efektivitas penyelesaian perkara perceraian ...repository.uinjambi.ac.id/1871/1/skripsi ahmad zul...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PERKARA PERCERAIAN MELALUI
SISTEM MEDIASI (Studi Kasus Di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri
Terengganu)
Skripsi
DISUSUN OLEH:
AHMAD ZUL MAJDI BIN MOHD AMRI (SHK101170039)
PEMBIMBING:
Dr. H. M. Umar, M.HI
Dian Mustika M.HI.,MA
STUDI HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARI’AH
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019M/1441H
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
v
SURAT PERNYATAAN
vi
MOTTO
ق الهه بينهما إ إنه الهه اان وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلحا يوف
عليما خبيرا
Artinya:
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah
seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.
Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”1
1 https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-35
vii
PERSEMBAHAN
حيم ن ٱره حم بسم ٱلهه ٱره
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT ata kasih saying dan karunia-Nya yang
telah memberikanku kekuatan serta membekaliku dengan ilmu pengetahuan sehingga
diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam selalu
terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW semoga kelak kita
mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin.
Teristimewa kupersembahkan karya kecil ini kepada cahaya hidup yang sangat
kusayangi Ibunda (Faezah Binti Abd Rahman Azmi) dan Ayahda (Mohd Amri Bin
Abdul Karim) tercinta, terkasih, dan yang tersayang sebagai tanda bakti, hormat dan
terima kasih yang setulusnya. Tiada kata yang bisa menggantikan segala sayang
usaha doa semangat dan materi yang telah diberikan untuk penyelesaian tugas akhir
ini dibangku kuliah. Semoga ini menjadi awal untuk membuat Ibunda bahagia.
Seluruh sahabatku yang tercinta, yang berada dijambi Nur Jamilin, Zaid Ikram, Zul
ammar, arif nabil, aizat hasbullah, Zizi, Miqdad, Hambali, Syazrul, Fadhli, Salihin
serta rakan seperjuangan dari jurusan Pembandingan Mazhab dan Usuluddin. Terima
kasih atas doa cinta kasih sayang dan bantuan kalian semua selama ini. Terima kasih
untuk doa, nasehat, hiburan, kerjasama, ide, traktiran, tebengan dan semangat yang
kalian berikan selama ini. Sukses untuk kita semua Aamiin..
viii
ABSTRAK
Efektivitas Penyelesaian Perkara Penceraian Melalui Sistem Mediasi (Studi
Kasus Di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu, Malaysia).
OLEH: AHMAD ZUL MAJDI
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap kepentingan mediasi dalam mendamaikan
pasangan yang berada dalam gejolak rumah tangga yang berada di ambang perceraian.
Seperti yang kita pelajari, perkara halal yang dibenci oleh Allah adalah perceraian. Jadi
dengan adanya Mediasi ini bisa mengurangkan kadar perceraian yang berlaku.
Penelitian ini dilaksanakan di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu.
Dalam pengambilan data penelitian menggunakan beberapa teknik yaitu wawancara,
dan dokumentasi. Data primer bersumber dari dokumen-dokumen tentang kasus yang
dapat diatasi setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode
kualitatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ta‟liq thalak dan faktor-faktor
penyebab perceraian antaranya campur tangan orang luar, ketidaktanggungjawaban
serta tidak diberi nafkah. Di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu ini,
kasus-kasus yang berbagai itu seupayanya dicarikan jalan untuk menyelesaikan
masalah perceraian itu. Berbagai kendala juga dihadapi oleh para Mediator seperti
pasangan tidak memberikan kerjasama, tidak menghantar wakil serta enggan berdamai.
Jadi dengan kebijakan dari pihak mediator maka kebanyakan kasus dapat diselesaikan
dengan lancar. Skripsi ini bertujuan menjadi bahan rujukan bagi mengetahui proses
mediasi.
Kata Kunci: Mediasi, Penceraian, Khidmat Nasihat.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadrat Allah
S.W.T. atas segala rahmat dan kurnia-Nya. Shalawat dan salam turut dilimpahan
kepada junjungan besar Nabi Muhammad S.A.W. yang sangat dicintai. Alhamdulillah
dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis senantiasa diberi nikmat kesehatan dan
kekuatan sehingga penulis dapat menelesaikan skripsi ini uang berjudul “Efektivitas
Penyelesaian Perkara Penceraian Melalui Sistem Mediasi, (Studi Kasus Di Jabatan
Hal Ehwal Agma Islam Negeri Terengganu, Malaysia)”. Skripsi ini disusun sebagai
sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu Syariah dalam bagian hukum
keluarga. Juga memenuhi sebagian pensyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Program Strata Satu (S1) dalam jurusan Hukum Keluarga pada Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak terlepas daripada menerima
hambatn dan halangan baik dalam masa pengumpulan data maupun penyusunannya.
Situasi yang mencabar dari awal hingga ke akhir menambahkan lagi daya usaha untuk
menyelesaikan skripsi ini agar selari dengan penjadualan. Dan berkat kesabaran dan
sokongan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat juga diselesaikan dengan baik
seperti yang diharapkan.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah setinggi-tinggi
penghargaan kepada semua pihak yang turut membantu secara langsung maupun
secara tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.Suaidi Asy’ari, MA,.Ph.D Rektor UIN STS Jambi,
Indonesia.
2. Bapak Dr. AA. Miftah, Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.
x
3. Bapak. Hermanto Harun, Lc, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu
Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Perancangan dan Keuangan dan Ibu Dr. Yulianti, S,Ag.M.HI, Wakil Dekan
Kemahasiswaan dan kerjasama di lingkungan Syariah UIN STS Jambi,
Indonesia.
4. Ibu Siti Marlina, S, Ag, M.HI selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga (HK)
Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. M. Umar Yusuf, selaku Pembimbing I dan Ibu Dian Mustika
M.HI.,MA selaku pembimbing II skripsi ini yang telah banyak memberi
kemasukan, tunjuk ajar dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah mengajar sepanjang perkuliahan, asisten dosen
serta seluruh karyawan dan karyawati yang telah banyak membantu dalam
memudahkan proses menyusun skripsi di Fakultas Syariah UIN STS Jambi,
Indonesia.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan baik dari segi teknis penulisan, analisis data, penyusunan data
maupun dalam mengungkapkan argumentasi pada bahan skripsi ini. Oleh karena itu,
diharapkan kepada semua pihak dapat memberikan kontribusi pemikiran, tanggapan,
dan masukkan berupa saran, nasihat, dan kritik demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa
yang diberikan dicatat sebagai amal jariyah di sisi Allah S.W.T. dan mendapat ganjaran
yang selayaknya kelak.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................... ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ v
MOTTO ...................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Batasan Masalah ................................................................................................... 5
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
E. Kerangka Teori ..................................................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 19
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 21
B. Sumber Data ..................................................................................................... 22
C. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 23
D. Sistemika Penulisan ......................................................................................... 24
xii
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah dan Perkembangan Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri
Terengganu, Malaysia. ............................................................................................ 26
B. Tujuan Dan Bidang Kuasa Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu,
Malaysia. ................................................................................................................. 28
C. Susunan Pentadbiran dan Carta Organisasi Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Negeri Terengganu, Malaysia. ................................................................................ 29
D. Peranan dan Fungsi Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu,
Malaysia. ................................................................................................................. 31
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Efektivitas Penyelesaian Perkara Penceraian Melalui Sistem Mediasi di Jabatan
Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, Malaysia ..................................................... 56
B. Tatacara penceraian melalui sistem mediasi di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Terengganu .............................................................................................................. 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 66
B. Saran-saran ....................................................................................................... 67
C. Penutup ............................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua orang tetapi kebahagiaan ini
bukanlah satu jelmaan yang datang dengan sendiri bahkan ianya adalah hasil usaha yang
sungguh-sungguh dari kedua-dua iaitu suami dan isteri. Tidak semua rumahtangga yang
dibina itu mencapai matlamat kebahagiaannya sebaliknya kadang-kadang rumahtangga
yang bahagia pada mulanya bertukar menjadi suram, perselisihan dan seterusnya
kehancuran. Krisis rumahtangga beerti permasalahan yang berlaku dalam rumahtangga
samada masalah besar atau kecil dan jika tidak diatasi dengan segera ianya akan menjadi
seperti benih yang tinggal di akar pokok, lama-kelamaan benih ini akan merebak
seterusnya akan mematikan pokok yang rendang.
Pelbagai faktor yang mungkin menyumbang ke arah penceraian dari generasi ke
generasi. Apa yang pasti kesan penceraian dirasai oleh semua pihak yang terlibat
samada suami isteri anak-anak mahupun masyarakat. Perbezaannya mungkin dari segi
peratusan atau tahap yang dirasakan oleh pihak yang terlibat samada secara lansung atau
tidak dan melibatkan jasmani, emosi dan rohani.2
Seringkali sesebuah keluarga menghadapi masalah kekeluargaan yang rumit
seperti anak lari dari rumah, bapa mengabaikan keluarga, ibu bencikan anak-anaknya,
2Mohamed Sharif Mustaffa, “Analisis Keperluan Kaunseling Terhadap Masalah Penceraian”,
Jabatan Agama Islam Johor, 2003.
2
anak terlibat salah laku dan lain-lain. Jikalau seorang mengalami masalah ianya akan
tersebar ke seluruh sistem keluarga. Seorang ibu yang terpaksa bekerja kuat dan
menghadapi tekanan di tempat kerja kemudian mengalami masalah di rumah lantas
membenci seisi keluarga kerena tanggapannya mereka itu tidak memahami peranan
serta hubungan kekeluargaan. Masalah ini jika tidak diberikan perhatian oleh pihak
yang bertanggungjawab akan membawa ke arah konflik keluarga atau penceraian di
antara suami dan isteri. Jelas sekali penjagaan rumah tangga amatlah penting dalam
islam bagi memupuk nilai kasih sayang dan melapangkan hati suami isteri seperti di
dalam ayat 21 surah Ar Rum:
ة ورحم ليها وجعل بينكم مودلك ل يت لقوم ومن آ يته آن خلق لكم من آنفسكم آزواجا لتسكنوا ا ن في ذ
ة ا
يتفكرون
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir.3
Namun logik bagi seorang manusia tidak dapat lari daripada masalah kecil
mahupun besar. Begitu juga dengan individu yang berkeluarga. Justeru, dalam rumah
tangga, pemilihan individu yang memberikan nasihat dan panduan yang tepat dan
bersesuaian perlu diambil kira dalam merungkai segala permasalahan yang wujud
antara suami dan isteri. Ini disebabkan bukan sembarangan orang boleh menjadi tempat
3 Al Rum (30): 21.
3
mengadu masalah. Hal-hal sulit melibatkan rahsia rumah tangga yang diadukan kepada
orang yang tidak amanah, boleh jadi akan dikongsi dengan orang lain hingga akhirnya
tersebar secara meluas. Seorang yang tidak adil pula akan memberi maklum balas yang
dipengaruhi emosi. Ada kemungkinan orang seperti ini akan menjadi penghasut dan
pengusut masalah. Ini kerana penceraian amatlah tidak disukai di dalam islam seperti
mana di dalam hadith dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, secara marfu’ yang
menyatakan:
لى الله تعالى الطلاق آ بغض الحلال ا
Artinya: “Halal yang paling dibenci Allah adalah thalak.”4
Analisa jumlah kes yang dikendalikan oleh kaunselor di jabatan agama dalam
setahun berbanding jumlah suami isteri yang datang untuk mendapatkan perkhidmatan
dari pelbagai kategori masalah adalah seperti berikut. Jumlah hari bekerja setelah
ditolak cuti hujung minggu, cuti sabtu minggu pertama dan ketiga, juga cuti yang layak
dimohon oleh kakitangan setahun ialah 253 hari daripada 365 hari. Andaian bahawa
seorang kaunselor boleh mengendalikan tiga kes sehari, empat kaunselor hanya dapat
mengendalikan 3036 kes daripada 4836 yang datang untuk mendapatkan perkhidmatan
. Pelbagai masalah-masalah yang terjadi seperti tanggunjawab suami isteri,
tuntutan nafkah, campurtangan keluarga suami atau isteri, poligami, penderaan isteri
atau suami, penagihan dadah, berpenyakit dan isteri ingkar. Kes-kes yang dirujuk
4 Konsultasi Syariah, https://konsultasisyariah.com/29419-halal-yang-dibenci-allah.html,
Syarah Hadis Pilihan akses pada 2 Mei 2019.
4
biasanya serius dan boleh menjurus kepada penceraian jika jalan penyelesaian terbaik
tidak diperolehi.5
Contoh kasus yang dihadapi di Jabatan Agama Islam Terengganu ialah si suami
ingin berpoligami, manakala si istri tidak mengizinkan. Si suami seorang yang adil dan
berlaku adil kepada si istri serta mampu untuk berpoligami. Disebabkan kasus tersebut
si istri memohon penceraian atas sebab tidak mahu berpoligami. Selepas itu kedua
pasangan tersebut meminta khidmat mediasi di Jabatan Agama Islam Terengganu.
