ekonomi koperasi

31
EKONOMI KOPERASI TUGAS PENULISAN ILMIAH Nama : Hafis A. Apriadi Kelas : 2EA13 NPM : 13210088 Jurusan : Manajemen ( S1 ) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITA GUNADARMA BEKASI 2010

Upload: hafiz-apriadi

Post on 25-May-2015

10.368 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi koperasi

EKONOMI KOPERASI

TUGAS PENULISAN ILMIAH

Nama : Hafis A. Apriadi

Kelas : 2EA13

NPM : 13210088

Jurusan : Manajemen ( S1 )

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITA GUNADARMA

BEKASI

2010

Page 2: Ekonomi koperasi

DAFTAR ISI

Halama Judul..........................................................................................................i

Abraksi ..................................................................................................................ii

Kata Pengantar ......................................................................................................iii

Daftar isi ................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah..........................................................2

1.2.1 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.2.2 Batasan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2

1.4 Manfaat penulisan..............................................................................................3

1.5 Metode Penelitian...............................................................................................3

BAB II KERANGKA TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Teori....................................................................................................4

2.1.1 Pengertian Ekonomi Koperasi..........................................................................4

2.1.2 Sejarah Ekonomi Koperasi...............................................................................4

2.1.3 Sejarah Ekonomi Koperasi Di Indonesia.........................................................5

2.1.4 Peta Organisasi Koperasi.................................................................................10

2.2 Pengertian Badan Usaha Koperasi.....................................................................13

2.2.1 Ciri – ciri Koperasi dan Badan Usaha Koperasi..............................................13

2.2.1.1 Ciri – ciri Koperasi........................................................................................14

2.2.1.2 Ciri – Ciri Badan Usaha Koperasi.................................................................17

2.3 Pembagian SHU ................................................................................................19

2.3.1 Landasan Hukum..............................................................................................20

2.3.2 Jumlah Anggota ...............................................................................................20

2.3.3 Sitem Pembagian SHU......................................................................................21

2.3.4 Perhitungan pembagian SHU............................................................................22

2.3.7 Persentase Pembagian SHU ..............................................................................24

Page 3: Ekonomi koperasi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran.......................................................................................25

3.1.1 Kesimpulan.....................................................................................................25

3.1.2 Saran...............................................................................................................25

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

4.1...........................................................................................................................26

Page 4: Ekonomi koperasi

ABTRAKSI

Hafis A. Apriadi . 13210088

Ekonomi Koperasi

PI. Jurusan Manajemen Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010

Kata Kunci : Ekonomi Koperasi

Penulis ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Ekonomi koperasi,dari pembagian

SHU sejarah Ekonomi Koperasi dan lain lain. Juga guna mendalami tentang keadaan Ekonomi

Koperasi yang ada .

Page 5: Ekonomi koperasi

KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirrahim…

Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH s.w.t yang telah memberi rahmat dan hidayah nya kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan ini yang berjudul “EKONOMI KOPERASI” sebagai

syarat untuk tugas akhir pada mata kuliah Ekonomi Koperasi # Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma. Selama penyusunan penulisan ini penulis telah mendapat pengalaman yang sangat

berharga dalam berbagai hal. Selain itu dalam penulisan ilmiah ini, penulis juga mendapat berbagai

hambatan, akan tetapi berkat bimbingan dan dukungan baik secara moral maupun materil dalam

berbagai pihak, akhirnya semua dapat teratasi dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan pada penulisan ilmiah ini. Oleh sebab itu

penulis dengan senang hati akan menampung dan menerima saran dan kritik yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan materi dan isi dan penulisan ilmiah ini.

Page 6: Ekonomi koperasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang - undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun untuk mempertegas

jatidiri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan Koperasi sehingga dapat lebih menjamin

kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi,maka semakin jelas bahwa untuk meningkatkan

pendapatan dan Kesejahteraan Koperasi, kegiatan Usaha Simpan Pinjam perlu ditumbuh

kembangkan agar Koperasi Simpan Pinjam dan atau Unit Simpan Pinjam Pada koperasi dapat

melaksanakan fungsinya untuk Menghimpun Simpanan Koperasi dan Simpanan Berjangka

Koperasi, serta memberikan pinjamanKepada anggota, calon anggotanya serta Koperasi lain

dan/atau anggotanya.

