efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika …
TRANSCRIPT
EFIKASI DIRI AKADEMIK DALAM PELAJARAN
MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI
LUHUR YOGYAKARTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Irene Leticia Putri Novena
159114073
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
With God all things are possible
-Matthew 19:26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teruntuk Tuhan Yesus Kristus yang telah memberiku semangat dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
Untukmu,
Yohanes Hari Muriastanto
Theresia Ien Setyawati
Bernadeta Gracia Chandra Oktaviani
Ignasio De Loyola Dwi Praptista Yossa
Yang selalu ada untuk membantu dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
EFIKASI DIRI AKADEMIK DALAM PELAJARAN MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Irene Leticia Putri Novena
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika, gambaran tentang orang dengan efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang tinggi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematik pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Efikasi diri akademik dalam pelajaran matematik merupakan keyakinan
individu bahwa mereka dapat berhasil melakukan tugas-tugas akademik dalam
pelajaran matematika yang diberikan pada tingkatan yang ditentukan. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif. Responden penelitian ini merupakan siswa kelas X di
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 128 orang. Pengambilan data
dilakukan dengan pendekatan induktif menggunakan kuesioner terbuka. Data dianalisis
dengan menggunakan Analisi Isi Kualitatif (AIK). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika responden digambarkan
sebagai usaha yang diberikan terhadap tugas matematika sehingga mampu
menghasilkan prestasi sebagai bukti penguasaan tugas tersebut. Responden
menggambarkan orang dengan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
tinggi sebagai seorang yang melakukan usaha terhadap suatu tugas matematika
sehingga memperoleh prestasi terbaiknya dan mampu membagikan ilmu yang telah
diperoleh dari tugas tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika responden adalah prestasi pada pelajaran matematika,
peran guru, dukungan orang terdekat, dan usaha yang diberikan pada tugas belajar
matematika.
Kata kunci: efikasi diri, efikasi diri akademik, efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika, siswa SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ACADEMIC SELF-EFFICACY IN MATHEMATICS SUBJECT OF
STUDENTS 10th GRADE AT PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA
SENIOR HIGH SCHOOL AND THE FACTORS THAT INFLUENCING
IT
Irene Leticia Putri Novena
Department of Psychology
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
ABSTRACT
This study aims to know the description of academic self-efficacy in
mathematics subject, description about people with high academic self-efficacy
in mathematics subject, and factors that influence academic self-efficacy in
mathematics subject of students class X Pangudi Luhur Yogyakarta Senior High
School. Academic self-efficacy in mathematics subject is an individual’s belief
that they can successfully carry out academic tasks in mathematics given at
specific levels. The type of this study is qualitative study. The respondents of
this study were 128 students of class X in Pangudi Luhur Senior High School
Yogyakarta. The data collected by using inductive approach within open-ended
questionnaire and were analyzed by using Qualitative Content Analysis. The
results of this study indicate that respondents’s academic self-efficacy in
mathematics subject is describe as an effort that is given to a mathematics task
so it’s produce achievement as the proof of task mastery. Respondents describe
people with high academic self-efficacy in mathematics subject as someone who
makes efforts towards a mathematics task to obtain the best achievement and
able to share the knowledge that has been obtained from a task. Factors that
influence the academic self-efficacy in mathematics subject of respondents are
achievement in mathematics subject, teacher role, support from closest people,
and effort that is given to a mathematics task.
Keyword: self-efficacy, academic self-efficacy, academic self-efficacy in mathematics subject,
Senior High School students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat, anugerah, kasih, dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efikasi Diri Akademik Pada Remaja
Di Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Penelitian ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di
Universitas Sanata Dharma.
Seluruh isi dalam skripsi ini penulis harap dapat berguna bagi
perkembangan bidang keilmuan psikologi secara umum, serta bagi pembaca
agar dapat menambah wawasan mengenai efikasi diri akademik. Penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah terlibat,
ikut membantu dan mendukung penulis sehingga skripsi ini dapat selesai:
1. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi,
Universitas Sanata Dharma, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi. Terima kasih banyak atas waktu berharga yang diberikan
untuk berdiskusi dengan saya dan senantiasa memberikan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Monica Eviandaru Madyaningrum, M.App., Ph. D., selaku Ketua
Program Studi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
3. Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., Selaku Wakil Dekan Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Diana Permata Sari, M. Psi selaku Wakil Ketua Program Studi,
Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
5. Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
6. Segenap dosen dan staff karyawan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu, wawasan,
pengalaman, dan bantuan yang bermanfaat.
7. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia membantu
dan memberikan kesempatan kepada saya dalam melaksanakan
penelitian ini.
8. Untuk keluargaku, Mami dan Papi yang senantiasa mendoakan,
mendukung dan memberikan kasih sayang setiap saat. Kakakku
tercinta, Kak Cici yang selalu mengingatkan dan memberikan
semangat dalam proses pengerjaan skripsi ini.
9. Sahabatku, Maisie, yang selalu mendengarkan ceritaku dan
menemaniku disaat senang maupun susah. Terima kasih karena
telah memberikan perhatian, semangat dan dukunganmu
kepadaku.
10. Teman-temanku, Shanti, Angga, Puspa, Inez, Prima, Vino, dan
Rico. Terima kasih karena telah mau menjadi teman mengerjakan
skripsi dan bermainku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
11. Untuk penyedia energi terbesarku, Ignasio De Loyola Dwi
Praptista Yossa. Terima kasih karena telah mau menjadi teman
diskusi, membantu proses pengerjaan skripsiku, sahabat cerita
bahagia dan keluh kesahku, pemberi semangat dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi berkat dan
berkontribusi bagi perkembangan ilmu Psikologi maupun segala pihak yang
membutuhkan untuk perkembangan dan kemajuannya. Penulis menyadari
skripsi ini memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu, penulis dengan
terbuka menerima kritik dan saran yang dapat membangun karya ini menjadi
lebih baik lagi.
Yogyakarta, 01 Juli 2020
Penulis,
Irene Leticia Putri Novena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 14
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 16
A. Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika ................................. 16
1. Pengertian Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika ............ 16
2. Dimensi Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika ............... 17
3. Sumber Efikasi Diri ................................................................................. 19
B. Remaja Akhir .............................................................................................. 25
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 27
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 34
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 34
C. Responden Penelitian ................................................................................. 34
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................................... 35
E. Kredibilitas Penelitian ................................................................................ 37
F. Analisis dan Interpretasi Data..................................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 40
A. Konteks Penelitian ...................................................................................... 40
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 41
C. Hasil Penelitian ........................................................................................... 42
1. Gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berdasarkan
penilaian keyakinan pada kemampuan diri dalam pelajaran
matematika ............................................................................................... 43
2. Gambaran siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi ............................................................ 52
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta ............................................................................................... 60
D. Pembahasan ................................................................................................ 68
1. Gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berdasarkan
penilaian keyakinan pada kemampuan diri ............................................. 68
2. Gambaran siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi ............................................................ 72
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta ............................................................................................... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 84
A. Kesimpulan ................................................................................................. 84
1. Gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ................................. 84
2. Gambaran siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
mengenai orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi ............................................................ 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta ............................................................................................... 85
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 86
C. Saran ........................................................................................................... 87
1. Bagi siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ........................ 87
2. Bagi guru ................................................................................................. 87
3. Bagi orangtua ........................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89
LAMPIRAN ....................................................................................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pertanyaan dalam Kuesioner Terbuka ................................................ 36
Tabel 2. Deskripsi Jenis Kelamin Responden ................................................... 40
Tabel 3. Deskripsi Usia Responden .................................................................. 41
Tabel 4. Deskripsi Jurusan Responden ............................................................. 41
Tabel 5. Penilaian Mengenai Keyakinan pada Kemampuan Diri dibidang
Akademik dalam Pelajaran Matematika ........................................................... 43
Tabel 6. Uraian Gambaran Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika
pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta .................................... 44
Tabel 7. Uraian Gambaran Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur
YogyakartaTentang Orang yang Memiliki Efikasi Diri Akademik dalam
Pelajaran Matematika yang Tinggi ................................................................... 53
Tabel 8. Uraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Akademik
dalam Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta ........................................................................................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Penelitian Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran
Matematika ........................................................................................................ 32
Gambar 2. Gambaran Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika pada
Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta .............................................. 52
Gambar 3. Gambaran Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tentang
Orang yang Memiliki Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika yang
Tinggi ............................................................................................................... 59
Gambar 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Akademik dalam
Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian .......................................................................................... 97
Hasil Respon Kuesioner Penelitian .................................................................. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan periode perkembangan transisi dari masa kanak-
kanak hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan biologis,
kognitif, dan sosial emosional (Santrock, 2012). Pada masa ini, individu akan
dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan yang harus mereka penuhi.
Salah satu tugas perkembangan tersebut ialah menerima diri sendiri dan
memiliki keyakinan terhadap kemampuannya sendiri, seperti yang
dikemukakan oleh Kay (1968; dalam Yusuf, 2011). Keyakinan yang tinggi
bahwa dengan kemampuan yang dimilikinya dapat menyelesaikan tugas
tertentu menjadikan individu berupaya semaksimal mungkin pada
penyelesaian suatu tugas sehingga mampu memperoleh hasil terbaik.
Kendati penting untuk memiliki keyakinan pada kemampuan diri, pada
kenyataanya banyak remaja yang memiliki masalah terkait keyakinan mereka
pada kemampuan yang dimiliki. Salah satu contoh permasalahannya dapat
dilihat dari hasil penelitian tentang remaja SMA di Yogyakarta yang
memiliki tingkat keyakinan pada kemampuan diri yang termasuk dalam
kategori sedang (Kusrieni, 2014; Widanarti & Indati, 2002). Berdasarkan
hasil survei awal sederhana yang dilakukan oleh peneliti pada Juli 2019
kepada 10 siswa SMA di daerah Yogyakarta, didapatkan bahwa para siswa
merasa yakin dengan kemampuan akademiknya namun ragu-ragu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengungkapkan rasa keyakinan tersebut. Beberapa siswa mengaku pernah
tidak jujur ketika sebenarnya mereka mampu mengerjakan ujian namun
mengatakan bahwa tidak dapat mengerjakan ujian sewaktu ditanya teman
mereka. Hal ini mereka lakukan agar tidak dianggap sombong dan tidak
ingin ditanyai lebih lanjut karena masih belum yakin sepenuhnya dengan
jawaban yang diberikan. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa dari para
siswa ini mengungkapkan pernah memiliki pengalaman langsung dianggap
sombong karena menunjukkan hasil ujian mereka. Beberapa siswa lainnya
melihat pengalaman orang lain yang dijauhi karena dianggap sombong.
Sebagian siswa juga mengungkapkan bahwa mereka memilih untuk
tidak mengajukan diri dalam perlombaan meskipun mereka merasa yakin
dapat melakukannya dengan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut
dilakukan karena merasa minder dengan kemampuan yang dimiliki dan takut
akan mengecewakan orang lain jika nantinya kalah. Berdasarkan hasil survei
awal tersebut didapatkan bahwa para siswa cenderung menunjukkan sikap
dan perilaku merendah diri meskipun mereka merasa memiliki keyakinan
yang cukup tinggi pada kemampuan dirinya. Sikap merendah diri yang
ditampilkan oleh para siswa tersebut dikenal melekat pada masyarakat
dengan budaya Jawa.
Sikap dan pengalaman siswa mengenai keyakinan pada kemampuan diri
mereka tersebut didasarkan pada mata pelajaran yang dianggap sulit bagi
siswa. Dari hasil survei awal sederhana sebelumnya, sebagian besar siswa
mengatakan bahwa mereka merasa kesulitan dalam mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
matematika. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan
dan cukup sulit bagi mereka. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil Ujian
Nasional tahun 2019 yang menunjukkan bahwa nilai untuk pelajaran
matematika paling rendah jika dibandingkan dengan nilai pada mata
pelajaran lainnya pada tingkatan SMA. Hasil Ujian Nasional tahun 2019
untuk pelajaran matematika pada siswa SMA di Indonesia memperoleh rata-
rata sebesar 38,60 yang termasuk dalam kategori kurang. Hasil Ujian
Nasional pelajaran matematika tahun 2019 untuk provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sendiri memperoleh rata-rata sebesar 50,86 yang juga termasuk
dalam kategori kurang (Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2019).
Hasil studi internasional dari Programme for International Student
Assessment (PISA) 2018 yang diselenggarakan oleh Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) juga menunjukkan
bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia masih dibawah rata-rata dari
standar OECD, yakni siswa Indonesia memperoleh skor kemampuan
matematika sebesar 379 sedangkan skor rata-rata OECD sebesar 487
(OECD, 2019). Dari hasil studi tersebut juga menunjukkan bahwa di
Indonesia sekitar 71% siswa tidak mencapai tingkat kompetensi minimum
matematika. Artinya masih banyak siswa Indonesia kesulitan dalam
menghadapi situasi yang membutuhkan kemampuan pemecahan masalah
menggunakan matematika (Kemendikbud, Badan Penelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2019)
Hasil UN 2019 dan studi internasional mengenai kemampuan
matematika siswa Indonesia membuktikan bahwa matematika merupakan
pelajaran yang cukup sulit dikuasai bagi siswa di Indonesia. Matematika
merupakan ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2020). Cockroft (1986; dalam Shadiq,
2013) mengungkapkan bahwa matematika memiliki peran yang penting
sehingga akan sangat sulit atau tidaklah mungkin bagi seseorang untuk hidup
dibagian bumi ini pada abad ke-20 tanpa sedikitpun memanfaatkan
matematika. Banyaknya pemanfaatan matematika dalam kehidupan sehari-
hari menjadikan matematika sebagai salah satu ilmu penting yang wajib
dikuasai siswa di sekolah. Salah satu bukti penguasaan ilmu di sekolah oleh
siswa dapat ditunjukkan dengan prestasi yang diperolehnya. Meningkatkan
penguasaan matematika dengan memperoleh prestasi yang baik akan lebih
efektif dengan melakukan peningkatan keyakinan siswa pada kemampuan
diri mereka terutama dalam pelajaran matematika (Widyaninggar, 2014).
Maka dari itu, penting untuk mengetahui keyakinan pada kemampuan diri
dalam pelajaran matematika pada siswa dengan lebih jelas agar nantinya
dapat dilakukan upaya peningkatan dalam memperoleh prestasi belajar yang
memuaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Keyakinan individu pada kemampuannya dalam mengerjakan atau
melakukan suatu hal dikenal sebagai efikasi diri (self-efficacy). Bandura
(2001; dalam Feist & Feist, 2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk
kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam
lingkungan. Keyakinan individu pada kemampuan mereka dalam bidang
akademik dikenal dengan istilah efikasi diri akademik. Efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika merujuk pada keyakinan individu bahwa mereka
dapat berhasil melakukan tugas-tugas akademik dalam pelajaran matematika
yang diberikan pada tingkatan yang ditentukan (Schunk, 1991). Konsep
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika dapat digunakan untuk
melihat bagaimana siswa menggambarkan keyakinan mereka pada
kemampuannya dalam pelajaran matematika.
Efikasi diri memiliki banyak manfaat dalam perkembangan diri
individu. Menurut Bandura (1994; dalam Friedman & Schustack, 2006),
efikasi diri menentukan perilaku individu yang akan ditampilkan, seberapa
kuat individu tersebut dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan atau
kegagalan, dan bagaimana suatu kesuksesan atau kegagalan mempengaruhi
perilaku individu di masa depan. Efikasi diri akademik juga dapat
mempengaruhi motivasi diri akademik pada individu (Bedel, 2014; Krietner
& Kinicki, 2007; Wahyuni, 2013). Widyaninggar (2014) mengungkapkan
bahwa meningkatnya prestasi belajar akan lebih efektif jika melakukan
peningkatan pada efikasi diri siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Dalam bidang akademik, efikasi diri yang tinggi berperan dalam
menurunkan perilaku negatif individu seperti menyontek dan menunda
pekerjaan atau prokrastinasi. Pudjiastuti (2012) menyatakan bahwa seseorang
dengan efikasi diri yang tinggi memiliki kecenderungan perilaku menyontek
yang rendah begitu pula sebaliknya. Efikasi diri dapat pula memengaruhi
tingkat prokrastinasi, individu dengan efikasi diri yang tinggi cenderung
memiliki tingkat prokrastinasi yang rendah dan sebaliknya (Sandra & Djalali,
2013). Hal ini didukung oleh penelitian dari Malkoc dan Mutlu (2018) yang
menemukan bahwa efikasi diri akademik berperan sebagai prediktor dari
prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Turki. Efikasi diri juga memiliki
peranan dalam mempersiapkan diri individu terhadap masa mendatang.
Menurut Yilmaz (2018) efikasi diri yang tinggi dapat menurunkan tingkat
ketakutan untuk sukses (fear of success) pada seseorang. Efikasi diri yang
tinggi juga dapat menunjukkan kepuasan kerja yang tinggi pada seseorang
dan sebaliknya (Turkoglu et al., 2017).
Efikasi diri juga memiliki peranan dalam regulasi emosi, depresi, dan
resiliensi pada diri individu. Wahyuni (2013) menyatakan bahwa efikasi diri
memiliki peran penting karena dapat memengaruhi regulasi emosi yang
dimiliki seseorang. Efikasi diri yang tinggi juga mampu menurunkan tingkat
depresi pada individu (Florensa, Keliat, & Wardani, 2016). Aziz dan
Noviekayati (2016) menunjukkan bahwa individu dengan efikasi diri yang
tinggi cenderung memiliki resiliensi yang tinggi begitu pula sebaliknya.
Penelitian yang telah dipaparkan diatas menunjukkan pentingnya efikasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
individu karena dapat memberikan pengaruh pada berbagai aspek untuk
perkembangan diri lainnya.
Tingkat efikasi diri seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal dari
luar maupun dalam diri orang tersebut. Beberapa hal yang dapat
memengaruhi efikasi diri dari dalam diri individu ialah kesejahteraan
psikologis atau psychological well-being (Pambejang & Siswati, 2017).
Pemberian pelatihan berpikir positif secara efektif juga dapat meningkatkan
efikasi diri seseorang (Dwitantyanov, Hidayati, & Sawitri, 2010). Selain itu,
kecerdasan emosi (emotional intelligence) seseorang dapat menjadi salah
satu prediktor tinggi-rendahnya efikasi diri yang dimilikinya (Sahin, 2017).
Beberapa faktor dari luar individu yang dapat memengaruhi efikasi diri ialah
dukungan orangtua, semakin tinggi dukungan orangtua yang diterima siswa
maka semakin tinggi tingkat efikasi diri yang dimiliki siswa dan sebaliknya
(Arumsari & Ariati, 2018). Widiyanti dan Marheni (2013) menyatakan
bahwa tipe pola asuh orangtua dapat pula memengaruhi efikasi diri
seseorang. Selain itu, pemberian konseling secara berkelompok juga dapat
memberikan pengaruh dalam meningkatkan efikasi diri siswa dari luar diri
individu (Widaryati, 2013).
Penelitian yang berkaitan dengan efikasi diri dan efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa di Indonesia sebelumnya telah
beberapa kali dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Widanarti dan Indati (2002) yang menguji hubungan antara dukungan sosial
keluarga dengan efikasi diri remaja di SMU Negeri 9 Yogyakarta. Hasil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial keluarga dengan efikasi diri pada remaja. Penelitian
lain dilakukan oleh Nanda dan Widodo (2015) yang bertujuan untuk menguji
hubungan antara school well-being dengan efikasi diri pada siswa kelas XII
SMK Yayasan Pharmasi Semarang. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
school well-being dengan efikasi diri pada siswa. Prihastyanti dan Sawitri
(2018) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dukungan guru dengan efikasi diri akademik siswa SMA Semesta
Semarang yang tinggal di asrama. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan guru dengan efikasi
diri akademik siswa. Penelitian lain dilakukan oleh Kusrieni (2014)
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan perilaku
mencontek pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan
perilaku mencontek siswa. Anggraini, Wahyuni, dan Soejanto (2017)
melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
efikasi diri dengan resiliensi menghadapi ujian pada siswa kelas XII SMA N
1 Trawas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara efikasi diri dengan resiliensi siswa.
Penelitian lain mengenai efikasi diri dilakukan oleh Setiobudi (2017)
yang meneliti pengaruh efikasi diri terhadap pengambilan keputusan karir
pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kalasan. Hasil dari penelitian tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap pengambilan keputusan karir pada siswa dalam
penelitian. Rokhimah (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
melihat adanya pengaruh antara dukungan sosial dan efikasi diri terhadap
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa SMA Negeri 1
Tenggarong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
yang signifikan antara dukungan sosial dan efikasi diri terhadap minat
melanjutkan pendidikan. Penelitian lain dilakukan oleh Nurlaila (2011) yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan efikasi diri dalam
menurunkan kecemasan pada siswa yang akan menghadapi Ujian Akhir
Nasional. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa yang
mendapat pelatihan efikasi diri secara signifikan menunjukkan ada
penurunan kecemasan dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional.
