ekologi hewan - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering...

23
EKOLOGI HEWAN HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT MIRAH PURNAMI (14320001/VI) JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATI TABANAN 2017

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

EKOLOGI HEWAN

HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI

Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd.

Nama Penulis :

Gusti AYU ALIT MIRAH PURNAMI (14320001/VI)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SARASWATI TABANAN

2017

Page 2: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur penulis ucapkan kehadapan Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmatNya penulis bisa bekerja dan

berhasil menyelesaikan tugas yang berjudul “Habitat dan Relung Ekologi” tepat

pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan tugas ini sebagai syarat tugas serta mengulas materi

yang berhubungan dengan mata kuliah kuliah Ekologi Hewan.

Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari pihak lain dalam

penyelesaian tugas ini. Untuk itu, penulis mengucakan terima kasih kepada :

1. Bapak, I Gede Sudirgayasa,S.Pd.M.Pd. selaku dosen mata kuliah Ekologi

Hewan dan memberikan tugas didalam pembuatan Makalah yang akan di

presentasikan di depan kelas.

2. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis buat masih jauh dari sempurna,

karena keterbatasan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang konstuktif dari

pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan pembuatan tugas

selanjutnya.

Semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Sebagai akhir kata penulis

ucapkan terima kasih.

Tabanan, 13 Maret 2017

Ttd,

Penulis

Page 3: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………....ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...1

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………..1

1.2 BATASAN MASALAH …………………………………………………...1

1.3 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………3

2.1 PENGERTIAN HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI ……………….3

2.2 KONSEP HABITAT DAN KLASIFIKASINYA ……………………....10

2.3 KONSEP RELUNG EKOLOGI ………………………………………...14

2.4 RELUNG TROPHIK …………………………………………………….14

2.5 RELUNG HABITAT …………………………………………………….15

2.6 RELUNG MULTIDIMENSI ……………………………………………15

2.7 PEMISAHAN RELUNG ………………………………………………...17

BAB III PENUTUP …………………………………………………………..18

3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………..19

3.2 SARAN …………………………………………………………………....19

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...20

Page 4: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di lingkungan alam sekitar, kita dapat temui berbagai jenis makhluk

hidup, baik dari golongan hewan, tumbuhan ataupun mikroorganisme. Ditanah

yang lembab dan gembur sering di temukan berbagai jenis ikan, di rerumputan

sering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa

masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat - tempat

yang tertentu dan tidak sembarang tempat? Masalah kehadiran suatu populasi

hewan di suatu tempat dan penyebaran (distribusi) spesies hewan tersebut di

muka bumi ini, selalu berkaitan dengan masalah habitat dan relung

ekologinya. Habitat secara umum menunjukkan bagaimana corak lingkungan

yang ditempati populasi hewan, sedangkan relung ekologinya menunjukkan

dimana dan bagaimana kedudukan populasi hewan itu relatif terhadap faktor -

faktor abiotik dan biotik lingkungannya tersebut.

Secara sederhana habitat di artikan sebagai tempat hidup dari makhluk

hidup atau diistilahkan juga dengan biotop. Untuk mudahnya, habitat

seringkali diibaratkan sebagai ”alamat” dari populasi hewan, sedangkan

relung ekologi dimisalkan sebagai “profesi” di alamat tersebut.

1.2 BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah yang penulis buat, adalah sebagai berikut :

1) Apa pengertian dari habitat dan relung ekologi tersebut ?

2) Bagaimana konsep pada suatu habitat makhluk hidup beserta

klasifikasinya ?

3) Bagaimana konsep relung ekologi ?

4) Apa yang dimaksud dengan relung trophik ?

5) Apa yang dimaksud dengan relung habitat ?

6) Apa yang dimaksud dengan relung multidimensi ?

Page 5: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

2

7) Apa yang dimaksud dengan pemisahan relung tersebut ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan yang penulis harapkan, adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui pengertian dari habitat dan relung ekologi

2) Mengetahui konsep pada suatu habitat makhluk hidup beserta

klasifikasinya

3) Mengetahui konsep relung ekologi

4) Mengetahui yang dimaksud dengan relung trophik

5) Mengetahui yang dimaksud dengan relung habitat

6) Mengetahui yang dimaksud dengan relung multidimensi

7) Mengetahui yang dimaksud dengan pemisahan relung tersebut

Page 6: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI

Organisme tidak dapat hidup sendiri di alam, tetapi selalu bersama -

sama dengan spesies lain. Akan tetapi pada beberapa spesies, kehadiran

spesies lain tidak berpengaruh tetapi pada beberapa khasus, spesies - spesies

tersebut akan saling berinteraksi. Keberadaan interaksi ini menuju satu arah

yaitu populasi suatu spesies akan berubah dengan kehadiran spesies kedua.

Kehadiran suatu populasi hewan di suatu tempat dan penyebaran (distribusi)

spesies hewan tersebut di muka bumi ini, selalu berkaitan dengan masalah

habitat dan relung ekologinya. Habitat secara umum menunjukkan bagaimana

corak lingkungan yang ditempati populasi hewan, sedangkan relung

ekologinya menunjukkan dimana dan bagaimana kedudukan populasi hewan

itu relatif terhadap faktor - faktor abiotik dan biotik lingkungannya tersebut.

2.1.1 Pengertian Habitat

Habitat suatu populasi hewan pada dasarnya menunjukkan

totalitas dari corak lingkungan yang di tempati populasi itu, termasuk

faktor - faktor abiotik berupa ruang, tipe substratum yang di tempati,

cuaca dan iklimnya serta vegetasinya.

2.1.1.1 Definisi Habitat :

Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup

atau tempat kemana seseorang harus pergi untuk menemukan

organisme tersebut. Istilah habitat banyak digunakan, tidak saja

dalam ekologi tetapi dimana saja. Tetapi pada umumnya istilah

ini diartikan sebagai tempat hidup suatu makhluk hidup.

2.1.1.2 Contoh Beberapa Habitat :

1) Habitat Notonecta (sejenis binatang air) adalah daerah -

daerah kolam, danau dan perairan yang dangkal yang penuh

ditumbuhi vegetasi.

Page 7: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

4

2) Habitat ikan mas (Cyprinus carpio) adalah di perairan

tawar.

3) Habitat pohon durian (Durio zibhetinus) adalah di tanah

darat dataran rendah.

4) Pohon enau / aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.).

tumbuh di tanah darat dataran rendah sampai pegunungan.

5) Habitat serigala (Canis lupus) adalah di padang rumput.

6) Habitat orangutan (Simia pygmaeus) adalah di hutan,

terutama hutan hujan tropis.

7) Habitat eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.)

Solms.) hidup di perairan terbuka.

8) Habitat beruang kutub (Maritimus ursus) adalah di daerah

kutub utara, sedanggkan habitat pinguin (Aptenodytes

forsteri) adalah di kutub selatan.

2.1.1.3 Arti Habitat Dari Berbagai Para Ahli :

Beberapa para ahli memiliki beberapa pandangan mengenai

pengertian habitat, diantaranya :

1) Menurut Sambas Wirakusumah dalam Dasar - Dasar

Ekologi, habitat adalah toleransi dalam orbit dimana suatu

spesies hidup termasuk faktor lingkungan yang cocok

dengan syarat hidupnya. Orbit adalah ruang kehidupan

spesies lingkungan geografi yang luas, sedangkan habitat

menyatakan ruang kehidupan lingkungan lokasinya.

2) Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai

sumberdaya dan kondisi yang ada di suatu kawasan yang

berdampak ditempati oleh suatu species. Habitat merupakan

organisme specific, ini menghubungkan kehadiran species,

populasi, atau individu (satwa atau tumbuhan) dengan

sebuah kawasan fisik dan karakteristik biologi. Habitat

terdiri lebih dari sekedar vegatasi atau struktur vegetasi,

merupakan jumlah kebutuhan sumberdaya khusus suatu

Page 8: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

5

species. Dimanapun suatu organisme diberi sumberdaya

yang berdampak pada kemampuan untuk bertahan hidup,

itulah yang disebut dengan habitat.

2.1.1.4 Tipe Habitat :

Habitat tidak sama dengan tipe habitat. Tipe habitat

merupakan sebuah istilah yang dikemukakan oleh Doubenmire

(1968:27-32) yang hanya berkenaan dengan tipe asosiasi

vegetasi dalam suatu kawasan atau potensi vegetasi yang

mencapai suatu tingkat klimaks. Habitat lebih dari sekedar

sebuah kawasan vegetasi (seperti hutan pinus). Istilah tipe

habitat tidak bisa digunakan ketika mendiskusikan hubungan

antara satwa liar dan habitatnya. Ketika kita ingin menunjukkan

vegetasi yang digunakan oleh satwa liar, kita dapat mengatakan

asosiasi vegetasi atau tipe vegetasi didalamnya.

2.1.1.5 Penggunaan Habitat :

Penggunaan habitat merupakan cara satwa menggunakan

atau ”mengkonsumsi” (dalam suatu pandangan umum) pada

suatu kumpulan komponen fisik dan biologi (sumber daya)

dalam suatu habitat. Hutto (1985:458) menyatakan bahwa

penggunaan habitat merupakan sebuah proses yang secara

hierarkhi melibatkan suatu rangkaian perilaku alami dan

belajar suatu satwa dalam membuat keputusan habitat seperti

apa yang akan digunakan dalam skala lingkungan yang

berbeda.

2.1.1.6 Kesukaan Habitat :

Johnson (1980) menyatakan bahwa seleksi merupakan

proses satwa memilih komponen habitat yang digunakan.

Kesukaan habitat merupakan konsekuensi proses yang

menghasilkan adanya penggunaan yang tidak proporsional

terhadap beberapa sumberdaya, yang mana beberapa

sumberdaya digunakan melebihi yang lain.

Page 9: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

6

2.1.1.7 Ketersediaan Habitat :

Berikut pandangan dari beberapa ahli mengenai

ketersediaan habitat, diantaranya sebagai berikut :

1) Wiens (1984:402) Ketersediaan habitat menunjuk pada

aksesibiltas komponen fisik dan biologi yang dibutuhkan

oleh satwa, berlawanan dengan kelimpahan sumberdaya

yang hanya menunjukkan kuantitas habitat masing - masing

organisme yang ada dalam habitat tersebut.

2) Litvaitis et al., (1994) Secara teori kita dapat menghitung

jumlah dan jenis sumberdaya yang tersedia untuk satwa.

Secara praktek, merupakan hal yang hampir tidak mungkin

untuk menghitung ketersediaan sumberdaya dari sudut

pandang satwa. Kita dapat menghitung kelimpahan species

prey untuk suatu predator tertentu, tetapi kita tidak bisa

mengatakan bahwa semua prey yang ada di dalam habitat

dapat dimangsa karena adanya beberapa batasan, seperti

ketersediaan cover yang banyak yang membatasi

aksesibilitas predator untuk memangsa prey. Hal yang sama

juga terjadi pada vegetasi yang berada di luar jangkauan

suatu satwa sehingga susah untuk dikonsumsi, walaupun

vegetasi itu merupakan kesukaan satwa tersebut.

3) Wiens (1984:406) Meskipun menghitung ketersediaan

sumber daya aktual merupakan hal yang penting untuk

memahami hubungan antara satwa liar dan habitatnya,

dalam praktek jarang dilakukan karena sulitnya dalam

menentukan apa yang sebenarnya tersedia dan apa yang

tidak tersedia. Sebagai konsekuensinya, mengkuantifikasi

ketersediaan sumberdaya biasanya lebih ditekankan pada

penghitungan kelimpahan sumberdaya sebelum dan

sesudah digunakan oleh satwa dalam suatu kawasan,

daripada ketersediaan aktual. Ketika aksesibilitas sumber

Page 10: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

7

daya dapat ditentukan terhadap suatu satwa, analisis untuk

menaksir kesukaan habitat dengan membandingkan

penggunan dan ketersediaan merupakan hal yang penting.

2.1.1.8 Kualitas Habitat :

Istilah kualitas habitat menunjukkan kemampuan

lingkungan untuk memberikan kondisi khusus tepat untuk

individu dan populasi secara terus menerus. Kualitas

merupakan sebuah variabel kontinyu yang berkisar dari rendah,

menengah, hingga tinggi. Kualitas habitat berdasarkan

kemampuan untuk memberikan sumberdaya untuk bertahan

hidup, reproduksi dan kelangsungan hidup populasi secara

terus menerus. Para peneliti umumnya menyamakan kualitas

habitat yang tinggi dengan menonjolkan vegetasi yang

memiliki kontribusi terhadap kehadiran atau ketidak hadiran

suatu spesies. Kualitas secara eksplisit harus dihubungkan

dengan ciri - ciri demografi jika diperlukan. Oleh sebab itu

daya dukung dapat disamakan dengan level kualitas habitat

tertentu, kualitasnya dapat berdasarkan tidak pada jumlah

organisme tetapi pada demografi populasi secara individual.

Kualitas habitat merupakan kata kunci bagi para ahli restorasi.

Secara garis besar dikenal empat tipe habitat utama, yakni:

1) Daratan

2) Perairan Tawar

3) Perairan Payau dan Estuaria, serta

4) Perairan Bahari / Laut

Masing - masing kategori utama dapat dipilih - pilihkan

lagi tergantung corak kepentingannya mengenai aspek yang

ingin di ketahui. Dari sudut pandang dan kepentingan popuasi -

populasi hewan yang menempatinya, pemilihan tipe - tipe

habitat itu terutama didasarkan pada segi variasinya menurut

waktu dan ruang.

Page 11: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

8

Berdasarkan variasi habitat menurut ruang, dapat dikenal 4

macam habitat, diantaranya :

1) Habitat yang konstan, yaitu suatu habitat yang kondisinya

terus - menerus relatif baik atau kurang baik.

2) Habitat yang bersifat memusim, yaitu suatu habitat yang

kondisinya secara relatif teratur berganti - ganti antara baik

dan kurang baik.

3) Habitat yang tidak menentu, yaitu suatu habitat yang

mengalami suatu priode dengan kondisi baik yang lamanya

bervariasi, sehingga kondisinya tidak dapat diramalkan.

4) Habitat yang efemeral, yaitu suatu habitat yang mengalami

priode kondisi baik yang berlangsung relatif singkat,

diikuti oleh suatu priode dengan kondisi yang kurang baik

yang berlangsung relatif lama sekali.

Berdasarkan variasi kondisi habitat menurut ruang,

habitat dapat diklasifikasi menjadi tiga macam, diantaranya :

1) Habitat yang bersinambung, yaitu apabila suatu habitat

mengandung area dengan kondisi baik yang luas sekali,

yang melebihi luas area yang dapat di jelajahi populasi

hewan pengaruhinya. Sehingga contoh yang luas sebagai

habitat dari populasi rusa yang berjumlah 10 ekor.

2) Habitat yang berputus - putus, merupakan suatu habitat

yang mengandung area dengan kondisi baik letaknya

berselang - seling dengan area yang berkondisi kurang baik,

hewan penghuninya dengan mudah dapat menyebardari

area berkondisi baik yang satu ke yang lainnya.

3) Habitat yang terisolasi, merupakan suatu habitat yang

mengandung area terkondisi baik yang terbatas luasnya dan

letaknya terpisah jauh dari area berkondisi baik yang lain,

sehingga hewan - hewan tidak dapat menyebar untuk

Page 12: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

9

mencapainya, kecuali bila didukung oleh faktor - faktor

kebetulan.

Misalnya : suatu pulau kecil yang di huni oleh populasi

rusa. Jika makanan habis rusa tersebut tidak dapat

berpindah ke pulau lain. Pulau kecil tersebut merupakan

bukan habitat terisolasi bagi suatu populasi burung yang

dapat dengan mudah pindah ke pulau lainnya, tetapi lebih

cocok disebut habitat yang terputus.

2.1.2 Pengertian Relung Ekologi

Berbeda dengan istilah habitat yang sekarang sudah digunakan

secara luas, istilah relung ekologi di luar bidang ekologi praktis tak

kenel. Salah satu pennyebabnya ialah karena konsep relung ekologi

relatif baru, bahkan dalam 30 tahun pertama selak istilah tersebut

diperkenalkan pengertiannya masih kabur. Sampai saat ini dikalangan

guru - guru biologi sekolah menengah juga masih kabur.

Secara umum dapat dikatakan bahwa relung ekologi merupakan

suatu konsep abstrak mengenai keseluruhan persyaratan hidup dan

interaksi organisme dalam habitatnya. Dalam hal ini habitat merupakan

penyedia berbagai kondisi dan sumberdaya yang dapat digunakan oleh

organisme sesuai dengan persyaratan hidupnya.

Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927)

ilmuwan Inggris, dengan pengertian relung adalah “status fungsional

suatu organisme dalam komunitas tertentu”. Dalam penelaahan suatu

organisme, kita harus mengetahui kegiatannya, terutama mengenai

sumber nutrisi dan energi, kecepatan metabolisme dan tumbuhnya,

pengaruh terhadap organisme lain bila berdampingan atau bersentuhan

dan sampai seberapa jauh organisme yang kita selidiki itu

mempengaruhi atau mampu mengubah berbagai proses dalam

ekosistem.

Page 13: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

10

Beberapa para ahli memiliki beberapa pandangan mengenai

pengertian relung ekologi, diantaranya :

1) Resosoedarmo (1992) adalah profesi (status suatu organisme)

dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu yang merupakan

akibat adaptasi struktural, fungsional serta perilaku spesifik

organisme itu.

2) Odum (1993) relung ekologi merupakan istilah lebih inklusif yang

meliputi tidak saja ruang secara fisik yang didiami oleh suatu

makhluk, tetapi juga peranan fungsional dalam komunitas serta

kedudukan makhluk itu di dalam kondisi lingkungan yang berbeda.

3) Soetjipto (1992) relung ekologi merupakan gabungan khusus

antara faktor fisik (mikrohabitat) dan kaitan biotik (peranan) yang

diperlukan oleh suatu jenis untuk aktivitas hidup dan eksistensi

yang berkesinambungan dalam komunitas.

Niche (relung) ekologi mencakup ruang fisik yang diduduki

organisme. Peranan fungsionalnya di dalam masyarakatnya, misal :

posisi trofik serta posisinya dalam kondisi lingkungan tempat

tinggalnya dan keadaan lain dari keberadaannya itu. Ketiga aspek

relung ekologi itu dapat dikatakan sebagai relung atau ruangan habitat,

relung trofik dan relung multidimensi atau hypervolume. Oleh karena

itu relung ekologi sesuatu organisme tidak hanya tergantung pada

dimana dia hidup tetapi juga apa yang dia perbuat (bagaimana dia

merubah energi, bersikap atau berkelakuan, tanggap terhadap dan

mengubah lingkungan fisik serta abiotiknya), dan bagaimana jenis lain

menjadi kendala baginya.

Hutchinson (1957) telah membedakan antara niche pokok

(fundamental niche) dengan niche yang sesungguhnya (relized niche).

Niche pokok didefinisikan sebagai sekelompok kondisi - kondisi fisik

yang memungkinkan populasi masih dapat hidup. Sedangkan niche

sesungguhnya didefinisikan sebagai sekelompok kondisi - kondisi fisik

yang ditempati oleh organisme - organisme tertentu secara bersamaan.

Page 14: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

11

2.2 KONSEP HABITAT DAN KLASIFIKASINYA

Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan aneka jenis hewan

atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun

secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang

lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang

mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi

atau sistematik.

2.2.1 Konsep Habitat

Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup atau

tempat kemana seseorang harus pergi untuk menemukan organisme

tersebut. Istilah habitat banyak digunakan, tidak saja dalam ekologi

tetapi dimana saja. Tetapi pada umumnya istilah ini diartikan sebagai

tempat hidup suatu makhluk hidup.

2.2.2 Konsep Klasifikasi Pada Suatu Habitat

Konsep dan cara klasifikasi makhluk hidup menurut ilmu

taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok

makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan

ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk

hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan

yang dapat diamati.

2.2.2.1 Tujuan Serta Manfaat Klasifikasi

Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup, antara lain :

1) Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan

cirri - ciri yang dimiliki

2) Mendeskripsikan cirri - ciri suatu jenis makhluk hidup

untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis

yang lain

3) Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup

Page 15: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

12

4) Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui

namanya

Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk

hidup memiliki manfaat seperti berikut :

1) Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang

sangat beraneka ragam.

2) Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup

satu dengan yang lain.

2.2.2.2 Berbagai Macam Klasifikasi

Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem

klasifikasi ini berkembang mulai dari yang sederhana hingga

berdasar sistem yang lebih modern.

1) Sistem artifisial / buatan : Sistem yang mengelompokkan

makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang

ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk,

dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di

antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).

2) Sistem natural / alami : Sistem yang mengelompokkan

makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh

eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi)

secara alamiah. Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus

Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap

tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh

karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah

ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama

spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal

10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.

3) Sistem modern (filogenetik) : Sistem klasifikasi makhluk

hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara

evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam

klasifikasi ini adalah sebagai berikut:

Page 16: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

13

a) Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara

eksternal dan internal

b) Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan

Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam

golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti

rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara

biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan

laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus

dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.

c) Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga

untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya

persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

2.2.3 Langkah - Langkah Klasifikasi Makhluk Hidup

Langkah - langkah klasifikasi makhluk hidup adalah

sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi objek berdasar cirri - ciri struktur tubuh

makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama

jenis atau spesiesnya.

2) Setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk

kelompok - kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi,

sebagai berikut :

a) Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu

dikelompokkan untuk membentuk takson genus.

b) Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu

dikelompokkan untuk membentuk takson famili.

c) Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan

untuk membentuk takson ordo.

d) Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan

untuk membentuk takson kelas.

Page 17: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

14

e) Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan

untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau

divisio (untuk tumbuhan).

f) Beberapa kingdom dengan cirri tertentu dikelompokkan

untuk membentuk takson kingdom (kerajaan).

Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau

tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari

tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut :

1) Kingdom (kerajaan)

2) Divisio atau Filum

3) Kelas (classis)

4) Ordo (bangsa)

5) Famili (suku)

6) Genus (marga)

7) Spesies (jenis)

Gambar 1. Klasifikasi pada Hewan

2.3 KONSEP RELUNG EKOLOGI

Relung atau niche ekologi suatu hewan merupakan status fungsional

hewan tersebut di dalam habitat yang di diaminya berdasarkan adaptasi -

adaptasi fisiologis, struktural dan perilakunya.

Relung ekologi (ecological niche) adalah jumlah total semua

penggunaan sumberdaya biotik dan abiotik oleh organisme di lingkungannya.

Salah satu cara untuk menangkap konsep itu adalah melalui analog yang

dibuat oleh ahli ekologi Eugene Odum, yaitu jika habitat suatu organisme

adalah rumahnya maka relung adalah pekerjaannya. Relung ekologi ada yang

bersifat umum dan spesifik, diantaranya :

1) Pemakan banyak jenis (polifag), misalnya ayam karena dapat memakan

cacing, padi, daging, ikan, rumput dan lain sebagainya.

Page 18: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

15

2) Pemakan beberapa jenis (oligofag), misalnya kelinci hanya memakan

jenis tumbuhan saja (sayuran dan buah - buahan).

3) Hanya pemakan satu jenis (monofag), misalnya wereng yang hanya

memakan padi.

2.4 RELUNG TROPHIK

Relung trofik menekankan pada hubungan energi. Charles Elton (1927)

secara terpisah menyatakan bahwa relung merupakan fungsi atau peranan

spesies di dalam komunitasnya. Maksud dari fungsi dan peranan ini adalah

kedudukan suatu spesies dalam komunitas dalam kaitannya dengan peristiwa

makan memakan dan pola - pola interaksi yang lain. Inilah yang disebut

dengan relung trophik.

Sebagai contoh jika kita menyatakan relung trophik dari tikus sawah,

maka kita harus menjelaskan bahwa tikus itu memakan apa dan dimakan oleh

siapa, apakah dia herbivora, karnivora, atau omnivora serta apakah dia bersifat

kompetitor bagi yang lain dan sebagainya.

Gambar 2. Trophik Aliran Energi

2.5 RELUNG HABITAT

Istilah relung (nische) pertama kali dikemukakan oleh Joseph Grinnell

pada tahun 1917. Menurut Grinner, relung merupakan bagian dari habitat yang

disebut dengan mikrohabitat. Dengan pandangan seperti ini, Grinnell

mengatakan bahwa setiap relung hanya dihuni oleh satu spesies. Pandangan

Page 19: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

16

relung yang dikemukakan oleh Grinnell inilah yang disebut dengan relung

habitat.

Berdasarkan kondisi habitatnya habitat dapat dibagai menjadi dua, yaitu :

1) Habitat Makro merupakan habitat bersifat global dengan kondisi

lingkungan yang bersifat umum dan luas, misalnya : gurun pasir, pantai

berbatu karang, hutan hujan tropika, daerah kutub (utara dan selatan) dan

sebagainya.

2) Habitat Mikro merupakan habitat lokal dengan kondisi lingkungan yang

bersifat setempat yang tidak terlalu luas, misalnya : kolam, rawa payau

berlumpur lembek dan dangkal, danau dan sebagainya.

2.6 RELUNG MULTIDIMENSI

Berbeda dengan Elton, maka Hutchinson (1958) menyatakan bahwa

relung adalah kisaran berbagai variabel fisik dan kimia serta peranan biotik

yang memungkinkan suatu spesies dapat survival dan berkembang di dalam

suatu komunitas. Inilah yang disebut dengan relung multidimensi

(hipervolume).

Sependapat dengan pengertian relung ini, maka Kendeigh (1980)

menyatakan bahwa relung ekologi merupakan gabungan khusus antara faktor

fisiko kimiawi (mikrohabitat) dengan kaitan biotik (peranan) yang diperlukan

oleh suatu spesies untuk aktifitas hidup dan eksistensi yang terus menerus di

dalam komunitas. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa relung

multidimensi merupakan gabungan dari relung habitat dan relung trophik.

Sebagai contoh, jika menyatakan relung multidimensi dari tikus sawah,

berarti kita menjelaskan tentang mikrohabitatnya dan sekaligus menjelaskan

tentang apa makanannya, siapa predatornya dan lain sebaginya.

Hutchinson (1957) dalam Begon,et al (1986) telah mengembangkan

konsep relung ekologi multidimensi (dimensi-n atau hipervolume). Setiap

kisaran toleransi hewan terhadap suatu faktor lingkungan, misalnya suhu

merupakan suatu dimensi. Dalam kehidupannya hewan dipengaruhi oleh

bukan hanya satu faktor lingkungan saja, melainkan banyak faktor lingkungan

Page 20: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

secara simultan. Faktor ligkungan yang mempengaruhi atau membatasi

kehidupan organisme bukan hanya k

kelembapan, salinitas tetapi juga ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan

hewan (makanan dan tempat untuk membuat sarang bagi hewan).

Gambar 3. Contoh dari Relung Multidimensi Tikus Sawah

2.7 PEMISAHAN RELUNG

Dengan adanya interaksi persaingan antara dua spesies atau lebih yang

memiliki relung ekologi yang sangat mirip maka mungkin saja spesies

spesies tersebut tidak berkonsistensi dalam habitat yang sama

menerus. Hal ini menunjukkan bahwa

ditempati secara simultan dan sempurna oleh populasi stabil lebih dari satu

spesies. Pernyataan ini dikenal sebagai

”Aturan Gause”.

Sehubungan dengan a

beberapa spesies yang dapat hidup secara langgeng

yang sama ialah spesies

Tentang pentingnya perbedaan

lama dikemukakan oleh Darwin (18

besar perbedaan

hidup di suatu tempat, maka semakin besar pula jumlah spesies yang dapat

hidup di suatu tempat itu. Pernyataan Darwin tersebut dikenal sebagai

Divergensi”.

Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa aspek relung ekologi yang

menyangkut dimensi sumberdaya, khususnya yang vital untuk pertumbuhan

dan perkembangbiak

17

secara simultan. Faktor ligkungan yang mempengaruhi atau membatasi

kehidupan organisme bukan hanya kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya,

kelembapan, salinitas tetapi juga ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan

hewan (makanan dan tempat untuk membuat sarang bagi hewan).

Gambar 3. Contoh dari Relung Multidimensi Tikus Sawah

PEMISAHAN RELUNG

gan adanya interaksi persaingan antara dua spesies atau lebih yang

memiliki relung ekologi yang sangat mirip maka mungkin saja spesies

spesies tersebut tidak berkonsistensi dalam habitat yang sama

menerus. Hal ini menunjukkan bahwa suatu relung ekologi tidak dapat

ditempati secara simultan dan sempurna oleh populasi stabil lebih dari satu

spesies. Pernyataan ini dikenal sebagai ”Asas Eksklusi Persaingan”

Sehubungan dengan asas tersebut di atas, menurut ”Asas Koeksistens

beberapa spesies yang dapat hidup secara langgeng atau lama

yang sama ialah spesies - spesies yang relung ekologinya berbeda

Tentang pentingnya perbedaan - perbedaan diantara berbagai spesies telah

lama dikemukakan oleh Darwin (1859). Darwin menyatakan bahwa semakin

besar perbedaan - perbedaan yang diperlihatkan oleh berbagai spesies yang

hidup di suatu tempat, maka semakin besar pula jumlah spesies yang dapat

hidup di suatu tempat itu. Pernyataan Darwin tersebut dikenal sebagai

Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa aspek relung ekologi yang

menyangkut dimensi sumberdaya, khususnya yang vital untuk pertumbuhan

dan perkembangbiakkan, dari beberapa spesies harus berbeda (terpisah) agar

secara simultan. Faktor ligkungan yang mempengaruhi atau membatasi

ondisi lingkungan seperti suhu, cahaya,

kelembapan, salinitas tetapi juga ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan

hewan (makanan dan tempat untuk membuat sarang bagi hewan).

Gambar 3. Contoh dari Relung Multidimensi Tikus Sawah

gan adanya interaksi persaingan antara dua spesies atau lebih yang

memiliki relung ekologi yang sangat mirip maka mungkin saja spesies -

spesies tersebut tidak berkonsistensi dalam habitat yang sama secara terus -

elung ekologi tidak dapat

ditempati secara simultan dan sempurna oleh populasi stabil lebih dari satu

”Asas Eksklusi Persaingan” atau

”Asas Koeksistensi’,

atau lama dalam habitat

spesies yang relung ekologinya berbeda - beda.

perbedaan diantara berbagai spesies telah

59). Darwin menyatakan bahwa semakin

perbedaan yang diperlihatkan oleh berbagai spesies yang

hidup di suatu tempat, maka semakin besar pula jumlah spesies yang dapat

hidup di suatu tempat itu. Pernyataan Darwin tersebut dikenal sebagai ”Asas

Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa aspek relung ekologi yang

menyangkut dimensi sumberdaya, khususnya yang vital untuk pertumbuhan

an, dari beberapa spesies harus berbeda (terpisah) agar

Page 21: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

18

dapat berkoeksistensi dalam habitat yang sama. Perbedaan atau pemisahan

relung itu juga mencakup aspek waktu aktif.

Contoh dari khasus pemisahan relung antara berbagai spesies yang

berkohabitasi dapat dilihat dari contoh berikut ini : Serumpun padi dapat

menjadi sumber daya berbagai jenis spesies hewan. Orong - orong

(Gryllotalpa africana) memakan akarnya, walang sangit (Leptocorisa acuta)

memakan buahnya, ulat tentara kelabu (Spodoptera maurita) yang memakan

daunnya, ulat penggerek batang (Chilo supressalis) yang menyerang

batangnya, hama ganjur (Pachydiplosis oryzae) menyerang pucuknya, wereng

coklat (Nilaparvata lugens) dan wereng hijau (Nephotettix apicalis) yang

menghisap cairan batangnya. Tiap jenis hama tersebut masing - masing telah

teradaptasi khusus untuk memanfaatkan tanaman padi sebagai sumber daya

makanan pada bagian yang berbeda - beda.

Page 22: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

19

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Di lingkungan alam sekitar, kita dapat temui berbagai jenis makhluk

hidup, baik dari golongan hewan, tumbuhan ataupun mikroorganisme.

Masalah kehadiran suatu populasi hewan di suatu tempat dan penyebaran

(distribusi) spesies hewan tersebut di muka bumi ini, selalu berkaitan dengan

masalah habitat dan relung ekologinya. Habitat secara umum menunjukkan

bagaimana corak lingkungan yang ditempati populasi hewan, sedangkan

relung ekologinya menunjukkan dimana dan bagaimana kedudukan populasi

hewan itu relatif terhadap faktor - faktor abiotik dan biotik lingkungannya

tersebut.

Secara sederhana habitat diartikan sebagai tempat hidup dari makhluk

hidup atau diistilahkan juga dengan biotop. Untuk mudahnya, habitat

seringkali diibaratkan sebagai “alamat” dari populasi hewan, sedangkan

relung ekologi diibaratkan sebagai “profesi” di alamat tersebut.

3.2 SARAN

Dengan mengetahui arti dan pembahasan singkat mengenai habitat dan

relung ekologi di suatu tempat, maka diharapkan para pembaca khususnya

selalu menghargai keberadaan makhluk hidup (tumbuhan dan hewan) yang

ada disekitar kita. Jika habitat suatu hewan terganggu, tumbuhan yang ada di

ekosistem itu juga akan terganggu dan berdampak pula pada kelangsungan

hidup kita. Karena tumbuhan merupakan sumber energi utama bagi makhluk

hidup (autotrof) maka sudah sepantasnya, kita sebagai makhluk hidup yang

dianggap memiliki akal pikiran untuk selalu melestarikan dan menjaga dengan

sebaik - baiknya.

Page 23: EKOLOGI HEWAN - mirahnami.files.wordpress.comsering di temukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular. Mengapa masing - masing hewan tersebut lebih sering di temukan di tempat

20

DAFTAR PUSTAKA

Atharamadhana, Fauziah. 2013. Habitat dan Relung. Ringkasan Ekologi SDH Habitat, Relung & Produktifitas Ekosistem. Blogspot : Blogger.

(Diakses Jumat, 10 Februari 2017 pada : http://fauziahforester.blogspot.co.id/2013/03/ringkasan-ekologi-sdh-habitat-relung_5.html)

Drs.LugtyastyonoBn,M.Pd. 2015. Bab 10 Ekosistem (X). Biologi Klaten. Pemerintah Kabupaten Kelaten. Wordpress.

(Diakses Sabtu, 11 Maret 2017 pada : https://biologiklaten.wordpress.com/bab-10-ekosistem-x/)

Fauzan, Ahmad. 2013. Ekologi. Relung. Blogspot : Blogger. (Diakses Jumat, 10 Februari 2017 pada :

http://ojanslank.blogspot.co.id/2013/07/relung.html) Kurniawan, Dheka Arie. 2012. Relung Ekologi (Ecological Niche). Biopedia

Indonesia. Kalimantan Utara. Blogspot : Blogger. (Diakses Jumat, 10 februari 2017 pada : http://biopedia-

id.blogspot.co.id/2012/04/relung-ekologi-ecological-niche.html) Lestari, Siti. 2014. Segregasi Relung Pada Hewan. Makalah Persilangan

Monohibrid dan Dihibrid. Blogspot : Blogger. (Diakses Jumat 10 Februari 2017 pada :

http://sitilestari98.blogspot.co.id/2014/09/segregasi-relung-pada-hewan.html) Noname. 2017. Tikus Sawah. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Blogger. (Diakses Sabtu, 11 Maret 2017 pada : https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_sawah) Rachmawati, Riana. 2011. Interaksi, Kedudukan Relung Ekologi dan Niche

Spesies. Relung. Blogspot : Blogger. (Diakses Jumat, 10 Februari 2017 pada :

http://relungpasar.blogspot.co.id/2011/05/interaksi-kedudukan-relung-ekologi-dan.html)

Supra, Agus. 2013. Habitat dan Relung. Biologi. Blogspot : Blogger. (Diakses Sabtu, 11 Maret 2017 pada :

http://asepagus544.blogspot.co.id/2013/03/habitat-dan-relung.html)