PERENCANAAN PAKET WISATA UNTUK ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB RISANTYA
KOTA BANDUNG
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan studi pada
Program Diploma IV
Oleh :
AYU TRIA MALINDA
Nomor Induk: 201218241
JURUSAN PERJALANAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENGATURAN PERJALANAN
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang
pariwisata. Hal ini dapat terlihat dari keanekaragaman budaya maupun
sejarah serta pemandangan alam dan beragam tempat wisata yang sangat
menarik untuk dikunjungi wisatawan. Pariwisata sendiri menurut
Nirwandar (2015:73) dapat dikatakan sebagai perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan tertentu, namun
bukan untuk berpindah tempat tinggal atau menetap secara permanen di
tempat akan yang dikunjungi. Menurut McIntosh dalam Muljadi (2009:7)
menerangkan bahwa pariwisata adalah “…a composite of activities,
services and industries that delivers a travel experiences: transportation,
accommodation, eating and drinking establishment, shops, entertainment,
activity and other hospitality service available for individuals or group
that away from home”. Hal ini mengandung arti bahwa pariwisata
merupakan gabungan dari berbagai aktifitas, pelayanan dan industri yang
menawarkan pengalaman perjalanan: transportasi, akomodasi, makan dan
minum, tempat pembelanjaan, hiburan, aktifitas dan pelayanan baik untuk
individu maupun kelompok yang berpergian jauh dari rumah.
Seiring dengan berkembangnya pariwisata di Indonesia, tidak
hanya Pulau Bali yang menjadi tempat wisata andalan bagi wisatawan
domestik maupun mancanegara, namun juga Provinsi dan kabupaten-
kabupaten lainnya termasuk Kota Bandung yang merupakan ibukota dari
Provinsi Jawa Barat. Hal ini dapat terlihat dari jumlah kunjungan
wisatawan domestik dan mancanegara ke kota Bandung yang semakin
meningkat setiap tahunnya. Berikut merupakan tabel kunjungan wisatawan
yang berkunjung ke kota Bandung pada tahun 2012 - 2014 :
TABEL 1
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG
PADA TAHUN 2012 – 2014
TAHUN WISATAWAN
MANCANEGARA
WISATAWAN
DOMESTIK
JUMLAH
2012 158.848 3.354.857 3.513.705
2013 170.982 3.726.447 3.897.429
2014 174.487 4.242.294 4.418.781
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Januari 2016)
Kota Bandung kini menjadi salah satu kota tujuan wisata yang
paling diminati, Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Jawa Barat dalam artikel “Survei: Bandung Kota
Terfavorit Wisatawan Se-ASEAN” (http://www.cnnindonesia.com,
diakses pada tanggal 16 februari 2016 pukul 21:48 WIB) yang mengatakan
bahwa “saat ini Bandung telah menempati urutan pertama sebagai kota
favorit di Asean. Tidak hanya terfavorit di Asean, Bandung saat ini juga
berada di urutan kelima se-Asia Pasifik dan urutan ke-21 di dunia terkait
mengenai pariwisata.” Terpilihnya Bandung sebagai kota favorit di Asean
tidak terlepas dari perkembangan pendidikan, perekonomian serta
pembangunan yang sangat pesat terutama dalam bidang pariwisata.
Beragam macam kuliner juga daya tarik wisata yang dapat dikunjungi
seperti wisata alam, budaya maupun kombinasi alam dan budaya
menjadikan Bandung sebagai tempat wisata maupun tempat rekreasi yang
sangat menyenangkan bagi para wisatawan. Rekreasi sendiri pada
hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesegaran pikiran maupun
tubuh. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan ketika seseorang memiliki
waktu senggang. Dalam bahasa latin rekreasi sering kita dengar dengan
kata Licere yang memiliki arti yaitu diperkenankan menikmati atau
merasakan suasana yang bebas dari kegiatan rutin sehari-hari untuk
memulihkan ataupun menyegarkan kembali. Hak seseorang untuk
melakukan rekreasi telah tercantum dalam Undang-Undang
Kepariwisataan Nomor 10 tahun 2009 yang mengatakan bahwa
“…kebebasan melakukan sebuah perjalanan serta memanfaatkan waktu
luang dalam bentuk berwisata adalah bagian dari hak asasi manusia.” Hal
ini mengandung arti bahwa rekreasi dibutuhkan oleh semua orang untuk
upaya penyegaran tubuh maupun pikiran tidak hanya untuk orang-orang
pada umumnya namun juga hal ini berlaku untuk orang-orang
berkebutuhan khusus (ABK, Difable, Disable).
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa rekreasi atau
berwisata juga merupakan suatu kebutuhan tidak hanya untuk anak biasa
pada umumnya, namun juga untuk anak yang memilik kebutuhan khusus.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan penat ataupun menjadi suatu
kegiatan yang memiliki manfaat tersendiri bagi mereka. Hal tersebut
diperkuat oleh pernyataan Murphy dalam jurnal yang berjudul “Promoting
the Participation of Children With Disabilities in Sports, Recreation, and
Physical Activities” (2008:1057) yang menyebutkan bahwa “…Kegiatan
wisata akan memberikan banyak manfaat untuk semua orang, termasuk
juga bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) hal ini dapat membantu
mengurangi stres, pengendalian diri dan lebih sabar serta rileks, juga
meningkatkan keterampilan. Kegiatan rekreasi atau wisata juga
bermanfaat dalam pengembangan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan
keterampilan kognitif lainnya. Rekreasi secara teratur dengan cara
olahraga dan permainan dapat membantu meningkatkan fungsi tubuh
termasuk kekuatan, keseimbangan, koordinasi motorik, dan media untuk
penyembuhan atau terapi.”
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sendiri menurut Jannah & Ira
Darmawanti (2004:15) merupakan anak yang ketika berada dalam proses
pertumbuhan atau perkembangan mengalami penyimpangan fisik, mental-
intelektual, sosial atau emosional dibandingkan dengan anak lain
seusianya, sehingga mereka membutuhkan perhatian khusus. Menurut
Aqila Smart (2010:33) Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang
memiliki karakter khusus yang berbeda dibandingkan anak pada
umumnya. Namun tidak selamanya anak berkebutuhan khusus
menunjukan kekurangan pada mental, emosi ataupun dalam penampilan
fisik. Aqila Smart juga menambahkan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) sendiri terbagi menjadi 8 kategori yaitu :
TABEL 2
KATEGORI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
NO KATEGORI
PENGERTIAN
1. Tuna Netra
Anak yang memiliki kelainan pada
peglihatannya terdapat 2 kategori yaitu Tuna
Netra golongan buta dan golongan kurang
melihat.
2.
Tuna Rungu
Wicara
Anak yang mempunyai gangguan pada organ
pendengarannya sehingga mengakibatkan alat
bicaranya tidak berfungsi dengan baik
3. Tuna Grahita
Anak yang memiliki kekurangan dalam
kecerdasan atau IQ dibawah rata-rata anak
seuisanya yaitu berkisar 70.
4. Tuna Daksa Anak yang memiliki kekurangan atau kecacatan
pada bagian tubuhnya.
5. Tuna Laras
Anak yang melakukan tindakan kekerasan
kepada orang lain namun bukan karena untuk
membela diri seperti misalnya mencuri,
memukul dan melakukan pelanggaran dari
berbagai aturan yang berlaku.
6. Autisme
Anak yang memiliki respon satu arah, ekspresif,
sulit menungkapkan perasaan, memiliki
hambatan dalam bersosialisasi dan komunikas
serta senang dalam meniru kata-kata orang lain.
7. ADHD
Anak dengan karakteristik hiperaktif, tidak
mudah lelah, tidak sabar dalam menghadapi
sesuatu serta impulsif, namun masih memiliki
rasa perhatian serta tanggung jawab. Dan sering
melakukan hal yang dianggap menarik untuk
dirinya sendiri
8. Anak Berbakat
Anak yang mempunyai IQ diatas rata-rata anak
pada umumnya yaitu berkisar 120-140.
Disamping itu anak berbakat memiliki bakat
yang lebih menonjol dibandingkan anak
seusianya.
Sumber: Aqila Smart (2010:33)
Kegiatan rekreasi untuk orang berkebutuhan khusus dapat juga kita
sebut dengan Inclusive Tourism. Menurut Papathanassis (2011:159)
menyebutkan bahwa :
“…Inclusive Tourism is often referred to as 'Accessible Tourism' or
even 'Disabled Tourism'. Disabled people were used to be and still are
partially excluded from the leisure activities offered to people without
mobility problems. Therefore accessible tourism is about making it
easy for all people, irrespective of their gender, age or physical status,
to enjoy tourism experiences. lt is a set of services and facilities for
individuals with special needs, who are for example disabled, elderly
travelers etc. Accessible tourism is the ongoing attempt to ensure that
tourist destinations, products and services around the world are
accessible to all people, regardless of their physicallimitations,
disabilities or age. Accessibility in tourism is a social right which
concerns all citizens.”
Teori tersebut memiliki arti bahwa Inclusive Tourism atau sering
disebut juga dengan Accesible Tourism atau Disabled Tourism merupakan
suatu kegiatan wisata yang tidak hanya ditawarkan untuk orang-orang yang
tidak memiliki masalah dalam mobilitas namun juga ditawarkan kepada
orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus. kegiatan wisata ini membuat
mudah bagi semua orang terlepas dari jenis kelamin, usia atau kondisi fisik
untuk menikmati pengalaman berwisata. Hal ini berupaya untuk
memastikan bahwa semua wisatawan dalam hal ini adalah orang
berkebutuhan khusus mendapatkan tujuan, produk serta layanan di seluruh
dunia yang dapat diakses oleh semua orang, terlepas dari physicallimitations
mereka, cacat atau usia. Tingkat kemudahan dalam melakukan wisata
merupakan hak sosial untuk semua warga Negara.
Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan sebuah lembaga pendidikan
formal yang dipersiapkan khusus untuk menangani dan memberikan
pelayanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan khusus. Sebagai lembaga
pendidikan SLB dibentuk oleh beberapa unsur yang diarahkan agar
mencapai tujuan pendidikan yaitu pembelajaran untuk Anak yang
membutuhkan perhatian khusus. SLB Risantya merupakan salah satu
sekolah swasta untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang berada di Kota
Bandung. SLB Risantya sendiri berdiri pada tahun 2003 dibawah Yayasan
Risantya yang diketuai oleh dr. Nelly Amalia Risan, Sp.A(K). Pada tahun
ajaran 2015/2016 terdapat 50 murid yang bersekolah di SLB ini diantaranya
40 murid SLB tingkat dasar, 8 murid SLB tingkat menengah pertama dan 2
murid SLB tingkat menengah atas. 50 murid tersebut termasuk dalam
beberapa kategori kebutuhan khusus yaitu Autis, C1 (Tuna Grahita Tingkat
Sedang), D1 (Tuna Daksa Tingkat Sedang), dan DS (Down Syndrome).
Berikut merupakan tabel 3 mengenai data siswa Sekolah Luar Biasa
Risantya Tahun Ajaran 2015/2016 :
TABEL 3
DATA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA RISANTYA
TAHUN AJARAN 2015/2016
NO KATEGORI JUMLAH SISWA
1. Autis 24
2. C1/ Tuna Grahita Tingkat Sedang 21
3. D1/ Tuna Daksa Tingkat Ringan 3
4. DS/ Down Syndrome 2
TOTAL SISWA 50
Sumber: Data Profil Siswa SLB Risantya Tahun Ajaran 2015/2016
Dalam kesehariannya murid-murid di SLB Risantya tidak hanya
mendapatkan pelajaran didalam sekolah namun juga mendapatkan kegiatan
untuk belajar atau berwisata diluar sekolah. Berdasarkan hasil wawancara
pra-survei penulis dengan pengajar sekaligus staff yang menyusun
kurikulum di SLB Risantya menyebutkan bahwa dalam program aktivitas
sekolah selama tahun ajaran 2015/2016 terdapat beberapa kegiatan wisata
yang dilakukan oleh murid SLB Risantya antara lain Pengenalan Alat
Transportasi yaitu menaiki kereta api atau bis tingkat Bandros dan
mengunjungi Taman Lalu Lintas, Berenang, Mengunjungi Monumen
Nasional (Monas), Pengenalan lingkungan seperti mengunjungi Kebun
Binatang Bandung, Taman Hutan Raya Ir. Juanda dan lannya.
TABEL 4
PROGRAM AKTIVITAS SEKOLAH LUAR BIASA RISANTYA
TAHUN AJARAN 2015/2016
NO
SEMESTER 1
SEMESTER II
1. Juli :
Pengenalan Lingkungan
(Mengunjungi Taman Hutan
Raya Ir. Juanda)
Januari:
Outdoor Activities (Berenang)
2. September :
Pengenalan Alat Transportasi
(Menaiki Kereta Api dan Bis
Bandros)
Februari:
Pengenalan Lingkungan
(Mengunjungi Kebun Binatang
Bandung)
3. Oktober :
Outdoor Activities (Berenang)
Maret :
Pengenalan Alat Transportasi
(Mengunjungi Taman Lalu lintas)
4. November:
Risantya Days Out
(Mengunjungi Monas, TMII,
dan Snow Bay)
Juni :
Outdoor Activities (Berenang)
Sumber : Kalender Pendidikan SLB Risantya 2015/2016
Pihak SLB Risantya menyebutkan bahwa kegiatan wisata sendiri
memiliki fungsi yang sangat penting terhadap perkembangan motorik,
sensorik, interaksi maupun sosialisasi bagi murid di sekolah luar biasa ini
seperti contohnya kegiatan jalan dan pengenalan lingkungan yang memiliki
banyak manfaat untuk Anak Berkebutuhan Khusus. disamping itu tidak
hanya dari sisi rekreasi yang didapatkan oleh murid namun juga sisi edukasi
sangat dibutuhkan oleh murid SLB Risantya ketika sedang melakukan
kegiatan wisata. Dalam pelaksanaan kegiatan wisata pihak sekolah biasanya
memilih sendiri tempat wisata yang akan dikunjungi hal tersebut mengingat
faktor keamanan, kenyamanan serta aksesibilitas untuk murid yang ada,
karena tidak semua tempat wisata cocok dengan kondisi yang berbeda bagi
setiap murid, serta kebutuhan fasilitas penunjang seperti kursi roda, obat-
obatan khusus dan pendamping murid selama dalam kegiatan wisata
menjadi perhatian khusus bagi pihak sekolah ketika akan melaksanakan
kegiatan wisata. Selain itu jika jarak kegiatan wisata tersebut masih berada
di sekitar Bandung biasanya pihak sekolah akan menanganinya sendiri
namun jika kegiatan wisatanya sudah memasuki luar kota pihak sekolah
akan memilih untuk menggunakan jasa biro perjalanan dengan tempat-
tempat wisata yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Menurut hasil
wawancara penulis dengan pengajar di SLB Risantya mereka menyebutkan
bahwa sampai saat ini untuk kegiatan wisata di sekitar Bandung pihak SLB
Risantya masih mendapatkan kesulitan untuk menemukan paket wisata
yang dikhususkan untuk Anak Berkebutuhan khusus dimana didalamnya
sudah terdapat fasilitas, atraksi maupun penyesuaian waktu yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus.
Untuk memenuhi kebutuhan dari anak berkebutuhan khusus
dibutuhkan sebuah perencanaan paket wisata seperti yang disampaikan oleh
Suyitno (2009:131) perencanaan paket wisata adalah suatu perjalanan
wisata dengan mengunjungi beberapa tujuan wisata yang disusun dari
berbagai macam fasilitas jasa perjalanan yang memiliki susunan acara
terprogram yang dipasarkan kepada masyarakat dengan harga yang telah
ditetapkan. Hasil dari perencanaan wisata tersebut biasanya disebut juga
sebagai paket wisata. Paket wisata sendiri menurut Nuriata (2014:35) dapat
dikatakan sebagai :
Suatu sistem tatanan yang terbagi menjadi beberapa unsur penyusun
sistem tatanan tersebut dimana setiap unsur tersebut memiliki keterkaitan
satu sama lain. Sistem tersebut terdiri dari beberapa Sub yaitu :
1. Sub Sistem Wisatawan
2. Sub Sistem Fasilitas Wisata
3. Sub Sistem Atraksi Wisata
4. Sub Sistem Waktu
Dalam buku lainnya Nuriata (2014:12) juga menjelaskan bahwa:
Paket wisata merupakan suatu perjalanan wisata dengan satu atau
beberapa tujuan kunjungan yang disusun dari beberapa, minimal dua,
fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta
dijual sebagai harga tunggal yang dijual kepada wisatawan yang
menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata yaitu Transportasi,
Akomodasi, Atraksi Wisata, Wisatawan dan Pelayanan lainnya.
Hal ini mengandung arti bahwa untuk merencanakan sebuah paket
wisata dibutuhkan perencanaan yang sangat terperinci, dimana dapat kita
ketahui bahwa paket wisata sendiri tersusun dari beberapa komponen wisata
yang saling terkait satu sama lain. Dalam hal ini komponen-komponen
tersebut adalah wisatawan, atraksi wisata, fasilitas wisata (transportasi,
restoran, hotel) serta komponen lainnya seperti waktu. Sebagiamana yang
telah disampaikan sebelumnya, kemudian paket wisata yang telah jadi
ditawarkan kepada wisatawan dengan harga tunggal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa sebetulnya
Anak Berkebutuhan khusus di SLB Risantya merupakan salah satu potensi
pasar dalam kegiatan wisata, namun sampai saat ini mereka masih
mendapatkan kesulitan untuk menemukan paket wisata yang dibuat sesuai
dengan kebutuhan murid yang ada. Oleh sebab itu penulis mencoba untuk
melakukan penelitian dengan judul “Perencanaan Paket Wisata Untuk
Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Risantya Bandung”.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan
masalah yang penulis ambil adalah “Bagaimana paket wisata yang dapat
memfasilitasi kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Risantya
Kota Bandung?”
2. Pembatasan Masalah
Agar materi yang penulis bahas lingkupnya tidak terlalu luas, maka
penulis membatasi penelitian ini pada hal-hal sebagai berikut :
a. Responden yang diteliti hanya mencakup pihak sekolah serta orang
tua/wali dari Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Risantya Kota
Bandung dimana kategori ketunaan dari murid-murid tersebut yaitu
Autis, C1 (Tuna Grahita Tingkat Sedang), D1 (Tuna Daksa Tingkat
Ringan), dan DS (Down Syndrome).
b. Komponen paket wisata yaitu atraksi wisata, fasilitas dan waktu
hanya dibatasi khusus untuk Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Bandung Selatan.
c. Penelitian ini tidak termasuk dalam membahas perhitungan harga
paket wisata.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Risantya?
2. Bagaimana Atraksi Wisata yang sesuai dengan Anak Berkebutuhan
Khusus di SLB Risantya?
3. Bagaimana Fasilitas Wisata yang sesuai dengan Anak Berkebutuhan
Khusus di SLB Risantya?
4. Bagaimana Waktu yang sesuai dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan
Khusus di SLB Risantya?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni tujuan
formal dan tujuan operasional. Berikut merupakan tujuan formal dan
operasional dalam penelitian ini :
1. Tujuan Formal
Secara formal penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna menyelesaikan studi pada program Diploma IV,
Jurusan Perjalanan, Program Studi Manajemen Pengaturan Perjalanan,
STPB.
2. Tujuan Operasional
Adapun tujuan operasional penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian,
melatih pola pikir secara logis dan juga terstruktur yang bisa
meningkatkan kompetensi dalam penyusunan paket wisata yang
dapat diterima masyarakat.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan berupa paket wisata bagi
pihak SLB Risantya Kota Bandung dan juga sebagai bahan
pertimbangan guna meningkatkan tingkat partisipasi anak
berkebutuhan khusus dalam melakukan perjalanan wisata.
E. Metode dan Teknik Penelitian
1. Teknik/ Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
Sugiyono (2011:147) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif
adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi. Tujuan dari penggunaan metode
deskriptif yaitu untuk mengungkap suatu gejala atau fenomenal yang
aktual, mengumpulkan data, dan menggambarkan secara umum.
Menurut Menurut Silalahi (2010:27) metode deskriptif merupakan
metode yang menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu
situasi khusus, setting social, atau hubungan. Sukmadinata (2006:72)
juga menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.
Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya. Berdasarkan Kedua pernyataan tersebut dapat kita
ketahui bahwa penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena yang ada tanpa membandingkan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain.
Penulis juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2013:7) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya akan disertai
dengan gambar, table, grafik, maupun tampilan lainnya. Masih dalam
buku yang sama, metode penelitian kuantitatif sering juga diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
2. Teknik dan Alat Pengumpulan data
Teknik dan pengumpulan data pada penelitian ini dengan melakukan:
a. Observasi
Menurut Syaodih (2006:220) observasi atau pengamatan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Penulis menggunakan teknik observasi untuk
mengamati secara langsung dan mendapatkan informasi mengenai
kondisi aktual Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Risantya saat
melakukan perjalanan wisata. Sedangkan alat kumpul datanya
adalah berupa checklist atau daftar periksa.
b. Penyebaran Kuesioner/Angket
Menurut Cristensen dalam Sugiyono (2015:71) menyebutkan
bahwa kuesioner merupakan instrumen dalam pengumpulan data,
dimana responden memberikan jawaban atas pertanyaan tertutup
yang diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner
untuk memperoleh data terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap,
kepercayaan, nilai maupun persepsi dari resonden. Penyebaran
kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada pengajar di SLB
Risantya Kota Bandung serta orang Tua/ Wali dari Anak
Berkebutuhan Khusus dikarenakan kondisi serta kemampuan dari
Anak Berkebutuhan Khusus tersebut.
Adapun skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk
menentukan nilai dari setiap variabel yang ada dalam kuesioner
yaitu skala likert. Skala likert menurut Sugiyono (2011:93)
merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang terhadap suatu keadaan atau sebuah fenomena. Berikut
merupakan bobot nilai dalam skala likert menurut sugiyono
(2011:94) :
TABEL 5
BOBOT NILAI SKALA LIKERT
NO KETERANGAN BOBOT
NILAI
1 Sangat Bagus/Sangat Menarik/Sangat
Suka 5
2 Bagus/Menarik/Suka 4
3 Cukup Bagus/Cukup Menarik/Cukup
Suka 3
4 Kurang Bagus/Kurang Menarik/Kurang
Suka 2
5 Sangat Kurang Bagus/ Sangat Kurang
Menarik/ Sangat Kurang Suka 1
Sumber: Sugiyono (2011:94)
c. Wawancara
Pengertian wawancara menurut Satori (2014:130) merupakan suatu
teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang
didaptkan dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya
jawab. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya
jawab dengan responden dengan menggunakan alat bantu pedoman
wawancara. Peneliti melakukan wawancara kepada pihak SLB
Risantya dengan alat bantu pedoman wawancara untuk mengetahui
kebutuhan dari murid-murid di SLB Risantya Kota Bandung
d. Studi kepustakaan
Sugiyono (2012:291) mengatakan bahwa studi kepustakaan
merupaka kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan
nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang
diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam
melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan
lepas dari literatur-literatur Ilmiah. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan buku-buku sebagai referensi dan internet sebagai
salah satu sumber data.
e. Studi Dokumen
Djam’an Satori & Aan Komariah (2011:149) mengatakan bahwa
studi dokumen yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang
diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara
intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
pembuktian suatu kejadian. Dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan dokumen dan data yang berasal dari Sekolah Luar
Biasa Risantya untuk mendukung penelitian penulis.
3. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
kuantitatif dimana penulis melakukan pengolahan data berbentuk
angka-angka secara manual dan komputerisasi. Penulis menggunakan
alat perhitungan kuantitatif yaitu Microsoft Excel, sedangkan untuk
perhitungan manual penulis menggunakan metode perhitungan
statistika manual.
4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2015:62) populasi merupakan wilayah
generalisasi terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas
dan ciri tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut
populasi pada penelitian ini adalah Orang Tua dari Anak
Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Risantya Kota
Bandung dengan jumlah sebanyak 50 orang.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah non
probability sampling. Non probability sampling menurut Sulaiman
dan Kusheryana (2013:7) yaitu teknik sampling dengan cara
pengambilan sampel di mana setiap elemen/individu dari setiap
anggota populasi tidak mendapat kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Sampel menurut Sugiyono
(2015:63) merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan pengertian
tersebut penulis menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu
Sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2011:14)
merupakan teknik penentuan sampel dimana semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik ini dilakukan
apabila populasi memiliki anggota yang relatif kecil atau bila
peneliti tersebut ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Berdasarkan pengertian tersebut maka sampel dalam
penelitian ini sebanyak 50 orang tua murid di Sekolah Luar Biasa
Risantya.
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Risantya Jl. Kotabaru Raya No 30 Kelurahan Ciateul Kecamatan Regol
Kota Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan
terhitung mulai tanggal 1 Februari 2016 dan berakhir pada tanggal 24 Juni
2016
G. Sistematika Penulisan
Berikut ini adalah sistematika penulisan dari penelitian Perencanaan
Paket Wisata Untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Risantya Kota
Bandung :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi kerangka umum pelaksanaan penelitian yaitu latar
belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah,
identifikasi masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari penelitian. Teori-
teori tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk menyelesaikan
masalah yang ada dan menghasilkan kesimpulan yang dapat
diterima.
BAB III TINJAUAN OBJEK PENELITIAN DAN DATA TEMUAN
Bab ini berisi tentang data yang berhubungan dengan penelitian,
cara pengumpulan data, pengujian data, dan pengolahan dari data
data tersebut.
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN
Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data serta analisis evaluasi
dari data yang ada saat ini dengan memberikan argumentasi,
alasan, pendapat, tanggapan terhadap data dan informasi yang
diperoleh dalam penelitian baik hasil observasi, wawancara,
penyebaran angket, dan lain-lain. Serta mengemukakan akibat
yang akan terjadi bila masalah yang ditemukan tidak diselesaikan,
secara logis dan rasional.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan dalam pemecahan masalah serta rekomendasi yang dapat
diberikan kepada pihak Sekolah Luar Biasa Risantya Kota
Bandung.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Perencanaan
Menurut Hornby As dalam suyitno (2001:8) “…Tour is a journey in
which a short stays are made at a member of places, and the traveler finally
return to his or her own place yang artinya adalah sebuah perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang dan dalam perjalannya singgah sementara waktu
di beberapa tempat dan akhirnya kembali lagi ke tempat asal ia mulai
melakukan perjalanan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari
manajemen yang diikuti oleh fungsi-fungsi lain yaitu pengorganisasian,
penyelenggaraan dam pengawasan. Suyitno (2001:3) juga menambahkan
bahwa perencanaan merupakan pengambilan keputusan pendahuluan atas
apa yang dilakukan. Dengan demikian pengertian perencanaan wisata dapat
disimpulkan sebagai kegiatan awal menciptakan hasil secara lengkap atas
wisata yang akan dilaksanakan ke depan. Hasil perencanaan wisata tersebut
umumnya disebut sebagai paket wisata.
Pengertian paket wisata juga dinyatakan dalam Nuriata (2014:12)
paket wisata ditelaah sebagai sebuah perencanaan dikarenakan produk yang
disampaikan kepada wisatawan masih berupa perencanaan yang belum
terlaksana. Wisatawan diharapkan dapat memberikan nilai atas produk
perencanaan tersebut, yang belum terlaksanakan. Perencanaan merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Jadi perencanaan paket wisata yang dibuat akan mencapai tujuan perjalanan
wisata yang diinginkan pada waktu perencanaan tersebut diimplementasikan
dalam sebuah perjalanan wisata. dalam hal ini paket wisata dapat dikatakan
sebagai perencanaan karena produk yang disampaikan kepada wisatawan
masih berupa perencanaan yang belum dilaksanakan. Diharapkan
wisatawan dapat memberi nilai atas produk yang belum dilaksanakan
tersebut.
B. Konsep Paket Wisata
Menurut Muljadi (2009:47) paket wisata adalah suatu rencana acara
perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap, dengan harga tertentu
yang didalamnya termasuk biaya untuk angkutan, penginapan, perjalanan
wisata, dan sebagainya. Muljadi (2009:131) juga menambahkan bahwa
Paket wisata juga dapat diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan
beberapa tujuan wisata yang tersusun dari berbagai fasilitas jasa perjalanan
tertentu dan terprogram dalam susuanan acaranya dan dipasarkan kepada
masyarakat dengan harga yang telah ditetapkan. Apabila disimpukan maka
paket wisata pada dasarnya merupakan suatu kumpulan dari berbagai
produk berupa jasa-jasa wisata yang merupakan sebagian atau seluruh
kebutuhan perjalanan bagi wisatawan yang dipasarkan secara umum dan
berdasarkan permintaan.
Menurut Nuriata (2014:2) paket wisata sebagai sebuah produk yang
dibentuk melalui proses peleburan dari komponen-komponen paket wisata
lain, seperti transportasi, hotel, restoran, atraksi wisata, dan komponen
wisata yang lainnya, Pengertian paket wisata oleh Nuriata (2014:15) juga
dapat dikatakan sebagai suatu perjalanan wisata dengan mengunjungi 1 atau
beberapa atraksi wisata serta tersusun dari beberapa minimal dua fasiltas
perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap serta dijual
sebagai harga tunggal yang didalamnya termasuk kedalam komponen
perjalanan wisata. Berikut merupakan gambar produk paket wisata yang
disampaikan oleh Nuriata (2014:12) :
GAMBAR 1
PAKET WISATA PRODUK TOUR ORGANIZER
Sumber : Nuriata, (2014:12)
Nuriata (2014:34) juga menambahkan bahwa paket wisata dapat
dikategorikan sebagai suatu sistem tatanan yang terbagi menjadi beberapa
unsur penyusun sistem tatanan tersebut dimana setiap unsur tersebut
memiliki keterkaitan satu sama lain. Sistem tersebut terdiri dari beberapa
Sub seperti yang disampaikan oleh tabel 6 dibawah ini yaitu :
TABEL 6
SUBSISTEM PAKET WISATA
WISATAWAN
WAKTU ATRAKSI WISATA
Sumber: Nuriata (2014:35)
1. Subsistem Wisatawan
Wisatawan merupakan unsur penentu dari sebuah sistem
paket wisata dimana memberikan petunjuk tegas ketergantungan
paket wisata serta kepada siapa wisatawan yang dituju. Dalam
garis besar profil wisatawan terdiri dari:
a. Profil Secara Fisik (Physical Profile): Nama, Tempat Lahir,
Usia/ Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Agama, Pekerjaan,
Tempat Asal/Kebangsaan.
b. Profil Non Fisik: Perilaku psikologi secara umum,
Konsistensi dan kompleksitas, Psychography (Gambaran
Kejiwaan), Opini, Tipologi Kejiwaan, Tipologi Pariwisata,
Group/ Individu, Motivasi, Emosi.
2. Subsistem Fasilitas Wisata
Fasilitas wisata merupakan subsistem pendukung yang
menopang terwujudnya produk paket wisata. Kehadiran fasilitas
PAKET WISATA
(PRODUK)
FASILITAS WISATA
wisata melengkapai atraksi wisata yang mempunyai daya tarik
kepada wisatawan. Dalam garis besar faktor-faktor berikut perlu
menjadi pertimbangan fasilitas wisata dalam penyusunan paket
wisata:
a. Transportasi
Nuriata (2014:65) mengatakan bahwa transportasi
merupakan fasilitas atau komponen yang sangat penting
dalam penyusunan suatu paket. Berikut ini merupakan faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan fasilitas
transportasi :
1) Moda transportasi yang dipilih termasuk kelompok dari
setiap moda.
2) Kondisi dan fasilitas yang ada
3) Harga / biaya termasuk kelas
4) Waktu, menyangkut jadwal perjalanan dan lama tempuh
5) Lokasi dan topografi
6) Kemudahan pencapaian
7) Keunikan & Seasonal
b. Akomodasi
Nuriata (2014:63) mengatakan bahwa akomodasi
merupakan fasilitas wisata yang sangat penting dalam
penyusunan program paket wisata. Faktor-faktor dalam
fasilitas akomodasi berikut ini perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam penyusunan program paket wisata:
1) Bentuk Akomodasi (bintang atau non-bintang, block
system, cottage ,bungalow).
2) Kapasitas kamar dan tingkat hunian
3) Harga dan kondisi sarana akomodasi tersebut
4) Fasilitas dan pelayanan yang mendukung
5) Lokasi
6) Kemudahan pencapaian
7) Adekusi /persediaan – Tingkat Hunian
8) Sanitasi
9) Keunikan
10) Seasonal
c. Restoran
Menurut Nuriata (2014:64) restoran merupakan
fasilitas wisata yang sangat penting dalam penyusunan
program paket wisata, karena retoran ini menyiapkan
kebutuhan makan dan minum bagi wisatawan dalam
perjalanan wisatanya. Faktor-faktor dalam fasilitas restoran
berikut ini yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
dalam pemyusunan paket wisata:
1) Bentuk restoran
2) Kapasitas pengunjung / meja yang tersedia
3) Harga, menu dan kondisi dari sarana restoran
4) Fasilitas dan pelayanan yang mendukung
5) Lokasi & Kemudahan pencapaian (aksesbilitas)
6) Pelayanan
7) Keunikan
8) Seasonal
3. Subsistem Atraksi Wisata
Atraksi wisata adalah sub sistem yang memberikan warna
dalam perjalanan wisata. Atraksi wisata merupakan hal utama
maupun andalan dari penyusun produk paket wisata. Menurut
Nuriata (2014:54), dalam garis besar terdapat 3 jenis atraksi
wisata, yaitu
a. Atraksi wisata alam
Daya pikat dari atraksi alam, adalah semua keadaan fisik
dan non fisik darialam yang berhubungan dengan fenomena
alam. Sebuah atraksi wisata alam dapat di identifikasikan
kualitasnya atas pertimbangan berikut:
1) Keindahan Alam
2) Iklim / Cuaca (Climate Attraction)
3) Atraksi Air (Water Attraction)
4) Flora dan Fauna
b. Atraksi Wisata Budaya
Atraksi wisata budaya mempunyai daya tarik yang
kuat kepada wisatawan.Pada prinsipnya wisata budaya ini
bersumber dari tiga kekuatan pokok dari budaya, yaitu :
Tradisi, adat dan agama. Atraksi wisata budaya yang dapat
diidentifikasikan berkualitas dapat berbentuk :
1) Budaya eksotik
2) Kebiasaan, Tradisi adat
3) Agama/kepercayaan
4) Etnik
5) Budaya Modern
6) Atraksi Sejarah
c. Atraksi wisata kombinasi alam dan budaya
Untuk memutuskan pertimbangan terhadap atraksi wisata
agar dapat menjadi salah satu bagian dari paket wisata menurut
Nuriata (2014:50) dapat menggunakan borang justifikasi yaitu
adalah sebuah tabel yang didalamnya terdapat beberapa criteria
seperti keunikan, sesuai selera, leisure, edukasi, daya dukung
serta aksesibilitas dengan penilaian menggunakan skor 1 sampai
dengan 5 dengan skor 1 yang berarti kurang dan skor 5 yang
berarti luar biasa baik. Nilai maksimum dalam penilaian ini
mencapai 30 dengan nilai tengah adalah 15. Skor 20-30 memiliki
arti bahwa atraksi wisata tersebut optimis dapat dijadikan elemen
dari suatu paket wisata. Fungsi dari boring justifikasi menurut
Nuriata (2014:78) adalah sebagai berikut :
1. Memutuskan atraksi wisata yang memenuhi kriteria objektif
produk
2. Mengubah kualitatif menjadi kuantitatif
3. Membangkitkan optimism atas pilihan pada atraksi wisata
4. Menentukan peringkat pilihan atraksi wisata
4. Subsistem Waktu
Waktu adalah subsistem yang membatasi ataupun
merupakan suatu kendala dalam pergerakan perjalanan paket
wisata. Waktu pada penyusunan paket wisata dapat bersifat
eksternal dan internal. Pertimbangan internal berkaitan dengan
fasilitas, biaya, dan tempat sedangkan eksternal berkaitan dengan
kebosanan dan kelelahan bagi wisatawan.
Adapun Menurut Semer dan Purzyeki (2000:325), berikut
merupakan 6 elemen dasar dalam penyusunan paket wisata, yaitu:
1. Transportation : Motorcoach, Minicoach or van, Small local bus, Air,
Train, Limousine, Ship or ferry.
2. Accomodation : Resort, Hotel, Motel, Lodge, Cruise Ship, Camping,
Special/ Unique
3. Meals : Breakfast only, Two meals per day, Three meals per day
4. Sightseeing/ Guide Service : Natural sites, Scenic road, Guided city
tours, Countryside excursions
5. Attraction : Museum, Art Galleries, Theme Parks, Historical,
Education/ Cultural
6. Activities : Walking, Hiking, Sport (Golf, Tennis, Scuba Diving),
Photography, Adventure, Special events
Berdasarkan pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa wisatawan,
fasilitas wisata, atraksi wisata serta waktu merupakan elemen penyusun
paket wisata yang saling berkaitan satu sama lain sehingga dibutuhkan
kecocokan satu sama lain antar setiap elemen atau komponen penyusun
paket wisata.
D. Konsep Inclusive Tourism
Papathanassis (2011:3) dalam bukunya menyatakan bahwa saat ini
pariwisata yang berkembang tidak hanya Mass Tourism namun juga Special
Interest Tourism. Baik dari segi atraksi wisata maupun dari segi wisatawan.
Salah satu contoh dari wisata minat khusus (Special Interest Tourism)
adalah Inclusive Tourism. Menurut Papathanassis (2011:159) Inclusive
Tourism ialah
“…Inclusive Tourism is often referred to as Accessible Tourism or
even 'Disabled Tourism'. Disabled people were used to be and still
are partially excluded from the leisure activities offered to people
without mobility problems. Therefore accessible tourism is about
makingit easy for all people, irrespective of their gender, age or
physical status, to enjoy tourism experiences.lt is a set of services
and facilities for individuals with special needs, who are for
example disabled, elderly travellers, pregnant women, parents
pushing their children instrollers or even people with
temporary injuries, such asa broken leg or chronic ailments.
Allthese people need to be particularly enabled during their travel.
Thus, accessible tourism isthe ongoing attempt to ensure that
tourist destinations, products and services around theworld are
accessibleto all people, regardless of their physicallimitations,
disabilities or age. It comprises publicly and privately owned
tourist locations. Not only the mobility-impaired people benefit
from the improvements, but also their relatives, friends and
othercompanions. Accessibility in tourism is a social right which
concerns all citizens.”
Hal ini memiliki arti bahwa bahwa Inclusive Tourism atau sering
disebut juga dengan Accesible Tourism atau Disabled Tourism merupakan
suatu kegiatan wisata yang tidak hanya ditawarkan untuk orang-orang yang
tidak memiliki masalah dalam mobilitas namun juga ditawarkan kepada
orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus. kegiatan wisata ini membuat
mudah bagi semua orang terlepas dari jenis kelamin, usia atau kondisi fisik
untuk menikmati pengalaman berwisata. Hal ini berupaya untuk
memastikan bahwa semua wisatawan dalam hal ini adalah orang
berkebutuhan khusus mendapatkan tujuan, produk serta layanan di seluruh
dunia yang dapat diakses oleh semua orang, terlepas dari
physicallimitations mereka, cacat atau usia. Tingkat kemudahan dalam
melakukan wisata merupakan hak sosial untuk semua warga negara.
E. Konsep Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menurut Jannah & Ira
Darmawanti (2004:15) merupakan anak yang ketika berada dalam proses
pertumbuhan atau perkembangan mengalami penyimpangan fisik, mental-
intelektual, sosial atau emosional dibandingkan dengan anak lain seusianya,
sehingga mereka membutuhkan perhatian lebih. Menurut Aqila Smart
(2010:33) Anak Berkebutuhan Khusus merupakan anak yang mempunyai
karakter khusus yang berbeda daripada anak biasanya. Namun tidak
selamanya anak berkebutuhan khusus menunjukan kekurangan pada mental,
emosi ataupun dalam penampilan fisik. Aqila Smart juga menambahkan
bahwa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sendiri terbagi menjadi 8
kategori yaitu :
TABEL 7
KATEGORI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1. Tuna Netra 5. Tuna Laras
2. Tuna Rungu Wicara 6. Autisme
3. Tuna Grahita 7. ADHD
4. Tuna Daksa 8. Anak Berbakat
Sumber: Aqila Smart (2010:33)
Menurut Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementrian Kesehatan RI
dalam Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa Tahun
2010 (http://www.gizikia.depkes.go.id, diakses pada tanggal 14 Maret 2016
Pukul 14:26 WIB) Anak Berkebutuhan Khusus dapat digolongkan menjadi
beberapa kelompok antara lain Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita,
Tunadaksa, Tunalaras, Attention Deficit and Hyperactivity Disorder
(ADHD), Autisme dan Tunaganda, yang masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda dan memerlukan penanganan dan pelayanan
yang berbeda pula.
Karakteristik untuk masing-masing jenis kebutuhan khusus, dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Tuna Netra
Karakteristik anak tunanetra antara lain: mempunyai kemampuan
berhitung, menerima informasi dan kosakata hampir menyamai anak
normal tetapi mengalami kesulitan dalam hal pemahaman yang
berhubungan dengan penglihatan; kesulitan penguasaan keterampilan
sosial yang ditandai dengan sikap tubuh tidak menentu, agak kaku, serta
antara ucapan dan tindakan kurang sesuai karena tidak dapatmengetahui
situasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Umumnya mereka
menunjukkan kepekaan indera pendengaran dan perabaan yang lebih
baik dibandingkan dengan anak normal, serta sering melakukan perilaku
stereotip seperti menggosok-gosokkan mata dan meraba-raba
sekelilingnya.
2. Tuna Rungu Wicara
Anak Tuna rungu mengalami gangguan komunikasi secara verbal
karena kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga
mereka menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi, oleh karena
itu pergaulan dengan orang normal mengalami hambatan. Selain itu
mereka memiliki sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, cepat
marah dan mudah tersinggung. Kesehatan fisik pada umumnya sama
dengan anak normal lainnya. Tuna Rungu dapat dikategorikan menjadi
beberapa tingkatan antara lain:
a. Tunarungu Ringan:
Mampu mendengar dan mengulangi kata-kata yang diucapkan
dengan suara normal/biasa pada jarak 1 meter (kemampuan daya
dengar kesetaraan audiometrik: 26-40 dB).
b. Tunarungu Sedang
Mampu mendengar dan mengulangi kata-kata yang diucapkan
dengan suara yang diperkeras dengan jarak 1 meter (kemampuan
daya dengar kesetaraan audiometrik 41-60dB).
c. Tunarungu Berat:
Mendengar kata-kata yang disampaikan dengan berteriak pada sisi
telinga yang sehat (kemampuan daya dengar kesetaraan audimetrik
61-80 dB).
3. Tuna Grahita
Memiliki prestasi sekolah kurang secara menyeluruh, tingkat
kecerdasan (IQ) di bawah 70, memiliki ketergantungan pada norang lain
secara berlebihan, kurang tanggap, penampilan fisiknya kurang
proporsional, perkembangan bicara terlambatdan bahasa terbatas.
Tingkat keparahan tunagrahita dapat diketahui melalui deteksi
keterbelakangan mental dengan menggunakan instrumen khusus, yang
dapat digolongkan menjadi:
a. Keterbelakangan mental ringan IQ 50-69
b. Keterbelakangan mental sedang IQ 35-49
c. Keterbelakangan mental berat IQ 20-34
d. Keterbelakangan mental sangat berat IQ <2
4. Tuna Daksa
Karakterisitik anak tunadaksa adalah anggota gerak tubuh tidak
lengkap, bentuk anggota tubuh dan tulang belakang tidak normal,
kemampuan gerak sendi terbatas, ada hambatan dalam melaksanakan
aktifitas kehidupan sehari-hari.
5. Tuna Laras
Karakteristik anak tunalaras adalah: melakukan tindakan
kekerasan bukan karena mempertahankan diri, misalnya pemukulan,
penganiayaan dan pencurian, serta sering melakukan pelanggaran
berbagai aturan.
6. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Karakteristik untuk kelainan ini adalah hiperaktif, tidak bisa
istirahat, tidak kenal lelah, perilaku tidak sabaran dan impulsif, tetapi
masih punya kemampuan untuk memberikan perhatian dan tanggung
jawab, serta sering menghabiskan waktu untuk mengerjakan sesuatu
yang menarik perhatian mereka.
7. Autisme
Karakteristik anak autisme adalah memiliki respon abnormal
terhadap stimuli sensori, perkembangan kemampuan kognitif terlambat,
tidak mampu mengembangkan sosialisasi yang normal, gangguan dalam
berbicara, bahasa dan komunikasi; serta senang meniru atau mengulangi
kata-kata orang lain.
8. Tuna Ganda
Anak tunaganda memiliki ciri dan karakteristik antara lain: memiliki
ketunaan lebih dari satu; semakin parah apabila tidak segera
mendapatkan bantuan; sulit dievaluasi, cenderung menimbulkan
ketunaan baru; memiliki wajah yang khas, pertumbuhan dan
perkembangannya lebih lambat dari usia kalendernya, kemampuan
orientasi dan mobilitasnya terbatas; cenderung menyendiri, memiliki
emosi tidak stabil, perkembangan emosi pada umumnya tidak sesuai
dengan usia kalendernya; dan tingkat kecerdasan yang cenderung
rendah.
BAB III
TINJAUAN OBJEK PENELITIAN DAN DATA TEMUAN
A. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa Risantya
1. Profil Sekolah Luar Biasa Risantya Kota Bandung
GAMBAR 2
LOGO SEKOLAH LUAR BIASA RISANTYA
Sumber: SLB Risantya Kota Bandung
Sekolah Luar Biasa Risantya merupakan salah satu sekolah
swasta dan juga tempat terapi bagi anak berkebutuhan khusus yang
berada di Jalan Kotabaru raya No.30 kelurahan Citeul Kecamatan Regol
Kota Bandung. Sekolah ini berdiri pada tahun 2003 dengan ijin
operasional berdasarkan kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
No. 421.9 /SK.110 / SLB-PPTSP Tanggal 12 September 2008 Berikut di
bawah Yayasan Risantya yang diketuai oleh dr. Nelly Amalia Risan,
Sp.A (K). Pada tahun ajaran 2015/2016 Sekolah luar biasa risantya
memiliki 50 murid dengan kebutuhan yang berbeda diantaranya murid-
murid tersebut termasuk dalam kategori Down Syndrome, Autis, Tuna
Grahita dan Tuna Daksa Sekolah Luar Biasa Risantya merupakan salah
satu sekolah yang memiliki pusat pelayanan terpadu dengan harapan
agar dapat memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus untuk
mengikuti pembelajaran sesuai dengan kemampuan anak.
2. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Risantya Kota Bandung
a. Visi : Terlayaninya Kesempatan Belajar Bagi Semua Anak
Berkebutuhan Khusus di Kota Bandung dalam Lingkungan
Pembelajaran Yang Ramah Dan Berkualitas
b. Misi :
1) Mencetak pribadi yang mandiri dan berkarakter melalui
pemberdayaan kemampuan yang ada sehingga mewujudkan
pembelajaran aktif dan menyenangkan
2) Mewujudkan manusia yang berakhlak mulia
3) Menanamkan pribadi yang sesuai dengan agama, budaya
dan bangsa
4) Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus agar berbudi pekerti
luhur, dan berperilaku yang dapat diterima oleh Masyarakat,
Melatih Anak Berkebutuhan Khusus melalui kegiatan Life
Skill agar hidup Mandiri
3. Tujuan didirikannya Sekolah Luar Biasa Risantya Kota Bandung
a. Membentuk manusia Indonesia yang taat terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
b. Membentuk manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur,
sehat, berilmu, cakap, mandiri dan bertanggung jawab
c. Berperan aktif dalam mensukseskan program pemerintah yaitu “
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun”.
d. Memberikan informasi dan penerangan kepada masyarakat
langsung maupun tidak langsung tentang hak-hak anak dalam
memperoleh pendidikan dan pengetahuan.
4. Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan
a. Tujuan Umum : Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakan
dasar kecerdasan berdasarkan kemampuan, pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan agar hidup mandiri
serta mengikuti pendidikan kepada jenjang berikutnya serta
mengembangkan sikap, keimanan, dan keterampilan sesuai
potensinya yang dimiliki.
b. Tujuan Khusus.
1) Tingkat TKLB.
a) Mempersiapkan peserta didik memiliki pengetahuan,
kepribadian, dan keterampilan dasar untuk kecakapan
hidup.
b) Mempersiapkan ahlak mulia, sikap bijak, dan
kemandirian peserta didik
c) Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang SDLB baik untuk di lingkungan
sekolah sendiri atau siswa pada satuan yang lebih tinggi.
2) Tingkat SDLB
a) Mempersiapkan peserta didik memiliki pengetahuan,
kepribadian dan keterampilan dasar untuk kecakapan
hidup.
b) Mempersiapkan ahlak mulia, sikap bijak, dan
kemandirian peserta didik.
c) Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMPLB baik untuk di lingkungan
sekolah sendiri atau siswa pada satuan yang lebih
tinggi.
3) Tingkat SMPLB
a) Mempersiapkan peserta didik memiliki pengetahuan,
kepribadian dan keterampilan dasar untuk kecakapan
hidup.
b) Mempersiapkan ahlak mulia, sikap bijak, dan
kemandirian peserta didik.
c) Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMALB baik untuk di
lingkungan sekolah sendiri atau siswa pada satuan yang
lebih tinggi.
4) Tingkat SMALB
a) Mempersiapkan peserta didik memiliki pengetahuan,
kepribadian dan keterampilan dasar untuk kecakapan
hidup.
b) Mempersiapkan ahlak mulia, sikap bijak, dan
kemandirian peserta didik.
c) Mempersiapkan peserta didik memiliki kemandirian
berdasarkan pengetahuan, kepribadian, dan
keterampilan yang telah diberikan.
Tabel 8 dibawah ini merupakan keterampilan dasar
(PJOK, SBK dan Bina diri), kompetensi inti serta kompetensi
dasar yang menjadi salah satu acuan diadakannya kegiatan di
luar sekolah oleh pihak SLB Risantya :
TABEL 8
KETERAMPILAN DASAR, KOMPETENSI INTI DAN
KOMPETENSI DASAR UNTUK MURID SLB
RISANTYA TAHUN AJARAN 2015/2016
KETERAMPILAN
DASAR KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
PJOK
(Sensomotorik)
Melakukan berbagai gerak
dasar permainan dan
olahraga dengan peraturan
yang dimodifikasi dengan
nilai yang ada
Melakukan koordinasi
gerak dasar dalam teknik
lari, lempar dan lompat
dengan regulasi yang
dimodifikasi serta nilai
semangat, sportivitas
percaya diri dan kejujuran
Melakukan rangkaian
gerak ritmik sederhana
secara berpasangan
maupun beregu. Dan nilai-
nilai yang terkandung di
dalamnya
Melakukan gerak ritmik
sederhana di tempat
dengan gerakan
membungkuk, menekuk,
maupun meliuk secara
berpasangan dan beregu
serta nilai kerjasama,
disiplin dan estetika
SBK
(Keterampilan)
Membuat karya kerajinan
tangan
Menirukan dan membuat
karya kerajinan tangan
Memamerkan karya seni
dan kerajinan nusantara
dan berkarya
Membuat karya seni rupa
dari bahan daur ulang
Mengekpresikan berbagai
ide kreatif dalam musik
dengan gaya musik daerah
setempat
a. Mengenal dan
memainkan alat musik
b. Menyanyikan lagu
dengan gerak/gaya &
iringan musik sederhana
Bina diri
Mempraktekan mencuci
peralatan makan
Mempraktekan mencuci
peralatan makan
Mampu menjaga
keselamatan diri sendiri
a. Mengatasi bahaya
b. Mengendalikan diri dari
bahaya
Sumber: SLB Risantya Kota Bandung
B. Data Temuan
1. Tinjauan Karakteristik siswa siswi di Sekolah Luar Biasa Risantya
Bandung.
Karakteristik siswa-sisiwi yang akan dibahas mencangkup
aspek Psikografis dari para siswa-siswi. Penulis mendapatkan profil
siswa siswi dari hasil penyebaran kuesioner sejumlah 50 responden.
Responden tersebut adalah orang tua dari siswa siswi di SLB
Risantya. Aspek psikografis dalam penelitian ini meliputi motivasi
kunjungan, aktivitas yang dilakukan, lama kunjungan serta frekuensi
kunjungan.
Adapun dibawah ini merupakan hasil olahan data kuesioner
berdasarkan aspek motivasi kunjungan :
TABEL 9
REKAPITULASI MOTIVASI KUNJUNGAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016.
Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa 56% atau sebanyak 28
responden di SLB Risantya memiliki motivasi kunjungan untuk
menambah pengetahuan/ edukasi, 40% atau sebanyak 20 responden
memiliki motivasi kunjungan untuk rekreasi/ bersantai, 4% atau
No Motivasi Kunjungan N Presentase
%
1 Menjaga Kesehatan 2 4%
2 Menambah Pengetahuan 28 56%
3 Rekreasi/ Bersantai 20 40%
4 Lainnya 0 0%
Total 50 100%
sebanyak 2 orang responden memiliki motivasi kunjungan untuk
menjaga kesehatan.
Berikut dibawah ini merupakan hasil olahan data kuesioner
berdasarkan aktivitas yang ingin dilakukan oleh responden :
TABEL 10
REKAPITULASI AKTIVITAS YANG INGIN
DILAKUKAN OLEH RESPONDEN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016.
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa 16% atau sebanyak 8
responden di SLB Risantya menginginkan aktivitas hiking saat
berwisata, 28% atau sebanyak 14 responden menginginkan aktivitas
piknik, 38% atau sebanyak 19 responden menginginkan aktivitas
outbound, 12% atau sebanyak 6 responden menginginkan aktivitas
berkemah, 42% atau sebanyak 21 responden menginginkan aktivitas
membuat kerajinan tangan, 52% atau sebanyak 26 responden
menginginkan aktivitas melihat seni dan budaya, 66% atau sebanyak
33 responden menginginkan aktivitas menikmati pemandangan
alam, 44% atau sebanyak 22 responden menginginkan aktivitas
No Aktivitas yang Dilakukan N Presentase
%
1 Hiking 8 16%
2 Piknik 14 28%
3 Outbound 19 38%
4 Berkemah 6 12%
5 Membuat Kerajinan Tangan 21 42%
6 Melihat Seni dan Budaya 26 52%
7 Menikmati Pemandangan
Alam 33 66%
8 Mengamati Flora dan Fauna 22 44%
9 Mencicipi Kuliner 20 40%
mengamati flora dan fauna dan yang terakhir 40% atau sebanyak 20
responden menginginkan aktivitas membuat dan mencicipi kuliner.
Berikut dibawah ini merupakan hasil olahan data kuesioner
berdasarkan lama perjalanan wisata yang dibutuhkan oleh responden
TABEL 11
REKAPITULASI LAMA PERJALANAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016.
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa 50% atau sebanyak
25 responden di SLB Risantya membutuhkan waktu perjalanan
wisata > 2 hari, 42% atau sebanyak 21 responden membutuhkan
waktu perjalanan wisata 2- 3 hari, 8% atau sebanyak 4 responden
membutuhkan waktu perjalanan wisata 3 - 4 hari.
Berikut dibawah ini merupakan hasil olahan data kuesioner
berdasarkan frekuensi wisata yang dibutuhkan oleh responden :
TABEL 12
REKAPITULASI FREKUENSI WISATA
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016.
No Lama Perjalanan N Presentase
%
1 > 2 Hari 25 50%
2 2 - 3 Hari 21 42%
3 3 – 4 Hari 4 8%
Total 50 100%
No Frekuensi Wisata N Presentase
%
1 > 2 Kali 30 60%
2 1 – 2 Kali 20 30%
Total 50 100%
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa 60% atau sebanyak
30 responden di SLB Risantya rata-rata melakukan wisata > 2 kali
dalam satu tahun, 40% atau sebanyak 20 responden rata-rata
melakukan wisata 1 – 2 kali dalam satu tahun.
Berikut dibawah ini merupakan hasil olahan data kuesioner
berdasarkan jenis wisata yang diminati oleh responden :
TABEL 13
REKAPITULASI JENIS WISATA YANG DIMINATI
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016.
Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa 46% atau sebanyak
23 responden di SLB Risantya memiliki minat pada jenis wisata
alam, 44% atau sebanyak 22 responden memiliki minat pada jenis
wisata edukasi, 6% atau sebanyak 3 orang responden memiliki
minat pada jenis wisata budaya, 4% atau sebanyak 2 responden
memiliki minat pada jenis wisata buatan.
Berikut dibawah ini merupakan hasil olahan data kuesioner
berdasarkan atraksi wisata yang ingin dikunjungi oleh responden
di kawasan Kabupaten Bandung Selatan :
No Jenis Wisata N Presentase
%
1 Wisata Alam 23 46%
2 Wisata Edukasi 22 44%
3 Wisata Budaya 3 6%
4 Wisata Buatan 2 4%
Total 50 100%
GAMBAR 3
ATRAKSI WISATA YANG INGIN DIKUNJUNGI
DI KAWASAN KABUPATEN BANDUNG SELATAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa 14% atau sebanyak
7 responden di SLB Risantya ingin berkunjung ke situ patenggang
saat berada di kawasan kabupaten Bandung Selatan, 28% atau
sebanyak 14 responden ingin berkunjung ke kawah putih saat berada
di kawasan kabupaten Bandung Selatan, 40% atau sebanyak 20
responden ingin berkunjung ke bumi perkemahan rancaupas saat
berada di kawasan kabupaten Bandung Selatan, 60% atau sebanyak
30 responden ingin berkunjung ke kebun strawberry ciwidey saat
berada di kawasan kabupaten Bandung Selatan, 12% atau sebanyak
6 responden ingin mengunjungi kolam renang Ciwalini saat berada
di kawasan kabupaten Bandung Selatan, 32% atau sebanyak 16
responden ingin mengunjungi perkebunan teh Malabar saat berada
di kawasan kabupaten Bandung Selatan, 28% atau sebanyak 14
14%
28%
40%
60%
12%
32% 28%
54%
Re
spo
nd
en
responden ingin mengunjungi cimanggu Hot Spring saat berkunjung
ke Bandung Selatan, 54% atau sebanyak 27 responden ingin
mengunjungi PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu) saat berada di
kawasan kabupaten Bandung Selatan dan terakhir 34% atau
sebanyak 17 responden ingin mengunjungi KPBS Pangalengan saat
berada di kawasan kabupaten Bandung Selatan.
Berikut dibawah ini merupakan hasil olahan data kuesioner
berdasarkan atraksi wisata yang ingin dikunjungi oleh responden di
kawasan Kabupaten Bandung Barat :
GAMBAR 4
ATRAKSI WISATA YANG INGIN DIKUNJUNGI
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa 26% atau sebanyak
18 responden di SLB Risantya ingin berkunjung ke Gunung
Tangkuban Perahu saat berada di Kabupaten Bandung Barat, 54%
atau sebanyak 27 responden ingin berkunjung ke De’ranch
Lembang saat berada di Kabupaten Bandung Barat, 28% atau
sebanyak 16 responden ingin berkunjung ke floating market saat
26%
54%
28% 26% 28%
42% 32%
40%
Res
po
nd
en
berada di Kabupaten Bandung Barat, 26% atau sebanyak 13
responden ingin berkunjung ke dusum bambu saat berada di
Kabupaten Bandung Barat, 28% atau sebanyak 16 responden ingin
berkunjung ke Oubound Grafika Cikole saat berada di Kabupaten
Bandung Barat, 42% atau sebanyak 21 responden ingin
berkunjung ke pemandian air panas Sariater saat berada di
Kabupaten Bandung Barat, 32% atau sebanyak 16 responden ingin
mengujungi kampung gajah saat berada di Kabupaten Bandung
Barat, 40% atau sebanyak 20 responden ingin mengunjungi
Observatorium Bosscha saat berada di Kabupaten Bandung Barat,
24% atau sebanyak 12 responden ingin berkunjung ke jendela
alam lembang saat berada di Kabupaten Bandung Barat dan yang
terakhir 22% atau sebanyak 11 responden ingin berkunjung ke
tahu susu lembang saat berada di Kabupaten Bandung Barat.
2. Tinjauan Atraksi Wisata
Atraksi wisata merupakan salah satu unsur terpenting dalam
suatu paket wisata dimana atraksi wisata merupakan daya tarik bagi
setiap wisatawan. Setiap daerah memiliki atraksi wisatanya masing-
masing. Berikut merupakan beberapa atraksi wisata yang berada di
Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung Selatan :
a) Gunung Tangkuban Perahu
GAMBAR 5
GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
Sumber: http://visitlembang.com/
Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak
di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah
utara Kota Bandung. Gunung Tangkuban Perahu memiliki
ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini
adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari
timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan
kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan
adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung
tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban
Perahu dikelola oleh Perum Perhutanani.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Tangkuban perahu berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 14
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA TANGKUBAN PERAHU
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Gunung Tangkuban Perahu
Jenis : Alam
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 12 26 12 200 4,0
Sesuai Selera 4 26 20 184 3,6
Leisure 6 34 10 196 3,9
Edukasi 17 33 217 4,3
Fasilitas 12 31 7 205 4,1
Aksesibilitas 10 32 8 202 4,0
Jumlah Nilai 23,9
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata Tangkuban Perahu adalah sebesar 23,9 dari 30 oleh
50 responden. Nilai tertinggi dari kawah putih terdapat pada edukasi
yaitu sebesar 4,3.
a) De’Ranch Lembang
GAMBAR 6
DE’RANCH LEMBANG
Sumber: http://visitlembang.com/
De’Ranch merupakan salah satu atraksi wisata di daerah
lembang yang menawarkan nuansa baru dalam wisata alam dengan
menampilkan nuansa peternakan yang dapat sambil menunggang
kuda dengan kostum khas cowboy, lahan hijau dan aktifitas
lainnya yang sangat cocok untuk seluruh keluarga.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
De’Ranch Lembang berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 15
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA DE’RANCH LEMBANG
n = 50
Nama Atraksi Wisata : De'Ranch Lembang
Jenis : Alam dan Buatan
Uraian
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 20 1 219 4,3
Sesuai Selera 16 7 209 4,1
Leisure 16 4 212 4,2
Edukasi 26 4 222 4,4
Fasilitas 20 26 216 4,3
Aksesibilitas 7 11 196 3,9
Jumlah Nilai 25,2
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata De’Ranch lembang adalah sebesar 25,2 dari 30 oleh
50 responden. Nilai tertinggi dari De’Ranch Lembang terdapat pada
edukasi yaitu sebesar 4,4.
b) Floating Market
GAMBAR 7
FLOATING MARKET
Sumber: http://visitlembang.com/
Floating Market Lembang merupakan taman wisata yang
dibangun di kawasan danau Situ Umar, letaknya tepat di belakang
Grand Hotel Lembang. Jarak dari pasar Lembang tidak sampai 500
meter. menyajikan konsep wisata yang menggabungkan antara
perpaduan alam lembang yang mempesona dengan pasar terapung
tradisional seperti yang ada di bangkok thailand, sungai kuin
banjarmasin dan langkat sumatra utara. wisatawan dapat
merasakan sensasi belanja diatas perahu yang terapung di danau
seperti membeli makanan tradisional.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Floating Market berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 16
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA FLOATING MARKET
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Floating Market
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 20 28 2 218 4,3
Sesuai Selera 12 34 4 208 4,1
Leisure 18 29 3 215 4,3
Edukasi 7 32 11 196 3,9
Fasilitas 18 25 7 211 4,2
Aksesibilitas 5 34 11 194 3,8
Jumlah Nilai 24,6
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata floating market adalah sebesar 24,6 dari 30 oleh 50
responden. Nilai tertinggi dari floating market terdapat pada
keunikan yaitu sebesar 4,3.
c) Dusun Bambu
GAMBAR 8
DUSUN BAMBU
Sumber: http://visitlembang.com/
Dusun bambu merupakan tempat wisata alam yang terletak
di kaki Gunung Burangrang Cisarua Lembang ini menyajikan area
wisata yang dilengkapi dengan restaurant, villa dan fasilitas
lainnya seperti Pasar Khatulistiwa dan Tegal Pangulinan. Beragam
aktifitas dapat dilakukan ditempat ini seperti bersepeda santai
sambil menikmati sejuknya udara pegunungan Lembang, camping
dan kegiatan luar ruang lainnya.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Dusun Bambu berdasarkan penilaian dari 50 responden
TABEL 17
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA DUSUN BAMBU
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Dusun Bambu
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 31 2 215 4,3
Sesuai Selera 17 4 213 4,2
Leisure 14 3 211 4,2
Edukasi 16 30 212 4,2
Fasilitas 28 3 216 4,3
Aksesibilitas 14 27 1 204 4,0
Jumlah Nilai 25,2
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata dusun bambu adalah sebesar 25,2 dari 30 oleh 50
responden. Nilai tertinggi dari dusun bamboo terdapat pada
keunikan dan fasilitas yaitu sebesar 4,3.
d) Outbound Grafika Cikole
GAMBAR 9
OUTBOUND GRAFIKA CIKOLE
Sumber: http://visitlembang.com/
Wisata Grafika Cikole atau lebih di kenal dengan Grafika
Cikole, berlokasi di perbukitan seluas 9 hektar dan berada pada
ketinggian 1.400 Mdpl. Wisata alam Grafika cikole dikelilingi
hutan pinus yang lebat dan hijau, sehingga suhu udara pada siang
hari hanya mencapai sekitar 20 derajat celcius. Dan jika malam
hari wisata alam cikole Grafika memiliki suhu sekiar 5 derajat
celcius. Grafika cikole menyediakan area outbond, dimana
terdapat 2 jenis area outbound outbond yaitu Classified outbond
dan regular outbond. Didalam area outbond juga terdapat lokasi
penangkaran rusa yang dikelola oleh pihak wisata alam Grafika
cikole bandung.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Outbound Grafika Cikole berdasarkan penilaian dari 50 responden
TABEL 18
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA OUTBOUND GRAFIKA
CIKOLE
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Outbound Grafika Cikole
Jenis : Alam dan Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 17 4 213 4,2
Sesuai
Selera 12 14 198 3,9
Leisure 24 226 4,5
Edukasi 23 227 4,5
Fasilitas 15 8 207 4,1
Aksesibilitas 15 28 208 4,1
Jumlah Nilai 25,3
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata outbound Grafika cikole adalah sebesar 25,3 dari 30
oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari outbound Grafika cikole
terdapat pada leisure dan edukasi yaitu sebesar 4,5.
e) Pemandian Air Panas Sariater
GAMBAR 10
PEMANDIAN AIR PANAS SARIATER
Sumber: http://visitlembang.com/
Pemandian air panas Sariater berada di dekat subang, air
panas yang berada di pemandian ini mengandung zat-zat alam
yang baik dan dapat mengobati penyakit kulit, serta berkhasiat
untuk terapi penyembuhan gangguan syaraf dan tulang, serta
penyembuhan kelumpuhan. Oleh karena itu, sejumlah tempat di
Sariater juga menyediakan fasilitas terapi pengobatan. Ini tentu
akan sangat bermanfaat bagi mereka yang hendak melakukan
terapi berendam air panas alam secara rutin.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Air Panas Sariater berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 19
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA AIR PANAS SARIATER
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Pemandian Air Panas Sariater
Jenis : Alam dan Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 6 14 192 3,8
Sesuai Selera 15 14 201 4,0
Leisure 20 20 4 178 3,5
Edukasi 8 16 23 179 3,5
Fasilitas 5 28 188 3,7
Aksesibilitas 5 33 193 3,8
Jumlah Nilai 22,3
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata Pemandian Air Panas Sariater adalah sebesar 22,3
dari 30 oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari Pemandian Air Panas
Sariater terdapat pada selera yaitu sebesar 4,0.
Berikut di bawah ini merupakan penilaian responden
terhadap atraksi wisata Observatorium Bosscha.
f) Observatorium Bosscha
GAMBAR 11
OBSERVATORIUM BOSSCHA
Sumber: http://visitlembang.com/
Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat
peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha
dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige
Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda.
Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar
15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis
107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini
berdiri di atas tanah seluas 6 hektare, dan berada pada ketinggian
1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m
dari dataran tinggi Bandung. Keberadaan Observatorium Bosscha
dilindungi oleh UU Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Observatorium Bosscha berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 20
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA OBSERVATORIUM
BOSSCHA
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Observatorium Bosscha
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 4 28 18 186 3,7
Sesuai Selera 13 17 20 193 3,8
Leisure 8 26 16 192 3,8
Edukasi 8 29 13 195 3,9
Fasilitas 26 16 8 168 3,3
Aksesibilitas 3 18 26 3 171 3,4
Jumlah Nilai 21,9
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata Observatorium Bosscha adalah sebesar 21,9 dari 30
oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari observatorium bosscha
terdapat pada edukasi yaitu sebesar 3,9.
g) Kampung Gajah
GAMBAR 12
KAMPUNG GAJAH
Sumber: http://www.indotravelers.com/
Kampung Gajah yang berlokasi di sebelah utara
kota Bandung adalah sebuah kawasan wisata terpadu yang sangat
cocok untuk anak-anak dan orang dewasa. Sesuai dengan temanya
yaitu “Wisata, Belanja, dan Kuliner“, di Kampung Gajah Bandung
tersedia berbagai jenis wahana permainan yang menyenangkan,
beberapa tempat belanja berupa factory outlet, hingga 4 jenis
restoran yang disediakan bagi para pecinta wisata kuliner.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Kampung Gajah berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 21
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA KAMPUNG GAJAH
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Kampung Gajah
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 11 6 205 4,1
Sesuai Selera 12 7 205 4,1
Leisure 20 29 172 3,5
Edukasi 22 20 188 3,7
Fasilitas 5 19 186 3,7
Aksesibilitas 10 12 198 3,9
Jumlah Nilai 23
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata Kampung Gajah adalah sebesar 23 dari 30 oleh 50
responden. Nilai tertinggi dari Kampung Gajah terdapat pada
keunikan dan selera yaitu sebesar 4,1.
h) Jendela Alam Lembang
GAMBAR 13
JENDELA ALAM LEMBANG
Sumber: http://www.indotravelers.com/
Jendela Alam adalah Arena belajar, tempat outbound dan
rekreasi untuk anak-anak dan dewasa dengan sentuhan alam yang
indah dan udara yang sejuk, cocok pula sebagai tempat wisata
keluarga untuk mengenal alam. Di tempat ini selain berwisata
pengunjung dapat ikut melakukan kegiatan pertanian seperti
bercocok tanam, pembibitan, perkebunan dan kegiatan peternakan,
melihat kegiatan memerah susu sapi, menunggang kuda poni,
memberi makan kepada kelinci, ayam dan bebek. Sebagai pusat
arena belajar Jendela Alam juga menyediakan program edukasi
untuk sekolah, kegiatan Live in dan kegiatan sekolah lainnya.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Jendela Alam Lembang berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 22
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA JENDELA ALAM
LEMBANG
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Jendela Alam Lembang
Jenis : Alam dan Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 27 227 4,5
Sesuai Selera 16 3 213 4,2
Leisure 35 215 4,3
Edukasi 18 232 4,6
Fasilitas 20 3 217 4,3
Aksesibilitas 12 2 210 4,2
Jumlah Nilai 26,1
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata Jendela Alam Lembang adalah sebesar 26,1 dari 30
oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari Jendala Alam Lembang
terdapat pada edukasi yaitu sebesar 4,6.
i) Tahu Susu Lembang
GAMBAR 14
TAHU SUSU LEMBANG
Sumber: http://www.indotravelers.com/
Tahu Susu Lembang merupakan sebuah kompleks wisata.
Di dalamnya terdapat berbagai kios dan arena bermain. Objek
utamanya adalah food court di bagian belakang di mana terdapat
berbagai gerai yang menjual tahu olahan, mulai dari tahu goreng,
tahu mendoan, susu kedelai, dsb. Selain food court juga dapat
ditemukan berbagai kios-kios dalam bangunan terpisah. Kios ini
menjual jajanan, oleh-oleh, bahkan ada factory outlet di bagian
depan. Salah satu objek yang menarik adalah pabrik tahu susu
yang berada satu atap dengan area food court.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Tahu Susu Lembang berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 23
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA TAHU SUSU LEMBANG
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Tahu Susu Lembang
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 11 33 6 205 4,1
Sesuai Selera 11 33 6 205 4,1
Leisure 6 32 12 194 3,8
Edukasi 27 23 227 4,5
Fasilitas 4 30 16 188 3,7
Aksesibilitas 13 32 5 208 4,1
Jumlah Nilai 24,3
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata Tahu Susu Lembang adalah sebesar 24,3 dari 30 oleh
50 responden. Nilai tertinggi dari Tahu Susu Lembang terdapat pada
nilai edukasi yaitu sebesar 4,5.
j) Situ Patenggang
GAMBAR 15
SITU PATENGGANG
Sumber: http:/www.southbandung.com/
Situ Patenggang adalah suatu danau yang terletak di
Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan
laut, danau ini memiliki pemandangan yang sangat eksotik. Situ
patenggang juga memiliki pemandangan alam yang asri, karena
disekitarnya terdapat hamparan kebun teh. Luas Situ Patenggang
sekitar 45.000 hektar. Serta total luas cagar alamnya mencapai
123.077,15 hektar.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Situ Pattenggang berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 24
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA SITU PATENGGANG
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Situ Patenggang
Jenis : Alam
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 1 26 9 157 3,1
Sesuai Selera 27 11 151 3,0
Leisure 20 1 178 3,5
Edukasi 5 11 144 2,8
Fasilitas 16 166 3,3
Aksesibilitas 38 188 3,7
Jumlah Nilai 19,4
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 24 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata situ patenggang adalah sebesar 19,4 dari 30 oleh 50
responden. Nilai tertinggi dari situ patenggang terdapat pada nilai
aksesibilitas yaitu sebesar 3,7.
k) Kawah Putih
GAMBAR 16
KAWAH PUTIH
Sumber: http:/www.southbandung.com/
Kawah Putih merupakan sebuah tempat wisata yang
terletak di kawasan Ciwidey. Kawah putih merupakan
sebuah danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Tanah
yang bercampur belerang di sekitar kawah ini berwarna putih, lalu
warna air yang berada di kawah ini berwarna putih kehijauan,
yang unik dari kawah ini adalah airnya kadang berubah warna.
Kawah ini berada pada ketinggian +2090 m dpl dibawah
puncak/titik tertinggi Gunung Patuha. Keberadaan Kawah Putih
mulai dikenal pada tahun 1987 pada saat itu pemerintah mulai
mengembangkan Kawah Putih sebagai tempat wisata.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Kawah Putih berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 25
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA KAWAH PUTIH
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Kawah Putih
Jenis : Alam
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 26 4 166 3,3
Sesuai Selera 9 18 141 2,8
Leisure 6 18 138 2,7
Edukasi 30 6 158 3,1
Fasilitas 12 2 160 3,2
Aksesibilitas 9 7 152 3,0
Jumlah Nilai 18,0
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 25 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata kawah putih adalah sebesar 18 dari 30 oleh 50
responden. Nilai tertinggi dari kawah putih terdapat pada nilai
keunikan yaitu sebesar 3,3.
l) Bumi Perkemahan Rancaupas
GAMBAR 17
BUMI PERKEMAHAN RANCAUPAS
Sumber: http:/www.southbandung.com/
Bumi Perkemahan Rancaupas merupakan sebuah area
perkemahan yang memiliki luas area yang sangat luas sekitar 215
Hektar.Sebagai salah satu kawasan Hutan lindung di
Bandung,kawasan Ranca Upas merupakan sebagai tempat
konservasi berbagai macam tumbuhan Flora langka seperti
Jamuju, Huru, Hamirug, Kihujan, Kitambang sertaa aneka Fauna
seperti Burung dan Rusa. Tempat Wisata Di Bandung Selatan ini
sendiri berada pada ketinggian 1700 meter di atas permukaan air
laut,sehingga suhu udara di kawasan wisata alam yang masih
sangat alami ini sangat dingin dan ekstrim berkisar di 17 derajat
Celsius sampe 20 derajat Celsius.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi Bumi
Perkemahan Rancaupas berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 26
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA BUMI PERKEMAHAN
RANCAUPAS
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Bumi Perkemahan Rancaupas
Jenis : Alam dan Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 45 245 4,9
Sesuai Selera 27 227 4,5
Leisure 15 235 4,7
Edukasi 36 14
236 4,7
Fasilitas 28 6 222 4,4
Aksesibilitas 35 235 4,7
Jumlah Nilai 27,9
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata Bumi Perkemahan Rancaupas adalah sebesar 27,9 dari
30 oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari Bumi Perkemahan
Rancaupas terdapat pada nilai keunikan yaitu sebesar 4,9.
n) Kebun Strawberry Ciwidey
GAMBAR 18
KEBUN STRAWBERRY CIWIDEY
Sumber: http:/www.southbandung.com/
Kebun Strawberry Ciwidey Berada di daerah dataran tinggi
Ciwidey yang berhawa dingin, keberadaan Kebun Strawberry Ciwidey
menjadi salah satu tempat wisata Favorit di Bandung yang biasa
wisatawan kunjungi selama berlibur di kawasan wisata Bandung
selatan. selain bisa menikmati dan melihat buah strawberry di
pohonnya, pengunjung juga ditempat ini juga dapat mengambil dan
memetik langsung sendiri buah strawberry dari pohonnya.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Kebun Strawberry Ciwidey berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 27
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA KEBUN STRAWBERRY
CIWIDEY
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Kebun Strawberry Ciwidey
Jenis : Alam
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 8 4 204 4,0
Sesuai Selera 31 231 4,6
Leisure 9 209 4,1
Edukasi 18 2 228 4,5
Fasilitas 15 6 209 4,1
Aksesibilitas 9 5 204 4,0
Jumlah Nilai 25,3
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 27 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata kebun strawberry ciwidey adalah sebesar 25,3 dari 30
oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari kebun strawberry ciwidey
terdapat pada nilai selera yaitu sebesar 4,0
o) Kolam Renang Ciwalini
GAMBAR 19
KOLAM RENANG CIWALINI
Sumber: http:/www.southbandung.com/
Pemandian air panas Ciwalini terdapat di kaki perkebunan teh
walini Ciwidey yang berudara sejuk. Terdapat dua kolam renang yang
dapat digunakan untuk menikmati kehangatan air di tengah sejuknya
udara pegunungan. Kolam renang ini berlokasi di ketinggian 2400 m
dpl di kaki Gunung Patuha, objek wisata ini menawarkan pemandian
air panas dengan hawa yang sejuk serta pemandangan alam yang
indah dan eksotik.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Kolam Renang Ciwalini berdasarkan penilaian dari 50 responden
TABEL 28
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA KOLAM RENANG
CIWALINI
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Kolam Renang Ciwalini
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 10 17 145 2,9
Sesuai Selera 9 159 3,1
Leisure 15 14 1 219 4,3
Edukasi 3 21 132 2,6
Fasilitas 5 21 9 184 3,6
Aksesibilitas 15 165 3,3
Jumlah Nilai 19,8
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 28 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata kolam renang ciwalini adalah sebesar 19,8 dari 30
oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari kolam renang ciwalini
terdapat pada nilai leisure yaitu sebesar 4,3.
p) Perkebunan Teh Malabar
GAMBAR 20
PERKEBUNAN TEH MALABAR
Sumber: http:/www.southbandung.com/
Perkebunan Teh Malabar adalah salah satu perkebunan yang
ada di Pangalengan. Perkebunannya sangat luas dan dingin. Untuk
mencapai perkebunan Malabar. Selain berkeliling perkebunan
wisatawan juga dapat berwisata ke pabrik teh yang sudah sangat tua..
kualitas teh yang dihasilkan perkebunan Malabar dan Kertamanah
merupakan kualitas nomor wahid, sehingga hasilnya diekspor keluar
negeri.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Perkebunan Teh Malabar berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 29
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA PERKEBUNAN TEH
MALABAR
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Perkebunan Teh Malabar
Jenis : Alam
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 8 13 195 3,9
Sesuai
Selera 6 18 188 3,7
Leisure 29 171 3,4
Edukasi 9 11 198 3,9
Fasilitas 1 16 6 162 3,2
Aksesibilitas 3 17 173 3,4
Jumlah Nilai 21,5
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 29 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata perkebunan teh Malabar adalah sebesar 21,5 dari 30
oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari perkebunan teh Malabar
terdapat pada nilai keunikan dan edukasi yaitu sebesar 3,9.
q) Pemandian Air Panas Cimanggu
GAMBAR 21
PEMANDIAN AIR PANAS CIMANGGU
Sumber: http://www.cimangguciwidey.com/
Pemandian Air Panas Cimanggu Ciwidey/ Kolam air panas
Cimanggu ini berdiri di ketinggian 1100 m dpl (di atas permukaan
laut) dengan luas sekitar 154 hektare di tempat ini wisatawan dapat
menikmati pemandian air panas yang airnya bersumber langesung dari
Gunung Patuha yang ada di daerah Ciwidey. Pemandian air panas
cimanggu terletak di desa Patengan., Kec. Ranca Bali, Kab. Bandung,
Jawa Barat.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata
Pemandian Air Panas Cimanggu berdasarkan penilaian dari 50
responden:
TABEL 30
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA PEMANDIAN AIR PANAS
CIMANGGU
n = 50
Nama Atraksi Wisata : Pemandian Air Panas Cimanggu
Jenis : Alam dan Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 2 13 139 2,7
Sesuai Selera 11 1 160 3,2
Leisure 3 10
3,3
Edukasi 17 133 2,6
Fasilitas 34 184 3,6
Aksesibilitas 2 34 188 3,7
Jumlah Nilai 19,1
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 30 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata pemandian air panas cimanggu adalah sebesar 19,1
dari 30 oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari pemandian air panas
cimanggu terdapat pada nilai Aksesibilitas yaitu sebesar 3,7
r) KPBS Pangalengan
GAMBAR 22
KPBS PANGALENGAN
Sumber: http:/www.southbandung.com/
KPBS Pangalengan merupakan salah satu atraksi wisata berupa
pabrik pengolahan susu tradisional. Kawasan wisata pabrik
pengolahan susu pangalengan mempunyai potensi wisata untuk
dikembangkan terutama dalam bidang agrowisata. Potensi yang ada
antara lain: peternakan sapi yang ada berbagai kegiatan peternakan
sapi dari mulai budidaya, reproduksi dan pemerahan. Selain sektor
sapi perah yang mereka miliki ada juga Milk Treatment untuk
pengolahan susu. Di dalam milk treatment banyak sekali potensi yang
dapat dikembangkan dari proses pengujian kualitas susu yang dibuat,
penimbangan susu, penerimaan susu, pengolahan susu menjadi produk
yogurt dan susu pasteurisasi.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi KPBS
Pangalengan berdasarkan penilaian dari 50 responden:
TABEL 31
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA KPBS PANGALENGAN
n = 50
Nama Atraksi Wisata : KPBS Pangalengan
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 23 27 223 4,4
Sesuai Selera 26 24 226 4,5
Leisure 23 27 223 4,4
Edukasi 21 29 221 4,4
Fasilitas 26 21 3 223 4,6
Aksesibilitas 9 31 10 199 3,9
Jumlah Nilai 26,2
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 31 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata KPBS Pangalengan adalah sebesar 26,2 dari 30 oleh
50 responden. Nilai tertinggi dari KPBS Pangalengan terdapat pada
nilai fasilitas yaitu sebesar 4,6
s) PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (Pabrik Susu)
GAMBAR 23
PT ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN
Sumber: http://ummi1.blogspot.co.id/
PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (Pabrik Susu) adalah
salah satu Industri Pengolah Susu (IPS) di Indonesia. Lokasi
peternakan ini berada di dusun Cieurih, Desa Marga Mekar,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung (sekitar 1400 MDPL).
Ada kurang lebih 2500 ekor populasi sapi milik PT UPBS di tempat
ini. UPBS menggunakan konsep industri ternak perah modern.
Pendataan (recording), pemerahan (milking), pemberian pakan
(feeding), pembersihan kandang, pengobatan penyakit, manajemen
reproduksi, dilakukan oleh teknologi mesin agar mempermudah
proses pemerasan susu.
Berikut di bawah ini merupakan justifikasi atraksi wisata PT
Ultra Peternakan Bandung Selatan (Pabrik Susu) berdasarkan
penilaian dari 50 responden:
TABEL 32
JUSTIFIKASI ATRAKSI WISATA PT ULTRA PETERNAKAN
(PABRIK SUSU)
n = 50
Nama Atraksi Wisata : PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu)
Jenis : Buatan
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
CB
(3)
KB
(2)
SKB
(1) Total Mean
Keunikan 21 29 221 4,4
Sesuai Selera 32 18 182 3,6
Leisure 20 30 220 4,4
Edukasi 20 30 220 4,4
Fasilitas 15 22 13 202 4,0
Aksesibilitas 15 27 8 207 4,1
Jumlah Nilai 24,9
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 32 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai
atraksi wisata PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu) adalah sebesar
24,9 dari 30 oleh 50 responden. Nilai tertinggi dari PT Ultra
Peternakan (Pabrik Susu) terdapat pada nilai keunikan, leisure, dan
edukasi yaitu sebesar 4,4.
Berikut di bawah ini merupakan penilaian fasilitas wisata
berdasarkan responden, daftar periksa penulis, dan hasil
wawancara dengan pihak SLB Risantya :
3. Tinjauan Fasilitas Wisata
a) Akomodasi
TABEL 33
REKAPITULASI AKOMODASI
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016.
Berdasarkan Tabel 33 dapat diketahui bahwa 56% atau
sebanyak 28 responden di SLB Risantya memilih jenis akomodasi
villa, 22% atau sebanyak 11 responden memilih jenis akomodasi
camp, 22% atau sebanyak 11 responden memilih jenis akomodasi
hotel bintang *3 - *5.
No Jenis Wisata N Presentase
%
1 Villa 28 56%
2 Camp 11 22%
3 Hotel bintang *3 - *5 11 22%
Total 50 100%
Berikut Berikut di bawah ini merupakan daftar periksa
akomodasi di Kabupaten Bandung Selatan dari hasil observasi
penulis selama penelitian:
TABEL 34
DAFTAR PERIKSA AKOMODASI DI KABUPATEN
BANDUNG SELATAN
JENIS
AKOMODASI NAMA AKOMODASI KAPASITAS FASILITAS
Resort
Saung Gawir 20 - 30 Orang
Kebun Strawberry, Area
Outbond, camping
ground, area fun game
dan kolam Pemancingan
D'riam Resort 29 Room
Kolam renang, Rafting,
River Cross/Wall
Climbing, Paint
ball/ATV, Flying Fox
Cimanggu Cottage 15- 50 Orang Ruang Tamu, Kitchen,
Bathup, Toilet
Hotel *3 - *4
Kampung Pa'go 33 Room Aula, Situ Pa'go, Mini
Soccer
Kampoeng Strawberry Hotel 38 Room
Standar, Kebun
Strawberry
Sindang Reret Hotel
Ciwidey 24 Room
Wi-Fi, Flying fox,
Kabayan Park, Drug
Store etc
Villa Alkatiri 50-60 Orang Kolam renang, Dapur dll
Villa patengan
25-30 Orang
Kolam renang, Dapur,
Ruang Keluarga, 4
Kamar Mandi
Camping
Ground
Rancaupas > 100 Orang
Wahana Outbond, Kolam
Renang Air Hangat,
Penyewaan tenda,
Penjualan kayu bakar,
toilet bersih
Green Hill Ciwidey > 30 Orang Kamar mandi, Sleeping
Bag dll
Ciwidey Valley > 30 Orang
Kamar mandi, Kolam
renang air
panas, Restoran, taman
burung
Sumber: Hasil Observasi Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 34 dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa jenis akomodasi yang dapat digunakan selama berwisata
di Kabupaten Bandung Selatan antara lain adalah jenis
akomodasi seperti Resort, Hotel Bintang *3- *4, Villa dan camping
ground. pemilihan jenis akomodasi yang akan digunakan tersebut
dapat disesuaikan dengan kebutuhan/ minat dari murid dan/ serta
pihak SLB Risantya.
Berikut Berikut di bawah ini merupakan daftar periksa
akomodasi di Kabupaten Bandung Barat dari hasil observasi penulis
selama penelitian:
TABEL 35
DAFTAR PERIKSA AKOMODASI DI KABUPATEN
BANDUNG BARAT
JENIS
AKOMODASI NAMA AKOMODASI KAPASITAS FASILITAS
Resort
Sapu Lidi 23 Room
Wi-Fi, Kolam Renang,
Coffee Shop, Unit
Kesehatan
Green Forest 53 Room Wi-Fi, Kolam Renang,
Unit Kesehatan dll
Hotel *3 - *4
Sari Ater Hotel *3 80 Room
Wi-Fi, Hot tub, Kolam
Renang, Area Bermain
anak, Arena outbound dll
Grand Paradise Hotel *3 > 100 Orang
Kolam Renang air panas
dan dingin, Restaurant,
Hot-tub / Jacuzzi, Unit
Kesehatan, Wi-Fi
Mercure hotel *4 > 500 orang
Kolam Renang Air Panas,
Area Bermain Anak, Unit
Kesehatan dll
Villa
Omah Angkul 70 Orang Kolam renang, Kebun
strawberry,
Villa Istana Bunga > 30 Orang Standar, Kitchen
Country Villa Lembang > 30 Orang Standar, Kitchen
Camping
Ground
Sari Ater Camping Park > 50 Orang Standar, Kitchen, Unit
Kesehatan
Grafika Wisata Cikole > 50 Orang Standar, Unit Kesehatan
Ciwangun Indah Camp
(CIC) > 50 Orang
Standar, Unit Kesehatan,
Area Outbound anak, Area
Danau dll
Sumber: Hasil Observasi Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 35 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jenis
akomodasi yang dapat digunakan selama berwisata di Kabupaten Bandung
Barat diantaranya adalah jenis akomodasi seperti Resort, Hotel Bintang *3-
*4, Villa dan camping ground. pemilihan jenis akomodasi yang akan
digunakan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan/ minat dari murid
serta pihak SLB Risantya.
b) Restoran
Ada berbagai macam restoran yang dapat dikunjungi saat berada
di kawasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung
Selatan Berikut merupakan daftar periksa restoran yang dapat
dijadikan pilihan bagi pihak SLB Risantya :
TABEL 36
REKAPITULASI RESTORAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016.
Berdasarkan tabel 36 dapat diketahui bahwa 50% atau
sebanyak 25 responden di SLB Risantya memilih menu makanan
rumah/ membawa bekal masing-masing ketika melakukan
perjalanan wisata, 30% atau sebanyak 15 responden memilih menu
makanan kombinasi antara tradisional dan makanan barat, 18% atau
sebanyak 9 responden memilih menu makanan tradisional, dan 2%
atau sebanyak 1 orang memilih menu makanan barat ketika
melakukan perjalanan wisata.
Berikut Berikut di bawah ini merupakan daftar periksa
restoran di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung
Selatan dari hasil observasi penulis selama penelitian.
No Menu Makanan N Presentase
%
1 Tradisional 9 18%
2 Makanan Barat 1 2%
3 Kombinasi Tradisional
dan Makanan Barat 15 30%
4 Membawa Bekal dari
Rumah 25 50%
Total 50 100%
TABEL 37
DAFTAR PERIKSA RESTORAN DI KABUPATEN
BANDUNG SELATAN DAN KABUPATEN BANDUNG
BARAT
Sumber: Hasil Observasi Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 37 dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa jenis restoran yang dapat digunakan selama berwisata
di Kabupaten Bandung Selatan dan Kabupaten Bandung Barat
antara lain dengan menu tradisional maupun menu makanan barat.
pemilihan restoran yang akan digunakan tersebut dapat
disesuaikan dengan selera dari murid, orang tua maupun guru yang
ada di SLB Risantya .
DAFTAR PERIKSA RESTORAN
NAMA
RESTORAN LOKASI MENU KAPASITAS
Kampoeng
Sawah Soreang Tradisional > 50 Orang
Rumah Makan
Tangek Pangalengan Tradisonal > 50 Orang
Sindang Reret
Resto Ciwidey Tradisional 250 Orang
Saung Gawir Ciwidey Tradisional 130 Orang
Saung Andir Ciwidey Tradisional 50 - 80 Orang
Kampoeng
Stroberi Ciwidey Tradisional 30 - 60 Orang
Saung Pengkolan Lembang Tradisional 100 Orang
Tahu Lembang Lembang Tradisional > 50 Orang
Sindang Reret
Resto Lembang Tradisional 300 Orang
Api Unggun
Restoran Lembang
Tradisional
& Makanan
Barat
150 Orang
Kampung Daun Sersan Bajuri Tradisional > 50 Orang
Sapu Lidi Sersan Bajuri Tradisional > 100 Orang
c) Transportasi
Ada berbagai macam transportasi yang dapat digunakan saat
menuju atraksi wisata di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten
Bandung Selatan Berikut merupakan daftar periksa transportasi
yang dapat digunakan oleh pihak SLB Risantya untuk mengunjugi
atraksi wisata di Kabupaten Bandung Selatan dan Kabupaten
Bandung Barat :
TABEL 38
DAFTAR PERIKSA TRANSPORTASI
JENIS
TRANSPORTASI
NAMA
TRANSPORTASI KAPASITAS FASILITAS
Angkutan Umum
ST Hall Lembang Max 16 orang standar
Soreang - Leuwi
Panjang Max 16 orang standar
Ciwidey - Situ
Patenggang Max 16 orang standar
Elf
L300 Bandung –
Ciwidey Max 12 orang standar
L300 Bandung –
Lembang Max 12 orang standar
Bis Pariwisata
Motor Coach 59 Seat
AC, Reclining
seat, arm rest,
head rest,
emergency door,
toilet, smoking
area
Small Motor
Coach 33 Seat
AC, Reclining
seat, arm rest,
head rest,
emergency door,
toilet.
Sumber: Hasil Observasi Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 38 dapat diketahui bahwa transportasi
yang dapat digunakan selama wisata di Kabupaten Bandung Selatan
dan Kabupaten Bandung Barat beragam diantaranya adalah jenis
transportasi Angkutan Umum, elf dan juga Bis Pariwisata.
4. Tinjauan Waktu
Waktu merupakan suatu kendala dalam pergerakan suatu
paket wisata. Dimana perhitungan waktu dilakukan untuk mengetahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan atau digunakan untuk mencapai
salah satu atraksi wisata, Berikut dibawah ini merupakan daftar
periksa waktu berdasarkan jarak dan lama aktivitas untuk setiap
kegiatan di atraksi wisata :
TABEL 39
DAFTAR PERIKSA WAKTU
FROM TO DISTANCE
GROUND
ACTIVITIES
TOUR
(IN
MINUTE)
REST
(IN
MINUTE)
SLB Risantya
Kota Bandung
Gunung Tangkuban Perahu 30 km 90 30
De'Ranch Lembang 16 km 60 60
Floating Market 17 km 60 60
Dusun Bambu 24 km 120 60
Outbound Grafika Cikole 23 km 180 60
Pemandian Air Panas
Sariater 33 km - 120
Kampung Gajah 14 km - 120
Tahu Susu Lembang 16 km 60 30
Observatorium Bosscha 17 km 60 30
Jendela Alam Lembang 15 km 120 60
Situ Patenggang 48 km 60 30
Kawah Putih 46 km 60 30
Bumi Perkemahan Ranca
Upas 42 km 120 60
Kebun Strawberry Ciwidey 41 km 60 30
Kolam Renang Ciwalini 46 km - 120
Perkebunan Teh Malabar 46 km 90 60
Pemandian Air Panas
Cimanggu 44 km - 120
PT Ultra Perternakan
(Pabrik Susu) 41 km 60 60
KPBS Pangalengan 38 km 60 60
Sumber: Hasil Observasi Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 39 dapat diketahui bahwa jarak pencapaian atraksi
wisata serta waktu aktivitas yang dibutuhkan dari titik point awal
keberangkatan yaitu dari SLB Risantya menuju setiap atraksi wisata berkisar
16 - 48 km dengan waktu yang dibutuhkan untuk tour maupun istirahat
antara 20 – 180 menit bergantung kepada kondisi serta kebutuhan dalam
setiap atraksi wisata.
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Karakteristik Siswa-Siswi di Sekolah Luar Biasa Risantya
Kota Bandung
Berdasarkan data temuan yang di dapatkan di lapangan, dapat
dilakukan analisis mengenai karakteristik siswa-siswi di SLB Risantya
Bandung dilihat dari dimensi psikografis, dimensi ini meliputi aspek yaitu
motivasi kunjungan, aktivitas yang ingin dilakukan, lama kunjungan,
frekuensi kunjungan, jenis kegiatan wisata yang diminati serta atraksi
wisata yang ingin dikunjungi. Berikut merupakan analisis penulis
berdasarkan dimensi psikografis dari hasil data temuan di lapangan:
1. Motivasi Kunjungan
GAMBAR 24
MOTIVASI KUNJUNGAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil olahan data mengenai motivasi kunjungan
diketahui bahwa sebanyak 28 responden memiliki motivasi kunjungan
4%
56%
40%
0
MenjagaKesehatan
MenambahPengetahuan
Rekreasi/Bersantai
Lainnya
untuk menambah pengetahuan/ edukasi, 20 responden memiliki
motivasi kunjungan untuk rekreasi/ bersantai sedangkan 2 responden
memiliki motivasi kunjungan untuk menjaga kesehatan.
Mayoritas responden memilih motivasi kunjungan untuk
menambah pengetahuan/ edukasi dikarenakan selain mendapatkan
pengetahuan di dalam lingkungan sekolah diharapkan dengan
diadakannya acara wisata di luar sekolah siswa-siswi di SLB Risantya
dapat mendapatkan pengetahuan baik dari lingkungan, alam dan juga
mampu bersosialisasi dengan keadaan sekitar, dimana di luar
lingkungan sekolah siswa-siswi dapat menemukan hal-hal baru/
pengetahuan baru yang sebelumnya belum ditemukan/ dipelajari di
dalam sekolah ataupun hal-hal yang sudah dipelajari di sekolah dapat di
temukan di lingkungan luar sekolah dan dapat diterapkan langsung
ketika sedang mengunjungi tempat-tempat wisata. Seperti misalnya
dalam kompetensi dasar dari mata pelajaran PJOK yaitu mengenai
sensormotorik disebutkan bahwa siswa-siswi diharapkan mampu
melakukan berbagai gerak dasar permainan dan olahraga hal ini dapat
ditemukan selain dalam pelajaran di dalam sekolah juga dapat dilakukan
di luar sekolah misalnya dengan mencoba aktivitas berkuda maupun
berenang yang akan membantu serta melatih sensormotorik dari siswa
dan siswi SLB Risantya.
20 Responden lainnya memilih motivasi kunjungan untuk
rekreasi/bersantai dikarenakan Siswa-siswi SLB Risantya disamping
mendapatkan pelajaran formal di dalam sekolah juga membutuhkan
kegiatan di luar sekolah untuk bersantai dan rekreasi agar tidak
merasakan jenuh jika hanya melakukan aktivitas belajar di dalam
sekolah. Hal ini juga dapat dilihat dari karakteristik siswa-siswi yang
cenderung mudah bosan jika hanya duduk didalam kelas dan hanya
mendengarkan pelajaran serta melakukan hal sesuai dengan arahan dari
guru. Dengan adanya kegiatan di luar sekolah siswa-siswi dapat
bersenang-senang serta merasa bersemangat kembali dan juga
mengurangi kejenuhan di dalam kelas. Pendapat dari 2 responden
lainnya memiliki motivasi kunjungan untuk menjaga kesehatan, hal ini
disebabkan karena siswa-siswi SLB Risantya merupakan anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus sehingga kesehatan merupakan faktor
terpenting dari anak-anak tersebut. Aktivitas di luar sekolah seperti
berenang ataupun melakukan hiking dan lainnya diharapkan dapat
membantu untuk menjaga kesehatan siswa-siswi SLB Risantya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak sekolah,
disampaikan pula bahwa motivasi kunjungan dalam kegiatan di luar
sekolah selain merupakan kebutuhan program sekolah juga kegiatan di
luar sekolah sudah tercantum sebagai salah satu program aktivitas yang
harus ada dalam setiap semester serta tujuan utama diadakannya
aktivitas di luar sekolah untuk memberikan tambahan pengetahuan dan
sebagai sarana rekreasi bagi siswa-siswi di SLB Risantya.
Berikut dibawah ini merupakan analisis penulis berdasarkan aspek
dari aktivitas yang ingin dilakukan oleh siswa-siswi SLB Risantya Kota
Bandung:
2. Aktivitas yang Dilakukan
GAMBAR 25
AKTIVITAS YANG DILAKUKAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil data olahan mengenai aktivitas yang ingin
dilakukan dapat diketahui bahwa nilai paling tertinggi yang di pilih oleh
responden ada pada beberapa aktivitas seperti aktivitas menikmati
pemandangan alam yaitu sebanyak 33 responden, melihat seni dan
budaya sebanyak 26 responden serta mengamati flora dan fauna
sebanyak 22 responden. dimana jika dapat dilihat bahwa aktivitas-
aktivitas tersebut bersifat pasif yang memungkinkan siswa-siswi SLB
Risantya dapat lebih leluasa untuk menikmati aktivitas tersebut namun
juga tidak akan merasa lelah dalam melaksanakannya. Nilai terendah
diperoleh pada aktivitas berkemah yaitu sebanyak 6 responden yang
memilih, karena umumnya responden mempertimbangkan faktor
keamanan dan kenyamanan dalam berkemah, seperti yang kita ketahui
berkemah merupakan aktivitas di alam terbuka yang memungkinkan
16%
28% 38%
12%
42% 52%
66%
44% 40%
banyak hal dapat terjadi, seperti faktor cuaca, lingkungan, kondisi
tempat tidur, kebersihan dan lainnya.
Menurut hasil wawancara penulis dengan staf pengajar di SLB
Risantya diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan oleh siswa-siswi
SLB Risantya jika tempatnya berada di alam terbuka maka pihak SLB
Risantya lebih memilih aktivitas dengan memanfaatkan fasilitas yang
ada pada tempat di alam terbuka tersebut seperti aktivitas outbound,
hiking dan trekking serta flying fox dan building games dengan bantuan
pendamping atau guru.
Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa siswa-siswi di SLB Risantya apabila berada di atraksi
wisata alam akan lebih banyak mengarah kepada aktivitas yang
terbimbing atau lebih terstruktur mengingat faktor keamanan dan
keselamatan dari masing-masing anak, serta fungsi dari aktivitas
tersebut selain merupakan bagian dari proses pembelajaran juga sebagai
salah satu aktivitas untuk meningkatkan kebersamaan dan rasa saling
percaya baik antara siswa-siswi, orang tua juga dengan guru.
3. Lama Kunjungan
GAMBAR 26
LAMA KUNJUNGAN
n = 50
50% 42%
8% 0%
< 2 Hari 2 - 3 hari 3 - 4 hari > 5 hari
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil data olahan mengenai lama kunjungan dapat
diketahui bahwa mayoritas responden memilih lama kunjungan saat
berwisata adalah selama < 2 hari. Hal tersebut menjadi faktor yang
dipertimbangkan mengingat kesehatan anak yang cenderung tidak bisa
lama untuk berpergian jauh, disamping itu kendala waktu yang dimiliki
orang tua dan pekerjaan sehari-hari sehingga tidak dapat selalu
menemani anaknya jika berpergian lebih dari 2 hari. Keputusan pihak
SLB Risantya beserta orang tua dari siswa-siswi untuk membatasai lama
kunjungan/ berwisata maksimal 2 hari dan dilaksanakan pada hari libur
memberikan nilai positif karena orang tua pada umumnya dapat
menemani mengawasi dan memiliki waktu yang banyak dengan
anaknya. Manfaat lain dari pemilihan waktu kunjungan saat hari libur
adalah kesempatan untuk bersosialisasi dengan para murid maupun
orang tua murid lainnya selama kegiatan berlangsung. Hal ini juga
ditambahkan oleh keterangan dari staf pengajar di SLB Risantya dalam
hasil wawancara dengan penulis yang mengatakan bahwa biasanya lama
kunjungan ketika berwisata diluar sekolah waktunya tidak lebih dari 1
hari, namun jika tempatnya jauh maksimal 2 hari, lama kunjungan di
luar sekolah jarang lebih dari 3 hari. dikarenakan faktor kesehatan anak/
siswa-siswi yang berbeda dengan anak pada umumnya serta faktor dari
orangtua yang memiliki pekerjaan yang tidak bisa terlalu lama untuk
ditinggal.
4. Frekuensi Kunjungan
GAMBAR 27
FREKUENSI KUNJUNGAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil data olahan mengenai frekuensi kunjungan
dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih frekuensi
kunjungan dalam berwisata yaitu lebih dari 2 kali. Hal tersebut
disebabkan karena anak berkebutuhan khusus berbeda dari anak pada
umumnya, anak berkebutuhan khusus cenderung sulit mengendalikan
diri dan tidak cukup sabar jika harus dihadapkan dengan kegiatan yang
sama dalam setiap hari sehingga dengan diadakannya aktivitas diluar
sekolah lebih dari 2 kali diharapkan anak-anak lebih dapat
mengekspresikan diri serta lebih dapat mengembangkan keterampilan
mereka diluar sekolah, disamping itu orang tua juga merasa anak-anak
perlu melakukan wisata dengan frekuensi lebih dari 2 kali dilihat dari
keseharian anak-anak yang hanya menghabiskan waktu di dalam rumah
setelah kembali atau pulang dari sekolah dan jarang bermain dengan
anak lainnya. Sehingga dengan frekuensi aktivitas diluar sekolah lebih
40%
60%
1 - 2 Kali > 2 Kali
Re
spo
nd
en
dari 2 kali anak-anak dapat lebih sering bersosialisasi dengan teman
sebayanya yang sama-sama bersekolah di SLB Risantya.
Hal ini juga ditambahkan oleh keterangan dari staf pengajar di
SLB Risantya dalam hasil wawancara dengan penulis yang mengatakan
bahwa SLB Risantya memiliki konsep berbeda dimana untuk
menentukan kegiatan diluar sekolah disamping berdasarkan kurikulum
serta program aktivitas yang telah dibuat oleh pihak sekolah, penentuan
program aktivitas diluar sekolah juga berdasarkan hasil musyawarah
orang tua dengan pihak sekolah, dimana orang tua menekankan kepada
aktivitas diluar sekolah agar lebih banyak diadakan minimal 2 kali
dalam 1 tahun. Dengan demikian aktivitas di luar sekolah tidak hanya
merupakan suatu program kegiatan yang disusun oleh guru namun juga
sebagai aktivitas kegiatan yang dirasa menjadi salah satu kebutuhan bagi
orang tua untuk kepentingan tumbuh kembang anak-anaknya, sehingga
terdapat sinergi yang harmonis antara pihak sekolah dan orang tua.
Berikut dibawah ini merupakan analisis penulis berdasarkan aspek
dari jenis kegiatan wisata yang diminati oleh siswa-siswi SLB Risantya
Kota Bandung:
5. Jenis Kegiatan Wisata yang diminati
GAMBAR 28
JENIS KEGIATAN WISATA YANG DIMINATI
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil olahan data mengenai jenis kegiatan wisata
yang diminati dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih
wisata alam dan wisata edukasi sebagai jenis kegiatan wisata yang
diminati oleh anak-anak. Pemilihan dua jenis kegiatan wisata ini sesuai
dengan motivasi kunjungan seperti yang telah disampaikan sebelumnya.
Wisata alam dapat membantu untuk menyegarkan kembali tubuh serta
pikiran setiap orang tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus,
wisata edukasi juga dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan
baru bagi anak berkebutuhan khusus. Dalam wisata alam sebetulnya
kita dapat menemukan sisi edukasi, begitu juga saat ini banyak wisata
edukasi yang memadukannya dengan wisata alam, disamping itu wisata
alam memiliki keunggulan yaitu sebagai wisata dengan mengunjungi
atraksi wisata yang memiliki pemandangan indah, berhawa sejuk yang
dapat membuat suasana menjadi lebih nyaman. sehingga
memungkinkan siswa-siswi dapat memperoleh kesegaran jasmani
maupun rohani dan pengetahuan serta pengalaman yang akan
46% 44%
6% 0
4%
WisataAlam
WisataEdukasi
WisataBudaya
WisataSejarah
WisataBuatan
Re
spo
nd
en
meningkatkan perasaan peduli terhadap lingkungan sekitar. Di sisi lain
wisata sejarah memiliki nilai rendah dibandingkan wisata lainnya, Hal
ini memungkinkan terjadi karena bagi sebagian responden wisata
sejarah dianggap kurang begitu cocok untuk anak berkebutuhan khusus,
dimana wisata sejarah memiliki kegiatan untuk mengunjungi serta
merasakan tempat bersejarah yang penting dan memiliki nilai dengan
menggabungkan aspek tangible (terlihat/kasat mata) dan intangible
(tidak terlihat) dari atraksi wisata sejarah tersebut, disamping itu wisata
sejarah cenderung kepada aktivitas yang membutuhkan eksplanasi
tinggi, serta aktivitas yang dilakukan lebih mengarah kepada aktivitas-
aktivitas yang pasif sehingga anak menjadi monoton dan kurang begitu
aktif jika berada di atraksi wisata sejarah.
Berikut dibawah ini merupakan analisis penulis berdasarkan
aspek dari atraksi wisata yang ingin di kunjungi oleh siswa-siswi SLB
Risantya Kota Bandung:
6. Atraksi Wisata yang Ingin di Kunjungi :
a. Kabupaten Bandung Selatan
GAMBAR 29
PILIHAN RESPONDEN TERHADAP ATRAKSI WISATA
YANG INGIN DIKUNJUNGI DI KABUPATEN BANDUNG
SELATAN
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil data olahan mengenai atraksi wisata yang
ingin dikunjungi di Kabupaten Bandung Selatan dapat diketahui
bahwa nilai tertinggi pilihan responden ada pada atraksi wisata
Kebun Strawberry yaitu sebanyak 30 responden, hal ini dikarenakan
kebun strawberry Ciwidey memiliki panorama yang indah dengan
aktivitas yang menyenangkan yaitu memetik buah strawberry.
Keunggulan dari buah strawberry di kawasan ciwidey ini adalah
aman dan bebas dari pestisida yang berbahaya bagi kesehatan
sehingga cocok untuk dikonsumsi anak-anak terutama bagi anak
berkebutuhan khusus. Pengenalan kebun strawberry khususnya buah
strawberry dapat menjadi salah satu proses pembelajaran melalui
metode langsung berupa proses pembibitan strawberry serta
pengamatan langsung terhadap suatu objek di lingkungan atau
30 27
20 17 16 14 14
7 6
Responden
menjadi sumber belajar di alam terbuka, karena seperti yang kita
ketahui buah strawberry dan beberapa buah lainnya hanya bisa
tumbuh di dataran tinggi sehingga untuk melihat proses
pertumbuhan, pemetikan hingga dapat langsung dikonsumsi hanya
dapat ditemui di daerah-daerah tertentu. Dengan demikian Kebun
Strawberry Ciwidey disamping menawarkan sisi edukasi seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya juga dapat menjadi suatu proses
pembelajaran untuk berinteraksi langsung pada lingkungan sekitar
dengan suasanya yang menyenangkan bagi siswa-siswi di SLB
Risantya.
Sedangkan 27 responden lainnya memilih PT Ultra
Peternakan (Pabrik Susu) sebagai atraksi wisata yang ingin
dikunjungi. Hal ini dapat terjadi karena peternakan susu ini
menawarkan banyak hal, diantaranya pengetahuan dalam
pengolahan susu, anak-anak dapat berinteraksi dengan para
pengelola saat mereka sedang melaksanakan tugas. Disamping itu
anak-anak dapat mencoba serta melihat pengolahan susu dari awal
hingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu daya tarik dari
PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu) yakni adalah pabrik susu PT
Ultra Peternakan telah menggunakan peralatan modern sehingga hal
tersebut menunjang bagi faktor keamanan dan kenyamanan siswa-
siswi SLB Risantya yang ingin mengunjungi pabrik susu ini.
Berikut di bawah ini merupakan analisis penulis berdasarkan
aspek dari atraksi wisata yang ingin di kunjungi di Kabupaten
Bandung Barat oleh siswa-siswi SLB Risantya Kota Bandung:
b. Kabupaten Bandung Barat
GAMBAR 30
PILIHAN RESPONDEN TERHADAP ATRAKSI WISATA
YANG INGIN DIKUNJUNGI DI KABUPATEN BANDUNG
BARAT
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil olahan data mengenai atraksi wisata
yang ingin dikunjungi di Kabupaten Bandung Barat mayoritas
responden memilih atraksi wisata untuk dikunjungi di Kabupaten
Bandung Barat yaitu atraksi wisata De’Ranch Lembang sebanyak 27
Responden, Pemandian Air Panas Sariater sebanyak 21 Responden
dan Observatorium Bosscha sebanyak 20 Responden. Hal ini
disebabkan karena De’ranch memiliki fasilitas yang dapat
memenuhi kebutuhan siswa-siswi seperti fasilitas peternakan kuda
yang memiliki lahan cukup luas untuk melakukan aktivitas
menunggang kuda. Aktivitas ini dapat meningkatkan sensorik dan
motorik untuk anak berkebutuhan khusus karena dapat berinteraksi
dengan makhluk hidup lainnya yang tidak ditemukan di dalam
sekolah. Disamping itu Pemandian air panas Sariater juga menjadi
salah satu pilihan tempat wisata yang ingin dikunjungi oleh
responden, air panas di pemandian air panas Sariater memiliki
27 21 20 18 16 14 14 13 12 11
Responden
khasiat yang banyak dan tentunya anak-anak akan senang untuk
berendam dan bermain air di kolam renang air panas ini. tidak hanya
berendam namun juga banyak sekali aktivitas lain yang dapat
dilakukan anak-anak di pemandian air panas Sariater antara lain
dengan memanfaatkan fasilitas yang ada seperti area outbound atau
wahana bermain yang telah disediakan oleh pengelolan Sariater.
20 responden memilih Observatorium Bosscha sebagai
atraksi wisata yang ingin dikunjungi. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan Bosscha merupakan salah satu bangunan konservasi
dan juga sebagai pusat peneropongan bintang di Kabupaten
Bandung Barat dimana tempat wisata ini memiliki nilai edukasi
yang tinggi untuk sebagai pengetahuan dan wawasan bagi siswa-
siswi di SLB Risantya, selain belajar untuk melihat teropong bintang
anak-anak juga dapat menikmati pemandangan alam disekitar
lingkungan Observatorium Bosscha yang masih asri. disamping itu
Observatorium Bosscha memiliki fasilitas perpustakaan astronomi
yang terbaik dengan koleksi terlengkap Se-Asia Tenggara, tidak
hanya itu disekitar lingkungan Bosscha anak-anak dapat menemukan
keragaman flora diantaranya flora magnolia, kastuba, dan lainnya.
Dengan demikian disamping mendapatkan pengetahuan dari
teropong bintang siswa-siswi dapat menikmati keindahan salah satu
bangunan konservasi dan dapat bereksplorasi dengan lingkungan
alam di sekitar Bosscha.
B. Analisis Atraksi Wisata Bagi Siswa-Siswi di Sekolah Luar Biasa
Risantya Kota Bandung
Berdasarkan data temuan yang di dapatkan di lapangan, dapat
dilakukan analisis mengenai atraksi wisata yang berada di Kabupaten
Bandung Barat dan Kabupaten Bandung Selatan.
1. Analisis berdasarkan hasil justifikasi atraksi wisata di Kabupaten Barat
yang didapatkan dari responden :
GAMBAR 31
REKAPITULASI TOTAL NILAI JUSTIFIKASI
PADA ATRAKSI WISATA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
a. Jendela Alam Lembang
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa Jendela Alam
Lembang memperoleh skor tertinggi dibandingkan dengan atraksi
wisata lainnya yaitu sebesar 26,1. Hal tersebut memungkinkan
terjadi dikarenakan Jendela Alam Lembang memiliki berbagai
macam wahana bermain maupun edukasi yang terbagi menjadi 4
bagian yaitu Jendela Edukasi, Jendela Permainan, Jendela Workshop
dan Jendela Seni. Berikut dibawah ini merupakan aktivitas yang
26,1 25,3 25,2 25,2 24,6 24,3 23,9 23 22,3 21,9
Total Nilai Justifikasi
dapat dilakukan oleh siswa-siswi SLB Risantya di Jendela Alam
Lembang :
TABEL 33
AKTIVITAS YANG DAPAT DILAKUKAN
DI JENDELA ALAM LEMBANG
Aktivitas di Jendela Alam Lembang
Jendela Edukasi Jendela
Permainan Jendela Workshop Jendela Seni
Tour Sahabat Alam Tangkap Ikan Bedah Anatomi
Hewan
Menghias
Layang-Layang
Berkebun
Konvensional Perang Air Fase Telur
Menghias
Tanah Liat
Berburu Harta
Karun Berenang
Workshop
Hidroponik
Prakarya
Organik
Panen Telur Menggiring
Bebek Biogas
Panen Tomat Cherry Berkuda Komposting
Bercocok Tanam
Terarium Flying Fox
Magic Box
Takakura
Membuat Yoghurt Fun Group
Games
Memberi Makan
Hewan
Membuat Telur Asin
Membuat Cincau
Sumber: Data Observasi Penulis, 2016.
Berdasarkan tabel 33 diatas dapat diketahui bahwa Jendela Alam
Lembang memiliki keragaman aktivitas yang cenderung kepada
aktivitas yang bersifat aktif. Aktivitas tersebut sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan sensorik maupun motorik bagi anak-anak
khususnya bagi anak berkebutuhan khusus karena anak-anak dapat
bersentuhan langsung dengan alam dengan cara yang menyenangkan
dan bermanfaat, disamping itu aktivitas yang berada di Jendela Alam
Lembang sesuai dengan keterampilan dasar di SLB Risantya
diantaranya adalah PJOK, keterampilan membuat kerajinan tangan yang
dapat dilakukan aktivitasnya pada jendela seni, serta bina diri yang
dapat dilakukan pada aktivitas di Jendela Edukasi dan Jendela
Permainan. Disamping menikmati aktivitas dan fasilitas yang ada siswa-
siswi dapat membeli telur-telur yang diambil sendiri untuk dibawa
pulang. Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas,
diketahui bahwa banyak sekali aktivitas bermanfaat yang dapat
dilakukan oleh siswa-siswi di Jendela Alam Lembang serta dengan skor
Jendela Alam Lembang yang mencapai > 20 yaitu 26,1 menandakan
bahwa atraksi wisata Jendela Alam Lembang dapat direkomendasikan
sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat dimasukkan ke dalam paket
wisata untuk siswa-siswi di SLB Risantya. Kota Bandung.
b. Outbound Grafika Cikole
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa Outbound
Grafika Cikole memperoleh skor justifikasi cukup tinggi yaitu
sebesar 25,3. Hal ini dapat terjadi dikarenakan Outbound Grafika
Cikole memiliki fasilitas yang lengkap tidak hanya area outbound
namun juga Grafika Cikole memiliki restaurant dan penginapan
yang ditawarkan kepada wisatawan. Manfaat dari outbound sendiri
tidak hanya untuk bermain saja namun juga didalamnya terdapat
pembelajaran yang menyenangkan dalam bentuk permainan yang
menyenangkan dan menantang. Bagi anak berkebutuhan khusus
kegiatan outbound memiliki nilai tersendiri yaitu adalah sebagai
media untuk meningkatkan rasa percaya diri, membantu kemampuan
kongnitif, serta membangun kerjasama diantara anak-anak maupun
dengan pendampingnya. Grafika Cikole juga memiliki fasilitas yang
lengkap diantaranya toko souvenir, toilet bersih, musholla serta
parkir yang cukup untuk beberapa bis pariwisata. Demikian
berdasarkan pemaparan diatas mengenai aktivitas dan fasilitas yang
dapat dilakukan oleh siswa-siswi di atraksi wisata Outbound Grafika
Cikole serta dengan skor Outbound Grafika Cikole yang mencapai >
20 yaitu 25,3 menandakan bahwa atraksi wisata Outbound Grafika
Cikole dapat direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata
yang dapat dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di
SLB Risantya. Kota Bandung.
c. De’Ranch Lembang
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa nilai atraksi
wisata De’Ranch Lembang menurut responden mendapatkan skor
25,2. Skor 25,2 menandakan bahwa De’Ranch Lembang sudah
memiliki unsur yang diperlukan oleh atraksi wisata yaitu keunikan
yang baik, leisure di De’Ranch lembang yang baik, wisatawan dapat
menikmati keindahan alam di De’Ranch Lembang dikarenakan
De’Ranch merupakan salah satu atraksi wisata buatan yang juga
memiliki nuansa alam. Berkuda di De’Ranch lembang dapat menjadi
salah satu kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi di SLB
Risantya. Aktivitas tersebut dapat menjadi salah satu media untuk
meningkatkan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus
dikarenakan anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan kuda-kuda
peliharaan yang berada di arena berkuda maupun di peternakan kuda
De’Ranch Lembang.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
De’Ranch Lembang yang memiliki skor justifikasi > 20 yaitu 25,2
menandakan bahwa De’Ranch Lembang dapat direkomendasikan
sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat dimasukkan ke dalam
paket wisata untuk siswa-siswi di SLB Risantya.
d. Dusun Bambu
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa Dusun
Bambu memperoleh skor jusifikasi yaitu 25,2 dimana skor tersebut
menandakan bahwa Dusun Bambu memiliki nilai yang baik dalam
sisi keunikan, leisure, fasilitas maupun kesesuaian tempat akan
selera dari responden. Dusun bambu memiliki keunikan yaitu
merupakan sebuah leisure park dengan konsep ekowisata yang
menekankan kepada konservasi bambu dengan prinsip 7E yang
terdiri dari Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika dan
Entertaiment. Disamping penekanan terhadap konservasi dusun
bambu juga menawarkan panorama yang indah dengan berbagai
wahana permainan yang tersedia seperti berperahu menggunakan
sampan, Camping, Hiking mengelilingi kebun bunga, Team Building
Program, anak-anak dapat belajar untuk bercocok tanam dan
memberi makan pada hewan serta dapat mencoba berbagai
permainan tradisional. Aktivitas-aktivitas tersebut selaras dengan
tujuan diadakannya aktivitas di luar sekolah yaitu untuk melatih
keterampilan, kepedulian terhadap lingkungan alam serta
meningkatkan rasa percaya diri. Sementara untuk fasilitas lainnya
Dusun Bambu memiliki restoran yang terbagi menjadi 3 konsep
tempat makan yaitu Food Court, Restoran dan Saung dengan
kapasitas > 100 orang, toko souvenir, serta memiliki fasilitas kursi
roda dan unit kesehatan bagi yang membutuhkan.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
Dusun Bambu yang memiliki skor justifikasi > 20 yaitu 25,2
menandakan bahwa atraksi wisata Dusun Bambu dapat
direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
e. Floating Market
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa nilai atraksi
wisata Floating Market menurut responden mencapai skor 24,6.
Skor 24,6 menandakan bahwa Floating Market sudah memiliki
unsur yang diperlukan oleh atraksi wisata. Keunikan Floating
Market sendiri terdapa pada atraksi utamanya yaitu adalah pasar
apung tradisional. Dimana anak-anak dapat belajar untuk membeli
sesuatu dalam perahu dengan alat tukar berupa koin yang
sebelumnya telah ditukar dengan uang asli. Aktivitas tersebut dapat
menjadi salah satu anktivitas untuk bina diri bagi siswa-siswi di SLB
Risantya. Disamping itu Floating Market lembang juga
menyediakan berbagai bentuk permainan anak-anak seperti perahu
air, kereta air dan wahana outbond, juga miniatur kereta api yang
dijadikan sebagai buah tangan.
Dengan demikian berdasarkan pemaparan diatas Floating
Market yang memiliki skor justifikasi > 20 yaitu 24,6 menandakan
bahwa atraksi wisata Floating Market dapat direkomendasikan
sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat dimasukkan ke dalam
paket wisata untuk siswa-siswi di SLB Risantya.
f. Tahu Susu Lembang
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa Tahu Susu
Lembang memperoleh skor jusifikasi yaitu 24,3 dimana skor
tersebut menandakan bahwa Tahu Susu Lembang memiliki nilai
yang baik dalam sisi keunikan, leisure, fasilitas maupun kesesuaian
tempat akan selera dari responden. Keunikan dari Tahu Susu
Lembang adalah menawarkan jenis tahu dengan bahan dasar olahan
menggunakan tambahan susu sehingga memiliki rasa yang berbeda
dibandingkan dengan tahu lainnya. Seperti yang kita ketahui
makanan berbahan dasar kacang kedelai ini megandung sumber
protein yang tinggi terutama bagi pertumbuhan anak-anak. Di
tempat ini anak-anak dapat diajak berkeliling pabrik untuk melihat
dan mencoba sendiri proses pembuatan tahu dari bahan mentah
hingga menjadi tahu yang siap untuk dikonsumsi. Dengan demikian
disamping untuk beristirahat sejenak Tahu Susu Lembang dapat
menjadi salah satu atraksi wisata untuk pembelajaran bagu anak-
anak dalam mengenal makanan olahan yang mungkin saja pernah
dicicipi namun belum mengetahui cara pembuatannya. Sehingga
dengan skor 24,3 menandakan bahwa atraksi wisata Tahu Susu
Lembang dapat direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata
yang dapat dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di
SLB Risantya.
g. Gunung Tangkuban Perahu
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa nilai atraksi
wisata tangkuban perahu menurut responden mencapai skor 24. Skor
24 menandakan bahwa Tangkuban Perahu sudah memiliki unsur
yang diperlukan oleh atraksi wisata yaitu keunikan yang baik,
leisure atau untuk bersantai di Gunung Tangkuban Perahu baik,
wisatawan dapat menikmati keindahan alam Gunung Tangkuban
Perahu, sangat sesuai dengan selera siswa-siswi SLB Risantya yaitu
alam serta edukasi/ pengetahuan yang dapat diperoleh selama di
Gunung Tangkuban Perahu juga baik, selain itu aksesibilitas menuju
Tangkuban Perahu pun dinilai baik oleh responden hal tersebut
dapat terlihat dari jalan yang bagus dan mudah dijangkau baik
menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum
meskipun sedikit jauh atraksi wisatanya dari pintu masuk Gunung
Tangkuban Perahu. Keunikan dari Gunung Tangkuban Perahu
adalah Gunung inu merupakan gunung yang masih aktif namun
relative masih aman untuk dikunjungi oleh anak-anak. Hanya saja
untuk membuat rasa nyaman dan aman bagi anak-anak, disarankan
untuk menggunakan masker penutup mulut. Fasilitas yang tersedia
di Gunung Tangkuban Perahu sudah cukup lengkap diantaranya
restoran, pusat informasi, unit kesehatan dan angkutan wara-wiri
yang akan membuat anak-anak merasa senang dengan mencoba alat
transportasi yang sebelumnya belum pernah anak-anak tersebut
temukan maupun belum pernah di coba.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor Tangkuban Perahu yang mencapai > 20 yaitu adalah 24
menandakan bahwa atraksi wisata Tangkuban Perahu dapat
direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
h. Kampung Gajah
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa nilai atraksi
wisata Kampung Gajah menurut responden mencapai skor 23. Skor
23 menandakan bahwa Kampung Gajah sudah memiliki unsur yang
diperlukan oleh atraksi wisata. Sesuai dengan tema kampung gajah
yaitu “Wisata, Belanja, dan Kuliner”. Kampung gajah memiliki
berbagai macam aktivitas serta fasilitas ynag dapat dimanfaatkan
oleh siswa-siswi di SLB Risantya diantaranya anak-anak dapat
berkeliling kawasan dengan menunggangi kuda, arena outbound sky
view, area untuk memetik buah strawberry dan aktivitas menarik
lainnya yaitu adalah arena berenang/ Waterboom yang dimiliki
kampung gajah. Disamping itu untuk restoran sendiri kampung
gajah memiliki 4 restoran dengan menu yang beraneka ragam yaitu
Restoran Sunda, Restoran Barat, Restoran Jepang dan Restoran
Oriental.
Dengan demikian berdasarkan pemaparan diatas Kampung
Gajah yang memiliki skor justifikasi > 20 yaitu 23 menandakan
bahwa atraksi wisata Kampung Gajah dapat direkomendasikan
sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat dimasukkan ke dalam
paket wisata untuk siswa-siswi di SLB Risantya.
i. Pemandian Air Panas Sariater
Berdasarkan gambar 31 diketahui bahwa skor Pemandian Air
Panas Sariater wisata menurut responden mencapai 22,3. Pemandian
Air Panas ini memiliki kandungan air panas yang baik karena
mengandung kalsium, magnesium, chloride, sulfat, thermo, mineral,
serta hypertherma dengan kadar aluminium yang tinggi yaitu 38,5
equiv persen, juga dengan tingkat keasamannya yang sangat tinggi,
yaitu ph 2,45 yang bermanfaat bagi kesehatan. Di pemandian air
panas ini anak-anak tidak hanya dapat berendam namun juga dapat
menikmati fasilitas lainnya diantaranya adalah fasilitas olahraga dan
permainan, kolam pemancingan, wahana anak-anak, tempat
outbond, bumi perkemahan, dan aneka fasilitas penunjang lainnya.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor Pemandian Air Panas Sariater yang mencapai > 20
yaitu adalah 22,3 menandakan bahwa Pemandian Air Pans Sariater
dapat direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
j. Observatorium Bosscha
Berdasarkan gambar 31 dapat diketahui bahwa skor
Observatorium Bosscha menurut responden mencapai 21,9. Seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya Observatorium Bosscha memiliki
keunggulan yaitu sebagai bangunan konservasi yang memiliki pusat
peneropongan bintang dengan nilai edukasi yang tinggi sebagai
pengetahuan dan wawasan bagi siswa-siswi di SLB Risantya.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor Observatorium Bosscha yang mencapai > 20 yaitu
adalah 21,9 menandakan bahwa Observatorium Bosscha dapat
direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
2. Analisis berdasarkan rekapitulasi total nilai justifikasi pada atraksi
wisata di Kabupaten Bandung Selatan :
GAMBAR 33
REKAPITULASI TOTAL NILAI JUSTIFIKASI PADA
ATRAKSI WISATA DI KABUPATEN BANDUNG SELATAN
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
a. Bumi Perkemahan Rancaupas
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa Bumi Perkemahan
Rancaupas mendapatkan skor justifikasi tertinggi dibandingkan
dengan atraksi wisata lainnya yaitu 27.9, Hal ini memungkinkan
terjadi dikarenakan Bumi Perkemahan Rancaupas memiliki
aktivitas-aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak. Diantaranya
Bumi Perkemahan Rancaupas Kid Adventure Recreation Education
(KARE) dimana anak-anak akan diajak untuk bermain permainan
yang bersifat petualangan dengan unsure edukasi didalamnya. Selain
itu anak-anak akan melakukan hiking mengelilingi dan menikmati
suasana alam di Bumi Perkemahan Rancaupas, mengunjungi
penangkaran Rusa serta mencoba memberi makan rusa-rusa yang
ada di dalam penangkaran tersebut. Bumi Perkemahan Rancaupas
memiliki fasilitas akomodasi yaitu Camping Ground. Anak-anak
27,9 26,2 25,3 24,9 21,5 19,8 19,4 19,1 18
Total Nilai Justifikasi
dapat belajar untuk membuat tenda bersama, hal ini dapat membantu
anak untuk membina diri mereka. Disamping hal itu Rancaupas
memiliki arena outbound dan kolam renang yang dapat digunakan
oleh anak-anak dengan pengawasan dari pendamping. Untuk
aktivitas yang telah disebutkan sebelumnya seperti hiking, berenang
dan mengunjungi penangkaran rusa, Anak autis membutuhkan
pendamping untuk membantu melalukan aktivitas tersebut, untuk
Down Syndrome dan Tuna Grahita masih dapat diarahkan oleh guru
sedangkan untuk tuna daksa selama aktivitas berlangsung dapat
dibantu dengan menggunakan kursi roda sehingga mempermudah
pergerakan selama melakukan aktivitas tersebut.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor Bumi Perkemahan Rancaupas yang mencapai > 20
yaitu 27,9 menandakan bahwa Bumi Perkemahan Rancaupas dapat
direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
b. KPBS Pangalengan
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa KPBS
Pangalengan mendapatkan skor justifikasi yaitu 26.2. Hal ini
dikarenakan KPBS Pangalengan memiliki keunggulan yaitu sebagai
pabrik pengolahan susu yang cukup dikenal di Kabupaten Bandung
Selatan. KPBS Pangalengan memiliki kegiatan peternakan sapi
mulai dari Budidaya, Reproduksi, Pemerahan serta Milk Treatment
untuk pengolahan susu. Dalam Milk Treatment banyak sekali hal-hal
yang dapat dipelajari oleh anak-anak seperti pengujian kualitas susu
yang dibuat oleh KPBS Pangalengan, penimbangan susu,
penerimaan susu serta pengolahan susu menjadi produk yogurt dan
susu pasteurisasi. Anak-anak juga diajak untuk mengunjungi
peternakan sapi serta diajarkan cara untuk memerah sapi. Kegiatan
memerah sapi biasanya dilakukan pada pagi hari sehingga udaranya
pun masih cukup segar karena KPBS Pangalengan berada di dataran
tinggi. Disamping itu keunikan dari KPBS Pangalengan selain
memproduksi susu adalah KPBS pangalengan memasarkan susu-
susu tersebut untuk digunakan oleh Home Industry. Diantaranya
Home Industry tersebut mengolah susu menjadi makanan seperti
Permen, Kerupuk dan Dodol yang menggunakan bahan dasar dari
susu segar KPBS Pangalengan. Anak-anak serta orang tua dapat
mengunjungi Home Industry tersebut untuk melihat dan mencoba
untuk mengolah susu menjadi makanan serta dapat membeli
makanan tersebut untuk dijadikan buah tangan.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor KPBS pangalengan yang mencapai > 20 yaitu 26,2
menandakan bahwa KPBS Pangalengan dapat direkomendasikan
sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat dimasukkan ke dalam
paket wisata untuk siswa-siswi di SLB Risantya.
c. Kebun Strawberry Ciwidey
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa Kebun Strawberry
Ciwidey mendapatkan skor justifikasi yaitu 25.3. Seperti yang telah
disampaikan sebelumnya kebun strawberry Ciwidey memiliki
panorama yang indah dengan aktivitas yang menyenangkan yaitu
memetik buah strawberry. Keunggulan dari buah strawberry di
kawasan ciwidey ini adalah aman dan bebas dari pestisida yang
berbahaya bagi kesehatan sehingga cocok untuk dikonsumsi anak-
anak terutama bagi anak berkebutuhan khusus. Pengenalan kebun
strawberry khususnya buah strawberry dapat menjadi salah satu
proses pembelajaran melalui metode langsung berupa pengamatan
langsung terhadap suatu objek di lingkungan atau menjadi sumber
belajar di alam terbuka. Karena seperti yang kita ketahui buah
strawberry dan beberapa buah lainnya hanya bisa tumbuh di dataran
tinggi sehingga untuk melihat proses pertumbuhan, pemetikan
hingga dapat langsung dikonsumsi hanya dapat ditemui di daerah-
daerah tertentu. Dengan demikian Kebun Strawberry Ciwidey
disamping menawarkan sisi edukasi seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya juga dapat menjadi suatu proses pembelajaran untuk
berinteraksi langsung pada lingkungan sekitar dengan suasanya yang
menyenangkan bagi siswa-siswi di SLB Risantya.
Berdasarkan pemaparan diatas dengan skor Kebun
Strawberry Ciwidey yang mencapai > 20 yaitu 25,3 menandakan
bahwa Kebun Strawberry Ciwidey dapat direkomendasikan sebagai
salah satu atraksi wisata yang dapat dimasukkan ke dalam paket
wisata untuk siswa-siswi di SLB Risantya.
d. PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu)
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa PT Ultra
Peternakan (Pabrik Susu) mendapatkan skor justifikasi yaitu 24.9.
Hal dikarenakan peternakan susu ini menawarkan banyak hal,
diantaranya pengetahuan dalam pengolahan susu, anak-anak dapat
berinteraksi dengan sapi-sapi yang berada di pabrik susu ini dan juga
anak-anak dapat mencoba serta melihat pengolahan susu dari awal
hingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Susus-susu yang diolah
oleh PT Ultra Peternakan sebagian berasal dari KPBS Pangalengan.
Keunggulan dari PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu) yakni adalah
pabrik susu PT Ultra Peternakan telah menggunakan peralatan
modern sehingga hal tersebut menunjang bagi faktor keamanan dan
kenyamanan siswa-siswi SLB Risantya yang ingin mengunjungi
pabrik susu ini.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu) yang mencapai > 20
yaitu 24,9 menandakan bahwa PT Ultra Peternakan (Pabrik Susu)
dapat direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
e. Perkebunan Teh Malabar
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa Perkebunan Teh
Malabar mendapatkan skor justifikasi yaitu 21.5. Perkebunan Teh
Malabar memiliki pengetahuan sejarah yang penting, dimana
terdapat makam dan rumah peninggalan K.A.R Bosscha yang sudah
ada sejak tahun 1894. K.A.R Bosscha merupakan pendiri dari
Perkebunan Teh Malabar dan juga yang mendirikan salah satu
sekolah bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Disamping itu
keunikan lainnya anak-anak dapat melakukan tea walk yaitu
menjelajahi perkebunan teh yang memiliki udara yang sejuk dengan
berjalan kaki, aktivitas lainnya anak-anak akan diajak untuk
mencoba memetik teh dari perkebunan untuk selanjutnya diolah di
pabrik pengolahan teh.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor Perkebunan Teh Malabar yang mencapai > 20 yaitu
21,5 menandakan bahwa Perkebunan Teh Malabar dapat
direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
f. Kolam Renang Ciwalini
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa Kolam Renang
Ciwalini mendapatkan skor justifikasi yaitu 19,8. Keunggulan dari
Kolam Renang Ciwalini yaitu memiliki air yang jernih serta tidak
memiliki aroma belerang yang menyengat seperti pemandian air
panas lainnya. Disamping itu selain berendam anak-anak dapat
menikmati pemandangan perkebunan teh yang terlihar dari tempat
pemandian air panas ini. Fasilitas yang tersedia di tempat ini tidak
hanya kolam renang saja tetapi juga terdapat aneka permainan
seperti flying fox, di sekitar lokasi pemandian air panas ini siswa-
siswi di SLB Risantya juga dapat melakukan aktivitas dengan
mengunjungi argowisata untuk mengetahui proses pembuatan teh
serta berisirahat dengan mencoba teh khas Ciwalini. Keunikan dari
Kolam Renang Ciwalini yaitu bagi pengunjung yang memasuki
tempat Pemandian Air Panas Ciwalini akan mendapatkan souvenir
berupa Teh Walini.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor justifikasi untuk Kolam Renang Ciwalini yang
mencapai > 20 yaitu 19,8 menandakan bahwa Kolam Renang
Ciwalini masih dapat direkomendasikan sebagai salah satu atraksi
wisata yang dapat dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-
siswi di SLB Risantya.
g. Situ Patenggang
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa Situ Patenggang
mendapatkan skor justifikasi yaitu 19.4, Situ Patenggang merupakan
sebuah danau yang memiliki cerita legenda. Dimana anak-anak
dapat menikmati keindaahan danau situ serta pemandangan bukit
yang masih asri serta anak-anak dapat meilhat hamparan perkebunan
teh. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi SLB Risantya
di Situ Patenggang antara lain berperahu mengelilingi area danau,
mengunjungi pula kecil yang berada di tengah-tengah danau serta
berbelanja oleh-oleh dan mencoba kuliner di dalam area situ
patenggang. Skor yang diperoleh Situ Patenggang < 20 hal ini
memungkinkan terjadi dikarenakan faktor keamanan dan
keselamatan bagi siswa-sisiwi di SLB Risantya karena seperti yang
diketahui anak berkebutuhan khusus terutama bagi anak yang
termasuk dalam kategori Autis memiliki perilaku hyperactive dan
ekspresif sehingga untuk berperahu mengelilingi danau akan cukup
sulit untuk membuat anak autis tetap tenang di dalam perahu,
sehingga bagi sebagian responden aktivitas di situ patenggang belum
dapat menjadi pilihan bagi siswa-siswi di SLB Risantya.
Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan diatas
dengan skor Situ Patenggang yang mencapai < 20 yaitu 19,4
menandakan bahwa Situ Patenggang belum dapat direkomendasikan
sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat dimasukkan ke dalam
paket wisata untuk siswa-siswi di SLB Risantya.
h. Air Panas Cimanggu
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa Air Pans Cimanggu
mendapatkan skor justifikasi yaitu 19,1. Air Panas Cimanggu sendiri
merupakan salah satu atrasi wisata yang menyediakan kolam
berenang dengan air panas yang berasal dari air mata Gunung
Patuha. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak-anak di tempat ini
antara lain Berenang di Kolam Renang Cimanggu serta Berendam
air hangat di dalam ruangan yang terpisah dari kolam Renang
Cimanggu. Fasilitas penunjang lainnya yang berada di tempat ini
adalah Saung untuk bersantai di dekat kolam berenang, panggung
yang dapat digunakan/ disewa serta terdapat penginapan atau
cottage yang memiliki akses masuk langsung menuju Kolam
Renang Air Panas Cimanggu. Keunggulan dari atraksi wisata ini
adalah buka 24 jam. Namun beberapa responden menilai bahwa
Kolam Renang Air Panas Cimanggu ini belum dapat di pilih sebagai
atraksi wisata untuk dikunjungi oleh anak-aanak dikarenakan
aktivitas yang tersedia masih kurang dan juga fasilitas yang belum
cukup memadai. Dengan demikian maka berdasarkan pemaparan
diatas dengan skor Air Panas Cimanggu yang mencapai < 20 yaitu
19,1 menandakan bahwa Air Panas Cimanggu belum dapat
direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dapat
dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di SLB
Risantya.
i. Kawah Putih
Berdasarkan gambar 33 diketahui bahwa Kawah Putih
mendapatkan skor justifikasi yaitu 18. Kawah putih merupakan salah
satu atraksi wisata di Kabupaten Bandung Selatan. Keunikan dari
kawah putih yaitu memiliki pemandangan kawah belerang yang
indah dan berwarna putih kehijauan dengan suhu udara yang cukup
dingin sehingga anak-anak jika berkunjung ke kawah putih di
sarankan untuk menggunakan pakaian hangat dan masker.di tempat
ini anak-anak dapat mempelajari ataupun merasakan sendiri wangi
belerang ataupun mencoba memasak telur dengan menggunaka air
belerang, disamping lain sebagian dari sisi kawah putih masih
memiliki tebing-tebing yang curam dimana beberapa area masih
memiliki kawah aktif sehingga pengawasan anak-anak oleh
pendamping dan guru menjadi hal yang utama, agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan seperti terjatuh, terlalu lama
menghisap belerang sehingga anak-anak merasa tidak nyaman dan
hal lainnya. Sementara untuk fasilitas penunjang yang ada di kawah
putih bagi beberapa responden di rasakan masih kurang memadai
terutama bagi anak berkebutuhan khusus diantaranya hanya terdapat
Pusat Informasi, Restoran/ Warung makanan serta toilet. Dengan
demikian maka berdasarkan pemaparan diatas dengan skor Kawah
Putih yang mencapai < 20 yaitu 18 menandakan bahwa Kawah Putih
belum dapat direkomendasikan sebagai salah satu atraksi wisata
yang dapat dimasukkan ke dalam paket wisata untuk siswa-siswi di
SLB Risantya.
C. Analisis Fasilitas Wisata di Kabupaten Bandung Barat dan Selatan
Bagi Siswa-Siswi di Sekolah Luar Biasa Risantya Kota Bandung
Berdasarkan data temuan, daftar periksa penulis serta dari hasil
wawancara dengan pengajar di SLB Risantya dapat dilakukan analisis
mengenai fasilitas wisata yang berada di Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Bandung Selatan, Berikut merupakan analisis penulis mengenai
jenis akomodasi, restoran serta transportasi yang didapatkan dari
responden,daftar periksa penulis dan hasil wawancara dengan pengajar di
SLB Risantya:
1. Akomodasi
GAMBAR 34
JENIS AKOMODASI
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil data olahan mengenai jenis akomodasi yang
dipilih oleh responden, dapat diketahui bahwa terdapat 3 jenis
akomodasi yang dipilih oleh responden untuk siswa-siswi SLB
Risantya yaitu, Camp, Villa serta Hotel Bintang *3 - *5. 11 responden
memilih camp sebagai akomodasi yang ingin digunakan saat berwisata
dikarenakan camp memiliki bentuk yang unik dimana siswa-siswi
dapat mencoba untuk membuat camp mereka sendiri/ berkelompok
dengan bantuan maupun arahan baik dari guru atau dari instruktur di
tempat camp tersebut. Camp sendiri memiliki keunikan yaitu siswa-
siswi dapat lebih bisa menyatu dengan alam dan dapat lebih mandiri.
Sedangkan 28 responden lainnya memilih Villa sebagai akomodasi
yang digunakan saat berwisata dikarenakan villa memiliki fasilitas
yang lengkap dimana siswa-siswi dapat tinggal bersama dalam satu
tempat guna meningkatkan kebersamaan selain itu di dalam villa
biasanya terdapat dapur dimana orang tua dari siswa-siswi SLB
22%
56%
22%
Hotel Melati Camp Villa Hotel Bintang*3 - *5
Res
po
nd
en
Risantya dapat memasak makanan bagi anaknya, dikarenakan anak
berkebutuhan khusus memiliki pola makanan yang berbeda, terdapat
beberapa jenis makanan yang dapat dikonsumsi dan beberapa makanan
yang harus dihindari guna kesehatan bagi masing-masing anak
sehingga hanya orang tua yang mengerti mengenai makanan-makanan
tersebut sehingga villa menjadi salah satu pilihan dari jenis akomodasi
yang direkomendasikan baik dari responden ataupun dari pihak sekolah
untuk berwisata. Sedangkan 11 responden lainnya memilih Hotel
Bintang *3-*5 dikarenakan setiap hotel memiliki keunikan masing-
masing dan fasilitas yang beraneka ragam sehingga responden memilih
hotel sebagai salah satu jenis akomodasi yang pilih untuk berwisata.,
menurut hasil wawancara penulis dengan pengajar di SLB Risantya hal
terpenting ketika pihak sekolah memilih akomodasi bagi siswa-siswi
adalah akomodasi tersebut memiliki kondisi tempat yang bersih dan
aman serta memiliki dapur untuk kepentingan orang tua yang akan
membuat makanan bagi anaknya. Dengan demikian jenis akomodasi
baik Camp, Villa maupun Hotel Bintang *3-*5 dapat digunakan
sebagai jenis akomodasi bagi siswa-siswi di SLB Risantya selama
akomodasi tersebut memiliki kondisi yang bersih dan nyaman bagi
anak-anak.
Berikut dibawah ini merupakan analisis penulis berdasarkan aspek
dari fasilitas wisata yaitu adalah menu makanan di restoran :
2. Restoran
GAMBAR 35
MENU MAKANAN
n = 50
Sumber: Data Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil data olahan mengenai menu makanan di
restoran yang dipilih oleh responden, dapat diketahui bahwa nilai
tertingggi yang dipilih responden sebagai menu makanan bagi siswa-
siswi di SLB Risantya adalah makanan rumah/ membawa bekal sendiri
Hal ini memungkinkan terjadi karena hanya orang tua/ pihak keluarga
yang mengetahui selera makanan bagi anakanya selain itu terdapat
beberapa jenis makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh banyak
dimakan untuk anak berkebutuhan khusus, menurut hasil wawancara
peneliti dengan salah satu pengajar di SLB Risantya menyebutkan
bahwa untuk menu makanan yang biasa dipilih ketika berwisata di luar
sekolah, pihak sekolah tidak ingin mengambil resiko dengan
memilihkan makanan bagi siswa-siswi dikarenakan untuk sebagian anak
kebutuhan khusus terdapat beberapa jenis makanan yang harus dihindari
seperti gula dan makanan olahan, dikarenakan bagi anak berkebutuhan
18%
2%
30%
50%
Res
po
nd
en
khusus terutama bagi anak autis gula merupakan sumber makanan yang
dapat membuat anak menjadi semakin aktif dan berekspresi secara
berlebihan, Sehingga makanan rumah/ membawa bekal sendiri menjadi
salah satu pilihan utama bagi pihak SLB Risantya dan orang tua siswa-
siswi ketika sedang berwisata. Untuk jenis menu makanan tradisional
atau menu makanan barat biasanya jenis menu makanan tersebut dipilih
oleh pihak sekolah untuk orang tua murid dan pengajar yang sedang
bertugas menemani siswa-siswi. Dengan demikian dapat dianalisis
bahwa jenis menu makanan saat berwisata bagi anak berkebutuhan
khusus lebih diarahkan kepada membawa bekal masing-masing dari
rumah sedangkan jenis menu makanan bagi orang tua yang menemani
anak-anaknya lebih menyesuaikan kepada tempat/ daerah yang akan
dikunjungi.
Berikut dibawah ini merupakan analisis penulis berdasarkan
daftar periksa dari aspek fasilitas wisata yaitu adalah transportasi yang
digunakan oleh pihak SLB Risantya:
3. Transportasi
Berdasarkan hasil daftar periksa penulis mengenai transportasi
diketahui bahwa terdapat beberapa jenis transportasi darat yang dapat
digunakan dari SLB Risantya menuju Kabupaten Bandung Barat
maupun Kabupaten Bandung Selatan diantaranya adalah jenis
transportasi angkutan umum, elf dan bis pariwisata. Berdasarkan hasil
dari wawancara penulis dengan pengajar di SLB Risantya menyebutkan
bahwa untuk transportasi yang biasa dipilih oleh pihak SLB Risantya
untuk siswa-siswi berwisata biasanya adalah menggunakan Bis
Pariwisata pada umumnya yang memiliki fasilitas toilet serta fasilitas
hiburan seperti tv atau dvd yang biasa terdapat pada bis pariwisata.
Untuk fasilitas lainnya biasanya pihak SLB Risantya selalu
menyediakan sendiri wheel chair dan P3K didalam bis agar bisa
digunakan sewaktu-waktu jika ada kejadian yang darurat atau tidak
diinginkan. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa untuk
transportasi yang digunakan bagi siswa-siswi di SLB Risantya adalah
trasnportasi bis pariwisata dengan kapasitas lebih dari 30 mengingat
anak-anak selama berwisata ditemani oleh guru maupun orang tua,
disamping itu fasilitas toilet dalam bus juga merupakan suatu kebutuhan
guna memperlancar waktu perjalanan agar tidak sering berhenti
ditengah perjalanan untuk mencari kamar mandi yang akan
menyebabkan waktu perjalanan menjadi lebih lama dari yang
seharusnya.
D. Analisis Waktu yang Sesuai Dengan Anak Berkebutuhan Khusus di
Sekolah Luar Biasa Risantya Kota Bandung
Berdasarkan hasil daftar periksa mengenai waktu perjalanan dapat
diketahui bahwa jarak pencapaian atraksi wisata serta waktu aktivitas yang
dibutuhkan dari titik point awal keberangkatan yaitu dari SLB Risantya
menuju setiap atraksi wisata berkisar 16 - 48 km jarak tersebut cukup jauh
dan akan lama jika berpergian pada hari libur mengingat tingkat kemacetan
di kawasan Bandung yang semakin tinggi jika dibandingkan dengan
berpergian pada hari biasa. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
pengajar di SLB Risantya mengatakan bahwa untuk lama waktu berwisata
bagi siswa-siswi biasanya tidak lebih dari dari 2 hari seperti yang telah
disebutkan sebelumnya yaitu mengenai lama kunjungan, Dengan demikian
maka waktu kunjungannya pun sebisa mungkin tidak begitu padat, sekitar 9
- 10 jam dalam sehari mengingat faktor kesehatan, sehingga anak tidak
merasa lelah di perjalanan dan dapat mengikuti semua aktivitas yang ada
ketika berwisata. Sehingga perhitungan waktu yang tepat untuk
menghubungkan setiap atraksi yang ada merupakan salah satu faktor
penting yang harus dipertimbangkan dengan baik mengingat faktor
kenyamanan bagi siswa-siswi di SLB Risantya Kota Bandung. Disamping
itu waktu tambahan/ Rest juga juga dibutuhkan oleh siswa-siswi yang telah
melakukan aktivitas wisata agar tidak kelelahan, waktu ini pula dapat
dimanfaatkan oleh siswa-siswi untuk berinteraksi dan berbaur dengan
teman-teman lainnya. Sambil beristirahat menikmati tempat wisata,
menikmati makan siang, atau membeli souvenir serta dapat digunakan
untuk berfoto. Biasanya tidak ada ketentuan waktu tambahan, sehingga
siswa-siswi ataupun orang tua dapat menambahkan waktu tambahan
tersebut sesuai dengan keinginan mereka, namun apabila siswa-siswi dan
orang tua sedang mengikuti paket wisata biasanya diberikan waktu
tambahan maksimal 1 jam untuk disetiap atraksi wisata, agar waktu
perjalanan akan berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan waktu
yang tertera di paket wisata.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
B. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan di SLB Risantya
mengenai karakteristik siswa-siswi di SLB Risantya, Atraksi Wisata,
Fasilitas Wisata dan Waktu yang sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi
antara lain sebagai berikut :
1. Karakteristik Siswa-Siswi di SLB Risantya dari sisi psikografis
memiliki motivasi kunjungan tertinggi dalam menambah pengetahuan/
edukasi serta untuk berekreasi ketika sedang melakukan wisata.
Sedangkan aktivitas yang ingin dilakukan oleh siswa-siswi SLB
Risantya cenderung kepada aktivitas menikmati pemandangan alam dan
melihat seni budaya. Adapun lama kunjungan siswa-siswi dalam
melakukan wisata tidak lebih dari 2 hari. Dengan frekuensi kunjungan
untuk berwisata untuk siswa-siswi dalam satu tahun lebih dari 2 kali.
Disisi lain jenis wisata yang diminati oleh siswa-siswi yaitu wisata alam
dan wisata edukasi. Adapun untuk atraksi wisata yang ingin dikunjungi
dapat disimpulkan bahwa responden cenderung lebih memilih kebun
strawberry, PT Ultra peternakan (Pabrik Susu), Bumi Perkemahan
Rancaupas, KPBS Pangalengan serta Perkebunan Teh Malabar menjadi
pilihan atraksi wisata yang diminati oleh responden untuk dikunjungi di
Kabupaten Bandung Selatan. Sedangkan untuk atraksi wisata di
Kabupaten Bandung Barat responden cenderung lebih memilih atraksi
wisata De’Ranch Lembang, Pemandian Air Panas Sariater,
Observatorium Lembang, Gunung Tangkuban Perahu dan kampung
gajah sebagai atraksi wisata yang ingin dikunjungi oleh siswa-siswi di
SLB Risantya.
2. Atraksi Wisata yang lebih banyak diinginkan adalah yang bersifat aktif
dengan jenis wisatanya alam dan buatan. Nilai tertinggi yang diperoleh
pada atraksi wisata di Kabupaten Bandung Selatan adalah pada Bumi
Perkemahan Rancaupas sebesar 27,9 sedangkan nilai terendah ada pada
atraksi Wisata Kawah Putih sebesar 18. Sedangkan untuk atraksi wisata
yang berada di Kabupaten Bandung Barat dari hasil justifikasi diperoleh
bahwa Jendela Alam Lembang memperoleh nilai tertinggi sebesar 26,1
sedangkan disisi lain Observatorium Bosscha mendapat nilai terendah
sebesar 21,9 dibandingkan dengan atraksi wisata lainnya yang berada di
Kabupaten Bandung Barat.
3. Fasilitas Wisata yang terdiri dari akomodasi/ penginapan, restoran, dan
transportasi diketahui bahwa akomodasi/ penginapan yang digunakan
oleh siswa-siswi cenderung lebih memilih menggunakan jenis
akomodasi penginapan berupa villa dibandingkan dengan hotel ataupun
resort. Disisi lain untuk jenis menu makanan di restoran mayoritas
responden cenderung lebih memilih anak-anak untuk membawa bekal
masing-masing dari rumah karena pertimbangan tertentu. Dengan
transportasi yang digunakan untuk berwisata yaitu bis pariwisata yang
memiliki fasilitas kamar mandi di dalam bis.
4. Waktu yang dibutuhkan oleh siswa-siswi di SLB Risantya untuk
melakukan perjalanan wisata adalah waktu yang cukup singkat yaitu
mengarah kepada paket wisata 1 hari hingga 2 hari 1 malam, dengan
rentang waktu yang dibutuhkan dalam setiap aktivitas yang dilakukan
berkisar 1-2 jam. Sehingga dalam paket wisata maka total keseluruhan
waktu yang dibutuhkan siswa-siswi untuk melakukan perjalanan wisata
dalam 1 hari yaitu selama 8 – 10 jam, bergantung kepada lokasi
pencapaian atraksi wisata yang akan dikunjungi.
B. Rekomendasi
Rekomendasi dari hasil penelitian ini untuk atraksi wisata adalah
sebaiknya dipilih atraksi wisata yang memiliki tingkat keamanan,
kebersihan dan kenyamanan yang sesuai dengan karakteristik anak-anak
berkebutuhan khusus. Dimana anak-anak membutuhkan aktivitas-aktivitas/
kegiatan baik dalam bentuk pasif maupun aktif yang dapat meningkatkan
sensorik, motorik, rasa percaya diri dan tentunya menambah pengetahuan
serta wawasan anak-anak terhadap lingkungan sekitar diluar dari
lingkungan sekolah.
Adapun rekomendasi penulis dari hasil penelitian ini yaitu berupa
usulan paket wisata ke Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung
Selatan untuk Pihak SLB Risantya sebagai produk paket wisata yang dapat
pihak SLB Risantya jalankan sendiri ataupun diberikan kepada travel agent
yang sudah pihak SLB Risantya pilih sebagai Tailor Made Tour. Beberapa
usulan paket wisata ini dibuat berdasarkan pertimbangan dari hasil analisis
setiap komponen paket wisata yaitu Karakteristik siswa-siswi di SLB
Risantya. Atraksi Wisata, Fasilitas Wisata dan Waktu yang sesuai dengan
kebutuhan siswa-siswi di SLB Risantya. starting point dari paket wisata ini
adalah dari SLB Risantya Kota Bandung.
Berikut di bawah ini merupakan beberapa usulan paket wisata yang
penulis berikan kepada pihak SLB Risantya Kota Bandung :
1. Fun with Farming Tour
Paket wisata Fun with Farming Tour menawarkan perjalanan
wisata satu hari dengan mengunjungi peternakan dan perkebunan di
kawasan Bandung Selatan. Paket wisata ini akan mengajak siswa-siswi
berkunjung ke atraksi wisata yang bersifat edukasi dengan aktivitas
menyenangkan seperti berinteraksi dengan lingkungan dan alam sekitar.
Atraksi wisata yang akan dikunjungi antara lain : PT Ultra Peternakan
Bandung Selatan, Kebun Strawberry Ciwidey, dan Perkebunan Teh
Malabar. Adapun pertimbangan pemilihan restoran dalam paket wisata
ini mengarah pada restoran yang berlokasi tidak jauh dari atraksi wisata
dengan fasilitas yang memadai. Dimana orang tua serta pihak sekolah
dapat menikmati makan siang di restoran yang telah disediakan
sedangkan anak-anak dapat menikmati bekalnya masing-masing.
Paket wisata Fun with farming Tour ini sudah termasuk
transportasi, makan siang sesuai dengan program tur, welcome drink
saat tiba di atraksi wisata, T-Shirt dari UPBS, biaya tiket masuk, donasi,
dan biaya parkir, serta pemandu/ Local Guide saat berada di atraksi
wisata, juga peserta tur akan diberikan mineral water sebanyak 2 kali.
Adapun paket wisata ini belum termasuk tipping dan pengeluaran
pribadi peserta tur.
Berikut merupakan deskripsi dan rute dari paket wisata fun with
Farming Tour :
PAKET WISATA FUN WITH FARMING TOUR
Hari Tempat Aktivitas Durasi Transport Atraksi
Wisata Meals
01
Perkebunan Teh
Malabar
Exploring :
Walking Tour at Tea Plantation
Belajar memetik teh
Mengunjungi
Pabrik Teh
Trying to make a cup of tea
120'
L PT Ultra
Peternakan
Bandung Selatan
Exploring :
Visit Cow’s Groom &
Hospital
Melihat pengolahan susu
120'
RM. Tangek Makan Siang 60'
Kebun
Strawberry
Exploring :
Pembibitan &
Penanaman
strawberry
Mengolah buah strawberry
90’
Tour sudah termasuk
Transportasi, Makan sesuai dengan program tour (L), Welcome
Drink, T-shirt UPBS, Entrance Fee, Donation, Parking, Pemandu
di atraksi wisata, Mineral Water (2x)
Tour belum termasuk Tipping, Pengeluaran pribadi.
Perkiraan Harga Tour Rp.125.000 – Rp.150.000 / Pax
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
RUTE FUN WITH FARMING TOUR
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Keterangan Rute :
a. Starting point dan finishing point berada di SLB Risantya
b. Adapun rute dari paket wisata Fun with Farming Tour sebagai berikut :
SLB Risantya - Perkebunan Teh Malabar - PT Ultra Peternakan (UPBS) -
R.M Tangek - Kebun Strawberry - SLB Risantya.
2. 2D1N Exploring Sites of Ci-Pang Bandung
Paket wisata 2D1N Exploring Sites of Ci-Pang Bandung menawarkan
perjalanan wisata 2 hari 1 malam dengan mengunjungi beberapa atraksi wisata
yang berada di kawasan Ciwidey dan Pangalengan. Paket wisata ini akan
mengajak siswa-siswi untuk melihat lebih dekat serta berpetualangan
mengunjungi Atraksi wisata yang akan dikunjungi antara lain: KPBS
Pangalengan, Kebun Strawberry Ciwidey, Kolam Renang Ciwalini dan Bumi
Perkemahan Rancaupas. Adapun pertimbangan pemilihan restoran dalam paket
wisata ini mengarah pada restoran yang berlokasi tidak jauh dari atraksi wisata
dengan fasilitas yang memadai. Dimana orang tua serta pihak sekolah dapat
menikmati makan siang di restoran yang telah disediakan sedangkan anak-anak
dapat menikmati bekalnya masing-masing.
Paket wisata 2D1N Exploring Sites of Ci-Pang Bandung ini sudah
termasuk transportasi, makan sesuai dengan program tur (B,L,D), welcome
drink saat tiba di atraksi wisata, biaya tiket masuk, donasi, dan biaya parkir,
Peralatan Ooutound, Instruktur/ pemandu/ Local Guide saat berada di atraksi
wisata, serta peserta tur akan diberikan mineral water sebanyak 2 kali dalam 1
hari. Adapun paket wisata ini belum termasuk tipping dan pengeluaran pribadi
peserta tur.
Berikut merupakan deskripsi dari paket wisata 2D1N Exploring Sites of
CI-PANG Bandung :
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
DAY 1
PAKET WISATA 2D1N EXPLORING SITES OF CI-PANG BANDUNG
Hari Tempat Aktivitas Durasi Transport &
Akomodasi
Atraksi
Wisata Meals
01
KPBS
Pangalengan
Exploring :
Mencoba memeras susu
sapi
Pengolahan susu
Buying
Souvenir
90'
L, D
RM. Sindang
Reret Makan Siang 90'
Kebun Strawberry
Exploring :
Pembibitan & Penanaman
strawberry
Mengolah
buah
strawberry
90'
RM. Kampoeng
Strawberry Makan Malam 60'
Cottage
Kampoeng
Strawberry
Check - In
02
Cottage
Kampoeng
Strawberry
Check- Out
B, L
Bumi Perkemahan
Rancaupas
Visit Deer
Breeding,
Outbound, Team
Building
180'
Saung Gawir Makan Siang 60'
Kolam Renang
Ciwalini
Exploring &
Relaxing 90'
Tour sudah termasuk
Transportasi, Makan sesuai dengan program tour (B,L,D),
Welcome Drink, Entrance Fee,Parking, Peralatan Outbound,
Instruktur/ Pemandu di atraksi wisata, Mineral Water (4x).
Tour belum termasuk Tipping, Pengeluaran pribadi.
Perkiraan Harga Tour Rp.400.000 – Rp.500.000 / Pax
RUTE 2D1N EXPLORING SITES OF CI-PANG BANDUNG
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Keterangan Rute :
a. Starting point berada di SLB Risantya dan finishing point berada di
kampoeng strawberry.
b. Rute hari pertama dari paket wisata 2D1N Exploring Sites of CI-Pang
Bandung sebagai berikut : SLB Risantya - KPBS Pangalengan - R.M
Sindang Reret – Kampoeng Strawberry “Cottage”.
DAY 2
RUTE 2D1N EXPLORING SITES OF CI-PANG BANDUNG
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Keterangan Rute :
a. Starting point berada di Cottage Kampoeng Strawberry dan Finishing point
berada di SLB Risantya.
b. Rute hari kedua dari paket wisata 2D1N Exploring Sites of CI-Pang
Bandung sebagai berikut : Cottage Kampoeng Strawberry - Bumi
Perkemahan Rancaupas – Ciwalini – SLB Risantya.
3. Adventure of Cowboy Tour
Paket wisata Adventure of Cowboy Tour menawarkan perjalanan
wisata satu hari dengan mengunjungi beberapa atraksi wisata yang berada di
kawasan Lembang. Paket wisata ini akan mengajak siswa-siswi untuk satu hari
menjadi seorang cowboy kecil yang sedang berpetualang untuk menemukan
serta mencari tahu hewan-hewan dan tumbuhan yang berada di atraksi wisata
De’Ranch dan Jendela Alam. Tidak hanya berinteraksi dengan hewan dan
tumbuhan Cowbos kecil ini akan berpetualang menemukan dan mencari tahu
pembuatan kuliner khas Bandung yaitu dengan mengunungi Tahu Susu
Lembang dan Floating Market. Adapun pertimbangan pemilihan restoran dalam
paket wisata ini mengarah pada restoran yang berlokasi tidak jauh dari atraksi
wisata dengan fasilitas yang memadai. Dimana orang tua serta pihak sekolah
dapat menikmati makan siang di restoran yang telah disediakan sedangkan
anak-anak dapat menikmati bekalnya masing-masing.
Paket wisata Adventure of Cowboy Tour ini sudah termasuk transportasi,
makan siang sesuai dengan program tur, welcome drink saat tiba di atraksi
wisata, biaya tiket masuk, donasi, dan biaya parkir, serta pemandu/ Local Guide
saat berada di atraksi wisata, juga peserta tur akan diberikan mineral water
sebanyak 2 kali. Adapun paket wisata ini belum termasuk tipping dan
pengeluaran pribadi peserta tur.
Berikut dibawah ini merupakan deskripsi dan rute dari paket
wisata Adventure of Cowboy Tour :
PAKET WISATA ADVENTURE OF COWBOY TOUR
Hari Tempat Aktivitas Durasi Transport Atraksi
Wisata Meals
01
De’Ranch Lembang
Exploring :
Riding
Visit Horse Breeding
Horse Feeding
Free Time
120’
L Floating Market
Exploring, Makan
siang 90’
Tahu Susu Lembang
Exploring,Buying
Souvenir, Free
Time
60’
Jendela Alam
Visit Animals,
Outbound, Team
Building
120’
Tour sudah termasuk
Transportasi, Makan sesuai dengan program tour (L),
Welcome Drink,Entrance Fee,Parking, Pemandu di atraksi
wisata, Mineral Water (2x)
Tour belum termasuk Tipping, Pengeluaran pribadi.
Perkiraan Harga Tour Rp.150.000 – Rp.200.000 / Pax
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
RUTE ADVENTURE OF COWBOY TOUR
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Keterangan Rute :
a. Starting point berada dan Finishing point berada di SLB Risantya.
b. Rute dari paket wisata Adventure of Cowboy Tour sebagai berikut : SLB
Risantya - De’Ranch - Floating Market - Tahu Susu Lembang – Jendela
Alam Lembang.
4. 2D1N Timeless Charm of Bandung
Paket wisata Timeless Charm of Bandung menawarkan perjalanan
wisata 2 hari 1 malam dengan mengunjungi beberapa atraksi wisata di Kawasan
Bandung. Paket wisata ini 2 hari 1 malam ini akan mengajak siswa-siswi untuk
melihat dan merasakan pesona atraksi wisata di Bandung yang tidak hanya
dikenal dengan kulinernya namun juga atraksi wisata alam dan buatan yang
didukung oleh panorama yang indah. Atraksi wisata yang akan dikunjungi
antara lain : Observatorium Bosscha, Kampung Gajah, dan Terminal Wisata
Grafika Cikole. Adapun pertimbangan pemilihan restoran dalam paket wisata
ini mengarah pada restoran yang berlokasi tidak jauh dari atraksi wisata dengan
fasilitas yang memadai. Dimana orang tua serta pihak sekolah dapat menikmati
makan siang di restoran yang telah disediakan sedangkan anak-anak dapat
menikmati bekalnya masing-masing.
Paket wisata Timeless Charm of Bandung ini sudah termasuk
transportasi, makan siang sesuai dengan program tur, welcome drink saat tiba di
atraksi wisata, biaya tiket masuk, donasi, dan biaya parkir, serta pemandu/
Local Guide saat berada di atraksi wisata, juga peserta tur akan diberikan
mineral water sebanyak 4 kali dalam 2 hari. Adapun paket wisata ini belum
termasuk tipping dan pengeluaran pribadi peserta tur.
Berikut dibawah ini merupakan deskripsi dari paket wisata Timeless
Charm of Bandung :
PAKET WISATA 2D1N TIMELESS CHARM OF BANDUNG
Hari Tempat Aktivitas Durasi
Transport
&
Akomodasi
Atraksi
Wisata Meals
01
Observatorium
Bosscha Exploring 90’
L,D RM. Sindang
Reret Makan siang 60’
Kampung Gajah Free Time 120
Grafika Wisata
Cikole
Check – in,
Makan Malam
02
Grafika Wisata
Cikole
Sarapan Pagi,
Check – out
B,L
Outbound
Grafika Cikole
Exploring,
Outbound,
Team Building
180’
Tahu Susu
Lembang
Makan Siang,
Buying
Souvenir Free
Time
90’
Tour sudah termasuk
Transportasi, Penginapan, Makan sesuai dengan program tour
(B,L,D), Welcome Drink, Entrance Fee, Parking, Pemandu di
atraksi wisata, Peralatan Outbound, Mineral Water (4x)
Tour belum termasuk Tipping, Pengeluaran pribadi.
Perkiraan Harga Tour Rp.300.000 – Rp.350.000 / Pax
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Berikut dibawah ini merupakan rute dari paket wisata Timeless Charm of
Bandung :
DAY 1
RUTE 2D1N TIMELESS CHARM OF BANDUNG
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Keterangan Rute :
a. Starting point berada SLB Risantya sedangkan Finishing point berada di
Grafika Wisata Cikole
b. Rute dari paket wisata Timeless Charm of Bandung: SLB Risantya –
Observatorium Bosscha – R.M Sindang Reret – Terminal Wisata Grafika
Cikole “Cottage”.
DAY 2
RUTE 2D1N TIMELESS CHARM OF BANDUNG
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016.
Keterangan Rute :
a. Starting point berada di Grafika Wisata Cikole sedangkan Finishing point
berada di SLB Risantya.
b. Rute dari paket wisata Timeless Charm of Bandung: Grafika Wisata Cikole
- Tahu Susu Lembang - SLB Risantya.
DAFTAR PUSTAKA
Djam'an, S. (2011). Metode penelitian. Bandung: Alfabeta.
Jannah, M., & Darmawanti, I. (2004). Tumbuh Kembang Anak Usia Dini & Deteksi
Dini Pada Anak Berkebutuhan Khusus. Surabaya: Insight Indonesia.
Kota Bandung Dalam Angka. (2015). Bandung: Biro Pusat Statistik.
Muljadi. (2009). KEPARIWISATAAN DAN PERJALANAN. Jakarta: RajaGrafindo.
Murphy, N. A., & Carbone, P. S. (2008). Promoting the participation of children
with disabilities in sports, recreation and physical activities. Pediatrics, 1058-
1059.
Nirwandar, S. (2014). Building WOW: Indonesia Tourism and Creative Industry.
Jakarta: Gramedia Pustaka.
Nuriata. (2014). PAKET WISATA Penyusunan Produk dan Penghitungan Harga.
Bandung: Alfabeta.
Nuriata. (2014). Perencanaan dan Pelaksanaan Perjalanan Wisata Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Papathanasiss, A. (2011). The Long Tail of Tourism. Germany: Gabler.
Semer, & Purzyeki. (2000). Travel Vision. New Jersey: Upper Saddle River.
Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Smart, A. (2010). Anak Cacat Bukan Kiamat (Metode Pembelajaran & Terapi
untuk Anak). Yogyakarta: Kata Hati.
Sugiyono. (2015). CARA MUDAH MENYUSUN: SKRIPSI, TESIS, dan
DISERTASI. Bandung: Alfabeta.
-----------. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Bandung:
Alfabeta.
-----------. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
-----------. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sulaiman, S., & Kusherdyana. (2013). PENGANTAR STATISTIKA PARIWISATA.
Bandung: Alfabeta.
Suyitno. (2001). Perencanaan Wisata: Tour Planning. Yogyakarta: Andi.
Syaodih, N. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Sumber Lain :
http://www.cimangguciwidey.com/
http://www.indotravelers.com/
http:/www.southbandung.com/
http://ummi1.blogspot.co.id/
http://visitlembang.com/