Penelitian mengenai efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang dilakukan oleh Ulfah dan Listiara (2017) bertujuan untuk mengetahui
hubungan orientasi tujuan penguasaan dan berpikir positif dengan efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika pada siswa kelas XI dan XII SMA
Mardisiswa Semarang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara orientasi tujuan penguasaan
dan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada responden.
Selain itu, hasil yang didapatkan juga menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara berpikir positif dan efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika pada responden penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pada beberapa penelitian sebelumnya hanya membahas mengenai
tingkat efikasi diri dan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang kemudian dikaitkan dengan variabel lain. Teori efikasi diri akademik
yang digunakan lahir dan berkembang di budaya barat, sedangkan penelitian-
penelitian tersebut dilakukan kepada siswa di Indonesia yang memiliki
perbedaan budaya dengan tempat asal teori efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika berkembang karena Indonesia menganut budaya timur.
Perbedaan budaya tersebut memungkinkan konsep efikasi diri akademik
yang berasal dari budaya barat kurang sesuai untuk digunakan dalam
menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa dengan budaya timur.
Park dan beberapa peneliti lainnya (2004; dalam Kim, Yang, & Hwang,
2010) mengungkapkan bahwa teori-teori psikologi yang ada mengalami
kesulitan dalam menjelaskan konsep-konsep yang bersifat pribumi, salah
satunya pada prestasi akademik siswa-siswa Asia Timur. Kim, Triandis,
Kagitcibasi, Choi dan Yoon (1994; dalam Kim, Yang, & Hwang, 2010)
mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan teori psikologi didasarkan
pada nilai-nilai individualistis yang mencerminkan budaya Barat. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh Kim dan Berry (1993; dalam Kim, Yang, &
Hwang, 2010) yang mengungkapkan bahwa banyak ahli beranggapan teori-
teori psikologi merefleksikan nilai-nilai, tujuan, dan isu-isu Amerika Serikat
dan bahwa mereka tidak dapat digeneralisasikan pada masyarakat-
masyarakat lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Indonesia sebagai negara yang menganut budaya timur memiliki
berbagai tradisi dan budaya yang berbeda dengan budaya barat. Salah satu
budaya yang ada di Indonesia adalah budaya Jawa yang memiliki cakupan
sangat luas. Masyakarat pada budaya Jawa memiliki beragam tradisi dan
ajaran-ajaran yang dipegang teguh sebagai pedoman hidup dan mengatur
tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah
budaya “andhap asor” yang memiliki arti rendah hati dan berfungsi sebagai
pedoman masyarakat Jawa dalam berpola pikir, bersikap, dan berperilaku
rendah hati (Sumodiningrat & Wulandari, 2014). Sikap dan perilaku rendah
hati pada seseorang dikenali sebagai ciri khas pada masyarakat Jawa. Budaya
rendah hati mengajarkan masyarakat untuk menjadi pribadi yang tidak
menyombongkan yang dimilikinya, melainkan merendah dan menjadi
sesederhana mungkin. Merendah juga dalam hal kemampuan yang dirinya
miliki, termasuk dalam kemampuan dibidang akademik seperti pelajaran
matematika yang diteliti dalam penelitian ini. Budaya rendah hati ini tidak
ditemukan pada masyarakat dengan budaya barat terutama tempat lahir dan
berkembangnya teori efikasi diri.
Berdasarkan hal tersebut, budaya merendah diri memiliki kemungkinan
dapat muncul dan berperan pada efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika seseorang. Konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada individu dengan budaya rendah hati tersebut dapat
memiliki perbedaan dengan konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang berasal dari teori budaya Barat yang tidak memiliki budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
rendah hati. Penelitian untuk mengungkapkan efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika menggunakan teori yang berasal dari budaya Barat
akan kurang sesuai untuk diterapkan pada individu yang hidup dengan
budaya di Indonesia seperti budaya rendah hati dari Jawa. Maka dari itu,
peneliti ingin melakukan eksplorasi mengenai gambaran efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika pada remaja di Yogyakarta untuk
melihat dan mengetahui konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang ada pada siswa-siswa tersebut dengan lebih jelas. Kota
Yogyakarta dipilih karena merupakan salah satu wilayah dengan budaya
Jawa dan dikenal kental serta lekat dengan ajaran-ajaran budaya daerahnya
seperti budaya rendah hati juga. Remaja yang tinggal di Jawa seperti kota
Yogyakarta, diasumsikan telah menghidupi nilai-nilai budaya Jawa dalam
kehidupan kesehariannya. Pada penelitian ini, peneliti memilih salah satu
SMA di Yogyakarta yaitu SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai sampel
dari remaja di Yogyakarta. Penelitian ini juga ingin mencari tahu mengenai
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada remaja di Yogyakarta. Identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi tersebut nantinya akan dapat digunakan untuk
membantu para siswa, sekolah, dan pihak yang berkaitan dalam
meningkatkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
dimiliki siswa.
Berdasarkan hasil konsep akhir yang telah ditemukan nantinya dapat
dilihat mengenai kemungkinan terdapatnya konsep yang bertentangan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berbeda dan kesamaannya antara konsep efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang didapatkan dari remaja di Yogyakarta dengan
konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika dari teori yang
sudah ada.
Penelitian ini memiliki nilai yang penting untuk dilakukan agar
mendapatkan gambaran konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang jelas dan tepat pada remaja di Yogyakarta. Penting pula
untuk mencari tahu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika pada remaja di Yogyakarta. Hal ini
karena dengan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika, upaya-upaya untuk meningkatkan
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika akan semakin jelas
terutama pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini
berfokus pada efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada siswa
di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Efikasi diri akademik dapat
dipengaruhi oleh sifat mata pelajaran, sehingga tingkatnya bisa berbeda-
beda untuk mata pelajaran yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka pertanyaan yang ingin dijawab pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Bagaimana siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memberi makna
pada siswa yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang tinggi?
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran mengenai
konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada siswa SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam
pengembangan konsep tentang efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada siswa di Indonesia yang memiliki beragam budaya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan tentang gambaran konsep efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika pada siswa SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Bagi siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai subyek
penelitian diharapkan dapat menyadari dan memahami pentingnya
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika dengan mengenal
konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
didapatkan dari penelitian ini.
c. Bagi orangtua
Orangtua diharapkan dapat menyadari dan membantu dalam
meningkatkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
anak melalui faktor-faktor yang memengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta.
d. Bagi sekolah
Sekolah sebagai pihak terkait dapat membantu dalam
meningkatkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
pada siswa di sekolah melalui pemahaman konsep dan faktor-faktor
yang memengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang didapatkan dari penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika
1. Pengertian Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika
Keyakinan pada kemampuan diri dikenal dengan istilah efikasi diri
atau self-efficacy. Bandura (2001) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk
kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam
lingkungan. Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Baron dan Byrne
(2005; dalam Ghufron & Risnawati, 2010) yang menyatakan bahwa
efikasi diri merupakan evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau
kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan
mengatasi hambatan. Disamping itu, Reivich dan Shatte (2002)
mengungkapkan bahwa efikasi diri merupakan perasaan bahwa kita
efektif di dunia. Hal ini mewakili keyakinan bahwa kita dapat
memecahkan masalah yang mungkin kita alami dan kemampuan kita
untuk berhasil. Efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
merujuk pada keyakinan individu bahwa mereka dapat berhasil
melakukan tugas-tugas akademik dalam pelajaran matematika yang
diberikan pada tingkatan yang ditentukan (Schunk, 1991). Menurut
Pajares (2002; dalam Malkoc & Mutlu, 2018) efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika dapat diartikan sebagai pemikiran mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
keyakinan pribadi siswa pada kemampuannya untuk mencapai tugas-
tugas akademik dalam pelajaran matematika pada tingkat yang telah
diharapkan.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan dari beberapa tokoh
sebelumnya, peneliti beracuan pada dua definisi yaitu definisi efikasi diri
yang dikemukakan oleh Bandura dan definisi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika oleh Schunk. Bandura mengemukakan bahwa
efikasi diri merupakan keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk
melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri
dan kejadian dalam lingkungan. Efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang dikemukakan oleh Schunk yaitu keyakinan individu
bahwa mereka dapat berhasil melakukan tugas-tugas akademik dalam
pelajaran matematika yang diberikan pada tingkatan yang ditentukan.
2. Dimensi Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika
Bandura (1997; dalam Ghufron & Risnawati, 2010) menyatakan
bahwa efikasi diri antara satu individu dengan yang lain akan berbeda
berdasarkan tiga dimensi berikut;
a. Dimensi tingkat (Level)
Dimensi level berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang
dirasa mampu untuk dikerjakan oleh individu. Efikasi personal yang
dirasakan tiap individu terbatas pada tuntutan tugas yang sederhana,
tuntutan yang cukup sulit, atau termasuk tuntutan kinerja yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
membebani pada bidang tertentu. Rentang kemampuan seseorang
dapat diukur melalui tingkat tuntutan tugas yang dapat
menggambarkan derajat atau kesulitan yang beragam untuk
keberhasilan kinerja (Bandura, 1997). Dimensi ini memiliki
keterlibatan terhadap pemilihan tingkah laku yang akan dilakukan
atau dihindari oleh seseorang. Individu akan mencoba tingkah laku
yang dirasa mampu untuk dilakukannya dan menghindari tingkah
laku yang berada di luar batas kemampuan yang dirasakannya.
b. Dimensi Kekuatan (Strength)
Dimensi strength berkaitan dengan tingkat kekuatan dari
keyakinan individu mengenai kemampuannya. Kekuatan dari efikasi
diri yang dirasakan seharusnya tidak terkait pada pemilihan tingkah
laku individu. Semakin kuat efikasi diri yang dirasakan, semakin
besar ketekunan dan semakin tinggi kemungkinan bahwa aktivitas
yang dipilih akan berhasil dilakukan (Bandura, 1997). Dimensi ini
biasanya berkaitan langsung dengan dimensi level, semakin tinggi
taraf kesulitan suatu tugas maka semakin lemah keyakinan yang
dirasakan untuk dapat menyelesaikannya.
c. Dimensi Generalisasi (Generality)
Dimensi generality berkaitan dengan luas bidang tingkah laku
yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Generality
dapat berubah pada dimensi yang berbeda, termasuk tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kemiripan aktivitas, modalitas dimana kemampuan diungkapkan
(perilaku, kognitif, afektif), segi kualitatif dari situasi, dan
karakteristik individu terhadap siapa perilaku diarahkan. Penilaian
terhadap bidang aktivitas dan konteks situasi mengungkapkan pola
dan tingkat generalisasi dari keyakinan individu pada kemampuannya
(Bandura, 1997).
3. Sumber Efikasi Diri
Bandura (1997; dalam Feist & Feist, 2010) mengungkapkan bahwa
efikasi diri terbentuk melalui empat sumber utama dari informasi: (1)
pengalaman menguasai sesuatu (mastery experience), (2) pengalaman
orang lain (social modeling/ vicarious experience), (3) persuasi sosial
(social persuasion), (4) kondisi fisik dan emosional (physiological and
affective states).
a. Pengalaman menguasai sesuatu (mastery experience)
Pengalaman menguasai merupakan sumber yang paling
berpengaruh pada efikasi diri karena mengandung bukti yang jelas
mengenai pengambilan tindakan individu untuk berhasil (Bandura,
1997). Kinerja masa lalu yang berhasil dapat meningkatkan harapan
pada kemampuan individu, sedangkan kegagalan cenderung dapat
menurunkannya (Feist & Feist, 2010). Hal ini menimbul beberapa
dampak, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Kinerja yang berhasil akan meningkatkan efikasi diri secara
proporsional dengan kesulitan dari tugas yang berkaitan.
2) Penyelesaian tugas oleh diri sendiri lebih efektif dibandingkan
dengan bantuan orang lain.
3) Kegagalan ketika telah memberikan usaha terbaik akan sangat
menurunkan efikasi diri.
4) Kegagalan dalam kondisi tertekan secara emosi tidak terlalu
merugikan diri dibandingkan kegagalan dalam kondisi
maksimal.
5) Kegagalan sebelum menetapkan rasa menguasai sesuatu lebih
berpengaruh buruk pada efikasi diri.
6) Kegagalan terjadi kadang memiliki dampak yang sedikit pada
efikasi diri.
b. Pengalaman orang lain (social modeling/ vicarious experience)
Efikasi diri meningkat saat kita mengamati pencapaian orang
lain yang memiliki kompetensi yang setara, namun akan berkurang
ketika kita melihat rekan yang gagal. Dampak dari social modeling
tidak sekuat dampak yang diberikan oleh pengalaman menguasai
sesuatu dalam meningkatkan efikasi diri, namun dapat memberikan
dampak yang kuat ketika memperhatikan penurunan efikasi diri
(Feist & Feist, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Persuasi sosial (social persuasion)
Persuasi dari orang lain dapat meningkatkan atau menurunkan
efikasi diri. kata-kata atau kritik dari sumber yang terpercaya
memiliki daya yang lebih efektif dibandingkan kritik yang berasal
dari sumber yang tidak terpercaya. Persuasi sosial dapat menjadi
lebih efektif dalam meningkatkan efikasi diri hanya jika kegiatan
yang ingin didukung untuk dicoba berada dalam jangkauan perilkau
individu. Bandura (1986; dalam Feist & Feist, 2010) berpendapat
bahwa daya yang lebih efektif dari sugesti untuk meningkatkan
efikasi diri berhubungan langsung dengan status dan otoritas yang
dipersepsikan dari orang yang melakukan persuasi. Persuasi dapat
meyakinkan individu untuk berusaha dan jika kinerjanya berhasil,
baik pencapaian maupun penghargaan verbal yang mengikutinya
akan meningkatkan efikasi diri dimasa mendatang.
d. Kondisi fisik dan emosional (physiological and affective states)
Dalam penilaian kemampuan, individu mengandalkan sebagian
informasi somatic yang disampaikan oleh keadaan fisik dan
emosional. Indikator fisiologis pada efikasi memainkan peranan
yang sangat berpengaruh dalam fungsi kesehatan dan kegiatan yang
membutuhkan kekuatan dan stamina. Kondisi emosi memiliki efek
umum yang luas pada keyakinan pada kemampuan diri dalam
berbagai bidang (Bandura, 1997). Emosi yang kuat biasanya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mengurangi kinerja, sehingga ketika individu mengalami ketakutan
yang kuat, kecemasan akut, atau tingkat stress yang tinggi,
kemungkinan akan memiliki pengharapan efikasi yang rendah.
Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi efikasi diri telah
dilakukan oleh Hassan, Hossain, dan Islam (2014) yang meneliti tentang
hubungan efikasi diri dengan kinerja akademik serta faktor-faktor yang
mempengaruhi efikasi diri. Penelitian yang dilakukan pada siswa jurusan
politeknik di salah satu universitas di Malaysia tersebut menunjukkan
bahwa variabel bebas dalam penelitian tersebut yaitu mastery experience,
vicarious experience, verbal persuasion, dan psychology arousal yang
juga merupakan empat sumber efikasi diri yang dikemukakan oleh
Bandura telah mewakili 67,9% dari total variabel yang mempengaruhi
efikasi diri. Hassan, Hossain, dan Islam (2014) menilai bahwa secara
keseluruhan, penelitian tersebut telah mampu mengungkapkan hasil
terbaiknya mengenai hubungan efikasi diri dengan faktor yang
mempengaruhinya karena hasil tersebut juga didukung dengan literasi
yang ada dan penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian lain mengenai faktor yang mempengaruhi efikasi diri juga
dilakukan oleh Dinther, Dochy, dan Segers (2011) dengan meneliti
berbagai literasi empiris mengenai peran efikasi diri dalam bidang
pendidikan untuk mendapatkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
efikasi diri siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hasil dari
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa program-program dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pendidikan memiliki kemungkinan untuk dapat meningkatkan efikasi diri
siswa terutama program pendidikan yang beracuan pada teori kognitif
sosial. Pada penelitian ini, dari sekian banyak faktor yang ada didapatkan
empat faktor yang terukur, signifikan, dan berkaitan dengan sumber
efikasi diri menurut teori kognitif sosial. Keempat faktor tersebut ialah
sebagai berikut:
a. Pandangan siswa pada kemajuan diri
Schunk dan Ertmer (1999; dalam Dinther, Dochy, & Segers,
2011) menemukan bahwa kesempatan untuk melakukan evaluasi diri
secara sering, sebagai komponen pelengkap fase refleksi diri dalam
proses regulasi diri yang dikemukakan oleh Zimmerman, secara
signifikan dapat mempengaruhi efiksi diri siswa. Hasil tersebut
dihubungkan dengan teori kognitif sosial, menunjukkan bahwa bukan
kesempatan evaluasi diri yang dapat mempengaruhi efikasi diri siswa,
melainkan pandangan siswa pada kemajuan dirinya yang
bertanggungjawab untuk meningkatkan efikasi diri pada siswa.
b. Pelatihan konselor
Larson dkk (1999; dalam Dinther, Dochy, & Segers, 2011)
meneliti perbedaan pengaruh dari dua teknik pelatihan pra-praktis yaitu
rekaman video pada sesi konseling dan permainan peran dengan klien
palsu pada efikasi diri dalam bidang konseling. Menonton rekaman
video dimana model melakukan sesi konseling, memberikan pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang sederhana namun secara seragam bermanfaat pada seluruh siswa
baru. Pengaruh dari intervensi permainan peran dimana siswa bertindak
sebagai konselor bersama dengan klien palsu, memiliki pengaruh yang
lebih stabil tergantung pada tingkat kesuksesan siswa baru. Larson dkk
menghubungkan hasil ini dengan teori kognitif sosial milik Bandura
dan mengungkapkan bahwa modelling mungkin akan sangat membantu
ketika ketrampilan tersebut kompleks dan siswa kurang terampil.
c. Tanggapan dari hasil kinerja
Daniels dan Larson (2001; dalam Dinther, Dochy, & Segers, 2011)
menunjukkan bahwa tanggapan positif dari kinerja palsu setelah
melakukan 10 menit sesi konseling palsu, secara signifikan
meningkatkan efikasi diri konseling pada siswa baru. Daniels dan
Larson berpendapat bahwa siswa baru tampaknya mengartikan
tanggapan palsu yang positif menjadi pengalaman penguasaan atau
mastery experience lebih dari pada tanggapan palsu yang negatif.
d. Mengamati model
Adams (2004; dalam Dinther, Dochy, & Segers, 2011) meneliti
tentang perbedaan pengaruh dari mengamati kinerja seminar pada rekan
sebaya dengan senior akademis, pada efikasi diri untuk presentasi
seminar siswa pascasarjana. Siswa yang mengamati rekan sebaya yang
tidak berpengalaman secara signifikan menunjukkan peningkatan
efikasi diri yang lebih besar daripada siswa yang mengamati kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
model yang berpengalaman, siswa tersebut secara statistik tidak
mengalami peningkatan yang signifikan pada efikasi diri untuk tugas-
tugasnya. Berdasarkan teori kognitif sosial, hal tersebut telah
diperkirakan bahwa kedua kelompok akan mengalami peningkatan pada
efikasi diri.
B. Remaja Akhir
Remaja merupakan suatu periode transisi dalam rentang kehidupan
manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa
(Santrock, 2012). Menurut Papalia dan Feldman (2014) masa remaja
merupakan perubahan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa
yang mengakibatkan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial.
