Download - lapsus yacio
PENDAHULUAN
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan
penglihatan, proses kekeruhan lensa mata karena terganggunya metabolisme
lensa. Katarak dapat menimbulkan kebutaan, tetapi kebutaan oleh katarak dapat
ditanggulangi. Prevalensi kebutaan katarak di Indonesia sebesar 1,47% pada tahun
1994, dan yang terbesar karena katarak senilis/ ketuaan.1
Indonesia memiliki angka penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara.
Dari sekitar 234 juta penduduk, 1,5 persen atau lebih dari tiga juta orang
menderita katarak. Sebagian besar penderita belum mampu melakukan operasi.
Selain itu, tenaga medis ahli mata terbatas jumlahnya, sehingga tidak bisa
menjangka u daerah Indonesia yang luas.1
Jenis-jenis katarak:2
1. Katarak senilis
2. Katarak sekunder.
3. Katarak kongenital.
4. Katarak traumatik.
Katarak traumatika merupakan kerusakan lensa unilateral merupakan
komplikasi yang sering dijumpai oleh karena trauma okuli yang menyebabkan
penurunan visus. Katarak traumatika dapat disebabkan oleh karena trauma tumpul
maupun trauma tembus. Pada trauma tembus apalagi yang mengenai kornea
kemungkinan besar juga dapat mengenai lensa dan kapsulnya. Hal ini akan
mengakibatkan humor akuous atau badan corpus vitreous dapat masuk ke dalam
1
struktur lensa sehingga lensa cepat menjadi keruh. Katarak karena trauma tumpul
dpaat disertai atau tanpa disertai robeknya kapsul lensa.3
Tujuh persen dari seluruh kasus trauma mata melibatkan kelainan pada
lensa kristalina dengan komplikasi terjadinya katarak traumatika. Bentuk katarak
traumatika karena trauma tumpul adalah khas yaitu berbentuk roset. Selain itu
dapat pula berbentuk cincin, lamellar maupun katarak punctata disseminate,
seringkali ditandai dengan adanya vosius ring. Jakobiec mengemukakan bahwa
katarak traumatika karena trauma tumpul biasanya terjadi pula pada kortek
posterior. Katarak traumatika bentuk roset yang terletak pada kortek posterior
sering terjadi pada trauma penetrasi.3
Katarak traumatika selalu disertai kelaianan lain. Hal-hal yang menyertai
katarak traumatika karena trauma tembus pada segmen anterior adalah leukoma
adheren, sinekia anterior, sinekia posterior, uveitis post infeksi, adhesi vitreus,
fibrosis pada kapsul, galukoma sekunder. Sedangkan pada segmen posterior
adalah vitreous opacitu, post uveitis anterior. Hal-hal yang menyertai kataraka
traumatika karena trauma tumpul pada segmen anterior adalah subluksasi/luksasi
lensa, reses angle glukoma, prolaps vitreous, hipema, uveitis traumatika.
Sedngkan pada segmen posterior adalah hemoftalmus, ablasio retina, edema
macula, kelaianan nervus II. Hal tersebut dapat mengganggu keberhasilan operasi
katarak traumatika, karena secara teknik lebih sulit, ada risiko kekambuhan
uveitis, hipema, juga adanya kelaianan lain. Pada umumnya kesulitan penanganan
katarak traumatika dibandingkan dengan katarak senilis berkaitan dengan adanya
kerusakan segmen anterior yang perbaikan atau kesembuhannya kurang baik.
2
Katarak traumatika biasanya hanya menganai satu mata sehingga setelah operasi
katarak diperlukan lensa intraokuli untuk mencegah anisokonia dan untuk
mencapai penglihatan binocular yang baik.3
3
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Tn MS
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pulau Kerasian RT. 05 Minamas
No RMK : 905473
Anamnesa
Keluhan Utama : Mata sebelah kanan tidak bisa melihat
Riwayat Penyakit Sekarang:
Dua hari sebelum masuk rumah sakit, pasien kejatuhan buah kelapa sawit dan
mengenai mata kanannya. Serabut buah menancap di mata kanan, yang kemudian
dicabut oleh pasien sendiri. Saat itu tidak ada perdarahan dan tidak ada merasa
nyeri. Namun, semenjak itu pasien mengaku mata kanan tidak bisa melihat sama
sekali, tertumbuk ujung kayu pada mata kanan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya.
4
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
Status Generalis : Dalam Batas Normal
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Status Lokalis
OD Pemeriksaan OS
1/∞ (BSA) Visus 6/60
Sentral Kedudukan Sentral
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
Edema (+) Palpebra Edema (-)
Hiperemia (+) Konjungtiva Hiperemia (-)
Perforasi (+) Kornea Jernih
Hiperemis (+) Sklera Hiperemis (-)
Dangkal COA Cukup
Iris shadow (sde) Iris Iris shadow (-)
Sde PupilSentral, reguler, ø 3 mm
refleks cahaya (+)
Keruh Lensa Jernih
Diagnosis Kerja
OD Katarak Traumatika + Perforasi Kornea
Penatalaksanaan
5
- Hecting Kornea OD
- Cendo Xytrol 3 dd gtt I (OD)
- Bebat mata (OD)
DISKUSI
6
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan
penglihatan, proses kekeruhan lensa mata karena terganggunya metabolisme
lensa. Katarak dapat menimbulkan kebutaan, tetapi kebutaan oleh katarak dapat
ditanggulangi. Prevalensi kebutaan katarak di Indonesia sebesar 1,47% pada tahun
1994, dan yang terbesar karena katarak senilis/ ketuaan.1
Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga
dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti1,4
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes
melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang,
seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik.
Pembagian Katarak1
1. Katarak Senilis / Ketuaan, yaitu katarak yang timbul setelah umur 40 tahun,
proses pasti belum diketahui, diduga karena ketuaan/ degenaasi.
2. Katarak Kongenital, yaitu katarak yang timbul sejak dalam kandungan atau
timbul setelah dilahirkan, umumnya disebabkan karena adanya infeksi, dan
kelainan metabolisme pada saat pembentukan janin. Katarak Kongenital yang
sering timbul karena infeksi saat ibu mengandung, terutama pada kehamilan 3
7
bulan pertama. Penyakit yang dapat menyebabkan katarak: Toksoplasmosis,
dan Rubella/ German measle
3. Katarak Komplikata, adalah katarak yang timbul pasca infeksi mata.
4. Katarak Traumatika, yaitu katarak yang dapat menyerang semua umur,
biasanya karena pasca trauma baik tajam maupun tumpul pada mata terutama
mengenai lensa.
Katarak Traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa
mata. Katarak traumatik disebabkan oleh kecelakaan pada lensa mata. Trauma
dapat berupa trauma tumpul atau trauma tajam.5
Bentuk katarak traumatika akibat trauma tumpul, yaitu:5
1. Cetakan pupil pada lensa akibat trauma tumpul yang berbentuk vossious ring
yaitu lingkaran yang terbentuk oleh granula coklat kemerah-merahan dari
pigmen iris dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Secara normal ia menjadi
padat sesudah trauma. Cincin vossious cenderung untuk menghilang sedkit
demi sedikit. Kekeruhan kapsul yang kecil-kecil dan tersebar dapat ditemui
sesudah menghilangnya pigmen.
2. Katarak berbentuk roset; bentuk ini dapat terjadi segera sesudah trauma tetapi
dapat juga beberapa minggu sesudahnya. Trauma tumpul Mengakibatkan
perubahan susunan serat-serat lensa dan susunan sisten suture (tempat
pertemuan serat lensa) sehingga terjadi bentuk roset. Bentuk ini dapat
sementara dan dapat juga menetap.
3. Katarak traumata desiminata subepitel (ditemukan oleh Vogt) berbentuk
kekeruhan yang bercak-bercak dan terletak dibawah lapisan epitel lensa
8
bagian depan. Kadang-kadang kekeruhan ini bersifat permanen dan tidak
progresif.
4. Katarak Zonular dan lamelar, bentuk ini sering ditemukan pada orang muda
yang sesudah trauma. Penyebabnya karena adanya perubahan per meabilitas
kapsul lensa yang mengakibatkan degenerasi lapisan kortek supersial. Trauma
tumpul akibat tinju atau bola dapat menyebabkan robekan kapsul, walaupun
tampa trauma tembus mata. Bahan-bahan lensa dapat keluar melalui robekan
kapsul ini dan bila diabsorbsi maka mata akan menjadi afakia.
Katarak akibat trauma tembus dapat dalam bentuk laserisasi yaitu robekan
pada kapsul lensa. Bila kapsul robek dan isi lensa bercampur dengan cairan
aqueous dapat timbul katarak total.5
Katarak-katarak secara khas terdeteksi melalui suatu pemeriksaan medis
mata. Lensa abnormal dapat dilihat dengan menggunakan suatu alat penglihat
ophthalmoscope. Tes yang umum untuk ketajaman penglihatan, optopip snelen.
Tes-tes lain yang mengukur kepekaan terhadap sinar yang menyilaukan, kepekaan
kontras, penglihatan malam, penglihatan warna, dan penglihatan sekeliling atau
tengah dapat membantu menegakkan diagnosis.1
Pada anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma pada mata kanan
pasien yang langsung disertai dengan kehilangan penglihatan mata kanan. Pasien
tidak ada mengeluh mata nyeri dan perdarahan pada mata. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya kekeruhan mata unilateral, dimana untuk mata kiri tidak
ditemukan kelainan, sedankan pada mata kanan di dapatkan adanya edema
9
palpebra dan sclera serta konjunktiva yang hiperemis, perforasi kornea dan
terdapat kekeruhan pada lensa dengan visus 1/~.
Penatalaksanaan pada pasien ini yang pertama kali dilakukan adalah bebat
mata untuk mencegah kontimasi benda asing dari luar. Kemudian dilakukan
hecting kornea atas indikasi perforasi kornea OD. Selanjutnya post operasi, pasien
diberi tetes mata cendo xytrol. Cendo xytrol terdiri atas dexamtehasin, neomycin
sulfat dan polimyxcin B sulfate yang salah satu indikasinya digunakan untuk
pencegahan post operasi mata. Pada pasien ini tidak langsung dilakukan operasi
karena menunggu keadaan mata lebih optimal selain itu kerana tidak ada kondisi
yang mendesak untuk dilakukan operasi katarak segera, yaitu tidak adanya
komplikasi yang terjadi.
Pada katarak trauma juga dilakukan operasi dan apabila tidak terdapat
penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang karena akibat
pengaruh trauma tersebut. Jka terjadi pecahnya kapsul mengakibatkan gejala
radang berat maka dilakukan aspirasi secepatnya agar keadaan uveitis tidak
menimbulkan penyulit yang lebih berat. Dan bila terjadi seperti glaukoma, uveitis
dan lain sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa. Penyulit uveitis dan
glaukoma sering dijumpai pada orang usia tua. Pada beberapa pasien dapat
berbentuk cincin soemmering pada pupil sehingga dapat mengurangi tajam
pemglihatan. Keadaan ini dapat disertai perdarahan, ablasi retina, uveitis atau
salah letak lensa.5
Ada tiga tipe operasi untuk mengangkat lensa-lensa yang mempunyai
suatu katarak:1,2
10
1. Phacoemulsification (dibaca FAY-co-ee-mul-sih-fih-CAY-shun). Pada tipe
operasi ekstrakapsular ini, ahli bedah melunakkan lensa dengan gelombang-
gelombang suara dan mengangkatnya melalui suatu jarum. Separuh belakang
dari kapsul lensa ditinggalkan.
Fakoemulsifikasi adalah tehnik operasi katarak terkini. Pada teknik ini
diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3 mm) di kornea. Getaran
ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin
PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur tersebut sampai
bersih. Sebuah lensa Intra Ocular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan
tersebut. Karena insisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih
dengan sendirinya, yang memungkinkan anda dapat dengan cepat kembali
melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Operasi ekstrakapsular (Extracapsular surgery). Ahli bedah mata mengangkat
lensa, meninggalkan separuh belakang dari kapsul (penutup/pelapis bagian
luar lensa). Operasi katarak ini adalah merupakan tehnik operasi untuk katarak
Imature/mature yang nucleus atau intinya keras sehingga tidak memungkinkan
dioprasi dengan tehnik PHACO. Insisi kornea lebih besar (kira-kira 5-6mm)
sehingga memerlukan jahitan. Proses penyembuhan lebih lama (sekitar
seminggu), namun demikian dapat juga dilakukan dengan one day care atau
tanpa rawat inap.
3. Operasi Intrakapsular (Intracapsular surgery). Ahli bedah mengangkat seluruh
lensa, termasuk kapsulnya. Metode ini jarang digunakan.
11
KESIMPULAN
12
Telah dilaporkan sebuah kasus penderita laki-laki umur 39 tahun datang ke
Poliklinik dengan keluhan mata sebelah kanan tidak dapat melihat setelah terkena
trauma. Berdasarkan anamneis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis OD
Katarak Traumatika dan OD Perforasi kornea. Pasien mendapat penatalaksanaan
berupa penjahitan pada kornea sebelah kanan dan antibiotik. Pasien ini
dipulangkan setelah empat hari rawat inap dalam keadaan baik.
DAFTAR PUSTAKA
13
1. Syarhan. Katarak. Insepar Foundation 2010. (online). (diakses pada
http://inseparfoundation.wordpress.com/2010/06/28/katarak/, pada 04
Desemebr 2010)
2. Anonymous. Cattaract. Siloa Hospital 2008. (online). (diakses pada
http:// www.siloamhospitals.com , pada 04 Desemebr 2010)
3. Gunawan W, Ekawanto N. Operasi Katarak Traumatika dengan Pemasangan
lensa intraokuli pada anak. Berkala Ilmu Kedokteran 2006:28;2.
4. Rumah Sakit Mata Dr. YAP. Katarak. Rumah Sakit Mata Dr. YAP 2009
(online). (diakses pada http://www.rsmyap.com/component/option, pada 04
Desemeber 2010)
5. Nasrul. Jenis-jenis katarak. Word Optical. 2009. (online). (diakses pada
http://nasrulbintang.wordpress.com/jenis-jenis-katarak/, pada 04 Desemeber
2010)
Laporan Kasus
OD KATARAK TRAUMATIKA ET
14
PERFORASI KORNEA
Oleh
Tias Anggani
NIM. I1A004071
Pembimbing
dr. Hj. Hamdanah, Sp.M
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA
FK UNLAM-RSUD ULIN
BANJARMASIN
DESEMBER, 2010
15