efektivitas penggunaan media video animasi dalam …
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI
DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM KELAS VIII-1 DI SMP NEGERI 9 TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Indriana Puspita
NIM. 1112011000066
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
i
ABSTRAK
Indriana Puspita (NIM: 1112011000066). Efektivitas Penggunaan Media
Video Animasi dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
VIII-1 di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media video
animasi dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam kelas VIII-1 di SMP
Negeri 9 Tangerang Selatan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi
baru dalam pembelajaran pendidikan agama islam pada umumnya, dan khususnya
bagi SMP Negeri 9 Tangerang Selatan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan
deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi langsung dengan mengamati proses pembelajaran pendidikan agama
Islam menggunakan media video animasi, kemudian wawancara langsung dengan
siswa-siswi yang telah belajar menggunakan media video animasi. teknik
pengumpulan data selanjutnya adalah dokumentasi, berupa foto-foto kegiatan
belajar siswa
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media video animasi dalam
proses pembelajaran pendidikan agama Islam sangat efektif hal ini dikarenakan
media video animasi memudahkan siswa dalam memahami pelajaran, video
animasi juga membuat proses pembelajaran jadi lebih menyenangkan, serta dapat
meningkatkan keaktifan dan semangat belajar siswa.
Kata Kunci: Media Video, Video Animasi, Proses Pembelajaran
ii
ABSTRACT
Indriana Puspita (NIM: 1112011000066). The Effectiveness of Using
Animation Video Media in Islamic Learning Proccess in VIII-1 class at SMP
Negeri 9 Tangerang Selatan.
This research aims to know the effectiveness of Using Animation Video Media in
Islamic Learning Proccess in VIII-1 class at SMP Negeri 9 Tangerang Selatan.
Hopefully, the research will give new contribution in Islamic learning in general,
also for SMP Negeri 9 Tangerang Selatan in particular.
The research is qualitative research which used descriptive approach. Researcher
did observation for technique of collecting data. Firstly, the researcher observed
Islamic learning process which used animation video media. Then, the researcher
did interview to students who have done learning with animation video media
directly. Besides, the other technique of collecting data is taking documentation,
such as photos of students’ learning activity.
As result, the research showed that the using of animation video media in Islamic
learning process is very effective. This happened because animation video makes
students easier in understanding materials. Also, animation video media makes
learning process to become more fun, and to increase students’ learning activity
and motivation.
Keyword: Video Media, Animation Video, Learning Proccess
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
skripsi ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Efektivitas
Penggunaan Media Video Animasi dalam Proses Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas VIII-1 di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan.”
Shalawat beserta salam semoga Allah senantiasa melimpahkannya kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
memberikan tuntutan bagi kita (umat Islam) kejalan yang di ridhoi Allah SWT.
Kami menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir, semoga Allah
senantiasa meridhai segala usaha kita, amin. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon. M.Ag, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam. yang selalu memberikan kemudahan dalam setiap kebijakan
yang beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswi di jurusan
Pendidikan Agama Islam.
3. Ibu Marhamah Shaleh, Lc. MA, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam, yang juga memberikan bimbingan dan dukungannya kepada
penulis untuk menyelesaikan studi.
iv
4. Drs. Ghufran Ihsan, MA selaku Dosen Penasehat Akademik Jurusan
Pendidikan Agama Islam yang memberikan arahan, bimbingan dan
dukungannya kepada penulis untuk cepat menyelesaikan studi.
5. Yudhi Munadi, M.Ag. sebagai pembimbing skripsi, yang selalu sabar
dalam memberikan bimbingan dan arahan serta bantuan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang telah mendidik dan memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan keleluasaan dalam
peminjaman buku-buku yang dibutuhkan.
8. Kepala sekolah, Para dewan guru dan seluruh para staf serta siswa-siswi
SMP Negeri 9 Tangerang Selatan, yang telah membantu dan memberikan
banyak informasi kepada penulis dalam penelitian skripsi ini.
9. Ayahanda Abun Ardian dan Ibunda Asmanih Nur Hasanah tercinta yang
selalu memberikan limpahan kasih dan sayang yang tak terhingga, yang
tidak bisa dibalas dengan apapun, dan selalu mendo’akan serta memberi
dukungan dengan segala pengorbanan dan keihklasan. (semoga Allah
membalas segala pengorbanan bapak dan ibu).
10. Ucapan terimakasih kepada nenek, kakak, adik-adik serta ponakan
tersayang, nenek Tuni, Afri Alvian, Wini Defitasari, Tristania Ramadhani,
Raisha Robiatussolihah, dan Wildan Adam Alvian yang selalu menghibur
penulis selama proses penyusunan skripsi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih kepada orang teristimewa Abdul Fattah yang selalu
memberikan semangat dan motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
12. Kedua sahabat tersayangku Zuzun Istiqomah dan Nadiah Hasanah yang
menjadi tempat keluh kesah dalam suka maupun duka, yang telah
menghabiskan waktu bersama selama masa perkuliahan ini. Terimakasih
v
atas kebersamaan, cinta kasih, dan dukungan yang telah kalian berikan
kepada penulis.
13. Sahabat yang setia memberikan nasehat dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini, yaitu Vionia Gemifanny, Mei Annisa,
Masruroh, Nur Faizah, Fitriani Ridwan, Lala Yunita, Jeis Adli Ribhan,
Ahmad Ray Fuad Zeins, Avrizal Haqqul Yaqin, Agus Setiawan, M. Dhiya
Habibi, Rina Winarni, dan Rizki Wahyuning Esa.
14. Terimakasih kepada Bang Fathun Nafahi, Bang Fauzi, Bima Sutikno
Firdaus, Sam Samantah, Adam Kurnia Adela, Irvan Setiawan dan Auliyak
Aula Pradana yang telah menbantu penulis membuat naskah dan video
animasi sehingga dapat terselesaikannya video animasi tersebut.
15. Teman-teman PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012
terkhusus keluarga besar PAI B 2012 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta telah
memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada
penulis.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan penelitian ini dari awal sampai akhir, semoga
Allah senantiasa meridhai segala usaha kita dan semoga Allah membalas
semua amal baik mereka. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ciputat, 09 Oktober 2017
Penulis
Indriana Puspita
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT……………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 8
D. Perumusan Masalah ............................................................................... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 9
F. ManfaatPenelitian ................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Efektivitas ............................................................................................... 10
1. Pengertian Efektivitas ..................................................................... 10
2. Ciri-ciri Pembelajaran yang Efektif ................................................. 11
B. Perencanaan Pembelajaran ..................................................................... 12
1. Guru………………………………………………………………... 14
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………………………15
C. Proses Pembelajaran ............................................................................... 16
1. Strategi Pembelajaran…………………………………………….... 17
D. Hasil Belajar……………………………………………………………18
E. Media Pembelajaran……………………………………………………18
1. Pengertian Media…………………………………………………...18
2. Fungsi Media…………………………….…………………………21
3. Jenis-jenis Media…………………………………………………...23
4. Kriteria Pemilihan Media…………………………………………..25
F. Media Video Animasi………………………………………………….27
vii
1. Pengertian Video…………………………………………………...27
2. Manfaat Video……………………………………………………...28
3. Pengertian Animasi………………………………………………...29
4. Proses Pembuatan Animasi………………………………………...29
5. Keuntungan dan Kelemahan Menggunakan Animasi……………..30
G. Pendidikan Agama Islam ....................................................................... 31
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 31
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ................... 32
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ..................................................... 33
H. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 37
B. Latar Penelitian ...................................................................................... 37
C. Metode Penelitian ................................................................................... 38
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................................ 38
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................... 42
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 44
B. Pembahasan ............................................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 62
B. Implikasi ................................................................................................. 62
C. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa ...................................... 39
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Siswa ............................................................... 41
Tabel 4.1 Data Informan Siswa...…………...…………………………………. 49
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Wawancara Siswa
Lampiran 2 Observasi Efektivitas Proses Belajar Siswa
Lampiran 3 Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 4 Hasil Wawancara Siswa (Triangulasi)
Lampiran 5 Pengkodingan dan Kategorisasi Wawancara Siswa
Lampiran 6 Pengkodingan dan Kategorisasi Wawancara Siswa (Triangulasi)
Lampiran 7 Naskah Video Animasi
Lampiran 8 Foto Dokumentasi Kegiatan Siswa
Lampiran 9 Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, melalui
pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan
tuntunan dalam kehidupan. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, menyebutkan bahwa:
“Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecardasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”1
Menurut Chaplin dkk mengemukakan bahwa “Pendidikan adalah
pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan berbagai pengetahuan dan
kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri”.2 Sedangkan Hasan
Langgulung mendefinisikan pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi
yang terpendam dan tersembunyi.3
Definisi pendidikan tersebut memberikan batasan yang jelas tentang
pendidikan. Pendidikan dimaknai sebagai suatu usaha sadar yang terencana dalam
konteks mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif, sistematis
dan terarah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
1Sisdiknas, Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Fokusmedia, 2013), h. 2
2Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 35
3Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), cet.2 h. 3
2
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta
bertanggungjawab.4
Untuk melaksanakan fungsi dan untuk mencapai tujuan tersebut, maka peran
dan fungsi sistem dan proses pembelajaran sangat penting, bahkan sangat
menentukan. Interaksi guru dan siswa dalam proses tersebut perlu mendapat
dukungan dari media pendidikan secara luas, tepat dan efektif.
Mohammad Surya mengatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.5 Pada dasarnya pembelajaran merupakan
kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar bisa
belajar dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu
kegiatan pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok. Pertama,
bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui belajar.
Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan
melalui kegiatan mengajar. Dengan demikian makna pembelajaran merupakan
kondisi eksternal kegiatan belajar yang antara lain dilakukan oleh guru dalam
mengkondisikan seseorang untuk belajar.6
4Sisdiknas, op.cit., h. 6
5Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4
6Ibid., h. 5.
3
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan
guru sebagai fasilitator. Dalam proses pembelajaran guru berperan aktif sebagai
fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam belajar.7
Dalam perspektif keagamaan belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat
kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah
(58):11:8
…..niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-
orang beriman dan berilmu. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan agama
tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan
zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang
banyak disamping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri. Untuk
mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan para pendidik dalam
membimbing belajar murid-muridnya amat dituntut. Jika guru dalam
keadaan siap dan memiliki kemampuan tinggi dalam menunaikan
kewajibannya, maka harapan terciptanya sumber daya manusia yang
berkualitas sudah tentu akan tercapai.9
Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan
penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar
sangat ditentukan oleh faktor guru. Dalam proses belajar mengajar
seorang guru harus memiliki kemampuan merancang dan
7Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2014), cet. 11, h. 23
8Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 2001), cet. 3, h. 58
9Ibid,, h. 58-59.
4
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap
cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf
perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai
sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas
pembelajaran, hal ini diperlukan agar siswa berkembang sesuai
dengan tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan baik
keterampilan intelektual maupun keterampilan motorik sehingga
siswa dapat dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah dan
penuh persaingan, memotivasi siswa agar mereka dapat
memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang
penuh dengan tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang
memiliki kemampuan inovatif dan kreatif dan lain sebagainya.10
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peranan
yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran
yang dilaksanakannya, guru berperan sebagai pengelola proses belajar
mengajar, mengembangkan bahan pelajaran yang baik, meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan
pendidikan yang harus mereka cipta. Selain itu guru juga harus kreatif dalam
memilih metode serta media yang digunakan dalam proses pembelajaran agar
siswa bersemangat dan tidak merasa bosan dalam belajar sehingga terciptalah
tujuan pembelajaran.
Menurut Bobi de Porter siswa memiliki unsur modalitas belajar, yakni
setiap siswa memiliki gaya yang berbeda dalam belajar. Menurutnya ada tiga
tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestetik. Tipe
visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, artinya siswa akan lebih
cepat belajar dengan cara menggunakan indera penglihatannya. Tipe
auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat
pendengarannya, sedangkan tipe kinestetik adalah tipe belajar dengan cara
bergerak, bekerja, dan menyentuh.11
10Wina Sanjaya, op. cit., h. 14-15.
11
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 3, h. 23
5
Dalam proses belajar mengajar yang ditemukan di dalam kelas masih
bersifat monoton, masih terpaku dengan penggunaan metode belajar ceramah
yang hanya memberikan siswa dengan penjelasan-penjelasan tentang materi
yang diajarkan. khususnya mengenai proses pembelajaran Agama ternyata
masih jauh dari apa yang diharapkan. Selama bertahun-tahun pembelajaran
yang dilakukan terkesan konvensional, yaitu pembelajaran yang bersifat satu
arah, guru berbicara atau bercerita dan siswa mendengarkan dan mencatat,
hal ini menyebabkan ketidak semangatan siswa dalam belajar agama karena
tidak adanya motivasi belajar untuk siswa. Prestasi yang diperoleh pun
kurang baik dengan adanya ketidak efektifan siswa dalam belajar sehingga
siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar
dipahami yang diberikan oleh guru tersebut. Selain itu, siswa menjadi bosan
dan tidak tertarik dengan pelajaran Agama, bahkan siswa menganggap
Agama adalah pelajaran yang membosankan.
Metode ceramah yang digunakan guru membuat siswa bosan sehingga
proses pembelajaran di kelas tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
guru karena tidak ada ketertarikan siswa untuk belajar memahami
pembelajaran yang disampaikan., banyak siswa yang tidak fokus dalam
belajar di kelas, siswa selalu malas untuk memperhatikan guru dalam
mengajar. Selain metode yang digunakan monoton, media pembelajaran
yang digunakan juga hanya sekedar buku paket, buku Lembar Kerja Siswa
(LKS), papan tulis dan spidol saja. Dengan tidak mendengarkan materi,
banyak siswa yang hanya menjadi pendengar namun tidak aktif dalam
pembelajaran dikelas sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka.
Dalam proses belajar pembelajaran kontekstual, seharusnya guru
memahami tipe belajar siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya
mengajar terhadap gaya belajar siswa. Dalam pembelajaran konvensional hal
ini sering terlakan, sehingga proses pembelajaran tidak ubahnya sebagai
6
proses pemaksaan kehendak, yang menurut Paulo Freire sebagai sistem
penindasan.12
Keterbatasan media pembelajaran disatu pihak dan lemahnya
kemampuan guru menciptakan media tersebut di pihak lain membuat
penerapan metode ceramah makin menjamur. Terbatasnya alat-alat teknologi
pembelajaran yang dipakai dikelas diduga merupakan salah satu sebab
lemahnya mutu pendidikan pada umumnya. Hal ini terlebih dirasakan pada
mata pelajaran agama. Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran
dikatakan belum optimal.
Dalam hal ini peran seorang guru harus memiliki pemahaman tentang
siswanya, seperti pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta
pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak, dan latar belakang
kehidupannya. Pemahaman ini sangat penting, sebab akan menentukan
teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada siswa.13
Dalam proses pembelajaran, apabila siswa memiliki ketertarikan
terhadap materi pelajaran dan didukung oleh guru dalam menyampaikan
materi dengan cara yang menarik, siswa akan tertarik untuk mempelajari
materi. Jika hal itu terpenuhi, maka keberhasilan kegiatan pembelajaran
akan mudah tercapai. Salah satu cara agar proses pembelajaran menarik
adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat
penting dalam proses pembelajaran yang berisikan pesan yang akan
disampaikan kepada siswa. Penggunaan media pengajaran sangat penting
bagi proses belajar mengajar. Dikatakan demikian karena media pengajaran
12Ibid.
13
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik,
(Yogyakarta: Gava Media, 2015), cet. 1, h. 95
7
sangat membantu pendidik atau pengajar dalam memberikan pengajaran
secara maksimal, efektif, serta efisien. 14
Dengan adanya media pengajaran dan pembelajaran, anak didik dapat
belajar dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran.
Biasanya, anak didik bisa dengan mudah menangkap materi pelajaran bila
pembelajaran yang diselenggarakan menyenangkan. Pada umumnya, media
pembelajaran itu dikemas dengan cara yang menarik. Sedangkan
penyajiannya disampaikan secara menarik dan disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Sehingga anak didik akan mudah mencerna pelajaran
tersebut. Dengan demikian, tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan
efektif dan efisien.15
Salah satu media pembelajaran yang menarik adalah Video Animasi.
