efek pemberian minyak kelapa sawit dengan dan...
TRANSCRIPT
EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT
DENGAN DAN TANPA PEMANASAN BERULANG
TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA MENCIT STRAIN
BALB/c
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Ela Herlianawati
NIM : 11141030000071
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1438 H/2017 M
LEMBAR PERI\YATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
2.
J.
l. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karla asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 16 Oktober 2017
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN
PEMANASAN BERULANG TERHADAP TRIGLISERIDA
MENCIT STRAIN BALB/c
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Ela HerlianawatiNIM : 11141030000071
Pembimbing 2
Nurlaely Niida R. M.Biomed, Ph.DNIP. 19671 11920051 2001
dr. Ahmad .Lzwar Habibi, M.BiomedNrP. 1 9800 522200912 t00s
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017F{
lil
Pembimbing I
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWITDENGAN DAN TANPA PEMANASAN BERULANG TERHADAP KADARTRIGLISERIDA STRAIN BALB/c yang diajukan oleh Ela Herlianawati (NIM :
11141030000071), telah diujikan dalarn sidang di Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan pada 16 Oktober 2017 . Laporan ini telah diterima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Kedokteran danProfesi Dokter.
Ciputat, 16 Oktober 2017
DEWAN PENGUJT
Nurlaely Mida R. ed, PhDNrP. 19671119200s1 2001
NurlaelyNIP^
ed, Ph.D1961tl1920051 2001
Pepguji 2
[1,4dr. Mefy Nitilia Sp.PK
NIP. 19781230 200604 2 001
dr. Flori RatnA Sari, Ph.DNrP. 19770727 200604 2 001
PINIPINAN FAKULTAS
FKIK UIN
Sumantri, S.KM, M.Kes &.
NIP. 1 9800 5222009 12 1005
rodi PSKPD FKIK UIN
FACS,1001
Ph.D
iv
ffi896500808 198803 1 002 19721143
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur segala puji ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah
SAW yang telah mengajak kita para umatnya menuju jalan yang lurus dan terang
benderang.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran dari Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi, penulis melibatkan berbagai pihak yang
memberikan semangat, bimbingan dan dukungan, sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada pihak yang telah terlibat, di antaranya :
1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M.Kes sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku ketua Program Studi
Kedokteran dan Pendidikan Dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Ibu Nurlaely mida sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, saran serta motivasi yang membuat penulis semangat dalam
mengerjakan skripsi.
4. dr ahmad azwar habibi, M.biomed sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, saran serta semangat yang membuat penulis
dapat menjalani proses ini dengan baik.
5. Bapak Chris Adhiyanto, Mbiomed, PhD selaku penanggung jawab riset
PSKPD 2014.
vi
6. Ibu ayi sebagai laboran biokimia FKIK UIN yang telah membimbing,
membantu dan memfasilitasi penulis dalam menjalanan penelitian.
7. Ibu sur sebagai laboran biologi FKIK UIN yang telah membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
8. Bapak OB lantai 2 yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.
9. Staf dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk ke depannya
menjadi dokter yang baik bagi agama dan negara.
10. Kedua orangtua penulis H. Haerudin dan Hj. Umu Hanah yang telah merawat,
mendukung, memotivasi dan menyanyangi penulis senhingga penulis dapat
sampai pada tahap ini
11. Kakak dan adik – adik penulis Lia Ameliawati, M. Andi N, Gina Clarissa K
dan Almira Ratu K. yang selalu memberi semangat dan hiburan sehingga
penulis dapat tetap semangat dan bahagia dalam melewati berbagai masalah.
12. Temen sejawat dalam 1 penelitian Desy Islamiati, Bonita Nabilla Maharahi,
dan Vianca Samara yang telah memberikan dukungan, semangat, waktu, dan
motivasi kepada penulis.
13. Teman - teman dekat penulis Carin Libel Octa Herina, Fitria Hafidzoh, Nadia
Khairunnisa, Zakiyah Widianti yang telah memberikan semangat dan hiburan
kepada penulis.
14. Teman - teman sejak semasa sekolah penulis Fathi Khairina, Siti Nuriah, Indri
listiani yang selalu mendukung penulis.
15. Teman-teman sejawat PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
memberi motivasi kepada penulis dan telah berjuang bersama dari semester
satu hingga semester akhir, sehingga penulis dapat menyeselesaikan penelitian
ini dengan baik.
Semua usaha dan perjuangan yang penulis lakukan merupakan pertolongan dari Allah
SWT dan dukungan dari keluarga dan teman-teman penulis. Oleh karena itu segala
vii
kesalahan dalam penulisan ini. Penulis sangat menerima akan kritik dan saran.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis, dan masyarakat.
Ciputat, 16 Oktober 2017
viii
ABSTRAK
Ela Herlianawati, Program Studi Kedokteran dan Profesi Kedokteran. Pengaruh
Pemberian Minyak Kelapa Sawit dengan Pemanasan pada Profil Lipid Trigliserida
pada Mencit Strain BALB/c. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017
Latar Belakang: minyak kelapa sawit merupakan minyak yang paling sering
digunakan oleh masyarakat luas, proses pemanasan yang banyak digunakan sebagai
metode memasak yang paling sering akan menyebabkan banyak perubahan yang akan
berpenngaruh pada profil lipid trigliserida.
Tujuan: melihat pengaruh pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan pada
profil lipid trigliserida
Metode: penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. dengan5 ekor mencit
pada setiap kelompoknya. Kelompok perlakuan diberikan minyak kelapa sawit tanpa
dan dengan pemanasan selama 8 minggu lalu dilakukan pemeriksaan pada akhir
penelitian.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan perbedaan kadar trigliserida pada kelompok
perlakuan dibanding kelompok kontrol yang tidak signifikan (p= 0,319)
Kesimpulan: konsumsi minyak kelapa sawit dengan dan tanpa pemanasan dapat
meningatan kadar trigliserida pada serum darah
Kata kunci : Minyak kelapa sawit, Trigliserida
ABSTRACT
Ela Herlianawati, Medical Studies and Medical Education. Effect of repeteadly
heated palm oil in triglicerides lipid profile in BALB/c stain mice. 2017
Background : palm oil is the most commonly used oil by the wider community, the
heating process that is widely used as the most frequent cooking method will cause
many changes that will affect the lipid triglyceride profile.
Objective: To examine the effect of oil palm administration with heating on the lipid
profile of triglycerides
Method: this study is an experimental study. with 5 mice in each group. The treatment
group was given palm oil without and with heating for 8 weeks then examined at the
end of the study.
Result: The results showed that the difference of triglyceride level in the treatment
group compared with the control group was not significant (p = 0.319)
Conclusion: consumption of palm oil with and without heating can warn triglyceride
levels in blood serum
Keywords: palm oil, triglycerides
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
ABSTRAK.................................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN..........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
1.1. Latar Belakang.......................................................................................
1.2. Rumusan masalah..................................................................................
1.3. Hipotesis................................................................................................
1.4. Tujuan ...................................................................................................
1.4.1. Tujuan umum...............................................................................
1.4.2. Tujuan khusus..............................................................................
1.5. Manfaat penelitian
1.5.1. Manfaat Bagi Institusi……………………………………………..
1.5.2. Manfaat Bagi Masyarakat…………………………………………
1.5.3. Manfaat Bagi Peneliti………………………………………………
1.5.5. Manfaat Bagi Peneliti Lain…………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………..
2.1.Landasan teori......................................................................................................
