efek pemberian probiotik pada udang windu

31
Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius) 1. Pendahuluan. Data perikanan dunia memperkirakan bahwa separuh dari permintaan makanan laut dunia akan disuplai oleh sektor budidaya pada tahun 2020, hal ini terjadi karena adanya penurunan pada perikanan tangkap liar. Kultur udang tersebar luas di seluruh daerah tropis di dunia. Industri budidaya ini sangat berkembang, dan saat ini bernilai sekitar US $ 10 miliar. Udang windu adalah spesies yang paling banyak dibudidayakan. Di beberapa negara, industri budidaya udang dilanda penyakit, sebagian besar disebabkan oleh bakteri (terutama Vibrio harveyi) dan virus. Kepadatan hewan yang tinggi dalam hatchery dan tambak sangat kondusif untuk penyebaran patogen (Moriarty, 1999). Kemajuan teknologi pembenihan udang yang telah maju selama beberapa decade ini sering terganggu oleh kematian yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri. Peningkatan populasi Vibrio di tangki air pemeliharaan larva telah dilaporkan dapat mengurangi tingkat kelangsungan hidup larva dan post larva. Spesies V. harveyi diduga sebagai peyebab kematian massal pada hatchery udang. Vibrio masuk ke dalam hatchery melalui air laut, kotoran, pakan, dan exoskeleton dari induk. Sejauh ini, pendekatan konvensional, seperti penggunaan desinfektan dan obat antimikroba, memiliki tingkat 1

Upload: ista-ayuh-paramita

Post on 24-Jul-2015

619 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Explain the comparative's efect of Probiotics in Black Tiger Shrimp

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

1. Pendahuluan.

Data perikanan dunia memperkirakan bahwa separuh dari permintaan

makanan laut dunia akan disuplai oleh sektor budidaya pada tahun 2020, hal ini

terjadi karena adanya penurunan pada perikanan tangkap liar. Kultur udang

tersebar luas di seluruh daerah tropis di dunia. Industri budidaya ini sangat

berkembang, dan saat ini bernilai sekitar US $ 10 miliar. Udang windu adalah

spesies yang paling banyak dibudidayakan. Di beberapa negara, industri budidaya

udang dilanda penyakit, sebagian besar disebabkan oleh bakteri (terutama Vibrio

harveyi) dan virus. Kepadatan hewan yang tinggi dalam hatchery dan tambak

sangat kondusif untuk penyebaran patogen (Moriarty, 1999).

Kemajuan teknologi pembenihan udang yang telah maju selama beberapa

decade ini sering terganggu oleh kematian yang sebagian besar disebabkan oleh

bakteri. Peningkatan populasi Vibrio di tangki air pemeliharaan larva telah

dilaporkan dapat mengurangi tingkat kelangsungan hidup larva dan post larva.

Spesies V. harveyi diduga sebagai peyebab kematian massal pada hatchery udang.

Vibrio masuk ke dalam hatchery melalui air laut, kotoran, pakan, dan exoskeleton

dari induk. Sejauh ini, pendekatan konvensional, seperti penggunaan desinfektan

dan obat antimikroba, memiliki tingkat keberhasilan yang terbatas dalam

pencegahan atau pengobatan penyakit di air. Peran bakteri probiotik dalam

budidaya udang sering dicobakan akan tetapi tidak banyak dilaporkan terutama di

udang tiger ini, P. monodon. Efek menguntungkan dari penggunaan probiotik

pada produksi benih udang komersial India, P. monodone sangat membutuhkan

banyak studi. Oleh karena itu, penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui

pengaruh probiotik terhadap produksi benih pada hatchery udang windu, P.

monodon.

Melalui tulisan ini untuk mengetahui efisiensi probiotik terhadap sintasan

larva P. monodon dan juga pengaruhnya terhadap parameter kualitas air penting

yaitu salinitas, pH, temperature, oksigen terlarut, alkalinitas dan amonia.

1

Page 2: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

2. Tinjauan Pustaka.

2.1 Probiotik (Verschuere, et al. 2000).

Fuller memberikan definisi yang tepat dari probiotik, yaitu suplemen

mikroba hidup dalam bentuk pakan yang menguntungkan dan dapat

mempengaruhi hewan inang untuk meningkatkan keseimbangan ususnya.

Istilah "probiotik" disebut sebagai bakteri gram-positive yang berasosiasi

dengan genus Lactobacillus. Definisi yang diusulkan oleh Fuller yang

diaplikasikan dalam budidaya, namun masih memerlukan beberapa pertimbangan.

Demikian pula dengan manusia dan hewan, dapat diasumsikan dalam akuakultur

dimana entitas usus mikrobiota tidak bekerja dengan sendirinya tetapi ada

interaksi yang konstan dengan lingkungan dan fungsi host. Banyak peneliti telah

meneliti hubungan antara usus mikrobiota dengan habitat atau makanannya.

Beberapa hasil penelitian pada ikan, memberikan bukti bahwa kehadiran bakteri

dalam lingkungan perairan mempengaruhi komposisi usus mikrobiota dan begitu

pula sebaliknya. Keberadaan beberapa genus dalam saluran pencernaan secara

umum tampaknya berasal dari lingkungan atau makanan yang bisa bertahan dan

berkembang biak di saluran pencernaan tersebut. Namun, dapat diakui bahwa

lingkungan sekitar dalam sistem akuakultur langsung memiliki pengaruh yang

jauh lebih besar pada status kesehatan dibandingkan dengan pengaruhnya

terhadap hewan darat atau manusia.

