effusi pleura dengan wsd

26
1 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bernapas merupakan aktivitas yang sangat penting bagi manusia yang dilakukan agar tubuh terpenuhi suplai oksigen dengan cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan pada salah satu saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain seperti cairan, maka pertukaran gas akan terganggu, seperti halnya terjadi pada kasus effusi pleura. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran pernapasan tersebut, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage). Menurut WHO (2008), Efusi Pleura merupakan suatu gejala penyakit yang dapat mengancam jiwa penderitanya. Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di negara-negara industri, diperkirakan terdapat 320 kasus Efusi Pleura per 100.000 orang. Amerika serikat melaporkan 1,3 juta orang setiap tahunnya menderita Efusi Pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan pneumonia bakteri. Menurut Depkes RI ( 2006 ), kasus Efusi Pleura mencapai 2,7 % dari penyakit infeksi saluran napas lainnya. Tingginya angka kejadian Efusi Pleura disebabkan keterlambatan penderita untuk memeriksakan kesehatan sejak dini dan angka kematian akibat Efusi Pleura masih sering ditemukan faktor resiko terjadinya Efusi Pleura karena lingkungan yang tidak bersih, sanitasi yang kurang, lingkungan yang padat penduduk, kondisi sosial ekonomi yang menurun, serta sarana dan prasarana kesehatan yang kurang dan kurangnya masyarakat tentang pengetahuan kesehatan. Kebutuhan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) misalnya, pada trauma (luka tusuk di dada) yang disebabkan oleh benda tajam dan tidak mengenai jantung, biasanya dapat menembus rongga paru-paru. Mekanisme penyebabnya bisa satu tusukan kuat ataupun satu gerakan mendadak yang hebat. Akibatnya, selain terjadi peradarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita nampak kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang (Kartono, M. 1991). Merupakan sebuah kesatuan antara effusi pleura dan tindakan pemasangan WSD yang merupakan tindakan kolaboratif untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari diagnosa effusi pleura tersebut. Maka berdasarkan uraian dan beberapa asumsi literatur serta latar belakang di atas, maka

Upload: ikasetiadi

Post on 14-Feb-2015

401 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Effusi Pleura Dengan Wsd

TRANSCRIPT

Page 1: Effusi Pleura Dengan Wsd

1

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Bernapas merupakan aktivitas yang sangat penting bagi manusia yang dilakukan agar

tubuh terpenuhi suplai oksigen dengan cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan

pada salah satu saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain seperti cairan,

maka pertukaran gas akan terganggu, seperti halnya terjadi pada kasus effusi pleura. Oleh karena

itu perlu dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran pernapasan

tersebut, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).

Menurut WHO (2008), Efusi Pleura merupakan suatu gejala penyakit yang dapat

mengancam jiwa penderitanya. Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan

menjadi problema utama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di

negara-negara industri, diperkirakan terdapat 320 kasus Efusi Pleura per 100.000 orang. Amerika

serikat melaporkan 1,3 juta orang setiap tahunnya menderita Efusi Pleura terutama disebabkan

oleh gagal jantung kongestif dan pneumonia bakteri.

Menurut Depkes RI ( 2006 ), kasus Efusi Pleura mencapai 2,7 % dari penyakit infeksi

saluran napas lainnya. Tingginya angka kejadian Efusi Pleura disebabkan keterlambatan penderita

untuk memeriksakan kesehatan sejak dini dan angka kematian akibat Efusi Pleura masih sering

ditemukan faktor resiko terjadinya Efusi Pleura karena lingkungan yang tidak bersih, sanitasi yang

kurang, lingkungan yang padat penduduk, kondisi sosial ekonomi yang menurun, serta sarana dan

prasarana kesehatan yang kurang dan kurangnya masyarakat tentang pengetahuan kesehatan.

Kebutuhan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) misalnya, pada trauma (luka tusuk di

dada) yang disebabkan oleh benda tajam dan tidak mengenai jantung, biasanya dapat menembus

rongga paru-paru. Mekanisme penyebabnya bisa satu tusukan kuat ataupun satu gerakan

mendadak yang hebat. Akibatnya, selain terjadi peradarahan dari rongga paru-paru, udara juga

akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan

mengempis. Penderita nampak kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan

iga disisi yang luka menjadi berkurang (Kartono, M. 1991).

Merupakan sebuah kesatuan antara effusi pleura dan tindakan pemasangan WSD yang

merupakan tindakan kolaboratif untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari diagnosa effusi pleura

tersebut. Maka berdasarkan uraian dan beberapa asumsi literatur serta latar belakang di atas, maka

Page 2: Effusi Pleura Dengan Wsd

2

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

penulis tertarik untuk berusaha memberikan sebuah rangkuman dan beberapa catatan riset yang

disajikan dalam bentuk makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Effusi Pleura dengan

Water Sealed Drainage”, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang lebih baik untuk

pembaca, khususnya pada mahasiswa kesehatan yang menjadi bibit terwujudnya cita-cita yang

lebih baik sebagaimana tertulis di atas.

1.2. Tujuan Penulisan Makalah

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan secara umum dari ditulisnya makalah ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari gambaran umum dari effusi pleura sebagai salah satu dari penyakit

pernafasan.