Pembelajaran dengan media video animasi adalah salah satu cara yang
peneliti gunakan dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar yang
bertujuan agar jalannya proses pembelajaran lebih menarik sehingga siswa
dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri dan hasil belajar siswa
diharapkan dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada telah diuraikan bahwa
penulis tertarik untuk membahas dan mengangkat menjadi masalah sebuah
judul penelitian, yaitu “Efektivitas Penggunaan Media Video Animasi
dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII-1 di
SMP Negeri 9 Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
14Dina Indriana, Ragam alat bantu media pengajaran, (Yogyakarta: Diva Pres, 2011), h. 15
15
Ibid., h. 6
8
1. Adanya kebosanan dalam belajar Agama Islam dengan menggunakan metode
ceramah
2. Kurang fokus siswa dalam belajar
3. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang kurang baik
4. Minimya media yang digunakan dalam proses pembelajaran Agama Islam
5. Media pembelajaran yang digunakan tidak menarik
6. Lemahnya kemampuan guru dalam menggunakan media
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk penelitian
ini lebih terarah, karena tidak mungkin penulis meneliti semua permasalahan
yang telah diuraikan karena keterbatasan. Maka penulis memfokuskan masalah
pada efektivitas penggunaan media video animasi dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VIII-1 di SMPN 9 Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah dengan
membuat mayor question sebagai berikut “Bagaimana Efektivitas Penggunaan
Media Video Animasi dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VIII-1 di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan.” Dan minor questionnya
sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Agama Islam dengan berbantuan
media video animasi?
2. Bagaimana hasil pembelajaran Agama Islam dengan berbantuan media
video animasi?
E. Tujuan Penelitian
9
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas
penggunaan media video animasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dalam dunia pendidikan sebagai berikut :
1. Bagi penulis, agar dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
2. Bagi siswa, agar dapat menumbuhkan motivasi belajar Agama Islam
3. Bagi guru, dapat dijadikan salah satu modal dalam memilih variasi
pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran Agama Islam
4. Bagi sekolah, dapat dijadikan pertimbangan untuk bahan evaluasi sekolah
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
5. Bagi peneliti, dapat dijadikan kajian menarik yang perlu diteliti lebih lanjut.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Menurut kamus besar bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata
efektif yang berarti “ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya,
manjur, dan mujarab, serta dapat membawa hasil, berhasil guna tentang
suatu usaha atau tindakan.”1
Menurut Madya Ekosusilo dalam bukunya yang berjudul Dasar-
dasar Pendidikan, Efektifitas adalah “keadaan yang mana menunjukkan
sejauh mana apa yang telah direncanakan dapat tercapai. Semakin banyak
rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut.”2
Menurut Stoner yang dikutip oleh Ahmad Habibullah definisi efektivitas
sebagai “kemampuan menentukan tercapainya tujuan, yakni mengerjakan
sesuatu dengan benar (tujuan) bukan mengerjakan suatu yang benar
(cara)”.3
Dalam pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh dan membawa hasil
dari suatu usaha atau tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
disiapkan.
Efektivitas dalam proses pembelajaran dibagi menjadi 2 macam
yaitu, efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar murid. Efektivitas
mengajar guru yakni terutama yang menyangkut jenis-jenis kegiatan
belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik,
sedangkan efektivitas belajar murid yaitu yang menyangkut tujuan-tujuan
1 Dendy sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), cet.
4, h. 352
2 Madya Ekosusilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Gralia Indonesia, 2002), h. 62.
3 Ahmad Habibullah, Efektifitas Pokjawas Dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Pena Citasatria, 2008), cet. 1, h. 112.
11
pembelajaran yang diinginkan telah tercapai melalui kegiatan belajar
mengajar yang telah ditempuh.4
Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut dapat
diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan
yang dicapai. Oleh karena itu efektivitas pembelajaran sering kali diukur
dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan
sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi. 5
Sedangkan pembelajaran yang efektif adalah belajar yang
bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur
yang tepat.6 Pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu
pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta didik senang.7
Jadi, pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan, dan tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.8
2. Ciri-ciri pembelajaran yang efektif
Menurut Eggen & Kauchak yang dikutip oleh Bambang Warsita,
ciri-ciri pembelajaran yang efektif yaitu:
a. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap
lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan,
menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan-kesamaan yang ditemukan
b. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan
berinteraksi dalam pelajaran
c. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada
pengkajian
4 Madya Ekosusilo, op.cit., h. 63.
5 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran landasan dan aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 287
6 Ibid
7 Ibid, h. 288
8 Ibid
12
d. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan
kepada peserta didik dalam menganalisis informasi
e. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan
pengembangan keterampilan berfikir
f. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai
dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru9
Sedangkan menurut Wottuba dan Wraight yang dikutip oleh
Bambang Warsita menyimpulkan ada tujuh indikator yang menunjukkan
pembelajaran efektif yaitu :
a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik
b. Komunikasi secara efektif
c. Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran
d. Sikap positif terhadap peserta didik
e. Pemberian ujian dan nilai yang adil
f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran
g. Hasil belajar peserta didik yang baik10
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
pembelajaran dapat terjadi karena adanya persiapan atau perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses pembelajaran yang
menarik dan tidak membosankan, serta menghasilkan hasil belajar peserta
didik yang baik.
B. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Cunningham yang dikutip oleh Hamzah B. Uno mendefinisikan
perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang
akan diguakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada
usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa
yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan
9 Ibid., h. 289.
10
Ibid., h. 289-290
13
datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan
perencanaan.11
Perencanaan yaitu suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.12
Sedangkan pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.13
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan
pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang ada.14
Perencanaan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu
yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.15
Inti dari desain atau perencanaan pembelajaran adalah menetapkan
metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah pada
pemilihan, penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan
hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi
pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu
baru menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil
11 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif
dan efektif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), cet. 10, h. 82
12
Ibid, h. 83
13
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), cet. 2, h. 12
14
Hamzah B. Uno, op.cit., h. 83-84
15
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran mengembangkan kompetensi guru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 9, h. 12
14
dari setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap
mengenai kondisi nyata yang ada dari hasil pembelajaran yang diharapkan.16
Dalam upaya meningkatkan efektivitasn proses pembelajaran untuk
mencapai hasil belajar terbaik sesuai harapan, perencanaan pembelajaran
merupakan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan setiap guru, setiap akan
melaksanakan proses pembelajaran, walaupun belum tentu semua yang
direncanakan akan dapat dilaksanakan, karena bisa terjadi kondisi kelas
merefleksikan sebuah permintaan yang berbeda dari rencana yang sudah
dipersiapkan, khususnya tentang strategi yang bersifat opsional. Namun
demikian, guru tetap diharapkan mampu menyusun perencanaan yang lebih
sempurna, sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga semua siswa bisa
mengikuti proses kegiatan belajar sesuai harapan, semua siswa bisa
memperoleh berbagai pengalaman baru dan menambah kompetensinya sesuai
hasil belajar mereka.17
1. Guru
Guru adalah komponen yang penting dalam pendidikan, yakni orang
yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan peserta didik, dan
bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
rangka membina peserta didik agar menjadi orang yang bersusila, yang
cakap, berguna bagi nusa dan bangsa di masa yang akan datang.18
Guru merupakan tenaga yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah.19
Guru juga merupakan
seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat
memudahkan dalam melaksanakan peranannya dalam membimbing
muridnya.20
16 Ibid., h. 88
17
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2013), cet. 4, h. 120
18
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik,
(Yogyakarta: Gava Media, 2015), cet. 1, h. 94
19
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 4,
h.112
20
Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
cet, 1. H. 266
15
Dalam kegiatan proses belajar disekolah, guru mempunyai peran
yang sangat penting yaitu membimbing dan memotivasi peserta didik
agar peserta didik tersebut mampu menerima serta memahami materi
yang telah disampaikan serta bertujuan agar peserta didik lebih aktif dan
kreatif dalam proses pembelajaran.21
Seorang guru juga harus memiliki kemampuan dalam membuat
perencanaan pembelajaran secara profesional dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik, pembelajar, sekaligus
sebagai perancang pembelajaran.22
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus
dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan
belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau
terlibat secara penuh.23
Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi
dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
21 Tutik Rachmawati dan Daryanto, op.cit., h. 94
22
Abdul Majid, op.cit.,, h. 12
23
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) h. 240-
241
16
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.24
Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan
secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan
pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh
karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya bersifat
fleksibel dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya
dengan respons siswa dalam proses pembelajaran sesunggunhnya.25
C. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.26
Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja
diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan ilmu kepada
peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.
Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan
rencana pengajaran yang telah diprogramkan.27
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental maupun fisik melalui interaksi antar peserta
dengan peserta didik lainnya, peserta didik dengan guru, serta lingkungan dan
sumber belajar. Dalam proses pembelajaran seorang guru seringkali
menggunakan strategi atau metode pembelajaran dan media pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran yang berlangsung tidak monoton
dan membosankan.
24 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 2,
h. 7
25
Kunandar, op.cit., , h. 241.
26
Tutik rachmawati dan daryanto, op.cit.,, h. 139
27
Ibid
17
1. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya
tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.28
Menurut Bambang Warsita dalam bukunya yang berjudul Teknologi
Pembelajaran, strategi pembelajaran adalah “spesifikasi untuk
menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan
pembelajaran dalam suatu mata pelajaran”. Strategi pembelajaran
meliputi situasi belajar dan komponen pembelajaran. Dalam
mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran tergantung pada situasi
belajar, sifat materi, dan jenis belajar yang dikehendaki. Strategi
pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pembelajaran dalam
mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi
pelajaran serta sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat
dikuasai oleh peserta didik secara efektif dan efisien. Oleh karena itu
dalam aplikasinya terdapat empat aspek sebagai berikut: 29
a. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam
menyampaikan materi atau isi pelajaran kepada peserta didik
b. Metode pembelajaran, yaitu cara guru mengorganisasikan materi
pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif
dan efisien
c. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang
digunakan guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
d. Waktu yang digunakan guru dan peserta didik dalam menyelesaikan
setiap langkah dalam kegiatan pemmbelajaran
Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari
urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta
28 Ibid, h. 149
29
Bambang Warsita, op.cit., h. 24-25
18
didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Dengan kata lain strategi pembelajaran dapat pula
disebut sebagai cara yang sistematis dalam mengomunikasikan isi
pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.30
D. Hasil belajar
Lindgren mendefinisikan hasil belajar meliputi kecakapan, informasi,
pengertian, dan sikap.”31
Menurut Benjamin S. Bloom yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul
Haris, hasil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Tiga ranah
(domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif, psikomotorik”.32
Hasil belajar yang diharapkan dari proses belajar yang utama adalah
adanya perubahan baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan, yang pada
akhirnya bermuara pada pencapaian pendidikan nasional.
E. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara (و سائل ( atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.33
30 Ibid
31
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), cet. 2, h. 24
32
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013),
h. 14
33
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 14, h.
3
19
Beberapa pakar mengemukakan pengertian media diantaranya:
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media.34
Briggs berpendapat bahwa “media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.”35
Sedangkan Heinich dan kawan-kawan mengatakan bahwa medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antar sumber dan penerima.
Jadi, televisi, film, foto, video, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media
itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran. 36
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) mengartikan media adalah bentuk bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.37
Dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.38
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”
yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang
berarti menyampaikan pikiran. Sardiman, dkk menyatakan
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi
34Ibid
35
Arief S. Sadirman dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), cet. 4, h. 6
36
Azhar Arsyad, op.cit., h. 4
37
Arief S. Sadirman dkk., op.cit., h. 7
38
Ibid.
20
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik
sedangkan menurut Miarso pembelajaran disebut juga kegiatan
pembelajaran (instruksional) yaitu usaha mengelola lingkungan dengan
sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi
tertentu.39
Berdasarkan uraian diatas, media pembelajaran dapat dipahami
sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif.40
Menurut Oemar Hamalik media pendidikan adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah.41
Sedangkan menurut Sadiman, media pengajaran adalah sebagai
salah satusumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga
membantu mengatasi perbedaan gaya belajar, minat, intelejensi,
keterbatasan daya indera dan lain-lain.42
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat
untuk menyampaikan pesan pembelajaran sehingga dapat membantu
proses belajar dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkakn keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.43
39 Bambang Warsita, op.cit., h. 85.
40
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), cet. 4, h. 7-8
41
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994), cet. 4, h. 12
42
Arief S. Sadirman dkk., op.cit., h. 13
43
Azhar Arsyad, op.cit., h. 15
21
2. Fungsi media
Dalam buku media pembelajaran yang ditulis oleh Yudhi Munadhi
fungsi media pembelajaran adalah: 44
a. Sumber belajar
Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Maksud
dari sumber belajar yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung
dan lain-lain. Fungsi media sebagai sumber belajar adalah fungsi
utamanya disamping fungsi-fungsi lain.
Menurut mudhoffir dalam bukunya mengatakan bahwa sumber
belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional
yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang
mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan
demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam
sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
b. Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami
anak didik. Dimuka telah disinggung bahwa bahasa meliputi lambang
(symbol) da nisi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang
keduanya telah menjadi totalitas pesan (message), yang tidak dapat
dipisahkan. Unsur dasar itu adalah “kata”. Kata atau kata-katasudah
jelas merupakan symbol verbal. Simbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu lainnya.
c. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik)
umum yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum, media
memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan
waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
44 Yudhi Munadi, op.cit, h. 37-48
22
Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas
ruang dan waktu yaitu: media mampu menghadirkan objek atau
peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, media mampu
menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang
menjadi singkat, serta media mampu menghadirkan kembali objek
atau peristiwa yang telah terjadi.
Sedangkan kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan inderawi manusia yaitu: membantu siswa dalam
memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti sel,
molekul, atom, dan lain-lain. Selanjutnya media membantu siswa
dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu
cepat, membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan
kejelasan suara, dan yang terakhir, media dapat membantu siswa
dalam memahami objek yang terlalu kompleks.
d. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terbagi kedalam 3 macam yaitu:
1) Fungsi atensi yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi ajar. Dengan demikian media
pembelajaran mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa
2) Fungsi afektif yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat
penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan
adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan
untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya
akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
3) Fungsi kognitif yaitu siswa yang belajar melalui media
pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-
bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi,
baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa.
Media pembelajaran ikut andil dalam mengembangkan
kemampuan kognitif siswa.
23
e. Fungsi imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan
imajinasi siswa. Dengan media pembelajaran, siswa mampu
menumbuhkan kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa
mendatang, atau mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang
didominasi kuat oleh pikiran-pikiran autistik.
f. Fungsi motivasi
Media pembelajaran dapat membantu para guru untuk
mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar
untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga
motivasi belajar siswa meningkat.
g. Fungsi sosio-kultural
Media pembelajaran mampu mengatasi hambatan sosio-kultural
antar peserta komunikasi pembelajaran. Media memudahkan guru
untuk memahami karakteristik siswa yang tidak sedikit jumlahnya
apalagi bila latar belakang guru dengan siswanya berbeda, seperti
adat, budaya, lingkungan dll. Oleh karena itu, media pembelajaran
memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
3. Jenis-jenis media
Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya berpendapat bahwa media
dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok
besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, dan
multimedia.45
a. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Jenis-jenis media yang termasuk dalam media ini adalah
program radio, dan program media rekam (software).
45 Yudhi Munadi, op.cit., h. 54-57
24
b. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Yang termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak verbal,
media cetak grafis, dan media visual non cetak. Seperti buku,
majalah, Koran, modul, komik, dan lain-lain, bisa juga dibuat dalam
bentuk tayangan yakni melalui projectable aids, atau alat-alat yang
mampu memproyeksikan pesan-pesan visual seperti digital projector
(biasa disebut LCD atau Infocus), dan lain-lain.
c. Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Contohnya
seperti film, video, televise dan dapat juga disambungkan pada alat
proyeksi (projectable aids).
d. Multimedia yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam
sebuah proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media ini adalah
segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa
melalui computer dan internet.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain macam-
macam media dilihat dari jenisnya yaitu:46
a. Media Auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja. Seperti radio, kaset rekorder, piringan hitam. Media ini
tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam
pendengaran
b. Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar
atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media Audiovisual, adalah mediayang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
46 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), cet. 4, h.124-125
25
baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi lagi kedalam:
1) Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, dan
cetak suara
2) AudioVisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video
kaset.
4. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat
kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang
bersangkutan. 47
Dick dan Carey dalam buku yang ditulis oleh Sadiman menyebutkan
bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, masih
ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,
yaitu: 48
a. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan
tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka harus dibeli atau
dibuat sendiri
b. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana,
tenaga dan fasilitasnya
c. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya bisa
digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan
kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan
d. Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang sebab ada
jenis media yang biaya produksinya mahal (seperti program film
47 Arief S Sadiman, op.cit., h. 85
48
ibid, h. 86
26
bingkai). Jika dilihat dari kestabilan materinya dan penggunaannya
yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang mungkin
lebih murah dari media yang biaya produksinya murah tetapi setiap
waktu materinya berganti.
