duwi wahyuni_3

Upload: carolina-dwi-ananda

Post on 13-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    1/16

    29

    ANALISIS MOTIVASI TENAGA KEPERAWATAN DALAM

    MENERAPKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMASRAWAT INAP KABUPATEN NGANJUK

    DUWI WAHYUNI, SUMARJI

    ABSTRAK

    Salah satu bentuk pelayanan di Puskesmas adalah pelayanan rawat inap yangmembutuhkan perawat, dimana perawat memberikan pelayanan asuhan keperawatan

    selama 24 jam. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menggunakan suatupendekatan yaitu standar asuhan keperawatan. Mutu asuhan keperawatan sangatmempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan menjadi salah satu faktor penentucitra institusi pelayanan kesehatan agar tetap baik Tujuan penelitian ini adalah untukmenganalisis pengaruh faktor motivasi terhadap penerapan asuhan keperawatan. Jenispenelitian ini adalah crossectional dengan jumlah sampel 75 perawat yang ada diPuskesmas Rawat Inap Kabupaten Nganjuk.

    Berdasarkan uji t faktor motivasi berpengaruh secara parsial terhadap variable terikatpenerapan asuhan keperawatan (Y) dengan nilai t

    hitungmasing-masing lebih besar dari t

    tabel. Dari uji F didapatkan hasil secara simultan variable bebas (X) berpengaruh terhadapvariabel terikat (Y).

    Sedangkan variable bebas (X) yang paling dominan berpengaruh terhadap variableterikat (Y) yaitu variable kebutuhan aktualisasi diri (X

    5) dengan nilai koefisien Betayaitu

    0,966. Untuk meningkatkan penerapan asuhan keperawatan di Puskesmas di sarankankepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Nganjuk lebih meningkatkan pembinaankepada perawat Puskesmas dan memberikan kesempatan kepada perawat untukmeningkatkan pengetahuannya dengan mengikuti kegiatan ilmiah, bagi KepalaPuskesmas diharapkan memberikan kebebasan kepada perawat untuk berinovasi danberimprovisasi dengan teori baru yang didapat dari kegiatan ilmiah.

    Kata Kunci : Motivasi, Perawat, Asuhan Keperawatan

    PENDAHULUANUndang-Undang Nomor 17 tahun

    2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun2005-2025, mengamanatkan pembangu-nan kesehatan diarahkan untuk mening-katkan kesadaran, kemauan dan kemam-puan hidup sehat bagi setiap orang agarterwujud derajat kesehatan masyarakat

    yang optimal. Pembangunan bidangkesehatan diarahkan untuk mencapaikomitmen internasional, yang dituangkandalam Mi ll ennium Development Goals(MDGs). Dengan adanya Era globalisai inimenyebabkan adanya perubahan men-dasar dalam industri pelayanan kesehatandi Indonesia sehingga mendorong tingkatpersaingan yang semakin tajam (Dinkes,2012).

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    2/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    30

    Aspek lain yang sangat berpengaruhterhadap industri pelayanan kesehatanadalah adanya kebijakan baru Pemerintahdibidang kesehatan, yaitu dengan diter-

    bitkannya UU No. 40 Tahun 2004 tentangSistem Jaminan Sosial Nasional yang me-rupakan salah satu bentuk perlindungansosial yang diselenggarakan oleh NegaraRepublik Indonesia guna menjamin war-ganegaranya untuk memenuhi kebutuhanhidup dasar yang layak, dan juga UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyeleng-gara Jaminan Sosial (BPJS), yang semuanyaakan di mulai pelaksanaannya pada awal

    tahun 2014 (Subur, dkk, 2013)Puskesmas sebagai sarana pelayanan

    strata pertama dalam pemberian pela-yanan kepada masyarakat mempunyaiperanan penting dalam mewujudkanderajat kesehatan masyarakat. Puskesmassebagai ujung tombak penyelenggaraUpaya Kesehatan Masyarakat (UKM) danUpaya Kesehatan Perorangan (UKP) sertamerupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertang-gungjawab menyelenggarakan sebagiantugas pembangunan kesehatan di Kabu-paten/Kota. Dalam rangka mengoptimali-sasikan dan mengintegrasikan semuaupaya keperawatan kesehatan di Puskes-mas agar pelayanan yang diberikan

    bermutu, holis tik dan komprehensi f(Permenkes 279, 2006).

    Upaya kesehatan yang diseleng-garakan oleh Puskesmas meliputi upayakesehatan wajib dan upaya kesehatanpengembangan. Kinerja Puskesmas,sebagai sarana pelayanan kesehatan dasaryang paling dekat dengan masyarakatsangat menentukan kinerja Kabupaten/Kota untuk mewujudkan masyarakatsehat di wilayahnya. Prinsip penyeleng-garaan upaya kesehatan yang menyeluruh,terpadu, terjangkau dan bermutu merupa-kan prinsip yang seharusnya diterapkan

    di Puskesmas, sehingga Kinerja Puskesmaslebih optimal (Dinkes Jatim, 2012)