1.2.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi tentang

effusi pleura yang meliputi:

a. Konsep dasar perjalanan penyakit effusi pleura yang dimulai dari pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, cara pencegahan, dan beberapa hal lain yang dapat memberikan

gambaran pengetahuan tentang penyakit tersebut.

b. Konsep dasar Water Sealed Drainage yang meliputi pengertian, indikasi pemasangan,

kontra indikasi, jenis-jenis WSD, dan beberapa hal lain yang terkait dengan pemasangan

WSD.

c. Konsep dasar asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, cara pengambilan

diagnosa, serta intervensi dan implementasi yang dapat diterapkan terhadap pasien

dengan effusi pleura dengan WSD.

1.3. Relevansi Terhadap Keperawatan

1.3.1. Bagi Penulis

Melalui penulisan makalah ini, diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan

dalam melakukan pencarian literatur penelitian serta mendapatkan informasi tentang effusi

pleura secara khusus. Selain itu juga diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai

literatur pendukung dalam pengembangan penelitian yang lebih lanjut.

1.3.2. Bagi Institusi Pendidikan

Melalui makalah ini diharapkan dapat menjadikan suatu masukan bagi Institusi

Pendidikan untuk memberikan pengetahuan lebih tentang konsep perjalanan penyakit dan

asuhan keperawatan pada pasien dengan effusi pleura sebagai salah satu topik dalam

Page 3: Effusi Pleura Dengan Wsd

3

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

menyelenggarakan suatu seminar ilmiah keperawatan atau sebagai suatu bahan

perkuliahan.

1.3.3. Bagi Riset Keperawatan

Sebuah harapan kecil pada penulis dengan adanya makalah ini semoga dapat

menjadikan rangkuman dan informasi umum tentang literatur effusi pleura serta

mempermudah dalam pencarian literatur ilmu berdasar daftar pustaka yang penulis

gunakan dalam makalah ini.

Page 4: Effusi Pleura Dengan Wsd

4

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pustaka Effusi Pleura

2.1.1. Pengertian

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura yang terletak diantara

permukaan visceral dan parietal. Efusi Pleura merupakan proses penyakit primer yang jarang

terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal,

ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5-15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang

memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. (Suzanne C Smeltezer dan

Brenda G. Bare, 2002).

Efusi pleura merupakan keadaan terdapat cairan dalam jumlah berlebihan didalam

rongga pleura. Pada kondisi normal, rongga ini hanya berisi sedikit cairan (5 sampai 15 ml)

ekstrasel yang melumasi permukaan pleura. Peningkatan produksi atau penurunan

pengeluaran cairan akan mengakibatkan efusi pleura (Kowalk, 2011).

Untuk mempermudah pengertian dan letak terjadinya effusi pleura, dapat kita

perhatikan gambar fisiologi paru sebagai mana berikut ini:

Dalam keadaa normal, rongga pleura berisi sedikit cairan (sekitar 10 – 20 ml) untuk

sekedar melicinkan permukaan pleura parietalis dan visceralis yang saling bergerak karena

adanya kegiatan bernafas. Cairan masuk ke dalam rongga melalui pleura parietalis yang

bertekanan tinggi dan diserap oleh sirkulasi di pleura visceralis yang bertekanan rendah. Dan

diserap juga oleh kelenjar limfe dalam pleura parietalis dan pleura visceralis.

Gambaran Effusi Pleura secara fisiologis.

Maka dengan kata lain sebagaimana pengertian di atas, Efusi pleura merupakan suatu keadaan dimana terdapat cairan dalam jumlah yang berlebihan didalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan reabsorbsi (penyerapan ) cairan pleura.

Page 5: Effusi Pleura Dengan Wsd

5

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.1.2. Penyebab dan Jenis Effusi Pleura

Beberapa penyebab umum terjadinya effusi pleura adalah sebagaimana disebutkan

di bawah ini:

a) Hambatan drainase limfatik dari rongga pleura.

b) Gagal jantung yang menyebabkan tekanan perifer dan tekanan kapiler paru menjadi

sangat tinggi, sehingga menimbulkan transudasi cairan yang berlebihan kedalam rongga

paru.

c) Tekanan osmotik koloid plasma yang sangat menurun sehingga mengakibatkan

transudasi cairan yang berlebihan.

d) Infeksi atau setiap penyebab peradangan lainnya pada permukaan rongga pleura, yang

merusak membran kapiler dan memungkinkan kebocoran protein plasma dan cairan ke

dalam rongga secara cepat seperti Tuberkulosis, pneumonitis, dan abses paru.

(Guyton, 1997).

Sedangkan berdasarkan penyebab di atas, effusi pleura dapat dibagi menjadi

beberapa jenis, diantaranya adalah:

a) Menurut Penyebabnya:

1) Bila effusi pleura berasal atau disebabkan karena implantasi sel-sel limfoma pada

permukaan pleura, cairannya adalah eksudat yang berisi sel limfosit yang banyak

dan sering hemoragik (mengandung darah)

2) Bila effusi terjadi akibat obstruksi aliran getah bening, cairan dapat berupa

transudat atau eksudat dan bercampur dengan limfosit.

