14
1. PENDAHULUAN
Pada era perdagangan bebas sekarang ini, persaingan yang terjadi di dunia
usaha semakin ketat. Dalam rangka memperoleh dan mempertahankan
keunggulan kompetitif, organisasi perlu beradaptasi dengan cepat terhadap
lingkungan pasarnya. Saat ini, teknologi merupakan pemicu perusahaan untuk
menggali potensi yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan performa
perusahaan tersebut. Perkembangan teknologi, mendorong setiap perusahaan
untuk mengolah datanya dengan cepat, mudah dan lengkap, bahkan untuk
pekerjaan yang rumit dan aktivitas yang sering mengalami perubahaan dalam
proses kerja suatu perusahaan.
Sistem informasi secara terkomputerisasi sebagai wujud penerapan
teknologi, kini menjadi kebutuhan yang mutlak dan dapat memberikan
keunggulan kompetitif antar perusahaan, sehingga mendapat prioritas yang tinggi.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2003) sistem informasi secara terkomputerisasi
adalah kumpulan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat. Sistem
informasi terkomputerisasi merupakan suatu cara yang terstruktur dalam unit
usaha bisnis untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan
sehari-hari. Penerapan sistem dalam suatu perusahaan diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja perusahaan serta memenuhi
unsur sistem pengendalian internal yang baik pada perusahaan sehingga berbagai
kesalahan dan masalah yang sebelumnya sering terjadi dapat diatasi.
15
Rini (2010) mengatakan bahwa sistem informasi juga menawarkan
kemudahan komunikasi dengan memperpendek jarak dan mempersingkat waktu
penyampaian informasi sehingga akan tercipta efisiensi komunikasi. Selain itu
sistem informasi juga akan meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan yang
mencakup kemampuan untuk menyimpan dan memperoleh informasi dengan
akurat. Sistem informasi yang terkomputerisasi dapat menyajikan informasi
keuangan dan non-keuangan dengan mudah dan akurat karena didukung oleh
database. Seperti yang diutarakan oleh Kroenke (2000) bahwa dengan adanya
database, maka data dapat terintegrasi, duplikasi dapat dikurangi, format data
tidak tergantung pada aplikasi program, memudahkan pemakai data, menyajikan
informasi dengan bantuan bahasa query.
Dikatakan pula oleh Sentosa (1992) bahwa dibutuhkan dukungan dari
program aplikasi, untuk menyusun data yang berkaitan dengan sistem informasi
akuntansi menjadi laporan keuangan, agar output yang dihasilkan oleh sistem
informasi akuntansi berbasis komputer ini tetap memiliki internal kontrol,
khususnya dalam menjaga catatan perusahaan dan untuk memberikan laporan
pertanggung jawaban yang berkualitas kepada pemilik perusahaan. Pada
dasarnya, sistem informasi terkomputerisasi sangat dibutuhkan oleh jenis usaha
berskala apapun dalam meringankan kinerja untuk mencapai keberhasilan tujuan
usaha mereka secara praktis.
16
CV. HARUM SEJAHTERA merupakan perusahaan manufaktur skala
menengah yang memproduksi berbagai jenis dan ukuran plastik. Perusahaan ini
terletak di Kawasan Industri Terboyo Blok M 31-32 Semarang, Jawa Tengah.
Perkembangan perusahaan ini cukup baik di kota Semarang, banyak pelanggan
yang berasal dari kota Semarang maupun sekitarnya yang memesan berbagai jenis
dan ukuran plastik di perusahaan ini. Namun berkembangnya usaha ini tidak
didukung dengan manajemen dan sistem pencatatan yang teratur, banyak masalah
yang muncul sehingga mengakibatkan kerugian pada CV. HARUM
SEJAHTERA.
Meskipun terbilang perusahaan yang berkembang dengan cukup baik,
pencatatan yang dilakukan masih secara manual menggunakan paper and pencil.
Pemilik pun tidak terlalu ketat dalam menerapkan aturan kerja, terlebih pencatatan
dalam perusahaan ini. Hal tersebut mengakibatkan banyak karyawan tidak disiplin
dan tidak teratur dalam melakukan pencatatan atas aktivitas dan transaksi yang
terjadi. Ketidakteraturan ini juga dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman
karyawan terkait dengan pencatatan transaksi untuk setiap aktivitasnya. Selain itu
banyak dokumen yang tidak disimpan dengan baik, sehingga ada beberapa pihak
yang kesulitan ketika melakukan pengecekan terkait persediaan.
Persediaan merupakan modal kerja dan unsur neraca yang terbesar dalam
perusahaan industri dan perdagangan. Persediaan merupakan harta yang sensitif
terhadap pencurian, kerusakan, penurunan harga pasar secara global, pemborosan
dan kelebihan biaya sebagai akibat dari salah urus. Pengontrol persediaan harus
menganalisis persediaan secara detail dan menyediakan kepada manajemen
17
laporan yang cukup, sehingga kondisi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan
segera.
Pengendalian persediaan yang tidak teratur pada CV. HARUM
SEJAHTERA ini menyebabkan sering timbulnya inefisiensi produksi akibat
kekurangan stok persediaan di tengah periode produksi yang dapat menimbulkan
kerugian seperti hilangnya potensi keuntungan akibat tidak mampu dipenuhinya
pesanan pelanggan ataupun timbulnya tambahan biaya order persediaan bahan
baku ke supplier. Rusaknya persediaan akibat terlalu lamanya waktu
penyimpanan karena perusahaan tidak mengetahui urutan masuknya tiap-tiap
persediaan ke gudang juga sering terjadi, karena persediaan yang sudah lama
tersimpan bisa terjadi tidak dapat dijual terlebih dahulu dibandingkan persediaan
yang baru datang sehingga kemungkinan rusaknya persediaan akibat lamanya
penyimpanan semakin tinggi.
Konsekuensi akhir dari semua permasalahan terkait pengendalian
persediaan di atas adalah perusahaan juga sering tidak mampu mencapai kapasitas
praktisnya dalam berproduksi dengan kata lain, jumlah input persediaan bahan
mentah tidak mampu menghasilkan output barang jadi yang sesuai dengan
kapasitas produksi perusahaan. Berdasarkan realita tersebut, dibutuhkan sistem
informasi yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan, kontrol dan
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan CV.HARUM
SEJAHTERA yang berhubungan dengan aktivitas persediaan.
18
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan aplikasi sistem informasi
persediaan yang terkomputerisasi berbasis database yang sesuai dengan
kebutuhan CV. HARUM SEJAHTERA. Aplikasi ini diharapkan bisa memberikan
manfaat bagi CV. HARUM SEJAHTERA untuk memudahkan pencatatan, kontrol
dan pelaporan terkait persediaan. Manfaat bagi peneliti dan pembaca, hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan praktis untuk merancang
sistem informasi persediaan pada perusahaan manufaktur.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Persediaan
Menurut Romney dan Steinbart (2009) sistem merupakan rangkaian dari dua
atau lebih komponen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem tersusun dari subsistem dibawahnya, yang memiliki fungsi spesifik yang
penting dan saling mendukung dengan subsistem lain sehingga sistem yang pokok
bisa berjalan untuk mencapai tujuan tersebut. Kieso, Weygandt, Warfield (2002)
mengatakan bahwa persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki
untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual.
Dalam PSAK no 14 (Revisi 2008) “persediaan meliputi barang yang dibeli
dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh
pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk
dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang diproduksi, atau
barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta termasuk
bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.”
19
Dapat disimpulkan bahwa sistem persediaan adalah kumpulan prosedu-
prosedur yang saling berkaitan untuk melakukan suatu kegiatan memberi
penyelesaian dalam menuntaskan masalah-masalah dalam persediaan barang
dagang.
Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan di dalam akuntansi terdapat dua sistem yaitu
sistem periodik dan sistem perpetual. Sistem periodik adalah sistem perhitungan
persediaan barang dagang yang dilakukan secara langsung pada jangka waktu
tertentu bagi persediaan barang. Sistem perpetual adalah sistem perhitungan
persediaan yang berkelanjutan setiap ada pengurangan barang maupun
penambahan barang yang merupakan keharusan untuk dicocokan dengan
persediaan barang dagang yang benar-benar ada.
Fungsi dan prosedur yang membentuk siklus persediaan adalah :
1. Persediaan bahan baku
Persediaan bahan baku bertambah tidak hanya karena proses
pembelian tetapi juga apabila ada bonus dari supplier. Persediaan bahan
baku berkurang apabila dikirim ke gudang departemen lain yang
membutuhkan, selain itu juga karena rusak dan hilang.
Menurut Mulyadi (2001) secara garis besar prosedur dalam pembelian
adalah :
20
a. Prosedur permintaan pembelian
Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir
surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang
tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang
langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan
pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat
permintaan pembelian
b. Prosedur penerimaan barang
Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas,
dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat
laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari
pemasok.
Menurut Mulyadi (2001) dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :
a. Surat Order Pembelian
Dokumen dikirimkan kepada supplier sebagai order resmi yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Arsip Tanggal Penerimaan
Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebagai dasar
21
untuk mengadakan tindakan penyelidikan jika barang tidak datang
pada waktu yang telah dipesan.
c. Arsip Supplier
Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut nama supplier, sebagai dasar untuk mencari informasi
mengenai supplier.
d. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa
barang yang telah diterima dari supplier telah memenuhi jenis,
spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat
order pembelian.
2. Persediaan barang dalam proses
Persediaan barang dalam proses bertambah karena adanya penambahan
dari hasil produksi barang yang masih dalam proses bagian produksi.
Persediaan barang dalam proses berkurang apabila ada barang yang diambil
oleh bagian selanjutnya/bagian finishing, selain itu juga apabila terjadi
barang rusak atau hilang.
22
3. Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi bertambah karena ada penambahan dari hasil
pemrosesan akhir di bagian finishing. Persediaan barang jadi berkurang
apabila ada penjualan, barang rusak atau hilang.
Menurut Mulyadi (2001) prosedur yang membentuk sistem penjualan
kredit adalah sebagai berikut :
a. Prosedur pesanan penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima pesanan dari pembeli
dan menambahkan informasi penting pada surat pesanan dari pembeli.
Fungsi penjualan kemudian membuat surat pesanan pengiriman dan
mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk
memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani
pesanan dari pembeli.
b. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada
pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat pesanan
pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit :
1. Surat pesanan pengiriman dan tembusannya
23
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat pesanan pengiriman
yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk
mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti tertera
di atas dokumen tersebut.
2. Faktur dan tembusannya
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi
penagihan kepada pelanggan. Jumlah lembar faktur penjualan yang
dikirim kepada pelanggan adalah tergantung dari permintaan
pelanggan.
Menentukan cost dari persediaan adalah FIFO dan AVERAGE :
FIFO
First In First Out, barang yang masuk terlebih dahulu dianggap
pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari
pembelian yang terakhir/termuda.
Average
Average adalah pengeluaran barang secara acak dan harga pokok
barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan
dengan cara dicari rata-ratanya.
24
Perancangan Sistem
Menurut George M.Scoot (2001) perancangan sistem adalah menentukan
bagaimana mencapai sasaran yang ditetapkan yang melibatkan pembentukan
(configuring) perangkat lunak dan komponen perangkat keras sistem dimana
setelah pemasangan sistem akan memenuhi spesifikasi yang dibuat pada akhir
fase analisis sistem. Sedangkan menurut Jogiyanto (1991) perancangan sistem
sebagai desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan
apa yang mesti diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari
komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang
bangun yang telah ditetapkan pada akhir analisis sistem.
Menurut Romney dan Steinbart (2009) yang mengatakan bahwa sistem
informasi terkomputerisasi memiliki keunggulan yaitu dapat mengurangi
ketidakpastian, sehingga memudahkan pengambilan keputusan dan dapat
digunakan juga dalam menyusun rencana kerja. Penggambaran perancangan
sistem yang digunakan adalah Data Flow Diagram dan Entity Relationship
Diagram.
Data Flow Diagram (Diagram Arus Data)
Menurut Jogiyanto (2005) Data Flow Diagram merupakan alat perancangan
sistem yang sering digunakan berorientasi pada alur data dengan konsep
dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan
25
sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai
maupun pembuat program atau yang sering disebut arus data.
Context Diagram
Merupakan diagram tingkat atas yang terdiri dari proses dan
menggambarkan hubungan terminator dengan sistem yang mewakili suatu
proses.
Level 0 -1 Diagram
Diagram ini merupakan diagram tingkat menengah yang menggambarkan
proses utama dari dalam sistem, yang terdiri dari hubungan entitas, proses
data flow dan penyimpanan data.
Sumber : Romney, B. dan Steinbart, J., 2009, Accounting Information
Systems Eleventh Edition, Prentice Hall, United States.
Gambar 1. Simbol Data Flow Diagram
26
Kemudian untuk aktivitas dan proses dengan tingkat yang lebih terperinci
akan digambarkan pada Level 1 Diagram. Penggambaran ini merupakan
penjelasan lebih lanjut dan detail dari proses Level 0 Diagram. Diagram ini
menggambarkan hubungan terminator dengan sistem yang mewakili suatu
proses dan dalam diagram ini juga terdapat hubungan entitas, proses data
flow dan penyimpanan data.
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak
dibidang manufaktur yang terletak di Kawasan Industri Terboyo Blok M 31-32
Semarang yaitu CV. HARUM SEJAHTERA. Perusahaan ini memproduksi
berbagai jenis dan ukuran plastik.
Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data : a. Proses Bisnis terkait Persediaan
b. Kebutuhan Informasi Persediaan
27
Sumber : Manager Produksi
2. Data Sekunder
Data : a. Catatan pembelian bahan baku
b. Catatan pesanan pelanggan
c. Catatan penjualan barang
Sumber : Manager Produksi
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan
wawancara. Observasi dilakukan dengan mengamati proses dan prosedur yang
berkaitan dengan sistem informasi di CV. HARUM SEJAHTERA. Wawancara
dalam penelitian ini yaitu wawancara tentang data-data yang diperlukan dalam
pembuatan database sistem informasi. Dalam penelitian ini tehnik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sedangkan langkah analisis yang
digunakan oleh peneliti adalah :
1. Menganalisis kebutuhan informasi persediaan pada CV. HARUM
SEJAHTERA.
2. Merancang pemodelan data dan proses menggunakan Microsoft Office
Visio 2007.
3. Merancang Database menggunakan MySQL.
4. Merancang tampilan sistem informasi menggunakan NetBeans IDE 7.1.2
28
Perancangan sistem informasi pada CV. HARUM SEJAHTERA ini
hanya berfokus pada aktivitas persediaan. Aktivitas terkait persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi.
Dalam penelitian ini, MySQL digunakan sebagai aplikasi yang
mendukung dalam pembuatan database. Menurut Bunafit (2005) MySQL
merupakan sebuah program database server yang mampu menerima dan
mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multiuser serta menggunakan
perintah standar SQL (Structured Query Language) dengan pengembang web,
dan untuk user interface nya memakai NetBeans IDE 7.1.2 yang merupakan
aplikasi yang digunakan untuk merancang tampilan pada sistem informasi
terkomputerisasi yang akan dibuat. Kedua software tersebut akan dipadukan
untuk menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada CV.
HARUM SEJAHTERA.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
CV. Harum Sejahtera merupakan perusahaan manufaktur yang
memproduksi berbagai jenis dan ukuran plastik. Perkembangan perusahaan ini
cukup baik di kota Semarang, banyak pelanggan yang berasal dari kota
Semarang maupun sekitarnya yang memesan berbagai jenis dan ukuran plastik
di perusahaan ini. Perkembangan usaha ini tidak didukung dengan manajemen
dan sistem pencatatan yang teratur, banyak masalah yang muncul sehingga
mengakibatkan kerugian pada CV. HARUM SEJAHTERA. Pencatatan yang
29
dilakukan masih secara manual secara tertulis menggunakan kertas. Pihak
manajemen pun tidak terlalu ketat dalam menerapkan aturan kerja, terlebih
pencatatan dalam perusahaan ini. Hal tersebut mengakibatkan banyak
karyawan tidak disiplin dan tidak teratur dalam melakukan pencatatan atas
aktivitas dan transaksi yang terjadi. Selain itu banyak dokumen yang tidak
disimpan dengan baik, sehingga ada beberapa pihak yang kesulitan ketika
melakukan pengecekan terkait persediaan. Sampai saat ini tidak dapat
dipastikan jumlah bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi yang
terdapat di gudang masing-masing. Oleh karenanya, banyak hal yang sering
terjadi yang menghambat kelancaran siklus kerja perusahaan bahkan
menyebabkan kerugian. Berikut adalah tabel yang menjelaskan masalah yang
sering terjadi dan kebutuhan serta solusinya :
Faktor Masalah Kebutuhan/Solusi
Manusia Karyawan tidak memahami tentang
pencatatan transaksi dengan baik
Pelatihan pencatatan kepada karyawan
untuk transaksi yang terjadi
Teknologi
Mencatat setiap transaksi atau
aktivitas yang terjadi secara manual Sarana pencatatan setiap transaksi
secara terkomputerisasi dengan form
yang formal dan baku Mencatat transaksi tersebut di kertas
seadanya, tidak ada form buku
catatan yang formal dan baku
Manajemen
Tidak mendisiplinkan dan
memastikan karyawan mencatat dan
membuat laporan saat terjadi
transaksi
Mewajibkan karyawan mencatat
dan membuat laporan untuk setiap
transaksi yang terjadi
Metode
Tidak ada pemisahan fungsi yang
jelas bagi karyawan.
Pemilik harus memberikan fungsi dan
tanggung jawab yang jelas kepada
setiap karyawannya
Catatan transaksi tidak disimpan
dengan baik
Sarana dan tempat penyimpanan yang
baik
Tabel 1. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi pada CV. HARUM SEJAHTERA
30
Sistem informasi secara terkomputerisasi ini dirancang agar kebutuhan-
kebutuhan di CV. Harum Sejahtera dapat terwujud. Sistem ini akan
mempermudah penyelesaian kerja para karyawan dan para pengguna
lainnya.
Pemodelan Data
DFD (Data Flow Diagram) Level Konteks
Data Flow Diagram level konteks ini menjelaskan aliran data yang
terjadi pada aktivitas persediaan CV.Harum Sejahtera. Agent yang terlibat
dalam aktivitas ini adalah Bagian Produksi, Bagian Finishing, Pemasok,
dan Pemilik. Sumber aliran data yang terjadi berdasarkan pada agent yang
terlibat.
31
SISTEM
PERSEDIAAN
CV. HARUM
SEJAHTERA
PEMILIKPEMASOK
FINISHINGPRODUKSI
PURCHASE ORDERLAPORAN PERSEDIAAN
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
INFORMASI
PERMINTAAN BARANG (SPB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BDP)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
KONFIRMASI
PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
KONFIRMASI PERSETUJUAN PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
Gambar 2. DFD (Data Flow Diagram) level konteks
DFD (Data Flow Diagram) Level 0
Pada tahap ini, aliran data yang digambarkan akan lebih detail.
Penggambaran ini akan menjelaskan secara terperinci dari satu proses
menuju proses lain dalam sistem persediaan CV. HARUM SEJAHTERA.
proses yang terjadi adalah pengolahan input dari external agent yang
kemudian diolah oleh sistem dan menghasilkan output yang akan dipakai
oleh external agent kembali.
32
PRODUKSI
PEMILIKFINISHING
PEMASOK
1.0
PEMROSESAN
PERMINTAAN
BARANG
2.0
PROSES
PEMESANAN
BARANG
3.0
PROSES
INPUT DAN CEK
LAPORAN KARTU
PERSEDIAAN
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
INFORMASI
PERMINTAAN BARANG (SPB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BDP)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
KONFIRMASI
PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
LAPORAN KARTU
PERSEDIAAN
PURCHASE
ORDER
KARTU
PERSEDIAAN
Gambar 3. DFD (Data Flow Diagram) level 0
DFD (Data Flow Diagram) Level 1
Langkah selanjutnya untuk menggambar model data dan aliran
yang lebih terperinci adalah melalui DFD Level 1. Pemodelan ini bertujuan
agar aktivitas dengan kebutuhan yang ada di sistem persediaan CV.
HARUM SEJAHTERA dapat sesuai.
33
PRODUKSI
FINISHING
1.1
PEMROSESAN
PESANAN DAN
PENGIRIMAN
BARANG
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
INFORMASI
PERMINTAAN BARANG (SPB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
KONFIRMASI PERMINTAAN BARANG (BKB-BB)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PENGIRIMAN BARANG (BTB-B)
INFORMASI PERMINTAAN BARANG (SPB-BDP)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
KONFIRMASI PENGIRIMAN BARANG (BTB-C)
KONFIRMASI
PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
KONFIRMASI PERSETUJUAN
PERMINTAAN BARANG (BKB-BDP)
1.2
PEMROSESAN DAN
PENGECEKAN
PERSEDIAAN
KARTU
PERSEDIAAN
1.3
PEMROSESAN
INPUT
SURAT
PERMINTAAN
BARANG
SURAT
PERMINTAAN
BARANG
PROSES
2.0
Gambar 4. DFD (Data Flow Diagram) Level 1 : Proses Permintaan Bahan
Baku
2.1
PENGECEKAN
SURAT PERMINTAAN
BARANG
2.2
PROSES
INPUT DAN CETAK
PURCHASE ORDER
SURAT
PERMINTAAN
BARANG
PURCHASE
ORDER
PEMASOKPROSES 1.0
2.3
PROSES INPUT BUKTI
TERIMA BARANG
BUKTI
TERIMA BARANG
Gambar 5. DFD (Data Flow Diagram) Level 1 : Proses Pemesanan Bahan
Baku
34
Kebijakan Penilaian Persediaan dan Arus Persediaan CV. Harum Sejahtera
Penentuan arus dan penilaian persediaan dilakukan agar dapat
membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang
diperoleh. Proses perbandingan ini dilakukan dengan menentukan besarnya biaya
dari barang yang akan dijual dengan pendapatan pada periode yang sedang
berjalan, perbandingan ini akan diperoleh besarnya laba perusahaan. Penilaian
persediaan tersebut akan berdampak langsung terhadap kelancaran usaha dan
posisi keuangan perusahaan.
CV. Harum Sejahtera dalam hal ini menerapkan metode penilaian
persediaan FIFO (First In First Out). Dengan metode FIFO, maka bahan baku biji
plastik yang dibeli pertama kali adalah bahan baku yang akan digunakan pertama
kali untuk produksi, oleh karena itu, persediaan biji plastik yang tersedia di dalam
gudang bahan baku merupakan bahan baku yang dibeli terakhir. Sama halnya
dengan barang setengah jadi dan barang jadi, barang yang pertama kali selesai
diproduksi akan menjadi barang yang pertama kali dijual.
Dengan metode FIFO ini, oleh CV. Harum Sejahtera diharapkan agar arus
nilai dengan arus barang dapat sesuai, karena nilai persediaan yang pertama
diperoleh akan dibebankan dalam operasi periode yang berjalan, sehingga nilai
persediaan yang tersisa adalah pembelian yang terakhir. Selain itu, CV. Harum
Sejahtera juga mengharapkan supaya jumlah persediaan yang dihitung dalam
metode FIFO dengan cara fisik akan mengakibatkan hasil yang sama dengan
35
pencatatan buku, metode FIFO ini akan mengakibatkan nilai persediaan dalam
neraca dengan harga yang sekarang.
Perancangan Database
Pemodelan proses dan data pada CV. HARUM SEJAHTERA
dalam merancang sistem informasi persediaan tersebut kemudian dijadikan dasar
untuk membuat database yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Dengan database
ini, maka data-data input maupun output dapat diolah dan disimpan. Database ini
juga menghubungkan satu data dengan data lainnya, untuk mengahasilkan
informasi yang dibutuhkan.
Tabel Name Primary Key Foreign Key Attribute
BARANG Kode Barang Kode
Pemasok
Nomor, Nama
Barang,
Stok, Satuan, Nama
Pemasok, Status
BUKTI
TERIMA
BARANG
Kode BTB Kode SPB,
Kode Barang
Tanggal, Nama
Barang
KARTU
PERSEDIAAN Nomor Kode Barang
Tanggal, Nama
Barang,
Tambah, Kurang,
Jenis
KARYAWAN Kode
Karyawan
Nama, Alamat, Jenis
Kelamin,
no.telp, Note, Jabatan
PEMASOK Nomor Nama, Alamat,
no.telp, Note
36
PURCHASE
ORDER Kode PO
Kode SPB,
Kode
Pemasok,
Kode Barang
Tanggal
SURAT Kode Surat Kode Barang
Tanggal, Nama
Barang,
Jumlah, Satuan, Jenis
Tabel 2. Relational Tabel
Perancangan Tampilan Sistem Informasi
Desain tampilan sistem informasi perlu dirancang sebagai tindak lanjut
dari perancangan database dan pemodelan data serta prosesnya. Perancangan
desain tampilan ini bertujuan untuk mempermudah pengguna atau user ketika
menjalankan aplikasi sistem informasi. Perancangan desain tampilan yang
menarik dan mudah juga dapat mengurangi tingkat kesalahan pengoperasian bagi
para penggunanya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi NetBeans
IDE 7.1.2 untuk mendesain tampilan aplikasi sistem informasi ini.
Alur Menu Sistem Informasi Persediaan CV. Harum Sejahtera
Berdasarkan hasil dari perancangan database dan pemodelan data dan
proses serta arus persediaan CV. Harum Sejahtera, maka dirancang alur menu
untuk mempermudah merancang desain tampilan pada sistem informasi tersebut.
37
LOG IN
MENU UTAMA
IMI / MANAJEMEN
DATA KARYAWAN
ADMINISTRASIGUDANG BAHAN
BAKU
GUDANG BARANG
JADI
GUDANG BARANG
DALAM PROSES
DATA BARANG
DATA PEMASOK
PURCHASING
DATA
PURCHASING
SHOW DATA
KARTU
PERSEDIAAN
BARANG
SURAT
PERMINTAAN
BARANG
RETUR
PENJUALAN
RETUR
PEMBELIAN
DATA BARANG
JADI
DATA BARANG
DALAM PROSES
DATA BAHAN
BAKU
DATA BAHAN
BAKU
SURAT
PERMINTAAN
BARANG
BUKTI BARANG
KELUAR
BUKTI BARANG
KELUAR
KARTU
PERSEDIAAN
BARANG
DATA BARANG
DALAM PROSES
BAHAN BAKU
BARANG JADI
BARANG DALAM
PROSES
KARTU
PERSEDIAAN
BARANG
BUKTI BARANG
KELUAR
KARTU
PERSEDIAAN
BARANG
DATA BARANG
JADI
Gambar 6. Alur Menu Sistem Informasi Persediaan CV. Harum Sejahtera
38
Login
Form Login adalah form yang muncul pertama kali ketika pengguna
membuka dan akan memulai mengoperasikan aplikasi sistem informasi ini. Form
Login bertujuan untuk otorisasi masing-masing pengguna dan hak mengakses dari
divisi yang berbeda-beda, sehingga tingkat keamanan masing-masing divisi dapat
dipertanggung jawabkan oleh user yang berkaitan. Pengguna akan mengisi ID
User dan password agar bisa masuk ke menu utama masing-masing divisi.
Gambar 7. Login
Menu Utama
Menu Utama merupakan tampilan setelah pengguna masuk ke dalam sistem
informasi tersebut. Bagi administrastor, Menu Utama ini terdiri dari button pilihan
yaitu Administrasi, IMI/ Manajemen, Gudang Bahan Baku, Gudang Barang
Dalam Proses, dan Gudang Barang Jadi.
39
Gambar 8. Menu Utama Administrator
Menu Administrasi
Menu Administrasi merupakan menu yang dirancang dan dioperasikan oleh
divisi administrasi. Aktivitas yang dilakukan oleh bagian administrasi yaitu
pencatatan data-data karyawan, data-data pemasok, dan data-data barang dari
semua gudang.
Gambar 9. Menu Administrasi – Data Karyawan
40
Gambar 10. Menu Administrasi – Data Pemasok
Gambar 11. Menu Administrasi – Data Barang
41
Menu IMI/Manajemen
Menu IMI/Manajemen merupakan menu yang dirancang dan dioperasikan
oleh divisi manajemen CV. Harum Sejahtera. Menu ini berisikan form utama yang
digunakan untuk pencatatan aktivitas pesanan pembelian, pencatatan retur
pembelian dan retur penjualan. Selain itu pada menu IMI/Manajemen ini terdapat
show button yang dapat digunakan oleh bagian manajemen ketika ingin melihat
data-data yang berkaitan dengan surat permintaan barang, kartu persediaan barang
dan data-data barang.
Gambar 12. Menu Utama IMI/Manajemen
Menu Purchasing
Form purchasing ini merupakan form pesanan pembelian bahan baku dari
CV. Harum Sejahtera kepada supplier. Form pesanan pembelian ini dibuat ketika
42
ada permintaan bahan baku dari Gudang Bahan Baku melalui Surat Permintaan
Barang dari Gudang Bahan Baku yang diberikan kepada bagian IMI/Manajemen.
Surat tersebut akan dijadikan sebagai dasar pembuatan pesanan pembelian. Di
dalam surat tersebut tercantum tanggal, nama barang dan jumlah barang yang
dipesan.
Ketika akan membuat pesanan pembelian, bagian IMI/Manajemen dapat
mengecek Surat Permintaan Barang Baru (SPB Baru) melalui button SPB Baru di
menu show button purchasing. Pada menu SPB Baru ini akan terlihat permintaan
barang terbaru yang berasal dari Gudang Bahan Baku. Surat Permintaan Barang
tersebut kemudian bisa dipilih melalui combo box berdasarkan kode SPBnya.
Gambar 13. Menu IMI/Manajemen – Purchasing
43
Menu Retur Pembelian
Form Retur Pembelian digunakan oleh bagian IMI/Manajemen dan
ditujukan kepada supplier yang berkaitan ketika ada bahan baku yang tidak sesuai
dengan pesanan Gudang Bahan Baku. Bagian IMI/Manajemen akan menggunakan
kode Surat Permintaan Barang dan Kode Purchase Order sebagai dasar ketika
membuat Retur Pembelian ini, sehingga nama pemasok dan nama barang beserta
jumlahnya yang tidak sesuai juga tercantum. Jumlah barang yang termasuk dalam
Retur Pembelian ini akan mengurangi jumlah barang yang ada di Gudang Bahan
Baku.
Gambar 14. Menu IMI/Manajemen – Retur Pembelian
44
Menu Retur Penjualan
Form Retur Penjualan digunakan oleh bagian IMI/Manajemen untuk
mencatat nama barang dan jumlah barang yang dikembalikan oleh pelanggan
karena adanya ketidaksesuaian dengan pesanan pelanggan. Nama barang dan
jumlah barang yang tercantum dalam Retur Penjualan ini akan menambah jumlah
persediaan barang jadi.
Gambar 15. Menu IMI/Manajemen – Retur Penjualan
Menu Gudang Bahan Baku
Menu Gudang Bahan Baku merupakan menu yang dirancang dan
dioperasikan oleh divisi Gudang Bahan Baku CV. Harum Sejahtera. Menu ini
berisikan form utama yang digunakan untuk pencatatan bahan baku, pencatatan
permintaan bahan baku, pencatatan bukti keluar barang dan pencatatan kartu
persediaan barang.
45
Gambar 16. Menu Utama Gudang Bahan Baku
Menu Data Bahan Baku
Form Data Bahan Baku merupakan form yang dipakai untuk mencatat nama
dan stok akhir bahan baku yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
berbagai jenis dan ukuran plastik beserta harga pembeliannya. Bahan baku utama
yang digunakan adalah biji plastik Polyprophylen, biji plastik High Density
Polyethylen, biji plastik Low Density Polyethylen.
46
Gambar 17. Menu Gudang Bahan Baku – Data Bahan Baku
Menu Surat Permintaan Barang
Form Surat Permintaan Barang merupakan form yang digunakan untuk
mencatat permintaan bahan baku apabila Gudang Bahan Baku telah kehabisan
stok. Surat Permintaan Barang ini diberikan kepada bagian IMI/Manajemen untuk
memesan bahan baku yang diinginkan. Dalam Surat Permintaan Barang ini
tercantum tanggal dibuatnya surat tersebut, nama barang serta jumlah barang yang
dipesan.
47
Gambar 18. Menu Gudang Bahan Baku – Surat Permintaan Barang
Menu Bukti Keluar Barang
Form Bukti Keluar Barang merupakan form pencatatan yang digunakan oleh
bagian Gudang Bahan Baku untuk memastikan kepada bagian Produksi bahwa
bahan baku yang dipesan sudah dikirim ke Bagian Produksi dengan jenis dan
jumlah yang sesuai dengan permintaan. Ketika akan membuat Bukti Keluar
Barang ini, bagian Gudang Bahan Baku dapat memilih barang yang dipesan
melalui combo box berdasarkan kode barangnya.
48
Gambar 19. Menu Gudang Bahan Baku – Bukti Keluar Barang
Menu Kartu Persediaan Barang
Form Kartu Persediaan Barang merupakan form yang digunakan untuk
mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang berdasarkan
tanggal terjadinya serta kode barang yang berkaitan. Form ini merupakan form
yang bersifat history, sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat
dicek dan diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
49
Gambar 20. Menu Gudang Bahan Baku – Kartu Persediaan Barang
Menu Gudang Barang Dalam Proses
Menu Gudang Barang Dalam Proses merupakan menu yang dirancang dan
dioperasikan oleh divisi Gudang Barang Dalam Proses CV. Harum Sejahtera.
Menu ini berisikan form utama yang digunakan untuk pencatatan barang dalam
proses, pencatatan bukti keluar barang dan pencatatan kartu persediaan barang.
Gambar 21. Menu Utama Gudang Barang Dalam Proses
50
Menu Data Barang Dalam Proses
Form Data Barang Dalam Proses merupakan form yang dipakai untuk
mencatat nama dan stok akhir barang dalam proses sebagai hasil pengolahan
bahan baku oleh bagian produksi. Barang yang masih belum jadi ini berbentuk
lembaran plastik sesuai dengan ukuran panjang dan lebar ketika diproduksi.
Lembaran plastik ini akan digulung dan disimpan di dalam Gudang Barang Dalam
Proses sebelum dilanjutkan prosesnya untuk menjadi barang jadi.
Gambar 22. Menu Gudang Barang Dalam Proses – Data Barang
Menu Bukti Keluar Barang
Form Bukti Keluar Barang merupakan form pencatatan yang digunakan oleh
bagian Gudang Barang Dalam Proses untuk memastikan kepada bagian Finishing
bahwa barang dalam proses yang dibutuhkan sudah dikirim ke Bagian Finishing
dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Ketika akan membuat
51
Bukti Keluar Barang ini, bagian Gudang Barang Dalam Proses dapat memilih
barang yang dipesan melalui combo box berdasarkan kode barangnya.
Gambar 23. Menu Gudang Barang Dalam Proses – Bukti Barang Keluar
Menu Kartu Persediaan Barang
Form Kartu Persediaan Barang merupakan form yang digunakan untuk
mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang berdasarkan
tanggal terjadinya serta kode barang yang berkaitan. Form ini merupakan form
yang bersifat history, sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat
dicek dan diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
52
Gambar 24. Menu Gudang Barang Dalam Proses – Bukti Barang Keluar
Menu Gudang Barang Jadi
Menu Gudang Barang Jadi merupakan menu yang dirancang dan
dioperasikan oleh divisi Gudang Barang Jadi CV. Harum Sejahtera. Menu ini
berisikan form utama yang digunakan untuk pencatatan data barang jadi,
pencatatan bukti keluar barang dan pencatatan kartu persediaan barang.
Gambar 25. Menu Utama Gudang Barang Jadi
53
Menu Data Barang Jadi
Form Data Barang Jadi merupakan form yang dipakai untuk mencatat nama
dan stok akhir barang jadi sebagai hasil pengolahan barang dalam proses oleh
bagian finishing. Barang jadi ini berbentuk kantong-kantong plastik sesuai dengan
ukuran panjang dan lebar ketika dipotong-potong di bagian finishing. Kantong –
kantong plastik ini akan disimpan di dalam Gudang Barang Jadi sebelum dijual
ke pelanggan.
Gambar 26. Menu Gudang Barang Jadi – Data Barang Jadi
Menu Kartu Persediaan Barang
Form Kartu Persediaan Barang merupakan form yang digunakan untuk
mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang berdasarkan
tanggal terjadinya serta kode barang yang berkaitan. Form ini merupakan form
54
yang bersifat history, sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat
dicek dan diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
Gambar 27. Menu Gudang Barang Jadi – Kartu Persediaan Barang
Menu Bukti Keluar Barang
Form Bukti Keluar Barang merupakan form pencatatan yang digunakan oleh
bagian Gudang Barang Jadi untuk memastikan kepada bagian IMI/Manajemen
bahwa barang dalam proses yang dibutuhkan sudah dikirim ke Bagian
IMI/Manajemen dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan permintaan. Ketika
akan membuat Bukti Keluar Barang ini, bagian Gudang Barang Jadi dapat
memilih barang yang dipesan melalui combo box berdasarkan kode barangnya.
55
Gambar 28. Menu Gudang Barang Jadi – Bukti Keluar Barang
Dokumen
Dokumen IMI/Manajemen
Purchase Order
Dokumen Purchase Order ini merupakan dokumen cetak dari form
purchasing menu IMI/Manajemen. Dokumen purchase order ini adalah
dokumen pesanan pembelian bahan baku dari CV. Harum Sejahtera
kepada supplier. Di dalam surat tersebut tercantum pemesan, supplier,
tanggal, nama barang dan jumlah barang yang dipesan. Dokumen pesanan
pembelian ini dibuat ketika ada permintaan bahan baku dari Gudang
Bahan Baku melalui Surat Permintaan Barang dari Gudang Bahan Baku
yang diberikan kepada bagian IMI/Manajemen.
56
Gambar 29. Dokumen IMI/Manajemen – Purchase Order
Dokumen Retur Pembelian
Dokumen Retur Pembelian ini merupakan dokumen cetak dari
menu retur pembelian bagian IMI/Manajemen. Dokumen ini digunakan
oleh bagian IMI/Manajemen dan ditujukan kepada supplier yang
berkaitan ketika ada bahan baku yang tidak sesuai dengan pesanan
Gudang Bahan Baku. Bagian IMI/Manajemen akan menggunakan kode
Surat Permintaan Barang dan Kode Purchase Order sebagai dasar ketika
membuat Retur Pembelian ini, sehingga nama pemasok dan nama barang
beserta jumlahnya yang tidak sesuai juga tercantum.
57
Gambar 30. Dokumen IMI/Manajemen – Retur Pembelian
Laporan Retur Pembelian
Laporan Retur Pembelian ini merupakan dokumen laporan yang
berisi daftar retur pembelian secara keseluruhan dalam periode waktu
tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas pengembalian
barang ke supplier. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, kode retur
pembelian, nama pemasok, nama barang dan jumlahnya.
58
Gambar 31. Dokumen IMI/Manajemen – Laporan Retur Pembelian
Dokumen Retur Penjualan
Dokumen Retur Penjualan ini merupakan dokumen cetak dari
menu retur penjualan bagian IMI/Manajemen. Dokumen ini digunakan
oleh bagian IMI/Manajemen untuk mencatat nama barang dan jumlah
barang yang dikembalikan oleh pelanggan karena adanya ketidaksesuaian
dengan pesanan pelanggan. Dokumen ini berisi kolom nama pelanggan,
tanggal, nama dan jumlah barang yang berkaitan.
Gambar 32. Dokumen IMI/Manajemen – Retur Penjualan
59
Laporan Retur Penjualan
Laporan Retur Penjualan ini merupakan dokumen laporan yang
berisi daftar retur penjualan secara keseluruhan dalam periode waktu
tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas pengembalian
barang dari pelanggan. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, kode
retur penjualan, nama pelanggan, nama dan jumlah barang.
Gambar 33. Dokumen IMI/Manajemen – Laporan Retur Penjualan
Dokumen Gudang Bahan Baku
Dokumen Surat Permintaan Barang & Bukti Terima Barang
Dokumen Surat Permintaan Barang dan Bukti Terima Barang ini
merupakan dokumen cetak dari menu surat permintaan barang bagian
Gudang Bahan Baku. Dokumen ini digunakan untuk mencatat permintaan
bahan baku apabila Gudang Bahan Baku telah kehabisan stok dan
digunakan untuk memastikan bahwa barang yang dipesan sudah sampai di
60
Gudang. Surat Permintaan Barang dan Bukti terima Barang ini diberikan
kepada bagian IMI/Manajemen untuk memesan bahan baku yang
diinginkan. Dalam Dokumen Surat Permintaan Barang ini tercantum
tanggal dibuatnya surat tersebut, nama barang serta jumlah barang yang
dipesan. Dokumen ini terdapat kolom status sebagai tanda persetujuan dan
tanda barang yang dikirim ke gudang. Dokumen ini ditandatangani oleh 2
bagian sekaligus, sebagai surat dan bukti.
Gambar 34. Dokumen Gudang Bahan Baku – Surat Permintaan Barang
Laporan Surat Permintaan Barang
Laporan Surat Permintaan Barang ini merupakan dokumen laporan
yang berisi daftar surat permintaan secara keseluruhan dalam periode
waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas permintaan
barang oleh bagian gudang bahan baku kepada bagian IMI/Manajemen.
Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, kode surat permintaan
penjualan, nama dan jumlah barangnya.
61
Gambar 35. Dokumen Gudang Bahan Baku – Laporan Surat Permintaan
Barang
Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam Proses / Gudang
Barang Jadi
Dokumen Bukti Keluar Barang
Dokumen Bukti Keluar Barang merupakan dokumen cetak menu
bukti keluar barang bagian gudang bahan baku, gudang barang dalam
proses, gudang barang jadi. Dokumen ini digunakan sebagai pencatatan
untuk memastikan kepada bagian produksi atau finishing bahwa barang
yang dibutuhkan sudah dikirim ke bagian produksi atau finishing dengan
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam dokumen ini
62
tercantum tanggal, nama barang, jumlah barang dan status penerimaan
barang oleh bagian produksi atau finishing.
Gambar 36. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam
Proses / Gudang Barang Jadi – Bukti Keluar Barang
Laporan Bukti Keluar Barang
Laporan Bukti Keluar Barang ini merupakan dokumen laporan
yang berisi daftar bukti keluar barang secara keseluruhan dalam periode
63
waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas pengeluaran
barang oleh bagian gudang bahan baku atau bagian gudang barang dalam
proses kepada bagian produksi atau finishing. Laporan ini berisi periode
waktu, tanggal, kode bukti keluar barang, nama dan jumlah barangnya.
Gambar 37. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam
Proses / Gudang Barang Jadi – Laporan Bukti Keluar Barang
Dokumen Kartu Persediaan
Dokumen Kartu Persediaan Barang merupakan dokumen cetak
menu kartu persediaan barang bagian gudang bahan baku, gudang barang
dalam proses dan gudang barang jadi. Dokumen ini digunakan untuk
mencatat setiap perubahan jumlah masuk dan keluarnya barang
berdasarkan tanggal terjadinya serta satu jenis kode barang yang berkaitan.
64
Gambar 38. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam
Proses / Gudang Barang Jadi – Kartu Persediaan Barang
Laporan Kartu Persediaan Barang
Laporan Kartu Persediaan Barang merupakan dokumen laporan
yang berisi daftar kartu persediaan secara keseluruhan dalam periode
waktu tertentu. Laporan ini sebagai hasil rekap atas aktivitas keluar dan
masuknya barang ke masing – masing gudang untuk semua jenis kode
barang yang ada. Laporan ini berisi periode waktu, tanggal, nama dan
jumlah barangnya. Form ini merupakan form yang bersifat history,
sehingga riwayat jumlah masuk dan keluar barang dapat dicek dan
diketahui ketika akan melihat riwayat pada tanggal tertentu.
65
Gambar 39. Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam
Proses / Gudang Barang Jadi – Laporan Kartu Persediaan Barang
66
5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa CV.
HARUM SEJAHTERA memerlukan sistem informasi secara
terkomputerisasi yang berkaitan dengan aktivitas persediaan. Sistem
informasi ini disusun berdasarkan database dan dirancang dengan
tampilan yang mudah dipahami, sehingga sistem informasi ini diharapkan
dapat membantu para pengguna melakukan pencatatan dengan mudah dan
mengontrol setiap pergerakan persediaan serta dapat mengurangi
terjadinya kesalahan dalam pengoperasian aplikasi sistem persediaan CV.
Harum Sejahtera.
KETERBATASAN
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesulitan bertemu
langsung dengan kepala bagian manajemen yang sekaligus menjadi
pemilik perusahaan ini. Kepala bagian manajemen ini yang melakukan
transaksi langsung dengan supplier dan pelanggan mengenai harga. Oleh
karena itu informasi dan data-data mengenai harga pembelian barang dan
harga jual barang tidak dapat diperoleh oleh peneliti.
SARAN
Berdasarkan pengujian aplikasi ini di CV. Harum Sejahtera, para
pengguna aplikasi ini merasa bahwa tugas dan aktivitas kerjanya semakin
67
mudah dan teratur. Aplikasi sistem ini memberikan dampak positif dan
membantu pencatatan terkait aktivitas persediaan CV.Harum Sejahtera,
oleh karena hal tersebut aplikasi ini sebaiknya dapat digunakan untuk
menjaga kepastian mengenai jumlah barang dan kondisi setiap jenis
barang di masing – masing gudang. Sehingga aplikasi sistem ini dapat
berperan sebagai kontrol persediaan di masing – masing gudang.
Pemilik hendaknya melakukan pelatihan rutin bagi para
karyawannya, sehingga mereka tidak merasa asing dengan pemakaian
aplikasi terkomputerisasi ini.
Para pengguna harus memahami hak pakai nya masing-masing
supaya dapat mencegah terjadinya kecurangan oleh pihak – pihak yang
tidak berkewenangan menjalankan aplikasi sistem tersebut.
Untuk mencegah terjadinya error pada aplikasi, perawatan
terhadap sistem ini juga harus dilakukan yaiut dengan melakukan backup
data serta menyimpan dokumen – dokumen tercetak dengan baik dan
aman.
68
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H., Hopwood, William S. 2003. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi Kedelapan. Jakarta:PT INDEKS Kelompok Gramedia
Bunafit, Nugroho. 2005. Pengembangan Pemrogram WAP dan PHP.
Yogyakarta:Gaya Media
Handayani, Rini. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Fektivitas
Sistem Informasi pada Organisasi Sektor Publik. Jurnal Akuntansi &
Keuangan Volume 12 Nomor 1. Surabaya
Jogiyanto, H.M. 1991. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:Andi
Offset
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:Andi
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi
Intermediete, Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh.
Jakarta:Erlangga
Kroenke, David M. 2000. Database Processing: Fundamentals, Design &
Implementation, Seventh Edition, United State of America:Prentice
Hall
M.Scott, George. 2001. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta.
Mc.Graw-Hill, inc
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi,Edisi ke-3. Jakarta:Salemba Empat
69
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 14. Revisi 2008. 26 Februari
2008. Jakarta.
Romney, B. dan Steinbart, J. 2009. Accounting Information Systems Eleventh
Edition. United States:Prentice Hall
Sentosa. 1992. Pengaruh Perkembangan Basis Data Relasional Terhadap Teknik
Double Entry Bookkeeping.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, halaman
1-15
70
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : YONATHAN KUSUMA JAYA
NIM : 232010038
ALAMAT ASAL : JL. OSAMALIKI RT:08 RW:10, SALATIGA
JUDUL SKRIPSI : PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
PERSEDIAAN PADA CV. HARUM
SEJAHTERA
RIWAYAT PENDIDIKAN :
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS, UKSW SALATIGA,
LULUS TAHUN 2014
SMA NEGERI 3 SALATIGA, LULUS TAHUN 2010
SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA, LULUS TAHUN 2007
SD PANGUDI LUHUR AMBARAWA, LULUS TAHUN 2004
PENGALAMAN PANITIA / KERJA:
PANITIA “SOCEV LEGEND” 2012
SENAT FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS 2012-2013
ASSISTEN DOSEN “MAKRO EKONOMI” SMT GENAP 2012/2013
ASSISTEN DOSEN “MANAJEMEN OPERASI” SMT ANTARA
2012/2013
ASSISTEN DOSEN “MANAJEMEN OPERASI” SMT GANJIL
2013/2014
ASSISTEN DOSEN “MATEMATIKA BISNIS” SMT GANJIL
2013/2014