Download - SERIKAT PEKERJA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Serikat Pekerja PGRI ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Acep M.Pd, selaku
Dosen mata kuliah SPJD yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah serikat pekerja PGRI. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Jakarta, 11 April 2016
Kelompok 5
i
DAFTAR ISIKata Pengantar .................................................................................................i
Daftar Isi ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................2
D. Sistematika Penulisan ..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3
A. PGRI sebagai Serikat Pekerja ..............................................................3
B. Perjuangan dan Kondisi Serikat Pekerja Indonesia .............................5
C. Titik Berat Perjuangan dan Tantangannya ...........................................6
D. Serikat Pekerja Harus Kuat ..................................................................6
E. Program Pendidikan .............................................................................9
F. Dana .....................................................................................................10
G. Sosialisasi dan Pelaksanaan Serikat Pekerja ........................................10
BAB III PENUTUP .........................................................................................12
A. Kesimpulan ..........................................................................................12
B. Saran ....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru dan tenaga kependidikan lainnya adalah tenaga kerja. Mereka diangkat,
dibayar, dibina dan dipensiun atau diberhentikan oleh majikan dalam hal ini
pemerintah (bagi guru negeri, kontrak, atau guru bantu) dan badan penyelenggara
pendidikan (biasanya berbentuk yayasan bagi guru dan tenaga kependidikan
swasta) berdasarkan aturan.
Penetapan guru sebagai tenaga kerja (tenaga kerja profesional), bukan sesuatu
yang mengada-ada. Hal itu sesuai dengan status guru dan karakteristik pekerja
yang telah ditetapkan oleh organisasi perburuhan dunia. Di banyak negara,
penetapan guru sebagai tenaga kerja sudah sangat biasa dan berjalan dengan baik,
termasuk di negara maju.
Sebagai pekerja, karena berbagai keterbatasannya guru biasanya lemah.
Majikan, dalam hal ini pemerintah atau badan penyelenggara pendidikan,
kuat.Pihak yang lemah, sering mendapat perlakuan yang kurang atau tidak adil
dan sewenang-wenang. Sebaliknya, majikan yang kuat sering bertindak
sewenang-wenang, kurang memperhatikan hak-hak pekerja, lebih mementingkan
keuntungan atau mempertimbangkan keterbatasan dirinya.
Para guru dan tenaga kependidikan yang lemah itu seharusnya bersatu,
berserikat, dan berhimpun bersama dalam sebuah wadah organisasi sehingga
menjadi kuat, yaitu serikat pekerja. Serikat pekerja adalah organisasi demokratis
yang permanen dan berkesinambungan, didirikan secara sukarela oleh para
pekerja, terdiri dari para pekerja dan untuk kepentingan para pekerja, dalam upaya
melindungi mereka dalam pekerjaannya, untuk meningkatkan kondisi kerja lewat
prosedur-prosedur collective bargaining, untuk meningkatkan taraf hidup mereka,
untuk menjaga hak-hak azasi mereka, dan untuk menyediakan sebuah sarana yang
efektif dalam menyuarakan pandangan / pendapat/ aspirasi kaum pekerja dalam
problema-problema sosial politik.
1
Tujuan serikat pekerja ialah terbinanya pekerja menjadi pekerja yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, profesional, dihargai harkat dan martabatnya,
memiliki daya tawar yang tinggi, terlindung hak-hak kepentingannya secara adil,
terpenuhi kesejahteraannya serta tumbuhnya rasa persaudaraan yang tinggi
diantara pekerja. Dasar-dasar hukum Serikat Pekerja ialah :
1. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 104
ayat 1
2. Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja Pasal 5 ayat 1
3. Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja beserta
penjelasannya
B. Rumusan Masalah
1. PGRI sebagai Serikat Pekerja
2. Perjuangan dan Kondisi Serikat Pekerja Indonesia
3. Titik Berat Perjuangan dan Tantangannya
4. Serikat Pekerja Harus Kuat
5. Program Pendidikan
6. Dana
7. Sosialisasi dan Pelaksanaan Serikat Pekerja
C. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Dapat memahami mengenai sejarah Serikat Pekerja PGRI 2. Dapat memahami mengenai tujuan dan harapan dari Serikat
Pekaerja PGRI 3. Dapat memahami perjuangan Serikat Pekerja PGRI
D. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun makalah ini menggunakan sistematika sebagai berikut
a. BAB I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan masalah umum , maksud dan tujuan penulisan makalah dan sistematika penulisan
b. BAB II Pembahasan, dalam bab ini diuraikan mengenai PGRI sebagai serikat pekerja dan Perjuangan , Kondisi Serikat Pekerja Indonesia, Sosialisasi dan Pelaksanaan Serikat Pekerja
2
c. BAB III Penutup, dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dan simpulan dari makalah serta saran dan sumber yang digunakan dalam penyusunan
BAB II
Pembahasan
A. PGRI sebagai Serikat Pekerja
Pengertian serikat pekerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 adalah organisasi yang
dibentuk dari dan untuk pekerja yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokrasi
dan bertanggung jawab untuk memperjuangkan dan melindungi dan
meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarganya supaya harmonis dalam
kehidupannya. Namun ada anggapan bahwa profesi guru dan dosen merupakan
panggilan jiwa dan semua itu adalah pengabdian sebagai pahlawan tanpa tanda
jasa.
Tetapi pada zaman sekarang bahwa menjadi seorang guru atau dosen adalah
seorang pekerja. Jadi organisasinya harus menyesuaikan diri dengan organisasi
pekerja menjadi trade unions (teachers union).
Sebagai organisasi pekerja, PGRI adalah wadah perjuangan untuk mewujudkan
hak-hak azasi guru sebagai pekerja. Karena guru merupakan bagian dari
masyarakat pekerja, maka hak dasar guru tak dapat dilepaskan dari hak dasar
kaum pekerja pada umumnya.Hal itu termuat pada tujuh Fundamental Human
Rights Convention of the ILO. Ketujuh Konvensi ILO itu adalah :
1. No. 29 Tahun 1930 tentang Kerja paksa
2. No. 87 tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat dan Hak Membentuk
Organisasi
3. No. 98 tahun 1949 tentang Hak berorganisasi dan berunding bersama
4. No. 100 tentang Kesamaan renumerasi bagi pekerja laki-laki dan
perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya
5. No. 105 tahun 1957 tentang Penghapusan kerja paksa
6. No. 111 tahun 1958 tentang Diskriminasi pada pekerjaan dan jabatan
berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pandangan politik,
kebangsaan, dan suku
7. Tentang Pekerja anak
3
8. Hak asasi guru, secara khusus, juga termuat dalam Recommendation
Concerning The Status of Teachers yang diterima dan disahkan secara
aklamasi oleh Special Intergovernmental Conference of The Status of
Teachers pada tanggal 5 Oktober 1966 di Paris. Status guru secara moral,
normatif, dan praktis menjabarkan betapa pentingnya kedudukan guru
dan hak-hak guru sebagai profesi dan tenaga kerja.
Kongres ke-XIII tahun 1973 telah memutuskan bahwa PGRI hanya
merupakan suatu organisasi profesi yang lengkap dengan kode etik yang
dicetuskan pada konggres PGRI tersebut dan harus dijalankan. Pada
waktu itu Ketua Umum PGRI (Alm. M.E Subiadinata). Walaupun PGRI
organisasi profesi namun Pengurus Besar PGRI bekerja sama dengan
WCOTP dan IFFTU menyelenggarakan latihan kepemimpinan
(Leadership Training). Pada tahun 1990 sudah terdaftar di Depnaker
sebagai organisasi serikat pekerja dengan SK Menaker No.
197/Men/1990, tanggal 5 April 1990.
Pada kongres PGRI XVIII telah diputuskan bahwa salah satu jati diri
PGRI adalah organisasi “Ketenagakerjaan”.Titik berat perjuangan
serikat pekerja adalah berupaya meningkatkan kesejahteraan anggota
bersama keluarganya. Oleh karena itu demonstrasi yang dilancarkan oleh
para anggota PGRI pada tahun 2000 di Jakarta dalam rangka menuntut
peningkatan tunjangan dan gaji guru, mendapat sambutan yang
menggembirakan dan guru-guru diseluruh pelosok tanah air.
Masalah serikat pekerja (Trade Unions) adalah hal yang baru dipelajari
bagi PGRI karena belum begitu banyak yang mengerti atau memahami
tentang masalah yang ada pada serikat pekerja. Maka, untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan cara mengadakan sosialisasi
mengenai serikat pekerja kepada seluruh anggota serikata pekerja itu,
yaitu dengan cara diadakan seminar dan latihan kepimpinanan
(Leadership Training) bagi para pengurus dan anggota PGRI yang
diselenggarakan oleh Pengurus Besar PGRI yang bekerjasama dengan EI
Brussel, Belgia dan beberapa mitra guru yang ada di luar negeri yang
akan berlangsung selama 10 tahun.
4
B. Perjuangan dan Kondisi Serikat Pekerja Indonesia
Perjuangan Serikat pekerja adalah sesungguhnya untuk memperjuangkan hak-
hak pekerja,sedangkan hak pekerja merupakan bagian dari hak azazi Manusia.
Serikat pekerja mengusahakan mengatur hubungan hubungan pekerja dengan
majikannya dalam rangka memperjuangkan peningkatan kesejahteraan pekerja
(anggota) dan keluarganya. Untuk menyempurnakan mekanisme dan tata cara
perjuangan serikat pekerja, maka para pakar terus melalukan penelitian yaitu
dengan banyak mendirikan lembaga atau jurusan pada perguruan tinggi untuk
meneliti dan memberikan kuliah tentang seluk beluk serikat pekerja.
Gerakan Serikat Pekerja adalah manifestasi dari bentuk solidaritas yang
memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, demokrasi, martabat dan hak-hak
manusia. Setelah proklamasi kemerdekaan RI gerakan buruh (pekerja) muncul
bersamaan dengan munculnya partai-partai politik di Indonesia, maka gerakan
buruh mengutamakan perjuangannya dibidang politik. Hampir semua
organisasi buruh berafilasi dengan partai politik tertentu. Organisasi buruh
waktu itu bersatu karena didorong oleh perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan.
Kemudian timbul pandangan perlunya penyederhanaan organisasi buruh,
sehingga dicetuskan “Deklarasi Persatuan Buruh Seluruh Indonesia” pada
tahun 2003. Ketika itu berhasil didirikan Federasi Buruh Seluruh Indonesia
(FBSI) sebagai peleburan dari 25 organisasi buruh di Indonesia. FBSI berhasil
melepaskan diri dari ikatan organisasi politik. FBSI pada saat itu berhasil
membenahi Hubungan Industrial Pancasila (HIP).
Pada kondisi sejak 1990 belum memungkinkan PGRI berjuang sesuai dengan
serikat Pekerja. Pada era reformasi sekitar tahun 1999, dewasa ini PGRI dapat
berjuang sesuai dengan dasar, pola dan mekanisme Serikat Pekerja. Di mana
demokrasi telah berjalan dan semua orang bebas mengeluarkan pendapat.
Maka Serikat Pekerja dalam memperjuangkan hak-hak anggota memerlukan
media komunikasi agar aktivitasnya diketahui dan mendapat dukungan dari
5
orang dan lembaga lain. Dukungan ini sangat diperlukan karena perjuangan
serikat pekerja akan efektif bila mendapat dukungan solidaritas dari orang
banyak.
C. Titik Berat Perjuangan dan Tantangannya
Tantangan dan tekanan Serikat Pekerja adalah berupaya meningkatkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Kemudian disusun strategi, taktik,
dan metode, pada masa itu gaji guru tidak ada ketentuan khusus dan jauh
berbeda dengan perjanjian kerjasama (collective bargaining) antara
pemerintah dan persatuan guru. Perundingan ini diakhiri dengan
penandatanganan “kontrak”. Bila pemerintah melanggar ketentuan yang
tercantum dalam kontrak,maka pengurus PGRI mengingatkan, bila peringatan
itu tidak ditanggapi maka persatuan guru bisa mengadakan demontrasi, bila
tidak ada jalan lain langkah terakhir yaitu pemogokan. Bila terjadi pemogokan
kemungkinannya:
1. Ada guru yang tidak mau ikut mogok kerja
2. Pemerintah menghentikan pembayaran gaji guru yang tidak ikut mogok,
sehingga organisasi guru yang membayar gaji guru yang melakukan
pemogokan
3. Pemerintah menangkap beberapa pengurus yang dicurigai
Maka dapat dilihat untuk mencapai tujuan yang dicapai, Serikat Pekerja
pasti menemui tantangan yang menghadang. Trade union sering
mengadakan pertemuan seperti WCOTP, IFFTU, EI banyak utusan
persatuan guru yang meminta bantuan keluar negeri dalam upaya
melawan dan menuntut pemerintah.
Yang perlu kita lakukan dalam ikut memperjuangkan tujuan Serikat
Pekerja yaitu meningkatkan pengabdian, rasa solidaritas, persatuan dan
tanggung jawab. Oleh karena itu, menjadi pengurus Serikat Pekerja harus
benar-benar kader organisasi yang handal.
6
D. Serikat Pekerja Harus Kuat
Melihat tantangan yang dihadapi Serikat pekerja maka kita harus
mengupayakan bagaimana cara dan dengan cara apa organisasi kita menjadi
lebih kuat. Ada pepatah “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Maka jika
kita ingin kuat maka kita mencari harus teman sebanyak mungkin. PGRI pun
harus bekerja sama dengan pihak yang terkait seperti DPR, orang tua murid,
Dewan pendidikan dan Komite Pendidikan.Agar lebih mudah
memperjuangkan hak-hak anggota PGRI termasuk upaya memperjuangkan
kesejahteraan anggotanya.
Sejak tahun 2000 PGRI telah menjadi salah satu anggota Kongres Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI). KSPI merupakan Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia dan pada saat ini KSPI merupakan gabungan dari 11 Federasi
Serikar Pekerja Indonesia yang beranggotakan 400 Organisasi/ Serikat
Pekerja. Dalam hal ini KSPI berharap akan membantu perjuangan PGRI
dalam upaya mensejahterakan anggota keluarganya. Dengan masuknya PGRI
menjadi salah satu anggota KSPI maka akan menjadi lebih kuat.
Kesejahteraan guru itu dapat berwujud kesejahteraan materi maupun non
materi yang ditopang 5 pilar yaitu:
1. Imbal jasa
2. Rasa aman
3. Kondisi kerja
4. Hubungan antar pribadi
5. Kepastian karier
Salah satu bentuk kekuatan serikat pekerja ialah Perhatian FES yang saling
bersilangan terhadap demokrasi yang menghidupkan keinginan akan
keadilan sosial menuju kepada penekanan khusus atas serikat pekerja yang
kuat dan bertanggung jawab.
Mewakili Pergerakan Serikat Pekerja Jerman di luar negeri, FES bertujuan
memperkuat Serikat Pekerja Indonesia untuk menyuarakan kepentingan
anggota mereka di dalam dan luar negeri. Hanya melalui serikat pekerja
yang kuatlah, keuntungan yang layak dapat dicapai oleh pemberi kerja dan
7
pekerja. Oleh karena itu, serikat pekerja harus memiliki dasar organisasi
yang kuat dan perspektif yang strategis untuk mengubah hubungan
industrial menjadi hubungan yang layak dan menguntungkan bagi pihak
pemberi kerja dan pekerja. Terlepas dari kinerja spesifik sektor dari serikat
pekerja, mereka juga memiliki peran penting dalam proses pembuatan
kebijakan nasional dan internasional. FES berupaya untuk memfasilitasi
proses konsolidasi politik pergerakan Serikat Pekerja Indonesia, yang
menghasilkan kebijakan bersama serikat pekerja Indonesia. Hal ini juga
dapat meningkatkan kapasitas mereka sebagai mitra dalam dialog sosial
bipartit dan tripartit untuk berkontribusi terhadap kemitraan sosial yang
konstruktif.
Untuk memperkuat posisinya, Serikat Pekerja dapat meminta bantuan
kepada induk organisasinya di luar negeri. Misalnya minta bantuan kepada
EI. Pada saat ini ada 3 jenis organisasi guru internasional yaitu:
a. Education Internasional yang berinduk pada ICFTU
b. World Confederation of Teacher (WCT) yang bertindak pada World
Confederation of Labour
c. FISE (komunis) yang berinduk pada Persatuan Buruh Komunis
Internasional
Hal-hal yang menyebabkan PGRI kelihatan kuat:
1) Memiliki anggota yang cukup kuat
2) Telah berpengalaman dalam perjuangan menghadapi berbagai
permasalahan
3) Mempunyai hunbungan erat dengan banyak organisasi guru di luar
negeri
4) Anggota Education International
Adapun kelemahannya:
a) Cukup banyak organisasi yang lain sehingga bisa merupakan
ancaman bagi PGRI
8
b) Iuran kecil dan tidak semua anggota membayarnya
c) Pada umumnya kesejahteraan anggota PGRI sangat
memprihatinkan
E. Program Pendidikan
Sebagai organisasi profesi, perjuangan dan ketenagakerjaan PGRI wajib
memperjuangkan kesejahteraan anggotanya juga mutu profesi guru khususnya
dan pendidikan pada umumnya.
Untuk menunjang kinerjanya, PGRI memilih sejumlah anak lembaga yang
yaitu:
1. YPLP (Lembaga Pembina Lembaga Pendidikan)
2. LKBH (Lembaga Konsultan dan Bantuan Hukum)
3. BPGGI (Badan Pengelola Gedung Guru Indonesia)
4. PT. Harapan Masa
5. Induk Koperasi PGRI
6. Majalah Suara Guru
Pada era reformasi seperti sekarang, kita menyaksikan penyusunan
berbagai kebijakan serta kritikan-kritikan terhadap kebijakan dan peraturan
perundang-undangan berbasis kondisi local. Terhadap semua itu,
seharusnya PGRI turut menyumbangkan ide dengan menawarkan
alternatif pemikiran yang baru. Serikat Pekerja harus memperjuangkannya
kepada pemerintah. Itulah sebabnya YPLP-PGRI telah membentuk
“Gugus Pemikir”.
Tugas dari gugus pemikir adalah mengupayakan peningkatan mutu
lembaga pendidikan PGRI serta menyusun konsep dibidang pendidikan
yang nantinya akan disampaikan oleh PGRI kepada pemerintah.
Gugus pemikir telah mencapai hasil diantaranya:
a. Universitas PGRI Yogyakarta telah berhasil membuat susunan
Rancangan Penyempurnaan Sistem Pendidikan di Indonesia.
9
b. Bersama Universitas PGRI Adibuana Surabaya dan IKIP PGRI
Semarang juga telah menghasilkan susunan rancangan RUU
Perlindungan Guru.
F. Dana
Suatu organisasi tidak akan menjadi kuat bila tidak ditopang oleh dana yang
memadai. Sehubungan dengan usaha pencarian dana tersebut sebaiknya
diperhatikan saran-saran sebagai berikut:
1. PGRI berupaya agar semua iuran anggota dapat masuk
2. Upaya pemasukan iuran anggota dengan check off system
3. PGRI sebaik mungkin mencari dana lain dari luar iuran anggota
4. Pengurus harus lincah dan tanggap dalam rangka mencari dana bagi
organisasi
5. Para anggota harus terus disadarkan akan tanggung jawab dalam
penyetoran iuran anggota
6. Peranan bendahara sangat penting dalam upaya menerima, menyimpan,
membayar serta bertanggung jawab
7. Meningkatkan koperasi guru
8. Mendirikan perusahaan dan sebagainya
G. Sosialisasi dan Pelaksanaan Serikat Pekerja
Seluk beluk Serikat Pekerja merupakan sesuatu yang penting. Oleh sebab itu
penting pula diadakannya sosialisasi kepada seluruh anggota PGRI yang
tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sosialisasi tentang serikat pekerja dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Dilakukan pada tiap pertemuan PGRI, misalnya pada setiap konferensi,
seminar dan pelatihan PGRI
2. Memanfaatkan majalah PGRI yaitu majalah Suara Guru
3. Menerbitkan bulletin khusus PGRI yang memuat berbagai aspek serikat
kerja
10
Pola dan mekanisme pelaksanaan serikat pekerja sudah universal misalnya
pelaksanaan perjanjian kerjasama dan aksi demontrasi tahun 2000,
merupakan pelaksanaan Serikat Pekerja dalam rangka mensukseskan
perjuangan meningkatkan kesejahteraan guru dan peningkatan anggaran
pendidikan.
Serikat pekerja juga adalah organisasi yang komplek, dengan segala aturan
dan struktur yang mereka miliki. Pemimpin/ Pengurus yang mereka pilih
bisa dengan silih berganti tetapi nilai organisasi tetap sama. Tetapi perlu
diingat peran pemimpin mengubah organisasi, ini adalah suatu fakta yang
benar. Karena bagaimanapun juga karekteristik paternalistik juga dianut
dalam pola kepimpinan ditempat kita. Anggota berubah karena memiliki
pemimpin yang kuat. Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari
oleh dan untuk pekerja serta dibiayai oleh mereka sendiri. Serikat pekerja
adalah organisasi representasi, organisasi yang mewakili. Artinya, anggota
mengambil peranan penting dalam organisasi dan pergerakkan organisasi
serikat pekerja. Dukungan yang mereka berikan adalah dalam bentuk
partisipasi dan kontribusi yang aktif dan luas.
11
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam uraian diatas dikemukakan bahwa PGRI berusaha memperjuangkan
kesejahteraan, membela serta melindungi hak dan kepentingan anggotanya
dengan menerapkan tata cara Serikat Pekerja, namun hal tersebut tidak mudah
dilalui PGRI. PGRI harus berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan
organisasi ini demi mewujudkan organisasi yang berwibawa, independen,
disegani dan akan lebih mudah dalam memperjuangkan program-program
yang direncanakan.
Namun perjuangan berdasarkan tata cara Serikat Pekerja memang penuh
resiko, oleh sebab itu PGRI harus senantiasa berhati-hati dalam penerapannya.
Pelaksanaan Serikat Pekerja herus disesuaikan dengan kondisi yang ada,
melalui tahapan-tahapan, juga disesuaikan dengan kemampuan organisasi di
daerah masing-masing.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini, penyusun berharap agar pembaca dapat:
1. Mengerti dan memahami awal terbentuknya PGRI sebagai Serikat Pekerja
2. Mengingat perjuangan PGRI dalam memperjuangkan ksesjahteraan
anggotanya
3. Memotivasi diri untuk lebih menghargai PGRI sebagai organisasi
independen yang berwibawa
4. Berusaha untuk terus meningkatkan mutu profesi guru demi kecerdasan
bangsa
12
5. Meneladani semangat perjuangan PGRI dalam mempertahankan
organisasi
DAFTAR PUSTAKA1. Balitbang Dikbud (1997). Pendidikan di Indonesia dari jaman ke jaman.
Jakarta: depdikbud
2. Beeby,C.E.(1981).pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman
Perencanaan. Jakarta :LP3ES
3. BP3K (1975) pendidikan di Indonesia, 1900-1974. Jakarta: BP3K Depdikbud
4. Depdikbud (1996) Lima puluh tahun Pendidikan Indonesia. Jakarta:
Depdikbud
5. Depdikbud (1994) Pembangunan pendidikan dan kebudayaan menjelang era
tinggal landas. Jakarta: Depdikbud
6. Depdikbus (1990) Lima Repelita Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdikbud
7. Depdikbud (1962). Pancawarsa 5 Maret 1957 s.d 5Maret 1962. Jakarta:
Jawatan Pendidikan Umum Depdikbud
8. Ditjen Dikdasmen (1997). Tumbuh Kembang Pendidikan Dasar dan
Menengah 1940-1996. Jakarta: ditjen Dikdasmen Depdiknas
9. Ditjen Dikdasmen (1990). Perkembangan Pendidikan Dasar dan Menengah
1945-1989. Jakarta: Ditjen Dikdasmen
10. PGRI (1998a) Reformasi pendidikan dan PGRI dalam memasuki Era baru
abad XXI. Risalah keputusan kongres PGRIIXVIII di Lembang, Bandung.
Jakarta: PB PGRI
11. PGRI (1998b). Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Besar PGRI Masa
Bakti XVIII (1994-1998). Jakarta: PB PGRI
12. PGRI (1998c). Suara Guru No. 1/1998.
13. PGRI (1995). Suara Guru No.11/1995.
13
14. PGRI (1994) Memantapkan Tekad, Wawasan dan Kemampuan Profesi Guru
menyukseskan Pelita VI dan PJP II. Jakarta: PB PGRI
15. Poerbakawatja.S.(1970) Pendidikan dalam Alam Indonesia Merdeka. Jakarta:
Gunung Agung
16. Supriadi,D (1998) Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa
17. Syamsuddin.H.,Sastradinata,K.&Hasan,S.H.(1993) Sejarah Pendidikan
Indonesia Zaman Kemerdekaan (1945-1966). Jakarta: Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradisional.
18. http://mulaihitungmundur.blogspot.com/2011/04/merancang-pendidkan-di-
serikat-pekerja.html
14