Memang, interaksi inang-mikroba sering kali kualitatif maupun kuantitatif

berbeda untuk spesies akuatik dan terestrial (darat). Dalam lingkungan perairan,

host dan mikroorganisme berbagi ekosistem. Dalam beberapa hal, mikroba di

lingkungan akuatik memiliki pilihan hidup dalam hubungannya dengan host

(saluran usus, insang, atau kulit) atau tidak, sementara di lingkungan terestrial,

aktivitas cukup besar mungkin akan terbatas pada niche air seperti yang terdapat

dalam isi perut hewan host.

Hewan akuatik dikelilingi oleh lingkungan yang mendukung patogen

secara mandiri dari inangnya, dan (oportunistik) patogen dapat mencapai

2

Page 3: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

kepadatan sangat tinggi di hewan tersebut. Bakteri terus dicerna baik dengan

pakan atau ketika host minum. Hal ini terutama terjadi pada hewan yang bersifat

filter feeder, yang menelan bakteri pada tingkat tinggi, menyebabkan interaksi

secara alami antara mikrobiota lingkungan dengan pakan hidup tersebut.

Sedangkan penelitian probiotik dalam akuakultur difokuskan dimulai pada

saat ikan masih remaja, namun saat ini perhatian lebih banyak diberikan kepada

larva ikan dan kerang dan organisme hidup lainnya. Binatang (mamalia) mewarisi

bagian penting dari koloni bakteri awalnya melalui kontak dengan host,

sedangkan spesies air biasanya memijah dalam air, tanpa kontak lebih lanjut

dengan induk. Hal ini memungkinkan bakteri untuk menjajah permukaan telur

larva hewan atau bayi yang baru lahir. Selanjutnya, larva yang baru menetas tidak

memiliki sistem pencernaan yang sepenuhnya berkembang dan tidak memiliki

komunitas mikroba dalam saluran usus, insang, atau pada kulit. Karena tahap awal

larva air bergantung mikrobiota utama mereka di mana mereka dipelihara, sifat-

sifat bakteri dalam air sekitar adalah yang paling penting.

Berdasarkan definisi ini, probiotik mungkin termasuk tambahan yang

berarti mikroba yang dapat mencegah patogen berkembang biak di saluran

pencernaan, pada permukaan, dan di lingkungan budidaya, yang aman

penggunaannya, sebagai pakan optimal yang dapat membantu pencernaan,

meningkatkan kualitas air, atau merangsang sistem kekebalan tubuh host. Bakteri

memberikan nutrisi penting ke host (single-cell protein) tanpa aktif dalam host

atau tanpa berinteraksi dengan bakteri lain, dengan lingkungan, atau dengan host

itu sendiri tidak termasuk dalam definisi tersebut. Meskipun probiotik juga dapat

memberikan kontribusi substansial bagi kesehatan dan kinerja zootechnical

melalui nutrisi dan meskipun kadang-kadang tidak mungkin untuk memisahkan

pakan organisme perairan dari kontrol lingkungan, definisi ini dibatasi untuk

penggunaan probiotik sebagai agen pengendalian hayati di akuakultur.

3

Page 4: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

2.2 Meninjau Probiotik yang Digunakan dalam Budidaya (Irianto and Austin,

2002).

Cakupan probiotik untuk digunakan dalam budidaya telah mencakup

kedua bakteri (Gram-negatif dan Gram-positif), dan yeast. Secara khusus,

probiotik telah dilaporkan berhasil diuji cobakan pada berbagai invertebrata dan

vertebrata. Ada beberapa fakta-fakta khusus tentang host tetapi signifikan dari

pengamatan masih menunggu penelitian lebih lanjut.

Bakteri Gram positif.

Bakteri aerobik pembentuk endospora Gram-positif, yaitu Bacillus spp.,

telah ditinjau sebagai probiotik, termasuk dengan menggunakan Bacillus spp.

untuk peningkatan kualitas air dengan mempengaruhi komposisi populasi mikroba

yang tertular melalui air dan dengan mengurangi jumlah patogen di sekitar spesies

budidaya. Dengan demikian, basillus diperkirakan memusuhi patogen potensial

yang ada di dalam lingkungan perairan. Hal ini aneh karena seperti yang diketahui

pada umumnya kultur laboratorium tidak bertahan hidup baik ketika dikembalikan

ke lingkungan, sel-sel yang sering outcompeted/ antagonized oleh mikroflora

alami. Namun demikian, manfaat yang langsung dirasakan dengan penggunaan

basil adalah pengurangan penggunaan bahan kimia di lingkungan perairan dan

peningkatan pertumbuhan spesies budidaya.

Penggunaan probiotik secara bersamaan telah disertai dengan pengurangan

di tingkat senyawa antimikroba (khususnya antibiotik) yang digunakan dalam

budidaya dan meningkatkan nafsu makan serta kinerja pertumbuhan spesies

budidaya. Yang pertama jelas sejauh jika hewan tersebut dinyatakan sehat maka

tidak akan perlu menggunakan senyawa antimikroba. Namun, dugaan tentang

peningkatan nafsu makan dan pertumbuhan lebih sulit untuk dilakukan. Beberapa

peneliti telah menggunakan produk komersial yang tersedia. Sebagai contoh,

Queiroz & Boyd (1998) dan Moriarty (1998) menggunakan preparat komersial

yang mengandung Bacillus spp. masing-masing di kolam lele dan udang. Para

4

Page 5: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

peneliti ini menemukan bahwa Bacillus dapat meningkatkan kelangsungan hidup

larva, peningkatan penyerapan makanan dengan meningkatkan tingkat protease

dan memberikan pertumbuhan yang lebih baik. Selain itu, probiotik menurunkan

jumlah bakteri patogen yang dicurigai dalam usus. Juga, enterococci yang

mempengaruhi pencernaan mikroflora, mengurangi keberadaan Escherichia coli,

Staphylococcus aureus dan Clostridium spp.

