edh
DESCRIPTION
MakalahTRANSCRIPT
![Page 1: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/1.jpg)
PENDAHULUAN
Epidural hematom (EDH) adalah suatu akumulasi atau penumpukan darah
akibat trauma yang berada diantara tulang tengkorak bagian dalam dan lapisan
membran duramater, keadaan tersebut biasanya sering mendorong atau
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Pada 85 – 95% pasien, trauma
terjadi akibat adanya fraktur yang hebat. Pembuluh – pembuluh darah otak yang
berada didaerah fraktur atau dekat dengan daerah fraktur akan mengalami
perdarahan. Prognosanya biasanya baik apabila diterapi secara agresif.(1)
Epidural hematom biasanya terjadi akibat tekanan yang keras terhadap
pembuluh darah yang terletak diluar duramater, apakah itu terjadi pada tulang
tengkorak atau pada kolumna spinalis. Pada tulang tengkorak, tekanan yang
berlebihan pada arteri meningeal akan menyebabkan epidural hematom.(2)
Hematoma yang terbentuk secara luas akan menekan otak, menyebabkan
pembengkakan dan akhirnya akan merusak otak, hematoma yang luas juga akan
menyebabkan otak bagian atas dan batang otak akan mengalami herniasi.(2,3)
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, 2% dari kasus trauma kepala mengakibatkan
hematoma epidural dan sekitar 10% mengakibatkan koma. Secara Internasional
frekuensi kejadian hematoma epidural hampir sama dengan angka kejadian di
Amerika Serikat. (1)
60 % penderita hematoma epidural adalah berusia dibawah 20 tahun.
Angka kematian meningkat pada pasien yang berusia kurang dari 5 tahun dan
lebih dari 55 tahun. Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan
dengan perbandingan 4:1(2)
![Page 2: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/2.jpg)
ETIOLOGI
Hematoma Epidural dapat terjadi pada siapa saja dan umur berapa saja, beberapa
keadaan yang bisa menyebabkan epidural hematom adalah misalnya benturan
pada kepala pada kecelakaan motor. Hematoma epidural terjadi akibat trauma
kepala, yang biasanya berhubungan dengan fraktur tulang tengkorak dan laserasi
pembuluh darah.(4)
ANATOMI
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
membungkusnya, tanpa perlindungan ini, otak yang lembut yang membuat kita
seperti adanya, akan mudah sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan.
Selain itu, sekali neuron rusak, tidak dapat di perbaiki lagi.(9)
Tepat di atas tengkorak terletak galea aponeurotika, suatu jaringan fibrosa,
padat dapat di gerakkan dengan bebas, yang membantu menyerap kekuatan
trauma eksternal. Di antar kulit dan galea terdapat suatu lapisan lemak dan lapisan
membrane dalam yang mengandung pembuluh-pembuluih darah besar. (9)
Pada orang dewasa, tengkorak merupakan ruangan keras yang tidak
memungkinkan perluasan intracranial. Tulang sebenarnya terdiri dari dua dinding
atau tabula yang di pisahkan oleh tulang berongga. Dinding luar di sebut tabula
eksterna, dan dinding bagian dalam di sebut tabula interna. Struktur demikian
memungkinkan suatu kekuatan dan isolasi yang lebih besar, dengan bobot yang
lebih ringan. Tabula interna mengandung alur-alur yang berisiskan arteria
meningea anterior, media, dan posterior. (9)
Pelindung lain yang melapisi otak adalah meninges. Ketiga lapisan meninges
adalah dura mater, arachnoid, dan pia mater:
1. Dura mater cranialis, lapisan luar yang tebal dan kuat. Terdiri atas dua lapisan:
- Lapisan endosteal (periosteal) sebelah luar dibentuk oleh periosteum yang membungkus dalam calvaria.
![Page 3: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/3.jpg)
- Lapisan meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput fibrosa yang kuat yang berlanjut terus di foramen mágnum dengan dura mater spinalis yang membungkus medulla spinalis
2. Arachnoidea mater cranialis, lapisan antara yang menyerupai sarang laba-laba
3. Pia mater cranialis, lapis terdalam yang halus yang mengandung banyak pembuluh darah. (9)
![Page 4: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/4.jpg)
PATOFISIOLOGI
Pada hematom epidural, perdarahan terjadi di antara tulang tengkorak dan
dura meter. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu
cabang arteria meningea media robek. Robekan ini sering terjadi bila fraktur
tulang tengkorak di daerah bersangkutan. Hematom dapat pula terjadi di daerah
frontal atau oksipital.(5)
Arteri meningea media yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen
spinosum dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale.
Perdarahan yang terjadi menimbulkan hematom epidural, desakan oleh hematoma
akan melepaskan durameter lebih lanjut dari tulang kepala sehingga hematom
bertambah besar.(5)
Hematoma yang membesar di daerah temporal menyebabkan tekanan pada
lobus temporalis otak kearah bawah dan dalam. Tekanan ini menyebabkan bagian
medial lobus mengalami herniasi di bawah pinggiran tentorium. Keadaan ini
menyebabkan timbulnya tanda-tanda neurologik. Tekanan dari herniasi unkus
pada sirkulasi arteria yang mengurus formation retikularis di medulla oblongata
menyebabkan hilangnya kesadaran. Di tempat ini terdapat nuclei saraf cranial
ketiga (okulomotorius). (5)
Tekanan pada saraf ini mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak
mata. Tekanan pada lintasan kortikospinalis yang berjalan naik pada daerah ini,
menyebabkan kelemahan respons motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau
sangat cepat, dan tanda babinski positif. Dengan makin membesarnya hematoma,
maka seluruh isi otak akan terdorong kearah yang berlawanan, menyebabkan
tekanan intracranial yang besar. Timbul tanda-tanda lanjut peningkatan tekanan
intracranial antara lain kekakuan deserebrasi dan gangguan tanda-tanda vital dan
fungsi pernafasan. (5)
Karena perdarahan ini berasal dari arteri, maka darah akan terpompa terus
keluar hingga makin lama makin besar. Ketika kepala terbanting atau terbentur
![Page 5: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/5.jpg)
mungkin penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. Dalam waktu
beberapa jam , penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat,
kemudian kesadaran berangsur menurun. Masa antara dua penurunan kesadaran
ini selama penderita sadar setelah terjadi kecelakaan di sebut interval lucid.
Fenomena lucid interval terjadi karena cedera primer yang ringan pada Epidural
hematom. (5)
Sumber perdarahan:
Artery meningea ( lucid interval : 2 – 3 jam ). Sinus duramatis. Diploe (lubang yang mengisis kalvaria kranii) yang berisi a. diploica dan
vena diploica. (5)
GAMBARAN KLINIS
Gejala yang sangat menonjol ialah kesadaran menurun secara progresif. Pasien
dengan kondisi seperti ini seringkali tampak memar di sekitar mata dan di
belakang telinga. Sering juga tampak cairan yang keluar pada saluran hidung atau
telinga. Setiap orang memiliki kumpulan gejala yang bermacam-macam akibat
dari cedera kepala. Banyak gejala yang muncul bersaman pada saat terjadi cedera
kepala.(7)
Gejala yang sering tampak :
Penurunan kesadaran, bisa sampai koma Bingung Penglihatan kabur Susah bicara Nyeri kepala yang hebat Keluar cairan darah dari hidung atau telinga Nampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala. Mual Pusing Berkeringat Pucat Pupil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi melebar. (7)
![Page 6: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/6.jpg)
Pada tahap kesadaran sebelum stupor atau koma, bisa dijumpai hemiparese atau
serangan epilepsi fokal. Pada perjalannya, pelebaran pupil akan mencapai
maksimal dan reaksi cahaya pada permulaan masih positif menjadi negatif. Inilah
tanda sudah terjadi herniasi tentorial. Terjadi pula kenaikan tekanan darah dan
bradikardi. Pada tahap akhir, kesadaran menurun sampai koma dalam, pupil
kontralateral juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua pupil tidak
menunjukkan reaksi cahaya lagi yang merupakan tanda kematian. (7)
GAMBARAN RADIOLOGI
Dengan CT-scan dan MRI, perdarahan intrakranial akibat trauma kepala lebih
mudah dikenali.
Foto Polos Kepala
Pada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai epidural
hematoma. Dengan proyeksi Antero-Posterior (A-P), lateral dengan sisi yang
mengalami trauma pada film untuk mencari adanya fraktur tulang yang memotong
sulcus arteria meningea media. (5)
![Page 7: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/7.jpg)
Computed Tomography (CT-Scan)
Pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi
cedara intracranial lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single)
tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks, paling
sering di daerah temporoparietal. Densitas darah yang homogen (hiperdens),
berbatas tegas, midline terdorong ke sisi kontralateral. (5)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI akan menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi
duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. MRI juga dapat
menggambarkan batas fraktur yang terjadi. MRI merupakan salah satu jenis
pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan diagnosis. (5)
![Page 8: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/8.jpg)
PENATALAKSANAAN
Penanganan darurat :
Dekompresi dengan trepanasi sederhana Kraniotomi untuk mengevakuasi hematom
Terapi medikamentosa :
Pengobatan yang lazim diberikan pada cedera kepala adalah golongan
dexametason (dengan dosis awal 10 mg kemudian dilanjutkan 4 mg tiap 6 jam),
mannitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari) yang bertujuan untuk mengatasi edema
cerebri yang terjadi akan tetapi hal ini masih kontroversi dalam memilih mana
yang terbaik. (8)
Dianjurkan untuk memberikan terapi profilaksis dengan fenitoin sedini mungkin
(24 jam pertama) untuk mencegah timbulnya focus epileptogenic dan untuk
penggunaan jangka panjang dapat dilanjutkan dengan karbamazepin. (8)
![Page 9: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/9.jpg)
Barbiturat dapat dipakai unuk mengatasi tekanan inrakranial yang meninggi dan
mempunyai efek protektif terhadap otak dari anoksia dan iskemik. Dosis yang
biasa diterapkan adalah diawali dengan 10 mg/kgBB dalam 30 menit dan
kemudian dilanjutkan dengan 5 mg/ kgBB setiap 3 jam serta drip 1 mg/kgBB/jam
unuk mencapai kadar serum 3-4mg%.(8)
Terapi Operatif
Operasi di lakukan bila terdapat :
Volume hamatom > 30 ml ( kepustakaan lain > 44 ml) Keadaan pasien memburuk Pendorongan garis tengah > 3 mm
Indikasi operasi adalah untuk life saving dan untuk fungsional saving. Jika untuk
keduanya tujuan tersebut maka operasinya menjadi operasi emergensi. Biasanya
keadaan emergensi ini di sebabkan oleh lesi desak ruang.(8)
Indikasi untuk life saving adalah jika lesi desak ruang bervolume :
Penurunan klinis Efek massa dengan volume > 20 cc dengan midline shift > 5 mm dengan
penurunan klinis yang progresif. Tebal epidural hematoma > 1 cm dengan midline shift > 5 mm dengan
penurunan klinis yang progresif. (8)
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada :
Lokasinya ( infratentorial lebih jelek ) Besarnya (tebal) Kesadaran saat masuk kamar operasi. (7)
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena
kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar antara
7-15% dan kecacatan pada 5-10% kasus. Prognosis sangat buruk pada pasien yang
mengalami koma sebelum operasi. (7)
![Page 10: EDH](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071804/563db844550346aa9a921dfd/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym,Epiduralhematoma, www.braininjury.com/epidural-subdural-hematoma.html.
2. Price D., Epidural Hematoma, www.emedicine.com3. Anonym,Epidural hematoma, www.nyp.org4. Anonym, Intracranial Hemorrhage, www.ispub.com5. Ayush Goel and Frank Gaillard, Extradural hemorrhage,
http://radiopaedia.org/articles/extradural-haemorrhage6. Mc.Donald D., Epidural Hematoma, www.emedicine.com7. Joseph V. Campellone, MD, Epidural Hematoma,
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001412.htm8. Ross Bullock, MD, Ph.D, Surgical Guideline.pdf9. Oliver Jones, The Meninges,
http://teachmeanatomy.info/neuro/structures/meninges/