Persyaratan penting yang perlu dimiliki oleh KSP/USP Koperasi sebagai lembaga keuangan

ialah harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan dari anggota pada khususnya dan/atau

masyarakat luas pada umumnya. Namun demikian untuk melaksanakan perannya sebagai

lembaga keuangan KSP dan Unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi masih dihadapkan pada

berbagai kendala yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Belum adanya kesamaan sistem dan prosedur dalam operasional manajemen kelembagaan,

Manajemen usaha dan manajemen keuangan

2. Belum adanya standar sistem dan prosedur dalam operasional manajemen kelembagaan

manajemen usaha dan manajemen keuangan.

Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang

beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas

asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967

dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang

diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU

(Sisa Hasil Usaha

Page 7: Ekonomi koperasi

1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

1.2.1 Rumusan masalah

Rumusan masalah yang ingin penulis kemukakan adalah melakukan pembahasan internal dan

external Ekonomi Koperasi.

1.2.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lebih mengetahui dan memahami tentang Ekonomi

Perkoperasian.

1.3 Manfaat Penelitian

Penulis dan pembaca bisa mengehatui lebih lanjut bentuk-bentuk Ekonomi Koperasi

peranggotanya dan lain lainnya .

1.4 Metode Penelitian

Yaitu dengan mengumpulkan data dari studi pustaka yang mana data di ambil dari forum-

forum yang membahas Ekonomi Koperasi.

Page 8: Ekonomi koperasi

BAB II

KERANGKA TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Pengertian Ekonomi Koperasi

adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan

bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan asas kekeluargaan.

2.1.2 Sejarah Ekonomi Koperasi

Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan

hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat

kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan

sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang

penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan

dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya

sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan

sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk

menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang

memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan

koperasi kredit model seperti di Jerman.Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan

oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode

sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank

Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan

Pertanian.Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin

menderita karena tekanan para pengijon. ia juga menganjurkan mengubah Bank tersebut

menjadi koperasi.Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang

menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panen dan memberikan pertolongan

pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu

menjadi Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain.

Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi

tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank

Page 9: Ekonomi koperasi

Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyak Indonesia

(BRI).Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.

Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:

1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan

penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.

2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.

3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan

politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang

membahayakan pemerintah jajahan itu.

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi

gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat.Pada tahun 1915 dibuat peraturan

Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe

Cooperatieve.

Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan

kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai

Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.

Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha

koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun1942 Jepang menduduki Indonesia.Jepang lalu

mendirikan koperasi kumiyai.Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah

drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat

Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia

mengadakan Kongres Koperasi yang pertama diTasikmalaya.Hari ini kemudian ditetapkan

sebagai Hari Koperasi Indonesia.

2.1.3 Sejarah Ekonomi Koperasi Di Indonesia

Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat

karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945,

khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa ?Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan?. Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun

usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering

pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal

tersebut. Pada Penjelasan konstitusi tersebut juga dikatakan, bahwa sistem ekonomi Indonesia

didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi, di mana produksi dilakukan oleh semua dan untuk

Page 10: Ekonomi koperasi

semua yang wujudnya dapat ditafsirkan sebagai Koperasi.Dalam wacana sistem ekonomi

dunia, Koperasi disebut juga sebagai the third way, atau ?jalan ketiga?, istilah yang akhir-

akhir ini dipopulerkan oleh sosiolog Inggris, Anthony Giddens, yaitu sebagai ?jalan tengah?

antara kapitalisme dan sosialisme.Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria

Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia mendirikan Koperasi kredit

dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. R. Aria Wiriatmadja

atau Tirto Adisuryo, yang kemudian dibantu pengembangannya oleh pejabat Belanda dan

akhirnya menjadi program resmi pemerintah. Seorang pejabat pemerintah Belanda, yang

kemudian menjadi sarjana ekonomi, Booke, juga menaruh perhatian terhadap Koperasi. Atas

dasar tesisnya, tentang dualisme sosial budaya masyarakat Indonesia antara sektor modern

dan sektor tradisional, ia berkesimpulan bahwa sistem usaha Koperasi lebih cocok bagi kaum

pribumi daripada bentuk badan-badan usaha kapitalis. Pandangan ini agaknya disetujui oleh

pemerintah Hindia Belanda sehingga pemerintah kolonial itu mengadopsi kebijakan

pembinaan Koperasi.Meski Koperasi tersebut berkembang pesat hingga tahun 1933-an,

pemerintah Kolonial Belanda khawatir Koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan,

namun Koperasi menjamur kembali hingga pada masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan.

Pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan Koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi

yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi

Indonesia.Bung Hatta meneruskan tradisi pemikiran ekonomi sebelumnya. Ketertarikannya

kepada sistem Koperasi agaknya adalah karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara

Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir tahun 1930-an. Walaupun ia sering mengaitkan

Koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, namun persepsinya tentang

Koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang berkembang di Eropa Barat. Ia

pernah juga membedakan antara ?Koperasi sosial? yang berdasarkan asas gotong royong,

dengan ?Koperasi ekonomi? yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dan

kompetitif.Bagi Bung Hatta, Koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar

dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan

masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu

Koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi.

Koperasi juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non-

anggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota Koperasi, setelah

merasakan manfaat berhubungan dengan Koperasi. Dengan cara itulah sistem Koperasi akan

mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi

kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja

sama atau Koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri.Dewasa ini, di

dunia ada dua macam model Koperasi. Pertama, adalah Koperasi yang dibina oleh pemerintah

dalam kerangka sistem sosialis. Kedua, adalah Koperasi yang dibiarkan berkembang di pasar

Page 11: Ekonomi koperasi

oleh masyarakat sendiri, tanpa bantuan pemerintah. Jika badan usaha milik negara merupakan

usaha skala besar, maka Koperasi mewadahi usaha-usaha kecil, walaupun jika telah

bergabung dalam Koperasi menjadi badan usaha skala besar juga. Di negara-negara kapitalis,

baik di Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia, Koperasi juga menjadi wadah usaha kecil

dan konsumen berpendapatan rendah. Di Jepang, Koperasi telah menjadi wadah

perekonomian pedesaan yang berbasis pertanian.Di Indonesia, Bung Hatta sendiri

menganjurkan didirikannya tiga macam Koperasi. Pertama, adalah Koperasi konsumsi yang

terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai. Kedua, adalah Koperasi produksi

yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan). Ketiga, adalah

Koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi

kebutuhan modal. Bung Hatta juga menganjurkan pengorganisasian industri kecil dan

Koperasi produksi, guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil.Menurut

Bung Hatta, tujuan Koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan

melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tapi, ini

tidak berarti, bahwa Koperasi itu identik dengan usaha skala kecil. Koperasi bisa pula

membangun usaha skala besar berdasarkan modal yang bisa dikumpulkan dari anggotanya,

baik anggota Koperasi primer maupun anggota Koperasi sekunder. Contohnya adalah industri

tekstil yang dibangun oleh GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) dan berbagai

Koperasi batik primer.Karena kedudukannya yang cukup kuat dalam konstitusi, maka tidak

sebuah pemerintahpun berani meninggalkan kebijakan dan program pembinaan Koperasi.

Semua partai politik, dari dulu hingga kini, dari Masyumi hingga PKI, mencantumkan

Koperasi sebagai program utama. Hanya saja kantor menteri negara dan departemen Koperasi

baru lahir di masa Orde Baru pada akhir dasarwarsa 1970-an. Karena itu, gagasan sekarang

untuk menghapuskan departemen Koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah, bukan

hal yang mengejutkan, karena sebelum Orde Baru tidak dikenal kantor menteri negara atau

departemen Koperasi. Bahkan, kabinet-kabinet yang dipimpin oleh Bung Hatta sendiri pun

tidak ada departemen atau menteri negara yang khusus membina Koperasi.

Pasang-surut Koperasi di IndonesiaKoperasi di Indonesia dalam perkembangannya

mengalami pasang dan surut. Sebuah pertanyaan sederhana namun membutuhkan jawaban

njelimet, terlontar dari seorang peserta. ?Mengapa jarang dijumpai ada Koperasi yang

bertumbuh menjadi usaha besar yang menggurita, layaknya pelaku ekonomi lain, yakni

swasta (konglomerat) dan BUMN? Mengapa gerakan ini hanya berkutat dari persoalan yang

satu ke persoalan lain, dan cenderung stagnan alias berjalan di tempat? Mengapa Koperasi

sulit berkembang di tengah ?habitat? alamnya di Indonesia?? Inilah sederet pertanyaan yang

perlu dijadikan bahan perenungan.Padahal, upaya pemerintah untuk ?memberdayakan?

Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bila dinilai, mungkin amat memanjakan.

Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha

Page 12: Ekonomi koperasi

Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim

program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit

komersial dari perbankan, juga ?paket program? dari Permodalan Nasional Madani (PNM),

terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan

program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan

Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini

untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma

ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu dikasihani, pelaku bisnis ?pupuk bawang?, pelaku

bisnis tak profesional.Masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari substansi Koperasi yang

berhubungan dengan semangat. Dalam konteks ini adalah semangat kekeluargaan dan

kegotongroyongan. Jadi, bila Koperasi dianggap kecil, tidak berperan, dan merupakan

kumpulan serba lemah, itu terjadi karena adanya pola pikir yang menciptakan

demikian.Singkatnya, Koperasi adalah untuk yang kecil-kecil, sementara yang menengah

bahkan besar, untuk kalangan swasta dan BUMN. Di sinilah terjadinya penciptaan paradigma

yang salah. Hal ini mungkin terjadi akibat gerakan Koperasi terlalu sarat berbagai embel-

embel, sehingga ia seperti orang kerdil yang menggendong sekarung beras di pundaknya.

Koperasi adalah ?badan usaha?, juga ?perkumpulan orang? termasuk yang ?berwatak sosial?.

Definisi yang melekat jadi memberatkan, yakni ?organisasi sosial yang berbisnis? atau ?

lembaga ekonomi yang mengemban fungsi sosial.?Berbagai istilah apa pun yang melekat,

sama saja, semua memberatkan gerakan Koperasi dalam menjalankan visi dan misi bisnisnya.

Mengapa tidak disebut badan usaha misalnya, sama dengan pelaku ekonomi-bisnis lainnya,

yakni kalangan swasta dan BUMN, sehingga ketiganya memiliki kedudukan dan potensi

sejajar. Padahal, persaingan yang terjadi di lapangan demikian ketat, tak hanya sekadar

pembelian embel-embel. Hanya kompetisi ketat semacam itulah yang membuat mereka bisa

menjadi pengusaha besar yang tangguh dan profesional. Para pemain ini akan disaring secara

alami, mana yang efisien dalam menjalankan bisnis dan mereka yang akan tetap

eksis.Koperasi yang selama ini diidentikkan dengan hal-hal yang kecil, pinggiran dan

akhirnya menyebabkan fungsinya tidak berjalan optimal. Memang pertumbuhan Koperasi

cukup fantastis, di mana di akhir tahun 1999 hanya berjumlah 52.000-an, maka di akhir tahun

2000 sudah mencapai hampir 90.000-an dan di tahun 2007 ini terdapat -------- Koperasi di

Indonesia. Namun, dari jumlah yang demikian besar itu, kontribusinya bagi pertumbuhan

mesin ekonomi belum terlalu signifikan. Koperasi masih cenderung menempati ekonomi

pinggiran (pemasok dan produksi), lebih dari itu, sudah dikuasai swasta dan BUMN. Karena

itu, tidak aneh bila kontribusi Koperasi terhadap GDP (gross domestic product) baru sekitar

satu sampai dua persen, itu adalah akibat frame of mind yang salah.Di Indonesia, beberapa

Koperasi sebenarnya sudah bisa dikatakan memiliki unit usaha besar dan beragam serta

tumbuh menjadi raksasa bisnis berskala besar. Beberapa Koperasi telah tumbuh menjadi

Page 13: Ekonomi koperasi

konglomerat ekonomi Indonesia, yang tentunya tidak kalah jika dibandingkan dengan

perusahaan swasta atau BUMN yang sudah menggurita, namun kini banyak yang sakit.

Omzet mereka mencapai milyaran rupiah setiap bulan. Konglomerat yang dimaksud di sini

memiliki pengertian: Koperasi yang bersangkutan sudah merambah dan menangani berbagai

bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak dan merangsek ke berbagai bidang

usaha-bisnis komersial.

2.1.4 Peta Organisasi Koperasi

a.  koperasi ada kerena ada anggota atau sekelompok orang yang mempenyai tujuan yang sama secar

ekonomi.

b. ujuan adanya koperasi adalah mensejahterakan anggota terutama dalam konteks ekonomi

dan spiritual. Prof SES menyebutnya sebagai sosialis religius.

c. untuk mensejahterakan anggota koperasi harus mempunyai usaha yang tentu harus sesuai dengen

kebutuhan anggotanya yang dikelola sesuai pronsip dan nilai koperasi.

d.  dalam usaha koperasi perencana adalah anggota (disusun oleh pengurus dan disahkan RAT)

pengelola koperasi adalah anggota (pengurus dan karyawan) yang akan mendapatkan keuntungan

materi berupa gaji atau pendapatan dan pengawasan dilakukan oleh anggota yang juga akan

mendapatkan pendapatan berupa insentif untuk pengawas.

e. dalam usaha koperasi ada suplayer yang seharusnya juga berasal dari anggota sehingga anggota

mendapatkan keuntungan langsung dan koperasi dapat memperoleh harga lebih murah. Anggota

juga berberan dalam pengumpulan modal sehingga permodalan koperasi akan terjamin dan dari

Page 14: Ekonomi koperasi

modal yang merupakan simpanan anggota maka anggota mendapatkan uang jasa. Kemudian

anggota sebagai pelanggan, koperasi seharusnya dapat memberikan nilai tambah dalam bentuk

memberikan harga senurah mungkin sehingga anggota mendapatkan keuntungan berupa direct

revenue (pengembalian langsung) sampai pada tahap ini proses mensejahterakan anggota telah

berjalan, bahkan sebagian besar proses mensejahterakan anggota justru dimulai pada tahap proses

usaha ini. Inilah alasanya kenapa prinsip koperasi ketiga berbunyi Member Economic Participation

(ICA,1995) sedangkan SHU bukan bagian yang paling significan dalam konteks mensejahterakan

anggota, kenapa karena jumlah SHU terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah anggota koperasi

( Kita perdalam dibagian lain)

f. Keuntungan yang diperoleh koperasi lagi-lagi diperuntukan untuk anggota dalam bentuk pelatihan

untuk memahmkan idiologi koperasi dan praktek-prakte real agar anggota paham bagiamana

memperoleh kesejahteraan dalam koperasi.( Education, Training and Information)

Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :

1. Dr. Fay ( 1980 )

Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang

lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan dari sendiri sedemikian rupa,

sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat

imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.

2. R.M Margono Djojohadikoesoemo 

Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seoarang yang dengan sukanya sendiri hendak

bekerja sama untuk memajukan ekonominya.

3. Prof. R.S. Soeriaatmadja

Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota

yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir

laba atau dasar biaya.

4. Paul Hubert Casselman 

Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial

Page 15: Ekonomi koperasi

5. Margaret Digby

Koperasi adalah kerja sama dan sipa untuk menolong

6. Dr. G Mladenata

Koperasi adalah terdiri atas produsen-produsen kecil yang tergabung secara sukarela untuk

mencapai tujuan bersama dengan saling tukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko

bersama dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota.

2.2 Pengertian Badan Usaha koperasi

Yang dimaksud badan usaha koperasi adalah adanya kemauan orang perorang untuk menghimpun

diri secara sukarela dan bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Yang

membedakan dari badan usaha lain adalah hak dan kewajiban anggota tidak bergantung

padabesarnya modal yang disektorkan kekoperasi.

2.2.1Ciri-Ciri Koperasi dan Badan Usaha Koperasi

2.2.1.2 Ciri-Ciri Koperasi

Merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang. Koperasi Indonesia harus dapat

malakukan kegiatan usaha sebagaiman badan uasaha lain, dengan mendayagunakan seluruh

kemampuan anggotanya.

Kegiatan koperasi didasarkan atas prinsip-prinsip koperasi 

Koperasi Indonesia merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Dalam tatanan perekonomian Indonesia, koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang

tumbuh dikalangan masyarakat luas sebagai pendorong tumbuhnya ekonomi nasional dengan

berasaskan kekeluargaan.

Koperasi Indonesia merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal. Dengan

demikian pengaruh dan pengguna modal tidak tidak boleh mengurangi makna pengertian dan asas

koperasi.

Kegiatan koperasi dilaksanakan atas kesadaran anggota tanpa ada paksaan, ancaman atau campur

tangan dari pihak-pihak yang tidak ada hubungan dengan soal intern koperasi.

Koperasi Indonesia bekerja sama, bergotong royong berdasarkan persamaan derajat hak dan

kewajiban.

2.2.2 Ciri-Ciri Badan Usaha Koperasi

1. Bekerja sama dengan sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

2. Memperhatikan hak dan kewajiban tiap anggota yang bergabung didalamnya

3. Mengutamakan gotong royong agar bisa mencapai tujuan.

Page 16: Ekonomi koperasi

Dari uraian diatas kita menemukan ciri-ciri umum koperasi dan badan usaha koperasi. Prinsip

dasar koperasi menjadikan ciri khas koperasi yang membedakan koperasi dengan badan usaha

yang lain :

a. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka

Sifat sukarela dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota tidak

boleh dipaksa oleh siapapun. Selain itu berarti pula bahwa seorang anggota dapat mengundurkan

diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi.

b. Pengelolaan Dilakukan Secara Demokratis

Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan

keputusan para anggota. Anggota koperasi adalah pemegang dan pelaksana kekuasaan tertinggi

dalam koperasi.

c. Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU )

Pembagian SHU adalah koperasi dilakukan secara adil sebanding dengan besar nya jasa usaha

masing-masing anggota. Besarnya modal yang dimiliki anggota tidak mutlak dijadikan dasar

dalam pembagian SHU. Kententuan ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.

d. Pemberian Balas Jasa Terbatas terhadap Modala

Modal dalam koperasi pada dasar nya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan

sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada

anggota jasa terbatas dan tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan.

Terbatas disini maksudnya adalah wajar dalam arti tidak melebihi susku bungan yang berlaku

dipasar.

e. Kemandirian

Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak lain.

Semua keputusan dan kegiatan koperasi dilandasi oleh kepercayaan, pada pertimbangan,

kemampuan, dan usaha sendiri. Kemandirian berarti pula kebebasan yang bertanggung jawab

keperbuatan sendiri dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.

2.3 Pembagian SHU

2.3.1 Landasan Hukum

Badan Hukum Nomor : 108/BH/PAD/KWK.9/V/1996

Page 17: Ekonomi koperasi

Badan usaha Koperasi Primkopad ( primer koperasi angkatan darat ) terletak di jalan Veteran no. 5 Jakarta Pusat Badan koperasi ini bersifat formal yang telah diakui dan di sahkan oleh negara karena badan koperasi ini bernaung di bawah TNI Angkatan Darat. Primkopad berdiri pada 2 Juni 1983 dan mempunyai klasifikasi yang sangat baik.

2.3.2 Jumlah Anggota

a. Anggota Aktif

Menurut daftar simpanan anggota awal tahun 2008 tercatat 202 orang anggota aktif .SHU anggota sebanyak 202 orang adalah :

Jasa Usaha Anggota 30% = 0,30 x Rp. 37.936.036,64 = Rp. 11.380.811,00Jasa Modal Anggota = Rp. 25.125.000,00

SHUA = JUA + JMA = Rp. 37.505.811,00

Ket. :Sisa hasil Usaha per anggota aktif tahun 2008 setelah di jumlahkan dan di bagi untuk dana cadangan sebesar Rp. 37.505.811,00

SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota

JUA = Jasa Usaha AnggotaJMA = Jasa Modal Anggota

b. Anggota Non Aktif

Anggota Non Aktif berjumlah 13 orang.

Jumlah simpanan Anggota Non Aktif :• Simpanan Pokok Anggota = Rp. 325.000,00• Simpanan Wajib Anggota = Rp. 1.009.300,00• Simpanan Wajib Khusus = Rp. 3.105.150,00• Simpanan Khusus = Rp. 4.536.750,00• Simpanan Lain-Lain = Rp. 5.251.563,25

Jumlah Rp. 11.497.763,25

Ket :Menurut daftar simpan Pinjam Primkopad anggota Non Aktif berjumlah 13 orang. Sisa Hasil Usaha setelah di jumlahkan berdasrkan simpanan- simpanan yaitu sebesar Rp.11.497.763,25.

3. Sistem Pembagian SHU

3.1 Berdasarkan Pada Jasa Simpanan

2.3.3. Perhitungan Pembagian SHU

Jumlah Jasa Sisa Hasil Usaha tahun 2008 adalah = Rp. 47.420.045,79

- Dana Cadangan 20% = 0,20 x Rp. 46.729.289,79 = Rp. 9.484.009,15SHU setelah dikurangi Dana Cadangan = Rp. 37.936.036,64

Page 18: Ekonomi koperasi

- Jasa Simpanan Anggota 30% = 0,30 x Rp. 37.936.036,64 = Rp. 11.380.811,00- Jasa Pembelian Aggota 30% = 0,30 x Rp. 37.936.036,64 = Rp. 11.380.811,00

Ket :Berdasarkan pada jasa simpanan anggota dan jasa pembelian anggota pada primkopad tahun 2008 adalah Rp. 11.380.811,00

2.3.4 Berdasarkan Pada Jasa Usaha

Usaha yang di jalankan koperasi ini berupa mini market , yang di dalamnya menjual berbagai unit barang yang di perjual belikan. Antara lain bahan- bahan pokok, makanan ringan, mimunan ringan, baju, celana, bahan baku dan lain-lain. Tidak hanya menjual itu saja, primkopad juga membuka jasa foto copy, jasa travel, wartel, dan usaha simpan pinjam. Itu semua demi kepuasan konsumen dan memenuhi kebutuhan para anggotanya.

Perhitungan Pembagian SHU

1. Usaha Dagang Barang PrimerPenjualan perbulan = Rp 23.367.565,64

2. Keuntungan perbulanRp 23.367.556,64 x 10% = Rp 2.336.765,564

3. Rencana keuntungan tahun 2009Rp 2.336.756,564 x 12 bln = Rp 28.041.078,77

2.3.5 Unit Simpan Pinjam

1. Pinjaman perbulan = Rp 23.031.250,002. Keuntungan perbulan

Rp 23.031.250,00 x 10% = Rp 2.303.125,003. Rencana keuntungan tahun 2009

Rp 2.303.125,00 x 12 bulan = Rp 27.637.500,004. Jumlah Pendapatan Jasa Usaha = Rp 55.678.578,77

Ket :Jumlah pendapatan jasa Usaha 40% x Rp 55.678.578,77 = Rp. 22.271.431,50 .

Berdasarkan perhitungan pembagian SHU pada jasa usaha primkopad tahun 2008 adalah Rp. 22.271.431,50 .

2.3.6 Berdasarkan pada jasa lain-lain

Pembagian Sisa Hasil Usaha pada jasa lain-lain yang ada koperasi Primkopad antara lain adalah untuk dana cadangan, dana pengurus, dana kesejahteraan karyawan, dana pendidikan koperasi, dana pengembangan daerah kerja, dan dana sosial .

Perhitungan Pembagian SHU

Jumlah Jasa Sisa Hasil Usaha tahun 2008 adalah = Rp. 47.420.045,79

- Dana Cadangan 20% = 0,20 x Rp. 46.729.289,79 = Rp. 9.484.009,15SHU setelah dikurangi Dana Cadangan = Rp. 37.936.036,64

- Dana Pengurus 10% = 0,10 x Rp. Rp. 37.936.036,64 = Rp. 3.793.603,66

Page 19: Ekonomi koperasi

- Dana Kesejahteraan karyawan10% = 0,10 x Rp. Rp. 37.936.036,64 = Rp. 3.793.603,66

- Dana Pendidikan koperasi5% = 0,05 x Rp. Rp. 37.936.036,64 = Rp. 1.896.801,83

- Dana Pengembangan Daerah Kerja5% = 0,05 x Rp. Rp. 37.936.036,64 = Rp. 1.896.801,83

- Dana Sosial 10% = 0,10 x Rp. Rp. 37.936.036,64 = Rp. 3.793.603,66

Ket :Jumlah SHU berdasarkan pada jasa lain-lain

SHU setelah dikurangi Dana Cadangan + Dana Pengurus + Dana Kesejahteraan karyawan + Dana Pendidikan koperasi + Dana Pengembangan Daerah Kerja +Dana Sosial = Rp. 37.936.036,64 + Rp. 3.793.603,66 + Rp. 3.793.603,66+Rp. 1.896.801,83 + Rp. 1.896.801,83 + Rp. 3.793.603,66 = Rp. 53.403.451,28

Jumlah total SHU berdasarkan pada jasa lain-lain sebesar Rp. 53.403.451,28

2.3.7 Presentase Pembagian SHU

Presentase Pembagian SHU Primkopad tahun 2008 adalah Sebagai berikut :

• Jasa Usaha Anggota 30%• Jasa Pembelian Anggota 30%• Dana Cadangan 20%• Dana Pengurus 10%• Dana Kesejahteraan karyawan 10%• Dana Pendidikan koperasi 5%• Dana Pengembangan Daerah Kerja 5%• Dana Sosial 10 %

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Page 20: Ekonomi koperasi

3.1.2 Kesimpulan

Ciri-ciri yang menonjol dalam koperasi adalah :

a. Berasas kekeluargaan

b. Keanggotaan sukarela dan terbuka bagi setiap Warga Negara Republik Indonesia 

c. Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi

Perbedaan koperasi dan gotong royong :

1. Koperasi

a. Bersifat terus menerus

b. Bertujuan menyejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya

c. Berbadan hukum

d. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib

2. Gotong Royong

a. Bersifat sementara

b. Bertujuan mengatasi pekerjaan 

c. Tidak berbadan hukum 

d. Iuran secara sukarela

3.1.2 Saran 

Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang telah disajikan akan memberikan

ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah ini penulis memohon saran dan

kritik guna memperbaiki kesalahan dikemudian hari.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Ekonomi koperasi

4.1 Herujianto, dkk. 2002. Pelajaran Ekonomi. Jakarta: Yudhistira 

Suyanto dan Nurhadi, 2003. IPS Ekonomi. Jakarta: Erlangga

www.unjabisnis.com

http://manajemen-koperasi.blogspot.com/2008/08/manajemen-koperasi-seri-makalah.html

http://manajemen-koperasi.blogspot.com/2008/08/seri-manajemen-koperasi-makalah.html

http://organisasi.org/

arti_pengertian_definisi_fungsi_dan_peranan_koperasi_koprasi_indonesia_dan_dunia_ilmu_

ekonomi_koperasi_ekop

http://www.unjabisnis.net/2010/04/ekonomi-koperasi.html

http://www.slideshare.net/upload?show_cta=true

http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pembagian%20shu%20ekonomi

%20koperasi&source=web&cd=2&ved=0CB8QFjAB&url=http%3A%2F

%2Focw.gunadarma.ac.id%2Fcourse%2Feconomics%2Fmanagement-s1%2Fekonomi-

koperasi%2Fsisa-hasil-

usaha&ei=wuHpTuO6N87E2QXXtbWgCA&usg=AFQjCNFVPCcfdBizAOpqRf1zqQT8Dpv

27g