efek ekstrak daun insulin (smallanthus sonchifolius...

74
EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius) TERHADAP APOPTOSIS JANTUNG TIKUS DIABETES YANG DIUKUR DENGAN METODE TUNEL (TAKARA ® ) : STUDI AWAL Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh Faraz Raihan NIM: 1113103000066 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

Upload: truongdung

Post on 29-Apr-2018

265 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus

sonchifolius) TERHADAP APOPTOSIS JANTUNG

TIKUS DIABETES YANG DIUKUR DENGAN

METODE TUNEL (TAKARA®) : STUDI AWAL

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

Faraz Raihan

NIM: 1113103000066

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Page 3: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

iii

Page 4: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

iv

Page 5: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

v

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

rahmat, berkat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya.

Alhamdulillahi rabbil „alamin selama penelitian ini penulis menyadari

bahwa banyak sekali mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Kedokteran

dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berserta seluruh

staf dosen pengajar di prodi ini yang telah memberikan banyak ilmu

kepada penulis selama menjalani pendidikan di Progam Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM

selaku pembimbing I dan pembimbing II yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis selama penelitian ini berlangsung.

4. Kedua orang tua, Taufik Ahmad dan Sugra Begum yang selalu

memberikan bimbingan hidup dan kasih sayang yang tak ternilai harganya

sepanjang hidup penulis. Kepada Fauzia Amatul Qudus dan Firliqa

Salsabila sebagai kakak dan adik yang juga memberi dorongan dan

motivasi kepada penulis. Juga kepada seluruh keluarga besar penulis yang

selalu memberikan semangat dan dorongan agar penulis dapat

menyelesaikan studinya.

5. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungjawab (PJ) modul riset PSPD

2013, drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku PJ laboratorium Riset,

Ibu Nurlaely Mida R, M.Biomed, Ph.D selaku PJ laboratotium Animal

Page 6: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

vi

house, Ibu Endah Wulandari, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biokimia,

Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed selaku PJ Laboratorium Histologi

dan Ibu Zeti Haryati, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biologi yang

telah memberikan izin atas penggunaan laboratorium pada penelitian ini.

6. Teman- teman satu kelompok penelitian, Haidarotul Milla, Ahmad Fahmi

Zamzami, Fahmi Fahrur Rozi, Hazrina Julia, dan Salsabila Firdausi.

7. Seluruh official CIMSA UIN 2015/2016, Faisal Ravif, Syabila Fanya

Maharani, Hana Fitri Hendarti, Musta‟inah Mulia Muhammad, M. Imam

Alkautsar, Aris Rivaldi Wicaksono, Kirana Widanarni, Putri Anggereini,

Lutfiana Ulfah, Rohman Sungkono, Danivan Fajari Ramandityo, Siti

Fauziah, Clarissa Maharani Putri, S.A. Nabila Ferina, dan Annisa

Mardhiyah yang telah mendukung penulis selama penelitian ini.

8. Fatimah Rahmat, sebagai teman yang memberikan arahan dan masukan

selama proses penulisan ini.

9. Seluruh mahasiswa PSPD 2013.

10. Mbak Ayi selaku laboran Biokimia, Mbak Din selaku laboran Histologi,

Mbak Suryani selaku laboran Biologi, dan Mbak Lilis selaku laboran Riset

yang telah membantu kami dalam penggunaan laboratorium.

11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari dalam laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Demikian

laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat memberikan banyak manfaat

bagi penulis dan para pembaca.

Ciputat, 30 Agustus 2016

Penulis

Page 7: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

vii

ABSTRAK

Faraz Raihan. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Efek Ekstrak

Daun Insulin (Smallanthus Sonchifolius) terhadap Apoptosis Jantung Tikus

Diabetes yang Diukur dengan Metode TUNEL (TAKARA®) : Studi Awal.

2016.

Diabetes merupakan salah satu penyakit metabolik yang sering dijumpai di

masyarakat. Sebagai penyakit kronik, diabetes dapat menyebabkan berbagai

komplikasi, salah satunya pada sistem kardiovaskular berupa kardiomiopati

diabetik. Daun insulin (Smallanthus sonchifolius) merupakan salah satu herbal

yang dipakai untuk pengobatan diabetes. Daun ini mengandung senyawa fenol

sebagai antioksidan alami yang memiliki aktivitas untuk melawan ion superoksida

yang diketahui sebagai salah satu penyebab apoptosis sel. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun insulin 100 mg/kgBB selama 28

hari terhadap indeks apoptosis sel pada organ jantung tikus jantan diabetes

mellitus. Dalam penelitian ini terdapat perbedaan persentase apoptosis sel jantung

pada kelompok yang diberi ekstrak daun insulin dibandingkan dengan kelompok

kontrol yang bermakna (p= 0,03). Kesimpulan dari penelitian ini adalah daun

insulin mempunyai efek sebagai antioksidan sehingga dapat memperbaiki indeks

apoptosis sel pada organ jantung tikus jantan diabetes mellitus.

Kata kunci : Daun insulin, Kardiomiopati Diabetik, Diabetes, Apoptosis Sel

Jantung

ABSTRACT

Faraz Raihan. Medical Profession and Medical Education Study Program.

Effect of Insulin Leaves Extract (Smallanthus sonchifolius) on Cardiac Cell

Apoptotic of Diabetic Rats Using TUNEL (TAKARA®

) Method: Preliminary

Study. 2016.

Diabetes is one of metabolic disease that is often encountered in the community.

As a chronic disease, diabetes can lead to various complications, such as diabetic

cardiomyopathy on cardiovascular system. Insulin leaves (Smallanthus

sonchifolius) are one of the herbs used for the treatment of diabetes. Insulin leaves

contain phenolic compounds as natural antioxidants that have activity against

superoxide ion that is known as one of the causes cell apoptotic. This study was

conduct to determine the effects of oral administration of insulin leaves extract in

a dose of 100 mg/kg body weight for 28 days on cardiac cell apoptotic index in

male diabetic rats. The result showed that insulin leaves extract has reduced

cardiac cell apoptotic index significantly compared with the control group

(p=0,03). It is concluded that insulin leaves extract has antioxidants effect that

may improve cell apoptotic index in male diabetic rats.

Key words: Insulin Leaves, Diabetic Cardiomyopathy, Diabetes, Cardiac Cell

Apoptotic

Page 8: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiv

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xv

1. BAB I ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.3.1 Umum ............................................................................................... 4

1.3.2 Khusus .............................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

1.4.1 Bagi Peneliti ..................................................................................... 4

1.4.2 Bagi Institusi ..................................................................................... 5

1.4.3 Bagi Masyarakat ............................................................................... 5

2. BAB II .............................................................................................................. 6

2.1 Landasan Teori Diabetes Mellitus ............................................................. 6

2.1.1 Definisi dan Klasifikasi .................................................................... 6

2.1.2 Fisiologi Pankreas dan Insulin.........................................................7

2.1.3 Patofisiologi DM ............................................................................ 10

2.1.4 Komplikasi DM............................................................................. 11

2.1.5 Kardiomiopati Diabetik dan Apoptosis Sel Jantung...................... 13

2.1.6 Tata Laksana DM.......................................................................... 17

2.1.7 Kriteria Diagnosis DM.................................................................. 21

Page 9: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

ix

2.2 Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) ............................................... 22

2.3 Sreptozotosin (STZ)............................................................................... 24

2.4 Kerangka Konsep................................................................................... 26

2.5 Definisi Operasional.............................................................................. 27

3. BAB III.......................................................................................................... 28

3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 28

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 28

3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................................ 28

3.2.2 Tempat Penelitian ........................................................................... 28

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 28

3.3.1 Kriteria Sampel ............................................................................... 30

3.3.1.1 Kriteria Inklusi.......................................................................... 30

3.3.1.2 Kriteria Eksklusi....................................................................... 30

3.4 Cara Kerja Penelitian ............................................................................... 31

3.4.1 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................. 31

3.4.2 Adaptasi sampel.............................................................................. 31

3.4.3 Induksi STZ .................................................................................... 31

3.4.4 Pemberian Ekstrak Daun Insulin .................................................... 32

3.4.5 Tahap Pemrosesan Jaringan ........................................................... 32

3.4.6 Foto Jaringan .................................................................................. 34

3.5 Pengolahan Data ...................................................................................... 35

3.6 Alur Penelitian ......................................................................................... 36

4 BAB IV .......................................................................................................... 37

4.1 Indeks Apoptosis ...................................................................................... 37

4.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 42

5 BAB V ............................................................................................................ 43

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 43

5.2 Saran ........................................................................................................ 43

6 BAB VI .......................................................................................................... 44

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 45

Lampiran ................................................................................................................ 49

Page 10: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil analisis Uji Oneway Annova ........................................................ 39

Tabel 4.2 Hasil analisis Uji Post-hoc LSD ............................................................ 40

Page 11: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi fisiologi pulau Langerhans .................................................... 8

Gambar 2.2 Proses sekresi insulin. .......................................................................... 9

Gambar 2.3 Cara kerja insulin sehingga memungkinkan ambilan glukosa ke dalam

sel adiposa dan sel otot ........................................................................ 10

Gambar 2.4 Proses metabolisme asam lemak hingga menjadi badan keton .......... 13

Gambar 2.5 Mekanisme stress oksidatif menginduksi apoptosis sel ..................... 16

Gambar 2.6 Bahan makanan sumber nutrisi .......................................................... 18

Gambar 2.7 Tabel terapi farmakologis diabetes mellitus..................................... 20

Gambar 2.8 Bagan langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan toleransi

glukosa............................................................................................... 21

Gambar 2.9 Gambar daun yacon........................................................................... 22

Gambar 2.10. Struktur Streptozotosin................................................................... 24

Gambar 4.1 Gambaran histologi jantung tikus normal, diabetes, dan terapi ekstrak

daun insulin ........................................................................................ 41

Gambar 7.1 Hasil determinasi bahan uji .............................................................. 49

Gambar 7.2 Surat keterangan tikus sehat.............................................................. 50

Gambar 7.3 Adaptasi tikus……………................................................................ 51

Gambar 7.4 Pembiusan menggunakan ether......................................................... 51

Gambar 7.5 Pengukuran glukosa darah sewaktu.................................................. 51

Gambar 7.6 Streptozotosin…………….. ............................................................. 51

Gambar 7.7 Natrum Sitrat 3,13%............ ............................................................. 52