Asam laktat yang diproduksi bakteri, seperti laktobacilli putatif, telah

menjadi fokus perhatian. Sebagai contoh, Gatesoupe (1991) melaporkan manfaat

menggunakan Lactobacillus dalam ikan turbot, menyebabkan peningkatan

pertumbuhan. Bakteri heterotrofik aerobik dari saluran pencernaan ikan salmon

atlantik, rainbow trout dan turbot diteliti untuk aktivitas penghambatan terhadap

A. salmonicida menggunakan metode cross-streaking, yang menghasilkan zona

pembuka dan pertumbuhan berlebih dari A. Salmonicida.

Bakteri Gram-Negatif.

Pseudomonas telah dilaporkan dapat menghambat Saprolegnia sp. dan A.

salmonicida dalam kultur ikan. Dominasi Pseudomonas, yang meningkatkan

kelangsungan hidup rainbow trout terhadap vibriosis yang masuk kedalam

perairan (kloam budidaya). Namun, Pseudomonas, yang dianggap sebagai

probiotik yang efektif untuk memberikan perlindungan kapada rainbow trout

terhadap vibriosis, tidak melindungi salmon atlantik terhadap infeksi dengan A.

Salmonicida meskipun dalam metode in vitro menunjukkan penghambatan

patogen.

Bakteri lain telah meningkatkan kultur larva kepiting, tiram Pasifik dan

ikan turbot. Dengan demikian, Vibrio meningkatkan pencernaan protein dalam

juvenile turbot bila diberikan melalui intubasi oral. Juga meningkatkan

kelangsungan hidup tiram Pasifik, Crassostrea gigas, bila diberikan dalam air.

Kultur ini menghasilkan zat-penghambat bakteriosin terhadap bakteri patogen di

beberapa media kultur. Irianto & Austin (2002) melaporkan bahwa kultur

5

Page 6: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

Aeromonas dan Vibrio efektif dalam mengontrol infeksi oleh A. Salmonicida pada

rainbow trout. Selain itu, Roseobacter adalah inhibitor untuk Vibrio, dengan

ekstrak sel yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup larva kerang.

Sejak tahun 1995, penggunaan probiotik telah sukses dalam industri udang

Ekuador, khusus untuk mengontrol tingginya insiden penyakit pada larva. Hasil

yang menguntungkan dilaporkan dalam penggunaan antibiotik selama

pemeliharaan larva. Morales & Mialhe (observasi unpublished) menyatakan

bahwa probiotik mungkin paling efektif bila diterapkan untuk pemeliharaan larva

tahap naupliar di kolam pemeliharaan, ketika larva belum mulai makan dan

kekurangan suatu microflora mapan. Bisa dibayangkan bahwa pada tahap ini larva

akan menjadi koloni dari probiotik, sehingga memungkinkan mengontrol usus

mikroflora.

Yeast.

Catla, Catla catla (Hamilton), telah digunakan untuk mengevaluasi potensi

kedua bakteri dan yeast sebagai probiotik, dengan data yang menunjukkan bahwa

calon yang berhasil menyebabkan peningkatan kelangsungan hidup dan berat

badan. Perlu dicatat bahwa sel dan β-glukan dari Saccharomyces, meningkatkan

ketahanan juvenile penaeids terhadap vibriosis. Di sini, data menunjukkan bahwa

diet yang mengandung P. rhodozyma menyebabkan peningkatan besar terhadap

kelangsungan hidup larva. Juga, Debaryomyces, memproduksi kembali yeast

polyamine dari saluran pencernaan ikan, meningkatkan kelangsungan hidup,

tetapi menyebabkan penurunan pertumbuhan larva seabass, Dicentrarchus,

tersebut digabungkan ke dalam makanan. Kehadiran yeast, yang mampu cocok

terhadap usus, menyebabkan peningkatan sekresi amilase dan stimulasi enzim

membran pada larva yang berumur 27 hari.

Ada minat yang cukup besar dalam penggunaan probiotik untuk

meningkatkan kondisi produksi dalam budidaya tambak. Probiotik yang paling

umum adalah inokulum bakteri hidup yang kadang-kadang dilengkapi dengan

6

Page 7: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

ekstrak ragi dengan enzim ekstraseluler. Beberapa perusahaan menjual preparat

enzim ekstraseluler tanpa bakteri hidup. Ekstrak tanaman juga digunakan sebagai

probiotik. Klaim tentang potensi manfaat probiotik dalam tambak meliputi :

penyempurnaan dekomposisi bahan organik, penurunan konsentrasi nitrogen dan

fosfor; meningkatkan pertumbuhan alga menjadi lebih baik; ketersediaan oksigen

terlarut lebih besar; mengurangi cyanobacteria (alga biru-hijau), pengontrolan

amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida, mengurangi insiden penyakit dan

memberikan kelangsungan hidup yang lebih besar, udang besar dan produksi ikan.

Vendor biasanya menjual probiotik untuk perawatan profilaksis untuk

memberikan perlindungan terhadap penyakit dan untuk memperbaiki kondisi

lingkungan budidaya (Boyd dan Gross, 1998).