2.1.1.Lipid ......................................................................................................
2.1.2 Penelitian sebelumnya ……………………………………………….....
2.1.3 Minyak Kelapa Sawit …………………………………………...............
2.1.4 Triasilgliserol…………..………………………………………………...
2.1.5 Pencernaan Triasilgiserol………………………………………................
ii
iii
iv
v
viii
ix
x
xi
xii
xiii
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
5
8
9
x
2.1.6 Sampel Minyak kelapa Sawit…………………………………………...
2.1.8 Hewan Uji Coba…………………………………………………………
2.1.9 Kerangka Teori…………………………………………………..............
2.1.10 Kerangka Konsep……………………………………………………
2.1.11 Definisi Operasional……………………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………….
3.1 Desain Penelitian……………………………………………………………….
3.2 Waktu dan Tempat penelitian………………………………………………….
3.3 Indentifikasi Variabel………………………………………………………….
3.4 Alur Penelitian…………………………………………………………………
3.5 Persiapan Sampel………………………………………………………………
3.5.1 Persiapan Minyak………………………………………………………….
3.5.2 Persiapan Mencit…………………………………………………………..
3.5.2.1 Penentuan Kelompok dan Perakuan……………………………………….
3.5.2.2 Penentuan Besar Sampel tiap Kelompok………………………………….
3.5.2.3 Pemeliharaan dan persiapan lingkungan mencit…………………………..
3.6 Sampel…………………………………………………………………………
3.7 Alat dan Bahan………………………………………………………………..
3.8 Cara Kerja Penelitian………………………………………………………….
3.8.1 Persiapan Sampel………………………………………………………….
3.8.2 Persiapan Adaptasi Mencit………………………………………………..
3.8.3 Pengambilan Sampel Darah………………………………………………
3.8.4 Serum Darah……………………………………………………………...
3.8.5 Pengukuran Kadar Trigliserida…………………………………………….
3.9 Analisis Data …...……………………………………………………………
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………..
4.1 Hasil dan Pembahasan……………………………………………………………
4.1.1 Determinasi Sampel…………………………………………………………….
4.1.2 Hasil dan Pembahasan………………………………………………………….
BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………...
5.1 Simpulan……………………………………………………………………….
5.2 Saran …………………………………………………………………………….
Lampiran ……………………………………………………………………………
11
13
15
16
16
17
17
17
18
19
19
19
19
19
20
21
21
22
22
22
22
22
22
23
25
25
25
25
29
29
29
33
xi
DAFTAR TABEL Table 2.1 Komponen Lemak dalam Minyak Kelapa Sawit….............................
Table 2.2 Kandungan kolesterol pada minyak nabati dan lemak hewan ……....
Tabel 2.3 Informasi Nilai Gizi Minyak Goreng Sania …………………………
Table 2.3 Data Biokimia Mencit BALB/c……………………….......................
Table 3.1 Pembuatan Reagen Kerja ……………………………………..........
7
8
12
14
23
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Kelapa Sawit…………………………………………………..
Gambar 2.3 Pencernaan Triasilgliserol dalam Saluran Cerna……………………..
Gambar 2.4 Lipogenesis……………………………………………………………
Gambar 2.5 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit………………………………….
Gambar 2.6 Mencit Strain BALB/c………………………………………………..
Gambar 7.1 Proses Pencekokan…………………………………………………...
Gambar 7.2 Proses Pemeliharaan………………………………………………….
Gambar 7.3 Spektofotometer……………………………………………………....
Gambar 7.4 Well Elisa…………………………………………………………….
Gambar 7.5 Alat dan Bahan……………………………………………………….
Gambar 7.6 Sampel Minyak………………………………………………………
6
9
11
12
13
34
34
35
35
35
35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Surat Persetujuan Etik……………………………………………
Lampiran 2 Foto Penelitian…………………………………………………………
Lampiran 3 lembar Analisa Data SPSS……………………………………………
Lampiran 4 Riwayat Penulis……………………………………………………….
33
34
36
38
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ATP : Adult Treatment Panel
ELISA : Enzyme Linkd Immunoabsorbent Assay
FFA : free fatty acid
HDL : High Density Lipoprotein
HMG-Koa : β-hidroksi-βmetilglutaril-Koa
NADPH : Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate
NCEP : National Cholesterol Education Program
LDL : Low Density Lipoprotein
PEPCK : phosphenolpyruvateCarboxycinase
PJK : Penyakit Jantung Koroner
TG : Trigliserida
TAGs : Triasilgliserol
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar Nasional
SPSS : Statistical Package for the social Sciences
WHO : World Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama kematian dari
penyakit tidak menular, salah satunya adalah penyakit jantung koroner yang
merupakan kondisi dimana pembuluh darah arteri koroner mengalami sumbatan
akibat terbentuknya plak. Terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah arteri
merupakan suatu kondisi yang disebut ateroskerosis1, yang dalam waktu lama dapat
menyumbat pembuluh darah di jantung dan menimbulkan angina, stroke dan
serangan jantung. Faktor resiko penyakit jantung koroner terdiri dari faktor resiko
yang dapat dan tidak dapat dimodifikasi. Genetik merupakan faktor resiko yang tidak
dapat diubah, sedangkan aktivitas fisik, merokok, diet merupakan faktor yang dapat
diubah.
Diet atau pola makan adalah faktor resiko yang memiliki peranan kuat dan
dapat kita perbaiki untuk mencegah penyakit kardiovaskular2. Pada tahun 2013 lebih
dari lima puluh tiga juta kematian secara global dan 32% dari jumlah kematian ini
atau 17 juta adalah akibat dari penyakit kardiovaskular, di Indonesia setiap tahun ada
lebih dari 36 juta orang meninggal akibat penyakit tidak menular (PTM). Pada tahun
2013 sebesar 0,5% penduduk Indonesia terdiagnosis penyakit jantung koroner dengan
jumlah terbanyak pada provinsi Jawa Barat dan jumlah penderita paling sedikit pada
provinsi Maluku Utara.3 Selain menyebabkan penyakit kardiovaskular asupan lemak
berlebih juga dapat menyebabkan penyakit dislipidemia yaitu dimana terjadi
gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi
lipid.4 Dari data di Indonesia dari riset kesehatan nasional (RISKESDAS) tahun 2013
menunjukan penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun memiliki kadar profil lipid
yang abnormal. 5
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Manninen 1992 tentang
efek gabungan antara trigliserida, LDL kolesterol dan HDL kolesterol pada PJK pada
kelompok percobaan. Hasil yang didapatkan konsentrasi trigliserida memiliki nilai
prognostik untuk PJK. Penelitian lain yaitu Varbo 2013 tentang kolesterol sebagai
2
faktor resiko penyakit jantung iskemik memberikan hasil peningkatan kolesterol dari
lipoprotein trigliserida dapat menyebabkan PJK. Lemak yang kita konsumsi dalam
diet sehari-hari terutama terdiri dari trigliserida, trigliserida akan dibawa ke aliran
darah melalui lipoprotein, kilomikron dan VLDL yang akan berkontribusi pada
pembentukan plak pada pembuluh darah arteri.