Gambar 7.8 Penimbangan streptozotosin ............................................................ 52

Gambar 7.9 Pengukuran pH Buffer Sitrat............................................................ 52

Gambar 7.10 Pencampuran Buffer Sitrat dengan Streptozotosin......................... 52

Gambar 7.11 Pemberian Ekstrak dengan Sonde................................................... 53

Gambar 7.12 Sukrosa………………………….................................................... 53

Gambar 7.13 Penimbangan Berat Badan Tikus.................................................... 53

Gambar 7.14 Sacrifice…………………………................................................... 53

Gambar 7.15 Pengambilan Darah dari Vena Cava Inferior.................................. 54

Gambar 7.16 Tip mikropipet……………. ........................................................... 54

Page 12: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

xii

Gambar 7.17 Alat Autoclave ……………............................................................ 54

Gambar 7.18 Tempat Preparat…………….......................................................... 54

Gambar 7.19 Pembuatan PBS 1X......................................................................... 55

Gambar 7.20 Proses Pengeringan Preparat........................................................... 55

Gambar 7.21 Proses Penetesan kit TUNEL TAKARA........................................ 55

Gambar 7.22 Pemasangan Cover Glass pada Preparat......................................... 55

Page 13: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Determinasi/Identifikasi Bahan Uji.......................................... 49

Lampiran 2 Hasil Surat Keterangan Tikus Sehat.................................................. 50

Lampiran 3 Gambar Proses Penelitian…………….............................................. 51

Lampiran 4 Perhitungan Dosis……...................................................................... 56

Lampiran 5 Riwayat Penulis...……...................................................................... 58

Page 14: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-rata persentase jumlah apoptosis sel jantung pada semua

kelompok penelitian..........................……........................................... 37

Page 15: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

xv

DAFTAR SINGKATAN

AGEs : Advanced Glycation End Products

ATP : Adenosin Trifosfat

DM : Diabetes Mellitus

DNA : Deoxyribonucleic Acid

DW : Deionized Water

FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

GDS : Glukosa Darah Sewaktu

GDP : Glukosa Darah Puasa

GLP-1 : Glucagon Like Peptide-1

GLUT : Glucose Transporter

IDDM : Insulin-Dependent Diabetes Melitus

IDF : International Diabetes Federation

IPB : Institut Pertanian Bogor

kgBB : Kilogram Berat Badan

mg/dL : Miligran Per Desiliter

mg/kgBB : Milligram Per Kilogram Berat Badan

mL : Mililiter

N : Kelompok Normal

NIDDM : Noninsulin-Dependent Diabetes Melitus

n : Jumlah Sampel

PBS : Phosphate Buffered Saline

PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

PKC : Protein Kinase C

PSKPD : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RNA : Ribonucleic Acid

RNS : Reactive Nitrogen Species

ROS : Reactive Oxygen Species

SD : Standar Deviasi

Page 16: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

xvi

STZ : Streptozotosin

TUNEL : TdT-mediated dUTP Nick End.Labelling

WHO : World Health Organization

Page 17: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semenjak era globalisasi melingkupi seluruh lapisan masyarakat tanpa

terkecuali, begitu banyak perubahan nyata yang dapat kita lihat, salah satunya

adalah bidang kesehatan. Pada awal millenium kedua, menurut data dari World

Health Organization (WHO), 10 penyakit yang menyebabkan angka morbiditas

dan mortalitas tertinggi pada negara-negara berkembang dengan income rendah

didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernapasan

bawah, diare, tuberkulosis, infeksi pada neonatal, dan malaria.[1]

Kini, era

globalisasi menghadirkan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi-teknologi

canggih yang dapat mengantisipasi dan menanggulangi mayoritas penyakit

infeksi, sehingga angka prevalensinya berangsur-angsur semakin menurun.

Namun, tidak hanya efek positif yang dapat ditimbulkan oleh globalisasi yang

sedang berlangsung ini. Perubahan pola perilaku setiap individu telah

menyebabkan timbulnya permasalahan baru. Hal ini dibuktikan oleh data 10

penyakit penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di Indonesia saat ini

dominasinya sudah diambil alih oleh penyakit-penyakit degeneratif, salah satunya

adalah diabetes mellitus (DM).[2]

Diabetes merupakan salah satu masalah metabolik yang paling sering

dijumpai di masyarakat. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation

(IDF) tahun 2013, saat ini diperkirakan ada sekitar 382 juta orang yang terkena

diabetes di seluruh dunia, namun 46% dari jumlah tersebut ternyata masih tidak

terdiagnosis. Angka prevalensi tersebut akan semakin meningkat dari tahun ke

tahun dan diperkirakan pada tahun 2035 mendatang, jumlah penderita diabetes

akan mencapai 592 juta orang.[3]

China menempati urutan teratas sebagai negara penyumbang angka

penderita diabetes di seluruh dunia. Prevalensi diabetes di China mencapai 98,4

juta jiwa. India dan Amerika Serikat berturut-turut berada di peringkat kedua dan

ketiga. Sementara Indonesia ada di peringkat ke-7 di bawah dari Meksiko dengan

Page 18: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

2

angka penderita diabetes di Indonesia mencapai 8,5 juta jiwa. Mayoritas penderita

diabetes adalah orang dengan rentang usia 40-59 tahun, dan 80% merupakan

orang yang tinggal dengan pendapatan negara rendah-sedang.[3]

Diabetes menempati urutan ketiga sebagai penyakit penyebab kematian

tertinggi di Indonesia dibawah dari penyakit stroke dan penyakit jantung iskemik

dengan persentase 7%.[2]

Berdasarkan data yang disajikan oleh riset kesehatan

dasar (Riskesdas), pada tahun 2013 total ada sekitar 12 juta orang Indonesia yang

diperkirakan mengalami diabetes, angka ini sudah termasuk 3,7 juta orang

penderita diabetes yang tidak terdiagnosis.[4]

Diabetes juga menimbulkan kerugian secara global yang sangat bermakna.

Jika dilihat dari sisi finansial, IDF memperkirakan sebanyak USD 548 juta

dihabiskan oleh masyarakat di seluruh dunia dalam rangka memperbaiki kualitas

hidup penderita DM. Tidak hanya dari sisi finansial, sejauh ini juga sudah banyak

angka mortalitas yang ditimbulkan oleh DM. Setidaknya di tahun 2013, setiap 6

detik akan ada orang yang meninggal karena DM atau jika ditotal seluruhnya

mencapai 5,1 juta jiwa.[3]

Sebagai salah satu jenis penyakit kronis, diabetes dapat menyebabkan

berbagai macam komplikasi, salah satunya adalah komplikasi terhadap sistem

kardiovaskuler. Keadaan hiperglikemia pada penderita diabetes menyebabkan

berbagai kerusakan terutama pada endotel pembuluh darah.[5]

Kardiomiopati diabetik merupakan salah satu komplikasi pada sistem

kardiovaskuler yang dapat muncul akibat diabetes. Mekanisme utama dalam

proses terjadinya kardiomiopati diabetik diantaranya adalah gangguan

metabolisme, fibrosis pada miokard, penyakit pembuluh darah mikro, neuropati

jantung, dan resistensi insulin.[6]

Apabila penyakit diabetes ini tidak dapat dikelola dengan baik, maka dapat

mengarah kepada komplikasi yang serius bahkan berujung dengan kematian,

karena orang-orang dengan diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk

berkembangnya masalah-masalah kesehatan serius lainnya.[4]

Karena tingginya angka morbiditas dan mortalitas dari DM, beberapa

penduduk yang memiliki penyakit DM khususnya di Indonesia berupaya untuk

mencoba pengobatan-pengobatan alternatif, salah satunya melalui konsumsi

Page 19: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

3

herbal yang dipercaya dapat mengatasi DM tanpa efek samping. Daun insulin

(Smallanthus sonchifolius) merupakan salah satu tanaman yang dipercaya dapat

mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes.[7]

Berdasarkan penelitian Aybar et al (2001) didapatkan bahwa setelah 30 hari

menggunakan ekstrak daun insulin akan terjadi kenaikan kadar insulin plasma,

berat badan, dan penurunan kadar glukosa darah pada tikus diabetes yang

dibandingkan dengan tikus normal.[7]

Sementara menurut penelitian yang dilakukan oleh Raga et al (2010)

pemberian ekstrak daun insulin secara oral dengan dosis tunggal 100mg/kgBB

mempunyai efek untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus sehingga

sangat potensial untuk dijadikan agen hipoglikemik pada kasus diabetes.[8]

Ekstrak daun insulin memiliki kandungan antioksidan yang baik berupa

senyawa golongan fenolik dan polifenolik.[8]

Antioksidan merupakan suatu

molekul penting yang berperan untuk mencegah atau memperlambat proses

oksidasi yang merupakan reaksi kimia untuk dapat menghasilkan radikal bebas.

Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang

tidak berpasangan dan akan selalu mencari pasangan elektronnya dalam

makromolekul biologi. Protein, lipid, dan DNA dari sel manusia yang sehat

merupakan sumber pasangan elektron yang baik untuk berpasangan dengan

radikal bebas.[9]

Keadaan yang tidak seimbang antara radikal bebas dan ketersediaan

antioksidan disebut juga dengan stres oksidatif. Oleh karena itu, keadaan stres

oksidatif dapat menyebabkan kerusakan DNA dan protein, peroksidasi lipid,

kanker, aterosklerosis, dan penuaan dini.[9]

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, pada penelitian kali ini

peneliti ingin untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun insulin (Smallanthus

sonchifolius) dengan dosis 100mg/kgBB yang diberikan selama 28 hari terhadap

indeks apoptosis sel khususnya pada organ jantung tikus jantan diabetes mellitus.

Page 20: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

Bagaimana efek ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolius) terhadap

apoptosis sel pada organ jantung tikus diabetes mellitus dengan

menggunakan kit TUNEL TAKARA?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun insulin

Smallanthus sonchifolius terhadap indeks apoptosis sel pada organ jantung

tikus jantan diabetes mellitus dibandingkan dengan tikus diabetes tanpa

terapi dan tikus normal.