Menurut Rusman dalam bukunya yang berjudul Belajar dan
pembelajaran berbasis komputer, ada beberapa tahap yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, diantaranya adalah:49
a. Menentukan media pembelajaran berdasarkan identifikasi tujuan
pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik aspek materi
pelajaran yang akan dipelajari. Aspek pertama yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran adalah tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Setelah guru memahami fokus tujuan atau
pembentukan media apa yang relevan untuk mencapai kompetensi
dan menguasai materi pelajaran.
b. Mengidentifikasi karakteristik media pembelajaran harus disesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa, penggunaannya dikuasai guru,
ada di sekolah, mudah penggunaannya, tidak memelukan waktu yang
banyak atau sesuai dengan waktu yang disediakan, dapat mencapai
tujuan pembelajaran dan meningkatkan kreativitas siswa.
c. Mendesain penggunaannya dalam proses pembelajaran bagaimana
tahapan penggunaannya sehingga menjadi proses yang utuh dalam
proses pembelajaran
d. Mengevaluasi penggunaan media pembelajaran sebagai bahan
umpan balik dariefektivitas dan efisiensi media pembelajaran.
Dari pendapat-pendapat diatas, jelaslah bahwa memilih media tidak
mudah. Media yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa
ketentuan dengan pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-
49 Rusman, op.cit., h. 168-169
27
benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan dan
memperjelas pemahaman siswa.50
Dengan mempertimbangkan beberapa kondisi tersebut, maka
diharapkan media yang dipilih akan bisa dipergunakan secara maksimal
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
F. Media Video Animasi
1. Pengertian video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Video yang
informasinya disimpan menggunakan signal dari video televise, film,
video tape atau media non komputer lainnya.51
Video merupakan gambaran suatu objek yang bergerak bersama-
sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Video memiliki
kemampuan dalam melukiskan gambar hidup dan suara memberinya
daya tarik tersendiri. Pada umumnya video digunakan untuk tujuan-
tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,
mengajarkan keterampilan, menyingkat, atau memperpanjang waktu,
dan mempengaruhi sikap.52
Video sangat membantu proses pembelajaran efektif. Karena video
merupakan media yang melibatkan dua indera, yakni pendengaran dan
penglihatan, karena apa yang dipandang oleh mata dan terdengar oleh
telinga lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya
dapat dibaca saja atau hanya didengar saja.
50 Ibid, h. 170
51
Bambang Eka Purnama, Konsep Dasar Multimedia (Yoyakarta : Graha Ilmu, 2013), h 87
52
Azhari Arsyad, op.cit., h. 49
28
2. Manfaat Video
Manfaat video dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran, antara lain:
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan
c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
e. Mengembangkan imajinasi peserta didik
f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang
lebih realistik
g. Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang
h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu
menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
yang diharapkan dari siswa
i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai
maupun yang kurang pandai
j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
k. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk
di evaluasi
Namun selain kelebihan-kelebihan diatas, ia pun tidak lepas dari
kelemahannya, yakni media terlalu menekankan pentingnya materi
ketimbang proses pengembangan materi tersebut. Dilihat dari
ketersediaannya, masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran di sekolah. Di sisi lain, produksi video sendiri
membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak.53
3. Pengertian Animasi
Animasi adalah urutan frame yang ketika diputar dalam frame
dengan kecepatan yang cukup dapat menyajikan gambar bergerak lancar
seperti sebuah film atau video. Animasi juga diartikan dengan
53 Yudhi Munadi, op.cit., h. 127
29
menghidupkan gambar, sehingga perlu mengetahui dengan pasti setiap
detailkarakter, mulai dari tampak depan (depan, belakang, 3/4 dan
samping) detail muka si karakter dalam berbagai ekspresi (normal, diam,
marah, senyum, ketawa, kesal dan lainnya) lalu pose/gaya khas karakter
bila sedang melakukan kegiatan tertentu yang menjadi ciri khas si
karakter tersebut.54
4. Proses pembuatan animasi
Ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara
konvensional dan digital. Proses secara konvensional sangat
membutuhkan dana yang cukup mahal, sedangkan proses pembuatan
digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal perbaikan, proses digital
lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional.
Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi
Hercules mengakui komputer cukup berperan. “perbaikan secara
knvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu2 hari sedangkan secara
digital hanya memakan waktu berkisar antara 30-45 menit”. Dalam
pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah film
selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film masih dalam proses,
tetapi kadang-kadang seperti dalam animasi jepang, sulih suara justru
dilakukan setelah filmnya selesai dibuat.55
5. Keuntungan dan kelemahan menggunakan animasi
Menurut Bambang Eka Purnama dalam bukunya yang berjudul
Konsep Dasar Multimedia, keuntungan dalam menggunakan animasi
adalah:
54 Bambang Eka Purnama, op.cit., h. 81
55
Ibid, h. 81
30
a. Menarik perhatian
b. Menampilkan aksi-aksi yang tidak terlihat atau proses fisik yang
berbeda
c. Meningkatkan retensi
d. Memungkinkan visualisasi dari konsep imajinasi, objek, dan
hubungan-hubungannya
e. Menggunakan animasi dengan flash untuk membuat situs web
menjadikan situs tersebut lebih interaktif dan dinamis.
f. Animasi dapat menggabungkan sejumlah besar data ilmiah ke dalam
satu paket, yang kemudian dapat disajikan dengan simple
g. Dengan berkembangnya tools dalam pembuatan animasi flash,
sekarang ini memastikan bahwa perancang dapat membuat desain
web yang rumit dan sangat baik, yang akan sulit terjadi dalam
pengaturan HTML yang statis.
h. Ukuran file animasi flash yang semakin kecil, yang memungkinkan
loading situs lebih cepat dari sebelumnya.56
Kelemahan dalam menggunakan animasi adalah:
a. Memerlukan tempat penyimpanan dan memory yang besar.
b. Memerlukan peralatan khusus untuk presentasi yang berkualitas.
c. Animasi 2D tidak mampu menggambarkan aktualisasi seperti video
ataupun fotografi.
d. Sulitnya pencarian dilakukan, karena flash dan animasi teks sering
tidak dalam format yang dapat dengan mudah dibaca oleh search
engine.
e. Diperlukannya plug-in khusus yang harus diinstal browser.
f. Terlalu banyak animasi dan grafik juga akan membuat loading
halaman web lambat.
g. Situs dengan animasi flash intro yang lengkap dengan audio, kadang
membuat kesal pengunjung situs yang tidak ingin dipaksa mendengar
audio. Ditambah dengan adanya file audio, beban loading komputer
56
Bambang Eka Purnama, op.cit., h. 85
31
semakin besar, yang menyebabkan loading situssemakin lambat dan
tidak efisien.57
G. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa.58
Di dalam GBPP di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan
agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, manghayati, dan mengamalkan agama islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nnasional.59
Menurut Zakiyah Darajat pendidikan Agama Islam adalah “Salah
satu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam
sebagai pandangan hidup.”60
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam adalah upaya
sadar dan terencana serta salah satu usaha untuk membina dan mengasuh
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, ajaran agama islam secara menyeluruh dibarengi dengan
57 Ibid., h. 85-86
58
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet. 3, h. 130
59
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
cet. 3, h. 76
60
Ibid
32
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Secara umum pendidikan Agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman
peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.61
H.M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama islam
adalah membina dan mendasari kehidupan anak dengan nilai-nilai
syari’at islam secara benar sesuai dengan pengetahuan agama.62
Imam al-Ghazali berpendapat bahwa tujan pendidikan agama islam
yang paling utama ialah beribadah dan bertaqarrub kepada Allah, dan
kesempurnaan insani yang yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.63
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan agama islam itu adalah untuk membentuk manusia yang
mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur,
bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna tercapainya
kebahagiaan dunia akhirat.
Ruang lingkup pendidikan agama islam mencakup tujuh unsur
pokok, yaitu al-Qur’an-Hadits, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah,
akhlak, dan tarikh (sejarah islam) yang menekankan pada perkembangan
politik.64
Sedangkan menurut Yunus Namsa ruang lingkup pendidikan agama
islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah swt
61 Ibid., h. 78
62
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), cet. 1, h. 20
63
Ibid
64
Muhaimin, op.cit., h. 79
33
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
c. Hubungan manusia dengan dirinya, dan
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya65
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani fungsi pendidikan agama
Islam adalah:66
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang
tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan
lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan
pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang
secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia
seutuhnya
65 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 23
66
Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit., h. 134
34
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,
sistem dan fungsionalnya
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiiri
dan bagi orang lain.
H. Hasil penelitian yang relevan
Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yangrelevan
adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Media Animasi Dalam Peningkatan Hasil Belajar Pada
Pembelajaran Shalat Kelas V Di SDN 2 Semangkak Klaten Tengah
Jawa Tengah Oleh Ahmad Zainal Arifin (2013). Menyimpulkan bahwa:
pelaksanaan guru PAI dalam menerapkan pembelajaran dengan
memanfaatkan media animasi dalam menerapkan pembelajaran dengan
memanfaatkan media animasi dalam pembelajaran fiqh di SDN 2
Semangkak Klaten Tengah, Kab. Klaten dapat dikatakan baik, karena
dari hasil observasi yang dilaksanakan untuk melihat aktivitas guru
selama pelaksanaan pembelajaran terjadi peningkatan yang signifikan.
Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
memanfaatkan media animasi dalam pembelajaran fiqh dapat dikatakan
baik karena lebih dari 80% siswa menyatakan pembelajaran
menyenangkan, suka dengan pembelajaran dan dapat lebih memahami
materi. Dalam penelitian tersebut terdapat penelitian yang relevan
dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas mengenai video
animasi dan sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Sedangkan perbedaannya adalah penulis meneliti efektifitas video
animasi dalam proses pembelajaran sedangkan penelitian ini meneliti
tentang penggunaan video animasi untuk meningkatkan hasil belajar.
35
2. Efektifitas Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Sahabat Nabi Muhammad saw Pada Siswa Kelas V SDN Kayu Putih 09
Pagi oleh Agus Rohman (2014). Menyimpulkan bahwa: berdasarkan
perumusan masalah “Bagaimana efektifitas penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran kisah sahabat nabi muhammad SAW Pada
Siswa Kelas V SDN Kayu Putih 09 Pagi? Dan bagaiman peran guru
dalam pembelajaran kisah sahabat nabi muhammad SAW Pada Siswa
Kelas V SDN Kayu Putih 09 Pagi? Maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaan dengan berbantuan audio visual dangat efektif, hal ini
terbukti dengan tercapainya tujuan pembelajaran, pemanfaatan audio
visual dalam proses belajar mengajar merupakan kreatifitas guru dalam
rangka meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi lebih optimal,
dan berdasarkan wawancara menunjukkan pelaksanaan pemanfaatan
media audio visual pada saat pembelajaran sangat efektif. Dalam
penelitian tersebut terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian
penulis yaitu sama-sama membahas mengenai video animasi.
Sedangkan perbedaannya adalah penulis meneliti efektifitas video
animasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
sedangkan penelitian ini efektifitas video animasi dalam pembelajaran
Sejarah Sahabat Nabi Muhammad saw.
3. Penggunaan Media Audo Visual Untuk Menumbuhkan Motivasi
Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas VIII Mts Al-Hamidiyah Depok oleh
Agung Cipto Aji (2017). Menyimpulkan bahwa keterkaitan dan
prasarana serta kegunaan media audio visual dalam menunjang proses
kegiatan belajar mengajar dapat memberikan motivasi yang lebih
kepada pesertaa didik untuk semangat dalam belajar, dengan
ditampilkannya media audio visual dalam pembelajaran Al-qur’an
hadits membuat sikap murid yang baik. Terlihat dalam proses
pembelajaran dari murid yang antusias dalam belajar, semangat, lebih
perhatian, dan menyenangi pelajaran tersebut. persamaan penelitian
yang relevan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas
36
mengenai audio visual (video) dan sama-sama menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaannya adalah
penulis meneliti efektifitas video animasi dalam proses pembelajaran
sedangkan penelitian ini meneliti tentang penggunaan video untuk
meningkatkan motivasi belajar.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan yang
beralamat di Jalan Lontar Martil Perum Sarua Permai, Benda Baru, Pamulang,
Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan
Mei 2017
B. Latar Penelitian
SMP Negeri 9 Tangerang Selatan berdiri pada tahun 1992, sebelumnya
bernama SMPN 2 Pamulang. Namun karena terbentuknya kota Tangerang Selatan,
maka berubah pula nama SMPN 2 Pamulang menjadi SMPN 9 Tangerang Selatan.
Dari tahun ke tahun SMP Negeri Tangerang Selatan juga mengalami beberapa
perubahan nama yaitu pada tahun 1992 - 1996, bernama SMPN 1 Pamulang,
kemudian pada tahun 1997 – 2001 berganti nama menjadi SLTPN 2 Pamulang,
tahun 2002 – 2008 berganti nama kembali menjadi SMPN 2 Pamulang, dan dari
tahun 2009- sekarang berganti nama SMPN 9 Tangerang Selatan. SMP Negeri 9
Tangerang Selatan terdiri atas 2 lantai dan memiliki 27 rombel. Untuk Kelas VII
terdiri atas (1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10), kelas VIII (1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10) dan
kelas IX (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7).
SMP Negeri 9 Tangerang Selatan memiliki fasilitas yang mendukung
kegiatan siswa seperti laboraturium IPA, laboraturium komputer, lapangan, toilet
siswa, masjid, ruang tata usaha, koperasi, kantin, dapur, UKS, ruang kepala
sekolah, ruang guru, perpustakaan dan ruangan lainnya. Setiap ruang kelas sudah
dilengkapi dengan proyektor, kipas angin, lemari, meja guru, papan tulis, serta
kursi dan meja untuk siswa gunakan saat belajar.
38
C. Metode penelitian
Metode penelitian adalah rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.1
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
ole subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindaka, dll.2 Penelitian
kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang memerlukan pemahaman yang
mendalam dan menyeluruh berhubungan dengan obyek yang diteliti bagi
menjawab permasalahan untuk mendapat data-data kemudian dianalisis dan
mendapat kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi yang tertentu.3
Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan dan menganalisis hal-hal
yang berkaitan dengan efektifitas penggunaan media video animasi dalam proses
pembelajaran agama Islam di kelas VIII-1 di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan
melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, data yang diperoleh
berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan validitasnya dapat di pertanggung
jawabkan dalam penelitian ini maka teknik yang digunakan adalah :
1. Observasi
Observasi yaitu suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Cartwright & Cartwright
mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan
mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), cet. 1, h. 52
2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi), (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 6
3 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi, 2013), cet. 5, h. 17
39
tertentu.4 Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.5
Tujuan observasi adalah mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikasi dari
interelasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial
serba kompleks dalam pola-pola kultur tententu.6
Pada penelitian ini dilakukan observasi secara langsung dengan
mengamati dan mencatat terhadap kegiatan proses beajar mengajar. Sebelum
melakukan observasi, peneliti membuat kisi-kisi observasi terlebih dahulu
untuk memfokuskan apa yang akan diobservasi yaitu efektivitas proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dijadikan dimensi kemudian
dijabarkan menjadi indikator.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi
4 ibid, h. 131
5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), cet. 1, h. 143
6 ibid
Fokus Dimensi Indikator
Efektivitas
proses
pembelajaran
PAI
Komunikasi secara
efektif
1. Siswa berkomunikasi dengan
guru secara aktif
2. Siswa berkomunikasi dengan
baik kepada teman sejawat
saat mengerjakan tugas
kelompok
3. Mampu berkomunikasi
didepan kelas
4. Tidak gugup saat bertanya dan
menjawab pertanyaan
Antusiasme dalam 1. Kemauan sendiri
40
2. W
a
w
a
n
c
a
r
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumplan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban
responden.7
Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan.8
Wawancara ini ditunjukkan kepada beberapa siswa kelas VIII-1 SMP
Negeri 9 Tangerang Selatan untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dan diteliti. Adapun Kriteria penentuan
informan adalah memilih beberapa siswa yang memiliki nilai tertinggi, sedang
dan terendah. Selain dilihat dari prestasi atau nilai, informan juga dipilih
berdasarkan keaktifan saat proses pembelajaran berlangsung.