Masa remaja terbagi menjadi tiga yaitu masa remaja awal, masa remaja
madya, dan masa remaja akhir. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada
individu yang berada pada masa remaja akhir. Pemilihan remaja sebagai
responden penelitian didasarkan pada salah satu tugas perkembangan
dimasa remaja menurut Kay (1968; dalam Yusuf, 2011) yaitu individu
memiliki keyakinan pada kemampuan diri mereka. Pada masa remaja akhir,
individu akan semakin mantap pada fungsi intelek, mampu
menyeimbangkan kepentingan diri sendiri dengan orang lain, terbentuknya
identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, memiliki ego dalam mencari
kesempatan dan pengalaman baru, dan menumbuhkan “dinding” yang
memisahkan pribadinya dengan masyarakat umum (Sarwono, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Papalia, Olds, & Feldman (2009) mengatakan bahwa masa remaja akhir
berada pada rentang usia 15 tahun sampai dengan awal dua puluhan.
Hurlock (2004; dalam Sarwono, 2011) dan Berk (2012) mengungkapkan
bahwa masa remaja akhir memiliki rentang usia 16 atau 17 sampai 18 tahun.
Menurut McDevitt dan Ormrod (2010) remaja akhir berlangsung pada
rentang usia 14-18 tahun. Sedangkan menurut WHO (1985; dalam Sarwono,
2011) menetapkan batasan untuk remaja akhir pada usia 15-20 tahun.
Berdasarkan uraian rentang usia masa remaja akhir yang dipaparkan oleh
beberapa tokoh, peneliti mengambil rentang usia untuk masa remaja akhir
yaitu 15 sampai 20 tahun.
Individu yang memasuki masa remaja memiliki tugas perkembangan
yang harus dipenuhinya. Tugas perkembangan remaja menurut William Kay
(1968; dalam Yusuf, 2011) sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
6. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
C. Kerangka Berpikir
Seperti yang telah diungkapkan oleh William kay (1968; dalam
Yusuf, 2011), efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika merupakan
salah satu hal penting bagi remaja dalam memenuhi tugas
perkembangannya. Selain itu, Bandura (1997; dalam Santrock, 2012) juga
telah mengungkapkan bahwa efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika merupakan faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan
remaja. Efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika seperti yang telah
diungkapkan oleh Bandura (2001) merupakan keyakinan seseorang pada
kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap
keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan dibidang
akademik. Bandura juga mengemukakan bahwa efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika memiliki empat sumber, salah satunya ialah persuasi
sosial yang sangat berkaitan dengan sugesti atau pengaruh dari individu
lain. Pada remaja, pemberian persuasi sosial akan memiliki pengaruh yang
kuat apabila berasal dari orangtua mereka sebagai orang terdekat dan figur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
otoritas. Pada budaya di Jawa, individu juga menganggap orang yang lebih
tua dan orangtua sebagai seorang yang harus dihormati, nasehat dari orang
yang lebih tua sangat dihargai bahkan pendapat dari orang yang lebih tua
akan lebih dipertimbangkan dalam masyarakat.
Masyarakat Jawa memiliki nilai kehidupan yaitu “Sing Sapa Lali
Marang Wong Tuwa Prasasat Lali Marang Pangeran” yang memiliki
makna barang siapa lupa terhadap orang tua, seperti lupa kepada Tuhan
(Sumodiningrat & Wulandari, 2014). Dalam konsep tersebut, seseorang
diharapkan untuk selalu menghormati dan berbakti kepada orang tua sama
seperti hormat dan berbakti kepada Tuhan. Ketentuan untuk berbakti kepada
orang tua menempati posisi teratas dalam hal ketakwaan setelah ketentuan
untuk mengabdi kepada Tuhan (Sumodiningrat & Wulandari, 2014).
Sehingga kata-kata, kritik, nasehat, dan ajaran yang diberikan oleh orangtua
sangat memiliki pengaruh pada remaja yang tinggal dengan budaya Jawa.
Pemberian nasehat, kritik, dan ajaran pastinya akan dipengaruhi oleh
lingkungan atau budaya tempat tinggal orangtua mereka seperti budaya
Jawa. Orangtua yang menganut budaya Jawa akan memberikan ajaran untuk
menerapkan sikap dan perilaku yang menggambarkan indentitas orang Jawa
kepada anak mereka. Salah satunya ialah sikap rendah hati dan sopan santun
yang dikenal dengan istilah “Lembah Manah Lan Andhap Asor”. Hal
tersebut merupakan sikap utama, dalam kehidupan orang Jawa, semakin
tinggi kedudukan seseorang, semakin berilmu seseorang, ia juga dituntut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
untuk semakin lembah manah lan andhap asor (Sumodiningrat &
Wulandari, 2014).
Teori Bandura mengenai pengalaman orang lain atau social
modeling juga merupakan salah satu sumber efikasi diri individu. Remaja
belajar membentuk pola pemikiran, perilaku, serta sikap dengan melihat
pengalaman yang dilakukan orang disekitarnya. Remaja yang tinggal di
lingkungan budaya Jawa mempelajari berbagai pengalaman orang
disekitarnya yang juga menerapkan nilai budaya Jawa dalam tindakan
keseharian mereka. Salah satunya ialah sikap rendah hati yang sudah
menjadi identitas orang Jawa sejak lama. Orang dengan budaya jawa sering
bersikap rendah hati di hadapan orang lain untuk menghindari menjadi
pribadi yang sombong. Hal ini terdapat dalam nasehat di budaya Jawa yaitu
“Ojo Adigang Adigung Adiguna” yang membahas tentang kebanggaan
berlebihan hingga menjadi sifat sombong. Ajaran tersebut memiliki makna
bahwa orang Jawa dilarang sombong dan membanggakan apa pun yang
menjadi milikinya, entah itu kekuasaan, kebesaran, hingga kepandaian
(Sumodiningrat & Wulandari, 2014). Hal tersebutlah yang juga dipelajari
oleh remaja dari orangtua maupun orang disekitarnya yang kemudian
diterapkan melalui perilaku dan dijadikannya sebagai identitas diri mereka
sebagai orang Jawa.
Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan budaya Jawa yang
menerapkan budaya rendah hati dalam kehidupan masyarakatnya. Siswa
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dipilih dalam penelitian ini untuk dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
gambaran konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
mereka miliki. Budaya rendah hati yang melekat dalam diri siswa SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta memungkinkan memberikan pengaruh terhadap
penggambaran konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
pada diri siswa-siswa tersebut. Budaya rendah hati ini tidak terdapat di
negara dengan budaya Barat termasuk tempat lahir dan berkembangnya
konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika.
Budaya yang berbeda tersebut memungkinkan adanya perbedaan siswa
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam menggambarkan efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang mereka miliki dengan konsep
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika dari teori yang sudah ada.
Dengan perbedaan budaya tersebut memungkinkan konsep efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang dikemukakan Bandura akan
kurang sesuai untuk diterapkan pada siswa SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Tidak hanya budaya rendah hati, budaya-budaya lain di
Indonesia yang dijadikan sebagai identitas diri remaja juga memungkinkan
memiliki pengaruh dalam penggambaran efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang dimiliki. Maka penting untuk mengetahui
gambaran siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mengenai konsep efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematika dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya agar nantinya konsep tersebut dapat lebih sesuai untuk
diterapkan pada siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta atau siswa-siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
lain yang mungkin memiliki karakteristik yang sama sehingga dapat lebih
membantu mereka dalam memenuhi tugas perkembangannya.
Berdasarkan paparan tersebut, peneliti berasumsi bahwa budaya di
Indonesia salah satunya budaya rendah diri dari Jawa dapat memberikan
pengaruh pada penggambaran konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada remaja yang tinggal di Jawa dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dari asumsi tersebut, peneliti ingin melakukan
penelitian untuk memperoleh konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang termasuk
dalam wilayah yang menerapkan budaya rendah hati. Nantinya dari hasil
yang didapatkan tersebut dapat dilihat konsep efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang ada pada siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
sehingga konsep tersebut diharapkan dapat lebih tepat untuk menjelaskan
mengenai efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada siswa di
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta maupun pada remaja di Yogyakarta. Hasil
temuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
nantinya dapat digunakan untuk membantu siswa, orangtua, dan sekolah
dalam upaya peningkatan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 1
Skema Penelitian Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, pertanyaan
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?
2. Bagaimana siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memberi
makna pada siswa yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan analisis isi. Penelitian Kualitatif merupakan metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau
sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan
(Creswell, 2009). Metode kualitatif sesuai untuk digunakan pada penelitian
ini untuk memperoleh data mendalam mengenai konsep efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya yang dimiliki oleh siswa di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran konsep
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada siswa kelas X di
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta beserta faktor-faktor yang
memengaruhinya.
C. Responden Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,
responden penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta sebanyak 128 orang. Para siswa tersebut telah terbagi kedalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kelas-kelas sesuai minat penjurusan mereka yaitu kelas IPA dan IPS.
Peneliti memilih siswa yang duduk dibangku SMA sebagai responden
karena tergolong dalam masa remaja akhir yaitu memiliki rentang usia 15-
20 tahun yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, pemilihan daerah
Yogyakarta dipilih untuk mendapatkan responden yang diasumsikan telah
hidup bersama dengan nilai dan budaya Jawa dalam kesehariannya sehingga
diharapkan memiliki penggambaran tersendiri terhadap konsep efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
membuat serangkaian pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh
responden (self-administered survey). Alat pengumpulan data dalam
penelitian ini berupa kuesioner terbuka dengan menggunakan jenis
pertanyaan terbuka (open-ended question). Pertanyaan terbuka memberikan
kebebasan kepada responden untuk mengungkapkan pendapat tanpa
dipengaruhi oleh peneliti (Foddy, 1993; dalam Reja, Manfreda, Hlebec, &
Vehora, 2003). Seperti yang diungkapkan oleh Supratiknya (2015) bahwa
kelebihan pertanyaan terbuka adalah tidak membatasi rentang atau cakupan
kemungkinan jawaban yang diberikan responden. Sehingga dengan
pertanyaan terbuka responden dapat lebih bebas mengungkapkan pemikiran
mengenai efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang nantinya
dirumuskan oleh peneliti sebagai kosnep efikasi diri akademik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pelajaran matematika yang dimiliki oleh siswa kelas X di SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta.
Konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
dikemukakan oleh Bandura menjadi landasan utama dalam merumuskan
kuesioner penelitian untuk memperoleh jawaban yang relevan tanpa
mengarahkan responden. Sehingga peneliti tidak membatasi kemungkinan
munculnya konsep-konsep baru dan faktor-faktor yang mungkin memiliki
pengaruh pada konsep tersebut bagi responden. Tabel 1 menunjukkan
pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner terbuka:
Tabel 1
Pertanyaan dalam Kuesioner Terbuka
Tujuan Pertanyaan
Mengetahui gambaran
efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada
siswa kelas X SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta
berdasarkan penilaian
keyakinan pada kemampuan
diri dibidang akademik
dalam pelajaran matematika.
1. A. Seberapa besar anda yakin pada
kemampuan diri anda dalam pelajaran
matematika?
Opsi: Sangat yakin, Yakin, Ragu-ragu,
Tidak yakin, Sangat tidak yakin.
1. B. Jelaskan jawaban anda! (Atas dasar
apa anda menilai demikian)
Mengetahui gambaran siswa
kelas X SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tentang
orang yang memiliki efikasi
diri akademik dalam
pelajaran matematika yang
tinggi
2. Menurut anda siapa teman yang anda
anggap paling percaya diri terhadap
kemampuan di bidang matematika?
Mengapa anda menilai teman tersebut
demikian?
Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi efikasi
diri akademik dalam
pelajaran matematika pada
3. Mengapa anda merasa mampu atau tidak
mampu dalam pelajaran matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
siswa kelas X SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta.
E. Kredibilitas Penelitian
Supratiknya (2015) mengungkapkan bahwa validitas pada penelitian
kualitatif dimaknai sebagai sejauh mana peneliti memeriksa keakuratan
temuan-temuannya dengan menerapkan sejumlah prosedur. Jogiyanto (2008)
mengungkapkan pernyataan yang hampir serupa bahwa validitas suatu
penelitian dilihat ketika instrumennya dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur dari suatu konsep.
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan peer
debriefing yang dilakukan oleh ahli atau professional judgement.
Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen USD yang menjadi
pembimbing penelitian. Professional judgement juga dilibatkan dalam proses
perumusan evaluasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Selain validitas, kredibilitas pada penelitian ini juga ditentukan oleh
reliabilitas penelitian. Reliabilitas kualitatif dimaknai sebagai sejauh mana
pendekatan yang diterapkan peneliti konsisten dengan pendekatan yang
diterapkan oleh peneliti lain dan dalam proyek lain (Supratiknya, 2015).
Menurut Creswell (2009; dalam Supratiknya, 2015), reliabilitas penelitan
kualitatif dapat diuji dengan cara memeriksa transkrip hasil data mentah
untuk memastikan tidak ada kesalahan serius yang terjadi selama proses
transkripsi. Selain itu, peneliti juga memastikan tidak terjadi perubahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pergeseran pada makna kode-kode selama proses pengodean dengan selalu
membandingkan data dengan kode-kode yang telah berhasil dirumuskan.
F. Analisis dan Interpretasi Data
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data
kualitatif atau AIK. Menurut Hsieh dan Shannon (2005; dalam Supratiknya,
2015), AIK merupakan metode penelitian untuk menafsirkan secara subjektif
isi data berupa teks melalui proses klasifikasi sistematik berupa coding atau
pengodean dan pengidentifikasian aneka tema atau pola. AIK menggunakan
sifat atau ciri bahasa sebagai bentuk komunikasi untuk mengungkapkan isi
atau makna serupa sesuai dengan konteksnya (Supratiknya, 2015).
Supratiknya (2015) juga menegaskan bahwa terdapat beberapa
pendekatan AIK, salah satunya ialah pendekatan induktif atau analisis isi
konvensional yang sesuai digunakan pada penelitian ini. Pendekatan induktif
mendeskripsikan sebuah fenomena bertolak dari fakta-fakta spesifik yang
terdapat dalam data. Pada penelitian ini bertolak dari penggambaran konsep
dan faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada responden penelitian sehingga pendekatan induktif lebih
tepat untuk digunakan. Metode AIK mencakup tiga tahap besar kegiatan,
yaitu: pengumpulan data, organisasi data, dan analisis data (Supratiknya,
2015). Langkah-langkah metode analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti memilih atau menentukan satuan analisis: hasil atau respon
partisipan dari pertanyaan terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Peneliti membaca keseluruhan data secara mendalam untuk
mendapatkan kesan terhadap data yang diperoleh.
3. Peneliti melakukan pengodean terbuka berdasarkan apa yang muncul
dari data.
4. Peneliti memilah dan mengklasifikasikan kode-kode berdasarkan
kesamaan isi atau makna sehingga didapatkan jumlah kategori yang
lebih padat dan bermakna.
5. Peneliti mengidentifikasi hubungan antar kategori yang akan
menghasilkan tingkatan yang lebih tinggi yaitu tema.
6. Langkah terakhir, peneliti merumuskan makna dari keseluruhan
temuan yang diperoleh.
Dalam penelitian ini, peneliti perlu melakukan evaluasi disetiap
tahapannya untuk mendapatkan kecocokan dengan arti sesungguhnya
sehingga dapat dilakukan kategorisasi. Evaluasi tersebut dilakukan oleh
peneliti dan melalui expert review dan peer review. Expert review dilakukan
bersama dengan dosen pembimbing dalam penelitian ini. Sedangkan untuk
peer review dilakukan oleh tiga rekan yang telah melakukan penelitian dan
memahami konsep penelitian kualitatif dengan pendekatan induktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Konteks Penelitian
Responden pada penelitian ini merupakan siswa-siswi SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta yang duduk dibangku kelas X dengan rentang usia 15
sampai 16 tahun. Jumlah siswa yang terlibat sebagai responden penelitian ini
sebanyak 128 orang. Data demografik responden yang disajikan adalah jenis
kelamin dan usia. Deskripsi ini disajikan untuk memastikan bahwa
responden memiliki hal penting yang berhubungan dengan penelitian ini.
Data deskripsi demografik responden terkait jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2
Deskripsi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 78 61%
Perempuan 50 39%
TOTAL 128 100%
Berdasarkan tabel 2 diketahui responden penelitian ini didominasi oleh
jenis kelamin laki-laki dengan presentasi sebesar 61%. Sementara sisanya
berjenis kelamin perempuan sebesar 39%.
Data deskripsi demografik responden terkait usia dapat dilihat pada
tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3
Deskripsi Usia Responden
Usia Jumlah Presentase
15 tahun 98 77%
16 tahun 30 23%
TOTAL 128 100%
Berdasarkan tabel 3 tersebut diketahui pada penelitian ini didominasi
oleh responden berusia 15 tahun dengan presentase sebesar 77%. Sedangkan
sisanya oleh responden berusia 16 tahun dengan presentasi sebesar 23%.
Data deskripsi demografik responden terkait kelas jurusan IPA dan IPS
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Deskripsi Jurusan Responden
Jurusan Jumlah Presentase
IPS 65 51%
IPA 63 49%
TOTAL 128 100%
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dalam penelitian ini sebesar 51%
responden termasuk dalam kelas jurusan IPS. Sedangakan responden dalam
kelas jurusan IPA sebesar 49%.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2019.
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti telah melakukan uji coba kepada 10
siswa di SMA Negeri 2 Ngaglik. Hasil uji coba yang didapatkan
menunjukkan bahwa pertanyaan pada kuesioner awal kurang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
memperoleh respon yang diinginkan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan
jawaban yang diberikan untuk pertanyaan pertama dan kedua hampir serupa,
sedangkan poin yang dimaksud peneliti tidak tercakup dalam jawaban
responden uji coba. Oleh karena itu, peneliti menyusun kembali pertanyaan
pada kuesioner menjadi lebih sederhana sehingga mudah dipahami oleh
responden.
Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti diberikan kesempatan untuk
menberikan kuesioner kepada seluruh siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Secara keseluruhan peneliti memperoleh responden sebanyak
145 orang. Akan tetapi, sebanyak 12 responden masih berusia 14 tahun
sehingga tidak memenuhi kriteria untuk usia masa remaja akhir yang telah
ditetapkan sebelumnya pada penelitian ini yaitu 15 sampai 20 tahun.
Sedangkan sebanyak 5 responden lainnya merupakan warga negara asing
yang sedang mengikuti program pertukaran pelajar untuk waktu yang singkat
di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Sehingga respon yang diberikan tidak
digunakan karena tidak sesuai dengan kriteria penelitian ini yang ditujukan
untuk remaja akhir yang bersekolah di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Dari 145 respon yang diperoleh, peneliti mengambil 128 respon yang telah
sesuai dengan kriteria penelitian ini.
C. Hasil Penelitian
Setelah dilaksanakan tahapan-tahapan persiapan analisis data yang
telah dijelaskan sebelumnya, selanjutnya peneliti melakukan analisis data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dari hasil evaluasi yang didapatkan melalui expert review dan peer review.
Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kategori yang tepat dari setiap
respon yang diberikan oleh responden untuk memperoleh jawaban dari
pertanyaan dalam penelitian ini.
1. Gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berdasarkan
penilaian keyakinan pada kemampuan diri dalam pelajaran
matematika
Pada penelitian ini, penilaian mengenai keyakinan pada kemampuan
diri di bidang akademik dalam pelajaran matematika bertujuan untuk
menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
dimiliki siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Tabel 5
menunjukkan perolehan respon oleh responden terkait keyakinan pada
kemampuan diri dibidang akademik dalam pelajaran matematika.