1.3.2. Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun insulin

Smallanthus sonchifolius dengan dosis 100mg/kgBB yang diberikan secara

oral selama 28 hari terhadap indeks apoptosis sel pada organ jantung tikus

jantan diabetes mellitus diukur dengan kit TUNEL TAKARA dibandingkan

dengan tikus diabetes tanpa terapi dan tikus normal.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

a. Mendapatkan tambahan pengalaman penelitian terutama dengan

menggunakan desain eksperimental.

b. Menambah pengetahuan mengenai salah satu tanaman di Indonesia

yang memiliki kegunaan dalam pengobatan suatu penyakit.

c. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 21: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

5

1.4.2. Bagi Institusi

Dapat menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegunaan dari

daun insulin sebagai salah satu terapi alternatif dalam mengontrol kadar gula

darah dan komplikasinya terutama terhadap organ jantung pada penderita

diabetes mellitus.

Page 22: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori Diabetes Mellitus (DM)

2.1.1. Definisi dan Klasifikasi

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis dengan gangguan pada

sistem metabolik endokrin yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Menurut

Silbernagl (2007), DM dapat terjadi dikarenakan oleh kekurangan insulin

secara absolut maupun relatif yang mengakibatkan konsentrasi gula darah

dalam plasma meningkat.[5]

Keadaan hiperglikemia yang terjadi secara terus

menerus dapat menyebabkan komplikasi berupa makroangiopati dan

mikroangiopati yang mengakibatkan angka morbiditas pada pasien DM

cukup tinggi.[4]

Berdasarkan Konsensus PERKENI tahun 2015, DM diklasifikasikan

ke dalam 4 grup,[10]

yaitu:

A. DM tipe 1 disebabkan oleh adanya destruksi sel β pankreas yang

mengarah kepada defisiensi insulin secara absolut sehingga harus

diberikan terapi berupa insulin. Biasanya disebabkan oleh penyakit-

penyakit autoimun atau idiopatik.

B. DM tipe 2 disebabkan oleh karena gangguan pada sekresi insulin disertai

resistensi insulin sehingga terjadi defisiensi insulin relatif sampai

dominan.

C. DM tipe lain, dimana etiologi dari masing-masing jenis DM pada tipe ini

berbeda, ada yang disebabkan oleh defek genetik fungsi sel β, defek

genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, dan lainnya.

D. DM tipe gestasional atau DM pada saat kehamilan yang biasanya

terdeteksi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga tanpa sebab yang

jelas.

Page 23: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

7

2.1.2. Fisiologi Pankreas dan Insulin

Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin yang terletak

sejajar dan di belakang dari lambung. Pankreas menghasilkan produk

kombinasi berupa enzim-enzim pencernaan dan natrium bikarbonat

membentuk getah pankreas sebagai respons terhadap keberadaan kimus di

bagian proksimal dari usus halus. Enzim-enzim ini bertanggung jawab untuk

dapat mencerna komponen makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan

protein.[11]

Selain memiliki fungsi pencernaan, pankreas juga memiliki fungsi

untuk menyekresikan dua hormon penting, yakni insulin dan glukagon yang

berperan untuk mengatur metabolisme glukosa, lipid, dan protein. Secara

histologik, pankreas terdiri atas dua jaringan utama, yakni: (1) asini, yang

menyekresikan getah pankreas ke dalam duodenum melalui papila Viteri

yang dikelilingi oleh sfingter Oddi, dan (2) pulau-pulau Langerhans, yang

akan menyekresikan langsung insulin dan glukagon ke dalam darah.[11]

Di dalam pankreas terdapat sekitar 1 sampai 2 juta pulau Langerhans

dimana setiap pulau Langerhans memiliki diameter 0,3 milimeter dan

tersusun mengelilingi pembuluh kapiler yang akan menjadi tempat

pengeluaran hormon-hormon insulin dan glukagon ke dalam darah. Pulau

Langerhans memiliki 3 jenis sel utama yakni sel alfa (α), sel beta (β), dan sel

delta (δ). Sel β merupakan sel terbanyak dalam susunan pulau Langerhans

yakni mencapai 60%, sel ini berfungsi untuk menghasilkan insulin dan

amilin. Sel α mencakup sekitar 25% dari total seluruh sel di pulau Langerhans

yang berfungsi untuk menghasilkan hormon glukagon. Sementara sel δ

mencakup sekitar 10%, sel δ bertanggung jawab untuk menyekresikan

somatostatin. Terdapat pula jenis sel lain, yakni sel PP yang akan

menghasilkan polipeptida pankreas.[11]

Page 24: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

8

Gambar 2.1. Anatomi Fisiologi Pulau Langerhans

Sumber : Guyton & Hall (2008)

Insulin merupakan suatu hormon peptida bersifat hidrofilik yang

memiliki karakteristik untuk dapat larut dalam air dan memiliki solubilitas

rendah terhadap lipid.[12]

Insulin disintesis oleh sel-sel β pankreas yang

diawali oleh translasi RNA insulin oleh ribosom untuk membentuk

praprohormon insulin. Selanjutnya praprohormon ini akan dipecah di

retikulum endoplasma untuk membentuk proinsulin. Di badan golgi,

proinsulin ini akan berubah menjadi bentuk aktif yakni insulin.[11]

Insulin berperan untuk meningkatkan ambilan dan penyimpanan

glukosa dengan beberapa cara: (1) insulin menghambat fosforilase yang

merupakan enzim utama terjadinya proses pemecahan glikogen di hati

menjadi glukosa, sehingga dapat mencegah pemecahan glikogen yang telah

terbentuk di sel hati, (2) insulin meningkatkan ambilan glukosa dengan cara

meningkatkan aktivitas enzim glukokinase yang menyebabkan terjadinya

proses fosforilasi awal terhadap glukosa yang telah berdifusi ke dalam sel-sel

hati, sehingga setelah difosforilasi, glukosa tidak dapat berdifusi kembali ke

ekstrasel, dan (3) insulin juga dapat meningkatkan aktivitas enzim glikogen

sintetase yang bertugas untuk polimerisasi unit-unit monosakarida untuk

sintesis glikogen.[11]

Untuk dapat mengangkut glukosa ke dalam sel dibutuhkan Glucose

Transporter (GLUT) yang merupakan molekul spesifik untuk dapat

Page 25: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

9

mengangkut gula dengan 6 rantai karbon (hexoses) seperti glukosa, galaktosa,

dan fruktosa. Menurut para peneliti, sampai saat ini telah berhasil

diidentifikasi 12 macam GLUT, 5 diantaranya yaitu; GLUT1 yang banyak

ditemukan di sebagian besar sel tubuh, GLUT2 ditemukan pada hepar, ginjal,

dan epitel dari usus halus, GLUT3 banyak terdapat pada sel-sel neuron,

sementara GLUT4 mayoritas ditemukan di otot rangka dan diatur kerjanya

oleh insulin, serta GLUT5 merupakan transporter khusus untuk mengangkut

fruktosa.[13]

Gambar 2.2. Proses Sekresi Insulin

Sumber : Fauci (2008)

Mekanisme sekresi insulin terjadi ketika glukosa yang ada di plasma

memasuki sel β pankreas. Dalam gambar 2.2. glukosa akan masuk ke dalam

sel β dengan bantuan GLUT2. Glukosa tersebut akan diubah oleh enzim

glukokinase menjadi glukosa 6 fosfat yang akan mengalami metabolisme

oksidatif menjadi asam piruvat untuk menghasilkan ATP di dalam sel β

pankreas. ATP tersebut akan menginhibisi reseptor kanal K+ sehingga

menyebabkan penumpukan K+ intrasel yang memicu terjadinya depolarisasi

membran. Depolarisasi membran akan menyebabkan terbukanya kanal Ca2+

Page 26: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

10

sehingga terjadi influks Ca2+

ke dalam sel yang akan mendorong pelepasan

granul-granul insulin ke luar menuju serum.[11,14]

Ketika tubuh dalam keadaan fed state, maka insulin sudah mulai

disekresikan dan bersirkulasi di dalam darah. Insulin bekerja dengan cara

memengaruhi sel yang mengandung reseptor GLUT4, yaitu pada otot skelet,

otot jantung, dan jaringan adiposa. Insulin akan berikatan dan mengaktivasi

reseptor insulin sehingga akan secara spontan mengaktivasi fosfatidil inositol

3 kinase yang mengakibatkan terjadinya translokasi GLUT4 ke membran sel.

Akhirnya, GLUT4 akan memediasi masuknya glukosa ke dalam sel dengan

cara difusi terfasilitasi.[13,15]

Gambar 2.3. Cara Kerja Insulin Sehingga Memungkinkan Ambilan

Glukosa ke Dalam Sel Adiposa dan Sel Otot

Sumber : Silverthorn (2010)

2.1.3. Patofisiologi DM

Penyakit DM tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang ditentukan

secara genetik dengan gejala-gejala yang pada akhirnya menuju proses

bertahap perusakan imunologik sel-sel yang memproduksi insulin. Pada

Page 27: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

11

individu tersebut memproduksi autoantibodi terhadap sel-sel β yang

mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin.[16]

Pada pasien-pasien dengan DM tipe 2 ditandai dengan kelainan

sekresi insulin yang tidak adekuat dan gangguan kerja insulin. Pada tahap

awal terdapat resistensi sel-sel target terhadap kerja dari insulin. Insulin yang

seharusnya berperan untuk meningkatkan ambilan dan penyimpanan glukosa

ke dalam intrasel tidak dapat bekerja dengan adekuat karena kelainan dalam

pengikatan insulin dengan reseptornya. Hal ini dapat disebabkan karena

ketidaknormalan reseptor insulin intrinsik atau karena berkurangnya jumlah

reseptor yang responsif terhadap kerja insulin. Keadaan ini menyebabkan sel

β pankreas akan mengkompensasi dengan terus menerus memproduksi

insulin untuk dapat mempertahankan kadar gula darah normal, hingga

terjadilah exhausted. Pada akhirnya, timbul kegagalan sel β untuk dapat

mempertahankan jumlah insulin yang adekuat dan menimbulkan

hiperglikemia.[16]

2.1.4. Komplikasi DM

Bila tidak ditangani dengan tepat, DM dapat menyebabkan komplikasi

makroangiopati dan mikroangiopati. Makroangiopati adalah gangguan pada

pembuluh darah besar seperti pada penyakit jantung koroner, penyakit

serebrovaskuler, dan penyakit arteri perifer. Sementara mikroangiopati

merupakan kelainan pada pembuluh darah kecil yakni nefropati, retinopati,

dan neuropati diabetikum.[14]

Keadaan hiperglikemia pada DM dapat

menyebabkan beberapa hal berikut:

