i
UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN KARAKTER
SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
S K R I P S I
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ERNA ENDAH RAHAYU
NIM: 12.31.1.1.138
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2017
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
barokah-Nya, sebuah karya sederhana ini dengan tulus kupersembahkan
kepada :
1. Bpk.Sanasmo dan Ibu Sundiyah (Almh) yang selalu menyayangiku,
mendukung dengan materi do‟a maupun nasehatnya.
2. Kakakku M. Affandi, Samsul Hadi, Nilus Sangadah, Umi Faozah yang
telah menyayangi dan mendukung.
3. Keponakanku Eka Yulianti, A. Rizki M. yang telah memberikan
semangat.
4. Sahabat terbaikku Muhammad Zulkarnain, Rofiyatun Nurul, Agreta Nur
yang selalu menyemangati dan mensuportku.
5. Almamater IAIN Surakarta.
v
MOTTO
“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.
(QS.Al-Baqarah: 110)
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
( QS. Yusuf : 87)
vi
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK
DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA KELAS VIII DI MTs
NEGERI SURAKARTA II TAHUN PELAJARAN 2017/2018”. Shalawat dan
salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun
hasanah kita, Rasulullah Muhammad saw.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan,
motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menghaturkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Mudhofir, S. Ag., M.Pd selaku Rektor IAIN Surakarta.
2. Dr. H.Giyoto, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
3. Drs. Suluri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
4. Dr. H. Baidi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis.
5. Dr. Fetty Ernawati, S.Psi, M.Pd selaku Wali Studi yang telah membimbing
dan memberikan arahan studi.
6. Drs. Sunarto, M. Pd selaku Kepala Madrsah MTs Negeri Surakarta II yang
telah memberikan ijin penelitian.
7. Siti Rofi‟ah, M.Pd selaku Waka Kesiswaan MTs Negeri Surakarta II.
8. Akmalia, S. Ag selaku Guru Akidah Akhlak yang telah membantu dalam
penelitian ini.
viii
9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku, serta
selalu memberikan doa untukku.
10. Bapak/Ibu Guru MTs Negeri Surakarta II yang telah memberikan
dukungan dalam penelitian ini..
11. Teman-teman PPL 2016 MTs Negeri Surakarta II yang telah banyak
memberikan motivasi.
12. Semua pihak yang telah membatu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umunya.
Surakarta, 15 September 2017
Penulis,
Erna Endah Rahayu
123111138
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING .................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO.... ....................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................... 10
1. Upaya Guru Akidah Akhlak ..................................................... 10
a. Pengertian Guru Akidah Akhlak ....................................... 10
b. Kompetensi Guru Akidah Akhlak ..................................... 13
c. Sifat-sifat Guru Akidah Akhlak ........................................ 14
d. Persyaratan Guru Akidah Akhlak ...................................... 16
e. Peran Guru Akidah Akhlak ............................................... 19
f. Tugas dan tanggungjawab Guru Akidah Akhlak .............. 21
2. Pendidikan karakter .............................................................. 23
a. Pengertian Pendidikan Karakter ......................................... 23
b. Dasar Pendidikan Karakter ................................................. 27
x
c. Tujuan Pendidikan Karakter ............................................... 29
d. Pilar-pilar pendidikan Karakter .......................................... 30
e. Tahap-tahap Pendidikan Karakter ...................................... 34
f. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ............................................. 35
g. Faktor Lingkungan Pendidikan Karakter .............................. 54
h. Metode Pendidikan Karakter di Sekolah ............................ 56
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ................................................... 59
C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 61
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian .................................... 63
B. Setting Penelitian ........................................................................... 64
C. Subyek dan Informan Penelitian .................................................... 65
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 65
E. Teknik Keabsahan Data ................................................................ 67
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 68
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 71
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 75
C. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 79
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 85
B. Saran-saran ..................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA.. .................................................................................... 87
LAMPIRAN ..................................................................................................... 89
xi
ABSTRAK
Erna Endah Rahayu. (12.31.1.138) Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Pembina
an Karakter Siswa Kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2017/2018, Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Surakarta.
Pembimbing : Dr. H. Baidi, M. Pd Kata Kunci: Upaya Guru Akidah Akhlak, Pembinaan Karakter.
Seiring perubahan zaman yang semakin maju, berubah pula tatanan
kehidupan masyarakat. Dari hal yang paling kecil, misalnya tegur sapa. Dahulu
setiap kali bertemu dengan orang, yang muda menyapa yang tua, akan
tetapi sekarang adat seperti itu telah menurun. Fenomena kemerosotan karakter
atau akhlak anak pada usia remaja seperti pelecehan seksual, berkelahi, sikap
arogan, bertutur kata yang kotor, tidak menghargai orang lain, dan sebagainya
apabila dibiarkan dan tidak diarahkan dengan tepat dapat meningkat menjadi
tindak kejahatan. Hal ini menjadi peluang bagi guru akidah akhlak untuk
melakukan upayanya dengan menekan sekecil mungkin hal- hal negatif tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Upaya guru akidah
akhlak dalam pembinaan karakter, 2). Kendala yang dihadapi Guru akidah
Akhlak dalam pembinaan karakter siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh di lapangan kemudian disusun dengan
memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk
dapat ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Upaya yang dilakukan Guru
akidah akhlak dalam pembinaan karakter siswa MTs Negeri Surakarta II
diantaranya: Memberikan nasihat, membangun pembiasaan, memberikan teladan,
menyediakan fasilitas yang mendukung, dan berkomunikasi dengan berbagai
pihak, (2) Permasalahan yang dihadapi Guru akidah akhlak, diantaranya
adalah: kurangnya kesadaran dari siswa, fasilitas dan sarana yang kurang
lengkap, serta pengaruh dari lingkungan pergaulan.
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01 : Teknik Analisis Data Model Interaktif dari
Miles&Huberman(2008:92) .......................................................... 70
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ...................................................................................................... 89
Lampiran 2 ....................................................................................................... 90
Lampiran 3 ....................................................................................................... 91
Lampiran 4 ....................................................................................................... 92
Lampiran 5 ....................................................................................................... 93
Lampiran 6 ....................................................................................................... 98
Lampiran 7 ....................................................................................................... 108
Lampiran 8 ....................................................................................................... 111
Lampiran 9 ....................................................................................................... 120
Lampiran 10 ..................................................................................................... 136
Lampiran 11 ..................................................................................................... 140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan saat ini pendidikan karakter tidaklah
menjadi sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Pendidikan merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter),
pikiran dan tubuh anak. Ketigannya tidak boleh dipisahkan, agar anak
dapat tumbuh dengan sempurna. Pengakuan akan akhlak Nabi yang sangat
agung bukan hanya dari manusia, tetapi dari Allah. Firman Allah dalam
QS. Al-Qalam [68]:4
وإنك لعلى خلق عظيم
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung”. QS. Al-Qalam[68]:4
Rasululloh Saw adalah sebaik-baiknya manusia yang memiliki
budi pekerti paling mulia. Karena keluhuran akhlak dan budi itulah Allah
Swt menjadikannya sebagai teladan yang baik bagi umat manusia,
khususnya bagi umat islam. Allah Swt berfirman :
لكم ف رسول اللو أسوة حسنة لمن كان ي رجو اللو والي وم لقد كان اآلخر وذكر اللو كثريا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah”. (QS. AL-Ahzab[33]:21)
1
2
Ayat di atas memerintahkan manusia untuk senantiasa meneladani
akhlak Rasulullah SAW karena akan datang syafa‟at di hari kiamat
sebagai bentuk pertolongan. Pendidikan karakter merupakan bagian
terpenting yang tidak boleh dipisahkan dalam isi pendidikan. Salah satu
bapak pendiri bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno,
bahkan menegaskan: “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan
pembangunan karakter (character building) karena character building
inilah yang akan membuat bangsa indonesia menjadi bangsa yang besar,
maju dan jaya, serta bermartabat. Di Indonesia pelaksanaan pendidikan
karakter saat ini memang dirasakan mendesak. Gambaran situasi
masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi
pokok implementasi pendidikan karakter di Indonesia. (Muchlas Samani
dan Hariyanto, 2011: 6)
Pembentukan karakter juga menjadi fungsi utama dari pendidikan
nasional. Hal ini telah tercantum dalam Undang-Undang No.23 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional pada Bab 2 Pasal 3, yang
menyebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan
yang baik (habituation). Sehingga peserta didik mampu bersikap dan
3
bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya, harus
melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik
atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action),
sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta
didik.
Pendidikan karakter diperlukan agar setiap individu menjadi lebih
baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga
negara yang lebih baik. Dalam rangka menumbuhkembangkan generasi
muda yang lebih baik inilah, pendidikan karakter memegang peran sangat
penting, disamping berlangsung di rumah, dan masyarakat. Dalam hal ini
guru berperan penting untuk meningkatkan pendidikan karakter di sekolah.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan
kehidupan anak didik, untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan
loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa
mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Karena
besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya setiap hari guru
meluangkan waktu demi kepentingan anak didiknya meskipun suatu ketika
ada anak didiknya yang berbuat kurang sopan kepada orang lain, bahkan
dengan sabar dan bijaksana guru memberikan nasihat bagaimana
bertingkah laku yang sopan pada orang lain (Akmal Hawi, 2013: 12).
Guru pendidikan agama Islam adalah seseorang yang mampu
mengajarkan, membimbing dan mengasuh anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan dapat memahami, menghayati dan
4
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu
pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan di dunia maupun di
akhirat kelak, serta mampu mengembangkan karakter anak didik agar
dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Akidah menurut etimologi adalah ikatan, sangkutan. Dalam
pengertian teknis artinya iman atau keyakinan. Sedangkan akhlak secara
bahasa yaitu perangai, tabiat, adat. Akidah akhlak adalah suatu ikatan atau
sangkutan sebagai bentuk dari tabiat atau perilaku. (Muhammad Daud,
2002: 199). Upaya guru akidah akhlak adalah segala usaha yang bersifat
keagamaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, yaitu
untuk mengembangkan potensi keagamaan anak didik menjadi manusia
yang baik, berbudi pekerti. Sedangkan upaya yang dilakukan dalam
membina karakter yaitu menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada
anak didik, meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan tentang
akhlak, menekankan dan memotivasi supaya mampu mengamalkan akhlak
yang baik, memberi tauladan yang baik.
Untuk mengarahkan dan membentuk karakter anak didik
diperlukan usaha secara optimal oleh setiap lembaga pendidikan
diantaranya melalui pembiasaan kegiatan sholat berjamah : sholat dhuha,
dhuhur dan jum‟at. Pembinaan karakter pada siswa kelas VIII di MTs
Negeri Surakarta II dibutuhkan kerjasama dari seluruh warga sekolah,
seperti: adanya kerjasama antara kepala sekolah dengan semua guru, baik
5
itu guru pendidikan agama Islam maupun guru mapel lain. Upaya yang
dilakukan dalam proses pembelajaran untuk membina karakter pada
peserta didik antara lain: Guru hadir tepat waktu (disiplin), masuk kelas
mengucapkan salam (religius), kemudian berdoa terlebih dahulu, setelah
itu guru menyuruh siswa untuk membaca surat pilihan yaitu surat Al-
Fatihah, An-Naas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas. Mengecek kehadiran siswa,
kerapian berpakaian (disiplin)
Hal tersebut merupakan upaya guru pendidikan agama Islam dalam
membina karakter, diharapkan agar siswa terbiasa membaca Al-Quran
baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu untuk mengembangkan
karakter, disela-sela pembelajaran guru memberikan nasehat atau teladan
agar setiap bertemu mengucapkan salam baik di lingkungan madrasah
ataupun diluar, setiap kali bertindak harus disertai dengan basmallah,
menghargai teman kelas yang bertanya(rasa ingin tahu) kepada guru.
Setelah pembelajaran selesai tidak lupa guru menyuruh siswa untuk berdoa
dan mengucapkan salam. Di luar KBM guru menyuruh siswa untuk
melaksanakan sholat dhuha pada jam istirahat pertama (09.45-10.00),
untuk shalat dhuha wajib kelas VIII dilaksanakan pada hari rabu dan kamis
(06.45-07.00) dan melaksanakan sholat dhuhur berjama.ah pada jam
istirahat ke-dua (Observasi kelas VIII E Mapel Aqidah Akhlak, Ibu
Akmalia S.Ag, Jum.at, 19 Mei 2017).
Berdasarkan observasi hari Sabtu, 20 Mei 2017 yang dilakukan
oleh peneliti di MTs Negeri Surakarta II masih ada siswa yang tidak
6
melaksakanan sholat dhuha ketika jam istirahat pertama, dikarenakan
siswa lebih memilih istirahat untuk makan dan jajan atau ketika jadwal
sholat dhuha terlambat datang ke sekolah, selain itu dalam melaksanakan
sholat dhuha siswa tergesa-gesa sehingga sholat mereka tidak khusyuk.
Sama halnya dalam melaksanakan sholat dhuhur juga demikian masih ada
siswa yang tidak melaksanakan sholat dhuhur berjamaah dengan guru dan
siswa lainnya. Hukuman bagi siswa yang tidak melaksanakan sholat
berjamaah yaitu menghafalkan surat-surat pendek di lapangan dengan
maksud untuk memberikan efek jera pada siswa.
Dalam KBM masih ada siswa yang tidak mau membaca surat
pendek, yaitu siswa yang duduk di belakang, kurangnya sopan santun
dengan guru,kurangnya disiplin masuk kelas, kemudian ada juga siswa
yang waktu pulang tidak membaca doa dan hanya menunduk saja,
melanggar tata tertib seperti : memakai jilbab transparan bagi siswa putri,
memakai celana pensil bagi siswa putra, dikenakan sanksi bagi yang
melanggar seragam/atribut tidak sesuai yaitu disediakannya celana dan rok
polkadot berwarna merah bagi yang melanggar, yang paling banyak terjadi
akhir-akhir ini adalah siswa berpacaran. (Wawancara dengan Ibu Sri
Sugeng, S. Psi. selaku guru BK kelas VIII Senin, 22 Mei 2017 ).
Membina karakter bukan terjadi secara serta merta, akan tetapi
terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Oleh karena itu, faktor
yang ikut serta dalam upaya membentuk karakter tersebut, seperti faktor
lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Lingkungan keluarga dan
7
masyarakat saja tidak cukup untuk membentuk pribadi siswa/anak, karena
sebagian kegiatan peserta didik dalam kesehariannya banyak dihabiskan di
lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru sebagai pendidik memiliki tugas
yang besar terhadap perkembangan karakter peserta didik.
Oleh karena itu peneliti terdorong untuk meneliti dengan judul
“Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Pembinaan Karakter Siswa
Kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Identifikasi Masalah
Setelah mengetahui latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasikan permasalahan yang terjadi sebagai berikut:
1. Masih ada siswa kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II yang belum
melaksanakan sholat berjamaah yang diadakan pihak sekolah yang
bertujuan untuk membina karakter.
2. Di sekolah menaati peraturan sekolah itu wajib tetapi masih ada siswa
kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II yang kurang disiplin dalam
menaati peraturan sekolah.
3. Masih ada siswa kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II yang kurang
berkarakter.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya pembatasan
masalah agar peneliti bisa terfokus. Masalah yang diteliti dalam rangka
8
penyusunan laporan ini dibatasi hanya berkisar pada “Upaya Guru Akidah
Akhlak dalam Pembinan karakter Siswa Kelas VIII di MTs Negeri
Surakarta II Tahun Pelajaran 2017/2018”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari identifikasi masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah yaitu: Bagaimana Upaya Guru Akidah Akhlak
Dalam Pembinaan Karakter Siswa Kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II
Tahun Pelajaran 2017/2018?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Upaya Guru Akidah Aklak Dalam Pembinaan
Karakter Siswa Kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran
2017/2018.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
sekolah, guru dan siswa.
1. Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
9
a. Sebagai upaya untuk memperkaya khazanah keilmuan dibidang
pendidikan, khususnya berkaitan dengan membina karakter siswa
di lembaga pendidikan formal.
b. Sebagai pijakan untuk mengadakan penelitian selanjutnya terkait
dengan upaya guru akidah akhlak dalam membina karakter siswa.
2. Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapakn dapat bermanfaat:
a. Sebagai bahan informasi bagi Guru akidah Akhlak di MTs Negeri
Surakarta II berkaitan dengan upayanya dalam membina karakter
siswa.
b. Sebagai bahan informasi bagi pihak MTs Negeri Surakarta II
tentang upaya yang dilakukan Guru akidah akhlak dalam membina
karakter siswa.
c. Menambah ilmu dan wawasan bagi siswa tentang karakter yang
baik.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Upaya Guru Akidah Akhlak
a. Pengertian Upaya Guru Akidah Akhlak
Upaya adalah usaha cara yang bisa digunakan oleh seorang guru
untuk mengatasi setiap permasalahannya, seorang guru hendaknya
harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap utama
yang diharapkan dalam kebiasaan hidup sehari-hari (Ahmadi,1997:
53). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdiknas,
2000: 1250), Upaya adalah usaha, ikhtiar, (untuk mencapai maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan kemuar dan sebagainya) dalam
ajaran agama Islam
Secara etimologi guru merupakan gabungan dua kata dalam
bahasa Jawa, yaitu „digugu‟ dan „ditiru‟. Digugu berarti dipercaya dan
ditiru berarti diikuti. Artinya seorang guru itu harus bias dipercaya
setiap kata-katanya, ucapan dan perilakunya agar menjadi panutan dan
teladan mulia untuk diikuti (Jasa Ungguh Muliawan, 2015: 173).
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (2001: 266). Guru adalah
seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat
memudahkan dalam melaksanakan perannya membimbing muridnya.
10
11
Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup
berkomunikasi dan bekerja bersama dengan orang lain
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen: “ Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah jalur pendidikan
formal (Supardi, 2013: 8).
Sedangkan pendidik atau guru adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak
didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai individu yang sanggup
berdiri sendiri. Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk pendidik
ialah guru (Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, 2007: 93).
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui
ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam
itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Zakiah
Daradjat: 86).
12
Pendidikan agama Islam sebagai bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hukum-hukum Islam, menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran Islam. Dari pengertian tersebut,
sangat jelas bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang
mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian secara utuh
dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani (Heri
Gunawan, 2014: 9).
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
mengahayati, hingga mengimanai ajaran agama Islam, dibarengi
dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa (Abdul Majid & Dian Andayani, 2004:
130).
Guru akidah akhlak memiliki peran besar untuk menanamkan
nilai-nilai islami kedalam diri peserta didik. Hal ini bertujuan agar
terbentuk perilaku atau karakter yang dapat dijadikan pegangandalam
menghadapi pengaruh negatif dari lingkungan luar sehinggga
pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak sangat
mempengaruhi perubahan perilaku siswa.
Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa upaya guru akidah akhlak adalah usaha yang
dilakukan oleh seorang guru akidah akhlak dalam menjadi teladan bagi
13
peserta didik, serta harus memberikan contoh yang baik kepada peserta
didik dalam rangka pembentukan karakter dan kepribadian yang sesuai
dengan ajaran agama Islam.
b. Kompetensi Guru
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar kompetensi Guru
dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu:
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek
moral, emosional, dan intelektual. Kompetensi Kepribadian yaitu
pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan
bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk
mempersiapkan generasi kualitas masa depan bangsa.
Kompetensi Sosial yaitu Guru dimata masyarakat dan siswa
merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan
dalam kehidupannya sehari-hari. Guru di dalam masyarakat juga harus
mampu berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik dan bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar. Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang
14
harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep,
struktur dan metode (Tutik Rachmawati dan Daryanto, 2013: 102-
105).
Peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi guru adalah
kemampuan yang dimiliki oleh guru sebagai bekal untuk mengajar.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk memiliki kemampuan
untuk melihat karakteristik anak didik, sebagai pendidik guru juga
harus bangga akan tugasnya sebagai pencetak generasi masa depan,
berinteraksi dengan peserta didik dengan baik dan memiliki
perencanaan sebelum proses belajar supaya proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
c. Sifat-Sifat Guru Akidah Akhlak
Tidak sembarang orang dapat melaksanakan tugas guru. Tugas
itu menuntut banyak persyaratan, baik profesional, biologis,
psikologis, maupun paedagogis-didaktis. Al-Ghazali menyusun sifat-
sifat yang harus dimiliki guru sebagai berikut: Guru hendaknya
memandang murid seperti anaknya sendiri, menyayangi dan
memperlakukan mereka seperti anak sendiri. Dalam menjalankan
tugasnya guru hendaknya tidak mengharapkan upah atau pujian, tetapi
hendaknya mengharapkan keridhoan Allah dan berorientasi
mendekatkan diri kepada-Nya. Guru hendaknya tidak memandang
murid sebagai pihak yang diberi, sehingga mengharapkan imbalan jasa
15
atas pemberiannya, tetapi sebagai pihak yang memberinya jalan untuk
memperoleh pahala yang besar dan mendekatkan diri kepada Allah
swt. Guru hendaknya berpegang pada prinsip nabi seperti dalam surat
Huud ayat 29, yang berbunyi:
الذين بطارد أنا وما اللو على إال أجري إن ماال عليو أسألكم ال ق وم ويام مالقو إن هم آمنوا (٩٢) هلون ت ق وما أراكم ولكنه ربه
Artinya: Dan (Dia berkata): "Hai kaumku, Aku tiada meminta
harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. upahku
hanyalah dari Allah dan Aku sekali-kali tidak akan mengusir
orang-orang yang Telah beriman. Sesungguhnya mereka akan
bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi Aku memandangmu
suatu kaum yang tidak Mengetahui" (Al-Quran Digital).
Ayat di atas menjelaskan bahwa apabila kita memberikan atau
menularkan ilmu kepada orang lain hendaknya itu dengan ikhlas tanpa
pamrih dan mengharapakan imbalan apapun. Sesungguhnya Nabi
Muhammad hanya memberikan sedikit ilmu untuk dipelajari kaumnya
dan tidak untuk menggaharapkan imbalan. Dengan demikian seorang
guru harus ikhlas dalam mengajari anak didiknya.
Guru hendaknya memanfaatkan setiap peluang untuk memberi
nasehat dan bimbingan kepada murid bahwa tujuan menuntut ilmu
ialah mendekatkan diri kepada Allah, bukan memperoleh kedudukan
atau kebanggaan duniawi. Terhadap murid yang bertingkah buruk,
hendaknya guru menegurnya sebisa mungkin dengan cara menyindir
dan penuh dengan kasih sayang, bukan dengan terus terang dan
mencela, sebab teguran yang terakhir dapat membuat murid berani
16
membangkan dan sengaja terus-menerus bertingkah laku buruk.
Hendaknya guru tidak fanatik terhadap bidang studi yang diasuhnya,
lalu mencela bidang studi yang diasuh guru lain. Sebaliknya,
hendaknya ia mendorong murid agar mencintai semua bidang yang
diasuh guru-guru lain.
Hendaknya guru memperhatikan fase perkembangan berfikir
murid agar dapat menyampaikan ilmu sesuai dengan kemampuan
berfikir murid. Hendaknya guru memperhatikan murid yang lemah
dengan memberinya pelajaran yang mudah dan jelas, serta tidak
menghantuinya dengan hal-hal yang serba sulit dan dapat membuatnya
kehilangan kecintaan terhadap pelajaran. Hendaknya guru
mengamalkan ilmu dan tidak sebaliknya perbuatannya bertentangan
dengan ilmu yang diajarkannya kepada murid.
Dapat disimpulkan bahwa sifat guru adalah perilaku yang dimiliki
guru sebagai panutan oleh peserta didik dalam berperilaku. Dalam
mentransfer ilmunya kepada peserta diidk guru sebaiknya tidak
berharap imbalan karena seorang guru wajib mengajarkan ilmu yang
dimilikinya kepada peserta didik.
d. Persyaratan Menjadi Guru Akidah Akhlak
Syarat-syarat menjadi seorang guru yang berhubungan dengan
dirinya: Hendaknya guru senantiasa insyaf akan pengawasan Allah
terhadapnya dalam segala perkataan dan perbuatan bahwa ia
memegang amanat ilmiah yang diberikan Allah kepadanya.
17
Hendaknya guru memelihara kemuliaan ilmu. Salah satu bentuk
pemeliharaannya ialah tidak mengajarkannya kepada orang yang tidak
berhak menerimanya, yaitu orang-orang yang tidak mencari ilmu untuk
kepentingan dunia semata. Hendaknya guru berzuhud. Artinya, ia
mengambil dari rezeki dunia hanya untuk sekedar memenuhi
kebutuhan pokok diri dan keluarganya secara sederhana. Ia hendaknya
tidak tamak terhadap kesenangan dunia, sebab sebagai orang yang
berilmu ia lebih tahu ketimbang orang awam bahwa kesenangan itu
tidak abadi.
Guru tidak berorientasi duniawi dengan menjadikan ilmunya
sebagai alat untuk mencapai kedudukan, harta, prestise, atau
kebanggaan atas orang lain. Menjauhi mata pencaharian yang hina
dalam pandangan syarak. Hendaknya ia juga menjauhi situasi-situasi
yang bisa mendatangkan fitnah dan tidak melakukan sesuatu yang
dapat menjatuhkan harga dirinya dimata orang banyak. Melihara syiar-
syiar Islam, seperti melakukan sholat berjamaah di masjid,
mengucapkan salam, serta menjalankan amar dan nahi munkar. Rajin
melakukan hal-hal yang disunatkan oleh agama, baik lisan maupun
perbuatan, seperti membaca Al-Quran, berzikir dan sholat tengah
malam.
Memelihara akhlak yang mulia dalam pergaulannya dengan
orang banyak dan menghindarkan diri dari akhlak yang buruk. Selalu
mengisi waktu-waktu luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat,
18
seperti beribadah, membaca dan mengarang. Belajar dan tidak merasa
malu untuk menerima ilmu dari orang yang lebih rendah daripadanya,
baik kedudukan, keturunan, ataupun usia. Rajin meneliti, menyusun,
dan mengarang dengan memperhatikan keterampilan dan keahlian
yang dibutuhkan untuk itu (Hery Noer Aly, 1999: 96-101).
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, menjadi guru harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu: takwa kepada Allah SWT, berilmu, sehat
jasmani, dan berkelakuan baik. Adapun persyaratan yang lain adalah:
Harus memiliki sifat rabbani, menyempurnakan sifat rabbani dengan
keikhlasan, memiliki rasa sabar, kejujuran dengan menerangkan apa
yang diajarkan dalam kehidupan pribadi, meningkatkan wawasan dan
pengetahuan dan kajian, menguasai variasi serta metode mengajar.
Mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai dengan
tempatnya (proposisi) sehingga ia akan mampu mengontrol diri dan
siswanya. Memahami dan menguasai psikologis anak dan
memperlakukan mereka sesuai dengan kemampuan intelektual dan
kesiapan psikologisnya. Mampu menguasai fenomena kehidupan
sehingga memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak
yang akan ditimbulkan bagi peserta didik. Dituntut memiliki sifat adil
(objektif) terhadap peserta didik (Akmal Hawi, 2013: 11-12).
Tatkala membicarakan syarat guru kuttab (semacam sekolah
dasar di Indonesia), menyatakan syarat terpenting bagi guru dalam
Islam adalah syarat keagamaan. Dengan demikian, syarat guru dalam
19
Islam ialah sebagai berikut: Umur harus sudah dewasa,
kesehatanharus sehat jasmani dan rohani. Keahlian, harus menguasai
bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu mendidik (termasuk
ilmu mengajar). Harus berkepribadian Muslim (Ahmad Tafsir, 2011:
81).
Peneliti menyimpulkan bahwa persyaratan menjadi guru PAI
adalah segala kualifikasi atau dasar, seorang guru PAI tidak
mengajarkan ilmu untuk kepentingan dunia semata. Memelihara
akhlak yang mulia dalam pergaulannya dengan orang banyak dan
menghindarkan diri dari akhlak yang buruk. Selalu mengisi waktu-
waktu luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti beribadah,
membaca dan mengarang. Belajar dan tidak merasa malu untuk
menerima ilmu dari orang yang lebih rendah daripadanya, baik
kedudukan, keturunan, ataupun usia
e. Peran Guru
Adanya perkembangan baru dalam proses belajar mengajar
membawa konsekuensi guru untuk meningkatkan perannya dan
kompetensinya. Guru yang berkompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mengelola kelasnya
sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Menurut
Ahmad Rohadi peran guru adalah ganda yakni sebagai pengajar dan
pendidik (Sudirman, 1999: 141-144).
20
Sedangkan menurut Sudirman AM, peranan guru adalah:
Informator, pelaksana cara mengajar informatif. Organisator,
pengelola kegiatan akademik. Motivator, menigkatkan kegiatan dan
pengembangan kegiatan belajar siswa. Pengasuh/director,
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan yang dicita-citakan. Inisiator, pencetus ide dalam proses
belajar mengajar. Transmitter, penyebar kebijaksanaan pendidikan
dan pengetahuan. Fasiliator, memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar mengajar. Mediator, penengah dalam kegiatan
belajar mengajar. Evaluator, menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademis maupun tingkah laku (Sudirman, 1999: 141-144).
Di samping itu, peran guru Pendidikan Agama Islam yang
utama adalah membentuk akhlak yang mulia dalam diri setiap
peserta didik, sehingga bisa diterapkannya dalam kehidupan sehari-
hari (Akmal Hawi, 2013: 47). Sedangkan menurut peneliti peran
guru pendidikan agama Islam adalah pengaruh guru pendidikan
agama Islam dalam menanamkan akhlak pada peserta didik untuk
kehidupan sehari-hari sebagai bekal di dunia dan akhirat. Selain
berbagai peran di atas yang dikemukakan para ahli pendidikan, pada
dasarnya peran guru yang utama khususnya guru Pendidikan Agama
Islam adalah bagaimana ia mampu memasukkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor dalam setiap proses pembelajaran.
21
f. Tugas dan Tanggungjawab Guru
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru mempunyai
tanggung jawab yang utama. Mengajar merupakan suatu perbuatan
yang memerlukan tanggung jawab moril yang cukup berat. Berhasinya
pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggung jawaban
guru dalam melaksanakan tugasnya. Masalah utama pekerjaan profesi
adalah implikasi dan konsekuensi pekerjaan tersebut terhadap tugas
dan tanggung jawabnya. Menurut Amstrong, tugas dan tanggung
jawab guru ada lima, yaitu: 1) tanggung jawab pengajaran, 2) tanggung
jawab memebrikan bimbingan, 3) tanggung jawab mengambangkan
kurikulum, 4) tanggung jawab mengembangkan profesi, dan 5)
tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat
(Rohani, 1995: 110).
Menurut oemar Hamalik tanggung jawab guru meliputi:
Mununtut murid belajar,turut serta membina kurikulum di sekolah.
Melakukan pembinaan terhadap diri siswa, memberikan bimbingan.
Melakukan diagnosa kesulitan belajar dan kemajuan belajar,
menyelenggarakan penelitian. Mengenal masyarakat dan ikut serta
aktif menyukseskan pembangunan. Membantu terciptanya kesatuan
dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia. Menghayati,
mengamalkan dan mengamankan Pancasila, meninggikan profesional
guru (Hamalik: 117: 132).
22
Menurut Abdurahman Al-Nahlawi, guru hendaknya mencontoh
peranan yang dilakukan Nabi. Tugas mereka yang pertama ialah
mengkaji dan mengajarkan ilmu illahi sesuai dengan firman Allah
dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 79, yang berbunyi:
ما كان لبشر أن ي ؤتيو اللو الكتاب والكم والنب وة ث ي قول للناس كونوا عبادا كونوا ربانيهني با كنتم ت علهمون الكتاب وبا كنتم ل من دون اللو ولكن
تدرسون
Artinya: “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah
berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia
Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-
penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia
berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani,
karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu
tetap mempelajarinya” (Al-Quran Digital).
Di dalam surat Ali-Imran ayat 79
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diberi kitab oleh Allah
untuk dipelajari dan diajarkan kepada orang lain. Kita tidak boleh lupa
bahwa yang menurunkan kitab tersebut adalah Allah, jadi kita harus
menyembah-Nya dan selalu mempelajari kitab-Nya. Secara umum
menurut Abdurrahman Al-Nahlawi tugas guru ialah: Tugas pensucian,
yaitu mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar
dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkannya dari keburukan
dan menjaga agar tetap dalam fitrahnya. Tugas pengajaran, yaitu
menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman terhadap
peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan
kehidupannya (Hery Noer Aly, 1999: 95-96).
23
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tugas dan tanggung jawab guru meliputi tugas di sekolah dan di luar
sekolah. Tugas di sekolah berkaitan dengan transfer ilmu pengetahuan
dan pembentukan kepribadian siswa. Sedangkan tugas di luar sekolah
berkaitan dengan peran dan posisi guru di tengah masyarakat.
Tanggung jawab guru selain memberikan pengetahuan juga
menanamkan aspek kepribadian pada diri peserta didik
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses
pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan
tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif,
berilmu, sehat dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani
maupun rohani. (Maksudin, 2013: 45). Sedangkan dalam kontek Islam,
definisi pendidikan sering disebut dengan berbagai istilah, yakni : al-
tarbiyah, al-ta’lim, al ta’dib, dan al-riyadhah.
Pendidikan dalam kata ta’dib yaitu pengenalan dan pengakuan
secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia, tentang tempat-
tempat yang tepat bagi segala sesuatu kearah pengenalan dan
pengakuan tempat tuhan yang tepat dalam tatanan wujud. Ta’lim
mencangkup aspek-aspek pengetahuan serta ketrampilan yang
dibutuhkan dalam kehidupan serta pedoman perilaku. Riyadhah yaitu
pelatihan terhadap individu pada fase anak-anak. Sedangkan kata
24
tarbiyah mempunyai makna meningkatkan atau membuat suasana
lebih tinggi. (Heri Gunawan, 2014:1)
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau
individu ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian
benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong
bagaimana seorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu.
Tentunya tidaklah sama antara karakter yang satu dengan yang lain,
masing-masing memiliki ciri khas. Ciri khas inilah yang menjadikan
sesuatu akan terlihat berbeda.
Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara
berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan,
pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan. Karakter dimaknai
sebagai cara berpikir dn berperilaku yang khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2011 : 41).
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008) karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian karakter
adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri
terejawantahkan dalam perilaku (Kementrian Pendidikan Nasional,
2010).
Karakter juga merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi
acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai
25
karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas
pilar : kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama
(cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness),
kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love),
tanggung jawab (responbility), kesederhanaan (simplicity), toleransi
(tolerance), dan persaudaraan (unity). (Muchlas Samani dan Hariyanto,
2011: 43)
Pendidikan karakter bertujuan untuk membangun sifat atau
pola perilaku dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan
membentuk manusia secara keseluruhan serta mengembangkan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik ke arah positif, sehingga tidak hanya
memiliki kepandaian dalam berpikir tetapi juga bertindak sesuai aturan
dan norma-norma sosial, respek terhadap lingkungan, masyarakat,
beriman dan bertaqwa. Pendidikan karakter adalah upaya yang
dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik
(good character) berlandaskan kabajikan-kebajikan inti (core virtues)
yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. (Saptono,
2011 : 23).
Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil
keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif
kepada lengkungannya. (Ratna Megawani, 2004:95). Sebuah proses
transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam
26
kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku
kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran
penting yaitu : proses transformasi nilai-nilai, ditumbuhkembangkan
dalam kepribadian, dan menjadi satu alam perilaku. (Fakri Gaffatar,
2010:1) dikutip oleh Dharma Kesuma
Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada
peserta didik untuk menjdi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter
dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang
terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai
insan kamil. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil.
27
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses
pemberian bimbingan dan pembelajaran bagi peserta didik agar
terbangun sifat atau perilaku yang baik sesuai dengan al-qur‟an.
Karakter juga merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata
nilai interaksi antar manusia, proses transformasi nilai-nilai,
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian Bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
b. Dasar pendidikan karakter
Dalam perspektif islam karakter atau akhlak mulia merupakan
buah yang dihasilkan dari proses penerapan syariah (ibadah
muamalah) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Ibarat bangunan,
karakter atau akhlak merupakan kesempurnaan dari bangunan tersebut
setelah fondasi dan bangunannya kuat. Jadi, tidak mungkin karakter
mulia akan terwujud pada diri seseorang jika ia tidak memiliki akidah
dan syariah yang benar. Baik atau buruk bukan sesuatu yang mutlak
diciptakan, melainkan manusia dapat memilihnya. Manusia yang
sudah terjatuh dalam keburukan, ia bisa bangkit lalu menuju kebaikan
dan bertobat dengan menghitung apa yang telah dipetik dari
perbuatannya.
Dengan demikian, karakter telah melekat dalam diri manusia
secara fitrah. Dengan kemampuan ini, ternyata manusia mampu
28
membedakan batas kebaikan dan keburukan serta mampu
membedakan mana yang tidak bermanfaat dan mana yang tidak
berbahaya. Keharusan menjunjung karakter mulia lebih dipertegas lagi
oleh Nabi Muhammad dengan pernyataan yang menghubungkan
akhlak dengan kualitas kemauan, bobot amal, dan jaminan masuk
surga. (Marzuki, 2015:23). Dasar pendidikan karakter didasararkan
pada pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup dan
ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang
terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Sumber dasar tersebut adalah Agama adalah tiang penyangga
manusia. Seseorang yang memeluk agama maka akan mengalami
hingga mengetahui segi agama yang dianutnya. Begitu pula dengan
kehidupan kenegaraan yang dilandasi dari nilai-nilai dan norma-norma
yang berasal dari agama. Pancasila Negara Indonesia memiliki prinsip-
prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara yang disebut dengan
pancasila. Nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai yang
mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,
budaya, dan sosial.
Sedangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik yang
mampu menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik. Budaya dikenal
dengan warisan nenek moyang. Sesuatu yang sudah menjadi rutinitas
dapat juga diartikan sebagai budaya. Namun budaya yang di maksud
29
disini adalah budaya yang sudah mendarah daging dan diakui oleh
masyarakat tersebut. Posisi budaya yang penting menjadikan sumber
nilai sebagai inti dari pendidikan karakter. Menurut peneliti dapat
disimpulkan bahwa dasar pendidikan karakter adalah sesuatu yang
dimiliki oleh manusia sebagai dasar pengembangan nilai yang berasala
dari pandangan hidup yang tercantum dalam tujuan pendidikan
nasional yaitu agama, pancasila, dan budaya.
c. Tujuan Pendidikan Karakter
Pada dasarnya tujuan pendidikan karakter sejalan dengan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum pada UU
SPN No. 20 Tahun 2003, terutama pada bab 2 dan 3. Pemahaman
tentang tujuan pendidikan karakter tersebut sejalan dengan pandangan
Dharma Kesuma, bahwa tujuan pendidikan karakter dapat dirumuskan
sebagai berikut menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan
yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau
kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana yang
dikembangkan. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak
bersesuaian dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara
bersama. (M.Ainul Yaqin, 2005:38)
Menurut Rasulullah, Nabi terakhir umat islam, mengatakan
bahwa tujuan pendidikan untuk mengupayakan pembentuan karakter
30
yang baik (good character). Seperti disebutkan dalam hadis yang
artinya “sesungguhnya Aku (Rasulullah) diutus menyempurnakan
akhlak”. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan
karakter adalah terciptanya manusia yang berperilaku baik sesuai
dengan nilai yang terkandung dalam pancasila dan sesuai ajaran
rasulullah SAW.
d. Pilar-pilar pendidikan karakter
Pilar berarti tiang, rukun, soko guru, atau sendi. Pilar dalam
kamus Definition. Net online dipahami sebagai suatu batang atau
struktur batu, bata material lain yang tegak lurus yang secara relatif
sesuai dengan proporsi atau tinggi dan bentuknya dalam bagian yang
digunakan sebagai penunjang bangunan atau yang berdiri tegak seperti
monumen. Istilah pilar dalam hal ini bersifat teknis dan hanya berdada
dalam suatu bangunan, tetapi dapat dikonotasikan kedalam berbagai
disiplin termasuk dalam membangun disiplin dalam ilmu pengetahuan
seperti halnya pendidikan karakter. (Muhammad Yaumi, 2014:45)
Empat pilar-pilar pendidikan karakter menurut Muhammad
Yaumi yaitu :Olah pikir adalah otak (brain), pikiran (mind), dan cipta
(thought). Ketiga istilah ini dapat memengaruhi kemajuan pendidikan,
baik kemajun kajian teoretis maupun dalam implementasinya termasuk
dalam pendidikan karakter itu sendiri. Olah rasa (feeling) adalah
nominalisasi kata kerja untuk merasa. Dalam bahasa inggris kata
feeling dignakan untuk menjelaskan perasaan fisik dari sentuhan
31
pengalaman atau persepsi. Olah hati terminologi hati dapat merujuk
pada makna fisk sekaligus makna batin. Secara jasadiyah, kata heart
dalam bahasa inggris sering diterjemahkan “hati” dalam bahas
indonesia.
Secara rohaniah, kalbu merujuk pada makna spiritual sebagai
pusat dari semua bentuk emosi (intelektual dan spiritual). Olah Raga,
beberapa istilah pembelajaran yang sering dihubungan dengan
pengolahan fisik (jasad) adalah olah (mengolah) raga, kinestetik atau
taktil, psikomotor. Olah raga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang
terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh yang
berulang-ulang dan ditunjuk untuk meningkatkan kebgaran tubuh atau
jasmani.
Ada sembilan pilar pendidikan karakter yang berasal dari nilai-
nilai luhur universal, yaitu : pertama, karakter cinta tuhan dan segenap
ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggung jawab; ketiga,
kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima,
dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerja sama;
keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan
keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati; kesembilan, karakter
toleransi, kedamaian, dan kesatuan. (Dindin Jamaluddin, 2013:94)..
Abdul Majid (2013: 31) menyebutkan pilar-pilar pendidikan
karakter ada 3 : Moral knowing adalah ketidakmampuan seseorang
berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan
32
itu. Sebagai aspek pertama memiliki enam unsur yaitu : Kesadaran
moral, pengetahuan tentang nilai-nilai moral, penentu sudut pandang,
logika moral, keberanian mengambil resiko, keberanian mengambil
menentukan siap. Moral loving atau Moral feeling merupakan
penguatan aspek emosi siswa untuk menjadi manusia berkarakter.
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus
dirasakan oleh siswa, yaitu kesadaran akan jati diri yaitu : Percaya
diri, kepekaan terhadap derita orang lain, cinta kebenaran,
pengendalian diri, kerendahan hati. Moral doing Acting fitrah
manusia sejak kelahirannya adalah kebutuhan dirinya kepada orang
lain. Sebagai outocome akan dapat dengan mudah muncul dari para
siswa. Namun merujuk pada tesis Ratna Megawani, bahwa karakter
adalah tabiat yang langsung disetir dari otak, maka ketiga tahapan tadi
perlu disuguhkan kepada siswa melalui cara-cara yang logis, rasional
dan demokratis.
Sedangkan menurut Thomas Lickona (2013:85) menyebutkan
ada 3 yaitu : Pengetahuan Moral terdapat banyak jenis pengetahuan
moral yang berhubungan dengan perubahan moral kehidupan. Ada
enam aspek antara lain : Kesadaran Moral adalah memahami
informasi dari permasalahan dari permasalahan yang bersangkutan.
Mengetahui nilai moral adalah memahami bagaimana cara
menerapkan nilai yang bersangkutan dalam berbagai macam situasi.
Penentu perspektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut
33
pandang orang lain, melihat situasi sebagaimana adanya,
membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, bereaksi, dan
merasakan masalah yang ada. Pemikiran moral adalah melibatkan
pemahaman moral. Pengambilan keputusan adalah cara seseorang
bertindak melalui permasalahan dengan cara pengambilan keputusan.
Pengetahuan pribadi adalah jenis pengetahuan moral yang paling sulit
untuk diperoleh, namun perlu bagi pengembangan karakter
Perasaan moral sisi emosional karakter, seperti sisi
intelektualnya, terbuka terhadap pengembangan oleh kelurga dan
sekolah. Hati nurani memiliki dua sisi yaitu sisi kognitif : mengetahui
apa yang benar dan sisi emosional : merasa berkewajiban untu
melakukan apa yang benar. Harga diri yaitu sesuatu yang berharga di
dalam diri kita sendiri. Empati merupakan identifikasi dengan, atau
pengalaman yang seolah-olah terjadi dalam, keadaan orang lain.
Mencintai hal yang baik merupakan bagian dari potensi moral orang
biasa, bahkan anak-anak. Kendali diri diperlukan untuk menahan diri
agar tidak memanjakan diri kita sendiri. Kerendahan hati merupakan
kebaikan moral yang diabaikan namun merupakan bagian yang
esensial dari karakter yang baik.
Tindakan moral merupakan hasil atau outcome dai dua bagian
karakter lainnya. Tiga karakter lainnya yaitu : Kompetensi moral
kemampuan untuk mengubah penilaian dan perasaan moral ke dalam
tindakan moral yang efektif. Keinginan pilihan yang dalam suatu
34
situasi moral biasanya merupakan pilihan yang sulit Kebiasaan,
pelaksanaan tindakan moral memperoleh manfaat dari kebiasaan.
Menurut peneliti dapat disimpulkan bahwa pilar-pilar pendidikan
karakter adalah tiang atau tonggak awal berdirinya sesuatu yang akan
menunjang pendidikan karakter yaitu pengetahuan, sikap dan
perasaan, dan tindakan yang suguhkan kepada peserta diidk dengan
cara yang logis, rasional, dan demokratis.
e. Tahap-tahap pendidikan karakter
Secara teoritik nilai moral/karakter berkembang secara psikoligis
dalam diri individu mengikuti perkembangan usia dan konteks sosial.
Piaget merumuskan perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan
dengan membagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan pada domain
kesadaran aturan: Usia 0-2 tahun :aturan dirasakan sebagai hal yang
tidak bersifat memaksa. Usia 2-8 tahun : aturan disikap bersifat sakral
dan diterima tanpa pemikiran.
Usia 8-12 tahun: aturan diterima sebagai hasil kesepakatan.
Tahapan pada domain pelaksanaan aturan : Usia 0-2 tahun : aturan
dilakukan hanya bersifat motorik. Usia 2-6 tahun : aturan dilakukan
dengan orientasi diri sendiri. Usia 6-10 tahun : aturan dilakukan sesuai
kesepakatan . Usia 10-12 tahun : aturan dilakukan karena sudah
dihimpun. Sedangkan penelitian Kohlberg dikutip oleh Abdul Majid,
2013:21 menghasilkan tiga rumusan tingkat/ level dalam
perkembangan moral yakni: Prakonvensional (preconventional)
35
Orientasi hukuman dan kepatuhan (apa pun yang mendapat pujian atau
dihadiahi adalah baik, dan apa pun yang dikenai hukuman adalah
buruk). Orietasi instrumental nisbi (berbuat baik apabila orang lain
berbuat baik padanya, dan yang baik itu adalah bila satusama lain
berbuat hal yang sama. Konvensional (Conventional) Orientasi
kesepakatan timbal balik (sesuatu dipandang baik untuk memenuhi
anggapan orang lain atau baik karena disepakati). Orientasi hukum dan
ketertiban (sesuatu yang baik itu adalah yang diatur oleh hukum dalam
masyarakat dan dikerjakan sebagai pemenuhan kewajiban sesuai
dengan norma hukum tersebut)
Poskonvensional (Postconventoinal) Orientasi kontrak sosial
legalistik (sesuatu dianggap baik bila sesuai dengan kesepakatan
umum dan diterima oleh masyarakat sebagai kebenaran konsensual).
Orientasi prinsip etika universal (sesuatu dianggap baik bila telah
menjadi prinsip etika yang bersifat universal dari mana norma dan
aturan dijabarkan). Dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pendidikan
karakter adalah langkah-langkah dalam pendidikan karakter,
pendidikan karakter diberikan secara bertahap berdasarkan faktor usia
dan kondisi psikologi peserta didik supaya dapat diterima dengan baik.
f. Nilai-nilai pendidikan karakter
Menurut Kemendiknas terdapat 18 nilai dalam pendidikan
karakter yang bertujuan untuk membangun karakter manusia, yaitu
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
36
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Untuk memperjelas pendalaman tentang nilai pendidikan
karakter maka akan dijabarkan seperti dibawah ini :
1) Religius
Adalah sikap yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religius adalah
proses mengikat kembali atau bisa dikatakan dengan tradisi, sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Agama adalah keseluruhan tingkah laku manusian
yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridha Allah.
Agama, dengan kata lain, meluputi keseluruhan tingkah laku itu
membentuk ketuhanan manusia berbudi luhur (ber- akhlaq
karimah), atas dasar percaya atu iman kepada Allah dan tanggung
jawab pribadi di hari kemudian. (Nurcholish Madjid, 2010 : 34)
Nilai religius merupakan nilai pembentuk karakter yang
sangat penting artinya. Manusia berkarakter adalah manusia yang
religius. Kata religius memang tidak selalu identik dengan kata
agama. Kata muhaimin, lebih tepat diterjemahkan sebagai
37
keberagamaan. Keberagamaan lebih melihat aspek yang didalam
lubuh hati nurani pribadi, sikap personal yang sedikit banyak
misteri bagi orang lain karena menapaskan intiminasi jiwa, cinta
rasa yang mencangkup totalitas ke dalam pribadi manusia, bukan
pada aspek yang besifat formal. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Qs Al lukman 12-14
نا ولقد ا يشكر ومن للو اشكر أن الكمة لقمان آت ي يشكر فإنيد غني اللو فإن كفر ومن لن فسو البنو لقمان قال وإذ (٢٩) ح
رك إن باللو تشرك ال ب ن يا يعظو وىو عظيم لظلم الشهنا(٢١) و حلتو ديو بوال اإلنسان ووصي وفصالو وىن على وىنا أم
(٢١) المصري إل ولوالديك ل اشكر أن عامني ف
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada
Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang
siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji".
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benarkezaliman
yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah mengingatkan keapada
manusia selalu bersyukur dengan apa yang Allah berikan,
senantiasa menghormati orang tua terlebih seorang ibu dan jangan
38
menyekutukanNYA. Keberagamaan dalam character building
sesungguhnya merupakan manifestasi lebih mendalam atas agama.
Jadi Religius adalah penghayatan dan implementasi ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka character building ,
aspek religius perlu ditanamkan secara maksimal. Penanaman nilai
religius ini menjadi tanggung jawab orangtua dan sekolah. Menurut
ajaran islam, sejak anak belum lahir sudah harus ditanamkan nilai-
nilai agama agar si anak kelak menjadi manusia yang religius.
Di keluarga, penanaman nilai religius dilakukan dengan
menciptakan suasana yang memungkinkan terinterasisasinya nilai
religius dalam diri anak-anak. Sementara di sekolah, ada banyak
strategi yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai religius.
Pengembangan kebudayaan religius secara rutin dalam hari-hari
belajar biasa. Kegiatan ini rutin terintgrasi dengan kegiatan yang
telah diprogramkan sehingga tidak memerlukan waktu khusus.
Pendidikan agama pun tidak hanya terbatas pada aspek
pengetahuan semata, tetapi juga meliputi aspek pembentukan sikap,
perilaku, dan pengalaman keagamaan. Tidak hanya dilakukan oleh
guru agama, tetapi perlu didukung oleh guru-guru bidang studi
lainnya. Kerja sama semua unsur ini memungkinkan nilai religius
dapat terinternalisasi lebih efektif. (Ngaimun Naim, 2012: 125)
39
2) Jujur
Adalah perilaku yang didasarkan pada upaya yang
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Secara harfiah, jujur
berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang. Jujur merupakan
nilai penting yang harus dimiliki setiap orang. Jujur tidak anya
diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam perilaku sehari-hari.
Pepetah kuno mengatakan “kejujurn adalah mata uang yag
laku dimana-mana. Bawalah sekeping kejujuran dalam saku, anda
maka itu telah melebihi mahkota raja diraja sekalipun”. Nilai jujur
penting untuk ditumbuhkembangkan sebagai karakter karena
sekarang ini kejujuran semakin terkikis. Ketidakjujuran itu tidak
ada manfaatnya, bahkan merugikan dirinya sendiri. Sebagaimana
firman Allah di dalam QS. Al-Ankabut :3
لقد ف ت نا الذين من ق بلهم ف لي علمن اللو الذين صدقوا ولي علمن و الكاذبني
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-
orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta”.
Ayat di atas menjelelaskan tentanhg kejujuran, apapun yang
kita lakukan Allah selalu mengetahui, melalui kisah umat terdahulu
yang disebutkan dalam Al-Qur‟an setiap umat yang tidak jujur
maka akan mendapatkan kerugian di dunia mapun akhirat.
Kejujuran merupakan kebajikan terbaik yang akan selalu
40
menerangi kehidupan, meskipun untuk menjalankannya tidak
selalu mudah. Godaan, hambatan dan tantangan akan selalu ada.
Tetapi, jika kita teguh dengan kejujuran yang kita pegang, kita
akan bisa menjadi manusia berkarakter yang ideal.
3) Disiplin
Adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan. Beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh guru untuk membentuk karakter disiplin pada diri
peserta didik, diantaranya adalah konsisten. Bersifat jelas dengan
menetapkan peraturan yang jelas, memperhatikan harga diri
siswaketika guru menegur, memberikan alasan yang bisa dipahami,
jika guru memberikan peraturan, menghadiahkan pujian,
memberikan hukuman, bersikap luwes, melibatkan peserta didik
bersikap tegas, tidak emosional.
Ditinjau dari asal kata, kata disiplin berasal dari bahasa latin
discere yang memiliki arti belajar. Dari kata ini kemudin muncul
disciplina yang berarti pelajaran atau pelatihan. Seiring
perkembangan waktu, kata disciplina juga mengalami
perkembangan makn. Kata disiplin sekarang ini dimaknai secara
beragam. Ada yang mengartikan disiplin sebagai kepatuhan
terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan
pengendalian. Ada juga yang mengartikn disiplin sebagai latihan
yang bertujuan mengembngkn diri agar dapat berperilaku tertib.
41
Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk
membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh
dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan
keinginan individu untuk bebuat agar memperoleh sesuatu, dengan
pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkunagn
terhadap dirinya. Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati
dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk
tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku.
Dengan kata lain disiplin adalah sikap menaati peraturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Tujuan mendisiplinkan adalah mengajarkan kepatuhan.
Dalam konteks pembelajaran di sekolah, ada beberapa bentuk
kedisiplinan. Pertama, hadir di ruangan tepat waktunya. Kedua, tata
pergaulan disekolah. Ketiga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan serentetan progam
sekolah, peserta didik juga dituntut berdisiplin atau aktif
mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi yang mereka
miliki, baik bersifat fisik, mental, emosional, dan intelektual.
Merespons apa saja yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler
sangat berarti untuk penerapan lebih lanjut terhadap pelajaranyang
telah dipelajarinya. Keempat, belajar di rumah. Dengan
kedisiplinan belajar di rumah peserta didik menjadi menjadi lebih
ingat terhadap pelajaran terhadap pelajarn yang telah dipelajari dan
42
lebih siap untuk menghadapi pelajaran yang akan dihadapi atau
yang akan diberikan oleh gurunya sehingga peserta didik akan
lebih paham terhadap suatu pelajaran.
4) Bersahabat/ komunikatif
Komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Membangun hubungan dengan orang lain sangat di pengaruhi oleh
pola komunikasi yang digunakan. Komunikasi dengan kenalan,
teman atau sahabat disebut sebagai komunkasi interpersonal, yaitu
interaksi tatap muka antar-dua atau beberapa orang, yang mana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan
penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung
pula.
Persahabatan harus selalu dijaga secara baik. perbedaan
pendapat, pemikiran, dan pandangan hidup merupakan suatu hal
yang biasa, bahkan tidak mungkin dihindari. Di sini dibutuhkan
kearifan dan kemampuan unuk mengelola emosi sehingga
perbedaan yang ada tidak menjadi penyebab putusnya
persahabatan. Kemampuan mengelola emosi ini penting artinya
sebab tidak jarang persahabatan putus karena salah satu atau
bahkan keduannya tidak bisa mengelola emosi.
Belajar tak lain adalah proses menyatakan diri secara utuh
dan menampakkan kemanusiawiannya secara menyeluruh, yaitu
43
sebagai homo khalifatullah atau homo imago dei, makhluk yang
memiliki fitrah, makhluk yang dicipta dengan diberi kreativitas
untuk menciptka ulang dirinya sendiri, membentuk karakternya
sebagai pribadi unik, otentik, tak terbandingkan dengan apa pun
dan siapa pun yang bukan dirinya.
Rasa ingin tahu harus ditumbuhkembangkan, dirawat, dan
diberi jawaban secara benar. Munculnya berbagai perilaku
destruktif pada generasi muda sebagian besar berawal dari rasa
ingin tahu yang idak mendapatkan jawaban secara memadai.
5) Peduli sosial
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan. Karena manusia adalah makhluk sosial. Ia hidup
dan menjadi bagian yang tidak terpisah dari lingkungannya.
Karenanya, manusia tidak bisa sepenuhnya egois dan beranggapan
kalau dirinya bisa hidup sendiri tanpa peran serta orang lain. Selain
tidak logis, sikap egois semacam ini juga membawa implikasi
kurang baik bagi tatanan sosial.
Kehidupan masyarakat sekarang ini bergeser menjadi lebih
individualis. Kebersamaan dan saling tolong menolong dengan
penuh ketulusan yang dahulu menjadi ciri khas masyarakat kita
semakin menghilang, kepedulian terhadap sesama pun semakin
44
menipis. Konsentrasi kehidupan masyarakat sekarang ini
didominasi pada bagaimana mencapai mimpi-mimpi materialistis
Firman Allah dalam Qs. Al Ma‟un :1-7
ب الذي أرأيت ين يكذه وال(٩) اليتيم يدع الذي فذلك (٢) بالده عن ىم الذين (١) للمصلهني ف ويل (١) المسكني طعام على يض
(٧) الماعون وين عون (٦) ي راءون ىم الذين (٥) ساىون صالتم
Artinya:
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2.
Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. Dan tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. Orang-orang yang
berbuat riya 7. Dan enggan (menolong dengan) barang
berguna
Ayat di atas menjelaskan tentang peduli keadaan sosial di
sekitar, peduli sesama harus dilakukan tanpa pamrih. Tanpa pamrih
beratri tidak mengharapkan balasan atas pemberian atau bentuk apa
pun yang kita lakukan kepda orang lain. Jadi, saat melakukan
aktivitas sebagai bentuk kepedulian, tidak ad keengganan atau
ucapan menggerutu. Semunnya dilakukan dengan Cuma-Cuma,
tanpa pamrih, hati terbuka, dan tanpa menghitung-hitung.
Kepedulian sejari itu tidak bersyarat.
6) Tanggungjawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan
45
sekitarnya (Retno Listyarti, 2012:5). Menurut peneliti manusia
hidup di dunia dengan dibekali akal, dengan akal manusia bisa
melakukan atau membuat yang diinginkan akan tetapi manusia
akan di mintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukan dan
diperbuat. Itulah mengapa manusia harus mempertimbangkan
dalam berperilaku.
7) Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Kemandirian tidak otomatis tumbuh dalam diri seorang anak.
Mandiri pada dasarnya merupakan hasil dari proses pembelajaran
yang berlangsung lama. Mandiri tidak selalu berkaitan dengan usia.
Bisa seorang anak sudah memiliki sifat mandiri karena proses
latihan atau karena faktor kehidupan yang memksanya untuk
menjadi mandiri. Tetapi tidak jarang seorang yang sudah dewasa,
tetapi tidak juga bisa hidup mandiri, ia selalu bergantung pada
orang lain.
8) Kreatif
Berperilaku dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Firman Allah
Qs. An-Nahl : 17
رون أفال يلق ال كمن يلق أفمن (٢٧) تذك
46
Artinya: Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu
sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?.
Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dasar manusia untuk
mengembangkan akal pikirannya sesuai dengan perubahan zaman
dan semakin berkembangnya kemajuan dibidang segala aspek
terutama tekhnologi. Tekhnologi akan membawa manusia dalam
perubahan, memanfaatkan dan merawat apa yang ada di bumi.
Segala kebutuhan manusia telah Allah sediakan di bumi ini.
9) Toleransi
Sikap dan tindakan menghargai perbedaan agama, siki, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain, yang berbeda dari
dieinya. Firman Allah Qs. Al kafirun : 1-6
ما عابدون أن تم وال(٩) ت عبدون ما أعبد ال(٢) الكافرون أي ها يا قل لكم (٥) أعبد ما عابدون أن تم وال(١) عبدت ما عابد أنا وال(١) أعبد
(٦) دين ول دينكم
Artinya: 1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2.
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. 4.
Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang Aku sembah. 6. Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diperintahkan
untuk saling toleransi, menghargai terhadap sesama manusia,
karena kepercayaan, pendapat, sikap, dan tindakan anatar manusia
yang satu dengan lainnya tidaklah sama. Toleransi akan membawa
47
manusia dalam kedamaian karena kita lebih menghargai, tidak
memaksakan kehendak.
10) Kerja keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertiban patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Firman allah dalam Qs Al
Insyiqaaq : 6
(٦) فمالقيو كدحا ربهك إل كادح إنك اإلنسان أي ها ياArtinya ; Hai manusia, Sesungguhnya kamu Telah bekerja
dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti
kamu akan menemui-Nya.
Ayat diatas menjelaskan bahwa hidup ini ada aturannya,
manusia diciptakan sebagai khalifah dan abdullah, dimana khalifah
adalah tugas manusia sebagai pemimpin atau yang menguasai dunia
ini dan abdullah sebagai hamba Allah. Menguasai dalam artian
manusia dibekali akal untuk memanfaatkan apa yang ada di bumi
atau bekerja untuk hidupnya kan tetapi manusia juga diperintahkan
untuk beribadah. Kerja keras di sertai ibadah akan memberikan
keseimbangan hidup.
11) Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban. Suka bekerja samadalam belajar/ bekerja serta
mendengar nasihat, pendapat orang lain.
48
Firman Allah dalam Qs. Al imran :159
وا القلب غليظ فظا كنت ولو لم لنت اللو من رحة فبما من الن فضهم فاعف حولك ل عزمت فإذا األمر ف وشاورىم لم واست غفر عن ف ت وك
ب اللو إن اللو على لني ي (٢٥٢) المت وكه
Artinya: 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Ayat diatas menjelaskan diperintahkannya manusia untuk
demokratis. Menghargai pendapat orang lain, tidak merasa paling
benar, dalam pendidikan karakter demokratis sering digunakan
dalam mengambil keputusan misalnya dalam pemilihan ketua kelas,
ada beberapa kandidat yang akan dipilih secara langsung melalui
keputusan suara terbanyak, inilah yang akan menjadikan pemenang
dan siapapun yang menang tentunya yang kalah harus menghormati
keputusan.
12) Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat
dan didengar. Firman Allah dalam Qs.Al anbiya:33
هار الليل خلق الذي وىو مس والن يسبحون ف لك ف كلي والقمر والش(١١)
49
Artinya : “Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa kaitannya dengan pendidikan
karakter yaitu rasa ingin tahu apa yang Bapak/Ibu berikan dalm
kegiatan pembelajaran, peserta didik berhak menanyakan apa yang
tidak diketahuinya. Rasaingin tahu inilah yang akan menjadikan
peserta didik akan lebih kritis dan peduli dengan materi yang
disampaikan. Suasana pembelajaran akan lebih hidup jika peserta
didik berpartisipasi tidak monoton pada pendidiknya.
13) Semangat kebangsaan
Cara berpikir, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya. Firman Allah dalam Qs.al hujurat:13
لت عارفوا وق بائل شعوبا وجعلناكم وأن ثى ذكر من خلقناكم إنا الناس أي ها يا (٢١) خبري عليم اللو إن أت قاكم اللو عند أكرمكم إن
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa semangat kebangsaan
dalam pendidikan yaitu sebagai peserta didik melakukan kegiatan
sekolah seperti belajar dengan sungguh-sungguh, tidak bermalas-
malsan. Kita sebagai pelajar tentunya memanfatkan momen untuk
50
menjadikan orang tua bangga, karena di luar sana banyak yang tidak
merasakan pendidikan, belajar sungguh-sungguh supaya
menghasilkan prestasi, dengan diiringi do‟a dan dukungan dari orang
tua maka perjuangan sebagai pelajar tidak akan sia-sia.
14) Cinta tanah air
Cara yang bersikap yang menunjukan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial,
budaya, dan ekonomi bangsa. Sebagaimana firman Allah dalam Qs.
Al Baqarah:126
من الثمرات من أىلو وارزق آمنا ب لدا ىذا اجعل ربه إب راىيم قال وإذ عو كفر ومن قال اآلخر والي وم باللو من هم آمن إل أضطره ث قليال فأمت ه
(٢٩٦) المصري وبئس النار عذاب
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa,
dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang
kafirpun Aku beri kesenangan sementara, Kemudian Aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk
tempat kembali".
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kaitannya cinta tanah air
dalam pendidikan mengajarkan pentingnya sikap bangga dengan
negara ini yang dilatar belakangi dengan perbedaan fisik, sosial,
ekonomi dan budaya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang
pemudanya peduli terhadap bangsanya, maka sejak dalam
pendidikan di tanamkan sikap untuk saling menghargai dan
51
mengormati sesama. Tidak mengatasnamakan sesuatu untuk
kepentingannya sendiri.
15) Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. Sebagaimana
firman Allah dalam Qs. Al ma‟idah : 2
لوا ال آمنوا الذين أي ها يا هر وال اللو شعائر ت وال الدي وال الرام الشني وال القالئد م من فضال ي بت غون الرام الب يت آمه حللتم وإذا ورضوانا ربه
وكم أن ق وم شنآن يرمنكم وال فاصطادوا أن الرام المسجد عن صد وات قوا والعدوان اإلث على ت عاونوا وال والت قوى البه على وت عاونوا ت عتدوا
(٩) العقاب شديد اللو إن اللو
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar
kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
Karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya”.
Ayat diatas menjelaskan kaitannya dengan pendidikan
karakter yaitu mengajarkan untuk menghargai usaha orang lain
52
dan menghindari sikap meremehkan hasil usaha orang lain.
Manusia diciptakan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan
beragam. Pendidik mengarahkan peserta didik untuk lebih
termotivasi untuk berguna bagi orang lain dengan saling membantu
dalam kebaikan atau ikut bangga ketika orang lain meraih prestasi.
16) Cinta damai
Sikap dan mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
Sebagaimana firman Allah dalam Qs. At-Taubah, 9:6.
أبلغو ث اللو كالم يسمع حت فأجره استجارك المشركني من أحد وإن (٦) ي علمون ال ق وم بأن هم ذلك مأمنو
Artinya: 6. Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin
itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia
supaya ia sempat mendengar firman Allah, Kemudian
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu
disebabkan mereka kaum yang tidak Mengetahui.
Ayat diatas kaitannya dengan pendidikan karakter yaitu sikap
cinta damai merucut pada sikap mengormati, mengakui keberhasilan
orang lain atau tidak iri, setiap manusia di bekali dengan
kemampuan yang sama dan tergantung seperti apa kita akan
mengasahnya ketika kita memiliki kemampuan yang sama berarti
kita memiliki peluang untuk berhasil. Berbagai dalam pendidikan
yaitu seperti meraih prestasi bidang akademik mapun non akademik.
53
17) Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktununtuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Sebagaimana
firman Allah dalam Qs. Al-„Alaq ayat 1
(٢) خلق الذي ربهك باسم اق رأ Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan”,
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk
membaca, menggunakan waktu luang untuk belajar. Belajar itu tidak
mengenal waktu dan usia, dengan membaca wawasan kita
bertambah, saat ini budaya membaca semakin berkurang,
bertambahnya kemajuan tekhnologi dan perkembangan zaman dunia
pendidikan harus bisa mengimbangi dengan menerapkan budaya
membaca.
18) Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Ar Rum : 41-42
الذي ب عض ليذيقهم الناس أيدي كسبت با والبحر الب ره ف الفساد ظهر عاقبة كان كيف فانظروا األرض ف سريوا قل (١٢) ي رجعون لعلهم عملوا ( ١٩) مشركني أكث رىم كان ق بل من الذين
54
Artinya: 41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah)."
Ayat di atas menjelaskan tentang pentingnya peduli terhadap
lingkungan dalam dunia pendidikan bisa diterapkan dengan
menanam pohon pada area sekolah. Tujuannya untuk mengenalakn
betapa pentingnya pohon dalam kehidupan ini selain sebagai
sumber oksigen, adanya pohon di halam sekolah akan mengurangi
panas, suasana asri akan membuat kita merasa nyaman, dan peserta
didik akan mudah untuk menerima materi pembelajaran. Dapat
disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter adalah sesuatu
yang terkandung dalam pendidikan karakter meliputi: religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
g. Faktor Lingkungan dalam Pendidikan Karakter
Dalam proses pembentukan karakter pasa seseorang dipengaruhi
oleh faktor-faktor khas yang ada dalam diri orang yang bersangkutan
yang sering disebut faktor endogen dan oleh faktor lingkungannya
atau yang sering disebut faktor eksogen antara keduannya terjadi
interaksi. (Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, 2011 : 43) Berikut
55
peran empat faktor yang mempunyai pengaruh besar, yaitu: Keluarga
adalah komunitas pertama yang menjadi tempat bagi seeorang, sejak
usia dini, belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak, benar dan
salah. Dengan kata lain dikeluargalah seseorang, sjak dia sadar
lingkungan, belajar tata nilai dan moral. Karena tata nilai yang
diyakini seseorang akan tercermin dalam karakternya, dikelurgalah
proses pendidikan karakter seharusnya berawal.
Pertama dan utama, pendidikan di kelurga ini akan menentukan
seberapa jauh seorang anak seorang anak dalam prosesnya menjadi
orang yang lebih dewasa memiliki komitmen terhadap nilai moral
tertentu dalam menentukan bagaimana dia melihat dunia sekitarnya,
seperti memandang orang lain yang tidak sama dengan dia berbeda
status sosial, berbeda suku, berbeda agama, berbeda, berbeda ras,
berbeda latar belakang budaya. Dikelurga pula eseorang
mengembangkan konsep awal mengenal keberhasilan dalam hidup ini
atau pandangan mengenai apa yang dimaksud dengan hidup yang
berhasil dan wawasan mengenai masa depan.
Media massa dalam era kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi saat ini, salah satu faktor yang berpengaruh sangat
besar dalam pembangunan atau sebaliknya, perusakan karakter
masyarakat atau bangsa adalah media massa, khususnya media
elektronik, dengan pelaku utama, televisi. sebenarnya, besarnya peran
media, khususnya media cetak radio , dalam pembangunan karakter
56
bangsa telah dibuktikan secara nyata oleh para pejuang kemerdekaan.
Teman-Teman Sepergaulan salah satu faktor lingkngan yang
memengaruhi pembentukan karakter seseorang. Adakalanya teman
sepergaulan tidak sejalan dengan pengaruh kelurga, bahkan
bertentangan.
Sekolah bagi orangtua diharapkan menjadi salah satu tempat
atau lingkungan yang dapat membantu anak mengembangkan karakter
yang baik. Albert Eistein menekankan, “agar siswa mendapatkan
pemahaman dan penghayatan yang dalam terhadap tata nilai, dia harus
mengembangkan kepekaan yang tinggi terhadap keindahan dan
moralitas”. Hal senada ditegaskan juga oleh Slamet Iman Santosa,
yang menyatakan bahwa “pembinaan watak adalah tugas utama
pendidikan”. Peneliti menyimpulkan bahwa faktor lingkungan dalam
pendidikan karakter adalah sesuatu yang mempengaruhi pendidikan
karakter dalam lingkungan berupa keluarga, media massa,teman
sepergaulan dan sekolah.
h. Metode Pendidikan Karakter di Sekolah
Metode yang dapat diterapkan di sekolah adalah metode
langsung dan tidak langsung. Metode tidak langsung beratri
penyampaian pendidikan karakter dilakukan secara langsung dengan
memberikan materi-materi akhlak mulia dari sumbernya. Sementara
itu, metode tidak langsung maksudnya adalah penanaman karakter
57
melalui kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai karakter mulia
dengan harapan dapat diambil hikmahnya oleh siswa.
Melalui mata pelajaran tersendiri dan terintegrasi ke dalam
semua mata pelajaran. Melalui mata pelajaran tersendiri, seperti
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Sementara itu, terintegrasi kedalam semua mata pelajaran artinya
melalui semua mata pelajaran yang ada. Nilai-nilai karakter mulia
dapat diintegrasikan dalam materi ajar atau melalui proses
pembelajaran yang berlaku. Melalui kegiatan-kegiatan di luar mata
pelajaran, yaitu melalui pembiasaan-pembiasaan atau pengembangan
diri
Maksudnya adalah pembinaan karakter siswa melalui semua
kegiatan di luar pembelajaran yang bisa disebut kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yang berbentuk pembiasaan-pembiasaan nilai-nilai
akhlak mulia yang ada di dalamnya, seperti melaui kegiatan tadarus
Al-qur‟an dan pramuka. Melalui metode keteladanan (uswatun
hasanah). Metode yang sangat efektif untuk pembinaan karkter siwa di
Sekolah adalah melalui keteladanan. Keteladanan di sekolah
diperankan oleh kepala sekolah, guru, dan karyawan sekolah.
Keteladanan di rumah diperankan oleh kedua orangtua siswa atau
orang-orang lain yang lebih tua usianya. Sementara itu, keteladanan di
masyarakat diperankan oleh para pemimpin masyarakat dari yang
paling rendah hingga yang paling tinggi.
58
Melalui nasihat-nasihat dan memberi perhatian, guru dan
orangtua harus selalu memberikan nasihat-nasihat dan perhatian
khusus kepada para siswa atau anak mereka dalam rangka pembinaan
karakter. Cara ini juga sangat membantu dalam memotivasi siswa
untuk memiliki komitmen dengan aturan-aturan atau nilai-nilai akhlak
mulia yang harus diterapkan.Metode reward atau punishment adalah
pemberian hadiah sebagai perangsang kepada siswa atau anak agar
termotivasi berbuat baik atau berakhlak mulia, sedangkan metode
punishment adalah pemberian sanksi sebagai efek jera bagi siswa atau
anak agar tidak berani berbuat jahat (berakhlak buruk) atau melanggar
peraturan yang berlaku. (Marzuki, 2015:112)
Sedangkan menurut Novan Ardy Wiyani, 2012:140 metode
pendidikan karakter adalah Pembiasaan keteladanan adalah kegiatan
dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang tidak diprogramkan karena
dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan ini
merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan
peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan, kerapian, kasih
sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras. Kegiatan ini
meliputi berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca,
memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain, dan datang tepat waktu.
Pembiasaan spontan yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam
kejadian khusus, meliputi pembentukan perilaku memberi senyum,
salam, sapa, membuang sampah pada tempatnya, budaya antre,
59
mengatasi silang pendapat (pertengkaran), saling mengingatkan ketika
melihat pelanggaran tata tertib sekolah, kunjungan rumah,
kesetiakawanan sosial. Pembiasaan rutin merupakan salah satu
kegiatan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan sehari-
hari di sekolah seperti, upacara bendera, senam, doa bersama,
ketertiban, pemeliharaan kebersihan (jum‟at bersih).
Pengondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung
terlaksananya pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang
bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster
kata-kata bijak yang terpajang di lorong sekolah, di dalam kelas dan
kesehatan diri. Dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan karakter
di sekolah cara yang dilakukan untuk menanamkan pendidikan
karakter dala. m lingkungan sekolah melalui metode langsung dan
tidak langsung, melalui mata pelajaran tersendiri dan terintegrasi ke
dalam semua mata pelajaran, pembiasaan, keteladanan, nasihat dan
memberi perhatian, reward atau punishment.
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Telah dilakukan penelitian oleh Azzah zayyinah (2013) dengan judul
“Peran Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Karakter Santri Pondok
Pesantren Nurul Ummah Putri”, menyimpulkan untuk memberikan motivasi
kepada santri dalam meningkatkan nilai karakter baik yang mengikuti
ekstrakurikuler maupun yang belum mengikuti ekstrakurikuler.
60
Nida Nur Roisah (2009) UIN Sunan Kalijaga dengan judul
“Pembentukan Kepribadian Islam Melalui Metode Pembinaaan Akhlak Anak
Menurut Al-Ghazali”, menyimpulkan bahwa pembentukan kepribadian Islam
melalui metode pembinaaan akhlak anak menurut Al-Ghajali yaitu
bahwasanya anak dalam pembinaan akhlaknya baik dalam kehidupan sehari-
hari kaitannya dalam tingkah, dalam hal ini Al-Ghazali menasihatkan bahwa
setiap pendidik ataupun orang tua agar memperhatikan dan memberikan
metode pembinaan akhlak.
Yunita Dwi Aggraheni (2015) dengan judul “Peran Guru Mata
Pelajaran Umum dalam Membentuk Sikap Spiritual Siswa Kelas VII di MTs
N Bekonang Tahun Pelajaran 2014/2015”, menyimpulkan bahwa ada
beberapa cara guru dalam membentuk sikap spiritual di MTs N Bekonang
yakni memberikan teladan atau contoh yang baik, dengan pembiasaa, dengan
memberikan nasehat-nasehatyang baik kepada siswa.
Keterkaitan dengan penelitian di atas adalah sama-sama membahas
Karakter. Dari hasil kajian penelitian yang relevan terdahulu tersebut bahwa
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter Siswa Kelas
VIII di MTs Negeri Surakarta II” belum diteliti. Perbedaannya adalah pada
skripsi Azzah berfokus pada ekstrakurikuler berperan dalam meningkatkan
karakter, sedangkan Nida Nur Roisah pembentukan kepribadian Islam
melalui pembinaan akhlak. Yunita berfokus kepada Guru mapel umum dalam
membentuk sikap spiritual. Sedangkan peneliti berfokus pada upaya guru
akidah akhlak dalam pembinaan karakter.
61
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah wahana untuk mencetak generasi muda yang sangat
penting bagi masa depan negeri ini. Tanpa adanya pendidikan yang baik dan
berkualitas, tentu saja negeri ini akan terancam karena anak mudanya dididik
secara sembarangan dan tidak sesuai dengan nafas kemajuan zaman yang
semakin cepat ini.
Pendidikan harus berdampak pada karakter manusia/bangsa Indonesia,
dengan memfokuskan pada pembentukan karakter, sehingga nantinya
menjadikan peserta didik dapat mengembangkan potensinya yang memberikan
manfaat untuk diri sendiri dan orang lain, sebagaimana pembentukan karakter
lebih kepada membentuk watak dari peserta didik yang sesuai dengan budaya
bangsa.
Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tentu saja semua
pihak yang berkompeten di dalamnya haruis bekerja keras untuk memberikan
yang terbaik dalam memajukan pendidikan. Tenaga guru adalah salah satu
tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai salah satu faktor penentu
keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan
dengna peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan
tamatan yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia yang
menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan organisasi.
Sehingga perannan guru dalam membin karakter siswanya sagat diperlukan.
Guru akidah akhlak tidak hanya menyampaikan ajaran agama Islam
melainkan juga mempunyai fungsi merubah tingkah laku dan perkembangan
62
siswa yang menjadi tujuannya sesuai ajaran agama Islam melalui proses.
Dengan demikian guru akidah akhlak mempunyai peran ganda selain
mentransfer ajaran agama Islam juga mempunyai tanggung jawab dalam
membina tingkah laku siswa sesuai karakter yang berbudaya.
MTs Negeri Surakarta II merupakan satu lembaga pendidikan formal,
selain berbasis Islam juga mempunyai keinginan yang kuat dalam membina
karakter siswanya. Terbukti dari visi, misi, dan tujuan sekolah tersebut. Dari
sinilah perlunya dikaji secara mendalam “Bagaimana Upaya Guru Akidah
Akhlak dalam Pembinaan Karakter Siswa di MTs Negeri Surakarta II?”
63
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
Kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data untuk membuat
deskriptif mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini
penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-
mata tidak perlu mencari atau mendapat makna dan implikasi (Sumadi
Suryabrata, 2000: 18-19).
Sedangkan menurut Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan menurut Salim,
2001:5-6) penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan
berbagai bahan empiris(studi kasus, pengalaman pribadi, introspeksi, riwayat
hidup, wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksi, dan visual) yang
menggambarkan momen rutin dan problematis, serta maknanya dalam
kehidupan individual dan kolektif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, yakni sebuah
studi tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang tampak. Dengan kata
62
64
lain fenomenologi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
penjelasan tentang realitas yang tampak yang dilakukan Guru akidah akhlak
dalam pembinaan karakter siswa kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menghasilkan
deskripsi data-data konkrit di lapangan tentang Upaya Guru Akidah Akhlak
dalam Pembinaan Karakter Siswa Kelas VIII di Sekolah MTs Negeri
Surakarta II Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Surakarta II. Peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai upaya guru akidah akhlak
dalam pembinaan karakter siswa di tempat tersebut, dengan alasan peneliti
mengamati bahwa di MTs Negeri II Surakarta ada upaya Guru akidah
akhlak dalam pembinaan karakter siswa kelas VIII.
2. Waktu Penelitian
Penelitian di MTs Negeri Surakarta II ini dilaksanakan dari bulan
Maret 2017 sampai bulan Agustus 2017. Secara garis besar penelitian
tersebut di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan
Tahap ini dimulai dari pengajuan judul, pembuatan proposal
dan permohonan izin kepada pihak madrasah yang akan digunakan
untuk penelitian.
65
b. Tahap penelitian
Tahap ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung di
lapangan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi.
c. Tahap penyelesaian
Tahap ini meliputi analisis data yang telah terkumpul dan
penyususan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
C. Subyek dan Informan Penelitian
1. Subyek
Adapun subyek dalam penelitian ini yaitu Guru Akidah Akhlak kelas
VIII di MTs Negeri Surakarta II.
2. Informan
Adapun informan dalam penelitian ini adalah Kepada Madrasah,
bidang bimbingan konseling, beberapa siswa kelas VIII di MTs Negeri
Surakarta II .
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui upaya guru akidah akhlak di MTs Negeri Surakarta II
dalam membina karakter pada siswa kelas VIII, maka penelitian ini
menggunakan beberapa metode. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan adalah:
66
1. Wawancara
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan kepada subyek dan informan
penelitian yaitu Kepala Sekolah dan Guru akidah akhlak di kelas VIII,
dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disiapkan dan dibuat
kerangka-kerangka sistematik sebelum berada di lokasi penelitian.
Selanjutnya pertanyaan yang disampaikan kepada subjek dan informan
dapat berkembang sesuai dengan kejelasan jawaban yang dibutuhkan,
meskipun pertanyaan tersebut tidak tercantum dalam daftar atau list
pertanyaan.
2. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung
dan mencatat bagaimana upaya yang dilakukan guru akidah akhlak dalam
membina karakter siswa khususnya kelas VIII saat proses pembelajaran di
dalam kelas dan saat interaksi antara guru dan siswa ketika di luar kelas di
MTs Negeri Surakarta II.
3. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan gambaran umum MTs Negeri Surakarta II, yang meliputi sejarah
berdirinya, letak geografis, data madrasah, status madrasah, motto, visi
dan misi, tujuan pendidikan dimadrasah, keadaan madrasah, sejarah
pergantian kepala madrasah, keadaan guru, bagan struktur organisasi,
keadaan siswa, dan hal-hal lain yang mendukung.
67
E. Teknik Keabsahan data
Keabsahan data merujuk sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang ingin diukur. Dalam pengumpulan data sering terjadi perbedaan
bahkan pertentangan anatar sumber data terhadap data yang diperoleh. Teknik
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trianggulasi.