3) Bila effusi pleura terjadi akibat obstruksi duktus torasikus, cairannya akan

berbentuk cairan kelenjar limfa (chylothorak).

4) Bila efusi pleura terjadi karena infeksi, biasanya terjadi pada pasien dengan limfoma

maligna karena menurunnya resistensi terhadap infeksi, effusi ini dapat berupa

empiema akut atau kronik

(www.medicastore.com)

b) Menurut Cairan Yang Terbentuk:

1) Transudat

Transudat merupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang

utuh, terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorbsi

cairan pleura terganggu yaitu karena ketidakseimbangan tekanan hidrostatik atau

Page 6: Effusi Pleura Dengan Wsd

6

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

ankotik. Transudasi menandakan kondisi seperti asites, perikarditis, penyakit gagal

jantung kongestik atau gagal ginjal sehingga terjadi penumpukan cairan.

Effusi pleura transudatif biasanya disebabkan karena:

- Gagal jantung kongestif

- Sirosis (hepatik hidrothorax)

- Atelektasis

- Hipoalbuminemia

- Sindroma nefrotik

- Peritoneal dialisis

- Mixedema

- Perikarditis konstriktif

2) Eksudat

Eksudat merupakan ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas. Sebagai

akibat inflamasi oleh produk bakteri atau humor yang mengenai pleura contohnya

TBC, trauma dada, infeksi virus. Efusi pleura mungkin merupakan komplikasi gagal

jantung kongestif, TBC, pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik, karsinoma

bronkogenik, serosis hepatis, embolisme paru, dan infeksi parasitik.

Effusi pleura eksudatif biasanya disebabkan karena:

- Malignansi (karsinoma, limfoma)

- Emboli pulmoner

- Kondisi kolagen – vaskuler (arthritis reumatoid, lupus)

- Tuberkulosis

- Pankreatitis

- Trauma

- Postcardiac injury syndrome

- Perforasi esofagus

- Pleuritis akibat radiasi

- Penggunaan obat (nitrofurantoin, dantrolene, methysergide, bromocriptine,

procarbazine, amiodarone)

- Chylothorax

- Meig’s syndrome

- Sarcoidosis

Page 7: Effusi Pleura Dengan Wsd

7

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

- Yellow nail syndrome

(Suzanne C Smeltezer dan Brenda G. Bare, 2002).

2.1.3. Tanda dan Gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala dari effusi pleura secara umum, diantaranya

adalah:

a. Nyeri pleuritik dada yang membuat penderita membatasi pergerakan rongga dada

dengan bernafas dangkal atau tidur miring ke sisi yang sakit.

b. Sesak nafas/ dispnea dapat ringan atau berat, tergantung pada proses pembentukan

efusi, jumlah cairan efusi pleura, dan kelainan yang mendasari timbulnya efusi.

c. Akral teraba dingin

d. Batuk

e. Trakhea bergeser menjauhi sisi yang mengalami efusi

f. Interkosta menonjol pada efusi yang berat

g. Pergerakan dada berkurang pada bagian yang terkena efusi pleura

h. Perkusi meredup di atas efusi pleura

i. Suara nafas berkurang di atas efusi pleura

j. Vokal fremitus meredup

(Price, 2008)

2.1.4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis, penyebab, serta therapy

medis perlu dilakukan sebagai penunjang dalam pelaksanaanya. Adapun pemeriksaan

penunjang yang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Foto rontgen dada (sinar tembus dada)

b. USG pleura, berfungsi untk menentukan adanya cairan dalam rongga pleura.

c. CT Scan dada.

d. Torakosentesis (untuk mengambil cairan dan mengetahui warna cairan)

- Kekuning-kuningan: warna normal cairan pleura

- Agak Kemerahan atau kemerahan: terjadi pada kasus dengan trauma, infark paru,

keganasan, dan adanya kebocoran aneurisma aorta.

- Kehijauan dan agak purulen: menunjukkan adanya empiema.

- Merah Coklat: menunjukkan adanya abses karena amuba.

Page 8: Effusi Pleura Dengan Wsd

8

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

Beberapa hasil dari pemeriksaan Torakosentris dapat diperoleh keterangan sebagai

berikut:

- Biokimia: basil tahan asam (untuk tuberkulosis), hitung sel darah merah dan putih,

kadar pH, glukosa, amilase. Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan biokimia pada

effusi pleura.

- Sitologi: sel neutrofil, sel limfosit, sel mesotel, sel mesotel maligna, sel-sel besar

dengan banyak inti, sel lupus eritematosus sistemik.

- Bakteriologi: menentukan jenis bakteri yang menginfeksi.

- Biopsi pleura.

2.1.5. Penatalaksanaan

2.1.5.1. Penatalaksanaan Diet Effusi Pleura

Jenis diet yang diberikan pada kasus effusi pleura adalah TKTP (Tinggi

Kalori Tinggi Protein. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan kalori dan

protein untuk mencegah dan mengurangi adanya kerusakan jaringan tubuh,

khususnya paru-paru. Selain itu diet TKTP juga memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh

Hemoglobin sebagai pigmen sel darah merah yang berfungsi sebagai zat

pengangkut oksigen dan karbondioksida akan berikatan dengan protein, begitu

pula dalam proses penggumpalan darah, protein juga dibutuhkan.

b. Mengatur keseimbangan cairan tubuh

Keseimbangan cairan dalam intraseluler, intravaskuler, dan interstisial diatur

oleh protein dan elektrolit, sehingga apabila terjadi kekurangan protein akan

dapat mengakibatkan penurunan dan perpindahan cairan.

