SI – 2124PENGANTAR SISTEM
TRANSPORTASI
KULIAH KE-14(KESELAMATAN TRANSPORTASI)
Dosen: Harun al-Rasyid LUBIS
Definisi keselamatan dan keamanan transportasi secara umum
• Keamanan transportasi adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan transportasi
yang bebas dari gangguan dan/atau tindakan yang melawan hukum.
• Keselamatan transportasi adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan
transportasi yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikan
teknis terhadap sarana dan prasarana penerbangan beserta penunjangnya.
DATA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN
Uraian Satuan 2000 2001 2002 2003 2004Rata-rataPertumbuhan
Jumlah Kejadian Kecelakaan Kejadian 12.649 12.791 12.267 13.399 18.732 9,65
Korban Org 26.154 25.359 23.699 24.692 32.271 6,32
Meninggal Dunia Org 9.536 9.522 8.762 9.856 11.204 4,51
Luka Berat Org 8.1 6.656 6.012 6.142 8.983 8,12
Luka Ringan Org 9.518 9.181 8.925 8.694 12.084 7,52
Kerugian Material Rp (dalam juta) 36.280.980 38.616.839 41.029.930 45.778.177 53.045.595 10,05
Sumber : Ditjen Hubdat, 2005
Kecelakaan Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis (Unit)
Sumber : Direktorat Keselamatan Transportasi Darat. Ditjen Hubdat diolah
Persentase Pertumbuhan Kecelakaan Rata – Rata
Menurut Jenis Kendaraan
Sumber : Direktorat Keselamatan Transportasi Darat. Ditjen Hubdat diolah
Sejak awal disadari bahwa faktor manusia merupakan penyebab utama terjadinya
kecelakaan yang antara lain meliputi kecelakaan yang antara lain meliputi inattention (kelengahan), illness (keadaan sakit), dan impairment (gangguan tubuh
akibat minuman, obat, kelelahan, ketuaan, dan lain-lain)
Beberapa masalah utama keselamatan dan keamanan
transportasi jalan yang masih dan akan dihadapi ant ara lain :
� Angka kecelakaan yang masih tinggi.� Pertumbuhan kendaraan bermotor khususnya sepeda mot or yang
cukup tinggicukup tinggi� Budaya keselamatan jalan yang belum ada
� Penanganan kecelakaan transportasi yang bersifat re aktif.� Antisipasi gangguan eksternal terhadap keamanan tra nsportasi
belum dioptimalkan dengan memanfaatkan teknologi ya ng memadai.
� Belum adanya Dewan Keselamatan Transportasi Jalan
Statistik Kecelakaan Transportasi Udara Komersial dan Non-Komersial
Year Incident Percentage Accident Percentage Total Percentage
1988 29 NA 6 NA 35 NA
1989 22 -24.14% 11 83.33% 33 -5.71%
1990 11 -50.00% 11 0.00% 22 -33.33%
1991 25 128.27% 12 9.09% 37 68.18%
1992 27 8.00% 11 -8.33% 38 2.70%
1993 20 -25.93% 11 0.00% 31 -18.42%
1994 18 -10.00% 21 90.91% 39 25.81%
1995 25 38.89% 21 0.00% 46 18.95%
1996 16 -36.00% 18 -14.29% 34 -26.09%
1997 10 -38.50% 28 55.56% 38 11.76%
1998 30 200.00% 5 -82.14% 35 -8.89%
1999 20 -33.33% 11 120.00% 31 -11.43%
2000 12 -40.00% 2 -81.82% 14 -54.84%
2001 29 141.67% 8 300.00% 37 164.29%
2002 10 -65.52% 13 62.50% 23 -38.84%
2003 12 20.00% 11 -15.38% 23 0.00%
2004 3 -75.00% 13 18.18% 16 -30.43%
Total Average 319 8.65% 213 33.60% 532 4.04%
Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, 2005
Beberapa sumber permasalahan yang diduga menjadi penyebab kecelakaan
transportasi udara di Indonesia� Kesadaran dan komitmen pengelola dan pemilik maskapai
penerbangan akana keselamatan penerbangan yang masih rendah.� Penegakan aturan masih lemah.
� Kehandalan pesawat udara (dan komponennya) kurang terjamin � Kehandalan pesawat udara (dan komponennya) kurang terjamin dengan sistem dan manajemen perawatan yang baik.
� Kualifikasi awak pesawat dan pendukung penerbangan tidak memenuhi syarat.
� Kehandalan fasilitas bandara dan layanan ATC masih rendah.� Keandalan dan akurasi informasi cuaca masih rendah.
� Kemampuan SAR (Search And Rescue) yang rendah, dan� Budaya bangsa yang menganggap kecelakaan sebagai nasib , dan
cenderung kurang memberikan ’hukuman’ kepada airline dengan catatan keselamatan yang buruk.
Perbandingan Jumlah Armada Siap Operasi Terhadap Armada Terdaftar
Pengoperasian pesawat udara di Indonesia masih didominasi oleh pesawat udara yang berumur lebih
dari 20 tahun (dikategorikan sebagai pesawat berumur tua).
Untuk mencapai menjaga kelangsungan Untuk mencapai menjaga kelangsungan penyelenggaraan transportasi udara maka pesawat yang berumur tua tersebut ternyata masih diijinkan beroperasi sepanjang dinyatakan laik terbang oleh regulator dengan memenuhi seluruh persyaratan
perintah kelaikan udara dan dirawat sesuai prosedur manual yang dikeluarkan oleh pembuat pesawat.
Intensitas Kecelakaan Angkutan Kereta Api Tahun 2000-2004
Satuan 2000 2001 2002 2003 2004Rata-Rata Pertumbuhan Korban (orang)
1. Meninggal Dunia Orang 49 145 76 72 85 40,28
2. Luka Berat/Ringan Orang 66 264 143 232 107 65,63
Jumlah/ Total Orang 115 409 219 304 192 52,79
Jenis Kecelakaan
1. Tabrakan KA dengan KA Kejadian 4 7 5 1 7 141,61
2. Tabrakan KA dengan Kendaraan Kejadian 28 36 54 57 30 9,19
3. A n j l o k Kejadian 78 60 70 81 91 5,41
4. Banjir/Longsor Kejadian 7 6 15 7 4 9,88
5. Lain-Lain Kejadian 9 46 79 70 38 106,44
Jumlah/ Total Kejadian 126 155 223 216 170 10,61
Sumber : PT.KAI (Persero), 2005
Data statistik kecelakaan transportasi sepanjang tahun 2006 yang dikeluarkan
Departemen Perhubungan menyebutkan, pada angkutan kereta api tercatat
sebanyak 79 kasus kecelakaan yang sebanyak 79 kasus kecelakaan yang menelan korban meninggal dunia
sebanyak 50 orang, luka berat 71 orang, sedangkan luka ringan 52 orang
Panjang Jalan Rel Kereta Api Menurut Lintas
Jumlah Lokomotif Kereta Api Siap Operasi
Akar permasalahan dalam penanganan
keselamatan perkeretaapian di Indonesia� Penanganan keselamatan lebih bersifat reaktif. Tida k ada program keselamatan
yang bersifat sistematik dengan basis kinerja input dan proses, selain pada kinerja ourput yang lebih sering dilakukan. Perlu p enanganan lebih proaktif
dengan audit keselamatan (safey audit) oleh organis asi (penanganan kondisi laten) dan perlu komitemen perusahaan untuk menanga ni permasalahan yang
ada.� Investigasi kecelakaan perlu lebih diarahkan pada f aktor-faktor yang lebih
mendalam dalam organisasi atau bahkan pada sistem y ang lebih besar yaitu sistem perkeretaapian.
� Prosedur operasi sudah tidak sesuai dengan kondisi operasi yang ada akibat � Prosedur operasi sudah tidak sesuai dengan kondisi operasi yang ada akibat berubahnya teknologi sarana dan prasarana, maupun p erubahan kondisi
prasarana dan tingkat produksi yang ada.� Regulasi perkeretaapian (aspek organisasi, kelayaka n, personil, dan teknologi)
perlu peninjauan dengan mengikuti perubahan teknolo gi yang ada dan tuntutan masyarakat.
� Standarisasi dan sertifikasi produk teknologi masih lemah.� Sertiikasi bagi staf teknik maupun operator masih l emah.
� Kacaunya kelembagaan dan penempatan fungsi peran. O perator KA sekaligus penerbit kelaikan operasi, sertifikat tenaga teknik dan operasi, dan sertifikasi produk teknologi. Penyedia prasarana, notabene adal ah penerbit laik operasi
prasarana. � Operator belum menerapkan sistem manajemen keselama tan modern. Sistem
manajemen keselamatan ( business like approach for safety: goal setting, planning, and measuring performance)
Data Kecelakaan Transportasi Laut
1999 2000 2001 2002 2003
Jumlah kecelakaan 93 102 68 48 66
Kematian 35 40 26 17 34
Human error 150 843 657 58 46
Sumber: Cetak Biru Pembangunan Perhubungan Laut, Ditjen Hubla, 2005
Permasalahan yang ada pada komponen keselamatan pelayaran antara lain:
� Masih tingginya tingkat kecelakaan dan musibah di l aut;� Masih kurangnya tenaga pengajar yang memenuhi persy aratan
(terutama pada diklat kepelautan swasta);� Penyedia alat peraga/simulator yang masih kurang;
Terbatasnya kapal -kapal untuk praktek laut bagi kadet, sehingga � Terbatasnya kapal -kapal untuk praktek laut bagi kadet, sehingga banyak kadet yang tertunda/terhambat praktek lautny a;
� Implementasi International Ship & Port Facility Sec urity Code (ISPS Code) masih perlu dilakukan perbaikan dan bersifat menyeluruh;
� Tingkat kecukupan dan keandalan fasilitas kenavigas ian relatif rendah;
� Kapal pandu dan kapal tunda di beberapa pelabuhan b elum memenuhi persyaratan, baik dalam jumlah maupun kondisi tekni snya;
� Kapal patroli penjagaan dan penyelamatan (GAMAT/KPL P) yang dimiliki saat ini masih kurang baik dari kuantitas maupun kualitasnya
jika dibandingkan dengan luas wilayah perairan Indo nesia.
Persentase Kecelakaan tiap Moda Rata - Rata
Persentase Terjadinya Kecelakaan Tiap Moda
98.06%
0.16%
1.25%
0.53%
Darat Udara KA Laut
Sumber kecelakaan dapat mencakup kekurangsempurnaan :
� Software (regulasi, rule, procedure, dst) yang belum memadai
� Hardware (produk teknologi sarana & prasarana) yang sudah tidak layakprasarana) yang sudah tidak layak
� Liveware (license, training, dan culture) yang kurang mendukung,
� Organoware (kelembagaan, organisasi perusahaan) yang belum kondusif.
Usaha untuk menciptakan keselamatanmerupakan proses dinamis dan tidak
pernah berhenti. pernah berhenti.
Safety is Never Ending War
Keamanan dan keselamatan transportasi diupayakan mulai dari:
o konsep, o rancangan,
o proses (pre-ongoing-post), sampai o proses (pre-ongoing-post), sampai o perawatan korban dan
o investigasi (bila terjadi kecelakaan)
Kegiatan keamanan dan keselamatan transportasi melingkupi kegiatan
o pengaturan (regulatory), o proses jaminan keselamatan operasi (safety
assurance) maupun proses penyelidikan assurance) maupun proses penyelidikan kecelakaan (investigation), serta
o upaya-upaya menenemukan pencegahan (prevention) agar kecelelakaan yang sama tidak
berulang.
Metodologi penyusunan strategi sistem keselamatan dan keamanan transportasi nasional
Secara umum tugas yang diemban oleh KNKT berdasarka n
Keputusan Presiden no. 105 tahun 1999 antara lain :� Bertanggung jawab untuk melakukan investigasi dan
penelitian yang meliputi analisis dan evaluasi sebab –sebab terjadinya kecelakaan transportasi.
� Memberikan rekomendasi bagi penyusunan � Memberikan rekomendasi bagi penyusunan kebijaksanaan keselamatan transportasi dan upaya
pencegahan kecelakaan transportasi.� Melakukan penelitian penyebab kecelakaan transportasi dengan bekerjasama dengan organisasi profesi yang berkaitan dengan penelitian penyebab
terjadinya kecelakaan transportasi.
Kebijakan dan Program Strategis
• Tujuan
• Program Strategis
• Strategi Implementasi
Tujuan�Meningkatkan keandalan sarana dan prasarana
transportasi.�Meningkatkan Keselamatan Transportasi �Meningkatkan Keselamatan Transportasi
Nasional.�Mengurangi kerugian nasional akibat
kecelakaan transportasi.�Meningkatkan keamanan transportasi nasional
untuk mendukung pemerataan nasional dan meningkatkan kepercayaan internasional.
Program Strategis
�Mengurangi kemungkinan kecelakaan transportasi
�Meningkatkan kemampuan/kualifikasi awak �Meningkatkan kemampuan/kualifikasi awak transportasi
�Melakukan standarisasi/asesmen terhadap sarana dan prasarana transportasi�Mencegah terjadinya terorisme
Strategi Implementasi Jangka Pendek
• Peningkatan pemahaman atau kesadaran tentang pentingnya keselamatan transportasi (safety cognisance)
• Peningkatan komitmen keselamatan (safety commitment) pengelola prasarana dan sarana transportasiprasarana dan sarana transportasi
• Penanganan masalah-masalah khusus keselamatan transportasi• Melakukan penilaian terhadap sarana dan prasarana transportasi
nasional berdasarkan standar keamanan internasional.• Melakukan penilaian terhadap prasarana transportasi nasional
berdasarkan standar keamanan internasional.• Memperbaharui rancangan undang-undang anti terorisme sesuai
perkembangan tingkat terorisme internasional dan mengesahkannya.
Strategi Implementasi Jangka Menengah
� Peningkatan kemampuan (kompetensi) organisasi operator dan regulator untuk mengelola keselamatan
transportasi (safety competence)transportasi (safety competence)� Pemberian fasilitas pendidikan pada awak transportasi
mengikuti perkembangan kebutuhan transportasi� Memperketat toleransi kualifikasi pengguna dan awak
transportasi.� Membentuk suatu badan keselamatan transportasi
nasional
Kampanye Keselamatan :
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kecelakaan
jalan dengan usaha penyadaran seluruh stakeholder jalan
Kampanye keselamatan bertujuan antara lain :• Mensosialisasikan atau memperluas informasi • Mensosialisasikan atau memperluas informasi
berkenaan dengan peraturan baru, penggunaan sabuk keselamatan bagi pengendara mobil, kegiatan
menyalakan lampu kendaraan bagi pengendara sepeda motor di siang hari.
• Mengubah sikap, diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan keselamatan jalan, dan
• Mengubah prilaku, misalnya larangan ngebut di jalan, menyebrang jalan pada tempatnya, berkendara di sisi
kiri bagi pengendara motor.
Strategi yang diambil untuk menjaga dan terus menin gkatkan
keselamatan transportasi udara
� Mengaktifkan proses assessmen dan peta resiko kesel amaatan transportasi udara.
� Meningkatkan kesadaran, komitmen dan kompetensi ten tang keselamatan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan tra nsportasi udara.
� Meningkatkan keandalan pesawat udara dengan menetap kan sistem dan manajemen perawatan pesawat udara yang baik dan dip ersyaratkan untuk
semua airline dan fasilitas perawatan.semua airline dan fasilitas perawatan.� Meningkatkan keandalan fasilitas bandara dan ATC de ngan memanfaatkan pilot
report dan menerapakan sistem dan manajemen perawat an fasilitas yang baik.� Meningkatkan kemampuan untuk melakukan prediksi cua ca yang berpengaruh
terhadap penerbangan.� Meningkatkan kemampuan SAR.
� Meningkatkan kemampuan indepensi dan balance dalam penyelidikan sebab-sebab kecelakaan.
� Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keselamat an penerbangan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan da lam melaksanakan
fungsi kontrol terhadap penyelenggara transportasi udara.� Menerapkan sanksi yang berat bagi perusahaan yang m elanggar peraturan
keselematan dan meningkatkan peran masyarakat dalam menjamin penegakan aturan tentang keselamatan.
Salah satu indikator keberhasilan kinerja Departemen Perhubungan Laut adalah ‘peningkatan keselamatan dan kualitas pelayanan
perhubungan laut nasional’
Terima Kasih