Download - Laporan Pkl II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia IPTEK saat ini berdampak terhadap proses
perubahan kehidupan masyarakat dunia menuju kehidupan yang lebih maju,
terutama pada bidang industri. Perkembangan IPTEK dunia yang semakin
cepat telah menuntut manusia untuk lebih berperan aktif untuk menciptakan
teknologi-teknologi baru. Dengan proses perubahan ini, masyarakat menuju
kehidupan yang lebih maju akan lebih cepat terealisasi. Maka dari itu sangat
dibutuhkan pembelajaran pengetahuan khususnya mahasiswa yang
berkualitas untuk mengikuti perkembangan teknologi dijaman sekarang.
Disamping sumber daya alam, sumber daya manusia perlu adanya kemauan
dan tekad dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu
pemahaman terhadap teori-teori yang diberikan selama kuliah dan
mengaplikasikan teori tersebut dalam kerja praktek di lapangan adalah suatu
tolak ukur keberhasilan penguasaan ilmu dalam bidang teknologi.
Untuk itu Kerja Praktek di PT. Sasa Inti Gending - Probolinggo
merupakan momentum yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas
mahasiswa terhadap perkembangan IPTEK dan untuk menjadikan sumber
daya manusia yang diharapkan. Mata kuliah kerja praktek merupakan syarat
untuk menyelesaikan perkuliahan sehingga kami berupaya menimba ilmu
yang berkaitan dengan teknologi industri.
1.2 Maksud dan Tujuan
Pelaksanaan kerja praktek di PT. Sasa Inti Gending – Probolinggo
memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :
1). Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan perkuliahan di
Universitas jember.
2). Agar mahasiswa mampu menerapkan teori yang didapat selama
kuliah dalam bentuk praktek.
1
3). Mahasiswa dapat mengetahui dan menyadari akan pentingnya
suatu keterampilan di dunia industri
4). Mempersiapkan mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan
kerja setelah menyelesaikan studinya.
5). Mahasiswa mampu memberikan penilaian secara obyektif terhadap
perbandingan teori dan praktek dalam lembaga tinggi sekolah.
1.3 Rumusan Masalah
Mengacu dari ruang lingkup pembahasan di atas maka permasalahan
yang kami bahas adalah (merupakan data kegiatan untuk memperoleh /
diperlukan pelapornya) PT. Sasa Inti Gending – probolinggo.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Metode penulisan data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari
beberapa metode yaitu :
1. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu
pengumpulan data dengan cara studi pustaka atau buku-buku
referensi sebagai acuan utama dalam penyusunan laporan.
2. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu bentuk
penelitian dilakukan untuk memperoleh data mengenai masalah
dengan cara pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
1.3.2 Teknik Pengolahan Data
Metode pengolahan data merupakan kegiatan untuk memperoleh
data yang diperlukan. Beberapa teknik yang digunakan yaitu :
1. Interview adalah metode pengumpulan data dengan
teknik wawancara dengan pengawas dan operator.
2. Observasi adalah merupakan metode pengumpulan
data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek
yang diteliti di lapangan.
2
3. Dokumentasi adalah merupakan pendataan terhadap
dokumentasi yang berkaitan dengan pembahasan masalah.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktek memakan waktu kurang lebih satu bulan.
Waktu dan jadwal pelaksanaan :
Tempat : PT. SASA INTI Gending – Probolinggo
Jawa Timur
Waktu Lokasi
7 Mei – 15 Mei 2012 BTG (Boiler Turbine Generator)
16 Mei – 18 Mei 2012 NDR (New Distribution Room)
21 Mei – 29 Mei 2012 Water Chiller
30 Mei – 7 Juni 2012 Diesel dan Compressor
1.5 Tinjauan Umum Perusahaan
1.6.1 Profil Perusahaan
PT. Sasa inti merupakan salah satu produsen Mono Natrium
Glutamat (MNG) di Indonesia. MNG yang diproduksi Pembangunan
PT Sasa inti dijual di pasar dalam negeri maupun di pasar luar negeri.
Saat ini ekspor MNG dilakukan dengan tujuan Negara-negara di Eropa,
Asia, Afrika.
Peusahaan ini berawal dari pembangunan Pabrik PT Sasa
Fermentasi yang berlokasi di Gedangan – Sidoarjo – Jawa Timur pada
bulan Pebruari 1968. Pabrik ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur
Bapak Muhammad Noer pada tanggal 09 Juni 1969. Teknologi yang
digunakan dibeli dari Wei Chuan Taiwan. Bahan baku asam glutamate
dan bahan pembantu masih diimpor dari luar negeri.
Pada tahun 1973 didirikan pabrik PT Sasa Inti yang berlokasi di
Gending – Probolinggo, di atas tanah seluas 11,3 hektar. Pabrik ini
menggunakan teknologi fermentasi asam glutamat yang dibeli dari Ve
Wong Taiwan. Peresmian dilakukan pada tanggal 30 Agustus 1975 oleh
Gubernur Jawa Timur Bapak Mohammad Noer dan Kepala Daerah
3
Tingkat II Probolinggo Bapak Kolonel Soenyoto. Pabrik ini
menghasilkan MNG, asam glutamat (Dry Glutamic Acid/Dry GA) dan
pupuk cair (Liquid Fertilizer/LF). Bahan baku utama berupa tetes tebu
sebagian besar dipenuhi dari dalam negeri. Proses produksi secara
keseluruhan sejak pabrik beroperasi pada tahun 1975 sampai saat ini
ditangani oleh putra-putri Indonesia.
Sejak tahun 1988, PT Sasa Inti bekerjasama dengan AJICO yang
berpusat di Tokyo – Jepang.
Pada tahun 2001 dibangun plant baru yaitu Plant New Drying
System (NDS). Plant ini dibangun untuk menghasilkan produk MNG
dengan persyaratan yang lebih ketat. Plant ini mulai beroperasi pada
tahun 2002.
Pada Tahun 2008 dibangun Plant baru di lokasi PT Sasa Inti-
Gending Probolinggo yaitu packing. Tujuan dari dibangunnya plant ini
untuk memindahkan proses pengemasan yang semula berada pada di
PT Sasa Inti-Gedangan Sidoarjo.
Per maret 2010 secara keseluruhan proses pengemasan yang ada di
PT Sasa Inti-Gedangan dipindah ke PT Sasa Inti-Gending.
Perbaikan mutu produk dan peningkatan kapasitas produksi Pabrik
PT Sasa Inti – Gending dilakukan secara terus menerus. Luas area
pabrik saat ini bertambah menjadi kurang lebih 30 hektar. Berbagai
riset dan pengembangan juga dilakukan secara terus menerus dengan
orientasi untuk menghasilkan produk yang halal, bersih serta memenuhi
kualifikasi produk untuk pasar ekspor.
Per tanggal 01 Pebruari 2011 istilah MSG diganti menjadi MNG
(Mono Natrium Glutamate)
Beberapa hal telah dicapai oleh PT.SASA INTI – GENDING yaitu :
1. Telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk sistem
manajemen mutu dari lembaga SAI Global
2. Sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk
kehalalan produk.
4
3. Telah mendapatkan sertifikat HACCP untuk menjamin keamanan
produk.
4. Mendapatkan kategori biru dalam penilaian Proper ( Manajemen
Lingkungan)
Keamanan Mono Natrium Glutamate
1. National Academy of Science (N.A.S) dan National Research
Council (N.R.C) di USA
2. Federation of America Societies for Experimental Biology (FASEB)
di USA
3. Joint WHO / FAO Expert Committee on Food Additives (JECFA)
dari PBB.
4. SK Menteri Kesehatan RI No : 235/MENKES/PER/DL/79
5. SK Menteri Agama RI No : B VI/02/2444/1976
Sertifikat HALAL MUI No : 07870398 Th. 2008
1.6.2 Sturuktur Organisasi PT. SASA INTI Gending
Dilihat dari struktur organisasi perusahaan sangatlah jelas bahwa
suatu organisasi yang dibentuk untuk tujuan kerja sama dalam
mencapai tujuan bersama.
Suatu organisasi harus memperlihatkan hubungan struktur antara
faktor sosial ataupun dengan yang lainnya secara hirarki didalam
organisasi yang dibuat harus memperlihatkan hubungan wewenang
antara atasan dan bawahan, antara bawahan dan bawahan dalam
pembagian tugas.
Untuk memahami tentang struktur organisasi di PT. Sasa Inti
Gending ,tentunya manajemen menghendaki adanya koordinasi suatu
pekerjaan yang efektif dan efisien guna kelancaran, pembagian tugas
dan kelangsungan organisasi hingga ketingkat yang paling bawah.
Organisasi perusahaan yang dianut oleh PT. Sasa Inti Gending
adalah organisasi yang berbentuk pohon yang berbentuk jalur komando
yang disebut Fungsi LINI dan jalur Non Komando disebut Fungsi Staff.
5
Fungsi ini adalah personel yang mempunyai kedudukan
paling tinggi yang mempunyai wewenang langsung dapat
memerintah bawahan untuk melakukan kegiatan, aktifitas dan
tanggung jawab atas tercapainya Visi, Misi dan Tujuan yang
telah diprogramkan oleh perusahaan.
Fungsi Staff adalah membantu fungsi lini untuk
melakukan semua kegiatan / aktifitas kerja agar mudah dan
cepat tercapainya suatu program perusahaan tanpa adanya
wewenang untuk melakukan perintah langsung dan ini bersifat
memberikan saran pertimbangan kepada fungsi ini.
Semua sistim organisasi pasti mempunyai kelebihan dan
kelemahan dalam fungsi kontrol pelaksanaan manajemen ,maka
organisasi yang dianut oleh PT.Sasa Inti Gending juga tidak luput dari
kelemahan tersebut. Adapun kebaikan dari kekurangan dari sistim
organisasi ini adalah sebagai berikut :
Kelebihan / kebaikan adalah adanya kesatuan wewenang dan
tanggung jawab pada pimpinan, koordinasi yang lebih baik
diterapkan ,diperoleh dari tenaga ahli dan mempunyai
keluwesan dan toleran yang tinggi,dll.
Kekurangan dan kelemahan adalah saran dan kritikan dari
staff biasa saja diabaikan oleh pimpinan komando,
penggunaan staff ahli akan menambah pembebanan biaya,
kemungkinan pimpinan staff melampaui kewenangan
staffnya sehingga menimbulkan ketidak senangan pejabat
lain,dll.
6
Bagan Struktur Organisasi PT. Sasa Inti Gending
Gambar 1. Sruktur Organisasi
7
DewanDireksi
LF. Sales
G. Affair
Administrasi
Personalia/HRD
Adm. II
Elect. & Instrument
Teknik Mekanik & Maint.
Engineering
Utility
Teknik Packing
Fermentasi
Isolasi
PMR
Packing
Polycello Plant
PLL
Laboratorium
QA & SMK-3
Sekretaris
Keamanan
Pimpinan Pabrik
DivisiPacking
PPC-TD
DivisiProses
Divisi Teknik
Divisi Administrasi
Pembelian
1.6.3.Visi, Misi, dan Goal Perusahaan
VISI
Menjadi Perusahaan yang menghasilkan produk bermutu, aman, halal,
serta tetap menjaga kelestarian lingkungan.
MISI
Mengutamakan keselamatan kerja, melaksanakan sistem produksi
bersih, aman, efisien serta meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
GOAL
Kelangsungan hidup perusahaan dengan daya saing tinggi.
8
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Elektonika Dasar
2.1.1 Resistor
Resistor juga disebut tahanan dann adapula yang menamakan werstand
(dari kata asing). Resistor adalah suatu hambatan listrik yang dipakai dalam
suatu rangkaian pesawat-pesawat elektronika. Adapun fungsi dari resistor
dalam suatu rangkaian elektronika adalah sebagai berikut:
Menghambat atau memperkecil arus listrik
Memperkecil atau memperbesar tegangan listrik
Pembagi arus pada rangkaian parallel
Sebagai pemikul beban
Membagi tegangan istrik
Berdasarkan Jenisnya Resistor dibagi menjadi:
1. Fixed resistor yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak dapat
dirubah-rubah
2. Variabel Resistor yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat
dirubah-rubah
3. Resistor non-linier yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier
karena faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya
1. Resistor Tetap (Fixed)
Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bentuk fisik resistor tetap
9
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor
tersebut
2. Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa
diterima resistor tersebut.
3. Resistor non-linier yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier
karena faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya
Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Tetap
Standar AS dan Jepang Eropa
Gambar 2.2 Simbol resistor tetap
2. Resistor Variabel
Ada dua jenis resistor variable diantaranya adalah
1. Trimpot yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah
dengan mengunakan obeng. Berikut contoh bentuk fisik dari variable
resistor jenis Trimpot :
Gambar 2.3 Bentuk fisik variabel resistor (trimpot)
10
2. Potensiometer yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat
diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara
memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser.
Berikut contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis potensiometer :
Gambar 2.4 Bentuk fisik variabel resistor (potensiometer)
Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Variabel
Standar AS dan Jepang Eropa
Gambar 2.5 Simbol variabel resistor
3. Resistor non-linier
PTC : Positive Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non-linier yang nilai hambatannya terpengaruh
oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin
besar nilai hambatannya.
NTC : Negative Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non-linier yang nilai hambatannya terpengaruh
oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin
kecil nilai hambatannya.
11
LDR : Light Dependent Resistor
adalah jenis resistor non-linier yang nilai hambatannya terpengaruh
oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar
intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya.
Simbol dari resistor non-linier adalah sebagai berikut :
Resistor Non Linier
Jenis LDR NTC PTC
Gambar 2.6 Simbol resistor non linier
Pembacaan nilai tahanan pada resistor selain menggunakan alat ukur juga
dapat menggunakan pembacaan nilai gelang warna pada badan resistor, untuk
setiap warna memiliki nilai sendiri, seperti yang terlihat pada gambar di
bawah:
Gambar 2.7 Kode gelang warna resistor
12
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ
± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai
harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung
sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan
empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode
untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%,
0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita
pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang
kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna
emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau
penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah
koefisien suhu.
2.1.2 Kapasitor
Kapasitor disebut juga kondensator. Komponen elektronik ini bisa
menyimpan tenaga dalam waktu tertentu tanpa disertai reaksi kimia. Berbeda
dengan baterai dan aki. Baterai dan aki bisa menyimpan tenaga listrik namun
disertai dengan reaksi kimia. Pada dasarnya kondensator dibentuk dari dua
buah plat penghantar yang terisolasi satu sama lain. Isolator tersebut disebut
juga dielektrik, jika dielektriknya terbuat dari kertas disebut kondensator
kertas, jika dielektriknya terbuat dari kramik, maka kondensator tersebut
disebut kondensator kramik.
Kapasitansi
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk
dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung
bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday
membuat kesimpulan bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi
sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron
sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : Q = C V
13
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = nilai tegangan V (Volt)
Kegunaan
Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah:
a. Mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung
kumparan, bila tiba-tiba arus listrik diputuskan dan dinyalakan.
b. Menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala
elektronik.
c. Sebagai filter dalam catu daya (power supply).
Jenis Kapasistor Berdasarkan Kutubnya
Kapasitor sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu kapasitor polar dan kapasitor
bipolar/ non polar. Pembagian ini berdasarkan pada adanya polaritas (kutub
positif dan negatif) dari masing-masing kapasitor.
Kapasitor Polar
Kapasitor polar memiliki dua kutub yang berbeda pada kakinya (-/+),
sehingga dalam pemasangannya tidak boleh terbalik. Tiap kapasitor polar
memiliki tegangan kerja yang berbeda-beda, biasanya batas maksimal
tegangan yang diperbolehkan untuk sebuah kapasitor tertulis pada
badannya. Tegangan kerja pada elco dinyatakan dalam volt.
Gambar 2.8 Bentuk fisik kapasitor bipolar
14
Apabila sebuah kapasitor polar memiliki nilai 10 uF/25 volt, itu artinya
kapasitor tersebut bernilai 10 mikro Farad dan memiliki batas maksimum
tegangan 25 volt.
Kapasitor Non Polar
Kapasitor non polar walaupun sama-sama untuk menyimpan muatan
listrik, tapi banyak perbedaan diantara dua macam capasitor ini, baik dari
bahan yang digunakan untuk membuat kapasitor tersebut maupun dalam
kegunaannya.Kapasistor non polar tidak memilik kutub pada kakinya (-/+),
sehingga dalam pemasangannya boleh terbalik.
Membaca Kapasitansi
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis
dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan
polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis
kapasitansinya sebesar 22uF/25v. Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil
dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika
hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh,
kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua
menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali.
Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 =
100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor
keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 =
100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. Selain
dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu
diperhatikan. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik
pembuat didalam datasheet.
2.1.3 Kumparan (Induktor)
15
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika
pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan
induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya,
dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat
penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat
medan magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi
Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang
digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah
dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau
kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya
merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas
kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi
sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya.
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet
yang terbentuk disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan
perubahan arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat medan
magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan
perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan
melalui GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi
diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap
perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan
induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1 volt saat arus
dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah
lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
Jenis-jenis induktor
16
Lilitan ferit sarang madu
Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk
mengurangi efek kapasitansi terdistribusi. Ini sering digunakan
pada rangkaian tala pada penerima radio dalam jangkah gelombang
menengah dan gelombang panjang. Karena konstruksinya,
induktansi tinggi dapat dicapai dengan bentuk yang kecil.
Lilitan inti toroid
Sebuah lilitan sederhana yang dililit dengan bentuk silinder
menciptakan medan magnet eksternal dengan kutub utara-selatan.
Sebuah lilitan toroid dapat dibuat dari lilitan silinder dengan
menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga
menyatukan kutub utara dan selatan. Pada lilitan toroid, medan
magnet ditahan pada lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit radiasi
magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet eksternal.
2.1.4 Dioda
Dioda merupakan piranti non-linier karena grafik arus terhadap
tegangan bukan berupa garis lurus, hal ini karena adanya potensial
penghalang (Potential Barrier). Ketika tegangan dioda lebih kecil dari
tegangan penghambat tersebut maka arus dioda akan kecil, ketika tegangan
dioda melebihi potensial penghalang arus dioda akan naik secara cepat. Dioda
terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N yang di
sambungkan. Semi konduktor tipe P berfungsi sebagai Anoda dan semi
konduktor tipe N berfungsi sebagai katoda. Misalkan kita memiliki sepotong
silikon tipe-p dan sepotong silikon tipe-n dan secara sempurna terhubung
membentuk sambungan p-n. Sesaat setelah terjadi penyambungan, pada
daerah sambungan semikonduktor terjadi perubahan. Pada daerah tipe-n
memiliki sejumlah elektron yang akan dengan mudah terlepas dari atom
induknya. Pada bagian tipe-p, atom aseptor menarik elektron (atau
menghasilkan lubang). Kedua pembawa muatan mayoritas tersebut memiliki
cukup energi untuk mencapai material pada sisi lain sambungan. Pada hal
17
ini terjadi difusi elektron dari tipe-n ke tipe-p dan difusilubang dari tipe-p ke
tipe-n. Proses difusi ini tidak berlangsung selamanya karena elektron yang
sudah berada di tempatnya akan menolak elektron yang datang kemudian.
Proses difusi berakhir saat tidak ada lagi elektron yang memiliki cukup energi
untuk mengalir.
Kita harus memperhitungkan proses selanjutnya dimana elektron
dapat menyeberang sambungan. Daerah yang sangat tipis dekat sambungan
disebut daerah deplesi (depletion region) atau daerah transisi. Daerah ini
dapat membangkitkan pembawa muatan minoritas saat terdapat cukup energi
termal untuk membangkitkan pasangan lubang-elektron. Salah satu dari
pembawa muatan minoritas ini, misalnya elektron pada tipe-p, akan
mengalami pengaruh dari proses penolakan elektron difusi dari tipe-n.
Dengan kata lain elektron minoritas ini akan ikut tertarik ke semikonduktor
tipe-n. Gerakan pembawa muatan akibat pembangkitan termal ini lebih
dikenal sebagai “drift”. Situasi akan stabil saat arus difusi sama dengan arus
drift. Pada daerah sambungan/daerah diplesi yang sangat tipis terjadi
pengosongan pembawa muatan mayoritas akibat terjadinya difusi ke sisi
yang lain. Hilangnya pembawa muatan mayoritas di daerah ini meninggalkan
lapisan muatan positip didaerah tipe-n dan lapisan muatan negatif di daerah
tipe-p.
Bias Maju Dioda
Gambar 2.9 Dioda dengan bias maju
18
Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias
maju. Lapisan yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai
lapisan deplesi (depletion layer), pada lapisan ini terjadi proses keseimbangan
hole dan elektron . Secara sederhana cara kerja dioda pada saat diberi bias
maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju, maka elektron
akan bergerak dari terminal negative batere menuju terminal positif batere
(berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian
katoda (sisi N dioda) akan membuat elektron yang ada pada katoda akan
bergerak menuju anoda dan membuat depletion layer akan terisi penuh oleh
elektron, sehingga pada kondisi ini dioda bekerja bagai kawat yang
tersambung.
Bias Mundur Dioda
Gambar 2.10 Dioda dengan bias maju
Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur elektron akan bergerak
dari terminal negative batere menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi
ini potensial positif yang terhubung dengan katoda akan membuat elektron
pada katoda tertarik menjauhi depletion layer, sehingga akan terjadi
pengosongan pada depletion layer dan membuat kedua sisi terpisah. Pada bias
mundur ini dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat
tegangan yang jatuh pada dioda akan sama dengan tegangan supply.
19
Tegangan Breakdown
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor.
Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas
nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi
(deplesion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan
konduksi adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk
dioda yang terbuat dari bahan Germanium. Sebaliknya untuk bias negatif
dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai
beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda
tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
Tegangan Kaki (Knee Voltage)
Adalah tegangan pada saat arus mulai naik secara cepat pada saat dioda
berada pada daerah maju, tegangan ini sama dengan tegangan penghalang.
Apabila tegangan dioda lebih besar dari tegangan kaki maka dioda akan
menghantar dengan mudah dan sebaliknya bila tegangan dioda lebih kecil
maka dioda tidak menghantar dengan baik
Hambatan Bulk
Di atas tegangan kaki, arus dioda akan membesar secara cepat, dengan kata
lain pertambahan yang kecil pada tegangan dioda akan menyebabkan
perubahan yang besar pada arus dioda.Setelah tegangan penghalang
terlampaui, yang menghalangi arus adalah hambatan Ohmic daerah P dan N,
Jumlah hambatan tersebut dinamakan Hambatan Bulk
Dioda Ideal
Secara sederhana, dioda akan menghantar dengan baik pada arah maju dan
kurang baik pada arah balik, Secara ideal, dioda akan berperilaku seperti
penghantar sempurna artinya dioda akan memiliki hambatan nol pada saat
diberi catu maju dan hambatan tak terhingga saat dicatu balik.
20
2.1.5 Transistor
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction).
Sambungan itu membentuktransistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung
terminalnya berturut-turut disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu
berada di tengah, di antara emitor dan kolektor. Transistor ini disebut
transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari
perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole) di
kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. Adalah William Schockley pada tahun
1951 yang pertama kali menemukan transistor bipolar. Berikut adalah gambar
transisot jenis NPN dan PNP
Gambar 2.11 Simbol transistor NPN dan PNP
Transistor adalah komponen yang bekerja sebagai sakelar (switch
on/off) dan juga sebagai penguat (amplifier). Transistor bipolar adalah inovasi
yang mengantikan transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor
bipolar yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga
dapat bekerja pada suhu yang lebih dingin. Dalam beberapa aplikasi,
transistor tabung masih digunakan terutama pada aplikasi audio, untuk
mendapatkan kualitas suara yang baik, namun konsumsi dayanya sangat
besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron, teknik yang digunakan adalah
pemanasan filamen seperti pada lampu pijar.
Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan
penggabungan 2 buah dioda. Emiter-Base adalah satu junction dan Base-
Kolektor junction lainnya. Seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir
hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika tegangan pada material P lebih
positif daripada material N (forward bias). Pada gambar ilustrasi transistor
21
NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias positif sedangkan base-
kolektor mendapat bias negatif (reverse bias).
Gambar 2.12 Arus elektron transistor NPN
Karena base-emiter mendapat bias positif maka seperti pada dioda, elektron
mengalir dari emitter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif
sebab mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran
elektron bergerak menuju kutup ini. Misalnya tidak ada kolektor, aliran
elektron seluruhnya akan menuju base seperti pada dioda. Tetapi karena
lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian elektron yang dapat bergabung
dengan hole yang ada pada base. Sebagian besar akan menembus lapisan base
menuju kolektor. Inilah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak
dapat menjadi sebuah transistor, karena persyaratannya adalah lebar base
harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh elektron. Jika misalnya
tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan terjadi aliran
elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan 'keran' base diberi
bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya
sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus
base mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari emiter menuju
kolektor. Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus base
yang kecil menghasilkan arus emiter-kolektor yang lebih besar. Istilah
amplifier (penguatan) menjadi salah kaprah, karena dengan penjelasan di atas
sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil
mengontrol aliran arus yang lebih besar. Juga dapat dijelaskan bahwa base
22
mengatur membuka dan menutup aliran arus emiter-kolektor (switch
on/off).Pada transistor PNP, fenomena yang sama dapat dijelaskan dengan
memberikan bias seperti pada gambar berikut. Dalam hal ini yang disebut
perpindahan arus adalah arus hole.
Gambar 2.13 Arus hole transistor PNP
Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih lanjut, berikut
adalah terminology parameter transistor. Dalam hal ini arah arus adalah dari
potensial yang lebih besar ke potensial yang lebih kecil.
Gambar 2.14 Arus potensial
IC : arus kolektor
IB : arus base
IE : arus emitor
VC : tegangan kolektor
VB : tegangan base
VE : tegangan emitor
VCC : tegangan pada kolektor
23
VCE : tegangan jepit kolektor-emitor
VEE : tegangan pada emitor
VBE : tegangan jepit base-emitor
ICBO : arus base-kolektor
VCB : tegangan jepit kolektor-base
Perlu diingat, walaupun tidak perbedaan pada doping bahan pembuat emitor
dan kolektor, namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak dapat dibalik.
2.1.6 SCRKomponen lain yang mempunyai karakteristik mirip dengan thyristor
adalah Silicon Kontrolled Rectifier (SCR), hanya disini tegangan penyalaan
dapat diubah – ubah sesuai dengan besarnya arus yang diberikan pada
gerbang (gate) dari SCR tersebut. Makin besar arus yang diberikan , makin
besar pula tegangan penyalaanya.
Simbol SCR digambarkan seperti Gambar dibawah ini. SCR dalam banyak
literatur disebut Thristor saja.
Gambar 2.15 Simbol SCR
Melalui kaki (pin) gate tersebut komponen ini memungkinkan ditriger
menjadi ON, yaitu dengan memberi arus gate. Ternyata dengan memberi arus
gate Ig yang semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo)
sebuah SCR. Tegangan ini adalah tegangan minimum yang diperlukan SCR
untuk menjadi ON. Pada nilai arus gate tertentu, ternyata akan membuat SCR
24
menjadi ON. Bahkan dengan tegangan forward yang kecil sekalipun misalnya
1 volt saja atau lebih kecil lagi.
MOSFET
Transistor efek-medan semikonduktor logam-oksida (MOSFET)
adalah salah satu jenis transistor efek medan. Prinsip dasar perangkat ini
pertama kali diusulkan oleh Julius Edgar Lilienfeld pada tahun 1925 .
MOSFET mencakup kanal dari bahan semikonduktor tipe-N dan tipe-P, dan
disebut NMOSFET atau PMOSFET (juga biasa nMOS, pMOS). Bahan
semikonduktor yang digunakan untuk membuat MOSFET adalah silikon,
namun beberapa produsen IC, terutama IBM, mulai menggunakan campuran
silikon dan germanium (SiGe) sebagai kanal MOSFET. Sayangnya, banyak
semikonduktor dengan karakteristik listrik yang lebih baik daripada silikon,
seperti galium arsenid (GaAs), tidak membentuk antarmuka semikonduktor-
ke-isolator yang baik sehingga tidak cocok untuk MOSFET. Hingga kini
terus diadakan penelitian untuk membuat isolator yang dapat diterima dengan
baik untuk bahan semikonduktor lainnya.
Berbagai simbol digunakan untuk MOSFET. Desain dasar umumnya
garis untuk saluran dengan kaki sumber dan cerat meninggalkannya di setiap
ujung dan membelok kembali sejajar dengan kanal. Garis lain diambil sejajar
dari kanal untuk gerbang. Kadang-kadang tiga segmen garis digunakan untuk
kanal peranti moda pengayaan dan garis lurus untuk moda pemiskinan.
Sambungan badan jika ditampilkan digambar tersambung ke bagian
tengan kanal dengan panah yang menunjukkan PMOS atau NMOS. Panah
selalu menunjuk dari P ke N, sehingga NMOS (kanal-N dalam sumur-P atau
substrat-P) memiliki panah yang menunjuk kedalam (dari badan ke kanal).
Jika badan terhubung ke sumber (seperti yang umumnya dilakukan) kadang-
kadang saluran badan dibelokkan untuk bertemu dengan sumber dan
meninggalkan transistor. Jika badan tidak ditampilkan (seperti yang sering
terjadi pada desain IC desain karena umumnya badan bersama) simbol inversi
kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan PMOS, sebuah panah pada
25
sumber dapat digunakan dengan cara yang sama seperti transistor dwikutub
(keluar untuk NMOS, masuk untuk PMOS).
kanal-
P
Kanal
-N
JFET MOSFET pengayaan
MOSFET
pemiskinan
Gambar 2.16 Simbol MOSFET dan JFET
Untuk simbol yang memperlihatkan saluran badan, di sini
dihubungkan internal ke sumber. Ini adalah konfigurasi umum, namun tidak
berarti hanya satu-satunya konfigurasi. Pada dasarnya, MOSFET adalah
peranti empat saluran, dan di sirkuit terpadu banyak MOSFET yang berbagi
sambungan badan, tidak harus terhubung dengan saluran sumber semua
transistor.
Struktur semikonduktor–logam–oksida sederhana diperoleh dengan
menumbuhkan selapis oksida silikon diatas substrat silikon dan
mengendapkan selapis logam atau silikon polikristalin. Karena oksida silikon
merupakan bahan dielektrik, struktur MOS serupa dengan kondensator planar
dengan salah satu elektrodanya digantikan dengan semikonduktor.
Ketika tegangan diterapkan membentangi struktur MOS, tegangan ini
mengubah penyebaran muatan dalam semikonduktor. Umpamakan sebuah
semikonduktor tipe-p (dengan NA merupakan kepadatan akseptor, p kepadatan
lubang ; p = NA pada badan netral), sebuah tegangan positif VGB dari gerbang
ke badan membuat lapisan pemiskinan dengan memaksa lubang bermuatan
positif untuk menjauhi antarmuka gerbang isolator / semikonduktor,
26
meninggalkan daerah bebas pembawa. Jika VGB cukup tinggi, kepadatan
tinggi pembawa muatan negatif membentuk lapisan inversi dibawah
antarmuka antara semikonduktor dan isolator. Umumnya, tegangan gerbang
dimana kepadatan elektron pada lapisan inversi sama dengan kepadatan
lubang pada badan disebut tegangan ambang.
Sebuah transistor efek-medan semikonduktor–logam–oksida
(MOSFET) adalah berdasarkan pada modulasi konsentrasi muatan oleh
kapasitansi MOS di antara elektroda badan dan elektroda gerbang yang
terletak diatas badan dan diisolasikan dari semua daerah peranti dengan
sebuah lapisan dielektrik gerbang yang dalam MOSFET adalah sebuah
oksida, seperti silikon dioksida. Jika dielektriknya bukan merupakan oksida,
peranti mungkin disebut sebagai FET semikonduktor–logam–terisolasi
(MISFET) atau FET gerbang–terisolasi (IGFET). MOSFET menyertakan dua
saluran tambahan yaitu sumber dan cerat yang disambungkan ke daerah
dikotori berat tersendiri yang dipisahkan dari daerah badan. Daerah tersebut
dapat berupa tipe-p ataupun tipe-n, tetapi keduanya harus dari tipe yang sama,
dan berlawanan tipe dengan daerah badan. Daerah sumber dan cerat yang
dikotori berat biasanya ditandai dengan '+' setelah tipe pengotor. Sedangkan
daerah yang dikotori ringan tidak diberikan tanda.
Jika MOSFET adalah berupa kanal-n atau NMOS FET, lalu sumber
dan cerat adalah daerah 'n+' dan badan adalah daerah 'p'. Maka seperti yang
dijelaskan diatas, dengan tegangan gerbang yang cukup, diatas harga
tegangan ambang, elektron dari sumber memasuki lapisan inversi atau kanal-
n pada antarmuka antara daerah-p dengan oksida. Kanal yang menghantar ini
merentang di antara sumber dan cerat, dan arus dialirkan melalui kanal ini
jika ada tegangan yang dikenakan di antara sumber dan cerat. Jika tegangan
gerbang dibawah harga ambang, kanal kurang terpopulasi dan hanya sedikit
arus bocoran pra ambang yang dapat mengalir dari sumber ke cerat.
27
2.1.7 Amplifier
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu
komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada Op-Amp
memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan
feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan
penting. Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi
sedangkan umpanbalik negative menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open
loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti
misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi
elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105.
Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian
negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya
arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-
amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini
masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat
kecil. Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp
berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur
dinamakan golden rule,yaitu:
Aturan 1:
Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+
= v- )
28
Aturan 2:
Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0) inilah dua aturan penting
op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.
Karakteristik Dasar Op-Amp
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya Op-
amp adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial), yang mana
memiliki 2 input masukan yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting
(V+).
Gambar 2.17 Diagram schematic simbol Op-Amp
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 2.15 dengan 2 input, non-inverting
(+) dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply
(+Vcc dan –Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply
(Vcc – ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar 2.15 adalah
parameter umum dari sebuah op-amp. R-in adalah resitansi input yang nilai
idealnya infinit (tak terhingga). R-out adalah resistansi output dan besar
resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop
dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang
spesifik. Op-amp standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe
29
yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang
berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National
Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya.
Tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu
op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain.
Adder/ Penjumlah
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian
penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan
hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian
inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan
masing masing dari inverting, seperti :
Bila Rf = Ra = Rb = Rc, maka persamaan menjadi :
Tahanan Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat,
terkadang tanpa Rom sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa
Rom juga baik hasilnya. Rangkaian penjumlah dengan menggunakan
noninverting sangat suah dilakukan karena tegangan yang diparalel akan
menjadi tegangan terkecil yang ada., sehingga susah terjadi proses
penjumlahan.
30
Gambar 2.18 Rangkaian penjumlah dengan hasil negative
2.1.8 Filter
Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang
tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang filter dapat
digunakan komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (op-amp, transistor).
Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi filter pasif dan filter
aktif. Jadi filter tergantung dari tipe elemen yang digunakan pada
rangkaiannya, filterakan dibedakan pada filter aktif dan filter pasif. Elemen
pasif adalah tahanan, kapasitor dan induktor. Filter aktif dilengkapi dengan
transistor atau op-amp selain tahanan dan kapasitor. Tipe elemen ditentukan
oleh pengoperasian range frekuensi kerja rangkaian. Misal RC filter
umumnya digunakan untuk audio atau operasi frekuensi rendah dan filter LC
atau kristal lebih sering digunakan pada frekuensi tinggi.
Pertama-tama pada bagian ini menganalisa dan merancang filter
analog aktif RC menggunakan op-amp. Pada frekunsi audio, induktor tidak
sering digunakan karena badannya besar dan mahal serta menyerab banyak
daya. Induktor juga menghasilkan medan magnit.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :
31
1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih
memberikan penguatan dan sinyal input tidak sekaku seperti pada filter
pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.
2. Tidak ada masalah beban, karena tahanan input tinggi dan tahanan output
rendah. Filter aktif tidak membebani sumber input.
3. Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif, karena
pemilihan variasai dari op-amp yang murah dan tanpa induktor yang
biasanya harganya mahal.
Filter aktif sangat handal digunakan pada komunikasi dan sinyal
prosesing, tapi juga sangat baik dan sering digunakan pada rangkaian
elektronika seperti radio, televisi, telepon ,radar, satelit ruang angkasa dan
peralatan biomedik.
Umumnya filter aktif digolongkan menjadi :
1. Low Pass Filter (LPF)
2. High Pass Filter (HPF)
3. Band Pass Filter (BPF)
4. Band Reject Filter (BPF)
5. All Pass Filter (APF)
Pada masing masing filter aktif menggunakan op-amp sebagai
elemen aktifnya dan tahanan , kapasitor sebagai elemen pasifnya. Biasanya
dan pada umumnya IC 741 ckup baik untuk rangkaian filter aktif, namun op-
amp dengan high speed seperti LM301, LM318 dan lain lainnya dapat juga
digunakan pada rangkaian filter aktif untuk mendapatkan slow rate yang
cepat dan penguatan serta bandwidth bidang kerja lebih baik. Gambar output
dari filter aktif seperti tampak pada gambar berikut ini, sebagai karakteristik
responsi frekuensi dari 5 filter aktif. Responsi idealnya ditunjukkan dengan
garis terputus putus.
Low Pass Filter mempunyai penguatan tetap dari 0 Hz sampai
menjelang frekuensi cut off fH. Pada fH penguatan akan turun dengan – 3dB,
artinya frekuensi dari 0 Hz sampai fH dinamakan pass band frekuensi dengan
batas 0,707 tegangan output. Sedang frekuensi yang diredam dibawah –3dB
32
atau 0,707 Vo dinamakan stop band frekuensi. Perubahan naik turunnya
grafik karakteristik tersebut tergantung dari kualitas komponen selain bentuk
rangkaiannya.
2.2 Teori Kontrol
Sistem Kendali, yang merupakan fokus pengkajian bidang Teknik
Kendali, pada umumnya digambarkan sebagai sistem apa saja (tidak terbatas
hanya sistem-sistem yang terkait langsung dengan bidang kajian Teknik
Elektro) yang dapat di-identifikasi atau ditengarai terdiri dari minimal 2
(dua) bagian utama, yaitu:
1. Bagian (atau Sub-Sistem) Proses atau yang dikendalikan (Plant),
yang bisa merupakan peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan
luaran (output, hasil, produk, isyarat luaran, output signal) karena
dikendalikan oleh bagian pengendali.
2. Bagian (atau Sub-Sistem) Pengendali (Kontroller), yang juga bisa
merupakan peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan isyarat
kendali (kontrol signal) untuk mengendalikan kendalian.
Gambar 2.19 Konfigurasi dasar sistem kendali
Jadi secara konseptual, konfigurasi dari sistem kendali dapat
digambarkan seperti pada Gambar tersebut. Selain isyarat luaran (output
signal) dan isyarat kendali (kontrol signal) suatu sistem kendali sering
dilengkapi (walau pun tidak harus demikian) dengan isyarat umpan -balik
(feedback signal) yang dalam operasinya dibandingkan dengan suatu isyarat
masukan acuan (reference input signal) atau perintah (command ) atau set-
33
point, agar pengendali dapat menghasilkan isyarat kendali yang
mengendalikan kendalian sampai menghasilkan luaran yang diharapkan.
Sistem kendali demikian biasa dikategorikan sebagai Sistem Kendali
(dengan) Umpan-Balik (Feedback Kontrol Sistim). Tidak semua sistem
kendali merupakan sistem kendali dengan umpan-balik, banyak juga sistem
kendali yang beroperasi tanpa umpan-balik.
Jenis Sistem Kendali
Secara garis besar, sistem kendali dibagi dalam dua kategori besar :
1. Sistem Kendali Loop Terbuka
Sistem yang kelurannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kendali.
Keluaran sistem tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik
dengan masukan. Gambar menunjukan diagram sistim kendali lup terbuka
Gambar 2.20 Blok diagram sistem kendali lup terbuka
Karakteristik Sistem kendali lup terbuka :
- output tidak diukur maupun di umpanbalikkan
- bergantung pada kalibrasi
- hubungan antara output dan input diketahui
- tidak ada ‘internal disturbance’ maupun ‘eksternal disturbance’
- terkait dengan waktu.
Kelebihan:
- konstruksinya sederhana dan perawatannya mudah
- lebih murah
- tidak ada persoalan kestabilan
- cocok untuk keluaran yang sukar diukur /tidak ekonomis (contoh: untuk
mengukur kualitas keluaran pemanggang roti)
34
Kelemahan:
- gangguan dan perubahan kalibrasi
- untuk menjaga kualitas yang diinginkan perlu kalibrasi ulang dari waktu
ke waktu.
Contoh : - kendali traffic (lalu lintas)
- mesin cuci
2. Sistem Kendali Loop Tertutup
Sistem yang memiliki umpan balik untuk mengurangi kesalahan atau
beda antara masukan acuan dengan keluaran sebagaimana ditunjukkan
oleh gambar 2.19
Gambar 2.21 Blok diagram sistem kendali lup tertutup
Masukan: harga yang diinginkan
Keluaran: harga yang sebenarnya (respon plant/proses).
Sistem kendali pada sistem lup tertutup berupaya untuk mempertahankan
keluaran sistem agar sama atau hampir sama dengan masukan acuan
meskipun terjadi gangguan pada sistem. Jika terjadi perubahan pada nilai
masuka referensi, secara otomatis pengendali / kontroller akan melakukan
aksi kendali terhadap proses sesuai dengan beda atau error anatra masukan
referensi dan keluaran sehingga keluaran akan kembali sesuai dengan
masukan refrensi.
35
Contoh :
a. Sistem Kendali Lup Tertutup Manual
Gambar 2.20 Sistem kendali lup tertutup manual Gambar 2.22 Sistem kendali lup manual
b. Sistem Kendali Lup Tertutup Otomatis
Gambar 2.23 Sistem kendali lup tertutup otomatis
Gambar Sistem Kendali Lup Tertutup Otomatis dari Sistem termal
Terdapat dua jenis sistem kendali yaitu sistem kendali lup terbuka dan
sistem kendali lup tertutup. Perbedaan utama kedua jenis sistem kendali
tersebut terletak pada kehadiran umpan balik (feedback) pada sistem.
Sistem kendali lup terbuka tidak, memiliki umpan balik sehingga tidak
mampu memperbaiki keluaran jika terjadi kesalahan pada keluaran.
36
Perbaikan terhadap sistem dilakukan dengan kalibrari terhadap sistem.
Sistem kendali lup tertutp memiliki umpan balik sehingga memiliki
kemampuan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi secara langsung.
37
BAB III
APLIKASI PERALATAN ELEKTRONIKA (Instrumentasi)
di PT.SASA INTI GENDING
3.1 Operasional (Instrumentasi) BTG & Boiler
BTG dan boiler adalah salah satu utility yang berperan penting sebagai
penghasil uap panas (steam) dan energi listrik yang cukup besar selain
energi yang dipasok dari PLN. Sistem kontrol merupakan satu kesatuan
atau kumpulan dari komponen-komponen yang bekerja secara bersama-
sama untuk membentuk sauatu konfigurasi sistem yang berfungsi untuk
mengatur, memberi pentunjuk maupun memberi perintah sesuai dengan
obyek yang di kontrol. Sehingga dibutuhkan sistem kontrol guna
meningkatkan efisiensi kerja dari mesin-mesin indrustri atau produksi.
Secara umum macam-macam sistem kontrol yang ada pada BTG dan boiler
yaitu:
a. Sistem kontrol level (Volume air)
b. Sistem kontrol Pressure (Tekanan)
c. Sistem kontrol Temperatur (Suhu)
A. Instrumentasi kontrol level
1. Drum Level
Aplikasi
Pengontrolan ini bertujuan untuk menjaga ketinggian
(level) air yang ada pada tangki sebelum di alirkan ke
feed water pump menuju boiler. Pada indikator kontroler
pada ketinggihan air di jaga separu tangki, dalam
keadaan normal setting 0, keadaan high (+100 mm) dan
keadaan low (- 100).
38
Prinsip kerja
Pada saat polisher dalam tangki atau drum penuh akan
mengisi dua pipa high dan low. Perbeadaan air dalam
dua pipa dibandingkan oleh diferensial pressure
transmitter, keluaran dalam bentuk analog 4-20 mA DC
dan di tampilkan pada display dalam bentuk digital dan
induktor dalam kontroler.
Keluaran data dari kontroler dalam bentuk analog 4-20
mA DC di ubah dalam bentuk satuan Pneumatic oleh
positioner untuk menggerakan katub kontrol valve pada
feed water untuk mengisi air poliser pada tangki/drum.
2. Daerator Level
Aplikasi
Pengontrolan pada tangki daerator berfungsi untuk
menjaga ketinggian level air. Pada indikator kontroler
ketinggian air di jaga separuh isi tangki 0.2 keadaan high
(+150 mm) dan keadaan low (- 150 mm).
Prinsip kerja
Air yang didalam dideteksi oleh deferensial level
transmitter. Kemudian hasil deteksi di keluarkan dalam
bentuk analog 4-20 mA DC dan di tampilkan pada
display dalam bentuk digital dan induktor dalam
kontroler.
Keluaran data dari kontroler dalam bentuk analog 4-20
mA DC di ubah dalam bentuk satuan Pneumatic oleh
positioner untuk menggerakan kontrol valve daerator
level. Jika air drum daerator penuh maka akan
menghasilkan arus yang sehingga akan menutup kontrol
valve dan menyalakan lampu indikator high atau
sebaliknya.
39
3. Oil service Tank Level
Aplikasi
Pengontrolan ini dilakukan mengukur ketinggihan level
fuel oil yang ada pada fuel oil tank
Prinsip kerja
Pada saat fuel tank oil yang ada pada tank akan membuat
flow switch mengaktifkan kontrol sinyal dengan melalui
kontak kontrol Y pada “oil transfer pump kontrol circuit
motor Steper Panel” dan juga low switch akan mem-on-
kan relay untuk menyalakan indikator low. Pada saat fuel
tank oil yang ada pada tank sedikit akan membuat flow
switch relay untuk menyalakan indikator high sekaligus
mengaktifkan relai dan menyalakan indikator high
sekaligus interlock pada “Oil Transfer kontrol Circuit
Motor Stater Panel” .
B. Instrumentasi Kontrol Pressure
1. S/H Outlet Steam Pressure
Aplikasi
Pengontrolan ini bertujuan untuk menjaga tekanan steam
pada super heater, dimana tekanannya adalah 6 Kg/cm2
Prinsip kerja
Uap (Steam) yang keluar dari super heater menghasilkan
tekanan yang diukur oleh diferensial transmitter.
Kemudian hasilnya diubah ke bentuk analog yaitu berupa
arus 4-20 mA DC selanjutnya hasil tersebut di tampilkan
dalam bentuk digital, lampu indikator menyala dan
mengaktifkan burner kontrol panel.
40
2. Daerator Pressure
Aplikasi
Pengontrolan ini bertujuan menjaga tekanan yang ada
pada tangki daerator.
Prinsip kerja
Steam yang ada pada daerator di kuatkan oleh
kondensor kemudian di dideteksi oleh diferensial
transmitter. Kemudian hasilnya diubah ke bentuk analog
yaitu berupa arus 4-20 mA DC, selanjutnya hasil tersebut
di tampilkan oleh indikator kontroller dalam bentuk
digital dan lampu indikator. Dimana pada indikator
kontroller tekanan di setting pada 3 Kg/cm2 dalam
keadaan pemakaian normal dan keadaan high 3.5 Kg/cm2
serta keadan low 2.5 Kg/cm2, jika steam terlalu besar
maka kontrol valve akan mengecil dan lampu indikator
menyala.
3. Instrument Air Pressure
Aplikasi
Pengontrolan ini bertujuan menjaga tekanan udara dalam
pembakaran pada boiler.
Prinsip kerja
Udara yang digunakan untuk menggerakan semua
kontrol valve yang berasal dari diesel tekananya diatur
oleh pressure switch, dengan tekanan 1.02 – 10.02
Kg/cm2. Melalui kontak Y menyalakan lampu indikator.
Lampu indikator akan menyala jika tekanan udara
rendah/low
41
4. Cooling Water Pressure
Aplikasi
Pengontrolan ini bertujuan untuk mendeteksi air yang
masuk ke feed water tank.
Prinsip kerja
Tekanan air yang masuk feed water tank di dideteksi
oleh pressure switch. Pressure switch menghasilkan
sinyal yang melalui kontak relay Y, selanjutnya akan
menyala lampu indikator jika tekanan air berkurang.
5. Turbine by pass Steam Pressure
Aplikasi
Pengontrolan berfungsi untuk menjaga keadaan tekanan
sistem pada keluaran turbin yang menuju header agar
tetap mencapai 7 Kg/cm2.
Prinsip Kerja
Tekanan steam yang melewati by pass dikuatkan oleh
kondensor untuk selanjutnya dideteksi oleh diferensial
pressure transmitter. Keluaran data dari indikator
kontroler dalam bentuk analog 4-20 mA DC di ubah
dalam bentuk satuan pneumatic oleh positioner untuk
menggerakan kontrol valve pada by pass. Jika tekanan
steam besar maka turbin by pass steam reducing kontrol
valve akan membuka atau sebaliknya tapi kontrol ini
bekerja jika turbin dalam keadaan mati.
42
C. Instrumentasi Kontrol Temperatur
1. S/H Outlet Steam Temperatur.
Aplikasi
Pengontrolan untuk menjaga temperatur steam yang ada
pada super heater sebelum masuk ke turbin. Pada
indikator kontroler temperatur di setting 450o C.
Prinsip kerja
Suhu steam pada S/H Outlet Steam dideteksi oleh
thermocouple jenis J mempunyai keluaran pertama 1-5 V
DC atau 4-20 mA DC dan keluaran kedua 1-5 V DC
masuk ke kontroler untuk di ditampilkan ke dalam
bentuk tampilan digital dan hasilnya dalam bentuk
analog 4-20 mA DC. Sinyal arus dirubah ke satuan
pneumatic oleh positioner untuk menggerakan valve
pada S/H Steam Temperatur kontrol valve.
2. Turbine by pass Steam Temperatur.
Aplikasi
Pengontrolan ini untuk menjaga temperatur steam yang
menuju ke steam header, dimana temperatur kurang lebih
dari 180o C.
Prinsip kerja
Uap panas yang melalui turbin by pass di deteksi
suhunya menggunakan resistansi bulk. Dan kemudian
hasilnya dikonversikan ke indikator R/I converter dan
ditampilkan oleh indikator kontroler dalam bentuk
indikator digital. Keluaran dari indikator kontroler
berupa arus 4-20 ma DC diubah dalam satuan pneumatic
oleh positioner untuk menggerakan kontrol valve.
Kontrol valve tersebut adalah turbin by pass otomize
steam kontrol valve. Jika suhunya diatas diatas 179o C
43
maka steam temperature kontrol valve akan mengecil
dan turbin by pass steam temperatur kontrol valve
membuka agar temperatur steam tetap stabil 179o C .
Sebaliknya jika suhunya dibawah 179o C maka steam
temperature kontrol valve akan membuka lebar guna
memperbesar tekanan steam dan turbin by pass steam
temperatur kontrol valve menutup agar temperatur steam
tetap stabil 179o C
3. Pengaturan temperatur pada alat lain
3.1.1 Standart Proses
3.1.1.1 Bahan Baku
A. Air pengisi boiler dan BTG
PH= 7,60 – 9,00
M Alkalinity =max 1,49
Cl =max 2,15
TH (total hardness) traces
Ec = ≤0,7 µS/cm
B. Bahan baku Boiler
Gas Alam (Natural Gas) tekanan gas masuk dari PT.
PGN ke pipa sebelum burner P= 3 Kg/cm2
3.1.1.2 Proses
A. Boiler TG
Deaerator = Tekanan (P) = 3 Kg/cm2 dan Temperatur
(T) air = 1300-1450C
Economizer = Temperatur (T) air =1500-2000C
Boiler = Tekanan gas= 65-74 Kg/cm2 dan Tekanan
uap =7 – 8 Kg/cm2
Superheater = Tekanan (P) = 62-66,5 Kg/cm2 dan
temperature (T) air =300-4600C
44
B. Fuel oil = Tekanan pompa = 5-12 Kg/cm2 dan tekanan
Burner = 5 – 11 Kg/cm2
3.1.2 Prinsip Kerja
Mesin boiler di PT. Sasa Inti menggunakan bahan bakar Gas dari
PGN dengan P=24 Kg/cm2. Kemudian disalurkan ke mesin Boiler
dengan melalui beberapa valve. Pada dasarnya Boiler adalah suatu mesin
yang dapat menghasilkan uap secara berkesinambungan pada suatu
tekanan dan temperature tertentu, dari mesin Boiler dihasilkan 2 macam
uap yaitu uap jenuh (saturated) dan uap kering (SuperHeated). Tipe dari
Boiler di PT. Sasa Inti ini menggunakan Boiler tipe pipa air, dimana
didalam Boiler tersebut terdapat pipa – pipa yang kemudian dibakar pada
suhu dan tekanan tertentu dengan menghasilkan S/H press.out = 64
Kg/cm2 ,S/H temp.out = 4500 C untuk mengerakkan turbin yang dikopel
dengan sebuah generator sinkron melalui sistim gear box 1500 rpm
menghasilkan tenaga listrik 5172 KVA, tekanan dan temperature dari
boiler akan menjadi turun menjadi 7 Kg/cm2 karena sistem sudut-sudut
turbin dengan suhu 1700C dari turbin (Steam Super Heater). Dan menuju
ke deaerator dengan tekanan 3 – 5 Kg/cm2,yang digunakan untuk
meningkatkan suhu dari air demineral diperlukan steam dari boiler
kemudian menuju ke economizer untuk dikembalikan lagi ke boiler dan
menuju ke chimney atau cerobong asap.
45
Gambar 3.1. Flow Chart BTG
46
Gambar 3.2. Alur Sistem BTG
47
3.1.3 Bagian BTG
Berikut alat - alat yang terdapat di BTG :
1. Mix Bad Poliser
Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan air
sehingga diperoleh air yang bebas mineral yang terdapat di dalam
air tersebut yang akan digunakan untuk suatu proses tertentu
diantaranya untuk pengisi boiler (feed water). Air ini harus
mempunyai kriteria : pH antara 7,6 – 8, EC ≤ 0,5 µS/cm, CI max
2,15 , Th : traces, M. alkalinity max max 1,98.
2. Demineralized Water Tank
Merupakan bagian yang berfungsi untuk menampung air yang
telah dihilangkan zat lain yang terkandung didalam air biasa. Hal
ini bertujuan agar air yang masuk ke boiler tidak menyebabkan
karak / karat yang dapat memperpendek umur boiler.
3. Feed Water Tank
Feed water tank merupakan bak untuk menampung air yang
akan dipakai oleh boiler. Air yang ditampung di tangki ini telah
diatur kondisi mineralnya. Disini air mulai dipanaskan dengan uap
buangan dari boiler.
4. Deaerator Lift Pump
Deaerator lift pump merupakan pompa yang digunakan untuk
mengalirkan air dari feed water ke deaerator.
5. Deaerator
Deaerator merupakan tangki untuk menghilangkan kandungan
oksigen di dalam air yang akan digunakan oleh boiler. Disini air
dipanaskan sehingga tekanan air menjadi 3 Kg/cm2 dan
temperaturnya 1420 C dan mempunyai pH : 8,87 – 9. Air yang akan
menuju deaerator diinjeksi dengan oxynon H 104.
48
6. Boiler Feed Water Pump
Boiler feed water pump merupakan pompa yang digunakan
untuk memompa air dari deaerator ke boiler melalui economizer.
7. Economizer
Feed water yang akan digunakan oleh boiler dipanaskan dulu
di economizer sehingga temperaturnya naik dari 1420 C menjadi
1790 C. Pemanasan ini menggunakan gas buang hasil pemanasan
air di boiler. Dengan adanya economizer maka akan meningkatkan
efisiensi sistem dan mempercepat pemasaran di boiler.
8. Air Heater
Udara yang digunakan untuk pembakaran dipanaskan dahulu
di air heater. Pemanasan ini juga menggunakan gas buang hasil
pemanasan di boiler.
9. Boiler
Di boiler, feed water dipanaskan hingga menjadi uap. Uap
yang dihasilkan masih berupa uap basah yang mempunyai tekanan
65 kg/cm2, temperature uap 4500C dan memiliki derajat kesamaan
ph 9,2 – 10,2. Feed water sebelum masuk ke boiler diinjeksi
dengan oxynon 201 dan Kalgen 351 yang mempunyai pH antara 8
– 9. Di dalam boiler dibutuhkan udara pembakaran yang diambil
dari air heater, bahan bakar gas dan feed water.
10. Super Heater
Super heater mengubah uap basah yang dihasilkan oleh boiler
menjadi uap kering yang mempunyai tekanan 63 Kg/cm2,
temperature uap antara 4400 - 4500 C dan pH antara 8 – 9,1. Uap
kering dari super heater dikirim ke turbin uap untuk menggerakan
turbin uap. Akan tetapi, bila turbin uap tidak dioperasikan, maka
uap kering dikirim ke desuperheater dan dikondensasikan.
11. Turbin Uap
Turbin Uap digerakan oleh uap yang dialirkan dari
superheater. Karena turbin uap dikopling dengan generator, maka
49
turbin ini nantinya memutar generator sinkron. Uap yang
menggerakan turbin ini memiliki tekanan 63 Kg/cm2 dan
temperaturnya 4500C. Putaran turbin minimal 8800 rpm. Uap yang
dikeluarkan dari turbin bertekanan 7 kg/cm2, sedangkan
temperaturnya 1700 C. Kapasitas uap yang digunakan untuk
memutar turbin diatur oleh governor.
12. Generator
Generator mengkonversi energi mekanik menjadi energi
listrik. Daya yang dihasilkan generator saat putaran turbin 8800
rpm dan putaran generator 1500 rpm adalah 1570 kW dan arusnya
1131 A. Generator yang digunakan merupakan generator sinkron
dengan eksitasi generator tanpa sikat. (brushless ac generator).
13. Kondensator
Uap yang dialirkan ke kondensor nantinya berubah menjadi air
dengan cara diembunkan. Air ini selanjutnya dikirim ke water
treatment plant untuk diatur kondisi mineralnya. Pendingin yang
digunakan ialah air dingin dengan temperature 280 - 310 C yang
dialirkan dari cooling tower water.
14. Steam Heater
Steam header digunakan untuk menampung uap yang berasal
dari boiler dan uap yang dialirkan untuk memutar turbin uap. Uap
dikondisikan sehingga mempunyai kesamaan temperature dan
tekanan 1700 C, 7 Kg/cm2 , uap tersebut dimanfaatkan untuk proses
produksi.
15. Chimney (cerobong asap)
Chimney digunakan untuk membuang asap buang hasil
pembakaran boiler.
50
3.2 Sistim Pemeliharaan (Instrument) BTG dan Boiler
Untuk menjalanan BTG dan Boiler dengan baik maka perlu sistem
pemeliharaan sehingga semua peralatan dan instrument dapat berjalan dengan
baik. Sistem pemeliharaan tersebut antara lain :
1.Pengecekan secara berkala valve line feed water deminizer tank, deaerator,
feed water pump, economizer, cooling water dan chemical equiptment.
2.Semua valve yang diperlukan dibuka dan semua valve yang lain harus
ditututp sesuai keperluannya. Mulai dari valve yang mengatur temperature,
instrument udara, water level, steam untuk burner dan gas LPG serta by pass
steam trap.
3.Pemeriksaan posisi valve.
4.Pengisian minyak pelumas.
5.Periksa level pada tangki minyak.
6.Periksa aliran steam.
7.Pemeriksaan drum level yang bertujuan untuk menjaga level air yang ada
pada tangki sebelum di alirkan ke feed water pump menuju boiler.
8.Pemeriksaan kontrol level untuk menjaga level ketinggihan air pada
daerator.
9.Pemeriksaan kontrol level untuk mengukur level fuel oil pada fuel oil tank.
10.Pemeriksaan kontrol pressure untuk menjaga tekanan steam pada super
heater sehingga tekanan tetap 64 Kg/cm2.
11.Pemeriksaan kontrol pressure untuk menjaga tekanan pada tangki daerator.
12.Pemeriksaan kontrol pressure untuk menjaga tekanan udara dalam
pembakaran pada boiler.
13.Pemeriksaan kontrol pressure untuk mendeteksi air yang masuk ke feed
water tank.
14. Pemeriksaan kontrol pressure untuk menjaga tekanan sistem pada
keluaran turbine sehingga tetap 7 Kg/cm2.
15. Pemeriksaan kontrol temperatur untuk menjaga temperature steam yang
ada super heater sebelum masuk ke turbin.
51
16. Pemeriksaan kontrol temperatur untuk menjaga temperature steam yang
menuju ke steam header.
17. Pemeriksaan kontrol temperatur untuk menjaga temperature steam pada
economizer inlet water, economizer outlet water, A/H Outlet air, Boiler
Outlet Gas, economizer outlet gas, dan A/H Outlet Gas.
3.3 Operational Instrumentasi dan (Mikrokontroler) Kontrol Diesel-
Compressor
Mesin diesel pada Utility Diesel digunakan sebagai premover
(penggerak) yang dikopel dengan Generator sebagai pembangkit listrik
cadangan apabila listrik dari PLN mengalami trouble, mengalami
padam ataupun kebutuhan listrik pabrik tidak mencukupi. Generator ini
diparalel dengan PLN guna mencukupi kebutuhan listrik seluruh plant.
Apabila kebutuhan listrik seluruh plant telah tercukupi oleh PLN dan
BTG, maka Diesel pun dimatikan.
3.3.1 Data-data mesin diesel dan compressor
3.3.1.1. Diesel
Diesel 9,10 = Model8L40CXE , kapasitas 3500 KVA
Jumlah 2 unit semua terletak di diesel selatan
3.3.1.2 Compressor
Compressor pada PT Sasa Inti menghasilkan 2 macam udara yaitu:
Udara Proses
- Pressure : 2.6 – 2.95 Kg/cm2
- Temperature: 60 – 700C
- 80% udara proses disalurkan ke FP, sisanya ke PMR
dan decalsium.
Udara Instrument
- Udara instrument dibedakan 2 yaitu:
Udara untuk menggerakkan alat pneumatic dan
kontrol valve. Pressure: 6 – 7.5 Kg/cm2.
52
Udara untuk proses BO, yaitu dalam memindah
larutan antar tanki pada Proses Fermentasi.
Mesin Compressor Untuk Kebutuhan Udara Proses:
Atlas 1+2 = Type: ZA-6-AE
Kapasitas 100 Nm3/menit
Press 3,0 kg/cm2
Centac 1 = Type: 2CII45MI
Kapasitas 132 Nm3/menit
Press 1,8 kg/cm2
Centac 3 = Type: 2CII45DXMXL
Kapasitas 250 Nm3/menit
Press 1,8 kg/cm2
Centac 4 = Type: 3CII89MXZ
Kapasitas 265 Nm3/menit
Press 3,0 kg/cm2
Centac 5 = Type: 5C200MXZ
Kapasitas 472 Nm3/menit
Press 3,0 kg/cm2
Centac 6 = Type: 5CH200MX2XLP
Kapasitas 479 Nm3/menit
Press 3,0 kg/cm2
Mesin Compressor Untuk Kebutuhan Udara Instrumen:
GHH 1+2 = Type: SCREW3K20
Kapasitas 50 Nm3/menit
Press 2,5 kg/cm2
CVO 1+2 = Type: 5MX2/90
Kapasitas, 15 Nm3/menit
Press 8,0 kg,cm2
COPCO 1+2 = Type: LE9N
53
Kapasitas 1,6 Nm3/menit
Press 8,0 kg,cm2
HV 1+2 = Type: PUAS218
Kapasitas 5,5 Nm3/menit
Press 8,0 kg,cm2
3.3.2 Sistem Kontrol Kompressor dengan CMC Panel
Panel CMC adalah kontrol berbasis mikroprosesor dan sistem
pemantauan untuk Centac. CMC menangani kontrol kompresor, monitoring
serta mengontrol peralatan pembantu seperti starter motor utama, katup
solenoid kondensat dan beban solenoid valve. Panel CMC memiliki papan
komputer yang disebut Kontrol Basis Module (BCM). Pada papan ini
memiliki chip mikrokontroler dan memori yang memerintahkan panel apa
yang harus dilakukan terhadap berbagai masukan tekanan dan suhu. Semua
perangkat keras untuk analisis data, jumlah input dan output (I / O) poin dan
memori sistem yang optimal dipilih secara akurat untuk mengontrol dan
melindungi Centac kompresor.
Fitur dari sistem CMC adalah:
Kemudahan penggunaan hanya dua belas tombol untuk membantu para
operator OUI(Operating User Interface)
Beberapa fungsi, 240 x 128 pixel grafis LCD untuk menampilkan data,
status operasi dan operator dasar instruksi.
Memberikan indikator keluaran dan untuk membantu menentukan
penyebab dalam proses yang terjadi pada kompresor.
Dasar Kontrol CPU berjalan pada 25MHz Modul Basis Modul Kontrol,
Operator Antarmuka Pengguna dan Modul Komunikasi Universal mampu
komunikasi serial pada baud 38.400
54
Operasional port untuk berkomunikasi ke Kontroller Sistem Udara (ASC),
Air Sistim Manager(ASM) atau Sistem Kontrol Terdistribusi lainnya (DCS)
melalui protokol Modbus.
3.3.3 BCM ( BASE CONTROL MODULE)
Kontrol Basis Module (BCM) adalah otak dan jantung dari sistem. Hal
ini memungkinkan CMC untuk berkomunikasi dan mengontrol kompresor
dengan alat penunjang lainnya. Tiga BCM dapat dihubungkan ke dalam
sistem tunggal bila diminta. Hal ini secara efektif memungkinkan CMC untuk
mengontrol dan memonitor pratically sistem apapun. Modul User Interface
menggabungkan 240x128 piksel Tampilan Liquid Crystal (LCD) dengan
keypad 12-tombol. Unit tampilan standar menyediakan pengguna dengan
semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat mengendalikan keputusan
tanpa harus menekan banyak tombol atau mengingat data penting. Karena
data kontrol sebagian besar selalu ditampilkan, pengguna tidak akan harus
ingat perintah panjang menu.
55
Gambar 3.3 Base Kontrol Modul (BCM)
56
Berikut ini tabel deskripsi connector pada BCM
Tabel 1 Deskripsi connector pada BCM
57
Tabel 2 Connector I/O pada BCM
58
3.3.4 Universal Communication Module (UCM) sebagai HMI (Human
Machine Interface)
UCM ( Universal Communication Module) merupakan alat yang
berfungsi sebagai HMI yang menyediakan sistem kontrol dengan antarmuka
standar industri sehingga CMC dapat berkomunikasi dengan beberapa sistem
lainnya.
Gambar 3.4 Tampilan Univesrsal Communication Modul (UCM)
59
Tabel 3 LED indikator dan Parameter Komunikasi pada UCM
60
Tabel 4 Alamat I/O pada UCM
61
Sistem Keseluruhan pada CMC
Gambar 3.5 Sistem Keseluruhan pada CMC
UCM menyediakan sistem kontrol dengan antarmuka standar
industri untuk Sistem Pengendalian Terdistribusi menggunakan RS-422 atau
RS-485 dengan protokol Modbus.UCM juga mendukung Allen-Bradley DF1
protokol. Dengan pemilihan standar ini, CMC dapat berkomunikasi dengan
beberapa sistem, misalnya, Air System Controller (ASC) dan Air System
Manager (ASM).
62
3.4 Operasional (Microprosesor) Kontrol Water Chiller
Water Chiller merupakan bagian yang bertugas mendistribusikan air
dingin untuk digunakan sebagai pendingin dalam proses produksi. Water
chiller memiliki dua bagian yaitu chilled water dan cooling tower. Chilled
water menghasilkan air dingin dengan suhu antara 50C - 70C dan 180C - 200C
sedangkan cooling tower menghasilkan air dingin dengan suhu antara 290C -
310C. Masing – masing dioperasikan oleh mesin Trane.
3.4.1 Unit Kontrol Panel (UCP) Pada Mesin Trane
Dalam utility water chiller juga terdapat sebuah alat untuk melakukan
pengontrolan yaitu unit kontrol panel (UCP). UCP ini dalam beberapa
kontrol modul yang lain disebut dengan LLID (Low Level Intelegen Device).
Sebuah IPC (Interprocecor Communication) bus dapat menghubungkan
antara LLID tersebut dengan prosesor utama.
Pengontrolan pada Chiller adalah kunci utama dari kinerja chiller.
Seperti mesin centrifugal Trane CenTraVac yang melakukan penyerapan
dengan garis Horizon chiller menggunakan kecerdasan UCP untuk
mendapatkan kinerja yang terbaik.
Gambar 3.6 Bagian-Bagian pada Mesin Trane
Letak dari Unit Kontrol Panel dari mesin trane bisa dilihat pada gambar di
atas.
63
UCP2 (Unit Kontrol Panel 2) atau disebut Kontrol Panel Unit versi 2
yang merupakan suatu sistem kontrol mikroprosesor adalah kumpulan modul
dan perangkat lunak yang melakukan sistem kontrol, perlindungan, dan
optimalisasi fungsi untuk chiller CVGF. Semua modul kontrol elemen berada
pada panel kontrol dan dipasang pada panel backplane. Unit Kontrol Panel ini
mempunyai beberapa fitur fungsi kontrol yaitu:
• Mengontrol temperatur fluida yang meninggalkan evaporator
• Mengontrol batas evaporator pada suhu rendah
• Mengontrol batas suhu rendah
• Mengontrol aliran fluida melalui AFD
• Mencegah gangguan dalam sistem melalui Kontrol Adaptive
• Mengatur batas tekanan pada suhu tinggi Generator
Dan pada pada monitor panel akan menampilkan beberapa data yaitu:
• Pengukuran suhu air yang masuk dan keluar dari evaporator dan
kondensator
• Absorber / kondensor air temperatur masuk dan keluar
• Pemakaian daya mesin
• Tampilan tegangan
• Jam operasional mesin
• Pengaturan dan operasional purge
Sedangkan Interface yang terhubung dengan UCP2 adalah
• Mesin Eksternal dengan keluaran indikasi alarm
• Mesin Eksternal dengan keluaran indikasi peringatan
• Batas Eksternal dengan keluaran indikasi peringatan
• Indikasi keluaran Kapasitas maksimum
• Eksternal auto-stop/emergency
• Setpoint air dingin eksternal
Unit Kontrol Panel pada utility water chiller di PT. Sasa Inti Gending,
Probolinggo ada beberapa macam, karena mengikuti perkembangan teknologi
yang semakin maju. Berikut ini adalah macam unit kontrol panel (UCP) yang
ada pada PT. Sasa Inti Gending, Probolinggo :
64
a. UCP 695
Berikut merupakan tampilan/display dari Unit Kontrol Panel (UCP) 695
Gambar 3.7 Tampilan Unit Kontrol Panel (UCP)
b. UCP2
Gambar 3.8 Tampilan Unit Kontrol Panel (UCP)
65
Berikut adalah beberapa level mode yang muncul dalam display/monitor:
Stopped = menghentikan dari proses dan akan membutuhkan tindakan
pengguna untuk pergi ke Auto.
Run Inhibited = menghentikan unit yang dihentikan dari saat proses
dengan Tracer, Eksternal BAS, atau Atur ulang Auto diagnostik.
Auto = menentukan apakah ada kebutuhan untuk menjalankan.
Waiting to Start = perintah yang dibutuhkan untuk menunggu sebelum
kompresor dijalankan
Starting Compressor = kompresor dijalankan
Running = Kompresor berjalan tanpa batas yang berlaku.
Running-limit = Kompresor berjalan dengan batas berlaku.
Preparing to Shutdown = Unit menutup inlet guide vanes sebelum
mematikan kompresor.
Shutting Shutdown = telah berhenti dan melakukan shutdown.
c. Tracer AdaptiView
Gambar 3.9 Tampilan Unit Kontrol Panel (UCP)
66
Gambar 3.10 Tampilan Menu pada Unit Kontrol Panel (UCP)
67
3.4.2 Remote Mounted Starter
Pada sebuah mesin Trane CVGF utility water chiller dikemas dalam
sebuah pendingin air sentrifugal menggunakan refrigeran HFC-134a yang
terdiri dari sebuah hermetis dua-tahap, gigi-drive kompresor sentrifugal,
evaporator, kondensor, economizer interstage, unitmounted mikroprosesor
berbasis kontrol panel dan kompresor motor starter.
Remote Mounted Starter mempunyai beberapa jenis yaitu, Wye Delta,
Across the Line, dan Solid State . Modul Starter menyediakan logika untuk
memberikan perlindungan motor dan kompresor yang overload, pembalikan
fase, kehilangan fase, fase ketidakseimbangan, tegangan di atas /bawah
normal, kondisi restart, surge dan kehilangan daya sesaat. Modul starter
(2U1/yang ada pada PT. Sasa ) melakukan kontrol starter ketika memulai,
menjalankan dan menghentikan motor. Modul-modul Starter menyediakan
untuk antarmuka, dan pengendalian, Y-Delta dan Solid-State starter.
Unit-mount starter dapat menjadi bintang 1-delta atau solid-state dalam
1 tipe jenis NEMA sampai dengan 952 RLA pada 380-480 Volts (bintang-
delta), 900 RLA pada 481-600 Volts (bintang-delta), dan 1472 RLA pada
380-600 volt (solid-state). Remote-mount starter dapat menjadi bintang-delta
atau solid-state untuk tegangan rendah. Semua dalam 1 jenis tipe NEMA
hingga 1402 pada 380-600 volt RLA (bintang-delta), 1472 RLA di 380-600
Volts (solid-state), dan 360 RLA pada 3300-6600 volt (x-line, reaktor primer,
dan ototransformator)
68
Berikut letak/posisi Unit Mounted Starter
Gambar 3.11 Unit Mounted Starter pada Water Chiller
Tabel 5 Alarm Reset
69
Gambar 3.12 Solid State Starter
Tabel 6 Alarm Solid State Starter
70
3.5 Sistem Pemeliharaan (Microprocecor) Kontrol Water Chiller
Dalam pemeliharaan sistem kontrol pada utility chiller maka ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
- Unit Kontrol Panel (UCP)
Operator harus tahu dan paham akan kondisi Unit Kontrol Panel
(UPC), baik saat terjadi penurunan tegangan utama, maupun saat
terjadi gangguan pada alat/mesin chiller
Pengecekan secara berkala (tiap jam) pada Unit Kontrol Panel
sehingga tahu jika ada kendala pada mesin chiller maupun kondisi
air (baik yang dari proses maupun menuju proses)
Melakukan perawatan yang rutin untuk mencegah kotoran masuk
ke dalam mesin
- Remote Mounted Starter
Gunakan twisted pair untuk rangkaian kontrol IPC antara starter
dan UCP2 pada starter dipasang terpencil. Kawat yang disarankan
adalah Beldon Tipe 8760, 18 AWG atau setara, untuk berjalan
hingga 1000 kaki [305 m]
Pisahkan tegangan rendah (kurang dari 30V) kabel dari kabel V
115 dengan memakai saluran masing-masing
Saat arah rangkaian kontrol IPC keluar dari posisi/letak starter,
pastikan bahwa itu setidaknya 6 "[152 mm] dari semua kabel yang
membawa tegangan yang lebih tinggi, misalnya, 115 V
Untuk UCP2: IPC harus terlindung, twisted-pair kabel, perisai
harus didasarkan pada salah satu ujungnya saja, di UCP2 tersebut.
Ujung lainnya harus terselesaikan dan ditempel kembali pada
selubung kabel, untuk mencegah kontak apapun.
71
BAB IV
ANALISA PRINSIP KERJA DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSMITTER DENGAN SISTEM
PLAT ORIFICE PADA UTILITY WATER CHILLER DI PT SASA INTI
GENDING
4.1 Tujuan Analisis
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja dari Differential
Pressure Transmitter yang digunakan pada plant water chiller. Pengukuran
ini sangatlah penting untuk mengetahui jumlah air yang mengalir selama
proses berlangsung, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi agar tetap
stabil.
4.2 Data Hasil Penelitian
Water Chiller merupakan bagian yang bertugas mendistribusikan air
dingin untuk digunakan sebagai pendingin dalam proses produksi. Water
chiller memiliki dua bagian yaitu chilled water dan cooling tower. Berikut
diagram alir dari Plant Water Chiller.
Gambar 4.1 Diagram alur proses di Water Chiller
Kebutuhan air dingin yang digunakan dalam proses produksi harus
dihitung jumlah penggunaannya. Salah satu alat yang bisa mengukur jumlah
air adalah Differential Pressure Transmitter (DPT). DPT adalah salah satu
72
peralatan pengukur aliran fluida maupun uap yang dipergunakan untuk
mengukur besarnya jumlah fluida yang mengalir dalam pipa, dan Differential
Pressure Transmitter juga berfungsi sebagai alat untuk penghasil keluaran
dari pengukuran dan perantara penghubung antara yang ada dilapangan
dengan ruang kontrol.
Differential Pressure Transmitter ini berfungsi untuk mengirimkan
atau mentransmisikan data yang diukur dilapangan (vessel, pipe etc) ke unit
penerima pada ruang kontrol (Kontrol Room) dan selanjutnya digunakan
untuk melakukan aksinya misal mengurangi/menutup valve. Transmitter ini
menggunakan sistem dua kabel transmisi, dimana kabel tersebut berfungsi
sebagai pengiriman sinyal dan sebagai sumber tenaga. Differential Pressure
Transmitter ini mengukur sinyal proses (input) yang dikirim dari lapangan
kemudian diubah menjadi sinyal instrument dengan range 4 mA s/d 20 mA,
dengan indikasi sebanding dengan 0 s/d 100%.
Untuk mengukur tingkat aliran yang mengalir di Utility Water Chiller,
digunakan Differential Pressure dengan system plat orifice. Plat Orifice
adalah bentuk paling umum dari pembatasan yang digunakan dalam
pengukuran aliran. Orifice merupakan salah satu komponen dari perangkat
primer (primary device) untuk mengukur aliran dengan menggunakan prinsip
mengubah kecepatan aliran, riilnya yaitu mengubah luasan yang dilalui aliran
fluida tersebut. Perubahan kecepatan setelah melalui orifice plate tersebut
berkaitan dengan perubahan tekanan (differential pressure). Perubahan
tekanan ini yang kemudian diukur (di tapping) dan kemudian diasosiakan
dengan laju aliran.
73
Gambar 4.2 DPT di Water Chiller
Sebuah orifice pada dasarnya adalah sebuah plat logam tipis dengan
lubang di tengah yang memiliki jarak pada satu sisi di mana spesifikasi jarak
berasal dari pabrikan. Sisi atas dari plat orifice biasanya memiliki tepi tajam.
Gambar di bawah menunjukkan plat orifice representatif.
Gambar 4.3 Plat Orifice Representative dan plat orifice
Dengan adanya plat orifice dalam pipa, tekanan statis sedikit
meningkat pada atas lubang (karena efek balik tekanan) dan kemudian
menurun ketika aliran melewati lubang, dan mencapai pada titik minimum
yang disebut vena contracta dimana kecepatan aliran berada pada tingkat
maksimum (lihat Gambar 4.4 Vena Contracta). Di luar titik ini, tekanan statis
mulai normal dan aliran akan melambat. Selain itu beberapa energi tekan
diubah menjadi suara dan panas karena gesekan dan turbulensi pada plat
orifice. Gambar di bawah memperlihatkan profil tekanan instalasi plat orifice.
74
Gambar 4.4 Vena Contracta.
Gambar 4.5 Oriface Plate Installation
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa ada hubungan antara tekanan
fluida dan kecepatan fluida. Dengan mengukur perbedaan tekanan fluida
antara bagian pipa normal dan di vena contracta akan didapatkan tingkat
aliran volumetrik dan laju aliran massa dari persamaan Bernoulli.
Tingkat aliran volumetrik (Q) dalam m³ / s :
75
A1 = luas penampang pipa sebelum plat Lubang (m²)
A2 = luas penampang Hole Lubang (m²),
P1 = tekanan fluida hulu Pa atau kg / cm ²
P2 = tekanan fluida hilir, Pa atau kg / cm²
p1 = densitas cairan, dalam kg / m³
Sehingga tingkat aliran volumetric dapat ditulis menjadi :
Q = K x (P/)1/2
Dan laju aliran massa (m) pada setiap titik dalam kg / s :
m = x Q
Dimana :
m = laju aliran massa dalam kg / s
Q = Laju alir volumetrik dalam m³ / s
= densitas cairan dalam kg / m³
Kecepatan fluida upstream (V1) dalam m / s ,
V1 = Q/A1
Q = Laju alir volumetrik dalam m³ / s
A1 = luas penampang pipa sebelum plat Lubang di m²
Kecepatan fluida melalui lubang orifice (V2) dalam m / s
V2 = Q/A2
Q = Laju alir volumetrik dalam m³ / s
A2 = luas penampang Hole Lubang di m²,
4.3 Pembahasan
Pemasangan plat orifice dalam pipa bertujuan untuk menciptakan
perbedaan tekanan antara fluida bagian inlet dengan outlet. Perbedaan tekanan
tersebut dibaca oleh Differential Pressure Transmitter (DPT). Di dalam DPT
terdapat kapsul yang mampu mengukur perbedaan tekanan yang diukur.
Prinsip kerjanya yaitu ketika ada tekanan yang masuk ke dalam kapsul
tersebut, detector yang terhubung dengan membran akan bergerak dan
76
memberikan sinyal berupa arus listrik sebesar 4 – 20 mA. Berikut ini gambar
konstruksi dari Differential Pressure.
Gambar 4.6 Konstruksi DP Transmitter
Sensor tekanan diletakkan disisi plat bagian inlet (P1) dan satu lagi
dibagian sisi plat bagian outlet (P2). Jika terjadi aliran dari inlet ke outlet,
maka tekanan P1 akan lebih besar dari tekanan outlet P2. Instalasi yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini menunjukkan bahwa tekanan tinggi
dan tekanan rendah keran dari perangkat utama dideteksi oleh sensor pada
sebuah diferensial pressure (D / P). Output dari bagian D/P bekerja pada
sebuah tekanan untuk mili-amp transduser yang menghasilkan sinyal 4-20
mA.
Gambar 4.7 Orifice Plate dengan laju aliran
77
Sesuai dengan hukum Bernoulli, sistem sederhana ini dapat
memberikan indikasi laju aliran (Q) yang sebenarnya transmisi sinyalnya
sebanding dengan tekanan diferensial (ΔP). Namun, karena hubungan antara
laju aliran (Q) dan ΔP tidak linear, maka sistem tersebut tidak akan tepat
dalam instrumentasi atau pengukuran yang membutuhkan hubungan linear
atau skala. Pada kenyataannya tekanan diferensial (ΔP ) meningkat sebanding
dengan kuadrat dari laju aliran (Q).
Dari DPT (Differential Pressure Transmitter) terjadi perubahan
parameter tekanan menjadi parameter arus (mA), dimana DPT tersebut hanya
dapat mentransmisikan sinyal dalam range (mA) tertentu sesuai dengan
spesifikasi dari DPT itu sendiri yaitu sebesar 4-20 mA. Sinyal ini kemudian
dikirim dari FT (Flow transmitter) ke sebuah ekstraktor. Ekstraktor kemudian
memproses sinyal dari FT menjadi hasil akar kuadrat agar sebanding atau
linier dengan laju aliran dan menghasilkan arus 4 – 20 mA yang kemudian
ditransmitter masuk ke flow computing totalizer atau bisa diolah ke dalam
kontroler. Di flow computing totalizer inilah sinyal dari FT bisa dibaca laju
aliran di dalam pipa (Q) secara digital.
Gambar 4.8 Square Root Extractor Instalation
78
Gambar 4.9 Grafik nilai Ekstraktor akar kuadrat input dan output
Gambar 4.10 Flow Computing Totalizer
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan secara langsung di PT. Sasa Inti Gending –
Probolinggo dan bedasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1). BTG
BTG merupakan Plant pembangkit listrik uap pembantu PLN
memasok listrik bagi seluruh pabrik. BTG memiliki kontrol digital
yang terpusat dari sensor level, tekanan, suhu, dan aliran yang
terhubung pada tampilan I/O dan kontrol valve.
BTG terdiri atas :
Boiler : Sebagai Pembangkit uap untuk menggerakkan
turbin atau untuk proses lain yaitu pengeringan pemanasan.
Turbine uap : Sebagai komponen yang mengubah energi
tekanan uap menjadi mekanis berupa putaran
Generator : Sebagai pembangkit tenaga listrik dengan
memanfaatkan energi mekanis berupa putaran ke arus
listrik.
Kinerja dari sistim kontrol tersebut dibantu dengan sebuah
kontrol valve yang mekanisme kerjanya diatur oleh sebuah indikator
kontroller.
2). Water Chiller
Water Chiller berfungsi menyuplai air pendingin untuk
keperluan proses. Kontrol Water Chiller merupakan self kontrol.
Ada yang berupa digital ada yang berupa manual. Sensor yang
digunakan berupa sensor suhu, tekanan, getaran dan saklar aliran.
80
3). Diesel dan Kompresor
Kompresor merupakan penyuplai udara bertekanan tertentu
untuk proses pneumatic. Mesin kompresor memiliki kontrol digital
yang bisa terhubung LAN oleh PC ataupun pemonitor lain. Sensor
yang digunakan pada mesin kompresor berupa sensor tekanan,
aliran, getaran, hentakan dan suhu.
5.2 Saran Dan Kesan
Sesuai dengan penelitian yang kami lakukan di PT.Sasa Inti selama Kerja
Praktek terutama pada bagian utility water chiller, sebagai saran kedepannya agar
dalam proses operasional:
1. Seiring dengan kemajuan teknologi,agar dalam mengoperasikan
valve pada tanki-tanki penampungan cooling tower sebaiknya bisa
dilakukan secara otomatis melalui panel-panel khusus.Hal ini
memungkinkan operator tidak harus langsung kelapangan untuk
memutar valve yang pada lokasi tangki cooling tower yang
volumenya terlalu tinggi atau yang volumenya terlalu rendah.
2. Dengan adanya panel khusus yang dapat mengatur valve
secara otomatis (misalnya panel kontrol valve elektrik) pada tanki-
tangki penampungan cooling tower maka didapatkan efisiensi
waktu karena operator dapat mengatur putaran valve secara
terpusat,tanpa harus langsung turun kevalve-valve yang letaknya
biasanya berada didekat tangki-tangki. Hal ini dikarenakan PT.Sasa
Inti memiliki cooling tower yang cukup banyak yaitu sejumlah 17
buah.
81
Pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Sasa Inti sudah cukup banyak membantu
mahasiswa, karena di PT. Sasa Inti mahasiswa dibimbing untuk mengenal lebih
jauh peralatan-peralatan listrik yang tidak dimiliki oleh kampus, selain itu juga
mahasiswa dapat lebih mengenal kehidupan di lingkungan perusahaan. Karyawan
di tempat penempatan Kerja Praktek juga telah memperlakukan mahasiswa
dengan sangat baik sehingga mahasiswa dapat beradaptasi dengan lebih mudah.
Alangkah lebih baik lagi jika di setiap bagian penempatan Kerja Praktek diberikan
pembimbing lapangan khusus sehingga mahasiswa dapat lebih mudah dalam
berkonsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bagian tersebut.
82