Tabel 5
Penilaian Mengenai Keyakinan pada Kemampuan Diri Dibidang
Akademik dalam Pelajaran Matematika
Penilaian mengenai
keyakinan pada
kemampuan diri
dibidang akademik
dalam pelajaran
matematika
Frekuensi Presentase
Sangat yakin 7 5%
Yakin 41 32%
Ragu-ragu 58 45%
Tidak yakin 16 13%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sangat tidak yakin 6 5%
TOTAL 128 100%
Dari hasil perolehan respon yang diberikan oleh responden
didapatkan bahwa frekuensi paling banyak yaitu responden menilai diri
mereka ragu-ragu pada kemampuan dirinya. Kemudian diurutan kedua
frekuensi terbanyak yaitu responden menilai diri mereka yakin pada
kemampuan dirinya, meskipun terdapat juga responden yang menilai
tidak yakin pada kemampuan diri mereka. Penilaian tersebut dilandaskan
oleh respon yang menjelaskan mengenai gambaran efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta pada tabel 5. Pada tabel 6, peneliti menemukan kata kunci
dari respon-respon yang diberikan oleh responden. Selanjutnya, kata
kunci tersebut dikelompokkan kedalam tema yang sesuai. Kemudian
peneliti mengidentifikasikan tema ke dalam kategori-kategori yang
sesuai.
Tabel 6
Uraian Gambaran Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika
pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Kata Kunci Tema Kategori
Sulit memahami, bisa
memahami, mengerti
pelajaran.
Pemahaman
Penguasaan Materi Bisa mengerjakan, bisa
menerapkan rumus
matematika.
Penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Bisa mengikuti
pelajaran. Daya tangkap
Hafal rumusnya. Hafalan
Sulit mempelajari
matematika. Belajar
Kurang yakin dengan
yang dikerjakan, percaya
diri.
Keyakinan
Keyakinan
Merasa ragu-ragu
dengan jawabannya. Keragu-raguan
Mendapat nilai yang
bagus, nilai matematika
selalu jelek di rapor.
Nilai
Prestasi
Hasilnya memuaskan. Hasil
Dipilih mengikuti OSN,
pengalaman dalam
mengikuti lomba.
Mengikuti Lomba
Selalu remidi di ulangan
matematika. Remidi
Terus melatih diri,
mengerjakan latihan
soal.
Latihan
Usaha
Malas, malas untuk
belajar matematika,
terkadang malas.
Kemalasan
Belajar dengan tekun,
tekun belajar. Ketekunan
Kurang teliti dalam
mengerjakan soal. Ketelitian
Berusaha menjadi yang
terbaik. Usaha
Harus mengulang-ulang
materi. Pengulangan
Memperhatikan guru,
susah berkonsentrasi Konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pada pelajaran.
Menyukai hitungan,
tidak suka dengan
matematika, kurang suka
menghitung.
Kesukaan
Motivasi Belajar matematika
kadang bosan. Kebosanan
Kurang minat, senang
belajar matematika. Ketertarikan
Gurunya tidak sabar
menerangkan, guru yang
mengajar sangat jelas.
Pengajar Peran Guru
Matematika itu sulit. Materi Sulit Tingkat Kesulitan
Materi
Kepala sering sakit saat
mengerjakan
matematika.
Sakit Kondisi Fisik Tubuh
Tidak memiliki bakat
matematika, kurang bisa
matematika.
Kemampuan
Kemampuan Bawaan
Lemah di matematika,
lemah saat menghitung. Keterbatasan
Tidak terlalu pintar
dalam matematika, tidak
terlalu pintar hitung-
hitungan.
Kepintaran
Pada penelitian ini, responden menggambarkan efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang dimiliki dengan dilihat dari penguasaan
materi, keyakinan, prestasi, usaha, motivasi, peran guru, tingkat kesulitan
materi, kondisi fisik tubuh, kemampuan bawaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kategori yang pertama ialah penguasaan materi. Pada kategori ini
terdapat lima tema didalamnya yaitu pemahaman, penerapan, daya
tangkap, hafalan, dan belajar dalam pembelajaran matematika. Pada tema
pemahaman, efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden digambarkan sebagai kemampuan responden dalam
memahami pelajaran matematika. Pada tema penerapan, efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden digambarkan sebagai
kemampuan responden dalam menerapkan rumus dan mengerjakan soal
dalam pelajaran matematika. Pada tema daya tangkap, efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden digambarkan sebagai
responden yang mampu mengikuti tahapan pembelajaran matematika.
Tema hafalan menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden sebagai kemampuan responden untuk
menghafalkan rumus yang terdapat dalam pelajaran matematika. Tema
belajar menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden sebagai responden yang menunjukkan perilaku
mempelajari atau belajar mandiri untuk dapat menguasai matematika.
Kemudian pada kategori keyakinan memiliki dua tema yakni
keyakinan dan keragu-raguan. Tema keyakinan menggambarkan efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematika responden sebagai penilaian
kepercayaan diri responden dalam penguasaan pelajaran matematika.
Tema keragu-raguan menggambarkan efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika respoden sebagai perasaan ragu-ragu responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
terhadap hasil pekerjaannya dalam pelajaran matematika. Tema
keyakinan dan tema keragu-raguan memiliki makna yang sama yaitu
sama-sama mengenai keyakinan hanya arahnya saja yang berkebalikan,
tema keyakinan mengarah pada rasa yakin sedangkan tema keragu-
raguan mengarah pada rasa tidak yakin atau ragu-ragu. Kategori prestasi
memiliki empat tema didalamnya yaitu nilai, hasil, mengikuti lomba, dan
remidi. Pada tema nilai, efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden digambarkan sebagai perolehan nilai responden
yang menunjukkan penguasaan dalam pelajaran matematika. Pada tema
hasil, efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika responden
digambarkan sebagai responden memperoleh hasil dari pembelajaran
matematikanya. Tema mengikuti lomba menggambarkan efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden sebagai pengalaman
responden yang pernah mengikuti perlombaan dalam bidang matematika.
Tema remidi menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden sebagai pengalaman responden yang pernah
remidi atau mengulang dalam ulangan maupun ujian matematika.
Kategori usaha memiliki tujuh tema didalamnya yakni latihan,
kemalasan, ketekunan, ketelitian, usaha, pengulangan dan konsentrasi.
Pada tema Latihan, efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden digambarkan dengan upaya responden melakukan latihan
untuk penguasaan pelajaran matematika. Pada tema kemalasan, efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematika responden digambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dengan perilaku responden yang terkadang malas dalam belajar dan
mengerjakan matematika. Pada tema ketekunan, efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika responden digambarkan sebagai perilaku
responden yang tekun dalam meningkatkan keahliannya dibidang
matematika dengan terus belajar. Pada tema ketelitian, efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden digambarkan dengan
ketelitian yang dimiliki responden dalam mengerjakan soal matematika.
Tema usaha menggambarkan efiksi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden sebagai perilaku yang menunjukkan usaha yang
dilakukan responden untuk dapat menjadi yang terbaik dalam bidang
matematika. Pada tema pengulangan, efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika responden digambarkan sebagai responden
mengulangi kembali materi yang telah dipelajari untuk semakin
meningkatkan penguasaannya dalam pelajaran matematika. Tema
konsentrasi menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden sebagai responden yang memperhatikan,
berkonsentrasi dan fokus dalam proses pembelajaran matematika.
Kategori motivasi memiliki tiga tema yakni kesukaan, kebosanan,
dan ketertarikan. Pada tema kesukaan, efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika responden digambarkan dengan adanya perasaan
suka terhadap materi dalam pembelajaran matematika. Pada tema
kebosanan, efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika responden
digambarkan sebagai rasa bosan yang dimiliki responden selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mempelajari matematika. Pada tema ketertarikan, efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika responden digambarkan dengan adanya
keinginan atau minat dalam diri responden untuk mempelajari
matematika. Kategori peran guru memiliki tema pengajar. Pada tema ini,
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika responden
digambarkan dengan adanya seorang pengajar yang mampu memberikan
penjelasan dengan baik kepada responden. Kategori tingkat kesulitan
materi memiliki tema materi sulit. Pada tema materi sulit, efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden digambarkan dengan
adanya materi-materi sulit yang harus dipelajari responden. Pada kategori
kondisi fisik tubuh memiliki tema sakit. Pada tema ini, efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden digambarkan dengan
munculnya gejala sakit pada tubuh responden dalam pembelajaran
matematika.
Kemudian pada kategori kemampuan bawaan memiliki tiga tema
yakni kemampuan, keterbatasan, dan kepintaran. Pada tema kemampuan,
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika responden
digambarkan sebagai bakat bawaan yang dimiliki responden dalam
pelajaran matematika. Tema keterbatasan menggambarkan efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden sebagai kelemahan dan
kekurangan yang dimiliki responden dalam pada pelajaran matematika.
Pada tema kepintaran, efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
responden digambarkan sebagai responden yang memiliki keahlian atau
kelebihan dalam pelajaran matematika.
Berdasarkan penjabaran hasil yang diperoleh tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada responden mencakup penguasaan materi, keyakinan,
prestasi, usaha, motivasi, peran guru, tingkat kesulitan materi, kondisi
fisik tubuh, dan kemampuan bawaan. Dari kategori-kategori yang
ditemukan tersebut, peneliti mengolah lebih lanjut hasil temuan yang ada
dan mencocokkan dengan teori yang ada serta mengkaitkannya dengan
kehidupan dan nilai-nilai yang ada pada kehidupan siswa SMA Pangudi
Luhur yang berada di kota Yogyakarta. Maka hasil akhir yang diperoleh
peneliti dapat dilihat pada gambar 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 2
Gambaran Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika pada Siswa
Kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
2. Gambaran siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang tinggi
Dalam penelitian ini data respon yang diperoleh kemudian
diidentifikasikan kata kuncinya dan dimasukkan ke dalam tema yang
sesuai. Selanjutnya dari tema-tema tersebut, diidentifikasikan untuk
dikelompokkan ke dalam kateogori yang sesuai. Hasil identifikasi tema
dan kategori dapat dilihat pada tabel 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 7
Uraian Gambaran Siswa Kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
tentang Orang yang Memiliki Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran
Matematika yang Tinggi
Kata Kunci Tema Kategori
Pintar dalam
matematika, paling
pintar matematika.
Kepintaran
Kemampuan Bawaan Mampu dalam
matematika, bisa
melakukan lebih dari
kita.
Kemampuan
Sangat percaya diri
dengan jawaban. Keyakinan Keyakinan
Lebih mampu
memahami jenis soal,
cepat memahami materi.
Pemahaman
Penguasaan Materi
Dapat menyelesaikan
soal matematika. Penerapan
Selau belajar
matematika. Belajar
Hafal dengan rumus
matematika. Hafalan
Mampu mengajari
teman-teman yang
kebingungan, sering
mengajari matematika.
Pengajaran Peer tutoring
Cepat dan tanggap
ketika dijelaskan, suka
mengerjakan didepan
kelas.
Aktif
Usaha Teliti, teliti dalam
mengerjakan soal
matematika.
Ketelitian
Berusaha keras. Usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Rajin. Rajin
Sangat tekun, orangnya
tekun. Ketekunan
Sangat kritis dalam
berpikir matematika. Berpikir Kritis
Mau berlatih. Latihan
Mau mendengarkan,
kurang fokus saat
pelajaran.
Konsentrasi
Sering dapat nilai bagus,
nilai ulangan 100. Nilai
Prestasi Ketua club matematika. Jabatan
Sering tuntas dalam
ulangan Remidi
Minatnya pada
matematika tinggi. Ketertarikan
Motivasi Memiliki sedikit
semangat. Semangat
Menyukai pelajaran
matematika. Kesukaan
Berdasarkan hasil perolehan respon, dapat diketahui bahwa terdapat
7 kategori yang menunjukkan gambaran siswa kelas X di SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang tinggi. Ketujuh kategori tersebut yakni
kemampuan bawaan, keyakinan, penguasaan materi, peer tutoring, usaha,
prestasi, dan motivasi.
Kategori kemampuan bawaan memiliki dua tema didalamnya yaitu
kepintaran dan kemampuan. Pada tema kepintaran, gambaran responden
tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
matematika yang tinggi ialah memiliki kepintaran, keahlian dan
kelebihan dalam matematika sehingga terlihat lebih unggul dari yang
lain. Pada tema kemampuan, gambaran responden tentang orang yang
memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
ialah seorang yang memiliki bakat bawaan dan dapat melakukan lebih
dari yang orang lain lakukan dalam pelajaran matematika. Pada kategori
keyakinan memiliki tema kayakinan. Pada tema keyakinan, responden
menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi sebagai seorang yang memilki
kepercayaan diri yang tinggi pada hasil pekerjaannya dalam pelajaran
matematika.
Pada Kategori penguasaan materi memiliki empat tema didalamnya.
Keempat tema tersebut yakni pemahaman, penerapan, belajar, dan
hafalan. Pada tema pemahaman, gambaran remaja tentang orang yang
memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
ialah seorang yang dapat memahami lebih dari yang orang-orang
seusianya dapat pahami dalam pelajaran matematika. Pada tema
penerapan, responden menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi sebagai seorang yang
dapat menyelesaikan atau mengerjakan soal-soal dengan baik dalam
pelajaran matematika. Pada tema belajar, responden menggambarkan
orang yang memiiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang tinggi sebagai seorang yang selalu belajar baik dikelas maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
belajar mandiri dalam pelajaran matematika. Pada tema hafalan,
gambaran responden tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang tinggi ialah seorang yang mampu
menghafalkan rumus-rumus yang ada dalam pelajaran matematika.
Kemudian pada kategori peer tutoring, remaja menggambarkan orang
yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
tinggi sebagai sosok yang mampu membantu dengan mengajari orang
lain dan temannya dalam pelajaran matematika.
Pada kategori usaha memiliki 8 tema didalamnya. Kedelapan tema
tersebut yakni aktif, ketelitian, usaha, rajin, ketekunan, berpikir kritis,
latihan, dan konsentrasi. Pada tema aktif, responden menggambarkan
orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang tinggi sebagai sosok yang aktif serta tanggap dalam mengikuti
pelajaran matematika. Pada tema ketelitian, responden menggambarkan
orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang tinggi sebagai seorang yang teliti dalam mengerjakan soal-soal
matematika. Pada tema usaha, responden menggambarkan orang yang
memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
sebagai seorang yang menunjukkan usaha keras yang dilakukannya
dalam menguasai pelajaran matematika. Pada tema rajin, responden
menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi sebagai seorang yang rajin baik dalam
mengerjakan tugas maupun mempelajari materi dalam pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
matematika. Pada tema ketekunan, gambaran responden tentang orang
yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
tinggi ialah seorang yang sangat tekun dengan mempelajari secara terus
maupun dalam mengerjakan soal matematika. Pada tema berpikir kritis,
gambaran responden tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang tinggi ialah seorang yang sangat kritis
dalam menanggapi pelajaran matematika. Pada tema latihan, gambaran
responden tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi ialah seorang yang mau berlatih dalam
mengerjakan soal-soal matematika. Pada tema konsentrasi, gambaran
responden tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi ialah seorang yang mau mendengarkan
dan berfokus saat pembelajaran matematika.
Kategori prestasi memiliki tiga tema didalamnya. Ketiga tema
tersebut ialah nilai, jabatan, dan remidi. Pada tema nilai, responden
menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi sebagai seorang yang mampu
memperoleh nilai terbaik dalam pelajaran matematika dibanding dengan
teman-teman yang lain. Pada tema jabatan, responden menggambarkan
orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang tinggi sebagai seorang yang pernah atau sedang menjadi ketua club
matematika. Pada tema remidi, responden menggambarkan orang yang
memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sebagai seorang yang sering tuntas dalam ulangan matematika sehingga
jarang atau tidak pernah remidi. Kategori motivasi memiliki tigas tema
didalamnya. ketiga tema tersebut yakni ketertarikan, semangat, dan
kesukaan. Pada tema ketertarikan, responden menggambarkan orang
yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
tinggi sebagai seorang yang memiliki minat yang tinggi dalam
mempelajari matematika. Sedangkan pada tema semangat, responden
menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi sebagai orang yang memiliki semangat
dalam mempelajari matematika. Pada tema kesukaan, remaja
menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi sebagai seorang yang merasa senang
dan suka dengan pelajaran matematika.
Berdasarkan penjabaran hasil yang diperoleh tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa gambaran responden tentang orang yang memiliki
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi mencakup
kemampuan bawaan, keyakinan, penguasaan materi, peer tutoring, usaha,
prestasi, dan motivasi. Dari kategori-kategori yang ditemukan tersebut,
peneliti juga melakukan pengolahan lebih lanjut dari hasil temuan
tersebut dan mencocokkannya dengan teori yang ada serta
mengkaitkannya dengan kehidupan dan nilai-nilai yang ada pada
masyarakat Indonesia. Maka diperoleh hasil akhir yang dapat dilihat pada
gambar 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 3
Gambaran Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tentang Orang
yang Memiliki Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran Matematika yang Tinggi
Gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan gambaran siswa
kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tentang orang yang memiliki
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi memiliki
beberapa kesamaan. Kesamaan yang dimiliki yaitu pada kategori
penguasaan materi, keyakinan, prestasi, usaha, motivasi, dan kemampuan
bawaan. Selain kesamaan, terdapat pula perbedaan yang ditemukan yaitu
pada tema peran guru, tingkat kesulitan materi, kondisi fisik tubuh, dan
peer tutoring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta
Dalam penelitian ini data responden mengenai alasan diri merasa
mampu dan tidak mampu dalam pelajaran matematika bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Pada bagian ini peneliti memperoleh respon yang dapat
diidentifikasikan ke dalam tema dan kategori yang sesuai. Adapun hasil
perhitungan tema dan kategori dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Uraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Akademik dalam
Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta
Kata Kunci Tema Kategori
Susah memahami,
mampu jika memahami
konsep.
Pemahaman
Penguasaan Materi
Mampu mengerjakan,
bingung dengan
penempatan angka.
Penerapan
Kurang menangkap
lebih cepat yang
dipelajari.
Daya tangkap
Sulit untuk
menghafalkan rumus. Hafalan
Butuh berkali-kali
belajar, butuh belajar. Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Mau terus berlatih,
matematika hanya perlu
berlatih banyak.
Latihan
Usaha
Malas dalam hitung
menghitung. Kemalasan
Tetap berjuang dan
mencoba mendalami. Usaha
Teliti, masih kurang
teliti dalam mengerjakan
soal.
Ketelitian
Tekun, belajar dengan
tekun. Ketekunan
Bingung jika tidak
diulang-ulang. Pengulangan
Harus berpikir kritis
untuk mengerjakan. Berpikir Kritis
Memperhatikan betul,
sering gagal fokus. Konsentrasi
Mampu dalam pelajaran
matematika, ada bakat. Kemampuan
Kemampuan Bawaan
Susah untuk
menghitung, sedikit
susah dalam hal
menghitung.
Keterbatasan
Tidak terlalu pintar
dalam hitung-hitungan. Kepintaran
Tidak yakin jawaban
benar atau tidak. Keyakinan
Keyakinan Masih ragu untuk
menjawab pertanyaan. Keragu-raguan
Sulit, susah, matematika
membingungkan. Materi Sulit
Tingkat Kesulitan
Materi
Matematika adalah yang
paling mudah,
matematika itu mudah.
Materi Mudah
Terdapat banyak rumus. Rumus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kurang minat,
matematika menarik. Ketertarikan
Motivasi
Tergantung niat dalam
mengerjakan, mau
mencoba.
Kemauan
Menyukai pelajaran
matematika. Kesukaan
Nilai matematika jelek,
mendapat nilai yang
memuaskan.
Nilai
Prestasi
Tidak pernah remidi. Remidi
Tergantung gurunya,
mampu jika diterangkan
dengan sabar oleh guru.
Pengajar Peran Guru
Didukung oleh orangtua,
teman, dan bimbel. Dukungan Dukungan
Termasuk salah satu
pelajaran penting. Pelajaran penting Kesadaran
Kepala sakit dan perut
mulas tidak nyaman
dalam mengerjakan
matematika.
Sakit Kondisi Fisik Tubuh
Berdasarkan hasil perolehan respon, dapat dilihat bahwa terdapat 11
kategori yang menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta. Kesepuluh kategori tersebut ialah penguasaan materi,
usaha, kemampuan bawaan, keyakinan, tingkat kesulitan materi,
motivasi, prestasi, peran guru, dukungan, kesadaran, dan kondisi fisik
tubuh.