Proses penggorengan berulang kali dengan suhu tinggi dapat menimbulkan
reaksi kimia antara lain reaksi hidrolisis, oksidasi dan polimerasi yang dapat merubah
kualitas minyak. Penggunaan minyak goreng yang dipanaskan berulang kali
menyebabkan perubahan struktur pada minyak tersebut sehingga dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan, salah satunya mempengaruhi kadar lemak dan
pembentukan asam lemak trans pada minyak yang akan berpengaruh pada
kesehatan.6,7
Konsumsi minyak bekas ini dapat berdampak pada tubuh diantaranya, pada
trigliserida yang dapat berhubungan dengan obesitas dan sindrom metabolik yang
merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular. Berdasarkan hasil penelitian diatas
dilakukanlah penelitian efek pemberian minyak kelapa sawit dengan dan tanpa
pemanasan berulang terhadap kadar trigliserida mencit strain BALB/c.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana efek pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan dan dengan
pemanasan berulang terhadap kadar trigliserida?
1.3 Hipotesis
Pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang dan tanpa
pemanasan dapat meningkatkan kadar trigliserida.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui perubahan kadar trigliserida pada
serum darah akibat konsumsi minyak goreng kelapa sawit .
3
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah mengetahui apakah dengan pemberian minyak
kelapa sawit tanpa pemanasan dan dengan pemanasan berulang memberikan
perubahan kadar trigliserida pada serum darah mencit BALB/c.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tambahan bagi mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tentang pengaruh pemanasan minyak
berulang pada trigliserida.
1.5.2 Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi guna mencegah adanya hal yang
buruk atas penggunaan minyak goreng berulang pada trigliserida dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
1.5.3 Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan referensi dalam
penelitian selanjutnya demi kemajuan ilmu pengembangan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1 Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid,
malam (wax), dan senyawa terkait yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada
sifat kimianya. Senyawa ini penting tidak hanya nilai energinya yang tinggi namun
karena vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang terdapat pada lemak
makanan alami. Di dalam tubuh lemak disimpan di jaringan adiposa yang merupakan
tempat dimana senyawa ini berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan.8
Di dalam tubuh asam lemak terutama dalam bentuk ester dalam minyak dan
lemak alami, namun di dalam plasma dalam bentuk tak teresterifikasi sebagai asam
lemak bebas, yaitu suatu bentuk transport. Asam lemak yang terdapat pada dalam
lemak alami biasanya mengandung atom berjumlah genap, rantai tersebut dapat jenuh
atau tidak mengandung ikatan rangkap atau tidak jenuh atau mengandung satu atau
lebih ikatan rangkap. Triasilgliserol adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan asam
lemak.8,9
Triasilgliserol jaringan adiposa adalah cadangan bahan bakar utama tubuh,
senyawa ini dihidrolisis untuk melepaskan gliserol dan asam lemak bebas ke sirkulasi
darah. Gliserol adalah substar untuk glukoneogenesis, asam lemak akan diangkut
dalam keadaan terikat dengan albumin serum lalu diserap oleh sebagian besar
jaringan kecuali otak dan eritrosit dan diesterifikasi menjadi triasilgliserol sebagai
cadangan atau dioksidasi sebagai bahan bakar. Di hati triasilgliserol sisa kilomikron
atau yang baru dibentuk akan disekresikan ke dalam sirkulasi dalam bentuk
lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL).8,10
5
2.1.2 Penelitian Sebelumnya Terkait Lipid
Penelitian tentang pengaruh suhu dan lama penggorengan pernah dilakukan
oleh Sartika 200911
, kemudian untuk penelitian tentang perubahan komponen pada
minyak setelah di panaskan dengan suhu dan durasi tertentu sebelumya dilakukan
oleh Serena pada tahun 2009. Sampel minyak yang diginakan adalah minyak bimoli
dan minyak sunrise. Salah satu pengamatan hasil yang dilakukan adalah kadar asam
lemak, dari hasil analisis komposisi asam lemak pada kedua minyak yang terbesar
adalah asam palmitat (C 16:0) dan asam oleat (C 18:1).12
Penelitian tentang pengaruh trigliserida pada penyakit kardiovaskular,
Manninen 1992 tentang pengaruh gabungan antara trigliserida, LDL dan HDL pada
PJK yang memiliki kesimpulan konsentrasi trigliserida mempunyai nilai prognostik
pada PJK.13
Studi genetik Varbo 2013 peningkatan lipoprotein kaya trigliserida dapat
menyebabkan penyakit jantuk iskemik.14
2.1.3 Minyak kelapa sawit
Klasifikasi kelapa sawit15
:
Divisi : Embryophyta Siphoriagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Aracaceae
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : E . guineensis Jacq, E. oleifera ( H.BK) Cortes, E. odora
Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semi padat, hal ini disebabkan karena
kandungan sejumlah besar asam lemak tidak jenuh dengan atom karbon lebih dari C8.
Warna minyak ditentukan oleh pigmen yang terkandung di dalamnya, minyak kelapa
sawit berwarna kuning karena kandungan beta karoten yang merupakan bahan
vitamin A. kandungan lemak tak jenuh pada kelapa sawit mencapi 60,3% dengan
6
proporsi tertinggi asam oleat 39,8% sedangkan asam linoleat dan asam linolenat
masing-masing 10,2% dan 0,3%.15
Gambar 2.1 Buah kelapa sawit
Minyak kelapa sawit adalah hasil dari pengolahan buah kelapa sawit. Bagian
daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan
baku minyak goreng, kelebihan minyak kelapa sawit adalah harganya yang murah,
rendah kolesterol dan memiliki kantungan beta karoten yang tinggi.16
Selain itu
minyak kelapa sawit merupakan bahan pangan dengan distribusi luas di Indonesia
sehingga masyarakat luas dengan mudah mendapatkannya dari grosir atau pedagang
eceran. Produk minyak kelapa sawit memiliki dua kualitas yaitu pertama
berhubungan dengan kadar dan kualitas lemak dan kelembapan. Kedua berhubungan
dengan aroma, rasa dan kejernihan. Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak
goreng pada tahun 1985 tercatat telah mencapai 55,3% atau meningkat 27% per
tahun.17
Konsumsi minyak goreng perkapita penduduk Indonesia tahun 2011 sebesar
8,24 liter/kapita/tahun , minyak goreng banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena
minyak goreng mampu menghantarkan panas, memberikan cita rasa (gurih) tekstur
(renyah), warna (coklat), dan mampu meningkatkan nilai gizi.18
Menurut data
departemen perindustrian (2005), produksi minyak goreng Indonesia pada tahun 2005
7
meningkat hingga 11,6%, atau sekitar 6,43 juta ton, sedangkan konsumsi per kapita
minyak goreng Indonesia mencapai 16,5 kg per tahun dengan konsumsi untuk
minyak kelapa sawit 12,7 kg per tahun. Dari data – data diatas dapat disimpulkan
besarnya konsumsi minyak kelapa sawit di Indonesia.16
Kelapa sawit termasuk kelas Angiospermae ordo Palmales family Palmaceae,
sub family Palminae, genus Elaeis. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon yang
tingginya dapat mencapai 24 meter, kelapa sawit berkembang dengan cara generatif
dan menghasilkan buah yang akan diolah menjadi minyak kelapa sawit. 19
Komponen dalam minyak kelapa sawit 15
Tabel 2.1 komponen lemak dalam minyak kelapa sawit
No Komponen Kuantitas
1. Asam lemak bebas (%) 3.0-4.0
2. Karotein (ppm) 500-700
3. Fosfolipid (ppm) 500-1000
4. Dipalmito stearin (%) 1.2
5. Tripalmitin (%) 5.0
6. Dipalmitolein (%) 37.2
7. Palmito stearin olein (%) 10.7
8. Palmito olein (%) 42.8
9. Triolein linole (%) 3.1
8
Kandungan kolesterol pada minyak nabati dan lemak daging 19
Tabel 2.2 Kandungan kolesterol pada minyak nabati dan lemak hewan
Jenis Minyak Kadar Kolesterol Rata – rata (ppm) Golongan (ppm)
Minyak Sawit 12-19 16 Bebas
Minyak Kedelai 20-35 28 Bebas
Minyak Rape 25-30 - Bebas
Minyak Jagung 10-95 57 Bebas
Mentega 320-1400 3.150 Bebas
Lemak Daging 800-1400 1.100 Bebas
Sumber : palm oil registration and licencing authority Malaysia dalam sasaran no. 23 th IV 1990
2.1.4 Triasilgliserol
Lipid didefinikan sebagai senyawa tak larut dalam air yang diekstrak dari
organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut
nonpolar. Definisi lipid berdasrkan sifat fisik. Lipid dalam makanan manusia
terutama triasilgliserol, sterol, dan membrane fosfolipid yang berasal dari hewan dan
tumbuhan.10
Gliserol, adalah lipid yang mengandung gliserol dengan gugus hidroksil yang
tersubstitusi, gliserol adalah senyawa lipid yang paling banyak dalam tubuh hewan.