    Salah satu bentuk pelayanan diPuskesmas adalah pelayanan rawat inap

    yang membutuhkan perawat, dimanaperawat memberikan pelayanan asuhankeperawatan selama 24 jam. Perawatdalam memberikan pelayanan keperawa-tan menggunakan suatu pendekatan yaitustandar asuhan keperawatan. Mutu asu-han keperawatan sangat mempengaruhikualitas pelayanan kesehatan dan menjadisalah satu faktor penentu citra institusipelayanan kesehatan agar tetap baik

    dibutuhkan penampilan kerja yang baik.Penampilan kerja (Kinerja) adalah akibatdari interaksi antara dua variabel yaitukemampuan melaksanakan tugas danmotivasi dalam meningkatkan mutu pela-yanan asuhan keperawatan di Unit RawatInap Puskesmas dibutuhkan motivasi kerjayang tinggi (Sumitro, 2004)

    Tenaga keperawatan khususnya diInstalasi Rawat Inap merupakan tenaga

    yang paling sering dan paling lamaberhubungan dengan pasien, dengan jamkerja 24 jam terbagi atas tiga shift dalamsehari semalam, sehingga kinerja tenagakeperawatan akan menjadi tolak ukurpertama dari seorang pasien/keluarganyaterhadap pelayanan yang diberikanPuskesmas khususnya Rawat Inap. Tugaspokok perawat disini adalah memberikanpelayanan keperawatan dalam bentuk asu-han keperawatan baik individu, keluarga,kelompok dan masyarakat dengan tujuanuntuk mencapai kemandirian masyarakat

    baik di sarana pelayanan kesehatan sepertirumah sakit dan puskesmas (KepmenpanNo. 94 tahun 2001). Sehingga pengukurankinerja tenaga keperawatan melaluiAsuhan Keperawatan perlu selalu di moni-tor dan di evaluasi secara berkala (Permen-kes 279, 2006)

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    3/16

    31

    Asuhan Keperawatan adalah tindakankeperawatan yang diberikan kepadapasien mulai dari pengkajian masalah,penyusunan rencana keperawatan, melak-

    sanakan tindakan dan prosedur keperawa-tan secara menyeluruh baik fisik, mental,sosial, spiritual dan mengevaluasi hasiltindakan keperawatan (Doenges, 1993).

    Dalam menerapkan asuhan kepera-watan dipengaruhi oleh faktor motivasidari masing-masing perawat. Motivasisebagai suatu yang membuat orang

    bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu. Salah satu bentuk upaya

    yang mendorong tenaga perawat untukberprestasi lebih baik adalah dengan jalanmemberikan motivasi secara langsung(Armstrong, 1988)

    Motivasi yaitu kebutuhan fisik,kebutuhan keselamatan, kebutuhan sosial,kebutuhan penghargaan dan kebutuhanaktualisasi secara simultan berpengaruhterhadap variabel kinerja guru yaitukualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan

    dan ketepatan waktu. (Sudjarwo, 2002),Faktor-faktor motivasi yang terdiri dariprestasi, penghargaan, tanggungjawab,pengembangan diri, supervisi, gaji, hu-

    bungan antar pribadi, kondisi lingkungankerja menunjukkan ada hubungan yang

    bermakna antara motivasi dengan kinerjaperawat dalam penerapan asuhan kepera-watan Sumitro (2004), Pendidikan tentangasuhan keperawatan jiwa perawat diruangrawat inap klas III adalah kurang kompe-ten sehingga perawat dalam penerapanasuhan keperawatan juga terbatas Karo(2006), Hasil penelitian hubungan antara

    beban kerja dan motivasi perawat denganpenerapan standar asuhan keperawatamoleh perawat pelaksana Puskesmas, di-dapatkan hasil bahwa sebagian besarperawat mempunyai beban kerja ringantetapi motivasi kerja baik dan penerapanstandar asuhan keperawatan baik (Alfred,

    2008), Sedangkan menurut Hendrami(2008), Bahwa insentif berpengaruh ter-hadap kinerja asuhan keperawatan dalampengkajian dan implementasi perawat

    pelaksana, sedangkan tanggung jawab,kondisi kerja, dan supervisi tidak ber-pengaruh.

    Dengan demikian pelayanan kepera-watan di masa mendatang harus dapatmemberikan consumer minded terhadappelayanan yang diterima. Hal ini di-dasarkan pada trend perubahan saat inidan persaingan yang semakin ketat. Olehkarena itu perawat diharapkan dapat

    mendefinisikan, mengimplementasikan,dan mengukur perbedaan bahwa praktikkeperawatan harus dapat sebagai indi-kator terpenuhinya kebutuhan masyarakatakan pelayanan kesehatan yang profes-sional di masa depan. Sementara itukualitas layanan keperawatan di masamendatang belum jelas, maka perawatprofessional di masa mendatang harusdapat memberikan dampak yang positif

    terhadap kualitas system pelayanankesehatan di Indonesia. Ada 4 (empat) halyang harus dijadikan perhatian utamakeperawatan di Indonesia, yaitu : (1) Me-mahami dan Menerapkan Peran Perawat,(2) Komitmen terhadap identitas kepera-watan, (3) Perhatian terhadap perubahandan trends pelayanan kesehatan kepadamasyarakat, dan (4) Komitmen dalammemenuhi tuntutan tantangan sistempelayanan kesehatan melalui upaya yang

    kreatif dan inovatif (Nursalam, 2001).

    Berdasarkan data laporan asuhankeperawatan di Puskesmas Rawat InapKabupaten Nganjuk tahun 2011 2012melalui instrument Asuhan Keperawatandiketahui bahwa penerapan asuhankeperawatan di Instalasi Puskesmas RawatInap masih belum maksimal, dari 11 Pus-kesmas Rawat Inap yang sudah melaksa-nakan baru 4 Puskesmas (36 %).

    Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    4/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    32

    Sehubungan dengan fakta tersebut,penulis ingin mengetahui faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi belum maksi-malnya penerapan asuhan keperawatan

    yang dilaksanakan oleh tenaga kepera-watan. Dalam penelitian ini diasumsikan

    bahwa kemampuan tenaga keperawatansama, karena bekerja di instansi pemerin-tah. Oleh karena itu karena itu penulismenganalisa faktor motivasi sebagai faktoryang mempengaruhi penerapan asuhankeperawatan.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Jenis Penelitian ini adalah penelitiannon eksperimental yaitu penelitian yangobservasinya dilakukan terhadap sejumlahvariabel subyek menurut keadaan apaadanya (in nature), tanpa ada manipulasi/intervensi peneliti. Metode yang diguna-kan adalah metode survey epidemiologicanalitik yaitu menggali bagaimana danmengapa fenomena kesehatan itu terjadi

    yaitu dengan melakukan analisis dinamikakorelasi antar fenomena. Sedangkanmodel/rancangan penelitian ini adalahcrossectional, yaitu melihat suatu kejadianpada waktu/saat tertentu (point time ap-proach) (Watik, 2007)

    Teknik Pengambilan Sampel

    Adapun sampel ditentukan berdasar-kan kriteria sebagai berikut :

    1. Kriteria Inklusi

    Kriteria inklusi adalah karakteristikumum subyek penelitian dari suatupopulasi target yang terjangkau yangakan diteliti. (Nursalam, 2003 ). Kriteriainklusinya adalah :

    - Perawat PNS di Puskesmas RawatInap Kabupaten Nganjuk

    - Sehat jasmani dan rohani

    2. Kriteria Eksklusi

    Kriterian eksklusi adalah meng-hilangkan/mengeluarkan subyek yangmemenuhi kriteria inklusi dari studi

    karena pelbagai sebab (Nursalam, 2003).Kriteria eksklusinya adalah :

    - Tidak berada ditempat saat pengam-bilan data

    - Tidak bersedia menjadi responden

    Berdasarkan rumus Solvin besar sampeladalah :

    Keterangan :

    n = Sampel

    N= Populasi

    e = Perkiraan tingkat kesalahan (0,05)

    Berdasarkan rumus diatas makabesar sampel dalam penelit ian iniadalah 75 responden

    Metode Analisis DataModel untuk menganalisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalahdengan menggunakan Regresi LinearBerganda. Bentuk hubungan dinyatakandalam model persamaan regresi yangsignifikan, yang mana variabel tak bebas(dependent variabel) yaitu Y, merupakanfungsi dari variabel bebas (independentvariabel) yaitu X (Solimun, 2002). Secara

    aljabar hubungan tersebut dapat diru-muskan seperti mangacu pada persamaan-persamaan model syofian (2013), denganrumus sebagai berikut :

    Y = a + b1X

    1+ b

    2X

    2+ b

    2X

    3+ +

    nX

    n

    Dimana :

    Y = Variabel terikat

    X1= Variabel bebas pertama

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    5/16

    33

    X2

    = Variabel bebas kedua

    X3

    = Variabel bebas ketiga

    Xn

    = Variabel bebas ke-n

    a dan b1serta b2= konstantaPengaruh variabel bebas terhadap

    variabel tak bebas ditunjukkan oleh tanda(+/-), dan besarnya koefisien arah regresi.Tanda (+) menyatakan pengaruh searah,sedangkan tanda (-) menyatakan pengaruh

    berlawanan arah.

    ANALISA DATA DANPEMBAHASAN

    A. Analisis Hasil Penelitian

    1. Uji Validitas DataDari hasil uji validitas dan realibilitasdengan menggunakan korelasi PearsonProduct Moment, suatu butir pertanyaandikatakan valid jika terdapat korelasi yangsignifikan yang ditunjukkan dengan nilaisignifikansi kurang dari nilai = 0,05antara butir pertanyaan yang diukurvaliditasnya dengan skor total butirpertanyaan. Hasil uji validitas disajikanpada tabel dibawah ini sebagai berikut :

    Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi KebutuhanFisiologis (X

    1)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi Kebutuhan Rasa

    Aman (X2)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi KebutuhanDicintai dan Mencintai (X

    3)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    6/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    34

    Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi KebutuhanHarga Diri (X

    4)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi KebutuhanAktualisasi Diri (X

    5)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Penerapan AsuhanKeperawatan (Y)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Berdasarkan data diatas dapat diketahui

    bahwa seluruh butir item pertanyaan memiliki

    nilai rhitung

    > rtabel

    yaitu > 0,227 dan signifikansi

    kurang dari 0,05, sehingga dikatakan valid.

    2. Uji Realibilitas Data

    Uji Realibilitas digunakan untuk me-ngukur suatu kuisioner yang merupakanindikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuisioner dikatakan reliabel atauhandal jika jawaban seseorang terhadappernyataan adalah konsisten atau stabil

    dari waktu ke waktu. Suatu konstuk atauvariabel dikatanan reliabel jika memberi-kan nilai cronbach alpha > 0,6 (Syofiyan,

    2013).

    Tabel 4.7 Nilai Cronbachs AlphaVariabel Motivasi KebutuhanFisiologis (X

    1)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    7/16

    35

    Tabel 4.8 Nilai Cronbachs AlphaVariabel Motivasi KebutuhanRasa Aman (X

    2)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.9 Nilai Cronbachs AlphaVariabel Motivasi KebutuhanDicintai dan Mencintai (X

    3)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.10 Nilai Cronbachs Alpha VariabelMotivasi Kebutuhan Kebutu-han Harga Diri (X

    4)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.11 Nilai Cronbachs AlphaVariabel Motivasi KebutuhanAktualisasi Diri (X

    5)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Tabel 4.12 Nilai Cronbachs Alpha VariabelPenerapan Asuhan Keperawa-tan (Y)

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Dari hasil uji reliabilitas didapatkannilai > 0,6 untuk semua item pertanyaansehingga dapat dikatakan bahwa kuisionerpada penelitian ini adalah reliabel.

    3. Koefisien Korelasi (R) danDeterminasi Simultan (R2)

    Koefisien korelasi mengkur tingkatkeeratan hubungan antara variabel bebasyaitu motivasi yang terdiri dari kebutuhanfisiologis (X

    1), kebutuhan rasa aman (X

    2),

    kebutuhan dicintai dan mencintai (X3),

    kebutuhan harga diri (X4) dan kebutuan

    aktualisasi diri (X5) dengan variabel terikat

    yaitu penerapan asuhan keperawatan (Y)di Puskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk. Jika nilai dari korelasi tersebutmendekati +1 maka dikatakan terjadihubungan yang kuat searah. Artinyavariabel independen naik, maka variabeldependen juga akan naik.

    Nilai koefisien determinasi simultanyang merupakan hasil pengkuadratankoefisien korelasi menunjukkan kontribusi

    prosentase pengaruh variabel bebasmotivasi secara simultan yang terdiri darikebutuhan fisiologis (X

    1), kebutuhan rasa

    aman (X2), kebutuhan dicintai dan

    mencintai (X3), kebutuhan harga diri (X

    4)

    dan kebutuan aktualisasi diri (X5) terhadap

    variabel terikat yaitu penerapan asuhankeperawatan (Y) di Puskesmas Rawat InapKabupaten Nganjuk. Prosentase pengaruhvariabel bebas terhadap variabel terikat

    yang ditunjukkan oleh koefisien deter-minasi simultan (Rsquared

    ) / (R2).

    4. Persamaan Regresi Linier Berganda

    Persamaan regresi mengukur p-engaruh dari masing-masing variabelindependen/bebas yaitu variabel motivasiyang terdiri dari kebutuhan fisiologis (X

    1),

    kebutuhan rasa aman (X2), kebutuhan

    dicintai dan mencintai (X3), kebutuhan

    Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    8/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    36

    harga diri (X4) dan kebutuan aktualisasi

    diri (X5) terhadap variabel dependent/ter-

    ikat yaitu penerapan asuhan keperawatan

    (Y) di Puskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk. Adapun hasil dari pengeolahanSPSS untuk uji regresi linier berganda inidapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :

    Tabel 4. 15 Koefisien Regresi Berganda

    Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

    Dari tabel diatas, maka dapat dibuatpersamaan regresi berganda sebagai

    berikut :

    Y = a + b1X

    1+ b

    2X

    2+ b

    3X

    3+ b

    4X

    4+ b

    5X

    5

    Y = 5,173 - 0,004X1+ 0,036X

    2+ 0,076X

    3+

    0,924X4 + 0,966X

    5

    5. Pengujian Hipotesis

    1. Hipotesis 1

    H1 : Motivasi secara parsial dan simultanberpengaruh terhadap penerapanAsuhan Keperawatan

    a. Pengujian hipotesis Parsial

    Untuk mengukur secara parsialpengaruh variabel bebas motivasi ter-

    hadap variabel terikat yaitu penerapanasuhan keperawatan dipergunakan Ujit. Adapun hasil dari Uji t dan signifi-kansi dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 4. 17 Nilai t Hitung dan Signifikansi

    Menentukan nilai ttabel

    = 5%= 0,05

    df = n-k-1= 75 5 - 1 = 69

    ttabel

    = ttabel () (k,dk)

    = t(0,05)(5, 69)

    = 1,995

    Adapun pengaruh dari tiap-tiapvariabel bebas terhadap variabel terikatyaitu :

    1. Dari hasil perhitungan diketahuibahwa variabel motivasi kebutuhanfisiologis (X

    1) memiliki nilai t

    hitung= -

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    9/16

    37

    0,012 < ttabel

    = 1,995, nilai signifikanyaadalah 0,990 > = 0,05, nilai inimenunjukkan variabel motivasikebutuhan fisiologis (X

    1) tidak

    berpengaruh terha dap variabelpenerapan asuhan keperawatan (Y)di Puskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk, dengan demikian Hoditerima.

    2. Dari hasil perhitungan diketahuibahwa variabel motivasi kebutuhankebutuhan rasa aman (X

    2) memiliki

    nilai thitung

    = 2,131 > ttabel

    =1,995, nilaisignifikanya adalah 0,037 < = 0,05,

    yang berarti bahwa variabel motivasikebutuhan rasa aman (X

    2) berpenga-

    ruh terhadap variabel penerapanasuhan keperawatan (Y) di Puskes-mas Rawat Inap Kabupaten Nganjuk,dengan demikian H1 diterima

    3. Dari hasil perhitungan diketahuibahwa variabel motivasi kebutuhandicintai dan mencintai (X

    3) memiliki

    nilai thitung

    = 0,255 < ttabel

    sebesar 1,995,

    nilai signifikanya adalah 0,799 > =0,05, yang berarti bahwa variabelmotivasi kebutuhan dicintai danmencintai (X

    3) tidak berpengaruh

    terhadap variabel penerapan asuhankeperawatan (Y) di PuskesmasRawat Inap Kabupaten Nganjuk,dengan demikian H0 diterima.

