USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENERAPAN LEGO BRICKS DALAM PEMBELAJARAN
SEBAGAI STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KECERDASAN MATEMATIS SISWA DALAM
MENGHITUNG BILANGAN BERPANGKAT
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA
DIUSULKAN OLEH :
Mutia Rahma Setyani 2014830014 / 2014
Sylmi Wulan Dita 2014830014 / 2014
Intan Nur Tunggadewi 2013830023 / 2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA
2016
i
ii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ........................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Daftar Tabel dan Gambar .................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1
1.4 Kegunaan ....................................................................................... 2
1.5 Luaran ............................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................ 3
BAB 3. METODA PENELITIAN ..................................................................... 6
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 6
3.2 Metode Penelitian ........................................................................... 6
3.3 Desain Penelitian ............................................................................ 6
3.4 Subyek Penelitian............................................................................ 8
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 8
3.6 Teknik Analisis Data....................................................................... 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 11
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 11
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P ................................................. 11
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-P ................................................................... 11
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejatinya, setiap anak dilahirkan cerdas dengan membawa potensi dan
keunikan masing-masing. Seperti halnya masing-masing anak memiliki
kecerdasan matematis logis. Dapat diartikan bahwa kecerdasan matematis
logis menurut Gardner adalah kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan
secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman
pola-pola abstrak dan hubungan-hubungan (Suyono dan Hariyanto, 2014,
Belajar dan Pembelajaran, hlm.12). Sehingga anak memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai
solusinya, atau setidaknya anak dapat memahami pembelajaran matematika
yang diberikan.
Dalam perkembangannya, masih banyak anak yang belum memahami
pelajaran matematika dengan baik, dimana salah satu bukti nyatanya adalah
anak sulit untuk mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan. Hal
tersebut berhubungan dengan kecerdasan matematis masing-masing individu.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas 4 SDN Serua Indah 1, ternyata
masih ada siswa yang tidak dapat mengerjakan soal untuk materi bilangan
berpangkat. Oleh karena itu, untuk mensiasati kecerdasan matematika siswa
dalam kemampuan menghitung bilangan berpangkat, guru harus memberikan
upaya atau inovasi dalam pembelajaran yang menarik minat siswa tersebut
dan juga mampu menjelaskan materi bilangan berpangkat tersebut dengan
mudah. Dalam hal ini akan dibuktikan dengan media permainan lego bricks.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan
mengadakan penelitian tentang upaya peningkatan kecerdasan matematika
siswa kelas 4 SD dalam kemampuan mengolah pecahan yang berjudul:
”Penerapan Lego Bricks dalam Pembelajaran Sebagai Strategi untuk
Meningkatkan Kecerdasan Matematis Siswa dalam Menghitung Bilangan
Berpangkat”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan suatu masalah yang ada yaitu, “Apakah lego bricks dapat
meningkatkan kecerdasan matematis siswa kelas 4 SD dalam kemampuan
menghitung bilangan berpangkat?”.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang diangkat di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan mendeskripsikan kecerdasan matematis siswa kelas 4
SD dalam menghitung bilangan berpangkat setelah menggunakan lego bricks.
2
1.4 Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh semua kalangan,
terutama untuk disiplin ilmu pendidikan dalam bagaimana cara pengajaran
yang diterapkan untuk meningkatkan kecerdasan matematis siswa kelas 4 SD
dalam mengolah bilangan berpangkat melalui metode permainan lego bricks.
1.5 Luaran
1) Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada Jurnal Nasional.
2) Seminar Nasional.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
1. Pengertian Kecerdasan Matematis
Kecerdasan logika matematis merupakan salah satu kecerdasan
yang terdapat dalam kecerdasan multiple intelegences.Kecerdasan
matematis-logis adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan
mengolah angka dengan baik dan atau kemahiran menggunakan penalaran
atau logika dengan benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
hubungan logis, hubungan sebab akibat, dan logika-logika lainnya. Proses
yang digunakan dalam kecerdasan matematis-logis ini antara lain
klasifikasi (penggolongan/pengelompokan), pengambilan kesimpulan dan
perhitungan.
