dsj kkd urin

24
Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin Dewi Sartika Jufri 150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Semua tidak akan sempurna apabila kesehatan seseorang terganggu. Gangguan kesehatan dapat menghambat segala aktivitas manusia. Oleh sebab itu penting bagi seseorang untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya satu organ tubuh saja yang perlu dijaga namun keseluruhan. Dalam kehidupan sehari- hari kita pasti sering mendengar istilah urin. Bukan hanya mendengar namun kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urin atau metabolisme tubuh melalui urin yang biasa kita sebut buang air kecil ( BAK ). Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seeorang. Oleh sebab itu dalam laporan ini kami akan membahas bagaimana proses pemeriksaan urin, alat-alat yang digunakan dan apa saja kegunaan urin dalam menentukan diagnosa suatu penyakit..

Upload: santri-iskandar

Post on 11-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 1/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Semua

tidak akan sempurna apabila kesehatan seseorang terganggu. Gangguan

kesehatan dapat menghambat segala aktivitas manusia. Oleh sebab itu

penting bagi seseorang untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya satu organ

tubuh saja yang perlu dijaga namun keseluruhan. Dalam kehidupan sehari-

hari kita pasti sering mendengar istilah urin. Bukan hanya mendengar namun

kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urin atau metabolisme

tubuh melalui urin yang biasa kita sebut buang air kecil ( BAK ). Buang air 

kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat

menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya.

Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat

melakukan proses buang air kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat

sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita

lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada

urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seeorang.

Oleh sebab itu dalam laporan ini kami akan membahas bagaimana proses

pemeriksaan urin, alat-alat yang digunakan dan apa saja kegunaan urin

dalam menentukan diagnosa suatu penyakit..

Page 2: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 2/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

A. Maksud Praktikum

 Adapun maksud dari percobaan praktikum kali ini yaitu untuk

menganalisis keadaan fungsi ginjal dengan metode pemeriksaan fisika urin

yang meliputi bobot jenis, warna, pH, bau, serta sedimen urin, dan juga

pemeriksaan zat organic yang meliputi pemeriksaan glukosa dalam urin.

B. Tujuan Praktikum

 Adapun tujuan dari praktikum pemeriksaan fisika dan zat organik

dalam urin, yaitu :

1. Pada umumnya urin berasal dari darah yang mengalami filtrasi oleh

glomerulus kemudian disekresi, diabsorsi dan diekresi melalui saluran

kemih. Test urin dapat memberikan informasi mengenai kelainan organ

tubuh, selain itu juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dan

memantau hasil pengobatan. 

2. Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik atas sedimen

dan pemeriksaan kimia urin. Tes mikroskopik untuk melihat erirosit,

lekosit, sel epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan parasit.

Tes sedimen urin dipergunakan untuk mengidentifikasi jenis sedimen

yang dipakai untuk mendeteksi kelainan ginjal dan saluran kemih. Selain

itu tes sedimen urin dapat juga dipakai untuk memantau penyakit ginjal

dan saluran setelah pengobatan.

Page 3: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 3/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

C. Prinsip Percobaan

 Adapun prinsip praktikum kali ini adalah : Pengujian gangguan

fisiologis ginjal dengan melihat parameter bobot jenis Urin, dengan perlakuan

berbeda pada masing-masing probandus (puasa dan tidak puasa),

Penentuan keadaan normal ginjal dengan melakukan pemeriksaan

Makroskopik Urin secara organoleptik dengan parameter warna, bau dan

derajat keasamaan (pH). Penentuan Keadaan fungsi dari ginjal dengan

melihat ada tidaknya kandungan glukosa pada urin dengan perlakuan

berbeda pada masing-masing probandus (puasa dan tidak puasa), serta

penentuan keadaan normal ginjal dengan melakukan pemeriksaan

mikroskopik Urin dengan parameter ada tidaknya eritrosit, Leukosit dan

Kristal asam urat dengan perlakuan berbeda pada masing-masing probandus

(puasa dan tidak puasa).

Page 4: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 4/24

Page 5: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 5/24

Page 6: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 6/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

a. Dewasa : glukosa > 15 mg/dl

B. Interpretasi Data

1. pH urin :

a. pH< 4,5 : asidosis metabolik, asidosis respiratorik, diare berat, diet

tinggi protein hewani.

b. pH > 8,0 : bakteriuria, ISK

2. Bobot jenis urin

a. Berat jenis < 1,005 gram/mL : diabetes insipidus, banyak minum,

penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium.

b. Berat jenis > 1,026 gram/mL : kurang minum, demam, diabetes melitus,

muntah, diare, dehidrasi.

3. Glukosa pada urin

a. glukosa> 15 mg/dl atau + 4 : diabetes mellitus, gangguan SSP

(stroke), sindrom Cushing’s. 

4. Eritrosit, Leukosit, dan Asam urat

a. Penurunan kadar :Penyakit-penyakit ginjal (glomerulonefritis,

obstruksi perkemihan, uremia), ekslampsia.

b. Peningkatan kadar : Gout, leukimia dengan diet tinggi purin,

gangguan neurologi, penyakit manik depresif, ulseratif kolitis

Page 7: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 7/24

Page 8: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 8/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

D. Fisiologis

Pada Ginjal terdapat Nefron merupakan unit utama fungsi ginjal, terdiri

atas glomerulus, tubulus proksimalis, ansa Henle, tubulus distalis dan duktus

kolektikus. Glomerulus menyaring darah dan filtrat mengalir ke

tubulus.Hampir semua air dari filtrate direabsorpsi, dan hanya 1—2 ml/menit

saja yang menjadi urin.Sementara itu terjadi pula sekresi dan reabsorpsi di

sepanjang tubuli proksimalis dan distalis. Jumlah obat yang diekskresi ke

dalam urin merupakan hasil filtrasi, sekresi dan reabsorpsi (Sri Suryawati,

1985).

Filtrasi. Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya

terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula

Bowman . Proses filtrasi : Ketika darah yang mengandung air, garam, gula,

urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke

glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan

komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium

kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian

menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang

kapsula Bowman.Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman

disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air,

protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion

anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh (Sri Suryawati, 1985).

Page 9: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 9/24

Page 10: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 10/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar 

(penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan

untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).

 Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan

zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari

tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat

tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam

bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah

merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat

inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogenyang berguna memberi warna

pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang

mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun

lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah

(Sherwood.2001).

Sekresi Aktif. Sedangkan sekresi tubulus melalui proses: sekresi aktif 

dan sekresi pasif. Sekresi aktif merupakan kebalikan dari transpor aktif.

Dalam proses ini terjadi sekresi dari kapiler peritubuler kelumen

Page 11: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 11/24

Page 12: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 12/24

Page 13: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 13/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

- Stadium 1: menurunnya cadangan ginjal, asimtomatik, GFR

menurun hingga 25%N

- Stadium 2: insufisiensi ginjal, poliuria dan nokturia, GFR 10% - 25%

N, kadar kreatin dan BUN meningkat diatas N

- Stadium 3: ESRD atau sindrom uremik, GFR <5 – 10ml/mnt, kadar 

kreatinin dan BUN meningkat tajam, terjadi kelainan biokimia dan

gejala komplek

Nefritis

Peradangan pada nefron karena bakteri Streptococcus yang

masuk melalui pernapasan. Bakteri mengalir dalam darah dan

menyerang nefron. Filtrasi protein tidak terjadi karena peradangan.

Dalam usia lanjut nefritis kronis memiliki gejala seperti tekanan darah

tinggi, pengerasan pembuluh darah dan rusaknya glomerulus atau

tubulus.

Diabetes Insipidus

Suatu penyakit dimana kalenjar hipofisis tidak bisa atau gagal

mensekresikan hormon ADH. Penderita penyakit ini lebih banyak

mengeluarkan urin, umunya urin orang normal berjumlah 4-6 liter 

setiap hari namun untuk penderita bisa mencapai 12-15 liter setiap

hari, tergantung jumlah air yang diminum.Lalu penyakit ini diimbangi

dengan rasa haus dan makan makanan yang mengandung

Page 14: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 14/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

garam.Penyakit ini umunya terjadi karena tumor pada hipotalamaus

yang mengatur sekresi hormone ADH.

Diabetes Melitus/kencing manis

Suatu kelainan dimana urin penderita terdapat glukosa karena

berkurangnya konsentrasi hormon insulin dalam darah. Menurunnya

hormon Insulin menyebabkan reabsorpsi pada tubulus kontortus distal

terganggu dan perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu.

Albuminaria

Suatu keadaan albumin dan protein lain ada didalam urin

karena terjadinya alat filtrasi pada ginjal, sehingga protein dapat lolos

pada proses filtrasi.

Kencing batu atau batu ginjal

Terbentuknya suatu butiran-butiran pada senyawa kalsium dan

penimbunan asam urat, sehingga membentuk kalsium karbonat

CaCO3 pada saluran urin yang membuat urin susah keluar. Penyakit

ini diakibatkan karena sering menahan untuk membuang air kecil dan

tidak minum air banyak.

Page 15: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 15/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang dipakai

 Alat yang dipakai pada praktikum Pemeriksaan Fisika dan zat Organik

dalam Urin adalah batang pengaduk, botol semprot, corong, dek gelas,

gelas kimia, gegep, mikroskop listrik, objek gelas, plat tetes, piknometer,

pipet tetes, pot plastik, spiritus, tabung reaksi, tabung sentrifuse,

termometer, timbangan analitik.

2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan antara lain benedict, es batu, pH universal,

urin.

B. Pengambilan Spesimen

1. Disiapkan probandus

2. Diambil urin puasa dan urin tidak puasa (sewaktu) masing-masing 200 ml.

C. Metode Pengujian

1. Pemeriksaan bobot jenis urin

Disiapkan alat dan bahan. Timbang piknometer kosong, pipet urin ke

dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Dinginkan hingga

Page 16: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 16/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

suhu 250 C dalam wadah yang berisi es batu, timbang berat piknometer 

yang berisi urin, catat masing-masing bobotnya.

2. Pemeriksaan warna

Diamati warna urin. Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan

tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur 

merah, merah bercampur kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau

putih serupa susu dan lain-lain, normal warna kuning atau kuning tua.

3. Pemeriksaan bau urin

Dicium bau yang ditimbulkan oleh urin. Nyatakan hasilpengamatan

dengan perkataan bau makanan, obat-obatan, bau amoniak, bau

ketonurea, bau busuk.

4. Pemeriksaan pH urin

Siapkan alat dan bahan. Celupkan pH meter ke dalam urin. Amati hasil

pH yang didapatkan.

5. Pemeriksaan sediman urin ( Mikroskopik )

Siapkan alat dan bahan. Dipipet urin ke dalam tabung sentrifuse

kemudian urin disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

Supernatannya dibuang dan endapannya diambil. Teteskan di atas gelas

objek. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x. Amati adanya

eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.

6. Pemeriksaan glukosa urin

Page 17: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 17/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

Masukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi kemudian

teteskan 8 tetes urin, panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit.

 Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.

Page 18: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 18/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

BAB IV

TINJAUAN HASIL PRAKTIKUM

A. Perhitungan Nilai

Perhitungan Bobot Jenis Urin

1. Urin Puasa

Dik: Berat Piknometer kosong = 32,558 gr 

Berat Piknometer kosong dan Urin = 82,065 gr 

Dit : Bj Urin...?

Jawab:

 =     −  

  

= ,   – ,   

= 49,507   

= , / 

2. Urin Tidak Puasa

Page 19: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 19/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

Dik: Berat Piknometer kosong = 18,571 gr 

Berat Piknometer kosong dan Urin = 68,636 gr 

Dit : Bj Urin...?

Jawab:

 =     −  

  

= , −,   

= ,  

= , / 

Page 20: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 20/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

B. Pembahasan

Urinasi merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut

dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti

biasanya. Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat

melakukan proses buang air kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat

sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita

lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada

urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seeorang. 

Dilakukan 5 percobaan pada praktikum kali ini yakni pemeriksaan

bobot jenis urin, pemeriksaan warna urin, pemeriksaan bau urin,

pemeriksaan glukosa urin, dan pemeriksaan pH urin. Urin yang digunakan

ada 2 macam yakni urin dari probandus yang tidak puasa dan puasa.

 Adapun tujuan dari pemeriksaan warna urin adalah untuk menentukan

warna-warna yang timbul dalam urin. Warna urin bermakna karena kadang-

kadang didapat kelainan yang berarti untuk klinik. Tujuan dari pemeriksaan

bau urin adalah untuk menentukan bau yang timbulkan oleh urin. Tujuan dari

pemeriksaan pH urin adalah untuk mengetahui derajat keasaman urin dalam

hal ini menggunakan pH universal. Tujuan dari pemeriksaan bobot jenis urin

adalah untuk menentukan kepekatan urin dengan mengukur bobot jenisnya.

Makin kecil atau rendah bobot jenis makin besar diuresis dan sebaliknya.

Pemeriksaan sedimen urin bertujuan untuk mengamati komponen-komponen

Page 21: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 21/24

Page 22: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 22/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

digunakan pereaksi benedict karena pereaksi benedict merupakan indikator 

spesifik pada pengujian glukosa.

Jadi dari hasil pengamatan didapatkan untuk urin tidak puasa

menghasilkan warna biru sehingga dikatakan bahwa urin negatif (-) dan

begitu pula dengan urin puasa tidak mengalami perubahan warna sehingga

dinyatakan negatif tidak mengandung glukosa.

Page 23: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 23/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang di peroleh dapat di simpulkan bahwa:

Pada pengujian organoleptik, didapatkan warna urin puasa berwarna

kuning tua dan urin tidak puasa warnanya kuning muda serta bau urin

puasa bau ammonia dan urin tidak puasa sedikit bau ammonia.

Pada pengujian pH, didapatkan pada urin puasa 5 dan urin tidak

puasa 6. Hal ini menunjukkan bahwa urin tersebut memiliki pH normal.

Pada pengujian bobot jenis di dapat bobot jenis urin puasa yaitu

0,99014 g/ml dan boboj jenis tidak puasa yaitu 1,0013 g/ml

Pada pengujian glukosa urin sampel urin puasa maupun urin tidak

puasa hasilnya negative (tidak mengandung glukosa)

Pada pengujian mikroskopik pada urin puasa normal dan tidak puasa

positif (mengandung kristal asam urat).

B. Saran

Sebaiknya alat yang kurang ditambah yang sesuai dengan alat yang lain agar 

dapat mengefisiensikan waktu praktikum.

Page 24: DSJ KKD URIN

7/23/2019 DSJ KKD URIN

http://slidepdf.com/reader/full/dsj-kkd-urin 24/24

Pemeriksaan fisika dan zat organic dalam urin

Dewi Sartika Jufri150 2010 144 Asriani Suhaena S.Si.Apt

DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall. 2007. Bu ku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edis i II .Jakarta: EGC

Jane Coad, 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGCPenerbit Buku Kedokteran.

Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Makassar : Universitas Muslim Indonesia.

Price, Wilson. 2005. Patof is iologi K onsep K l inis Proses-Proses Penyaki t . Jakarta: EGC, edisi 6

Rusli, 2013. Penuntun Prakt ikum Kimia kl inik. Laboratorium KimiaFarmasi. UMI.

Sherwood. 2001. Dari Sel Ke System . Penerbit EGC, Buku Kedokteran.

Snell, Richard S. 2006. Anatom i Kl inik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Sri, Suryawani.1985. Pengukuran K l i rens Ginjal Obat Bagian Farmakolog i Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.