Triasilgliserol (TAG) adalah gliserol netral yang juga dikenal sebagai trigliserida.
Dalam trigliserida gugus hidroksil dari gliserol sudah teresterifikasi oleh asam – asam
lemak yang berbeda. TAG adalah lipid yang paling banyak dalam tubuh hewan
dikarenakan fungsinya sebagai penyimpan makanan. TAG ditemukan pada sebagian
sel terutama pada sel jaringan adipose dimana membentuk depot lemak, depot lemak
merupakan campuran bebas air dari TAG yang berbeda – beda menurut ketiga gugus
asli lemaknya. Ketika teroksidasi, asam lemak tak jenuh menghasilkan energi yang
lebih kecil daripada asam lemak jenuh dengan ukuran yang sama.8
Fosfogliserida adalah gliserolipid polar yang sering juga disebut fosfolipid.
Semua fosfolipid diturunkan dari asam sn-gliserol-3-fosfat, yaitu separuh asam fosfat
9
teresterifikasi oleh alkohol tertentu dan gugus hidroksi; paa C-1 dan C-2
teresterifikasi oleh asam lemak.10
2.1.5 Pencernaan Triasilgliserol
Sumber : Mark’s basic medical biochemistry, 2005
Gambar 2.3 pencernaan triasilgliserol dalam saluran cerna
Pencernaan dan penyerapan lipid hampir semuanya terjadi di usus halus,
pencernaannya bergantung pada enzim yang disekresi oleh pankreas (eksokrin) dan
sekresi garam empedu dari kantung empedu, pencernaan lipid dilakukan dalam usus
halus oleh reaksi enzim – enzim hidrolisis yang disebut lipase dan foafolipase yang
10
bekerja pada triasilgliserol dan fosfolipid dari makanan. Triasilgliserol akan diubah
menjadi monogliserida dan 2 asam lemak bebas.20
R1, R2 dan R3 adalah rantai hidrokarbon dari asam lemak. Ikatan ester antara
asam lemak dan gliserol dihidrolisis. Dalam lumen usus, reaksi lipase pankreas pada
triasilgliserol dari makanan akan menghasilkan senyawa 2-monoasilgliserol dan 2
asam lemak. R1 dan R2 adalah rantai karbon dari asam lemak, R4 adalah suatu
alkohol. Proses hidrolisis hanya menghidrolisis satu ikatan ester antara lemak dan
gliserol yaitu pada posisi 2 rantai karbon gliserol. Enzim hidrolisis bekerja pada lipid,
lipase pencernaan yang disekresi akan bergabung dalam lumen usus halus, hasil awal
dari pencernaan oleh lipase dan fosfolipase adalah asam lemak dan
lisofosfogliserida.10
Asam lemak dan 2-monoasilgliserol akan masuk ke micelle empedu untuk
memudahkan emulsifikasi triasilgliserol dan vitamin yang larut dalam lipid. Lalu
campuran micelle ini akan bermigrasi menuju permukaan sel epitel usus dimana asam
lemak, vitamin larut lipid dan 2-monoasilgliserol dilepaskan dari micelle tersebut.
Masuknya asam lemak akan diikuti dengan pengikatan protein pengikat yang
mempunyai afinitas tinggi untuk asam lemak rantai panjang secara bersamaan 2-
monoasilgliserol bedifusi secara pasif ke dalam sel epitel dan bersamaan dengan asam
lemak diubah menjadi triasilgliserol. Triasilgiserol kemudian masuk ke dalam
kilomikron (suatu jenis lipoprotein) lalu masuk ke dalam darah untuk transpor lipid
ke seluruh jaringan tubuh. Dalam metabolism kilomikron, senyawa tersebut mampu
mengantarkan lipid ke jaringan ekstra hepatik.9
Sintesis asam lemak terjadi di hati, dimana asupan glukosa utamanya adalah
karbohidrat. Glukosa akan diubah menjadi piruvat melalui glikolisis yang akan
masuk ke mitokondria lalu dibuat membentuk asetil CoA dan oxaloasetat yang
keduanya membentuk sitrat, lalu sitrat akan ditransport ke sitosol dimana akan
membentuk asetil CoA yang akan menjadi sumber karbon pada reaksi asam lemak
kompleks, lalu enzim asetil CoA karboksilase memproduksi malonil CoA.21
11
Selanjutnya rantai asam lemak yang telah terbentuk akan melekat pada asam lemak
sintase di dalam sitosol lalu akan memanjang dengan penambahan sekuensi unit 2-
karbon dari malonial CoA, NADPH yang sudah diproduksi melalui jalus pentose
fosfat dan maliac enzim, yang akhirnya palmitat akan menghasilkan serangkaian
asam lemak .22
Gambar 2.4 Lipogenesis
Sumber : Mark’s basic medical biochemistry, 2005
2.1.6 Sampel Minyak Kelapa Sawit
Dalam percobaan ini menggunakan minyak kelapa sawit yang biasa yang
dipergunakan oleh masyarakat dan mudah di dapatkan. Minyak kelapa sawit
bermerek Sania ® mudah didapatkan di minimarket sekitar lingkungan masyarakat.