Ini bermakna bukan sahaja tidak semua pasangan dapat dibantu malah seorang
pasangan hanya dapat berjumpa sekali sahaja setahun. Matlamat asal bukan bilangan
kes yang diperlukan tetapi penyelesaian yang dapat dilakukan. Keadaan akan lebih
membimbangkan jika faktor keberkesanan perkhidmatan mediasi yang diberikan
diambil kira. Daripada data yang diperolehi kebanyakkan kaunselor di Jabatan Agama
Islam Terengganu hanya mengikuti kursus mediasi jangka pendek sahaja. Jabatan Hal
Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu menjalankan sistem mediasi menurut Enakmen
Undang – Undang Keluarga Islam Negeri Terengganu 2001.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis juga melakukan penelitian
melalui karya ilmiah, karena persoalan ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat
Islam serta terkait dengan kehidupan masyarakat secara luas yang penulis akan
kemukakan dalam bentuk skripsi dengan judul: “ Efektivitas Penyelesaian perkara
5Mohamed Sharif Mustaffa, “Analisis Keperluan Kaunseling Terhadap Masalah Penceraian”,
Jabatan Agama Islam Johor, 2003.
5
Penceraian melalui Sistem Mediasi (Studi Kasus Di Jabatan Hal EhwalAgama
Islam Terengganu).”
B. Rumusan Masalah
Sesuai bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tatacara penceraian melalui sistem mediasi di Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Terengganu?
2. Bagaimana efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui sistem mediasi
di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu?
C. Batasan Masalah
Mengingatkan luasnya permasalahan yang dibahas, maka fokus penelitian penulis
membataskan permasalahan ini. Oleh sebab itu, penulis hanya membahaskan tentang
maksud Efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui sistem mediasi di tinjau
dari hukum keluarga islam dan keabsahannya yang di tinjau dari hukum Islam.
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Agar tidak menyimpang dari rumusan masalah yang diutarakan di atas maka,
penulis mempunyai tujuan:
a. Ingin mengetahui tatacara penyelesaian perkara penceraian melalui sistem
mediasi di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, Malaysia.
6
b. Ingin mengetahui efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui sistem
mediasi di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, Malaysia.
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai sumbangsih penulis dalam rangka memahami ajaran Agama Islam
khususnya tentang sahnya tentang Efektivitas penyelesaian perkara penceraian
melalui system mediasi.
b. Untuk menambah cakrawala berfikir bagi penulis serta untuk menambah
khazanah keilmuan yang dipersembah kepada almamater khususnya pada
Falkutas Syari’ah.
E. Kerangka Teori
1. Penceraian
Menurut syariat Islam, cerai adalah melepaskan ikatan perkawinan atau
putusnya hubungan perkawinan antara suami dan istri. dengan adanya perceraian ini,
maka gugurlah hak dan kewajiban mereka sebagai suami dan istri. artinya, mereka tidak
lagi boleh berhubungan sebagai suami istri, menyentuh atau berduaan, sama seperti
ketika mereka belum menikah dulu.
Islam telah mengatur segala sesuatu dalam al Quran. Tidak hanya aturan dalam
beribadah, seperti sholat, zakat, puasa, haji dan lain-lain, Islam juga memberi aturan
pada manusia dalam kehidupannya bersosialisasi. Bahkan, al Quran juga mengatur adab
dan aturan dalam berumah tangga, termasuk bagaimana jika ada masalah yang tidak
terselesaikan dalam rumah tangga tersebut.
7
Islam memang mengizinkan perceraian, tapi Allah membenci perceraian itu. Itu
artinya, bercerai adalah pilihan terakhir bagi pasangan suami istri ketika memang tidak
ada lagi jalan keluar lainnya. Dalam surat al Baqarah ayat 227 disebutkan, “Dan jika
mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sungguh, Allah Maha Mendengar,
Maha Mengetahui.” Ayat tentang hukum perceraian ini berlanjut pada surat al Baqarah
ayat 228 hingga ayat 232.6
Dalam ayat-ayat surat al Baqarah di atas, diterangkan aturan-aturan mengenai
hukum talak, masa iddah bagi istri, hingga aturan bagi wanita yang sedang dalam masa
iddahnya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa agama Islam memberi aturan yang
sangat lengkap tentang hukum perceraian. Tentu saja aturan-aturan ini sangat
memperhatikan kemaslahatan pihak suami dan istri dan mencegah adanya kerugian di
salah satu pihak.
Tidak hanya di surat al Baqarah, di surat ath-Thalaq ayat 1-7 juga dibahas
aturan-aturan dalam berumah tangga. Di situ disebutkan tentang kewajiban suami
terhadap istri hingga bagaimana aturan ketika seorang istri berada dalam masa iddah.
Dari beberapa ayat yang telah dibahas, maka kita ketahui bahwa dalam Islam perceraian
itu tidak dilarang, namun harus mengikuti aturan-aturan tertentu.
6 Dalam Islam, https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/hukum-perceraian-dalam-
islam, akses pada 2 Mei 2019.
8
2. Jenis-jenis Cerai
Mungkin sebelumnya kita telah sedikit mengetahui bahwa perceraian atau talak
bisa dilakukan oleh suami, atau istri yang menuntut cerai suaminya. Berikut ini akan
dibahas jenis-jenis cerai yang bisa dibedakan dari siapa kata cerai tersebut terucap.
A. Cerai Talak oleh Suami
Perceraian ini yang paling umum terjadi, yaitu si suami yang menceraikan
istrinya. Hal ini bisa saja terjadi karena berbagai sebab. Dengan suami mengucapkan
kata talak pada istrinya, masa saat itu juga perceraian telah terjadi, tanpa perlu
menunggu keputusan pengadilan.
i. Talak Raj’i
Pada talak raj’I, suami mengucapkan talak satu atau talak dua kepada istrinya.
Suami boleh rujuk kembali dengan istrinya ketika masih dalam masa iddah. Namun,
jika masa iddah telah habis, suami tidak boleh lagi rujuk kecuali dengan melakukan
akad nikah baru.
ii. Talak Bain
Talak Baik adalah perceraian dimana suami mengucapkan talak tiga kepada
istrinya. Dalam kondisi ini, istri tidak boleh dirujuk kembali. Suami baru akan boleh
merujuk istrinya kembali jika istrinya telah menikah dengan lelaki lain dan
berhubungan suami istri dengan suami yang baru lalu diceraikan dan habis masa
iddahnya.
iii. Talak Sunni
9
Talak sunni ini adalah ketika suami mengucapkan cerai talak kepada istrinya
yang masih suci dan belum melakukan hubungan suami istri saat masih suci tersebut.
iv. Talak Bid’i
Suami mengucapkan talak kepada istrinya saat istrinya sedang dalam keadaan
haid atau ketika istrinya sedang suci namun sudah disetubuhi.
v. Talak Taklik
Pada talak taklik, seorang suami akan menceraikan istrinya dengan syarat-syarat
tertentu. Dalam hal ini, jika syarat atau sebab yang ditentukan itu berlaku, maka
terjadilah perceraian atau talak.
B. Gugat Cerai Istri
Berbeda dengan talak yang dilakukan oleh suami, gugat cerai istri ini harus
menunggu keputusan dari pengadilan.
I. Fasakh
Fasakh merupakan pengajuan cerai tanpa adanya kompensasi dari istri ke suami
akibat beberapa perkara, antara lain suami tidak memberi nafkah lahir batin selama 6
bulan berturut-turut, suami meninggalkan istri selama 4 bulan berturut-turut tanpa
kabar, suami tidak melunasi mahar yang disebutkan saat akad nikah (baik sebagian atau
seluruhnya) sebelum terjadinya hubungan suami istri, atau adanya perlakuan buruk dari
suami kepada istrinya.
II. Khulu’
10
Adalah perceraian yang merupakan buah kesepakatan antara suami dan istri
dengan adanya pemberian sejumlah harta dari istri kepada suami. Terkait dengan hal ini
terdapat pada surat al Baqarah ayat 229.
ا آتي تان فإمساك بمعروف أو تسريح بإحسان إ ول يحل كم أن تأخذوا ممه افا أ اطهلق مره يقيما له تموهنه شيا إله أن ي
ده حدود دود الهه فل تعتدوها ومن يتع حدود الهه فإن خفتم أله يقيما حدود الهه فل جناح عليهما فيما افتدت به إ تلك ح
مون ا ك هم اظه الهه فأو
Artinya: “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan
cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah,
maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk
menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.
Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang
zalim.”7
2. Mediasi
Secara etimologi, pengertian mediasi berasal dari bahasa latin, mediare yang
memiliki pengertian yakni "berada di tengah" dan istilah mediasi dalam bahasa Inggris
yakni "mediation" yang memiliki pengertian bahwa mediasi adalah penyelesaian
sengketa yang melibatkan pihak ketiga sebagai penengah atau penyelesaian sengketa
penengah. 8
Sedangkan pengertian mediasi secara termonologi bahwa mediasi adalah peran
yang ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator dalam menjalakankan tugas demi
menengahi dan menyelesaikan suatu konflik atau sengketa antara para pihak.
7 Alquran Terjemahan Al-Baqarah: 229 8Tikelsiana.Com/2017/10/Pengertian-Mediasi-Tujuan-Dasar-Hukum.Html
11
Selain itu, "berada di tengah: juga memiliki makna bahwa mediator berada pada
posisi yang neutral atau tidak memihak sehingga dalam penyelesaian sengketa dapat
menjaga kepentingan para pihak yang bersengketa atau konflik secara adil dan sama,
yang bertujuan menumbuhkan kepercayaan (trust) dari pihak yang bersengketa.
Sedangkan istilah mediasi dalam bahasa Inggris yakni "mediation" yang
memiliki pengertian bahwa mediasi adalah penyelesaian sengketa yang melibatkan
pihak ketiga sebagai penengah atau penyelesaian sengketa penengah.
3. Dasar Perceraian Menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam
(Negeri Terengganu) 2001
Dasar hukum perceraian seperti tertulis dalam Enakmen 12 Tahun 19859, Enakmen
Undang-Undang Keluarga Islam ( Negeri Terengganu ) 1985, Fasal 47 yaitu Perceraian
dengan Talak atau Perintah dimana :
1) Seseorang suami atau seseorang isteri yang hendak bercerai hendaklah
menyerahkan suatu permohonan untuk perceraian kepada Mahkamah dalam
borang yang ditetapkan, disertai dengan suatu akuan berkanun yang
mengandungi;
a) butir-butir mengenai perkahwinan itu dan nama, umur dan jantina anak-
anak, jika ada, hasil dari perkahwinan itu;
b) butir-butir mengenai fakta-fakta yang memberi bidang kuasa kepada
Mahkamah di bawah seksyen 45;
9 Enakmen Undang- undang keluarga islam (Negeri Terengganu) 12 Tahun 1985
12
c) butir-butir mengenai apa-apa prosiding yang dahulu mengenai hal ehwal
suami isteri antara pihak-pihak itu, termasuk tempat prosiding itu;
d) suatu pernyataan tentang sebab-sebab hendak bercerai;
e) suatu pernyataan tentang sama ada apa-apa, dan, jika ada, apakah langkah-
langkah yang telah diambil untuk mencapai perdamaian;
f) syarat apa-apa perjanjian berkenaan dengan nafkah dan tempat kediaman
bagi isteri dan anak-anak dari perkahwinan itu, jika ada, peruntukan bagi
pemeliharaan dan penjagaan anak-anak dari perkahwinan itu, jika ada, dan
pembahagian apa-apa aset yang diperolehi melalui usaha bersama pihak-
pihak itu, jika ada, atau, jika tiada, sesuatu persetujuan tersebut telah
tercapai, cadangan pemohon mengenai hal-hal itu; dan
g) butir-butir mengenai perintah yang diminta.
2) Selepas menerima sesuatu permohonan untuk perceraian, Mahkamah hendaklah
menyebabkan satu saman diserahkan kepada pihak yang satu lagi itu bersama
dengan satu salinan permohonan itu dan akuan berkanun yang dibuat oleh
pemohon, dan saman itu hendaklah mengarahkan pihak yang satu lagi itu hadir
di hadapan Mahkamah untuk membolehkan Mahkamah menyiasat sama ada
pihak yang satu lagi itu bersetuju atau tidak terhadap perceraian itu.
3) Jika pihak yang satu lagi itu bersetuju terhadap perceraian itu dan Mahkamah
berpuas hati selepas penyiasatan yang wajar bahawa perkahwinan itu telah
pecah belah dengan tak dapat dipulihkan, maka Mahkamah hendaklah
menasihatkan suami supaya melafazkan satu talaq di hadapan Mahkamah.
13
4) Jika pihak yang satu lagi tidak bersetuju terhadap perceraian itu atau jika
Mahkamah berpendapat bahawa ada kemungkinan yang munasabah bagi suatu
perdamaian antara pihak-pihak itu, Mahkamah hendaklah dengan seberapa
segera yang boleh melantik suatu jawatan kuasa pendamai terdiri daripada
seorang Pegawai Agama sebagai pengerusi dan dua orang lain, seorang untuk
bertindak bagi pihak suami dan seorang lagi bagi isteri, dan merujukkan kes itu
kepada jawatan kuasa itu.