    4. Dari hasil perhitungan diketahuibahwa variabel motivasi kebutuhanharga diri (X

    4) memiliki nilai t

    hitung=

    2,982 > ttabel

    sebesar 1,995, nilai

    signifikanya adalah 0,004 < = 0,05,yang berarti bahwa variabel motivasikebutuhan harga diri (X

    4) berpe-

    ngaruh terhadap penerapan asuhankeperawatan (Y) di PuskesmasRawat Inap Kabupaten Nganjuk,dengan demikian Hi diterima

    5. Dari hasil perhitungan diketahuibahwa variabel motivasi kebutuanaktualisasi diri (X

    5) memiliki nilai

    thitung = 2,690 > t tabel = 1,995, nilaisignifikanya adalah 0,009 < = 0,05,yang berarti bahwa variabel motivasikebutuhan aktualisasi diri (X

    5) berpe-

    ngaruh terhadap variabel penerapanasuhan keperawatan (Y) di Puskes-mas Rawat Inap Kabupaten Nganjuk,dengan demikian H1 diterima.

    b. Pengujian Hipotesis Simultan

    Untuk mengukur secara bersama/simultan pengaruh variabel bebas moti-vasi terhadap variabel terikat penerapanasuhan keperawatan digunakan Uji F(Uji Simultan). Adapun hasil dari Uji Fdan signifikansi dapat dilihat pada tabel

    berikut :

    Tabel 4.16 Nilai F Hitung dan Signifikansi

    Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    10/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    38

    Dapat diketahui bahwa F hitung > Ftabel (288,246 > 2,348) dan signifikansi < (0,000 < 0,05), jadi H

    0 ditolak. Dapat

    disimpulkan bahwa secara simultan

    variabel bebas motivasi yang terdiri darikebutuhan fisiologis (X

    1), kebutuhan rasa

    aman (X2), kebutuhan dicintai dan

    mencintai (X3), kebutuhan harga diri (X

    4)

    dan kebutuan aktualisasi diri (X5) berpe-

    ngaruh terhadap variabel terikat yaitupenerapan asuhan keperawatan (Y) diPuskesmas Rawat Inap Kabupaten Ngan-

    juk, sehingga Ho di tolak dan H1 diterima.

    2. Hipotesis 2

    H2 : Kebutuhan aktualisasi dirimemiliki pengaruh dominan terhadappenerapan Asuhan Keperawatan

    Untuk mengetahui variabel manayang paling dominan diantara variabel

    bebas motivasi yang terdiri dari kebutu-han fisiologis (X

    1), kebutuhan rasa aman

    (X2), kebutuhan dicintai dan mencintai (X

    3),

    kebutuhan harga diri (X4) dan kebutuan

    aktualisasi diri (X5) terhadap variabel ter-

    ikat yaitu penerapan asuhan keperawatan(Y) di Puskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk, maka dilakukan dengan melihat

    ranking koefisien regresi yang di standar-kan () atau Standardized of Coefficients Betadari masing-masing variabel bebas yangsignifikan. Darihasil perhitungan SPSSmengenai koefisien regresi yang distandar-kan () atau Standardized of Coefficients Betadapat ditunjukkan pada tabel berikut :

    Tabel 4. 18 Koefisien Regresi yang Distandarkan () atau Standardized of CoefficientsBeta

    Dari hasil SPSS diatas dapat diketahuibahwa vari abel X

    5 yaitu kebutuhan

    aktualisasi memiliki nilai koefisien regresiyang distandarkan () atau Standardized ofCoefficients Beta tertinggi yaitu 0,966dibandingkan dengan variabel bebas yanglain, maka variabel X

    5 yaitu variabel

    aktualisasi diri merupakan variabel bebasyang dominan mempengaruhi variabel

    terikat yaitu penerapan asuhankeperawatan (Y) di Puskesmas Rawat Inap

    Kabupaten Nganjuk, sehingga H1diterima.

    Dari hasil perhitungan SPSS yangdilakukan terhadap koefisien korelasi dandeterminasi ditunjukkan oleh tabeldibawah ini.

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    11/16

    39

    Tabel 4.19 Koefisien Korelasi dan Determinasi Simultan

    Pada tabel 4.18 tersebut diketahuibahwa Prosentase pengaruh variabel bebasyaitu motivasi yang terdiri dari kebutuhanfisiologis (X

    1), kebutuhan rasa aman (X

    2),

    kebutuhan dicintai dan mencintai (X3),

    kebutuhan harga diri (X4) dan kebutuan

    aktualisasi diri (X5) terhadap variabel ter-

    ikat yaitu penerapan asuhan keperawatan(Y) di Puskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk, ditunjukkan oleh koefisiendeterminasi simultan (R

    squared) adalah

    sebesar 0,954 atau 95,4%. Hal ini berartibahwa naik turunya variabel terikat yaitupenerapan asuhan keperawatan (Y) diPuskesmas Rawat Inap Kabupaten Ngan-

    juk, dipengaruhi oleh variabel bebasmotivasi sebesar 95,4%. Sedangkan sisanyasebesar 4,6% dipengaruhi oleh variabel laindi luar penelitian ini.

    B. Pembahasan Hasil Penelitian

    1. Berdasarkan Hasil Uji t (Uji Parsial)

    a. Variabel Kebutuhan Fisiologis (X1)

    Variabel motivasi kebutuhan fisio-logis (X

    1) tidak berpengaruh terhadap

    variabel penerapan asuhan kepera-watan (Y) di Puskesmas Rawat Inap

    Kabupaten Nganjuk, hal ini dapatdisebabkan karena seluruh respondenmempunyai kedudukan dan statusyang sama yaitu sebagai PegawaiNegeri Sipil (PNS), sehingga secaraotomatis hak dan kewajiban yangditerima adalah sama berdasarkankepangkatan dan golongan.

    b. Variabel motivasi kebutuhan kebutuhanrasa aman (X

    2)

    Variabel motivasi kebutuhan rasaaman (X

    2) berpengaruh terhadap varia-

    bel penerapan asuhan keperawatan (Y)di Puskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk. Pekerjaan sebagai tenaga

    paramedis bukanlah pekerjaan yangmudah dan tanpa resiko, rasa aman dannyaman dalam melaksanakan tindakankeperawatan sangat diperlukan karenaperlindungan diri baik tenaga keseha-tan maupun pasien dari infeksi nosoko-mial akan sangat menunjang keber-hasilan penerapan asuhan keperawatansesuai standart. Lingkungan kerja yangtidak aman akan membuat perawat

    maupun pasien was-was sehingga akanberpengaruh terhadap proses kesem-buhan pasien.

    c. Variabel motivasi kebutuhan dicintaidan mencintai (X

    3)

    Variabel motivasi kebutuhan dicin-tai dan mencintai (X

    3) tidak berpe-

    ngaruh terhadap variabel penerapanasuhan keperawatan (Y) di PuskesmasRawat Inap Kabupaten Nganjuk.

    Tenaga kesehatan dalam memberikanpelayanan kesehatan kepada masyara-kat tidaklah bekerja secara individumelaikan bekerja secara tim. Suasanasaling membutuhkan dalam suatu timwork harus tercipta secara baik karenapada dasarnya seorang perawat tidakakan dapat bekerja secara individual,

    Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    12/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    40

    mereka membutuhkan rekan kerja yangsaling berkolaborasi untuk memberikanasuhan keperawatan pada pasien,sehingga tanpa disadari rasa saling

    mencintai itupun terbentuk dengansendirinya. Setiap perawat dimanapundia ditempatkan harus dapat beradap-tasi dan menyesuaikan diri dengancepat terhadap lingkungan yang barukarena hal tersebut akan sangatmenunjang keberhasilan perawat dalammemberikan asuhan keperawatankepada pasien.

    d. Variabel motivasi kebutuhan harga diri(X

    4)

    Variabel motivasi kebutuhan hargadiri (X

    4) berpengaruh terhadap

    penerapan asuhan keperawatan (Y) diPuskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk. Bekerja dengan banyak orangdengan pelbagai latar belakangpendidikan yang berbeda, kemampuanakademik yang berbeda dan skill/ketrampilan yang berbeda pula, hal ini

    membuat perawat untuk termotivasidengan menunjukkan kemampuanyang dipunyai untuk nantinya menda-patkan pengakuan atas profesinya.Setiap individu mempunyai kebutuhanuntuk dihargai dan diberikan rewardatas apa yang dikerjakannya. Rewardyang diberikan dapat berupa fasilitaskerja, kedudukan maupun hanyasekedar piagam penghargaan. Apapun

    bentuk reward yang diberikan tentunyaakan sangat memotivasi perawat dalammeningkatkan kerjanya.

    e. Variabel motivasi kebutuan aktualisasidiri (X

    5)

    Variabel motivasi kebutuhan aktua-lisasi diri (X

    5) berpengaruh terhadap

    variabel penerapan asuhan keperawa-

    tan (Y) di Puskesmas Rawat InapKabupaten Nganjuk. Menerapkan ilmudan tori baru yang didapat dari hasilpenelitian, seminar maupun workshoop

    dalam praktek kerja sehari-harimemang tidahkh mudah, tentangandan tantangan banyak didapat darirekan kerja maupun lain profesi dan inimerupakan satu hal yang harus dihi-langkan oleh seluruh tenaga kesehatankhususnya tenaga medis danparamedis. Keberhasilan dalam asuhankeperawatan adalah tanggungjawabseluruh anggota tim. Untuk itu diberi-

    kan kesempatan untuk beraktualisasidiri merupakan harapan bagi semuaorang, karena dengan beraktualisasiakan memberikan rasa pada individu

    berkesempatan untuk mengembangkandiri dan berprestasi. Perawat akan lebihleluasa mengembangan ketrampilanprofesinya dan akan memberikan ke-puasan pelayanan kepada masyarakatyang sesuai dengan standart.

