draf proposal soegija

Download Draf Proposal Soegija

If you can't read please download the document

Upload: dewinta-sari-pratiwi

Post on 05-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

10

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Film merupakan hasil karya yang sangat unik dan menarik, karena menuangkan gagasan dalam bentuk gambar hidup, dan disajikan sebagai hiburan yang layak dinikmati oleh masyarakat. Tetapi dalam pembuatan film harus memiliki daya tarik tersendiri, sehingga pesan moral yang akan disampaikan bisa ditangkap oleh penonton. Pesan moral dapat tersampaikan melalui bahasa film.

Bahasa film adalah kombinasi antara bahasa suara dan bahasa gambar. Sineas menawarkan sebuah solusi melalui filmnya dengan harapan tentunya bisa diterima dengan baik oleh orang yang menonton. Melalui pengalaman mental dan budaya yang dimilikinya, penonton berperan aktif secara sadar maupun tidak sadar untuk memahami sebuah film. Himawan Pratista. Memahami Film. (Yogyakarta: Homerian Pustaka.2008.) 3.

Film itu berbeda dari koran atau pun radio. Film sendiri merupakan penggabungan antara dua unsur yaitu audio dan visual yang mangandalkan kekuatan gambar serta suara sebagai sarana dalam berkomunikasi. Semua gambar dan suara yang disajikan dituntut untuk berhubungan atau mampu melayani kebutuhan komunikasi.

Negara Indonesia adalah negara yang jarang mengangkat kisah sejarah negaranya sendiri ke dalam bentuk film, bandingkan dengan negara Cina atau Amerika yang bangga dengan sejarah perjuangan negaranya. Film di Indonesia didominasi oleh keluarga Punjabi yang meluncurkan film film horor ala Indonesia. Punjabi menganggap film sebagai ladang bisnis, sehingga prinsip mengeluarkan sedikit dana untuk mendapat laba besar menjadi dasar permainan bisnis filmnya. Kemudian pada tahun 2012, Garin Nugroho mengangkat kisah kepahlawanan bangsa Indonesia ke dalam sebuah film layar lebar berjudul Soegija. Film ini berkisah tentang perjuangan seorang Romo bernama Monseignor Albertus Soegijapranata. SJ dalam melawan penjajah Jepang dan agresi militer Belanda kedua di Yogyakarta. Film ini diadaptasi dari buku Kesaksian Revolusioner Seorang Uskup Di Masa Perang dan Cacatan Harian Mgr. Alb. Soegijapranata SJ.

Film ini memiliki empat tokoh utama yang masing masing memiliki sudut pandang tentang kemerdekaan dan memiliki tidak semua tokoh utama mengalami konflik secara langsung. Tokoh yang pertama adalah Soegija, seorang Uskup Agung pertama di Indonesia. Tokoh yang kedua adalah Ling Ling, seorang gadis kecil dari keluarga Tionghoa. Tokoh yang ketiga adalah Mariyem, seorang perawat yang kakaknya bergabung dengan tentara perjuangan. Tokoh yang keempat adalah Hendrick Van Maurick, seorang wartawan Belanda yang meliput kegiatan tentara Belanda di Indonesia.

Film ini disutradarai oleh Garin Nugroho dengan menggandeng Djaduk Ferianto sebagai penata lagunya. Djaduk memasukkan lagu yang sudah diaransemen ulang, salahsatunya adalah lagu Bengawan Solo dan lagu Bunga Anggrek (versi bahasa Belanda dan bahasa Indonesia). Selama ini banyak sekali kajian film dipandang dari sudut visualnya saja dan kali ini penulis akan menelaah unsur lagu dengan aspek visual film.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pemikiran pada pemaparan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana aransemen lagu Bengawan Solo dalam membangun dramatika dalam film Soegija dan korelasi antara Lagu Bengawan Solo dalam film Soegija dengan fakta bahwa Lagu Bengawan Solo sudah menjadi lagu wajib bagi warga Jepang.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk memaparkan aransemen lagu Bengawan Solo dalam membangun dramatika film Soegija dan memberikan sebuah penjelasan antara Lagu Bengawan Solo dan korelasinya dengan fakta bahwa Lagu Bengawan Solo sudah menjadi lagu populer bagi warga Jepang.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

Menjelaskan hubungan lagu bengawan solo dan korelasinya dengan fakta bahwa Lagu Bengawan Solo sudah menjadi lagu populer bagi warga Jepang.Menjelaskan perubahan tangga nada lagu Bengawan Solo dan perubahan adegan ketika tangga nadanya berubah.Mengaplikasikan kemampuan menganalisis aransemen lagu Bengawan Solo dengan adegan yang ada pada film Soegija.

Tinjauan Pustaka

Beberapa sumber buku atau sumber pustaka diperlukan untuk mencukupi kebutuhan data penelitian. Buku-buku tersebut antara lain adalah:

Himawan Pratista yang dalam buku berjudul Memahami Film tahun 2008 membahas tentang unsur-unsur pembentuk film dengan lebih sistematis dan rinci. Aspek naratif dan sinematik satu sama lain saling berhubungan erat. Tidak dijelaskan unsur seni film secara utuh dan lengkap namun setidaknya dapat membantu para pecinta film dalam meletakkan dasar berpijak untuk bisa memahami film lebih baik.

Apresiasi film akan membuat kita mahir melakukan pilihan-pilihan dari tontonan film yang telah jadi bagian dari lingkungan hidup kita. Apresiasi film akan mendorong kita menghargai film-film, baik film nasional maupun asing, yang dibuat dengan niat membuat film yang baik. Seperti yang dituturkan Marselli Sumarno dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Apresiasi Film pada tahun 1996.

Joseph M. Boss dalam buku berjudul The Art of the Film yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Drs. Asrul Sani tahun 1992 menyatakan: adalah mustahil untuk membayangkan sesuatu yang dapat dilihat oleh mata atau disengar oleh telinga, baik sesuatu yang benar-benar ada maupun sesuatu yang ada dalam khayalan, yang tidak dapat disajikan dalam media film. Film tidak hanya terbatas dalam lingkup subyek tetapi juga cakupan cara pendekatan pada materi tersebut.

Mari Membuat Film yang diterbitkan oleh Penerbit Erlangga pada tahun 2009 merupakan karya dari Heru Effendy memang belum bisa dikatakan lengkap isinya. Perihal kreativitas produser, dan pemahamannnya dalam pemasaran, promosi dan distribusi film belum dibahas secara menyeluruh. Namun demikian, fokus pada manajemen produksi film yang ada dalam buku ini adalah satu hal yang penting dan mutlak untuk dikuasai oleh seorang produser film. Kelugasan buku ini menjadi suatu kelebihan yang bermanfaat bagi studi formal manajemen produksi film.

Anselm Strauss dan Juliet Corbin tahun 2003 menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penafsiran kualitatif atas data. Uraiannya ditulis sejernih dan seterang mungkin. Buku Dasar-dasar Penelitian Kualitatif yang menyajikan berbagai langkah dan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siapa pun yang memulai analisis kualitatif penelitian penelitian untuk membangun teori sampai taraf yang maujud. Ada pula buku berjudul Metode Penelitian Sosial karya Yulius Slamet (2006) membantu dalam memahami konsep penelitian dengan cara kualitatif. Buku tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penafsiran kualitatif atas data. Akhirnya dapat dipahami tentang konsep penelitian yang baik dan benar. Selain itu ramuan pendapat, informasi, dan rangkuman dari berbagai sumber referensi dikemas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru tahun 2009. Membantu dalam mengartikan kata yang belum diketahui sehingga didapatkan definisi yang tepat. Berbagai macam definisi kata terkemas rapi dan mudah dipahami. Demikian pula Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta memiliki buku panduan sebagai pedoman mahasiswa untuk menyusun Tugas Akhir memberi kemudahan berkaitan dengan penyelesaian studi mahasiswa jenjang strata satu. Buku Panduan Tugas Akhir Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta 2009 sebagai pedoman dalam menulis skripsi. Diharapkan dengan buku pedoman ini mahasiswa tidak lagi kebingungan dengan ketentuan penulisan.

Landasan TeoriFilm

Proses pembuatan film membutuhkan waktu yang sangat panjang yakni masa pra produksi, produksi sampai paska produksi. Dalam pembuatan film tidak mudah dan tidak sesingkat yang kita tonton, membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang diperlukan proses pemikiran dan proses teknik. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan, dan cerita yang akan digarap. Proses teknik berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan ide, gagasan menjadi sebuah film yang siap ditonton. Pencarian ide atau gagasan ini dapat berasal dari mana saja, seperti, novel, cerpen, puisi, dongeng, bahkan dari sejarah ataupun cerita nyata.

Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni, naratif (cerita) dan non-naratif (non cerita). Film fiksi memiliki struktur naratif yang jelas sementara film dokumenter dan eksperimental tidak memiliki struktur naratif. Himawan Pratista. 2008. 4. Kekuatan dan kemampuan sebuah film menjangkau banyak segmen sosial, membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Film merupakan dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas yang mewakili realitas kelompok masyarakat.

Lagu

Lagu dan Film mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling melangkapi. Lagu dapat digambarkan lewat film dan film dapat digambarkan lewat lagu. Lagu bisa menjadi hal yang sangat penting dalam dunia perfilman karena lagu dpat mendukung dalam mengalirkan suasana. Emosi penonton dibuat larut juga melalui lagu.

Biarpun editing membagi-bagi film menjadi sebuah bagian yang terpisah-pisah, kesinambuangan dan bentuk tak tetap dari media ini tetap dipertahankan, karena sambungan-sambungan ini menciptakan pola-pola irama yang jelas dan tidak memutus-mutuskan arus aliran gambar dan suara. Karena lagu memiliki sifat-sifat irama dan kesinambungan aliran yang sama, ia mudah sekali diserasikan pada irama dasar film dan pada raut atau bentuknya yang serba berobah. Pertalian antara lagu dan film ini membuat kita dapat menerima keduanya sebagai satu kesatuan, sebagai isi dan sampul dari bungkusan yang sama, seakan-akan lagu hidup dengan salah satu cara yang magis sebagai bawaan setiap film.

Metode Penelitian

Objek Penelitian

Material yang diteliti adalah film Soegija karya Garin Nugroho (2012) yang diproduksi oleh Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta.

Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti. Deskripsi kualitatif (dengan mendeskripsi) kualitas suatu gejala yang menggunakan ukuran perasaan sebagai dasar penilaian. Yulius Slamet. Metode Penelitian Sosial. (Surakarta: Sebelas Maret University Press. 2006.) 8. Penelitian berdasarkan fakta dan data yang diperoleh selama riset. Hasil penilaian tidak ditampilkan dalam kualitas namun dalam kuantitas.

Sumber Data Penelitian

Jenis dan sumber data penulisan ini diperoleh dari:

Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini ada dua, yaitu kerja lapangan dengan wawancara dengan Akademisi Musik, Praktisi Musik dan Pemerhati Musik. Kedua adalah wawancara dengan kru film yang terdiri dari sutradara, penata suara, penulis naskah dan produser film soegija.

Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini berupa resensi-resensi tentang analisis komposisi lagu dalam adegan yang dipandang mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data pada realitas yang tidak tunggal. Data pendukung dikumpulkan dari berbagai artikel dan studi literatur sebagai penunjang penelitian. Data sekunder meliputi data internet, koran, dan juga buku-buku.

Teknik pengumpulan data

Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan upaya guna memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian dengan cara mempelajari berbagai literatur, baik buku-buku, jurnal, majalah umum maupun internal dan sebagainya.

Observasi

Observasi berupa hasil wawancara dengan Akademisi Musik, Praktisi Musik dan Pemerhati Musik serta wawancara dengan kru film yang terdiri dari sutradara, penata suara, penulis naskah dan produser film soegija.

Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam proses penelitian, disusun dan dicatat berdasarkan pembagian sequence, scene dan shot untuk proses analisis. Menggunakan analisis aransemen lagu Bengawan Solo dalam membangun dramatika film Soegija dan memberikan sebuah penjelasan antara Lagu Bengawan Solo Jepang dalam film Soegija dengan fakta bahwa Lagu Bengawan Solo sudah menjadi lagu wajib bagi warga Jepang.

Wawancara

Proses wawancara dilakukan kepada Akademisi Musik, Praktisi Musik dan Pemerhati Musik serta wawancara dengan kru film yang terdiri dari sutradara, penata suara, penulis naskah dan produser film soegija, hal ini juga untuk menjaga objektivitas data.

SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penyusunan Tugas Akhir akan terbagi menjadi beberapa bab yang berisi uraian penjelasannya dan dibagi kembali dalam beberapa topik subbab. Bab satu sebagai pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua berisi tentang penjabaran film Soegija. Bab tiga berisikan beberapa bab yang menyajikan pembahasan, laporan penelitian, berupa penyajian data dan analisis data yang mencerminkan hubungan antara rumusan masalah, landasan teori dan hasil penelitian. Bab empat berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.