5) Pada melantik dua orang itu di bawah subseksyen, Mahkamah hendaklah, jika
boleh, memberi keutamaan kepada saudara-saudara karib pihak-pihak itu yang
tahu akan hal keadaan kes itu.
6) Mahkamah boleh memberi arahan-arahan kepada jawatan kuasa pendamai itu
tentang hal menjalankan perdamaian itu dan ia hendaklah menjalankannya
mengikut arahan-arahan itu.
7) Jika jawatan kuasa itu tidak dapat bersetuju atau jika Mahkamah tidak berpuas
hati tentang cara ia menjalankan perdamaian itu, Mahkamah boleh memecat
jawatan kuasa itu dan melantik jawatan kuasa lain bagi menggantikannya.
8) Jawatan kuasa itu hendaklah berusaha mencapai perdamaian dalam tempoh
enam bulan dari tarikh ia dibentuk atau dalam tempoh yang lebih lama mengikut
sebagaimana yang dibenarkan oleh Mahkamah.
9) Jawatan kuasa itu hendaklah meminta pihak-pihak itu hadir dan hendaklah
memberi tiap-tiap seorang dari mereka peluang untuk didengar dan boleh
mendengar mana-mana orang lain dan membuat apa-apa penyiasatan yang
14
difikirkannya patut dan boleh, jika ia fikirkan perlu, menangguhkan
prosidingnya dari semasa ke semasa.
10) Jika jawatan kuasa pendamai itu tidak dapat mencapai perdamaian dan tidak
dapat memujuk pihak-pihak itu supaya hidup semula bersama sebagai suami
isteri, jawatan kuasa itu hendaklah mengeluarkan suatu perakuan tentang hal
yang demikian itu dan boleh melampirkan pada perakuan itu apa-apa syor yang
difikirkannya patut berkenaan dengan nafkah dan penjagaan anak-anak belum
dewasa dari perkahwinan itu, jika ada, berkenaan dengan pembahagian harta,
dan berkenaan dengan hal-hal lain berhubung dengan perkahwinan itu.
11) Tiada seseorang Peguam Syarie boleh hadir atau bertindak bagi mana-mana
pihak dalam sesuatu prosiding di hadapan sesuatu jawatan kuasa pendamai dan
tiada sesuatu pihak boleh diwakili oleh sesiapa jua, selain dari seorang ahli
keluarganya yang karib, tanpa kebenaran jawatan kuasa pendamai itu.
12) Jika jawatan kuasa itu melaporkan kepada Mahkamah bahawa perdamaian telah
tercapai dan pihak-pihak itu telah hidup semula bersama sebagai suami isteri,
Mahkamah hendaklah menolak permohonan untuk perceraian itu.
13) Jika jawatan kuasa mengemukakan kepada Mahkamah suatu perakuan bahawa
ia tidak dapat mencapai perdamaian dan tidak dapat memujuk pihak-
pihak itu supaya hidup semula bersama sebagai suami isteri, Mahkamah
hendaklah menasihatkan suami yang berkenaan itu melafazkan satu talaq di
hadapan Mahkamah, dan jika Mahkamah tidak dapat mendapatkan suami itu
hadir di hadapan Mahkamah untuk melafazkan satu talaq atau jika suami itu
15
enggan melafazkan satu talaq, maka Mahkamah hendaklah merujuk kes itu
kepada Hakam untuk tindakan menurut seksyen 48.
Peran mediator pada proses mediasi sangat penting karena akan
menentukan keberhasilan atau kegagalan untuk memperoleh kesepakatan para
pihak yang berperkara. Seorang mediator dituntut harus menguasai perannya
sebagai mediator serta harus mempunyai ketrampilan yang khusus.
Keberadaan undang-undang Islam di Malaysia adalah agak kompleks.
Ini kerana tidak adanya keseragaman dalam pelaksanaan undang-undang
tersebut. Karena kondisi masyarakat Malaysia yang berlainan suku, bangsa dan
agama. Sejarah telah membuktikan bahawa setiap bangsa yang ada adalah bebas
untuk mengamalkan undang-undang mana saja yang diperuntukkan menurut
agama dan adat masing-masing. Sistem adat dan pelaksanaannya telah
memberikan kesan yang besar dalam mempengaruhi pelaksanaan Undang-
Undang Keluarga Islam.
a) Orang Yang Perlu Menjalani Mediasi
Pasangan yang sedang atau telah berpisah bisa mendapatkan manfaat
dari konsultasi dengan terapis perceraian. Jika ada anak-anak yang terlibat, yang
paling baik adalah bekerja sama dengan terapis yang memiliki latar belakang
psikologi anak. Konseling pra-perceraian termasuk membantu semua pihak
yang terlibat untuk berkomunikasi dengan cara yang baik dan efektif untuk
mempercepat prosesnya. Konseling jenis ini juga menyiapkan anak-anak dari
efek signifikan yang diakibatkan perceraian. Beberapa konselor pra-perceraian
16
juga menawarkan bantuan kekhawatiran orang tua, terutama di mana orang tua
belum memberi tahu berpisahan yang akan terjadi.
Di sisi lain, sesi konseling pasca perceraian cenderung berurusan dengan
kekhawatiran jangka panjang individu tentang perceraian. Mereka akan
dibimbing untuk memproses perasaan sedih, duka, tertekan, dan merubah emosi
negatif menjadi positif, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan baik
setelah perceraian. Konselor pasca perceraian dapat membantu individu untuk
melewati proses bersedih, juga bermanfaat untuk memulihkan aspek psikologis
orang-orang yang terlibat.
Namun seperti yang disampaikan sebelumnya, tidak semua orang
memerlukan konseling pernikahan, karena beberapa perpisahan berjalan dengan
baik dan bahkan damai. Namun, saat salah satu pihak merasa kehidupan sehari-
harinya terganggu dengan pikiran dan emosi negatif yang disebabkan oleh
perceraian atau saat seseorang terobsesi dengan segala hal kecil terkait proses
perceraian, atau terburu-buru dalam membuat rencana masa depan yang serius,
konseling perceraian sangat direkomendasikan.10
Seseorang yang merasa tenggelam dalam depresi selama proses
perceraian perlu menjalani konseling perceraian. Selain itu, juga orang-orang
yang memiliki pikiran atau perilaku yang penuh amarah, melawati jalur yang
merusak diri sendiri, memiliki pikiran untuk menyakiti diri atau bahkan bunuh
10 Nurul Hartini, Atika Dian Ariana, PSIKOLOGI KONSELING: Perkembangan dan
Penerapan Konseling dalam Psikologi.
17
diri, atau kecanduan alkohol dan obat. Individu yang menderita gangguan makan
dan tidur selama perceraian. Orang-orang ini bisa mendapatkan keuntungan dari
konseling perceraian.
Perkhidmatan Khidmat Nasihat di Jabatan Hal Ehwal Agama
Terengganu yang dikendalikan oleh Unit Runding Cara yang diletakkan di
bawah bahagian Undang-undang Keluarga. Antara objektif unit ini ialah
membantu keluarga yang bermasalah menyelesaikan konflik yang dihadapi
melalui perkhidmatan khidmat nasihat dan kaunseling.
Khidmat nasihat dilaksanakan lebih bersifat nasihat kekeluargaan bagi
pasangan yang menghadapi konflik kekeluargaan seperti masalah poligami,
tidak bersefahaman, campur tangan keluarga, penderaan, pasangan suami isteri
tidak bertanggungjawab dan sebagainya. Manakala satu alternatif lain
perkhidmatan lain yang ditawarkan adalah perkhidmatan kaunseling. Melalui
perkhidmatan ini juga dapat membantu pencapaian objektif yang ditetapkan.11
Matlamat penyelesaian perkara penceraian melalui sistem mediasi adalah:
1. Membantu individu menangani stress/konflik.
2. Memahami peranan dan tanggungjawab.
3. Mengubah sikap atau tingkahlaku yang negatif.
4. Mengharmonikan perhubungan.
5. Memahami diri sendiri dan orang lain yang signifikan (ada kaitan rapat).
11 http://jheatweb.terengganu.gov.my, (kali terakhir dikunjungi pada 1 November 2018)
18
6. Mempertingkatkan kemahiran diri.
7. Membina sikap asertif (berterus terang) serta keyakinan diri.
8. Mengenalpasti masalah serta memilih alternatif dan bertanggungjawab
terhadap keputusan yang diambil.
9. Merujuk masalah kepada institusi yang tepat.
Kepentingan Khidmat Nasihat dalampenyelesaian perkara penceraian melalui
sistem mediasi adalah:
1. Masalah dapat dikesan dan diatasi pada peringkat awal.
2. Hubungan suami isteri menjadi mesra dan harmoni.
3. Mempertingkatkan kemahiran dan keupayaan diri.
4. Membina keluarga bahagia.
5. Menyelesaikan konflik secara baik.
Individu Yang Memerlukan Khidmat Nasihat dalam penyelesaian perkara
perceraian melalui sistem mediasi:
1. Mengalami tekanan/konflik.
2. Sukar berinteraksi.
3. Ingin berkongsi masalah.
4. Memerlukan pengukuhan emosi.
5. Memerlukan bimbingan dan panduan.
19
6. Ingin memahami peraturan dan prosedur.
7. Ingin mempertingkatkan kemahiran diri.
8. Memulihkan perhubungan dengan ahli keluarga.
9. Memahami diri sendiri, pasangan dan ahli keluarga.
Tatacara Mendapatkan Perkhidmatan Khidmat Nasihat dalam penyelesaian
perkara penceraian melalui sistem mediasi:
1. Suami/isteri hadir di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu.
2. Isi borang yang disediakan.
3. Lampirkan salinan surat nikah/rujuk dan kad pengenalan.
4. Dapatkan tarikh temujanji
F. Tinjauan Pustaka
Sebagai upaya demi tercapainya suatu tujuan penelitian, perlu adanya tinjauan
pustaka sebagai landasan berfikir guna mendapat konsep yang tepat dan benar dalam
menyusun skripsi ini sebagai berikut :
Kepentingan khidmat runding cara atau khidmat nasihat penceraian merupakan
satu langkah yang diwujudkan untuk membantu pasangan kahwin yang ingin
melakukan peceraian. Ia juga merupakan langkah bagi memberi nasihat atau kaunseling
kepada pasangan yang mempunyai masalah dalam rumah tangga. Menurut Undang
Undnag keluarga Negeri Terengganu, bahagian khidmat nasihat penting juga kerana
20
ingin menyelamatkan pasangan pasangan yang mempunyai masalah dalam rumah
tangga.
Khidmat nasihat dilaksanakan lebih bersifat nasihat kekeluargaan bagi pasangan
yang menghadapi konflik kekeluargaan seperti masalah poligami, tidak bersefahaman,
campur tangan keluarga, penderaan, pasangan suami isteri tidak bertanggungjawab dan
sebagainya. Manakala satu alternatif lain perkhidmatan lain yang ditawarkan adalah
perkhidmatan kaunseling. Melalui perkhidmatan ini juga dapat membantu pencapaian
objektif yang ditetapkan.12
12 Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my/, Akses Pada 5
Mei 2019
21
BAB II
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
hukum empiris yaitu merupakan salah satu penelitian hukum yang menganalisis dan
mengkaji bekerjanya sesuatu hukum di kalangan masyarakat secara umum. Dengan
kata lain bahwa penelitian hukum empiris yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah tertentu seperti, “ Efektivitas Penyelesaian Perkara Penceraian
melalui Sistem Mediasi Di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu,
Malaysia” yang menjadi sumber untuk memperoleh informasi.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti merupakan instrumen kunci. Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif
adalah penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.
Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan secara
lapangan yang dilakukan di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, Malaysia.
Kaedah penelitian ini membantu penulis untuk mendapatkan informasi yang lebih
tepat dan terbaru serta berperan menguatkan informasi yang diperoleh dari bahan
bacaan. Selain itu, kaidah ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi tambahan
22
dan penyelesaian kepada masalah yang dihadapi.
B. Sumber Data
i. Data Primer
Data primer adalah data yang diperolehi secara langsung dari Jabatan Agama
Islam Terengganu, berbentuk dokumen serta wawancara bersama pihak- pihak yang
berwenang.
ii. Data Sekunder
Data skunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penelitian
secara tidak langsung seperti majalah, jurnal, artikel, internet dan melalui media
perantara(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yang berkaitan dengan penelitian.
i. Metode Pengumpulan Data
Untuk memudahkan dan menghimpunkan data-data dan fakta di lapangan,
maka penulis akan menggunakan beberapa teknik, antaranya :
a) Wawancara
Wawancara adalah satu cara dalam pengumpulan data yang diperolehi secara
lisan bagi mencapai sesuatu tujuan. Informasi yang diberikan bisa berkembang
dengan sendirinya. Teknis yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data adalah
dengan mewawancarakan pegawai Jabatan Agama Islam Terengganu, Malaysia.
b) Dokumentasi
Dokumentasi adalah pelengkap dari teknis pengumpulan data wawancara.
