Download - MATERI ALIH PENGETAHUAN
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Air bersih adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat sehari-
hari. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah, tentang pengembangan
system penyediaan air bersih, maka pengembangan jaringan untuk
memperluas cakupan pelayanan air bersih, yaitu dengan
penambahan debit adalah salah satu sasaran yang harus
dilaksanakan.
Maka sesuai dengan kebijaksanaan di atas, PDAM Kabupaten
Pemalang akan mengembangkan jaringan pelayanan, dengan
menambah debit yang berasal dari Mata Air Telaga Gede, sehingga
total debit menjadi 400 lt/dt.
Saat ini air yang diambil dari mata air Telaga Gede untuk melayani
kota Pemalang adalah sebesar 140 lt/dt.
1.2. SUMBER AIR BAKU
Sumber air baku dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Air Permukaan
Air permukaan ini dapat berasal dari :
a. Sungai
b. Danau
c. Waduk atau Dam
2. Air Tanah
Air tanah dapat berupa :
a. Sumur Dangkal / Shallow Well
b. Sumur Dalam / Deep Well
c. Mata Air
3. Air Hujan
4. Air Laut
1
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
Dalam uraian ini kami hanya akan membicarakan sumber air baku
yang berasal dari ”Mata Air”, karena sesuai dengan pekerjaan kita
saat ini.
BAB IISISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA PEMALANG
2.1. KONDISI EKSISTING
Sistem penyediaan air minum kota Pemalang dibangun tahun 1981,
dengan mengambil air dari mata air Telaga Gede yang berjarak 35
km dari ibukota Kabupaten Pemalang.
Mata air Telaga Gede ini terletak di Desa Sikasur Kecamatan Belik
Kabupaten Pemalang, yang mempunyai elevasi ± 269,55 m Dpl,
dan debitnya mencapai ± 1.300 lt/dt.
Kualitas airnya adalah sangat baik, karena belum ada pencemaran.
Oleh karena itu, tidak perlu diadakan instalasi pengolahan air.
Saat ini air yang diambil sebesar 140 lt/dt, yang dialirkan ke daerah
layanan dengan pipa transmisi 100 – 350, secara gravitasi
dengan melewati 2 buah BPT, kemudian mencapai reservoir di Desa
Pegongsoran yang mempunyai kapasitas 500 m3 dengan ketinggian
± 72,83 mDpl.
Dari reservoir ini, kemudian air mengalir menuju reservoir yang
terletak di kantor PDAM Tirta Mulia Kabupaten Pemalang dengan
kapasitas 500 m3 dengan elevasi ± 28,26 mDpl.
Dari reservoir inilah, kemudian air baru didistribusikan ke daerah
pelayanan di kota pemalang.
2.2. JALUR PIPA SISTEM GRAVITASI
Dalam merencanakan jalur pipa untuk system gravitasi, maka
elevasi pipa harus berada di bawah “Hydraulic Gradient Line (HGL)”,
yang maksudnya tersedianya “Head” atau tekanan sehingga air
dapat mengalir. Jika elevasi terletak di atas HGL, maka air tidak bisa
2
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
mengalir. Gambar 2.1 di bawah menunjukkan jalur pipa dengan
sistem gravitasi yang benar. Sedang jalur pipa yang salah, dimana
air tidak bisa mengalir ke daerah pelayanan dapat dilihat seperti
Gambar 2.2.
STATIC HEAD
HYDRAULIC GRADIENT LINE
Gambar 2.1. Jalur Pipa Dengan Sistem Gravitasi Yang Benar
STATIC HEAD
HYDRAULIC GRADIENT LINE
A
Gambar 2.2. Jalur Pipa Dengan Sistem Gravitasi Yang Salah
Pada Gambar 2.1 air dapat mengalir ke seluruh pipa, karena semua
titik pada pipa mempunyai tekanan/head. Pada Gambar 2.2 air
hanya dapat mengalir sampai dengan titik A, sedang setelah titik A
air tidak dapat mengalir.
2.3. PERHITUNGAN HIDROLIKA
Kehilangan tekanan pada pipa dibedakan menjadi 2 :
a. Major Losses
3
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
Adalah kehilangan tekanan akibat gesekan antara air dengan dinding pipa sepanjang pipa tersebut
b. Minor Losses
Adalah kehilangan tekanan akibat belokan pipa, perubahan
diameter pipa, katup-katup dan lain-lain.
Dengan mengetahui elevasi jalur pipa transmisi, maka kita dapat
menghitung tekanan kerja atau working pressure pada semua
jalur tersebut. Dari perhitungan tekanan kerja ini kita dapat
mengetahui apakah air dapat mengalir atau tidak, dan akhirnya
dapat menentukan berapa tekanan untuk keperluan testing pipa.
Perlu ditekankan disini, bahwa hasil pengukuran pipa transmisi
yang benar adalah kunci dari berhasilnya perencanaan pipa
dengan sitem gravitasi. Karena tahap ini adalah pelaksanaan
pekerjaan (bukan perencanaan), maka rumus-rumus hidrolika di
atas tidak dilampirkan. Selanjutnya kita akan membahas pada
pelaksanaan pemasangan pipa, untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang diharapkan.
4
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
BAB IIIPEMASANGAN PIPA
3.1. UMUM
Pada pekerjaan pemasangan pipa air bersih, sebenarnya hanya ada
sedikit macam pekerjaan yaitu :
1. Pekerjaan Galian (Excavation)
2. Pekerjaan Pemasangan Pipa (Pipe Laying)
3. Pekerjaan Urugan (Backfill)
4. Pekerjaan Pemadatan (Compaction)
5. Pekerjaan Testing Pipa (Pipe Testing)
Tetapi apabila kita tidak menguasai teknik masing-masing
pekerjaan di atas maka pekerjaan pemasangan pipa akan kurang
sempurna, bahkan akan gagal sama sekali.
3.2. PEKERJAAN GALIAN
Pekerjaan galian ini harus sesuai dengan jalur pipa yang
direncanakan dengan jalan memasang patok-patok dengan jarak 50
m, juga pada tempat-tempat belokan. Setelah kita yakin akan posisi
jalur pipa maka kita baru melaksanakan pekerjaan galian. Galian
tidak boleh terlalu panjang mendahului pekerjaan pemasangan
pipa, karena kalau terjadi keterlambatan pemasangan pipa, galian
yang masih terbuka akan tergenang air, dan juga bahaya bagi
keselamatan lalu lintas dan pekerja itu sendiri. Penggalian dapat
dilaksanakan dengan alat mesin (back hoe) atau dengan manual
5
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
(cangkul). Lebar dan dalam galian disesuaikan dengan diameter
pipa yang akan dipasang. Ukuran galian dapat dilihat pada gambar
di bawah.
b D b
B
aD
b
Gambar 3.1. Galian Pipa
Pipa H (cm) B (cm) a (cm) b (cm)
350
400
200
210
65
80
150
150
15
20
Sebelum pipa di pasang, kita harus menjaga kualitas pipa tetap
baik, tidak ada retak atau cacat lainnya.
Untuk itu, kita harus memperhatikan cara pengangkutannya yang
benar mulai dari pabrik sampai ke lokasi pemasangan pipa tersebut,
juga cara penyimpanan pipa di gudang.
3.3. PENGANGKUTAN PIPA
Pengangkutan pipa mulai dari pabrik sampai dengan gudang, harus
dilakukan sangat hati-hati dan dengan cara yang benar.
Pengangkutan yang dilakukan dengan truck,haruslah sedemikian
sehingga seluruh panjang pipa bisa ditumpu oleh lantai truck
tersebut, sehingga tidak menonjol keluar (over hang).
6
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
Penggunaan truck yang dilengkapi dengan “mechanical handling”
adalah lebih baik. Jika fasilitas“Crane”tidak tersedia maka pipa
dapat dibongkar dengan jalan meluncurkan pipa tersebut dengan
papan miring di bantu dengan kabel.
Gambar 3.2. Penurunan Pipa Dari Truck Yang Dilengkapi Mechanical
Handling
Gambar 3.1. Penurunan Pipa Dari Truk Dengan Bantuan Kabel
Sangat dilarang memindahkan pipa dengan cara menjatuhkan pipa
tersebut ke tanah, tetapi harus memakai alat bantu kabel.
7
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
Gambar 3.4. Pemindahan Pipa Ke Tanah Dengan Bantuan Kabel
Apabila pipa dari pabrik harus ditaruh dalam gudang, maka
penumpukannya dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
Gambar 3.5. Penumpukan Pipa PVC Dalam Gudang
3.4. PEMASANGAN PIPA
Dalam pekerjaan pemasangan pipa ini, mula-mula yang harus
diperhatikan adalah tidak ada benda -benda dalam pipa seperti
tanah, batu dan sebagainya.
Jangan sekali-kali menjatuhkan pipa kedalam galian (free fall). Jika
pekerjaan pemasangan pipa harus berhenti, maka akhir ujung pipa
ditutup untuk menghindari masuknya benda-benda asing maupun
binatang.
8
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
1. Pipa PE (Polyethelene)
Pipa PE yang digunakan terdiri dari dua type :
a. Pipa PE 355 mm, SDR 17 (PN 10)
b. Pipa PE 355 mm, SDR 13,6 (PN 12,5)
Penyambungan pipa dengan Butt Welding Fusion:
1. Mula-mula kedua ujung pipa harus dibersihkan dari debu,
tanah, dan kotoran, agar tidak mengurangi kekuatan dari
sambungan tersebut.
2. Kemudian posisikan kedua ujung pipa tadi pada alat penjepit
(clamping unit)
3. Kedua permukaan pipa harus diratakan dengan alat Plenary
Cutter.
4. Kemudian tekan kedua ujung pipa ke arah Heater Plate, jika
temperatur plat sudah cukup panas.
5. Angkat plat tadi dengan cepat kemudian tekan kedua ujung
pipa yang meleleh tersebut, satu sama lain.
6. Biarkan pipa tadi untuk membuatnya dingin.
Catatan :
Perlu diperhatikan disini, bahwa hanya orang yang pernah
ditraining untuk penyambungan ini yang boleh melakukan
sambungan pipa PE.
Memposisikan kedua ujung pipa tadi pada
alat penjepit (clamping unit)
Perataan kedua ujung pipa
9
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
Penekanan kedua ujung pipa ke arah
Heater Plate
Penekanan kedua ujung pipa yang
meleleh
Gambar 3.5. Metode Pemasangan Pipa PE
2. Pipa PVC
Pipa PVC yang digunakan :
400 mm, S12,5 (PN 10)
400 mm, S10 (PN 12.5)
Penyambungan Pipa PVC
Pipa yang akan disambung harus sudah pada posisi jalur yang
benar. Adapun tahapan penyambungan pipa PVC adalah
sebagai berikut:
1.Socket dan Spigot harus dibersihkan dengan baik sebelum
Rubber Ring dipasang.
2.Kemudian Rubber Ring dimasukkan ke dalam socket
3.Spigot dilumuri secara merata dengan bahan pelicin atau
pelumas yang telah disetujui
4.Pipa ditekan masuk ke socket.
Gambar 3.6. ..................................
Gambar 3.6. Metode Pemasangan Pipa PVC
3.5. PEKERJAAN URUGAN
Pekerjaan urugan ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) :
a.Urugan Pasir
10
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
Urugan pasir ini diletakkan di bawah pipa guna meratakan dasar
galian terus ke atas sampai 15 cm di atas pipa. Urugan pasir
pada tempat-tempat sambungan harus sedemikian rupa
sehingga seluruh sambungan pipa dapat menumpu di atas pasir
seperti gambar berikut:
Gambar 3.7. Pemasangan Sambungan Pipa Pada Urugan Pasir
b.Urugan Tanah (selected backfill material)
Di atas urugan pasir, galian harus diurug dengan tanah yang
bersih dari batuan, akar, dahan dan benda asing lainnya
(selected backfill material) seperti gambar 3.8.
Selected Backfill Material
Pasir
Gambar 3.8. Urugan Pipa Dengan Selected Backfill Material
3.6. PEKERJAAN PEMADATAN
Pekerjaan pemadatan pasir dapat dilakukan secara manual (dengan
tongkat) seperti gambar 3.9.
11
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
Gambar 3.9. Pemadatan urugan pasir Secara Manual (Dengan
Tongkat)
Dan untuk pemadatan tanah harus dikerjakan selapis demi selapis
dengan ketebalan 20 cm. Pemadatan dapat dengan mechanical
stamper.
3.7. PEKERJAAN TESTING PIPA
Testing pipa (Hydraulic Pressure Test) bertujuan untuk meyakinkan
bahwa seluruh pipa beserta sambungan-sambungannya dalam
keadaan baik, kuat dan tidak bocor termasuk semua Thrust Block
dapat menahan tekanan. Sebelum pengujian dimulai, blok-blok
bantalan penahan (Thrust Block) dan semua konstruksi pengaman
dari beton harus sudah berumur lebih dari 7 hari. Jaringan perpipaan
yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat dilakukan
Section Test dengan tekanan uji sebesar 1,5 x working pressure,
dan disesuaikan dengan kelas pipa (tekanan yang diijinkan).
Pengujian dilakukan setelah galian diurug. Ujung-ujung pipa harus
ditutup dengan Blank Flanges dan ujung yang tinggi diberi Tapping
untuk mengeluarkan udara. Sedangkan ujung yang rendah ditutup
dengan tapping untuk menempatkan pompa atau untuk pengisian
air.
Gambar 3.10. Testing Pipa
Penggelontoran Pipa
Penggelontoran pipa, dimaksudkan untuk membersihkan semua
pipa yang terpasang dengan air bersih. Penggelontoran dilakukan
12
PT. YODYA KARYA (Persero)Cabang I Jawa Tengah
SUPERVISI PEKERJAAN KONSTRUKSIJARINGAN AIR BAKU TELAGA GEDE PEMALANG
dengan membuka/menguras cabang pembuang (drainage branch)
mulai dari hulu sampai ke hilir.
Desinfeksi
Sebelum pipa difungsikan maka semua pipa harus didesinfeksi
dengan Chlorine sebagai berikut :
Desinfecting harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air
bersih yang telah diolah mengandung paling sedikit 10 mg/liter
sisa chlorine.
Setelah 24 jam sisa chlorin, harus diperiksa dan jika lebih dari 5
mg/l, hal tersebut dapat dianggap desinfeksi telah tercapai
dengan sangat memuaskan.
Walaupun demikian , jika sisa chlorine memperlihatkan kurang
dari 5 mg/l, harus ditambah chlorine, diikuti dengan tambahan
periode kontak selama 24 jam.
13