Minyak goreng ini diproses dari buah kelapa sawit pilihan dengan teknologi modern
dan diproses dengan 2 kali penyaringan sehingga tidak mudah keruh dan dan tetap
jernih pada suhu penyimpanan rendah. Informasi nilai gizi pada minyak goreng
sania23
:
12
Tabel 2.3 Informasi Nilai Gizi Minyak Goreng Sania 24
INFORMASI NILAI GIZI
Takaran saji : 1 sendok makan (14 gram)
Jumlah Sajian per Kemasan : ± 64 Takaran per Sajian
JUMLAH PER SAJIAN
Energi total : 130 kkal Energi dari lemak : 120 kkal
%AKG
Lemak total 14g 22%
Lemak jenuh 5g
Lemak tidak jenuh tunggal 8g
Lemak trans 0g
Kolesterol 0mg 0%
Protein 0g 0%
Karbohidrat 0mg 0%
Total
Natrium 0mg 0%
Vitamin A 4%
Vitamin E 110%
Zat Besi 0%
13
Sumber : Departemen perindustrian (SNI 01-3741-1995 ) *) dalam kemasan kaleng
Gambar 2.5 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit
2.1.7 Hewan uji coba (BALB/c)
Gambar 2.6 Mencit strain BALB/c 25
BALB/c adalah mencit albino, yang memiliki karakteristik pembiakan mudah
dan variasi yang minimal pada berat badan antara betina dan jantan, BALB/c
sangat sensitif pada karsinogen dan dapat berkembang sampai ke kanker paru –
paru, neoplasma retikuler, tumor ginjal, dan lain – lain. Selain itu injeksi minyak
mineral dapat menginduksi plasmacytoma pada strain BALB/c.26
14
Data biokimia BALB/c 27
Table 2.4 Data Biokimia Mencit BALB/c
Kolesterol (mg/dl) Trigliserida
(mg/dl)
Jantan Rata – rata 139 224
Rendah 103 91
Tinggi 183 402
Normal 126 126
Betina Rata – rata 125 235
Rendah 87 101
Tinggi 198 403
Normal 124 124
15
2.1.8 Kerangka teori
Minyak Kelapa sawit
Penigkatan FFA
dalam darah
Menghambat
oksidasi As. lemak
Asam lemak tak jenuh Asam lemak jenuh
Peningkatan mobilisasi
As lemak
Peningkatan TG pada
adiposa
Estrefikasi trigliserida
Glycerophospate
Meningkatkan Kerja
phosphenolpyruvateC
arboxycinase
Pengurangan oksidasi
lemak di hati
Sintesis dan lipolisis TG
tidak seimbang
Akumulasi TG pada
hati dan jaringan tubuh
Proses pemanasan Kandungan
Peningkatan kadar TG
16
Reaksi oksidasi, reaksi
hidrolisis dan reaksi polimerasi
2.1.9 Kerangka Konsep
2.1.10 Definisi Oprasional
No. Variabel Definisi Cara pengukuran Skala
1. Pemanasan
berulang
Proses pemanasan
dengan hot plate stirer
hingga mencapai suhu
100◦C
Termometer Numerik
2. Minyak goreng
kelapa sawit
Minyak goreng kelapa
sawit dalam kemasan
dengan merek dagang
sania®
- -
3. Trigliserida Kadar trigliserida
pada serum darah
mencit BALB/c
Mengukur kadar
trigliserida dalam
serum darah
dengan reagen ST
reagensia
Numerik
Pemanasan minyak kelapa
sawit sawit
Perubahan komponen
asam lemak
Peningkatan
kadar trigliserida
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental untuk mengetahui kadar
trigliserida mencit dengan pemberian minyak goreng tanpa dan dengan pemanasan.
3.2. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di laboratorium animal house, laboratorium MPR (alat
bahan kimia), laboratorium Biokimia dan laboratorium Riset Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dimulai dari bulan
November 2015 hingga Maret 2016.
3.3. Identifikasi variabel
o Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah minyak yang
digunakan yaitu minyak kelapa sawit, dan pemanasan berulang
pada minyak kelapa sawit.
o Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar trigliserida
serum mencit BALB/c.
18
3.4. Alur penelitian
Permohonan izin pada komisi etik
Adaptasi mencit strain BALB/c
diberi pakan standar ad libitum
Identifikasi variabel dan persiapan
alat dan bahan
Menggunakan rumus imeads
resource equeation
Pemberian minyak dengan pemanasan dan tanpa
pemanasan dilakukan selama 8 minggu
Pengambilan serum darah
pada akhir penelitian
Pengujian menggunakan reagen dengan teknik
spektofotometri dengan alat ELISA
Pengolahan Data
Kelompok I
Kontrol Negatif
(pemberian
aquades)
Kelompok II
Pemberian
minyak kelapa
sawit tanpa
pemanasan
Kelompok III
Pemberian minyak
kelapa sawit
dengan pemanasan
19
3.5. Persiapan Sampel
3.5.1 Persiapan Minyak
Sampel minyak dipanaskan sampai mencapai 100oC gelas ukur
menggunakan hot plate stirrer. Setelah mencapai 100oC pemanasan
dilanjutkan sampai 45 menit. Lalu didinginkan hingga mencapai suhu ruang.
Proses ini diulang sebanyak 10 kali berdasarkan penelitian Kamsiah 2001
Kemudian minyak disimpan ke dalam kontainer botol kaca berwarna gelap.
3.5.2 Persiapan Mencit
3.5.2.1 Penentuan Kelompok dan Perlakuannya
Pada penelitian ini terdpat 3, yaitu :
1. Kelompok Kontrol Negatif
Kelompok mencit yang tidak mendapat perlakuan, hanya mendapat
makanan dan minum.
2. Kelompok dengan pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan
Kelompok mencit yang dipelihara dan diberikan perlakuan berupa
pencekokan minyak kelapa sawit tanpa pemanasan setiap hari.
3. Kelompok dengan pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan
Kelompok mencit yang dipelihara dan diberikan perlakuan berupa
pencekokan minyak kelapa sawit dengan pemanasan setiap hari.
3.5.2.2 Penentuan Besar Sampel tiap Kelompok
Menggunakan rumus Mead’s resource equation formula, yaitu :
Keterangan :
E = Error component (10-20)
E = N – B - T
20
N = Jumlah sampel dalam semua kelompok dikurangi 1 (N – 1)
B = Blocking component (B = 0)
T = Jumlah Kelompok uji dikurangi 1 (T-1)
E ≤ N – 0 – T E ≥ N – 0 - T
10 ≤ (N-1) – (T-1) 20 ≥ (N-1) – (T-1)
10 ≤ (N-1) – 2 20 ≥ (N-1) – 2
10 + 2 ≤ (N-1) 20 + 2 ≥ (N-1)
12 + 1 ≤ N 22 + 1 ≥ N
N ≥ 13 N ≤ 23
N = 13 – 23
Dibagi menjadi 3 kelompok dengan jumlah yang sama.
Kesimpulan :
Didapatkan besar sample minimal adalah 5 dan maksimal adalah 8.
Berdasarkan kedua perhitungan di atas penulis memutuskan untuk
menggunakan jumlah besar sampel 5 ekor mencit untuk setiap kelompok perlakuan
pada penelitian ini.
3.5.2.3 Pemeliharaan dan Persiapan Lingkungan Mencit.
Mencit berdasarkan kelompok ditempatkan kedalam 1 kandang mencit
yang sama. Sebelumnya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan dialaskan
bedding. Pemberian makan dan minum diberikan secara ad libitum. Setelah
diadaptasikan selama 1 minggu dengan penggantian makan dan minum serta
21
pergantian bedding setiap 3 hari sekali. Setelah adaptasi baru dapat dilakukan
pemberian perlakuan. Pemberian minyak kelapa sawit menggunakan sonde
mencit. Diberikan setiap hari sebanyak 0,1 ml-0,3 ml dengan
mempertimbangkan berat badan dan sisa volume lambung mencit untuk
makanan dan minum serta menghindari perforasi lambung mencit. Setelah
pemberian sonde dibersihkan menggunakan sabun dan dikeringkan dalam
oven selama kurang lebih 1-2 jam pada 70˚C setelah kering sonde disimpan
dan siap digunakan kembali.