Dokumentasi yang diartikan sesuatu yang tertulis atau tercatat yang dapat diguna
23
sebagai bukti atau keterangan seperti naskah, catatan dan sebagainya.Penulis
mengumpulkan bahan-bahan seperti naskah, buku-buku ilmiah, karya seseorang
seperti disertasi, tesis, skripsi, jurnal dan sebagainya.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang diguna dalam penelitian ini adalah teknik analisis
koleksi data, reduksi, display data, konklusi atau verifikasi. Teknik ini diguna bagi
menjelaskan tentang Efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui system
mediasi di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, Malaysia.
a) Koleksi Data
Koleksi data pada tahap ini, penulis mengumpulkan data-data secara umum
tentang penetapan bagi penceraian melalui sistem mediasi di tinjau dari hukum Islam.
b) Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang terpenting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
c) Penyajian Data (data display)
Penyajian data ialah langkah setelah mereduksi data. Penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antara kategori, flowchart dan
seumpamanya. Menurut Miles dan Huberman (1984) menyatakan “Yang paling
24
sering digunakan untuk mnyejikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif”. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apayang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah difahami tersebut.
d) Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi dan kesimpulan ialah langkah ketiga menurut Miles dan Huberman
dalam analisis data kualitatif. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kukuh yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan merupakan kesimpulan kredibel.
D. Sistemika Penulisan
Penyusunan skripsi ini terbagi pada lima bab yang mana setiap bab terdiri
dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-permasalahan
tertentu tetapi tetap saling terkait antara satu sub dengan sub bab lainnya. Adapun
sistematika perbahasannya sebagai berikut.
Bab pertama membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
kerangka teori dan tinjauan pustaka. Bab kedua pula membahas mengenai metode
penelitian. Bab ketiga membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian iaitu
sejarah, struktur, jawatan kuasa, objektif, visi dan misi, fungsi dan piagam pelanggan.
25
Bab empat membahas pembahasan hasil penelitian dan kritisan iaitu maksud
Efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui sistem mediasi, tatacara
Efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui sistem mediasi dan keabsahan
Efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui sistem mediasi. Bab terakhir bab
lima adalah penutup yang terdiri daripada kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
26
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah dan Perkembangan Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri
Terengganu, Malaysia.
Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu (JHEAT) merupakan sebuah jabatan
yang bertanggungjawab khususnya dalam hal yang berkaitan dengan pengurusan dan
pentadbiran keagamaan negeri. Jabatan ini telah ditubuhkan pada 1912M/1331H
dengan dikenali sebagai “Pejabat Pesuruhjaya Agama Dan Keadilan”. Ia telah diterajui
oleh ketua jabatan yang dikenali sebagai Sheikhul Islam. Pada 25 September 1919,
gelaran “Ketua Jabatan”, telah ditukarkan kepada gelaran “Pesuruhjaya Hal Ehwal
Agama Terengganu”. Sejarah penempatan awal JHEAT terletak di Balai Besar (dalam
kawasan Istana Maziah) atau kini tapaknya berdekatan dengan Pejabat Pos Besar Kuala
Terengganu.
Kemudiannya penempatan jabatan ini telah dipindahkan ke Tapak Pejabat Pos
Besar. Selepas itu tapaknya dipindahkan pula ke Tapak Wisma Darul Iman (Pejabat
Besar). Setelah itu dipindahkan ke Bangunan Engku Bijaya Raja (bangunan Persatuan
Sejarah sekarang). Setelah itu ia dipindahkan lagi ke tapak Bekas Rumah Dato’Amar
27
dan Rumah Syed Husin al-Bukhari (Jalan Syed Husin). Sejurusnya ditempatkan pula
di Tapak Wisma Persekutuan dan Tapak Wisma Darul Iman13.
Namun begitu, sekitar tahun 1977-1998 penempatan ini beralih ke Wisma
Negeri pula. Pada 12 Disember 1998 setelah beberapa kali bertukar penempatan,
akhirnya jabatan ini telah diberikan penempatan tetap di Kompleks Sri Iman sehingga
sekarang. Jabatan ini telah berkembang dengan pesat mengikut arus perkembangan
negeri dalam pelbagai bidang, khususnya dalam bidang pentadbiran dan
tanggungjawab sosial. 14
Berdasarkan hasil kajian dokumentasi sejarah yang diperolehi, menunjukkan
bahawa JHEAT merupakan sebuah organisasi agama yang begitu berpengaruh sejak
zaman penubuhannya sehinggalah sekarang. Selain itu juga hasil kajian ini juga jelas
membuktikan bahawa JHEAT mempunyai peranan dan autoritinya yang tersendiri
terhadap masyarakat Negeri Terengganu15.
a) Sejarah Penempatan Bangunan JHEAT
1. Balai Besar ( dalam kawasan Istana Maziah ).
2. Tapak Pejabat Pos Besar
3. Tapak Wisma Darul Iman ( Pejabat Besar )
4. Bangunan Engku Bijaya Raja ( Bangunan Persatuan Sejarah sekarang )
13 Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my/, akses pada 10
Mei 2019. 14 http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses tanggal 6 Juli 2019. 15 Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my/, akses pada 10
Mei 2019.
28
5. Bekas Rumah Dato` Amar
6. Rumah Syed Husin Al Bukhari ( Jalan Syed Husin )
7. Tapak Wisma Persekutuan
8. Tapak Wisma Darul Iman
9. Wisma Negeri ( 1977 - 1998 )
10. Kompleks Seri Iman ( 12 Disember 1998 - sekarang )
B. Tujuan Dan Bidang Kuasa Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri
Terengganu, Malaysia.
Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu juga sebagaimana jabatan-jabatan
kerajaan yang lain di Malaysia, mempunyai misi, objektif dan visinya yang tersendiri
dalam penubuhannya. Misi utama JHEAT untuk merealisasikan wawasan kerajaan
negeri ke arah menjadikan Islam sebagai ad-Din. Melahirkan keluarga Islam yang
berpegang teguh kepada ajaran Islam dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Manakala objektifnya pula untuk melahirkan masyarakat yang menjadikan Islam
sebagai cara hidup (ad-Din) meliputi segenap kehidupan merangkumi akidah, akhlak,
ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan.16
Menegak keadilan mengikut hukum-hukum Islam serta mengawal dan
membasmi kemungkaran murtad , bid`ah , maksiat , khurafat dan lain-lain yang
menjejaskan kesucian Islam. Selain itu JHEAT juga merupakan badan pelaksana dasar
16 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my
29
yang mempunyai bidang kuasa terhadap hal ehwal agama Islam yang ditentukan oleh
MAIDAM selaku pihak berkuasa agama negeri dan Kerajaan Negeri Terengganu.17
Jabatan ini terdiri daripada lapan bahagian utama, iaitu Bahagian Pentadbiran
dan Kewangan, Bahagian Dakwah, Bahagian Pendidikan, Bahagian Pengurusan
Masjid, Bahagian Pendakwaaan, Bahagian Penguatkuasaan, Bahagian Penyelidikan
dan Bahagian Undang-undang Keluarga Islam. Setiap bahagian itu mempunyai
peranan masing-masing.
C. Susunan Pentadbiran dan Carta Organisasi Jabatan Hal Ehwal Agama
Islam Negeri Terengganu, Malaysia.
Struktur atau organisasi dalam sesebuah pentadbiran turut memainkan peranan
penting dalam menentukan hala tuju dan kejayaan sesebuah organisasi. Sekiranya
strukturnya diangggotai oleh golongan yang berwibawa pastinya segala perancangan
dan agenda sesebuah organisasi dapat diaksanakan dengan lancar dan sempurna.
Begitu jugalah dengan JHEAT. Struktur pentadbirannya diketuai oleh Haji Wan Ismail
Sahaimi Bin Haji Wan Omar sebagai Pesuruhjaya Jabatan Hal Ehwal Agama Negeri
Terengganu. Kemudian beliau dibantu oleh dua orang Timbalan Pesuruhjaya iaitu
Mohd azam Bin Awi sebagai Bahagian Hal Ehwal Islam dan Haji Azhar Bin Jusoh
sebagai Bahagian Pengurusan, Kewangan dan Pembangunan18.
Seterusnya jabatan ini dibantu dengan lapan orang Ketua Penolong Pesuruhjaya
iaitu Haji Musameh Bin Jusoh daripada Bahagian Undang-Undang Keluarga, Haji
17 Ibid
18 Ibid.,
30
Mohd Noor Bin Mohamad daripada Bahagian Penyelidikan, Haji Lothman Bin Awang
daripada Bahagian Pendidikan, Haji Musameh Bin Jusoh daripada Bahagian Dakwah,
Nik Zulhaiza Bin Ismail daripada Bahagian Penguatkuasaan, Haji Moktar Bin Salleh
daripada Bahagian Pengurusan Masjid, Yang Mulia Syed Nazmi Bin Tuan Taufek
daripada Bahagian Pengurusan Halal dan Zahari Bin Sulong daripada Bahagian
Pembangunan Sumber Manusia. 19 Sebagaimana yang dilampirkan dalam carta di
bawah:
Carta organisasi Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu Sumber : Jabatan Hal
Ehwal Ehwal Agama Terengganu,20
19 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019. 20 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019.
31
D. Peranan dan Fungsi Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri
Terengganu, Malaysia.
Jabatan ini mempunyai lapan bahagian utama. Setiap bahagian diketuai oleh
seorang Timbalan Pesuruhjaya atau Ketua Penolong Pesuruhjaya dan dibantu pula oleh
Penolong Pesuruhjaya. Jabatan ini terdiri daripada Bahagian Khidmat Pengurusan,
Bahagian Pendakwaan, Bahagian Dakwah, Bahagian Undang-undang Keluarga,
Bahagian Penyelidikan, Bahagian Penguatkuasaan, Bahagian Pengurusan Masjid dan
Surau, akhirnya Bahagian Pendidikan.21
Bahagian Khidmat Pengurusan
Bahagian ini merupakan bahagian utama dan nadi pentadbiran Jabatan Hal
Ehwal Agama Terengganu dan bertindak sebagai penyelaras kepada bahagian-
bahagian lain. Ia mempunyai empat unit kecil, terdiri daripada Unit Pentadbiran Dan
Kewangan, Unit Pengurusan Sumber Manusia, Unit Pembangunan dan Unit ICT.22
1. Unit Pentadbiran dan Kewangan
Unit ini bertanggungjawab menguruskan hal-hal yang berkaitan dengan
pinjaman perumahan, kenderaan, komputer, urusan berkaitan kuarters bagi
penempatan imam dan bilal. Bertanggungjawab dalam menguruskan pencalonan
pingat kebesaran Negeri dan Persekutuan. Begitu juga dalam hal yang berkaitan
dengan permohonan jawatan-jawatan baru dan penggunaan kenderaan pejabat. Di
21 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019. 22 temubual
32
samping itu, unit ini berperanan sebagai badan penyediaan belanjawan tahunan dan
penyelaras kepada semua bahagian di Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu.
2. Pengurusan Sumber Manusia
Unit ini menguruskan hal-hal berkaitan dengan pengesahan jawatan pegawai,
kakitangan, urusan berkaitan hal kemasukan ke dalam jawatan pencen, penyediaan
dokumen-dokumen pencen dan urusan mengenai cuti para pegawai serta kakitangan
JHEAT. Di samping itu, unit ini bertanggungjawab dalam mengendalikan hal-hal yang
berkaitan tatatertib kakitangan, kenaikan pangkat, penempatan dan penukaran pegawai
mahupun kakitangan. Selain itu, unit ini akan melakukan perancangan dan
mengenalpasti latihan-latihan yang bersesuaian dengan pegawai dan kakitangan.
3. Unit Pembangunan
Unit ini diberikan tugas sebagai unit merancang, mentadbir dan mengawasi
projek-projek pembangunan keagamaan. Begitu juga dalam hal-hal yang berkaitan
dengan keselamatan pejabat. Unit ini juga bertanggungjawab dalam urusan yang
berkaitan perolehan. Di samping itu, unit ini juga diberikan tanggungjawab untuk
menyelia penyelenggaran kenderaan pejabat dan keperluan kepada sekolah, masjid
atau surau serta pembaikian kerosakan bangunan-bangunan tersebut sekiranya
menerima aduan kerosakan.23
23 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019.
33
4. Unit ICT
Unit ini telah dipertanggungjawabkan dalam hal merancang terhadap keperluan
sistem perkomputeran jabatan dan menguruskan semua aplikasi sistem yang dibina
oleh Pentadbiran Negeri seperti SISMAP SISMI. Selain itu unit ini juga
bertanggungjawab dalam membina laman sesawang jabatan dan mengemaskininya. Di
samping melakukan penyelenggaraan dan membaiki komputer secara in house serta
mewujudkan jalinan rangkaian komunikasi di peringkat jabatan.
Berdasarkan pemerhatian pengkaji, bahagian khidmat pengurusan JHEAT ini
memainkan peranan yang penting dalam menentukan hala tuju perjalanan
organisasinya. Gabungan unit-unit di dalamnya bertujuan untuk memudahkan lagi
segala perancangan dan pergerakan pentadbiran JHEAT.
Bahagian Pendakwaan
Bahagian ini berkaitan dengan pendakwaan. Terdiri daripada Unit Mahkamah
Rayuan, Unit Mahkamah Tinggi dan Unit Mahkamah Rendah.