Kategori penguasaan materi memiliki lima tema yakni pemahaman,
penerapan, daya tangkap, hafalan, dan belajar. Pada tema pemahaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden ialah sejauh mana pemahaman yang dimiliki
responden dalam pelajaran matematika. Pada tema penerapan, faktor
yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah sejauh mana responden mampu dalam mengerjakan dan
menerapkan materi ataupun rumus dalam pelajaran matematika. Pada
tema daya tangkap, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika responden ialah sejauh mana responden
mampu menangkap atau mempelajari materi dengan cepat. Pada tema
hafalan, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika responden ialah responden mampu dalam
menghafalkan rumus-rumus yang terdapat dalam pelajaran matematika.
Pada tema belajar, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika responden ialah perilaku belajar yang
dilakukan responden untuk menguasai pelajaran matematika.
Kemudian terdapat kategori usaha yang memiliki 8 tema
didalamnya. Tema tersebut yakni latihan, kemalasan, usaha, ketelitian,
ketekunan, pengulangan, berpikir kritis, dan konsentrasi. Pada tema
latihan, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden ialah kemauan untuk terus berlatih dan melatih
diri dalam pelajaran matematika. Pada tema kemalasan, faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah rasa malas yang dialami responden dalam menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dan mengerjakan matematika. Pada tema usaha, faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah daya juang yang dimiliki responden dalam mencoba
mendalami pelajaran matematika. Pada tema ketelitian, faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah ketelitian yang dimiliki responden dalam pengerjaan soal
matematika. Pada tema ketekunan, faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden ialah responden tekun
dalam mempelajari matematika. Pada tema pengulangan, faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah mengulangi sendiri pelajaran yang sudah dijelaskan oleh
pengajar sebelumnya. Pada tema berpikir kritis, faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah responden perlu berpikir kritis dalam mengerjakan soal
matematika. Pada tema konsentrasi, faktor yang mempengaruhi efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematika responden ialah responden
memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan berfokus selama
mempelajari matematika.
Kategori kemampuan bawaan memiliki tiga tema di dalamnya.
Tema tersebut yakni kemampuan, keterbatasan, dan kepintaran. Tema
kemampuan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden ialah kemampuan
bawaan yang dimiliki tiap responden dalam pelajaran matematika. Tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
keterbatasan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden ialah kesulitan atau
kelemahan dalam mengerjakan atau menghitung soal matematika. Tema
kepintaran menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden ialah keahlian atau
kelebihan yang dimiliki responden dalam berhitung matematika. Pada
kategori keyakinan memiliki dua tema yakni keyakinan dan keragu-
raguan. Tema keyakinan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika responden ialah
kepercayaan diri responden pada pekerjaannya dalam pelajaran
matematika. Tema keragu-raguan menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah rasa ragu-ragu responden dalam memberikan jawaban
pada pelajaran matematika.
Kategori tingkat kesulitan materi memilik tiga tema didalamnya.
Ketiga tema tersebut yakni materi sulit, materi mudah, dan rumus. Pada
tema materi sulit, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran mateamtika responden ialah adanya materi yang sulit untuk
dipelajari bagi beberapa responden dalam pelajaran matematika. Pada
tema materi mudah, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika responden ialah adanya materi yang mudah
untuk dipelajari bagi beberapa responden dalam pelajaran matematika.
Pada tema rumus, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dalam pelajaran matematika responden ialah adanya banyak rumus dalam
matematika yang menyulitkan bagi responden. Kategori motivasi
memiliki tiga tema didalamnya. Kedua tema tersebut ialah ketertarikan,
kemauan, dan kesukaan. Pada tema ketertarikan, faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah memiliki minat dan tertarik untuk mempelajari
matematika. Pada tema kemauan, faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden ialah memiliki niat dan
kemauan untuk mencoba dalam pelajaran matematika. Pada tema
kesukaan, faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika responden ialah perasaan suka yang dimiliki
responden terhadap pelajaran matematika.
Kategori prestasi memiliki dua tema didalamnya. Kedua tema
tersebut yakni nilai dan remidi. Tema nilai menunjukkan bahwa efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematika responden dipengaruhi oleh
faktor nilai yang pernah diperoleh responden dalam pelajaran
matematika. Sedangkan tema remidi menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden ialah pengalaman remidi atau mengulang dalam ulangan
maupun ujian matematika. Kategori peran guru memiliki tema pengajar.
Pada tema pengajar menunjukkan bahwa efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika responden dipengaruhi oleh faktor adanya sosok
pengajar atau guru yang dapat menjelaskan pelajaran dengan baik. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kategori dukungan menunjukkan bahwa efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika responden dipengaruhi oleh dukungan yang
dimiliki responden baik dari orangtua, teman, atau bimbingan lain dalam
pelajaran matematika.
Pada kategori kesadaran, faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden adalah kesadaran
responden mengenai pentingnya pelajaran matematika bagi masa depan.
Pada kategori kondisi fisik tubuh, faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden ialah munculnya
respon rasa sakit pada tubuh responden dalam mempelajari matematika.
Berdasarkan penjabaran hasil yang diperoleh tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika responden mencakup penguasaan
materi, usaha, kemampuan bawaan, keyakinan, tingkat kesulitan materi,
motivasi, prestasi, peran guru, dukungan, kesadaran, dan kondisi fisik
tubuh. Dari kategori-kategori yang ditemukan tersebut, peneliti kemudian
melakukan pengolahan lebih lanjut dari hasil tersebut dan
mencocokkannya dengan teori yang ada serta mengkaitkannya dengan
kehidupan dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat Indonesia. Maka
diperoleh hasil akhir yang dapat dilihat pada gambar 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Akademik dalam Pelajaran
Matematika pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
D. Pembahasan
1. Gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berdasarkan
penilaian keyakinan pada kemampuan diri
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengetahui penilaian siswa
kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mengenai keyakinan pada
kemampuan diri mereka di bidang akademik. Hasilnya, secara umum
reponden menilai diri mereka ragu-ragu dengan keyakinan pada
kemampuan yang dimiliki dalam pelajaran matematika. Penilaian
mengenai keyakinan pada kemampuan diri ini lantas memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
gambaran mengenai efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Bandura (2001) mengungkapkan konsep efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika sebagai keyakinan seseorang pada kemampuannya
untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu
sendiri dan kejadian dalam lingkungan akademik. Definisi konsep efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematika yang dipaparkan oleh Bandura
tersebut muncul dalam penelitian ini yaitu usaha sebagai bentuk kontrol
terhadap keberfungsian dirinya. Dalam kategori usaha, responden
melakukan berbagai tindakan seperti latihan mengerjakan soal, bertekun,
menjadi lebih teliti, mengulang materi, dan berkonsentrasi untuk dapat
menguasai pelajaran matematika. Usaha yang dilakukan tersebut dapat
dikatakan sebagai upaya responden dalam mengatur diri mereka sendiri
agar mampu menguasai pelajaran.
Indonesia memiliki ajaran kehidupan masyarakat yang juga muncul
pada kategori usaha. Dalam kategori usaha juga mencakup kemalasan,
responden menilai bahwa mereka terkadang memang memiliki rasa
malas dalam mempelajari matematika. Kemalasan dianggap sebagai hal
yang buruk sehingga masyarakat di Indonesia memiliki cara sendiri
untuk memberikan nasehat kepada anak-anak mereka mengenai perilaku
malas tersebut. Salah satunya ialah anekdot yang berbunyi ‘jika bangun
siang, rejeki akan dipatok ayam’. Anekdot tersebut sering digunakan
kepada orang yang masih bermalas-malasan di pagi hari agar segera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
bangun dan melakukan aktifitasnya. Masyarakat Indonesia memulai
aktifitas mereka seperti bekerja dan sekolah pada pagi hingga siang atau
bahkan sore hari. Bekerja dan sekolah memberikan sesuatu yang
berharga bagi diri baik itu uang atau ilmu yang berguna. Sehingga
dengan segera memulai aktifitas di pagi hari, seseorang dapat
memperoleh penghasilan atau ilmu sebagai rejeki mereka. Meski
demikian, terdapat pula beberapa perbedaan yang diperoleh dari hasil
penelitian ini dengan teori konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang sudah ada.
Responden menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika dengan prestasi yang telah diperoleh pada pelajaran
matematika. Hal ini berbeda dengan teori konsep efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang sudah ada, karena pada teori tersebut
tidak mencakup adanya prestasi sebagai bagian dari penggambaran
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika. Prestasi muncul dalam
teori Bandura mengenai faktor pembentuk atau sumber efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yaiut mastery experience.
Kategori prestasi berupa nilai yang bagus dan hasil yang memuaskan
serta intensitas remidi responden menjadi patokan dalam
menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
mereka. Terdapat pula pengalaman mengikuti perlombaan matematika
yang menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden. Nilai dan hasil akhir menjadi hal yang penting bagi responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dalam bidang akademik. Hal ini dikarenakan budaya yang ada di
Indonesia dalam bidang pendidikan yaitu sistem ranking yang masih
banyak digunakan pada kebanyakan sekolah di Indonesia. Sistem ranking
di Indonesia menilai dan mengurutkan kemampuan siswa mereka
berdasarkan nilai yang diperoleh dalam tiap pelajaran. Siswa yang
mendapatkan nilai tinggi akan berada di posisi ranking teratas.
Sedangkan siswa yang kesulitan dalam pelajaran dan mendapatkan nilai
yang rendah menjadikannya berada di ranking terbawah yang kemudian
memunculkan tekanan karena rasa malu. Selain itu juga terdapat standar
minimum nilai atau sering disebut KKM (kriteria ketuntasan minimal)
yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran. Siswa yang tidak
dapat mencapai batas minimal tersebut perlu mengulang ujian dengan
mengikuti remidi. Hal ini membuat nilai menjadi sesuatu yang sangat
penting untuk dicapai para siswa. Menurut responden hal-hal yang
diungkapkan diatas menjadikan pencapaian dalam pelajaran matematika
sebagai patokan untuk menggambarkan efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika mereka.
Maka dari itu, efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang dimiliki siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
digambarkan dengan usaha yang diberikan oleh responden dalam
menguasai tugas dan prestasi yang diperoleh responden sebagai acuan
keberhasilan responden dalam penguasaan tugas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Gambaran siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang tinggi
Pada penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui gambaran siswa
kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tentang orang yang memiliki
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi. Hasil ini
didapatkan dengan responden menyebutkan satu atau lebih teman yang
dianggap paling memiliki keyakinan terhadap kemampuan dalam
pelajaran matematika dan menyertakan alasan mereka.
Konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
dipaparkan oleh Bandura juga muncul dalam bagian ini yaitu kategori
usaha. Reponden menggambarkan seseorang yang memiliki efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi dengan melihat usaha
yang dilakukan oleh mereka untuk menguasai pelajaran. Menurut
responden, seseorang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi lebih aktif dalam pelajaran matematika.
Aktif yang dimaksudkan responden ialah mereka yang cepat dan tanggap
menangkap pelajaran matematika serta sering mengerjakan didepan
kelas. Responden juga menilai bahwa orang dengan efiksi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang tinggi biasanya selalu belajar
matematika, memiliki ketelitian dalam mengerjakan soal matematika dan
rajin. Selain itu, responden juga menilai orang dengan efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi mampu berlatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
mengerjakan soal-soal matematika, berusaha berpikir kritis dan sangat
tekun dalam mempelajari matematika. Teori Bandura (2001)
memaparkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika sebagai
keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk
kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam
lingkungan akademik. Dalam konsep efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika Bandura, kategori usaha yang responden lihat pada
orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matemaatika
yang tinggi merupakan bentuk kontrol pada keberfungsian diri orang
tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa pada kategori usaha memiliki
kesamaan dengan teori efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang sudah ada.
Indonesia khususnya pada budaya Jawa terdapat pepatah yaitu
“Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku” yang mengajarkan bahwa perlu
usaha dengan ketekunan dan sungguh-sungguh dalam belajar untuk
mendapat ilmu yang baik (Sumodiningrat & Wulandari, 2014).
Responden menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematik yang tinggi salah satunya dengan tekun
terhadap pelajaran matematika. Hal tersebut dibuktikan dengan mereka
yang selalu belajar dan aktif mengerjakan didepan kelas mampu
menyelesaikan soal yang diberikan guru dengan mudah. Sehingga bagi
responden, orang dengan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang tinggi digambarkan dengan usaha yang diberikan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
tugas-tugas mereka yang telah diamati oleh responden. Responden
melihat orang dengan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang tinggi menunjukkan usaha yang mereka berikan untuk dapat
memperoleh ilmu dan menguasai matematika yang kemudian responden
yakini bahwa orang tersebut memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi.
Responden juga menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi dengan prestasi yang
telah diperoleh orang tersebut. Responden memiliki gambaran bahwa
orang dengan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
tinggi memperoleh nilai yang bagus dan sempurna dalam pelajaran
matematika dan selalu tuntas saat ulangan sehingga tidak perlu
melakukan remidi. Selain itu, responden juga menggambarkan orang
dengan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
sebagai seseorang yang memiliki jabatan atau posisi penting tertentu
seperti ketua club matematika di sekolah. Hal ini berbeda dengan teori
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika milik Bandura yang
sudah ada, karena pada teori tersebut tidak mencakup prestasi sebagai
bagian dalam mendefinisikan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika seseorang. Kategori prestasi terdapat pada teori Bandura
mengenai sumber efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yaitu
mastery experience. Di Indonesia, sekolah-sekolah menganggap nilai
sangatlah penting bagi siswa mereka. Sekolah di Indonesia yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menggunakan sistem ranking untuk siswa mereka menjadikan nilai
sebagai suatu hal yang penting dan ditekankan kepada para siswa.
Sehingga hal tersebut memunculkan bentuk pemikiran bahwa nilai
menentukan posisi para siswa. Hal tersebutlah yang membuat responden
menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi dengan prestasi yang telah diperoleh
orang tersebut.
Responden juga menggambarkan orang yang memiliki efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi sebagai seseorang
yang dapat membantu teman lain dalam belajar matematika atau kategori
peer tutoring. Gambaran tersebut responden dapatkan dari pengalaman
pribadi responden yang kerap meminta bantuan dan dibantu oleh orang
yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang
tinggi ketika kesulitan dalam pelajaran matematika. Hal ini berbeda
dengan teori efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika milik
Bandura yang sudah ada, karena pada teori tersebut tidak mencakup peer
tutoring sebagai bagian dalam mendefinisikan efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika seseoang. Penggambaran orang yang
memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
dengan kemampuan mengajari dan membantu teman yang kesulitan ini
dikarenakan budaya kolektivisme di Indonesia. Beberapa sekolah di
Indonesia sendiri telah menerapkan sistem belajar tutoring dengan
membuat kelompok belajar yang memiliki anggota yaitu siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
memiliki kemampuan untuk mengajari teman lain yang kesulitan di
pelajaran dalam kelompok tersebut. Selain itu, dalam budaya Jawa
dikenal ajaran “Urip Tulung Tinulung” yang mengharuskan orang untuk
hidup satu sama lain manusia saling menolong dan melengkapi keperluan
masing-masing. Setiap orang berperan dalam kehidupan sesama manusia
menurut porsi dan keahliannya masing-masing (Sumodiningrat &
Wulandari, 2014). Ajaran budaya tersebut serta kebiasaan tolong
menolong dalam lingkungan responden mendasari penggambaran orang
dengan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
sebagai seorang yang mampu mengajari dan menolong teman mereka
yang sedang kesusahan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan menurut
responden, orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika yang tinggi digambarkan dengan usaha yang mereka berikan
pada tugas-tugasnya, hasil akhir atau prestasi yang telah diperoleh
sebagai bukti penguasaan tugasnya yang menjadi sebuah acuan bagi
responden untuk menilai kemampuan diri mereka, dan kemampuan peer
tutoring sebagai bentuk pengaplikasian dari hasil proses belajarnya.
Pada hasil mengenai konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika responden, didapatkan bahwa responden menggambarkan
efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika sebagai usaha yang
diberikan oleh responden dalam menguasai tugas dan prestasi yang
diperoleh responden sebagai acuan keberhasilan responden dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
penguasaan tugas tersebut. Hal ini hampir serupa dengan hasil mengenai
gambaran responden tentang orang yang memiliki efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika yang tinggi yaitu pada bagian usaha yang
diberikan dalam suatu tugas dan mampu menghasilkan prestasi sebagai
acuan keberhasilan diri. Namun, pada kategori peer tutoring hanya
terdapat dalam hasil mengenai gambaran responden tentang orang yang
memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi
dan tidak terdapat pada penggambaran konsep efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika responden. Responden menilai kategori peer
tutoring sebagai bukti bahwa seseorang telah benar-benar menguasai
suatu tugas sehingga mampu membagikan ilmunya dengan baik.
Kategori peer tutoring dibutuhkan oleh responden untuk
mengidentifikasi orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika pada siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta
Dalam penelitian ini juga mencari tahu mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
pada siswa kelas X SMA Pagudi Luhur Yogyakarta. Faktor-faktor ini
didapatkan dengan mengetahui mengapa responden merasa diri mereka
mampu ataupun tidak mampu dalam pelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Responden mengungkapkan bahwa prestasi memiliki pengaruh
pada efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika mereka.
Responden menilai bahwa nilai matematika yang diperoleh dapat
digunakan sebagai patokan dalam menilai diri mereka mampu atau tidak
pada pelajaran matematika. Selain itu, responden juga menilai bahwa
remidi juga menunjukkan diri mereka belum mampu atau telah mampu
menguasai matematika. Hal-hal tersebut yang nantinya dapat
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
responden. Hal ini didukung oleh teori bandura mengenai salah satu
sumber efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yaitu mastery
experience atau pengalaman menguasai sesuatu. Kinerja masa lalu yang
berhasil dapat meningkatkan harapan pada kemampuan individu,
sedangkan kegagalan cenderung dapat menurunkannya (Feist & Feist,
2010). Responden yang sebelumnya memperoleh hasil yang bagus
merasa diri mereka memiliki kemampuan yang baik dalam bidang
tersebut. Responden yang memperoleh hasil kurang bagus dan
memerlukan remidi merasa diri mereka tidak mampu untuk
menyelesaikan tugas-tugas lain dikarenakan merasa tidak memiliki
kemampuan yang memadai. Pada negara kita, nilai atau hasil yang
didapat siswa masih sangat penting untuk menentukan tingkat
kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya sekolah
di Indonesia yang menerapkan sistem ranking pada setiap akhir semester
pembelajaran. Sehingga hal tersebut menjadi sebuah tekanan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
membuat pencapaian menjadi suatu hal yang cukup penting bagi siswa di
sekolah.
Penelitian terdahulu mengenai efikasi diri di Indonesia yang
dilakukan oleh Prihastyanti dan Sawitri (2018) menunjukkan bahwa
dukungan guru memiliki hubungan yang positif dengan efikasi diri pada
siswa SMA. Hasil tersebut muncul dalam penelitian ini yaitu dalam
kategori peran guru. Responden mengungkapkan bahwa peran guru juga
menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematik amereka. Pengajar atau guru yang
dianggap mampu memberikan penjelasan materi dengan baik dan sabar
membuat responden lebih mudah dalam mempelajari matematika. Hal
tersebutlah yang menjadikan responden merasa yakin dengan
kemampuan diri mereka dalam pelajaran matematika. Responden juga
mengungkapkan bahwa dukungan dari orangtua, teman, dan bantuan
bimbingan dari pihak lain juga membuat mereka lebih percaya diri dalam
mempelajari matematika. Maka dari itu, dukungan yang diberikan dari
orang-orang terdekat responden sangat berpengaruh terhadap keyakinan
pada kemampuan diri mereka. Hal ini sama seperti yang telah
dikemukakan oleh Hurlock (2011) yaitu dukungan yang paling
diharapkan oleh remaja dalam menghadapi krisis di bidang akademik
adalah dukungan dari keluarganya, terutama dari orangtua dan saudara.
Kategori dukungan orangtua, teman, dan bantuan bimbingan dari pihak
lain juga serupa dengan penelitian Widanarti dan Indati (2002) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
melakukan penelitian mengenai efikasi diri di Indonesia. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga
memiliki hubungan yang signifikan dengan efikasi diri pada remaja.