1) Aktivasi jalur poliol sehingga terjadi akumulasi senyawa poliol dalam

jaringan termasuk di lensa mata dan saraf optik. Poliol yang sifatnya tidak

bisa menembus membran basalis akan tertimbun di dalam sel. Hal ini akan

meningkatkan tekanan osmotik intrasel sehingga terjadi gangguan pada

struktur dan fungsi saraf optik dan lensa mata.[17]

Page 28: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

12

2) Glukosa akan bereaksi dengan protein dan DNA menyebabkan inhibisi

pada aktivitas enzim dan kebutuhan DNA sehingga membentuk radikal

bebas yang dapat menyebabkan perubahan fungsi sel.[17]

3) Peningkatan sintesis Di Asil Gliserol (DAG) yang akan menyebabkan

peningkatan aktivitas Protein Kinase C (PKC) sehingga meningkatkan

permeabilitas vaskuler, kontraktilitas, sintesis membran basalis, dan

proliferasi sel vaskuler. PKC juga menyebabkan hiperplasia dan

penurunan apoptosis hepatosit sehingga bisa terjadi hepatomegali.[17]

4) Peningkatan growth factor, angiotensin II, endothelin, Advanced Glycation

End Products (AGEs), gangguan hemodinanik di mikrosirkulasi ginjal

yaitu hipertrofi glomerulus, peningkatan tekanan kapiler glomerulus, dan

perubahan struktural di glomerulus (peningkatan matriks ekstrasel,

penebalan membran basal, ekspansi mesangial, fibrosis). Hiperperfusi dan

hipertrofi renal ini terjadi pada tahun pertama setelah onset terjadinya

DM.[18]

5) Viskositas darah yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah (hipertensi) sehingga jika terjadi terus menerus akan berefek pada

hipertrofi otot jantung.[18]

Pada penderita DM, jumlah asam lemak akan meningkat tinggi karena

jumlah insulin untuk dapat menginhibisi proses lipolisis tidak adekuat.

Dikarenakan proses sintesis lemak pada hepar tidak bergantung pada

ketersediaan insulin (insulin-independent), maka jumlah asam lemak yang

meningkat akan diubah dan tersimpan menjadi triasilgliserol yang akan

menginduksi terjadinya perlemakan hepar.[19]

Kadar asam lemak yang meningkat ini juga akan diubah menjadi asetil

ko-A melalui proses β-oksidasi. Selanjutnya asetil ko-A mengalami proses

ketogenesis yang akan menjadi badan keton. Badan keton ini terdiri atas

substansi berupa asam asetoasetat, aseton, dan 3-hidroksibutirat. Akumulasi

badan keton yang meningkat di dalam darah akan menyebabkan komplikasi

DM berupa metabolik asidosis.[20]

Page 29: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

13

Gambar 2.4. Proses Metabolisme Asam Lemak Hingga Menjadi

Badan Keton

Sumber : Murray (2003)

2.1.5. Kardiomiopati Diabetik dan Apoptosis Sel Jantung

Kardiomiopati diabetik merupakan salah satu komplikasi lanjut yang

ditimbulkan dari keadaan hiperglikemia yang berkelanjutan pada penderita

DM. Menurut studi yang telah dilakukan dalam 3 dekade terakhir berdasarkan

epidemiologi, autopsi, dan studi pada hewan didapatkan angka kardiomiopati

diabetik yang signifikan akibat DM.[21]

Kardiomiopati diabetik adalah gangguan pada otot jantung penderita

DM yang dapat mengakibatkan gagalnya jantung untuk memompa darah ke

seluruh tubuh atau dikenal juga dengan gagal jantung. Hanya dapat dikatakan

kardiomiopati diabetik apabila tidak disertai dengan penyakit arteri koroner

Page 30: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

14

yang dapat menjadi penyebab bias timbulnya kardiomiopati diabetik pada

penderita DM.[6]

Keadaan hiperglikemia merupakan penyebab paling utama dalam

proses patogenesis kardiomiopati diabetik. Konsekuensi yang ditimbulkan

dari cedera selular yang diinduksi oleh hipergilkemia adalah terbentuknya

AGEs hasil dari proses glikasi non enzimatik dan oksidasi dari protein dan

lemak. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan adanya peningkatan AGEs

yang ditemukan pada jaringan jantung pasien diabetes.[21]

Selain AGEs, terjadi pula aktivasi protein kinase C/diasilgliserol

(PKC/DAG) sebagai hasil efek samping akibat penggunaan hiperglikemia

pada sistem kardiovaskuler. Aktivasi PKC berkontribusi dalam menyebabkan

fibrosis jantung dengan cara menstimulasi ekspresi Connective Tissue Growth

Factor (CTGF) yang ditunjukkan melalui PKC-β2 pada tikus diabetes.

Ekspresi yang berlebihan pada isoform PKC-β2 berakibat pada hipertrofi

ventrikel kiri, fibrosis dan penurunan ejeksi ventrikel kiri. Inhibisi pada PKC

dapat meminimalkan disfungsi diastolik, hipertrofi miosit dan deposisi

kolagen, serta memelihara kontraktilitas otot jantung. Oleh karena itu, inhibisi

pada PKC dapat menjadi strategi pilihan untuk mencegah terjadinya disfungsi

jantung akibat diabetes.[21]

Selain faktor-faktor diatas, terdapat juga mekanisme lain melalui

pembatasan penggunaan glukosa. Pembatasan penggunaan glukosa pada

organ jantung dengan keadaan diabetes terutama disebabkan karena

sedikitnya GLUT yang dapat melewati membran sarkolema menuju

miokardium sebagai akibat adanya deplesi selular terutama pada GLUT1 dan

GLUT4.[6]

Mekanisme kedua yang dapat membatasi penggunaan glukosa adalah

efek hambat dari oksidasi asam lemak pada kompleks dehidrogenase piruvat

akibat dari peningkatan sirkulasi asam lemak bebas karena kemampuan

lipolisis jaringan lemak yang meningkat.[6]

Page 31: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

15

Pada kasus DM tipe II didapatkan hubungan dekat antara indeks

glikemik dengan serum level dari Insulin-like Growth Factor (IGF-1) dengan

kontrol yang terburuk dikaitkan dengan rendahnya tingkat IGF-1.

Berdasarkan studi, IGF-1 dapat berperan untuk menekan laju apoptosis dari

miokard dan meningkatkan fungsi miokard.[6]

Apoptosis merupakan proses aktif yang dikendalikan secara genetik

untuk menghilangkan sel-sel yang tidak diinginkan atau rusak. Sedangkan

nekrosis biasanya mengacu pada akibat kerusakan biokimia. Pada apoptosis,

hasil akhir sel yang mengalami apoptosis tidak akan menyebabkan

pembentukan kolagen yang dapat berakumulasi membentuk luka parut (scar),

sementara pada nekrosis terjadi sebaliknya. Baik apoptosis maupun nekrosis

keduanya dapat ditemukan pada keadaan kardiomiopati diabetik.[6]

Meskipun beberapa mekanisme patogenesis yang potensial

menyebabkan kardiomiopati diabetik telah dijelaskan cukup rinci, namun

semuanya sangat erat kaitannya dengan stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi

ketika produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan/atau Reactive Nitrogen

Species (RNS) melebihi kemampuan degradasi yang dilakukan oleh

antioksidan sebagai mekanisme pertahanannya. Keadaan hiperglikemia baik

yang terjadi pada DM tipe 1 maupun DM tipe 2 sangat erat hubungannya

dengan peningkatan produksi ROS dan/atau RNS oleh mitokondria.[21]

Proses fibrosis pada miokard diawali dengan akumulasi kolagen pada

miokard yang terkena diabetes akibat dari gangguan degradasi kolagen yang

dihasilkan dari glikosilasi dari residusi lisin pada kolagen. Hiperglikemia juga

menyebabkan produksi ROS dan/atau RNS yang meningkatkan stres oksidatif

sehingga menyebabkan ekspresi gen yang abnormal, mengubah sinyal

transduksi dan mengaktifkan jalur yang mengarah kepada kematian

terprogram sel miokard atau apoptosis.[6]

Diabetes juga berhubungan dengan aktivasi sistem renin-angiotensin

dimana terjadi produksi yang berlebihan dari angiotensin II. Angiotensin II

berperan dalam terjadinya beberapa perubahan pada kondisi DM diantaranya,

Page 32: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

16

proses fibrosis hasil dari stimulasi sintesis komponen matriks ekstraselula,

apoptosis/proliferasi, inflamasi vaskuler, dan kerusakan oksidatif. Kerusakan

oksidatif ini khususnya terjadi pada deoxyribonucleic acid (DNA) yang

berhubungan dengan aktivasi enzim poly-ADP ribose polimerase (PARP).[21]

Kematian sel secara apoptosis memainkan peran yang sangat penting

dalam proses patogenesis kardiomiopati diabetik. Studi terkini menyelidiki

bahwa angiotensin II dapat menginduksi apoptosis sel jantung dengan

dimediasi oleh gen p53 sebagai jalur sinyal apoptosis yang terkait dengan

stres oksidatif. Apoptosis pada miokard ini akan mengakibatkan perubahan

bentuk (remodelling) pada miokard hingga berujung pada kardiomiopati

diabetik.[21]

Gambar 2.5. Mekanisme Stress Oksidatif Menginduksi Apoptosis Sel

Sumber : Liu (2014)

Page 33: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

17

2.1.6. Tata Laksana DM

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas

hidup penyandang diabetes, yang meliputi:

Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM,

memperbaiki kualitas hidup, dan mengurangi risiko

komplikasi akut.

Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat

progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.

Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan

mortalitas DM. [10]

Terdapat 4 pilar dalam penatalaksanaan diabetes mellitus menurut

PERKENI 2011[22]

:

1. Edukasi

Edukasi bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada pasien

tentang pentingnya pola hidup sehat. Tentu saja dibutuhkan bantuan dari

segala pihak yaitu pasien, keluarga, kerabat dan tenaga medis itu sendiri.

Tidak lupa juga menjelaskan kepada pasien diabetes mellitus tentang berbagai

program penatalaksanaan yang akan dialami agar bisa dilaksanakan oleh

pasien. Materi dalam edukasi terdiri dari tingkat awal dan tingkat lanjut.

2. Terapi nutrisi medis

Dalam pelaksanaan terapi nutrisi medis dibutuhkan keterlibatan dari

seluruh pihak agar tujuan dari terapi ini bisa dicapai. Prinsip dari terapi

nutrisi medis ini sendiri yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan

kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Komposisi dari

makanan yang dianjurkan terdiri dari:

a. Karbohidrat sebesar 45-65% dari kebutuhan kalori. Dikonsumsi

sebanyak 3-7 porsi/penukar sehari.

Page 34: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

18

b. Lemak dianjurkan 20-25% dari kebutuhan kalori. Sebaiknya dibatasi

konsumsi gula, lemak/minyak, garam.

c. Protein sebanyak 10-20%,dari kebutuhan kalori. Dikonsumsi lauk

hewani 3 porsi/ penukar, lauk nabati 2-3 porsi/penukar.

d. Sumber vitamin dan mineral dengan mengkonsumsi sayuran 2-3

porsi/penukar. Buah 2-3 porsi/ penukar.

Gambar 2.6. Bahan Makanan Sumber Nutrisi

Sumber : PERKENI (2011)

3. Latihan jasmani

Tujuan dari latihan fisik ini untuk meningkatkan sensitivitas insulin

dan untuk menjaga kebugaran tubuh. Latihan jasmani juga bisa membuat

tubuh memasukkan glukosa kedalam sel tanpa bantuan insulin serta

bermanfaat dalam menurunkan berat badan.

Kegiatan ini dilakukan secara teratur 3-4 kali seminggu selama 30

menit. Yang dianjurkan adalah kegiatan jasmani yang bersifat aerobik seperti

Page 35: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

19

jalan kaki, sepeda santai, jogging dan berenang. Hindari juga kebiasaan

kurang gerak dan bermalas-malasan.

4. Intervensi farmakologi

Terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan. Obat oral terdiri dari

pemicu sekresi insulin (sulfonilurea dan glinid), peningkat sensitivitas insulin

(metformin dan tiazolidinedion), penghambat glukoneogenesis (metformin),

penghambat absorpsi glukosa (penghambat glukosidase alfa) dan DPP-IV

inhibitor.

Obat injeksi terdiri dari insulin, agonist GLP-1/increrin mimetic.

Berdasarkan lama kerjanya insulin dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu

insulin kerja cepat (rapid acting insulin), insulin kerja pendek (short acting

insulin), insulin kerja menengah (intermediate acting insulin), insulin kerja

panjang (long acting insulin) dan insulin campuran tetap kerja pendek dan

menengah (premixed insulin). Insulin mempunyai efek samping seperti

hipoglikemia yang menjadi efek samping utamanya dan ada juga yang berupa

reaksi imunologi yang menyebabkan terjadinya alergi insulin atau resistensi

insulin.[22]

Agonis GLP-1 merupakan pendekatan baru untuk pengobatan DM.

Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel β sehingga terjadi peningkatan

pelepasan insulin, mempunyai efek menurunkan berat badan, menghambat

pelepasan glukagon, dan menghambat nafsu makan. Efek penurunan berat

badan agonis GLP-1 juga digunakan untuk indikasi menurunkan berat badan

pada pasien DM dengan obesitas. Pada binatang, obat ini terbukti

memperbaiki cadangan sel β pankreas. Efek samping yang dapat timbula

akibat penggunaan obat ini antara lain berupa rasa sebah dan muntah.[10]

Page 36: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

20

Gambar 2.7. Tabel Terapi Farmakologis Diabetes Mellitus

Sumber : PERKENI (2011)

Page 37: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

21

2.1.7. Kriteria Diagnosis DM

Diagnosis diabetes mellitus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan gula

darah. Diagnosis DM dapat ditegakkan dengan tiga cara[22]

:

1. Jika keluhan klasik ditemukan, yaitu poliuria, polidipsia, polifagia, dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Ditambah

pemeriksaan gula darah sewaktu >200 mg/dL maka dapat ditegakkan

sebagai DM.

2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa > 126 mg/dL dengan adanya keluhan

klasik.

3. Kadar gula plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).

Gambar 2.8. Bagan Langkah-Langkah Diagnostik DM dan Gangguan

Toleransi Glukosa

Sumber : PERKENI (2011)

Page 38: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

22

2.1.2. Daun Insulin (Smallanthus Sonchifolius)

Gambar 2.9. Gambar Daun Yacon

Sumber : Delgado (2013)

Klasifikasi taksonomi daun insulin adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

(unranked) : Angiosperms

(unranked) : Eudicots

(unranked) : Asterids

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Smallanthus

Spesies : S. Sonchifolius[24]

Daun insulin atau dikenal juga dengan nama Yacon merupakan

tanaman yang bisa ditemukan di daerah Andes, dimana penyebaran areanya

dari Venezuela ke Argentina bagian utara-barat. Yacon ditanam pada

ketinggian 900-3.500 meter diatas permukaan air laut di Bolivia dan Ekuador,

dan diantara 600-800 meter diatas permukaan laut di Argentina. Pada dekade

abad 20 yacon menyebar ke beberapa Negara diluar Andes, seperti Selandia

Page 39: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

23

Baru, Eropa, Amerika Serikat, Jepang karena akar dan daunnya memiliki

khasiat medis.[23]

Yacon yang tidak berhabitat asli di pegunungan Andes dimasukkan ke

dalam spesies Smallanthus sonchifolius dari family Asteraceae. Setiap akar

yacon mempunyai berat 200-500 gram. Setiap tumbuhan mempunyai 5-20

cabang akar, sehingga rata-rata berat setiap tanaman adalah 5 kg.[23]

Yacon mengandung β-oligosakarida polimerisasi-rendah, inulin,

sebagian kecil vitamin dan mineral, dan tidak mengandung pati. Mineral yang

banyak terkandung dalam yacon adalah kalsium dan potassium. Pada akar

dan daunnya terdapat substansi bioaktif seperti senyawa fenol, derivate ester,

metil ester, dan glikosida. Asam fenol yang ada dalam yacon diduga menjadi

sumber aktivitas bioaktif dari yacon itu sendiri, termasuk sifat

antihiperglikemik dan efek sitoprotektifnya.[23]

Senyawa polifenol dan flavonoid yang ada dalam tumbuhan yacon

dapat memodulasi peroksidasi lipid dalam proses atherogenesis, thrombosis,

karsinogenesis melalui aktivitas antioksidan melawan ion superoksida.[23]

Senyawa polifenol bisa mengubah metabolisme glukosa dan aktivitas

anti-hiperglikemia sehingga dapat bertindak sebagai agen anti-diabetik.

Pengaruh pada metabolisme glukosa ini dimediasi oleh efek seperti insulin

(insulin-like effect) atau melalui status peningkatan kadar antioksidan. Dalam

hal ini, ekstrak fenolik daun yacon mampu mengurangi produksi glukosa

dalam hepatosit tikus dengan cara meningkatkan ekspresi glukokinase

mRNA.[23]

Sebagai antioksidan alami, senyawa polifenol memiliki peran penting

bagi kesehatan manusia, terutama dalam melindungi membran sel terhadap

kerusakan dari ROS dan/atau RNS yang dihasilkan. Selain itu, senyawa

polifenol juga memainkan peran dalam penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Ekstrak etanol daun yacon terbukti mampu untuk mengerahkan aktivitas

antioksidan dan efek sitoprotektif terhadap stres oksidatif dalam hepatosit

tikus. Uji coba pada manusia juga telah dilakukan, dan didapatkan bahwa

Page 40: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

24

aktivitas antioksidan dari senyawa fenolik terdapat pada ekstrak daun yacon

dan bertindak sebagai pencegahan penyakit kronis seperti aterosklerosis yang

melibatkan radikal bebas dalam perkembangannya.[23]

2.1.3. Streptozotocin (STZ)

Streptozotosin (2-deoxy-2-[3-methyl-3-nitrosourea] 1-D-

glucopyranose) merupakan obat induksi diabetes permanen. Streptozotosin

disintesis dari mikroba tanah Streptomyces achromogenes yang bisa terbentuk

dalam 2 bentuk yaitu α dan β. Streptozotosin mempunyai berat molekul 265

g/mol dengan rumus molekul C8H15N3O7. [25]

Gambar 2.10. Struktur Streptozotosin

Sumber : Goud (2015)

Streptozotosin bisa larut dalam air, keton, alokohol, dan sedikit pada

pelarut polar. Stabilitas maksimum larutan STZ yaitu pada pH 4. Larutan

streptozotosin dalam buffer sitrat (pH 4.5) harus dengan segera diberikan

dalam 15-20 menit setelah pencampuran. Streptozotosin bersifat sitotoksik

pada sel β pankreas dan bisa dilihat efeknya dalam 72 jam setelah pemberian

tergantung dosis yang diberikan.[25]

Page 41: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

25

Streptozotosin diberikan melalui dua rute yaitu melalui intraperitoneal

dan intravena. Streptozotosin lebih sensitif terhadap tikus jantan daripada

tikus betina. Hal ini mungkin dipengaruhi kemampuan estradiol pada tikus

betina untuk melindungi sel β pankreas dari apoptosis yang diinduksi stress

oksidatif.[25]

Streptozotosin lebih bagus untuk dipakai daripada alloxan.

Streptozotosin lebih baik dalam mencapai status hiperglikemia dan

perkembangan komplikasi diabetes dengan insiden yang rendah terhadap

ketosis dan mortalitas. Penggunaan STZ untuk menginduksi diabetes pada

tikus mempunyai persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan

penggunaan alloxan yaitu dengan perbandingan 95%:70%.[25]

Streptozotosin mempunyai empat fungsi biologis yang penting yaitu

sebagai antibiotik, sitotoksik sel β, onkolitik, dan onkogenik. Biasanya

digunakan dalam pengobatan tumor pankreas. Saat ini streptozotosin

digunakan dalam penelitian obat untuk anti diabetes karena spesifitasnya

dalam merusak sel β pankreas. GLUT2 akan membawa STZ ke dalam sel

akan menyebabkan alkilasi DNA dan nekrosis sel β yang bersifat irreversibel.