1. Unit Mahkamah Rayuan
Unit ini diberikan tanggungjawab dalam perkara-perkara yang berkaitan rayuan
di Mahkamah Rayuan Syariah. Mereka ini akan memastikan peruntukan undang-
undang berkaitan prosedur, siasatan, keterangan dan pendakwaan dipatuhi
sebagaimana diperuntukkan. Kemudiannya memastikan rekod-rekod jenayah
dikemaskinikan bagi tujuan statistik dan rayuan (jika ada).24
24 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019.
34
Unit ini juga berperanan untuk menyemak draf undang-undang atau draf
pindaaan undang-undang. Begitu juga dengan kes-kes rayuan yang memerlukan
penjelasan fakta undang-undang. Seterusnya unit ini akan memastikan wujudnya
jalinan dan hubungan kerjasama dalam hal ehwal berkaitan Enakmen/Undang-undang
Syariah dengan pejabat Penasihat Undang-undang Negeri.
2. Unit Mahkamah Tinggi
Unit ini berperanan menerima kes, meneliti kes dan menghalusi kertas siasatan
sebelum membawa kes ke Mahkamah Syariah. Di samping itu juga bahagian akan
menyediakan dan menyemak kertas-kertas pertuduhan. Seterusnya menjalankan tugas
pendakwaan di Mahkamah Tinggi Syariah. Unit ini juga akan memastikan peruntukan
undang-undang berkaitan prosedur, siasatan, keterangan dan pendakwaan dipatuhi
sebagaimana diperuntukkan dan memastikan rekod-rekod jenayah dikemaskini bagi
tujuan statistik dan rayuan (jika ada). Kemudiannya unit ini juga akan menyediakan
dan menyemak draf undang-undang atau draf pindaan undang-undang.25
3. Unit Mahkamah Rendah
Unit ini ditugaskan menerima kes dan meneliti serta menghalusi kertas siasatan
sebelum sesuatu kes itu dibawa ke mahkamah. Namun sebelum itu, unit ini akan
menyediakan terlebih dahulu kertas-kertas pertuduhan dan menyemaknya sebelum ia
dibawa ke mahkamah. Unit ini juga bertanggungjawab dalam hal berkaitan
25 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019.
35
pendakwaan yang berlaku di Mahkamah Rendah Syariah dan memastikan peruntukan
undang-undang berkaitan prosedur, siasatan, keterangan dan pendakwaan dipatuhi
sebagaimana diperuntukkan. Seterusnya unit ini akan memastikan rekod-rekod jenayah
dikemaskinikan bagi tujuan statistik dan rayuan (jika ada).26
Di samping itu, unit ini akan bertindak sebagai urusetia bagi hal ehwal yang
berkaitan Enakmen/Undang-undang yang berkaitan dengan Syariah. Setelah itu, unit
ini akan melakukan penyediaan dan penyemakan terhadap draf-draf undang-undang
atau draf pindaan undang-undang. Kemudiannya bertanggungjawab dalam meneliti
dan menyemak kes- kes rayuan yang memerlukan penjelasan fakta daripada undang-
undang. Begitu juga dengan perkara yang berkaitan mewujudkan hubungan dan jalinan
kerjasama dalam hal ehwal berkaitan enakmen/undang-undang negeri, unit ini telah
diberikan tanggungjawab untuk melaksanakannya.
Berpandukan penerangan dan maklumat yang diberikan pengkaji dapat
memahami bahawa bahagian pendakwaan ini bertindak sebagai tempat pengurusan
hal-hal yang berkaitan dengan proses pengurusan mahkamah syariah yang berkaitan
dengan jenayah dalam Islam.27
26 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019. 27 Ibid
36
Bahagian Dakwah
Bahagian ini bertindak sebagai badan dakwah sama ada terhadap masyarakat
dan kakitangan JHEAT. Bahagian ini terdiri daripada Unit Pentadbiran, Unit Ukhuwah,
Unit Dakwah dan Tarbiyah serta Unit Penerbitan.28
1. Unit Pentadbiran
Unit ini bertindak mengurus hal-hal yang berkaitan pentadbiran di bahagian
dakwah. Ia berkaitan dengan hal-hal merancang dan mengurus perjawatan kakitangan
bahagian ini. Begitu juga dalam hal menyelia dan mengawasi perjalanan surat-surat
dan fail-fail bahagian. Di samping itu, unit ini telah diberikan tanggungjawab dalam
merancang dan menyediakan bajet tahunan di bahagian tersebut.
2. Unit Ukhuwah
Unit ini,berperanan dengan hal-hal berkaitan dengan saudara-saudara baru.
Antara tugas-tugas yang dilaksanakan di unit ini adalah seperti mengendalikan proses
pendaftaran dan rekod Saudara Baru, merancang aktiviti dan program dakwah saudara
baru dan mengendalikan kelas-kelas pendidikan Islam bagi saudara baru. Di samping
itu juga ia bertindak sebagai perancang program dan gerakan ta’lif, mengurus
kebajikan dan kemudahan untuk saudara-saudara baru.29
Selain itu juga, unit ini mengurus hal yang berkaitan dengan kebajikan dan
kemudahan bagi Saudara Baru. Di samping menguruskan hal-hal berkaitan penamaan
28 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses tanggal 6
Juli 2019 29 Ibid
37
dan pertukaran nama-nama dalam Islam. Seterusnya unit ini bertindak menjadi urusetia
bagi setiap majlis yang berkaitan dengan kebesaran dalam Islam seperti Maulidur Rasul
dan Maal Hijrah serta bagi majlis tilawah dan hafazan al-Quran di peringkat negeri.30
3. Unit Dakwah dan Tarbiah
Unit ini pula berfungsi sebagai perancang dalam program atau aktiviti yang
berbentuk seperti kuliah dan forum. Ia juga bertindak sebagai penyusun atur bagi
pengajaran di masjid/surau dan lain-lain agensi. Seterusnya unit ini juga memberikan
khidmat nasihat dan bimbingan kepada pesakit-pesakit di hospital serta bertindak
sebagai agen menerbitkan risalah dan buku keagamaan. Selain itu juga unit ini menjadi
pengendali kursus dan latihan kepada kakitangan kerajaan, orang awam dan NGO.
Kemudiannya unit ini bertindak dalam merancang program-program berkaitan hafazan
al-Quran dan tahsin al-Quran untuk golongan dewasa, pelajar-pelajar dan khususnya
untuk golongan hafiz dan hafizah.
4. Unit Penerbitan
Unit ini bertindak sebagai kumpulan yang mengenalpasti bahan-bahan yang
sesuai untuk diterbitkan. Di samping menyelarasnya bersama bahan-bahan tersebut
dengan bahagian-bahagian dan Pejabat Agama Daerah untuk penerbitan.
Selain itu, kumpulan ini juga akan menguruskan hal yang berkaitan dengan
percetakan dan perancangan serta pengurusan pengedaran. Dari maklumat yang
diperolehi pengkaji berpendapat bahagian ini berperanan penting dalam menjalankan
30 Ibid
38
usaha dakwah Islam kepada masyarakat Negeri Terengganu di samping terhadap
kakitangan JHEAT.31
Bahagian Undang-Undang Keluarga
Bahagian ini bertindak sebagai penyelaras dalam hal-hal berkaitan Undang-
undang Keluarga Islam seperti dalam urusan perkahwinan, cerai dan rujuk. Bahagian
ini mempunyai empat unit kecil yang terdiri daripada unit pentadbiran am, unit
pendaftaran NCB, unit khidmat nasihat dan unit pembangunan sosial.32
1. Unit Pentadbiran Am
Unit ini bertanggungjawab dalam mengawasi dan menyelia kakitangan
bahagian ini dalam merancang dan mengurus hal-hal berkaitan perjawatan kakitangan.
Seterusnya unit ini diberikan tugas untuk melakukan penyeliaan dan perancangan
dalam bajet tahunan di bahagian ini. Kemudiannya unit ini bertindak sebagai pengawal
dan pengurus perbelanjaan buku vot bahagian.33
Di samping itu juga, unit ini akan menyelia kesemua mesyuarat-mesyuarat
dalam bahagian. Akhirnya unit ini diberikan tugas untuk menguruskan pesanan borang-
borang yang berkaitan dengan nikah, cerai, ruju’ dan bahan bekalan kursus BKPP1.
Bagi Negeri Terengganu untuk diagihkan kepada pejabat-pejabat Agama Daerah.
31 Wawancara (Unit Pembangunan Sumber Manusia ) Jabatan Ha Ehwal Agama Islam
Terengganu
32 Ibid 33 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
39
2. Unit Pendaftaran Nikah, Cerai dan Ruju’( NCR )
Unit ini diberikan tugas dalam menguruskan segala urusan yang berkaitan
nikah, cerai dan ruju’ di seluruh Negeri Terengganu dan urusan perkahwinan luar
negara. Unit ini juga berperanan dalam pengurusan perlantikan pendaftar, penolong
pendaftar dan jurunikah bagi setiap daerah di Negeri Terengganu. Selain itu, unit ini
juga mengawal selia serta mengemaskini surat-surat nikah, cerai dan ruju’ serta rekod
Pendaftar, Penolong Pendaftar dan Jurunikah. Di samping itu, unit ini melakukan
penyeliaan dan mengedarkan khutbahkhutbah nikah serta lain-lain bahan penerbitan
yang berkaitan. Begitu juga dalam kursus perkahwinan MBKPPI, unit ini
bertanggungjawab dalam mengawal dan menyelia kursus tersebut di seluruh Negeri
Terengganu. Unit ini juga bertanggungjawab dalam menyelaras dan menyelia MS ISO
9000.34
3. Unit Khidmat Nasihat
Unit ini bertindak sebagai pakar rujuk kepada golongan-golongan yang
bermasalah dalam rumahtangga. Ia menyediakan perkhidmatan kaunseling dan
khidmat nasihat kepada orang ramai. Unit ini juga diberikan tugas untuk mengawal dan
menyelia kaunseling dan khidmat nasihat yang dilakukan di setiap daerah Negeri
Terengganu. Di samping itu juga, unit ini berperanan memberikan latihan dan
pendedahan serta kemahiran berkaitan kaunseling kepada pegawai wanita di setiap
daerah. Selain itu juga, unit ini akan melakukan pengawasan dan penyeliaan terhadap
34Ibid
40
rekod-rekod kaunseling (laporan mingguan, bulanan dan rekod tahunan). Unit juga
akan sentiasa mengawasi dan menyelia projek penyelidikan unit khidmat nasihat.35
4. Unit Pembangunan Sosial
Unit ini menyelaras dan melaksanakan program di Pusat Pembangunan
Keluarga Islam (PKI) dan Pusat Pembangunan Sosial (PPS). Begitu juga dalam
menyediakan Kokurikulum bagi perlaksanaan program tersebut. Selain itu, unit ini
akan bertanggungjawab dalam mengadakan aktiviti yang berkaitan dengan hal ehwal
kekeluargaan kepada masyarakat Islam. Di samping membantu menangani
masalahmasalah yang timbul ekoran daripada kepincangan keluarga Islam masa kini.
Unit ini juga berperanan dalam merancang program dan aktiviti untuk mewujudkan
keluarga Islam yang sejahtera sama ada secara sendirian atau dengan kerjasama NGO
yang lain. Seterusnya unit ini juga mengadakan kursus perkahwinan dan kekeluargaan
Islam berdasarkan Modal Bersepadu Kursus Pra Perkahwinan Islam (MBKPPI) dan
menguruskan juga tuntutan pembayaran yang berkaitan dengan kursus perkahwinan
dan kekeluargaan.36
Berpandukan kepada maklumat yang diberikan kepada pengkaji, menunjukkan
bahawa bahagian undang-undang keluarga JHEAT ini yang mengendalikan segala
urusan berkaitan perkahwinan, penceraian ruju’ dan urusan serta permasalahan yang
timbul dalam keluarga Islam.