2.3. Black Tiger Shrimp (Panaeus monodon).

Black Tiger Shrimp atau Giant tiger atau Panaeus monodon di Indonesia

disebut udang windu. Udang windu saat ini tidak berkembang lagi karena

terserang berbagai macam penyakit udang diantaranya yang ganas adalah white

spot atau virus bintik putih (Wikipedia, 2011). Udang ini memiliki cirri fisik

Ujung depan rostrum lengkung mengarah ke atas dengan gigi atas rostrum 7-8

buah dan gigi bawahnya 3 buah. Terdapat sebuah duri pada buku kedua pasangan

pertama dan kedua dari kaki jalannya. Buku ketiga pasangan kaki jalan pertama

dilengkapi pula dengan sebuah duri. Badannya berwarna kecokelatan dengan

bercak-bercak biru dan berbelang-belang (Fishblogs, 2009).

Amri (2003) menyatakan bahwa habitat udang berbeda-beda tergantung

dari jenis dari persyaratan hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya.

Udang windu bersifat euryhaline yakni bisa hidup di laut yang berkadar garam

tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah. Udang windu juga

bersifat benthik, hidup pada permukaan dasar laut yang lumer (soft) terdiri dari

campuran lumpur dan pasir terutama perairan berbentuk teluk dengan aliran

sungai yang besar dan pada stadium post larva ditemukan di sepanjang pantai

7

Page 8: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

dimana pasang terendah dan tertinggi berfluktuasi sekitar 2 meter dengan aliran

sungai kecil, dasarnya berpasir atau pasir lumpur.

Klasifikasi (Wikipedia, 2012) :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Sub Phylum : Crustacea

Class : Malacostraca

Order : Decapoda

Sub Order : Dendrobranchiata

Family : Penaeidae

Genus : Penaeus

Species : P. monodon

3. Materi dan Metode.

Penelitian ini dilakukan di CP (Charoen Pockphand, Aquacultur India

Pvt Ltd,.) hatcheri terletak di desa Chettikuppam dekat Marakkanam. Hatcheri ini

terletak sekitar 24 km utara Puducherry. Penetasan ini dirancang dengan baik,

lengkap dan dirawat untuk produksi komersial benih P. monodon selama sepuluh

tahun terakhir. Ada empat unit produksi yang beroperasi secara simultan dan

produksi tahunan sekitar 200-300 juta benih.

Para induk dikumpulkan dari alam dan diangkut ke dalam kantong plastik

berisi oksigen. Awalnya induk dikarantina dan dirawat di bagian penerima.

Selanjutnya sampel dicuci 10 ppm KMnO4, dicuci dalam air laut dan dipelihara

dalam kotak thermocol dengan aerasi secara terpisah. Sampel dipersiapkan untuk

tes PCR untuk mendeteksi keberadaan WSSV dan MBV. Hanya induk negatif

ditebar dalam tangki pemeliharaan dan diberi makan dengan cacing polychaete

dan cumi dua kali sehari. Lima puluh persen air diganti setiap hari. Para induk

8

Page 9: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

kemudian dipindahkan ke tangki maturasi dan diperlakukan dengan probiotik air

(Super biotik) sebanyak 20 ppm untuk mengendalikan bakteri.

Untuk meningkatkan pemijahan buatan, terlebih dahulu dilakukan ablasi.

Jantan dan betina ditebar dengan perbandingan 2:1 dalam 50 tangki persegi

panjang. Betina matang gonad dipindahkan ke kapasitas tanki FRP untuk

pemijahan. Setelah pemijahan, betina yang telah dipindahkan, telur yang telah

disaring dipindahkan ke tangki penetasan setelah diobati dengan larutan 20 ppm

yodium.

Sebelum penebaran nauplii, tangki pemeliharaan larva pertama kali diisi

dengan 2 t air laut klor (30ppt) dan semua parameter kualitas air diperiksa. Tangki

pemeliharaan larva dibagi menjadi dua untuk memberikan efek kenyamanan.

Tangki berisi probiotik diperlakukan sebagai perlakuan dan tanki tanpa probiotik

diperlakukan sebagai kontrol. Air probiotik yaitu Super biotik dan Biodream

(probiotik ini mengandung Bacillus sp dan Streptococcus sp.) ditambahkan ke

dalam tangki percobaan saja @ 5ppm. Selain probiotik 0,05 ppm Treflon juga

ditambahkan baik ke dalam tanki perlakuan dan kontrol untuk mencegah penyakit

jamur. Nauplii yang baru menetas dari tangki penetasan dipanen dan dipindahkan

dalam kantong plastik dan disimpan di dalam DNS dan tangki eksperimen @ 2

lakh per tangki.

Dua puluh empat jam setelah penebaran, nauplii dikonversikan menjadi

zoea - I di dalam tangki percobaan. Sedangkan di bak kontrol, waktu konversi

diperpanjang dari 24 ke 30 jam. Makan pertama dimulai ketika zoea I muncul.

Tahapan zoeal (I sampai III) diberi makan dengan Chaetoceros sp. @ 1x106 sel /

ml dalam dua kali sehari pada kontrol dan bak perlakuan. Tahap mysis (I hingga

III) diberi makan dengan ganggang @ kepadatan 5 x 10 4 sel / ml pada kontrol

dan bak perlakuan. Selain alga, tahap mysis diberi makan dengan knock Artemia

(Artemia dibunuh dengan air panas) @ 5 sampai 10g/bak. Tahap pasca larva

diberi pakan Artemia secara eksklusif nauplii hidup yang baru menetas @ 5 nos

per PL per makan. Secara umum, hewan uji dalam bak percobaan mengkonsumsi

lebih baik dibandingkan bak kontrol. Probiotik, Super PS (CP Aquacultur Pvt.

9

Page 10: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

Ltd) ditambahkan harian @ 5-10ppm dari tahap zoeal dan probiotik Zymatin @

5ppm ditambahkan setelah munculnya tahap pasca larva dalam tangki percobaan

saja.

Stok kultur Chaetoceros sp dipertahankan pada suhu ruangan terkontrol

(20-24oC) dengan 2000-5000 lux intensitas cahaya. Conway Walney Medium or

Guillard Medium (F2) digunakan untuk kultur dalam ruangan. Kultur

Chaetoceros sp. dalam 2 liter botol gelas, 25 liter kantong plastik, 500 liter bak

FRP dan 20 – 30 t semen bak outdoor. Untuk kultur luar ruangan, TMRL dan

Skelon media yang digunakan. Setelah kultur alga memasuki fase eksponensial

dan konsentrasi sel yang cukup telah dipompa ke dalam tangki pemeliharaan

larva.

Artemia komersial diaerasi selama setengah jam sebelum dekapsulasi. Dua

liter klorin cair dan 120 ml larutan Natrium hidroksida yang dicampur secara

merata. Kista dialihkan ke larutan dan dilakukan pengadukan secara konstan di

bawah 40oC. Warna berubah dari coklat tua sampai oranye menunjukkan kista

mengalami dekapsulasi. Pada tahap ini, kista dipindahkan ke bak penetasan berisi

Artemia setelah dicuci di air tawar sampai bau kaporit hilang. Aerasi dan

pencahayaan teratur dengan lampu 60 V diberikan untuk mempercepat proses

penetasan. Setelah 24 jam, nauplii menetas yang telah dikumpulkan.

Pergantian air dilakukan dari tahap mysis III dan seterusnya.

Menggunakan mesh size 0,5 mm air dikurangi sekitar 50%. Setelah post larva

muncul, salinitas berkurang perlahan dan dijaga tetap pada 20 ppt terutama di bak

perlakuan, karena probiotik akan bekerja dengan baik di salinitas rendah.

Parameter kualitas air dari probiotik diperlakukan dan bak kontrol secara

teratur dipantau. Parameter kualitas air seperti salinitas, suhu, pH, amonia terlarut,

alkalinitas dan oksigen terlarut diamati setiap hari pada pagi hari. Salinitas air

diukur dengan menggunakan refraktometer (Erma-Jepang). PH air diukur dengan

menggunakan pH pen elektronik diproduksi oleh Perusahaan Hanna Instrumental,

Jepang. Suhu air diukur dengan menggunakan termometer Celcius standar. DO

meter untuk mengukur oksigen terlarut. Pertama menggunakan natrium

10

Page 11: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

bikarbonat setelah standarisasi asam sulfat kemudian sampel dititrasi dengan asam

sulfat standar dengan menggunakan indikator Methyl merah. Tingkat Amonia

dipantau secara teratur dengan mengadopsi metode Solorzano (1969) dan

Koroleff (1969).

Sampel air diambil dari tangki pemeliharaan (kontrol dan bak perlakuan)

dan pada berbagai tahap larva (yaitu nauplii, zoea, mysis dan post larva). Total

plate count (TPC) dilakukan dengan pengenceran sepuluh kali lipat dalam Tryptic

Soy Agar yang mengandung 1% NaCl (TSAS) dengan metode sebar. Setiap

sampel diduplikasi. Pelat diinkubasi pada suhu 29,1ºC dan diamati setelah 24 jam.

Untuk menentukan jumlah bakteri, plat diamati di ruangan gelap.

4. Hasil dan Pembahasan

Salinitas dipertahankan pada 30 ppt untuk kontrol dan bak perlakuan. PH

dari bak kontrol adalah 8,4 dan bak perlakuan 8.2. Suhu (31oC) dari kontrol dan

bak eksperimen. Oksigen terlarut lebih tinggi di dalam bak percobaan (6.12 mg/l)

dan lebih rendah dalam bak kontrol (5.75mg/l). Alkalinitas (150 ppm) dari kontrol

dan bak eksperimen lebih atau hampir sama. Amoniak lebih tinggi pada bak

kontrol (0,19 mg/l) daripada bak perlakuan (0.15mg/l) (Tabel 1).

Tingkat kelangsungan hidup nauplii pada bak kontrol dan bak perlakuan

kurang lebih sama. Tingkat kelangsungan hidup zoea yang dipelihara dalam bak

percobaan lebih tinggi (90%) dibandingkan dengan bak kontrol (75%). Tingkat

kelangsungan hidup mysis maksimum (85%) dalam bak percobaan dan minimum

dalam bak kontrol (60%). Tingkat kelangsungan hidup semua tahap post larva

(PL1-PL15) lebih besar dalam bak perlakuan dibandingkan yang bak kontrol

(Tabel 2).

Panjang rata-rata semua postlarva (PL1-PL15) maksimal bila dipelihara

dalam bak percobaan dibandingkan bak kontrol (Tabel 3).

Green koloni relatif lebih banyak dalam bak kontrol dibandingkan bak

perlakuan (baik di air dan pada tahap larva). Dan jumlah bakteri mencapai

maksimum dalam tahap larva dibandingkan di air (Tabel 4).

11

Page 12: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

12

Page 13: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

Pembudidaya tradisional maupun intensif masih tergantung pada benih

udang hasil tangkapan dari alam atau udang yang masuk akibat terbawa arus

pasang surut. Namun, dalam budidaya udang tradisional permintaan untuk bibit

sehat dan berkualitas cenderung stabil sepanjang tahun. Penelitian ini dilakukan

untuk memastikan efisiensi probiotik terhadap kelangsungan hidup udang

terutama yang paling penting peternakan larva, P. monodon selain pengaruhnya

terhadap parameter kualitas air. Penting memonitor parameter kualitas air selama

penelitian ini diantaranay salinitas, pH, suhu, oksigen terlarut, alkalinitas dan

amoniak.

Kualitas air memegang peranan penting dalam produksi akuakultur.

Pengertian menyeluruh mengenai hubungan antara kualitas air dengan

produktivitas akuatik sangan esensial untuk pertumbuhan dan produksi yang

optimum. Kualitas air selama periode kultur akan menurun terutama disebabkan

oleh akumulasi limbah metabolik organisme hidup, dekomposisi sisa pakan, dan

pembusukan materi biotik. Umumnya organisme berada dalam keadaan

keseimbangan antara mikroorganisme pembawa penyakit dan lingkungannya.

Perubahan keseimbangan ini terjadi akibat penurunan parameter kualitas air yang

dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme tersebut dan menjadi rentan

terhadap penyakit akibat stres, begitu juga pertumbuhannya. Penambahan

probiotik dilaporkan efektif menangani substansi ini dan membantu

mempertahankan parameter kualitas air sehingga meningkatkan laju pertumbuhan

dan tingkat kelangsungan hidup.

13

Page 14: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

Pada penelitian ini, parameter kualitas air hatchery dalam kondisi baik

karena penerapan suplemen mikroba melalui probiotik. Kualitas air yang lebih

baik terutama dikaitkan dengan Bacillus sp. Alasannya adalah bakteri gram positif

merupakan konverter bahan organik yang lebih baik dibanding bakteri gram

negatif. Selama siklus produksi, tingginya level bakteri gram positif dapat

meminimalkan penumpukan partikulat karbon organik dan karbon organik

terlarut. Pengamatan yang sama ditemukan pada studi ini. Tangki yang diberi

perlakuan probiotik (Super Biotic, Biodream, Super PC dan Zymetin) berlimpah

dengan Bacillus sp. dan menunjukkan level amonia yang rendah, yang diubah

menjadi nitrat melalui nitrit.

Suhu air mungkin adalah variabel lingkungan yang paling penting bagi

pemeliharaan larva, karena secara langsung mempengaruhi metabolisme,

konsumsi oksigen, pertumbuhan, moulting dan kelangsungan hidup larva. Secara

umum, perubahan temperatur yang mendadak mempengaruhi sistem imun larva.

Kisaran suhu optimum untuk pemeliharaan larva udang windu adalah antara 28 –

32ºC (Kannupandi et al., 2002). Suhu dalam penelitian ini adalah 31ºC. Tidak ada

perbedaan suhu antara kontrol dan tangki eksperimen dalam penelitian ini.

Salinitas adalah faktor paling penting yang mempengaruhi respons

fungsional organisme yaitu dalam metabolisme, pertumbuhan, migrasi, perilaku

osmotik, reproduksi, dan lain-lain. Organisme laut mempertahankan konsentrasi

garam internal (konsentrasi garam darah dan cairan tubuh) mereka dengan

osmoregulasi. Mereka membutuhkan energi yang cukup untuk osmoregulasi

untuk memelihara keseimbangan garam internal mereka dalam kaitannya dengan

media eksternal di mana mereka hidup. Ketika energi nutrisi digunakan untuk

osmoregulasi, pertumbuhan ikan akan menjadi lambat. Untuk pembenihan udang

kisaran salinitas yang dianjurkan adalah 28-35 ppt (Kannupandi et al., 2002)

Dalam penelitian ini, digunakan filter air laut dan salinitas terdapat dalam kisaran

yang diinginkan 30 ppt baik tangki kontrol maupun tangki eksperimen.

pH kultur memiliki peranan penting dalam metabolisme dan proses

fisiologis organisme lainnya. pH dapat berubah dengan adanya akumulasi sisa

14

Page 15: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

pakan, algae yang mati dan ekskreta. Pada kisaran pH optimum, amonia tidak

akan menyebabkan banyak masalah. Toksisitas nitrit dan hidrogen sulfida

meningkat pada pH rendah. Kisaran pH yang dibutuhkan untuk budidaya udang

larva adalah 8,2-8,5 (Kannupandi et al., 2002). Dalam penelitian ini tingkat pH

lebih dalam tangki kontrol (8.4) dan tangki eksperimental (8,2) tapi tetap jatuh

pada kisaran optimum. Hasil ini menunjukkan bahwa probiotik yang ditambahkan

kedalam tangki eksperimental sangat membantu dalam mempertahankan pH

dalam tingkat yang diinginkan. Krishnaprakash (2007) juga mempertahankan pH

(8,27-8,96) untuk pemeliharaan larva P. monodon. Oksigen terlarut (DO) dalam

medium pemeliharaan merupakan faktor penting dan tidak hanya digunakan untuk

respirasi organisme air tetapi juga untuk mempertahankan kondisi kimia dan

lingkungan yang menguntungkan pada badan air. Dia mengontrol banyak reaksi

oksidasi dan memelihara kondisi aerobik dalam air. Ketika tingkat oksigen sangat

rendah dan terdapat kondisi anaerob, nitrat direduksi menjadi amonia, yang

bersifat toksik dan dapat meningkatkan pH.

Level oksigen yang rendah dapat menghambat kinerja metabolik pada

larva udang dan dapat mengurangi pertumbuhan, moulting dan menyebabkan

kematian (Gilles, 2001). Level oksigen dalam medium kultur dipertahankan

dalam kisaran yang diinginkan dengan aerasi. Aerasi terus menerus dilakukan

selama penelitian ini dan karenanya tingkat oksigen tidak berbeda secara

signifikan antara kontrol dan tangki eksperimen dan berada di kisaran 5.75 – 6.12

ml/liter. Alkalinitas juga hampir sama (150 ppm). Nilai alkalinitas berada di

kisaran 140-160 ppm dalam pemeliharaan larva P. monodon (Krishnaprakash,

2007). Level amonia tangki kontrol dan tangki uji adalah 0,19 mg/liter dan 0,15

mg/liter. Jumlah amonia yang rendah dalam tangki percobaan terutama

disebabkan oleh mikroorganisme yang ada dalam probiotik, yang menginisiasi

nitrifikasi. Konsentrasi amonia diamati antara 0 dan 2.1 ppm dalam pemeliharaan

larva P. monodon (Krishnaprakash, 2007). Dalam penelitian ini Chaetoceros sp.

dan Artemia nauplii digunakan sebagai pakan untuk semua tahap pada larva P.

monodon untuk memperoleh sintasan yang lebih baik.

15

Page 16: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

Produksi komersial benih udang penaeid terhambat oleh terjadinya

penyakit infeksi dan non infeksi. Sejumlah agen mikroba terlibat sebagai

penyebab kematian. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dianggap menjadi

penyebab utama kematian pada pembenihan udang (Wyban dan Sweeney, 1991)

dan juga merupakan kendala dalam produksi larva yang konsisten (Grisez dan

Ollevier, 1995). Bakteri, terutama Vibrio spp telah dilaporkan menyebabkan

mortalitas larva di Asia selatan dan tenggara. V. harveyi, spesies luminous,

merupakan penyebab dalam sejumlah kasus kematian massal (Sunaryanto dan

Mariam, 1986; Karunasagar et al, 1994). Meskipun organisme penyebab penyakit

selalu ada di dalam air, mereka menyerang larva hanya ketika larva lemah karena

stress lingkungan atau kekurangan nutrisi. Sejumlah faktor mempengaruhi

mikroflora dalam hatchery udang. Flora alami yang ada dalam air laut dapat

diubah oleh metode treatment filtrasi, klorinasi yang diterapkan dalam

pembenihan. Mikroflora pemeliharaan larva dapat memasuki sistem pembenihan

melalui pakan hidup atau telurnya seperti algae dan Artemia. Untuk menghindari

masalah bakteriologis, pembenihan udang komersial mengadopsi perawatan air

yang lebih ekstensif, meliputi filtrasi, klorinasi, dan treatment ultraviolet.

Secara tradisional, pengendalian masalah bakteri pada pembenihan

udang penaeid masih bertumpu pada senyawa kimia. Penyalahgunaan antimikroba

dapat mengakibatkan pengembangan strain bakteri yang resisten (Weston, 1996).

Baru-baru ini organisme probiotik digunakan. Probiotik, yang umumnya

digunakan dalam sistem pembesaran, sekarang juga digunakan dalam

pembenihan. Produk probiotik komersial dengan kandungan Lactobacillus,

Bacillus dan Streptococcus digunakan dalam penelitian ini. Kualitas air dan beban

mikroba ada dalam batas diperbolehkan. Bakteri luminous diamati dalam jumlah

yang lebih rendah pada sistem hatchery ini.Namun dalam sistem pemeliharaan

larva buatan, keseimbangan diubah oleh penggunaan air desinfeksi, mikroalgae,

Artemia nauplii, rotifera dan antibakteri. Akibatnya, komunitas mikroba

pelindung tidak dapat berkembang di lingkungan dan atau pada sistem pencernaan

larva. Larva dipelihara dalam lingkungan hatchery yang relatif steril tidak tumbuh

dengan baik dan menunjukkan kelangsungan hidup yang rendah bila terkena 16

Page 17: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

populasi mikroba yang kompleks yang membuat mereka rentan terhadap stres

lingkungan dan bakteri patogen potensial.

Pemeriksaan kesehatan hewan secara teratur dilakukan di hatchery pada

berbagai tahap pemeliharaan. Post larva diperiksa secara teratur: nekrosis, bakteri

luminous, WSSV, MBV, endoparasit dan lain-lain. Uji stress juga dilakukan.

Hanya larva sehat, yang lulus batas kesehatan, dijual ke petani.