Guru dalam masyarakat jawa dianggap sebagai seorang yang harus
dihormati dan dimuliakan karena telah memberikan pengayoman
(Mulder, 1985). Penelitian Arumsari dan Ariati (2018) yang dilakukan
pada siswa di Magelang juga mengungkapkan bahwa dukungan dari
orangtua dapat mempengaruhi efikasi diri akademik siswa. Siswa yang
merasa memperoleh dukungan orangtua yang tinggi memiliki tingkat
efikasi diri akademik yang tinggi juga, begitu pula sebaliknya. Oleh
sebab itu, peran guru dan dukungan sekitar yang berperan dalam proses
pembelajaran dan penguasaan akademik memiliki pengaruh yang cukup
penting bagi diri responden.
Responden memberikan tanggapan bahwa efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika mereka juga dipengaruhi oleh usaha.
Responden menilai bahwa dalam pelajaran matematika dibutuhkan usaha
dengan latihan mengerjakan soal yang banyak untuk dapat membantu
menguasai pelajaran. Responden menilai bahwa dengan berusaha terus
mencoba mendalami matematika dan pantang menyerah dapat membuat
mereka merasa yakin dengan kemampuan diri mereka. Pengulangan
materi secara mandiri dan berusaha menjadi lebih teliti dalam setiap
pengerjaan soal juga dinilai responden sebagai hal yang dapat membuat
mereka merasa yakin dengan kemampuannya. Responden juga menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
bahwa ketekunan dalam belajar, berpikir kritis dan menghindari rasa
malas untuk mengerjakan matematika dapat membantu mereka merasa
lebih yakin dengan kemampuannya. Kategori usaha yang diungkapkan
diatas dapat membuat responden merasa cukup yakin dengan
kemampuan diri mereka. Hal tersebut karena responden mengetahui
bahwa diri mereka telah mengeluarkan usaha yang mereka rasa cukup
untuk dapat menguasai pelajaran matematika.
Kategori usaha ini tidak terdapat pada teori yang sudah ada
mengenai faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika. Masyarakat Indonesia sungguh menghargai usaha-
usaha yang telah dikeluarkan pada setiap tugas. Seperti yang ditunjukkan
pada peribahasa yang ada yaitu “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi
buki” dimana orang menghargai sekecil apapun usaha yang dilakukannya
secara terus-menerus lambat laun akan memperoleh hasil juga.
Masyarakat Indonesia mengenal peribahasa ini biasanya saat dibangku
sekolah dasar, karena para guru sering menggunakannya dalam pelajaran
di sekolah untuk memotivasi siswa. Selain itu, di Indonesia khususnya
pada budaya Jawa sendiri terdapat pepatah yang berbunyi “Ngelmu Iku
Kelakone Kanthi Laku” yang memiliki arti bahwa ilmu diperoleh dengan
belajar, diperlukan usaha dengan tekun dan sungguh-sungguh untuk
mendapat ilmu yang baik. Dalam konsep kehidupan orang Jawa, ilmu
sangatlah penting sehingga orang yang berilmu akan jauh lebih dihormati
dan dihargai (Sumodiningrat & Wulandari, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
fakor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yaitu
prestasi yang telah diperoleh responden dari suatu tugas sebagai acuan
responden dalam menilai keberhasilan menguasai tugas, peran guru dan
dukungan orang terdekat yang dapat lebih memudahkan responden dalam
mempelajari dan mendapatkan dukungan secara emosional dan usaha
yang diberikan responden terhadap tugas-tugasnya.
Pada teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efiksi diri
akademik dalam pelajaran matematika, terlihat muncul pada hasil
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika responden pada penelitian ini. Faktor tersebut ialah
sumber efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika yaitu mastery
experience yang serupa dengan hasil kategori prestasi. Selain itu,
kategori peran guru, dukungan orangtua, dan usaha tidak terdapat
kemiripan dengan teori yang sudah ada mengenai faktor yang
mempengaruhi efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
seseorang. Kategori peran guru dan dukungan orangtua serupa dengan
penelitian terdahulu mengenai efikasi diri akademik yang dilakukan di
Indonesia. Penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh
Prihastyanti dan Sawitri (2018) mengenai dukungan guru dan penelitian
yang dilakukan oleh Widanarti dan Indati (2002) mengenai dukungan
sosial keluarga. Kategori peran guru dan dukungan orangtua menjadi ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
khas tersendiri yang ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan,
kedua kategori tersebut berasal dari luar diri individu yang mampu
mempengaruhi efikasi diri akademik individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan pada bagian pembahasan diatas, maka
kesimpulan mengenai tiga pertanyaan utama dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut.
1. Gambaran efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
pada siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
sebagai usaha yang telah diberikan individu pada suatu tugas
matematika yang nantinya mampu menghasilkan prestasi sebagai
acuan keberhasilan dalam penguasaan tugas pelajaran matematika.
2. Gambaran siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
mengenai orang yang memiliki efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi
Siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
menggambarkan orang dengan efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika yang tinggi sebagai individu yang tampak
memberikan usahanya dalam suatu tugas pelajaran matematika
sehingga mampu memperoleh prestasi dalam bidang matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
serta dapat membagikan ilmu yang dipelajari dengan baik kepada
orang lain.
Konsep efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
oleh siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan gambaran
siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tentang orang
yang memiliki efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika
yang tinggi memiliki kesamaan pada usaha yang diberikan dalam
tugas pelajaran matematika dan perolehan prestasi sebagai acuan
keberhasilan individu. Perbedaan yang terdapat dari kedua
penggambaran konsep tersebut yaitu pada kemampuan peer
tutoring individu untuk dapat membagikan ilmu yang dipelajarinya
dengan baik kepada orang lain. Kemampuan peer tutoring tersebut
hanya terdapat pada penggambaran siswa kelas X di SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tentang orang yang memiliki efikasi diri
akademik dalam pelajaran matematika yang tinggi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa kelas X di SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta
Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik
dalam pelajaran matematika pada siswa kelas X di SMA Pagudi
Luhur Yogyakarta adalah prestasi yang diperoleh pada pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
matematika, peran guru, dukungan dari orang terdekat, dan usaha
yang diberikan pada tugas belajar matematika.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu terdapat beberapa
responden yang kurang mengerti maksud dari pertanyaan penelitian,
sehingga beberapa jawaban kurang sesuai dengan apa yang ingin digali
peneliti dan tidak dapat diidentifikasi. Selain itu, tidak adanya probing
untuk menggali lebih dalam jawaban dari responden.
Penelitian ini hanya terbatas pada satu angkatan di salah satu
sekolah swasta di daerah Yogyakarta. Sedangkan masih terdapat banyak
sekolah di Yogyakarta baik itu sekolah negeri maupun swasta dan sekolah
menengah kejuruan lainnya. Namun, dalam penelitian ini belum dapat
mencakup seluruh remaja di sekolah-sekolah lain di daerah Yogyakarta
sehingga hasil dari penelitian ini kurang dapat untuk digunakan
mendefinisikan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa-siswa lain di Yogyakarta. Maka, penelitian ini belum dapat
sepenuhnya menggambarkan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada seluruh siswa dengan budaya Jawa. Penelitian ini juga
hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja yaitu matematika. Efikasi diri
akademik dapat dipengaruhi oleh sifat pelajaran sehingga tingkatnya bisa
berbeda-beda untuk setiap pelajran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
C. Saran
1. Bagi siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Dalam upaya untuk meningkatkan efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika, siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
sebaiknya mulai lebih menyadari dan memperhatikan usaha-usaha
yang telah mereka berikan selama proses penguasaan tugas
matematika. Dengan menilik usaha yang telah dilakukan, siswa
mampu menilai seberapa diri mereka telah menguasai pelajaran
matematika. Maka siswa juga perlu meningkatkan usaha mereka
dalam mempelajari pelajaran di sekolah khususnya pelajaran
matematika. Berusaha memperoleh prestasi juga dapat dilakukan
siswa untuk dapat lebih meningkatkan efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika mereka. Dengan memperoleh pengalaman
menguasai yang baik, siswa dapat menilai bahwa kemampuannya
dalam menguasai tugas tersebut telah sangat baik dan dapat menjadi
lebih yakin lagi pada tugas-tugas lain.
2. Bagi guru
Guru memiliki peranan penting dalam upaya membantu
meningkatkan efikasi diri akademik dalam pelajaran matematika pada
siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Dalam upaya untuk
membantu meningkatkan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika siswa, guru dapat membantu dengan sedikit mengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
cara mengajar yang mampu membuat siswa nyaman dan mudah dalam
memahaminya. Guru dapat lebih sabar dengan perlahan menjelaskan
dan melakukan pengulangan penjelasannya untuk memastikan siswa
telah benar-benar memahami pelajaran tersebut. Siswa akan tertarik
dan mengeluarkan usaha maksimalnya ketika ia mampu memahami
penjelasan dari gurunya, namun ketika siswa tidak mampu
memahaminya maka mereka akan mudah menyerah dan lebih malas
untuk mengikuti pembelajaran.
3. Bagi orangtua
Orangtua juga berperan sebagai faktor dari luar diri siswa yang
memberikan pengaruh pada efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika siswa. Orangtua dapat membantu meningkatkan efikasi
diri akademik dalam pelajaran matematika anak mereka dengan
memberikan dukungan mereka sepenuhnya pada pendidikan sang
anak. Orangtua yang cukup mampu dapat memberikan fasilitas yang
dibutuhkan anak mereka dalam menguasai pendidikannya seperti
memberikan tambahan bimbingan belajar yang dibutuhkan anak.
Orangtua dapat memberikan perhatian mereka pada pendidikan anak,
siswa akan senang ketika diberikan apresiasi atas prestasi dan hasil
kerjanya dan motivasi yang membangun juga dapat diberikan pada
siswa untuk membantu meningkatkan efikasi diri akademik dalam
pelajaran matematika mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, O. D., Wahyuni, E. N., & Soenjanto, L. T. (2017). Hubungan antara
efikasi diri dengan resiliensi menghadapi ujian pada siswa kelas XII
SMAN 1 Trawas. Jurnal Konseling Indonesia, 50-56.
https://doi.org/10.21067/jki.v2i2.1940.
Arumsari, A. L., & Ariati, J. (2018). Hubungan antara dukungan sosial orangtua
dan efikasi diri akademik dengan kecemasan dalam menghadapi ujian
nasional pada siswa kelas XII SMA N 3 Magelang. Jurnal Empati, 175-
187. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/20184.
Aziz, M. R., & Noviekayati, I. (2016). Dukungan sosial, efikasi diri dan
resiliensi pada karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja.
Jurnal Psikologi Indonesia, 62-70.
https://doi.org/10.30996/persona.v5i01.742.
Bandura, A. (1997). Self-Efficacy : The Exercise Of Control. New York: W. H.
Freeman and Company.
Bedel, F. E. (2014). Exploring academic motivation, academic self-efficacy and
attitudes toward teaching in pre-service early childhood education
teachers. Journal of Educational and Training Studies, 4(1), 142-149.
http://dx.doi.org/10.11114/jets.v4i1.561.
Berk, L. E. (2012). Development Through The Lifespan Edisi 5 Volume 1.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Creswell, J. W. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches 3rd edition. Los Angeles: Sage Publications.
Dhinter, M. V., Dochy, F., & Segers, M. (2011). Factors affecting students' self-
efficacy in higher education. Educational Research Review, 95-108.
DOI: 10.1016/j.edurev.2010.10.003.
Dwitantyanov, A., Hidayati, F., & Sawitri, D. R. (2010). Pengaruh pelatihan
berpikir positif pada efikasi diri akademik mahasiswa (Studi eksperimen
pada mahasiswa fakultas psikologi UNDIP Semarang). Jurnal Psikologi
Undip, 135-144. https://doi.org/10.14710/jpu.8.2.135-144.
Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian (Edisi Ketujuh). Jakarta:
Erlangga.
Florensa, Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2016). Peningkatan efikasi diri dan
penurunan depresi pada remaja dengan cognitive behavior therapy.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 169-175.
http://dx.doi.org/10.7454/jki.v19i3.474.
Friedman, H. S., & Schustack, M. (2006). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset
Modern. Jakarta: Erlangga.
Ghufron, M. N., & Rismawati, R. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hasan, M. Z., Hossain, T., & Islam, A. (2014). Factors affecting self-efficacy
towards academic performance: a study on polythecnic students in
Malaysia. Advances in Environmental Biology, 695-705.
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jogiyanto, H. M. (2008). Pedoman Survei Kuisioner: Mengembangkan
Kuisioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta:
BPFE
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2020, 27 Agustus). Diunduh melalui
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/matematika.
Kim, U., Yang, K.-S., & Hwang, K.-K. (2010). Indigenous and Cultural
Psychology: Memahami Orang dalam Konteksnya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2007). Organizational Behavior 7th ed. New York:
McGraw-Hill Inc.
Kusrieni, D. (2014). Hubungan efikasi diri dengan perilaku mencontek.
PSIKOPEDAGOGIA, 86-97.
Malkoc, A., & Mutlu, A. K. (2018). Academic self-efficacy and academic
procrastination: exploring the mediating role of academic motivation in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Turkish University students. Universal Journal of Educational Research
6(10), 2087-2093. DOI: 10.13189/ujer.2018.061005.
McDevitt, T. M., & Ormrod, J. E. (2010). Child Development And Education.
New Jersey: Pearson International Edition.
Mulder, N. (1985). Pribadi dan Masyarakat di Jawa: Penjelajahan Mengenai
Hubungannya. Yogyakarta: Sinar Harapan.
Nanda, A., & Widodo, P. B. (2015). Efikasi diri ditinjau dari school well-being
pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Semarang. Jurnal Empati,
90-95.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/13662.
Nurlaila, S. (2011). Pelatihan efikasi diri untuk menurunkan kecemasan pada
siswa-siswi yang akan menghadapai Ujian Akhir Nasional. GUIDENA,
Vol. 1 No. 1, 1-22. https://doi.org/10.24127/gdn.v1i1.348.
OECD. (2019). PISA 2018 Assessment and Analytical Framework. Paris:
OECD Publishing. https://doi.org/10.1787/b25efab8-en.
Pambajeng, H. S., & Siswati. (2017). Hubungan antara psychological well-
being dengan efikasi diri pada guru bersertifikasi di SMA Negeri
kabupaten Pati. Jurnal Empati, 110-115.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/19739.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia
Edisi 12 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development:
Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.
Pervin, L. A., & John. (2001). Personality: Theory and Research (8th ed.). New
York: John Wiley and Sons.
Prihastyanti, I., & Sawitri, D. R. (2018). Dukungan guru dan efikasi diri
akademik pada siswa SMA Semesta Semarang. Jurnal Empati, 33-46.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/21740.
Pudjuastuti, E. (2012). Hubungan "self-efficacy" dengan perilaku mencontek
mahasiswa psikologi. Mimbar, 103-112.
https://doi.org/10.29313/mimbar.v28i1.344.
Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019,
July 29). Capaian Wilayah dan Satuan Pendidikan. Retrieved from
Laporan Hasil Ujian Nasional | Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan: https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id.
Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019).
Pendidikan di Indonesia: Belajar dari Hasil PISA 2018. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://www.kemdikbud.go.id/.
Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The Resilience Factors; 7 Essential Skill For
Overcoming Life's Invevitable Obstacle. New York: Broadway Books.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Reja, U., Manfreda, K. L., Hlebec, V., & Vehora, V. (2003). Open-ended vs.
Closed-ended Questions in Web Questionnaires. Metodoloski zvezki,
159-177.
Rhokimah, S. (2014). Pengaruh dukungan sosial dan efikasi diri terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa SMA Negeri 1
Tenggarong Seberang. Psikoborneo, 149-156.
Sahin, H. (2017). Emotional intelligence and self-esteem as predictors of
teacher self-efficacy. Educational Research and Reviews, 1107-1111.
DOI: 10.5897/ERR2017.3385.
Sandra, K. I., & Djalali, M. A. (2013). Manajemen waktu, efikasi diri dan
prokrastinasi. Jurnal Psikologi Indonesia, 217-222.
https://doi.org/10.30996/persona.v2i3.140.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (Edisi keenam).
Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2012). Perkembangan Masa Hidup (Edisi ketigabelas Jilid 1).
Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Schunk, D. H. (1991). Self-efficacy and academic motivation. Educational
Psychologist, 26:3-4, 207-231.
http://dx.doi.org/10.1080/00461520.1991.9653133.
Setiobudi, J. (2017). Pengaruh efikasi diri terhadap pengambilan keputusan
karir pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kalasan. E-Journal
Bimbingan dan Konseling Edisi 1, 98-111.
Shadiq, F. 2014. Pembelajaran Matematika (Cara Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Siswa). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumodiningrat, G., & Wulandari, A. (2014). Pitutur Luhur Budaya Jawa.
Yogyakarta: Penerbit Narasi.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dalam
Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Turkoglu, M. E., Cansoy, R., & Parlar, H. (2017). Examining relationship
between teachers' self-efficacy and job satisfaction. Universal Journal of
Educational Research, 765-772. DOI: 10.13189/ujer.2017.050509.
Ulfah, N., & Listiara, A. (2017). Hubungan orientasi tujuan penguasaan dan
berpikir positif dengan efikasi diri akademik dalam pelajaran
matematika pada siswa SMA. Jurnal Empati, 276-281.
https://doi.org/10.30996/persona.v2i3.140.
Wahyuni, S. (2013). Hubungan efikasi diri dan regulasi emosi dengan motivasi
berprestasi pada siswa SMK Negeri 1 Samarinda. eJurnal Psikologi, 88-
95.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Widanarti, N., & Indati, A. (2002). Hubungan antara dukungan sosial keluarga
dengan self efficacy pada remaja di SMU Negeri 9 Yogyakarta. Jurnal
Psikologi, 112-123.
Widaryati, S. (2013). Efektivitas pengaruh konseling kelompok terhadap efikasi
diri siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 94-100.
Widiyanti, A. M., & Marheni, A. (2013). Perbedaan efikasi diri berdasarkan
tipe pola asuh orangtua pada remaja tengah di Denpasar. Jurnal
Psikologi Udayana, 171-180.
Widyaninggar, A. A. (2014). Pengaruh efikasi diri dan lokus kendali (locus of
control) terhadap prestasi belajar matematika. Jurnal Formatif, 89-99.
https://doi.org/10.30996/persona.v2i3.140.
Yilmaz, H. (2018). Fear of success and life satisfaction in terms of self-efficacy.
Universal Journal of Educational Research, 1278-1285. DOI:
10.13189/ujer.2018.060619.
Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
A. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
EFIKASI DIRI PADA REMAJA DI INDONESIA
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Salam,
Perkenalkan saya Irene Leticia Putri Novena, mahasiswa fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian mengenai Efikasi Diri pada remaja akhir di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan guna menyelesaikan tugas akhir sebagai
persyaratan kelulusan.
Saya sangat mengharapkan kesediaan anda sebagai responden untuk
mengisi kuesioner yang telah saya susun. Pengisian kuesioner ini bersifat
sukarela, tidak ada jawaban yang salah maupun benar. Sehingga silahkan anda
mengisi dengan jujur seusai dengan kondisi dan perasaan anda saat ini. Selain
itu apabila dibutuhkan peneliti akan meminta kesediaan anda untuk
diwawancara jika respon yang diberikan perlu digali lebih dalam. Data yang
diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian.
Hormat saya,
Irene Leticia Putri Novena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya
bersedia terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner penelitian tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun. Saya juga bersedia apabila jawaban yang
saya berikan digunakan untuk keperluan penelitian.
Yogyakarta, .…. September 2019
(……………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PETUNJUK PENGERJAAN
• Isilah identitas anda pada lembar kuesioner sebelum menyelesaikan
kuesioner ini.
• Kuesioner ini terdiri dari 4 pertanyaan yang harus diselesaikan sesuai
petunjuk:
▪ Pada poin (1 A) silahkan beri tanda centang (√) pada pilihan
yang paling sesuai dengan diri anda.
▪ Pada poin (1 B) dan (3) silahkan jabarkan jawaban anda dengan
jelas pada kolom yang telah disediakan.
▪ Pada poin (2) silahkan berikan pendapat anda dengan
menyebutkan satu atau lebih jawaban anda pada kolom yang
sudah disediakan.