Menurut Prasetyo dan Andriyani (2009), kecerdasan logika-
matematika diartikan sebagai kapasitas untuk menggunakan angka,
berpikir logis untuk menganalisa kasus atau permasalahan dan melakukan
perhitungan sistematis.Sementara menurut Yus (2011: 71), kecerdasan
logika matematis untuk memahami dasar-dasar operasional yang
berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat
pola dan hubungan sebab akibat dan pengaruh. Oleh karena itu, dapat
disimpukan bahwa kecerdasan logika matematika adalah kemampuan
untuk memahami dasar-dasar operasional, berpikir logis untuk
menganalisa suatu kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan
sistematis.
2. Definisi Lego Bricks
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lego adalah
permainan bongkar plastik. Sedangkan dalam definisinya lego merupakan
sejenis alat permainan bongkah plasterk kecil yang terkenal di dunia,
khususnya di kalangan anak-anak hingga remaja, baik laki-laki ataupun
perempuan. Bongkahan serta kepingan lain pada lego dapat disusun
menjadi model apa saja, seperti bangunan, kota, mobil, patung, kapal,
pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, bahkan robot pun dapat dibuat.
Ada beragam jenis lego, mulai dari lego dasar atau lego bricks (batu bata),
lego creator yang dapat menjadikan anak kreatif dalam membuat benda-
benda yang ada di imajinasinya, hingga lego karakter atau minifigure lego
yang kepingannya sangat kecil dan melatih ketelitian anak untuk
merangkai dan menjadikannya seperti karakter yang ia inginkan. Semua
jenis lego memiliki banyak manfaat. Namun, ada satu jenis lego yang
dapat digunakan untuk membantu anak belajar matematika, yaitu lego
bricks atau mungkin yang lebih dikenal dengan lego batu bata.
4
Lego bricks adalah sebuah mainan plastik yang berwarna-warni
dan dapat dan dibongkar dengan berbagai macam cara. Lego bricks sangat
cocok untuk anak karena sifat dari permainan ini adalah bongkar dan
pasang, hal itu sesuai dengan rasa ingin tahu anak. Dimana mereka selalu
mencoba menemukan hal-hal baru untuk dicoba. Lego bricks sendiri juga
merupakan sebuah alat untuk membentuk karakter dan kemampuan
motorik kepada individu yang memainkannya. Lego bricks adalah sarana
belajar yang tepat bagi anak.
3. Definisi Bilangan Berpangkat
Menurut Suyono (2013, 71), bilangan berpangkat adalah apabila
sebuah bilangan real dilambangkan dengan huruf a kemudian bilangan
bulat dilambangkan dengan huruf n, maka bilangan berpangkat dapat kita
tuliskan menjadi an
(a pangkat n) yang mana merupakan perkalian
bilangan a secara berulang sebanyak n faktor. Bilangan berpangkat dapat
dinyatakan dengan rumus di bawah ini:
4. Pembelajaran Bilangan Berpangkat Melalui Permainan Lego Bricks
Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas manusia untuk
memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol yang
kemudian diterapkan pada situasi nyata yang menyenangkan (Hamzah B.
Uno, 2010, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, hlm.110). Belajar matematika bagi
para siswa merupakan alat untuk menyampaikan informasi melalui
persamaan-persamaan atau tabel pembelajaran matematika.
Dalam pelaksanaannya, menurut siswa pembelajaran matematika
merupakan pembelajaran yang tidak sederhana, terlalu sulit atau bahkan
menakutkan sehingga menyebabkan matematika tidak mudah dipelajari
dan banyak siswa yang tidak tertarik yang pada akhirnya siswa tidak
menyukai pembelajaran matematika.
Begitupula dalam pembelajaran bilangan berpangkat, dimana siswa
mengalami kesulitan dalam menghitung hasil dari bilangan berpangkat
tersebut. Hal itu bisa terjadi dikarenakan kurang mampunya siswa dalam
perkalian dan pemahaman siswa terhadap konsep dari bilangan berpangkat
itu sendiri. Hal lain yang mempengaruhi adalah peran guru dalam
5
menjelaskan materi tersebut. Padahal, guru merupakan variabel yang
paling mempengaruhi dalam proses perancangan sebuah pembelajaran.
Sebuah alternatif pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menarik
minat siswa untuk memperlajarinya merupakan hal yang harus disiasati
guru untuk menunjang keberhasilan siswa dalam memahami materi-materi
yang diberikan.
6
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Pada dasarnya, subyek penelitian ini adalah salah seorang siswa kelas
4 di SDN Serua Indah 1, akan tetapi untuk keefektifan pelaksanaannya akan
dilakukan di dua tempat, yakni di kelas dan di rumah siswa tersebut. Hal
tersebut dikarenakan agar tidak terlalu mengambil waktu siswa tersebut
ketika disekolah dan tidak mengganggu proses KBM yang ada di kelas
tersebut. Kemudian, penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret
hingga Juni 2017. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan
jadwal mata pelajaran di sekolah dan jadwal siswa belajar dirumah.
3.2 Metode Penelitian
Peneliti memilih menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan
menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian ini dapat digunakan
untuk memahami karakter dan kesulitan siswa bersangkutan mengenai materi
bilangan berpangkat tersebut, misalnya dengan wawancara mendalam dan
diskusi kecil bersama informan dan siswa tersebut sehingga akan ditemukan
pola-pola yang jelas.
3.3 Desain Penelitian
Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui
tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini disusun
secara sistematis agar diperoleh data secara sistematis pula. Ada empat tahap
yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu:
a. Tahap Pra-lapangan
Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan. Ada lima
langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
1. Menyusun rancangan penelitian
Pada tahap ini, peneliti membuat usulan penelitian atau proposal
penelitian yang sebelumnya didiskusikan dengan dosen pembimbing
dan mahasiswa. Pembuatan proposal ini berlangsung sekitar satu
bulan melalui diskusi yang terus-menerus dengan dosen pembimbing
dan mahasiswa.
2. Memilih lapangan penelitian
Peneliti memilih dua tempat penelitian, yaitu di kelas dan di rumah
dari siswa tersebut, agar penelitian dapat berjalan secara efektif tanpa
banyak mengambil waktu siswa belajar dikelas dan mengganggu
kegiatan KBM yang berlangsung.
7
3. Menjajaki dan Menilai Lapangan
Pada tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang
situasi pembelajaran matematika dan khususnya pada materi bilangan
berpangkat siswa tersebut. Hal seperti ini dilakukan agar peneliti lebih
siap terjun ke lapangan serta untuk menilai keadaan, situasi, latar
belakang dan konteksnya sehingga dapat ditemukan dengan apa yang
dipikirkan oleh peneliti.
4. Memilih dan Memanfaatkan Informan
Pada tahap ini peneliti memilih dua orang informan. Informan
pertama merupakan guru yang benar-benar tahu dan terlibat dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, yakni wali kelas siswa. Kemudian,
informan kedua adalah orang tua siswa yang benar-benar tahu
kegiatan belajar siswa dan perkembangan siswa dirumah. Keterangan
yang diberikan oleh para informan tersebut dimanfaatkan peneliti
untuk melancarkan pengumpulan data penelitian.
5. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau kebutuhan
yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.
b. Tahap Lapangan
Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar
penelitian agar dapat merumuskan masalah.
2. Memasuki Lapangan
Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang
akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa
yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika
pergulan dan norma-norma yang berlaku di dalam lapangan penelitian
tersebut.
3. Berperan serta sambil mengumpulkan data
Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam
field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, observasi,
pengamatan atau menyaksikan sendiri situasi tersebut.
c. Tahap Analisa Data
Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat
memudahkan dalam menentukan tema yang sesuai dengan data. Pada
tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber, dikumpulkan,
diklasifikasikan dan analisa dengan komparasi konstan.
8
d. Tahap Penulisan Laporan
Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga
dalam tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil
penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur
penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang baik pula
terhadap hasil penelitian.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seorang siswa
kelas 4 di SDN Serua Indah 1.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini
peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah
mendalam, jelas dan spesifik. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono
(2012:225) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti
memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik
pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan
mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu
dengan mengamati proses pembelajaran matematika di kelas dan kegiatan
belajar siswa dirumah.
b. Wawancara
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama
dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara
mendalam (in-depth interview). Namun disini peneliti memilih melakukan
wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang
kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman
pribadi.
Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin
kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum
dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau
memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas
mengenai topik penelitian.
9
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2012:240), dikumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto,
video, serta data-data mengenai situasi belajar Matematika anak autis.
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan
dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto dan video.
3.6 Teknik Analisis Data dan Triangulasi
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam
dengan informan kunci, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan
mengetahui situasi obyek penelitian. Setelah melakukan wawancara, analisis
data dimulai dengan membuat transkrip hasil wawancara, dengan cara
memutar kembali rekaman hasil wawancara, mendengarkan dengan seksama,
kemudian menuliskan kata-kata yang didengar sesuai dengan apa yang ada
direkaman tersebut.
Selain itu analisis data juga dilakukan dengan membandingkan hasil
pengamatan pada siklus I dan II yang telah dilakukan, untuk mencari apakah
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan matematis siswa
tersebut setelah menggunakan media pembelajaran lego bricks.
Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip,
selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan
reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi,
yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai
dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata-kata yang tidak perlu
sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan
bahasa informan.
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah
triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:241), triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi ini meliputi
triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi data/analisis.
a) Triangulasi sumber dilakukan dengan cara cross-check data dengan fakta
dari sumber lainnya. Triangulasi ini dilakukan dengan cara mencari
orang-orang yang terlibat dalam proses penelitian ini yaitu guru dan anak
autis cara observasi.
b) Triangulasi metode dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode
dalam pengumpulan data. Selain menggunakan metode wawancara
mendalam (indepth-interview) terhadap informan, juga dilakukan
observasi untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.
10
Triangulasi data/analisis dilakukan dengan cara meminta umpan balik
dari informan yang berguna untuk alasan etik serta perbaikan kualitas
laporan, data, dan kesimpulan yang ditarik dari data tersebut. Untuk tiangulasi
data, peneliti mengecek kembali jawaban yang diberikan informan dengan
cara menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepada informan untuk
memastikan kebenaran jawaban.
11
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Peralatan penunjang Rp 3.450.000
2 Bahan habis pakai Rp 1.380.000
3 Perjalanan Rp 346.000
4 Lain-lain Rp 1.300.000
Jumlah Rp 6.760.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P
No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 Penyusunan
Proposal
2 Penyusunan
Penelitian
3 Penentuan Sampel q
4 Penentuan Analisis
Data
5 Penyusunan Laporan
6 Penyempurnaan
Penelitian
12
DAFTAR PUSTAKA
Fistianti, Devita Norma. (2013). Pengaruh Permainan Konstruktif untuk
Mengembangkan Kreativitas Anak. Website:
http://eprints.ums.ac.id/27806/22/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Rohmitawati. (2011). Mengasah Kecerdasan Matematis Logis Anak Sejak Usia
Dini. Diperoleh dari PPPPTK Matematika Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, website: p4tkmatematika.org/2008/11/mengasah-kecerdasan
matematis-logis-anak-sejak-usia-dini/
Siska. (2013). Penerapan Kecerdasan Logika Matematika.
Website: http://raudathulathfal.blogspot.com/2013/04/penerapan
kecerdasan-logika-matematika.html
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suryadi. (2009). Permainan Edukatif Yang Mencerdaskan. Yogyakarta: Power
Books.
Suyono dan Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda.
Uno, Hamzah B. (2010). Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran: Sebuah
Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.
Vitria, Shona. (2014). 8 Manfaat Edukatif Bermain Lego Untuk Anak. Website:
http://zetatoys.com/blog/8-manfaat-edukatif-bermain-legountukanak/
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ririn Widiyasari, M. Pd
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 Program Studi Pendidikan Matematika
5 NID 20.1347
6 NIDN 0304038702
7 Tempat dan Tanggal Lahir Batang, 04 Maret 1987
8 E-mail [email protected]
9 Nomor Telepon/HP 085740666438/081215454329
10 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat
Tangsel
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas Negeri
Semarang
Universitas Negeri
Semarang
Jurusan Matematika Pendidikan
Matematika
Tahun Masuk-Lulus 2005-2009 2010-2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1
Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY
Pengembangan
Pembelajaran
Matematika Model
Eliciting Activities untuk
Meningkatkan
Penguasaan Konsep
Matematika pada Materi
Segitiga Kelas VII
09 November
2013, FMIPA
UNY. Yogyakarta
2
Seminar Nasional
Matematika Sains dan
Teknologi 2013 dengan
Tema: “Pembangunan dan
Lingkungan Hidup dalam
Prespektif Sains dan
Teknologi”
Aplikasi Program Linear
dalam Pendistribusian
Daya Listrik
18 November
2013, FMIPA UT.
Tangerang
Selatan
3 Seminar Nasional
Matematika
Pengembangan
Pembelajaran
Matematika Berbantuan
Media E-Learning untuk
Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Siswa Pada Materi
Bangun Datar Segi
Empat Kelas VII
Desember 2015,
Tangerang
Selatan
4
Seminar Nasional
Matematika
Tema: “Peranan
Matematika dalam
Pengelolaan Resiko”
Meningkatkan Aktivitas
Belajar Mahasiswa
Melalui Teknik Mind
Map pada Mata Kuliah
Matematika Diskrit.
24 September
2016, Jurusan
Matematika
Universitas
Parahyangan
(Unpar). Bandung
5
International
Multidisciplinary
Conference 2016
Development of
Mathematics Learning
with Problem Based
Instruction Model to
Increasing Self
Regulated Learning
November 2016,
Universitas
Muhammadiyah
Jakarta
D. Artikel yang Dimuat dalam Jurnal Ilmiah (5 Tahun Terakhir)
No. Nama Jurnal Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
Jurnal FIBONACCI
(Jurnal Pendidikan
Matematika dan
Matematika) Vol. 1,
No. 1 ISSN 2460-
7797
Pengembangan Pembelajaran
Matematika Konstruktivis
Berbantuan E-Learning untuk
Meningkatkan Penguasaan
Konsep Matematika Pada
Materi SPLDV Kelas VIII
Juni 2015,
Tangerang
Selatan
2
Jurnal Teknodik
(Teknologi
Pendidikan) Vol. 19,
No. 2 ISSN: 2088 –
3978
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika
Metode Power Teaching
Berbasis Konstruktivis
Berbantuan Media E-Learning
Agustus 2015,
Jakarta
3
Jurnal FIBONACCI
(Jurnal Pendidikan
Matematika dan
Matematika) Vol. 1,
No. 2 ISSN 2460-
7797
Pengembangan Pembelajaran
Matematika dengan Bantuan
Media E_Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah
Matematika
Desember 2015,
Tangerang
Selatan
4
Jurnal FIBONACCI
(Jurnal Pendidikan
Matematika dan
Matematika) Special
Edition 1 ISSN
2460-7797
Aplikasi Program Linier untuk
Optimasi Biaya
Pendistribusian Daya Listrik
dengan Menggunakan
Program Lindo
Agustus 2016,
Tangerang
Selatan
5
Jurnal Teknodik
(Teknologi
Pendidikan) Vol. 20,
No. 2 ISSN: 2088 –
3978
Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Mahasiswa
dengan Mind Map Berbantuan
E-Learning Melalui Edmodo
Agustus 2016,
Jakarta
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang (15-25%)
Material
Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Lego Bricks
Creator
Media
pembelajaran 1 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Laptop
Sewa laptop
untuk
menyusun
berkas dan
laporan
1
Untuk 4 bulan Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Printer
Sewa printer
untuk
mencetak
berkas dan
hasil laporan
1
Untuk 4 bulan Rp 800.000 Rp 800.000
Flashdisk HP
V250W 32GB
Menyimpan
data dan
dokumen
penelitian
1 Rp 150.000 Rp 150.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 3.450.000
2. Bahan Habis Pakai (30-40%)
Material
Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Tinta HP
Printer 1010
802
Mencetak
berkas dan
laporan akhir
5 kotak Rp 200.000 Rp 1.000.000
Kertas HVS
Paper One A4
80gr
Mencetak
berkas dan
laporan akhir
5 rim Rp 40.000 Rp 200.000
Alat Tulis dan
Penjilidan
Mencatat data
dan menyusun
laporan akhir
1 Rp 180.000 Rp 180.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.380.000
3. Perjalanan (15-25%)
Material
Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Perjalanan dari
rumah ke
sekolah
Survey data 5 kali Rp 30.000 Rp 150.000
Perjalanan dari
rumah ke rumah Survey data 8 kali Rp 12.000 Rp 96.000
siswa
Perjalanan
membeli dan
mencari
perlengkapan
penelitian
Menyusun
laporan 3 kali Rp 100.000 Rp 100.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 346.000
4. Lain-lain
Material
Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Seminar
Nasional
Publikasi hasil
penelitian 1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Jurnal
Nasional
Publikasi hasil
penelitian 1 Rp 300.000 Rp 300.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.300.000
TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.) Rp 6.760.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama /NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1 Mutia
Rahma
Setyani/
2014830014
Pendidikan
Matematika
Matematika 14 jam/
minggu
Mengkoordinasi
anggota dan
mensurvey
tempat
2 Sylmi
Wulan Dita/
2014830014
Pendidikan
Matemtatika
Matematika 12 jam/
minggu
Mengambil dan
menganalisis
data
3 Intan Nur
Tunggadewi/
2013830023
Pendidikan
Matematika
Matematika 10 jam/
minggu
Menulis laporan