Tingkat kelangsungan hidup dalam penelitian ini adalah 30 dan 75%

pada tangki kontrol dan tangki uji. Hal ini jelas menunjukkan bahwa probiotik

yang digunakan dalam tangki uji lebih memelihara kualitas air dan organisme

penyebab penyakit dibanding tangki kontrol. Rata-rata panjang PL juga jauh lebih

tinggi pada hewan uji perlakuan probiotik dibanding kontrol. Krishnaprakash

(2007) juga memperoleh 43,07% untuk produksi benih P.monodon. Dalam

akuakultur, probiotik dapat diberikan baik sebagai suplemen makanan atau

sebagai aditif pada air (Moriarty, 1999). Probiotik dalam akuakultur telah terbukti

memiliki beberapa mode tindakan: eksklusi kompetitif bakteri patogen dengan

memproduksi senyawa penghambat; peningkatan kualitas air, peningkatan respon

imun dari spesies inang, dan peningkatan nutrisi spesies inang melalui produksi

tambahan enzim pencernaan (Verschuere et al., 2000). Oleh karena bakteri

Bacillus mengeluarkan exoenzymes dalam jumlah banyak (Moriarty, 1996; 1999),

bakteri ini telah digunakan secara luas sebagai probiotik putative. Penelitian

menunjukkan bahwa ketika bakteri ini diberikan sebagai probiotik ke dalam

tangki pemeliharaan larva udang, pertumbuhan dan kelangsungan hidup dan

kekebalan tubuhnya meningkat (Rengpipat et al, 1998; 2000).

Beberapa bakteri yang digunakan sebagai kandidat probiotik memiliki

efek antivirus. Meskipun mekanisme aksi bakteri belum diketahui secara pasti.

Direkbusarakom et al. (1997) mengisolasi dua strain bakteri Vibrio spp. NICA

1030 dan 1031 NICA dari pembenihan udang windu. Isolat ini mempunyai

aktivitas antiviral terhadap virus IHNV dan OMV. Beberapa penelitian

menyatakan bahwa mikroorganisme memiliki efek yang bermanfaat dalam proses

pencernaan hewan air. Balca'zar (2003) menunjukkan bahwa pemberian campuran

17

Page 18: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

jenis bakteri (Bacillus dan Vibrio sp.) secara positif mempengaruhi pertumbuhan

dan kelangsungan hidup juvenil udang putih dan memberi efek perlindungan

terhadap patogen V. harveyi dan virus penyebab white spot. Perlindungan ini

disebabkan karena adanya stimulasi sistem kekebalan tubuh, dengan

meningkatkan fagositosis dan aktivitas antibakteri. Administrasi bakteri Bacillus

ke tangki pemeliharaan larva udang menghasilkan peningkatan aktivitas spesifik

lipase, protease dan amilase dalam saluran pencernaan larva. Bakteri gram positif

ini, anggota genus Bacillus, mensekresikan beragam exoenzymes (Moriarty,

1996; 1999), namun tidak bisa membedakan aktivitas antara enzim yang

disintesis oleh larva atau oleh bakteri. Mereka mengamati peningkatan aktivitas

spesifik enzim pencernaan dalam perlakuan probiotik mungkin telah

menyebabkan pencernaan dan penyerapan makanan yang lebih baik, yang pada

gilirannya berkontribusi pada peningkatan ketahanan hidup dan pertumbuhan P.

indicus. Konsumsi pakan juga maksimal pada perlakuan probiotik dibanding

kontrol pada penelitian ini.

Korelasi antara jumlah bakteri, aktivitas enzim pencernaan dan sintasan

yang lebih tinggi dan parameter pertumbuhan pada perlakuan PP terhadap kontrol

menunjukkan bahwa penambah probiotik pada tahap pembenihan dan diteruskan

administrasinya pada seluruh tahap kultur diperlukan untuk memaksimalkan

kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang. Kesimpulan umum yang diperoleh

dari penelitian ini bahwa probiotik memegang peranan penting dalam sintasan dan

ketahanan terhadap penyakit pada kultur larva dengan cara mempertahankan

parameter kualitas air yang baik pada seluruh siklus. Terlihat jelas pada data

beban mikroba bahwa Vibrio sp. dominan hanya pada tangki kontrol dan tidak

pada tangki uji.

18

Page 19: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

5. Kesimpulan.

Kesimpulan umum yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa

probiotik memainkan peran penting dalam ketahanan kelangsungan hidup dan

penyakit pertanian larva dengan mempertahankan parameter kualitas air yang baik

di seluruh siklus. Hal ini jelas dari data beban mikroba yang Vibrio sp. dominan

hanya di bak kontrol tidak dalam tangki percobaan.

19

Page 20: Efek Pemberian Probiotik pada Udang Windu

Manajemen Kualitas Air - Effect of Probiotics on the Hatchery Seed Production of Black Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius)

Daftar Pustaka

Boyd, CE and Gross, A. 1998. Use of Probiotics for Improving Soil and Water Quality in Aquaculture Ponds. National Center for Genetic Engineering and Biotechnology. Bangkok. Diakses tanggal 25 Maret 2011.

Moriarty, DJW. 1999. Disease Control in Shrimp Aquaculture with Probiotic Bacteria. The University of Queensland. Australia. Proceedings of the 8th International Symposium on Microbial Ecology. Diakses tanggal 25 Maret 2011.

Soundarapandian, P and Babu, R. 2010. Effect of Probiotics on Hatchery Seed Production of Balck Tiger Shrimp, Penaeus monodon (Fabricius). Annamalai University. India. International Journal of Animal an Veterinary Advances 2 (1) : 9-15. Diakses tanggal 25 Maret 2011.

Verschuere, L. et al. 2000. Probiotic Bacteria as Biological Control Agents in Aquaculture. Microbiology and Molecular Biology Reviews; vol. 64, No. 4 : p. 655-671. Diakses tanggal 25 Maret 2011.

YE Cherng Industrial Products, Co., LTD. Technical Information : Probiotics in Aquaculture. No. YC2006018. Diakses tanggal 25 Maret 2011.

20