3.6. Sampel
Sampel penelitian yang kami gunakan adalah minyak goreng kelapa sawit yang
sering dijual di tempat perbelanjaan yang terjangkau oleh masyarakat. Merek
yang kami gunakan adalah minyak goreng kelapa sawit Sania®.
3.7. Alat dan bahan penelitian
Alat Penelitian
Gelas ukur, hot plate stirrer, pippet kaca, termometer, botol kaca
kecil, spuit 1 cc, spuit 3 cc, sonde, carrier, pipet balon, sentrifugator,
mikropipet, tip beserta raknya, incubator, botol kaca untuk sabun, masker,
sarung tangan, refrigerator, mikropipet, label tulis, label warna, alat tulis,
kandang mencit, tempat makan dan minuman mencit, flipcart, spatula.
Bahan Penelitian
Minyak kelapa sawit, sabun, bedding, pakan ayam tipe 511, aquades,
darah dan serum darah mencit tipe BALB/c.
3.8. Cara Kerja Penelitian
3.8.1 Persiapan Adaptasi Mencit
Mencit diletakan mencit ke dalam kandang, untuk diadaptasikan selama 1
minggu, dengan setiap 3 hari dilakukan penggantian makanan dan minum.
Serta setiap 1 minggu sekali dilakukan penggantian alas kandang.
22
3.8.2 Pengambilan Sampel Darah
Pastikan mencit dalam keadaan rileks, lakukan pencubitan dalam pada
pungung mencit dari tengkup dengan arah kranial ke kauda, selipkan ekor mencit
antara jari manis dan jari kelingking. Pastikan cubitan tidak terlalu ringan dan
tidak terlalu kuat, tususkan jarum spuit pada pipi mencit, pastikan tususkan tidak
terlalu dalam cukup hingga terlihat darah perifer keluar. Tamping darah mencit
kedalam mikrotube 5-10 tetes, setelah selesai tekan ringan pada daerah perdaraha
dengan menggunakan tisu untuk menghentikan perdarahan. Catat tanggal, jenis
kelompok dan keterangan pada lembar catatan perlakuan, kembaliakan mencit
kembali ke kandang. Segera lakukan sentrifugasi pada sampel darah. Sebelumnya
mencit dipuasakan terlebih dahulu.
3.8.3 Sampel Darah
Sampel darah dalam mikrotube di sentrifugasi selama 15 menit dengan
alat sentrifugator lalu dipisahkan antara serum dan presipitatnya, setelah itu
disimpan dalam lemari pendingin. Serum yang didapatkan 20 µl, lalu
diperlukan 10 µl untuk melakukan pengujian trigliserida namun pada
penelitian ini digunakan terknik spektrofotometri dengan alat ELISA
sehingga yang total serum yang dibutuhkan adalah 4 µl.
3.8.4 Pengukuran Kadar Trigliserida
Alat : elisa reader , laptop, Well elisa , Reagen trigliserida (ST
REAGENSIA), Aquades , Sampel
Cara kerja : Persipakan alat dan bahan, keluarkan reagen dan
sampel dari dalam dalam pendingin dan diamkan hingga
mencapai suhu ruangan. Pembuatan larutan kerja : larutkan
reagent R2 dalam larutan R1 dalam jumlah yang sama
mengikuti takara, pembuatan peta penempatan sampel, reagent
kerja dan blanko pada well elisa Penempatan reagent kerja,
blanko dan sampel berdasarkan peta diats, (K : kelompok
sampel, ST : reagent kerja, BT: blanko). Setelah ditempatkan
pada well elisa, inkubasi selama 10 menit dalam suhu ruangan
23
( 25˚C), selagi menunggu inkubasi, hidupkan laptop dan Elisa
reader. Pembacaan elisa reader menggunakan 3 gelombang
yaitu : 405, 450 dan 490, setelah dibaca pada alat elisa lalu
data diolah menggunakan Microsoft Excel.
3.2 Tabel pembuatan reagen kerja
3.9. Analisis Data
Data yang diperoleh , diolah dan dianalis dengan menggunakan uji statistik. Untuk
melihat kada trigliserida pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, karena
penelitian ini merupakan analitik numerik dan memiliki lebih dari 2 kelompok maka
dipilih uji One Way ANOVA namun sebelum melakukan uji One Way ANOVA data
harus memenuhi syarat yaitu terdistribusi normal dan variansi data adalah sama. Jika
pada hasil uji ANOVA menghasilkan nilai p < 0,05 maka dilanjutkan dengan
melakukan analisis Post Hoc untuk mengetahui pada kelompok manakah terdapat
perbedaan yang bermakna.
Blank Kalibrator Sampel
Reagent Kerja 1.00 ml 1.00 ml 1.00 ml
Blank 0.01 ml - -
Kalibrator - 0.01 ml -
Sampel - - 0.01 ml
24
47.21
80.14
62.33
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
Kontrol Negatif Minyak Kelapa Sawittanpa Pemanasan
Minyak Kelapa Sawitdengan Pemanasan
mg/
dl
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi sampel
Sampel minyak goreng kelapa sawit yang digunakan pada penelitian adalah
minyak goreng Sania® yang didapatkan dari tempat perbelanjaan yang mudah
dijangkau masyarakat luas, dengan harga yang cukup terjangkau sehingga minyak ini
di konsumsi secara luas oleh masyarakat . Minyak sania juga merupakan minyak
goreng yang terbuat dari kelapa sawit pilihan dengan 2x penyaringan.
4.1.2 Hasil dan pembahasan
Berikut adalah grafik kadar trigliserida pada serum darah mencit
BALB/c yang telah dicekoki dengan minyak kelapa sawit, didapatkan hasil
kadar trigliserida meningkat pada kelompok perlakuan minyak kelapa sawit
tanpa pemanasan dan kelompok perlakuan minyak kelapa sawit dengan
pemanasan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dalam grafik di
bawah ini :
Gambar 4.1 Grafik kadar trigliserida pada serum darah mencit BALB/c
25
Pengukuran kadar trigliserida didapatkan dari hasil perhitungan berdasarkan
perhitungan rumus,
Hasil pengukuran kadar trigliserida yakni pada kelompok kontrol negatif yaitu
K1 (47.208±SD) mg/dl, kelompok minyak kelapa sawit tanpa pemanasan/K2
(80.137mg/dl) dan kelompok minyak kelapa sawit dengan pemanasan/K3
(62.329mg/dl). Dimana kadar tertinggi terdapat pada kelompok K2 yaitu minyak
kelapa sawit tanpa pemanasan. Pemberian minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi
kadar trigiserida yang terlihat pada kelompok perlakuan. Perubahan kadar trigliserida
terjadi karena minyak kelapa sawit sendiri memiliki kandungan lemak trans yang
akan menyebabkan peningkatan mobilisasi asam lemak dari penyimpanannya di
jaringan adiposa sehingga terjadi akumulasi trigliserida di hati dan jaringan tubuh
yang akan membuat sintesis dan lipolisi trigliserida menjadi tidak seimbang. 28
Selanjutnya data di uji statistik dengan menggunakan software SPSS 22. Uji
dimulai dengan uji normalitas Shapiro-Wilk, dari uji normalitas diperoleh nilai p =
0,211. Karena nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal,
sehingga uji dilanjutkan dengan melakukan uji varians. Significancy Test
homogeneity of variances menunjukan angka 0,735 (p > 0,05) oleh karena p > 0,05
maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang
dibandingkan atau varians data adalah sama. Uji dilanjutkan dengan uji ANOVA,
pada ANOVA diperoleh nilai p = 0,319 yang artinya tidak terdapat perbedaan kadar
yang bermakna terhadap trigliserida.
Dari hasil uji statistik diperoleh kadar trigliserida yang lebih tinggi pada
kelompok perlakuan yaitu pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan (KTP)
dan dengan pemanasan (KDP). Hasil penelitian menunjukan bahwa efek pemberian
minyak kelapa sawit dapat meningkatkan kadar trigliserida akibat proses kimiawi
TG = Asampel x [standar] (……mg/dl) Astandart
26
yang mengakibatkan oksidasi asam lemak terganggu sehingga terjadi akumulasi
trigliserida, akumulasi trigliserida ini dapat dilihat dengan ada nya peningkatan pada
kelompok perlakuan. Asupan tinggi lemak trans menyebabkan gangguan aktivitas
karnitin palmitoiltransferase dan 3- hidroksil-asil-CoA dehidrogenasi di hati,
peningkatan kadar trigliserida juga disebabkan berkurangnya oksidasi asam lemak
trans di hati yang menyebabkan akumulasi lemak di dalam hati jantung dan organ
lain.28
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wansi dkk (2013) bahwa pemberian
minyak kelapa sawit pada hewan percobaan dapat meningkatkan kadar trigliserida
secara signifikan dibanding kadar awal penelitian.29
Selain itu minyak kelapa sawit memiliki kandungan asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh yang hampir sama banyaknya, kandungan asam lemak tak
jenuh pada minyak kelapa sawit akan menghambat proses oksidasi asam lemak
melalui PPAR-α sehingga terjadi peningkatan FFA dalam darah, asam lemak tidak
jenuh juga meningkatkan kerja phosphenolpyruvateCarboxycinase (PEPCK) pada
janringan adiposa yang akan membentuk glycerophospate sebagai bahan estrefikasi
trigliserida yang akan meningkatkan trigliserida pada adiposa.30
karena saat proses
pemanasan terjadi berbagai reaksi kimia yang merubah struktur minyak sehingga
berpengaruh saat diberikan pada hewan uji mencit BALB/c yang ditunjukan dengan
peningkatan kadar trigliserida dalam serum darah.
Pada penelitian oleh Osaretin J Odia dkk tentang Palm oil and the heart : a
review yang juga melihat efek pada serum lipid, metode penelitian ini dengan
memberikan diet dengan supplement 20% palm oil untuk 12 minggu pada hewan
coba dimana didapatkan hasil pada jangka pendek (4 minggu) LDL dan kolesterol
total meningkat namun diet palm oil berkelanjutan terdapat penurunan signifikan
pada serum trigliserida, kolesterol total dan LDL bila dibandingkan dengan diet
jangka panjang 12 minggu dimana tidak terdapat efek signifikan pada kadar HDL.31
Mungkin dapat disebabkan karena efek dari kandungan antioksidan, vitamin A dan
vitamin E yang tinggi pada minyak kelapa, tokotrienol dan tokoperol masing-masing
70% dan 30% dari vitamin e yang terdapat pada minyak kelapa sawit.32
Tokotrienol
27
sendiri diduga menghambat aktivitas enzim HMG CoA reduktase sehingga dapat
mengatur kadar kolesterol dalam darah.32
Pengaruh minyak kelapa sawit dengan
pemanasan berulang (5kali) pada serum lipid dan homosistein serta peroksida lipid
memberikan hasil terdapat peningkatan peroksida lipid dan kolesterol total dan
TBAR pada kelompok perlakuan dengan kelompok control.33
Minyak kelapa sawit
jika mengalami proses hidrogenasi akan menyebabkan perubahan konfigurasi asam
lemak tidak jenuh dari cis ke trans,34
minyak kelapa sawit juga dapat memicu
peningkatan kadar trigliserida karena kandungan asam lemak tak jenuh yang
menekan lipogenesis sehingga menyebabkan peningkatan kadar TG.35,36
Pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang dan tanpa
pemanasan dapat memberikan perubahan kadar trigliserida pada serum darah mencit
BALB/c, banyak faktor banyak yang dapat mempengaruhinya seperti kandungan
antioksidan, vitamin A dan vitamin E pada minyak kelapa sawit dan perlu waktu
yang lebih untuk mengamati perbedaan kadar trigliserida berdasarkan penelitian
sebelumnya akibat pemberian minyak kelapa sawit dengan dan tanpa pemanasan.
28
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan
dan minyak kelapa sawit dengan pemanasan dapat menyebabkan perbedaan kadar
trigliserida pada mencit BALB/c pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Dapat dilakukan pemeriksaan parameter lainnya, seperti pemeriksaan MDA atau
enzim hati untuk meihat pengaruh yang lebih luas.
2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan seperti pemeriksaan histopatologi untuk
mengetahui efek perlakuan dalam tingkat kerusakan organ.
3. Perlu keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk menghindari stres pada
hewan uji coba.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. What Is Coronary Heart Disease? Natl Heart Lung Blood Inst [Internet]. 26 Juni
2016; Tersedia pada: https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/cad
2. Cardiovascular Risk Factors. World Heart Fed [Internet]. May 30; Tersedia pada:
https://www.world-heart-federation.org/resources/risk-factors/
3. Kementrian Kesehatan RI. Infodatin Situasi Kesehatan Jantung [Internet].
Kementrian Kesehatan RI; 2014. Tersedia pada: file://Downloads/infodatin-
jantung%20(2).pdf
4. Arsana PR, Rulli R, (pertama). Panduan_Pengelolaan_Dislipidemia.pdf
[Internet]. PB Perkeni; 2015. Tersedia pada:
file://Downloads/Panduan_Pengelolaan_Dislipidemia%20(1).pdf
5. Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Laporan nasional riset kesehatan dasar (RISKESDAS). 2007;
6. Ilmi IMB. Kualitas Minyak Goreng dan Produk Gorengan selama Penggorengan
di Rumah Tangga Indonesia. J Apl Teknol Pangan [Internet]. 2015 [dikutip 3
Agustus 2017];04(02). Tersedia pada: http://journal.ift.or.id/node/173
7. Fan H, Sharifudin M, Chew H. Frying Stability of rice bran oil and palm olein.
Int Food Res J [Internet]. 2013; Tersedia pada: http://wwww.ifrj.upm.edu.my
8. Murray RK. Biokimia Harper. 29 ed. Jakarta: EGC; 2014. 924 hal.
9. Dawn B M, Collen M S. Biokimia Dasar Kedokteran. Jakarta: EGC; 2000. 22-24
hal.
10. Ngili Y. Biokimia Dasar edisi revisi. Bandung: Rekayasa Sains; 2013. 575-578
hal.