35 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses tanggal 6
Juli 2019
36 Ibid
41
Bahagian Penyelidikan
Bahagian Penyelidikan ini bertindak sebagai bahagian yang melakukan
penyelidikan terhadap perkara yang berkaitan umat Islam sama ada daripada sudut
makanan halal, penerbitan bahan bercetak mahupun digital yang diragui bercanggah
dengan Syariat Islam. Begitu juga dengan perkara yang berkaitan dengan
penyelewengan akidah dan perkara yang berkaitan dengan Syariah Islam iaitu daripada
aspek ibadat. Bahagian ini mempunyai empat unit kecil yang terdiri daripada Unit
Pengurusan Halal, Unit Tapisan, Unit Akidah dan Unit Syariah.37
1. Unit Pengurusan Halal
Unit ini mempunyai peranan yang besar dalam membuat pemeriksaan dan
pengauditan di premis yang memohon sijil dan logo halal. Setelah pemeriksaan
dilakukan, unit ini akan menyediakan laporan hasil daripada pemeriksaan yang
dilakukan. Unit ini berfungsi melakukan kursus, seminar dan lain-lain perkara yang
berkaitan dengan isu makanan halal. Di samping itu juga, unit ini membuat kajian
terhadap makanan orang Islam dengan mengawal, mengurus dan mengemaskini sijil
dan logo halal serta melakukan kajian untuk mengenalpasti terhadap bahan gunaan
orang Islam.38
37 Wawancara (Unit Pembangunan Sumber Manusia ) Jabatan Ha Ehwal Agama Islam
Terengganu
38 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
42
2. Unit Tapisan
Unit ini merupakan unit yang bertanggungjawab dalam urusan yang berkaitan
dengan penyebaran maklumat kepada masyarakat. Unit ini akan bertindak merangka
strategi dalam melakukan program penapisan. Setelah itu, unit ini akan menapis dan
mengenalpasti bahan penerbitan bercetak atau elektronik yang diragui bercanggah
dengan Syariat Islam. Unit ini juga diberikan tugas untuk menyebarkan dan
menyedarkan masyarakat Islam berhubung penghargaan sesuatu penerbitan. Unit ini
boleh melakukan tindakan undang-undang di bawah Enakmen Pentadbiran Hal Ehwal
Islam 2001 terhadap penerbitan yang menyalahi peraturan. Selain itu, unit ini juga
menjadi urusetia Jawatan kuasa Melihat Anak Bulan Negeri Terengganu dan Jawatan
kuasa Taqwim Hijri Negeri Terengganu.39
3. Unit Akidah
Unit Akidah ini akan berfungsi dalam merancang program dan aktiviti
berkaitan kajian dan pengawalan penyelewengan aqidah. Di samping itu, unit ini akan
membuat penyelidikan dan kajian masalah penyelewengan aqidah umat Islam. Unit ini
berperanan sebagai tempat untuk masyarakat awam membuat aduan mengenai amalan
dan faham aqidah yang menyeleweng serta meragukan. Selain itu, unit ini ditugaskan
dalam menyediakan laporan hasil penyelidikan dan kajian tentang permasalahan
aqidah serta melakukan kajian dengan meneliti langkah-langkah menangani
permasalahan semasa berhubung aqidah. Akhirnya unit ini berperanan sebagai
39 Ibid
43
penyalur maklumat dan pembuat pengesyoran tindakan kepada bahagian lain-lain yang
berkaitan.40
4. Unit Syariah
Unit Syariah ini bertanggungjawab dalam merancang program dan aktiviti
berkaitan kajian yang mengawal kesucian Syariah Islam dan melakukan kajian serta
penyelidikan mengenai permasalahan yang berkaitan Syariah umat Islam. Unit ini juga
diberikan tugas dalam menyediakan laporan dan data berkaitan permasalahan Syariah
umat Islam. Di samping itu, unit ini berperanan sebagai tempat yang akan memberikan
pandangan dan pengesyoran agar Syariah Islam dipatuhi sebagaimana yang dituntut.
Seterusnya unit ini berfungsi sebagai penyalur maklumat kepada bahagian lain atau
agensi yang terlibat dalam menangani permasalahan berhubung Syariah umat Islam.41
Dari maklumat dan pemerhatian pengkaji, bahagian ini merupakan bahagian
penting dengan peranannya melindungi masyarakat dalam penyelidikan yang
dilakukan dalam soal pemakanan, soal pengaruh dalam sesuatu perkara, soal kesucian
akidah agar masyarakat tidak terpengaruh dengan agenda pihak-pihak tertentu.
Bahagian Penguatkuasaan
Bahagian Penguatkuasaan ini merupakan bahagian yang menjalankan
kuatkuasa terhadap perkara-perkara yang bertentangan dengan hukum Islam seperti
40 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
41 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
44
berkhalwat, minum arak, judi dan sebagainya. Bahagian ini terdiri daripada tiga unit
kecil, iaitu Unit Siasatan, Unit Penguatkuasaan dan Unit Logistik.42
1. Unit Siasatan
Unit ini berfungsi sebagai unit yang menerima dan menjalankan siasatan. Ia
juga melakukan tugas mengklasifikasikan kesalahan untuk pertuduhan dan merangka
tuduhan serta menyimpan barang-barang kes di samping bertindak menjadi saksi utama
dalam setiap pendakwaan.43
2. Unit Penguatkuasaan
Unit ini akan menjadi tempat penerima maklumat. Setelah itu, unit ini akan
membuat pemantauan dan rondaan serta tangkapan sekiranya wujud kesalahan. Di
samping itu, unit ini juga melakukan tangkapan berwaran bagi kes tangkapan yang
memerlukan waran. Unit ini juga akan mengendalikan tertuduh untuk dibawa ke
mahkamah serta menghantar pesalah yang telah disabitkan ke penjara. Selain itu, unit
ini berperanan menjaga keselamatan dalam mahkamah.44
3. Unit Logistik
Unit ini adalah unit yang mengawal dan melakukan seliaan terhadap peralatan
di Bahagian Penguatkuasaan dan memberikan bantuan kemudahan di lokasi-lokasi
42 Wawancara (Unit Pembangunan Sumber Manusia ) Jabatan Ha Ehwal Agama Islam
Terengganu
43 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
44 Ibid
45
yang akan dibuat serbuan serta memberikan bantuan kemudahan yang diperlukan
dalam sesuatu operasi yang akan dilakukan.45
Pengkaji dapat menyatakan berpandukan maklumat yang diberikan, bahawa
bahagian ini berperanan dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang melanda
masyarakat terutamanya dalam kes khalwat, minum arak dan judi di kalangan
masyarakat Islam Terengganu.
Bahagian Pengurusan Masjid dan Surau
Bahagian ini berperanan menyelia dan mengawasi setiap pengurusan masjid
dan surau bagi seluruh Negeri Terengganu. Ia bertujuan agar memudahkan pengurusan
dan pentadbiran sesebuah masjid dan surau itu. Bahagian ini terdiri daripada empat unit
kecil, iaitu Unit Masjid Kerajaan, Unit Masjid Mukim, Unit Qaryah dan Unit
Pentadbiran.46
1. Unit Pentadbiran
Unit ini bertindak mengawasi, menyelia dan mengurus kakitangan bahagian.
Begitu juga dalam hal penyeliaan mengawasi proses penghantaran surat-surat dan fail-
fail bahagian, di samping menyediakan bajet perancangan tahunan dan mengurus
45 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
46 Wawancara (Unit Pembangunan Sumber Manusia ) Jabatan Ha Ehwal Agama Islam
Terengganu
46
perbelanjaan buku vot bahagian serta mengurus selia mesyuarat-mesyuarat di bahagian
tersebut.47
2. Unit Masjid Kerajaan
Unit ini bertanggungjawab dalam hal-hal berkaitan dengan perancangan aktiviti
mengimarahkan Masjid Kerajaan dan pemprosesan pendaftaran, perwartaan serta
pengrekodan Masjid Kerajaan. Selain itu, unit ini juga akan mengatur dan mengurus
selia penempatan pegawai-pegawai Masjid Kerajaan serta menguruskan kenaikan taraf
Masjid Mukim ke Masjid Kerajaan. Begitu juga dalam urusan penyediaan dan
penyebaran khutbah, unit ini telah diberikan tugas untuk melaksanakannya di samping
melaksanakan urusan keagamaan di Istana.
3. Unit Qaryah
Unit ini diberi tanggungjawab untuk mengurus pembinaan surau, memproses
perlantikan pegawai, AJK surau. Di samping itu, ia turut menguruskan hal-hal yang
berkaitan dengan elaun dan kebajikan pegawai-pegawai surau. Selain itu, unit ini juga
bertanggungjawab dalam merancang aktiviti pengimarahan surau, pengurusan,
pengawasan dan penyeliaan tanah perkuburan Islam.48
4. Unit Masjid Mukim
Unit ini bertindak sebagai badan yang merancang, mengurus dan menyelia
dalam hal yang berkaitan pembinaan dan pembangunan Masjid Mukim. Selain itu unit
47 Ibid 48 Wawancara (Unit Pembangunan Sumber Manusia ) Jabatan Ha Ehwal Agama Islam
Terengganu
47
ini juga bertanggungjawab dalam hal urusan pemprosesan pendaftaran dan
pengrekodan Masjid Mukim. Di samping itu, unit ini juga terlibat dalam proses
perlantikan pegawai-pegawai dan AJK Masjid Mukim. Seterusnya unit ini juga
menyelia aktiviti keceriaan dan aktiviti mengimarahkan Masjid Mukim dalam usaha
mengajak masyarakat supaya menjadikan masjid sebagai markaz keagamaan bagi
masyarakat. Akhirnya unit juga berperanan dalam melakukan perancangan dan
pembinaan masjid baru serta urusan menaik tarafkan surau kepada masjid.
Bagi pengkaji berpandukan dengan maklumat yang dinyatakan, bahagian
pengurusan masjid dan surau merupakan unit yang berwibawa sebagaimana juga
bahagian-bahagian yang lain. Hal ini kerana tanggungjawab yang diberikan dalam
usaha mengimarahkan masjid dan surau di seluruh Negeri Terengganu bukanlah suatu
yang mudah. Namun kesungguhan yang dilihat melalui unit-unitnya saling berganding
bahu pastinya akan memberikan impak yang baik kepada masyarakat.
Bahagian Pendidikan
Bahagian ini merupakan yang mengawal dan menyelia sistem pendidikan
agama di seluruh Negeri Terengganu. Unit ini dibahagikan kepada lima unit kecil, iaitu
Unit Penaziran, Unit Akademik, Unit Perkhidmatan, Unit Pengurusan Sekolah dan
Unit Menengah Agama.49
49 Wawancara (Unit Pembangunan Sumber Manusia ) Jabatan Ha Ehwal Agama Islam
Terengganu
48
1. Unit Penaziran
Unit ini bertindak sebagai pemberi garis panduan yang betul kepada guru-guru
bagi meningkatkan lagi tahap pengajaran mereka. Unit ini juga memainkan peranan
penting dalam menasihati pengurusan sekolah yang berkaitan dengan hal-hal ikhtisas
dan mengenalpasti permasalahan yang berlaku di sekolah. Selain itu, unit ini juga
berperanan dalam menganjurkan program pembangunan sumber manusia berkaitan
profesion perguruan dan menyelia proses pengajaran serta pembelajaran. Di samping
itu, unit ini akan menyelia dan menghantar laporan mengenai sekolah kepada KPP
Pendidikan. Unit ini juga ditugaskan untuk memastikan bahawa perakuan-perakuan
Penaziran dilaksanakan dengan betul di SMAT dan membuat kajian berkenaan
perkaraperkara berkaitan pengajaran dan pembelajaran.50
2. Unit Akademik
Unit ini bertanggungjawab dalam menentukan kesesuaian kurikulum SMAT,
merancang, menyelaras dan melaksanakan aktiviti kurikulum SMAT seperti Mata
Pelajaran Teras, Mata Pelajaran Elektif, Mata Pelajaran BAK, Thanawi.
Selain itu, pihak unit ini juga akan melakukan penyeliaan proses pengajaran
dan pembelajaran bersama unit penaziran serta mengatur kursus-kursus kurikulum
bersama JPN. Di samping itu, unit ini ditugaskan untuk mengendalikan kursus-kursus
wajib kurikulum kepada guruguru SMAT dan melakukan penyelarasan aktiviti
50 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
49
penilaian, peperiksaan SMAT serta ditugaskan menyediakan bajet tahunan bagi aktiviti
kurikulum SMAT.51
3. Unit Perkhidmatan
Unit ini ditugaskan untuk merancang keperluan sumber manusia, mengurus
Program Pembangunan Sumber Manusia dan mengurus kebajikan sumber manusia
SMAT serta memproses perlantikan SMAT. Pihak unit juga ditugaskan menyediakan
bajet tahun PSM SMAT, memproses kenaikan pangkat dan tatatertib. Selain itu, pihak
unit ini juga bertanggungjawab mengurus hal-hal yang berkaitan pertukaran, persaraan,
cuti serta keperluan peralatan asrama dan sekolah, di samping menjadi perancang dan
pelaksana pembangunan sumber dan ICT SMAT serta tugas-tugas lain yang
diarahkan.52
4. Unit Pengurusan Sekolah
Unit ini berperanan dalam menetapkan dasar pengambilan dan pertukaran
pelajar, menyelaras serta melaksanakan program kaunseling dan kerjaya SMAT. Pihak
unit ini juga bertanggungjawab dalam melaksanakan program peningkatan kesihatan
pelajar, mengurus dasar dan proses biasiswa serta kebajikan para pelajar. Di samping
itu, unit ini akan mengadakan program-program bagi meningkatkan tahap disiplin
pelajar. Unit ini juga berusaha menyelaras program-program yang berkaitan dengan
51 Ibid 52 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
50
persatuan dan program sukan SMAT serta berperanan dalam menyediakan bajet
Tahunan Unit Pengurusan Sekolah.53
5. Sekolah Menengah Agama
Unit ini bertanggungjawab dalam mengurus pengajaran dalam hal berkaitan
pembelajaran, kewangan sekolah dan disiplin serta kokurikulum pelajar. Selain itu, unit
in i ditugaskan mengurus pembangunan yang berkaitan penyelenggaraan sekolah,
pembangunan sumber manusia dan soal kenaikan pangkat serta tatatertib. Di samping
itu, pihak unit ini akan menguruskan hal-hal yang berkaitan dengan asrama dan
kebersihan serta keceriaan sekolah.54
Berpandukan kepada maklumat yang diberikan pengkaji melihat bahagian
pendidikan JHEAT mempunyai peranannya yang tersendiri dalam usaha melahirkan
pelajar-pelajar cemerlang di dunia dan akhirat dengan sekolah-sekolah agamanya.
Pendidikan yang ditekankan bukan hanya kecemerlangan akedemik tetapi akhlak dan
agama juga amat diberikan penekanan terhadap pelajar-pelajarnya.
Unit Yang Terlibat Dalam Mengendalikan Pembangunan Insan di JHEAT
Seperti yang telah diketahui, Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu
mempunyai lapan bahagian utama. Setiap bahagian itu pula terbahagi kepada beberapa
53 Ibid 54 Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, http://jheatweb.terengganu.gov.my diakses
tanggal 6 Juli 2019
51
unit. Unit yang terlibat dalam menyelia dan mengawasi pembangunan insan ialah
Bahagian Khidmat Pengurusan, dalam Unit Pengurusan Sumber Manusia.
Program Pembangunan Insan Yang Dilaksanakan
Sesebuah Jabatan Kerajaan mahupun swasta dan organisasi-organisasi bukan
kerajaan, sudah tentu mempunyai pelan strategik serta agenda perancangan tahunnya
tersendiri. Hal ini bertujuan memastikan rancangan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan sepenuhnya untuk memperolehi tahap pencapaian yang
cemerlang. Walaupun demikian, belum tentu perancangan yang sempurna itu dapat
dicapai dengan baik dan memberikan kejayaan.55
Hal ini kerana pelbagai faktor harus diambil kira dalam usaha memastikan
kejayaan dapat dicapai. Ia bukan sahaja memerlukan perancangan yang sempurna,
tetapi ia juga menuntut kerjasama yang utuh di antara para pekerja mahu majikan dalam
sesebuah organisasi untuk mencapai kejayaan yang diharapkan. Begitu jugalah dengan
JHEAT, pelbagai program telah dilaksanakan dalam usaha melahirkan modal insan
yang berkualiti. Program yang di adakan berbentuk program motivasi, program
kepimpinan, program kemahiran dan program keagamaan.
Program Berbentuk Kemahiran
1. Program ICT
Program ini telah diadakan untuk meningkatkan lagi kemahiran dan
mendedahkan kepada kakitangan mengenai hal-hal berkaitan dengan perkomputeran
55 Wawancara (Unit Pembangunan Sumber Manusia ) Jabatan Ha Ehwal Agama Islam
Terengganu
52
dalam urusan pejabat mahupun urusan lain sejajar dengan dunia hari ini yang bersifat
e-Ekonomi. Program ICT ini disasarkan kepada semua kakitangan JHEAT. Hal ini
membuktikan kesungguhan JHEAT dalam usaha memastikan kakitangannya mahir
menggunakan komputer dan berinteraksi dengan dunia hari ini yang tanpa sempadan.56
2. Program Pengendalian dan Penulisan Minit Mesyuarat
Program ini merupakan satu bentuk program kemahiran yang penting untuk
didedahkan kepada kakitangan. Program ini disasarkan kepada kakitangan pengurusan
dan sokongan kumpulan satu. Program pengendalian dan penulisan minit mesyuarat
ini menjadi keperluan kepada kakitangan JHEAT.
Program Berbentuk Motivasi
1. Program Kaunseling
Program kaunseling telah dilaksanakan bertujuan memberikan kakitangan
mengenai info-info untuk menangani stress semasa bekerja dan cara berkomunikasi
yang baik sesama kakitangan. Hal ini diharapkan dengan pendedahan maklumat
sebegitu akan meningkatkan hubungan dan kerjasama di kalangan warga organisasi
dalam usaha melahirkan modal insan yang berkualiti.
2. Program Tatatertib
Program kursus tatatertib ini pula telah dilaksanakan supaya para kakitangan
dapat mengetahui dengan jelas garis panduan dan etika-etika yang harus dipatuhi
semasa mereka berada di pejabat, berurusan dengan masyarakat luar mahupun dengan
56 Takwim Kursus-kursus Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu 2019
53
pihak atasan mereka. Hal ini sebagai salah satu usaha JHEAT untuk melahirkan warga
organisasinya yang beretika dan berdisiplin.57
Program Berbentuk Keagamaan
1. Program Ta’mir
Program ini telah dilaksanakan bertujuan untuk memberikan takzirah dan
ceramah agama sasarannya kepada orang luar terutamanya kepada guru-guru pelawat.
Kehadiran kakitangan dalam program ini terbuka sama ada ingin menghadirinya atau
sebaliknya. Program ini telah dijalankan pada setiap hari Khamis jam 8.30 pagi-9.30
pagi, bertempat di dewan JHEAT di tingkat empat.58
2. Program Ihya’ Ramadhan
Program Ihya’ Ramadhan ini telah dilaksanakan bertujuan untuk
mengimarahkan bulan Ramadhan yang penuh barakah. Ia telah diadakan di seluruh
masjid dan surau di Negeri Terengganu. Antara aktiviti yang dijalankan ialah majlis
berbuka puasa dan bersahur di masjid seluruh Negeri Terengganu. Majlis berbuka
puasa sesama saudara baru dan golongan miskin serta fakir juga telah diadakan
sempena bulan Ramadhan. Solat terawih dilakukan dengan berimamkan para hufaz
sama ada imam hafiz dalam negeri mahupun jemputan dari Negara Timur Tengah.
Aktiviti tadarus al-Quran di seluruh masjid dan surau di Negeri Terengganu. Majlis
57 Takwim Kursus-kursus Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu 2019 58 Wawancara ( Unit Pembangunan Sumber Manusia )
54
majlis khatam al-Quran juga turut dilakukan di seluruh masjid dan surau di Negeri
Terengganu.59
3. Program Anjuran Bersama Dengan Pejabat Setiausaha Kerajaan
Negeri Terengganu (SUK)
Program sambutan Maulidur Rasul, program sambutan bubur Asyura, program
sambutan Maal Hijrah, dan program Nuzul al-Quran. Program ini diadakan secara
bersama dengan pejabat Setiausaha Kerajaan Negeri Terengganu (SUK). Hal ini
bertujuan untuk memudahkan aktiviti tersebut dilaksanakan dan menarik agar lebih
ramai kakitangan mengikuti program-program tersebut. Program ini diadakan
berdasarkan kepada tarikh kalendar hijrah Islam.
Program Berbentuk Kepimpinan
1. Program Pengurusan Pejabat
Program pengurusan pejabat telah dilaksanakan untuk memberikan
pendedahan kepada para kakitangan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pengedalian urusan pejabat. Kewujudaan program sebegini diharapkan secara tidak
langsung dapat mendidik kakitangan agar menjadi pengurus, pemimpin dan ketua
dalam urusan pejabat mereka. Mahupun dalam urusan peribadi mereka sendiri.
2. Program Gotong Royong
Program gotong royong ini membawa maksud bahawa sesuatu perkerjaan atau
urusan itu diadakan secara beramai dan berkumpulan. Hal ini bertujuan agar program
59 Wawancara Ketua Pembantu Hal Ehwal Islam (unit penerbitan), Bahagian Dakwah,
Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu
55
ini dapat melicinkan tugas-tugas tertentu dengan kadar segera dan lebih cepat
berbanding dilakukan pada waktu pejabat yang masanya terhad. Contohnya gotong
royong untuk membersihkan dan mengemaskinikan barang stor dan fail bagi
memastikan program 5S dapat dijalankan dengan baik.Program ini diadakan pada
hujung minggu dan disasarkan kepada seluruh kakitangan JHEAT untuk
mengikutinya.60
Wawancara Ketua Pembantu Hal Ehwal Islam (unit penerbitan), Bahagian Dakwah,
Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu
56
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Efektivitas Penyelesaian Perkara Penceraian Melalui Sistem Mediasi di
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Terengganu, Malaysia
Islam memiliki peraturan yang khusus tentang hubungan suami istri, dan
memiliki keistimewaan dibandingkan dengan peraturan lainnya. Keistimewaan itu
terletak pada sifatnya yang menyeluruh dan konstruktif, serta pengaruhnya dalam
kehidupan sosial, politi dan ekonomi umat lainnya. Hubungan suami istri diatur atas
dasar akidah yang sehat dan landasan-landasan yang kukuh. Islam tidak hanya
menentukan batas-batas hanya sekadar untuk keserasian keluarga tetapi juga
memberikan jalan keluar atas perselisihan yang terjadi.
Mediasi adalah usaha membantu individu anggota keluarga untuk
mengaktualisasikan potensinya atau mengantisipasi masalah yang dialaminya, melalui
sistem kehidupan keluarga, dan mengusahakan agar terjadi perubahan perilaku yang
positif pada diri individu yang akan memberi dampak positif pula terhadap anggota
keluarga lainnya.
Perkhidmatan Khidmat Nasihat di Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu yang
dikendalikan oleh Unit Runding Cara yang diletakkan di bawah bahagian Undang-
undang Keluarga. Antara objektif unit ini ialah membantu keluarga yang bermasalah
57
menyelesaikan konflik yang dihadapi melalui perkhidmatan khidmat nasihat dan
kaunseling.61
Khidmat nasihat dilaksanakan lebih bersifat nasihat kekeluargaan bagi
pasangan yang menghadapi konflik kekeluargaan seperti masalah poligami, tidak
bersefahaman, campur tangan keluarga, penderaan, pasangan suami isteri tidak
bertanggungjawab dan sebagainya. Manakala satu alternatif lain perkhidmatan lain
yang ditawarkan adalah perkhidmatan kaunseling. Melalui perkhidmatan ini juga dapat
membantu pencapaian objektif yang ditetapkan.
B. Tatacara penceraian melalui sistem mediasi di Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Terengganu
Proses kerja dan tatacara perlaksanna jawatan kuasa ini dalam menangani
proses permasalahan rumahtangga mempunyai proses kerja yang tersendiri.
Sepertimana yang diketahui bahwa Unit Runding Cara ini berlaku apabila
diperintah/diarahkan oleh Mahkamah. Proses ini perlu dilalui secara berperingkat-
peringkat sehinggalah tercapainya keputusan. Oleh sebab itu Jawatan kuasa ini
bergerak mengikut proses yang telah diaturkan bagi mencapai keberhasilan di dalam
menjalankan tanggungjawab mediasi terhadap pasangan yang bermasalah. Oleh itu
proses dan prosedur nya seperti berikut:
1. Surat perintah dari Mahkamah Syariah
61 Wawancara Dengan Ustazah Norshidah binti Abdul Razak, Penolong Hal Ehwal Islam, di
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam, Malaysia, Pada 4 April 2019.
58
Apabila sesuatu kasus penceraian diajukan ke Mahkamah Syariah oleh salah
seorang dari pasangan yang hendak bercerai yang tanpa penyetujuan daripada
salah seorang daripada pasangan tersebut untuk bercerai, maka Mahkamah
Syariah akan mengarahkan melalui Surat Perintah kepada Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Negeri Terengganu supaya dengan seberapa segera menubuhkan
Unit Runding Cara.
Maka dengan itu, Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Terengganu
menubuhkannya dari seorang pegawai agama, seorang dari pihak suami dan
seorang dari pihak isteri62.
2. Alamat dan Poskan Surat pada Plaintif, Defenders dan Wakil.
Selepas diarahkan melalui surat perintah penubuhan Unit Runding Cara oleh
pihak Mahkamah, Unit Runding Cara akan seberapa segera melantik salah
seorang dari mereka sebagai Mediator. Selepas itu, mediator akan membuat
surat panggilan kepada pasangan yang terlibat supaya menghadirkan diri bagi
menjalani proses mediasi. Kebiasaannya tempoh panggilan adalah selama 3
minggu selepas diarahkan oleh Mahkamah. Di dalam surat tersebut terkandung
supaya para pihak penggugat dan
tergugat serta wakil dari kedua pasangan tersebut perlulah menghadirkan diri
di pada masa tanggal dan tempat yang telah ditetapkan oleh Unit Runding Cara.
62 Ibid.,
59
3. Proses Mediasi
Kedua-dua pasangan ini sebagaimana yang telah ditetapkan pada surat
panggilan proses mediasi. Kehadiran pasangan tersebut akan direkodkan.
Semasa proses mediasi ini pihak Mediator hendaklah memainkan peranan
dengan bijaksana sebagaimana pihak mediator memberi setiap seorang dari
mereka peluang untuk didengar dan boleh mendengar mana-mana orang lain
dan membuat apa-apa penyiasatan yang difikirkannya patut dan boleh, jika ia
fikirkan perlu, untuk menangguh proses mediasi maka semua itu adalah di
dalam bidang kuasanya. Perlu dingatkan bahwa semasa proses mediasi tersebut
berlangsung tidak dibenarkan mana-mana peguam hadir atau bertindak sebagai
pendamai pasangan tersebut.63
4. Keputusan dari Proses Mediasi
Selepas melalui proses ini, jika cubaan pertama dapat menghasilkan keputusan
samada mahu bercerai atau tidak, Unit Runding Cara akan membuat draf atau
surat untuk dilaporkan ke Mahkamah Syariah. Sekiranya tiada keputusan yang
atau tiada jalan penyelesaian atau mungkin pasangan masih berkeras
mempertahankan keputusan asal maka Unit Runding Cara ini akan memanggil
mereka untuk kali kedua. Proses ini mungkin akan memakan masa yang lama
sehingga 6 bulan atau lebih64.