Sebelum melakukan wawancara peneliti membuat kisi-kisi observasi
terlebih dahulu untuk memfokuskan hal apa saja yang akan di wawancara
terkait efektivitas penggunaan video animasi dalam proses pembelajaran
pendidikan agama Islam.
7 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), cet. 10, h. 173
8 Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bmi Aksara, 2010), h. 83
mata pelajaran 2. Lebih perhatian
3. Senang
4. Berminat
5. Bertanggung jawab
6. Konsentrasi
Penguasaan materi 1. Siswa mampu menjelaskan
kembali materi yang telah
dipelajari
2. Siswa mengerti ketika ditanya
tentang materi
41
Tabel 3.2
Kisi-kisi Wawancara
Fokus Dimensi Indikator
(Proses Pembelajaran)
Sumber
Data
Fungsi Media
Pembelajaran dan
Proses
Pembelajaran
Fungsi media
sebagai sumber
belajar
1. Tujuan pembelajaran
2. Materi
3. Pelaksanaan
pembelajaran
4. Evaluasi pembelajaran
Siswa
Fungsi media
sebagai
Psikologi
1. Tujuan pembelajaran
2. Materi
3. Pelaksanaan
pembelajaran
4. Evaluasi pembelajaran
Siswa
Fungsi media
sebagai
Imajinatif
1. Tujuan pembelajaran
2. Materi
3. Pelaksanaan
pembelajaran
4. Evaluasi pembelajaran
Siswa
Fungsi media
sebagai
Motivasi
1. Tujuan pembelajaran
2. Materi
3. Pelaksanaan
pembelajaran
4. Evaluasi pembelajaran
Siswa
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.9
Dokumen merupakan segala suatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 240
42
oleh manusia, dokumen yang dimaksudkan adalah segala catatan dalam kertas
(hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa buku,
artikel media massa, catatan harian, manifesto, umdang-undang, notulen,
blog, halaman web, foto, dan lainnya.10
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto kegiatan
belajar serta data-data yang ada di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan yang
berkaitan dengan penelitian.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Penetapan keabsahan data (trustworthiness) data diperlukan teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu. Ada kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility)11
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru.12
Perpanjangan pengamatan dilakukan untuk menggali informasi
yang lebih mendalam agar data yang diperoleh sesuai dengan yang peneliti
inginkan. Dengan melakukan perpanjangan pengamatan, maka responden akan
merasa lebih akrab dan terbuka sehingga akan memberikan informasi yang
mendalam.
Melalui teknik ini peneliti dapat menguji ketidakbenaran informasi yang
dierkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari
responden, dan membangun kepercayaan subyek sehingga dapat dipastikan
apakan konteks itu dipahami dan dihayati atau tidak.13
10 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), cet. 1, h. 61
11
Lexy J. Meleong, op. cit., , h. 324.
12
Sugiyono, op.cit.,, h. 270.
13 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penelitian
Skripsi, h. 73
43
2. Peningkatan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol kemudian
ia menelaah. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.14
Melalui teknik ini peneliti juga mengadakan pengamatan dengan teliti dan
rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol,
kemudian menelaahnya secara rinci sampai para suatu titik sehingga pada
pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah
sudah dipahami dengan cara biasa. 15
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada.16
Triangulasi merupakan cara untuk melihat fenomena dari berbagai
sudut, melakukan pembuktian temuan dari berbagai sumber informasi dan
teknik sebagai ilustrasi proses yang peneliti lakukan.17
F. Teknik analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.18
Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media video animasi dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Negeri 9 Tangerang
Selatan, maka teknik analisis deskriptif dilakukan dengan beberapa tahap:
14 Sugiyono, op.cit., h. 272.
15 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 73
16 Sugiyono, op.cit., h. 241
17
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 74
18 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2014), cet. 9, h. 89
44
1. Organisasi Data
Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan
mengorganisasikan data. Dengan data kualitatif yang sangat beragam dan
banyak, menjadi kewajiban peneliti untuk mengorganisasikan datanya dengan
rapi, sistematis dan selengkap mungkin.
Menurut highlen dan Finley mengatakan bahwa organisasi data yang
sistematis memungkinkan peneliti untuk:
a. Memperoleh kualitas data yang baik
b. Mendokumentasikan analisis yang dilakukan
c. Menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian
penelitian19
2. Koding dan Analisis
Langkah penting yang harus dilakukan sebelum analisis yaitu
membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh yaitu koding. Koding
dimaksudkan untuk mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap
dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang
dipelajari. Maka dari itu peneliti akan menemukan makna dari data yang
dikumpulkannya.20
19 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitaif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LPSP3, 1998),
h. 89
20
Ibid
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak
berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto)
ataupun bentuk-bentuk non angka lain.1
Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Menurut E. Kristi Poerwandari peelitian kualitatif memiliki sifat
yang terbuka dan luwes. Metode dasar pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif pada umumnya adalah observasi dan wawancara.2
1. Data observasi
Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi efektivitas proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Proses pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.3
Sedangkan menurut Wottuba dan Wraight indikator yang menunjukkan
pembelajaran efektif diantaranya komunikasi secara efektif, antusiasme
siswa pada mata pelajaran, dan penguasaan siswa terhadap materi.4
a. Komunikasi Secara Efektif
Adapun indikator komunikasi yang efektif dalam proses
pembelajaran yaitu:
1 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LPSP3 UI,
1998), h. 61
2 Ibid, h. 86
3 Tutik rachmawati dan daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik,
(Yogyakarta: Gava Media, 2015), cet. 1, h. 139
4 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran landasan dan aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h.289-290
46
1) Siswa berkomunikasi dengan guru secara aktif
Pada proses pembelajaran pendidikan agama islam guru
menggunakan media video animasi untuk menyampaikan materi
pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat sangat
antusisas dan ketika guru memberikan pertanyaan, siswa pun
berlomba-lomba mengacungkan tangan dan menjawab. Kemudian
pada saat siswa belum memahami materi yang disampaikan, siswa
tidak takut dan tidak malu untuk bertanya kepada guru. Dengan
menggunakan video animasi, pembelajaran di dalam kelas pun
terasa lebih hidup dan tidak pasif.
2) Siswa berkomunikasi dengan baik kepada teman sejawat
Setelah materi pelajaran disampaikan melalui video animasi, guru
memberikan tugas kepada siswa untuk berdiskusi dan menuliskan
hasil diskusi kedalam kertas. Saat diskusi berlangsung, sangat
terlihat jelas siswa berkomunikasi dengan baik kepada teman-
temannya, mereka saling bertukar fikiran dan bertukar pendapat
serta saling menghargai pendapat temannya yang lain, meskipun
masih ada beberapa siswa yang mengobrol dengan siswa lainnya.
3) Mampu berkomunikasi di depan kelas
Para siswa diwajibkan untuk mempresentasikan hasil diskusi
mereka di depan kelas, disini pun terlihat bahwa siswa
memresentasikan hasil diskusi mereka dengan baik, walaupun ada
sedikit rasa gugup dan malu dengan temannya, para siswa tetap
berusaha percaya diri dan berani serta menyampaikan hasil diskusi
mereka dengan sebaik mungkin.
4) Tidak gugup saat bertanya dan menjawab pertanyaan
Dalam proses pembelajaran menggunakan video animasi, tidak
sedikit siswa yang bertanya kepada guru tentang tayangan video
47
animasi yang belum mereka fahami, selain itu para siswa juga
bertanya ketika ada penjelasan guru yang belum jelas, saat
bertanya mereka terlihat sangat yakin dan tidak ada rasa gugup
sama sekali. Begitu juga ketika guru memancing siswa dengan
pertanyaan-pertanyaan, siswa sangat antusias untuk menjawab
pertanyaan tersebut dan mereka menjawab dengan yakin dan
berani.
b. Antusiasme Siswa pada Mata Pelajaran
Video animasi yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran agama islam membuat siswa merasa tertarik dan senang
untuk mengikuti pembelajaran, ada beberapa hal yang diharapkan dapat
meningkat dalam diri siswa ketika belajar menggunakan media video
animasi diantaranya:
1) Kemauan sendiri
Dalam hal kemauan siswa belum tampak terlihat karena guru harus
memberikan stimulus dahulu kepada siswa, baru siswa merespon hal
tersebut. Seperti halnya guru harus memancing dengan pertanyaan-
pertanyaan baru siswa berani mengeluarkan pendapat mereka
2) Lebih perhatian
Dengan ditampilkannya media video animasi dalam proses
pembelajaran, perhatian siswa dalam belajar menjadi meningkat
dibandingkan sebelum belajar menggunakan video animasi. karena
video animasi yang ditayangkan menarik, kreatif, dan tidak
membosankan sehingga membuat para siswa tidak merasa jenuh
dalam belajar. Berbeda halnya ketika siswa belajar hanya mendapat
penjelasan dari guru tanpa menggunakan media, banyak siswa yang
mengobrol dan tidak fokus dengan materi yang disampaikan.
48
3) Senang
Belajar menggunakan video animasi tentunya membuat siswa
merasa senang, apalagi hal yang mereka dapat merupakan hal baru
yang tidak pernah didapat sebelumnya. Ini terlihat ketika siswa
sesekali tersenyum saat melihat video animasi ditayangkan, mereka
pun sangat antusias dan ingin video diputar berulang kali.
4) Berminat
Video animasi juga meningkatkan minat belajar siswa, biasanya
siswa merasa malas-malasan ketika akan belajar agama islam,
namun setelah mengetahui bahwa guru akan menggunakan media
video animasi siswa langsung antusias untuk mengikuti pelajaran,
yang sebelumnya duduk dengan tidak beraturan, mereka langsung
merapikan sendiri posisi duduk mereka.
5) Bertanggung jawab
Saat diberikan tugas untuk berdiskusi, siswa terlihat sudah cukup
bertanggung jawab karena merekalangsung membuat kelompok dan
berdiskusi dengan tertib serta menuliskan hasil diskusi ke dalam
kertas yang diberikan guru, kemudian mereka mengutus perwakilan
kelompok untuk memresentasikan hasil diskusi mereka.
6) Konsentrasi
Ketika video animasi berlangsung fokus siswa hanya pada video
saja, jarang sekali terlihat siswa mengobrol dengan teman
sebangkunya. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi siswa
meningkat saat belajar menggunakan video animasi
c. Penguasaan materi
Dengan menggunakan media video animasi siswa lebih mudah
menguasai materi dan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk
belajar.hal ini terbukti pada saat siswa diminta untuk menjelaskan
49
kembali materi yang telah dipelajari, mereka mampu menjelaskan
dengan baik begitu juga saat guru memberikan pertanyaan tentang
materi yang disampaikan, siswa langsung berlomba-lomba untuk
menjawab pertanyaan dan sebagian besar jawaban mereka benar atau
mendekati.
2. Data Wawancara
Wawancara ini ditunjukkan kepada beberapa siswa kelas VIII-1 SMP
Negeri 9 Tangerang Selatan untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dan diteliti.
a. Wawancara siswa
Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Mei 2017 di ruang guru
piket. Adapun Kriteria penentuan informan adalah memilih beberapa
siswa yang memiliki nilai tertinggi, sedang dan terendah. Selain dilihat
dari prestasi atau nilai, informan juga dipilih berdasarkan keaktifan saat
proses pembelajaran berlangsung.
Kemudian pada tanggal 28 Agustus 2017 peneliti melakukan
triangulasi dan mewawancara kembali 3 siswa yang berbeda dengan
sebelumnya dengan kriteria yang sama. Hal ini dilakukan agar peneliti
memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang masalah yang akan
diteliti.
Tabel 4.1
Data Informan Siswa
No Nama Status Asal
1 Alifvia Talitha Salsabila Siswi Pamulang
2 Deki Ravaneli Mustary Siswa Pamulang
3 Muhammad Fudhail Qadri Siswa Pamulang
4 Ahmad Faizal Syafi’i Siswa Serua Permai
5 Aghi Saha Siswa Serua Permai
6 Anindya Siswa Pamulang
50
3. Data Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah hasil ulangan harian dan ulangan
tengah semester, serta absensi kelas VIII 1. Dokumentasi lainnya berupa
keadaan sekolah, sarana dan prasarana yang ada pada sekolah SMP Negeri 9
Tangerang Selatan.
B. Pembahasan
1. Situasi Proses Pembelajaran melalui Media VideoAnimasi
Dalam penelitian terhadap efektivitas penggunaan video animasi dalam
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ada beberapa tahapan yang
dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan dahulu naskah video
animasi yang akan digunakan untuk mengajar, setelah naskah video
selesai dilanjutkan dengan pembuatan video animasi yang dibantu oleh
orang yang sudah profesional dan berisi tentang materi puasa, kemudian
dilakukan penyusunan RPP untuk 2 kali pertemuan. setelah video
animasi selesai, peneliti bermusyawarah bersama guru PAI yang
bersangkutan untuk merencanakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan video animasi pada materi puasa.
b. Tahap pelaksanaan
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti (sebagai guru) mengatur tempat
duduk siswa terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal saat pembelajaran berlangsung.
Kemudian guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
proses pembelajaran menggunakan video animasi tersebut.
1) Kegiatan pendahuluan
Guru mengucapkan salam terlebih dahulu kemudian memimpin
do’a sebelum dimulainya pembelajaran. Setelah do’a selesai, guru
51
melihat kondisi di dalam kelas yang belum kondusif untuk belajar,
masih banyaknya siswa yang bercengkerama, bercanda, dan belum
fokus pada mata pelajaran. Maka dari itu guru melakukan ice
breaking yang bertujuan untuk mengembalikan fokus siswa,
menghilangkan rasa kantuk, bosan dan kembali semangat mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Saat keadaan kelas mulai kondusif, guru memberitahu materi
pelajaran yang akan disampaikan yaitu materi tentang puasa. Namun
sebelum materi disampaikan, guru mengulang materi yang telah
diajarkan agar siswa tidak melupakan materi yang telah disampaikan
sebelumnya. Kemudian guru membacakan kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam materi pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Setelah membacakan kompetensi dan tujuan, guru membagi
siswa menjadi 5 kelompok dengan cara siswa berhitung satu
sampai lima kemudian setelah angka lima siswa lanjutkan kembali
ke angka satu dan begitu seterusnya. Tiap-tiap siswa yang
menyebutkan angka dengan bilangan yang sama dijadikan dalam
satu kelompok. Kemudian guru membagikan satu lembar kertas
kepada masing-masing kelompok.
Selanjutnya guru memutarkan video animasi pembelajaran
tentang puasa. Namun sebelumnya guru menghimbau kepada
siswa agar dapat menyimak dengan baik dan seksama. Seluruh
siswa memiliki antusias yang sangat tinggi saat video diputar,
disana terlihat sekali bahwa siswa sangat tertarik dengan materi
yang disampaikan melalui media audio visual (video animasi),
mereka terlihat sangat konsentrasi dan memperhatikan video
secara seksama. Suasana di dalam kelas terasa sangat tenang dan
lebih menyenangkan karena video animasi yang digunakan oleh
52
guru membuat siswa tidak merasa jenuh dan bosan serta lebih
semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan belajar
menggunakan media video animasi, sikap siswa lebih banyak
menyimak, memperhatikan menghargai, dan mendengarkan secara
sungguh-sungguh, bahkan siswa lebih kreatif dan kritis terhadap
apa yang mereka tanyakan.5
Saat video animasi selesai diputar, guru menjelaskan kepada
masing-masing kelompok agar berdiskusi dan menuliskan apa
yang sudah mereka lihat dan dapatkan dari video animasi tersebut
ke dalam kertas kosong yang sudah dibagikan sebelumnya,
masing-masing kelompok akan mengutus perwakilan dari
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di
depan kelas.
Pada saat siswa sedang berdiskusi, terlihat mereka sangat baik
berkomunikasi dengan teman sejawat mereka, saling
mengeluarkan pendapat dan menghargai pendapat dari teman yang
lainnya, berdiskusi serta bermusyawarah apa saja yang akan
disampaikan nanti saat presentasi didepan kelas. Hampir seluruh
siswa telah berpartisipasi pada kelompoknya untuk menyelesaikan
tugas kelompok yang diberikan.6 Namun tidak dipungkiri masih
ada beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya diluar
materi pelajaran.
Setelah diskusi selesai, guru memilih acak kelompok untuk
presentasi di depan kelas. Perwakilan kelompok pertama pun maju
dan mempresentasikan hasil diskusinya, setelah selesai presentasi,
diberikan waktu kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil
presentasi kelompok pertama tersebut. Dan ternyata cukup banyak
5 Hasil observasi di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
6 Hasil observasi di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
53
siswa yang ingin menanggapi dan bertanya kepada perwakilan
kelompok pertama. Setelah selesai presentasi pertama dilanjutkan
presentasi kedua dan begitu seterusnya. Dalam setiap perwakilan
dari masing-masing kelompok terlihat antusiasme dan semangat
mereka dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Meskipun ada
beberapa orang yang kelihatan malu-malu karena baru berbicara di
depan kelas, tetapi usaha dan kemauan mereka sangat keras. Tiap
pertanyaan yang ditanyakan oleh teman pun bisa mereka jawab. Itu
menandakan bahwa materi yang disampaikan dalam video animasi
bisa dengan mudah mereka fahami.7
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
peneliti sebagai guru pun menjelaskan materi yang diputar dalam
video tersebut, setelah menjelaskan guru memancing pertanyaan-
pertanyaan kepada murid dan membuat murid penasaran kemudian
terlihat beberapa murid yang mengacungkan tangan untuk bertanya
kepada guru. Guru pen melempar dahulu pertanyaan yang
ditanyakan kepada siswa lainnya. Siapa yang bisa menjawab
pertanyaan dari temannya tersebut, dan kemudian ada siswa yang
mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan. Dari
jawaban yang ia lontarkan sudah cukup benar namun msih ada
beberapa penjelasan yang harus ditambahkan oleh guru, dalam hal
ini terlihat siswa lebih berani dalam bertanya dan mengeluarkan
pendapatnya, siswa pun mudah mengerti dan memahami materi
yang ditayangkan dalam video animasi tersebut
3) Kegiatan penutup
Setelah dilakukannya tanya jawab, guru pun menyimpulkan
pelajaran yang telah dipelajari hari ini sambilmemberikan motivasi
7 Hasil wawancara di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
54
kepada murid untuk terus membaca buku dan belajar saat berada
dirumah. Kemudian guru menyuruh ketua belas untuk memimpin
do’a dan mengucapkan salam,
Dengan adanya video animasi murid lebih mudah memahami
pelajaran karena penglihatan, pendengaran, erta kemampuan
berfikir mereka fokus dengan video yang ditayangkan. Video
animasi juga berperan penting dalam membantu guru dalam
pelajaran, guru juga menjadi terbatu dengan adanya video animasi
tersebut.
Belajar menggunakan video animasi juga dapat
mengembangkan pemahaman murid karena dapat melihat kejadian
yang ada di video. Ada beberapa siswa yang bertanya kepada guru
ada pula yang hanya diam dan mendengarkan, ini membuktikan
bahwa siswa lebih tertarik dan bersemangat belajar ketika belajar
menggunakan video animasi. video animasi juga menciptakan
pembelajaran yang mengasyikkan dan tidak membosankan.8
2. Hasil Penelitian
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, peneliti
melakukan wawancara kepada 6 siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 9 Tangerang
Selatan, berikut hasil wawancara yang dilakukan:
a. Pemahaman siswa terhadap pelajaran menggunakan video animasi
Pembelajaran yang disampaikan menggunakan video animasi di
dalam kelas membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran
dibandingkan dengan pembelajaran yang disampaikan dengan metode
lainnya seperti ceramah, diskusi, dan lain-lain. “lebih jelas, lebih faham
pake video sih.. karena kalau dijelasin aja sama guru lebih cepet bosen,
8 hasil wawancara di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
55
kadang ngantuk. Kan kalo pake video kita bisa sambil nonton, dengerin,
terus ngebayangin bu jadi cepet faham.”9 Begitulah pernyataan siswa
setelah belajar menggunakan video animasi.
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa lebih mudah
memahami pelajaran ketika mereka belajar menggunakan video animasi,
karena menurut mereka video animasi itu salah satu media yang efektif
untuk digunakan dalam menyampaikan pembelajaran. Siswa bisa lebih
fokus dalam memerhatikan materi yang disampaikan dalam video, sebab
video yang ditampilkan menarik dan bisa memudahkan siswa menyerap
dan memahami materi yang disampaikan.
Siswa juga merasa lebih mudah mengingat materi yang
disampaikan ketika belajar menggunakan video animasi. Hal tersebut
dikarenakan siswa ikut berimajinasi tentang kejadian yang ada di dalam
video ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menggambarkan
keadaan langsung di lapangan atau di kelas.
Hal tersebut terlihat pula ketika guru meminta siswa untuk
memresentasikan hasil diskusi, mereka terlihat menguasai materi yang
telah didiskusikan sehingga ketika maju ke depan kelas mereka mampu
menyampaikan materi dengan baik. Ketika guru meminta siswa untuk
memberikan kesimpulan dari materi yang telah disampaikan siswapun
dengan mudah mengingat dan langsung menyampaikan kesimpulan dari
materi yang mereka pelajari.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa video animasi lebih
memudahkan siswa dalam belajar dibandingkan dengan belajar tanpa
menggunakan video animasi.
9 hasil wawancara di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
56
b. Video animasi membuat siswa senang
Antusiasme siswa ketika belajar menggunakan video animasi
sangat terlihat, mereka sesekali tersenyum saat ada tayangan yang lucu
dalam video. Apalagi bagi siswa yang baru pertama kali belajar
menggunakan video animasi, terlihat sekali mereka sangat senang dan
bersemangat mengikuti pelajaran. Menurut mereka, belajar
menggunakan video animasi lebih menyenangkan dibandingkan belajar
menggunakan media atau metode lainnya.
“seneng bu… lebih semangat lagi belajarnya, enak kalo belajar
pakai video animasi soalnya ga ngebosenin bu, kalau gurunya
cuma ngejelasin aja tanpa pakai media kadang suka bosen,
ngantuk, terus terlalu serius jadi males belajarnya, apalagi kalau
udah siang makin males aja deh”. 10
Berikut pernyataan dari salah seorang murid ketika diwawancara
mengenai perasaanya ketika belajar menggunakan video animasi.
Karena guru menggunakan media dalam mengajar, secara otomatis
siswa cenderung mendengarkan dan memperhatikan video animasi,
karena mereka menganggap menggunakan media video lebih menarik
dan mudah dipahami dibandingkan dengan hanya mendengarkan
penjelasan guru saja yang membuat mereka merasa bosan.
Dari pernyataan siswa diatas sudah jelas bahwa siswa lebih senang
ketika belajar menggunakan video animasi karena menurut mereka
pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah tanpa
menggunakan media sangat membosankan dan menyebabkan mereka
mengantuk, bosan, dan sebagainya sehingga mereka jarang
memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran menggunakan video
animasi juga dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar karena di
10 hasil wawancara di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
57
dalamnya terdapat visualisasi sehingga mereka lebih antusias dan
tertarik ketika belajar. Seorang guru juga tentunya harus kreatif dan
inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran agar siswa tidak
merasa bosan hendaknya guru menggunakan metode dan media yang
menarik untuk siswa.
Perasaan senang dan tertarik dengan video animasi juga
ditunjukkan oleh reaksi siswa yang meminta kembali diputarnya video
karena tayangannya sudah selesai. Mereka juga meminta agar materi
selanjutnya disampaikan menggunakan video animasi.
c. Meningkatnya keaktifan dan semangat belajar siswa
Proses pembelajaran yang menggunakan video animasi menjadikan
pembelajaran berjalan dengan lancar dan lebih hidup, semangat, serta
menjadi inspirasi bagi siswa. Siswa menjadi lebih kreatif dan kritis
dalam belajar ketika ada hal yang mereka tidak fahami mereka tidak
malu dan ragu untuk bertanya, begitu juga pada saat video ditayangkan,
hal yang tidak mereka mengerti langsung ditanyakan kepada guru.
Meskipun belajar dengan video animasi membuat siswa lebih
mudah memahami materi, namun rasa ingin tahu siswa juga meningkat
lebih besar. Berikut pendapat siswa mengenai belajar menggunakan
video “lebih aktif, lebih sering bertanya ke guru, meskipun belajar pake
video fahamnya lebih cepet tapi kadang rasa ingin tahunya jadi lebih
besar dan lebih dalem lagi bu.” 11
Selain itu ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
materi yang telah disampaikan, ternyata para siswa sangat aktif, mereka
menjawab dengan baik dan penuh semangat karena mereka sudah
11 hasil wawancara di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
58
memahami materinya, sehingga tidak ada ketakutan untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Disamping meningkatkan keaktifan siswa, video animasi juga
meningkatkan semangat siswa dalam belajar, hal ini ditunjukkan dalam
pendapat siswa “kalo belajar pake video animasi saya bisa lebih
semangat bu soalnya bisa nonton bareng-bareng sama temen jadi seru,
biasanya kan kalo ga pake video saya belajarnya males-malesan
hehehe.”12
Hal ini membuktikan bahwa video animasi dapat
meningkatkan semangat belajar siswa.
3. Analisis Penelitian
Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi diatas dapat dianalisi
mengenai efektivitas penggunaan video animasi dalam proses pembelajaran
pendidikan agama islam di SMP Negeri 9 Tangerang Selatan sebagai berikut:
a. Pemahaman siswa terhadap pelajaran menggunakan media video
animasi
Media pembelajaran (video animasi) merupakan salah satu
komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting
dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.13
Media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan,
sebagai salah satu alat komunikasi dalam penyampaian pesan tentunya
media sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses
pembelajaran.14
Kehadiran media sangat membantu siswa untuk memahami suatu
konsep tertentu yang sulit dijelaskan dengan bahasa verbal, dengan
12 hasil wawancara di dalam kelas (Selasa 16 Mei 2017)
13
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 2, h.
160
14
Ibid.
59
demikian pemanfaatan media sangat tergantung pada karakteristik media
dan kemampuan guru maupun siswa memahami cara kerja media
tersebut. Sehingga pada akhirnya media dapat digunakan dan
dikembangkan sesuai dengan tujuan materi yang diharangpkan.
Penggunaan media sendiri dimaksudkan agar siswa mampu menciptakan
sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada
untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam
kegiatan belajarnya. Dengan demikian siswa dengan mudah mengerti dan
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru maupun
kelompoknya.15
Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, media pembelajaran
merupakan alat bantu yang dapat memperjelas, mempermudah,
mempercepat penyampaian pesan atau materi pelajaran kepada para
siswa, sehingga inti materi pelajaran secara utuh dapat disampaikan pada
para siswa.16
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan
alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami sesuatu
dengan mudah untuk mengingatnya dalam waktu yang lama
dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap
muka dan ceramah tanpa alat bantu atau media pembelajaran.17
Dari hasil wawancara peneliti terhadap siswa pun jelas bahwa siswa
merasa lebih mudah memahami materi yang disampaikan menggunakan
media video animasi, mereka lebih mudah menangkap materi dan dapat
mengingatnya lebih lama dibandingkan dengan materi yang disampaikan
tanpa menggunakan media video animasi.
15 Ibid., h. 161-162
16
Ibid., h. 162
17
Ibid.
60
b. Video animasi membuat siswa senang
Proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan menggukan media
video animasi membuat siswa lebih senang, tidak jenuh, dan lebih
termotivasi lagi dalam belajar. Menurut para siswa pembelajaran yang
tidak menggunakan media cenderung membosankan, membuat para
siswa jenuh dan malas untuk belajar, sehingga siswa jarang sekali
memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran. Beda hal nya ketika
mereka belajar menggunakan video, siswa kelitahan sangat antusias dan
senang saat belajar.
Media pembelajaran pada umumnya dikemas dengan cara yang
menarik. Sedangkan penyajiannya disampaikan secara menarik dan
disesuaikan dengan karakteristik anak didik. Sehingga anak didik akan
gampang dan mudah mencerna pelajaran tersebut. Dengan demikian
tujuan pembelajaranpun akan tercapaik dengan efektif dan efisien.18
Dengan adanya media pengajaran, anak didik dapat belajar dengan
mudah dan merasa senang Ketika belajar menggunakan video animasi,
siswa terlihat sangat bersemangat untuk mengikuti pelajaran, hal ini
dikarenakan media dapat memberikan rangsangan untuk belajar.
Dalam mengikuti pelajaran, biasanya anak didikbisa dengan mudah
menangkap materi bila pembelajaran yang diselenggarakan tersebut
menyenangkan.19
c. Meningkatnya keaktifan dan semangat belajar siswa
Media merupakan berbagai jenis komponen yang dalam lingkungan
siswa yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar, seperti yang
dikemukakan oleh Miarso bahwa: “media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
18 Dina Indriana, Ragam Alat bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: Diva Pres, 2011), h. 6
19
ibid
61
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan
terkendali.” Kehadiran media juga pembelajaran juga dapat memberikan
dorongan, stimulus, maupun pengembangan aspek intelektual maupun
emosional siswa.20
Media pengajaran berguna meletakkan dasar-dasar yang konkret
dalam berpikir, sehingga dapat mengurangi pola pengajaran verbal yang
sebelumnya sangat dominan diperankan oleh guru.21
Selain itu media juga berfungsi mengarahkan siswa untuk
memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar
tergantung pada interaksi siswa dengan media. Media yang tepat dan
sesuai dengan tujuan belajar akan mampu meningkatkan pengalaman
belajar, sehingga anak didik bisa mempertinggi hasil belajar.22
Hal ini terbukti saat peneliti mengobservasi di kelas, siswa yang
belajar menggunakan media video animasi lebih aktif saat belajar di
kelas. Hal yang belum mereka ketahui dan fahami tidal sungkan untuk
mereka tanyakan, begitu juga saat guru bertanya siswa antusias untuk
menjawab pertanyaan dan berusaha menjawabnya dengan baik dan benar.
Pada saat diskusi berlangsung pun siswa sangat aktif berkomunkasi
dengan teman sekelompok, mereka saling bertukar fikiran, berpendapat
dan saling menghargai pendapat dari teman mereka.
20 Rusman, op.cit., h. 160
21
Dina Indriana, op.cit., h. 51 22
Ibid, h. 47
62
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media video animasi sangat efektif dalam proses pembelajaran pendidikan agama
Islam. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi
yang dilakukan peneliti kepada siswa, yaitu:
1. Media video animasi memudahkan siswa dalam memahami pelajaran
2. Belajar menggunakan media video animasi membuat proses pembelajaran
menjadi menyenangkan
3. Media video animasi meningkatkan keaktifan dan semangat siswa dalam
belajar.
Berdasarkan hal tersebut, maka media video animasi sangat efektif digunakan
dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam kelas VIII-1 di SMP Negeri 9
Tangerang Selatan
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa media pembelajaran merupakan
salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dikatakan
demikian karena media pengajaran sangat membantu pendidik atau pengajar
dalam memberikan pengajaran secara maksimal, efektif, serta efisien.
Peran seorang guru sangat besar untuk memilih dan melaksanakan
pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran
yang berbasis konvensional. Seorang guru harus memahami tipe belajar siswa,
artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa.
63
Pembelajaran yang baik ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta
hubungan komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan denggan baik
Dengan adanya media pengajaran dan pembelajaran, anak didik dapat belajar
dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran. Biasanya, anak
didik bisa dengan mudah menangkap materi pelajaran bila pembelajaran yang
diselenggarakan menyenangkan. Maka dari itu diharapkan media video animasi
lebih banyak lagi digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin
mengemukakan beberapa saran, diantaranya:
1. Bagi pihak sekolah hendaknya meningkatkan pemeliharaan media seperti
LCD, speaker sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
2. Guru hendaknya lebih meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam
menyampaikan pembelajaran, guru juga memahami tipe belajar siswa, artinya
guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa agar
siswa tidak merasa bosan, jenuh dan malas dalam belajar.
3. Bagi siswa, hendaknya jangan hanya semangat belajar ketika menggunakan
media, tetapi berusahalah selalu semangat dalam belajar.
64
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. 14,
2011.
Darajat, Zakiah dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
cet, 1. 1996.
Dendy sugono, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
cet. 4, 2008.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rineka Cipta, cet. 4, 2010.
Ekosusilo, Madya, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Gralia Indonesia, 2002.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Pedoman Penelitian Skripsi
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: PT
Bumi Aksara, cet. 1, 2013.
Habibullah, Ahmad, Efektifitas Pokjawas Dan Kinerja Pengawas Pendidikan
Agama Islam, Jakarta: Pena Citasatria, cet. 1, 2008.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, cet. 4,
1994.
Hawi, Akmal, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, cet. 1, 2013.
Indriana, Dina, Ragam alat bantu media pengajaran, Yogyakarta: Diva Pres,
2011.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi, cet. 5,
2013.
Jihad, Asep dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2013.
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
65
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna,
cet.2, 1988.
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, cet. 10,
2011.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung: PT Remaja Rosdakaryacet. 3, 2006.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran mengembangkan kompetensi guru,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. 9, 2012.
Majid, Abdul, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Moleon,g Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, cet. 3, 2004
Namsa, Yunus, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus,
2000.
Narbuko, Cholid & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bmi
Aksara, 2010.
Poerwandari,E. Kristi, Pendekatan Kualitaif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta:
LPSP3, 1998.
Purnama, Bambang Eka, Konsep Dasar Multimedia Yoyakarta : Graha Ilmu,
2013
Rachmawati, Tutik dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik, Yogyakarta: Gava Media, cet. 1, 2015.
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, cet. 4,
2013.
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Alfabeta, cet.
2, 2013.
Sadirman, Arief S. dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo, cet. 4, 2007.
Sanjaya, Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Kencana, cet. 3, 2008.
66
_______________, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana, cet. 11, 2014.
Sarosa, Samiaji, Penelitian Kualitatif Dasar-dasar, (Jakarta: Indeks, cet. 1, 2012
Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor:
Ghalia Indonesia, cet. 2, 2011.
Sisdiknas, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Fokusmedia, 2013.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, cet. 9, 2014.
________, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, cet. 1, 2011.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, cet. 3, 2001.
_____________, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, cet. 2, 2012.
Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar
yang kreatif dan efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, cet. 10, 2014.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran landasan dan aplikasinya, Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, cet. 4, 2012.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-Kisi Wawancara Siswa
Proses
Pembelajaran
Fungsi Media
Tujuan Materi Pelaksanaan Evaluasi
Sumber belajar 1 2 3 4
Psikologi 5 6 7 8
Imajinatif 9 10 11 12
Motivasi 13 14 15 16
1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran yang menggunakan video
animasi?
2. Apakah materi pembelajaran yang disampaikan dalam video animasi cukup
dimengerti tanpa ada penjelasan dari guru lagi?
3. Apa pendapatmu jika video animasi digunakan dalam setiap pembelajaran
PAI?
4. Menurutmu, apakah video animasi layak dijadikan sumber belajar?
5. Bagaimana perasaanmu setelah belajar menggunakan video animasi?
6. Apakah materi yang disampaikan dengan video animasi mudah kamu fahami?
7. Apakah saat penayangan video animasi perhatianmu fokus ke video saja?
8. Apakah menurtmu video yang ditayangkan menarik?
9. Bagaimana pendapatmu setelah melihat tayangan video apakah imajinasimu
berkembang?
10. Apakah materi yang disampaikan melalui video membuatmu lebih cepat
faham?
11. Apakah tayangan video animasi sesuai dengan imajinasi mu?
12. Apakah kamu setuju jika pelajaran lebih mudah dimengerti ketika
menggunakan video animasi?
13. Apakah video yang diberikan dapat meningkatkan semangat kamu belajar?
14. Bagaimana peran video terhadap motivasi belajarmu?
15. Apakah proses kegiatan belajar menggunakan video animasi dapat
mengaktifkan kamu saat belajar?
16. Apakah kamu selalu bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
kamu di kelas?
Lampiran 2
Lembar Observasi Efektivitas Proses Belajar Siswa
Sekolah : SMP Negeri 9 Tangerang Selatan
Kelas : VIII-1
Hari/Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017
Waktu : 13.00-13.20
No Rincian aktivitas
siswa
Skor Keterangan
1 2 3
1 Komunikasi
secara efektif
1. Siswa
berkomunikasi
dengan guru
secara aktif
Saat pembelajaran
berlangsung siswa terlihat
sangat antusias dan ketika
guru memberikan
pertanyaan, siswa pun
berlomba-lomba
mengacungkan tangan dan
menjawab. Begitu juga
sebaliknya, ketika siswa
belum faham, mereka tidak
takut dan malu untuk
bertanya kepada guru
2. Siswa
berkomunikasi
dengan baik
kepada teman
sejawat saat
Sangat terlihat jelas pada
saat diskusi berlangsung,
siswa berkomunikasi dengan
baik dengan temannya,
mereka saling bertukar
mengerjakan
tugas
kelompok
fikiran, dan bertukar
pendapat, serta saling
menghargai pendapat
temannya yang lain,
meskipun masih ada
beberapa siswa yang
mengobrol dengan teman
lainnya
3. Mampu
berkomunikasi
didepan kelas
Saat menjelaskan hasil
diskusi mereka di depan
kelas, para siswa terlihat
berani dan menjelaskan
dengan cukup baik
4. Tidak gugup
saat bertanya
dan menjawab
pertanyaan
Dalam menjawab dan
mengajukan pertanyaan,
siswa sangat yakin dan tidak
terlihat gugup
2 Antusiasme
dalam mata
pelajaran
1. Kemauan
sendiri
Dalam hal kemauan siswa
belum tampak terlihat karena
guru harus memberi stimulus
dahulu baru siswa merespon
2. Lebih
perhatian
Siswa lebih memperhatikan
pelajaran saat belajar
menggunakan video animasi
dibandingkan dengan metode
dan media lainnya
3. Senang
Antusiasme siswa saat
belajar sangat terlihat,
mereka sesekali tersenyum
saat melihat tayangan video
yang lucu
4. Berminat
Siswa terlihat aktif saat
pembelajaran dan sangat
ingin memperhatikan
tayangan video animasi
dengan cara berlomba-lomba
mencari posisi duduk yang
paling depan
5. Bertanggung
jawab
Ketika siswa diberikan tugas
(diskusi) tanggung jawab
siswa juga sangat
tampak.mereka langsung
membuat kelompok dan
berdiskusi, serta
menyelesaikan tugas dari
guru
6. Konsentrasi
Saat video ditayangkan,
fokus dan konsentrasi para
siswa hanya ke video saja
3 Penguasaan
materi
1. Siswa mampu
menjelaskan
kembali materi
yang telah
dipelajari
Guru meminta beberapa
siswa untuk memberikan
kesimpulan dan menjelaskan
kembali materi yang telah
dipelajari, siswa pun mampu
menjelaskan dengan baik. Itu
pertanda bahwa siswa benar-
benar memperhatikan
pelajaran yang disampaikan
dengan video animasi.
Keterangan dari skor :
1 = Tidak Tampak
2 = Cukup Tampak
3 = Sangat Tampak
2. Siswa
mengerti
ketika ditanya
tentang materi
Ketika guru memberikan
pertanyaan dan memilih
siswa secara acak (random),
siswa pun menjawab
pertanyaan meskipun belum
sempurna, tapi setidaknya
sudah mengerti tentang
materi yang disampaikan.
Lampiran 3
Hasil Wawancara Siswa
Hari/Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017
Waktu : 13.00-13.20
Lokasi : SMP Negeri 9 Tangerang Selatan
Sumber Data : Siswa
1. Alifvia Talitha Salsabila
2. Deki Ravaneli Mustary
3. Muhammad Fudhail Qadri
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana
pendapatmu terhadap
pembelajaran yang
mengguakan video
animasi?
Siswa 1:
Bagus, enak. Cuma tergantung sama gurunya
Siswa2:
Seru karna ada animasinya. Jadinya seru
mudah diingat
Siswa 3:
Bagus, biar lebih ngerti anak muridnya dalam
belajar
2. Apakah materi
pembelajaran yang
disampaikan dalam
video animasi cukup
dimengerti tanpa ada
penjelasan dari guru
lagi?
Siswa 1:
Udah kok, kalau misalkan anak muridnya udah
lumayan ngerti ya dari gurunya gausah
ngejelasin
Siswa 2:
Bisa kok, karena mudah difahami videonya
Siswa 3:
Harus ada penjelasan dari guru lagi bu, karena
belom terlalu cukup buat anak murid yang
mempelajarinya mesti ada bimbingan dari guru
lagi
3. Apa pendapatmu jika
video animasi
digunakan dalam
setiap pembelajaran
PAI?
Siswa 1:
Ya… mungkin.. bagus juga, anak murid biar
gak terlalu bosen soalnya guru kalo ngajar
sering ngejelasin aja, ngebosenin gitu.. kadang
guru juga beda-beda ada yang saat ngejelasin
bikin kita ngerti ada yang enggak
Siswa 2:
Ya boleh aja, gampang diinget jadinya
pelajarannya, aku juga suka sama animasi
Siswa 3:
Seru…biar gak terlalu tegang. Soalnya
biasanya pelajaran agama disuruh hafalan dan
maju satu-satu ke depan kelas jadi tegang.
4. Menurutmu, apakah
video animasi layak
dijadikan sumber
belajar?
Siswa 1:
Layak, kalo misalkan tujuannya bagus kaya
bikin kita jadi semangat belajar
Siswa 2:
Layak kok, layak banget. Karena animasi seru
dan mudah diinget
Siswa 3:
Layak, lebih seru aja gitu soalnya kita nonton
video, jadi guru engga banyak ngomong jadi
lebih enjoy aja gitu
5. Bagaimana
perasaanmu setelah
belajar menggunakan
video animasi?
Siswa 1:
Seneng, jadi lebih tau lagi. Banyak
pengetahuan lagi
Siswa 2:
Ya seru, kan bisa sambil diskusi sama temen
juga. Seneng pokoknya
Siswa 3:
Seneng bu, jadi makin ngerti aja gitu
6. Apakah materi yang
disampaikan dengan
video animasi mudah
kamu fahami?
Siswa 1:
Mudah… karena tadi di video ada
penjelasannya gitu.. ada Al qur’annya juga.
Kita bisa sambil nonton, baca, dengerin, jadi
lebih ngerti.
Siswa 2:
Lebih mudah difahami karena tadi
penjelasannya mudah dimengerti
Siswa 3:
Mudah banget
7. Apakah saat
penayangan video
animasi perhatianmu
fokus ke video saja?
Siswa 1:
Ya fokus sama video itu tadi tayangannya
menarik
Siswa 2:
Ngobrol sama temen, sambil diskusi juga sama
temen tentang videonya
Siswa 3:
Fokus tapi sambil ngobrol. Bisa fokus sih tapi
kan sambil diskusi bu
8. Apakah menurutmu
video yang
ditayangkan
menarik?
Siswa 1:
Menarik, ga terlalu ngebosenin soalnya tadi
ada percakapan-percakapannya, enggak satu
orang doing yang ngomong.
Siswa 2:
Menarik bu, menarik banget animasi mah
Siswa 3:
Menarik, karena kan kita belom tahu tentang
puasa, jadi lebih tau lagi
9. Bagaimana
pendapatmu setelah
melihat tayangan
video, apakah
imajinasimu
berkembang?
Siswa 1:
Iya lebih ngebayangin lagi… biar bisa belajar
puasa lebih baik dari puasa tahun kemaren.
Imajinasinya juga berkembang ikut
ngebayangin.
Siswa 2:
Enga si, terpatok aja. Eeeee gimana ya
bilangnya, engga berkembang si bu tapi mudah
difahami
Siswa 3:
Ngebayangin bu, berkembang deh pokoknya
10. Apakah materi yang
disampaikan melalui
video membuatmu
lebih cepat faham?
Siswa 1:
Lebih jelas, lebih faham pake video sih..
karena kalau dijelasin aja kita lebih cepet
bosen dan kadang bikin kita ga ngerti gitu
Siswa 2:
Iya bu saya bisa lebih faham. Soalnya lebih
seru nonton animasi, kalo dijelasin aja kadang
suka ngantuk bu dengerin terus, soalnya saya
lebih suka nonton dari pada dengerin hehe
Siswa 3:
Bisa bikin cepet faham dibanding dijelasin aja
sama guru kan banyak ngomong jadinya
11. Apakah tayangan
video sesuai dengan
imajinasimu?
Siswa 1:
Iya sesuai
Siswa 2:
Eeee… sesuai. Karena kan sebentar lagi mau
puasa
Siswa 3:
Sesuai
12. Apakah kamu setuju
jika pelajaran lebih
mudah dimengerti
ketika menggunakan
video animasi?
Siswa 1:
Setuju.. alesannya bingung hehe yang pasti
lebih mudah faham kalau belajar pake video
Siswa 2:
Iya setuju bu
Siswa 3:
Setuju, kalo ceramah aja engga efektif bu.
Kalau pake video kan bisa lebih jelas
13. Apakah video yang
diberikan dapat
meningkatkan
semangat kamu
belajar?
Siswa 1:
Iya bikin saya lebih giat belajar, lebih
memperluas pengalaman lagi gitu..
Siswa 2:
Meningkat bu, soalnya nonton. kalo belajar ya
biasa-biasa aja. Kadang seneng kadang biasa
aja moodnya
Siswa 3:
Bisa ningkatin, karena kalo belajar pake video
itu bisa bareng-bareng nonton sama temen-
temen jadi seru, kalo pake ceramah misalnya
kita ngobrol sama temen sebentar pasti disuruh
langsung dengerin. Kalau pake video tinggal
merhatiin aja. Saya lebih suka belajar pake
animasi dari pada yang laen
14. Bagaimana peran
video terhadap
motivasi belajarmu?
Siswa 1:
Mungkin saya bisa lebih semangat belajar
dengan adanya video
Siswa 2:
Ya bikin lebih seneng aja belajar abis itu
mungkin bisa lebih membantu imajinasi saya
terus ya gampang diinget
Siswa 3:
Jadi berani presentasi di depan kelas
15. Apakah proses
kegiatan belajar
menggunakan video
animasi dapat
mengaktifkan kamu
saat belajar?
Siswa 1:
Bisa, karena tadi saya bertanya dikelas kalau
pake ceramah jarang nanya, kadang kalomau
nanya suka takut salah
Siswa 2:
Bisa… contohnya kaya tadi kan saya aktif tadi,
kalo belajar biasa yang dijelasin aja saya
kurang aktif soalnya kurang menarik
Siswa 3:
Ya lebih aktif, jadi kalau ada video itu kita bisa
diskusiin dulu baru bisa nanya
16. Apakah kamu selalu
bisa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
kamu dikelas?
Siswa 1:
Kalau misalkan aku tau yaaa aku jawab aja
gitu hehe
Siswa 2:
Eeee kurang tau, kan saya belom tau
kedepannya, tapi sejauh ini si saya mudah
faham kalo pake animasi
Siswa 3:
Kalo merhatiin bener-bener pasti bisa.
Lampiran 4
Hasil Wawancara Siswa (Triangulasi)
Hari/Tanggal : Senin, 28 Agustus 2017
Waktu : 13.00-13.20
Lokasi : SMP Negeri 9 Tangerang Selatan
Sumber Data : Siswa
1. Ahmad Faizal Syafi’i
2. Aghi Saha
3. Anindya
4. N
o
Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana
pendapatmu terhadap
pembelajaran yang
mengguakan video
animasi?
Siswa 1:
Ga terlalu bosen, semangat, cara pemasukan
materi ke otak lebih gampang
Siswa 2:
Bisa meningkatkan semangat belajar, engga
terlalu serius, dan belajar pun lebih menarik
Siswa 3:
Seru,,, lebih ngerti. Karena video itu ada
ilustrasi dan imajinasinya jadi engga ngantuk
2 Apakah materi
pembelajaran yang
disampaikan dalam
video animasi cukup
dimengerti tanpa ada
penjelasan dari guru
lagi?
Siswa 1:
Harus ada penyampaian dari guru, tapi singkat
aja, cukup penjelasan yg tidak dijelaskan di
video.
Siswa 2:
Perlu penjelasan dikit dari guru. Karna kalo
dari video semua belum ngerti banget, perlu
ada penjelasan lagi biar lebih jelas.
Siswa 3:
Cukup dimengerti, tidak perlu lagi ada
penjelasan dari guru karna sudah ada
penggambaran, tergantung videonya juga si bu,
kalau dikemas secara menarik juga lebih
mudah difahami
3 Apa pendapatmu jika
video animasi
digunakan dalam
setiap pembelajaran
PAI?
Siswa 1:
Tidak semua materi, harus disesuaikan.
Tergantung materinya. Misal, kalo materi
selain puasa dan tajwid lebih baik diceramahin
aja. Yang cocok buat video yaitu materi tajwid
dan puasa.
Siswa 2:
Setuju! Supaya murid-muridnya ga pada
bosen, kalo cuman ceramh doang bisa bosen,
ngantuk. Ga harus semua pake video, tapi
seminggu sekali harus ada.
Siswa 3:
Setuju bu, mungkin siswa bisa lebih ngerti
nantinya sama materi yang disampaikan guru
4
Menurutmu, apakah
video animasi layak
dijadikan sumber
belajar?
Siswa 1:
Layak. Karna tidak cepat bosan, terus
videonya juga menarik, dan ga monoton.
Siswa 2:
Layak. Tapi kalo buat MTK kayaknya ga
cocok bu. kalo PAI cocok, karna materinya
dijelasinnya harus pake video biar jelas, biar
ada gambaran.
Siswa 3:
Layak, karena itu metode yang bagus,
membuat siswa lebih faham. Kalau misalnya
hanya penjelasan bikin ngantuk, bosen gitu,
jadi kalo ada animasi lebih seru
5 Bagaimana
perasaanmu setelah
belajar menggunakan
video animasi?
Siswa 1:
Lebih seru ada videonya bisa nonton kaya di
tv. Kalo ceramah tergantung penyampaian dari
gurunya, seperti ada jeda humornya saat
nyampein materi.
Siswa 2:
Tambah semangat, ga bosen dalam belajar.
Kadang-kadang gurunya ngejelasin terlalu
serius banget bu, jadi bosen. Kalo udah gitu
jadi ngantuk deh dan males belajar.
Siswa 3:
Menyenangkan, lebih semangat
6 Apakah materi yang
disampaikan dengan
video animasi mudah
kamu fahami?
Siswa 1:
Mudah, karna udah ada patokannya,
gambarannya. Kalo misalnya ceramah harus
dibayangin dulu baru bisa faham.
Siswa 2:
Tergantung video dan materinya, kalo
gampang ya bisa difahami dengan mudah.
Siswa 3:
Mudah dimengerti karena udah ada
penggambarannya, kalo kurang faham tinggal
nanya ke guru. Dibandingkan hanya penjelasan
dari guru, penjelasan pake video animasi lebih
mudah difahami, soalnya kadang-kadang suka
bosen karena dijelasinnya gitu doang, jadi ga
sampe ke otak kita karena bosen jadi males
dengernya
7 Apakah saat
penayangan video
animasi perhatianmu
fokus ke video saja?
Siswa 1:
Fokus ke video sambil nyatet hal penting. Tapi
sedikit ngobrol kalo ada yg lucu di videonya
atau komentarin videonya.
Siswa 2:
Diskusi sambil fokus ke video, diskusiin
videonya, catat hal yang penting.
Siswa 3:
Fokus ke video, soalnya kalo ga fokus jadi ga
ngerti, kalo ngobrol sama temen jadi bahas apa
aja.
8 Apakah menurutmu
video yang
ditayangkan menarik?
Siswa 1:
Menarik. Bisa tau sejarah nabi dan puasa-
puasa.
Siswa 2:
Menarik. Karna videonya menarik.
Siswa 3:
Cukup menarik soalnya ga ngebosenin
9 Bagaimana
pendapatmu setelah
melihat tayangan
video, apakah
imajinasimu
berkembang?
Siswa 1:
Berkembang, saya bisa ngebayangin kalau
jaman dulu begini, begini, soalnya ada
gambarannya, beda sama ceramah.
Siswa 2:
Berkembang. Jadi mau ngelaksanain di
kehidupan sehari-hari, ngebayangin juga.
Siswa 3:
Iya ikut ngebayangin, kan hobby saya
berimajinasi bu hehehe
10 Apakah materi yang
disampaikan melalui
video membuatmu
lebih cepat faham?
Siswa 1:
Paham si, karna ada patokan, gambaran, dan
ilustrasinya.
Siswa 2:
Kadang-kadang videonya ada gampang ada
juga susahnya. Jadi cepet faham atau engganya
tergantung videonya dikemasnya menarik atau
engga.
Siswa 3:
Setuju, lebih cepet nangkep pelajaran dari
video karna ga ngebosenin, tapi kalo tanpa
baca buku juga ga selalu ngerti bu
11 Apakah tayangan
video sesuai dengan
imajinasimu?
Siswa 1:
Sesuai.
Siswa 2:
Sesuai.
Siswa 3:
Iya bu sesuai banget
12 Apakah kamu setuju
jika pelajaran lebih
mudah dimengerti
ketika menggunakan
video animasi?
Siswa 1:
Setuju. Kecuali fisika dan MTK. Karna
rumusnya lebih mudah dipahami jika ditulis
daripada lewat video.
Siswa 2:
Setuju, lebih cepat paham, materi ga terlalu
susah buat di fahami, jadi gurunya juga ga
terlalu serius banget.
Siswa 3:
Setuju bu, soalnya belajarnya jadi
menyenangkan dan kita juga jadi semangat
belajarnya, terus jadi lebih ngerti deh
13 Apakah video yang
diberikan dapat
meningkatkan
semangat kamu
belajar?
Siswa 1:
Meningkatkan, lebih seru, ada seneng-
senengnya dikit kaya nonton tv.
Siswa 2:
Ningkatin semangat, karna videonya seru bikin
semangat belajar.
Siswa 3:
Iya meningkatkan semangat, lebih seneng, ga
males-malesan, kalo pake penjelasan doang
kadang ngantuk.
14 Bagaimana peran
video terhadap
motivasi belajarmu?
Siswa 1:
Lebih pengen tau cerita selanjutnya di sejarah.
Siswa 2:
Termotivasi buat rajin belajar.
Siswa 3:
Jadi lebih semangat belajar
15 Apakah proses
kegiatan belajar
menggunakan video
animasi dapat
mengaktifkan kamu
saat belajar?
Siswa 1:
Ga terlalu. Karna video udah sedikit ngerti,
jadi ga banyak tanya. Kalo ceramah juga
tergantung materi dan cara penyampaiannya.
Siswa 2:
Sering nanya ke guru. Kalo guru ceramah
nanya juga kalo ga ngerti. Tapi kalo pake
video lebih sering nanya dan aktif.
Siswa 3:
Jadi lebih aktif, sering nanya ke guru,
meskipun video animasi fahamnya lebih cepet
tapi kadang rasa ingin tahunya jadi lebih besar,
lebih dalem lagi.
16 Apakah kamu selalu
bisa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
kamu dikelas?
Siswa 1:
Lumayan si… tegantung apa yang ditanyain.
Kalo saya gatau asal jawab aja (diplesetin) dan
usaha buat jawab semampunya.
Siswa 2:
Sesuai materinya. Kalo materinya mudah ya
bisa jawab.
Siswa 3:
Bisa kayanya, karna udah faham kalo belajar
pake video. Tapi ya kalo pake ceramah
tergantung sama gurunya dan materinya, kalo
materi dan guru nya asik, saya cepet faham dan
bisa jawab pertanyaan.
Lampiran 5
Pengkodingan dan Kategorisasi Wawancara Siswa
No Pertanyaan Jawaban Kode
1 Bagaimana
pendapatmu terhadap
pembelajaran yang
mengguakan video
animasi?
Siswa 1:
Bagus, enak. Cuma
tergantung sama
gurunya
Siswa 2:
Seru karna ada
animasinya. Jadinya
seru mudah diingat
Siswa 3:
Bagus, biar lebih ngerti
anak muridnya dalam
belajar
Kode 1: Hijau
Kategori video
animasi
memudahkan siswa
dalam memahami
pelajaran
Kode 2: Biru
Proses
pembelajaran yang
menyenangkan
Kode 3: Kuning
Video animasi
meningkatkan
keaktifan dan
semangat belajar
siswa
2 Apakah materi
pembelajaran yang
disampaikan dalam
video animasi cukup
dimengerti tanpa ada
penjelasan dari guru
lagi?
Siswa 1:
Udah kok, kalau
misalkan anak
muridnya udah
lumayan ngerti ya dari
gurunya gausah
ngejelasin
Siswa 2:
Bisa kok, karena
mudah difahami
videonya
Siswa 3:
Harus ada penjelasan
dari guru lagi bu,
karena belom terlalu
cukup buat anak murid
yang mempelajarinya
mesti ada bimbingan
dari guru lagi
3 Apa pendapatmu jika
video animasi
digunakan dalam
setiap pembelajaran
PAI?
Siswa 1:
Ya… mungkin.. bagus
juga, anak murid biar
gak terlalu bosen
soalnya guru kalo
ngajar sering ngejelasin
aja, ngebosenin gitu..
kadang guru juga beda-
beda ada yang saat
ngejelasin bikin kita
ngerti ada yang enggak
Siswa 2:
Ya boleh aja, gampang
diinget jadinya
pelajarannya, aku juga
suka sama animasi
Siswa 3:
Seru.. biar gak terlalu
tegang. Soalnya
biasanya pelajaran
agama disuruh hafalan
dan maju satu-satu ke
depan kelas jadi
tegang.
4 Menurutmu, apakah
video animasi layak
dijadikan sumber
belajar?
Siswa 1:
Layak, kalo misalkan
tujuannya bagus kaya
bikin kita jadi semangat
belajar
Siswa 2:
Layak kok, layak
banget. Karena animasi
seru dan mudah diinget
Siswa 3:
Layak, lebih seru aja
gitu soalnya kita
nonton video, jadi guru
engga banyak ngomong
jadi lebih enjoy aja gitu
5 Bagaimana
perasaanmu setelah
belajar menggunakan
video animasi?
Siswa 1:
Seneng, jadi lebih tau
lagi. Banyak
pengetahuan lagi
Siswa 2:
Ya seru, kan bisa
sambil diskusi sama
temen juga. Seneng
pokoknya
Siswa 3:
Seneng bu, jadi makin
ngerti aja gitu
6 Apakah materi yang
disampaikan dengan
video animasi mudah
kamu fahami?
Siswa 1:
Mudah… karena tadi di
video ada
penjelasannya gitu..
ada Al qur’annya juga.
Kita bisa sambil
nonton, baca, dengerin,
jadi lebih ngerti.
Siswa 2:
Lebih mudah difahami
karena tadi
penjelasannya mudah
dimengerti
Siswa 3:
Mudah banget
7 Apakah saat
penayangan video
animasi perhatianmu
fokus ke video saja?
Siswa 1:
Ya fokus sama video
itu tadi tayangannya
menarik
Siswa 2:
Ngobrol sama temen,
sambil diskusi juga
sama temen tentang
videonya
Siswa 3:
Fokus tapi sambil
ngobrol. Bisa fokus sih
tapi kan sambil diskusi
bu
8 Apakah menurutmu
video yang
ditayangkan menarik?
Siswa 1:
Menarik, ga terlalu
ngebosenin soalnya
tadi ada percakapan-
percakapannya, enggak
satu orang doing yang
ngomong.
Siswa 2:
Menarik bu, menarik
banget animasi mah
Siswa 3:
Menarik, karena kan
kita belom tahu tentang
puasa, jadi lebih tau
lagi
9 Bagaimana
pendapatmu setelah
Siswa 1:
Iya lebih ngebayangin
melihat tayangan
video, apakah
imajinasimu
berkembang?
lagi… biar bisa belajar
puasa lebih baik dari
puasa tahun kemaren.
Imajinasinya juga
berkembang ikut
ngebayangin.
Siswa 2:
Enga si, terpatok aja.
Eeeee gimana ya
bilangnya, engga
berkembang si bu tapi
mudah difahami
Siswa 3:
Ngebayangin bu,
berkembang deh
pokoknya
10 Apakah materi yang
disampaikan melalui
video membuatmu
lebih cepat faham?
Siswa 1:
Lebih jelas, lebih
faham pake video sih..
karena kalau dijelasin
aja kita lebih cepet
bosen dan kadang bikin
kita ga ngerti gitu
Siswa 2:
Iya bu saya bisa lebih
faham. Soalnya lebih
seru nonton animasi,
kalo dijelasin aja
kadang suka ngantuk
bu dengerin terus,
soalnya saya lebih suka
nonton dari pada
dengerin hehe
Siswa 3:
Bisa bikin cepet faham
dibanding dijelasin aja
sama guru kan banyak
ngomong jadinya
11 Apakah tayangan
video sesuai dengan
imajinasimu?
Siswa 1:
Iya sesuai
Siswa 2:
Eeee… sesuai. Karena
kan sebentar lagi mau
puasa
Siswa 3:
Sesuai
12 Apakah kamu setuju
jika pelajaran lebih
mudah dimengerti
ketika menggunakan
video animasi?
Siswa 1:
Setuju.. alesannya
bingung hehe yang
pasti lebih mudah
faham kalau belajar
pake video
Siswa 2:
Iya setuju bu
Siswa 3:
Setuju, kalo ceramah
aja engga efektif bu.
Kalau pake video kan
bisa lebih jelas
13 Apakah video yang
diberikan dapat
meningkatkan
semangat kamu
belajar?
Siswa 1:
Iya bikin saya lebih
giat belajar, lebih
memperluas
pengalaman lagi gitu..
Siswa 2:
Meningkat bu, soalnya
nonton. kalo belajar ya
biasa-biasa aja. Kadang
seneng kadang biasa
aja moodnya
Siswa 3:
Bisa ningkatin, karena
kalo belajar pake video
itu bisa bareng-bareng
nonton sama temen-
temen jadi seru, kalo
pake ceramah misalnya
kita ngobrol sama
temen sebentar pasti
disuruh langsung
dengerin. Kalau pake
video tinggal merhatiin
aja. Saya lebih suka
belajar pake animasi
dari pada yang laen
14 Bagaimana peran
video terhadap
motivasi belajarmu?
Siswa 1:
Mungkin saya bisa
lebih semangat belajar
dengan adanya video
Siswa 2:
Ya bikin lebih seneng
aja belajar abis itu
mungkin bisa lebih
membantu imajinasi
saya terus ya gampang
diinget
Siswa 3:
Jadi berani presentasi
di depan kelas
15 Apakah proses
kegiatan belajar
menggunakan video
animasi dapat
mengaktifkan kamu
saat belajar?
Siswa 1:
Bisa, karena tadi saya
bertanya dikelas kalau
pake ceramah jarang
nanya, kadang kalomau
nanya suka takut salah
Siswa 2:
Bisa… contohnya kaya
tadi kan saya aktif tadi,
kalo belajar biasa yang
dijelasin aja saya
kurang aktif soalnya
kurang menarik
Siswa 3:
Ya lebih aktif, jadi
kalau ada video itu kita
bisa diskusiin dulu baru
bisa nanya
16 Apakah kamu selalu
bisa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
kamu dikelas?
Siswa 1:
Kalau misalkan aku tau
yaaa aku jawab aja gitu
hehe
Siswa 2:
Eeee kurang tau, kan
saya belom tau
kedepannya, tapi sejauh
ini si saya mudah
faham kalo pake
animasi
Siswa 3:
Kalo merhatiin bener-
bener pasti bisa.
Lampiran 6
Pengkodingan dan Kategorisasi Wawancara Siswa (Triangulasi)
No Pertanyaan Jawaban Kode
1 Bagaimana pendapatmu
terhadap pembelajaran
yang mengguakan video
animasi?
Siswa 1:
Ga terlalu bosen,
semangat, cara pemasukan
materi ke otak lebih
gampang
Siswa 2:
Bisa meningkatkan
semangat belajar, engga
terlalu serius, dan belajar
pun lebih menarik
Siswa 3:
Seru,,, lebih ngerti. Karena
video itu ada ilustrasi dan
imajinasinya jadi engga
ngantuk
Kode 1: Hijau
Kategori video
animasi
memudahkan
siswa dalam
memahami
pelajaran
Kode 2: Biru
Proses
pembelajaran yang
menyenangkan
Kode 3: Kuning
Video animasi
meningkatkan
keaktifan dan
semangat belajar
siswa
2 Apakah materi
pembelajaran yang
disampaikan dalam
video animasi cukup
dimengerti tanpa ada
penjelasan dari guru
lagi?
Siswa 1:
Harus ada penyampaian
dari guru, tapi singkat aja,
cukup penjelasan yg tidak
dijelaskan di video.
Siswa 2:
Perlu penjelasan dikit dari
guru. Karna kalo dari
video semua belum ngerti
banget, perlu ada
penjelasan lagi biar lebih
jelas.
Siswa 3:
Cukup dimengerti, tidak
perlu lagi ada penjelasan
dari guru karna sudah ada
penggambaran, tergantung
videonya juga si bu, kalau
dikemas secara menarik
juga lebih mudah difahami
3 Apa pendapatmu jika
video animasi
digunakan dalam setiap
pembelajaran PAI?
Siswa 1:
Tidak semua materi, harus
disesuaikan. Tergantung
materinya. Misal, kalo
materi selain puasa dan
tajwid lebih baik
diceramahin aja. Yang
cocok buat video yaitu
materi tajwid dan puasa.
Siswa 2:
Setuju! Supaya murid-
muridnya ga pada bosen,
kalo cuman ceramh doang
bisa bosen, ngantuk. Ga
harus semua pake video,
tapi seminggu sekali harus
ada.
Siswa 3:
Setuju bu, mungkin siswa
bisa lebih ngerti nantinya
sama materi yang
disampaikan guru
4 Menurutmu, apakah
video animasi layak
dijadikan sumber
belajar?
Siswa 1:
Layak. Karna tidak cepat
bosan, terus videonya juga
menarik, dan ga monoton.
Siswa 2:
Layak. Tapi kalo buat
MTK kayaknya ga cocok
bu. kalo PAI cocok, karna
materinya dijelasinnya
harus pake video biar
jelas, biar ada gambaran.
Siswa 3:
Layak, karena itu metode
yang bagus, membuat
siswa lebih faham. Kalau
misalnya hanya penjelasan
bikin ngantuk, bosen gitu,
jadi kalo ada animasi lebih
seru
5 Bagaimana perasaanmu
setelah belajar
menggunakan video
animasi?
Siswa 1:
Lebih seru ada videonya
bisa nonton kaya di tv.
Kalo ceramah tergantung
penyampaian dari
gurunya, seperti ada jeda
humornya saat nyampein
materi.
Siswa 2:
Tambah semangat, ga
bosen dalam belajar.
Kadang-kadang gurunya
ngejelasin terlalu serius
banget bu, jadi bosen.
Kalo udah gitu jadi
ngantuk deh dan males
belajar.
Siswa 3:
Menyenangkan, lebih
semangat
6 Apakah materi yang
disampaikan dengan
video animasi mudah
kamu fahami?
Siswa 1:
Mudah, karna udah ada
patokannya, gambarannya.
Kalo misalnya ceramah
harus dibayangin dulu
baru bisa faham.
Siswa 2:
Tergantung video dan
materinya, kalo gampang
ya bisa difahami dengan
mudah.
Siswa 3:
Mudah dimengerti karena
udah ada
penggambarannya, kalo
kurang faham tinggal
nanya ke guru.
Dibandingkan hanya
penjelasan dari guru,
penjelasan pake video
animasi lebih mudah
difahami, soalnya kadang-
kadang suka bosen karena
dijelasinnya gitu doang,
jadi ga sampe ke otak kita
karena bosen jadi males
dengernya
7 Apakah saat
penayangan video
animasi perhatianmu
fokus ke video saja?
Siswa 1:
Fokus ke video sambil
nyatet hal penting. Tapi
sedikit ngobrol kalo ada
yg lucu di videonya atau
komentarin videonya.
Siswa 2:
Diskusi sambil fokus ke
video, diskusiin videonya,
catat hal yang penting.
Siswa 3:
Fokus ke video, soalnya
kalo ga fokus jadi ga
ngerti, kalo ngobrol sama
temen jadi bahas apa aja.
8 Apakah menurutmu
video yang ditayangkan
menarik?
Siswa 1:
Menarik. Bisa tau sejarah
nabi dan puasa-puasa.
Siswa 2:
Menarik. Karna videonya
menarik.
Siswa 3:
Cukup menarik soalnya ga
ngebosenin
9 Bagaimana pendapatmu
setelah melihat
tayangan video, apakah
imajinasimu
berkembang?
Siswa 1:
Berkembang, saya bisa
ngebayangin kalau jaman
dulu begini, begini,
soalnya ada gambarannya,
beda sama ceramah.
Siswa 2:
Berkembang. Jadi mau
ngelaksanain di kehidupan
sehari-hari, ngebayangin
juga.
Siswa 3:
Iya ikut ngebayangin, kan
hobby saya berimajinasi
bu hehehe
10 Apakah materi yang
disampaikan melalui
video membuatmu lebih
cepat faham?
Siswa 1:
Paham si, karna ada
patokan, gambaran, dan
ilustrasinya.
Siswa 2:
Kadang-kadang videonya
ada gampang ada juga
susahnya. Jadi cepet
faham atau engganya
tergantung videonya
dikemasnya menarik atau
engga.
Siswa 3:
Setuju, lebih cepet
nangkep pelajaran dari
video karna ga
ngebosenin, tapi kalo
tanpa baca buku juga ga
selalu ngerti bu
11 Apakah tayangan video
sesuai dengan
imajinasimu?
Siswa 1:
Sesuai.
Siswa 2:
Sesuai.
Siswa 3:
Iya bu sesuai banget
12 Apakah kamu setuju
jika pelajaran lebih
mudah dimengerti
ketika menggunakan
video animasi?
Siswa 1:
Setuju. Kecuali fisika dan
MTK. Karna rumusnya
lebih mudah dipahami jika
ditulis daripada lewat
video.
Siswa 2:
Setuju, lebih cepat paham,
materi ga terlalu susah
buat di fahami, jadi
gurunya juga ga terlalu
serius banget.
Siswa 3:
Setuju bu, soalnya
belajarnya jadi
menyenangkan dan kita
juga jadi semangat
belajarnya, terus jadi lebih
ngerti deh
13 Apakah video yang
diberikan dapat
meningkatkan semangat
kamu belajar?
Siswa 1:
Meningkatkan, lebih seru,
ada seneng-senengnya
dikit kaya nonton tv.
Siswa 2:
Ningkatin semangat, karna
videonya seru bikin
semangat belajar.
Siswa 3:
Iya meningkatkan
semangat, lebih seneng, ga
males-malesan, kalo pake
penjelasan doang kadang
ngantuk.
14 Bagaimana peran video
terhadap motivasi
belajarmu?
Siswa 1:
Lebih pengen tau cerita
selanjutnya di sejarah.
Siswa 2:
Termotivasi buat rajin
belajar.
Siswa 3:
Jadi lebih semangat belajar
15 Apakah proses kegiatan
belajar menggunakan
video animasi dapat
mengaktifkan kamu saat
belajar?
Siswa 1:
Ga terlalu. Karna video
udah sedikit ngerti, jadi ga
banyak tanya. Kalo
ceramah juga tergantung
materi dan cara
penyampaiannya.
Siswa 2:
Sering nanya ke guru.
Kalo guru ceramah nanya
juga kalo ga ngerti. Tapi
kalo pake video lebih
sering nanya dan aktif.
Siswa 3:
Jadi lebih aktif, sering
nanya ke guru, meskipun
video animasi fahamnya
lebih cepet tapi kadang
rasa ingin tahunya jadi
lebih besar, lebih dalem
lagi.
16 Apakah kamu selalu
bisa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
kamu dikelas?
Siswa 1:
Lumayan si… tegantung
apa yang ditanyain. Kalo
saya gatau asal jawab aja
(diplesetin) dan usaha buat
jawab semampunya.
Siswa 2:
Sesuai materinya. Kalo
materinya mudah ya bisa
jawab.
Siswa 3:
Bisa kayanya, karna udah
faham kalo belajar pake
video. Tapi ya kalo pake
ceramah tergantung sama
gurunya dan materinya,
kalo materi dan guru nya
asik, saya cepet faham dan
bisa jawab pertanyaan.
Lampiran 7
Naskah Video Animasi
Naskah video animasi
A. Tujuan dibuatnya video animasi
1. Latihan, mengamalkan, dan mengembangkan teknologi pendidikan
khususnya media audio visual
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dapat
menyajikan dan mengembangkan bahan pelajaran yang lebih luas
3. Membuat media pebelajaran lebih menarik sehingga siswa tidak
merasakan kebosanan
B. Tujuan pembelajaran
Dengan menggunakan media video animasi, metode ceramah, video coment,
diskusi, serta Tanya jawab diharapkan siswa dapat menjelaskan,
mengidentifikasi, dan mempraktekkan ibadah puasa dalam kehidupan sehari-
hari
C. Posisi penggunaan
Media video ini di tujukan untuk siswa-siswi kelas VIII. Media video ini juga
digunakan pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi
puasa
D. Treatment
Pembukaan : Penyampaian kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran,
disisipkan dengan animasi kartun perempuan yang sedang
mengajar dengan backsound (sebelum kita belajar maka
kita harus mengetahui dahulu kompetensi dasar yang
akan dicapai dan apa tujuan kita mempelajari materi
puasa)
Backsound : Perhatikan dan cermati tayangan berikut ini
(disispkan animasi bergerak yang tersenyum dan
mengedipkan mata)
Scene 02 : Muncul tulisan arab “Shaum” dengan animasi zoom serta
muncul ikon-ikon makanan dan minuman ada disekitar
tulisan shaum, kemudian tulisan hilang seperti digigit-
gigit hingga habis dan tulisan menghilang.
Scene 01 : Ext. siang. Dodo
Siang itu matahari bersinar sangat terik, keadaan sangat
sunyi dan terdengar suara serangga pohon. Dodo melihat
kearah jam tangannya yang sudah menunjukkan puku
12.00, tak terasa keringatnya menetes di jam tangannya.
Dodo pun melanjutkan perjalanannya dengan sangat
lunglai dan terpaksa sambil sesekali mengusap keringat di
dahinya. (kelelahan, menghela nafas)
“duh kayanya aku gak bisa ngelanjutin lagi deh”
dodo mengeluh
Scene 02 : “dung-dung-dung” suara kentongan tukang es memecah
kesunyian. Dodo pun melirik ke arah tukang es dengan
nafsunya sambil berkata
“wah.. es jebret!”
Dodo pun berjalan menghampiri tukang es dan
membelinya.
“bang es nya satu diplastik” sambil memberikan uang
kepada tukang es tersebut.
“Ini dek, makasih ya!” jawab tukang es sambil
memberikan pelastik es.
Scene 03 : karena saking hausnya dodo pun langsung ingin
menyedot es yang ada ditangannya tersebut. Namun,
baru saja ia ingin menyedot tiba-tiba ada suara setengah
berteriak.
“eeeeh…eeehhh.eeeehhh… kok minum sih?!”
Dodo pun langsung menoleh kearah sumber suara
tersebut. Ternyata seorang suara tersebut adalah suara
bapak-bapak paruh baya yang sedang memanggul karung
semen. Dan bapak itu berkata
“bapak aja yang kerja dari pagi sampai sekarang
belom minum”. (sambil menurunkan karung yang di
panggulnya.
Dodo pun merasa malu dan ia tersenyum sambil
menggaruk kepalanya.
“abisnya saya udah ga tahan pak” jawab dodo
“sebelum kamu minum mari ikut bapak sebentar”
kata bapak tersebut
“emangnya kita mau kemana pak?” Tanya dodo
“ini kan sudah masuk waktu dzuhur, alangkah
baiknya kita ke mushola untuk melaksanakan sholat
dzuhur dahulu, setelah kamu ambil wudhu lalu
melaksanakan sholat insyaallah rasa dahagamu akan
hilang.”
“baik pak kalau begitu”
Bapak tadi pun merangkul dodo dan berjalan ke mushola
(membelakangi kamera) kemudian mereka sholat
(langsung tahiyat akhir dan salam) CUT
Scence 04 : Setelah sholat dodo pun duduk bersila lalu si bapak pun
menghampirinya dan memberikan al-Qur’an kemudian
berkata
“coba kamu baca surat Al-Baqarah ayat 183
kemudian baca artinya”
Sebelum membaca ayat tersebut dodo bertanya
“Memangnya ada apa dengan surat Al-Baqarah
ayat183 pak?”
“Sekarang kamu baca dulu berikut artinya nanti
bapak akan jelaskan apa maksud dari ayat tersebut”
jawab si bapak
Dodo pun kemudian membaca surat Al-Baqarah tersebut
lalu membaca artinya
Fade to : (tulisan arab dan artinya muncul dilayar dan ada suara
dodo yang sedang membaca).
“Nah, sebelum bapak jelaskan, bapak mau tanya apa
yang bisa kamu pahami dari ayat tadi?”
“yang dodo paham pokonya ayat ini tentang puasa
pak heheh” jawab dodo sambil tersenyum malu dan
menggaruk kepala
“benar sekali do, ayat tersebut menjelaskan tentang
ajakan berpuasa yang ditujukan kepada setiap orang
yang beriman, puasa yang diwajibkan itu sangat
penting dan bermanfaat bagi setiap orang, kaya,
miskin, tua, muda, lelaki atau perempuan. Jadi puasa
itu diwajibkan kepada setiap orang tanpa terkecuali
tetapi hanya orang yang beriman saja.” Jelas bapak
tersebut
“Oh,,, begitu pak.. iya dodo paham” jawab dodo
Eit,, tunggu… penjelasan bapak belom selesai, yuk
kita ke teras musholla biar ngobrolnya lebih enak”
lanjut si bapak.
Mereka berdua pun beranjak ke teras musholla
Scene 05 : latar : teras musholla
“oiya pak, dari tadi kita ngomongin puasa terus,
sebenernya pengertian puasa sendiri itu apa si pak?
Yang dodo tau sih kita gaboleh makan sama minum
dari terbit fajar sampe maghrib, bener ga pak?”
Tanya dodo
Pintar sekali kamu do, namun tidak semudah itu kita
melaksanakan puasa, selain menahan makan dan
minum kita yang berpuasa juga harus menahan diri
dari segala perbuatan yang mengandung dosa, lebih
jauh lagi kita harus meninggalkan perkara-perkara
yang dapat merugikan orang lain, seperti mencuri,
korupsi, atau mengambil hak orang lain. Puasa juga
merupakan momen yang paling tepat untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. apalagi puasa di
bulan Ramadhan, setiap pahala dilipatgandakan
seribu kali lipat. Maka dari itu do sangatlahrugi bagi
orang yang tidak berpuasa dibulan ramadhan seperti
yang akan kamu lakukan tadi…
“hehe iya pak dodo jadi menyesal.. untung saja bapak
mengingatkan dodo” jawab dodo sambil tersipu malu
“Jadi kamu bisa tidak menyimpulkan apa itu
pengertian puasa dari yang bapak jelaskan tadi?
Tanya si Bapak
“jadi, puasa itu menahan diri dari makan, minum,
nafsu, dan bicara yang tidak manfaat mulai dari
terbit fajar sampai terbenam matahari. Betul kan
pak?” kata dodo
“Betul.. ternyata kamu anak yang pintar ya do” lanjut
si bapak sambil tersenyum
“Nah, ada beberapa hal yang dilarang saat berpuasa
do, kamu harus tau. Yang pertama makan dan
minum secara sengaja, yang kedua muntah secara
sengaja, yang ketiga tidak bisa menahan emosi dan
amarah.
Fade to : pertama, menampilkan orang yang sedang makan dan
minum dengan lahap dan nafsunya kemudian keluar
gambar silang da nada suara “tetot”
Kedua, menampilkan gambar anak kecil yang
memasukkan tangan kemulut sampai ia muntah
Ketiga, menampilkan mulut orang yang marah-marah
sampai liurnya muncrat-muncrat
“duh..ternyata banyak juga ya hal yang tidak boleh
dilakukan saat puasa pak.” kata dodo
“Betul do..” jawab si bapak
“Lalu sebenarnya apa si pak manfaat dari kita
berpuasa,, setelah kita menahan makan, minum, serta
emosi dan amarah kita?” Tanya dodo
“pertanyaan bagus do,, setelah kita bersusah payah
menahan rasa lapa, haus, dahaga, serta amarah kita
mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari,
ternyata banyak sekali hikmah atau manfaat yang
dapat kita ambil yaitu puasa dapat meningkatkan
iman dan taqwa serta mendorong seseorang untuk
rajin bersyukur, puasa juga menumbuhkan rasa
solidaritas terhadap sesama terutama kasih saying
terhadap fakir miskin, dan puasa melatih juga
mendidik kesabaran seoseorang dalam kehidupan
sehari-hari. jadi bagaimana do… masih mau tidak
berpuasa dibulan ramadhan? Rugi lhoo kamu…
hehehe” jelas si bapak sambil meledek
“iya pak terimakasih sudah menjelaskan puasa.. dodo
jadi malu dan menyesal pak hehe,, jadi mulai
sekarang dodo akan rajin berpuasa. Dan es yang tadi
dodo beli akan dodo simpan untuk buka puasa saja
deh” jawab dodo
“sama-sama do, Alhamdulillah kalo kamu sudah
bersemangat untuk berpuasa. Yuk kita pulang
bersama-sama.” merekapun meninggalkan musholla dan
berjalan melangkahkan kaki bersama. (kaki melangkah
dan menutup kamera)
Fade to : Hikmah pertama (ada orang yang sedang berbuka puasa
sambil mengucap Alhamdulillah)
Hikmah kedua (ada orang yang memberi makanan kepada
pemulung atau fakir miskin)
Hikmah ketiga (ada orang dalam perjalanan dijalan sangat
macet dan ia dikelaksonin orang, orang itu mengelus dada
sambil bilang astaghfirullahaladzim)
Lampiran 8
Dokumentasi