dua halaman terakhir (print)
TRANSCRIPT
1. Radioterapi
Radioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis T1 dan
T2 dengan hasil yang baik (angka kesembuhannya 90%). Keuntungan dengan cara ini
adalah laring tidak cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Dosis yang
dianjurkan adalah 200 rad perhari sampai dosis total 6000 – 7000 rad.8
2. Kemoterapi
Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adjuvant ataupun paliatif.
Obat yang diberikan adalah cisplatinum 80–120 mg/m2 dan 5 FU 800–1000 mg/m2.15
3. Rehabilitasi Suara
Laringektomi total yang dikerjakan untuk mengobati karsinoma laring
menyebabkan cacat pada penderita. Dengan dilakukannya pengangkatan laring
beserta pita-suara yang ada dalamnya, maka penderita akan menjadi afonia dan
bernafas melalui stoma permanent di leher.15
Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang bersifat umum,
yakni agar pasien dapat memasyarakat dan mandiri kembali, maupun rehabilitasi
khusus yakni rehabilitasi suara (voice rehabilitation), agar penderita dapat berbicara
(bersuara), sehingga berkomunikasi verbal. Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan
pertolongan alat bantu suara, yakni semacam vibrator yang ditempelkan di daerah
submandibula, ataupun dengan suara yang dihasilkan dari esophagus (eso-phageal
speech) melalui proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi suksesnya proses
rehabilitasi suara ini, tetapi dapat disimpulkan menjadi 2 faktor utama, ialah faktor
fisik dan faktor psiko-sosial.15
Suatu hal yang sangat membantu adalah pembentukan wadah perkumpulan
guna menghimpun pasien-pasien tuna-laring guna menyokong aspek psikis dalam
lingkup yang luas dari pasien, baik sebelum maupun sesudah operasi.15
B. PROGNOSIS
Paru-paru merupakan lokasi metastasis jauh yang paling sering didapatkan pada
kanker larung dengan 50 sampai 80 % kejadian. Metastasis paru-paru biasanya
27
berhubungan dengan angka keselamatan hidup yang hanya mencapai 12 bulan saja.
Metastasis tulang mencapai 35 % dari metastasis kanker laring dan memiliki prognosis
buruk, dengan angka keselamatan hidup yang kurang dari 4 bulan. Metastasis hati sering
ditemukan pada saat otopsi, terjadi pada 80 % pasien dengan metastasis jauh.14
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Hermani B, Abdurrachman H. Tumor Laring. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD
editors. Edisi 6. Balai Penerbit FKUI Jakarta 2008: hal 194-98.
2. Markou K, Christoforidou A, Karasmanis I, et al. Laryngeal cancer: epidemiological data
from Νorthern Greece and review of the literature. 2013;4: 313-318.
3. Hannu R. Epidemiology, Clinical Characteristic and Treatment Outcomes of Laryngeal
Cancer. 2000. Faculty Medicine of University Tempere. Finlandia.
4. Hajar, Siti. Tumor Ganas Laring. 2004. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
Medan, Sumatera Utara.
5. Richard, S Snell. Anataomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran (Edisi 6). Penerbit: EGC
2006; hal: 805-12.
6. Francis B. Quinn. Laryngeal Carcinoma. 2007: An Overview. Grand Rounds Presentation,
UTMB, Dept. of Otolaryngology.2007; hal: 1-11.
7. Rudolf P, Gerhard G, Heinrich I. Embryology, Anatomy and Physiology of the Larynx and
Trachea. Dalam: Basic of Otorhinolaryngology: A step by step learning guide. Thieme. New
York. 2006; hal:342-390.
8. Wim de Jong. Sjamsuhidayat R, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, hal : 461 – 463.
9. Ferryan, Sofyan. Embriologi, Anatomi, dan Fisiologi Laring. 2011. Fakultas Kedokteran
USU, Medan, Sumatera Utara.
10. Anil K. Lalwani. Malignant Laryngeal Lesions. Dalam: Current Diagnosis & Treatment in
Otolaryngologyâ: Head & Neck Surgery, 2nd Edition. McGraw Hill: Lange. New York.
11. Anil K. Lalwani. Benign Laryngeal Lesions. Dalam: Current Diagnosis & Treatment in
Otolaryngologyâ: Head & Neck Surgery, 2nd Edition. McGraw Hill: Lange. New York.
12. Dhillon RS, Easr, CA. Laryngeal Neoplasia. Dalam: Ear, Nose, and Throat and Head and
Neck Surgery. 2nd Edition. Churchill Livingstone. London, England. 1999: hal 98-100.
13. Cohen JI. Tumor-Tumor Ganas Kepala dan Leher. Dalam: Adam GL, Boies LR Jr, Higler
PA, editors. Boies: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi Bahasa Indonesia, Alih bahasa Wijaya C.
Jakarta EGC.1997: 430-50.
29
14. Robert A.Weisman, Kris S.Moe, Lisa A. Orloff. Neoplasms of the Larynx and
Laryngopharynx. Dalam: Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery. James
B. Snow Jr, John Jacob Ballenger. 16th Edition. Williams & Wilkins. Illinois. USA. 2003;
p.1269,1292
15. Cummings, Charles W., Flint,Paul W., Haughey,Bruce H., Richardson,Mark A., Schuller,
David E., Harker, Lee A. 2005. Cummings: Head and Neck Surgery, 4 th ed: Malignant
Tumors of The Larynx. Pensylvania: Elsevier Mosby. P.2222-2263
16. Adam, GL. Tumor-tumor Ganas Kepala dan Leher. Dalam: Adam GL,Boies LR Jr, Higler PA
editors. Boies Buku ajar penyakit THT. Edisi Bahasa Indonesia, Alih bahasa Wijaya C. Jakarta
EGC.1997: 430-52.
30