i
STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
BERMASALAH
STUDI PADA KJKS BMT MARHAMAH KANTOR CABANG LEKSONO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Guna dan Melengkapi Syarat guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
Mega Anjarsari
092502037
PROGAM D III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARIAH IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
ii
Nur Fatoni, M.Ag
Gondang Rt/Rw 02/04
Cepiring Kendal
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3(tiga) eksemplar
Hal :Naskah Tugas akhir (TA)
A. N Saudari Mega anjarsari
Assalamualaikum Wr.Wb
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya maka bersama
ini saya kirimkan naskah Tugas akhir (TA) Saudari:
Nama : Mega anjarsari
Nim : 092503037
Jurusan : D3 Perbankan Syari’ah
Judul TA : STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN
BERMASALAH: STUDI PADA BMT MARHAMAH
KANTOR CABANG LEKSONO
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas akhir Saudari tersebut segera
diujikan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamialaikum Wr.Wb
Semarang, 4 Mei 2012
Pembimbing
Nur Fatoni, M.Ag
19730811 200003 1004
iii
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga Tugas akhir ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam fererensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang, 4 Mei 2012
Deklarator,
Mega Anjarsari
v
MOTTO
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh
sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”
(QS. Al-Baqarah ayat 280)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan penuh harapan ku mulai karya ini dengan satu tekad sebagai
semangat “Bagaimanapun caranya agar saya bisa membuat bangga kedua orang
tua saya dan memberikan arti terdalam untuk semua kebaikan serta pengorbanan
mereka yang tak mungkin terbalaskan”. Karena salah satu harapan orang tua
adalah keberhasilan anak.
بســــــــــــــــم اهلل الّرحمن الرحيم
Sembah sujudku padaMu ya Allah SWT denagan segala limpahan kerahmatan
dan kenikmatanmu yang begitu besar kepada penulis…
Kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang penulis tunggu-tunggu
Syafa’atnya di hari yaumul Qiyamah..
Rasa syukur yang terdalam mengiringi akhir dari penulisan, semua tidak
lepas dari dukungan orang-orang yang saya sayangi.
Tugas Akhir ini dipersembahkan oleh:
Kedua orang tua saya yang selalu menyayangi dan bekerja membanting
tulang membiayai studi ananda sampai perguruan tinggi ananda, sembah
hormat kepada bapak dan ibu.
Kakak saya tercinta, Muhammad Agus Salim dan Siswo Ary Wibowo
terimakasih karena selalu memberi motivasi untuk menyelesaikan studi
dikala semangat penulis mulai turun.
Dan sanak saudara yang telah mendidik penulis sejak kecil hingga dewasa.
vii
الرحيم الّرحمن اهلل بســــــــــــــــم
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya hingga penyusunan Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
Sholawat ma’a salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan umat,
Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti
jejaknya. Manusia pilihan yang telah membawa manusia dari zaman yang penuh
hidayah.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan sebagai seorang peneliti yang
masih pemula, yang tidak akan berhasil menyelesaikan tugas ini tanpa bimbingan
dan motivasi dari berbagai pihak yang membantu. Karena itu pada kesempatan ini
izinkan penulis menghaturkan segenap ucapan terimakasih yang tiada batas
kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M, Ag, Selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Imam Yahya, M. Ag, Selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Drs. H. Wahab Zaenuri, M.M, Selaku Ketua Program D III Perbankan
Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
4. Dan khususnya pembimbing penulis, Nur Fatoni M. Ag, selaku pembimbing
Tugas Akhir (TA) yang selalu memberi pengarahan, masukan, kritikan dan
saran, serta kesabarannya sehingga penulis bisa menyelesaikan TA ini dengan
waktu yang cukup singkat namun menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
penulis.
5. Seluruh dosen pengajar Program Diploma III Perbankan Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
6. Semua pengurus dan karyawan KJKS BMT Marhamah pada khususnya
bertepatan di KJKS BMT Marhamah pusat, kantor cabang utama, Leksono,
dan A Yani
viii
7. Kedua orang tua, saudara maupun kerabat yang telah membantu memberikan
dukungannya dan membangkitkan semangat penulis untuk selalu optimis.
8. Seluruh penghuni Green House Amaliah yang telah memberi perhiasan hidup
penulis dan yang tak terlupakan kebersamaan dalam keceriaan.
9. Ustadz Siswo Ari Wibowo saya ucapkan terimakasih telah mengisi hari-hari
penulis menjadi lebih berarti, pengorbanan untuk mencurahkan perhatian
dalam memberikan motivasi dan membangkitkan kedewasaan semakin
memantapkan penulis dalam menjalani hidup. Dari ucapan penulis “Kasih
sayangmu sulit untuk dilupakan”.
10. Seluruh keluarga besar PMII Rayon Syari’ah Walisongo Semarang pada
khususnya angkatan 2009. Terimakasih telah memberikan kesempatan emas
bagi penulis untuk menjadi kader dan sedikit berkarya di dalamnya. “Tangan
Terkepal dan Maju ke Muka!“
11. Seluruh keluarga besar KOPMA WS terimakasih telah menampung penulis
sebagai kadernya dan banyak memberikan pengalaman dan pendidikan yang
sangat berarti bagi penulis. “bravo kopma!“
Semoga amal mereka diterima dan dicatat sebagai amalan sholehan hingga
pada akhirnya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini pasti masih ajuh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangatlah diharapkan demi perbaikan selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga penyusunan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Amin...
ix
ABSTRAK
Problematika kehidupan manusia selalu dilatarbelakangi dengan keadaan
perekonomian yang semakin sulit. Mulai dari petani kecil, pengusaha kecil,
pedagang kecil, dan semua kegiatan yang berskala kecil. Mereka membutuhkan
suatu bantuan berupa dana untuk memperlancar usahanya, maka BMT Marhamah
mengembangkan produknya yaitu pembiayaan Mudharabah sesuai perkembangan
dunia perbankan dalam target peningkatan keuntungan dan menyejahterakan
masyarakat. Dengan diberikannya pembiayaan tersebut, terkadang muncul adanya
pembiayaan yang bermasalah dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya
ketidakmampuan nasabah untuk membayar tepat waktu atau jatuh tempo
pembayaran dan terkadang diakibatkan dari usaha yang kurang lancar dan lain
sebagainya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan analisis
data secara deskriptif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder
dengan teknik wawancara dan dokumentasi, yang bertujuan untuk
mendeskripsikan faktor yang mengakibatkan Mudharabah bermasalah pada BMT
Marhamah. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh bahwa faktor penyebab
pembiayaan Mudharabah bermasalah yaitu: analisa pembiayaan yang kurang
tepat, kurang atau tidak adanya kejujuran dari nasabah, nasabah tidak sungguh-
sungguh dalam menjalankan usahanya, usaha nasabah mengalami bangkrut total,
dan karakter dari nasabah itu sendiri. Adapun cara menangani pembiayaan
Mudharabah bermasalah yaitu dengan cara Rescheduling, Restructuring , dan
Reconditioning.
x
ABSTRACT
The problem of the human life is caused by the difficulty in economic
condition. Mainly, for those who has a low income. They need a fund aid to
smooth their work or business. Those BMT Marhamah develops its production.
It’s the costing of Mudharabah is based on the development of the world banking
in order to enhance the provit and prousperous. Due to provide the cost, it causes
the problems. One of the problems is unpunctuality of the costumer to pay and
sometimes it is caused by unordered work.
This research is including into descriptive qualitative research. The data
contain of the primary and secondary data which is caused the cost problem and
the handling of Mudharabah cost in BMT Marhamah. The data analysis used is
qualitative analysis.
Based on the result of research, it was recognized that the factor which
caused the problems in the costing of Mudharabah are incorrect cost analysis,
dishonesty of the costumers, uncommitted of the costumers, the bankruptcy of the
costumers, and the costumers characteristics. The way to solve the problems by
Rescheduling, Restructuring ,and Reconditioning.
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………...i
Halaman Pengesahan……………………………………………………….……. ii
Halaman Persetujuan Pembimbing………………………………………….……iii
Halaman Deklarasi……………………………………………………….….……iv
Halaman Abstrak…………………………………………….……………..……...v
Kata Pengantar……………………………………………….…………...………vi
Halaman Motto…………………………..……………………………….………..x
Halaman Persembahan…………………...………………………………..….…..ix
Daftar Isi……………………………………………………………..…….……..xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………….………………………………..……..…..1
B. Rumusan Masalah……………..…………………………………………5
C. Tujuan Penelitian……………..………………………………..….….….5
D. Manfaat Penelitian……………..…………………………………….…..5
E. Metodologi Penelitian……………………………………………...…….6
xii
F. Sistematika Penulisan………………………………………………...….8
BAB II GAMBARAN UMUN KJKS BMT MARHAMAH
A. Sejarah BMT Marahamah Kantor cabang Leksono……...……..………..9
B. Visi, Misi dan Tujuan KJKS BMT Marhamah……………..….……….10
C. Ruang Lingkup Kegiatan………………….…………………..…..........11
D. Struktur Organisasi………………………………..……………..…......11
E. Produk BMT Marhamah………………………..………………….…...18
F. Lapran Perkembangan………………………...……………………..….21
G. Permasalahan yang Dihadapi di BMT Marhamah ……………..………23
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Pembahasan
1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah…………………...………….25
2. Landasan Syari’ah……………………………………………....….25
3. Fatwa tentang pembiayaan Mudharabah bermasalah……………...27
4. Skema Pembiayaan Mudharabah………………...………………...30
5. Analisa Pembiayaan Mudharabah………..……..…………………31
6. Penggunaan Pembiayaan Mudharabah…………..……………..….35
xiii
B. Pembiayaan Bermasalah
1. Pengertian Pembiayaan Bermasalah…………...…………………..36
2. Factor Pembiayaan Mudharabah Bermasalah……………..…..….36
3. Penyelamatan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah...……….....37
4. Strategi penyehatan Pembiayaan Mudharabah
Bermasalah…………………………………………...…………….39
5. Kriteria Kolektibilitas Pembiayaan………………………….……..42
6. Studi kasus Pembiayaan Mudharabah Bermasalah..……….……...42
7. Analisis Penanganan Pembiayaan Mudharanah
Bermasalah……………………………………………...………….43
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………46
B. Saran……………………………………………………....….……….47
C. Penutup…………………………………………………...….………..48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia selalu dilatarbelakangi dengan keadaan
perekonomian yang semakin sulit. Mulai pengusaha kecil, dan semua
kegiatan yang berskala kecil bahkan berskala besar. Untuk meningkatkan
produktivitas, salah satu faktor penunjang terpenting adalah ketersediaan
modal yang cukup.
Terutama dalam pembinaan pengusaha kecil harus lebih diarahkan
untuk meningkatkan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Karena
pengusaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat ketrampilan,
kemampuan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan,
keuangan dan kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.
Kehadiran BMT (Baitul Maal wa Tamwil), sebagai pendatang baru
dalam dunia pemberdayaan masyarakat melalui sistem simpan pinjam
Syari’ah dimaksudkan untuk menjadi alternatif yang lebih inovatif dalam jasa
keuangan.
BMT pada dasarnya bukan lembaga perbankan murni, melainkan
lembaga keuangan mikro Syari’ah yang menjalankan sebagian besar sistem
operasional Perbankan Syari’ah. Dari segi namanya Baitul Maal berarti
lembaga sosial sejenis BAZIS (Badan Amil Zakat, Infaq, Shodaqoh).
2
Sedangkan Baitut Tamwil sebagai lembaga bisnis yang usaha pengumpulan
dana dan penyaluran dana komersial. Oleh karenanya, BMT secara nama
telah melekat dua ciri sosial dan bisnis. 1
KJKS Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Marhamah adalah Lembaga
Keuangan Syari’ah yang ada di Kota Wonosobo. Berdirinya KJKS BMT
Marhamah karena mayoritas penduduk Wonosobo beragama Islam dan
keinginan masyarakat untuk memiliki lembaga keuangan yang berlandaskan
hukum Islam. Dan untuk mengembangkan ekonomi Syari’ah dan
mengentaskan pedagang pasar tradisional dari jeratan rentenir. Karena
perbedaan antara lembaga keuangan Syari’ah dan non Syariah adalah terletak
pada pembiayaan dan pemberian balas jasa, baik yang diterima oleh KJKS
BMT Marhamah maupun anggota penyimpan. Penentuan imbalan yang
diinginkan dan yang akan diberikan oleh KJKS BMT Marhamah kepada
anggotanya semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil (loss and profit
sharing) bukan berdasar pada bunga seperti pada Bank konvensional2.
BMT Marhamah Cabang leksono yang hanya beroperasi sebagai
Baiutut Tamwil. Karena Baitul Maal hanya terletak di pusat BMT Marhamah.
Adapun beberapa pembiayaan yang di berikan KJKS BMT Marhamah
Kantor Cabang Leksono kepada anggotanya yaitu, pembiayaan dengan
prinsip bagi hasil dengan pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah,
1 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil(BMT), Yogyakarta: UII Pres,
2004. Hlm 31
2 Wawancara dengan Bpk Dayat sebagai manajer SDM
3
pembiayaan dengan prinsip jual beli atau pembiayaan Murabahah dan
pembiayaan dengan prinsip sewa dengan jenis pembiayaan Ijarah
Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama permodalan usaha
dimana Koperasi sebagai pemilik modal (Sahibul Maal) menyetorkan
modalnya kepada anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggota
sebagai pengusaha (Mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad
dengan ketentuan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan
(nisbah) dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal sepanjang bukan
merupakan kelalaian penerima pembiayaan3
Suatu pembiayaan Mudharabah yang telah disalurkan oleh KJKS
BMT Marhamah kepada anggotanya akan berpotensi timbulnya pembiayaan
bermasalah, timbulnya pembiayaan bermasalah ini bisa dengan berawal dari
bagaimana usaha yang telah dibiayai oleh BMT Marhamah dapat dijalankan,
apakah pengelola dana (mudharib) benar-benar menjalankan usaha sesuai
dengan yang disebutkan dalam kontrak ataupun si pengelola dana (mudharib)
tersebut ingkar.
Pembiayaan di KJKS BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono juga
mengalami masalah walaupun telah dilakukan analisa secara seksama.
Seorang analisa pembiayaan tidak dapat memprediksi bahwa pembiayaan
selalu berjalan dengan baik, banyak faktor penyebab diantaranya kesalahan
penggunaan pembiayaan. Manajemen yang buruk, kondisi perekonomian
3 Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah dan Unit
Jasa Keuangan Syari’ah Koperasi, 2007
4
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan keuangan debitur dan
atas kerugian pembiayaan bank.
Pada KJKS BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono yang paling
banyak non performing financing didominasi pada pembiayaan dengan akad
Mudharabah, dibanding dengan pembiayaan dengan akad yang lain. Jumlah
Outstanding pembiayaan Mudharabah per bulan maret 2012 adalah
Rp.5.620.269.600. sementara untuk NPF pada bulan Maret untuk pembiayaan
Mudharabah adalah 2,34% atau setara dengan Rp. 131.514.314. Usaha
penanganan atau penyehatan pembiayaan Mudharabah bermasalah dilakukan
dengan cara 3R (Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning). Tanpa
adanya upaya penyehatan pembiayaan yang dilakukan oleh pihak KJKS
BMT Marhamah maka tidak menutup kemungkinan terjadinya penambahan
jumlah pembiayaan bermasalah.
Persoalan pokok pada pembiayaan yang bermasalah adalah
ketidaksediaan atau ketidak sanggupan debitur memperoleh pendapatan
untuk melunasi pembiayaan seperti yang telah disepakati.
Sebagaimana telah disinggung di atas, salah satu masalah utama yang
dihadapi BMT Marhamah Wonosobo Cabang Leksono adalah angka non
performing financing yang tinggi, terutama pada akad mudharabah. Maka
berdasarkan hal tersebut di atas penulis akan meneliti tentang bagaimana
penerapan 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring) yang dilakukan
BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono dalam penanganan pembiayaan
mudharabah bermasalah.
5
Berangkat dari kenyataan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengangkat judul ”Strategi Penanganan Pembiayaan
Mudharabah Bermasalah pada KJKS BMT Marhamah Wonosobo
Kantor Cabang Leksono.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan di atas dan
berdasarkan latar belakang masalahnya maka dapat dirumuskan permasalahan
yang ada yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan Mudharabah bermasalah di
BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono?
2. Bagaimana penerapan 3R terhadap Non Performing Financing pada
pembiayaan Mudharabah di KJKS BMT Marhamah Kantor Cabang
Leksono?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan apa pengertian pemberian pembiayaan
Mudharabah bermasalah di BMT Kantor Cabang Leksono
2. Untuk mendeskripsikan cara menangani pembiayaan Mudharabah
bermasalah di KJKS BMT Marhamah Cabang leksono.
D. Manfaat
1. Bahan masukan bagi lembaga keuangan KJKS BMT Marhamah
Wonosobo dalam penanganan pembiayaan Mudharabah bermasalah.
6
2. Bagi Penulis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan setelah diperoleh selama perkuliahan.
3. Menjadikan sumbangan bagi pihak lain yang ingin mengetahui lebih jauh
mengenai cara penanganan pembiayaan mudharabah bermasalah
khususnya pada KJKS BMT Marhamah di Wonosobo cabang leksono
E. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.4
1. Jenis penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif atau lapangan yaitu
penelitian yang menggunakan latar alamiah yang dilakukan di KJKS BMT
Marhamah cabang Leksono untuk menggali data-data yang relevan.
Dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
2. Sumber Data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam
hal ini peneliti langsung meminta informasi atau penjelasan tentang
faktor pembiayaan bermasalah dan penanganan pembiayaan
mudharabah bermasalah, yang dilakukan dengan metode wawancara.
b. Data sekunder yaitu data yang perolehannya tidak dilakukan sendiri
oleh peneliti tetapi diperoleh dari pihak lain. Dalam hal ini peneliti
4 Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006,
hlm2
7
mengambil dari literatur-literatur yang ada di buku-buku yang ada
hubungannya dengan topik yang diteliti.
3. Metode Pengumpulan Data5
a. Metode Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan
jalan melakukan wawancara atau tanya jawab secara lisan dan bertatap
muka langsung. Dalam hal ini penulis mencari informasi melalui
tanya jawab dengan pihak yang bersangkutan yaitu pegawai di KJKS
BMT Marhamah Cabang Leksono.
b. Metode observasi ini dilakukan dengan adanya pengamatan secara
langsung terhadap objek yang diteliti di KJKS BMT Marhamah
Wonosobo. Agar data yang diamati akan terbatas pada pokok masalah
sehingga fokus perhatian lebih tajam pada data yang lebih relevan,
serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan penanganan
pembiayaan mudharabah bermasalah.
c. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan serta
pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai masalah
yang diteliti.
4. Analisis Data
Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan
penelitian dengan menggunakan analisis data penelitian deskriptif, yaitu
5 Muhammad, Metodologo Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
8
bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan
karakteristik yang mengenai populasi atau fenomena yang diteliti.6 Dalam
hal ini penulis menggambarkan keadaan atau pelaksanaan pembiayaan
Mudharabah yang mengalami masalah serta cara penanganannya.
F. Sistematika Penyusunan
Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri atas empat bab yaitu :
BAB I: Berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II: Gambaran Umum KJKS BMT Marhamah yang tentang
gambaran umum perusahaan dan strategi yang dilakukan dalam
penanganan pembiayaan mudharabah bermasalah.
BAB III: Pembahasan dan Analisis yang menguraikan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian agar mendapatkan
gambaran jelas tentang strategi yang dilakukan dalam
penanganan pembiayaan bermasalah.
BAB IV: Penutup yang berisikan uraian kesimpulan berdasarkan analisis
data, saran-saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi
BMT Marhamah pada khususnya dan selanjutnya untuk
lembaga keuangan pada umumnya dan penutup.
6 Saifudin Azwar MA, Metodologo Penelitian. Yogjakarta Pustaka Pelajar (anggota
IKAPI). 1998.hlm7
9
BAB II
GAMBARAN UMUM KJKS BMT MARHAMAH WONOSOBO
A. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Marhamah Wonosobo
Dari cita-cita sederhana untuk mengembangkan ekonomi syari’ah dan
mengentaskan pedagang pasar tradisional dari jeratan rentenir , dan karena
tidak adanya lembaga keuangan Syari’ah maka berdirilah Lembaga Keuangan
Syariah BMT Marhamah di Ibu Kota Kecamatan Leksono Wonosobo. Dengan
kreatifitas sistem funding kotak tabungan dalam bentuk rumah-rumah triplek,
jemput bola dan manajemen kekeluargaan serta totalitas /loyalitas pengelola
tercatat kenaikan asset yang signifikan. Produk-produk yang variatif baik
produk simpanan maupun pembiayaan terbukti sangat membantu para anggota
dalam menginvestasikan dananya dan mengembangkan usaha terutama di
sektor mikro, segmen pasar BMT Marhamah sangat homogen mulai dari
pedagang pasar tradisional sampai para pelaku usaha potensial diberbagai
bidang.
Gagasan untuk mendirikan Koperasi/BMT muncul setelah mengikuti
Pelatihan Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah yang diselenggarakan
pada bulan April 1995 oleh Koperasi Tamzis. Gagasan ini kemudian lebih
dipertegas lagi setelah mengikuti Pelatihan Nasional Katalis BMT pada tanggal
22-24 Juli 1997 di Pusat Pelatihan Koperasi Jakarta yang diselenggarakan oleh
P3UK dan Dep. PELMAS ICMI Pusat. Tujuan utamanya, selain berupaya
menerapkan Sistem Ekonomi Syari’ah adalah membuka kesempatan usaha
mandiri serta menggali dan mengembangkan potensi daerah.
Berbekal hasil pelatihan tersebut maka dibentuklah sebuah Tim
“Persiapan Pendirian BMT” guna mempersiapkan segala sesuatunya. Hal
utama yang dilakukan oleh Tim ini, di samping melakukan pendekatan dan
konsultasi dengan tokoh masyarakat, pengusaha dan berbagai
organisasi/instansi terkait, adalah melakukan studi banding dan magang di
BMT yang telah beroperasi, antara lain di BMT Tamzis Kertek, BMT Saudara
10
Magelang, BMT Ulul Albab Solo, dan lain-lain Alhamdulillah, berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, pada tanggal 1 Oktober 1995, Tim
tersebut berhasil menyelenggarakan Rapat Pembentukan BMT. Sesuai dengan
amanat Rapat tersebut, maka pada tanggal 16 Oktober 1995, sebuah Lembaga
Keuangan Syariah, yang kemudian lebih dikenal dengan nama BMT
Marhamah mulai beroperasi. Dengan tekat mulia bermodal Rp. 875.000,-
namun dengan kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh, modal/asset
tersebut dapat terus ditingkatkan.
B. Visi dan Misi KJKS BMT Marhamah Wonosobo1
Visi : 1.Terbangunnya keluarga sakinah, yang maju secara ekonomi
dengan pengelolaan keuangan secara syariah
Misi : 1. Memfasilitasi berbagai kegiatan yang mendorong terwujudnya
keluarga sakinah
2. Meningkatkan kualitas perekonomian keluarga sakinah dengan
bertransaksi secara syariah
3. Memfasilitasi pengembangan ekonomi mikro berbasis keluarga
sakinah melalui pembiayaan modal kerja dan penyertaan modal
4. Menyusun dan melaksanakan program pemberdayaan ekonomi
dan sosial secara integral dan komprehensif menuju terwujudnya
keluarga sakinah yang kuat secara ekonomi.
1 Modul orientasi, progam Manajemen Trainee” KJKS BMT Marhamah Wonosobo , 2012
11
Kedudukan Organisasi
a. Kantor pusat KJKS BMT Marhamah Wonosobo
Kantor pusat KJKS BMT Marhamah Wonosobo, Jl. Tumenggung
Jogonegoro Km 0,5 Wonosobo Jawa Tengah. Telp. 0286-321556,
Fax.0286-324716.
b. Kantor Cabang BMT Marhamah
Sampai akhir tahun 2012 kantor cabang BMT Marhamah sudah memiliki
12 kantor cabang yang tersebar di berbagai kabupaten di Jawa Tengah.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
1. Menghimpun dana-dana komersial berupa simpanan/tabungan maupun
sumber dana lain yang sah dan halal.
2. Memberikan pembiayaan kepada anggotanya sesuai dengan penilaian
kelayakan usahanya.
3. Mengelola usaha tersebut secara profesional sehingga menguntungkan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
D. Struktur Organisasi
No Jabatan Nama J.Kelm Pendidikan
1. Direktur Nur Basuki, S. Ag
(Bersertifikat Kompetensi)
Pria Sarjana S-1
2. Manajer Operasional Kus Muliyanto, SE
(Bersertifikat Kompetensi)
Pria Sarjana S-1
3. Manajer Pemasaran
Staff
Taufiq Rujiyanto, SP
(Bersertifikat Kompetensi )
- Tejo Muryono, SH
- Firma Yoga P,SE
(Bersertifikat Kompetensi)
- Kus Dwy Edy, S.EI
Pria
Pria
Pria
Pria
Sarjana S-1
Sarjana S-1
Sarjana S-1
Sarjana S-1
4. Manajer Internal Audit
LilikSilowati,SH (Bersertifikat
Kompetensi)
Wanita
Wanita
Sarjana S-1
12
Staff - Tutik Setyawati, S.EI Sarjana S-1
5. Manajer SDM & Litbang NurHidayat, SE
(Bersertifikat Kompetensi)
Pria Sarjana S-1
6. Manajer Maal
Staff
Khanif Rosyadi, S.Si
- Jati Dwi Arisman,S.EI
- Paryanto, S.EI
Pria
Pria
Pria
Sarjana S-1
Sarjana S-1
Sarjana S-1
7. Pembukuan Pusat Sugiharto Hadi Wibowo,S.EI Pria Sarjana S-1
8. Programmer Drupadi Hajar Nurrohmah Wanita D-3
9. Sekretaris & Umum Nurlana Cahyandari, SP Wanita SarjanaS1
10. Office Boy Banar Mujiono Pria SLTA
11. Driver Syukur Basuki Pria SLTA
12. Keamanan - Dwi Atmodjo
- Muslimin
- Purwanto
- Wachidun
- Nur Hasan
- Agus Eko Wahyono
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Kemiliteran
SLTP
SLTA
SLTP
SLTA
SLTA
14. CABANG LEKSONO
Manajer
Agus Trinugroho, S.Pi
(Bersertifikat Kompetensi )
Pria
Sarjana S-1
Pembukuan Aminatun Wanita SMK/SLTA
Teller Sri Maryati Wanita SLTA
Pemasaran - Dwi Sunarko, SE
- Cholid Romadhon, S.Ag
- Lita Wahyuningsih, SP
- Hendrik Setiawan,S.IP
- M. Sidik Arsani
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Sarjana S-1
Sarjana S-1
Sarjana S-1
Sarjana S-1
SLTA
13
RAT
M. INTERNAL AUDIT
- STAFF
-PENGURUS
-KETUA
-SEKRETARIS
-BENDAHARA
M. SDM M. OPERASIONAL
M. PEMASARAN
--STAFF
M. MAAL
- STAFF
DIREKTUR
- DEWAN
SYARI’AH
- KETUA
ANGGOTA
SEKERTARIS
& UMUM
STAFF. ADM.
PEMBUKUAN
CABANG
LEKSONO
MANAJER
CABANG LEKSONO
-MANAJER
PEMASARAN PEMBUKUAN TELLER
14
Tugas masing-masing pengurus adalah sebagai berikut:
1. Ketua Pengurus, tugasnya:
a) Menyelenggarakan RAT
b) Menyusun/merumuskan kebijakan umum untuk mendapat
persetujuan rapat Anggota
c) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan KJKS BMT
Marhamah
d) Menyosialisasikan KJKS BMT Marhamah
e) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan
dengan KJKS BMT Marhamah.
2. Sekretaris Pengurus, tugasnya:
a) Mengagendakan Acara yang meliputi : Rapat pengurus, rapat
anggota, pertemuan pengurus dan pengelola, dan kunjungan
pengurus ke instansi / lembaga
b) Menyusun konsep surat- surat keluar dari pengurus
c) Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan
ketua pengurus KJKS BMT Marhamah
d) Menyerap dan menyampaikan aspirasi yang diajukan oleh
para pengelola kepada pengurus
3. Bendahara Pengurus, tugasnya:
a) Menelaah (mereview) anggaran yang diajukan oleh General
Manajer yang nantinya akan dibahas dalam RAT
CABANG
LEKSONO
MANAJER
15
b) Memberikan masukan / saran atas anggaran yang diajukan
GM
c) Menyusun anggaran gaji dan keperluan lain yang dibutuhkan
oleh pengurus
d) Memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang diperoleh para
pemegang investasi.
4. Dewan Syari’ah, tugasnya:
a) Menelaah/mereview peraturan korporat yang berlaku, apakah
sesuai dengan aturan dan hukum syari’ah, peraturan lain yang
berlaku, etika serta tak ada benturan kepentingan maupun
unsur-unsur yang melanggar kepatuhan.
b) Menelaah/mereview semua produk dan jasa KJKS BMT
Marhamah apakah sesuai syari’ah
c) Menelaah/mereview masalah perilaku manajemen/karyawan
yang menyangkut: 1) Benturan kepentingan. 2) Melanggar
kepatuhan. 3) Melakukan kecurangan. 4) Manipulasi
d) Menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya
5. General Manajer, tugasnya:
a) Menyusun rencana strategis yang mencakup; Pandangan
pihak eksekutif, prediksi tentang kondisi lingkungan,
perkiraan posisi perusahaan dalam persaingan.
b) Mengusulkan rencana strategis kepada pengurus untuk
disahkan dalam RAT ataupun di luar RAT
16
c) Mengusulkan rancangan anggaran dan rencana kerja dari
Baitul Tamwil, Baitul Maal, Quantum Quality, dan SBU
lainnya kepada pengurus yang nantinya disahkan pada RAT.
6. Sekretaris, tugasnya:
a) Membuat surat keluar dan mengirimkan serta mengarsip
b) Menerima surat masuk, mengarsip dan mendistribusikan
c) Mengatur agenda kegiatan direktur, manajemen dan pengurus
d) Menerima tamu direktur dan menanyakan identitas serta
keperluannya untuk diputuskan perlu tidaknya bertemu
direktur
e) Membuat notulen rapat- rapat organisasi dan mengarsipkan
7. Internal Audit, tugasnya:
a) Memeriksa sistem pengendalian intern
b) Memeriksa kelemahan sistem
c) Melakukan penilaian dan peninjauan atas klasifikasi cabang
d) Menyiapkan dan mengisi kertas kerja pemeriksaan sesuai
dengan hasil audit
8. Administrasi Akuntansi, tugasnya:
a) Melaporkan laporan keuangan konsolidasi korporat
b) Menilai unit yang ada menggolongkan sesuai potensi
pengembangannya
c) Membuat kebijakan yang berkaitan akuntansi dan keuangan
keseluruhan
17
d) Memeriksa anggaran yang diajukan manajer sebelum
disetujui untuk dimintakan persetujuan GM melalui manajer
operasional
9. Customer Service, tugasnya:
a) Melayani terhadap pembukuan dan penutupan rekening
tabungan dan deposito serta mutasi
b) Pengarsipan tabungan dan deposito
c) Penghitungan bagi hasil dan pembukuannya
d) Pelaporan tentang perkembangan dana masyarakat
e) Pelayanan terhadap calon debitur
10. Teller, tugasnya:
a) Memberikan pelayanan kepada anggota baik penarikan
maupun penyetoran tabungan ataupun angsuran
b) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari
c) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah
disetujui oleh manajer cabang
d) Menandatangani formulir dan slip dari anggota serta
mendokumentasikannya
11. Marketing, tugasnya:
a) Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk KJKS
BMT Marhamah
b) Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan
mendatang pada akhir pekan berjalan
18
c) Membuat rute kunjungan harian
d) Membuat laporan harian pemasaran individual untuk funding,
lending. Dan konfirmasi manajer cabang
12. Baitul Maal, tugasnya:
a) Membuat dan mengusulkan rencana strategis maal kepada
manajer
b) Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan
c) Memberi pelayanan konsultasi tentang perhitungan zakat
d) Menyusun data base muzaki, mustahiq, dan lembaga
donatur.2
E. Produk-produk KJKS BMT Marhamah Cabang Leksono3
Simpanan
1. Simpanan Ummat
Simpanan ini diperuntukkan bagi perorangan dengan persyaratan yang
mudah dan bagi hasil yang menguntungkan tanpa dipungut biaya
operasional.
Prosedur simpanan umat adalah sebagai berikut:
a. Setoran awal pembukaan rekening minimal Rp. 20.000,-
b. Setoran selanjutnya minimal Rp. 2.000,-
c. Setoran dan penarikan dapat dilakukan setiap waktu pada jam kerja
2 L ihat Di SOP (Standar Operasional Program) BMT Marhamah 3 Brosur Produk BMT Marhamah Wonosobo
19
d. Bagi hasil diberikan berdasarkan saldo rata-rata bulanan dan diberikan
pada akhir bulan.
e. Tanpa biaya administrasi bulanan.
2. Simpanan Ukhuwah
Simpanan ini diperuntukkan bagi Anggota atas nama lembaga/
institusi/ perusahaan/ organisasi dan yang sejenisnya dengan imbalan
porsi bagi hasil yang ditingkatkan. Setoran awal pembukaan rekening
minimal Rp. 100.000,- Setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,- dan
penarikan dapat dilakukan setiap waktu pada jam kerja, nisbah bagi hasil
kompetitif dan tidak dipungut biaya administrasi bulanan.
3. Simpanan Ukhuwah Pendidikan
Berguna untuk melatih dan mendidik siswa sekolah untuk hidup
hemat dan gemar menabung. Simpanan dikoordinir oleh Guru/Wali kelas
sebagai Anggota, dengan setoran akumulasi siswa. Setoran awal dan
merupakan saldo minimal sebesar Rp. 100.000,-, Setoran selanjutnya
minimal Rp. 10.000,-, penarikan dilakukan maksimal 2 kali dalam I
tahun(semester)
4. Simpanan Ukhuwah Sinergis
Simpanan yang diperuntukkan khusus lembaga keuangan lain
(BMT) dan lembaga yang mempunyai dana cukup besar, dengan
pengendapan rata-rata per bulan mencapai Rp. 50.000.000,-
a. Setoran awal minimal Rp. 1.000.000,-
b. Setoran selanjutnya Rp. 100.000,-
20
c. Dapat ditarik sewaktu-waktu pada jam kerja
5. Simpanan Berjangka
Simpanan dengan prinsip jatuh tempo dalam jangka waktu tertentu
dengan porsi bagi hasil lebih menarik, kami sediakan produk Simpanan
Berjangka dengan jangka waktu 3, 6, 12 bulan. Setoran minimal Rp.
1.000.000,- dapat diperpanjang secara otomatis.
6. Simpanan Masa Depan (Simapan)
Simpanan jangka panjang yang berguna untuk menyiapkan masa
depan dengan baik, dapat digunakan sebagai persiapan biaya pendidikan
anak, ibadah haji, membangun rumah dan dapat juga digunakan sebagai
dana pension, dengan jangka waktu simpanan 5 tahun, 10 tahun dan 20
tahun. Bagi hasil menguntungkan diberikan setiap akhir bulan cukup
dengan setoran perbulan minimal Rp 20.000
Pembiayaan.
1. Pembiayaan Modal Usaha
a. Menggunakan prinsip Musyarokah/Mudharabah, dimana KJKS BMT
Marhamah sebagai penyedia dana (shohibul maal ) dan Anggota
sebagai pengelola dana (mudhorib).
b. Diperuntukkan bagi Anggota/ Pengusaha yang memiliki usaha
dengan prospek hasil usaha/ laba yang menguntungkan tiap bulannya.
c. Usaha yang dikelola sudah berjalan minimal 1 tahun.
d. Hasil Usaha atau keuntungan usaha dibagikan kepada KJKS BMT
Marhamah sebagai penyedia dana (shohibul maal) dan Anggota
21
sebagai pengelola dana (mudhorib) sesuai dengan porsi masing-
masing yang sudah disepakati.
2. Pembiayaan Jual Beli
a. Menggunakan Prinsip Murabahah/BBA, dimana KJKS BMT
Marhamah sebagai penyedia barang dan Anggota sebagai pembeli
barang.
b. Diperuntukkan bagi Anggota yang membutuhkan barang untuk alat
produksi, konsumsi ataupun untuk keperluan perdagangan.
c. Jangka waktu pembiayaan ataupun pengembalian angsuran bisa
sampai 3 tahun, dengan tingkat margin yang bersaing.
3. Pembiayaan jasa-jasa
a. Pembiayaan ijarah/sewa-menyewa
b. Pembiayaan Rahn/ Gadai
c. Pembiayaan Talangan Haji/Umrah
F. Laporan Perkembangan
1. Perkembangan asset.4
Table. 1
Bulan dan tahun Asset
30 September 2011 4.980.363.400
31 Oktober 2011 4.982.986.650
30 Novenber 2011 4.913.748.700
28 Desember 2011 5.019.761.200
31 Januari 2012 4.904.621.950
29 Februari 2012 5.102.081750
4 Semua data Laporan per bulan KJKS BMT Marhamah Cabang Leksono
22
2. Pencapaian Bugjed5
Table.2
No Keterangan Budget Okt-
2011
Realisasi Nilai
Bobot
Nilai Jumlah
Nominal %
1 Simpanan 422.500.000 153.320.267 36% 5 25% 1,25
2 Angsuran 878.879.672 927.265.850 106% 10 10% 1,00
3 Realisasi 1.336.879.672 934.200.000 70% 7 20% 1,40
4 Outstanding p 376.688.911 6.934.150 2% 5 15% 0,75
5 Laba 204.521.260 195.845.550 96% 10 22% 2,20
6 NPL 8,93% 6,6% 5 8% 0,40
Jumlah 3.219. 649.515 2.217.565.817 309% 100 7,00
Predikat: Cukup Memuaskan
Tabel.3
No Keterangan Budget
Nov-2011
Realisasi Nilai
Bobot
Nilai Jumlah
Nominal %
1 Simpanan 422.500.000 406.302.466 96% 10 25% 2,50
2 Angsuran 879.650.133 1.565.940.350 178% 10 10% 1,00
3 Realisasi 1.277.650.133 1.415.200.000 111% 10 20% 2,00
4 Outstanding.P 316.688.911 (150.740.350) 48% 0 15% -
5 Laba 203.979.016 210.668.650 103% 10 22% 2,20
6 NPL 9,06% 6,6% 5 8% 0,40
Jumlah 3.100.468.193 3.447.371.116 441% 100% 8,10
Predikat: lebih memuaskan
Table.3
No Keterangan Budget
Des-2011
Realisasi Nilai
Bobot
Nilai Jumlah
Nominal %
1 Simpanan 422.500.000 506.161.127 120% 10 25% 1,50
2 Angsuran 862.924.317 1.457.595.900 169% 10 10% 1,00
3 Realisasi 1.260.924.317 1.135.000.000 90% 10 20% 2,00
4 Outstanding.P 316.688.911 (322.595.900) 102% 0 15% -
5 Laba 200.203.117 206.885.150 103% 10 22% 2,20
6 NPL 9,3% 6,6% 5 8% 0,40
Jumlah 3.063.240.662 2.983.046.277 380% 100% 8,10
Predikat: lebih Memuaskan
5 ibid
23
Table.4
No Keterangan Budget
Jan-2012
Realisasi Nilai
Bobot
Nilai Jumlah
Nominal %
1 Simpanan 255.830.546 157.766.673 62% 7 25% 1,75
2 Angsuran 827.080.328 900.534.350. 109% 10 10% 1,00
3 Realisasi 1.144.968.247 615.150.000 54% 6 20% 1,20
4 Outstanding.P 317.887.919 (285.484.350) 90% 0 15% -
5 Laba 215.867.966 188.122.475 87% 9 22% 1,98
6 NPL 7,56 12,6% 6 8% 0,48
Jumlah 2.761.635.006 1.575.989.148 222% 100% 6,41
Predikat: Cukup Memuaskan
Table. 5
No Keterangan Budget
Feb-2012
Realisasi Nilai
Bobot
Nilai Jumlah
Nominal %
1 Simpanan 255.979.245 632.140.380 247% 10 20% 2,00
2 Angsuran 855.505.944 875.330.600 102% 10 10% 1,00
3 Realisasi 1.111.485.189 1.125.400.000 101% 10 20% 2,00
4 Outstanding. 255.979.245 250.069.400 98% 10 15% 1,50
5 Laba 197.320.876 191.733.950 97% 10 27% 2,70
6 NPL 11,12% 10,93% 98% 10 8% 0,80
Jumlah 2.676.270.499 3.074.674.330 645 100% 10,00
Predikat: Bonus
G. Laporan Perkembangan Anggota6
Bulan Oktober Tahun 20011:
Table.6
Anggota Pinjaman Anggota Pembiayaan
Anggota orang Anggota Orang
Simpanan 4503 Pembiayaan 997
Baru 81 Baru 85
Tutup Rekening 24 Lunas 94
Bulan Nopember Tahun 2011:
6 Ibid
24
Tabel.7
Anggota Pinjaman Anggota Pembiayaan
Anggota orang Anggota Orang
Simpanan 49553 Pembiayaan 992
Baru 620 Baru 92
Tutup Rekening 20 Lunas 100
Bulan Desember Tahun 2011:7
Tabel.8
Anggota Pinjaman Anggota Pembiayaan
Anggota orang Anggota Orang
Simpanan 5601 Pembiayaan 983
Baru 71 Baru 104
Tutup Rekening 23 Lunas 113
Bulan Januari Tahun 2012:8
Tabel.9
Anggota Pinjaman Anggota Pembiayaan
Anggota orang Anggota Orang
Simpanan 4642 Pembiayaan 978
Baru 70 Baru 82
Tutup Rekening 29 Lunas 87
Bulan Februari Tahun 2012:9
Tabel. 10
Anggota Pinjaman Anggota Pembiayaan
Anggota orang Anggota Orang
Simpanan 4753 Pembiayaan 971
Baru 141 Baru 105
Tutup Rekening 32 Lunas 113
7 ibid 8 ibid 9 ibid
25
H. Permasalahan yang dihadapi BMT Marhamah Wonosobo cabang
Leksono
BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono adalah sebagai lembaga
keuangan syari’ah yang berkembang pesat dari segi perkembangan keuangan
dan anggota yang cukup tinngi. Akan tetapi juga BMT Marhamah kantor
Cabang Leksono juga tak lepas dari berbagai permasalahan, salah satunya
adalah dalam pembiayaan yang pelaksanaannya masih ada nasabah yang
tidak bisa melunasi piutangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu dari permasalahan tersebut BMT Marhamah
Kantor Cabang Leksono melakukan penanganan beberapa cara yaitu dengan
menggunakan R3 (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring) sebagai
upaya menyelesaikan dan penyehatan pembiayaan bermasalah.
25
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Pembahasan
1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
Menurut Murinde, Naser, dan Wallace, bentuk khusus kontrak
keuangan yang telah dikembangkan untuk menggantikan mekanisme bunga
dan transaksi keuangan Islam adalah mekanisme bagi hasil atau
mudharabah(1995:210). Mekanisme bagi hasil ini merupakan core product
bagi lembaga keuangan syari‟ah.1
Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama permodalan usaha
dimana Koperasi sebagai pemilik modal (Sahibul Maal) menyetorkan
modalnya kepada anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggota
sebagai pengusaha (Mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad
dengan ketentuan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai
kesepakatan (nisbah) dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal
sepanjang bukan merupakan kelalaian penerima pembiayaan2
2. Landasan Syari’ah
a. Al-Qur‟an
…
1 Dr. Muhammad, Manajemen pembiayaan Mudharabah di Bank Syari’ah: Strategi
Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Resiko Pembiayaan di Bank Syari’ah sebagai Akibat
Masalah Agency, Jakarta: Rajawali, 2008, hlm. 25. 2 Pedoman Standar Operasional Manajemen (SOM) Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah
dan Unit Jasa Keuangan Syari‟ah Koperasi, 2007. hlm 17
26
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),
kecuali dalam perdagangan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu.(An-nissa‟: 29) 3
…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah SWT…(al-Muzammil: 20) 4
Yang menjadi wajhud- dilalah ( atau argumen dari ( ال لهجه الدو
surah al-Muzammil: 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama
dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan sesuatu
perjalanan usaha.5
b. Hadits
hadits Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:
Nabi bersabda: “Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum
dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual”
(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).6
3 Al-Qur‟an Terjemah ,CV Penerbit Diponegoro Jln. Moh. Toha Bandung , surat An-n-
NisA‟ ayat 29 hal.65 4 Al-Qur‟an Terjemah, CV Penerbit Diponegoro Jln. Moh. Toha Bandung , surat Al-
Muzammil ayat 20 hal.459 5 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari’ah: dari Teori ke Praktek, Jakarta Gema
Insani, 2001.hlm 95. 6 Fatwa-fatwa DSN No.7 /DSN-MUI/ IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah
(Qiradh)
27
“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai
mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak
mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli
hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus
menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu
didengar Rasulullah, beliau membenarkannya”. (HR. Thabrani dari Ibnu
Abbas)
3. Fatwa Tentang Pembiayaan Mudharabah
Rukun dan Syarat Akad Mudahrabah yaitu:7
a. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus
cakap hukum
b. Pernyataan Ijab dan Qobul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad)
dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad)
2) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak
7 Op. cit. Pedoman Standar Operasi Manajemen (SOM). Fatwa-fatwa Dewan Syari‟ah
Nasional tentang pembiayaan Mudharabah. hlm 56-57
28
3) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern
c. Modal ialah sejumlah uang dan/atau asset yang diberikan oleh
penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat
sebagai berikut:
1) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya
2) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal
diberikan dalam bentuk asset, maka asset tersebut harus dinilai
pada waktu akad
3) Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai
dengan kesepakatan dalam akad
d. Keuntungan Mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi
1) Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
diisyaratkan untuk satu pihak
2) Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus
diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan
harus dalam bentuk prosentase (nisbah) dari keuntungan sesuai
kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan
3) Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian
29
apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,
atau pelanggaran kesepakatan
e. Kegiatan usaha oleh pengelola (Mudharib), sebagai pertimbangan
modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan
hal-hal berikut :
1) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk
melakukan pengawasan.
2) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan.
3) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu
30
4. Skema Pembiayaan Mudharabah8
PERJANJIAN BAGI HASIL
8 Muhammad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Islam, Cet 1, Yogyakarta UII Press,
2000, hlm.105
Pengambilan modal
pokok
Tenaga/
keahlian Modal
100%
Nisbah
Y%
Modal
Nisbah
X%
keuntungan
NASABAH (Mudharib)
BANK
Shahibul
Maal
Proyek/Usaha
Bagi Hasil
Sesuaiporsi kontribusi
modal (nisbah)
31
5. Analisa Pembiayaan Mudharabah di BMT Marhamah Kantor
Cabang Leksono
Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal
mungkin , aktivitas pembiayaan BMT, juga menganut azas Syari‟ah,
yakni dapat berupa bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen.
Upaya ini harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan
likuiditas dapat terjamin dan tidak banyak dana yang menganggur.
Maka manajemen BMT Marhamah harus memperhatikan tiga
aspek penting dalam pembiayaan yakni: aman, lancar, dan
menguntungkan.
a. Aman
Yakni keyakinan bahwa dana yang telah di lempar dapat ditarik
kembali sesuai dengan kesepakatan .
b. Lancar
Yaitu dana yang dilemparkan oleh BMT Marhamah bisa berputar
dengan lancar dan cepat. Karena semakin cepat dan lancar
perputaran dananya, maka pengembangan BMT Marhamah Kantor
Cabang Leksono semakin baik.
c. Menguntungkan
Yaitu perhitungan dan proyeksi yang tepat, untuk memastikan
bahwa dana yang dilempar akan menghasilkan pendapatan.9
9 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: UUI
Perss, 2004. Hlm 164
32
prinsip-prinsip dalam menilai dan mengetahui kondisi
debiturnya melalui 5C dan 4P yaitu: 10
a. Character (akhlak): penilaian terhadap karakter nasabah untuk
memprediksi kemampuan dan kemauan nasabah dalam
mengembalikan pembiayaan
b. Capacity (kemampuan): penilaian secara subyektif tentang
kemampuan debitur untuk melakukan pembayaran atau
pengembalian pembiayaan dengan melihat catatan prestasi debitur
dimasa lalu disertai pengamatan lapangan atas usaha, cara berusaha
dan tempat usaha nasabah
c. Capital (permodalan) yaitu penilaian terhadap kemampuan modal
yang dimiliki oleh calon debitur yang diukur dengan posisi
usahanya secara keseluruhan melalui rasio finansialnya dan
penekanan pada komposisi modalnya.
d. Collateral (jaminan) yaitu jaminan milik calon debitur yang
dinilai transaksi sesuai dengan harga pasar untuk mendukung
plafond pembiayaan yang diusulkan
e. Condition (keadaan) yaitu kondisi perekonomian secara makro
maupun mikro, terutama komoditas jenis usaha nasabah calon
debitur apakah prospektif atau tengah mengalami kelesuan.
10 Modul ourientasi BMT Marhamah Wonosobo thn 2012
33
Mengetahui Kondisi Debitur meliputi 4 P yaitu:
a. Personality (akhlak calon penerima pembiayaan)
b. Prophase (kegunaan pembiayaan di ajukan)
c. Prospect (Harapan keuntungan proyek yang dibiayai)
d. Payment (dari mana dan bagaimana pengembalian pembiayaan
dilakukan)
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Agus Tri
Nugroho selaku Kepala Cabag BMT leksono, tahapan pengajuan
pembiayaan Mudharabah di BMT Marhamah Kantor Cabang
Leksono dilihat dari karakter nasabah itu sendiri. Karakter itu bisa
dilihat dari kejujuran, kesungguhan, dan melengkapi persyaratan-
persyaratan yang di ajukan oleh pihak BMT Marhamah Kantor
Cabang Leksono kepada calon nasabahnya, salah satunya
pembiayaan digunakan untuk apa, usaha apa yang dilakukan, dimana
lokasi usaha yang dijalankan. Adapun sisdur dalam pembiayaan
adalah
1) Harus menjadi anggota (kewajiban menjadi anggota adalah
menyetor simpanan wajib sebesar Rp 10.000)
2) Mempunyai Usaha dan penghasilan
3) Melengkapi semua berkas keterkaitan pengajuan pembiayaan
(Copi KTP, KK, Surat Nikah, Jaminan/agunan.
34
Alur pengajuan pembiayaan di KJKS BMT Marhamah sebagai
berikut: 11
A
D B
C
Keterangan :
a. Nasabah/ pemohon datang ke KJKS BMT Marhamah kantor
Cabang Leksono menuju ke CS dengan mengisi formulir
pembiayaan dan menyerahkan syarat-syarat pembiayaan,
seperti: foto kopi KTP, KK, dan lain-lain.
b. Setelah mengisi persyaratan pembiyaan Mudharabah nasabah
langsung menuju ruangan pembiayaan. Kepala Cabang akan
memeriksa kelengkapan syarat-syarat pembiayaan dari
nasabah dan menanyakan kegunaan pembiayaan dan usaha
apa yang akan dijalankanoleh nasabah.
c. Kepala cabang mengonfirmasikan marketing untuk
melakukan survei dilokasi tempat usaha, mengetahui
11 wawancara dengan Bapak Agus Tri Nugroho pada tanggal 30 April 2012
Nasabah
Kepala
Cabang
TELLER
Costomer
service
Pemasaran
35
bagaimana karakter nasabah dan sekaligus menganalisis
jaminan untuk menguatkan pembiayaan. Dilihat dari nyata
atau tidak usaha yang dibuat pembiayaan dan ada tidaknya
kemungkinan- kemungkinan yang terjadi seperti kemacetan
dalam usaha yang disebabkan ketidak jelasan usahanya.
Setelah jaminan dan lokasi usaha sudah dipersetujui oleh
Kepala Cabang maka alur selanjutnya Kepala Kantor Cabang
akan membuatkan surat Realisasi pada pencairan dana.
d. Setelah nasabah mendapat keterangan realisasi dari kepala
cabang maka nasabah menuju ke Teller untuk melakukan
pencairan dana. Teller akan memberi pencairan dana
pembiayaan kepada nasabah dari jumlah yang tertera pada
kontrol atau slip realisasi dan sekaligus teller akan meminta
uang dari nasabah guna membayar administrasi pembiayaan
sesuia pada akad.
6. Penggunaan pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah dapat di gunakan menjadi 2 bagian yaitu: 12
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produktif dalam arti luas, yaitu untuk
12 Wawancara dengan Bapak Kus Dwy Edy S.E selaku staf Manajer Pemasaran
36
peningkatan usaha, baik usaha produktif, perdagangan, maupun
investasi.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan
untuk memenuhi kebutuhan.
Kegunaan pembiayaan Mudharabah di BMT Marhamah kantor
Cabang Leksono adalah: 13
1) Industri kayu
2) Perdagangan yaitu untuk dagang sembako dan buah-buahan
3) Sektor lain maksudnya usaha PKL (pedagang kaki lima) atau
usaha kecil-kecil atau mikro lainya
Prosentase Per sektor
Tabel.1
No. SEKTOR PERSENTASE
1 Industri kayu 46%
2 Pedagang Sembako 23%
3 Pedagang Buah-buahan 15%
4 Sektor lain 16%
B. Pembiayaan Bermasalah
1. Pengertian Pembiayaan Bermasalah
13 Op.Cit, Muhammad SYafi‟ai Antonio,.hlm 160.
37
Pembiayaan adalah penyediaan atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. 14
Pembiayaan bermasalah yaitu peminjaman yang tertunda atau
ketidakmampuan peminjam untuk membayar kewajiban yang telah
dibebankan.15
Menurut hasil wawancara di BMT Marhamah kantor Cabang
Leksono pembiayaan Mudharabah bermasalah adalah suatu pembiayaan
Mudharabah yang dalam masa akad terjadi ketidaklancaran dalam
pembayaran angsuran bahkan sampai terjadi kemacetan. Karena usaha
yang dijalankan mengalami masalah. Misalnya karena becana alam, krisis
ekonomi dll.16
2. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Beberapa faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah di
BMT Marhamah Kantor cabang Leksono yaitu: 17
a. Faktor eksternal
1) Kurang kejujurannya anggota dalam pengelolaan usaha yang ada.
14 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 73
15 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002,
hlm.267 16
Op.cit. wawancara Bapak Kus Dui Edy 17
Ibid
38
2) Salah dalam penempatan usaha, dalam arti usaha awal sering di
abaikan dan memulai usaha baru yang belum tentu menghasilkan,
dalam hal ini nasabah hanya senang ikut tren yang sedang booming.
b. Faktor intern
1) Kurangnya monitoring ke anggota
2) Salah dalam dana investasi karena kurang akuratnya dalam analisa
3. Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah
Dalam pemberian pembiayaan, dimanapun namanya usaha pasti
ada masalah dan resiko. Begitu pula BMT Marhamah tak lepas dari
permasalahan atau resiko yang akan dihadapi. Salah satunya resiko
tersebut adalah pembiayaan macet. Penanganan pembiayaan bermasalah
yang dilakukan adalah sering dan senantiasa datang ke anggota, mencari
penyebab permasalahan usaha yang ada, memberi solusi jalan
pemecahannya. Dalam hal ini sangat banyak dilakukan dengan cara 3R
(Rescheduling, Reconditioning, Restructuring), bantuan manajemen yaitu
diusulkan agar debitur mendapatkan bantuan manajemen dari pihak lain
yang lebih menguasai seluk beluk usaha. Apabila dengan cara ini masih
juga ada masalah yang timbul baru dilakukan penyelesaian masalah
dengan eksekusi barang jaminan.
Pengertian 3R yaitu:18
a. Rescheduling, yaitu: penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta
memperkecil angsuran
18 Op. cit Modul BMT Marhamah
39
b. Restructuring (penyusunan /penataan ulang)
Perubahan Jumlah plafon (menambah atau mengurangi pembiayaan)
dan jadwal waktu pembiayaan.
c. Reconditioning, (persyaratan ulang) yaitu:
Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil, penundaan bagi hasil,
sedangkan nasabah hanya mengangsur pokok terlebih dahulu.
d. Penyitaan Jaminan Pembiayaan
Meminta jaminan atas uang pada dasarnya bukanlah sesuatu yang
tercela.
Allah berfirman:19
Artinya :
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya,
Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. barang tanggungan (borg) itu
diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai.(Al-Baqarah
ayat 283)
Penyitaan adalah jalan terakhir apabila nasabah benar-benar tidak
bisa melunasi hutang-hutangnya, dengan terpaksa harus dilakukan dengan
19 Al-Qur‟an Terjemah per kata PT Syaamil Bandung , surat Al Baqarah ayat 283 hal.49
40
penyitaan, maka penyitaan dilakukan kepada nasabah memang nakal dan
tidak mengembalikan pembiayaan. Namun tetap dilakukan dengan cara-
cara sebagaimana yang diajarkan menurut ajaran Islam, yaitu:20
a. Simpati: sopan, menghargai, dan fokus ke tujuan penyitaan
b. Empati: menyelami keadaan nasabah, bicara seakan untuk kepentingan
nasabah, membangkitkan kesadaran nasabah untuk mengembalikan
utangnya
c. Menekan: tindakan ini dilakukan jika dua tindakan sebelumnya tidak
diperhatikan.
4. Strategi Penyehatan pembiayaan Mudharabah yang dilakukan oleh
BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono
Strategi yang dilakukan untuk menangani pembiayaan
mudharabah bermasalah di BMT Marhamah yaitu pada sa‟at tunggakan
pertama pada nasabah maka pihak BMT Marhamah melakukan
silaturrahim dan menanyakan permasalahannya; tunggakan kedua
melakukan tingkat penagihan dan tunggakan ketiga pengeluaran surat
resmi angsuran, apabila selanjutnya masih belum bisa mengangsur maka
pihak BMT Marhamah melakukan dengan cara 3R. yang melakukan divisi
marketing /pemasaran, tapi pada dasanya yang ditunjuk adalah kepala
cabang,, kepala cabang bisa langsung mendelegasikan ke marketingnya.
a. Rescheduling
20 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002. Hlm 269
41
Dengan penjadwalan kembali pelunasan, KJKS BMT
Marhamah memberikan kelonggaran kepada anggota untuk
mengembalikan modal kerja yang telah jatuh tempo atau telah
melewati masa perjanjian. Dan memperkecil angsuran. Upaya
penyehatan dengan penjadwalan kembali pengembalian modal kerja
terutama dilakukan apabila anggota (mudharib) memang tidak bisa
mengembalikan tepat pada waktu jatuh tempo, namun demikian dari
hasil evaluasi anggota BMT Marhamah mengetahui bahwa prospek
usaha di masa datang akan semakin baik dan kondisi keuangan anggota
dimasa depan tidak mengkhawatirkan.
b. Restructuring (penyusunan atau penataan ulang).
Dalam proses ini BMT Marhamah memberikan fasilitas
penambahan pembiayaan kembali kepada anggota yang mengalami
masalah dalam usahanya yang disebabkan diluar kemampuan anggota,
seperti usaha terkena musibah, karena faktor alam dan lain sebagainya.
Tujuan utama penataan kembali persyaratan ini adalah untuk
memperkuat posisi tawar menawar dengan anggota. Dalam rangka
penataan kembali persyaratan ini, isi perjanjian mudharabah di tata
kembali, dan bilamana perlu ditambahi atau dikurangi. Salah satu
upaya untuk memperkuat posisi tawar-menawar adalah mengubah
syarat perjanjian dengan meminta anggota menyediakan jaminan atau
menambah jaminan yang jenis dan nilainya dapat diterima.
42
Dalam setiap perjanjian terdapat ketentuan khusus (covenants)
yang mewajibkan anggota melakukan sesuatu (affirmative covenants)
atau tidak melakukan sesuatu (negative covenants) demi kepentingan
BMT Marhamah dan keamanan pembiayaan yang telah mereka
terima.
Salah satu contoh affirmative covenants adalah kewajiban
anggota untuk menyerahkan laporan keuangan serta arus kas secara
periodik. Sedangkan contoh negative covenants adalah anggota tidak
diperkenankan menerima pembiayaan dari pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari BMT Marhamah.
c. Reconditioning
Marketing memberikan keringanan bagi hasil kepada anggota
dengan cara mengurangi nisbah bagi hasil yang seharusnya diterima.
Hal ini diberikan apabila anggota belum bisa mengembalikan modal
kerja, karena kondisi usaha yang menurun.
Marketing memberikan penghapusan bagi hasil kepada nasabah
dengan pertimbangan nasabah sudah tidak mampu untuk membayar
pokok sampai dengan lunas.
d. Penyitaan Jaminan
Apabila nasabah telah melakukan dengan cara diatas tetapi
nasabah masih tidak mampu melunasi hutangnya dan tidak ada
perkembangan dalam usahanya maka penyelesaiannya dengan
melakukan penjualan jaminan.
43
Pihak BMT melakukan eksekusi jaminan tanpa melalui
pengajuan gugatan perdata terlebih dahulu (atau secara sukarela).
Sebelum melakukan penjualan marketing akan menanyakan kepada
nasabah apakah barang jaminan akan dijual sendiri atau pihak KJKS
BMT Marhamah akan melakukan penjualan.
Jaminan atau tanggungan menjadi penting ketika Shahibul
maal khawatir akan munculnya penyelewengan dari mudharib, karena
mudharabah merupakan kerjasama saling menanggung, satu pihak
menanggung modal dan pihak lain menanggung kerja. Eksekusi atau
penyitaan adalah menyelesaikan pembiayaan dengan menjual,
menguasai jaminan yang diberikan nasabah karena melihat usahanya
tidak produktif lagi.
5. Kriteria Kolektabilitas pada pembiayaan
a. Lancar : tunggakan kurang atau sama dengan satu bulan
b. kurang lancar : tunggakan lebih dari 1 bulan s/d 2 bulan
c. diragukan : tunggakan lebih dari satu bulan , usaha masih bisa
diselamatkan dan nilai jaminan 75% dari tunggakan
atau usaha tidak bisa diselamatkan, nilai jaminan
100%.
d. Macet : tidak termasuk kriteria diragukan. Atau golongan
yang sudah tidak sanggup membayar angsuran,
Kolektabilitas dalam prosentase
Table. 2
44
Kolektabilitas Prosentase
Lancar 85%
Kurang lancar 5%
Diragukan 8%
Macet 2%
6. Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BMT
Marhamah Cabang Leksono.
Salah satu contoh kasus pembiayaan bermasalah di BMT
Marhamah Cabang Leksono adalah:
Pak Joyo mempunyai pembiayaan di KJKS BMT Marhamah
Kantor cabang Leksono sebesar Rp 2.000.000 dalam jangka waktu 15
bulan. Pembiayaan tersebut akan digunakan untuk usaha dagang buah di
pasar. Angsuran pak Joyo selama 10 bulan berjalan dengan lancar. Akan
tetapi pada bulan ke 11 atau bulan berikutnya pak Joyo mengalamai
kemacetan angsuran sampai 3 kali tunggakan. Faktor dari penyebab
kemacetan di karenakan faktor alam yang kurang mendukung. Jadi usaha
dagang Pak Joyo mengalami penurunan pendapatan bahkan mengalami
kerugian.
Realisasi Jk. waktu Setara
2,000,000 15 1.60%
45
Angs
Outstanding
Angs Angs Tot.
Angs
Saldo
Pokok BH/MU Pokok
1
2,000,000
133,333
60,000
193,333
1,866,667
2
1,866,667
133,333
56,000
189,333
1,733,333
3
1,733,333
133,333
52,000
185,333
1,600,000
4
1,600,000
133,333
48,000
181,333
1,466,667
5
1,466,667
133,333
44,000
177,333
1,333,333
6
1,333,333
133,333
40,000
173,333
1,200,000
7
1,200,000
133,333
36,000
169,333
1,066,667
8
1,066,667
133,333
32,000
165,333
933,333
9
933,333
133,333
28,000
161,333
800,000
10
800,000
133,333 - - -
Jumlah
2,000,000
480,000
Biaya
Administrasi Rp.
30,000
Biaya Notaris Rp.
3,000
Jumlah Rp.
33,000
Dari faktor-faktor tersebut Pak Joyo tidak bisa mengangsur setiap
bulannya. Maka kebijakan BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono
melakukan 3R. Pertama Rescheduling, yaitu melakukan perubahan jangka
waktu pembiayaan, pengurangan jumlah angsuran. Apabila itu belum bisa
mengatasinya baru dilakukan Reconditioning, yaitu melakukan
perubahan jumlah plafon, dengan adanya melakukan hala ini adapun
46
syarat-syarat pada nasabah yaitu potensi usaha ada, kemampuan debitur
ada.21
7. Analisis Penanganan Terhadap Pembiayaan Mudharabah
Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo Kantor Cabang Leksono
Dalam kegiatan atau aktifitas BMT Marhamah Kantor Cabang
Leksono adalah menghimpun dan menyalurkan dana. Menyalurkan dana
atau disebut dengan akad pembiayaan. Salah satunya adalah produk
Mudharabah dengan bentuk pembiayaannya akan memperoleh bagi hasil
atau margin. Pembiayaan seperti itu tentunya tidak akan terlepas dari
permasalahan atau resiko-resiko yang timbul yaitu pembiayaan macet,
atau angsuran tersendat-sendat. Apabila pembiayaan mulai bermasalah
upaya untuk penyelamatan usaha nasabah dalam pembiayaan
Mudharabah bermasalah di BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono
adalah melakukan 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring).
Apabila dari tiga cara itu belum bisa tertangani, maka tindakan terakhir
adalah eksekusi jaminan. Adapun analisis dari kelebihan, kelemahan,
peluang, ancaman pada akad Mudharabah di BMT Kantor Cabnag
Leksono adalah.
a. Pembiayaan Mudharabah pada BMT Marhamah Kantor Cabang
Leksono mempunyai kelebihan yang lebih fleksibel dan prosentasenya
21 Hasil wawancara dengan bapak Agus Tri Nugroho selaku Kepala Cabang BMT
leksono
47
lebih sedikit dari pada KJKS yang lain. Maka anggota atau nasabah
bisa lebih mudah menjangkau angsurannya.
b. Kelemahannya pada pembiayaan Mudharabah di BMT Marhamah
Kantor Cabang Leksono yaitu terletak pada praktek. Dalam ketentuan
bagi hasil kurang maksimal dalam Syari‟ah dan terbenturnya dalam
realita masyarakat. Harapan BMT Marhamah semua karyawan bisa
mendalami tentang teori Syari‟ah beserta ke prakteknya.
c. Peluang dalam pembiayaan Mudharabah di KJKS BMT Marhamah
adalah sangat dibutuhkan semua umat pada khususnya umat Islam
yang membutuhkan dana untuk usaha. Karena di wilayah sekitar
masih kekurangan lembaga keuangan Syariah selain BMT. Jadi umat
Islam yang ingin berkecimpunng dalam dunia keuangan Syariah akan
menjadi nasabah BMT.
d. Ancaman dari pembiayaan Mudharabah di KJKS BMT Marhamah
yaitu lembaga keuangan yang sangat pesat berkembang apalagi
lembaga keuangan non Syari‟ah yang menggunakan tawaran yang
lebih canggih untuk nasabah bisa lebih tertarik, karena transaksinya
sangat dipermudah. Maka harapan BMT Marhamah harus bisa
melebihi dari itu salah satunya dengan cara membantu dalam usaha
nasabah.
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta hasil
seperti yang telah dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Menurut KJKS BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono Pembiayaan
Mudharabah bermasalah adalah suatu pembiayaan Mudharabah yang
dalam masa akad terjadi ketidaklancaran dalam pembayaran angsuran
bahkan sampai terjadi kemacetan. Karena usaha yang dijalankan
mengalami masalah. Misalnya karena becana alam, krisis ekonomi dll
2. Solusi yang dilakukan oleh KJKS BMT Marhamah Kantor Cabang
Leksono dalam melakukan penyehatan atau penanganan pembiayaan
bermasalah pada akad mudharabah yaitu dengan cara 3R (Rescheduling,
Reconditioning, Restructuring). Apabila 3R ini masih belum bisa
melunasi atau membayar angsuran sesuai pada akad maka langkah
terakhir adalah eksekusi jaminan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat memberi saran yang
berkaitan dengan penanganan pembiayaan bermasalah :
1. Untuk mencegah terjadinya pembiayaan macet dan pembiayaan tidak
merasa kesulitan maka pihak BMT Marhamah harus lebih teliti untuk
49
proses pemberian pembiayaan terkait survei lapangan usaha atau lokasi
nasabah.
2. Salah satu sebab macetnya pembiayaan adalah ketidakjujuran nasabah
dalam menjalankan dananya, untuk itu pihak BMT tidak harus melihat
karakter saka tetapi lebih akurat untuk menganalisis keadaan ekonomi,
dan usahanya ,dan melakukan pengawasan yang ketat. Selain itu BMT
Marhamah memberi penjelasan bagaimana pentingnya kejujuran dalam
melakukan akad pembiayaan.
3. Dalam era globalisasi ini untuk mengikuti perkembangannya, di harapkan
pengetahuan SDM BMT Marhamah agar ditingkatkan lagi sehingga
masyarakat luas akan lebih mengenal dan percaya pada Lembaga
Keuangan Syari‟ah pada khusunya BMT Marhamah.
C. Penutup
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA). Demikian Tugas Akhir (TA) ini
yang dapat penulis sampaikan semoga bermanfaat. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis selanjutnya. Amin
Ya Robbal „Alamin….
50
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi‟i, Bank Syari’ah: dari Teori ke Praktek, Jakarta Gema
Insani, 2001.
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002.
Muhammad, Manajemen pembiayaan Mudharabah di Bank Syari’ah: Strategi
Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Resiko Pembiayaan di Bank
Syari’ah sebagai Akibat Masalah Agency, Jakarta: Rajawali, 2008.
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Muhammad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Islam, Yogyakarta UII Press,
2000
Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah dan
Unit Jasa Keuangan Syari‟ah Koperasi, 2007
Ridwan, Muhammad Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Yogyakarta:
UII Pres, 2004.
Saifudin Azwar MA, Metodologo Penelitian. Yogjakarta Pustaka Pelajar (anggota
IKAPI). 1998.
Brosur Mata kuliah Bank Syari‟ah 1
Modul orientasi, Progam Manajemen Trainee” KJKS BMT Marhamah Wonosobo
2012
Semua data Laporan per bulan KJKS BMT Marhamah Kantor Cabang Leksono
SOP (Standar Operasional Program) BMT Marhamah
Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2006,
Wawancara dengan Bapak Agus Tri Nugroho selaku Kapala Cabang
Wawancara dengan Bapak Kus Dwy Edy S.E selaku staf Manajer Pemasaran.
Wawancara dengan Bpk Dayat selaku manajer SDM