Download - Rheumatic Heart Desease
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang
membahayakan dari demam reumatik. Penyakit jantung reumatik adalah sebuah kondisi
dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang disebabkan oleh
demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit
yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
hemoliticus tipe ! (contoh" Streptococcus pyogenes)# bakteri yang bisa menyebabkan
demam reumatik.
Sebanyak kurang lebih $% & pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadikelainan pada jantung mulai dari gangguan katup# gagal jantung# perikarditis (radang
selaput jantung)# bahkan kematian.'engan penyakit jantung reumatik yang kronik# pada
pasien bisa terjadi stenosis katup (gangguan katup)# pembesaran atrium (ruang jantung)#
aritmia (gangguan irama jantung) dan gangguan fungsi entrikel (ruang
jantung).Penyakit jantug reumatik masih menjadi penyebab stenosis katup mitral dan
penggantian katup pada orang deasa di !merika Serikat.
R*' terdapat diseluruh dunia. +ebih dari ,. kasus baru demam rematik
didiagnosa setiap tahunnya# khususnya pada kelompok anak usia -,/ tahun. 0enderung
terjangkit pada daerah dengan udara dingin# lembab# lingkungan yang kondisi kebersihan
dan gi1inya kurang memadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai
menurun karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih
sempurna. 'ari data 2 rumah sakit di 3ndonesia tahun ,%2$-,%2/ menunjukan kasus
R*' rata-rata $#44 5 dari seluruh jumlah penderita yang diraat.Secara 6asional
mortalitas akibat R*' cukup tinggi dan ini merupakan penyebab kematian utama
penyakit jantung sebelum usia 4 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
,. 7agaimana konsep medis R*'8
9. 7agaimana konsep asuhan keperaatan pada pasien dengan R*'8
1.3 Tujuan
,. :engetahui konsep medis R*'
9. :engetahui konsep asuhan keperaatan pada pasien dengan R*'.
,
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
2/28
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 !"nse# Me$%s RHD
9
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
3/28
2.1.1 Pengert%an
'emam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat
akut# subakut# kronik# atau fulminan# dan dapat terjadi setelah infeksi
Streptococcus beta hemolyticus group ! pada saluran pernafasan bagian atas.
'emam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan# jantung berdebar
keras# kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada
kelompok usia /-,/ tahun# penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibaah usia 4
tahun dan penduduk di atas / tahun.
'emam reumatik ; R*' adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang
mengenai jaringan konektif jantung# tulang# jaringan subkutan dan pembuluh
darah pada pusat sistem persarafan# sebagai akibat dari infeksi beta-Streptococcus
hemolyticus grup !.'emam Rheumatik merupakan suatu penyakit radang yang terjadi setelah
adanya infeksi streptokokus golongan beta hemolitik !# yang dapat menyebabkan
lesi patologis di daerah jantung# pembuluh darah# sendi# dan jaringan subkutan.
(!limul !1i1. Salemba :edika. 9 )
Rheumatic feer adalah suatu penyakit inflamasi akut yang diakibatkan
oleh infeksi streptococcus hemolytic group ! pada tenggorokan (faringitis)#
tetapi tanpa disertai infeksi lain atau tidak ada infeksi streptococcus di tempat lain
seperti di kulit. Karakteristik rheumatic feer cenderung berulang (recurrence)
(
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
4/28
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara
adekuat# maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung
rematik. 3nfeksi oleh kuman Streptococcus 7eta *emolyticus group ! yang
menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diaali terjadinya
peradangan pada saluran tenggorokan# dikarenakan penatalaksanaan dan
pengobatannya yang kurang terarah menyebabkan racun;to=in dari kuman ini
menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung.
!kibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit# atau
menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi
kebocoran.
2.1.3 Et%"l"g%
Penyebab secara pasti dari R*' belum diketahui# namun penyakit ini
sangat berhubungan erat dengan infeksi saluran napas bagian atas yang
disebabkan oleh streptococcus hemolitik-b grup ! yang pengobatannya tidak
tuntas atau bahkan tidak terobati. Pada penelitian menunjukan baha R*' terjadi
akibat adanya reaksi imunologis antigen-antibodi dari tubuh. !ntibodi yang
melaan streptococcus bersifat sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimun.
>aktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit jantung
rematik ; Rheumatic *eart 'esease terdapat pada diri indiidu itu sendiri dan
juga faktor lingkungan.
a. >aktor dari 3ndiidu diantaranya yaitu "
,. >aktor genetik
4
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
5/28
!danya antigen limfosit manusia ( *+! ) yang tinggi. *+!
terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel 7
spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
9. aktor-faktor dari lingkungan itu sendiri "
,. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
:ungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai
predisposisi untuk terjadinya demam rematik. 3nsidens demam reumatik
di negara-negara yang sudah maju# jelas menurun sebelum era antibiotik
termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan
/
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
6/28
yang buruk# rumah-rumah dengan penghuni padat# rendahnya pendidikan
sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit
sangat kurangA pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk peraatan
kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor
yang memudahkan timbulnya demam reumatik.
9. 0uaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi
saluran nafas bagian atas meningkat# sehingga insidens demam reumatik
juga meningkat.
$. 3klim dan geografi
'emam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak
didapatkan didaerah yang beriklim sedang# tetapi data akhir-akhir ini
menunjukkan baha daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi#
lebih tinggi dari yang diduga semula. 'idaerah yang letaknya agak tinggi
agaknya angka kejadian demam rematik lebih tinggi daripada didataran
rendah.
2.1.' E#%$em%"l"g%
R*' terdapat diseluruh dunia. +ebih dari ,. kasus baru demam
rematik didiagnosa setiap tahunnya# khususnya pada kelompok anak usia -,/
tahun. 0enderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin# lembab#
lingkungan yang kondisi kebersihan dan gi1inya kurang memadai.Sementara
dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat perekonomian
lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna. 'ari data 2 rumah
sakit di 3ndonesia tahun ,%2$-,%2/ menunjukan kasus R*' rata-rata $#44 5 dari
seluruh jumlah penderita yang diraat.Secara 6asional mortalitas akibat R*'
cukup tinggi dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung
sebelum usia 4 tahun.
2.1.( Man%)estas% !l%n%s
'emam reumatik merupakan kumpulan sejumlah gejala dan tanda klinik.
'emam reumatik merupakan penyakit pada banyak sistem# mengenai terutama
jantung# sendi# otak dan jaringan kulit. ?anda dan gejala akut demam reumatik
berariasi tergantung organ yang terlibat dan derajat keterlibatannya. 7iasanya
gejala-gejala ini berlangsung satu sampai enam minggu setelah infeksi
oleh Streptococcus.
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
7/28
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik ; penyakit jantung reumatik dapat
dibagi dalam 4 stadium.
ta$%um I
7erupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman 7eta Streptococcus *emolyticus
@rup !.Keluhan "
,. 'emam
9. 7atuk
$. Rasa sakit aktu menelan
4. :untah
/. 'iare
. Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.
ta$%um II
Stadium ini disebut juga periode laten# ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik# biasanya periode ini berlangsung , B $minggu# kecuali korea yang dapat timbul minggu atau bahkan berbulan-bulan
kemudian.
ta$%um III
Cang dimaksud dengan stadium 333 ini ialah fase akut demam reumatik# saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik ;penyakit jantung
reumatik. :anifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan
umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik ;penyakit jantung reumatik.
@ejala peradangan umum ",. 'emam yang tinggi
9. +esu
$. !noreksia
4. 7erat badan menurun
/. Kelihatan pucat
. Dpistaksis
E. !thralgia
2. Rasa sakit disekitar sendi
%. Sakit perut
,. Stadium 3F
'isebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik
tanpa kelainan jantung ; penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa
katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan
katup jantung# gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan.
Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik
seaktu-aktu dapat mengalami reaktiasi penyakitnya.
Man%)estas% !l%n%k menurut *"nes +1,-2Kriteria mayor "
E
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
8/28
,. !rditis
Caitu terjadi peradangan pada jantung ( miokarditis dan atau
endokarditis) yang menyebabkan terjadinya gangguan pada katup mitral dan
aorta dengan manifestasi terjadi penurunan curah jantung ( seperti hipotensi#
pucat# sianosis# berdebar-debar dan heart rate meningkat )# bunyi jantung
melemah# dan terdengar suara bising katup pada auskultasi akibat stenosis
dari katup terutama mitral (bising sistolik )# >riction rub.
9. Polyarthritis
Klien yang menderita R*' biasanya datang dengan keluhan nyeri
pada sendi yang berpindah-pindah# radang sendi-sendi besar# lutut#
pergelangan kaki# pergelangan tangan# siku ( polyarthritis migrans )#
gangguan fungsi sendi.
$. Khorea Syndenham:erupakan gerakan yang tidak disengaja ; gerakan abnormal #
bilateral#tanpa tujuan dan inolunter# serta sering kali disertai dengan
kelemahan otot #sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat.
4. Dritema :arginatum
Dritema marginatum merupakan manifestasiRHDpada kulit# berupa
bercak-bercak merah dengan bagian tengah berarna pucat sedangkan
tepinya berbatas tegas # berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan
tidak gatal. 7iasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan.
/. 6odul Subcutan
6odul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibaah
kulit tanpa adanya perubahan arna atau rasa nyeri. 7iasanya timbul pada
minggu pertama serangan dan menghilang setelah ,-9 minggu. 3ni jarang
ditemukan pada orang deasa.6odul ini terutama muncul pada permukaan
ekstensor sendi terutama siku#ruas jari#lutut#persendian kaki. 6odul ini lunak
dan bergerak bebas.
Kriteria :inor "
,. :empunyai riayat menderita demam reumatik ;penyakit jantung reumatik
9. !thralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendiA pasien
kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya
$. 'emam tidak lebih dari $% derajad celcius
4. +eukositosis
/. Peningkatan +aju Dndap 'arah (+D')
. 0-Reaktif Protein (0R>) positif
E. P-R interal memanjang
2. Peningkatan pulse denyut jantung saat tidur (sleeping pulse)
2
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
9/28
%. Peningkatan !nti Streptolisin G (!S?G)
Selain kriteria mayor dan minor tersebut# terjadi juga gejala-gejala umum
seperti#akral dingin# lesu#terlihat pucat dan anemia akibat gangguan
eritropoesis.gejala lain yang dapat muncul juga gangguan pada @3 tract dengan
manifestasi peningkatan *0+ dengan gejala mual dan anoreksia.'iagnosa
ditegakkan bila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor# atau dua kriteria
minor dan satu kriteria mayor.
2.1./ Pat")%s%"l"g%
'emam rematik adalah penyakit radang yang timbul setelah infeksi
streptococcus golongan beta hemolitik !. Penyakit ini menyebabkan lesi
patologik jantung# pembuluh darah# sendi dan jaringan sub kutan. @ejala demam
rematik bermanifestasi kira-kira,-/ minggu setelah terkena infeksi. @ejala aal#
seperti juga beratnya penyakit sangat berariasi. @ejala aal yang paling sering
dijumpai (E/&) adalah arthritis. 7entuk polyarthritis yang bermigrasi. @ejala
dapat digolongkan sebagai kardiak dan non kardiak dan dapat berkembang secara
bertahap.
'emam reumatik dapat menyerang semua bagian jantung. :eskipun
pengetahuan tentang penyakit ini serta penelitian terhadap kuman 7eta
Streptococcus *emolyticus@rup ! sudah berkembang pesat# namun mekanisme
terjadinya demam reumatik yangpasti belum diketahui.Pada umumnya para ahli
sependapat baha demam remautik termasuk dalam penyakit autoimun.
Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 9 produk
ekstrasel yang terpenting# diantaranya ialah streptolisin G# streptolisin S#
hialuronidase# streptokinase# difosforidin nukleotidase# deoksiribonuklease serta
streptococcal erytrogenic to=in. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya
antibody.
Pada penderita yang sembuh dari infeksi streptococcus# terdapat kira-kira
9 sistem antigen-antibodiA beberapa diantaranya menetap lebih lama daripada
yang lain. !nti '6!-ase misalnya dapat menetap beberapa bulan dan berguna
untuk penelitian terhadap penderita yang menunjukkan gejala korea sebagai
manifestasi tunggal demam rematik# saat kadar antibody lainnya sudah normal
kembali.
%
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
10/28
?erjadinya jantung rematik disebabkan langsung oleh demam rematik#
suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokokus grup !.
demam rematik mempengaruhi semua persendian# menyebabkan poliartritis.
Jantung merupakan organ sasaran dan merupakan bagian yang kerusakannya
paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi# artinya jaringan
tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organism
tersebut# namun hal ini merupakan fenomena sensitiitas atau reaksi# yang terjadi
sebagai respon terhadap stre#t"k"kus hem"l%t%kus. +eukosit darah akan
tertimbun pada jaringan yang terkena dan membentuk nodul# yang kemudian
akan diganti dengan jaringan parut. en$"kar$%t%s remat%kmengakibatkan efek
samping kecacatan permanen. ?epi bilah katup yang meradang menjadi lengket
satu sama lain# mengakibatkan stenosis katup# yaitu penyempitan lumen katup.
Stenosis mitral menyebabkan pengosongan atrium kiri tidak sempurna# menaikkan
tekanan ena pulmonalis# hipertensi pulmo dan hipertrofi entrikel kanan# dilatasi
dan kegagalan.
>ibrilasi atrium sering merupakan komplikasi stenosis mitral akibat
alulitis reumatik. Penyebab lain fibrilasi atrium ialah penyakit jantung iskemik#
tirotoksikosis dan pembedahan jantung# beberapa kasus idiopatik. Kontraksi
atrium yang tidak efektif akan menyebabkan stasis dan pembentukan trombus
dalam atrium# ini merupakan sumber yang potensial untuk terjadinya trombo-
emboli yang sistemik. :itral stenosis murni terdapat pada kurang lebih 4& dari
semua penderita penyakit jantung reumatik. ?erdapat periode laten antara ,-9
tahun# atau lebih# setelah suatu episode penyakit jantung rematikA dengan
demikian tidak akan terjadi onset dari gejala mitral stenosis sebelumnya.
Penyempitan dari katup mitral menyebabkan perubahan pada peredaran
darah# terutama di atas katup.Fentrikel kiri yang berada di baah katup tidakbanyak mengalami perubahan kecuali pada mitral stenosis yang berat# entrikel
kiri dan aorta dapat menjadi kecil.+uas normal orifisium katup mitral adalah 4-
cm9. Ketika daerah orifisium ini berkurang hingga 9 cm9maka akan terjadi
peningkatan tekanan atrium kiri yang dibutuhkan agar aliran transmitral tetap
normal. :itral stenosis yang parah terjadi ketika pembukaan berkurang hingga ,
cm9.Pada tahap ini dibutuhkan tekanan atrium kiri sebesar 9/ mm*g untuk
mempertahankan cardiac output yang normal.:itral stenosis menghalangi aliran
darah dari atrium kiri ke entrikel kiri selama fase diastolic entrikel.
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
11/28
mengisi entrikel dengan adekuat dan mempertahankan curah jantung# atrium kiri
harus menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melampaui
katup yang menyempit.Karena itu# selisih tekanan atau gradient tekanan antara
kedua ruang tersebut meningkat.'alam keadaan normal selisih tekanan tersebut
minimal.
Gtot atrium kiri mengalami hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan
memompa darah.:akin lama peranan kontraksi atrium makin penting sebagai
faktor pembantu pengisian entrikel.'ilatasi atrium kiri terjadi oleh karena
olume atrium kiri meningkat karena ketidakmampuan atrium untuk
mengosongkan diri secara normal.Peningkatan tekanan dan olume atrium kiri
dipantulkan ke belakang ke dalam pembuluh paru-paru.?ekanan dalam ena
pulmonalis dan kapiler meningkat# akibatnya terjadi kongesti paru-paru# mulai
dari kongesti ena yang ringan sampai edema interstitial yang kadang-kadang
disertai transudasi dalam aleoli.Pada akhirnya# tekanan arteria pulmonalis harus
meningkat sebagai akibat dari resistensi ena pulmonalis yang meninggi.
Respon ini memastikan gradient tekanan yang memadai untuk mendorong
darah melalui pembuluh paru-paru.!kan tetapi# hipertensi pulmonalis
meningkatkan resistensi ejeksi entrikel kanan menuju arteria pulmonalis.
Fentrikel kanan memberi respons terhadap peningkatan beban tekanan ini dengan
cara hipertrofi. +ama kelamaan hipertrofi ini akan dikuti oleh dilatasi entrikel
kanan. 'ilatasi entrikel kanan ini nampak pada foto jantung pada posisi lateral
dan posisi P!. Pembesaran entrikel kanan ini lama kelamaan mempengaruhi
fungsi katup trikuspidalis. Katup ini akan mengalami insufisiensi. Kalau entrikel
kanan mengalami kegagalan# maka darah yang mengalir ke paru berkurang.
'ilatasi entrikel kanan akan bertambah# sehingga kemungkinan terjadinya
insufisisiensi katup trikuspid semakin besar pula.
'ari hal di atas# dapat disimpulkan baha stenosis mitral menghalangi
aliran darah dari atrium kiri ke entrikel kiri selama fase diastolik entrikel.
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
12/28
2.1.0 Patha
2.1.- !"m#l%kas%
Komplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR)
diantaranya adalah gagal jantung# pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh
bagian jantung)# pneumonitis reumatik (infeksi paru)# emboli atau sumbatan padaparu# kelainan katup jantung# dan infark (kematian sel jantung).
a. 'ekompensasi 0ordis
Peristia dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan
terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi
keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja
otot jantung yang berlebihan# biasanya karena kelainan struktur jantung#
kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan kedua
faktor tersebut.
,9
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
13/28
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu
dengan digitalis dan obat-obat diuretika. ?ujuan pengobatan ialah
menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati
penyakit primer.
b. Pericarditis
Peradangan pada pericard isceralis dan parietalis yang berariasi dari
reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam caum
pericard.
2.1., Penatalaksanaan
?ata laksana R*' aktif atau reaktifitas adalah sebagai berikut "
a. ?irah baring dan mobilisasi bertahap sesuai dengan keadaan jantungnya.
b. Dradikasi dan selanjutnya pemberian profilaksis terhadap kuman
sterptococcus dengan pemberian injeksi 7en1atine penisillin secara
intramuskuler. 7ila berat badan lebih dari $ kg diberikan ,#9 juta unit dan
jika kurang dari $ kg diberikan .-%.
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
14/28
f. Pencegahan komplikasi dari carditis misal adanya tanda-tanda gagal jantung
dapat diberikan terapi digitalis dengan dosis #4-# mg;kg 77.
g. Pemberian diet bergi1i tinggi mengandung cukup itamin
2.1.1 Pemer%ksaan Penunjang
,. Pemeriksaan laboratorium
'ari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan !S?G#
peningkatan laju endap darah (+D')#terjadi leukositosis# dan dapat terjadi
penurunan hemoglobin.
9. Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada
jantung.
$. Pemeriksaan Dchokardiogram
:enunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi
4. Pemeriksaan Dlektrokardiogram:enunjukan interal P-R memanjang.
/. *apusan tenggorokan "ditemukan streptococcus hemolitikus grup !
2.1.11 Pr"gn"s%s
Prognosis R*' terdiri dari lama penyakit# kesempatan komplikasi dari
penyakit# kemungkinan hasil# prospek untuk pemulihan# pemulihan periode untuk
penyakit# harga hidup# tingkat kematian# dan hasil kemungkinan lainnya dalam
keseluruhan prognosa dari penyakit jantung reumatik.
2.1.12 Pen4egahan
Jika kita lihat di atas baha penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi
dengan adanya kejadian aal yaitu demam rematik ('R). tentu saja pencegahan
yang terbaik adlah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam
rematik (terserang infeksi kuman streptokokus beta hemolyticus ). !da beberapa
factor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut# diantaranya
factor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek# kondisi tinggal yang
berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang
signifikan dalam distribusi penyakit ini. Fariasi cuaca juga mempunyai peranan
yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokus untuk terjadi 'R.
Seseorang yang terinfeksi kuman streptokokus beta hemolyticus dan
mengalami demam rematik harus diberikan terapi yang maksimal dengan
antibiotiknya. *al ini menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau
bahkan menyebabkan penyakit jantung rematik.
Pencegahan penyakit rheumatic heart disease menurut +!7;
3lmu
Kesehatan !nak# adalah"
,4
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
15/28
,. Penisilin 7en1atin . < untuk anak dengan berat badan kurang dari $
kg dan ,#9 juta < bila berat badan lebih dari $ kg diberikan sekali dalam 4
minggu.
9. Sulfadia1in , = / mg;hari untuk anak dibaah $ kg dan , g untuk anak
lebih dari $ kg.
$. Pencegahan diberikan sekurang-kurangnya sampai / tahun bebas serangan
ulang demam reumatic.
Pada penderita dengan penyakit jantung reumatik dengan gagal jantung
atau katup buatan dianjurkan pemberian pencegahan seumur hidup.
2.2 !"nse# Asuhan !e#eraatan $engan RHD
2.2.1 Pengkaj%an
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien.'ata-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi "
,. 3dentitas
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama# umur# jenis kelamin# alamat
rumah# agama# suku bangsa# status perkainan# pendidikan terakhir# nomor
registrasi# pekerjaan pasien# dan nama penanggungjaab. ?erjadi pada anak
umur /-,/ tahun dengan puncak sekitar umur 2 tahun. ?idak biasa ditemukan
pada anak antara umur $-/ tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur $
tahun atau setelah 9 tahun.
9. Riayat Kesehatan
Sakit pada dada# nyeri sendi# sesak nafas# jantung berdebar-debar. !danya
riayat infeksi saluran nafas.
$. Pemeriksaan >isik
a. Keadaan
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
16/28
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
17/28
,. 'iagnosa , "
Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada
penutupan katup mitral ( stenosis katup ).
?ujuan" Setelah diberikan asuhan keperaatan#penurunan curah jantung dapat
diminimalkan.
Kriteria hasil"
,. :enunjukkan tanda-tanda ital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
terkontrol atau hilang)
9. bebas gejala gagal jantung (mis " parameter hemodinamik dalam batas
normal# haluaran urine adekuat)
$. :elaporkan penurunan episode dispnea#angina.
4. 3kut serta dalam aktiitas yang mengurangi beban kerja jantung.
3nterensi dan rasional"
3nterensi Rasional
,. Kaji frekuensi nadi# RR#
?' secara teratur setiap 4
jam.
9. Kaji perubahan arna
kulit terhadap sianosis
dan pucat.
$. 7atasi aktifitas secara
adekuat.
4. 7erikan kondisi
psikologis lingkungan
yang tenang.
5. Kolaborasi untuk
pemberian oksigen.
. Kolaborasi untuk
pemberian digitalis
,. :emonitor adanya perubahan sirkulasi
jantung sedini mungkin dan terjadinya
takikardia-disritmia sebagai kompensasi
meningkatkan curah jantung
9. Pucat menunjukkan adanya penurunan
perfusi perifer terhadap tidak
adekuatnya curah jantung. Sianosis
terjadi sebagai akibat adanya obstruksi
aliran darah pada entrikel.
$. 3stirahat memadai diperlukan untuk
memperbaiki efisiensi kontraksi jantung
dan menurunkan komsumsi G9 dan
kerja berlebihan.4. Stres emosi menghasilkan asokontriksi
yang meningkatkan ?' dan
meningkatkan kerja jantung.
/. :eningkatkan sediaan oksigen untuk
fungsi miokard dan mencegah hipoksia.
. 'iberikan untuk meningkatkan
kontraktilitas miokard dan menurunkan
beban kerja jantung.
,E
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
18/28
9. 'iagnosa 9 "
Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan perubahan
metabolism terutama perifer akibat asokonstriksi pembuluh darah.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan # perfusi jaringan perifer
efektif
Kriteria hasil "
,. Klien tidak pucat
9. ?idak ada sianosis
$. ?idak ada edema
3nterensi dan rasional "
3nterensi Rasional,. Selidiki perubahan tiba-tiba
atau gangguan mental kontinyu#
contoh" cemas# bingung# letargi#
pingsan.
9. +ihat pucat# sianosis# belang#
kulit dingin atau lembab. 0atat
kekuatan nadi perifer.
$. Kaji tanda edema.4. Pantau pernapasan# catat kerja
pernapasan.
/. Pantau data laboratorium#
contoh" @'!# 7
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
19/28
3nterensi dan rasional"
3nterensi Rasional
,. Kaji keluhan nyeri. Perhatikan
intensitas ( skala ,-, )2. Pantau tanda-tanda ital (?'#
6adi# RR # suhu).
3. Pertahankan posisi daerah sendi
yang nyeri dan beri posisi yang
nyaman.
4. Kompres dengan air hangatjika
diindikasikan
5. !jarkan teknik relaksasi
progresif ( napas dalam# @uid
imageri#isualisasi ).
. Kolaborasi untuk pemberian
analgetik
1. :emberikan informasi sebagai
dasar dan pengaasaninterensi.
2. :engetahui keadaan umum dan
memberikan informasi sebagai
dasar dan pengaasan
interensi.
3. :enurunkan spasme; tegangan
sendi dan jaringan sekitar.
4. :enghambat kerja reseptor
nyeri.
/. :embantu menurunkan spasme
sendi-sendi# meningkatkan rasa
kontrol dan mampu
mengalihkan nyeri.
. :enghilangkan nyeri
4. *ipertermia berhubungan dengan Peradangan pada membran sinoial dan
peradangan katup jantung.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan masalah hiperteemia teratasi.
Kriteria hasil "
,. Suhu normal ( 9-$E derajat celcius )
9. 6adi normal#leukosit normal (4.$-,,.4 per mm darah)
$. ?idak ditemukan steptococcus hemolitikus b grup ! pada hapusan
tenggorokan.
3nterensi dan rasional "
,%
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
20/28
/. Ketidakseimbangan nutrisi A kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan dapat teratasi.
Kriteria hasil "
,. Klien mengatakan mual dan anoreksia berkuarang ; hilang#
9. :asukan makanan adekuat dan kelemahan hilang. 77 dalam rentang
normal.
3nterensi dan Rasional "
3nterensi Rasional
9
3nterensi Rasional
,. Kaji suhu tubuh klien dan ukur tanda-
tanda ital lain seperti nadi# ?' dan
respirasi.
9. 7erikan klien kompres hangat pada
lipatan tubuh dan terdapat banyak
pembuluh darah besar seperti aksilla#
perut.
$. !njurkan klien untuk minum 9
liter;hari jika memungkinkan.
4. !njurkan klien untuk tirah baring
( bed rest ).
/. Kolaborasi untuk pemberianantipiretik dan antiradang seperti
salisilat; prednison serta pemberian
7en1atin penicillin
,. :engetahui data dasar terhadap
perencanaan tindakan yang tepat
9. :embantu meberikan eek
asodilatasi pembuluh darah
sehungga pengeluaran panas terjadi
secara eaporasi.
$. Peningkatan suhu juga dapat
meyebabkan kehilangan cairan akibat
eaporasi.
4. :encegah terjadinya peningkatan
reaksi peradangan dan
hipermetabolisme.
/. :engurangi proses peradangan
sehingga peningkatan suhu tidak
terjadi serta streptococus hemolitikus
b grup ! akan mampu dimatikan
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
21/28
,. Kaji status nutrisi( perubahan 77
pengukuran antropometrik dan
nilai *7 serta protein.
9. Kaji pola diet nutrisi klien( riayat
diet# makanan kesukaan).
$. Kaji faktor yang berperan untuk
menghambat asupan nutrisi
( anoreksia# mual)
4. !njurkan makan dengan porsi
sedikit tetapi sering dan tidak
makan makanan yang merangsang
pembentukan *cl seperti terlalu
panas# dingin# pedas./. Kolaborasi untuk pemberian obat
penetral asam lambung seperti
antasida
. Kolaborasi untuk penyediaan
makanan kesukaan yang sesuai
dengan diet klien
1. :enyediakan data dasar untuk
memantau perubahan dan
mengealuasi interensi.
9. :embantu dalam
mempertimbangkan penyusunan
menu sehingga klien berselera
makan
$. :enyediakan informasi mengenai
faktor yang harus ditanggulangi
sehingga asupan nutrisi adekuat.
4. :embantu mengurangi produksi
asam lambnung;*0l akibat faktor-
faktor perangsang dari luar tubuh
5. :embantu mengurangi produksi
*0+ oleh epitel lambung.
. :endorong peningkatan selera
makan.
. 3ntoleransi aktiitas berhubungan dengan kelemahan otot# tirah baring atau
imobilisasi.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan intoleransi aktiitas teratasi
Kriteria hasil "
,. Klien tidak mudah lelah
9. Klien dapat melakukan aktiitas sesuai batas toleransi
3nterensi dan rasional "
3nterensi Rasional
9,
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
22/28
,. Periksa tanda ital sebelum
dan segera setelah aktiitas#
khususnya bila pasien
menggunakan asolidator#
diuretik# penyekat beta.
9. 0atat respon
kardiopulmonal terhadap
aktifitas# catat takikardi#
disritmia# dispnea#
berkeringat# pucat.
3. Daluasi peningkatan
intoleran aktiitas.4. Kolaborasi
3mplementasikan program
rehabilitasi jantung atau
aktifitas.
1. *ipertensi ortostatik dapat terjadidengan
aktiitas karena efek obat (asodilasi)#
perpindahan cairan (diuretik) atau
pengaruh fungsi jantung.
9. Penurunan ;ketidakmampuan
miokardium untuk meningkatkan olume
sekuncup selama aktiitas# dapat
menyebabkan peningkatan segera pada
frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen#
juga peningkatan kelelahan dan
kelemahan.
$. 'apat menunjukkan peningkatandekompensasi jantung daripada
kelebihan aktiitas.
4. Peningkatan bertahap pada aktiitas
menghindari kerja jantung;konsumsi
oksigen berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung dibaah stres#
bila disfungsi jantung tidak dapat
membaik kembali.
E. Syndrome kurang peraatan diri berhubungan @angguan muskuloskeletal A
Polyarthritis ; !rthralgia dan therapi bed rest.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan masalah pemenuhan !'+
klien teratasi.
Kriteria hasil "
1. Klien mengatakan peraatan diri ; !'+ terpenuhi
9. Klien dapat melakukan peraatan diri dalam batas toleransi
3nterensi dan Rasional "
3nterensi Rasional
99
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
23/28
,. 7antu pemenuhan !'+ klien
2. +ibatkan keluarga untuk
membantumemenuhi kebutuhan
klien.
$. 7eri penjelasan kepada klien
bahaklien harus tirah baring sesuai
denganaktu yang diindikasikan
1. :emenuhi kebutuhan klien
sehingga klien tetap bed rest dan
tenang.
2. Kebutuhan klien akan lAebih
terpenuhi sehingga klien merasa
tetap diperhatikan.
$. :encegah adanya komplikasi
peradangan sampai ketingkat
gagal jantung.
2. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan peradangan pada kulit dan
jaringan subcutan.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan#kerusakan integritas kulit
teratasi.
Kriteria hasil "
,. Dritema hilang pada tangan dan tubuh klien9. :empertahanakan integritas kulit.
$. :endemonstrasikan perilaku ; teknik mencegah kerusakan kulit
3nterensi dan Rasional
3nterensi Rasional
,. Kaji tingkat kerusakan kulit
9. 7erikan peraatan kulit sering#
minimalkan dengan kelembaban;
ekskresi
$.
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
24/28
sehingga eritema hilang.
%. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan darahdiparu akibat pengisian atrium yang meningkat.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan masalah resiko kerusakan
pertukaran gas tidak terjadi
Kriteria hasil "
,. :endemonstrasikan entilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan
ditunjukkan oleh @'!; oksimetri dalam rentang normal
9. 7ebas gejala distress pernafasan.
$. 7erpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan;situasi
3nterensi dan rasional"
3nterensi Rasional
,. !uskultasi bunyi nafas# catat
krekels# mengii.
9. !njurkan pasien batuk efektif# nafas
dalam.
$. Pertahankan posisi semifoler#
sokong tangan dengan bantal Jika
memungkinkan
4. Kolaborasi dalam pemberianoksigen
tambahan sesuai indikasi.
/. Kolaborasi untuk pemeriksaan
!@'.
. Kolaborasi untuk
pemberianobat diuretik.
E. Kolaborasi untuk pemberian obat
bronkodilator
,. :enyatakan adanay kongesti
paru;pengumpulan sekret
menunjukkan kebutuhan untuk
interensi lanjut.
9. :embersihkan jalan nafas dan
memudahkan aliran oksigen.
$. :enurunkan komsumsi
oksigen;kebutuhan dan
meningkatkan ekspansi paru
maksimal.
4. :eningkatkan konsentrasi
oksigen aleolar# yang dapat
memperbaiki;
menurunkan hipoksemia
jaringan.
/. *ipoksemia dapat menjadi berat
selama edema paru
. :enurunkan kongesti aleolar#
meningkatkan pertukaran gas.
E. :eningkatkan aliran oksigen
dengan mendilatasibjalan nafas
kecil dan mengeluarkan efekdiuretic ringan untuk
94
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
25/28
menurunkan kongesti paru
,. Resiko cidera berhubungan dengan @erakan inolunter#irrigulaer# cepat dan
kelemahan otot;khorea.
?ujuan " Setelah dilakukan tindakan keperaatan resiko cidera tidak terjadi.
Kriteria hasil "
1. :enyatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemugkinan cedera.
2. :enunnjukkan perubahan perilaku# pola hidup untuk menurunkan factor
resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
$. :engubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan
3nterensi dan Rasional "
3nterensi Rasional
,. Kaji tingkat gerakan klien yang
berlebihan
9. Pantau dan bila mungkin temani
klien selama serangan khorea
dan jauhkan benda-benda
berbahaya dari klien
3. Pasang pengaman tempat tidur
klien.
4. !njurkan keluarga untuk
menemani klien.
5. Kolaborasi intuk pemberian obat
penenang (klorproma1ine ataudia1epam) sesuai indikasi
1. :enentukan dalam memberikan
interensi.
2. :encegah terjadinya cidera
akibat terjatuh atau terkena
bahan berbahaya.
$. :engurangi resiko klien terjatuh
dari tempat tidur.
4. :emberikan rasa aman klien
sehingga cidera tidak terjadi
/. :emberikan efek rileks pada
otot sehingga klien tenang.
2.2.' Im#lementas%
3mplementasi atau pelaksanaan pada klien dengan gangguan jantung "
R*'# dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan peraatan yang meliputi
tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh peraat maupun hasil kolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien.
2.2.( E5aluas%
9/
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
26/28
,. Penurunan curah jantung b;d adanya gangguan pada penutupan pada katup
mitral ( stenosis katup ) dapat teratasi.dengan kriteria ealuasi ":enunjukkan
tanda-tanda ital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau
hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis " parameter hemodinamik dalam
batas normal# haluaran urine adekuat). :elaporkan penurunan episode
dispnea#angina. 3kut serta dalam akyiitas yang mengurangi beban kerja
jantung.
9. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
metabolism terutama perifer akibat asokonstriksi pembuluh darah dapat
teratasi dengan criteria ealuasi " klien tidak pucat# tidak ada sianosis# tidak
ada edema
$. 6yeri akut berhubungan dengan peradangan pada membran sinoial dapatteratasi dengan kriteria ealuasi " Skala nyeri -,# tanda-tanda ital dalam
batas normal# klien tidak mengeluh nyeri# tidak ada nyeri tekan dan klien
tidak membatasi gerakanya.Klien tampak rileks
4. *ipertermia berhubungan dengan Peradangan pada membran sinoial dan
peradangan katup jantung. 'apat teratasi dengan kriteria ealuasi " Suhu
normal ( 9-$E derajat celcius )# nadi normal#leukosit normal (4.$-,,.4
per mm darah)# tidak ditemukan steptococcus hemolitikus b grup ! pada
hapusan tenggorokan.
/. Ketidakseimbangan nutrisi A kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis.
'apat teratasi dengan kriteria ealuasi " Klien mengatakan mual dan
anoreksia berkuarang ; hilang# masukan makanan adekuat dan kelemahan
hilang. 77 dalam rentang normal.
. 3ntoleransi aktiitas berhubungan dengan kelemahan otot# tirah baring atau
imobilisasi dapat teratasi dengan criteria ealuasi " klien tidak cepat lelah#
dapat beraktiitas sesuai dengan batas toleransi
E. Syndrome kurang peraatan diri berhubungan 3mmobilitas fisik akibat
@angguan muskuloskeletal A arthralgia dan therapi.dapat terpenuhi dengan
kriteria ealuasi " Klien mengatakan peraatan diri ; !'+ terpenuhi# Klien
dapat melakukan peraatan diri dalam batas toleransi
2. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan peradangan pada kulit dan
jaringan subcutan. 'apat teratasi dengan kriteria ealuasi " Dritema hilang
pada tangan dan tubuh klien# mempertahanakan integritas kulit.
:endemonstrasikan perilaku ; teknik mencegah kerusakan kulit
9
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
27/28
%. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan darah
diparu akibat pengisian atrium yang meningkat tidak menjadi aktualdengan
kritera ealuasi" :endemonstrasikan entilasi dan oksigenasi adekuat pada
jaringan ditunjukkan oleh @'!; oksimetri dalam rentang normal dan bebas
gejala distress pernafasan. 7erpartisipasi dalam program pengobatan dalam
batas kemampuan;situasi
,. Resiko cidera berhubungan dengan @erakan inolunter#irrigulaer# cepat dan
kelemahan otot;khorea tidak menjadi aktual dengan kritera ealuasi"
:enyatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemugkinan cedera.
:enunnjukkan perubahan perilaku# pola hidup untuk menurunkan factor
resiko dan untuk melindungi diri dari cedera. :engubah lingkungan sesuai
indikasi untuk meningkatkan keamanan
BAB III
PENUTUP
3.1 !es%m#ulan
Rheumatic *eart 'isease (R*') adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh# terutama persendian# jantung dan pembuluh darah
oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup !.
'emam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul
setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan !#
mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada
jantung khususnya katub.
'emam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas
yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan !# sehingga
kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
3nfeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat# sedang# ringan# atau asimtomatik#
diikuti fase laten (asimtomatik) selama , sampai $ minggu. 7aru setelah itu timbul
gejala-gejala demam reumatik akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara
adekuat# :aka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik.
9E
-
7/21/2019 Rheumatic Heart Desease
28/28
3nfeksi oleh kuman Streptococcus 7eta *emolyticus group ! yang menyebabkan
seseorang mengalami demam rematik dimana diaali terjadinya peradangan pada
saluran tenggorokan# dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah
terarah menyebabkan racun;to=in dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan
mengakibatkan peradangan katup jantung. !kibatnya daun-daun katup mengalami
perlengketan sehingga menyempit# atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup
tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
3.2 aran
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami
demam reumatik# harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika# hal ini untuk
menghindari kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit
jantung reumatik.
DA&TAR PUTA!A
@uyton L *all.9E.Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta"D0@.
:uftaMMin#!rif.9,9.Askep Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi.Jakarta"Salemba :edika.
Nilkinson#Judith : dkk.9,,.Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta"D0@.
6anda#9/-9# 'iagnosis Keperaatan
'hyna#dhiana.9,$.R*'.http";;dhyinadhyiana.blogspot.com;9,$;;rhd.html. diakses pada
tanggal ,% :aret 9,/ Pukul ,.4 p.m.
!riesti# agung. 9,,. Konsep !suhan Keperaatan Pada Klien dengan R*'.
http";;learntogether-aries.blogspot.com;9,,;%;askep-reumatoid-heart-disease-rhd.html.
diakses pada tanggal ,% :aret 9,/ Pukul ,.4E p.m