    2. Berdasarkan Hasil Uji F (ujiSimultan)

    Sesuai dengan tabel 4.19 yangmerupakan hasil perhitungan Uji F yangdilakukan dengan bantuan program SPSSdiperoleh nilai F

    hitung= 288,246 > nilai F

    tabel

    = 2,348 dengan nilai signifikan sebesar0,000. Nilai ini lebih kecil dari pada = 0.05,sehingga artinya secara simultan variabel

    bebas mot ivasi yang terdiri darikebutuhan fisiologis (X

    1), kebutuhan rasa

    aman (X2), kebutuhan dicintai dan

    mencintai (X3), kebutuhan harga diri (X

    4)

    dan kebutuan aktualisasi diri (X5)

    berpengaruh terhadap variabel terikatyaitu penerapan asuhan keperawatan (Y)di Puskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk, sehingga Ho di tolak dan H1diterima.

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    13/16

    41

    3. Variabel Motivasi Yang Dominan

    Berdasarkan nilai koefisien regresiyang distandarkan () atau Standardized ofCoefficients Beta diketahui bahwa variabel

    X4yaitu kebutuhan harga diri memilikinilai tertinggi yaitu 0,966 dibandingkandengan variabel bebas yang lain, dengandemikian variabel X

    5 yaitu variabel

    aktualisasi diri merupakan variabel bebasyang dominan mempengaruhi variabelterikat yaitu penerapan asuhankeperawatan (Y) di Puskesmas Rawat InapKabupaten Nganjuk.

    4. Keeratan Hubungan Antar VariabelDapat dilihat dari nilai koefisien

    korelasi (R) dan determinasi simultan (R2),yaitu jika nilai dari korelasi tersebutmendekati +1 maka dikatakan terjadihubungan yang kuat searah. Artinyavariabel independen naik, maka variabeldependen juga akan naik. Koefisiendeterminasi simultan (R

    squared) adalah

    sebesar 0,954 atau 95,4%. Hal ini berarti

    bahwa naik turunya variabel terikat yaitupenerapan asuhan keperawatan (Y) diPuskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk, dipengaruhi oleh variabel bebasmotivasi sebesar 95,4%. Sedangkan sisanyasebesar 4,6% dipengaruhi oleh variabel laindi luar penelitian ini.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari hasil pengujian yang dilakukan,maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Uji t (Uji Parsial)

    Dari hasil uji t dengan SPSSdiketahui bahwa variabel motivasikebutuhan fisiologis (X

    1) di peroleh nilai

    thitung

    = -0,12 < ttabel

    = 1,995, kebutuhan

    kebutuhan rasa aman (X2) di peroleh

    nilai thitung

    = 2,131 > ttabel

    = 1,995,kebutuhan dicintai dan mencintai (X

    3)

    di peroleh nilai thitung

    = 0,255 < ttabel

    =

    1,995, kebutuhan harga diri (X4) diperoleh nilai t

    hitung= 2,982 > t

    tabel= 1,995

    dan kebutuan aktualisasi diri (X5) di

    peroleh nilai thitung

    = 2,690 > ttabel

    = 1,995,jadi variabel bebas motivasi X

    1dan X

    3

    secara parsial menunjukkan tidakberpengaruh hubungan terhadap vari-able bebas (Y), sedangkan X

    2, X

    4, dan X

    5

    berpengaruh terhadap variable bebas(Y).

    2. Uji F (Uji Bersama)

    Hasil Uji F yang dilakukan denganprogram SPSS diperoleh nilai F

    hitung =

    286, 246 > Ftabel

    = 2,348. Dengan nilaisignifikansi sebesar 0,000 < = 0,005,sehingga artinya secara simultanvariabel bebas motivasi yang terdiri darikebutuhan fisiologis (X

    1), kebutuhan

    rasa aman (X2), kebutuhan dicintai dan

    mencintai (X3), kebutuhan harga diri

    (X4) dan kebutuan aktualisasi diri (X5)secara simultan berpengaruh terhadapvariabel terikat yaitu penerapan asuhankeperawatan (Y) di Puskesmas RawatInap Kabupaten Nganjuk.

    3. Dari hasil SPSS didapatkan bahwavariabel X

    5yaitu kebutuhan aktualisasi

    diri memiliki nilai koefisien regresi yangdistandarkan () atau Standardized of

    Coefficients Beta tertinggi yaitu 0,966dibandingkan dengan variabel bebasyang lain, maka variabel X

    5yaitu

    variabel kebutuhan aktualisasi diri me-rupakan variabel bebas yang dominanmempengaruhi variabel terikat yaitupenerapan asuhan keperawatan (Y) diPuskesmas Rawat Inap KabupatenNganjuk

    Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    14/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    42

    B. Saran

    1. Supaya pekerjaan yang dilakukanperawat tidak merupakan suaturutinitas perlu adanya peningkatan sta-

    tus dari Puskesmas, salah satunyadengan mengikuti akreditasiPuskesmas dan menjadikannyaPuskesmas ISO.

    2. Perlu adanya kesempatan kepadaperawat untuk berinovasi dan

    berimprovisasi dengan teori baru yangdidapat dari kegiatan ilmiah sepertiseminar, workshop, pelatihan dan lain-lain.

    3. Perlu adanya reward atas kinerjaperawat ditingkat kabupaten sebagaisupport awal mereka sebelum terpilihuntuk tingkat provinsi maupunnasional.

    4. Asuhan Keperawatan yang diterapkandimasukkan dalam billing sehinggamemotivasi perawat untuk selalumeningkatkan mutu pelayanan dan

    bekerja sesuai standar.

    5. Perlu adanya pengembangan penelitianlanjutan dengan obyek yang berlainan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alimul, Azis. 2003. Riset Keperawatan danTehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta:Salemba Medika

    Armstrong, Michael. 1988. ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta : PT.Eltek Media Computindo

    Anonimouse.1984. Sinopsis Dasar-dasarKeperawatan . Jakarta : Depkes RIDitjen

    . 2012. Profil Kesehatan Provinsi JawaTimur. Surabaya : Dinkes Provinsi

    Jatim

    . 2012. Pedoman Penilaian KinerjaPuskesmas. Surabaya : DinkesProvinsi Jatim

    . 2004. UU No. 40. Tentang SistemJaminan Sosial Nasional (SJSN).Jakarta

    . 2009. UU No. 36. Tentang Kesehatan.Jakarta

    . 2011. UU No. 44. Tentang BadanPenyelenggara Jaminan Sosial. Jakarta

    Anwar Prabu M, Dr.,M.Si. 2007. EvaluasiKinerja SDM. Bandung : PT. RefikaAditama

    Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka Cipta

    Asnawi. 2007. Teori Motivasi. Jakarta :Rineka Cipta

    Benu, Alfred O.F. 2008. Hubungan antarabeban kerja dan motivasi perawat dengan

    penerapan standar asuhan keperawatamoleh perawat pelaksana Puskesmas dikota madya Semarang. http://

    www.fkm.undip.ac.id. Diaksestanggal 4 Juni 2013.

    Dr. Juliansyah Noor, SE., MM. 2011.Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis,Disertasi, dan Karya Ilmiah. Ed. 1.

    Jakarta : Kencana

    E. Doenges, Marilyn and Friends. 1993.Rencana Asuhan Keperawatan PedomanUntuk Perencanaan dan

    Pendokumentasian Perawatan. Jakarta: EGC

    Effendy, Nasrul, Drs. 1995. Pengantar ProsesKeperawatan. Jakarta : EGC

    Erni Br Karo. 2006. Analisis Sumber DayaManus ia (SDM) perawat da lampelaksanaan asuhan keperawatan jiwa diruang Rawat Inap klas III Rumah SakitDaerah Medan. http://

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    15/16

    43

    repository.usu.ac.id. Diakses tanggal4 Juni 2013.

    Gujarati D. 1997. Basic Econometric. Thirdedition. Mc graw Hill InternationalEdition

    Hair et al. 2009.Multivariate Data Anaysis.7thEdition. Prentice Hall Higher Edu-cation.

    Keliat, Budi Ana. 1991. Proses Keperawatan.Jakarta : Arcan

    Lynda Juall Carpenito. 1999. RencanaAsuhan dan Dokumentasi Keperawatan.Ed. 2. Jakarta : EGC

    Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi danKepribadian. Jakarta : PT. Gramedia

    Nazir, M. 2003. Metodologi Penelitian .Jakarta : Ghalia Indonesia

    Notoadmodjo, S. 2005. Metodolog iPenelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta

    Nursalam dan Pariani. (2001), PendekatanPraktis Metode Riset Keperawatan.

    Jakarta : Sagung Seto.

    Nursalam. 2001. Proses dan DokumentasiKeperawatan . Jakarta : SalembaMedika

    . 2003. Konsep dan PenerapanMetodolog i Pene litian IlmuKeperawatan . Salemba Medika :

    jakarta

    Permenkes No. 279/Menkes/SK/IV/2006.Tentang Pedoman PenyelenggaraanUpaya Keperawatan Kesehatan

    Masyarakat di Puskesmas. Jakarta

    Purwanto. 2008. Unsur Motivasi. Jakarta :Balai Pustaka

    Prof. Dr. Subur, dkk. 2013. Persiapan PPK /Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    Menjelang Era BPJS Dengan PelayananYang Sesuai Dengan Etika

    Kedokteran.Seminar Sehari HUTKabupaten Nganjuk ke-1076

    Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

    Singarimbun, Masri. 1993. MetodePenelitian Sosial. Jakarta : GunungAgung.

    Stoner, James A.F.R. Edward Freeman,Daniel R. Gilbert Jr. 1996.Manajemen.Ed. Indonesia. Jakarta : PT.Prehalindo

    Sugiyono. 1999. Validitas dan Reliabilitas.

    Bandung : Tarsito

    Sudjarwo. 2002. Pengaruh Motivasi TerhadapKinerja Guru di SLTP Negeri 2 Blitar.Surabaya : STIE Artha Bodhi Iswara

    Sumitro. (2004). Hubungan faktor motivasidengan kinerja perawat dalam penerapanasuhan keperawatan di unit rawat inapPuskesmas Gajah Kabupaten Demak.http://www.fkm.undip.ac.id. Diakses

    tanggal 4 Juni 2013.Syofian Siregar, Ir., M.M. (2013). Statistik

    Parametrik Untuk PenelitianKuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara

    Swanburg. 2006.Motivasi. Jakarta: Bintangpustaka

    Watik Praktiknya, Ahmad, Dr. 2007. Dasar Dasar Metodolog i KeperawatanKonsep dan Praktik. Jakarta : Salemba

    MedikaWiwik Hendrami. 2008. Pengaruh motivasi

    kerja terhadap kinerja asuhankeperawatan dalam pengkajian danimplementasi perawat pelaksana dirumah sakit Bhayangkara Medan. http://repository.usu.ac.id. Diakses tanggal4 Juni 2013.

    Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

  • 7/26/2019 Duwi Wahyuni_3

    16/16

    Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

    44