(Prinsip Dasar Ilmu Gizi, 2009)

Page 9: Effusi Pleura Dengan Wsd

9

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.1.5.2. Penatalaksanaan Medis Effusi Pleura

a. Therapy oksigen

Dapat diberikan jika terjadi pernafasan yang tidak adekuat.

b. Pemberian obat-obatan

Obat-obatan yang biasa diberikan pada effusi pleura diantaranya adalah

antibiotik, analgetik, antiemetik, dan vitamin. Tujuan pemberian obat-obat

tersebut adalah untuk menghambat terjadinya infeksi, mencegah penumpukan

cairan kembali, menghilangkan ketidak nyamanan serta dispneu. Pengobatan

spesifik ditujukan pada penyebab dasar dari timbulnya effusi pleura (misalnya

gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis, TBC, trauma, dll)

c. Pemasangan WSD (water selaed drainage)

WSD (Water Selade Drainage) / CTT (Chest Thorax Tube) adalah suatu unit yang

bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara atau cairan (darah atau pus)

dari rongga toraks dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung

selang/drain yang dimasukan ke dalam rongga pleura (DepKes RI, 2008).

d. Pleurodesis

Pada prosedur ini zat kimia dimasukkan pada kavum pleura untuk melekatkan

dua lapis pleura. Hal ini dapat mencegah terkumpulnya cairan pleura kembali.

Zat-zat yang dipakai adalah tetrasiklin (terbanyak dipakai), bleomisin,

korinebakterium parvum, Tio-tepa, 5-Fluorourasil.

e. Thoracosintesis

Aspirasi cairan pleura (thorakosintesis) berguna sebagai sarana diagnostik

maupun terapeutik. Pelaksanaannya sebaiknya dilakukan pada pasien dengan

posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru sela iga garis aksilaris

posterior dengan memakai jarum kateter nomor 14-16.

f. Pengobatan lainnya

Bertujuan untuk penanganan pada effusi pleura malignan termasuk radiasi

dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi deuretik. (Kowalk dkk, 2011)

g. Latihan Meniup Balon

Untuk mengembangkan alveolus yang kolaps, diperlukan tekanan udara yang

lebih besar dengan cara meniup balon lebih keras pada waktu mulai

mengembangkan balon. Hal ini dimaksudkan untuk melatih pernafasan dan

Page 10: Effusi Pleura Dengan Wsd

10

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

pengembangan alveolus yang sempat terendam cairan pleura agar fungsinya

dapat kembali seperti semula. (Suzanne C Smeltezer dan Brenda G. Bare, 2002)

2.1.6. Komplikasi Effusi Pleura

Pada keadaan lebih lanjut, bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka

effusi pleura dapat berdampak atas beberapa komplikasi berikut ini:

- Pneumonia

- Penumothorax

- Hipertensi paru

- Hemothorax (karena trauma pada pembuluh darah interkostalis)

- Emoli udara (karena adanya laserasi yang cukup dalam menyebabkan udara dari

alveoli masuk ke vena pulmonalis)

- Laserasi pleura viserali

Sedangkan secara khusus, effusi pleura bila dibiarkan akan memiliki dampak

terhadap sistem tubuh, diantaranya adalah sebagai berikut:

- Sistem pernafasan

Terakumulasinya cairan di rongga pleura menyebabkan penekanan paru-paru yang

mengakibatkan daya pengembangan paru terganggu sehingga mengakibatkan sesak

nafas.

- Sistem kardiovaskuler

Adanya peningkatan denyut nadi dan manifestasi dari sesak nafas karena terjadi

kompensasi tubuh terhadap kekurangan oksigen.

- Sistem gastrointestinal

Kegagalan nafas mengakibatkan aliran darah ke otak berkurang, diteruskan ke

hipotalamus, merangsang nervus vagus dan mengakibatkan peningkatan asam

lambung, maka terjadi mual dan tidak ada nafsu makan.

- Sistem/pola aktivitas dan istirahat

Sesak nafas pada saat istirahat dapat mengganggu atau merubah respon terhadap

aktivitas atau latihan.

Page 11: Effusi Pleura Dengan Wsd

11

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.2. Konsep Pustaka Water Selaed Drainage

2.2.1. Pengertian

WSD (Water Sealed Drainage) merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk

mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thorax, dan mediastinum

dengan menggunakan pipa penghubung.

2.2.2. Indikasi Pemasangan

a. Pneumothorax

- Spontan lebih dari 20% karena rupture bleb

- Luka tusuk tembus

- Klem dada yang terlalu lama

- Kerusakan selang dada pada sistem drainase

b. Hemothorax

- Robekan pleura

- Kelebihan antikoagulan

- Pasca bedah thorax

c. Thorakotomy

- Lobektomy

- Pneumoktomy

d. Effusi Pleura

- Post operasi jantung

e. Emfiema

- Penyakit paru serius

- Kondisi inflamasi

2.2.3. Tujuan Water Sailed Drainage

Adapun tujuan dilakukannya tindakan pemasangan water sailed drainage adalah

sebagai berikut:

- Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thoraks.

- Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

- Mengembangkan kembali thoraks yang kolaps

- Mencegah refluks drainage kembali ke rongga dada

2.2.4. Tempat Pemasangan WSD

a. Bagian apex paru (apical)

Page 12: Effusi Pleura Dengan Wsd

12

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

- Anterolateral interkosta ke 1-2

Fungsi: untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura

b. Bagian basal

- Postero lateral interkosta ke 5-6 atau 8-9

Fungsi: untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura

2.2.5. Jenis-jenis Water Sealed Drainage

a. Sistem satu botol

- Merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple

pneumothoraks.

- Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai dua lubang selang yaitu

satu untuk ventilasi dan satu lagi masuk ke dalam botol.

- Air steril dimasukkan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2 cm untuk

mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan

kolaps paru

- Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk

memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar.

- Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi.

- Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan.

Inspirasi akan meningkat

Page 13: Effusi Pleura Dengan Wsd

13

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

Ekspirasi menurun

b. Sistem dua botol

- Digunakan 2 botol: 1 botol untuk mengumpulkan cairan drainage dan botol ke 2

sebagai botol water seal.

- Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa

udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi

water seal.

- Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura

masuk ke water seal botol 2.

- Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga

pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD.

- Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi

peural.

c. Sistem tiga botol

- Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan

yang digunakan.

- Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan

- Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah

hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol

WSD.

- Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan.

- Botol ke-3 mempunyai 3 selang:

Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua

Tube pendek lain dihubungkan dengan suction

Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke

atmosfer

Page 14: Effusi Pleura Dengan Wsd

14

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.2.6. Komplikasi Pemasangan Water Selade Drainage

a. Komplikasi Primer: perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia.

b. Komplikasi Sekunder: infeksi, emfiema.

2.2.7. Prosedur Pemasangan WSD

a. Pengkajian

- Memeriksa kembali instruksi dokter

- Mencek dan melakukan inform consent

- Mengkaji status pasien: TTV, status pernafasan

b. Persiapan Pasien

- Siapkan pasien

- Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :

o Tujuan tindakan

o Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD

Posisi klien dapat duduk atau berbaring

o Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksi

o Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena

c. Persiapan Alat

- Sistem drainage tertutup

- Motor suction

- Slang penghubung steril

- Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet,

trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan ,

spuit 10cc dan 50cc, kassa, NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain,

xylokain), masker

d. Pelaksanaan

Page 15: Effusi Pleura Dengan Wsd

15

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat

dilaksanakan dengan baik , dan perawat memberi dukungan moril pada pasien.

e. Tindakan Setelah Prosedur

- Perhatikan undulasi pada selang WSD

Bila undulasi tidak ada, maka berbagai kondisi dapat terjadi, diantaranya adalah:

Motor suction tidak berjalan

Selang tersumbat

Selang terlipat

Paru-paru telah mengembang

Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem

drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.

- Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar.

- Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah

ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air.

- Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah

cairan yg keluar.

- Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama.

- Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan

- Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai

slang terlipat

- Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi.

- Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu.

- Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang

dibuang.

- Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran.

- Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema

subkutan.

- Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektif.

- Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh.

- Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD.

- Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak

pada persendian bahu daerah pemasangan WSD

Page 16: Effusi Pleura Dengan Wsd

16

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.2.8. Perawatan Pada Klien Yang Menggunakan WSD

a. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena &

TTV stabil.

b. Observasi adanya distress pernafasan.

c. Observasi:

- Pembalut selang dada.

- Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan

darah.

- Sistem drainage dada.

- Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klien.

- Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang.

- Tipe & jumlah drainase cairan. Catat warna & jumlah drainase, TTV & warna kulit.

- Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan

d. Posisikan klien:

- Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak).

- Posisi fowler untuk mengeluarkan cairan (hemothorak)

e. Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang drainase utuh dan menyatu.

f. Gulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien. Rekatkan dengan plester.

g. Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari puncak matras sampai ruang

drainase. Jika selang dada mengeluarkan cairan, tetapkan waktu bahwa drainase dimulai

pada plester perekat botol drainase pada saat persiaan botol atau permukaan tertulis

sistem komersial yang sekali pakai.

h. Urut selang jika ada obstruksi.

i. Cuci tangan.

j. Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien, kenyamanan klien.

2.2.9. Cara Mengganti Botol WSD

a. Siapkan set yang baru

Botol berisi cairan aquadest ditambah desinfektan

b. Selang WSD di klem dulu

c. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem

d. Amati undulasi dalam slang WSD

Page 17: Effusi Pleura Dengan Wsd

17

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.2.10. Pencabutan Selang WSD

Indikasi pencabutan WSD adalah sebagai berikut:

a. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan:

- Tidak ada undulasi.

- Cairan yang keluar tidak ada.

- Tidak ada gelembung udara yang keluar.

- Kesulitan bernafas tidak ada.

- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara.

- Dari pemeriksaan tidak ada cairan atau udara.

b. Slang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada

slang.

file:///H:/romsons-romo-seal%20WSD.htm

2.3. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.3.1. Pengertian

Asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan

kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang

optimal (Carpenito, 2000).

Peran perawat dalam menangani pasien dengan Efusi Pleura Post CTT (Chest Thorax

Tube) adalah ditekankan pada perawatan luka post CTT setiap hari, yang bertujuan

mencegah terjadinya infeksi dengan tetap memperhatikan kepatenan CTT yang terpasang

untuk mencegah terlepasnya selang CTT yang akan mengakibatkan udara masuk kedalam

paru-paru melalui luka pemasangan CTT yang berdampak pada kolapsnya paru-paru sehingga

terjadi henti nafas dan berujung kematian pada pasien. Serta mengobservasi jumlah dan

warna cairan yang tertampung dalam botol dan dokumentasikan.

Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat dalam melakukan

praktek asuhan keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah keperawatan yang

ada, dimana kelima komponennya saling mempengaruhi satu sama lain yaitu pengkajian,

menentukan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang membentuk suatu

suatu mata rantai (Budianna Keliat, 1994).

Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek

keperawatan (Nursalam, 2001).

Page 18: Effusi Pleura Dengan Wsd

18

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

2.3.2. Pengkajian

a. Anamnesa

1) Identitas Pasien

Terdiri dari: nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan pekerjaan.

2) Keluhan Utama

- Keluhan utama merupakan keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien.

- Biasanya, dada pasien dengan effusi pleura didaptkan keluhan berupa: sesak

nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuretik akibat iritasi pleura yang bersifat

tajam dan terlokalisir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non

produktif.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Menceritakan perjalanan penyakit pasien saat ini sehingga di bawa ke rumah sakit.

4) Riwayat Penyakit Dahulu

Membahas tentang riwayat penyakit dahulu yang pernah diderita klien berhubungan

dengan yang diderita pasien saat ini.

5) Riwayat Penyakit Keluarga

Membahasa tentang riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh anggota keluarga

pasien yang disinyalir sebagai penyebab penyakit pasien sekarang. Contohnya: kanker

paru, TBC, dll

6) Riwayat Psikososial

Bahasan ini meliputi perasaan pasien terhadap sakitnya, bagaimana cara

mengatasinya serta bagaimana respon pasien terhadap tindakan pengobatan yang

dilakukan terhadap dirinya.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Tanda-tanda Vital

Meliputi: tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, saturasi oksigen (jika dibutuhkan)

2) Tingkat Kesadaran

Disini perlu dikaji bagaimana penampilan pasien secara umum, ekspresi wajah pasien

selama dilakukan anamnese, mood pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan dan

ketegangan pasien, sebagai bahan memperkuat memperoleh data apakah

composmentis, apatis, somnolen, sopor atau koma.

3) ROS (review Of System)

Page 19: Effusi Pleura Dengan Wsd

19

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

- B1 (Breath)

Kaji ada tidaknya kesulitan bernafas seperti adanya keluhan sesak

Batuk (produktif atau tidak produktif, secret, warna, konsistensi, bau)

Irama nafas pasien (teratur/tidak teratur), takipnea

Adanya peningkatan kerja nafas, penggunaan otot bantu dada, retraksi

interkostal

Fremitus fokal

Perkusi dada : hipersonor

Pada inspeksi dan palpasi dada tidak simetris

Pada kulit terdapat sianosis, pucat, krepitasi subkutan

Selain itu kaji riwayat penyakit paru kronik, peradangan, infeksi paru,

tumor, biopsi paruB2 (Blood)

- B2 (Blood)

Taki kardi, irama jantung tidak teratur ( disaritmia )

Suara jantung III, IV, galop / gagal jantung sekunder

Hipertensi / hipotensi

CRT untuk mengetahui tingkat perfusi perifer, normalnya < 3 detik

Akral : hangat, panas, dingin, kering atau basah

- B3 (Brain)

Tentukan GCS pasien

Tentukan adanya keluhan pusing,

Lamanya istirahat/tidur, normal kebutuhan istirahat tiap hari adalah sekitar

6-7 jam.

ada tidaknya gangguan pada nerves pendengaran, penglihatan, penciuman.

Kaji adanya nyeri, tentukan skala nyeri pasien, lokasi nyeri misallnya nyeri

dada sebelah kanan, frekuensi nyeri (serangan datang secara tiba-tiba),

nyeri bertambah saat bernapas, nyeri menyebar ke dada, badan dan perut

dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nyeri yang dirasakan pasien

- B4 (Bladder)

Keluhan kencing : nocturia, poliuria, disuria, oliguria, anuria, retensi,

inkontinensia

Page 20: Effusi Pleura Dengan Wsd

20

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

Produksi urine tiap hari, warna, dan bau. Produksi urine normal adalah

sekitar 500cc/hari dan berwarna kuning bening

Keadaan kandung kemih : membesar atau tidak, adanya nyeri tekan

Intake cairan tiap hari, pemberiannya melalui oral atau parenteral. Intake

cairan yang normal setiap hari adalah sekitar 1 liter air.

Kaji ada tidaknya penggunaan alat bantu kateter

- B5 (Bowel)

Kaji keadaan mulut pasien: bersih, kotor atau berbau

Keadaan mukosa: lembab, kerig, stomatitis

Tenggorokan : adanya nyeri menelan, pembesaran tonsil, nyeri tekan

Keadaan abdomen: tegang, kembung atau ascites

Adanya nyeri tekan, ada tidaknya luka bekas operasi

Peristaltic usus tiap menitnya

Frekuensi BAB tiap hari da konsistensinya (keras, lunak, cair atau berdarah)

Nafsu makan, adanya diet makanan dan porsi makan tiap hari

- B6 (Bone)

Tentukan pergerakan sendi pasien (bebas, terbatas)

Kaji adanya kelainan ekstermitas, kelainan tualang belakang dan fraktur

Keadaan kulit: ikteri, siaonis, kemerahan atau hiperglikemi

Keadaan turgor kulit

c. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium

2) Darah lengkap dan kimia darah

3) Bakteriologis

4) Analisis cairan pleura

5) Pemeriksaan radiologis

6) Biopsi

2.3.3. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan immobilitas, tekanan dan

nyeri.

Page 21: Effusi Pleura Dengan Wsd

21

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

b. Nyeri dada berhubungan dengan factor-faktor biologis (trauma jaringan) dan factor-

faktor fisik (pemasangan selang dada)

c. Resiko infeksi b.d terpasangnya benda asing dalam tubuh

d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan

kurang terpajan informasi.

2.3.4. Intervensi, Tujuan, Kriteria Hasil dan Rasional

a. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan immobilitas, tekanan dan

nyeri.

1) Data penunjang:

Dispneu, takipneu, perubahan kedalaman pernafasan, penggunaan otot aksesori,

gangguan pengembangan dada, sianosis.

2) Tujuan:

Tujuan dari tindakan keperawatan pada diagnosa ini adalah pola nafas kembali

efektif.

3) Kriteria hasil:

- Pola nafas efektif atau normal (frekuensi dan keteraturan)

- Bebas sianosis dan tanda gejala hipoksia

4) Intervensi dan rasional:

Intervensi Rasional

Pertahankan posisi nyaman, biasanya peninggian kepala tempat tidur (head up)

Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tak sakit.

Bila selang dipasang: - Periksa pengontrol penghisapan,

batas cairan. - Observasi gelembung udara

botol penampung

- Mempertahankan tekanan negative

intrapleural sesuai dengan yang diberikan, yang meningkatkan ekspansi pasru optimum dan atau drainase cairan.

- Gelembung udara selama ekspirasi menunjukkan lubang angin dari pneumothoraks. Naik turunnya gelembung udara menunjukkan ekspansi paru

Klem selang pada bagian bawah unit drainase bila terjadi kebocoran

Mengisolasi lokasi kebocoran udara pusat system

Awasi pasang surutnya air penampung dan water seal

Flutuasi (pasang surut) menunjukkan perbedaan tekanan inspirasi dan ekspirasi

Catat karakter dan jumlah drainase Berguna dalam mengevaluasi perbaikan

Page 22: Effusi Pleura Dengan Wsd

22

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

selang dada kondisi atau terjadinya komplikasi atau perdarahan yang memerlukan upaya intervensi.

Berikan oksigen melalui kanul/masker, latih nafas dalam dan batuk efektif

Alat dalam menurunkan kerja naas, meningkatkan penghilangan distress respirasi dan sianosis berhubungan dengan hipoksia

Perawatan: Observasi pola nafas dan komplikasi

Agar psien tercukupi oksigenasinya dan pola nafasnya efektif, serta untuk mencegah terjadinya komplikasi yang bisa memperparah kondisi klien.

b. Nyeri dada berhubungan dengan factor-faktor biologis (trauma jaringan) dan factor-

faktor fisik (pemasangan selang dada)

1) Data penunjang:

Respirasi dan nadi meningkat, raut wajah pasien nampak kesakitan, pasien merasa

tidak nyaman.

2) Tujuan:

Tujuan dari dilakukannya tindakan pada diagnosa ini adalah kenyamanan pasien

dapat terpenuhi.

3) Kriteria hasil:

- Nyeri berkurang bahkan hilang

- Respirasi dan nadi kembali normal yaitu antara 16 – 20 x/menit dan 60 – 100

x/menit

4) Intervensi dan rasional:

Intervensi Rasional

Berikan dan ajari teknik distraksi (menonton TV, mengobrol dengan keluarga, posisi yang nyaman) dan relaksasi (nafas dalam)

Mengalihkan perhatian pasien terhadap rasa nyeri dan memberikan kenyamanan sehingga nyeri pasien dapat berkurang.

Jika nyeri tidak berkurang, kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat analgesik.

Mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien

Observasi skala nyeri setelah intervensi yang telah dilakukan

Sebagai evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dan untuk merencenakan intervensi selanjutnya.

c. Resiko infeksi b.d terpasangnya benda asing dalam tubuh

1) Data penunjang:

Page 23: Effusi Pleura Dengan Wsd

23

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

Adanya inflamasi di daerah yang telah terpasang WSD, suhu tubuh meningkat, nyeri

pada daerah yang terpasang WSD.

2) Tujuan:

Tujuan dari dilakukannya tindakan pada diagnosa ini adalah mencegah dan

menangani agar tidak terjadi infeksi pada pasien.

3) Kriteria hasil:

- Tidak terjadi inflamasi pada daerah yang terpasang WSD

- Tidak timbul rasa nyeri

- Suhu tubuh normal (36,5oC – 75,5oC)

4) Intervensi dan rasional:

Intervensi Rasional

Rawat daerah yang terpasang WSD secara teratur

Untuk menjaga kebersihan daerah yang terpasang WSD sehingga dapat meminimalisir peluang terjadinya infeksi.

Ajarkan kepada keluarga untuk merawat daerah WSD dan instruksikan untuk merawatnya secara teratur

Untuk melindungi tubuh dari resiko infeksi

Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar

Mencegah kontaminasi lingkungan terhadap pasien yang dapat memicu terjadinya infeksi

Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruang pasien

Mencegah kontaminasi lingkungan terhadap pasien yang dapat memicu terjadinya infeksi

Ajarkan kepada pasien dan keluarga tanda/gejala infeksi dan kapan harus melaporkan ke pusat kesehatan

Mendeteksi adanya infeksi sedini mungkin sehingga dapa segera dilakukan tindakan agar infeksi tidak semakin parah

Kolaborasikan untuk member antibiotik jika diperlukan

Mengendalikan factor pemicu infeksi

Batasi jumlah pengunjung jika diperlukan

Meminimalkan pemicu infeksi

d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan

kurang terpajan informasi.

1) Data penunjang:

Pasien sering bertanya, ketidak akuratan mengikuti instruksi, pasien tampak

gelisah.

2) Tujuan:

Page 24: Effusi Pleura Dengan Wsd

24

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

Tujuan dari dilakukannya tindakan pada diagnosa ini adalah kebutuhan akan

pengetahuan pasien dapat terpenuhi.

3) Kriteria hasil:

- Pasien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi atau proses penyakit dan

rencana pengobatan.

- Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan.

4) Intervensi dan rasional:

Intervensi Rasional

Berikan peran aktif pasien/ orang terdekat dalam proses belajar, misalnya: diskusi, partisipasi kelompok

Belajar ditingkatkan bila individu secara aktif berperan

Berikan informasi tertulis dan verbal sesuai indikasi. Masukkan daftar artikel dan buku yang berhubungan dengan kebutuhan pasien/ keluarga dan dorong membaca dan memdiskusikan apa yang mereka pelajari

Membantu pasien dan orang terdekat membuat pilihan berdasarkan informasi tentang masa depan.

Informasikan kepada pasien tentang efek-efek pemasangan WSD

Mengurangi ras cemas pasien akibat terpasangnya alat di tubuhnya

Tinjau ulang pengetahuan pasien akan penyakit dan proses pengobatannya

Mengetahui keefektifan intervensi yang telah dilakukan

Page 25: Effusi Pleura Dengan Wsd

25

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Efusi pleura merupakan suatu keadaan dimana terdapat cairan dalam jumlah yang berlebihan

didalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan reabsorbsi

(penyerapan ) cairan pleura.

Water Sealed Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan

udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thorax, dan mediastinum dengan

menggunakan pipa penghubung.

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan WSD terdiri dari pengkajian, penegakan

diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan sebagaimana standart ilmu

keperawatan.

3.2. Saran

3.2.1. Pembaca

Diharapkan dengan adanya makalah ini, pembaca dari makalah ini tidak

menganggap bahwa makalah ini dapat digunakan sebagai literatur baru untuk penyelesaian

tugas-tugas perkuliahan maupun literatur penelitian, makalahini hanya berisi tentang

rangkuman dan sebaiknya jika akan menggunakan literatur, pembaca dapat mengambil dari

beberapa literatur yang tertulis dalam daftar pustaka.

3.2.2. Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan merupakan sarana utama untuk memperoleh pendidikan

sebagai mana mestinya, karenanya apabila dalam makalah ini adalah kekurangan,

diharapkan institusi pendidikan dapat memberikan masukan dan saran untuk penulis

dengan memberikan revisi gambaran umum dalam makalah ini.

3.2.3. Bidang Keperawatan

Dalam bidang keperawatan, beberapa tindakan invasive dan kolaborative

merupakan sebuah standart yang harus menjadi tolak ukur untuk mencegah sebuah

kesalah dalam tindakan, maka dengan makalah ini harapan penulis adalah perawat tau

bahwa tindakan WSD hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter, perawat hanya

membantu asistensi dalam tindakan tersebut.

Page 26: Effusi Pleura Dengan Wsd

26

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Effusi Pleura dengan Water Sealed Drainage

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaf, H. 2010. Patofisiologi dan Konsep Penyakit. Jakarta: Salemba Medika.

Bagian Gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Ahli Gizi Indonesia. 2002. Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC.

Doengoes, M, E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta: EGC.

file:///H:/romsons-romo-seal%20WSD.htm

Guyton, Arthur C & Hall, John E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Keliat, Budiana. 1994. Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Khaerudin. 2012. Anatomi Paru-paru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kowalk, dkk. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek. Jakarta: Salemba Medika.

Price. A, Sylvia, M. Wilson Lorraine. 2006. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Sjamsuhidayat. 2005. Ilmu Penyakit Dalam Untuk Perawat. FKUI: Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC

Suryono, S. Dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.