PRAKTEK IV: SURAT
GUGATAN Andrie Irawan, SH., MH
Lembar Dyahayu Werdiningsih, SH
Fakultas Hukum
Universitas Cokroaminoto Yogayakarta
Gugatan (1)
• Gugatan pada prinsipnya didefinisikan merupakan tuntutan hukum guna pemenuhan hak dan kewajiban tertentu, yang diajukan oleh seseorang atau lebih (sebagai Penggugat) terhadap seseorang/suatu badan hukum atau lebih (sebagai Tergugat).
• Gugatan dapat diajukan, baik itu secara secara lisan (Pasal 120 HIR) ataupun tertulis (Pasal 118 HIR), oleh seseorang/pihak yang dirugikan.
Gugatan (2) • Syarat Gugatan:
• Formil, harus memuat: (1) Tempat, tanggal pembuatan gugatan; dan (2) ditandatangani oleh pihak yang mengajukan (partij materiil) atau kuasa hukumnya (partij formil) diatas materai secukupnya (Rp. 6.000,-) yang diberi tanggal.
• Materiil, harus memuat: • Persona Standi on Judicio (identitas jelas semua pihak dalam gugatan, baik
itu Penggugat maupun Tergugat). Dalam bagian ini minimal harus memuat nama lengkap, pekerjaan, dan alamat dari masing-masing pihak.
• Posita/Fundamentum Petendi (dalil-dalil gugatan). Dalam bagian ini harus diuraikan secara rinci dan sistimatis tentang:
• fakta-fakta perbuatan, peristiwa dan/atau kerugian yang dialami.
• Fakta-fakta dan dasar hukum dengan menunjuk sifat melawan hukum, ketentuan hukum ataupun asas-asas hukum mana saja yang sudah dilanggar berdasarkan fakta-fakta perbuatan atau peristiwa, missal melanggar Pasal 1365 BW, Pasal 1234 BW, Pasal 38 UU RI No. 23/1997, dll
• Petitum (tuntutan). Bagian ini dapat merangkum semua tuntutan hukum untuk diputuskan oleh Majelis Hakim agar dipenuhi oleh Tergugat. Disini tuntutan dapat dinyatakan sepanjang tuntutan itu sudah diuraikan sebelumnya dalam bagian posita dan berdasarkan hukum, serta tidak melawan hak
Pasal 142 (1) RBg atau 118 (1) HIR
• Asas Actor Sequitor Forum Rei.
• Bahwa gugatan diajukan ke PN yang wilayah hukumnya ditempat tinggal tergugat (penggugat ikut ketempat orang yang digugat)
• Pertimbangannya ialah bahwa tergugat adalah pihak yang benar selama belum terbukti bersalah dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (incraht), sesuai dengan asas Presumption of Innocence.
• Dasar menurut kode etik persidangan, bahwa tergugat duduk di sebelah kanan, penggugat disebelah kiri tergugat.
• Kompetensi relatif tergantung dari tempat tinggal tergugat
Pengecualian terhadap asas actor sequitur forum
rei (Pasal 142 RBg atau 118 HIR) :
• Apabila tergugat lebih dari 1 yang tinggal dalam lingkungan pengadilan yang beda, maka gugatan diajukan ke PN tempat salah seorang tergugat
• Apabila tergugat terdiri dari tergugat yang berhutang dan tergugat yang menjamin hutang, maka gugatan diajukan di PN ditempat tinggal tergugat yang berhutang
• Apabila tempat tinggal tergugat tidak diketahui, maka gugatan diajukan ke PN di wilayah hukum penggugat
• Apabila tempat tinggal/kedudukan telah dipilih dalam suatu akta/perjanjian antara pihak yang berperkara, maka gugatan diajukan ke PN yang dipilih.
• Apabila gugatan mengenai benda tetap, maka gugatan diajukan ke PN yang wilayah hukumnya tempat benda terebut terletak (forum rei sitae)
Bagaimana dengan Permohonan dan perkara
cerai.. ?
• Di wilayah hukum tempat tinggal pemohon, kecuali pengangkatan anak dilakukan di wilayah PN tempat si anak yang akan diangkat (termohon)
• Cerai talak (dilakukan oleh suami dilakukan dengan permohonan). • Diajukan di pengadilan tempat tinggal termohon (istri),
kecuali istri meninggalkan tempat tinggal bersama tanpa izin suami, dilakukan di P.agama wilayah pemohon (suami)
• Cerai Gugat (dilakukan oleh istri dengan gugatan), • Diajukan di P.agama wilayah tempat tinggal istri
(penggugat), kecuali istri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami (tergugat).
Pihak-pihak dalam Gugatan • Penggugat atau Para Penggugat
• Pihak yang merasa berhak atas suatu hak/ barang yang haknya dilanggar/dirugikan pihak lain
• Tergugat atau Para Tergugat
• Pihak yang dirasa atau diduga melanggar hak orang lain dan tidak mau menyerahkan secara sukarela hak tersebut sehingga orang lain dirugikan kepentingan nya,
• Turut Tergugat
• Orang yang ada hubungan dengan masalah yang disengketakan, tetapi tidak mempunyai kepentingan langsung/tidak ada
• Pihak Ketiga yang ikut dalam perkara
• Interventie (campur tangan)
• Menyertai (voeging)
• Menengahi (tussenkomst)
• Vrijwaring (Penjamin)
• Formiele
• sederhana
Kompetensi Pengadilan
• Kewenangan pengadilan mengadili suatu perkara,
yaitu ;
• Kompetensi absolut
• Menentukan peradilan dan pengadilan jenis apa yang berwenang
mengadili suatu perkara tergantung isi gugatan/pokok perselisihan
(Rationae materiae)
• Cerai orang islam P.Agama
• Cerai orang non islam P.Negeri
• Kompetensi relatif
• Berhubungan dengan wilayah hukum suatu pengadilan.
• Menentukan pengadilan mana yang berwenang, menyangkut
pembagian kekuasaan mengadili.
Syarat Formil yi syarat utk memenuhi
ketentuan Tatib beracara yg ditentukan
UU
•Syarat Formil tdk dipenuhi maka akan
Mengakibatkan gugatan tdk sah
Gugatan dinyatakan tdk dpt diterima
(Niet onvankelijke Verklaard) atau
Pengadilan tdk berwenang mengadili
Syarat Formil yg harus dipenuhi :
1) Tdk melanggar Kompetensi Absolut & Relatif,
2) Gugatan tdk Error in Persona .Contohnya : P tdk cakap /
tdk punya kepentingan hk yg cukup, yg ditarik sbg
Pihak2 nya tdk lengkap Plurium litis consortium
3) Gugatan harus jelas dan tegas ( ps 8 RV ) tdk obscuur
Libel , Misalnya :1.Posita tdk menjelaskan kejadian serta
dasar hukum tuntutan dlm gugatan,2.Tdk jelas obeje
gugatan,3. posita bertentangan dgn petitum,4.petitum
tdk terinci tp hanya Kompositur (Ex aequo et bono)
4) Tdk melanggar azas nebis in idem
4) Gugatan tdk Prematur/ blm waktunya diajukan,
5) Tdk menggugat sesuatu yg telah dihapuskan/dikesampingkan oleh Penggugat Penggugat telah menghapuskan sendiri haknya dgn cara penolakan, ataupun krn daluwarsa perdata daluwarsa 30 th
6) Aanhanging geding /Rei Judicata deductae apa yg digugat sekarang masih tergantung pemeriksaannya dlm proses peradilan banding, Kasasi, PK
Syarat Formil yg harus dipenuhi :
Persona standi gugatan • Yogyakarta, • Kepada Yth., • Ketua • Pengadilan Negeri Yogyakarta • di-Yogyakarta • Hal : ............................. • Dengan hormat, • ……………, laki-laki/perempuan pekerjaan ............, beralamat
di……………, berdasarkan Surat Kuasa Khusus (terlampir) telah memberikan kuasa kepada…………………, pekerjaan Advokat dan/atau Konsultan Hukum di........ yang beralamat ………………………; untuk selanjutnya sebagai Penggugat.
• Penggugat bersama ini mengajukan gugatan terhadap:
• ……………………………………………; selanjutnya sebagai Tergugat
Posita gugatan • Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar diajukanya gugatan ini adalah sebagai berikut :
• Bahwa Penggugat adalah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..;
• Bahwa latar belakang ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
• dst-nya;
Petitum gugatan • Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang diutarakan tersebut diatas, maka ........................
• Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka memohon agar Majelis Hakim memeriksa gugatan
ini dengan putusan sebagai berikut:
• PRIMAIR:
• Menerima dan mengabulkan seluruh gugatan.
• Menyatakan putusnya ikatan perkawinan ...........................................................
• Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Yogayakarta untuk mengirim salinan
resmi tanpa bermaterai putusan ....................................................
• Membebankan seluruh biaya perkara persidangan yang timbul sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
•
• Apabila Majelis Hakim berpendapat lain:.
• SUBSIDAIR: Dalam Peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex acquo et
bono).
•
• Demikian gugatan ini saya sampaikan, dan atas atas perhatiannya saya haturkan terima
kasih.
• Hormat Penggugat/Kuasa
PRAKTEK V:
JAWABAN Andrie Irawan, SH., MH
Lembar Dyahayu Werdiningsih, SH
Fakultas Hukum
Universitas Cokroaminoto Yogayakarta
JAWABAN
• Jawaban tergugat dapat terdiri dari: Jawaban yang tidak langsung mengenai pokok
perkara, yang disebut dengan tangkisan atau eksepsi.
Jawaban yang langsung mengenai pokok perkara (verweer ten principale)
• Jawaban mengenai pokok perkara dapat dibagi lagi atas dua kategori, yaitu: Jawaban tergugat berupa pengakuan
Jawaban tergugat berupa bantahan (verweer)
Eksepsi
• Eksepsi merupakan suatu tangkisan atau bantahan dari pihak tergugat terhadap gugatan penggugat yang tidak langsung menyentuh pokok perkara.
• Eksepsi ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut syarat-syarat atau formalitas gugatan; yaitu jika gugatan yang diajukan mengandung cacat atau pelanggaran formil yang mengakibatkan gugatan tidak sah yang karenanya gugatan tidak dapat diterima (inadmissible).
• Pengakhiran yang diminta melalui eksepsi bertujuan agar pengadilan menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk).
Jenis Eksepsi (1)
• Pasal 125 ayat (2), 132 dan 133 HIR hanya
memperkenalkan eksepsi kompetensi absolut
dan relatif. Namun, Pasal 136 HIR
mengindikasikan adanya beberapa jenis eksepsi.
• Dilihat dari Ilmu Hukum, jenis eksepsi terbagi
atas:
1. Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)
2. Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi
Kompetensi
3. Eksepsi Hukum Materiil (Materiele Exceptie)
Jenis Eksepsi (2)
Add. 1. Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)
• Yaitu jenis eksepsi yang berkenaan dengan syarat formil gugatan.
• Eksepsi Prosesual dibagi dua bagian, yaitu:
1. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Absolut
Eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang sedang melakukan pemeriksaan perkara tersebut dinilai tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut, karena persoalan yang menjadi dasar gugatan tidak termasuk wewenang pengadilan negeri tersebut melainkan wewenang badan peradilan lain, misalnya PTUN atau Pengadilan Agama.
Eksepsi ini dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan perkara berlangsung, bahkan hakim pun wajib pula mengakuinya karena jabatannya (Ps. 134 HIR).
2. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Relatif
Eksepsi yang menyatakan bahwa suatu pengadilan negeri tertentu tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut, karena tempat kedudukan atau obyek sengketa tidak berada dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri yang sedang memeriksa atau mengadili perkara tersebut.
Eksepsi ini tidak diperkenankan diajukan setiap waktu, melainkan harus diajukan pada permulaan sidang, yaitu sebelum diajukan jawab menyangkut pokok perkara.
• Putusan dituangkan dalam bentuk:
- Putusan sela (interlocutoir), apabila eksepsi ditolak; atau
- Putusan akhir, apabila eksepsi dikabulkan.
Jenis Eksepsi (3)
Add. 2. Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi Kompetensi
• Eksepsi prosesual di luar eksepsi kompetensi terdiri dari berbagai
bentuk atau jenis. Yang terpenting dan yang paling sering diajukan
dalam praktik, antara lain:
1. Eksepsi Surat Kuasa Khusus Tidak sah
2. Eksepsi Error in Persona
Tergugat dapat mengajukan eksepsi ini, apabila gugatan
mengandung cacat error in persona.
3. Eksepsi Res Judicata atau Ne Bis In Idem
Eksepsi terhadap perkara yang sama yang telah pernah diputus
hakim dan putusannya telah memiliki kekuatan hukum tetap.
4. Eksepsi Obscuur Libel
Yang dimaksud dengan obscuur libel, surat gugatan penggugat
kabur atau tidak terang (onduidelijk).
Jenis Eksepsi (4)
Add. 3. Eksepsi Hukum Materiil (Materiele Exceptie)
• Jenis eksepsi materiil (Materiele Exceptie)
1. Eksepsi dilatoir (dilatoria exceptie)
Adalah eksepsi yang menyatakan bahwa gugatan penggugat belum
dapat dikabulkan, dengan kata lain gugatan penggugat belum dapat
diterima untuk diperiksa sengketanya di pengadilan karena masih
prematur (terlampau dini).
2. Eksepsi peremptoir (exceptio peremptoria)
Adalah eksepsi yang menghalangi dikabulkannya gugatan,
misalnya oleh karena gugatan telah diajukan lampau waktu
(Kadaluwarsa) atau bahwa utang yang menjadi dasar gugatan telah
dihapuskan.
• Cara Pengajuannya diajukan bersama-sama dengan jawaban
mengenai pokok perkara.
• Cara Penyelesaiannya diperiksa dan diputus bersama-sama
dengan pokok perkara. Oleh karena itu, putusannya tidak berbentuk
putusan sela, tetapi langsung sebagai satu kesatuan dengan putusan
pokok perkara dalam putusan akhir.
REKONVENSI
• Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugat balasan (gugat balik) terhadap gugatan yang diajukan penggugat kepadanya [Pasal 132a ayat (1) HIR].
• Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus diajukan bersama-sama dengan jawaban tergugat (Pasal 132b HIR jo 158 RBg).
• Tujuan rekonvensi antara lain:
1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana
2. Menghemat biaya perkara
3. Mempercepat penyelesaian sengketa
4. mempermudah pemeriksaan
5. menghindari putusan yang saling bertentangan
• Komposisi para pihak dihubungkan dengan Gugatan Rekonvensi
a. Komposisi Gugatan
Gugatan Penggugat disebut gugatan konvensi (gugatan asal), sedangkan Gugatan tergugat disebut gugatan rekonvensi (gugatan balik)
b. Komposisi para Pihak
Penggugat asal sebagai Penggugat Konvensi pada saat yang bersamaan berkedudukan menjadi Tergugat Rekonvensi. Sedangkan Tergugat Asal sebagai Penggugat Rekonvensi pada saat yang bersamaan berkedudukan sebagai Tergugat Konvensi.
• Baik gugatan konvensi (gugat asal) maupun gugatan rekonvensi (gugat balasan) pada umumnya diperiksa bersama-sama dan diputus dalam satu putusan hakim. Pertimbangan hukumnya memuat dua hal, yaitu pertimbangan hukum dalam konvensi dan pertimbangan hukum dalam rekonvensi.
REPLIK & DUPLIK Praktek V dan VI
JALANNYA PERSIDANGAN
• Pasca Jawab Jinawab dari Gugatan dan Jawaban Gugatan dilanjutkan Persidangan untuk Replik dan Duplik
• Replik, pada sidang ini penggugat atau kuasa hukumnya menyerahkan replik, satu untuk hakim, satu untuk tergugat dan satunya untuk penggugat sendiri. replik sendiri merupakan tanggapan penggugat terhadap jawaban tergugat
• Duplik, dalam sidang, tergugat menyerahkan duplik yaitu tanggapan tergugat terhadap replik penggugat
Persona Standi Replik
REPLIK
Rol Perkara No. / Pdt. G./2014 /PN ....
Dalam Perkara antara :
PT.Y............Sbg Penggugat Konpensi/
Tergugat Rekopensi
Lawan
PT.X ............Sbg Tergugat Konpensi/
Penggugat Rekonpensi
•Yogyakarta, ..............
•Kepada Yth.
•Ketua Pengadilan Negeri ...............
•Di Yogyakarta
•Dengan hormat,
•Untuk dan atas nama Penggugat Konpensi /Tergugat Rekopensi bersama ini menyampaikan Replik atas perkara No..... sebagai berikut :
Dalam Konpensi
• Dalam Eksepsi
• 1.............................
• 2............................
• 3.............................
• Dalam Pokok Perkara
4. Bahwa Penggugat mohon apa yang diuraikan di
atas termasuk pula dalam bagian ini.
5. Bahwa Penggugat menolak dengan tegas seluruh
dalil-dalil yang dikemukakan Tergugat kecuali
secara tegas dan nyata diakui oleh Penggugat.
6......................................
7........................................
Dalam Rekopensi
• Dalam Eksepsi
1.........................
2......................
• Dalam Pokok Perkara
3. Bahwa Tergugat mohon apa yang
diuraikan di atas termasuk pula dalam bagian ini.
4. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil
Penggugat kecuali yang secara tegas dan nyata
diakui oleh Tergugat.
5.......................................................
6........................................., dst.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka Penggugat Konpensi /Tergugat Rekopensi mohon dengan segala kerendahan hati agar Pengadilan Negeri ................... berkenan untuk memutuskan antara lain :
Dalam Konpensi
Dalam Eksepsi
1.....................
2....................
Dalam Pokok Perkara
1.......................
2......................, dst.
II. Dalam Rekopensi
• Dalam Eksepsi
1......................
2...................
• Dalam Pokok Perkara
1.....................
2....................
3.........................
• Hormat kuasa
• Penggugat Konpensi/ Tergugat Rekopensi.
KESIMPULAN Andrie Irawan, SH., MH
Lembar Dyahayu Werdiningsih, SH
Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto
Yogyakarta
Kop Surat
• KESIMPULAN PERKARA PERDATA
• Bantul, 15 Mei 2014
• Perkara Perdata No.011/PDT.G/2014/PN. BTL
• KESIMPULAN/KONKLUSI
• Di dalam perkara antara
• PUTRI INDAH SARI
• Penggugat
• Melawan
• RIDHO AHMAD HUSEIN
• Tergugat
Kalimat Pembuka
• Kepada Yth,
• Ketua Majelis Hakim
• Pengadilan Negeri Bantul
• Di Bantul
• Dengan Hormat,
• Sehubungan dengan telah selesainya diajukan gugatan,
jawaban, replik, duplik, Pemeriksaan Alat Bukti
Penggugat dan Tergugat, serta telah didengarnya
keterangan para saksi dari Penggugat dan Para saksi dari
Tergugat dengan Nomor Perkara Perdata.......
Pokok Kesimpulan
•Bahwa Penggugat mengajukan
kesimpulan sebagai berikut:
•1, 2, 3 (ditekankan untuk hal-hal yg
didalilkan dan ditolak atas dalil-dalil yg
disampaikan oleh Tergugat)
•DALAM POKOK PERKARA
•Mengambil hal-hal penting yg diajukan
dalam gugatan/jawaban dan replik/duplik
untuk penegasan
Kesimpulan Akhir
• Diulang kembali poin-poin penting yang disampaikan oleh saksi baik dari Penggugat maupun Tergugat yg sekiranya mendukung kepentingan para pihak
• Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka jelaslah bahwa dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat telah cukup terbukti. Sehingga oleh karenanya tergugat menarik kesimpulan akhir sebagai berikut:
• PRIMAIR :
• ”Menolak gugatan para penggugat untuk seluruhnya”
• Atau apabila majelis hakim berpendapat lain
• SUBSIDAIR:
• Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono)
• Hormat kami,