≠ 𝜇.3 13,257 6,20 𝐻0 ditolak
Pada komparasi pertama diperoleh 𝐹.1−.2 = 4,287 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 6,20 maka
𝐻0 diterima. Hal ini berarti siswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi dan
siswa yang memiliki tingkat kemandirian sedang memberikan efek yang sama
terhadap hasil belajar matematika.
Pada komparasi kedua dan ketiga 𝐻0 ditolak. Hal ini berarti siswa yang
memiliki tingkat kemandirian tinggi dan siswa yang memiliki tingkat
kemandirian rendah memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar
matematika, serta siswa yang memiliki tingkat kemandirian sedang dan siswa
yang memiliki tingkat kemandirian rendah memberikan efek yang berbeda
terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan tabel 4, rerata marginal tingkat
kemandirian tinggi sebesar 77,378, rerata marginal tingkat kemandirian sedang
sebesar 71,234, dan rerata marginal tingkat kemandirian rendah sebesar 60,606.
Dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi dan
siswa yang memiliki tingkat kemandirian sedang mempunyai hasil belajar
9
matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemandirian
rendah.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini dan Taman
(2012) yang memaparkan bahwa kemandirian belajar sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
Dalam hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mulyaningsih (2014) yang memaparkan bahwa semakin tinggi kemandirian
dalam belajar, semakin tinggi pula hasil belajarnya. Dengan belajar secara
mandiri ketergantungan terhadap orang lain dapat dihindari sehingga memiliki
rasa percaya diri yang tinggi dalam belajar.
Berdasarkan perhitungan uji analisis variansi dua jalan sel tak sama
menunjukkan bahwa 𝐻0𝐴𝐵 diterima berarti tidak terdapat interaksi antara model
pembelajaran dan tingkat kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika.
Berarti pada masing-masing model pembelajaran, hasil belajar matematika pada
siswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi sama baiknya dengan siswa
yang memiliki tingkat kemandirian sedang, serta siswa yang memiliki tingkat
kemandirian tinggi dan sedang lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat
kemandirian rendah. Selain itu, pada masing-masing tingkat kemandirian
belajar, hasil belajar matematika pada model pembelajaran problem based
learning berbasis penilaian portofolio lebih baik daripada model pembelajaran
problem based learning dan ekspositori, serta model pembelajaran problem
based learning lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori.
4. PENUTUP
Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran problem based learning
berbasis penilaian portofolio, model pembelajaran problem based learning, dan
model pembelajaran ekspositori terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
VIII di SMP Negeri 3 Sawit. Model pembelajaran problem based learning
berbasis penilaian portofolio lebih baik daripada model pembelajaran problem
based learning dan model pembelajaran ekspositori, serta model pembelajaran
problem based learning lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori.
10
Terdapat perbedaan pengaruh tingkat kemandirian belajar terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Sawit. Siswa yang
memiliki tingkat kemandirian tinggi mempunyai hasil belajar matematika sama
baiknya dengan siswa yang memiliki tingkat kemandirian sedang, serta siswa
yang memiliki tingkat kemandirian tinggi dan siswa yang memiliki tingkat
kemandirian sedang lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat
kemandirian rendah.
Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemandirian
belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Pada tingkat kemandirian tinggi,
sedang, dan rendah berlaku model pembelajaran problem based learning
berbasis penilaian portofolio lebih baik daripada model pembelajaran problem
based learning dan model pembelajaran ekspositori, serta model pembelajaran
problem based learning lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori.
Pada model pembelajaran problem based learning berbasis penilaian portofolio,
problem based learning dan ekspositori berlaku siswa yang memiliki tingkat
kemandirian tinggi sama baiknya dengan siswa yang memiliki tingkat
kemandirian sedang, serta siswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi dan
sedang lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemandirian rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Pratistya Nor dan Taman, Abdullah. 2012. ”Pengaruh Kemandirian Belajar dan
Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011”. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia 10(1): 48-65.
Argareta, Frida Marta. 2014. ”Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Konvensional”. Jurnal Saintech 6(4): 30-34.
Ariyanti, Pritha., Martini, Sri Kus., dan Agustina, Widiastuti. 2015. ”Penerapan
Problem Based Learning (PBL) dengan Penilaian Portofolio Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri di
SMA N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014”. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK) 4(3): 1-9.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
11
Delphie, Bandi. 2009. Matematika Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
PT Intan Sejati Klaten.
Haryati, Mimin. 2010. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyaningsih, Indrati Endang. 2014. ”Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi
Belajar, dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar”. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan 20(4): 441-451.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media Group.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.