STZ bisa digunakan dalam menginduksi DM tipe 1 maupun DM tipe 2.[25]

Page 42: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

26

2.2. Kerangka Konsep

Streptozotocin (STZ)

Ekstrak daun insulin

(Smallanthus sonchifolius)

Kerusakan DNA

(DNA alkylation)

Apoptosis sel pada otot

jantung

Kandungan senyawa

fenol dan flavonoid

Masuk ke sel β

pankreas melalui

GLUT2

Tikus

Nekrosis sel β

pankreas

↑ Produksi ROS pada

organ jantung

Diabetes Mellitus

(DM)

Hiperglikemia

Aktivitas melawan

superoksida untuk

mencegah

pembentukan ROS

Aktivasi jalur

poliol Produksi AGEs

Aktivasi jalur

Protein Kinase C

(PKC)

Sekresi insulin tidak

adekuat

Bertindak sebagai

antioksidan

Kardiomiopati diabetik

Page 43: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

27

2.3. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara

Pengukuran

Skala

Pengukuran

1. Indeks

Apoptosis Sel

Hasil pewarnaan

preparat dengan kit

TUNEL TAKARA

berupa inti sel

berwarna gelap

dengan pendaran

berwarna coklat

Mikroskop

Olympus BX-

41

Identifikasi

dengan

perbesaran

20x

Numerik

Page 44: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian

eksperimental.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai April 2016.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Animal House, laboratorium

MPR, laboratorium Histologi, laboratorium Riset, laboratorium Biokimia,

laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Kertamukti No.05, Pisangan,

Ciputat 15419, Tangerang Selatan, Banten.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Perlakuan pada semua kelompok tikus telah dilakukan pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Azmi dkk mahasiswa PSPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015 yang dilakukan selama 28 hari.

Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus jantan strain Sprague dawley

berumur 16 minggu, dengan berat badan rentang 192 - 337 gram yang diperoleh

dari Departemen Patologi Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan organ jantung

tikus jantan tersebut sebagai objek penelitian ini.

Page 45: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

29

Dalam penelitian ini organ jantung yang digunakan sebagai sampel terbagi

dalam 3 kelompok hewan percobaan, yaitu:

1. Kelompok Normal (N) sebagai kontrol negatif adalah tikus yang tidak

diinduksi STZ.

2. Kelompok Diabetes tanpa perlakuan (D) sebagai kontrol positif adalah

tikus yang diinduksi STZ.

3. Kelompok Diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin (D+Ss 100)

adalah tikus yang diinduksi STZ lalu diberi terapi ekstrak daun insulin

(Smallanthus sonchifolius) dengan dosis 100 mg/kgBB selama 28

hari.

Untuk menentukan jumlah sampel pada setiap kelompok penelitian,

digunakan rumus Mead sebagai berikut[26]

:

Dengan :

E = Derajat kebebasan komponen kesalahan (10 – 20 )

N = Jumlah sampel dalam penelitian (dikurangi 1)

B = Blocking component mengambarkan pengaruh lingkungan yang

diperbolehkan dalam penelitian (dikurangi 1)

T = Jumlah kelompok perlakuan ( dikurangi 1)

RUMUS MEAD : E = N-B-T

Page 46: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

30

E = N-B-T E = N-B-T

≥10 =(N-1)-0-(3-1) ≤20 =(N-1)-0-(3-1)

≥10= N-1-2 ≤20= N-1-2

≥10=N-3 ≤20=N-3

N ≥ 13 N ≤23

Berdasarkan perhitungan MEAD, N = 13 – 23 kemudian dibagi menjadi 3

kelompok dengan jumlah yang sama. Sehingga jumlah sampelnya adalah 5-7

sampel setiap kelompok. Karena keterbatasan penelitian dan bentuk penelitian

berupa studi awal, maka untuk kelompok N dan D+Ss 100mg/kgBB diambil 2

sampel serta kelompok D diambil 3 sampel untuk dijadikan preparat mikroskopik.

Alasan pemilihan MEAD sebagai rumus jumlah sampel adalah:

1. Rumus MEAD lebih sering digunakan untuk perhitungan jumlah sampel

yang menggunakan hewan percobaan.

2. Rumus MEAD menghasilkan jumlah sampel minimal dibandingkan

rumus lainnya.

3.3.1 Kriteria Sampel

3.3.1.1 Kriteria Inklusi

1. Kelompok kontrol negatif : tikus jantan strain Sprague

dawley dengan glukosa darah sewaktu < 250 mg/dL.

2. Kelompok kontrol positif dan kontrol terapi : tikus jantan

strain Sprague dawley yang telah diinduksi STZ dengan

glukosa darah sewaktu > 250 mg/dL.

3.3.1.2 Kriteria Eksklusi

1. Tikus mati sebelum mendapat perlakuan.

Page 47: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

31

2. Tikus yang diinduksi STZ namun glukosa darah sewaktu

< 250 mg/dL pada 3 kali pengukuran dalam waktu 3 hari.

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Alat dan Bahan Penelitian

a. Tahap nekropsi: kapas, alat bedah minor, papan potong, dan

ether.

b. Tahap pewarnaan : xylene, ethanol 100%, ethanol 95%, ethanol

90%, ethanol 70%, distillated water, asam sitrat, peroxidase

block, PBS, protein block, Antibodi primer, Post primary block,

Novolink polymer, DAB working solution, ionized water,

hematoxylin, cover glass, stirer, oven, inkubator, microwave,

kulkas, micropipette, termometer, beaker glass, dan tisu.

c. Tahap foto: kotak preparat, kamera preparat, komputer lab, DVD

foto, dan mikroskop Olympus BX-41.

3.4.2 Adaptasi sampel

Sampel diadaptasikan di Animal House selama 14 hari. Tujuan dari

proses ini adalah untuk mengkondisikan semua tikus dalam kondisi

yang sama sebelum diberikan perlakuan.

3.4.3 Induksi STZ

Hari ke 15 tikus dipuasakan selama 16 jam kemudian diinduksi

streptozotosin 55 mg/kgBB secara intraperitoneal.[27]

Setelah induksi

streptozotosin, tikus diberi makan yang cukup dan dalam waktu 24

jam dilakukan sonde sukrosa 10% untuk mencegah hipoglikemia.

Hari ke 15 sampai 19 menunggu reaksi dari streptozotosin. Hari ke 19

dilakukan cek glukosa darah sewaktu. Tikus dengan kadar glukosa

sewaktu >250 mg/dl dinyatakan sebagai tikus diabetes.

Page 48: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

32

3.4.4 Pemberian Ekstrak Daun Insulin

Tikus yang mengalami diabetes kemudian diberikan ekstrak daun

insulin 100 mg/kgBB secara oral dengan menggunakan alat sonde satu

kali sehari selama 28 hari (hari ke 19 sampai 46).

3.4.5 Tahap Pemrosesan Jaringan

Setelah tikus dinekropsi, organ jantung tikus kami berikan kepada

bagian patologi anatomi FKUI untuk diawetkan dalam parafin. Selain

itu kami juga meminta kepada bagian patologi anatomi FKUI untuk

membuat praparat dari organ jantung yang kami berikan. Setelah

didapatkan preparat tersebut kami mulai proses pewarnaan dengan

menggunakan kit TUNEL TAKARA.

Berikut ini merupakan langkah-langkah pewarnaan jaringan

menggunakan kit TUNEL TAKARA[28]

:

1. Deparafinisasi

Setelah preparat disiapkan, kemudian preparat dicelupkan

secara berurutan kedalam toples yang berisi cairan xylene I,

xylene II, xylene III masing-masing selama 5 menit. Setiap

pencelupan, toples diletakkan diatas Rotamax dengan pengan

pengaturan kecepatan ± 125 rpm. Setiap sebelum diputar dengan

Rotamax preparat angkat celup sebanyak 3 kali terlebih dahulu.

Kemudian preparat dicelupkan secara berurutan kedalam toples

yang berisi cairan 100 % ethanol, 90% ethanol, 70% ethanol

masing-masing selama 5 menit. Setiap pencelupan, toples

diletakkan diatas Rotamax dengan pengaturan kecepatan ± 125

rpm. Setiap sebelum diputar dengan Rotamax preparat diangkat

celup sebanyak 3 kali terlebih dahulu. Selanjutnya, preparat

dicelupkan ke dalam toples berisi DW dan diletakkan diatas

Rotamax selama 2 menit. Setelah itu DW dibuang dari toples.

Page 49: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

33

2. Proses Enzimatik

Mengeringkan preparat dan diletakkan secara berjajar diatas

alas. Kemudian meneteskan Proteinase K sebanyak 10-20 µg / ml

pada suhu ruangan dan tunggu selama 15 menit. Setelah itu,

preparat dicelupkan ke dalam toples berisi cairan PBS yang

kemudian diputar diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan PBS

yang berbeda masing-masing selama 10 menit.

3. Proses inaktivasi endogen peroksidase

Meneteskan H2O2 3% pada preparat sampai seluruh

permukaan potongan organ tertutup. Kemudian ditunggu selama 5

menit. Setelah itu preparat dicelupkan ke dalam toples berisi

cairan PBS yang kemudian diputar selama 10 menit, kemudian

cairan PBS nya dibuang dan diganti dengan cairan PBS yang

baru. Setelah itu preparat diputar diatas Rotamax selama 5 menit.

4. Proses labeling

Meneteskan Labeling reaction mixture 50µl (berisi 5µl TdT

enzyme dicampurkan dengan 45 µl Labeling safe buffer) pada

masing-masing preparat dan kemudian ditutup dengan cover

glass. Preparat dimasukan kedalam wadah humidified chamber

dan dioven dengan suhu 37oC selama 70 menit. Kemudian

preparat dikeluarkan dari oven dan dibuka cover glassnya. Setelah

itu, preparat dicelupkan ke dalam toples berisi cairan PBS yang

kemudian diputar diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan PBS

yang berbeda masing-masing selama 5 menit.

5. Proses reaksi antibodi

Meneteskan anti-FITC HRP conjugate sebanyak 70 µl pada

masing-masing preparat dan kemudian ditutup dengan cover

glass. Preparat dimasukan ke dalam oven dengan suhu 37o selama

30 menit. Kemudian preparat dikeluarkan dari oven dan dibuka

cover glassnya. Setelah itu, preparat dicelupkan ke dalam toples

berisi cairan PBS yang kemudian diputar diatas Rotamax

Page 50: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

34

sebanyak 2 kali dengan PBS yang berbeda masing-masing selama

5 menit.

6. Pewarnaan akhir

Memasukan preparat dalam toples berisi DAB dan diletakkan

diatas Rotamax selama 12 menit. Kemudian preparat dicelupkan

ke dalam toples berisi Deionized water yang kemudian diputar

diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan Deionized water yang

berbeda masing-masing selama 5 menit.

7. Proses Counterstaining

Meneteskan methyl green 3% pada masing-masing preparat

pada preparat sampai seluruh permukaan potongan organ tertutup.

Kemudian ditunggu sampai 7 menit. Kemudian preparat

dicelupkan ke dalam toples berisi Deionized water yang

kemudian diputar diatas Rotamax selama 5 menit.

8. Proses dehidrasi preparat

Kemudian preparat diangkat-celupkan sebanyak 3 kali secara

berurutan kedalam toples yang berisi cairan 70 % ethanol, 90%

ethanol, 100% ethanol yang berbeda. Kemudian celupkan satu per

satu preparat ke dalam xylene dan langsung dikeringkan.

9. Fiksasi preparat

Setelah preparat kering, kemudian teteskan Entelan diatas

potongan organ preparat sebanyak 1 tetes dan ditutup dengan

cover glass sampai tidak terdapat gelembung udara. Preparat

didiamkan minimal 12 jam.

3.4.6 Foto Jaringan

Preparat diamati dan difoto dengan menggunakan mikroskop

Olympus BX41 dan software Olympus DP2-BSW dengan perbesaran

20x. Persentase apoptosis dihitung dengan menghitung jumlah total

apoptosis dalam semua lapang pandang dalam satuan persen.[29]

Page 51: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

35

3.5 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data secara komputerisasi

yaitu menggunakan SPSS versi 16. Karena penelitian ini termasuk analitik

kategorik numerik dan lebih dari 2 kelompok maka uji yang dilakukan

adalah uji Oneway Annova. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data

dan homogenitas. Jika hasil uji terdisribusi normal dan homogen maka

dilakukan uji Oneway Annova dengan taraf kepercayaan 95 % dan

dilanjutkan dengan uji post hoc untuk mengetahui hubungan antar 2

kelompok. Jika salah satu syarat uji Oneway Annova tidak terpenuhi maka

dilakukan transformasi data. Saat uji tersebut tidak berhasil maka dilakukan

uji Kruskal-Wallis.

Page 52: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

36

3.6 Alur Penelitian

Tikus tiba di animal house

Adaptasi tikus

Makan dan minum ad libitum

Kelompok N (normal)

GDS<250mg/dL

Tikus diinduksi

streptozotosin

dengan dosis 55mg/kgBB

Kelompok D

GDS>250mg/dL

Tanpa terapi

Kelompok D+ Ss 100 mg

GDS>250mg/dL

Pemberian ekstrak daun

insulin 100mg/kgBB

Sacrifice

Pemotongan organ jantung

dari tikus

Pembuatan preparat

Pewarnaan dengan kit

TUNEL TAKARA

Identifikasi mikroskop

Deparafinisasi

Proses enzimatik

Proses inaktivasi endogen

peroksidase

Proses labeling

Proses reaksi antibodi

Pewarnaan akhir

Proses counterstaining

Proses dehidrasi preparat

Fiksasi preparat

Page 53: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

37

1 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Indeks Apoptosis

Data apoptosis sel yang diambil pada penelitian ini adalah jumlah rata-rata

dari sel yang mengalami apoptosis pada semua lapang pandang yang didapatkan

pada setiap preparat organ jantung tikus masing-masing kelompok. Preparat pada

masing-masing kelompok tersebut telah dilakukan pewarnaan dengan

menggunakan metode TUNEL TAKARA yang dapat mengidentifikasi apoptosis

sel. Data yang didapatkan selama penelitian ini adalah :

-

Grafik 4.1 Rata-rata persentase jumlah apoptosis sel jantung pada

semua kelompok penelitian. N = Normal (n=2), D = Diabetes (n=3),

D+Ss 100 (n=2) = Diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100

mg/kgBB. *P<0,05 untuk N vs D, #P<0,05, untuk D vs D+Ss 100.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada grafik 4.1 menunjukkan bahwa rata-

rata persentase apoptosis sel jantung pada kelompok normal, menunjukkan hasil

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Rat

a-ra

ta P

erse

n A

popto

sis

Sel

Jan

tung

(%)

N

D

D + Ss 100

* #

Page 54: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

38

yang rendah, yakni sebesar 15%. Sedangkan pada kelompok diabetes, didapatkan

hasil bahwa rata-rata persentase apoptosis sel jantung mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan kelompok normal, yakni sebesar 61%. Kemudian pada

kelompok diabetes dengan perlakuan terapi Smallanthus sonchifolius 100

mg/kgBB (D+Ss 100) didapatkan rata-rata persentase apoptosis sel jantung

sebesar 18%. Data tersebut memperlihatkan bahwa jumlah persentase rata-rata

apoptosis sel jantung pada kelompok D+Ss 100 lebih rendah jika dibandingkan

dengan kelompok diabetes. Sementara, jumlah rata-rata kelompok D+Ss 100

menunjukkan nilai yang hampir setara dengan kelompok normal yang hanya

berselisih 3% dengan nilai kelompok normal merupakan rata-rata persentase

apoptosis terendah dari seluruh kelompok.

Dalam grafik 4.1 memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah apoptosis sel

jantung dipengaruhi oleh keadaan hiperglikemia. Keadaan hiperglikemia ini dapat

menginduksi peningkatan produksi AGEs yang dapat terbentuk dari reaksi

nonenzimatik glukosa dan juga dari peningkatan oksidasi asam lemak di sel

endotel dan jantung. Selain produksi AGEs yang berlebih, peningkatan produksi

ROS dan RNS juga dapat menyebabkan ekspresi gen yang abnormal, sehingga

akan mengubah sinyal transduksi dan mengaktifkan jalur yang mengarah kepada

kematian terprogram dari sel miokard atau apoptosis.

Peningkatan produksi ROS dan/atau RNS ini akan berkontribusi terhadap

perubahan ekspresi gen pada heavy-chain miosin jantung dari alfa (α) menjadi

beta (β) melalui aktivasi NFkβ yang berujung pada apoptosis sel, dan senyawa

polifenol sebagai antioksidan alami dapat menghambat aktivasi NFkβ sehingga

mencegah perubahan ekspresi gen.[30]

Penelitian yang telah dilakukan oleh Abeer et al 2014, memperlihatkan

adanya peningkatan signifikan jumlah apoptosis sel jantung tikus Wistar Albino

yang diinduksi STZ. Pada penelitiannya juga berhasil mengidentifikasi hubungan

apoptosis sel jantung dengan overaktivitas radikal bebas, yang terlihat pada

peningkatan malonaldialdehyde (MDA) dan penurunan signifikan level

glutathione (GSH-PX) pada organ jantung (p <0,001).[31]

Page 55: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

39

Pada penelitian lain yang telah dilakukan oleh Delgado et al (2013),

didapatkan bahwa daun insulin memiliki senyawa polifenol yang mempunyai

berbagai fungsi, salah satunya adalah aktivitas sebagai antioksidan alami yang

dapat memberikan proteksi kepada membran sel terhadap kerusakan yang

diakibatkan oleh ion superoksida.[23]

Kemampuan tersebut berperan penting dalam

mencegah proses patogenesis kardiomiopati diabetik dikarenakan ion superoksida

telah diketahui sebagai salah satu penyebab kerusakan sel yang dapat mengarah

pada terjadinya terjadinya kardiomiopati diabetik.

Selanjutnya perbedaan rata-rata persentase apoptosis sel jantung yang telah

didapat akan diuji secara statistik dengan menggunakan uji Oneway Annova,

setelah sebelumnya sudah dipastikan terlebih dahulu distribusi data persentase

apoptosis sel jantung ini terdistribusi normal, dan juga merupakan data kuantitatif

dengan varian datanya homogen. Uji Oneway Annova yang didapatkan p-value

0,003, yang berarti bahwa terdapat perbedaan jumlah rata-rata persentase

apoptosis sel jantung yang bermakna diantara semua kelompok penelitian.

Tabel 4.1 Hasil analisis Uji Oneway Annova

Kelompok Mean±SD P value

N 0,15±0,045

D 0,61±0,096 0,003

D+Ss 100 0,18±0,027

Ket: SD = Standard deviasi, N = Normal (n=2), D = Diabetes (n=3), D+Ss200 =

Diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100 mg/kgBB (n=2).

Kemudian untuk melihat rata-rata perbedaan sampel pada dua kelompok

penelitian dilakukan uji analisis Post-hoc LSD. Uji Post-hoc LSD dapat dilakukan

setelah mendapatkan hasil dari uji Oneway Annova.

Page 56: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

40

Tabel 4.2 Hasil analisis Uji Post-hoc LSD

Sampel Perbedaan

Rerata

CI 95%

P value Minimum Maksimum

N vs D -46,50 -65,06 -27,93 0,002

N vs D+Ss 100 -3,50 -23,83 16,83 0,658

D vs D+Ss 100 43,00 24,43 61,56 0,003

Ket: CI= Confident Interval, N = Normal (n=2), D = Diabetes (n=3), D+Ss 100 =

Diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100 mg/kgBB (n=2)

Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada nilai rata-rata persentase jumlah apoptosis sel jantung pada

kelompok normal dengan kelompok diabetes tanpa perlakuan (p value= 0,002),

yang berarti bahwa terjadi peningkatan signifikan apoptosis sel jantung pada

kelompok diabetes tanpa perlakuan jika dibandingkan dengan kelompok normal.

Selanjutnya uji perbandingan dilakukan antara kelompok diabetes tanpa perlakuan

dengan kelompok diabetes yang diberikan perlakuan terapi ekstrak daun insulin

100 mg/kgBB (p value 0,003) menunjukkan penurunan jumlah rata-rata apoptosis

sel jantung yang signifikan pada kelompok diabetes dengan perlakuan terapi

ekstrak daun insulin jika dibandingkan dengan kelompok diabetes tanpa

perlakuan. Sementara untuk kelompok normal yang dibandingkan dengan

kelompok diabetes dengan perlakuan terapi ekstrak daun insulin 100 mg/kgBB

tidak terdapat perbedaan rata-rata persentase jumlah apoptosis sel jantung yang

bermakna (p value = 0,658).

Page 57: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

41

A.

B.

C.