Apabila sekiranya kolom yang disediakan tidak cukup, anda
diperkenankan menuliskan jawaban anda pada lembar kosong
dengan menuliskan poin yang sesuai.
IDENTITAS PARTISIPAN
Nama/Inisial :
Jenis Kelamin : L/P
Usia :
Kelas :
Asal Sekolah :
Tempat Tinggal :
*Selamat Mengerjakan*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
1. A) Seberapa anda yakin pada kemampuan diri anda dalam pelajaran
matematika?
Berikan tanda (√) pada jawaban anda!
Sangat Yakin Yakin Ragu-ragu Tidak Yakin Sangat Tidak
Yakin
B) Jelaskan jawaban anda? (Atas dasar apa anda menilai demikian)
2. Mengapa anda merasa mampu atau tidak mampu dalam pelajaran
matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Menurut anda siapa teman yang anda anggap paling percaya diri terhadap
kemampuan dibidang matematika? Mengapa anda menilai teman tersebut
demikian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
B. Tabel Hasil Respon Kuesioner Penelitian
Respon
No
Seberapa anda
yakin pada
kemampuan diri
anda dalam
pelajaran
matematika?
Jelaskan jawaban anda? (Atas
dasar apa anda menilai
demikian)
Mengapa anda merasa mampu
atau tidak mampu dalam
pelajaran matematika?
Menurut anda siapa teman yang
anda anggap paling percaya diri
terhadap kemampuan dibidang
matematika? Mengapa anda
menilai demikian?
1 Sangat tidak yakin Karena saya lemah di
matematika Saya tidak suka matematika
Phesa, karena dia pintar di
matematika
2 Ragu-ragu
Karena saya kurang bisa dalam
matematika dan sulit
memahaminya
Saya kurang dalam ilmu
matematika karena saya pasti
kalau dijelaskan soal matematika
tidak langsung mengerti
Dion, karena Dion orangnya percaya
diri dan pasti kalau mengajari pasti
paham
3 Yakin
Karena saya dapat mengerti
pelajaran dan mengikutinya
dengan baik
Karena dapat mengerjakan soal-
soal dengan baik dan benar
Joshua, sangat pintar dalam
matematika
4 Ragu-ragu
Karena matematika merupakan
ilmu yang rumit, walaupun
matematika merupakan ilmu
yang pasti
Karena terdapat banyak rumus Nanda, Karena dia bisa mengajariku
dan menghafalkan semua rumus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
5 Yakin
Karena saya yakin bila saya
memperhatikan guru atau orang
yang memberi tahu tentang
matematika, saya dapat mengerti
Saya merasa mampu karena saya
mau belajar dan mau memahami,
juga berlatih
Joshua, karena Joshua ini dia
orangnya mau mendengarkan, cepat
memahami, dan mau berlatih
6 Yakin
Karena jika kita belajar dengan
tekun, maka akan mendapatkan
nilai yang bagus
Karena belajar dengan tekun Nanda, Karena dia selalu mengajari
matematika kalau aku tidak bisa
7 Sangat tidak yakin Karena saya membenci
matematika
Karena saya memang tidak pintar
dalam matematika Bintang, karena sering aktif
8 Yakin
Saya lebih menyukai
menghitung daripada harus
menghafal
Saya merasa mampu dalam
pelajaran matematika
Yoyo, karena dia memiliki nilai
ulangan dan tugas yang bagus
9 Yakin
Karena saya sering mendapat
nilai diatas rata-rata di UN/
ulangan harian
Karena saya suka menghitung Yoyo, Karena dia mudah memahami
10 Ragu-ragu
Kurang bisa memahami cara-
cara atau rumus dalam
matematika
Tidak mampu, Karena susah
memahami, ribet
Evan, Bintang, karena sangat pede
dengan jawaban mereka meskipun
hasilna tidak benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
11 Ragu-ragu
Karena saya masih kurang
memahami matematika dan
masih sangat ragu-ragu dalam
mempelajari ilmu matematika
jadi saya masih ragu-ragu
Ya saya merasa kurang mampu
dalam mempelajari ilmu
matematika karena saya kurang
memahami dan masih ragu-ragu
dalam bertanya jika saya kurang
mengerti
Yaitu teman saya Neo dia sangat
percaya diri dalam pelajaran
matematika karena dia tidak malu
bertanya hingga apa yang ditanya
dapat diketahui hingga dia pandai,
mahir dalam mapel (matematika)
12 Tidak yakin
Karena saya tidak terlalu pintar
dalam hitung-hitungan, maka
aku tidak yakin kemampuanku
tinggi dalam pelajaran
matematika
Karena saya tidak terlalu pintar
dalam hitung-hitungan dan saya
tidak menyukai pelajaran
matematika
Joshua, karena menurutku dia sangat
pintar dan mampu mengkalkulasi
hitung-hitungan dengan baik
13 Ragu-ragu
Karena saya bingung dalam
matematika dan tidak percaya
diri
Saya tidak mampu matematika
karena dari SD nilai saya dalam
matematika jeblok/ jelek
Joshua karena kalau pelajaran
matematika dia aktif dan tanggap
kalau pelajaran matematika
14 Ragu-ragu
Karena pada saat pelajaran saya
bisa mengikuti pelajaran, tetapi
pada saat ulangan kadang saya
bingung
Saya mampu karena dapat
mengikuti pelajaran dengan baik
Joshua, karena dia mampu
mengajari teman-teman yang
kebingungan
15 Tidak yakin
Pada dasarnya, memang aku
yang tidak suka, entah kenapa,
dengan matematika. Jika sudah
melihat angka, rasanya jadi
sangat-sangat malas
saya merasa tidak mampu, ya
karena memang saya rasanya
malas dalam perihal hitung
menghitung
Joshua, karena minatnya pada
matematika itu tinggi dimana ia
antusias saat pelajaran matematika
dan berusaha keras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
16 Tidak yakin Karena saya lemah memahami
rumus matematika
Karena saya butuh berkali-kali
belajar untuk memahami
matematika
Joshua, karena dia bisa mengajari
temannya dengan baik
17 Ragu-ragu
Karena saya kurang mengerti
atau memahami jenis soal
matematika dan cara
pengerjaannya. Namun tidak
semua hanya lebih dengan cara
pengerjaannya
Sebenarnya saya lebih merasa
mampu mengerjakannya karena
saya bisa mengerti maksud dari
soal tersebut
Joshua dan Sheva karena mereka
lebih mampu memahami jenis soal
tersebut dan cara pengerjaannya
18 Yakin
Karena saya sudah lumayan
mengerti matematika dan dapat
mengerjakan matematika
Karena saya bisa
mengerjakannya
Joshua karena juga pintar dalam
matematika
19 Ragu-ragu
Karena saya kurang suka
pelajaran matematika dan tidak
suka mempelajari matematika
Karena saya tidak suka dan
malas berlatih matematika
Joshua, karena dia bisa
menyelesaikan soal dengan benar
dan mendapatkan nilai yang tinggi
20 Sangat tidak yakin Susah Susah menghafal rumus Sheva, karena dia kutu buku
21 Ragu-ragu
Jujur saya merasa kadang-
kadang kesulitan saat
mempelajari matematika tetapi
kadang-kadang juga bisa
memahami
Karena pelajaran matematika
kadang membingungkan dan
terkadang soal lebih sulit
daripada yang dicontohkan
Jonathan dan Regina karena mereka
bisa mengajarkan apa yang diajarkan
guru ke teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
22 Yakin
Karena saya sekali diajarin
langsung donk, cuma
hambatannya suka lupa
Saya mampu karena saya bisa
dan karena belajar juga
Regina, Jonathan karena mereka
selalu memerhatikan dan mencatat
apa yang dijelaskan dan tidak
pelupa, nilai mereka juga tinggi
23 Ragu-ragu
Karena saya selalu kurang yakin
dengan yang telah saya kerjakan
dalam bidang matematika
Karena terkadang saya masih
bingung dalam pola perhitungan
menurun
Jonathan, Regina, Aryo, karena
mereka lebih mampu dari saya dan
saya juga sering meminta mereka
untuk mengajarkan saya
24 Yakin
Karena saya relatif yakin dalam
memahami dan mengerjakan
matematika
Sebenarnya semua orang itu
mampu tapi tergantung dari
masing-masing orang itu bisa
meningkatkan kemampuan
tersebut
Regina, Jonathan, Aryo karena
mereka bisa melakukan lebih dari
kita belum
25 Tidak yakin
Karena memang dari SD dulu
nilai matematika selalu paling
jelek di rapor. Dan kepala saya
sering sakit saat mengerjakan
tugas matematika
Karena saat saya mengerjakan
soal matematika kepala saya
menjadi sakit, dan perut saya
sering mulas. Jadi saya merasa
tidak nyaman dalam
mengerjakan matematika
Regina, Nathania Regina Clarabella
Serafinna karena dia sering
mengajari saya matematika
26 Ragu-ragu Karena saya ga suka matematika Karena sering gagal fokus kalau
pas diterangin
Regina, karena saya sering minta
diajarin sama dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
27 Sangat yakin Karena saya suka matematika
dan menghitung
Karena matematika hanya perlu
menghafal rumus. Jika sudah
hafal maka akan mudah sekali
Jonathan, karena dia teliti
28 Tidak yakin Jujur, semenjak SMA saya
semakin bodoh di matematika
Karena saya malas mengerjakan
matematika
Jonathan, Regina, dan Aryo. Karena
mereka pintar mengerjakan
matematika
29 Tidak yakin
Karena saya belum tentu dapat
memahami semua materi dan
saya kurang mampu dalam
pelajaran matematika
Jika saya bertemu dengan rumus
matematika, saya langsung
bingung dan pusing, lalu saya
tidak kerjakan soal-soal tersebut
Yoyo, karena dia dapat
menyelesaikan soal matematika dan
cepat dalam memahami materi
dalam pembelajaran matematika saat
di kelas, serta mendapatkan nilai
terbaik di kelas
30 Tidak yakin
Tidak yakin karena tidak
memiliki bakat matematika atau
kurang minat
Kurang minat atau soal-soal yang
rumit
Berto, Angga, dan Ivone. Memiliki
minat atau bakat dalam bidang
matematika
31 Ragu-ragu
Ragu-ragu antara bisa dan tidak
bisa tetapi saya cenderung tidak
bisa
Kurang mengerti atau kurang
jelas saat pembelajaran
Stevanus, karena dia bisa belajar
matematika dan dia lebih bisa
menjelaskan kepada saya saat sulit
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
32 Ragu-ragu
Karena saya tidak terlalu bisa
matematika, saya bisa
matematika di materi tertentu
dan jika paham
Karena saya bisa matematika jika
saya memperhatikan betul dan
saya benar-benar paham saat
diterangkan oleh guru dan jika
kondisi saya tidak enak saya
akan tidak paham dan mengerti
Bintang, karena Bintang teman SMP
saya dan dia dari SMP mampu
dalam pelajaran matematika
33 Yakin
Karena bisa memahami
materinya dan hafal rumus-
rumusnya
Saya merasa mampu karena
matematika adalah pelajaran
yang sangat menyenangkan (bagi
saya)
Yoyo, karena dia cepat memahami
materi dan dia juga cepat dalam
berhitung
34 Yakin Karena saya kurang teliti dalam
mengerjakan matematika
Saya merasa mampu karena
menurut saya matematika
mengandalkan pikiran tentang
rumus dan tinggal memasukkan
angka dalam tersebut meskipun
kurang teliti
Berto, karena dia memiliki sedikit
semangat
35 Ragu-ragu
Karena saya sangat sulit untuk
memahaminya jika gurunya
tidak sabar menerangkan
Saya merasa mampu jika
pelajaran ini diterangkan dengan
sabar oleh guru. Saya merasa
tidak mampu jika disuruh
mengerjakan saat saya tidak
dong
Menurutku Gilbert Leonardo.
Karena ia sangat tekun dan
bersemangat saat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
36 Ragu-ragu
Karena menurut saya
matematika saya sama dengan
standar anak pada umumnya
Karena saya yang mengalaminya
sendiri jadi saya tau bahwa
sebenarnya saya bisa kalau
sedang niat
Stenly, karena dia selalu belajar
matematika
37 Yakin
Saya yakin karena yang pasti
saya tekun belajar dan saya terus
belajar dari kesalahan-kesalahan
saat latihan dan saya pantang
menyerah dalam belajar.
Ketekunan itulah yang membuat
saya bisa dalam pelajaran
matematika
Saya tidak mampu hanya pada
saat saya tidak belajar tapi jika
saya mendalaminya pasti saya
bisa. Bagi saya usaha yang saya
lakukan tidak pernah
mengkhianati hasil
Regina, karena kemampuan
bernalarnya tinggi ia sering
membantu saya dan katanya ia tanpa
belajar saja bisa menyerap pelajaran
dengan baik
38 Yakin
Karena saya senang belajar
matematika dan yakin atas
bekerja saya yang saya kerjakan
Saya merasa mampu karena saya
suka belajar matematika dan
dengan belajar saya mengerti
Aryo, karena Aryo mendapat UN
dengan nilai yang sempurna
39 Yakin
Saya yakin karena saya mudah
untuk memahami cara dan
langkah-langkah
Saya merasa mampu karena saya
bisa mengikuti pembelajarannya
dan mendapat nilai yang
memuaskan
Regina, karena dia rajin dan
dibuktikan dengan nilai
40 Ragu-ragu
Karena masih belum bisa terlalu
memahami cara-cara dan rumus
matematika
Karena masih ragu untuk
menjawab pertanyaan dan belum
terlalu memahami rumus
matematika
Regina, karena dia bisa mengajariku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
41 Ragu-ragu
Karena sedikit belum bisa dalam
memahami cara-cara yang
dijelaskan oleh guru
Karena sedikit tidak mampu
menjawab atau tidak yakin itu
jawaban benar atau tidak
Regina, karena ia pinter dalam
pelajaran matematika
42 Ragu-ragu
Ragu-ragu karena saya merasa
tidak terlalu pintar dalam bidang
matematika
Mampu karena itu termasuk
salah satu mata pelajaran
peminatan
Jonathan, Wyn-wyn, Regina. Karena
mereka adalah orang-orang yang
memiliki nilai yang relatif bagus
pada mapel matematika
43 Ragu-ragu
Karena ada beberapa materi
saya bisa mendapat nilai yang
memuaskan. Tetapi ada pula
materi yang kurang mampu saya
pahami
Saya mampu jika saya
memahami konsep matematika
tersebut. Tetapi jika saya tidak
memahami konsepnya, maka
saya tidak mampu
mengerjakannya
Regina, karena saya hanya mengenal
dia yang paling pintar matematika
44 Ragu-ragu
Karena masih kurang percaya
diri atas jawaban atau cara
matematika benar atau salah
Lumayan mampu, masih ada
materi yang belum paham,
walaupun begitu saya harus tetap
berjuang dan mencoba
mendalami materi lagi
Regina, karena menurutku dia selalu
percaya diri dalam matematika
terbukti nilai-nilai bagus. Saya harus
mencontoh Regina karena dia
percaya diri
45 Ragu-ragu
Kurang yakin pada kemampuan
diri saya dalam pelajaran
matematika. Harus mengulang-
ulang materi itu supaya bisa
Karena masih bingung jika tidak
diulang-ulang
Jonathan, Regina, karena mereka
selalu bisa jika diberi soal oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
46 Ragu-ragu Karena saya hanya dapat
mengerjakan pada bab tertentu
Karena beberapakali saya
mendapat nilai yang kurang
memuaskan
Jonathan, karena dia pintar dalam
matematika
47 Yakin Karena saya menyukai
matematika
Tidak pernah remidi di penilaian
harian
Ribka, Ana, Bayu, William, dan
Saras. Karena dapat mengajarkan
teman yang lain
48 Ragu-ragu
Ga pinter-pinter banget, ga
bodoh-bodoh banget. 55%
bisalah agak susah di
pemahamannya aja
Mampu mengerjakan biasanya
kalau udah buntu pake rumus
sendiri, tidak mampu menjawa
100% bener
Ribka sama Ana. Karena mereka
pinter matematika
49 Ragu-ragu
Karena kadang saya bisa
mengerjakan dan terkadang saya
tidak atau kurang bisa
mengerjakan dan mengerti
Kadang matematika susah
dipahami
Ana, Ribka, karena mereka suka
matematika
50 Yakin
Karena saya kurang yakin atau
tidak sangat yakin bisa pelajaran
matematika yang
membingungkan
Karena kurang menangkap lebih
cepat apa yang dipelajari dan
kurang memperhatikan dengan
sungguh-sungguh
Ribka, karena ia bisa mengajar
temannya dengan sangat mudah dan
temannya pun bisa menangkap
penjelasan dari dia
51 Ragu-ragu
Karena saya masih ragu atau
belum paham sepenuhnya dalam
beberapa materi
Saya merasa ragu-ragu karena
masih ada beberapa materi yang
belum saya paham sepenuhnya
Tata, karena menurut saya Tata
mampu untuk memahami dan
mengerti pelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
52 Ragu-ragu
Karena saya kurang teliti dalam
mengerjakan soal dan malas
untuk belajar matematika
Saya belum merasa mampu
dalam pelajaran matematika
karena masih kurang teliti dalam
mengerjakan soal
Tata, karena menurut saya dia
mampu menguasai dan memahami
rumus matematika
53 Ragu-ragu Karena kadang saya bisa dan
kadang tidak bisa Karena matematika susah Tata, karena Tata biasanya bisa
54 Ragu-ragu
Karena saya sulit untuk
mempelajari matematika dan
kurang bisa memahaminya
Karena dalam hitungan
matematika, saya berpikir bahwa
hitungan hanya digunakan untuk
menghitung uang, dan yang
dipentingkan untuk menjadi
orang sukses adalah pemikiran
logika dan perasaan kebaikan
hati dalam diri kita
Adityo dan Loren, karena mereka
selalu mendapatkan nilai tinggi
dipelajaran matematika
55 Yakin
Saya yakin karena saya merasa
bisa mengerjakan soal-soal
pelajaran matematika
Saya merasa mampu karena saya
lumayan memahami rumus-
rumus matematika. Saya merasa
tidak mampu karena dalam soal
matematika, banyak hal-hal yang
menjebak
Menurut saya, Ardityo, karena dia
bisa menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
56 Yakin
Kita harus percaya diri atas
kemampuan yang kita miliki dan
terus melatih diri supaya lebih
pandai
Saya merasa mampu karena saya
pantang menyerah dan sering
berlatih dirumah dan jika ada
tugas sya selalu mengerjakannya
dengan mandiri
Tata, karena dia selalu mengajari
saya saat saya sedang kesusahan
57 Sangat Yakin
Saya sudah memiliki
kemampuan berpikir
matematika seja dini
Karena saya didukung oleh orang
tua, teman, dan bimbel
Aryan Putra Perdana, karena Aryan
sangat kritis dalam berpikir
matematika
58 Yakin
Ya, selama ini saya yakin-yakin
aja gitu belajar matematika. Ya
mungkin ngga sepintar teman-
teman yang lain, tapi bisalah
kalau memperhatikan dengan
baik dan banyak berlatih
Ya karena selama saya
memperhatikan pelajaran itu saya
akan paham
Ribka, Ana. Karena memang minat
mereka itu matematika, mereka aja
pengen kuliah ambil jurusan
matematika kalau tidak salah
59 Ragu-ragu
Menurut saya, terkadang saya
susah dalam menghadapi
pelajaran matematika. Apalagi
disaat saya sangat malas dan
lelah juga bosan, mungkin hanya
50% yang dapat saya tangkap
sehingga saat penilaian nilai
saya ada yang down
Karena saya sering menyerah
sebelum mau berpikir. Saya
sering sekali bermoodyan
sehingga malas rasanya untuk
sekedar menyimak
Ribka, karena ia mudah mencerna
pelajaran matematika dan gampang
atau sangat jelas dalam menjelaskan
kepada teman-teman yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
60 Yakin
Karena saya jarang mengeluh
dalam pelajaran matematika,
selain itu saya sudah
berpengalaman dalam mengikuti
lomba matematika dan hasilnya
memuaskan
Karena menurut saya matematika
itu asik dan seru. Kemudian
dalam pelajaran matematika saya
mudah mengerti karena
matematika kebanyakan
menggunakan nalar
Ana. Karena menurutku dia pintar
dalam bernalar ketika matematika
61 Ragu-ragu
Karena aku sulit memahami dan
mengingat-ingat rumus-rumus di
matematika
Kurang bisa memahami rumus.
Tergantung gurunya juga sih
Ribka, Anna, dan Vio bisa
memahami rumus dengan baik
62 Yakin Karena aku ada sedikit bakat di
matematika Karena saya ada bakat
Ribka, Anna, Vio, Puan, Saras,
Bayu, Gerrea. Karena baik hati, rajin
menabung, dan tidak sombong
63 Ragu-ragu
Dalam pelajaran matematika,
beberapa materi saya mudah
mengerti dan memahami tapi
dalam beberapa materi lainnya
tidak langsung paham
Mampu, karena sebenarnya
matematika itu tidak susah, yang
penting bisa memahami materi
Ribka, karena dia cepat memahami
materi baru
64 Yakin Karena saya suka matematika Karena tidak pernah remidi
Ribka, Ana, Vio, William, Bayu,
Anggi, Puan, Dion, Titan, Arian.
Karena suka mengerjakan didepan
kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
65 Sangat tidak yakin
Kurang suka menghitung.
Sebenarnya bisa yakin kalau ada
senter dan kipas angin
Banyak menghitung Yoyo, karena ketua club matematika
66 Ragu-ragu
Karena saya kurang bisa
memahami rumus-rumus
matematika dan saya juga sulit
untuk paham ketika guru
menjelaskan secara cepat
Saya tidak mampu karena
matematika tidak bisa menebak
dan tidak bisa dijawab dengan
rumus sendiri
Anna, karena ia mampu dalam
matematika dan ia hobby dengan
matematika. Ribka, ia juga mudah
mengingat pembelajaran dan ia
hobby
67 Yakin
Karena saya bisa selalu
mengerjakan setelah diberi
pembahasan guru
Saya merasa mampu karena saya
suka dengan matematika
Ribka dan Ana, karena dia pintar
matematika
68 Ragu-ragu
Karena saya sulit untuk
menghafal rumus dan takut jika
cara (rumus) yang digunakan
salah
Karena saya sulit untuk
menghafalkan rumus
Ribka, karena dia dapat menjelaskan
cara atau rumus dengan sangat
paham
69 Yakin Karena saya mampu mengikuti
pelajaran matematika
Karena saya dapat memahami
rumus atau cara-cara
Ribka dan Ana, karena dia paling
pintar matematika
70 Ragu-ragu Karena saya kurang bisa
mengerti pelajaran matematika
Saya merasa tidak mampu karena
matematika pelajaran yang sulit
Arian. Karena dia mampu
mengerjakan soal-soal dan mudah
mengerti
71 Yakin
Karena jika guru menjelaskan
dengan baik, saya akan cepat
mengerti
Saya mampu karena matematika
itu menarik dan membuat saya
ingin memahaminya
Ana, karena dia pintar dalam
matematika dan dia juga
menyukainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
72 Ragu-ragu Karena saya kurang bisa untuk
memahami rumus
Saya tidak mampu karena saya
tidak suka pelajaran matematika
Ana karena dia mampu untuk
memahami rumus atau mempelajari
matematika
73 Yakin Saya yakin kalau memahami
dengan benar pasti bisa
Kadang materi yang diberikan
sulit dipahami, atau kadang kalau
guru yang menjelaskan aku tidak
paham tapi kalau teman yang
menjelaskan bisa paham
Ribka, karena orangya mudah
memahami dengan cepat. Dan kalai
diminta ditolong jelaskan dia bisa
menjelaskan dengan baik
74 Tidak yakin Agak pusing dengan pelajaran
itu
Karena sulit dan banyak rumus
yang membingungkan Joshua, karena pintar matematika
75 Tidak yakin Karena tidak mengerti dengan
angka serta rumus
Karena bingung dengan
penempatan angka
Evan, karena setiap kuis dan kerja
kelompok dia bisa menjelaskan
kepada teman-temannya
76 Tidak yakin Karena tidak mengerti cara
mengerjakan matematika Karena merasa bingung
Bintang, karena dia dalam
menghitung dan rumus cepat
77 Ragu-ragu Atas dasar kemampuan saya Karena susah Yoyo, Karena dia pintar
78 Tidak yakin Hanya bisa matematika dasar
(+,-,x,:)
Tidak mampu, hanya memahami
dasar
Yoyo, memamerkan kepintaran
(sombong)
79 Ragu-ragu
Karena saya tidak menyukai
pelajaran matematika,
membingungkan
Karena matematika
membingungkan
Ivon, karena dia menyukai pelajaran
matematika. Yoyo, karena dia pintar
dalam pelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
80 Tidak yakin Karena saya sangat lemah saat
menghitung
Tidak mampu, karena
matematika susah dan saya tidak
bisa menghitung
Yoyo, karena dia hebat
81 Ragu-ragu
Karena saya sedikit kurang
memahami materi dalam
matematika. Kurang dapat
mengerjakan soal meskipun tau
rumus
Karena kurangnya rasa percaya
diri saya terhadap kemampuan
saya
Evan, karena disaat ada penawaran
untuk mengerjakan dia terkadang
maju untuk mengerjakan dan
percaya diri terhadap yang
dikerjakan
82 Ragu-ragu Kadang yakin, tapi kadang tidak
Merasa tidak mampu karena
kadang matematika susah
dipahami
Sheva, bisa meneliti atau
mencermati
83 Sangat tidak yakin Tidak pernah mengerti
matematika. Susah, ribet Susah dan rumit
Sheva dan Joshua karena aktif dalam
pelajaran matematika
84 Yakin
Saya yakin karena percaya diri
saja, tidak ada yang tidak
mungkin
Karena matematika bisa
gampang atau susah tergantung
orang yang menerima saja,
karena belajar juga
Sheva dan Joshua karena mereka
pintar
85 Yakin Matematika kadang mudeng
kadang enggak
Mengasah otak agar berpikir
lebih luas Nanda. Pintar dan jago
86 Ragu-ragu
Karena kadang aku bisa
mengerjakan soal matematika
tertentu dan terkadang juga
tidak, tergantung juga pada
moodku
Aku merasa tidak mampu karena
kadang aku merasa tidak
memahami semua materi
matematika
Joshua, kaerna dia pintar
matematika dan kadang aku juga
sering dibantu sama dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
87 Yakin Saya yakin, saya bisa Saya kurang mampu karena
matematika rumusnya lupa Sheva dan Joshua karena pintar
88 Sangat yakin Karena matematika adalah
pelajaran kesukaanku
karena aku sudah
mempelajarinya sejak lama Sheva karena dia pintar
89 Ragu-ragu
Karena matematika adalah
kelemahan utama saya. Di setiap
pelajaran matematika, saya
merasa sangat kebingungan.
Dan saya selalu remidi di
ulangan matematika
Karena hitungan adalah
kelemahan saya. Maka saya tidak
mampu dalam pelajaran
matematika
Joshua Krisnawan Putra. Karena
Joshua yang paling pintar di
matematika. Setiap pelajaran
matematika, Joshua selalu menjawab
dengan cepat
90 Yakin
Atas kegiatan saya yang biasa
mengerti matematika hanya
dalam waktu yang singkat
Saya merasa mampu karena
selama saya mengerjakan
matematika, saya merasa bahwa
matematika adalah yang paling
mudah
Stefen, karena saya biasanya
mengerjakan suatu soal yang sulit
bersama dengan dia
91 Tidak yakin
Sangat sangat tidak mengerti
tentang matematika banyak
hitungan susah
Kemampuan berhitung kurang,
daya dong rendah, sulit,
membingungkan
Jovan dan Tito sudah dong dan bisa
mengajari teman yang kesusahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
92 Yakin
Karena saya dapat
menghafalkan dan menerapkan
rumus matematika dan ketika
saya merasa kesulitan, biasanya
saya mengerjakan latihan soal
sehingga dapat memahami
materi dengan mudah
Saya merasa mampu karena
selalu senang mempelajari
matematika dan dapat
mengerjakannya dengan baik
Steven dan Jovan karena pintar
93 Yakin
Terkadang sulit dalam
memahami matematika,
terkadang mudah
Karena sebenarnya semua
mampu jika mau berusaha
Fransiska Dani, Karena ulangan dan
tugas matematikanya sering
mendapat nilai 100
94 Sangat yakin
Karena saya suka matematika,
guru yang mengajar sangat jelas,
puji Tuhan nilai matematika
saya bagus
Ya mampu karena dasarnya suka
matematika dan suka dengna
angka-angka
Della, Jovan, Sofie, Steven, Dani,
Lea. Karena mereka sering dapat
nilai bagus
95 Ragu-ragu
Karena saat saya belajar
matematika itu kadang hanya
pada saat pelajaran yang saya
mengerti saja yang tahu dan saat
materi yang agak susah atau
susah disitu saya gak tau apa-
apa atau memang saya tidak
bisa. Jadi saya belajar
matematika itu kadang-kadang
bisa aja
Karena dasarnya dari dulu saya
kurang begitu suka matematika
apalagi yang susah
Jovan, Steven, Sofie. Karena saya
melihat mereka sangat mahir
dibidang itu dan pada saat ada soal
yang sulit mereka bisa
mengerjakannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
96 Yakin
Karena ketika pelajaran
matematika, saya masih bisa
mengikuti materi atau
pembelajaran dan nilai saya
masih mencukupi standar
Menurut saya, ketika pelajaran
saya masih dapat memahami
materi yang disampaikan
Banyak sebenarnya… Dani, karena
nilainya ulangan 100
97 Yakin
Karena saya telah memperoleh
nilai matematika yang bagus.
Saya juga sempat dipilih
mengikuti OSN matematika
walau tidak jadi
Saya mampu karena saya
menyukai pelajaran matematika
tersebut dan saya mendapat nilai-
nilai yang bagus dalam ujian atau
tugas. Saya juga dapat
memahami materi dengan cepat
Jovan, karena ia selalu berani untuk
maju ke depan menjawab perntayaan
dan mendapat nilai yang maksimal
98 Yakin
Saya yakin akan kemampuan
diriku dalam pelajaran
matematika, saya lebih mudah
mempelajari matematika
daripada yang lain, sehingga
mendapat nilai bagus
Karena pada saat pelajaran saya
mampu mendapat nilai yang
menurutku memuaskan (diatas
KKM)
Jovan, karena sering mendapat nilai
100 dalam ulangan harian dan tugas
99 Ragu-ragu Karena terkadang saya masih
belum mengerti
Karena saya sedikit susah dalam
hal menghitung
Della, Noah, dan Rina. Karena saya
menganggap mereka bisa dan
mengerti
100 Sangat tidak yakin Karena matematika itu sulit dan
tidak menyenangkan
Karena saya tidak menyukai
matematika
Jovan, karena saya melihat dia
mengisi yakin pada tes ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
101 Ragu-ragu
Karena terkadang saya suka
menghitung dan terkadang
malas. Kadang mendapat nilai
bagus kadang tidak. Sering
muncul perasaan ingin
mengerjakan soal matematika
tapi kadang juga malas.
Karena beberapa materi bisa saya
tangkap dan terima. Beberapa
juga sulit diterima
Jovan, karena dia aktif disetiap
pelajaran matematika dan sering
mendapat nilai bagus. Steven, dia
aktif dan cepat mencerna pelajaran
102 Ragu-ragu
Saya kadang-kadang bisa cepat
menangkap pelajaran, kadang
juga sulit menangkap. Belajar
matematika sebenarnya asik,
tapi kadang juga bosan
Saya merasa antara mampu dan
tidak mampu karena tidak semua
pelajaran matematika saya bisa
lancar
Jovan, karena dia cepat dalam
berhitung dan nilainya cenderung
baik
103 Ragu-ragu
Karena masih ada yang bingung
dan saya biasanya setelah
menyelesaikan soal masih takut
atau ragu-ragu
Karena saya kurang percaya
dengan soal yang saya kerjakan
Dhani, Jovan, dan Sofie. Karena
mereka pintar
104 Ragu-ragu
Karena seringkali saya yakin
tetapi hasil yang didapat kurang
memuaskan
Merasa tidak mampu karena
kurangnya latihan dirumah dan
kemalasan yang sering dihadapi
Jovan dan Steven. Bukan hanya nilai
mereka lebih tinggi tetapi mereka
sering sekali membantu saya yang
sedang kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
105 Ragu-ragu Karena nilai saya tergantung
mood dalam pengerjaan soal
Karena kurang memahami
pelajaran matematika
Noah. Karena orangnya tekun dan
teliti dalam mengerjakan soal
matematika tersebut. Steven, karena
memiliki sifat teliti dalam
mengerjakan soal dibidang
matematika. Jovan, karena memiliki
cara pemikiran yang logis dan juga
teliti didalam bidang matematika
106 Sangat yakin
Karena saya sangat percaya
dengan apa yang saya miliki.
Karena saya berusaha menjadi
yang terbaik supaya dapat
membanggakan orangtua
Mampu karena pelajaran
matematika bagi saya pelajaran
yang sangat mudah. Tergantung
niat tidak dalam mengerjakan
soal
Tidak ada kecuali saya, karena nilai
saya merupakan nilai tertinggi
didalam satu angkat paralel kelas
IPA
107 Yakin
Karena sejak SMP nilai
matematika saya rata-rata atau
kebanyakan baik. diatas atau pas
dengan KKM, walaupun masih
ada yang dibawah KKM
Karena nilai matematika saya
sejak SMP di matematika baik
atau bagus dan banyak nilai
diatas KKM
Jovan dan Steven, karena mereka
selalu aktif saat semua pelajaran
khususnya matematika, dan selalu
dapat mengerjakan soal-soal walau
sulit dan selalu mendapat nilai bagus
atau baik.
108 Yakin
Karena saya lebih cepat
mengerti dalam bidang
menghitung seperti matematika
dibandingkan dengan yang
menghafal
Merasa mampu, karena lebih
cepat mengerti
Selda dan Dani, karena mereka
paling cepat mengerti atau
menangkap pelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
109 Yakin
Saya tidak memilih sangat yakin
karena ada beberapa materi yang
belum lancar (saya bisa namun
sedikit lama atau kurang dilatih)
Saya merasa mampu karena
matematika hanya perlu berlatih
banyak dan mengetahui semua
konsep sehingga ketika soal
dibolak-balik kita tetap bisa
mengerjakan
Dani, Della, karena mereka sering
tuntas dalam ulangan dan dari cara
mereka membantu saya
mengerjakan soal, saya menjadi
lebih paham
110 Tidak yakin Karena saya tidak suka
matematika dari dulu
Karena saya susah untuk
menghitung
Joy, karena dia bisa matematika dan
pintar
111 Ragu-ragu
Karena masih ada beberapa
materi yang tidak saya mengerti
dan saya pahami
Merasa kurang percaya diri
dalam pelajaran matematika
Vembri, Arya, Koko, dan Joy karena
saya melihat mereka dari
kemampuan mereka dalam pelajaran
matematika
112 Yakin
Saya sudah mengerti berbagai
hal dasar dalam pelajaran
matematika, yang dapat
membuat saya cukup yakin
Saya merasa mampu karena saya
adalah salah satu orang yang
memiliki rasa percaya diri tinggi
Lorensius Akleve Chandra, karena
ia merupakan kenalan yang mudah
mengerti dan beradaptasi dalam
materi matematika, serta memiliki
rasa percaya diri tinggi
113 Sangat yakin
Karena saya percaya bahwa saya
bisa belajar dan memahami
pelajaran matematika
Karena setiap pelajaran pasti bisa
dipahami asal kita suka dan
tekun
Tata, karena dia dikelas ini hafal
dengan rumus matematika. Arya,
karena dia mampu dalam belajar
matematika hanya saja dia kurang
fokus dalam pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
114 Sangat yakin
Karena saya percaya diri pada
kemampuan saya yang diberi
Tuhan
Saya mampu karena matematika
itu mudah dan saya harus berfikir
kritis untuk mengerjakannya
Vembri, karena ia mampu
mengerjakan dengan mudah
115 Yakin Karena saya ingin berusaha dan
saya ingin bisa
Karena saya melihat dari nilai-
nilai harian saya yang lumayan
Tata, karena dia sering mengajari
saya atau menjelaskan di pelajaran
matematika
116 Tidak yakin Karena saya tidak
berkemampuan di matematika
Karena kemampuan saya tidak di
matematika
Tata, Karena dia bisa menguasai
matematika
117 Ragu-ragu
Karena menurut saya
kemampuan saya di pelajaran
matematika tidak terlalu tinggi
Karena agak sulit untuk
memahami pelajaran matematika
dan mengikuti
Joy, karena memiliki nilai yang
bagus dalam pelajaran matematika
dan dia mudah memahami dalam
pelajaran matematika
118 Yakin
Karena saya merasa masih
cukup mampu dalam
mengerjakan beberapa materi
matematika, seperti aljabar,
SPLDV
Karena saya terkadang masih
mengerti atau paham dengan
beberapa bab dari pelajaran
matematika tersebut
Steven, Jovan, Sofie, Della, dan
Selda. Karena saya menganggap
mereka orang-orang yang cepat
memahami matematika
119 Ragu-ragu
Karena ada beberapa yang
masih belum saya paham dalam
pelajaran matematika
Karena masih ragu-ragu untuk
mengerjakan matematika
Dani, Via, dan Selda. Karena biasa
mengajarkan dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
120 Yakin
Kita harus percaya diri dengan
apa yang kita akan lakukan atau
miliki
Karena saya merasa percaya diri
atas apa yang saya lakukan
Tata, Vembri, dan Joy. Karena dia
membantu saya untuk memahami
pelajaran tersebut
121 Ragu-ragu
Karena saat menghadapi soal-
soal matematika saya masih
sering merasa ragu atas
jawaban-jawaban saya
Saya merasa mampu, karena saya
mau mencoba dan mau terus
berlatih
Radit, karena dia mampu memahami
soal-soal matematika yang ada dan
bisa mengerjakan soal-soal dengan
benar
122 Ragu-ragu
Karena saya merasa tidak hebat
dalam matematika dan agak sulit
untuk memahami
Karena kurang mampu mencerna
matematika dengan cepat dan
teliti
Tata dan Radit, karena mereka cepat
dan tanggap jika dijelaskan
123 Ragu-ragu Ya, saya tidak yakin saya bisa
matematika
Karena jika belum tau caranya
akan terasa sulit Vembri, karena sudah terbukti pintar
124 Ragu-ragu
Karena kemampuan saya di
bidang matematika sangat rata-
rata
Karena kemampuan menghitung
saya sangat minim atau pas di
rata-rata
Tata, Vembri, Paudra, dan Joy.
Karena mereka pintar dalam hal
berhitung di matematika
125 Ragu-ragu
Karena beberapa materi ada
yang tidak bisa saya pahami dan
ada yang bisa dipahami
Saya tidak mampu karena hanya
bisa memahami sedikit saja dan
memang saya tidak suka dengan
namanya hitung-hitungnya
Paudra, karena Paudra cepat
memahami materi dan suka
membantu teman yang kesusahan
126 Ragu-ragu
Karena saya masih tidak paham
tentang materi yang telah
diberikan guru kepada saya
Karena saya masih kurang
mampu dalam memahami
materi-materi yang ada
Radit, karena Radit selalu dapat
memahami materi pada saat
pembelajaran dikelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
127 Tidak yakin
Aku tidak yakin dalam mampu
pelajaran, karena susah di
mengerti dan susah
berkonsentrasi pada pelajaran
Karena saya tidak mampu dalam
pelajaran matematika yang saya
kurang pahami dan tidak
konsentrasi pada pelajaran
Rm. Mario Wisnu, karena dia sangat
membantu saya untuk diajarkan
supaya bisa lebih paham dalam
pelajaran matematika
128 Ragu-ragu
Karena saya tidak terlalu bisa
memahami tentang matematika,
tetapi saya bisa mengikutinya
dikti demi sedikit untuk bisa
lebih maju dan memahami lebih
lanjut
Karena saya sulit untuk
memahami pelajaran matematika
dan sulit menguraikannya, sulit
untuk mengikuti
Tata, karena dia mempunyai nilai
matematika yang sangat bagus dan
percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI