Download - Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGUAN SALURAN PERNAPASAN BAWAH : (KELAINAN PADA
PARENCHYM PARU) PNEUMONIA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Pneumoni adalah suatu peradangan pada parenkim paru-paru disertai
dengan eksudasi intra alveolar dan konsolidasi, yang disebabkan oleh
mikroorganisme (Soeparman, 1990 ; 695).
Pneumoni adalah peradangan pada pari-paru yang dapat disebabkan
oleh bakteri, baik bakteri gram positif maupun bakteri gram negative (Junadi
Purnawan, 1982 ; 199).
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat
konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
disebabkan oleh bakteri (Doengoes,1999).
Pnueumonia merupakan suatu radang paru yang disebabkan oleh
bemacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing
(Ngastiyah, 2005 : 57)
pneumonia adalah suatu peradangan paru-paru biasanya disebabkan
oleh virus bacterial (staphylococcus, pneumococcus, atau streptococcus ) atau
infeksi viral ( respiratory syncytial virus ) (Astuti, H.W. 2010 ;109).
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme-bakteri, virus, jamur, parasit–namun pneumonia juga
disebabkan oleh bahan kimia ataupun karna paparan fisik seperti suhu atau
radiasi. Peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh penyebab selain
mikroorganisme ( fisik, kimiawi, alergi ) sering disebut sebagai pneumonitis
(Djojodibroto, D. 2009; 163 ).
2. Etiologi
Penyebab pneumoni adalah :
1. Bakteri
a. Bakteri gram positif terdiri dari pneumokokus, stafilokokus aureus dan
streptokokus hemolitikus.
b. Bakteri gram negative terdiri dari kleibsiella dan legionella
2. Virus:
a. Virus influenza
b. Parainfluenza
c. Adenovirus
3. Jamur:
a. Kandidiasis
b. Histoplasmosis
c. Kriptokokkis
4. Protozoa:
a. Pneumokistis karinii pneumonia
Adapun yang dapat menjadi faktor resiko adalah:
1. Merokok
2. Polusi udara
3. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
4. Gangguan kesadaran (alkohol, overdosis obat, anestesi umum)
5. Intubasi trakea
6. Imoblisasi lama
7. Terapi imunosupresif (kortikosteroid, kemoterapi)
8. Tidak berfungsinya sistem imun (AIDS)
3. Klasifikasi
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
1. Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan
opasitas lobus atau lobularis.
2. Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat
dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
4. Dampak Terhadap Berbagai System Tubuh
1. System pernapasan
Pneumoni adalah salah satu penyakit yang menyerang organ pernapasan,
jadi dampaknya system pernapasan yaitu:
– Menimbulkan sesak napas
– Timbulnya suara napas bronchial
– Timbulnya bunyi ronchi saat proses inspirasi
– Meningkanya frekuensi pernapasan
– Menimbulkan peradangan pada paru-paru
– Edema saluran pernapasan
– Obstruksi saluran napas
– Bersihan jalan napas menjadi tidak efektif
– Menyebabkan gangguan ventilasi
– Irama pernapasan menjadi tidak teraktur
– Suplai Oksigen keparu-paru dan kejaringan tubuh berkurang
– Dapat menimbulkan bronchitis
– Dapat menimbulkan atelektasis
– Dapat menimbulkan empisema
– Dapat menimbulkan otitis media akut
2. Sistem kardiovaskuler
Dampak pneumoni terhadap system kardiovaskuler, yaitu:
– Dalam waktu lama dapat menyebabkan timbulnya hipoksemia akibat
suplai oksigen ke paru-paru berkurang
– Terinfeksinya darah oleh pathogen penyebab pneumonia
3. System pencernaan
Dampaknya terhadap system pencernaan, yaitu :
– Kesulitan menelan
– Nafsu makan menurun.
– Asupan nutrisi tidak adekuat
– Peningkatan metabolisme dalam tubuh yang tidak seimbang dengan
pemasukan nutrisi
4. Sistem persyarafan
Dampak pneumoni terhadapa sisitem syaraf, yaitu
– Adanya penurunan fungsi sensasi sensori
– Adanya gangguan funsi menelan
5. Sistem imun
Dampak mpneumoni terhadap system imun, yaitu
– Dapat terjadi pembekakan pada kelenjar limfe
– Penurunan daya tahan tubuh
6. System musculoskeletal
Dampak pneumoni terhadap system musculoskeletal, yaitu:
– Adanya kelemahan
– Kekuatan otot ekstremitas yang mengakibatkan kesulitan beraktifitas
7. System endokrin
Dampak terhadap system endokrin, yaitu:
– Peningkatan sel point di hypothalamus
– Dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid
8. System perkemihan
Dampak pneumoni terhadap system perkemihan, yaitu:
– Peningkatan frekuensi urin
– Hilangnya cairan tubuh
– Peningkatan rasa haus
9. System Integumen
Dampak terhadap system integument, yaitu:
– Adanya penurunan turgor kulit
– Suhu tubuh meningkat
10. System Indra
Dampak pneumoni terhadap system indra, yaitu:
– Adanya gangguan penciuman
– Adanaya gangguan pengecap
5. Patofisiologi dan penyimpangan KDM
Agen penyebab pneumonia masuk ke paru-paru melalui inhalasi
ataupun aliran darah. Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke
saluran pernafasan bawah. Kemudian timbul reaksi peradangan pada dinding
bronkhus. Sel menjadi radang berisi eksudat dan sel epitel menjadi rusak.
Kondisi tersebut berlangsung lama sehingga dapat menyebabkan atelektasis.
PATOFISIOLOGI BERDASARKAN PENYIMPANGAN KDM
Streptococcis, staphylococcus,dll
Saluran nafas bagian atas
Bronchiolus
Alveoli
Reaksi radang pada
Akumulasi secret Bronchus dan Alveolus
Stimulasi
Chemoreseption
Obstruksi jalan nafas Fibrosus dan pelebaran hipotalamus
Gangguan ventilasi Atelektasis Respon menggigil
Bersihan jalan inefektif Gangguan difusi Reaksi peninggkatan suhu
Peningkatan frek nafas Gangguan Pertukaran gas Hipertermi
Merangsang RAS Suplai O2 kejaringan menurun Evaporasi meningkat
Sulit tidur Kelemahan Cairan tubuh berkurang
Perubahan pola tidur Intoleransi aktivitas Defisit volume cairan
Ancaman kehidupan Metabolism meningkat
Kecemasan Kompensasi : cadangan lemak
Dipergunakan oleh tubuh
Nutisi kurang dari kebutuhan
6. Tanda dan Gejala
Apabila menemukan klien dengan pneumonia, maka gejala-gejala yang
dapat ditemui pada klien secara umum adalah klien demam, berkeringat, batuk
dengan sputum yang produktif. Klien mengeluh sesak nafas, sakit kepala, lelah
dan nyeri pada dada. Pada pemeriksaan auskultasi ditemui adanya ronchi dan
dullness pada perkusi dada.
7. Prosedur Diagnostik
Untuk menegakan diagnosa penyakit pneumonia, maka disamping hasil
anamnesa dari klien tes diagnostic yang sering dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan rontgen: dapat terlihat infiltrasi pada parenkim paru.
2. Laboratorium:
a. AGD: dapat terjadi asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2
b. DPL: biasanya terjadi leukositosis, Laju Endap Darah (LED) meningkat
c. Elektrolit: natrium dan klorida dapat menurun
d. Bilirubin: dapat meningkat
e. Kultur sputum: terdapat mikroorganisme
f. Kultur darah: bakterimia sementara
3. Fungsi paru: volume dapat menurun
8. Manajemen Medik
1. Pemberian antibiotic seperti: penicillin, cephalosporin
2. Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator
3. Pemberian O2
4. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi
9. Komplikasi
1. Empiema
2. Empisema
3. atelektasis
4. Otitis Media Akut (OMA)
5. Meningitis
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : An. DUmur : 8 tahunJenis Kelaamin : PerempuanAgama : IslamPendidikan : SDPekerjaan : PelajarAlamat : Jl Kartini 21, SidoarjoTanggal MRS : 23 Agustus 2004Diagnosa Medis : Pneumonia
b. Keluhan Utama
Sesak napas
c. Riwayat Keluhan Utama
1) Profokatif : Sesak disebabkan karena capek saat beraktifitas
2) Quality : Munculnya keluhan sejak tanggal 20 agustus 2004 klien
mengalami sesak napas secara tiba-tiba dan menetap, pada tanggal
23 agustus 2004 sesak napas klien bertambah hebat. Kemudian
kelurga mempunyai inisiatif untuk dibawah di rumah sakit .
3) Region : keluhan dirasankan didaerah dada, disertai batuk, demam,
dan nafsu makan menurun
4) Skala : sesak berat
5) Time : keluhan muncul saat klien beraktivitas, dan yang meringankan keluhan jika klien saat istrahat dengan posisi semifowler.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Klien mengatakan tidak perna mengalami penyakit yang sama.
2. Klien tidak perna masuk atau dirawat di rumah sakit
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit menular.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : lemah
b. Tanda-Tanda Vital
Nadi : 88 kali / menit
Suhu : 37 �C
Pernapasan : 30 kali / menit
c. Kepala
Warna rambut hitam dan lurus, kulit kepala bersih, tidak berketombe,
tidak terdapat pembekakan, dan tidak terdapat nyeri tekan.
d. Mata
keadaan mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan, tidak terdapat radang, pergerakan
boala mata baik, tiadak ada nyeri tekan.
e. Hidung
Keadaan hidung simetris kiri dan kanan, tidak terdapat secret, tidak ada
radang, tidak ada masa, terpasang oksigen 3 liter/menit.
f. Telinga
Posisi telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran normal.
g. Rongga Mulut
Tidak terdapat cianosis pada bibir, bibir nampak bersih, tidak ada
peradanagan.
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
i.Thoraks
Inspeksi bentuk dada normal, nampak batuk berlendir, klien Nampak
sesak napas, frekuensi 30 kali/menit
Palpasi tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi redup pada area paru sebelah kanan
Auskultasi terdengar bunyi napas bronchial, dan ronchi saat inspirasi.
j. Abdomen
Keadaan abdomen normal
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. Hb 11,5 mg%
2. Leukosit 20.000mm³
3. LED 30 mm/grm
b. Rontgen
Foto thoraks tampak pada paru-paru kanan konsolidasi satu lobus
berbatas tegas
2. Klasifikasi Data
a. Data Subjektif
1. Klien mengeluh sesak napas
2. Klien mengatakan batuk berlendir
3. Klien mengatakan nafsu makan menurun
4. Klien mengatakan susah tidur
b. Data Objektif
1. Klien Nampak batuk berlendir
2. Klien tampak gelisah
3. Klien tampak sesak napas
4. Terdengar bunyi napas bronchial
5. Klien tampak terpasang infuse RL 20 tetes permenit
6. Porsi makan klien tidak dihabiskan
7. Terdengar ronchi basah
8. Terpasang oksigen 3 liter permenit
9. Nampak irama pernapasan ireguler
10. Palpasi redup pada paru sebelah kanan
11. Keadaan umum klien lemah
12. Nampak konjutiva anemis
13. Frekuensi pernapasan 30 kali permenit
14. Tanda-Tanda vital
Nadi : 88 kali / menit
Suhu : 37 FC
Pernapasan : 30 kali / menit
3. Analisa Data
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Data subjektif:
– Klien mengeluh sesak napas
– Klien mengatakan batuk berlendir
Data objektif:
– Frekuensi pernapasan 30 kali
permenit
– Perkusi redup pada paru sebelah
kanan
– Terdengar bunyi napas bronchial
– Nampak irama pernapasan ireguler
– Terpasang oksigen 3 liter permenit
– Terdengar ronchi basah
Kuman penyebab
↓
Masuk kedalam
tubuh
↓
Kontraksi otot polos
↓
Edema mukosa
↓
hipersekresi
↓
Penyempitan jalan
napas
↓
Jalan napas tidak
efektif
Jalan
napas
tidak
efektif
2. Data Subjektif
– Klien mengatakan nafsu makan
menurun
Data Objektif
– Keadaan umum klien lemah
– Porsi makan klien tidak dihabiskan
– Klien tampak terpasang infuse RL
20 tetes permenit
Infeksi paru
↓
Gangguan fungsi
paru
↓
dispnea
↓
Hambatan menelan
↓
Penurunan intake
nutrisi
gangguan
kebutuhan
nutrisisi
kurang
dari
kebutuhan
3. Data Subjektif
– Klien mengatakan susah tidur
Data Obyektif
– Klien Nampak batuk
– Klien tampak gelisah
– Klien tampak sesak napas
Sesak napas dan
batuk
↓
Merangsang pusat
pernapasan di
medula oblongata
dan pons
↓
Aktivitas serebral
meningkat
↓
Meningkatkan RAS
↓
Klien susah
untuktidur
Ganguan
pola
istrahat
dan tidur
4. Data Subyektif
– Klien mengeluh sesak napas
Data Obyektif
– Pergerakan ekstremitas atas dan
bawah lemah
– Terpasang infuse RL
– Terpasang oksigen
dispnea
↓
Oksigen kejaringa
berkurang
↓
Produksi ATP
menurun
↓
Metabolism energy
menurun
↓
kelemahan
Itoleransi
aktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O² berhubungan dengan adanaya
peradangan pada bronkus
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhububgan
dengan intake makanan yang kurang
3. Gangguan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan gangguan fungsi
serebral
4. Aktivitas itoleransi berhubungan dengan kelemahan
3. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan Pertama
Gangguan pemenuhan kebutuhan O² berhubungan dengan adanaya
peradangan pada bronkus
Tujuan :
1. Kebutuhan oksigen dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Perbapasan normal dengan frekuensi 20-25 kali permenit
2. Sesak napas teratasi
3. Batuk tidak ada
Rencana Tindakan :
1. Kaji kebutuhan oksigen
2. Obserfasi pola pernapasan
3. Penatalksanaan obat-obatan dan pemberian oksigen
Rasional
1. Istrahat dapat mengurangi konsumsi oksigen yang berlebihan dan posisi
semifowler memungkinkan ekspansi paru yang lebih baik, sehingga
mengurangi tekanan abdomen pada diafragama.
2. Diagnosa keperawatan kedua
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhububgan dengan
intake makanan yang kurang.
Tujuan :
– Kebutuhan nutrisi klien dapat teratasi
Kriteria Hasil :
1. Nafsu makan baik
2. Porsi makan dihabiskan
3. BB normal
Rencana Tindakan :
1. Beri makan dalam porsi sedikit tetapi sering
2. Anjurkan kepada kluarga klien untuk membawakan makanan kesukaan
klien
3. Beri makanan yang berfariasi pada klien
4. Timbang BB setiap hari
Rasional
1. Kebutuhan nutrisis dalam tubuh terpenuhi dan memungkinkan lambung
untuk beradaptasi dengan makanan
2. Agara kebutuhan nutrisi terpenuhi sehingga proses penyembuhan dapat
berlangsung dengan cepat.
3. Menghilangkan kejenuhan dan dapat merangsang nafsu makan
4. Mengetahui status perkembangan nutrisi klien
3. Diagnosa keperawatan ketiga
Gangguan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan gangguan fungsi
serebral.
Tujuan :
– Klien dapat istrahat dan tidur tengan
Kriteria Hasil :
1. Tidur klien cukup 7-8 jam sehari
2. Klien tidak mudah terbangun
3. Klien tidak gelisah
Rencana Tindakan :
1. Bersihkan dan rapikan tempat tidur
2. Bantu klien untuk mendapat posisi tidur yang nyaman
3. Menciptakan linhkungan yang tenang dan menyenangkan
Rasional
1. Memberikan rasa nyaman pada klien sehingga klien dapat tidur dengan
nyenyak
2. Posisi yang menyenangkan memungkinkan klien dapat tidur dengan
nyenyak
3. Lingkungan yang tenag dapat mengurangi rangsangan sensorik sehingga
klien dapat tidur dengan tenang
4. Aktivitas itoleransi berhubungan dengan kelemahan
Tujuan :
– Klien dapat menunjukan toleransi terhadap aktivitas
Kriteria Hasil :
1. Pergerakan ekstremitas atas dan bawah baik
2. Sesak napas berkurang atau hilang
3. Kemampuan untuk beraktivitas baik
Rencana Tindakan :
1. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
2. Latih klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap
3. Observasi adanya peningkatan kelemahan dan perubahan selama dan
sesudah melakukan aktivitas
Rasional
1. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplay dan
kebutuhan oksigen
2. Mencegah terjadinya kekakuan pada otot dan menjadikan klien dapat
beraktivitas
3. Menetapkan kemampuan / kebutuhan aktivitas dan memudahkan
intervensi
4. Implementasi dan Evaluasi
1. Diagnosa Keperawatan pertama
Gangguan pemenuhan kebutuhan O² berhubungan dengan adanaya
peradangan pada bronkus
Pelaksanaan tanggal 24 Agustus 2004
1. Klien di istrahatkan di tempat tidur dengan posisi semifowler
Respon : Pasien mengerti dan sangat kooperatif
2. Menganjurkan pada klien untuk minum air hangat 7-8 gelas sehari
Respon : Pasien dapat menghabiskan 7 gelas sehari
3. Melakukan observasi dan catat mengenai pemasukan oksigen
dalam tubuh
Respon : Pasien sangat kooperatif
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhububgan
dengan intake makanan yang kurang.
Pelaksanaan tanggal 24 Agustus 2004
1. Memberikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering.
Respon : Pasien tidak menhabiskan porsi makan
2. Menganjurkan kepada keluarga untuk membawakan makanan
kesukaan klien
Respon : klien mengatakan naafsu makan menurun
3. Melakukan observasi dan catat mengenai pemasukan nutrisi dalam
tubuh
Respon : Pasien sangat kooperatif.
3. Gangguan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan gangguan fungsi
serebral.
Pelaksanaan tanggal 24 Agustus 2004
1. Membersihkan dan merapikan tempat tidur
Respon: Klien belum bisa tidur
2. Membantu klien untuk mendapatkan posisi tidur yang nyaman
yaitu dengan meninggikan kepala dengan memakai 2 bantal
Respon : Klien masih tampak gelisah
3. Menciptakan lingkungan yang tenang dengan memberikan batasan
waktu bagi pembesukagar tidak rebut pada saat berada dalam
lkamar klien
Respon : Klien tampak sesak napas
4. Aktivitas itoleransi berhubungan dengan kelemahan
Pelaksanaan tanggal 25 Agustus 2004
1. Membantu aktivitas perawatan diri seperti mengambil makan
untuk klien, membantu klien makan dan minum ditempat tidur,
membantu klien melakukan personal hygiene seperti mandi, sikat
gigi, dan memotong kuku.
Respon : Pergerakan ekstermitas atas dan bawah lemah
2. Membantu klien melakukan aktivitas secara bertahap misalnya
bangun, duduk, dan berjalan.
Respon : klien sangat koorperatif
3. Mengobservasi adanya kelelahan selama dan sesudah beraktivitas.
Respon klien : klien masi nampak lemah.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga
sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya,
pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan
islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas
KMB II ini, yang diberikan oleh dosen SAAD ABDUH, S.Kep. M.Kes, kepada kami
sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB II. Dalam
penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan,
untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Raha,10 Februari 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah .............................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN
BAWAH : PNEUMONIA
A. Konsep Penyakit................................................................. 3
1. Pengertian..................................................................... 3
2. Etiologi.......................................................................... 4
3. Dampak terhadap sisitem tubuh.................................... 6
4. Patofisiologi dan penyimpangan KDM......................... 8
5. Tanda dan Gejala........................................................... 9
6. Prosedur diagnostik....................................................... 11
7. Manajemen medik......................................................... 13
8. Komplikasi.................................................................... 15
B. Konsep Asuhan Keperawatan............................................. 17
1. Pengkajian pada setiap kelainan................................... 18
2. Diagnosa Keperawatan................................................ 19
3. Intervensi....................................................................... 18
4. Implementasi dan Evaluasi........................................... 19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 20
B. Saran................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Definisi pneumonia ataupun pneumonitis merupakan proses peradangan
pada partenkim paru-paru, yang biassanya dihubungkan dengan meningkatnya
cairan pada alveoli. Istilah pneumonia lebih baik digunakan dari pada
pneumonitis karena sering digunakan untuk menyatakan peradangan pada paru-
paru non spesifik yang etiologinya tidak diketahui. Penyakit ini merupakan salah
satu penyakit infeksi saluran nafas yang banyak didapatkan dan sering
merupakan penyebab kematian hampir diseluruh dunia. Bayi dan anak kecil lebih
rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mereka masih belum
berkembang dengan baik. Pneumonia sering kali oada orang tua dan orang yang
lemah akibat penyakit kronik tertentu. Klien bedah, peminum alkohol, dan
penderita penyakit pernafasan kronik atau infeksi virus juga sangat mudah
terserang penyakit ini.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui lebih lanjut tentang penyakit pneumonia
2. Agar mahasiswa dapat memberikan askep pada penyakit pneumonia.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada makalah ini ,kami membatasi hanya pada pneumonia
dan asuhan keperawatannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pneumonia ataupun pneumonitis merupakan proses peradangan pada
partenkim paru-paru, yang biassanya dihubungkan dengan meningkatnya cairan
pada alveoli. Istilah pneumonia lebih baik digunakan dari pada pneumonitis
karena sering digunakan untuk menyatakan peradangan pada paru-paru non
spesifik yang etiologinya tidak diketahui. Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit infeksi saluran nafas yang banyak didapatkan dan sering merupakan
penyebab kematian hampir diseluruh dunia. Bayi dan anak kecil lebih rentan
terhadap penyakit ini karena respon imunitas mereka masih belum berkembang
dengan baik. Pneumonia sering kali oada orang tua dan orang yang lemah akibat
penyakit kronik tertentu. Klien bedah, peminum alkohol, dan penderita penyakit
pernafasan kronik atau infeksi virus juga sangat mudah terserang penyakit ini.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
http://feikar-askep.blogspot.com/2012/08/askep-pneumonia.html
http://mediadani.blogspot.com/2012/01/askep-pneumonia.html
http://www.slideshare.net/alie_yosiah/askep-pneumonia-1
Marlyn E. Doenges, 1993. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Buku
Kedokteran: Jakarta.
Purnawan Junaidi, 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2. Meda Aesculapius UI:
Jakarta.
Sarwono, W, Soeparman, 1990. Ilmu Penyakit Jilid 2. FKUI: Jakarta.
TUGAS : Kebutahan Medikal Bedah II
DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep. M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SALURAN
PERNAPASAN BAWAH (KELAINAN PADA PARENCHYM PARU):
PNEUMONIA
Disusun Oleh :
Kelompok 8
LA GOLO
LA ODE SAFARUDIN
LAODE ISMAIL MENDI
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
2013