63 Wawancara Dengan Ustazah Norshidah binti Abdul Razak, Penolong Hal Ehwal Islam, di
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam, Malaysia, Pada 4 April 2019. 64 Ibid.,
60
5. Sediakan draf, Ketik laporan Keputusan.
Selepas melalui proses mediasi ini dan telah mendapatkan keputusan,mediator
akan mengetik laporan keputusan kemudian disahkan serta akan di paraf oleh
Ketua Penolong Pengarah Bahagian Pentadbiran Undang-Undang Syariah.
6. Hantar keputusan ke Mahkamah
Selesai laporan maka Unit Runding Cara akan menghantar laporan ke
Mahkamah dan salinan kepada pasangan yang terlibat.
A. Keabsahan Efektivitas penyelesaian perkara penceraian melalui sistem
mediasi di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Tereangganu
Dalam hal perceraian, mahkamah akan memerintahkan membentuk satu Unit
Runding Cara dengan harapan pasangan yang sudah menikah konflik bisa damai, tetapi
belum mampu menurunkan angka perceraian karena banyak kasus akhiri dengan
perceraian atau tidak ada kedamaian yang bisa dicapai.
Di sini juga penulis menampilkan tabel terkait dengan kasus dan jumlah kasus
yang berhasil adalah:
Table 1: Jumlah kasus berdasarkan Faktor Penyebab ( Januari hingga Disember
2018 )
NO FAKTOR/PENYEBAB JUMLAH KASUS
1 TIDAK BERTANGGUNGJAWAB 358
2 CAMPUR TANGAN PIHAK KETIGA 242
3 MASALAH AKHLAK/SOSIAL 238
61
4 LEMAH DIDIKAN AGAMA 149
5 MASALAH KOMUNIKASI 111
6 Lain-lain 123
Table 2 : Jumlah kasus berdasarkan Kasus Penyebab (Januari hingga Disember
2018)
NO KEPUTUSAN JUMLAH KASUS
1 DAMAI 498
2 DIBAWA KE MAHKAMAH 275
3 KASUS KIV (TIADA LANJUTAN ATAU
DIANGGAP DAMAI
63
4 MASIH DIPROSES 385
5 TIADA MAKLUMAT 20
Jumlah keseluruhan 1241
(statistik badan mediator januari hingga disember 2018)
Memerhatikan cara kerja dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Jabatan
Hal Ehwal Agama Negeri Terengganu, Bahagian Undang-Undang Keluarga serta
keberhasilan yang telah dicapai menurut penulis khidmat mediator ini amat penting.
Apabila terjadi permasalahan dalam keluarga, langkah pertama yang dilakukan
oleh Jawatan kuasa Damai ini adalah dengan merahsiakn perselisihan tersebut dan
apabila ingin memberitahukan kepada seseorang, maka hendaklah orang yang betul-
62
betul dekat dengan keluarga seperti ayah, ibu, mertua dan sebagainya. Dan itu pun tidak
mengungkapkan hakikat sesungguhnya perselisihan itu65.
Badan mediator dalam memberikan solusi pemecahannya bagi kasus-kasus
yang masuk kepadanya menggunakan cara-cara tertentu. Dalam kasus masalah
tanggungjawab suami atau istri, badan mediator akan berusaha supaya suami istri dapat
berkomunikasi dengan tenang serta membahas masalah tersebut secara terbuka hati
tentang hal-hal yang menyebabkan timbulnya sikap dan tindakan suami atau istri yang
mengabaikan tanggungjawab itu.
Campur tangan dalam sesebuah kekeluargaan juga merupakan kasus yang telah
diajukan kepada badan mediator. Kebiasaannya campur tangan terjadi akibat dari latar
belakang keluarga suami atau istri yang sering bersangka buruk antara satu sama lain.
Dalam keadaan ini badan mediator akan menyarankan kedua dua belah pihak suami
atau istri membuat pendamaian dengan menyelesaikan kasus campur tangan supaya
tidak lagi berlaku kasus campur tangan kedua dua belah pihak suami dan istri66.
Dalam kasus masalah akhlak dan sosial juga memainkan peranan penting dalam
sesebuah keluarga. Betapa banyak rumah tangga yang didirikan hancur dan roboh
disebabkan oleh akhlak dan sosial. Maka solusi penyelesaian, mediator akan
menyarankan suami istri mengambil khidmat nasehat dan mengikuti pengajian agama
bagi memantapkan lagi akhlak dan sosial suami istri.
65 Wawancara Dengan Ustazah Norshidah binti Abdul Razak, Penolong Hal Ehwal Islam, di
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam, Malaysia, Pada 4 April 2019. 66 Ibid.,
63
Dalam kasus lemah didikan agama juga merupakan salah satu faktor yang
memberi dampak yang buruk kepada sesebuah keluarga. Kebiasaanya lemah didikan
agama berpunca dari diri sendiri yang kurang ilmu pengetahuan dan kurang didikan
agama daripada keluarga. Maka badan mediator akan menyarankan suami istri
mengikuti mengikuti khusus pendidikan sebagai pengetahuan untuk diri sendiri dan
keluarganya kelak67.
Sebagai seorang badan mediator mereka hendaklah mempamerkan
pengetahuan dengan memiliki ilmu jiwa dan ilmu psikologi, berakhlak mulia dan
mempunyai air muka yang tenang serta bersikap amanah untuk memelihara kerahsiaan
kasus-kasus yang diajukan kepada mereka sehingga mereka mendapat kepercayaan
daripada klien dan klien dapat mencurahkan masalah – masalah mereka dengan jelas
dan seterusnya dapat ditangani oleh badan mediator ini.68
Penulis telah membuat kesimpulan bahawa berdasarkan statistik yang
digambarkan melalui tabel-tabel ini dapat diketahui bahwa sejumlah 1241 kasus yang
telah diajukan oleh keluarga-keluarga yang bermasalah kepada pihak mediator.
Daripada jumlah tersebut sebanyak 498 kasus yang telah berjaya didamaikan.
Kemudian ditambah dengan kasus KIV yaitu kasus yang tidak ada tindakan lanjutan
melebihi tempoh setahun daripada keluarga yang bermasalah atau dianggap damai
67 Ibid., 68 wawancara Ustazah Norshidah binti Abdul Razak, Penolong Hal Ehwal Islam, di Jabatan Hal
Ehwal Agama Islam, Malaysia, Pada 4 April 2019
64
sebanyak 63 kasus. Maka menjadikan kasus yang berjaya didamaikan berjumlah 1241
kasus.
Dalam hal ini, badan mediator telah memainkan peranannya dengan baik
sehingga melahirkan keberhasilan dalam menangani permasalahan yang dihadapinya.
Ada beberapa hal yang amat dititik beratkan oleh badan mediator dan harus
diperhatikan oleh suami isteri dalam menangani permasalahan dalam perkawinan
mereka. Agar pergaulan antara suami isteri itu berjalan dengan baik, maka ada dua hal
yang harus diperhatikan yaitu harus saling menghormati dan menyayangi serta
bersikap dengan penuh kesabaran.
Disamping itu, suami isteri hendaklah mempunyai kesabaran kerna kesabaran
itu adalah kunci berhasilnya hubungan diantara mereka baik dari saat terjadinya
perbedaan pendapat atau perselisihan, kedua belah pihak harus dapat menahan emosi
sehingga perbedaan itu tidak berlanjutan. Kerna dengan kesabaran segala hal yang
tidak teringini dapat dielakkan dan juga akan membuatkan seseorang itu tampak lebih
berwibawa pada mata pasangannya dan akan menyebabkan kasih sayang antara
keduanya bertambah erat.
Suami sebagai pemimpin keluarga tidak boleh bersikap sombong terhadap
istrinya dan tidak pula menganggap istri sebagai hamba atau pelayannya akan tetapi
harus menghormatinya sebagai teman yang sepadan dengan dirinya. Sebagai
ditegaskan dalam ayat 19 surah an nisaa:
تذهبوا ببع ض ما آتيتموهنه إله أن يا أيها اهذين آمنوا ل يحل كم أن ترثوا ان ساء ارها ول تعضلوهنه
معروف فإن ارهتموهنه فع سى أن تكرهوا شيا ويجعل الهه فيه خيرا اثيرايأتين بفاحشة مبي نة وعاشروهنه با
65
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai
wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak
mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali
bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka
secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak.69
Dari kedua tersebut maka jelaslah bahawa seorang suami hendaknya bergaul
dengan isterinya secara baik-baik salah satunya dengan menghormatinya. Begitu juga
halnya dengan isteri itu dalam bergaul atau berhubungan dengan suaminya, ini karena
suami adalah pemimpin dalam sesebuah keluarga yang juga pemberi nafkah hidup
dalam keluarga sebagai pengganti kepada orang tuanya.
Akhirnya di dalam konteks ini, penerapan mediasi yang dilakukan adalah
sebagai alat bantuan/medium bagi pasangan yang sedang mengalami permasalahan
didalam rumah tangga. Peningkatan atau ketidakberhasilan suatu mediasi itu bukanlah
berarti tidak bagusnya para mediator di dalam itu karna tugas para mediator telah
berakhir dan mereka juga sudah sehabis daya membantu pasangan yang bermasalah ini
namun kita tidak bisa menyalahkan jika pada akhirnya terdapat pasangan yang tetap
juga ingin meneruskan perceraian yang telah dibuat.70
69 An Nisa (19) 70 Wawancara Dengan Ustazah Norshidah binti Abdul Razak, Penolong Hal Ehwal Islam, di
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam, Malaysia, Pada 4 April 2019.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian tentang Efektivitas Penyelesaian
Perkara Penceraian Melalui Sistem Mediasi di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Negeri Terengganu, penulis dapat menyimpulkan beberapa perkara seperti
berikut:
1. Proses kerja dan tatacara perlaksana jawatan kuasa ini dalam menangani
proses permasalahan mempunyai tatacara tersendiri. Oleh itu tatacaranya
adalah pasangan hendaklah mendapatkan surat perintah dari mahkamah
syariah terlebih dahulu. Seterusnya unit runding cara akan melantik seorang
mediator untuk melangkah kepada tatacara mediasi. Seterusnya keputusan
dari proses mediasi diperoleh. Selepas mendapatkan keputusan mediasi,
pasangan hendaklah menghantar keputusan kepada mahkamah untuk
prosiding selanjutnya di mahkamah syariah.
2. Khidmat nasihat dilaksanakan lebih bersifat nasihat kekeluargaan bagi
pasangan yang menghadapi konflik kekeluargaan seperti masalah poligami,
tidak bersefahaman, penderaan dan sebagainya. Manakala satu alternatif
lain yang ditawarkan adalah perkhidmatan kaunseling. Melalui
perkhidmatan ini juga dapat membantu pencapaian objektif yang
ditetapkan.
67
B. Saran-saran
Langkah-langkah yang perlu diambil bagi memastikan pihak Mediator
dapat berfungsi dengan baik dan berkesan dalam menyelesaikan masalah rumah
tangga, penulis menggariskan beberapa cadangan yang boleh dipraktekkan
antaranya:
1. Setiap keluarga perlulah memahami perannya masing-masing dalam
pembentukan sebuah keluarga yang harmoni dengan memahami dan
melaksanakan tanggunjawab masing-masing.
2. Mengamalkan sikap ithar ( mengutamakan yang lain ) yaitu tidak bersikap
mementingkan diri sendiri tapi mengutamakan yang lain juga dalam
sebahagian perkara utama untuk kebaikan dalam institusi keluarga.
3. Memperkemaskan lagi badan kerajaan yang menguruskan institusi
kekeluargaan seperti badan mediator yang akan banyak berhadapan dengan
masalah rumah tangga, waau sudah dilantik ahli mediator di setiap kantor
tapi mereka haruslah dari ahli yang pakar dan berpengetahuan dalam
menguruskan masalah rumah tangga.
4. Pihak berwajib seperti Jabatan Agama Islam dan ahli mediator perlu
memberi penjelasan yang lebih mudah difahami, mendedahkan dan
memberi kefahaman yang bersifat menyeluruh kepada suami istri yang
68
mengalami masalah seperti masalah tuntutan fasakh, prosedur penceraian
dan lainnya dengan menggunakan segala media yang boleh menyebar luas
tentangnya. Seperti di tv, risalah-risalah, seminar, buku-buku dan lainnya.
C. Penutup
Segala puji bagi Allah S.W.T. tuhan sekalian alam atas petunjuk dan
redhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang
sederhana ini dengan segenap usaha yang termampu walaupun ada bebrapa
rintangan dan hambatan yang harus dihadapi, akan tetapi kesemua itu dapat
penulis angkat menjadi sumber motivasi untuk mencapai kejayaan di masa
hadapan, kata pepatah “Berakit-rakit ke hulu, berenang renang ketepian,
bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.”
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kekurangan, kekeliruan dan kekhilafan dalam
penulisan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
segala teguran serta kritikan-kritikan yang sifatnya membina demi perbaikan
skripsi ini.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
LAMPIRAN
71
72
CURICULUM VITAE