11. Sartika RA. Pengaruh Suhu dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying)
terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. 2009; Tersedia pada:
www.journal.ui.ac.id
12. Serena. Pengaruh Suhu dan Lama Penggorengan terhadap Kerusakan Minyak
Goreng Komersil. IPB Inst Pertan Bogor [Internet]. 16 Maret 2011 [dikutip 8
Maret 2017]; Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/42640
13. Manninen V, Tenkanen L, Koskinen P, Huttunen JK, Mänttäri M, Heinonen OP,
et al. Joint effects of serum triglyceride and LDL cholesterol and HDL cholesterol
concentrations on coronary heart disease risk in the Helsinki Heart Study.
Implications for treatment. Circulation. 1992;85(1):37–45.
30
14. Varbo A, Benn M, Tybjaerg-Hansen A. Remnant Cholesterol as a causal risk
factor for ischemic heart disease. PubMed. :Jan 2013.
15. Pahan I. Paduan Lengkap Kelapa Sawit. In PT. Niaga Swadaya; hal. 243.
Tersedia pada: https://books.google.co.id/booksid
16. Departemen Perindustrian. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit
[Internet]. Kementrian Perindustrian; 2007. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id/download/289/Paket-Informasi-Komoditi-Minyak-
Kelapa-Sawit
17. Risza S. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta:
KANISIUS; 2007. 31-44 hal.
18. Aladedunye F, Przybylski R. Degradation and Nutritional Quality Changes of Oil
During Frying. J Am Oil Chem Soc. 2009;
19. Fauzi Y, E W. Kelapa Sawit [Internet]. Jakarta: Penebar Swadaya; 2012. Tersedia
pada: https://books.google.co.id/booksid
20. Sumbono A. Biokimia Pangan Dasar [Internet]. Sidoarjo: Penerbit Buku Dee;
2016. 26-27 hal. Tersedia pada: https://books.google.co.id
21. Lieberman M, Marks AD. Marks’ basic medical biochemistry: a clinical
approach [Internet]. Lippincott Williams & Wilkins; 2009 [dikutip 13 September
2017]. Tersedia pada: https://books.google.com/bookshl
22. Hanum NN. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa Dengan Profil Lipid Pada
Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon
Periode Januari - April 2013. 2013.
23. Fakta Sania Premium [Internet]. fakta sania premium : premium cooking oil,
mengandung vit e lebih tinggi. 2017. Tersedia pada:
http://saniaroyale.com/product/detail/2
24. Noriko N, Elfidasari D, Perdana AT, Wulandari N, Wijayanti W. Analisis
penggunaan dan syarat mutu minyak goreng pada penjaja makanan di food court
UAI. SERI SAINS DAN Teknol. 2012;1(3):147–154.
25. ENVIGO research models and services [Internet]. ENVIGO; 2016. Tersedia
pada: http://www.envigo.com/resources/data-sheets/envigo-49-balbc-
letter_screen.pdf
26. Johnson M. Laboratory Mice and Rats, Synatom Research, Princeton, New
Jersey, United States [Internet]. 2016. Tersedia pada:
https://www.labome.com/method/Laboratory-Mice-and-Rats.html
31
27. BALB/c Nude Mouse Biochemistry [Internet]. Charles river laboratorium
international. 2012. Tersedia pada: http://www.criver.com/files/pdfs/rms/balbc-
nude/rm_rm_r_balb-c_nude_mouse_clinical_pathology_data.aspx
28. Trisviana O. Berat Badan dan Kadar Trigliserida Serum Tikus Sprague-dawley.
Univ Diponegoro Semarang [Internet]. 2012; Tersedia pada:
http://eprints.undip.ac.id
29. Ginting NF. Pengaruh Konsmsi Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Jelantah
terhadap Profil Lipid Darah Tikus Sprague Dawley [Internet]. IPB; Tersedia
pada: http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/87018/1/I16nfg.pdf
30. Susila S. Pengaruh Diet Tinggi Minyak Kelapa dan Minyak Sawit terhadap
Profil Lemak Darah Tikus. 1 April 2014;37. Tersedia pada:
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/viewFile/133/129
31. Onyeali E, Onwuchekwa A, Monago CC. Plasma lipid profile of wister albino
rats fed palm oil supplemented diets. J Biol Chem Sci [Internet]. 4 November
2010; Tersedia pada: https://www.ajol.info/index.php/ijbcs/article/view/63053
32. Sundram K, Sambanthamurthi, Tan Y. Palm fruit chemistry nutrition. Asia Pac J.
PubMed [Internet]. 2000 [dikutip 13 September 2017]; Tersedia pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14506001
33. Adam SK, Soelaiman IN, Umar NA, Mokhtar N, Mohamed N, Jaarin K. Effect of
repeatedly heated palm oil on serum lipid profile, lipid peroxidation and
homocysteine levels in a post menopausal rat model. PMC Free Artic PubMed
[Internet]. 11 November 2008 [dikutip 14 September 2017]; Tersedia pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2582674/
34. Hariyadi P. Buku-Mengenal-Minyak-Sawit-Dengan-Beberapa-Karakter-
Unggulnya-GAPKI.pdf [Internet]. GAPKI; 2014. Tersedia pada:
http://phariyadi.staff.ipb.ac.id/files/2015/01/2014-Buku-Mengenal-Minyak-
Sawit-dengan-Beberapa-Karakter-Unggulnya.pdf
35. Leibowitz S, Gaysinskaya V, tayev KO. Acute hyperphagia on high fat diet :
relation to circulation triglycerides and orexigenic peptide. J Appet; 2007.
36. Laine P, Schwartz E, Wang Y. Palmitic Acid induces IP-10 expression in human
macrophages via NF-[kappa] B activation. Biochem Biophys Rescommun. 2007;
32
LAMPIRAN
Lampiran 1
foto surat persetujuan etik
33
Lampiran 2
Foto-foto penelitian
Gambar 7.1 Proses Pencekokan
Gambar 7.2 Proses pemeliharaan
mencit
34
(Lanjutan)
Gambar 7.3 Spektofotometer
Gambar 7.4 Well ELISA
Gambar 7.5 Alat dan bahan
pencekokan Gambar 7.6 Sampel minyak
kelapa sawit
35
Lampiran 3
Lembar Analisa Data SPSS
Uji normalitas Shapiro-Wilk
Uji varians
Test of Homogeneity of Variances
TG
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.318 2 12 .735
Tests of Normality
Perlakuan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TG KN .232 5 . .966 5 .815
MTP .260 5 . .863 5 .273
MDP .209 5 . .959 5 .771
36
(Lanjutan)
Uji ANOVA
ANOVA
TG
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3977.184 2 1988.592 1.299 .319
Within Groups 13777.341 12 1530.816
Total 17754.525 14
37
Lampiran 4
Riwayat penulis
Riwayat penulis
Identitas nama : Ela Herlianawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 31 Januari 1996
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pasir gadang, Kp pasir awi RT 15/RW 007 No. 9 Desa Pasir Jaya Cikupa
Tangerang
Email : [email protected]
Riwayat pendidikan :
2000-2001 : TK Aisiyah Bustanul Anfal
2001-2007 : SDN Suka Asih III
2007-2010 : MTS Daar El- Qolam
2010-2013 : SMAN 11 Kota Tangerang
2014-sekarang :Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta