PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK
KELAS XI DI SMA NEGERI 14 GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
Amriana Tonang
NIM 105440011115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019/2020
ii
iii
iv
v
vi
Motto
“Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa.”
“Man Jadda Wajada (Barang siapa bersungguh-sungguh
pasti akan mendapatkan hasil).”
Persembahan
”Ucapan penuh rasa syukur kepada Allah Swt karena
kepada-Nyalah kami menyembah dan kepada-Nyalah kami
memohon pertolongan”.
“Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku
Tonang, A.Ma.Pd dan Almh. Hasma, saudara dan keluarga
saya, berkat doa dan dukungan mereka yang selalu ada
untuk kelangsungan hidup saya, sehingga memotivasi untuk
tidak pernah putus asa dalam berusaha hingga sukses kelak”
“Dan para sahabatku yang selalu setia mendukung dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini”
“Teman-teman Pendidikan Biologi 2015 khususnya kelas D,
Kakanda BEM FKIP dan HIMABIO, Serta seluruh pihak
yang selalu mendukungku”
vii
ABSTRAK
Amriana Tonang. 2019. Pendidikan Biologi. Pengaruh Media Pembelajaran
Teka Teki Silang (TTS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem
Gerak Kelas XI di SMA Negeri 14 Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hilmi Hambali dan pembimbing
II Anisa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran
teka teki silang (TTS) terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA pada mata
pelajaran Biologi di SMA Negeri 14 Gowa. Jenis penelitian ini adalah Quasy
Eksperimental Research dengan desain Posttest Only Control Design. Populasi
pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa dan sampel
yang terdiri dari kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran
teka-teki silang (TTS) dan kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan media
pembelajaran teka-teki silang (TTS). Teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah cluster random sampling. Data yang dikumpulkan yaitu data
posttest mengenai hasil belajar siswa yang kemudian dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran teka-teki
silang (TTS) yaitu 81,49 dan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang
diajar tanpa menggunakan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) yaitu 71,20.
Hasil uji hipotesis menggunakan statistik uji Independent Sample t-test
menunjukkan nilai signifikansi 0,000 atau kurang dari 0,05 sehingga hipotesis
diterima yang artinya media pembelajaran teka-teki silang (TTS) berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak kelas XI di SMA Negeri 14
Gowa.
Kata kunci: Hasil belajar, media teka teki silang (TTS)
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur patutlah dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Teka Teki
Silang (TTS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI di
SMA Negeri 14 Gowa”. Salawat dan salam juga semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta sahabat, keluarga, dan umat yang
istiqomah berada di jalan-Nya.
Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat
dikasihi dan sayangi ayahanda tercinta Tonang, A.Ma.Pd dan Almh. ibunda
Hasma, yang senantiasa mengiringi setiap perjalanan penulis dengan do’a restu,
memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang yang tulus tanpa pamrih,
selalu memberi motivasi dan menjadi tempat keluh kesah terbaik bagi penulis saat
kian terpuruk dan harap tak lagi kokoh, ibarat lilin yang rela lenyap hanya untuk
menerangi setiap jalanku. Cinta yang luar biasa ini tidak akan pernah mampu
penulis balas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan
persembahan.
Untuk kakak-kakak dan saudara kembar saya yang selalu memberi
dukungan moril dan materil serta mendukung dan memberikan semangat disetiap
keluh juga kesah. Serta terimakasih kepada seluruh keluarga besar atas segala
kasih sayang, dukungan yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam
ix
menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi
ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada Ayahanda Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Irmawanty, S.Si.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Ibunda Hilmi Hambali, S.Pd,.M.Kes. selaku Pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi selesai dengan baik. Ibunda Anisa, S. Pd., M.Pd. selaku
Pembimbing II yang telah berkenan membantu memberi saran dan masukan
selama penyusunan sehingga skripsi selesai dengan baik. Bapak/ Ibu dan Asisten
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini dan
membekali penulis selama perkuliahan. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak
Sunaryo,S.Pd. selaku Guru pamong, yang telah banyak memberikan bimbingan
baik secara langsung maupun tidak lansung sehingga pelaksanaan penelitian dapat
terlaksana dengan baik dan lancar. Guru dan staf jajaran SMAN 14 Gowa. Siswa
yang telah menerima kami,dan mau di ajar oleh saya.
x
Sahabat seperjuangan Alma, Idawati Mahmud dan Fitri Febriani yang
senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi penulis dan teman-teman mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Angkatan 2015 terkhusus kepada kelas 2015 D yang tidak mampu penulis sebut
satu per satu. Kakanda BEM FKIP Periode 2017-2018 dan teman-teman pengurus
HIMABIO selama 3 periode yan telah banyak memberikan pengalaman dan
pembelajaran tentang organisasi. Terima kasih telah menerima penulis sebagai
keluarga dan bersedia merajut kisah cinta, cita, juga juang yang terbingkai oleh
goresan waktu hingga abadi dalam ruang yang kita sebut kenangan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, utamanya kepada Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, 12 Januari 2020
Amriana Tonang
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 8
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8
1. Media Pembelajaran ...................................................................... 8
2. Media TTS .................................................................................... 16
xii
3. Hasil Belajar .................................................................................. 20
4. Materi Ajar Sistem Gerak ............................................................. 27
5. Penelitian yang Relevan ................................................................ 31
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 34
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 36
A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 36
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 38
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 39
D. Instrumen Penelitian............................................................................ 39
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 40
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 45
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 45
1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 45
2. Analisis Statistik Inferensial ......................................................... 51
B. Pembahasan ......................................................................................... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 60
A. Simpulan ............................................................................................. 60
B. Saran .................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
3.1 Bentuk Pretest and Posstest Control Group Design ................................... 37
3.2 Populasi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa ................................. 38
3.3 Sampel Penelitian Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa .................. 39
3.4 Tingkat Penguasaan Materi ......................................................................... 41
3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .......................................................... 42
3.6 Kriteria Indek N-Gain .................................................................................. 42
4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Pretest dan Posttest Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................... 46
4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................... 47
4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen .................................................................................................. 48
4.4 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Gain (N-Gain) Kelas kontrol dan Kelas
Eksperimen .................................................................................................. 51
4.5 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................................... 52
4.6 Distribusi Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................................... 53
4.7 Uji Hipotesis ................................................................................................ 54
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian.............................................................. 34
Gambar 4.1 Diagram Batang Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ................................................................ 47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERSURATAN ..................................................................... 66
A.1 Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan .................................. 67
A.2 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan ............................................................................................... 68
A.3 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari UPT SMA Negeri 14
Gowa ................................................................................................. 69
A.4 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ............................... 70
LAMPIRAN B LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN .................................. 71
B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator I ............................. 72
B.2 Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator II ........................... 82
LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN ............................................... 92
C.1 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA ................................ 93
C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen..................... 95
C.3 Media Teka-Teki Silang ................................................................... 115
C.4 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest................................................... 119
C.5 Soal Pretest dan Posttest .................................................................. 129
C.6 Pedoman Penskoran Soal Posttest .................................................... 136
LAMPIRAN D HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA ............................. 137
D.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa........................................ 138
D.2 Lembar Hasil Belajar Siswa ............................................................. 142
LAMPIRAN E ANALISIS DATA ............................................................... 146
E.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kognitif Siswa ............... 147
E.2 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Kognitif Siswa .............. 148
LAMPIRAN F LEMBAR OBSERVASI ...................................................... 150
F.1 Lembar Observasi Aktivitas siswa.................................................... 151
LAMPIRAN G KARTU KONTROL PENELITIAN ................................... 155
G.1 Lampiran Kartu Kontrol Penelitian .................................................. 156
xvi
LAMPIRAN H DOKUMENTASI ................................................................ 157
H.1 Dokumentasi Penelitian .................................................................. 158
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting yang akan menentukan kualitas kehidupan
seseorang maupun suatu bangsa adalah pendidikan. Indonesia menempatkan
pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Pembukaan UUD 1945
alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Keberhasilan pendidikan salah satunya ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya hasil belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya hasil belajar siswa secara garis besar ada dua faktor yaitu faktor
individu dan faktor sosial. Termasuk faktor individu antara lain faktor
kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, kesehatan, motivasi dan
pribadi. Faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga,
guru dan cara mengajarnya (metode yang digunakan), media yang digunakan
dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta
motivasi sosial. Kedua faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung
maupun tidak langsung dalam pencapaian belajar.
Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam
pencapaian hasil belajar adalah cara mengajar guru. Guru sebagai pengelola
proses belajar mengajar memegang peran strategis dalam upaya meningkatkan
2
kualitas pembelajaran. Guru harus mampu menguasai materi dan dapat
mengajukan suatu media yang membuat proses belajar mengajar lebih
menyenangkan. Hal ini selaras dengan tanggungjawab seorang guru sebagai
fasilisator dalam pembelajaran, yaitu seorang guru harus dapat merangsang,
membimbing dan meningkatkan pengetahuan siswa.
Biologi adalah salah satu mata pelajaran wajib di tingkat SMA. Biologi
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam, yang mempelajari seluk beluk
makhluk hidup mulai dari molekul, sel, jaringan, organ, jaringan, organ,
sistem organ, individu, populasi, komunitas, bioma, hewan, tumbuhan,
protista serta gejala-gejala yang terjadi di bumi ini baik gejala benda ataupun
gejala peristiwa. Seperti yang diketahui, bahwa pelajaran biologi ini
mengandung berbagai istilah-istilah yang tidak mudah dipahami. Begitu pula
dengan materi Sistem Gerak pada Manusia.
Sistem gerak merupakan materi dalam mata pelajaran biologi yang
dipelajari di kelas XI semester ganjil dalam kurikulum 2013. Materi sistem
gerak merupakan salah satu materi biologi yang membahas materi tentang
nama-nama rangka, macam-macam otot, macam-macam persendian, dan
gangguan-gangguannya yang memiliki banyak macamnya (Ulfah, 2012).
Materi sistem gerak sebenarnya bukan materi yang tergolong sulit hanya saja
merupakan materi yang berkarakteristik teori dan banyak hafalan, sehingga
siswa dituntut untuk memiliki daya ingat dan kemampuan menghafal yang
tinggi. Karena materinya berisi hafalan, siswa menjadi kurang tertarik untuk
3
mempelajarinya. Padahal materi sistem gerak sangat erat dengan kehidupan
sehari-hari, sehingga pemahaman terhadap materi ini menjadi sangat penting.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu guru
biologi di SMA Negeri 14 Gowa yang bernama Bapak Sunaryo, diperoleh
informasi bahwa dalam menyampaikan materi biologi kepada siswa di kelas
media pembelajaran yang digunakan masih berupa buku cetak dan untuk pada
materi sistem gerak, guru menggunakan media tambahan seperti media
gambar, torso atau media tiruan dengan alasan media pembelajaran tersebut
dianggap lebih praktis dan mudah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru
masih menggunakan media pembelajaran yang kurang optimal dan kreatif
sehingga belum bisa membuat siswa terlibat aktif dan tertarik dalam proses
pembelajaran atau siswa cenderung pasif. Ketidakaktifan ini kurang memberi
pengalaman belajar pada siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa SMA Negeri 14 Gowa pada mata pelajaran biologi yang masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75.
Dari data yang diperoleh, hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2018/2019
pada mata pelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri 14 Gowa diketahui
bahwa persentase siswa yang tuntas (40%) dan yang tidak tuntas (60%). Maka
dari itu diperlukan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
sehingga siswa menjadi lebih tertarik terhadap pembelajaran sistem gerak.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan suatu pemecahan
masalah. Salah satu pemecahan masalah tersebut adalah dengan menggunakan
4
media Teka Teki Silang dalam proses belajar mengajar. Media teka teki silang
atau disingkat TTS adalah suatu permainan mengisi ruang-ruang kosong yang
berbentuk kotak putih dengan huruf-huruf yang membentuk suatu kata yang
merupakan jawaban dari suatu pertanyaan.
Penerapan media pembelajaran teka teki silang yang sesuai dengan cara
dan prinsip yang tepat, akan dapat mengurangi rasa jenuh yang dialami siswa
ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut sejalan dengan yang
diungkapkan Fourwanto (2017: 28) bahwa : "Media teka teki silang dapat
memberi pemahaman terhadap materi secara mudah dan mendalam. Teka teki
silang sebagai teknik pembelajaran kosa kata tentu lebih menarik karena
mengandung unsur permainan, hiburan dan dapat dilakukan secara santai
dengan berbagai variasi. Dengan demikian siswa termotivasi mempelajari
kosakata yang dapat merangsang daya nalarnya untuk memahami materi,
sehingga dapat mudah diingat dan menjadi pengetahuan yang sangat berkesan
dan tidak mudah dilupakan sebagai sebuah pengalaman belajar”.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sarinah, dkk
(2015) bahwa dengan menggunakan media teka teki silang dapat memperbaiki
proses pembelajaran biologi siswa kelas VIII MTs Darul Ulum Palangka Raya
yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs
Darul Ulum Palangka Raya. Hasil yang diperoleh dengan uji hipotesis
menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments
dengan media teka-teki silang berpengaruh positif terhadap hasil belajar
peserta didik pada kelas eksperimen pada perkembangan manusia di kelas
5
VIII MTs Darul Ulum Palangka Raya. Hal tersebut berdasarkan tabel anova
dengan α = 0.05 < Sig. atau 0,000 < 0,05. Artinya, Ho (tidak terdapat
pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik yang diajar dengan
menggunakan model kooperatif tipe teams games tournaments dengan media
teka-teki silang)ditolak dan Ha (terdapat pengaruh positif terhadap hasil
belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe
teams games tournaments dengan media teka-teki silang) diterima.
Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian Sarinah, dkk
adalah terletak pada objek penelitian, tempat penelitian dan materi yang
digunakan dalam penelitian. Objek penelitian yang digunakan oleh Sarinah,
dkk adalah kelas VIII MTs Darul Ulum di Palangka Raya pada materi
perkembangan manusia, sedangkan objek penelitian yang dilakukan adalah
kelas XI SMA Negeri 14 Gowa pada materi sistem gerak. Adapun persamaan
penelitian yang dilakukan yaitu persamaan pada media teka-teki silang yang
digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini memfokuskan pada
Pengaruh Media Pembelajaran Teka-Teki Silang terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Sistem Gerak Kelas XI di SMA Negeri 14 Gowa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
6
1. Apakah ada pengaruh media pembelajaran Teka-Teki Silang (TTS)
terhadap hasil belajar siswa pada materi Sistem Gerak Kelas XI di SMA
Negeri 14 Gowa?
2. Bagaimana pengaruh media pembelajaran Teka-Teki Silang (TTS)
terhadap hasil belajar siswa pada materi Sistem Gerak Kelas XI di SMA
Negeri 14 Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran Teka
Teki Silang terhadap hasil belajar siswa pada materi Sistem Gerak Kelas XI di
SMA Negeri 14 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini tentunya memiliki manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang akan
diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
terhadap kelangsungan ilmu pendidikan, khususnya pengaruh media
pembelajaran Teka Teki Silang pada mata pelajaran khususnya biologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan dalam penerapan media pembelajaran Teka Teki Silang yang
7
digunakan untuk meningkatkan kualitas di sekolah, pada pembelajaran di
kelas khususnya pada mata pelajaran biologi.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru-guru mata
pelajaran biologi dalam menentukan media yang cocok digunakan untuk
menyampaikan materi agar lebih efektif dalam pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas dan meningkatkan
hasil belajar.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dengan penggunaan media pembelajaran
Teka Teki Silang, siswa dapat semangat belajar dalam pembelajaran serta
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis sebagai calon
pendidik sebagai upaya peningkatan kualitas serta bahan kajian tentang
pengaruh penggunaan media pembelajaran Teka Teki Silang pada
pelajaran biologi.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari kata medium, yang artinya perantara atau
tengah. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara pesan
atau informasi (Fadlillah, 2017: 196). Sedangkan menurut Uno
(2016:113), media adalah alat komunikasi yang digunakan seorang
sumber untuk menyampaikan suatu informasi kepada penerima. Dalam
dunia pendidikan, pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal
dari guru, dan penerima informasi adalah siswa.
Sejumlah pakar membuat batasan tentang media, diantaranya
yang dikemukakan oleh Association of Education and Communication
Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, media merupakan
setiap bentuk saluran yang dipakai dalam proses penyampaian ataupun
penyaluran pesan atau informasi. Hal yang sama dikemukakan
sebelumnya oleh Sadiman, dkk (2014: 6) yang menyatakan bahwa
media adalah suatu alat yang dapat memberi ataupun menciptakan
rangsangan pada siswa sehingga proses belajar dapat berlangsung.
Media pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam
proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat
9
dianjurkan agar proses pembelajaran dapat berhasil dan berjalan
lancar. Selain itu, penggunaan media pembelajaran dapat membuat
proses interaksi belajar mengajar antara guru dengan siswa menjadi
tidak membosankan, sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi
belajar bagi siswa itu sendiri.
Menurut Hayati (2016: 57), media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menyalurkan pesan yang
dapat menciptakan ransangan-ransangan pada pikiran, perasaaan,
perhatian, dan minat siswa untuk belajar. Sedangkan menurut
Satrianawati (2018: 8), media pembelajaran merupakan alat dan bahan
yang digunakan guru untuk lebih mengefektifkan interaksi terhadap
siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pengajaran. Kehadiran media sangat membantu pengajar
untuk menyampaikan materi ajarnya, serta memberikan nilai tambah
pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut berlaku untuk
media yang canggih, mahal ataupun media yang sederhana dan murah
(Uno, 2016:116).
Alasan lain yaitu berkaitan dengan taraf berpikir siswa, dimulai
dari berpikir konkret sampai berpikir abstrak, berpikir sederhana
sampai berpikir kompleks dan rumit. Berinteraksi dengan media dapat
membantu siswa menerima pelajaran sehingga siswa akan lebih mudah
menyerap konsep yang diberikan oleh guru.
10
Fadlillah (2017: 197), menyatakan bahwa media pembelajaran
merupakan alat yang digunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran, sehingga materi yang dinginkan dapat diterima dengan
tepat, mudah dan dimengerti oleh siswa.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat bantu
yang digunakan sebagai sarana komunikasi, membantu proses
pembelajaran, sumber belajar, serta menyalurkan pesan atau informasi
dari guru kepada siswa.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Hayati (2016: 58) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, yaitu:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak hanya bersifat hafalan
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif siswa, sehingga menimbulkan minat belajar
dan memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
4) Media dapat memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama pada setiap
siswa.
Berdasarkan beberapa fungsi media di atas, dapat disimpulkan
bahwa media dapat mempermudah siswa dalam memahami materi
11
yang disampaikan, meningkatkan motivasi, dan rangsangan untuk
belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapainya.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa
dalam pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat
menimbulkan minat siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar yang dicapainya.
Menurut Fadlillah (2017: 197-198), media pembelajaran
mempunyai banyak manfaat, diantaranya : (1) sebagai sarana untuk
menyeragamkan materi pembelajaran; (2) menjadikan pembelajaran
lebih menarik dan lebih interaktif; (3) mengurangi jumlah waktu
belajar mengajar; (4) meningkatkan kualitas belajar siswa; (5) proses
belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja; (6)
meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses belajar; dan (7)
mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain manfaat-manfaat tersebut, masih terdapat manfaat yang
lain dari media pembelajaran. Sebagaimana disebutkan dalam Fadlillah
(2017: 198), yaitu : (1) media dapat mengatasi berbagai keterbatasan
pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa; (2) media dapat
mengatasi ruang kelas; (3) media memungkinkan adanya interaksi
langsung antara siswa dan lingkungan; (4) media menjadikan
keseragaman pengamatan; (5) media dapat menanamkan konsep dasar
yang benar, konkret dan realitas; (6) media dapat membangkitkan
12
motivasi dan merangsang siswa untuk belajar; dan (7) media dapat
memberikan pengalaman yang integral dari suatu konkret sampai
kepada yang abstrak.
Uno (2016:116-117 ), mengatakan bahwa manfaat media dalam
proses pembelajaran secara lebih global ditinjau dari kondisi
berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu:
1) Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar
Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses
pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung bagi pengajar.
Perancangan media yang tepat akan sangat membantu guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
2) Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar
Media dapat digunakan secara efektif pada proses belajar
mengajar ketika pengajar tidak dapat hadir di kelas atau sedang
bekerja dengan siswa lain.
3) Pendidikan jarak jauh
Media dapat berperan sebagai jembatan yang mampu
mengatasi masalah jarak, ruang dan waktu antara pengajar dengan
siswa. Media yang paling umum digunakan dalam pendidikan
jarak jauh adalah media cetak dengan menggunakan sistem
korespondensi.
13
4) Pendidikan khusus
Media memiliki peran yang penting dalam pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya
mereka yang memiliki keterbelakangan mental, tuna netra, atau
tuna rungu. Media yang digunakan yaitu media yang sesuai dan
tepat bagi masing-masing keterbatasan untuk membantu proses
pembelajaran bagi mereka.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa manfaat media pembelajaran adalah membantu dalam
penyampaian bahan pengajaran kepada siswa untuk meningkatkan
kualitas siswa yang aktif dan interaktif sehingga dapat mendukung
kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Fadlillah (2017: 201), mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi dalam pemilihan media, diantaranya :
1) Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2) Karakteristik siswa
3) Jenis rangsangan belajar yang diinginkan, misalnya audio atau
visual, keadaan latar atau lingkungan, dan gerak atau diam
4) Ketersediaan sumber belajar setempat
5) Apakah media siap pakai atau berupa media rancang
6) Kepraktisan dan ketahanan media
7) Pengukuran biaya dalam jangka panjang
14
Menurut Hayati (2016: 68-69), penggunaan media dalam
proses belajar mengajar harus dapat memfasilitasi tercapainya suatu
tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan oleh siswa . Untuk dapat
memilih media pembelajaran yang tepat dan dapat menciptakan
aktivitas pembelajaran yang sukses, maka diperlukan adanya beberapa
pertimbangan diantaranya yaitu :
1) Apakah media yang digunakan sesuai dengan kurikulum?
2) Apakah isi informasi dan pengetahuan yang terkandung di
dalamnya akurat dan baru?
3) Apakah isi informasi yang terdapat di dalamnya disampaikan
dengan jelas?
4) Apakah media yang digunakan mampu memotivasi dan
memancing minat belajar siswa?
5) Apakah media pembelajaran yang dipilih mampu melibatkan
mental siswa dalam aktivitas pembelajaran?
6) Apakah kualitas teknis media pembelajaran yang akan digunakan
baik?
7) Apakah media yang akan digunakan telah diuji coba sebelumnya?
8) Apakah media yang akan digunakan bebas dari kepentingan iklan
komersial yang ada di dalamnya?
9) Apakah penggunaan media dilengkapi dengan petunjuk tentang
cara penggunaanya?
15
Media yang dipilih untuk proses pembelajaran perlu
mempertimbangkan factor kurikulum, berisi informasi yang baru
(up to date), menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
ada, dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
mampu memotivasi siswa untuk mempelajari isi informasi dan
pengetahuan yang terdapat di dalamnya serta media sebaiknya
dilengkapi dengan panduan atau cara penggunaannya
(Hayati, 2016: 69).
Sanjaya (2014: 75-76), mengemukakan bahwa terdapat
sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media
komunikasi pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa
belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan
demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut
kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru.
2) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan
sebagai alat hiburan atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk
mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-
benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
3) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pelajaran.
Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan.
16
Media yang dipakai harus sesuai dengan kompleksitas materi
pelajaran.
4) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan
kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar
kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan
media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya, siswa yang
memiliki kemampuan penglihatan kurang, akan sulit menangkap
materi pelajaran yang disajikan melalui media visual.
5) Media yang digunakan harus memperhatikan efektifitas dan
efisiensi. Media yang memerlukan peralatan mahal belum tentu
efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang
sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yang
dirancang guru perlu memperhatikan efektifitas penggunanya.
6) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam pengoperasiannya.
2. Media TTS (Teka Teki Silang)
a. Pengertian Teka Teki Silang
Menurut Astrissi (2014: 23), teka-teki silang merupakan sebuah
permainan yang cara mainnya yaitu mengisi ruang-ruang kosong yang
berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata
yang merupakan jawaban dari suatu pertanyaan. Sedangkan menurut
Sulfia (2017: 7), teka Teki Silang merupakan sebuah permainan
dengan cara mengisi kotak-kotak dengan huruf-huruf, sehingga
17
membentuk kata yang dapat dibaca, baik secara vertikal maupun
horizontal. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Fourwanto (2017:
26), teka teki silang adalah suatu permainan dimana seseorang harus
mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-
huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang
diberikan yaitu biasanya mendatar atau menurun.
Menurut Ratnasari (2017: 163) permainan TTS merupakan suatu
permainan kata dengan mengisi ruang-ruang kosong berbentuk kotak-
kotak putih dengan huruf yang membentuk suatu kata yang merupakan
jawaban atas suatu pertanyaan atau soal yang ditentukan dalam teka-
teki silang tersebut. Melalui kebiasaan teka-teki silang, diharapkan
dapat mengurangi rasa bosan yang dialami siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung. Sedangkan menurut Sugharti (2013: 75)
teka-teki silang (TTS) adalah susunan kotak-kotak yang diberi nomor
yang diisi dengan kata-kata, setiap kotak diisi satu huruf sehingga
membentuk suatu kata yang ditempatkan secara horisontal maupun
vertikal.
Berdasarkan beberapa pengertian teka teki silang di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa teka teki silang merupakan sebuah
permainan mengisi ruang-ruang kosong yang merupakan jawaban dari
suatu pertanyaan, baik secara vertikal (menurun) maupun horizontal
(mendatar).
18
b. Manfaat Teka Teki Silang
Menurut Ermaita (2016: 23), media teka teki silang memiliki
beberapa manfaat dalam proses pembelajaran, diantaranya yaitu :
dapat mengasah daya ingat siswa, belajar klasifikasi, mengembangkan
kemampuan analisa, menghibur dan merangsang kreativitas.
Sehingga disimpulkan bahwa manfaat yang dapat diperoleh
dengan menerapkan media pembelajaran teka teki silang yaitu dapat
mengasah daya ingat siswa, melatih siswa untuk berpikir secara
kreatif, dan dapat juga sebagai salah satu hiburan dalam proses
pembelajaran.
c. Kelebihan dan Kekurangan Teka Teki Silang
Menurut Ermaita (2016: 26), kelebihan dan kekurangan media
pembelajaran teka teki silang diuraikan sebagai berikut.
1) Kelebihan :
a) Melalui strategi teka teki silang siswa sedikit banyak telah
memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri pada
setiap siswa
b) Melalui penerapan strategi teka teki silang ini siswa belajar
untuk lebih menggali potensi yang ada pada diriya, selain itu
siswa juga belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
c) Strategi ini sangat efektif karena mampu meningkatkan
aktivitas dan kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik
19
antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa
lainnya.
d) Secara keseluruhan strategi ini mampu menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan yang pada akhirnya
diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa
e) Sifat kompetitif yang ada dalam permainan teka teki silang
dapat mendorong peserta didik berlomba-lomba untuk maju.
2) Kelemahan
a) Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia, sedangkan
materi yang harus diajarkan sangat banyak
b) Penerapan strategi teka teki silang dalam ruang kelas juga
memungkinkan terjadinya diskusi hangat dalam kelas
c) Banyak mengandung unsur spekulasi, peserta yang lebih
dahulu (berhasil) dalam permainan teka teki silang belum
dapat dijadikan ukuran bahwa dia seorang siswa lebih pandai
dari lainnya
d) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui
permainan teka teki silang dan jumlah siswa yang relatif besar
sulit melibatkan seluruhnya
e) Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigm
lama dalam pendidikan
20
d. Pembuatan Teka Teki Silang
Pembuatan teka teki silang, seiring dengan semakin
berkembangnya teknologi semakin banyak alternatif cara untuk
membuatnya, yang dapat dijelaskan disini ada dua jenis cara yang
secara umum dapat digunakan untuk membuat teka teki silang yaitu :
manual atau tradisional dan menggunakan program bantuan elektronik.
Dari dua cara pembuatan teka teki silang di atas, dalam
penelitian ini menggunakan program bantuan elektronik atau aplikasi.
Aplikasi yang digunakan adalah Eclipse Crossword Puzzle, aplikasi
tersebut bisa kita unduh dari internet. Dengan menggunakan aplikasi
ini, pembuatan media teka teki silang akan menjadi lebih mudah
karena menggunakan program komputer, sehingga teka teki silang
tersebut akan tersusun dengan sendirinya.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Jufri (2013: 58), menyatakan hasil belajar adalah kapabilitas
atau kemampuan (Performance) yang dapat dilihat dalam diri
seseorang. Menurut Sudjana (2009: 22), hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
perlakuan dari pengajarnya. Sedangkan Suprijono (2016: 7),
meyatakan bahwa hasil belajar adalah prestasi yang dicapai siswa
dalam proses belajar mengajar yang membawa suatu perubahan
perilaku seseorang.
21
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
siswa baik dari segi aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang
merupakan hasil dari belajar. Secara sederhana hasil bhelajar
merupakan kemampuan anak setelah melalui proses pembelajaran.
Karena belajar merupakan proses untuk seseorang yang berusaha
memperoleh suatu perubahan perilaku yang relatif menetap (Susanto,
2013: 5).
Hasil belajar merupakan prestasi yang di capai setelah siswa
menyelesaikan sejumlah pelajaran. Prestasi belajar merupakan hasil
belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Adapun prestasi
merupakan hasil yang di peroleh karena adanya aktivitas belajar yang
telah dilakukan. Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, artinya bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik
(Sinar, 2018:20-21).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dijelaskan
dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan
“belajar”. Pengertian hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional (Popi, 2011: 63).
22
Jadi secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melaui kegiatan belajar.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Sudjana (2009: 22), membagi tiga macam hasil belajar, yakni a)
keterampilan dan kebiasaan; b) pengetahuan dan pengertian; c) sikap
dan cita-cita. Sedangkan Subur (2015: 11-12), membagi lima kategori
hasil belajar yaitu :
1) Informasi verbal (verbal information), yaitu hasil belajar yang
berupa kemampuan untuk menyediakan respon terhadap stimulus
yang spesifik pula, atau kemampuan mengingat atau menghafal
informasi. Contoh; kemampuan menyebutkan, mengidentifikasi
dan menjelaskan.
2) Keterampilan motoric (motor skill), yaitu kemampuan yang berupa
tindakan bersifat fisik dan penggunaan otot untuk melakukan
sesuatu tindakan, kemampuan hasil temuan itu.
3) Sikap (attitude), yaitu kondisi internal yang dapat memengaruhi
pilihan individu dalam melakukan tindakan. Sikap menunjukkan
adanya suatu kecenderungan yang dimiliki oleh seseorang dalam
berperilaku. Sikap bisa berupa keyakinan dan pilihan seseorang
yang mempengaruhi cara seseorang bertindak dalam menghadapi
suatu situasi dan kondisi. Karakteristik penting dari pembelajaran
23
pada ranah sikap adalah kemungkinan untuk tidak dapat dicapai
dalam waktu pendek, untuk menanamkan sikap dalam diri siswa
diperlukan waktu yang relatif cukup lama. Karena itu domain sikap
ini tidak dapat dicapai segera setelah siswa selesai selesai
mengikuti aktivitas pembelajaran.
4) Keterampilan intelektual (intelektual skill), yaitu kemampuan
dalam melakukan analisis dan modifikasi simbol-simbol kognitif
atau informasi. Keterampilan intelektual dilakukan untuk
mengatasi permasalahan.
5) Strategi kognitif (cognitive strategy), yaitu kemampuan
metakognitif yang diperlihatkan dalam bentuk kemampuan berfikir
(think how to think) ddan belajar bagaimana belajar (learn how to
learn).
Agak sedikit berbeda dengan klasifikasi Subur, Jufri (2013: 59)
mengelompokkan hasil belajar ke dalam tiga ranah atau domain yaitu :
a) kognitif; b) afektif; dan c) psikomotorik.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Tim Pengembang MKDP (2013: 140-141), hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
1) Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa,
meliputi:
24
a) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar,struktur
tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan,
yang meliputi faktor intelektual (bakat, kecakapan, prestasi) dan
faktor non-intelektual (sikap, minat, kebiasaan, motivasi,
kebutuhan, emosional).
c) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.
2) Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa,
meliputi :
a) Faktor sosial yaitu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesenian, dan sebagainya.
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, belajar, iklim,
dan sebagainya.
d) Faktor spiritual atau lingkungankeagamaan.
Sedangkan menurut Syah (2015: 145-156), secara global faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat kita bedakan
menjadi 3 macam, yakni:
a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis)
siswa. Pada aspek fisiologis, kondisi umum jasmani dan tonus
25
(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan
integritas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh
yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya,
dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi
yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas. Sedangkan
pada aspek psikologis, banyak faktor yang termasuk aspek
psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor
rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu
adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, dan motivasi belajar.
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa. Faktor eksternal siswa juga terdiri dari dua
macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi
26
keluarga semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Sedangkan
pada lingkungan nonsosial, faktor-faktor yang termasuk
lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-
faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.
c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pelajaran. Strategi dalam hal ini merupakan seperangkat
langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yang pertama
faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.
Yang kedua adalah faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa.
Hasil belajar pada umumnya memiliki hasil belajar sebsesar 70% yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan 30% dipengaruhi oleh faktor
eksternal atau dari lingkungan. Faktor lingkungan inilah yang memiliki
pengaruh terhadap hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran
(Abdullah, 2019 : 38).
27
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah
faktor yang dapat dibedakan jadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa
dan faktor dari luar diri siswa yang saling memengaruhinya. Tinggi
rendahnya hasil belajar sesorang dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut.
4. Materi Ajar Sistem Gerak
a. Pengertian Gerak
Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan persendian
tulang. Alat gerak pada manusia meliputi alat gerak pasif berupa
tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Alat gerak pasif manusia yang
berupa tulang terdiri atas tulang rawan dan tulang keras. Sementara
alat gerak aktif manusia yang berupa otot, terdiri atas otot polos, otot
lurik, dan otot jantung (Diastuti, 2009: 65).
b. Kerangka Tubuh Manusia
Menurut Diastuti (2009: 65-75) kerangka manusia tersusun dari
tulang-tulang, baik tulang yang panjang maupun tulang pendek.
c. Otot
1) Macam-Macam Otot
Menurut bentuk dan cara kerjanya, terdapat 3 macam otot,
yaitu: otot polos, otot lurik dan otot jantung (Diastuti, 2009: 77-
79).
28
2) Bagian-Bagian Otot
Otot-otot merupakan sebuah jaringan di dalam tubuh yang
memiliki 3 karakteristik, yaitu: Kontraktibilitas (kemampuan untuk
memendek), Ekstensibilitas (kemampuan untuk memanjang) dan
Elastisitas (kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah
memendek atau memanjang) (Diastuti, 2009: 80).
3) Fungsi Otot
Beberapa fungsi otot yaitu a) melaksanakan kerja, misalnya:
berjalan, memegang, mengangkat (otot lurik). b) mengalirkan
darah, mengedarkan sari makanan dan oksigen (otot polos). c)
menggerakkan jantung (otot jantung) (Suwarno, 2009: 59).
4) Sifat Kerja Otot
Untuk menggerakkan tulang diperlukan keterlibatan dua
otot lurik (otot rangka) atau lebih. Sifat kerja otot ada yang
berlawanan ( antagonis) dan ada yang bersamaan (sinergis)
(Diastuti, 2009: 82).
5) Macam-Macam Gerakan Otot
Menurut Suwarno (2009: 59-60) macam-macam gerakakn
otot adalah sebagai berikut.
a) Fleksi: gerakan membengkokkan, misalnya membengkokkan
pada siku, lutut, jari.
b) Ekstensi: gerak meluruskan, misalnya meluruskan siku, lutut,
dan ruas jari.
29
c) Abduksi: gerak menjauhkan misalnya gerak tungkai
menjauhkan dari sumbu tubuh.
d) Adduksi: gerak mendekatkan dengan sumbu tubuh, misalnya
gerak mendekatkan tungkai dengan sumbu tubuh.
e) Elevasi: gerak mengangkat ke atas.
f) Pronasi: gerak memutar lengan sehingga telapak tangan
menelungkup
g) Supinasi: gerak memutar lengan sehingga telapak tangan
menengadah
h) Depresi: gerak menekan ke bawah atau meluruskan
d. Gangguan pada Sistem Gerak
Menurut Suwarno (2009: 60-63) gangguan pada sistem gerak
adalah sebagai berikut.
1) Gangguan pada rangka
a) Gangguan tulang contohnya Fraktura, yaitu tulang retak atau
patah.
b) Persendian contohnya Terkilir atau keseleo: tertariknya
ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba
atau tidak bisa dilakukan, menimbulkan rasa sakit.
c) Gangguan pada persendian contohnya dislokasi yaitu gangguan
pergeseran sendi dari kedudukan semula karena tulang
ligamennya tertarik atau sobek.
30
d) Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang contohnya Skoliosis
yaitu tulang belakang bengkok ke samping, Kifosis yaitu tulang
belakang bengkok ke belakang dan Lordosis yaitu tulang
belakang bengkok ke depan. Hal ini akibat kebiasaan sikap
tubuh yang salah.
e) Defisiensi dan gangguan fisiologi contohnya Osteoporosis
yaitu tulang-tulang kurang keras sehingga tulang manusia
menjadi rapuh dan mudah patah disebabkan kekurangan
hormon estrogen pada masa menopause.
2) Gangguan pada Otot
a) Atrofi yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga
menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi, misalnya
lumpuh.
b) Hipertrofi yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan lebih
kuat karena sering digunakan secara berlebih, misalnya pada
binaragawan.
c) Kaku leher atau stiff yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit
jika digerakkan.
d) Tetanus yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang
dihasilkan oleh baksil tetanus.
e) Distorsi otot yaitu penyakit otot kronis sejak anak-anak.
f) Kelelahan otot yaitu karena kontraksi secara ters menerus
menyebabkan kram atau kejang.
31
g) Hernia abdominal yaitu kelainan yang terjadi apabila dinding
otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk
ke rongga perut.
5. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan berfungsi memberikan pemaparan tentang
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Berikut beberapa hasil
penelitian yang terdapat kaitannya dengan penelitian ini adalah:
a. Dalam penelitian Pratama, yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) disertai Teka-Teki Silang
(Crossword Puzzles) Pada Siswa Kelas VII (SMP Mitra Jember
Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).” Disimpulkan
bahwa Hasil belajar Biologi siswa kelas VIIA di SMP Mitra Jember
semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dengan penerapan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) disertai teka-teki
silang (crossword puzzles) terjadi peningkatan secara klasikal mulai
dari pra-siklus hasil belajar siswa mencapai 45,71%, setelah
dilakukan siklus 1 secara klasikal hasil belajar meningkat menjadi
77,1% dengan jumlah siswa tuntas 27 siswa dan belum tuntas 8 siswa
dari jumlah siswa keseluruhan sebesar 35 siswa, karena hasil belajar
siswa belum optimal maka dilakukan perbaikan pada siklus 2 yang
menghasilkan hasil belajar secara klasikal sebesar 85,7% dengan
32
jumlah siswa tuntas 30 siswa dan belum tuntas 5 siswa dari jumlah
siswa keseluruhan sebesar 35 siswa.
b. Menurut Sarinah, dkk dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Media TTS
Terhadap Hasil Belajar Biologi Di MTS Darul Ulum Palangka
Raya”. Disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Game Tournaments (TGT) dengan media teka teki silang (TTS)
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
pada perkembangan manusia di kelas VIII MTs Darul Ulum Palangka
Raya. Hal tersebut berdasarkan tabel anova dengan α = 0.05 < Sig.
atau 0,000 < 0,05. Artinya, Ho ditolak dan Ha diterima.
c. Astrissi, dkk dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Model
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Media
Teka Teki Silang Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Minyak
Bumi Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2012/2013”. Disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) yang disertai media teka teki silang
efektif meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi minyak bumi
siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013
yang dibuktikan dengan harga nilai t hitung yaitu 4,873 lebih tinggi
dari harga tabel yaitu 1,67 untuk prestasi belajar kognitif dan harga
nilai t hitung 1,784 lebih tinggi dari harga t tabel yaitu 1,67 untuk
prestasi belajar afektif.
33
d. Menurut Sulfia dan Habibati, dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Media Teka Teki Silang pada Materi Koloid untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik”. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran
menerapkan media TTS lebih baik yaitu 91,66% dibandingkan dengan
pembelajaran menerapkan LKPD yaitu 75,42%, penerapan media TTS
pada materi sistem koloid dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas eksperimen sebesar 84,37% dibandingkan dengan kelas kontrol
yaitu 43,75%, dan hasil tanggapan siswa terhadap media TTS
memberikan respon positif sebesar 92,27%.
e. Menurut Latifah Ratnasari, dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengembangan Kartu Permainan Teka-Teki Silang (TTS) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sel Kelas XI SMA”.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media Teka-Teki Silang, menghasilkan seluruh siswa
tuntas dengan ketercapaian indikator 100%. Ketuntasan seluruh siswa
ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media Teka-Teki
Silang berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat diketahui bahwa
media pembelajaran teka teki silang bisa dikatakan berhasil dan
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Namun, hal tersebut
tidak dapat menjamin bahwa media pembelajaran teka teki silang
berpengaruh untuk semua mata pelajaran khususnya materi pelajaran. Oleh
34
karena itu, penulis ingin menggunakan media pembelajaran teka teki
silang pada materi sistem gerak yang sebelumnya belum pernah
menerapkan media pembelajaran tersebut.
B. Kerangka Pikir
Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran biologi adalah siswa
paham materi pembelajaran yang diberikan. Pemahaman terhadap suatu
materi dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang akan dia
pelajari selanjutnya. Sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang
maksimal.
Pada kenyataannya, tujuan penting dalam pembelajaran biologi tersebut
belum berlangsung secara optimal, sehingga kemampuan pemahaman materi
siswa belum maksimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya kreativitas guru
dalam mengelola atau menyediakan media pembelajaran yang tepat.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam
memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa dapat
termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas.
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini guna mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan media pembelajaran. Salah
satu media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Teka Teki Silang yang
merupakan sebuah permainan untuk mengisi kotak-kotak kosong.
Berdasarkan teori pendukung sebagaimana telah diuraikan, bahwa dengan
menerapkan media pembelajaran Teka Teki Silang, pembelajaran terlaksana
dengan baik, hasil belajar siswa tercapai (tuntas secara klasikal), dan respon
35
siswa terhadap pembelajaran positif. Dengan penggunaan media pembelajaran
Teka Teki Silang ini diharapkan siswa dapat menangkap secara maksimal atau
hampir 100% apa yang disampaikan oleh guru. Dan pada akhirnya nanti hasil
belajar siswa dapat lebih meningkat.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada deskripsi teori dan kerangka pikir, hipotesis
penelitian ini adalah:
H1 : Ada pengaruh media pembelajaran Teka-Teki Silang (TTS) terhadap hasil
belajar siswa pada materi Sistem Gerak Kelas XI Di SMA Negeri 14 Gowa.
Hasil belajar siswa
meningkat (tinggi)
Penggunaan Media
Teka Teki Silang
Hasil belajar
siswa rendah
Media kurang
kreatif
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Penelitian
kuantitatif lebih cenderung menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data
dan penafsiran terhadap data tersebut.
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian eksperimen
semu (quasi-experiment) dengan desain penelitian yaitu Nonequivalent
Control Group Design. Dalam rancangan penelitian ini ada dua kelompok
objek yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain ini terdapat pretest,
treatment dan postest.
1. Tes Awal (pretest)
Pemberian tes awal (pretest) dilaksanakan pada hari yang sama
untuk masing-masing kelompok penelitian. Kemampuan awal siswa pada
penelitian ini yang diseimbangkan adalah kemampuan pada materi sistem
gerak sehingga kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berangkat dari kemampuan awal yang sama.
2. Perlakuan (treatment)
Pelaksanaan perlakuan dilaksanakan selama empat kali tatap muka
untuk masing-masing kelompok dengan setiap tatap muka sebanyak 2 jam
pelajaran. Kelompok eksperimen menerima materi dengan strategi
pembelajaran menggunakan media teka-teki silang dan kelompok kontrol
37
menerima materi tanpa menggunakan media teka-teki silang pada materi
sistem gerak. Masing-masing kelompok menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).
3. Tes akhir (posstest)
Setelah perlakuan selesai dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah
pemberian tes akhir atau posstest. Hasil dari posstest ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai pada tiap kelompok,
setelah melalui proses analisis data maka dapat diketahui adakah pengaruh
media teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem
gerak.
Tabel 3.1 Bentuk Pretest and Posstest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posstest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
Sumber: Sugiyono, 2017: 79
Keterangan:
O1 : Hasil pretest siswa pada kelas eksperimen
O2 : Hasil posttest siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan
media teka-teki silang
O3 : Hasil pretest siswa pada kelas kontrol
O4 : Hasil posttest siswa pada kelas kontrol tanpa menggunakan media
teka-teki silang
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran teka-teki
Silang
38
X2 : Pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran teka-teki
Silang
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 14 Gowa.
Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa
Kelas Jumlah Siswa
IPA 1 35 Orang
IPA 2 35 Orang
IPA 3 35 Orang
IPA 4 35 Orang
Jumlah 140 Orang
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 14 Gowa
2. Sampel
Peneliti menetapkan sampel pada penelitian ini yaitu kelas XI IPA
2 dan XI IPA 4. Untuk menentukan kelas mana yang terpilih sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol, peneliti menggunakan pemilihan sampel
secara Cluster Random Sampling. Sampel akan dipilih dua rombel secara
acak yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dimana kelompok eksperimen adalah kelas XI IPA 2 yang diberikan
media pembelajaran teka-teki silang sedangkan kelompok kontrol adalah
kelas XI IPA 4 yang tidak diberikan media teka-teki silang.
39
Tabel 3.3 Sampel Penelitian Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14
Gowa
Kelas Jumlah Siswa
IPA 2 35 Orang
IPA 4 35 Orang
Jumlah 70 Orang
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 14 Gowa
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional
didefinisikan sebagai berikut.
1. Media pembelajaran Teka-Teki Silang (Variabel Bebas)
Media pembelajaran teka-teki silang adalah salah satu media yang
menarik dan tidak membosankan karena merupakan suatu permainan
mengisi kotak kosong untuk menjawab suatu pertanyaan.
2. Hasil Belajar Siswa (Variabel Terikat)
Hasil belajar biologi siswa yang dimaksud adalah nilai akhir yang
diperoleh setelah melakukan tes pretest-posttest yang diberikan sebelum
dan setelah melalui proses pembelajaran biologi pada materi sistem gerak
dengan menerapkan media pembelajaran teka-teki silang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes
pretest-posttest yang diberikan kepada siswa untuk menentukan berpengaruh
atau tidaknya media pembelajaran teka-teki silang pada materi sistem gerak
40
bagi siswa kelas XI di SMA Negeri 14 Gowa. Tes ini diberikan ke kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dengan soal pilihan ganda.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan data penelitian.
Data penelitian ini akan digunakan sebagai bahan analisis atas penelitian
yang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut.
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh media pembeljaran teka-teki silang (TTS) terhadap
hasil belajar. Observasi ini berkenaan dengan perilaku siswa yang
muncul dalam proses pembelajaran.
2. Tes
Tes pretest-posttest pada materi sistem gerak dibuat dan
dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan Kurikulum 2013
dengan persetujuan dosen pembimbing/validator serta disetujui oleh
guru biologi di SMA Negeri 14 Gowa, tes itu kemudian diberikan ke
siswa. Tes pretest-posttest dalam penelitian ini berupa soal dalam
bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan (a,b,c,d dan e) yang berkaitan
dengan materi sistem gerak yang terdiri dari 25 butir soal.
41
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
dua teknik analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai rata-
rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar deviasi ,nilai maksimum
dan nilai minimum. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS versi 24.0 for Windows.
Untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar yang diperoleh siswa,
baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tingkat penguasan materi
Nilai Hasil Belajar Kategori
93-100 Sangat baik
84-92 Baik
75-83 Cukup
0-74 Kurang
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Kriteria keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dapat dilihat pada
tabel berikut:
42
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Nilai Hasil Belajar Kategori
< 75 Tidak tuntas
≥ 75 Tuntas
Sumber: SMA Negeri 14 Gowa, 2017
Menurut Prasetiyo (2013) data skor tes diperoleh dari tes yang
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest untuk kelompok
eksperimen maupun kontrol. Kemudian dari skor data yang diperoleh
tersebut, dicari selisih antara skor posttest dan pretest dengan
menggunakan uji N-Gain sebagai berikut :
Keterangan :
g = Gain score ternomalisasi
xposttest = Skor tes awal
xpretets = Skor tes akhir
xmax = Skor maksimun
Adapun nilai gain ternormalisasi yang telah diperoleh dapat
diinterpretasikan terhadap kriteria gain seperti tabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6 : Kriteria Indek N-Gain
Presentase (%) Tafsiran
˂ 40 Tidak Efektif
40-55 Kurang Efektif
56-75 Cukup Efektif
˃76 Efektif
Sumber : Hake (1999)
43
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
tentang hasil belajar biologi siswa sebelum dan setelah perlakuan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan
mengenai normalitas yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan
program bantuan SPSS versi 24.0 for Windows dengan statistik uji
Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya apabila nilai signifikan
(sig.) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak normal, sedangkan apabila
nilai signifikan (sig.) > 0,05 berarti sampel berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi
24.0 for Windows menggunakan uji Homogenity of Variancetest pada
One-way Anova. Taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 0,05. Bila
taraf signifikan data yang lebih besar dari 0,05 maka varian kelompok
data homogen. Sebaliknya, jika taraf signifikan data menghasilkan
data yang lebih kecil dari 0,05 maka varian kelompok tidak homogen.
c. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS versi 24.0 for Windows dengan statistik uji Independent t-test .
44
Dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05
maka hipotesis diterima dan jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka
hipotesis ditolak.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 14
Gowa, maka diperoleh data-data yang telah didapatkan melalui instrumen tes
sebanyak 25 nomor untuk mengetahui hasil belajar pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol selama proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis
statistik deskriptif dan hasil analisis inferensial. Uraian dari masing-masing
deskripsi hasil analisis sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
versi 24. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai
rata-rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar deviasi, nilai
maksimum dan nilai minimum.
a. Hasil Belajar Pretest dan Posttest Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa
kelas XI IPA 2 dan XI IPA 4 SMA Negeri 14 Gowa yang masing-
masing berjumlah 35 siswa, setelah proses pembelajaran pada materi
sistem gerak dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
46
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Pretest dan Posttest
Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik Kontrol Eksperimen
PreTest PostTest PreTest PostTest
Ukuran Sampel 35 35 35 35
Skor Ideal 100 100 100 100
Skor Maksimun 72 88 76 96
Skor Minimun 24 44 24 56
Standar Deviasi 12.863 9.090 11,082 10,763
Skor Rata-Rata 55.20 71.20 56,11 81,49
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil yaitu pretest dan posttest
hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 14 Gowa sebagai
kelas kontrol yang tidak diberikan penerapan media pembelajaran
teka-teki silang didapatkan skor rata-rata rata untuk pretest yaitu 55,20
dan untuk posttest yaitu 71,20. Sedangkan pada kelas X IPA 2 sebagai
kelas eksperimen yang memiliki jumlah sampel sebanyak 35 siswa,
diperoleh data pretest dengan skor rata-rata sebanyak 56,11 dan pada
data posttest setelah diberikan penerapan media pembelajaran teka-
teki silang dalam proses pembelajaran biologi pada materi sistem
gerak didapatkan skor rata-rata sebanyak 81,49.
Apabila nilai hasil belajar dikelompokkan ke dalam
pengkategorian yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan tahun 2017, maka diperoleh distribusi, frekuensi dan
persentase hasil belajar siswa seperti pada tabel 4.2 berikut :
47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Interval
Nilai
Hasil
Belajar
Katego
ri
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
PreTest PostTest PreTest PostTest
Freku
ensi
Persen
tase
(%)
Freku
ensi
Perse
ntase
(%)
Freku
ensi
Perse
ntase
(%)
Freku
ensi
Perse
ntase
(%)
93-100 Sangat
Baik 0 0 0 0 0 0 3 8,57
84-92 Baik 0 0 4 11,4
3 0 0 15
42,8
6
75-83 Cukup 0 0 11 31,4
3
1 2,86 11
31,4
3
0-74 Kurang 35 100 20 57,1
4
34 97,1
4 6
17,1
4
Jumlah 35 100 35 100 35 100 35 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi
dan persentase skor hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 berjumlah 35
siswa sebagai kelas kontrol yang pada tahap pretest semua siswa
berada pada kategori kurang yaitu dengan persentase 100%, dan
hasil yang didapatkan pada posttest yaitu sebagian besar siswa masih
berada pada kategori kurang dengan persentase 57,14%. Melihat dari
hasil persentase yang ada, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar
siswa pada kelas kontrol XI IPA 4 yang tidak diterapkan media
pembelajaran teka-teki silang pada proses pembelajaran biologi pada
materi sistem gerak masih tergolong kurang.
48
Sedangkan distribusi frekuensi dan persentase skor hasil
belajar siswa pada kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen sebelum
diberikan perlakuan (pretest) didapatkan 34 siswa berada pada
kategori kurang yaitu dengan persentase 97,14%, berbeda dengan
hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan (posttest) atau setelah
diterapkan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) pada proses
pembelajaran biologi pada materi sistem gerak didapatkan 15 siswa
berada pada kategori baik yaitu dengan persentase 42,86%. Sehingga
dengan melihat hasil belajar siswa saat sebelum diberikan perlakuan
(pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (posttest) nilai yang
didapatkan siswa meningkat dari kategori kurang ke kategori baik.
Selanjutnya, untuk menentukan kriteria keberhasilan
dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu 75 pada mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut :
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Nilai Kategori
Kontrol Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
Freku
nsi
Persen
tase
(%)
Freku
nsi
Persen
tase
(%)
Freku
nsi
Persen
tase
(%)
Freku
nsi
Persen
tase
(%)
< 75
Tidak
Tuntas 35 100 20 57,14 34 97,14 4 11,43
≥ 75 Tuntas 0 0 15 42,86 1 2,86 31 88,57
Jumlah 35 100 35 100 35 100 35 100
49
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar pada
kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol pada tahap awal atau pretest
sebanyak 100% siswa mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) atau tidak tuntas sedangkan pada tahap posttest
setelah pembelajaran biologi pada materi sistem gerak didapatkan
hasil sebanyak 42,86% siswa berada pada kriteria tuntas. Dan hasil
belajar siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen pada tahap
pretest sebanyak 97,14% siswa mendapatkan nilai di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) atau tidak tuntas sedangkan pada nilai
posttest yaitu setelah diterapkan media pembelajaran teka-teki silang
(TTS) pada proses pembelajaran biologi pada materi sistem gerak
didapatkan sebanyak 88,57% siswa berada pada kriteria tuntas dalam
proses pembelajaran atau hasil belajar siswa memenuhi standar
kriteria ketuntasan (KKM).
b. Perbedaan Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif pada kelas
eksperimen yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran
teka-teki silang dan kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan
media pembelajaran teka-teki silang, untuk melihat perbedaan hasil
belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
gambar 4.1 berikut.
50
Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut terlihat jelas perbedaan nilai
hasil belajar pada kelas eksperimen yang mengunakan media
pembelajaran teka-teki silang dan nilai hasil belajar pada kelas
kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran teka-teki
silang. Dimana pada kelas kontrol untuk hasil belajar pretest dan
posttest berada pada kategori kurang, sedangkan kelas eksperimen
untuk hasil belajar pretest berada pada kategori kurang dan pada
posttest terjadi peningkatan yaitu berada pada kategori baik.
c. Uji N-Gain
Uji normalitas gain berguna untuk mengetahui perbandingan
antara nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Adapun hasil perhitungan uji N- Gain adalah sebagai berikut:
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Frek
uen
si
Kategorisasi Hasil Belajar
kontrolpretest
kontrolposttest
eksperimenpretest
eksperimenposttest
(Kurang) (Baik) (Cukup) (Sangat Baik)
51
Tabel 4.4 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Gain (N-Gain) Kelas kontrol
dan Kelas Eksperimen
Kelas Mean Kategori
Eksperimen 59,04 Cukup Efektif
Kontrol 35,46 Kurang Efektif
Sumber : Hake (1999)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa data hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen termasuk kategori cukup efektif karena
nilai rata-rata N-Gain yaitu 59,04. sedangkan pada kelas kontrol
termasuk dalam kategori kurang efektif karena nilai berada pada nilai
35,46, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar biologi
pada kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial dengan uji-t dilakukan guna
mengungkapkan ada tidaknya pengaruh penggunaan media teka-teki
silang (TTS) pada pembelajaran biologi materi sistem gerak. Hasil
analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis statistik
inferensial menggunakan bantuan program Statistical For Social Science
(SPSS) versi 24. Sebelum melakukan analisis statistika inferensial untuk
menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji-t atau uji hipotetis.
52
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi
normal atau tidak. Caranya yaitu dengan menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov pada program statistik SPSS versi 24. Adapun
analisis program SPSS memiliki taraf sig α = 0,05 yaitu jika nilai
analisis data ˃ α maka data tersebut dikatakan normal sedangkan jika
nilai analisis data ˂ α maka data tersebut dikatakan tidak normal.
Untuk lebih jelasnya mengenai uji normalitas pada penelitian ini,
perhatikan tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Uji Kolmogorov Smirnov
Sig.
Pretest Eksperimen 0,200
Posttest Eksperimen 0,116
Pretest Kontrol 0,134
Posttest Kontrol 0,115
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan perhitungan
komputer dengan bantuan program SPSS versi 24 yang dapat dilihat
pada tabel 4.5, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest dan
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi sistem gerak
berdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikansi
(sig.) kedua kelas > 0,05.
53
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas disebut juga dengan uji kesamaan varians
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat varians data. Hasil uji
homogenitas diperoleh dari skor pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol pembelajaran biologi pada materi sistem gerak kelas
XI IPA SMA Negeri 14 Gowa. Untuk mengetahui homogenitas data
peneliti menggunakan uji Homogenity of Variancetest pada One-way
Anova program statistik SPSS versi 24. Adapun analisis program SPSS
memiliki taraf sig α = 0,05 yaitu sig ˃ α maka data tersebut homogen
sedangkan sig ˂ α maka data tersebut tidak homogen. Untuk lebih
jelasnya mengenai uji homogenitas pada penelitian ini, perhatikan
tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Sig 0,262 0,305
Taraf sig 0,05
Kesimpulan Kedua Data Homogen Kedua Data Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas menggunakan perhitungan
komputer dengan bantuan program SPSS versi 24 yang dapat dilihat
pada table 4.6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest
dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi sistem
gerak adalah homogen dan memenuhi persyaratan analisis. Hal ini
dapat diketahui dari nilai signifikansi (sig.) kedua kelas > 0,05.
54
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji persyaratan analisis telah menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian
hipotesis dapat dilakukan. Untuk keperluan hipotesis digunakan
statistika interferensial dengan bantuan SPSS 24 yaitu statistika uji t,
dalam hal ini uji Independent t-test.
Adapun analisis taraf sig α = 0,05 yaitu jika hasil analisis
data sig ˃ α maka tidak ada perbedaan antara dua perlakuan yang
diberikan atau H1 ditolak . Sebaliknya, yaitu jika hasil analisis data sig
˂ α maka terdapat perbedaan antara dua perlakuan yang diberikan atau
H1 diterima, artinya hasil belajar kelas eksperimen yang diajar dengan
media teka teki silang lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol
yang diajar tanpa media pembelajaran teka teki silang. Untuk lebih
jelasnya mengenai uji hipotesis pada penelitian ini, perhatikan tabel
4.7 berikut.
Tabel 4.7 Uji Hipotesis
Uji Analisis Sig.
Hipotesis N-Gain sample
Independent t-test
0.000
Pada tabel 4.7 di atas pengujian uji hipotesis dilakukan
dengan menggunakan Independent t-test dengan nilai Asymp. Sig (2-
tailed) yang diperoleh adalah 0,000 ˂ α = 0,05. Karena data hasil uji
hipotesis kurang dari 0,05 maka hipotesis penelitian yang diajukan
dalam penelitian ini diterima, yaitu ada pengaruh media pembelajaran
55
teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa. Jadi, pengunaan media
teka-teki silang terbukti berpengaruh dalam pembelajaran biologi
materi sistem gerak pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Gowa.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa proses belajar mengajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
secara keseluruhan masing-masing berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
siswa, meskipun sama-sama memiliki pengaruh tetapi terdapat juga
perbedaan hasil belajar. Media pembelajaran teka-teki silang menyebabkan
hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol
yang tidak menggunakan media pembelajaran teka-teki silang. Analisis data
pada penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial.
Analisis statistik deskriptif pada kelas kontrol yang tidak
menggunakan media pembelajaran teka-teki silang jika dilihat dari hasil
analisis terbukti meningkat akan tetapi peningkatan yang lebih tinggi terdapat
pada hasil belajar siswa kelas eksperimen, dimana kelas eksperimen
menggunakan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) hal tersebut dapat
di lihat pada gambar diagram 4.1.
Perbedaan itu disebabkan karena ketika pada saat pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) mampu
membantu siswa untuk menambah pembendaharaan kata-kata ilmiah mereka
tentang materi yang diajarkan sehingga menarik perhatian, mengaktifkan
56
siswa dan proses pembelajaran tidak lagi bersifat teacher center tetapi telah
bernuansa student center. Hal tersebut telah dipaparkan juga pada hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sarinah dkk (2015: 60), dalam penelitiannya
tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media
TTS terhadap hasil belajar biologi menjelaskan bahwa penggunaan TTS
berguna dan berkontribusi dalam pembelajaran, khususnya dalam penguasaan
konsep dan kosakata.
Berdasarkan pada uji N-Gain dapat dilihat bahwa penggunaan media
pembelajaran pada kelas eksperimen cukup efektif sedangkan pada kelas
kontrol termasuk dalam kategori kurang efektif, dapat dilihat pada tabel 4.4.
Hal tersebut sesuai pengamatan kegiatan siswa di dalam kelas dimana pada
kelas ekspeimen siswa memiliki motivasi, keaktifan dan kemandirian dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media TTS.
Proses pembelajaran di sekolah diarahkan menjadi kegiatan yang
menyenangkan sesuai dengan implementasi dari Kurikulum 2013. Di SMA
Negeri 14 Gowa sudah menerapkan Kurikulum 2013. Permainan yang dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa
termotivasi sekaligus dapat memahami konsep salah satunya adalah dengan
bermain menggunakan media permainan teka-teki silang (TTS). Salah satu
model pembelajaran yang cocok digunakan untuk media teka-teki silang
(TTS) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament.
Selama proses pembelajaran, media teka-teki silang menjadi media
yang dapat membantu siswa dalam memahami dan menghafal materi sistem
57
gerak yang memiliki banyak istilah-istilah ilmiah. Materi sistem gerak
merupakan materi yang memiliki banyak istilah-istilah ilmiah, misalnya pada
submateri sendi dan otot . Secara statistik hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan media teka-teki silang berada pada kategori baik. Hal
ini disebabkan oleh penggunaan media teka-teki silang dalam proses
pembelajaran di sekolah yang diteliti adalah hal yang baru bagi siswa. Karena
terkesan baru bagi siswa, media teka-teki silang sebagai media yang mampu
menimbulkan rasa keingintahuan dan menarik perhatian siswa untuk terpusat
pada materi yang diajarkan serta memunculkan motivasi bagi siswa untuk
belajar. Selain hal itu, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor diantaranya adalah kesiapan guru memberi materi pelajaran,
kesiapan siswa menerima materi pelajaran, aktivitas yang dilakukan siswa
selama berlangsungnya pembelajaran ataupun model pembelajaran yang
diterapkan.
Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan media teka teki
silang terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen karena penggunaan
TTS dalam sistem kelompok kecil dan diskusi dapat mendukung pemahaman
dimana kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi dan interaksi belajar
siswa, pemahaman lebih mendalam terhadap materi pelajaran, pemecahan
masalah, tanggung jawab individu terhadap proses pembelajaran dan
meningkatkan hubungan interpersonal dan kerjasama siswa. Hal tersebut juga
dikemukakan oleh Ratnasari (2017: 166) menyatakan bahwa media teka teki
silang memiliki karakteristik mudah diingat dan dipahami karena
58
menampilkan pesan-pesan pendek. Beberapa manfaat teka teki silang yaitu
mengasah kemampuan berpikir, mempertajam insting menebak, menjauhkan
pikiran dari kepenatan, menguji daya ingat dan membuat selalu ingin tahu.
Hasil belajar siswa juga didukung oleh aktivitas yang dilakukan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada lembar observasi aktivitas
siswa menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan media pembelajaran teka-teki silang, sebagian besar siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada kelas kontrol yang
diajar tanpa menggunakan media pembelajaran teka-teki silang, hanya
terdapat beberapa siswa yang aktif.
Sikap negatif siswa seperti suka berbicara atau bermain-main sendiri
dengan temannya pada jam pelajaran Biologi menjadi berkurang, karena
siswa aktif mencari jawaban dalam buku materinya untuk dapat
menyelesaikan TTS nya. Dengan mencari jawaban atas pertanyaan dalam
TTS berarti siswa telah berusaha untuk belajar dengan baik. Siswa merasa
dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tidak
merasa jenuh atau bosan dengan pelajaran Biologi, bahkan mereka terlihat
tertarik dan asyik dengan belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil siswa
dalam latihan soal-soal menggunakan media TTS diketahui bahwa 35 siswa
memiliki nilai yang tuntas disetiap pertemuan. Hal tesebut sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Sulfia & Habibati (2017: 7), menyatakan bahwa
media teka teki silang menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
agar tidak mudah bosan dan dengan menjawab salah satu soal lalu akan
59
memancing untuk dapat menjawab soal lain karena terbantu satu atau lebih
huruf dari jawaban sebelumnya sehingga lebih memotivasi siswa dalam
belajar.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa
pembelajaran dengan media teka-teki silang dapat membantu siswa dalam
pemahaman materi sistem gerak. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Oleh karena itu, media
pembelajaran memiliki pengaruh terhadap hasil belajar karena memiliki
kemampuan untuk menarik perhatian siswa terkait materi yang diajarkan
selama pembelajaran berlangsung sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat
mencapai KKM. Hal tersebut juga dikuatkan oleh hasil uji Hipotesis yang
dilakukan dengan menggunakan N-Gain Sample Independent t-test yaitu hasil
analisis data sig ˂ 0,05 maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini diterima, yaitu ada pengaruh media pembelajaran teka-teki
silang terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak kelas XI di
SMAN 14 Gowa dapat dilihat pada tabel 4.7.
60
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang
diajukan, serta hasil penelitian yang didasarkan pada analisis data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh media teka-
teki silang terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak kelas XI IPA
SMA Negeri 14 Gowa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Pembelajaran biologi harus terus dikenalkan kepada siswa, namun tidak
cukup hanya dengan teori saja untuk membuat siswa memahami materi-
materi yang diajarkan sehingga sebaiknya para pendidik kedepannya lebih
memvariasikan media dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif
dalam proses belajar mengajar.
2. Kepada guru biologi agar dapat menerapkan media dalam pembelajaran
jika memang diperlukan karena dengan adanya media dapat membuat
siswa tidak jenuh dalam menerima pelajaran.
3. Hendaknya untuk peneliti agar melakukan observasi terlebih dahulu
sebelum melakukan penelitian agar kiranya pada saat penelitian dapat
sejalan dengan apa yang sudah direncanakan sejak awal.
61
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaran biologi dengan
berbagai keterbatasan, dan hanya terbatas pada satu variabel yaitu hasil
belajar siswa, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut sehingga
aplikasi media pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini dapat
digunakan secara maksimal.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani.2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: PT Raja
Grafindo Persada.
Astrissi, D.O. Artha Galuh., Js. Sukardjo & Budi H. 2014. Efektivitas Model
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Media Teka Teki
Silang Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Siswa
Kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal Pendidikan Kimia. Vol.3 No.2.
Caryono, S & Triyanto Es. 2013. Rekomendasi Penggunaan Eclipse Crossword
Puzzle Creation pada Mata Pelajaran TIK menurut Hasil Analisis
Bimbingan dan Konseling. Jurnal Seminar Nasional Teknologi Informasi
dan Komunikasi.
Ermaita. 2016. Penggunaan Media Pembelajaran Crossword Puzzle untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa di SMA Negeri 10
Bandar Lampung. Tesis tidak diterbitkan. Lampung: Universitas
Lampung.
Fadlillah, M. 2017. Buku Ajar Bermain & Permainan. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Fourwanto, M.A. 2017. Pengembangan Media Teka Teki Silang Biologi untuk
Memberdayakan Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMP Negeri
9 Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Hayati, R. Sativani. 2016. Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Jufri, A. Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Popi, Septian dan Sohari Sahrani. 2011. Psikologi Belajar dalam Prespektif Islam.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Pratama, E.H., Pujiastuti & Jekti P. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil
Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) Disertai Teka-Teki Silang (Crossword Puzzles)
Pada Siswa Kelas VII (SMP Mitra Jember Semester Genap Tahun
Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pancaran. Vol.3 No.2.
63
Ratnasari, Latifah. 2017. Pengembangan Kartu Permainan Teka-Teki Silang
(TTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sel Kelas XI
SMA. BioEdu. Vol.6 No.2.
Sadiman, Arief S., R. Rahardjo., Anung H. & Harjito. 2014. Media Pendidikan.
Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, W. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sarinah., Nuriman W. & Atin S. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT Dengan Media TTS Terhadap Hasil Belajar Biologi
Di MTS Darul Ulum Palangka Raya. Jurnal Edusains. Vol.3 No.1.
Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Sinar. 2018. Metode Active Learning. Yogyakarta : Deepublish.
Subur. 2015. Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Yogyakarta: Kalimedia
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rodakarya.
Sugianto., Dedi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Kelas VIIIc SMP
Negeri 1 Ciasem melalui Media Pembelajaran Teka Teki Silang (TTS).
Jurnal Ilimiah Edukasi. Vol.5 No.1.
Sugiharti, dkk. 2013. Studi Komparasi Penggunaan Media TTS Dan LKS Pada
Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X Semester Gasal SMA
Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK). Vol. 2 No. 1.
Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sulfia, U. & Habibati. 2017. Penerapan Media Teka Teki Silang pada Materi
Koloid untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal IPA dan
Pengembangan IPA (JIPI. Vol 1(1): 6-15 p-ISSN: 2614-0500.
Suprijono, Agus. 2016. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Prenamedia Group.
Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
64
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Undang-Undang Republik Indonesia, No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2009. Bandung: Citra Umbara.
Uno, Hamzah B. 2016. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
66
LAMPIRAN A
PERSURATAN
67
Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan
68
Lampiran A.2 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan
69
Lampiran A.3 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari UPT SMA Negeri 14
Gowa
70
Lampiran A.4 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian
71
LAMPIRAN B
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN
72
Lampiran B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator I
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
Lampiran B.2 Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator II
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
LAMPIRAN C
INSTRUMEN PENELITIAN
93
Lampiran C.1 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 14 Gowa
Kelas : XI (Sebelas)
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 4 jam pelajaran /minggu
Kompetensi Inti :
KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi
Dasar Indikator
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
3.5 Menganalisis
hubungan
antara
struktur
jaringan
penyusun
organ pada
sistem gerak
dalam
kaitannya
Memahami mekanisme
gerak
Mengidentifikasi macam-
macam gerak
Mengidentifika
si kelainan
pada sistem
gerak
Struktur dan
Fungsi
Tulang, Otot,
dan Sendi
Mekanisme
gerak
Macam-
macam
gerak
Kelainan
Memeragakan/ mendemonstrasikan
berbagai cara kerja
otot, sendi dengan
berbagai macam
gerakan oleh
beberapa siswa
serta mengamati
gambar/video
tentang kasus patah
94
Kompetensi
Dasar Indikator
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
dengan
bioproses dan
gangguan
fungsi yang
dapat terjadi
pada sistem
gerak
manusia
Menjelaskan
teknologi yang
mungkin untuk
membantu
kelainan pada
sistem gerak
Menganalisis hubungan
antara struktur
jaringan
penyusun organ
pada sistem
gerak dalam
kaitannya
dengan
bioproses dan
gangguan
fungsi yang
dapat terjadi
pada sistem
gerak manusia
pada sistem
gerak
Teknologi
yang
mungkin
untuk
membantu
kelainan
pada sistem
gerak
tulang/cedera
Melakukan
pengamatan
struktur tulang
dengan percobaan
merendam tulang
paha ayam dalam larutan HCl dan
memban-
dingkannya dengan
tulang yang tidak
diren-dam HCl dan
percobaan pengaruh
garam fisiologis
terhadap kontraksi
otot pada paha dan
jantung katak serta
struktur sel
penyusun jaringan
tulang
Menganalisis jenis
gerakan dan organ
gerak yang
berfungsi dalam
berbagai kegiatan
gerak yang
dilakukan/
diperagakan dan
mengaitkan proses-
proses gerak yang
dilakukan dengan
kelainan yang
mungkin terjadi
4.5 Menyajikan
karya tentang
pemanfaatan
teknologi
dalam
mengatasi
gangguan
sistem gerak
melalui studi
literatur
Menyajikan
karya tentang
pemanfaatan
teknologi
dalam
mengatasi gangguan
sistem gerak
melalui studi
literatur
95
Lampiran C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 14 Gowa
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan 1)
A. Kompetensi Inti
KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama,toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
K3 : Memahami. Menerapkan, menganalisis pengetahuan Faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkretdan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
96
B. Kompetensi Dasar
3.5 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga
dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.5 : Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem gerak melalui penelusuran dari berbagai sumber
informasi.
C. Indikator
3.5.1 Mengidentifikasi rangka tubuh dalam sistem gerak manusia
3.5.2 Mengklasifikasikan macam-macam tulang berdasarkan jenis, bentuk
dan jaringan penyusunnya
3.5.3 Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi)
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berakhirnya pembelajaran siswa mampu :
1. Mengidentifikasi rangka tubuh dalam sistem gerak manusia
2. Mengklasifikasikan macam-macam tulang berdasarkan jenis, bentuk dan
jaringan penyusunnya
3. Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi)
E. Materi Pembelajaran
1. Rangka tubuh
2. Tulang
3. Osifikasi
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Team Game Tournament
3. Metode : Diskusi, kerja kelompok, dan tanya jawab.
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : PPT, Video, LKS Permainan TTS
2. Alat/Bahan : Laptop, LCD, Whiteboard, Spidol, Penghapus
3. Sumber : Buku Biologi SMA Kelas XI Renni Diastuti tahun 2009
97
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan meminta ketua
kelas untuk memimpin doa sebelum
memulai pelajaran
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
belajar
4. Guru memberikan apersepsi dengan
memperlihatkan contoh video tentang anak-
anak yang sedang melakukan aktivitas
(lomba lari), kemudian memberikan
pertanyaan “apa yang bisa membuat kita
melakukan aktivitas tersebut? Mengapa bisa
terjadi?”
5. Guru memotivasi siswa dengan memuji
siswa yang berani menjawab pertanyaan
6. Guru meluruskan jawaban siswa, membawa
siswa berpikir menuju pelajaran pokok
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
10 menit
Inti Mengamati
1. Guru menyajikan materi tentang rangka,
tulang dan osifikasi.
Menanya
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum mengerti untuk bertanya yang
berhubungan dengan rangka, tulang dan
osifikasi.
70 menit
98
Mengumpulkan informasi
1. Guru membentuk beberapa kelompok.
2. Guru membagi dan menjelaskan aturan
diskusi mengunakan media LKS permainan
teka teki silang pada kelompok siswa
3. Guru membimbing jalannya diskusi.
4. Guru bersama siswa memeriksa dan
menjawab bersama-sama LKS yang telah
dibagikan dan dikerjakan. Kelompok yang
berhasil menjawab soal dengan benar akan
mendapat skor sesuai dengan yang tertera
pada setiap nomor soalpada LKS.
5. Guru bersama siswa menghitung skor yang
diperoleh masing-masing kelompok.
Mengasosiasi
1. Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti
2. Guru memberi kesempatan siswa yang tidak
bertanya untuk menjawab pertanyaan dari
temannya
Mengkomunikasikan
1. Guru memberikan penguatan atau tambahan
jawaban guna memastikan kepada siswa
bahwa kompetensi yang diharapkan dari
pembelajaran tersebut sudah tercapai dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa
dalam pembelajaran tersebut.
Penutup 1. Guru memberikan penghargaan bagi
kelompok yang berkinerja baik.
2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
10 menit
99
3. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
4. Guru memberi salam penutup dan
mengakhiri pembelajaran bersama-sama
siswa dengan mengucapkan hamdalah
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 14 Gowa
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan 2)
A. Kompetensi Inti
KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama,toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
K3 : Memahami. Menerapkan, menganalisis pengetahuan Faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkretdan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
101
B. Kompetensi Dasar
3.5 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga
dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.5 : Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem gerak melalui penelusuran dari berbagai sumber
informasi.
C. Indikator
3.5.4 Menjelaskan tentang persendian
3.5.5 Mengidentifikasi karakteristik otot
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berakhirnya pembelajaran siswa mampu :
1. Menjelaskan tentang persendian
2. Mengidentifikasi karakteristik otot
E. Materi Pembelajaran
1. Persendian
2. Karakteristik otot
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Team Game Tournament
3. Metode : Diskusi, kerja kelompok, dan tanya jawab.
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : PPT, Video, LKS Permainan TTS
2. Alat/Bahan : Laptop, LCD, Whiteboard, Spidol, Penghapus
3. Sumber : Buku Biologi SMA Kelas XI Renni Diastuti tahun 2009
102
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum memulai
pelajaran
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
belajar
4. Guru memberikan apersepsi dengan
memperlihatkan contoh gambar tentang sendi
dan otot, kemudian memberikan pertanyaan
“apa yang kalian pahami pada gambar
tersebut?”
5. Guru memotivasi siswa dengan memuji siswa
yang berani menjawab pertanyaan
6. Guru meluruskan jawaban siswa, membawa
siswa berpikir menuju pelajaran pokok
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
10
menit
Inti Mengamati
1. Guru menyajikan materi tentang sendi dan
otot.
Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum mengerti untuk bertanya yang
berhubungan dengan sendi dan otot.
Mengumpulkan informasi
1. Guru membentuk beberapa kelompok.
2. Guru membagi dan menjelaskan aturan
70
menit
103
diskusi mengunakan media LKS permainan
teka teki silang pada kelompok siswa
3. Guru membimbing jalannya diskusi.
4. Guru bersama siswa memeriksa dan
menjawab bersama-sama LKS yang telah
dibagikan dan dikerjakan. Kelompok yang
berhasil menjawab soal dengan benar akan
mendapat skor sesuai dengan yang tertera
pada setiap nomor soalpada LKS.
5. Guru bersama siswa menghitung skor yang
diperoleh masing-masing kelompok.
Mengasosiasi
1. Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti
2. Guru memberi kesempatan siswa yang tidak
bertanya untuk menjawab pertanyaan dari
temannya
Mengkomunikasikan
1. Guru memberikan penguatan atau tambahan
jawaban guna memastikan kepada siswa
bahwa kompetensi yang diharapkan dari
pembelajaran tersebut sudah tercapai dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran tersebut.
Penutup 1. Guru memberikan penghargaan bagi
kelompok yang berkinerja baik.
2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
3. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
4. Guru memberi salam penutup dan mengakhiri
10
menit
104
pembelajaran bersama-sama siswa dengan
mengucapkan hamdalah
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 14 Gowa
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan 3)
A. Kompetensi Inti
KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama,toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
K3 : Memahami. Menerapkan, menganalisis pengetahuan Faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkretdan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
106
B. Kompetensi Dasar
3.5 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga
dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.5 : Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem gerak melalui penelusuran dari berbagai sumber
informasi.
C. Indikator
3.5.5 Membandingkan ciri-ciri otot polos, otot lurik dan otot jantung pada
manusia
3.5.6 Menjelaskan mekanisme kerja otot
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berakhirnya pembelajaran siswa mampu :
1. Membandingkan ciri-ciri otot polos, otot lurik dan otot jantung pada
manusia
2. Menjelaskan mekanisme kerja otot
E. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri otot polos, otot lurik dan otot jantung pada manusia
2. Mekanisme kerja otot
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Team Game Tournament
3. Metode : Diskusi, kerja kelompok, dan tanya jawab.
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : PPT, Video, LKS Permainan TTS
2. Alat/Bahan : Laptop, LCD, Whiteboard, Spidol, Penghapus
3. Sumber : Buku Biologi SMA Kelas XI Renni Diastuti tahun 2009
107
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum memulai
pelajaran
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
belajar
4. Guru memberikan apersepsi dengan
memperlihatkan contoh gambar tentang
mekanisme kerja otot, kemudian memberikan
pertanyaan “apa yang kalian pahami pada
gambar tersebut?”
5. Guru memotivasi siswa dengan memuji siswa
yang berani menjawab pertanyaan
6. Guru meluruskan jawaban siswa, membawa
siswa berpikir menuju pelajaran pokok
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
10
menit
Inti Mengamati
1. Guru menyajikan materi tentang mekanisme
kerja otot serta jenis gerakan antagonis dan
sinergis.
Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum mengerti untuk bertanya yang
berhubungan dengan mekanisme kerja otot
serta jenis gerakan antagonis dan sinergis.
70
menit
108
Mengumpulkan informasi
1. Guru membentuk beberapa kelompok.
2. Guru membagi dan menjelaskan aturan
diskusi mengunakan media LKS permainan
teka teki silang pada kelompok siswa
3. Guru membimbing jalannya diskusi.
4. Guru bersama siswa memeriksa dan
menjawab bersama-sama LKS yang telah
dibagikan dan dikerjakan. Kelompok yang
berhasil menjawab soal dengan benar akan
mendapat skor sesuai dengan yang tertera
pada setiap nomor soalpada LKS.
5. Guru bersama siswa menghitung skor yang
diperoleh masing-masing kelompok.
Mengasosiasi
1. Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti
2. Guru memberi kesempatan siswa yang tidak
bertanya untuk menjawab pertanyaan dari
temannya
Mengkomunikasikan
1. Guru memberikan penguatan atau tambahan
jawaban guna memastikan kepada siswa
bahwa kompetensi yang diharapkan dari
pembelajaran tersebut sudah tercapai dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran tersebut.
Penutup 1. Guru memberikan penghargaan bagi
kelompok yang berkinerja baik.
2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
10
menit
109
3. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
4. Guru memberi salam penutup dan mengakhiri
pembelajaran bersama-sama siswa dengan
mengucapkan hamdalah
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 14 Gowa
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan 4)
A. Kompetensi Inti
KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama,toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
K3 : Memahami. Menerapkan, menganalisis pengetahuan Faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkretdan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
111
B. Kompetensi Dasar
3.5 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga
dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.5 : Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem gerak melalui penelusuran dari berbagai sumber
informasi.
C. Indikator
3.5.8 Menjelaskan berbagai kelainan/gangguan pada sistem gerak
3.5.9 Mengaitkan berbagai kelainan/gangguan pada sistem gerak dengan
teknologi untuk mengatasinya
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berakhirnya pembelajaran siswa mampu :
1. Menjelaskan berbagai kelainan/gangguan pada sistem gerak
2. Mengaitkan berbagai kelainan/gangguan pada sistem gerak dengan
teknologi untuk mengatasinya
E. Materi Pembelajaran
1. Kelainan/gangguan pada sistem gerak
2. Teknologi pada sistem gerak
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Team Game Tournament
3. Metode : Diskusi, kerja kelompok, dan tanya jawab.
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : PPT, Video, LKS Permainan TTS
2. Alat/Bahan : Laptop, LCD, Whiteboard, Spidol, Penghapus
3. Sumber : Buku Biologi SMA Kelas XI Renni Diastuti tahun 2009
112
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum memulai
pelajaran
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
belajar
4. Guru memberikan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan “siapa yang pernah
mengalami keseleo/terkilir? Mengapa bisa hal
itu terjadi?”
5. Guru memotivasi siswa dengan memuji siswa
yang berani menjawab pertanyaan
6. Guru meluruskan jawaban siswa, membawa
siswa berpikir menuju pelajaran pokok
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
10
menit
Inti Mengamati
1. Guru menyajikan materi tentang
kelainan/gangguan pada sistem gerak dan
pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem gerak.
Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang belum mengerti untuk bertanya yang
berhubungan dengan kelainan/gangguan pada
sistem gerak dan pemanfaatan teknologi
dalam mengatasi gangguan sistem gerak.
70
menit
113
Mengumpulkan informasi
1. Guru membentuk beberapa kelompok.
2. Guru membagi dan menjelaskan aturan
diskusi mengunakan media LKS permainan
teka teki silang pada kelompok siswa
3. Guru membimbing jalannya diskusi.
4. Guru bersama siswa memeriksa dan
menjawab bersama-sama LKS yang telah
dibagikan dan dikerjakan. Kelompok yang
berhasil menjawab soal dengan benar akan
mendapat skor sesuai dengan yang tertera
pada setiap nomor soalpada LKS.
5. Guru bersama siswa menghitung skor yang
diperoleh masing-masing kelompok.
Mengasosiasi
1. Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai materi yang kurang
dimengerti
2. Guru memberi kesempatan siswa yang tidak
bertanya untuk menjawab pertanyaan dari
temannya
Mengkomunikasikan
1. Guru memberikan penguatan atau tambahan
jawaban guna memastikan kepada siswa
bahwa kompetensi yang diharapkan dari
pembelajaran tersebut sudah tercapai dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran tersebut.
Penutup 1. Guru memberikan penghargaan bagi
kelompok yang berkinerja baik.
2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
10
menit
114
3. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan
berikutnya akan diadakan poss-test
4. Guru memberi salam penutup dan mengakhiri
pembelajaran bersama-sama siswa dengan
mengucapkan hamdalah
115
Lampiran C.3 Media Teka-Teki Silang
116
117
118
Lampiran C.4 Kisi-Kisi Soal Posttest
Kisi Kisi Instrument Soal Pretest dan Posttest
Indikator
pembelajaran
Butir soal Posttest Prettest Aspek
kognitif
Mengidentifikasi
struktur rangka
tubuh dalam
sistem gerak
manusia
1. Manusia memiliki kemampuan untuk
bergerak dan melakukan aktivitas,
seperti berjalan, berlari, menari dan
lain-lain. Kemampuan melakukan
gerakan tubuh pada manusia
didukung adanya sistem gerak, yang
merupakan hasil kerja sama yang
serasi antar organ sistem gerak,
seperti rangka (tulang), persendian,
dan otot. Prediksilah apa yang terjadi
jika manusia tidak memiliki tulang?
a. Manusia tidak memiliki bentuk
tubuh, tidak dapat berdiri dan
bergerak, serta organ tubuh tidak
terlindungi
b. Manusia tidak memiliki bentuk
tubuh seperti amoeba, dapat berdiri
dengan kokoh, serta dapat berlari
c. Manusia masih dapat melakukan
aktivitas sehari-hari seperti makan,
minum, berjalan, dan berlari
d. Manusia masih dapat melindungi
organ tubuh bagian dalam dengan
kulit sehingga tidak mudah rusak
e. Manusia dapat menyimpan mineral
kalsium dan fosfor karena masih
memiliki otot yang menyalurkan
mineral tersebut
Kunci jawaban : A
22 8 C5
2. Manusia memiliki rangka tubuh
ketika dalam tahap perkembangan
embrio. Rangka tubuh dalam masa
embrio masih berupa tulang rawan.
Proses pembentukan rangka tersebut
terjadi pada bulan....
a. Pertama
b. Kedua
c. Ketiga
d. Keempat
e. Kelima
Kunci jawaban : B
4 4 C3
119
3. Jika anda membuat bagan peta
konsep tentang sistem gerak seperti di
bawah ini, apa saja yang akan anda
isikan pada bagian yang kosong?
Pada bagan yang bernomor dapat diisi
dengan jawaban yang tepat....
a. 1. Sistem gerak, 2. Aktif dan 6.
Lurik
b. 1. Pasif, 5. Apendikular dan 7.
Jantung
c. 1. Sistem gerak, 2. Pasif dan 4.
Otot
d. 2. Sistem gerak, 4. Otot dan 5.
Jantung
e. 2. Pasif, 4. Aktif dan 6.
Apendikular
Kunci jawaban : C
1 10 C5
4. Sesudah terjadi pembentukan
kartilago, rongga yang ada di dalam
tulang akan berisi....
a. Osteosit
b. Osteoblas
c. Osifikasi
d. Eksoskeleton
e. Endoskleton
Kunci jawaban : B
6 2 C2
Mengklasifikasik
an macam-macam
tulang
berdasarkan jenis,
bentuk dan
jaringan
penyusunnya
5. Suatu penemuan di sebuah situs
manusia purba ditemukan beberapa
tulang yang diduga tulang manusia
purba. Tulang tersebut antara lain:
tulang rusuk, tulang pergelangan
tangan, tulang hasta, tulang
pengumpil, tulang belakang, dan
tulang belikat. Dari tulang yang telah
ditemukan, yang termasuk tulang
berbentuk tulang pipih adalah…..
a. tulang rusuk dan tulang hasta.
b. tulang pergelangan tangan dan
tulang belakang.
2 1 C5
120
c. tulang pengumpil dan tulang
belikat.
d. tulang belakang dan tulang rusuk.
e. tulang rusuk dan tulang belikat.
Kunci jawaban : E
6. Suatu jaringan memiliki ciri-ciri
berikut.
1) Sumber kolagen tersusun sejajar
membentuk satu berkas
2) Terdapat pada persendian tulang
pinggang
3) Memiliki matriks gelap dan keruh
Jaringan kartilago yang dimaksud
adalah....
a. Rawan fibrosa
b. Rawan hialin
c. Rawan elastin
d. Tulang spons
e. Tulang kompak
Kunci jawaban : A
7 6 C2
7. Praktikum pengamatan struktur
tulang belakang.
Tujuan: untuk mengetahui struktur
penyusun tulang belakang
Rumusan masalah: mengetahui
bagian-bagian tulang belakang.
Hasil pengamatan: susunan tulang
belakang terdiri atas, 7 ruas tulang
leher, 12 ruas tulang punggung, 5
tulang pinggang, 5 ruas tulang
belakang, 4 ruas tulang ekor.
Hipotesis dari praktikum di atas yang
tepat adalah ….
a. struktur tulang belakang terdiri
dari tulang punggung, tulang
pinggang, tulang kelangkang, dan
tulang ekor.
b. struktur tulang belakang terdiri
dari tulang leher, tulang
pinggang, tulang kelangkang, dan
tulang ekor.
c. struktur tulang belakang terdiri
dari tulang leher, tulang punggung, tulang pinggang,
tulang kelangkang, dan tulang
ekor.
d. struktur tulang belakang terdiri
dari tulang leher, tulang
9 7 C6
121
punggung, tulang pinggang, dan
tulang ekor.
e. struktur tulang belakang terdiri
dari tulang leher, tulang
punggung, tulang kelangkang,
dan tulang ekor.
Kunci jawaban : C
Mengemukakan
proses
pembentukan
tulang (osifikasi)
8. Manakah pernyataan tentang osifikasi
yang paling benar....
a. osifikasi endokondrium terjadi
pada tulang pipih
b. osifikasi intramembran terjadi
pada tulang pipa
c. pada osifikasi intramembran
terjadi pergantian tulang rawan
menjadi tulang keras
d. osifikasi endokondrium
menyebabkan tulang tumbuh
semakin panjang
e. osifikasi interkartilago diwawal
dengan diferensiasi sel-sel
mesenkim
Kunci jawaban : D
10 12 C3
Menjelaskan
tentang
persendian
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
Terdapat hubungan persendian pada
tulang trapesium telapak tangan
dengan tulang metakarpal ibu jari,
jelaskan hubungan persendian yang
terjadi pada struktur tulangnya!
a. sendi engsel memungkinkan
gerakan ke satu arah
b. sendi pelana memungkinkan
gerakan ke dua arah
c. sendi peluru memungkinkan
gerakan ke segala arah
d. sendi putar memungkinkan
gerakan berputar (rotasi)
e. sendi luncur memungkinkan
gerakan rotasi pada satu bidang
datar Kunci jawaban : B
14 5 C4
122
10. Pada saat kita melangkahkan kaki,
sendi apa saja yang terlibat? Di
mana letak sendi tersebut?
a. sendi engsel dan pelana, sendi
engsel pada lutut dan sendi
pelana pada pergelangan kaki
b. sendi peluru dan putar, sendi
peluru antara paha dan panggul
dan sendi putar pergelangan kaki
c. sendi putar dan pelana, sendi
putar pada lutut dan sendi pelana
pada paha dengan panggul
d. sendi engsel dan peluru, sendi
engsel pada lutut dan sendi
peluru antara paha dan panggul
e. sendi pelana dan peluru, sendi
pelana pada ibu jari dan sendi
peluru antara paha dan panggul
Kunci jawaban : D
15 14 C5
11. Diartosis merupakan hubungan antar
tulang yang tidak disatukan oleh
jaringan apapun sehingga bebas
bergerak. Hal tersebut terjadi karena
adanya suatu struktur yang
menunjang terjadinya gerak. Strutur
tersebut antara lain ….
a. membran sinovial yang
mensekresikan cairan sinovial
dan protein yang terdapat pada
jaringan ikat
b. katilago hialin yang melapisi
permukaan sendi dan membran
sinovial yang mensekresikan
cairan sinovial
c. ligamen yang mengikat bagian
ujung-ujung tulang dan protein
yang terdapat pada jaringan ikat
d. membran sinovial yang
mensekresikan cairan sinovial
dan ligamen yang mengikat
bagian ijing-ujung tulang
e. kartilago hialin yang melapisi
permukaan sendi dan protein
yang terdapat pada jaringan ikat
kunci jawaban : B
17 17 C4
123
12. Seseorang berjalan kemudian
kakinya terkilir atau keseleo.
Keseleo disebabkan oleh gerakan
tiba-tiba atau gerakan tidak biasa
dilakukan sehingga ligamen tertarik
atau membengkak. Jadi keseleo
dapat terjadi pada sendi....
a. Peluru
b. Engsel
c. Pelana
d. Putar
e. Luncur
Kunci jawaban : E
16 15 C3
Mengidentifikasi
karakteristik otot
13. Dalam menunjang gerak, otot
memiliki sifat ekstensibilitas,
kontraktibilitas, dan elastisitas. Di
bawah ini pernyataan yang benar
dari sifat otot adalah .....
a. ekstensibilitas, otot mengalami
pemendekan yang lebih pendek
dari ukuran semula
b. kontraksibilitas, otot
mengalami pemanjangan yang
lebih panjang dari ukuran
semula
c. elastisitas, otot mengalami
pemendekan yang lebih pendek
dari ukuran semula
d. kontraksibilitas, otot
mengalami pemendekan yang
lebih pendek dari ukuran
semula
e. elastisitas, otot mengalami
pemanjangan yang lebih
panjang dari ukuran semula
Kunci jawaban : D
11 16 C4
Membandingkan
ciri-ciri otot
polos, otot lurik
dan otot jantung
pada manusia
14. Pernyataan yang benar mengenai
otot jantung adalah ….
a. Bentuknya serabut panjang,
terletak di organ dalam dan
bersifat involunter
b. Bentuknya serabut panjang,
terletak pada jantung dan bersifat volunteer
c. Bentuknya gelendong, letaknya
melekat pada rangka dan bersifat
involunter
d. Bentuknya serabut panjang,
3 18 C2
124
terletak pada jantung dan bersifat
involunter
e. Bentuknya gelendong, terletak di
organ dalam dan bersifat
volunteer
Kunci jawaban : D
15.
Pada kehidupan sehari-hari, otot ini
dikenal sebagai daging yang
melekat pada rangka. Disebut
apakah otot ini? Dan mengapa
dinamakan demikian?
a. otot polos, karena sel otot
tampak polos dan tidak bergaris
melintang.
b. otot lurik, karena sel otot tampak
daerah gelap dan terang
berselang-seling.
c. otot jantung, karena adanya
warna gelap terang di sepanjang
otot tersebut.
d. otot lurik, karena otot ini bekerja
dibawah kendali pikiran dan
kesadaran.
e. otot jantung, karena otot ini
bekerja diluar kesadaran dan
kendali pikiran.
Kunci jawaban : B
5 19 C4
Menjelaskan
mekanisme kerja
otot
16. Perhatikan gambar berikut.
Gambar (a) dan (b) menunjukkan
gerakan …..
a. abduksi – adduksi
b. ekstensi – fleksi
c. supinasi – pronasi
d. depresi – elevas
e. elevasi – supinasi
Kunci Jawaban : C
20 21 C3
125
17. Depresi dan elevasi merupakan
hubungan antar dua otot atau lebih
yang bekerja secara antagonis
sebab depresi berarti gerakan otot
menjauhi tubuh sedangkan elevasi
yaitu mendekati tubuh. Jawaban
yang benar dari pernyataan dan
alasan di atas adalah ….
a. pernyataan dan alasan benar
keduanya menunjukkan
hubungan.
b. pernyataan dan alasan benar
keduanya tidak menunjukkan
hubungan.
c. pernyataan benar alasan salah.
d. pernyataan salah alasan benar.
e. pernyataan dan alasan salah
Kunci jawaban : C
25 24 C5
18. Suatu ketika teman anda mengajak
untuk berolahraga dengan aktivitas
yang cukup tinggi, namun anda tidak
melakukan pemanasan terlebih
dahulu. Beberapa jam kemudian anda
merasa kram pada otot kaki. Hal ini
disebabkan karena ....
a. otot berkontraksi secara berlebih
maka sehingga terjadi
penimbunan asam laktat didalam
tubuh
b. otot mengalami gangguan yang
disebabkan karena tidak
melakukan pemanasan sebelum
olahraga
c. otot mengalami kelelahan
sehingga membutuhkan ATP
banyak sekali untuk melakukan
aktifitas
d. otot kekurangan oksigen untuk
melakukan aktivitas sehingga
ikatan aktin dan miosin sulit
dilepas
e. otot kekurangan ATP untuk
melepas ikatan aktin miosin
sehingga terjadi kontraksi terus
menerus
Kunci jawaban : E
24 25 C5
126
Menjelaskan
berbagai
kelainan/ganggua
n pada sistem
gerak
19. Perhatikan ciri-ciri gangguan pada
tulang berikut ini.
1) Terjadi pembengkakan
2) Tulang patah atau retak
3) Kemungkinan terjadi pendarahan
Jenis gangguan pada sistem gerak
adalah....
a. Kifosis
b. Rakitis
c. Artritis
d. Nekrosa
e. Fraktura
Kunci jawaban : E
21 22 C3
20. Pada suatu saat anda bangun tidur
dan merasa leher anda terasa sakit waktu digerakkan. Keadaan tersebut
dinamakan kelainan otot yang
dikenal dengan kaku leher (stiff).
Kaku leher disebabkan karena .... a. kesalahan posisi kepala, otot tidak
mengalami tekanan sehingga otot
leher menjadi sakit saat
digerakkan b. otot mengalami kesleo pada
waktu tidur sehingga saat bangun
tidur otot leher terasa sakit saat
digerakkan c. tidak melakukan peregangan otot
sebelum tidur sehingga otot tidak
rileks dan mengalami kaku saat
bangun d. tidak menentukan posisi tidur
yang nyaman sehingga saat
bangun tidur otot leher mengalami
kaku leher e. kesalahan posisi kepala, leher
mengalami tekanan yang salah
mengakibatkan otot akan tegang
sepanjang malam Kunci jawaban : E
8 3 C5
21. Fraktura atau patah tulang
merupakan salah satu gangguan
mekanis pada tulang yang terjadi
akibat jatuh atau benturan dengan
benda keras. Jelaskan mengapa patah
tulang pada anak lebih cepat pulih dibanding orang dewasa ?
12 11 C4
127
a. tulang pada anak lebih banyak
mengandung sel-sel tulang rawan
yang terisi oleh osteoblas
b. tulang pada orang dewasa belum
mengalami perubahan menjadi
tulang keras/tulang sejati
c. tulang pada anak lebih banyak
mengandung sel-sel tulang rawan
yamg terisi oleh osteoklas
d. tulang pada anak-anak sudah
mengalami perubahan menjadi
tulang keras atau tulang sejati
e. tulang pada anak lebih banyak
mangandung sel-sel tulang rawan
yang terisi oleh osteosit Kunci jawaban : A
22. Terjadi keadaan tulang mudah patah
dan rapuh, wanita lebih rentan
terkena gangguan tulang ini
dikarenakan wanita mengalami
menopause. Prediksilah jenis
kelainan tulang apakah ini? dan
mengapa terjadi demikian?
a. Osteoporosis, kondisi tulang
yang keropos karena kekurangan
vitamin
b. Osteoporosis, tulang cepat
kehilangan kalsium karena
kekurangan hormon
c. Rakhitis, kondisi pertumbuhan
tulang terganggu karena
kekurangan vitamin
d. Arthritis, peradangan pada
persendian karena penumpukan
zat kapur
e. Arthritis, peradangan pada sendi
karena metabolisme asam urat
terganggu
Kunci jawaban : B
13 23 C5
23. Seorang binaragawan selalu
berolahraga secara rutin untuk
mempertahankan bentuk. tubuhnya.
Latihan yang dilakukan terus menerus dapat menyebabkan otot
mengalami…..
a. kelemahan otot
b. atrofi
c. hipertropi
19 13 C4
128
d. tetanus
e. Miestenia gravis
Kunci jawaban : C
24. Rasa lelah yang terjadi karena kerja
otot terus menerus disebabkan
oleh....
a. Penimbungan senyawa asetikolin
b. Perubahan senyawa asetikolin
c. Penimbunan asam laktat
d. Tidak adanya asam laktat
e. Tidak adanya asam laktat yang
menghambat kerja senyawa
asetikolin
Kunci jawaban : C
18 20 C2
Mengaitkan
berbagai
kelainan/ganggua
n pada sistem
gerak dengan
teknologi
untuk
mengatasinya
25. Berikut adalah ciri-ciri gangguan
pada sistem gerak:
1) tulang patah atau retak
2) terjadi pembengkakakan
3) kemungkinna terjadi perdarahan
Berdasarkan ciri-ciri di atas
gangguan yang terjadi pada sistem
gerak dan teknologi yang dapat
mengatasi gangguan yang benar
adalah ….
a. Fraktura, Vertebroplasti
b. Kifosis, Pembalut gips
c. Rakhitis, Sekrup bahan tulang
d. Arthritis, Veselplasti
e. Nekrosa, Vertebroplasti
Kunci jawaban : A
23 9 C4
Keterangan:
C1 : Ingatan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
C4 : Analisis
C5 : Penilaian/Evaluasi
C6 : Kreasi/Mencipta
129
Lampiran C.5 Soal Posttest
SOAL POSTTEST SISTEM GERAK
Petunjuk
1. Sebelum anda mengerjakan soal dibawah ini jangan lupa berdoa
2. Tulis hari/tanggal, nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban yang
tersedia
3. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
4. Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang dianggap paling benar pada
lembar jawaban
5. Apabila ada jawaban yang Anda anggap salah dan Anda ingin menggantinya,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh:
Pilihan semula
Dibetulkan menjadi
1. Jika anda membuat bagan peta konsep tentang sistem gerak seperti di bawah
ini, apa saja yang akan anda isikan pada bagian yang kosong?
Pada bagan yang bernomor dapat diisi dengan jawaban yang tepat....
a. 1. Sistem gerak, 2. Aktif dan 6. Lurik
b. 1. Pasif, 5. Apendikular dan 7. Jantung
c. 1. Sistem gerak, 2. Pasif dan 4. Otot
d. 2. Sistem gerak, 4. Otot dan 5. Jantung
e. 2. Pasif, 4. Aktif dan 6. Apendikular
2. Suatu penemuan di sebuah situs manusia purba ditemukan beberapa tulang
yang diduga tulang manusia purba. Tulang tersebut antara lain: tulang rusuk,
tulang pergelangan tangan, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang belakang,
dan tulang belikat. Dari tulang yang telah ditemukan, yang termasuk tulang
berbentuk tulang pipih adalah…..
a. Tulang rusuk dan tulang hasta
b. Tulang pergelangan tangan dan tulang belakang
c. Tulang pengumpil dan tulang belikat
d. Tulang belakang dan tulang rusuk
e. Tulang rusuk dan tulang belikat
A B C D E
A B C D E
130
3. Pernyataan yang benar mengenai otot jantung adalah ….
a. Bentuknya serabut panjang, terletak di organ dalam dan bersifat involunter
b. Bentuknya serabut panjang, terletak pada jantung dan bersifat volunteer
c. Bentuknya gelendong, letaknya melekat pada rangka dan bersifat involunter
d. Bentuknya serabut panjang, terletak pada jantung dan bersifat involunter
e. Bentuknya gelendong, terletak di organ dalam dan bersifat volunteer
4. Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio.
Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawan. Proses
pembentukan rangka tersebut terjadi pada bulan....
a. Pertama
b. Kedua
c. Ketiga
d. Keempat
e. Kelima
5.
Pada kehidupan sehari-hari, otot ini dikenal sebagai daging yang melekat pada
rangka. Disebut apakah otot ini? Dan mengapa dinamakan demikian?
a. Otot polos, karena sel otot tampak polos dan tidak bergaris melintang.
b. Otot lurik, karena sel otot tampak daerah gelap dan terang berselang-seling.
c. Otot jantung, karena adanya warna gelap terang di sepanjang otot tersebut.
d. Otot lurik, karena otot ini bekerja dibawah kendali pikiran dan kesadaran.
e. Otot jantung, karena otot ini bekerja diluar kesadaran dan kendali pikiran.
6. Sesudah terjadi pembentukan kartilago, rongga yang ada di dalam tulang akan
berisi....
a. Osteosit
b. Osteoblas
c. Osifikasi
d. Eksoskeleton
e. Endoskleton
7. Suatu jaringan memiliki ciri-ciri berikut.
4) Sumber kolagen tersusun sejajar membentuk satu berkas
5) Terdapat pada persendian tulang pinggang
6) Memiliki matriks gelap dan keruh
Jaringan kartilago yang dimaksud adalah....
a. Rawan fibrosa
b. Rawan hialin
c. Rawan elastin
d. Tulang spons
e. Tulang kompak
131
8. Pada suatu saat anda bangun tidur dan merasa leher anda terasa sakit waktu
digerakkan. Keadaan tersebut dinamakan kelainan otot yang dikenal dengan
kaku leher (stiff). Kaku leher disebabkan karena ....
a. kesalahan posisi kepala, otot tidak mengalami tekanan sehingga otot leher
menjadi sakit saat digerakkan
b. otot mengalami kesleo pada waktu tidur sehingga saat bangun tidur otot
leher terasa sakit saat digerakkan
c. tidak melakukan peregangan otot sebelum tidur sehingga otot tidak rileks
dan mengalami kaku saat bangun
d. tidak menentukan posisi tidur yang nyaman sehingga saat bangun tidur otot
leher mengalami kaku leher
e. kesalahan posisi kepala, leher mengalami tekanan yang salah
mengakibatkan otot akan tegang sepanjang malam
9. Praktikum pengamatan struktur tulang belakang.
Tujuan: untuk mengetahui struktur penyusun tulang belakang
Rumusan masalah: mengetahui bagian-bagian tulang belakang.
Hasil pengamatan: susunan tulang belakang terdiri atas, 7 ruas tulang leher, 12
ruas tulang punggung, 5 tulang pinggang, 5 ruas tulang belakang, 4 ruas tulang
ekor.
Hipotesis dari praktikum di atas yang tepat adalah ….
a. struktur tulang belakang terdiri dari tulang punggung, tulang pinggang,
tulang kelangkang, dan tulang ekor.
b. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang pinggang, tulang
kelangkang, dan tulang ekor.
c. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang punggung, tulang
pinggang, tulang kelangkang, dan tulang ekor.
d. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang punggung, tulang
pinggang, dan tulang ekor.
e. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang punggung, tulang
kelangkang, dan tulang ekor.
10. Manakah pernyataan tentang osifikasi yang paling benar....
a. Osifikasi endokondrium terjadi pada tulang pipih
b. Osifikasi intramembran terjadi pada tulang pipa
c. Osifikasi intramembran terjadi pergantian tulang rawan menjadi tulang
keras
d. Osifikasi endokondrium menyebabkan tulang tumbuh semakin panjang
e. Osifikasi interkartilago diwawal dengan diferensiasi sel-sel mesenkim
11. Dalam menunjang gerak, otot memiliki sifat ekstensibilitas, kontraktibilitas,
dan elastisitas. Di bawah ini pernyataan yang benar dari sifat otot adalah ....
a. Ekstensibilitas, otot mengalami pemendekan yang lebih pendek dari
ukuran semula
132
b. Kontraksibilitas, otot mengalami pemanjangan yang lebih panjang dari
ukuran semula
c. Elastisitas, otot mengalami pemendekan yang lebih pendek dari ukuran
semula
d. Kontraksibilitas, otot mengalami pemendekan yang lebih pendek dari
ukuran semula
e. Elastisitas, otot mengalami pemanjangan yang lebih panjang dari ukuran
semula
12. Fraktura atau patah tulang merupakan salah satu gangguan mekanis pada
tulang yang terjadi akibat jatuh atau benturan dengan benda keras. Jelaskan
mengapa patah tulang pada anak lebih cepat pulih dibanding orang dewasa ?
a. Tulang pada anak lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan yang
terisi oleh osteoblas
b. Tulang pada orang dewasa belum mengalami perubahan menjadi tulang
keras/tulang sejati
c. Tulang pada anak lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan yamg
terisi oleh osteoklas
d. Tulang pada anak-anak sudah mengalami perubahan menjadi tulang keras
atau tulang sejati
e. Tulang pada anak lebih banyak mangandung sel-sel tulang rawan yang
terisi oleh osteosit
13. Terjadi keadaan tulang mudah patah dan rapuh, wanita lebih rentan terkena
gangguan tulang ini dikarenakan wanita mengalami menopause. Prediksilah
jenis kelainan tulang apakah ini? dan mengapa terjadi demikian?
a. Osteoporosis, kondisi tulang yang keropos karena kekurangan vitamin
b. Osteoporosis, tulang cepat kehilangan kalsium karena kekurangan
hormon
c. Rakhitis, kondisi pertumbuhan tulang terganggu karena kekurangan
vitamin
d. Arthritis, peradangan pada persendian karena penumpukan zat kapur
e. Arthritis, peradangan pada sendi karena metabolisme asam urat terganggu
14. Perhatikan gambar di bawah ini!
Terdapat hubungan persendian pada tulang trapesium telapak tangan dengan
tulang metakarpal ibu jari, jelaskan hubungan persendian yang terjadi pada
struktur tulangnya!
133
a. Sendi engsel memungkinkan gerakan ke satu arah
b. Sendi pelana memungkinkan gerakan ke dua arah
c. Sendi peluru memungkinkan gerakan ke segala arah
d. Sendi putar memungkinkan gerakan berputar (rotasi)
e. Sendi luncur memungkinkan gerakan rotasi pada satu bidang datar
15. Pada saat kita melangkahkan kaki, sendi apa saja yang terlibat? Di mana letak
sendi tersebut?
a. Sendi engsel dan pelana, sendi engsel pada lutut dan sendi pelana pada
pergelangan kaki
b. Sendi peluru dan putar, sendi peluru antara paha dan panggul dan sendi
putar pergelangan kaki
c. Sendi putar dan pelana, sendi putar pada lutut dan sendi pelana pada paha
dengan panggul
d. Sendi engsel dan peluru, sendi engsel pada lutut dan sendi peluru antara
paha dan panggul
e. Sendi pelana dan peluru, sendi pelana pada ibu jari dan sendi peluru antara
paha dan panggul
16. Sesorang berjalan kemudian kakinya terkilir atau keseleo. Keseleo
disebabkan oleh gerakan tiba-tiba atau gerakan tidak biasa dilakukan
sehingga ligamen tertarik atau membengkak. Jadi keseleo dapat terjadi pada
sendi....
a. Peluru
b. Engsel
c. Pelana
d. Putar
e. Luncur
17. Diartosis merupakan hubungan antar tulang yang tidak disatukan oleh
jaringan apapun sehingga bebas bergerak. Hal tersebut terjadi karena adanya
suatu struktur yang menunjang terjadinya gerak. Strutur tersebut antara lain
....
a. Membran sinovial yang mensekresikan cairan sinovial dan protein yang
terdapat pada jaringan ikat
b. Katilago hialin yang melapisi permukaan sendi dan membran sinovial
yang mensekresikan cairan sinovial
c. Ligamen yang mengikat bagian ujung-ujung tulang dan protein yang
terdapat pada jaringan ikat
d. Membran sinovial yang mensekresikan cairan sinovial dan ligamen yang
mengikat bagian ijing-ujung tulang
e. Kartilago hialin yang melapisi permukaan sendi dan protein yang terdapat
pada jaringan ikat
18. Rasa lelah yang terjadi karena kerja otot terus menerus disebabkan oleh....
a. Penimbungan senyawa asetikolin
134
b. Perubahan senyawa asetikolin
c. Penimbunan asam laktat
d. Tidak adanya asam laktat
e. Tidak adanya asam laktat yang menghambat kerja senyawa asetikolin
19. Seorang binaragawan selalu berolahraga secara rutin untuk mempertahankan
bentuk. tubuhnya. Latihan yang dilakukan terus menerus dapat menyebabkan
otot mengalami…..
a. kelemahan otot
b. atrofi
c. hipertropi
d. tetanus
e. Miestenia gravis
20. Perhatikan gambar berikut.
Gambar (a) dan (b) menunjukkan gerakan …..
a. Abduksi – adduksi
b. Ekstensi – fleksi
c. Supinasi – pronasi
d. Depresi – elevas
e. Elevasi – supinasi
21. Perhatikan ciri-ciri gangguan pada tulang berikut ini.
1) Terjadi pembengkakan
2) Tulang patah atau retak
3) Kemungkinan terjadi pendarahan
Jenis gangguan pada sistem gerak adalah....
a. Kifosis
b. Rakitis
c. Artritis
d. Nekrosa
e. Fraktura
22. Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas,
seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Kemampuan melakukan
gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan
hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang),
persendian, dan otot. Prediksilah apa yang terjadi jika manusia tidak memiliki
tulang?
a. Manusia tidak memiliki bentuk tubuh, tidak dapat berdiri dan bergerak,
serta organ tubuh tidak terlindungi
135
b. Manusia tidak memiliki bentuk tubuh seperti amoeba, dapat berdiri dengan
kokoh, serta dapat berlari
c. Manusia masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan,
minum, berjalan, dan berlari
d. Manusia masih dapat melindungi organ tubuh bagian dalam dengan kulit
sehingga tidak mudah rusak
e. Manusia dapat menyimpan mineral kalsium dan fosfor karena masih
memiliki otot yang menyalurkan mineral tersebut
23. Berikut adalah ciri-ciri gangguan pada sistem gerak:
1) tulang patah atau retak
2) terjadi pembengkakakan
3) kemungkinna terjadi perdarahan
Berdasarkan ciri-ciri di atas gangguan yang terjadi pada sistem gerak dan
teknologi yang dapat mengatasi gangguan yang benar adalah ….
a. Fraktura, Vertebroplasti
b. Kifosis, Pembalut gips
c. Rakhitis, Sekrup bahan tulang
d. Arthritis, Veselplasti
e. Nekrosa, Vertebroplasti
24. Suatu ketika teman anda mengajak untuk berolahraga dengan aktivitas yang
cukup tinggi, namun anda tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Beberapa jam kemudian anda merasa kram pada otot kaki. Hal ini disebabkan
karena ....
a. Otot berkontraksi secara berlebih maka sehingga terjadi penimbunan asam
laktat didalam tubuh
b. Otot mengalami gangguan yang disebabkan karena tidak melakukan
pemanasan sebelum olahraga
c. Otot mengalami kelelahan sehingga membutuhkan ATP banyak sekali
untuk melakukan aktifitas
d. Otot kekurangan oksigen untuk melakukan aktivitas sehingga ikatan aktin
dan miosin sulit dilepas
e. Otot kekurangan ATP untuk melepas ikatan aktin miosin sehingga terjadi
kontraksi terus menerus
25. Depresi dan elevasi merupakan hubungan antar dua otot atau lebih yang
bekerja secara antagonis sebab depresi berarti gerakan otot menjauhi tubuh
sedangkan elevasi yaitu mendekati tubuh. Jawaban yang benar dari
pernyataan dan alasan di atas adalah ….
a. Pernyataan dan alasan benar keduanya menunjukkan hubungan.
b. Pernyataan dan alasan benar keduanya tidak menunjukkan hubungan.
c. Pernyataan benar alasan salah.
d. Pernyataan salah alasan benar.
e. Pernyataan dan alasan salah
136
Lampiran C.6 Pedoman Penskoran Soal Posttest
PEDOMAN PENSKORAN SOAL POSTTEST
Setiap soal masing-masing diberi skor maksimal 1 (satu) dengan ketentuan :
Skor 0, jika salah atau tidak menjawab
Skor 1, jika jawaban benar
Menggunakan rumus :
Keterangan:
B = Banyaknya butir soal yang dijawab
N = Banyaknya butir soal
Skor = 𝐵
𝑁 x 100
137
LAMPIRAN D
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
138
Lampiran D.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa
Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen (XI IPA 2)
No Nama siswa Hasil Belajar
Pretest Posttest
1 Ananda Febrian Latif 72 92
2 A. Muh. Iqbal Saputra Apdy 44 60
3 A. Nur Wasita Syafirawati 64 88
4 Angga Ar Razyd Amin 60 96
5 Anggriani 52 88
6 Ariyanti 56 92
7 Ariyati Abbas 56 84
8 Apriani 52 92
9 Desinta Rahmawati 64 80
10 Firdawati 56 96
11 Ibnul Qoyyim 76 96
12 Jelita Puji Zamzani 60 76
13 Julita Amalia 56 76
14 Karmila 68 80
15 Latifa Masnaini Adha. S 24 56
16 Muh. Akhil Aksan 68 84
17 Muh. Bayu 52 76
18 Muh. Mufadhil Muadzzib 56 76
19 Muh. Rifaldi Bahar 56 88
20 Muh. Wajidi Haz 48 88
21 Muhammad Fadhil Amrullah 48 92
22 Muhammad Tasrif Tahir 60 84
23 Nur Aisyah Ahmad 40 60
24 Nur Aisyah Syahbina A 64 80
25 Nur Fitriani S. Amirullah 48 80
26 Nur Rezkianti Rahmadani 32 60
27 Nur Fadilah Ali 64 92
139
28 Rara Aprianas. R 48 76
29 Rini Handayani 52 72
30 Rizki Ayu Lestari A 68 84
31 Silfa Yanti Rahmadani 64 88
32 Sri Wulandari 48 72
33 Sukmawati 72 92
34 Sukmayanti 64 80
35 Yuliawati 52 76
140
Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol (XI IPA 4)
No Nama siswa Hasil Belajar
Pretest Posttest
1 A. Firzah Eka Putra Fadly 44 68
2 Adinda Putri Ardani 40 64
3 Ahmad Abyan Al Qadri 68 68
4 Aldy Warsah Christian Pinem 36 60
5 Andi Miftahul Jannah 56 68
6 Arsita Wanda 60 76
7 Asmaul Husna 48 68
8 Chairul Ikhwan Wahyudi B 48 76
9 Dewi Maharani 72 84
10 Dicky Setiawan 64 76
11 Hakan Sukur 56 68
12 Hervina Sagita 60 68
13 Kamelia 56 68
14 M. Alief Roihan Ridwan 68 80
15 M. Endri Wijaya Kusuma 24 44
16 M. Rafli P 60 76
17 Marliza Rahman 52 72
18 Muh Adjie Putra Pratama 72 80
19 Muh Fiqri Murty 68 76
20 Muh Irfan Mansyur 48 68
21 Muh. Jordi Aprilia 36 56
22 Muh. Khaeril Syarif 60 72
23 Muh Mizwar Rahman 32 56
24 Muzakkir 60 80
25 Namira Putri Hasan 60 76
26 Nuraisya 68 84
27 Nurul Halima 32 64
28 Nurul Inayah 48 72
29 Putri Suci Ramadhani 52 72
141
30 Rian 72 88
31 Sakila Wahdania 64 76
32 St Nurhalisa 52 64
33 Syahrani Nurjannah S 68 76
34 Andi Sahwan Fadhil 72 84
35 Anindia Puspita Ramayanti 56 64
142
Lampiran D.2 Lembar Hasil Belajar Siswa
143
144
145
146
LAMPIRAN E
ANALISIS DATA
147
Lampiran E.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kognitif Siswa
1. Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test Eksperimen 35 24 76 56,11 11,082
Post-Test Eksperimen 35 56 96 81,49 10,763
Pre-Test Kontrol 35 24 72 55,20 12,863
Post-Test Kontrol 35 44 88 71,20 9,090
Valid N (listwise) 35
2. Analisis N-Gain
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
NGain_persen Eksperimen Mean 59,0400 3,00469
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 52,9337
Upper Bound 65,1462
5% Trimmed Mean 58,8704
Median 53,8462
Variance 315,985
Std. Deviation 17,77598
Minimum 28,57
Maximum 90,91
Range 62,34
Interquartile Range 30,56
Skewness ,252 ,398
Kurtosis -1,209 ,778
Kontrol Mean 35,4608 1,91014
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 31,5789
Upper Bound 39,3427
5% Trimmed Mean 35,8719
Median 37,5000
Variance 127,702
Std. Deviation 11,30052
Minimum ,00
Maximum 57,14
Range 57,14
Interquartile Range 15,58
Skewness -,700 ,398
Kurtosis 1,573 ,778
148
Lampiran E.2 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Kognitif Siswa
1. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Preetest ,131 35 ,134 ,936 35 ,042
Posttest ,134 35 ,115 ,953 35 ,140
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Preetest ,118 35 ,200* ,954 35 ,152
Posttest ,134 35 ,116 ,916 35 ,011
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
3. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pretest Based on Mean 1,279 1 68 ,262
Based on Median 1,056 1 68 ,308
Based on Median and with
adjusted df
1,056 1 67,607 ,308
Based on trimmed mean 1,009 1 68 ,319
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Posttest Based on Mean 1,069 1 68 ,305
Based on Median ,942 1 68 ,335
Based on Median and with
adjusted df
,942 1 65,665 ,335
Based on trimmed mean 1,079 1 68 ,303
149
4. Uji Hipotesis
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
post_kurang_pre Eksperimen 35 25,3714 8,56493 1,44774
Kontrol 35 16,0000 6,79100 1,14789
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
post_kurang
_pre
Equal
variance
s
assume
d
2,62
3
,110 5,0
72
68 ,000 9,37143 1,84759 5,6846
2
13,058
24
Equal
variance
s not
assume
d
5,0
72
64,6
40
,000 9,37143 1,84759 5,6811
5
13,061
71
150
LAMPIRAN F
LEMBAR OBSERVASI
151
Lampiran F.1 Lembar Observasi Aktivitas siswa
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMA Negeri 14 Gowa
Kelas/Semester : XI IPA 2/1 (Ganjil)
Pokok Bahasan : Sistem Gerak
Petunjuk Pengisian :
1. Perhatikan aktivitas belajar siswa di dalam kelas saat pembelajaran
berlangsung.
2. Isilah skala penilaian aktivitas dengan memberikan jumlah siswa yang aktif di
setiap pertemuan
No. Aspek Yang Diamati
Hasil Pengamatan
Pertemuan Ke- Rata-
Rata
Persentase
(%) 1 2 3 4
1. Siswa yang menanggapi salam
dari guru dan berdoa bersama 35 35 35 35 35 100
2. Siswa yang memperhatikan
apersepsi dan termotivasi
untuk mulai belajar
35 35 35 35 35 100
3. Siswa yang memperhatikan
guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
35 35 35 35 35 100
4. Siswa yang menanggapi
pertanyaan guru 3 4 3 5 3,75 10,71
5. Siswa yang memperhatikan
ppt dan penjelasan yang
diberikan guru
33 34 35 35 34,25 96,42
6. Siswa yang mengikuti
perintah guru saat pembagian
kelompok dengan teratur
35 35 35 35 35 100
7. Siswa menunjukkan sikap
senang dalam pembelajaran
dengan media TTS
35 34 35 34 34,5 98,57
8. Siswa aktif dalam
pembelajaran dengan media
TTS
35 34 35 34 34,5 98,57
9.
Siswa yang bertanya tentang
pembelajaran dengan media
TTS
7 6 5 7 6,25 17,86
152
153
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMA Negeri 14 Gowa
Kelas/Semester : XI IPA 2/1 (Ganjil)
Pokok Bahasan : Sistem Gerak
Petunjuk Pengisian :
1. Perhatikan aktivitas belajar siswa di dalam kelas saat pembelajaran
berlangsung.
2. Isilah skala penilaian aktivitas dengan memberikan jumlah siswa yang aktif di
setiap pertemuan
No. Aspek Yang Diamati
Hasil Pengamatan
Pertemuan Ke- Rata-
Rata
Persentase
(%) 1 2 3 4
1. Siswa yang menanggapi salam
dari guru dan berdoa bersama 35 35 35 35 35 100
2. Siswa yang memperhatikan
apersepsi dan termotivasi
untuk mulai belajar
35 35 35 35 35 100
3. Siswa yang memperhatikan
guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
35 35 35 35 35 100
4. Siswa yang menanggapi
pertanyaan guru 3 2 3 3 2,75 7,86
5. Siswa yang memperhatikan
ppt dan penjelasan yang
diberikan guru
35 34 33 35 34,25 96,42
6. Siswa yang mengikuti
perintah guru saat pembagian
kelompok dengan teratur
35 35 35 35 35 100
7. Siswa aktif dalam
pembelajaran 29 25 30 29 28,25 80,71
8. Siswa yang bertanya tentang
materi pembelajaran yang
disampaikan
4 4 3 5 4 11,43
9.
Siswa yang menyampaikan
pendapat ketika berdiskusi
dalam kelompok sendiri
15 10 20 19 16 45,71
10.
Siswa yang mengemukakan
pendapatnya saat berdiskusi
antar kelompok
8 9 10 8 8,75 25
154
155
LAMPIRAN G
KARTU KONTROL PENELITIAN
156
Lampiran G.1 Lampiran Kartu Kontrol Penelitian
157
LAMPIRAN H
DOKUMENTASI
158
Lampiran H.1 Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI
159
Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen
160
Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol
161
Posttest Kelas Eksperimen
Posttest Kelas Kontrol
162
XI IPA 2 (Kelas Eksperimen)
XI IPA 4 (Kelas Kontrol)
163
RIWAYAT HIDUP
Amriana Tonang, lahir di Kota Luwuk Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 26
Oktober 1997. Anak ketiga dari empat bersaudara, dari
pasangan Ayahanda Tonang, S.Ag dengan Ibunda
Almarhumah Hasma Yang beralamat di Desa Lomba,
Kecamatan Lamala, Kabupaten Luwuk, Sulawesi Tengah.
Pendidikan yang ditempuh yaitu masuk di TK Sejahtera tahun 2002 tamat
tahun 2003, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SD Inpres Lomba
dan tamat tahun 2009, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di MTs Al-
Ikhlas Lamala dan tamat pada Tahun 2012, pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Lamala dan tamat pada Tahun 2015. Pada tahun
2015 terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Program Strata 1
(S1). Pada tahun 2020, Penulis menyelesaikan studi dengan menyusun karya
ilmiah yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Teka-Teki Silang (TTS)
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI di SMA Negeri
14 Gowa”.