Menurut Lexy J. Moeleong: 178). Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin membedakan
4 macam Trianggulasi sebagai pemeriksaan yang memanfaatkan sumber,
metode, penyidik, dan teori
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi metode
(Methodological Triangulation) atau triangulasi teknik yakni pemeriksaan
konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan data yang
berbeda seperti penggabungan metode pengumpulan data melengkapi data
wawancara dengan data observasi. Hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi dapat dibandingkan untuk melihat apakah hasil temuan sama. Jika
kesimpulan dari masing-masing metode sama, maka keabsahan ditegakkan.
Dalam penelitian ini triangulasi metode bermanfaat untuk meningkatkan
kepercayaan penelitian, menciptakan cara-cara inovatif memahami fenomena,
mengungkap temuan unik, menantang atau mengintegrasikan teori dan
memberi pemahaman yang lebih jelas tentang masalah.
68
F. Teknik Analisisis Data
Menurut Sugiyono (2008: 89), analisis data adalah proses mencari dan
menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
secara interaktif dan berlangsung terus-menerus sampai tuntas. Aktivitas
dalam analisis data dan penarikan kesimpulan/verifikasi data. Ketiganya
secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data dimaksudkan sebagai proses pemilihan dan
pemusatan perhatian pada penyederhanaan atau merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema
dan polanya. Reduksi data juga berarti proses penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data-data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapngan, sejak awal hngga akhir penelitian berlangsung.
Semua data yang diperoleh ditelaah secara mendalam kemudian
yang tidak berhubungan dengan penelitian dibuang dan data yang
berhubungan dengan penelitian diambil untuk dimanfaatkan. Data yang
ditelah direduksi kemudian disusun secara sistematis dengan
69
memfokuskan pada permasalahan penelitian. Sehingga lebih mudah untuk
dipahami dan memberikan gambaran yang lebih jelas.
2. Penyajian data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan, pengambilan tindakan atau merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Maka dalam penyajian
data harus menyususn informasi secara teratur dan runtut sehingga mudah
dilihat, dibaca, dan mudah dipahami tentang suatu kejadian dan peristiwa
yang terkait dengan upaya guru akidah akhlak dalam pembinaan karakter
siswa kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan, yaitu mencari benda-benda, mencatat
keteraturan pola-pola penjelasan. Kesimpulan dapat menjadi jawaban atas
rumusan masalah yang telah dirumuskan dan merupakan temuan baru
yang dapat berupa diskripsi suatu objek, hubungan interaktif, dan hipotesis
atau teori (Sugiyono, 2008:87-99).
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:92) menggambarkan
proses analisa data sebagai berikut:
70
Gambar 01
Model analisis interaktif Miles dan Huberman
Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka prosesnya dapat dilihat
pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data. Artinya data yang berupa catatan lapangan yang telah digali dan dicatat. Dari
dua bagian data tersebut peneliti menyusun rumusan pengertiannya secara singkat,
berupa pokok-pokok temuan yang penting dalam artinya pemahaman segala
peristiwanya yang disebut reduksi data.
Kemudian diikuti penyususan sajian data yang berupa cerita sistematis
dengan suntingan penelitiannya supaya makna peritiwanya lebih jelas dipahami
dengan dilengkapi perabot sajian data. Pada waktu pengumpulan data sudah
berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan
verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian
data. Jadi dalam penelitian ini, bergerak diantara reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan dengan menggunakan waktu yang masih tersisa dalam
penelitian ini.
Penyajian Data
Pengumpulan Data
Reduksi
Data
Kesimpulan:
penarikan/verifikasi
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat MTs Negeri Surakarta II
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Surakarta II adalah perubahan
nama dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Surakarta.
Sedang PGAN 6 Tahun itu sendiri merupakan perubahan nama dari
Madrasah Mamba‟ul „Ulum Surakarta, yang berlokasi di Komplek Masjid
Agung Surakarta. Berdirinya Madrasah Mamba‟ul „Ulum dalam sejarahnya,
sangat erat kaitannya dengan Politik Konfrontatif antara Pemerintah Keraton
Kasunanan Surakarta dengan Politik Penjajahan Belanda.
Pada Tahun 1900 M, Pemerintah Kolonia Belanda secara diam-diam
mendirikan beberapa bangunan megah dan besar di Wilayah Kasunanan
Surakarta, seperti: Sekolah HIS – ES Milo, Gereja, Pabrik Gula di Klaten,
Rumah Sakit di Jebres, dan sebagainya. Menyaksikan berdirinya beberapa
bangunan tersebut, Kanjeng Sri Susuhunan Paku Buwono (PB) X tidak
tinggal diam. Beliau tergugah hatinya dan tertantang untuk mendirikan
bangunan serupa.Akhirnya beliau mendirikan Sekolah HIS Kasatria,
Pamardi Siwi, Rumah Sakit di Kadipolo, Pabrik Gula di Pedan Klaten dan
Mojo Sragen.
Mengingat Kerajaan Kasunanan Surakarta berdasar atas Asma
Dhalem Kanjeng Sinuhun Paku Buwono X Senopati Hing Ngalogo
71
72
Sayyidin Panatagama Khalifatullah, maka pada Tahun 1908 M beliau
mendirikan Madrasah Mamba‟ul „Ulum di Komplek Masjid Agung
Surakarta, dengan tujuan untuk membina dan memberi bekal keagamaan
kepada para Abdi Dhalem, Ulama, Khatib, Imam, Penghulu, Hakim, dan
masyarakat pada umumnya.
Pada tahun 1948, Madrasah Mamba‟ul „Ulum Surakarta oleh
Menteri Agama Republik Indonesia (dulu,Kementrian Agama) diubah
menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun, dengan tujuan
untuk mencetak para Guru Agama Islam yang benar-benar mahir dan
profesional. Namun dalam perkembangan berikutnya, pada Tahun 1978
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun oleh Menteri Agama
Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya Nomer: D/ED/110/1978
Tanggal 8 Juni 1978, diubah lagi menjadi: Kelas I s/d III, menjadi : MTs N
Surakarta II. Kelas IV s/d VI, menjadi : MAN Surakarta II (Dokumentasi,
MTs Negeri Surakarta II).
2. Visi dan Misi MTsN Surakarta II
Visi :
Terwujudnya generasi Islam yang beriman, bertaqwa, berilmu
amaliyah dan berilmu amaliyah, berakhlaqul karimah, dan unggulan dalam
prestasi.
Misi :
a. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam,
sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
73
b. Menanamkan perilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari kepada
warga madrasah.
c. Memberikan bekal kemampuan baca tulis, hitung, dan pengetahuan
keterampilan.
d. Menerapkan metode yang relevan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi pendidikan.
e. Melaksanakan program yang jelas, sistematis, dan dikelola secara
profesional yang memiliki akuntabilitas publik.
f. Mewujudkan kedisiplinan dan ketertiban seluruh warga madrasah.
g. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
madrasah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah.
h. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga madrasah (Dokumentasi, MTs Negeri Surakarta II).
3. Tujuan MTs N Surakarta II
a. Terwujudnya generasi yang konsisten/istiqamah melaksanakan ibadah
wajib maupun sunnah.
b. Terwujudnya generasi yang santun dalam bertutur dan berperilaku.
c. Terwujudnya generasi yang dapat berpikir secara kritis, logis, kreatif,
dam inovatif.
d. Terwujudnya proses pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan
kepada seluruh siswa untuk dapat belajar secara optimal.
e. Tersusunnya program kerja madrasah dan buku panduan kerja.
f. Meningkatnya kemandirian siswa, guru, dan karyawan.
74
g. Terselenggaranya kerjasama yang baik dengan komite, masyarakat, dan
instansi terkait.
h. Adanya strategi pencapaian target kelulusan Ujian Nasional
Dokumentasi, MTs Negeri Surakarta II).
4. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : MTs N Surakarta II
b. Alamat Sekolah : Jl. Transito Suronalan Pajang Laweyan Surakarta
c. Luas Tanah : 5.069 M2
d. Status Tanah : HP. Pemerintah Kota Surakarta
No. 01 Kelurahan Pajang.
e. Luas Bangunan : 3.146 M2 (Dokumentasi MTs Negeri Surakarta II).
5. Daftar Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Surakarta
a. Soetojo 1978 – 1988
b. Drs. H. Tuchri 1988 – 1993
c. Drs. H. Muchtar Hayuni 1993 – 1998
d. Drs. H. Mulyono Muchtar 1998 – 2001
e. Drs. H. Anwaruddin Sanusi,M.HI. 2001 – 2004
f. Sukidi, S.Ag., S.Pd., M.PdI 2004 – 2007
g. Drs. Muslih, M.Pd. 2007 – 2013
h. Drs. Hanafi 2013 – 2014
i. Drs. Sunarto, M.Pd. 2014- sekarang
75
6. Kondisi Jumlah Siswa
Tahun
Pelajaran Jumlah
Kelas
VII VIII IX
2005-2006 1141 348 415 378
2006-2007 1100 358 342 4000
2007-2008 949 249 358 342
2008-2009 848 252 250 346
2009-2010 863 385 260 245
2010-2011 953 338 367 248
2011-2012 1053 364 330 359
2012-2013 1064 384 358 322
2013-2014 1063 336 376 351
2014-2015 1111 399 336 376
2015-2016 1180 416 387 332
2016-2017 1126 294 451 381
2017-2018 1074 329 294 451
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Akmalia, S.Ag (Selasa, 25 Juli
2017) Upaya guru pendidikan agama Islam dalam membina karakter siswa di
sekolah mempunyai peranan penting yaitu : mengawasi, mengarahkan,
membina, dan membimbing dengan pembiasaan dan keteladanan. Tujuan
pembinaan karakter yaitu agar siswa setelah selesai dalam pembinaan di
sekolah diharapkan mempunyai kakarter baik sesuai dengan ajaran Islam.
Kegiatan diluar KBM yaitu : Sholat dzuhur berjamaah dilakukan setiap hari
76
setelah bel berbunyi istirahat kedua yang diikuti oleh seluruh siswa, guru,
maupun karyawan, sholat dhuha dilakukan secara wajib sesuai jadwal kelas,
sholat Jum‟at dilakukan pada hari Jum‟at setelah pulang sekolah yang diikuti
seluruh siswa, pramuka untuk melatih kedisipilnan siswa, dan pesantren kilat
yang dilakukan pada saat bulan suci Ramadhan yang diadakan tiga hari
berturut-turut.
Upaya yang dilakukan guru pada saat proses kegiatan belajar mengajar
seperti, pada awal pelajaran dimulai dengan berdoa, diwajibkan membaca
alqur‟an atau surat pendek. Metode yang di pakai pada saat pelajaran Akidah
Akhlak seperti : metode ceramah sering digunakan dalam menyampaikan
materi karena siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan
seperti materi yang mengisahkan tentang kisah-kisah, metode diskusi untuk
melatih siswa menyelesaikan masalah secara bersama-sama atau kelompok
dan melatih siswa untuk menyampaikan pendapat atau mendengarkan
pendapat orang lain, metode demonstrasi digunakan supaya siswa lebih
memahaminya seperti materi sholat, wudhu, haji, memerlukan peragaan agar
siswa lebih memahaminya, metode tanya jawab digunakan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan
oleh guru jika siswa belum paham boleh tanya, metode teladan digunakan
untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh yang baik
kepada siswa, baik contoh secara langsung maupun secara tidak langsung
(Observasi kelas VIII G, Jum‟at, 28 Juli 2017).
77
Hukuman tidak secara langsung yaitu dengan cara mengisahkan atau
menceritakan nabi atau orang-orang yang bisa dijadikan suri tauladan bagi
siswa. Jika melakukan pelanggaran ada sanksi yang mendidik seperti
mengerjakan soal tambahan atau menghafal surat pendek Al-Qur‟an. Kerja
sama antara guru Akidah akhlak dengan orang tua siswa diadakan rapat di
awal tahun pelajaran dan setiap pengambilan rapot, tujuannya untuk
memberikan tugas mengawasi, mendidik, dan membina terhadap anak didik
didalam sekolah maupun diluar sekolah. Wawancara dengan Ibu Akmalia,
S.Ag (Senin, 31 Juli 2017)
Faktor yang menjadi kendala atau menghambat dalam pembinaan
karakter siswa antara lain: waktu, karena tidak bisa setiap saat bersama siswa
jadi pengawasan terhadap siswapun terbatas. Terkadang di sekolah sudah
dibimbing semaksimal mungkin tetapi sepulang sekolah terpengaarauh oleh
temanya, kemudian maraknya dunia informasi yang zaman sekarang canggih,
seperti Handphone yang dapat mengakses informasi yang positif maupun
negatif, kemudian tayangan televisi yang terkadang juga tidak mendidik anak
secara langsung akan mempengaruhi perkembangan pribadi siswa, latar
belakang yang berbeda-beda, dan kurangnya perhatian orang tua terhadap
anaknya.
Faktor yang mendukung dalam pembinaan karakter siswa yaitu adanya
kerja sama antara sekolah dan orang tua dalam mengawasi, mendidik, dan
membina siswa disekolah maupun diluar sekolah, lingkungan sekolah yang
masih kental dengan kegiatan keagamaan, adanya tata tertib sekolah, dan
78
sarana prasarana yang memadai seperti musholla. Kegiatan yang bersifat
keagamaan atau usaha dari kebijakan sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler
pramuka untuk melatih kedisiplinan siswa, sholat jamaah, sholat dhuha,
sholat jum‟at, dan satu lagi di bulan suci Romdhan mengadakan pesantren
kilat yang diwajibkan khusus siswa untuk mengikutinya.
Upaya guru mapel lain dalam membina karakter yaitu sebagai guru BK
dengan memberikan tugas seperti membimbing, mengarahkan, dan
menasehati. Saya memberikan berupa bimbingan konseling terhadap siswa
yang tidak mematuhi peraturan tata tertib sekolah, kemudian kenakalan siswa
serta memecahkan masalah yang dihadapi siswa untuk menjadikan siswa
yang berakhlak mulia dan baik (Wawancara dengan Ibu Sugeng S. Psi Rabu,
26 Juli 2017).
Kesan saya pembelajaran Akidah Akhlak adalah pembelajaran yang
mendidik, budi pekerti seorang siswa agar lebih giat dalam melakukan ibadah
dan kegiatan positif dalam kehidupan sehari-hari. Cara guru Akidah Akhlak
dalam memulai kegiatan belajar mengajar sekarang menggunakan kurikulum
2013, siswa lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, sebelum guru
memasuki pelajaran siswa berdoa dan membaca al-Quran bersama-sama.
Tindakan guru saat memasuki waktu sholat guru selalu mengoyak-ngoyak
dan ada juga yang kesadaran sendiri siswa untuk melakukan sholat
berjamaah, sholat dhuha, dan sholat jum‟at. (Wawancara dengan siswa Alya
Eza 8F Rabu, 2 Agustus 2017).
79
Pengajian akbar dilakukan pada hari memperingati Isra‟ Miraj.
Kegiatan ini diwajibkan seluruh siswa untuk mengikutinya dengan tema
memperingati hari Isra‟ Miraj. Pertama kata sambutan yang dibawa oleh
siswa, acara pembukaan membaca basmallah bersama-sama, kedua membaca
tilawah , ketiga tausiah yang dibawakan oleh ustadz dengan tema hari Isra‟
Miraj , keempat penutupan membaca hamdalah bersama-sama
Pesantren kilat diadakan pukul 08.00-12.00 WIB, pertama pembukaan
dengan membacakan basmalah bersama-sama, kedua tilawah, ketiga tausiah
yang dibawakan oleh Bapak/Ibu Guru dengan tema puasa, dan zakat fitrah,
keempat penutupan dengan membaca do‟a kafaratul majlis. Kemudian suara
adzan dzuhur berkumandang semua siswa, maupun guru melakukan sholat
dzuhur berjamaah di musholla. Kegitan zakat fitrah ini dilakukan setahun
sekali yaitu pada bulan suci Ramadhan. Setiap siswa diwajibkan membawa
beras 2,5 kg, atau uang sesuai dengan harga beras pada saat itu.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Pembinaan Karakter Siswa kelas
VIII di MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2017/2018
Dalam membina karakter siswa di sekolah guru akidah akhlak)
mempunyai peranan penting, meskipun dalam pelaksanaannya
melibatkan seluruh pihak sekolah. Selain kerja sama dengan pihak sekolah
juga bekerja sama dengan orang tua / wali dari siswa untuk sama-sama
80
mengawasi , mengarahkan, membina, dan membimbing anaknya jika
berada di rumah atau berada di luar sekolah.
Upaya yang dilakukan guru akidah akhlak dalam pembinaan
karakter siswa yaitu :
a. Pemberian nasihat
Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan yang
diberikan berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan
membangun seseorang dengan tujuan yang baik. Nasehat selalu
bersifat mendidik. Dalam memberikan nasehat harus berdasarkan
kebenaran.
b. Membangun pembiasaan
Pembiasaan merupakan sebuah proses pendidikan.
Pendidikan yang instan berarti melupakan dan meniadakan
pembiasaan. Karakter seseorang dapat diciptakan melalui latihan dan
pembiasaan. Ketika suatu praktek sudah terbiasa dilakukan, maka
akan menjadi suatu dorongan bagi yang melakukanya, kemudian akan
menjadi kebiasaan, dan pada waktunya akan menjadi perilaku yang
sulit untuk ditinggalkan. Hal ini berlaku untuk hampir semua hal.
c. Kateladanan
Tanggung jawab seorang guru tidaklah terbatas dalam
memberikan pengetahuan kepada anak didik, akan tetapi ia juga
terikat dalam tugas mengembangkan pikiran dan upaya upaya
untuk melatih anak didiknya secara fisik dan juga sosialnya. Seorang
81
guru adalah sebagai contoh terhadap siswa. Oleh karena itu, masalah
keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik
buruknya siswa. Jika seorang guru itu jujur, dapat dipercaya,
berakhlak mulia, berani, dan menjauhkan diri dari perbuatan-
perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka si anak juga akan
tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak yang mulia,
berani dan menjauhkan diri dari perbuatan- perbuatan yang
bertentangan dengan agama. Begitu pula sebaliknya jika guru
adalah seorang pembohong, pengkhianat, orang yang kikir, penakut,
dan hina, maka si anak akan tumbuh dalam kebohongan, khianat,
durhaka, kikir, penakut, dan hina pula.
d. Ketersediaan fasilitas yang mendukun
Guna menunjang keberhasilan guru agama Islam dalam
pembinaan akhlak siswa yaitu dengan adanya kegiatan yang
diprogramkan khusus untuk pembinaan akhlak siswa. Kegiatan-
kegiatan tersebut bisa berjalan efektif apabila sarana dan prasarananya
memadahi, namun apabila sarana dan prasarananya tersebut kurang
maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan maksimal.
e. Menjalin komunikasi dengan berbagai pihak
Dalam melaksanakan agenda kegiatan baik di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat tentu saja banyak pihak yang terkait
dan membatu demi kelancaran kegiatan yang ada. Maka hubungan
yang baik antara semua lembaga menjadi sangat penting. Ketika semua
82
pihak ikut terlibat maka akan meringankan pekerjaan sekaligus rasa
solidaritas akan terbentuk. Tak lain hanya dengan suatu proses
pendidikan.
2. Kegiatan yang dilakukan untuk Pembinaan Karakter di MTs Negeri
Surakarta II Tahun Pelajaran 2017/2018
a. Sholat dzuhur berjamaah
Kegiatan sholat dzuhur dilakukan setiap hari setelah bel berbunyi
istirahat kedua yang diikuti oleh seluruh siswa, guru, maupun
karyawan. Bagi wanita yang berhalangan dikelas sejenak supaya tidak
mengganggu kekyusukan orang yang sedang sholat.
b. Sholat dhuha
Setelah bel masuk berbunyi siswa tidak langsung masuk kelas
melainkan melakukan kegiatan sholat dhuha yang dilaksanakan seluruh
warga MTs Negeri Surakarta II baik siswa, dan guru.
c. Sholat Jum‟at
Sholat Jum‟at dilakukan pada hari Jum‟at setelah pulang sekolah
yang diikuti seluruh siswa baik laki-laki, maupun perempuan, dan guru.
Siapa yang tidak mengikuti sholat Jum‟at di beri hukuman atau tugas
mengerjakan isi khutbah dari Sholat jum‟at tersebut.
d. Membaca Qur‟an dan Menghafal Surat Pendek
Kegiatan membaca Qur‟an dilakukan pada jam pertama saat proses
KBM dimulai. Wajib hari jum‟at sebelum mulai pembelajaran
membaca Al-Qur‟an.
83
e. Pramuka
Kegiatan pramuka merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh
seluruh siswa pada hari Jum‟at Pukul 13.00-15.00 WIB.
f. Pengajian Akbar
Pengajian akbar dilakukan pada hari memperingati Isra‟ Miraj.
Kegiatan ini diwajibkan seluruh siswa untuk mengikutinya dengan
tema memperingati hari Isra‟ Miraj.
g. Pesantren Kilat
Selain mata pelajaran formal dan muatan lokal, MTs Negeri
Surakarta II menambahkan muatan pesantren kilat yang dilakukan
pada saat bulan suci Ramadhan yang diadakan tiga hari berturut-turut
yang diikuti seluruh siswa.
h. Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan kegiatan disekolah ini yang dilakukan pada
bulan suci Ramadhan. Semua siswa mengikuti dan membagikan hasil
zakat fitrah kepada masyarakat Sukodono yang kurang mampu.
3. Faktor Penghambat Guru Akidah Akhlak dalam Pembinan Karakter
Siswa kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2017/2018
a. Kurangnya minat dan kesaradan siswa
Permasalahan utama yang menjadi kendala dalam pembinaan
karakter baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat adalah
tentang persoalan minat dan kesadaran dari seseorang. seorang anak
cenderung akan memilih hal-hal yang menyenangkan meski itu buruk,
84
daripada hal-hal yang membosankan padahal itu baik untuk mereka.
Contoh sederhana adalah ketika waktu istirahat di sekolah, seorang siswa
akan memilih bermain dan tongkrong bersama dengan teman-temanya.
Padahal hal itu belum tentu baik untuk mereka. Ada kegiatan lain yang
sebenarnya bermanfaat untuk mereka. Membaca buku di perpustakaan,
tadarus, atau sholat dhuha. Tetapi hal ini adalah sangat membosankan.
Ini menjadi tugas bagi semua orang yang ada di lingkungan pendidikan.
Bagaimana caranya merubah hal yang membosankan itu menjadi sesuatu
yang asyik dan menyenangkan. Sehingga nantinya anak akan dengan
sendirinya meninggalkan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat.
b. Sarana yang kurang
Guna menunjang keberhasilan guru akidah akhlak dalam
pembinaan karakter siswa yaitu dengan adanya kegiatan-kegiatan yang
diprogramkan khusus untuk pembinaan karakter siswa. Kegiatan-kegiatan
tersebut bisa maksimal apabila sarana dan prasarananya cukup, namun
apabila sarana dan prasarananya tersebut kurang maka kegiatan tersebut
tidak akan berjalan dengan maksimal
c. Lingkungan
Pergaulan anak diluar sekolah juga sangat berpengaruh besar
terhadap perkembangan akhlak mereka, karena ketika pergaulan mereka
itu baik maka akan baik pula akhlaknya. Pengaruh dari pergaulan itu
sangat cepat, apabila ada pengaruh yang buruk maka akan mambawa
dampak yang buruk pula bagi anak.
85
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah peneliti mengadakan penelitian tentanga Upaya Guru
Akidah Akhlak dalam Pembinaan Karakter Siswa Kelas VIII di MTs
Negeri Surakarta II, maka peneliti mengambil kesimpulan yaitu:
1. Upaya yang dilakukan Guru akidah akhlak dalam pembinaan
karakter siswa kelas VIII MTs Negeri Surakarta II diantaranya:
pemberian nasihat, membangun pembiasaan, keteladanan,
ketersediaan fasilitas yang mendukung, dan komunikasi dengan semua
pihak.
2. Kendala yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam, diantaranya
adalah: kurangnya kesadaran dari siswa, sarana yang kurang, serta
pengaruh dari lingkungan pergaulan.
Dapat disimpulkan upaya yang dilakukan guru Akidah Akhlak
dalam pembinaan karakter siswa kelas VIII di MTs Negeri Surakarta II
cukup baik. Akan tetapi masih diperlukan adanya peningkatan demi
tercapainya pendidikan karakter yang lebih baik lagi.
B. SARAN
1. Bagi guru
Untuk guru akidah akhlak maupun guru umum, hendaknya
meningkatkan kerjasama dalam pembinaan karakter siswa
sekaligus dalam mengawasi akhlak siswa. Supaya akhlak siswa dapat
85
86
terkontrol dengan baik. Juga kegiatan-kegiatan keagamaan hendaknya
lebih ditingkatkan untuk memfasilitasi anak didik yang ingin
memperdalam ilmu-ilmu keagamaan. Seperti tilawah Al Quran,
rabana, dan kegiatan- kegiatan lainya yang dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk berakhlak Islami.
2. Bagi lembaga
Ketersediaan sarana dan prasarana hendaknya lebih
ditingkatkan. Hal ini guna memaksimalkan pelaksanaan pembinaan
akhlak yang dilakukan di sekolah. Karena kurangnya sarana dan
prasarana yang ada secara tidak langsung akan mempengaruhi jalanya
proses pembinaan akhlak. Dan sebaliknya sarana dan prasarana yang
lengkap akan sangat mendukung kelancaran prosesnya.
3. Bagi siswa
Hendaknya siswa lebih bisa menentukan apa yang baik untuk
dirinya serta apa yang tidak baik untuk dirinya. Karena kelangsungan
masa depan siswa besok bergantung pada perilaku siswa hari ini.
Maka apabila seorang siswa hari ini bisa memilih hal yang baik, maka
kedepan ia juga akan lebih baik.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Ahmad Tafsir. 2011. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Akmal Hawi. 2013. Kompetensi Guru PAI. Jakarta: Rajawali Pers.
Andi Prastowo. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Departemen Agama RI.2005. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : PT. Syamil
Cipta Media
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dindin Jamaluddin. 2013. Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam. Bandung :
CV Pustaka Setia.
Hamdani Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Heri Gunawan. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis Dan Pemikiran Tokoh.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hery Noer Aly. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu
Jasa Ungguh Muliawan. 2015. Ilmu Pendidikan Islam: Studi Kasus Terhadap
Struktur Ilmu, Kurikulum, Metedologi dan Kelembagaan Pendidikan
Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pedoman Sekolah. http://gurupembaru.com/home/wpcontent/ upload/
dowload/2011/11/panduan-penerapan-pendidikan-karakter-bangsa.
pdf.diakses 12 Januari 2012
Lexy J. Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
M.Ainul Yaqin.2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pilar Media
Maksudin.2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
88
Marzuki. 2015. Pendidikan Karakter Islam. Jakarta : Amzah
Milles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press
Muchlas Samani dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Muhammad Yaumi. 2014. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Ngainun Naim. 2012. Character Building. Jogjakarta: AR-Ruzz Media
Novan Ardy Wiyani.2012. Manajemen Pendidikan Karakter Konsep Dan
Implementasinya di Sekolah. Yogyakarta : PT. Pustaka Insan Madani.
Permendikbud RI Nomor 2013, Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum
2013, lampiran III
Retno Listiyarti, Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovasi, Dan Kreatif.
Penertbit Erlangga
Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikn Karakter. Erlangga Group.
Sri Minarti. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH.
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif (R & D). Bandung:
Alfabeta.
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, Pendidikan Karakter Di Sekolah Dari
Gagasan Ke Tindakan. Penerbit Kompas Gramedia.
Thomas Lickona.2013. Educating for Character: How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibiliti. Jakarta : PT Bumi Aksara
Tutik Rachmawati. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru Dan Angka Kreditnya.
Yogjakarta: Gava Media.
Wikipedia bahasa Indonesia
Zakiah Daradjat. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Zakiah Daradjat. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
89
ampiran No.1
Bagan Struktur Organisas MTs Negeri Surakarta II
Kepala Madrasah
Drs. Sunarto, M.Pd.
Urusan-urusan
Kurikulum
Hayati P.
S.Pd., M.Pd.
Kesiswaan
Muh Islam,
S.Ag.M.Pd.
Sarpras
Totok D.
S.Pd.
Humas
Dra. Siti
Mutanti
Wali Kelas
Kelas 7 Kelas 9 Kelas 8
Kelas 7A 1
A Riyadi,
S.Ag.
Kelas 7A 2
Nafsidah,
S.Ag.
Kelas 8A 1
Zulfatin Z,
S.Ag.
Kelas 8A 2
Eni Puji,
S.Pd.
Kelas 9A 1
S. Rofiah,
S.Ag.M.Pd.
Kelas 9A 2
Endang S.,
S.Pd.
Kelas 7A 3
Hj. Sri P.,
S.Pd.
Kelas 7A 4
Nur H.,
S.Pd.
Kelas 7A 5
Sunarni.,
S.Pd.
Kelas 7B
Sulistya.,
S.S.,S.Ag.
Kelas 7C
Jumarsih.,
S.Pd.
Kelas 7D
Novi H.,
S.Pd.
Kelas 7F
Bahtiyar J.,
S.Ag.
Kelas 7E
Joko W.,
S.Pd.,M.Pd
.
Kelas 7H
Dra.Sri
Widayati
Kelas 7G
Asmawi,
S.Ag.M.PdI
Kelas 7I
Suwarno,
S.Pd.,S.Ag.
Kelas 8A 3
Dra. Hj Eni
Mahmudah
Kelas 8B
Dra. Savri,
S.Ag.
Kelas 8D
M. Fajar.
M.Pd.
Kelas 8E
Dra. Hj.
Kurniawati
Kelas 8F
Muannas S.
S.Pd.
Kelas 8H
Catur S.
S.Pd.
Kelas 8I
Iin M.
S.Pd.
Kelas 9A 3
Atien I.,
S.Pd.
Kelas 9B
Agus H.,
S.Pd.
Kelas 9C
Hj. Royani.
S.Pd.
Kelas 9D
Hanik M.,
S.Ag.
Kelas 9E
Mahmudah
S.Pd.
Kelas 9F
Suparmi.,
S.Pd.
Kelas 9G
Dra.
Saptawati,
A.S
90
Lampiran No.2
Kelas 8H
RUANG 16
Kelas 8G
RUANG 15
Kelas 8F
RUANG 14
Kelas 8E
RUANG 13
Ke
las 7
CK
ela
s 7
D
Mushola
Koperasi
Ke
las 7
BB
P/U
KS
Ru
an
g P
EN
GA
WA
SK
ela
s 8
C
RU
AN
G 1
1
Ke
las
8B
RU
AN
G 1
0
Ke
las
8D
RU
AN
G 1
2
Ruang
Kepala
Ruang
Meeting
Ruang
Administrasi
Ruang
Ketrampilan
Laboratorium
IPA
Lab.
KomputerKelas 7A2
Perpustakaan
Ru
an
g
Mu
ltim
ed
ia
Kelas 7A1 Kelas 7A3 Kelas 9A
Ke
las
9I
RU
AN
G 8
Ke
las
9H
RU
AN
G 7
Ke
las
9G
RU
AN
G 6
Ke
las
9F
RU
AN
G 5
Ke
las
9E
RU
AN
G 4
Ke
las
9D
RU
AN
G 3
Lab
Bahasa
Kelas 9B
RUANG 1
Kelas 9C
RUANG 2
Kelas 7G
RUANG 9
Ke
las 8
A3
Ke
las 8
A2
Ke
las 8
A1
Keterangan
Utara
Selatan
KA
NT
IN
KA
NT
IN
Toilet
WC
Kelas 7E
RUANG 18
Kelas 7F
RUANG 17
KM
WC
Lab
Matematika
Tempat
Wudhu
Bawah
Atas
PINTU MASUK
Jalan Kampung
G e d u n g B
G e
d u
n g
C
G e
d u
n g
D
G e d u n g E
G e
d u
n g
A
Ma
sjid
91
Lampiran No.3
Guru dan Tenaga Administrasi
Personal Jumlah PNS Non
PNS
Kebutuhan
Ideal Keterangan
G u r u 69 52 17 69
Tenaga
Administrasi/
Tata Usaha
14 03 11 14
(PNS)
Khusus
Pengelola
administrasi
Ijazah Tertinggi Guru Karyawan
PNS Non PNS PNS Non PNS
S.3 - - - -
S.2 13 2 - -
S.1 38 15 1 4
D.3 1 - - 2
D.2 - - - -
D.1 - - - -
SLTA - - 2 5
Jumlah 52 17 3 11
92
Lampiran No.4
Bangunan Satuan Jumlah
(Lokal/M2)
K o n d i s i Ket.
Baik Rusak Sedang
R. Kelas Belajar 33 1854 33 - -
Ruang Kepala 01 42 01 - -
Ruang Guru 01 100 01 - -
Ruang Kantor / TU 01 126 01 - -
R. Lab. IPA 01 100 01 - -
R. Lab. Komputer 01 100 01 - -
R. Perpustakaan 01 100 01 - -
Ruang UKS 01 50 01 - -
R. Ketrampilan 01 100 01 - -
R. Kesenian 01 100 01 - -
R. Toilet Guru 02 4 02 - -
R. Toilet WC
Siswa
17 4 09 04 04
Ruang BP 01 42 01 - -
Ruang Koperasi 01 42 01 - -
Ruang Kantin 03 120 03 - -
Ruang Gudang 01 42 01 - -
Pos Satpam 01 06 01 - -
Masjid 01 200 01 - -
A u l a - - - - -
93
Lampiran No.5
PEDOMAN OBSERVASI
1. Kondisi dan letak goegrafis MTs Negeri Surakarta II
2. Kegiatan KBM di MTs Negeri Surakarta II
3. Kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Surakarta II
4. Kegiatan sholat dhuhur di MTs Negeri Surakarta II
PANDUAN SUMBER DOKUMENTASI
1. Sejarah berdirinya MTs Negeri Surakarta II
2. Letak geografis MTs Negeri Surakarta II
3. Motto, Visi, Misi MTs Negeri Surakarta II
4. Sejarah pergantian Kepala Madrasah MTs Negeri Surakarta II
5. Bagan struktur organisasi MTs Negeri Surakarta II
6. Data siswa MTs Negeri Surakarta II
94
PANDUAN WAWANCARA KEPALA MADRASAH
Nama :
Hari/tanggal :
Waktu :
Lokasi :
1. Sebagai kepala Madrasah, apa yang Bapak ketahui mengenai pendidikan
karakter? Seperti apa bapak memandang pentingnya membina karakter
siswa saat ini?
2. Nilai-nilai karakter seperti apa saja yang telah diterapkan di MTs Negeri
Surakarta II?
3. Seperti apa kebijkan yang Bapak lakukan terhadap guru terutama guru
yang mmengajar PAI dalam upaya memnbina karakter siswa. Apakah dari
pihak madrasah mempunyai kebijakan/standar tersendiri mengenai cara
atau upaya dalam membina karakter siswa, atau justru menyerahkan
semuanya kepada guru?
4. Sejauh mana Bapak sebagai kepala madrasah memeberikan kontrol
tentang upaya yang dilakukan oleh guru dalam membina karakter siswa?
5. Bagaimana bentuk pelibatan masyarakat dalam rangka pembinaan karakter
pada siswa?
6. Bagaimana bentuk kerjasama dengan orang tua siswa dalam rangka
membina karakter siswa?
95
PANDUAN WAWANCARA WAKIL KEPALA MADRASAH
BIDANG KURIKULUM
Nama :
Hari/tanggal :
Waktu :
Lokasi :
1. Bagaimana upaya pengintegrasian kurikulum untuk menunjang pendidikan
karakter siswa?
2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di MTs Negeri Surakarta
II?
3. Apa upaya dalam membentuk lingkungan madrasah yang mendukung
pembinaan karakter?
4. Bagaimana bentuk pelibatan masyarakat dalam rangka pembinaan karakter
pada siswa?
5. Bagaimana bentuk kerjasama dengan orang tua siswa dalam rangka membina
karakter siswa?
6. Metode apa saja yang digunakan dalam proses pembinaan karakter dalam
lingkungan sekolah?
96
PANDUAN WAWANCARA GURU AKIDAH AKHLAK
Nama :
Hari/tanggal :
Waktu :
Lokasi :
1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran
akidah akhlak?
2. Hal-hal apa saja yang dikembangkan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran akidah akhlak yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter?
3. Kegiatan sehari-hari apa saja yang menunjang pembentukan karakter keislama
di MTs Negeri Surakarta II?
4. Apakah dengan penerapan pendidikan karakter melalui pembiasaan kegiatan
sehari-hari sudah menjamin siswa bisa memiliki karakter yang dikendaki oleh
MTs Negeri Surakarta II?
5. Adakah perubahan nyata pada sikap siswa terkait penerapan pendidikan
karakter dalam mata pelajaran Akidah Akhlak?
6. Bagaimana pandangan Ibu tentang kedisisplinan siswa di MTs Negeri
Surakarta II? Apakah siswa telah mengikuti peraturan yang telah ada? Atau
sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga membuat
siswa MTs Negeri Surakarta II tidak disiplin?
7. Tindak lanjut seperti apa yang Ibu berikan, jika dalam proses KBM ada siswa
yang tidak mengikuti pweraturan?
8. Bagaimana bentuk pelibatan masyarakat dalam rangka pembinaan karakter
pada siswa?
9. Program kerja apa sajakah yang Ibu lakukan dalam rangka membina karakter
pada siswa?
10. Apa upaya dalam membentuk lingkungan madrsah maupun kelas yang
mendukung pembinaan karakter?
11. Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan untuk pembinaan karakter
siswa?
12. Bagaimana bentuk kerjasama orang tua siswa dalam rangka membina karakter
siswa?
97
PANDUAN WAWANCARA SISWA
Nama :
Hari/tanggal :
Waktu :
Lokasi :
1. Seperti apa keteladanan atau contoh baik yang sering diperlihatkan oleh
Bapak/Ibu guru?
2. Adakah kegiatan yang telah dilakukan madrasah supaya dapat
mengembangkan karakter? Apakah anda mengikutinya?
3. Apakah dengan mengikuti kegiatan tersebut anda memperoleh hasil yang
positif?
4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di madrasah? Apa upaya/ hukuman
yang diberikan kepala madrasah kepada siswa yang melanggar peraturan?
98
Lampiran No.6
WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Kode File : 01-Skripsi/Wawancara/2017
Hari/tanggal : Sabtu, 22 Juli 2017
Informan : Bapak Drs. Sunarto, M.Pd.
Lokasi : Kantor Kepala Sekolah
Waktu :
Pukul 08.00 WIB-selesai
Peneliti : Sebagai Kepala Madrasah, apa yang bapak ketahui mengenai
pendidikan karakter? Seperti apa Bapak memandang pentingnya
membina karakter siswa saat ini?
Informan : Pendidikan karakter itu sesuai misi Rasulullah yaitu suatu usaha
untuk merubah dan membentuk perilaku siswa agar berakhlak
mulia melalui keteladanan, bimbingan maupun latihan. Sangat
penting sekali mbak, karena dengan pendidikan karakter siswa
akan dilatih, dibimbing, untuk menjadi seorang yang berakhlak
mulia.
Peneliti : Nilai-nilai apa saja yang telah diterapkan di MTs Negeri Surakarta
II?
Informan : Nilai-nilai karakter ya harus didasarkan kepada sifat Rasulullah
yaitu sidiq, amanah, tabligh, fathonah atau 18 karakter.
Peneliti : Seperti apa kebijakan yang Bapak lakukan terhadap guru yang
mengajar PAI terutama akidah akhlak dalam upaya membina
karakter siswa. Apakah dari pihak madrasah mempunyai
kebijakan/standar tersendiri mengenai cara atau upaya dalam
membina karakter siswa, atau justru menyerahkan semuanya pada
guru?
Informan : Dalam lingkungan sekolah membina karakter adalah tugas bagi
semua tenaga kependidikan baik itu petugas kebersihan, guru,
99
karyawan, sampai kepala madrasah turut berperan aktif dalam
membangun karakter siswa, akan tetapi guru PAI khususnya akidah
akhlak memiliki peran yang lebih penting dalam membina karakter
siswa, untuk itu guru PAI diharapkan dapat meningkatkan potensi
dan wawasannya dengan mengikuti berbagai diklat pendidikan dan
latihan dari madrasah atau MGMP.
Peneliti : Sejauh mana Bapak sebagai kepala madrasah memberikan kontrol
tentang upaya yang dilakukan oleh guru dalam membina karakter
siswa?
Informan : Ya..dengan melihat kinerja guru, setiap hari saya ,melakukan
supervisi kelas yaitu memberikan pantauan atau pengawasan secara
intensif terhadap proses pembelajaran.
Peneliti : Bagaiman bentuk pelibatan masyarakar dalam rangka pembinaan
karakter pada siswa?
Informan : Siswa diajak untuk mengabdi kepada masyarakar yaitu berupa
kegiatan bakti sosial untuk berbagi daging saat qurban, bazar
murah.
Peneliti : Bagaimana bentuk kerjasama dengan orang tua siswa dalam rangka
membentuk karakter siswa?
Informan : Kerjasama dengan orang tua melalui komite sekolah, ketika
menerima rapor saat itu kami melaporkan hasil belajar siswa
selama satu semester dan juga berupa santunan beasiswa miskin
dan yatim setiap ramadhan.
Peneliti : Metode apa saja ynag digunakan dalam proses pembinaan karakter
dalam lingkungan sekolah?
Informan : Dalam membangun kedisiplinan siswa maka madrasah telah
melakukan suatu pembinaan dimaksudkan untuk membina karakter
yang sesuai dengan nilai keislaman. Pembinaan yang dilakukan
yaitu pembinaan kedisplinan setiap hari dan berkala diantaranya
kedisiplinan atribut dan seragam yang dilakukan sebelum siswa
masuk kelas, operasional berkala/razia dilakukan oleh guru BK dan
100
guru kesiswaan dalam rangka memerikasa barang/aktifitas,
kerapian.bagi siswa yang melakukan pelanggaran akan dilakukan
tindakan yaitu: pemanggilan terhadap siswa yang bersangkutan
untuk proses bimbingan, siswa menjelaskan kronologis kejadian
yang menjadi masalah, menghadirkan individu yang terkait,
mengumpulkan data/keterangan, saksi, dan barangg bukti,
penyelidikan pembahasan dengan individu yang terkait, mencari
solusi atau pemecahan masalah , jika diperlukan bimbingan
terhadap siswa dihadirkan juga orang tua atau walinya, siswa yang
bermasalah dipantau oleh BK apabila diperlukan wajib lapor.
Apabila pihak sekolah tidak mampu membimbing maka siswaakan
dikembalikan kepada orang tua atau wali.
101
Kode File : 02-Skripsi/Wawancara/2017
Hari/tanggal : Senin, 24 Juli 2017
Informan : Ibu Siti Rofi‟ah, M.Pd.( Waka Kurikulum)
Lokasi : Depan ruang guru
Waktu : Pukul 08.00 WIB-selesai
Peneliti : Bagaimana upaya pengintegrasian kurikulum untuk menunjang
pendidikan karakter siswa?
Informan : Kami menggunakan kurikulum 2013, melalui pembiasaaan dalam
pembelajaran, melalui ekstrakurikuler, sholat berjama‟ah,
pengajian akbar, pesantren kilat, dll.
Peneliti : Apa upaya dalam membentuk lingkungan madrasah yang
mendukung pembinaan karakter?
Informan : Tata terbib madrasah harus diterapkan dengan baik, menciptakan
lingkungan yang nyaman untuk belajar, maka dari itu semua warga
sekolah baik guru, siswa maupun kepala madrasah diwajibkan
untuk selalu menjaga kebersihan dan ketertiban madrasah.
Peneliti : Bagaimana bentuk pelibatan masyarakat dalam rangka pembinaan
karakter siswa?
Informan : Mengadakan bakti sosial, gotong royong,membagikan zakat fitrah,
membagikan daging kurban, bersih-bersih lingkungan madrasah
yang man guru dan siswa terjun langsung.
Peneliti : Bagaimana bentuk kerjasama dengan orang tua siswa dalam rangka
membina karakter siswa?
Informan : Setiap pembagian rapor pihak madrasah selalu mengadakan
pertemuan dengan wali/orang tua siswa untuk mensosialisasikan
program sekolah, saat pembagian rapor orang tua diberitahukan
hasil belajar maupun perilaku siswa sehingga pihak sekolah
meminta kerjasama untuk selalu memperhatikan dan mendidik
putra putrinya ketika di rumah.
102
Peneliti : Metode apa saja yang digunakan dalam proses pembinaan karakter
dalam lingkungan madrasah?
Informan : Berbicara mengenai metode dalam pembinaan karakter itu banyak
mbak..apalagi di lingkungan sekolah s iswa harus dibiasakan
dengan segala program kegiatan baik itu pembelajaran maupun
diluar pembelajaran yang berorintasikan pada penguasaan
pengetahuan tentang nilai-nilai, yang diwujudkan dalam silabus,
RPP, dan bahan ajar dengan cara menyentuh emosi siswa dengan
kisah yang menyentuh hati, dibiasakan berperilaku disiplin, peduli
sesama dengan cara saling membantu jika ada siswa atau guru yang
terkena musibah seperti sakit siswa diajak menjenguk,
menghormati yang lebih tua yaitu guru, orang tua, kepala sekolah,
dll.
103
Kode File : 03-Skripsi/Wawancara/2017
Hari/tanggal : Selasa, 25 Juli 2017
Informan : Ibu Akmalia, S.Ag (Guru akidah akhlak)
Lokasi : Ruang guru
Waktu : Pukul 08.00 WIB-selesai
Peneliti : Bagaiman aimplementasi pendidikan karakter dalam rangka
pembelajaran PAI (akidah akhlak)?
Informan : Memberikan keteladanan, dengan hadir tepat waktu, berpakaian
rapi, mengawali pembelajaran dengan membaca al-qur‟an dan
diakhiri dengan do‟a, selalu saya biasakan memeriksa kebersihan
dan kerapian kelas maupun seragam,mengamati, menanya,
mengeksplorasi,mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Berbuat
adil dan bijaksana kepada siswa yang bertanya, tidak memusatkan
perhatian pada siswa tertentu akan tetapi semua siswa mendapat
perlakuan dan kesempatan yang sama.
Peneliti : Hal-hal apa saja yang dikembangkan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran akidah akhlak yang diintergrasikan dalam
pendidikan karakter?
Informan : Dalam pembelajaran Akidah Akhlak saya menekankan dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mempraktikan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk
melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela.
Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,
Peneliti : Kegitan sehari-hari apa saja yang menunjang pembinaan karakter
keislaman di MTs Negeri Surakarta II?
104
Informan : Banyak sekali mbak..,misalnya siswa dibiasakan masuk jam 07.00
WIB untuk melatih kedisiplinannya, membudayakan mengucap
salam karena terkandung makna yang sangat baik, yaitu
mendo‟akan orang yang dijumpainya, walaupun sederhana akan
terbentuk budaya karakter berupa sikap menghargai, menghormati,
dan sopan santun, selain itu diadakan sholat dhuha dan dhuhur
berjama‟ah bertujuan untuk memupuk rasa keimanan dan
ketaqwaan, membaca al-qur‟an sebelum pembelajaran dimulai agar
siswa terbiasa membaca al-qur‟an serta memahami isi, kandungan
dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti : Apakah dengan penerapan pendidikan karakter melalui pembiasaan
kegiatan sehari-hari sudah menjamin siswa bisa memiliki karakter
yang dikehendaki oleh MTs Negeri Surakarta II?
Informan : Kalau menjamin menurut saya belum, ya paling tidak siswa sudah
terbiasa bersikap disiplin, bertanggungjawab, dan bersikap jujur.
Sehingga kedepannya siswa dapat meneraplan perilaku tersebut
dilingkungan keluarga maupun masyarakat.
Peneliti : Adakah perubahan nyata pada sikap siswa terkait penerapan
pendidikan karakter dalam mata pelajaran akidah akhlak?
Informan : Siswa mengalami perubahan dalam dirinya meskipun sedikit, jadi
sekali lagi pengaruh pendidikan karakter itu ada bagi sisiwa dan
ketika mereka melakukan kesalah maka dengan memberikan
teguran, dan sanksi yang sesuai dan bermanfaat bagi mereka guna
untuk memberikan efek jera akan kesalahannya, sehingga akan
terbiasa untuk sellau menjaga perilaku.
Peneliti : Bagaiman pandangan Ibu tentang kedisiplinan siswa MTs Negeri
Surakarta II? Apakah siswa disini telah mengikuti peraturan yang
telah ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah
dibuat, sehingga membuat siswa MTs Negeri Surakarta II ini tidak
disiplin?
105
Informan : Untuk maslah kedisiplinann siswa disini menurut saya sudah
lumayan bagus, akan tetapi masi ada siswa yang tidak menaati
peraturan, seperti datng terlambat ke sekolah memakai seragam
tidak sesuai aturan.
Peneliti : Tindak lanjut seperti apa yang Ibu berikan, jika dalam proses KBM
ada siswa yang tidak mengikuti peraturan?
Informan : Saya berikan sanksi yang membuat jera dan juga mendidik,
memberikan manfaat bagi siswa agar mengalami peningkatan,
seperti memberikan tugas, menghafal surat dalam al-qur‟an.
Peneliti : Bagaiman bentuk pelibatan masyarakat dalam rangka pembinaan
karakter pada siswa?
Informan : Kalau pelibatan dalam masyarakat saya menyuruh mereka untuk
selalu ikut dalam kegiatan masyarakat seperti mengikuti pengajian,
karang taruna, jika di sekolah mengikuti bakti sosial seperti
mebagikan daging qurban dl.
Peneliti : Program kerja apa sajakah yang Ibulakukan dalam rangka membina
karakter siswa?
Informan : Program kerja banyak mbak, seperti bakti sosial, membagi zakat
fitrah, halal bihalal, lomba kebersihan setiap semester, pengajian
akbar setiap memperingati maulid nabi, isra mi‟raj dll.
Peneliti : Apa upaya dalam membentuk lingkungan sekolah maupun kelas
yang mendukung pembinaan karakter?
Informan : Dengan memberikan keteladanan yang baik pada siswa dalam
proses pembelajaranselalu menggunakan metode yang menarik dan
variatif untuk melibatkan siswa agar aktif dikelas.
Peneliti : Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan untuk pembinaan
karakter siswa?
Inrorman : Mengenai sarana dan prasarana dalam pembelajaran akidah akhlak,
bisa menggunakan masjid sebagai tempat untuk belajar agar susana
berbeda, LCD, proyektor dll.
106
Peneliti : Bagaimana bentuk kerjasama dengan orang tua siswa dalam rangka
membina karakter siswa?
Informan : Bentuk kerjasama orang tua dengan madrasaha ketika siswa
melakukan kesalahan maka orang tua dipanggil. Dijelaskan
mengenai perilaku anaknya yang telah melanggar, pihak guru
menghimbau untuk selalu memperhatikan pendidikan yang ada di
lingkup keluarga.
107
Kode File : 04-Skripsi/Wawancara/2017
Hari/tanggal : Rabu, 2 Agustus 2017
Informan : Alya Eza Kumala wati,8F (siswa)
Lokasi : Depan kelas 8F
Waktu : Pukul 09.50 WIB-selesai
Peneliti : Seperti apa keteladanan atau contoh baik yang sering diperlihatkan
oleh Bapak/Ibu guru?
Informan : Ya banyak mbak, Bapak/ibu guru selalu memberikan keteladanan
baik dalam sekolah maupun di luar sekolah, misalnya kalau di
dalam kelas mengucapkan salam ketika bertemu di luar sekolah
menyapa.
Peneliti : Adakah kegiatan yang telah dilakukan madrasah agar dapat
mengembangkan karakter? Apakah anda mengikutinya?
Inrorman : Banyak mbak, seperti gerakan sholat dhuha dan dhuhur berjma‟ah,
mengucapkan salam ketika bertemu, atau jabat tangan. Pengajian
akbar memperingati maulid nabi,isra mi‟raj, pesantren kilat pada
bulan ramadhan,membagikan zakat fitrah, halal bihalal,
membagikan daging qurban.
Peneliti : Apakah dengan mengikuti kegiatan tersebut anda memperoleh hasil
yang positif?
Informan : Sangat positif dan banyak yang didapat mbak, kami menjadi lebih
giat belajar, tahu banyak tentang dunia Islam,.
Peneliti : Pernahkah anda melakukan pelanggaran di madrasah? Apa upaya/
hukuman yang diberikan kepala madrsah kepada siswa yang
melanggar peraturan?
Informan : Pernah mbak, memakai seragam sekolah yang tidak sesuai yaitu
memakai rok diatas mata kaki/jegrang, dipanggil BK diberikan
sanksi memakai rok polkadot/rok hukuman.
108
Lampiran no.7
FIELD NOTE OBSERVASI
Kode file : 01-Skripsi/Observasi/2017
Judul : Observasi kegiatan belajar mengajar (KBM)
Hari/tanggal: Jum‟at, 28 Juli 2017
Tempat : Ruang kelas VIII G
Waktu : Pukul 10.00 WIB-selesai
Subyek : Ibu Akmalia, S.Ag
Hari ini saya datang ke MTs Negeri Surakarta II untuk melakukan
observasi KBM dalam rangka untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan
oleh Guru Pendidikan Agama Islam khususnya akidah akhlak dalam membina
karakter siswa kelas VIII, sebelumnya saya sudah janjian dengan Ibu Akmalia.
Ketika bel ganti jam pelajaran berbunyi saya langsung masuk kelas. Setelah itu
guru memasuki kelas dengan mengucapkan salam kepada siswa, kemudian
menyuruh siswa untuk berdoa. Dalam berdoa ada dua siswa yang tidak serius
dalam berdoa dan mereka berdua langsung dinasehati . Setelah selesai berdoa
siswa membaca juz‟amma yaitu surat An-nas. Kemudia barulah KBM dimulai,
dalam kegiatan belajar mengajar Guru PAI tidak hanya memberikan materi
pelajaran tetapi juga memberikan nasehat dan teladan bagi siswa dalam membina
karakter. Ketika itu ada siswa yang terlambat masuk dalam pembelajaran tetapi
tidak memarahi siswa tersebut dan menasetinya agar menghormati oranglain
apalagi ketika orangtua berbicara maka harus didengarkan. Setelah bel untuk
pulang berbunyi siswa bersiap untuk sholat jum‟at berjamaah dan pembelajaran
ditutup dengan salam.
109
FIELD NOTE OBSERVASI
Kode file : 03-Skripsi/Obsevasi/2017
Judul : Kegiatan Sholat Dhuha
Hari/tanggal : Rabu, 19 Juli 2017
Tempat : Masjid MTs Negeri Surakarta II
Waktu : Pukul 07.00 WIB
Pada waktu itu bel masuk berbunyi dan semua siswa kelas VIII
melaksanakan sholat dhuha. Ada yang melaksanakan sholat dengan harus disuruh
oleh Bapak/Ibu guru terlebih dahulu, tetapi ada juga siswa yang langsung menuju
masjid untuk melaksanakan sholat dhuha. Waktu itu tidak semua siswa
melaksanakan sholat dhuha, saat melaksanakan sholat ada beberapa siswa yang
tidak khusyuk dalam menjalankannya. Dan saat sholat dhuha tidak semua
Bapak/Ibu Guru ikut berjamaah di sekolah karena sebagian guru sudah
melaksanakan sholat dhuha di rumah.
110
FIELD NOTE OBSERVASI
Kode file : 03-Skripsi/Obsevasi/2017
Judul : Kegiatan Sholat Dhuhur
Hari/tanggal : Kamis, 20 Juli 2017
Tempat : Masjid MTs Negeri Surakarta II
Waktu : Pukul 12.00 WIB
Pada pukul 12.00 waktu istirahat ke-dua dan semua siswa melaksanakan
sholat dhuhur berjamaah di sekolah bersama dengan Bapak/Ibu Guru. Berbeda
dengan sholat dhuha, apabila sholat dhuhur semua siswa mau melaksanakannya
karena itu merupakan sholat wajib. Selain itu semua Bapak/Ibu Guru juga
berjamaah melaksanakan sholat dhuhur di sekolah. Sebelum sholat dimulai
sebagian siswa pada ramai dan mengobrol sendiri, selain itu ketika sholat dimulai
dalam membentuk shof para siswa berdesak-desakan atau jorok-jorokkan.
Kemudian saat takbir pertama ada siswa laki-laki yang banyak gerak dan
menengok ke kanan dan ke kiri. Setelah selesai sholat banyak siswa yang tidak
berdoa dan berdzikir, tetapi mereka langsung meninggalakan masjid. Tetapi ada
juga sebagian siswa yang berdoa dan berdzikir ketika selesai sholat dan berjabat
tangan dengan Bapak/Ibu Guru.
111
Lampiran No.8
Prestasi siswa - siswi di MTs Negeri Surakarta II
NO JUARA JENIS PRESTASI TINGKAT TAHU
N
1. II Putra Volly Ball Porseni MTs. Jawa Tengah 1993
2. I Putra Bulutangkis POR K 4 M Guru
dan Karyawan MTs.
Karesidenan
Surakarta
1995
3. I Putra MTQ. Pelajar Kota Surakarta 1996
4. II Lomba Administrasi MTs. Jawa Tengah 1997
5. III Lomba Peta Lapangan Galang
Tangkas
Karesidenan
Surakarta
2001
6. I Lomba Prestasi Madrasah
Katagori Reguler
Jawa Tengah 2002
7. III Lomba Prestasi Madrasah
Katagori Reguler
N a s i o n a l 2002
8. III Lomba Lari 60 m Kota Surakarta 2003
9. II Puteri MTQ. Pelajar Kota Surakarta 2003
10. I Puteri MTQ. Pelajar Kota Surakarta 2004
11. I Lomba Prestasi Madrasah Jawa Tengah 2004
12. III Olimpiade Matematika MTs Jawa Tengah 2005
13. III Puteri Pidato Bahasa Arab Porseni Jawa Tengah 2005
14. I MTQ Pelajara XXII Kota Surakarta 2005
15. II Lomba Kaligrafi SMP/MTs Kota Surakarta 2005
16. II Senam Semapur Galang
Tangkas
Kota Surakarta 2005
17. III Lomba Khitobah SMP/MTs Kota Surakarta 2005
18. I Putra Bulu Tangkis Porseni ke 8 Jawa Tengah 2005
19. III Pesta Pelajar Sepak Bola
SLTP
Kota Surakarta 2006
20. I Tartil Al Qur‟an SMP Islam / Kota Surakarta 2006
112
MTs
21. II Putra Bola Volly HAB Depag ke 60 Kota Surakarta 2006
22. I Olimpiade IPA MTs Jawa Tengah 2006
23. II Lomba Tahfidul Qur‟an Kota Surakarta 2006
24. III Gerak Jalan Umum Kota Surakarta 2006
25. I Hafalan Pembukaan UUD 45
Hab Depag ke 6
Kota Surakarta 2007
26. II Hafalan Pembukaan UUD 45
Depag ke 61
Kota Surakarta 2007
27. II Pengucapan Panca Prasetya
Korpri HAB Depag ke 61
Kota Surakarta 2007
28. III Lomba Penggalang Tergiat
Kebhayangkaraan
Kota Surakarta 2007
29. I PBB Variasi Birirama Kota Surakarta 2007
30. II Lomba Mading 3 Dimensi
Penggalang
Kota Surakarta 2007
31. III MTQ GPAI Kota Surakarta 2007
32. II MTQ GPAI Kota Surakarta 2007
33. I Lomba Kebersihan Madrasah
HAB Depag ke 61
Kota Surakarta 2007
34. I Loma Bulu Tangkis HAB
Depag ke 61
Kota Surakarta 2007
35. II Lomba Bola Volly HAB
Depag ke 61
Kota Surakarta 2007
36. I Tenis Meja HAB Depag ke 61 Kota Surakarta 2007
37. III Bulu Tangkis Liga Antar
Master
Jawa Tengah 2008
38. III Estafet Semapur Penggalang Kota Surakarta 2008
39. I Putri Senam Semapur Penggalang Kota Surakarta 2008
40. I Loma Pengucapan Penca Kota Surakarta 2008
113
Prasetya Korpri HAB Depag
ke 62
41. II Lomba PBB HAB Depag
ke 62
Kota Surakarta 2008
42. I Lomba PBB HAB Depag
ke 62
Kota Surakarta 2008
43. I Loma Pengucapan UUD 45
Hab Depag ke 62
Kota Surakarta 2008
44. III Loma Pengucapan UUD 45
HAB Depag ke 62
Kota Surakarta 2008
45 I Lomba Prestasi Madrasah Jawa Tengah 2008
46 Harapan II Lomba Prestasi Madrasah Nasional 2008
47 I Lomba Lacak Tekpram Regu
Putra Galang Tangkas UMS
Surakarta
Kota Surakarta 2009
48 III Lomba Halang Rintang Putra
LK2PP IAIN Surakarta
Kota Surakata 2009
49 I Lomba Pengibaran Bendera
Putra HAB Kemenag ke 64
Kota Surakarta 2009
50 I Lomba Pengibaran Bendera
Putra HAB Kemenag ke 64
Kota Surakarta 2009
51 II Lomba Mendirikan Tenda
Regu Putra Galang Tangkas
UMS Surakarta
Kota Surakarta 2009
52 III Lomba kebersihan HAB
Kemenag ke 63 Surakarta
Kota Surakarta 2009
53 I Lomba Paduan Suara HUT
Darma Wanita
Kota Surakarta 2009
54 Harapan I Lomba rias dan penampilan
bersama Hari Kartini
Kota Surakarta 2011
114
55 I Lomba Pionering Penggalang
Putri LK2PP IAIN Surakarta
Kota Surakarta 2011
56 II Lomba Adzan Tingkat pelajar
HUT Bayangkara ke 65
Polresta Surakarta
Kota Surakarta 2011
57 II Lomba Pionering Penggalang
Putri LK2PP IAIN Surakarta
Kota Surakarta 2011
58 III Lomba PBB Penggalang Putri
LK2PP IAIN Surakarta
Kota Surakarta 2011
59 I Lomba Pionering Penggalang
Putra LK2PP IAIN Surakarta
Kota Surakarta 2011
60 II Lomba Bola Volly Putri
Porseni Kemenag
Kota Surakarta 2012
61 III Lomba Kebersihan dan
Kerapian Kantor sector 4
Porseni Kemenag
Kota Surakarta 2012
62 II Lomba Bola Volly putra
Porseni Kemenag
Kota Surakarta 2012
63 III Lomba MTQ tingkat
SMP/MTs Pekan raya
mahasiswa BEM IAIN
Surakarta
Kota Surakarta 2012
64 II Lomba cipta dan baca puisi
Pekan raya mahasiswa BEM
IAIN Surakarta
Kota Surakarta 2012
65 II Lomba Musabaqoh Hafalan
Qur‟an anak-anak Syi‟ar
Masjid Agung Solo
Kota Solo 2012
66 II Lomba Adzan dan Iqomah
Anak-anak Syi‟ar Ramadhan
Kota Solo 2012
115
Masjid Agung Solo
67 I Lomba Badminton antar
SMP/MTs se-Solo Raya OSTI
GAMES Ponpes Ta‟mirl
Islam
Kota Solo 2012
68 II Lomba Futsal antar SMP/MTs
se-Solo Raya OSTI GAMES
Ponpes Ta‟mirul Islam
Kota Solo 2012
69 II Lomba Tartil Kejuaraan Olah
raga dan Seni Kemenag
Surakarta
Kota Surakarta 2013
70 I Lomba Tahfidz Kejuaraan
Olah raga dan Seni Kemenag
Surakarta
Kota Surakarta 2013
71 III Lomba Bulu Tangkis beregu
Kejuaraan Olah raga dan Seni
Kemenag Surakarta
Kota Surakarta 2013
72 III Lomba Tenis lapangan
Kejuaraan Olah raga dan Seni
Kemenag Surakarta
Kota Surakarta 2013
73 III Lomba Pembawa acara resmi
Kejuaraan Olah raga dan Seni
Kemenag Surakarta
Kota Surakarta 2013
74 I Lomba Pembawa Acara
Hiburan Kejuaraan Olah raga
dan Seni Kemenag Surakarta
Kota Surakarta 2013
75 I Lomba membuat sofenir
darma wanita persatuan dalam
rangka HAB ke-67 Kemenag
Surakarta
Kota Surakarta 2013
116
76 III Lomba tenis meja beregu
Kejuaraan Olah raga dan Seni
Kemenag Surakarta
Kota Surakarta 2013
77 III Lomba Volly Ball Putri
beregu Kejuaraan Olah raga
dan Seni Kemenag Surakarta
Kota Surakarta 2013
78 II Lomba membaca puisi
Festifal anak anti korupsi
SUN EVEN Organizir Visit
UNS
Kota Solo 2013
79 II Lomba Pildacil dalam rangka
pameran buku murah Solo
Kota Solo 2013
80 III Lomba baca puisi dewasa
dalam rangka pameran buku
murah Solo
Kota Solo 2013
81 III Lomba Bola Volly antar
SMP/MTs se-Surakarta Dinas
Dikpora Surakarta
Kota Surakarta 2014
82 III Lomba Tahfidz Qur‟an SMP
se-Surakarta Putra di SMA
Batik 1 Surakarta
Kota Surakarta 2014
83 III Liga Pelajar Muhammadiyah
Ke-2 Milad Muhammadiyah
ke-105 Tahaun 2014
Kota Surakarta 2014
84 I Lomba Atletik Lari 100 m
Putra Ajang Seni dan Olah
Raga Madrasah tingkat
Surakarta
Kota Surakarta 2015
85 I Lomba MTs Atletik tenis
meja putra Ajang Seni dan
Kota Surakarta 2015
117
Olah Raga Madrasah tingkat
Surakarta
86 II Lomba MTs Lari 400 m Putri
Ajang Seni dan Olah Raga
Madrasah tingkat Surakarta
Kota Surakarta 2015
87 I Lomba MTs Hadrah putra
Ajang Seni dan Olah Raga
Madrasah tingkat Surakarta
Kota Surakarta 2015
88 I Lomba MTs Kaligrafi Putri
Ajang Seni dan Olah Raga
Madrasah tingkat Surakarta
Kota Surakarta 2015
89 I Lomba MTs Lari 400 m putri
Ajang Seni dan Olah Raga
Madrasah tingkat Surakarta
Kota Surakarta 2015
90 II Lomba MTs Bulu Tangkis
91Putri Ajang Seni dan Olah
Raga Madrasah tingkat
Surakarta
Kota Surakarta 2015
91 II Lomba MTs MTQ putra
Ajang Seni dan Olah Raga
Madrasah tingkat Surakarta
Kota Surakarta 2015
92 III Lomba MTs Bulu tangkis
Putra Ajang Seni dan Olah
Raga Madrasah tingkat
Surakarta
Kota Surakarta 2015
93 II Lomba Atletik Lari 400 m
Ajang Seni dan Olah Raga
Madrasah tingkat Surakarta
Kota Surakarta 2015
94 I Lomba catur putri dalam
rangka Olimpiade Olahraga
Kota Surakarta 2015
118
Sisa Nasional SMP Kota
Surakarta
95 I Lomba MTQ SMP/MTs Se-
Eks karisidenan Surakarta
MAN II Surakarta
Kota Surakarta 2015
96 II Lomba MTQ SMP/MTs Se-
Eks karisidenan Surakarta
MAN II Surakarta
Kota Surakarta 2015
97 III Lomba MTs Biologi
Kompetensi Sains Madrasah
Kota Surakarta 2015
98 II Lomba Tartil Kategori Anak
putri Masjid Agung Surakarta
Kota Surakarta 2015
99 III Lomba Pidato Bahasa Arab
Putri
Kota Surakarta 2015
100 II Senam Semapur Galang
Tangkas
Kota Surakarta 2016
101 III Lomba Khitobah SMP/MTs Kota Surakarta 2016
102 I Putra Bulu Tangkis Porseni ke 9 Jawa Tengah 2016
103 III Pesta Pelajar Sepak Bola
SLTP
Kota Surakarta 2016
104 I Tartil Al Qur‟an SMP Islam /
MTs
Kota Surakarta 2016
105 II Putra Bola Volly HAB Depag ke 61 Kota Surakarta 2016
106 I Olimpiade IPA MTs Jawa Tengah 2016
107 II Lomba Tahfidul Qur‟an Kota Surakarta 2016
108 III Gerak Jalan Umum Kota Surakarta 2016
109 I Hafalan Pembukaan UUD 45
Hab Depag ke 6
Kota Surakarta 2017
110 II Hafalan Pembukaan UUD 45
Depag ke 61
Kota Surakarta 2017
119
111 II Pengucapan Panca Prasetya
Korpri HAB Depag ke 61
Kota Surakarta 2017
112 III Lomba Penggalang Tergiat
Kebhayangkaraan
Kota Surakarta 2007
113 I PBB Variasi Birirama Kota Surakarta 2017
114 II Lomba Mading 3 Dimensi
Penggalang
Kota Surakarta 2017
115 III MTQ GPAI Kota Surakarta 2017
116 II MTQ GPAI Kota Surakarta 2017
117 I Lomba Kebersihan Madrasah
HAB Depag
Kota Surakarta 2017
118 I Loma Bulu Tangkis HAB
Depag
Kota Surakarta 2017
120
Lampiran No.9
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. A1
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11629 Brylyant Rahmat Darmawan L
2 11583 David Maulana Yusuf Diprasetya L
3 11584 Dihya Zidan Sholahudin Sholeh L
4 11585 Efan Hady Putra Koentoro L
5 11587 Haykal Brian Pratama L
6 11636 Ikhsan Adi Firmansyah L
7 11588 Jagad Nur Arief Ramadhan Putra L
8 11638 Lathif Fitriawan L
9 11589 Luqman Hakim L
10 11590 M Arya Nurhakim L
11 11591 Maulana Achsani Taqwim L
12 11592 Mohammad Ridho Rhaihan L
13 11593 Muh Zaky Saifullah L
14 11595 Muhammad Ardito L
15 11596 Muhammad Fakhri Kurniawan L
16 11597 Muhammad Faqih Nur Fathin L
17 11646 Ridho Ramadhan Putra L
18 11598 Thero Marchio Sutanto L
19 11651 Vada Frizzi Filla Real Iqbal L
20 11599 Vitto Farin Kriswandi L
21 11600 Yusuf Nur Rochman L
22 11601 Zaki Abdullah Al Muqarabin L
23 11602 Zaki Anas Abiyyu L
24 11603 Zamzam Ahmad Mukhlis L
121
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. A2
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11604 Afinna Salsabila Dheananda P
2 11605 Andini Fatimah Az Zahra P
3 11683 Angeliza Mahadewi C P
4 11685 Aulia Rahma Ghoniyy P
5 11606 Ayu Ristiyana P
6 11607 Azizah Bilqis Zahra P
7 11608 Azzahra Nara Sabdariffae P
8 11609 Azzahra Salsabilla P
9 11610 Diana Azhim Mustika P
10 11611 Diva Annisya Sukur P
11 11614 Indah Palastri Adna Purwandari P
12 11615 Intan Nisa' Sholikhah P
13 11616 Isnaini Kurnia Putri P
14 11666 Kharisma Yogi Nursita P
15 11617 Khauliya Mufarikha Zahro P
16 11618 Khazana Rahmadhani Dwi M. P
17 11619 Kirana Lucia Hapsari P
18 11620 Laika Daniva P
19 11669 Najma Syifa Zaniar P
20 11621 Qasna Al Fiyah P
21 11622 Salma Naila P
22 11623 Vanessa Ardelia Indira Putri P
122
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. A3
No NO INDUK NAMA L/P
1 11654 Adila Shafa Selfiani P
2 11679 Afifah Fitri Apsari P
3 11682 Alunnada Aurora Rantisi P
4 11681 Aminata Zzuhriyyah P
5 11684 Astutiningtyas Dallah H P
6 11657 Cindy Amalia P
7 11612 Dyah Mutiara Fadhila P
8 11659 Erika Melvyona Satya Darmawan P
9 11688 Ervina Anisya Q P
10 11660 Fairusyifa Hanifah P
11 11689 Fernanda Artika Jati P
12 11661 Gadis Sukma Pertiwi P
13 11662 Gendhis Adzra Khaliza P
14 11613 Hasna Aqila Yumna P
15 11691 Hurin Rusyida Z P
16 11665 Isna Wahyu Ramadhani P
17 11696 Muna Sri Asmahani P
18 11698 Nazwa Mayla Deviyanti P
19 11700 Rhumaishah Umushuleim P
20 11701 Rosa Berliana Maharani P
21 11674 Safa Bela Yasmina Pasha P
22 11675 Salsabila Nur Aisyah P
23 11678 Ummu Waroqoh Asy Syahidah P
24 11703 Zakiya Putri Az-zahra P
123
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. A4
No NO INDUK NAMA L/P
1 11680 Alfina Maharani Arma P
2 11655 Anataya Adira Putri P
3 11656 Annisa Nur Rizkyanti P
4 11686 Aurum Hanifah P
5 11658 Diva Ardelia Putri P
6 11687 Elfrida Hanum P
7 11663 Hasna Syadza Amatullah P
8 11690 Hasya Viviana Dewi P
9 11692 Hyacintha Ivvony Kusworo P
10 11664 Innaya Tahlia Nur Syawallina P
11 11693 Isnaini Aprilia N P
12 11694 Khumairoh Az-zahra P
13 11667 Lathifa Intan Nur Majid P
14 11668 Marshanda Shinta Dewi P
15 11695 Marsyanda Aisha Putri P
16 11697 Nabila Amaylia P
17 11670 Niken Sofi Salma P
18 11671 Ninda Hayuningtyas P
19 11699 Oktavia A A P
20 11672 Raissa Shafa Putriku P
21 11673 Rizka Fitria Hapsari P
22 11676 Shava Inayya P
23 11677 Tinia Sukma Ningrum P
24 11702 Vanessa Mulano P
124
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. A5
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11624 Abid Hasbiya Rahman L
2 11625 Adji Dewayasa L
3 11626 Adji Rahma Rully L
4 11627 Affan Muhammad Z L
5 11628 Andika Bagus Saputra L
6 11582 Arfinza Adam Syahreza L
7 11630 Cemal Ganes Prasetya Adi L
8 11631 Davin Ardra Noferiyanto L
9 11632 Esa Muh Satria Yugoyono L
10 11633 Fathur Rizky Mubarak L
11 11634 Fauz Fauzan L
12 11586 Habbinaufal Galih Wandareksa L
13 11635 Hendra Nugi Saputra L
14 11637 Irvan Maulana L
15 11639 Ma'aruf Nurrohman L
16 11594 Muh. Farhan R P L
17 11640 Muhammad Faiz Zainul Arifin L
18 11641 Muhammad Rafi Gibran L
19 11642 Muhammad Zaki Nurrohman L
20 11643 Radista Dimas K L
21 11644 Rafi Kurniawan Wastyantoro L
22 11645 Rian Belva Mahogra L
23 11647 Rifqi Kurniawan Wastyyantoro L
125
24 11648 Rocky Alvito Dzaky L
25 11649 Rycko Alvino Dzaki L
26 11650 Sandi Ariya Wicaksono L
27 11652 Yusufa Enril Zumico Putra L
28 11653 Zhalifunnas 'Abud Dhiyaul Haq L
126
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. B
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11704 Adelia Risfia Putri P
2 11706 Almira Awanty Rahma P
3 11707 Alvina Rahma Nurmala P
4 11745 Amelia Fransiska Dewi P
5 11708 Andi Muhammad Toha L
6 11709 Anggita Anita Dewi P
7 11746 Anisa Nidaul Khofiyah P
8 11710 Anissa Ayu Adiyana P
9 11783 Annisa Lailatus Salma P
10 11711 Annisa Nur Hasanah P
11 11747 Awalinda Nur Fitria P
12 11713 Desvynica Putri Arifa Utami P
13 11752 Fadhila Farah Muna Zahra P
14 11714 Fajar Rizki Apriyanto L
15 11788 Faza Husna Zahida P
16 11719 Imroh Atus Sholikhah Nur Rozaq P
17 11758 Isna Nur Cholifah P
18 11720 Jasmine Anita Putri P
19 11721 Laela Nur Aeni P
20 11722 Laily Nur Hidayah P
21 11759 Linda Hastuti P
22 11725 Mellanie Dewi Nugraheni P
23 11727 Muhammad Rizal Saputra L
24 11729 Nika Shofiyani P
25 11730 Ninda Pawestri P
26 11766 Putri Respati P
27 11733 Rashid Pradhika L
28 11734 Rendi Kurnia Pramudya L
127
29 11736 Rizky Wibowo P
30 11802 Sabrina Putri Aprilaj P
31 11737 Salsabila Aliyatul Muna P
32 11738 Shafa Tasya Karmila P
33 11772 Shafira Putri Indraswati P
34 11740 Sukma Wisnu Pamungkas L
35 11742 Vivi Ardita Putri P
36 11774 Yuntafi'atul Mar'ati P
128
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. C
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11705 Ahmad Nuhisya Awalil Revolusionie Azg L
2 11809 Ainun Faradillah Sari P
3 11778 Ajeng Santika Putri P
4 11744 Alfrida Riska Wardani P
5 11781 Amir Thoha L
6 11712 Crysansha Asalea Prahandaru P
7 11715 Fani Fitria Lestyanto P
8 11716 Farhan Malik Aziz L
9 11787 Fathoriq Ridho Ardhiansyah L
10 11753 Fitriana Wahyu Wijayanti P
11 11717 Hijjatul Nur Wakhidah P
12 11755 Ica Lailya Wardah P
13 11718 Ilham Akbar Yudistira L
14 11789 Intan Nur Aini P
15 11791 Isnaini Yuliana Ekasari p
16 11793 Keisha Rae Amanta P
17 11723 Lutfi Isna Hapsari P
18 11794 Luthfia Nurdiana P
19 11724 Maulana Fadilah Sa'id L
20 11726 Muhammad Fahmi L
21 11796 Najwa Nur Aini P
22 11728 Nandhita Nur Fitiyaningrum P
23 11797 Nasrul Lathifah P
24 11765 Nizar Wafiq Al Fathin L
25 11829 Oksinta Jaya Kusuma P
26 11799 Oktavianis Nur Ramadhani p
27 11731 Putri Amadea Natasha P
28 11800 Radityo Wibawaning Muhammad L
29 11767 Rahayu Puji Wiji Lestari Handayani P
129
30 11732 Ramadhini Kusuma Dewi P
31 11735 Reni Martasari P
32 11769 Rizqi Aldi Fahrezi L
33 11770 Sahra Fasa Nur Rohmah P
34 11741 Umar Harun Arrasyid L
35 11743 Yeisha Maura Dewi Putranti P
36 11773 Yoga Aditya Pratama L
130
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. D
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11775 Afian Bayuaji Mulyawan L
2 11813 Amalia Izzatun Nisa P
3 11782 Anelis Azzahra Cinta Dea Harjana P
4 11849 Ardhan Girindra Artha L
5 11817 Ardi Nur Hadiyanto L
6 11819 Ashita Hanny Paradita P
7 11749 Bramantyo Resna Ajie L
8 11785 Fachry Achmad Widianto L
9 11857 Faiz Fahrudi L
10 11822 Hafid Burhanuddin Risqullah L
11 11756 Ilham Maulana Arya Mukti L
12 11823 Intan P
13 11757 Irvan Rudyansyah Nasution L
14 11860 Istnanul Murtafiah P
15 11861 Latifa Nur Hidayah P
16 11795 Mohamad Hasan Al Majid L
17 11761 Muh Husain Zulfikar L
18 11826 Muhammad Rafly Romadhoni L
19 11830 Oktavian Eko Putra Pratama L
20 11831 Oktaviana Putri Aulia P
21 11832 Osa Auditya Sulistyana P
22 11833 Pinkan Anya Sabella P
23 11763 Muhammad Rendy Faysal L
24 11869 Rintan Adzanningrum P
25 11801 Rizky Kusuma Putri P
26 11837 Sheila Wahyu Permata P
27 11838 Shelomita Risma Putri Aprilia P
28 11839 Sofia Tri Wardani P
29 11873 Talitha Valda Capriella P
131
30 11805 Yasen Rangga Pradewa L
31 11841 Yesy Setyowati P
32 11842 Yulita Kartika Sari P
33 11843 Yusnainnisa Amrin Nurrahmi P
34 11844 Yusuf Adi Saputra L
132
DAFTAR SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. E
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11777 Agiska Shinta Safiyana P
2 11810 Aisha Farabi Nurul Hidayah P
3 11779 Alfa Bagas Ramadhan L
4 11847 Alya Nurila Putri Sanjaya P
5 11814 Andra Jaya Kusuma L
6 11848 Andri Atmaja L
7 11815 Anisa Mifta Khaira P
8 11850 Arlyta Putri Rahmawati P
9 11818 Arya Ganis Saputra L
10 11748 Axel Pradana Abna Putra L
11 11852 Bethra Yuan Syah Putra L
12 11853 Bilal Yoga Pidigdo L
13 11854 Bintang Syah Putra Utama L
14 11784 Chelsy Jennyta Dewi P
15 11751 Dita Prasetiyo Rini P
16 11820 Elsa Ayu Widiasih P
17 11859 Icha Yuniar Windiastuti P
18 11824 Irfan Is Wahyudi L
19 11825 Kurnia Azhahra Isnaini Putri P
20 11862 Muhammad Aminudin L
21 11762 Muhammad Hilal L
22 11864 Muhammad Ikhsan Nur Wahid L
23 11768 Rendra Isyan Taufiqurrahman L
24 11866 Nadya Selvi Rismadewi P
25 11867 Nihat Kahvechi Yunus L
26 11798 Nila Shofiyatuz Zahro P
27 11828 Nisa Billa Yuliana P
28 11834 Salsabella Luthfi Aulia P
133
29 11835 Salsabila Azhar P
30 11872 Syahira Alfiatur Rahmi P
31 11803 Syifa Fadhur Rahman L
32 11840 Ulfa Mawadati Amalia P
33 11804 Umma Maulana Sahara Nadif L
34 11876 Yukta Penina Sukamto P
134
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KELAS VIII. F
NO NO INDUK NAMA L/P
1 11807 Abdul Mu'is Fauzi L
2 11808 Abdul Zaky Arrahman L
3 11845 Aditya Mulya Saputra L
4 11846 Aeriza Sandy Davareal L
5 11776 Afifah Lailatul Hasanah P
6 11811 Alfian Naufal Adani L
7 11780 Alfian Sandy Sutrisno L
8 11812 Alya Eza Kemalasari P
9 11816 Arba'atul Hamidah P
10 11851 Aulia Nur'aini P
11 11855 Delima Aldila Mu'afifah P
12 11750 Deviana Putri P
13 11856 Erika Panca Kusumawati P
14 11858 Fariha Aqbil Dhiya P
15 11786 Fathin Ryfsa Fadhilah L
16 11821 Galih Eka Pambudi L
17 11790 Isma Nur Cahyani P
18 11792 Jalaludin Bambang Subosito L
19 11760 Listia Dilla Pramesti P
20 11863 Muhammad Fariz Alfarezi L
21 11865 Muhammad Rizqon Hasani L
22 11827 Muhammad Rosyid Fauzy L
23 11764 Nais Nourma Nastiti P
24 11870 Riska Dwi Herrawati P
25 11871 Risma Isnaini Putri P
26 11771 Sania Faridatus Sholikhah P
135
27 11836 Setiawan Saputra L
28 11874 Tyfani Hilda Natalia P
29 11875 Virel Taqi Mahendra Suryoseno L
30 11806 Yaufanda Bagas Gemilang L
136
Lampiran No.10
Dokumentasi foto kegiatan Guru, Siswa MTs Negeri Surakarta II
137
Wawancara dengan Kepala Madrasah
Konsultasi BK
138
Wawancara dengan Siswa
Wawancara dengan Guru Mapel Akidah Akhlak
139
Kegiatan Belajar Mengajar
140
Lampiran 11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Erna Endah Rahayu
Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 24 Maret 1992
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kalipoh, RT 07/02, Ayah, Kebumen
Agama : Islam
No.Hp : 085 728 666 508
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan:
1. SD N Kalipoh
2. MTs SA Kalipoh
3. MAN 2 Kebumen
4. IAIN Surakarta