Gambar 4.1

*Ket: tanda panah menunjukkan sel yang mengalami apoptosis

a) Gambaran histologi jantung tikus normal terdapat satu buah apoptosis sel.

b) Gambaran histologi jantung tikus diabetes tanpa perlakuan terdapat lima

buah apoptosis sel.

c) Gambaran histologi jantung tikus diabetes pemberian ekstrak daun insulin

100 mg/kgBB selama 28 hari dengan terdapat satu buah apoptosis sel.

Page 58: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

42

4.2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini antara lain:

1. Smallanthus sonchifolius yang digunakan hanya satu dosis yakni

100mg/kgBB dengan lama pemberian 28 hari sehingga data kurang

bervariasi.

2. Sampel yang diambil untuk dilakukan pewarnaan TUNEL sangat sedikit.

Page 59: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

43

2 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan uji statistik pada penelitian ini, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa efek ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolius)

dengan dosis 100 mg/kgBB/hari selama 28 hari dapat menurunkan apoptosis sel

pada organ jantung tikus diabetes mellitus diukur dengan kit TUNEL TAKARA.

5.2. SARAN

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan :

1. Melakukan penelitian pengaruh ekstrak daun insulin terhadap persentase

apoptosis sel pada organ jantung dengan menggunakan kit pewarnaan

yang berbeda.

2. Melakukan penelitian pengaruh ekstrak daun insulin terhadap persentase

apoptosis sel pada organ jantung dengan dosis yang berbeda dari

penelitian sebelumnya.

3. Melakukan penelitian pengaruh ekstrak daun insulin terhadap persentase

apoptosis sel pada organ jantung dengan waktu pemberian yang berbeda

dari penelitian sebelumnya.

4. Melakukan penelitian pengaruh ekstrak daun insulin terhadap kelompok

normal.

Page 60: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

44

BAB VI

KERJASAMA RISET

Penelitian ini merupakan bagian kerjasama riset mahasiswa dan kelompok

riset diabetes dan regenerasi jantung PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah yang

dibiayai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia di bawah bimbingan dr.

Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, PhD, FINASIM.

Page 61: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

45

Daftar Pustaka

1. World Health Organization. The Ten Leading Causes of Death by Broad

Income Group. Fact sheet 310. 2008.

2. World Health Organization. Top Ten Causes of Death Profiles 2012:

Indonesia. 2012.

3. International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas 6th Edition. 2013.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.

Kementerian Kesehatan RI. 2013

5. Silbernagl, S., Lang, F. Color Atlas of Pathophysiology. New York:

Thieme. 2007.

6. Fang, Z.Y., Prins, J.B., Marwick, T.H. Diabetic Cardiomyopathy:

Evidence, Mechanisms, and Therapeutic Implications. Endocrine Reviews.

2004;25(4):543–67.

7. Aybar, M.J., Riera, A.N.S., Grau, A., Sanchez, S.S. Hypoglycemic Effect

of The Water Extract of Smallanthus sonchifolius Leaves in Normal And

Diabetic Rats. Journal of Ethnopharmacology Elsevier. 2001;74: 125–32.

8. Raga, D.D., Alimboyoguen, A.B., del Fierro, R.S., Ragasa, C.Y. 2010.

Hypoglycaemic effects of tea extracts and ent-kaurenoic acid from

Smallanthus sonchifolius. Natural Product Research. 2010; 24: 18, 1771-

82.

9. Ozyurt, D., Demirata, B., Apak, R. Determination of Total Antioxidant

Capacity by A New Spectrophotometric Method Based on Ce(IV)

Reducing Capacity Measurement. Elsevier. Talanta. 2005;71: 1155-65.

Page 62: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

46

10. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI.

2015.

11. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

Jakarta: EGC. 2008.

12. Sherwood, Lauralee. Fundamentals of Human Physiology 4th Edition.

Belmont, CA: Brooks/Cole. 2012.

13. Silverthorn, Dee Unglaub. Human Physiology An Integrated Approach 5th

Edition. San Fransisco: Pearson Education. 2010.

14. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo, et al.

Harrison‟s Principles of Internal Medicine 17th Edition. USA: McGraw

Hill. 2008.

15. Ganong. Review of Medical Physiology 22nd Edition. USA: Mc Graw

Hill. 2005.

16. Price, Sylvia A. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta: EGC. 2003.

17. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.K., Setiati, S.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009.

18. Hofmann, S., dan Brownlee, M. Diabetes Mellitus: A Fundamental and

Clinical Text 3rd Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2004.

19. Despopoulos, A. Color Atlas of Physiology 5th Edition. New York:

Thieme. 2003.

20. Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell, V.W. Harper‟s

Illustrated Biochemistry 26th Edition. USA: Lange Medical

Books/McGraw-Hill. 2003.

Page 63: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

47

21. Liu, Q., Wang, S., Cai, L. Diabetic Cardiomyopathy and its Mechanism:

Role of Oxidative Stress and Damage. J Diabetes Invest. 2014;5: 623–34.

22. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Konsensus

Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB

PERKENI. 2011.

23. Delgado, G.T.C., Tamashiro, W.M.d.S.C., Junior, M.R.M., Pastore, G.M.

Yacon (Smallanthus sonchifolius): A Functional Food. Plant Foods Hum

Nutr. 2013;68 : 222-28.

24. Albarracin, Gabriella. Seminar Paper for Course: Aspects of Product

Quality in Plant Production : Yacon “Smallanthus sonchifolius”

Production, Food Uses, and Products. Institute for Organic Farming

Department of Sustainable Agricultural System. University of Natural

Resources and Applied Life Sciences Vienna. 2016.

25. Goud, B.J., Dwarakanath, V., Chikkaswamy, B.K. Streptozotocin – A

Diabetogenic Agent in Animal Models. Ijppr. Human. 2015;3(1): 253-69.

26. Singh, A.S., Masuku, M.B. Sampling Techniques & Determination of

Sample Size in Applied Statistics Research: an Overview. IJECM. 2014.

2(11): 1-22.

27. Gajdosik, A., Gajdosikova, A., Stefek, M., Navarova, J., Hozova, R.

Streptozotocin-induced Experimental Diabetes in Male Wistar Rats. 1999.

Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10703720 pada tanggal

1 September 2016 pada pukul 19.26 WIB.

28. Takara Bio. In situ Apoptosis Detection Kit. Diunduh dari

http://www.takara.co.kr/file/manual/pdf/mk500_e_0712.pdf pada tanggal

29 Agustus 2016 pada pukul 20.36 WIB.

Page 64: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

48

29. Sari, F.R., Watanabe, K., Thandavarayan, R.A., Harima, M., Zhang, S.,

Muslin, A.J., Kodama, M., Aizawa, Y. 14-3-3 Protein Protects Against

Cardiac Endoplasmic Reticulum Stress (ERS) and ERS-Initiated

Apoptosis in Experimental Diabetes. J Pharmacol Sci. 2010;113: 325-34.

30. Boudina, S., Abel, E.D. Diabetic Cardiomiopathy, Causes and Effects. Rev

Endocr Metab Disord. 2010;11(1): 31-39.

31. Abeer A, Noha S, Hussien. Cardiac Apoptosis As a Possible Cause of

Diabetic Cardiomyopathy and The Protective Role of Alpha Lipoic Acid

and Losartanin Diabetic Rats. International Journal of Advanced Research.

2014;2(11): 325-37.

Page 65: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

49

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Determinasi/ Identifikasi Bahan Uji

Gambar 7.1 Hasil Determinasi/ Identifikasi Bahan Uji

Page 66: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

50

Lampiran 2

Surat Keterangan Tikus Sehat

Gambar 7.2 Surat Keterangan Tikus Sehat

Page 67: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

51

Lampiran 3

Gambar Proses Penelitian

Gambar 7.3 Adaptasi tikus Gambar 7.4 Pembiusan

menggunakan ether

Gambar 7.5 Pengukuran

glukosa darah sewaktu Gambar 7.6 Streptozotosin

Page 68: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

52

Gambar 7.7 Natrium sitrat

3,13%

Gambar 7.8 Penimbangan

streptozotosin

Gambar 7.9 Pengukuran pH

buffer sitrat

Gambar 7.10 Pencampuran

buffer sitrat dengan

streptozosin

Page 69: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

53

Gambar 7.11 Pemberian

ekstrak dengan sonde

Gambar 7.12 Sukrosa

Gambar 7.13 Penimbangan

berat badan tikus

Gambar 7.14 Sacrifice

Page 70: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

54

Gambar 7.16

Tip mikropipet

Gambar 7.17 Alat

autoclave

Gambar 7.15 Pengambilan

darah dari vena cava

inferior

Gambar 7.18 Tempat preparat

Page 71: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

55

Gambar 7.19

Pembuatan PBS 1X

Gambar 7.20

Proses pengeringan preparat

Gambar 7.21

Proses pewarnaan dengan

menggunakan kit TUNEL TAKARA

Gambar 7.22

Pemasangan cover glass pada

preparat

Page 72: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

56

Lampiran 4

Perhitungan Dosis

1. Induksi Streptozotocin (STZ)

Rata-rata BB adalah 260 gram. Jika BB tikus 260 gram, STZ yang

dibutuhkan sebanyak :

x =

= 14,3 mg/tikus dengan BB 260 gram.

Setiap hari tikus yang disuntik adalah 14 ekor, maka

= 14 ekor x 14,3 mg

= 200,2 mg

STZ akan dimasukkan seminimal mungkin dengan kadar 0,1 mL buffer.

Jika yang dibutuhkan 200,2 mg STZ, maka buffer yang dibutuhkan adalah:

x =

x = 3,64 mL buffer per 14 tikus

Page 73: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

57

2. Pemberian ekstrak daun insulin

Dosis 100mg/kgBB

Untuk 20 ekor tikus = 20 x 300 gr (BB) x

=600 mg

Dilarutkan dalam aquades steril

x =

x = 6 mL

Jadi, untuk melarutkan 600 mg ekstrak daun insulin dibutuhkan

aquades sebanyak 12 mL.

Page 74: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34218/1/FARAZ... · Faraz Raihan NIM: 1113103000066 ... H. Arif Sumantri,

58

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Faraz Raihan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 Juni 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kavling Pemda 3 no. 218, Karawaci, Kota Tangerang,

Banten

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1999-2001 : TK Al-Istiqomah Kota Tangerang

2001-2007 : SD Negeri Karawaci Baru 3 Kota Tangerang

2007-2010 : SMP Negeri 9 Kota Tangerang

2010-2013 : SMA Negeri 1 Kota Tangerang

2013-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta