i
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT. BAUJENG PLYWOOD BERNAS
Oleh:
Dewa Made Dharma Yasa
NPM : 14 06 07687
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2017
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kerja
praktek di Baujeng Plywood Bernas hingga penyusunan Laporan Kerja Praktek
tepat pada waktunya.
Penulisan Laporan Kerja Praktek bertujuan untuk memenuhi syarat kelulusan
Mata Kuliah Kerja Praktek PSTI UAJY dan menjadi bukti bahwa Mahasiswa yang
bersangkutan telah mengikuti dan melaporkan semua kegiatan yang dilakukan di
PT. Baujeng Plywood Bernas.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ridwan selaku pembimbing lapangan selama pelaksanaan Kerja
Praktek.
2. Bapak Antonius Hadi selaku pemilik perusahaan PT. Baujeng Plywood
Bernas.
3. Bapak Brilianta Budi N, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
4. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. selaku Kaprodi Teknik Industri
5. Ibu Deny Ratna Yuniarta, S.T., M.T. selaku Sekretaris Prodi Teknik Industri
6. Orang tua yang selaku mendukung serta memberikan doa selama
pelaksanaan Kerja Praktek dan penysunan laporan
7. Seluruh Staff dan karyawan PT. Baujeng Plywood Bernas yang telah
membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Kerja Praktek masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis juga mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Yogyakarta, 5 Juni 2017
Dewa Made Dharma Yasa
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 2
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan 4
2.3. Manajemen Perusahaan 7
BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Perusahaan 11
3.2. Peta Proses Operasi 12
3.3. Produk yang Dihasilkan 14
3.4. Proses Produksi 17
3.5. Fasilitas Produksi 25
vi
BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan 36
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 36
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 36
4.4. Hasil Pekerjaan 39
BAB 5 PENUTUP 58
DAFTAR PUSTAKA xiii
LAMPIRAN xiv
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Grade Core 18
Tabel 4.1. Data Anthropometri 46
Tabel 4.2. Data Sistem Kerja untuk Gerobak Angkut Stick 47
Tabel 4.3. Data Sistem Kerja untuk Troley Angkut Repair 47
Tabel 4.4. Data Sistem Kerja untuk Kereta Angkut Produksi Plywood 47
Tabel 4.5 Data Analisis Ergonomi 48
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Analisis REBA Gerobak Angkut 50
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis REBA Troley Angkut Repair 52
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Analisis REBA Kereta Angkut 32
viii
DATAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Baujeng Plywood Bernas 5
Gambar 3.1. Proses Bisnis Perusahaan 11
Gambar 3.2. Peta Proses Operasi Plywood Tebal 2.7 mm 13
Gambar 3.3. Plywood Tebal 2.7 mm 14
Gambar 3.4. Plywood Tebal 3.6 mm 14
Gambar 3.5. Plywood Tebal 4.8 mm 14
Gambar 3.6. Plywood Tebal 7.5 mm 15
Gambar 3.7. Plywood Tebal 9 mm 15
Gambar 3.8. Plywood Tebal 12 mm 16
Gambar 3.9. Plywood Tebal 15 mm 16
Gambar 3.10. Plywood Tebal 18 mm 16
Gambar 3.11. Plywood Banci Tebal 7.5 mm 17
Gambar 3.12. Alur Produksi Core 18
Gambar 3.13. Alur Produksi Face Back 20
Gambar 3.14. Alur Produksi Plywood 22
Gambar 3.15. Mesin Rotary Matic 25
Gambar 3.16. Mesin Asah Pisau Rotary Matic 26
Gambar 3.17. Chamber 26
Gambar 3.18. Mesin Rotary Daeshung 27
Gambar 3.19. Mesin Rotary China 27
Gambar 3.20. Mesin Rotary Spindles 27
Gambar 3.21. Mesin Asah Pisau Mesin Rotary Daeshung, China, dan Spindle 28
Gambar 3.22. Continous Dryer 28
ix
Gambar 3.23. Press Dryer 29
Gambar 3.24. Core Builder 29
Gambar 3.25. Scrap Joint 29
Gambar 3.26. Boiler 30
Gambar 3.27. Tangki Resin 30
Gambar 3.28. Mixer 31
Gambar 3.29. Glue Spreader 31
Gambar 3.30. Cold Press 32
Gambar 3.31. Hot Press 32
Gambar 3.32. Sizer 32
Gambar 3.33. Sanding Kalibrasi 33
Gambar 3.34. Sanding Finishing 34
Gambar 3.35. Forklift 34
Gambar 3.36. Gerobak Angkut 35
Gambar 3.37. Kereta Angkut 35
Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksaan Pekerjaan 38
Gambar 4.2. Gerobak Angkut Stick 40
Gambar 4.3. Besi Alat Angkut Repair 41
Gambar 4.4. Kegiatan Memilah Hasil Repair 41
Gambar 4.5. Kegiatan Memposisikan Stick Besi 41
Gambar 4.6. Kegiatan Mengangkat Hasil Repair 42
Gambar 4.7. Kegiatan Memindahkan Hasil Repair 42
Gambar 4.8. Kegiatan Menempatkan Hasil Repair 43
Gambar 4.9. Kereta Angkut 44
Gambar 4.10. Dorongan Awal 45
x
Gambar 4.11. Dorongan Lanjutan 45
Gambar 4.12. Dorongan Akhir 45
Gambar 4.13.Gerobak Angkut 3D 49
Gambar 4.14.Gerobak Angkut Tampak Atas 49
Gambar 4.15.Gerobak Angkut Tampak Belakang 49
Gambar 4.16. Gerobak Angkut Tampak Samping 50
Gambar 4.17. Troley Angkut Repair 3D 51
Gambar 4.18. Troley Angkut Repair Tampak Atas 51
Gambar 4.19. Troley Angkut Repair Tampak Belakang 51
Gambar 4.20.Troley Angkut Repair Tampak Samping 52
Gambar 4.21. Kereta Angkut pada Produksi Plywood 3D 54
Gambar 4.22. Kereta Angkut pada Produksi Plywood Tampak Atas 54
Gambar 4.23. Kereta Angkut pada Produksi Plywood Tampak Belakang 55
Gambar 4.24. Kereta Angkut pada Produksi Plywood Tampak Samping 55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengolahan Data Menggunakan Software Microsoft Excell Dimensi
TSB
ampiran 2. Pengolahan Data Menggunakan Software Microsoft Excell Dimensi
LBH
Lampiran 3. Pengolahan Data Menggunakan Software Microsoft Excell Dimensi
LTT
Lampiran 4. REBA Mendorong Gerobak Stick Sebelum
Lampiran 5. REBA Mendorong Gerobak Stick Setelah
Lampiran 6. REBA Dorongan Awal Sebelum
Lampiran 7. REBA Dorongan Lanjutan Sebelum
Lampiran 8. REBA Dorongan Akhir Sebelum
Lampiran 9. REBA Dorongan Awal Setelah
Lampiran 10. REBA Dorongan Lanjutan Setelah
Lampiran 11. REBA Dorongan Akhir Setelah
Lampiran 12. REBA Mengambil Hasil Repair Setelah
Lampiran 13. REBA Membawa Hasil Repair Setelah
Lampiran 14. REBA Meletakan Hasil Repair Setelah
Lampiran 15. REBA Memilah Hasil Repair (Kanan) Sebelum
Lampiran 16. REBA Memilah Hasil Repair (Kiri) Sebelum
Lampiran 17. REBA Memposisikan Besi (Kiri) Sebelum
Lampiran 18. REBA Memposisikan Besi (Kanan) Sebelum
Lampiran 19. REBA Mengangkat Hasil Repair (Kiri) Sebelum
Lampiran 20. REBA Mengangkat Hasil Repair (Kanan) Sebelum
Lampiran 21. REBA Memindahkan Hasil Repair (Kiri) Sebelum
xii
Lampiran 22. REBA Memindahkan Hasil Repair (Kanan) Sebelum
Lampiran 23. REBA Menempatkan Hasil Repair (Kiri) Sebelum
Lampiran 24. REBA Menempatkan Hasil Repair (Kanan) Sebelum
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan,
mengembangkan dan mensimulasikan etos kerja profesional sebagai calon
sarjana Teknik Industri.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahan masalah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kerja praktek kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan,
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinyu,
c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing
lapangan,
d. Mengamati perilaku sistem, dan
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis.
Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan
yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu
memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI
UAJY.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
2
d. Melihat secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnisnya.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya
yang ada di perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 12
Agustus 2017 di PT. Baujeng Plywood Bernas, Desa Baujeng, Kecamatan Beji,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
3
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
2.1.1. Sejarah Perusahaan
PT Baujeng Plywood Bernas berdiri pada tahun 2013 dipimpin oleh Bapak
Antonius Hadi Tjondro. Pada saat pertama kali berdiri PT. Baujeng Plywood
Bernas sudah berbadan hukum Perseroan Terbatas. Di awal berdirinya, PT.
Baujeng Plywood Bernas hanya memperkerjakan sebanyak 52 orang karyawan
dengan total kapasitas produksinya hanya 300 m3. Seiring berjalannya waktu,
PT. Baujeng Plywood Bernas mengalami peningkatan pada kapastitas produksi
dari 300 m3 menjadi 500 m3, 600m3, 700 m3, 1000m3, 1200 m3 hingga yang
terakhir mencapai 4000 m3 pada bulan juli 2017. PT. Baujeng Plywood Bernas
sendiri berlokasi di Desa Baujeng Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa
Timur.
PT Baujeng Plywood Bernas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang produksi kayu lapis dengan ukuran produk plywood yang dihasilkan
memiliki panjang dan lebar 122 cm x 244 cm serta dengan ketebalan tertentu.
Sejak awal pertama berdiri hingga sekarang PT. Baujeng Plywood Bernas belum
pernah melakukan relokasi pabrik dan pergantian kepemimpinan.
2.1.2. Profil Perusahaan
Berikut ini akan disajikan mengenai profil perusahaan dari PT. Baujeng Plywood
Bernas:
a. Nama Perusahaan : PT. Baujeng Plywood Bernas
b. Lokasi Perusahaan : Desa Baujeng, Kecamatan Beji, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur
c. Pimpinan Perusahaan : Antonius Hadi Tjondro
d. Nomor Telepon : (+62343) 642192
Nomor Faximile : (+62343) 642194
e. Jumlah Karyawan : 800 orang
f. Produk Yang Dihasilkan : Plywood
4
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan adalah susunan dari hubungan setiap bagian
sistem dalam perusahaan yang menampilkan kedudukan, tugas, dan wewenang
serta tanggung jawab setiap tingkat manajemen dalam suatu organisasi. Berikut
ini akan di tampilkan struktur organisasi dan deskripsi dari tiap departemen kerja
yang ada di PT. Baujeng Plywood Bernas.:
2.2.1. Struktur Organisasi PT. Baujeng Plywood Bernas
Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Baujeng Plywood Bernas terdiri atas
komisaris utama, direktur utama, wakil MGT, divisi produksi, divisi logs, PPIC,
marketing, purchasing, logistics, maintenance, HRD, supervisor dan para pekerja
administrasi. Untuk divisi produksi membawahi kepala shift yakni shift pagi dan
malam. Berikut ini adalah struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Baujeng
Plywood Bernas:
5
Produksi
Gusnadi
Logs
Syarif
PPIC
Ridwan I
Marketing
Johan Ito
Purchasing
Barry R.S
Logistics
Endah Jati
Maintenance
Gatot Slamnet R
HRD
Yayuk S.I
Komisaris
Antonius Hadi
Direktur
Andreas Gustan
Administras
i
Administras
i
Administras
i
Administras
i
Administras
i
Administras
i
KA Shift A
Warcam
KA Shift B
Nurcholif
- Pengawas
- Administrasi
Plywood
- Scrapjoin
- Repair
- Glue
- Hot/cold
press
- Operasi
- Finishing
- Umum
Face/Back
- Rotary
- Dryer
- Repair FB
- Potong
- Asah
- Umum
Administras
i
Wakil MGT
Tumino
Legal
Security
Umum
STRUKTUR MANAGEMENT
PT. BAUJENG PLYWOOD
BERNAS
BERNAS PLYWOOD
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Baujeng Plywood Bernas
6
2.2.2. Departemen PT. Baujeng Plywood Bernas
Berikut ini akan dijelaskan mengenai fungsi dari masing-masing departemen
kerja yang ada di PT. Baujeng Plywood Bernas:
a. Komisaris
Komisaris berkewajiban untuk melakukan pengawasan atas kebijaksanaan
direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat kepada
direksi
b. Direktur
Direktur merupakan pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab penuh
terhadap jalannya perusahaan serta memiliki tanggung jawab berkaitan
dengan kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
c. Waki MGT
Wakil MGT bertanggung jawab secara umum untuk setiap aktivitas yang
terjadi di perusahaan.
d. Kepala Produksi
Manager produksi bertanggung jawab untuk mengatur jalannya suatu proses
produksi dan bertugas untuk menganalisa kegiatan produksi yang
berlangsung serta melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawannya
e. PPIC
Kepala PPIC bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas penjadwalan
produksi.
f. Purchasing
Bagian pembelian bertanggung jawab untuk melayani semua pembelian
untuk kebutuhan perusahaan.
g. Logistik
Departemen logistic bertanggung jawab untuk mengurusi segala bentuk
aktivitas pemenuhan kebutuhan bahan penolong yang ada di perusahaan.
h. Logs
Bagian log bertanggung jawab untuk melakukan pembelian kebutuhan
bahan baku log sengon dan log rimba dari supllier
i. Marketing
Bagian marketing bertanggung jawab untuk mengontrol kalkulasi
(perhitungan harga dari pemesan/ order yang masuk) dari staf pemasaran.
7
j. Maintenance
Bagian maintenance bertanggung jawab untuk mengatasi segala
permasalahan serta gangguan yang terjadi pada mesin. Bagian maintenance
bertugas untuk memastikan performansi mesin berjalan secara maksimal.
k. HRD
Bagian personalia bertanggung jawab untuk mengurusi data karyawan,
mengurusi gaji karyawan, inventaris kantor, surat-surat perusahaan, tata
tertib perusahaan, dan hubungan masyarakat.
l. Kepala Shift
Kepala shift bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas
produksi dan bertanggung jawab kepada kepala produksi
m. Supervisor
Suspervisor bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas
produksi berkaitan dengan jalannya suatu proses produksi dan bertanggung
jawab kepada kepala produksi
n. Administrasi
Bagian administrasi bertanggung jawab untuk melakukan segala bentuk
aktivitas penginputan data.
o. Security
Bagian keamanan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan
ketertiban perusahaan
p. Umum
Bagian umum bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan
perusahaan mulai dari pembersihan kantor, toilet, mushola, dan halaman
pabrik.
2.3. Manajemen Perusahaan
Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 12
Agustus 2017 di PT. Baujeng Plywood Bernas, Desa Baujeng, Kecamatan Beji,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
2.3.1. Visi-Misi dan Nilai Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi yang terdepan
b. Misi Perusahaan
8
1. Menciptakan produk plywood yang aman dan berkualitas serta berdaya
saing tinggi.
2.3.2. Ketenagakerjaan
a. Pembagian Jam Kerja
Adapun aktiitas kerja para staff, operator dan karyawan yang ada di PT. Baujeng
Plywood Bernas dilakukan dari hari senin sampai sabtu dengan pembagian jam
kerja sebagai berikut:
i. Hari Kerja : Senin - Sabtu
ii. Hari Libur : Minggu dan Hari Libur Nasional
iii. Jam Kerja :
1. Staff
Hari : Senin – Jumat
Jam Kerja : 07.00 WIB – 16.00 WIB
Hari : Sabtu
Jam kerja : 07.00 WIB – 12.00 WIB
2. Karyawan :
Hari : Senin – Sabtu
Shift Pagi : 07.00 WIB – 19.00 WIB
Shift Malam : 19.00 WIB – 07.00 WIB
3. Jam Istirahat:
Shift Pagi : 11.30 – 12.30 dan 12.30 – 13.30
Shift Malam : 23.30 – 00.30 dan 00.30 – 01.30
Berdasarkan data pembagian jam kerja di atas dapat diketahui jika jam
operasional yang terdapat di PT. Baujeng Plywood Bernas berlangsung selama
24 jam. Hal ini berarti PT. Baujeng Plywood Bernas menerapkan sistem produksi
continuous processes yakni sebuah proses produksi yang berlangsung secara
terus menerus atau continue tanpa berhenti. Selain menerapkan sistem kerja
produksi continuous processes, PT. Baujeng Plywood Bernas juga menerapkan
sistem kerja lembur. Sistem kerja lembur akan dilaksanakan apabila target
produksi tidak terpenuhi dan waktu due date yang ditentukan sudah semakin
dekat.
Kemudian untuk pergantian shift yang ada di PT. Baujeng Plywood Bernas
dilakukan dalam kurun waktu seminggu sekali. Hal ini dimaksudkan agar para
pekerja mendapatkan pembagian shift kerja yang sama dan tidak mengalami
9
kejenuhan karena harus terus menerus melakukan perkejaan di shift yang sama
dalam jangka waktu yang lama. Adapun pergantian shift yang dimaksud adalah
pekerja pada jadwal shift pagi akan diganti menjadi shift kerja malam pada satu
minggu kemudian dan pekerja pada shift malam akan diganti pada satu minggu
kemudian menjadi pekerja shift pagi. Hal ini akan terus berlaku untuk tiap
kelipatan satu minggu seterusnya.
b. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan yang ada pada PT. Baujeng Plywood Bernas dibagi dalam
dua tahapan berdasarkan kelompok pekerja yang ada di PT. Baujeng Plywood
Bernas sendiri. Untuk pengupahan yang berlaku bagi para staff dilakukan setiap
satu bulan sekali dan biasanya pada awal bulan. Sementara untuk karwayan
dilakukan setiap dua minggu sekali. Untuk sistem pengupahan lain yang terdapat
pada PT. Baujeng Plywood Bernas adalah sistem upah kerja lembur. Untuk upah
kerja lembur diberikan bagi pada karyawan yang berkerja di atas jam pokok dan
hari kerja rutin.
c. Fasilitas Yang Diterima Oleh Karyawan
Berikut ini adalah fasilitas kerja yang diterima oleh karyawan yang berkerja di PT.
Baujeng Plywood Bernas:
i. Poliklinik
Poliklinik merupakan fasilitas yang diberikan oleh PT. Baujeng Plywood
Bernas bagi para karyawannya yang ingin melakukan medical check up.
ii. BPJS
BPJS merupakan fasilitas kesehatan yang diberikan bagi para pekerja
yang ada di PT. Baujeng Plywood Bernas. Untuk ketentuan pembayaran
BPJS yang ada berdasarkan presentase antara perusahaan dan si
penerima. Misalnya untuk perusahaan akan membayar sekian persen
dan penerima akan membayar sekian persen.
iii. Mushola
Mushola yang terdapat di PT. Baujeng Plywood Bernas sebanyak 3 buah
mushola yang terletak di gedung 2, gedung 1 dan di sebelah area parkir.
iv. Kantin
PT. baujeng plywood bernas menyediakan kantin untuk para
karyawannya yang terletak sebelah area parkir.
10
v. Toilet
Jumlah toilet yang terdapat di PT. Baujeng Plywood Bernas tersebar
merata pada setiap unit gedung yang ada. Toilet yang ada di fasilitasi
dengan kloset jongkok, kran (sumber air), ember, gayung dan sabun.
vi. Area parkir
Area parkir yang terdapat di PT. Baujeng Plywood Bernas hanya
diperuntukan bagi para staff saja sementara karyawan memarkirkan
kendaraan mereka di area parkir yang dikelola oleh masyarakat kampung
di sekitar lokasi pabrik PT. Baujeng Plywood Bernas
2.3.3. Pemasaran
Dalam aktivitas pemasaran produknya PT. Baujneg Plywood Bernas telah
berhasil menembus pasar ekspor dan lokal. Untuk pasar lokal, PT. Baujeng
Plywood Bernas memasarkan produknya ke beberapa daerah yang tersebar di
pulau Jawa, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi, Manado, dan Makasar. Sementara
untuk pasar ekspor sendiri, PT. Baujeng Plywood Bernas memasarkan produk ke
beberapa negara di Asia seperti Hongkong, Singapore, dan Korea. PT. Baujeng
Plywood Bernas memiliki beberapa pelanggan tetap seperti Podojoyo SBY,
Podojoyo MLG, Pelita Indah, P. Olkang, P. Jimmy, Trio Jaya Abadi, UD. Sari
Mulya, P.Anam, Hasil Makmur, P. Noldy, P. Zainuri, Bu Lisa Solo, Sinar Jati, P.
Hasan Lee, CV. Rejo Samarang.
11
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen
Proses bisnis perusahaan melingkupi aliran informasi dan aktivittas yang terjadi
pada setiap departemen, contohnya proses bisnis order hingga pengiriman dapat
dilihat pada Gambar 3.1. dimana terjadinya aliran informasi dan aktivitas yang
terjadi pada departemen marketing, PPIC dan produksi mulai dari menerima
order konsumen hingga pengiriman ke konsumen.
Proses Bisnis Order Konsumen Hingga Pengiriman
MarketingCustomer PPIC Produksi
Mulai
Order
Menerima
Order
Konsumen
Membuat
Schedule Order
Schedule Order Menerima
Schedule Order
Membuat Jadwal
Perencanaan Produksi
dan Pengiriman
Membuat
Schedule Order
Fix
Menerima Jadwal
Perencanaan Produksi
dan Pengiriman
Schedule Order
Fix
Produksi
Membuat
Delivery Order
Delivery Order
PengirimanMenerima
Produk Jadi
Jadwal Perencanaan
Produksi dan
Pengiriman
Menerima Jadwal
Pengiriman
Selesai
Gambar 3.1. Proses Bisnis Perusahaan
12
3.2. Peta Proses Operasi
Peta proses operasi gambaran dari urutan kronologis keseluruhan operasi,
inspeksi dan waktu yang dibutuhkan dan material yang digunakan dalam proses
manufaktur. Contoh peta proses operasi produk plywood ketebalan 2,7 mm
dapat dilihat pada Gambar 3.2.
13
O-1
O-2
Log Sengon
(Panjang 130 cm)
(Core)
Kupas Kulit
(Rotary Matic)
O-3
Kupas Core
(Rotary Matic)
126 x 256 x 2,8 mm
Pengeringan
(Press Dryer)
O-1
Log Rimba Utuh
(Face/Back)
Log Cutting
(Mesin Cutting)
Panjang 260 cm
O-3Cuci Log
(Sikat dan Kapak)
O-3Kupas Kulit
(Rotary Daeshung)
O-3
Kupas Core
(Rotary China)
Tebal 0,32 mm
O-3Pengeringan
(Continous Dryer)
O-3
Repair dan Cutting
(Gum Tape dan
Alat Potong)
126 x 256 cm
O-3 Setting Face Back
O-3Repair
(Gum Tape)
O-3
Glue Core dan
Back
(Glue Spreader)
O-3Cold Press
(Mesin Cold Press)
O-3Operasi
(Cutter dan Gum Tape)
O-3
Sanding Kalibrasi
(Mesin Sander)
Tebal 2,92 mm
O-3
Glue Core Back
dan Face
(Glue Spreader)
O-3Cold Press
(Mesin Cold Press)
O-3Hot Press
(Mesin Hot Press)
O-3Dempul
(Pisau Dempul)
O-3
Pemotongan
(Mesin Sizer)
122 cm x 244 cm
O-3
Sanding Finishing
(Mesin Sander)
Tebal 2,7 mm
SeleksiIns. 1
O-3 Packaging
300 ’’2 %
10’’3%
80’’15 %
180’’0 %
60 ’’15%
60’’ 1%
120 ’’5 %
660 ’’20 %
120 ’’0 %
90’’15 %
15’’0 %
858,6’’0%
1800’’0%
4038’’5%
675’’5%
870 ’’0%
1800’’0%
3366’’0 %
6378,6 ’’0 %
480 ’’15 %
514,2’’4 %
6595,8’’0 %
318,6’’0%
Penyimpanan
Produk Jadi
Peta Proses Operasi Plywood 2,7 mm
Gambar 3.2. Peta Proses Operasi Plywood Tebal 2.7 mm
14
3.3. Produk yang Dihasilkan
a. Plywood Tebal 2.7 mm
Plywood tebal 2.7 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, Core setebal 2.2 mm, dan Back setebal 0.32 mm. Ketebalan
total adalah 2.84 mm yang akan mengalami proses sanding kalibrasi dan
sanding finishing sehingga menjadi 2.7 mm. Berikut adalah gambar plywood
tebal 2.7 mm.
Gambar 3.3. Plywood Tebal 2.7 mm
b. Plywood Tebal 3.6 mm
Plywood tebal 3.6 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, Core setebal 3.2 mm, dan Back setebal 0.32 mm. Ketebalan
total adalah 3.84 mm yang akan mengalami proses sanding kalibrasi dan
sanding finishing sehingga menjadi 3.6 mm. Berikut adalah gambar plywood
tebal 3.6 mm.
Gambar 3.4. Plywood Tebal 3.6 mm
c. Plywood Tebal 4.8 mm
Plywood tebal 4.8 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, 2 lapisan Core setebal 2.2 mm, dan Back setebal 0.32 mm.
Ketebalan total adalah 5.04 mm yang akan mengalami proses sanding kalibrasi
dan sanding finishing sehingga menjadi 4.8 mm. Berikut adalah gambar plywood
tebal 4.8 mm.
Gambar 3.5. Plywood Tebal 4.8 mm
15
d. Plywood Tebal 7.5 mm
Plywood tebal 7.5 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, 2 lapisan Core setebal 2.2 mm, 1 lapisan Core setebal 2.8 mm
dan Back setebal 0.32 mm. Ketebalan total adalah 7.84 mm yang akan
mengalami proses sanding kalibrasi dan sanding finishing sehingga menjadi 7.5
mm. Berikut adalah gambar plywood tebal 7.5 mm.
Gambar 3.6. Plywood Tebal 7.5 mm
e. Plywood Tebal 9 mm
Plywood tebal 9 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, 3 lapisan Core setebal 2.8 mm, dan Back setebal 0.32 mm.
Ketebalan total adalah 9.04 mm yang akan mengalami proses sanding kalibrasi
dan sanding finishing sehingga menjadi 9 mm. Berikut adalah gambar plywood
tebal 9 mm.
Gambar 3.7. Plywood Tebal 9 mm
f. Plywood Tebal 12 mm
Plywood tebal 12 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, 4 lapisan Core setebal 2.2 mm, 1 lapisan Core setebal 2.8 mm,
dan Back setebal 0.32 mm. Ketebalan total adalah 12.24 mm yang akan
mengalami proses sanding kalibrasi dan sanding finishing sehingga menjadi 12
mm. Berikut adalah gambar plywood tebal 12 mm.
16
Gambar 3.8. Plywood Tebal 12 mm
g. Plywood Tebal 15 mm
Plywood tebal 15 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, 4 lapisan Core setebal 2.2 mm, 2 lapisan Core setebal 2.8 mm,
dan Back setebal 0.32 mm. Ketebalan total adalah 15.04 mm yang akan
mengalami proses sanding kalibrasi dan sanding finishing sehingga menjadi 15
mm. Berikut adalah gambar plywood tebal 15 mm.
Gambar 3.9. Plywood Tebal 15 mm
h. Plywood Tebal 18 mm
Plywood tebal 18 mm merupakan plywood yang diproduksi dari lapisan Face
setebal 0.32 mm, 6 lapisan Core setebal 2.2 mm, 2 lapisan Core setebal 2.8 mm,
dan Back setebal 0.32 mm. Ketebalan total adalah 18.84 mm yang akan
mengalami proses sanding kalibrasi dan sanding finishing sehingga menjadi 18
mm. Berikut adalah gambar plywood tebal 18 mm.
Gambar 3.10. Plywood Tebal 18 mm
i. Plywood Banci Tebal 7.5 mm
17
Plywood banci merupakan plywood yang diproduksi menggunakan plywood
reject yang dikombinasikan sehingga menjadi plywood dengan ketebalan
tertentu. Sebagai contoh plywood banci tebal 7.5 mm merupakan plywood yang
diproduksi dari hasil reject plywood 2.7. Ketebalan total adalah 8.52 mm yang
akan mengalami proses sanding kalibrasi dan sanding finishing sehingga
menjadi 7.5 mm. Berikut adalah gambar plywood baci tebal 7.5 mm.
Gambar 3.11. Plywood Banci Tebal 7.5 mm
3.3. Proses Produksi
Proses produksi plywood di PT. Baujeng Plywood Bernas dilakukan dengan
menggunakan mesin dan secara manual. Proses produksi plywood secara umum
dapat dibagi menjadi 3 yakni proses pembuatan core, face back, dan plywood.
Adapun tahapan pembuatan plywood adalah sebagai berikut:
3.4.1. Proses Produksi Core
Core merupakan komponen yang ada pada bagian tengah dari plywood. Core
dapat berasal dari kayu sengon atau kayu rimba, sebagian besar core diproduksi
dari kayu sengon, sedangkan core dari kayu rimba berasal dari kupasan pertama
dan hasil rotary ampelur. Skema alur produksi core dapat dilihat pada Gambar
3.11.
18
Gambar 3.12. Alur Produksi Core
Uraian Alur Produksi Core :
a. Kupas kulit
Kupas kulit merupakan proses untuk menghilangkan bagian kulit kayu sengon
menggunakan mesin Rotary Matic.
b. Proses Core
Proses core merupakan proses unuk menghasilkan lembaran core. Lembaran
core akan diseleksi berdasarkan grade A, BB, CC dan PPC. Core kemudian
diukur ketebalannya menggunakan mikrometer sekrup.
Tabel 3.1. Kriteria Grade Core
Grade Kriteria
A Permukaan rata, lubang dan mata kayu sedikit.
BB Lubang dan mata kayu lebih dari 3
BC Lubang dan mata kayu banyak
PPC Kupasan pertama
c. Sticking
19
Proses sticking merupakan proses untuk meletakan pembatas pada veneer core
sebelum dilanjutkan proses Kiln Dryer. Stick diletakan dengan jarak 5 cm pada
sisi luar dan pada bagian tengah menyesuaikan. Core dengan ketebalan 2,8 mm
dan 3,2 mm untuk setiap stick dapat berjumlah 4 lembar pada 1 sticking dengan
jumlah sticking sebanyak 28 pada 1 palet, sedangkan core dengan ketebalan 2,2
mm berjumlah 5 lembar pada 1 sticking dengan jumlah sticking sebanyak 30
pada 1 palet
d. Kiln Dryer
Kiln Dryer merupakan proses pengeringan core pada chamber dengan estimasi
waktu pengeringan 2 hari dan dapat berubah sesuai dengan kondisi suhu dan
tebal core. Tahapan pengaturan suhu pada Chamber dapat dibagi enjadi 4 yakni:
i. 8 jam pertama temperatur 40o C - 60o C.
ii. 15 jam kedua temperatur 60o C - 75o C
iii. 20 jam ketiga temperatur 75o C - 90o C
iv. 8 jam cooling down
Tingkat kekeringan yang diharapkan setelah proses ini adalah antar 10-17 MC.
Proses Kiln Dryer biasanya digunakan untuk Core dengan grade BB, BC, dan
PPC. Core yang telah kering kemudian dibongkar dari stick dan digabungkan
kembali menjadi tumpukan core, dimana 2 palet sticking sebelumnya dapat
menjadi 1 palet setelah stick dibongkar.
e. Press Dryer
Press Dryer merupakan proses pengeringan core menggunakan mesin dan
proses Press Dryer core tidak perlu dilakukan sticking. Proses Press Dryer lebih
cepat dibandingkan dengan Kiln Dryer namun kapasitasnya lebih kecil. Press
Dryer biasanya digunakan untuk Core dengan Grade A dan terkadang grade B
juga mengalami proses Press Dryer tergantung kondisinya.
f. Veneer Core Kering
Veneer core kering merupakan core kering yang sudah siap untuk dikirim pada
proses produksi plywood. Veneer core kering biasanya disimpan terlebih dahulu
di gudang atau biasa disebut pembahanan. Veneer core kering selain diproduksi
oleh perusahaan, juga dibeli dari supplier dengan presentase 70% perusahaan
dan 30% supplier.
3.4.2. Proses Produksi Face Back
Face Back merupakan komponen yang ada pada bagian luar dari plywood. Face
Back berasal dari kayu kayu rimba. Face merupakan bagian atas dari plywood
20
yang memiliki kualitas yang paling baik sedangkan Back merupakan bagian
bawah dari plywood yang memiliki kualitas kurang baik dibandingkan Face.
Skema alur produksi Face Back dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Gambar 3.13. Alur Produksi Face Back
Uraian Alur Produksi Face Back :
a. Log Cutting
Log Cutting merupakan proses untuk memotong log utuh menjadi beberapa
bagian dimana setiap bagian memiliki ukuran panjang 260 cm. Setiap potongan
diberi nama mulai dari A, B, C, dan seterusnya, setiap bagian kemudian diukur
diameter atas dan bawah masing masing sebanyak 4 kali dengan sisi yang
berbeda. Proses Log Cutting juga menghitung nilai kubikasi dengan rumus rata-
rata diameter kuadrat dikali panjang dikali 0.7854 dan dibagi 1000000.
b. Cuci Log
21
Cuci Log merupakan proses pencucian log dari kotoran seperti lumpur. Proses ini
untuk meringankan beban saat dilakukan proses kupas kulit pada rotary
daeshung.
c. Rotary Daeshung
Rotary Daeshung merupakan mesin yang digunakan untuk melakukan proses
kupas kulit. Rotary Daeshung menghasilkan lembaran kupasan pertama dengan
ketebalan 2.8 mm yang dapat digunakan sebagai core pada produksi plywood.
d. Rotary China
Rotary China merupakan mesin yang digunakan untuk melakukan proses kupas
face/back. Face/Back yang dihasilkan memiliki ketebalan 0.32.
e. Rotary Spindle
Rotary Spindle merupakan mesin yang digunakan untuk melakukan proses
kupas untuk ampelur atau inti dari log rimba yang tidak diproses pada rotary
china dengan diameter 16 cm hingga 25 cm. Hasil rotary spindle berupa veneer
long core dan short core yang dapat digunakan sebagai core plywood setelah
mengalami proses scrap joint atau core builder.
f. Continous Dryer
Continus Dryer merupakan proses pengeringan face/back dengan tingkat
kekeringan face/back adalah 12-14 MC.
g. Repair dan Cutting
Repair merupakan proses untuk memperbaiki face/back seperti menutupi lubang
dan menghilangkan mata kayu, face/back direntangkan pada meja panjang, jika
lembaran face/back tidak sampai hingga sisi meja lainnya maka disambung
dengan face/back lainnya. Face/Back yang telah selesai repair kemudian
dipotong sesuai dengan batas pada meja panjang.
h. Veneer Face Back Kering
Veneer Face Back Kering merupakan hasil akhir dari proses Face/Back. Face
merupakan hasil lembaran yang memiliki kualitas bagus sedangkan Back untuk
hasil lembaran yang kurang bagus. Face dapat digolongkan menjadi 2 yakni
Face A yang tanpa cacat dan Face B yang memiliki tambahan 2 tempelan.
3.4.3. Proses Produksi Plywood
Plywood merupakan produk akhir yang akan dikirim ke customer. Plywood
merupakan kombinasi dari face, back, dan core dimana banyak lapisan dan tebal
lapisan core yang digunakan dipengaruhi oleh ketebalan plywood yang
diinginkan. Skema alur produksi Plywood dapat dilihat pada Gambar 3.13.
22
Gambar 3.14. Alur Produksi Plywood
23
Uraian Alur Produksi Plywood :
a. Setting Face Back
Setting Face Back adalah proses untuk membersihkan face back, memperbaiki
rekatan gum tape jika ada yang lepas, dan mengatur peletakan face back
menjadi atas dan bawah menggunakan gum tape. Setting dilakukan untuk
meringankan proses glue agar tidak perlu lagi mengidentifikasi lapisan mana
yang akan diletakkan di bawah atau di atas.
b. Core Builder
Core Builder adalah proses penyambungan core yang berupa core PPC dan
short core menjadi core utuh. Core hasil dari proses core builder biasanya
digunakan pada papan tebal.
c. Scrap Joint
Scrap Joint adalah proses penyambungan core yang berupa long core menjadi
core utuh. Sama seperti core builder core hasil scrap joint biasanya digunakan
untuk papan tebal.
d. Repair Core
Repair Core adalah proses untuk memperbaiki veneer core kering yang retak,
pecah, lubang ulat dan mata kayu dengan aturan bentuk paching harus segitiga,
sambungan harus rapi dan tidak overlap serta sambungan dan paching harus
sama warna dan tebalnya.
e. Glue
Glue adalah proses perekatan lapisan plywood core, face, dan back untuk
plywood dengan tebal 2,7 mm maka proses glue pertama dilakukan untuk
lapisan core dan back kemudian glue kedua akan dilanjutkan setelah core back
melalui proses sanding kalibrasi. Proses glue kedua, lapisan core back
direkatkan dengan lapisan face. Tergantung ketebalan plywood yang akan
diproduksi proses glue dapat terjadi lebih dari 2 kali.
f. Cold Press
Cold press adalah proses press setelah lapisan core dan back melalui proses
glue. Proses cold press berlangsung selama 220 – 230 detik untuk plywood
ketebalan 2,7 mm.
g. Operasi
Operasi adalah proses untuk penambalan permukaan plywood yang memiliki
celah atau retak pada saat proses cold press.
h. Sanding Kalibrasi
24
Sanding kalibrasi adalah proses untuk meratakan permukaan lapisan plywood
yang masih merupakan bawang setengah jadi. Sanding kalibrasi akan
mengurangi ketebalan plywood sekitar 0.2 mm.
i. Glue
Glue dilakukan kembali untuk merekatkan lapisan core back dengan lapisan
face.
j. Cold Press
Cold press kembali dilakukan untuk press hasil perekatan lapisan core back
dengan face. Proses cold press kedua berlangsung selama 250 detik lebih untuk
plywood ketebalan 2,7 mm.
k. Hot Press
Hot Press adalah proses yang sama dengan cold press yaitu proses press
namun diperuntukkan bagi plywood jadi dan hot press menggunakan uap panas
dalam prosesnya. Proses hot press dilakukan selama 200 detik dengan suhu 95o
C dan bisa berubah sesuai dengan bahan baku.
l. Dempul
Dempul adalah proses untuk menutup lubang pada plywood. Pada proses
pendempulan, jenis dempul yang digunakan harus disesuaikan dengan warna
kayu.
m. Sizer
Sizer adalah proses pemotongan bagian sisi plywood menjadi persegi panjang
sempurna dengan ukuran panjang dan lebar adalah 122 cm X 244 cm.
n. Sanding Finishing
Sanding finishing adalah proses mengahluskan dan meratakan permukaan
plywood menjadi ketebalan akhir yang diinginkan, tergantung pemasarannya
produk pemasaran ekspor biasanya akan lebih tipis 0.1 mm dibanding produk
yang dipasarkan lokal.
o. Seleksi
Seleksi adalah proses inspeksi sekaligus grading hasil akhir plywood, seleksi
dilakukan secara keseluruhan produk tanpa menggunakan sampel. Grade jika
diurutkan dari kualitas tertinggi ke terendah adalah BBCC, UTY, UTY 1,
gelembung, kurang core, dan potensi patah. Untuk kasus gelembung, kurang
core, dan potensi patah maka akan dilanjutkan dengan proses RU.
p. RU
25
RU adalah proses pengerjaan ulang plywood dengan kualitas gelembung,
kurang core dan potensi patah. Setelah mengalami proses RU plywood
mengalami proses seleksi kembali dan memiliki kemungkinan untuk berubah
grade menjadi UTY atau UTY 1. Untuk grade potensi patah jika masih
memungkinkan untuk digunakan biasanya akan dilakukan perbaikan sedikit dan
dikombinasikan untuk memproduksi plywood papan tebal.
q. Packaging
Packaging adalah proses pengemasan plywood sesuai dengan kubikasi yaitu 3.5
m3 untuk satu pack. Sebelum proses packaging dilakukan proses tusuk yaitu
proses menutup lubang pada bagian sisi dari plywood. Jumlah plywood dalam
satu pack untuk ketebalan 2.7 mm adalah 450, 3.6 berjumlah 350, 5 mm
berjumlah 250, 7.5 mm berjumlah 160, 12 mm berjumlah 110 , dan seterusnya
menyesuaikan jumlah kubikasi 3.5 m3.
3.4. Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi adalah fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan dalam
menunjang jalannya proses produksi. Fasilitas produksi dapat berupa mesin
produksi dan alat material handling. PT Baujeng Plywood Bernas memiliki
fasilitas yang berfungsi untuk mengoptimalkan kerja di proses produksi. Fasilitas-
fasilitas tersebut antara lain:
3.4.1. Mesin Produksi
a. Divisi Core
i. Mesin Rotary Matic
Mesin rotary matic adalah mesin yang digunakan untuk melakukan proses
pengupasan. Mesin Roary matic dibedakan menjadi 2 sesuai kegunaannya yaitu
mesin rotary matic untuk kupas kulit dan mesin rotary matic untuk kupas core.
Mesin rotary matic dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3.15. Mesin Rotary Matic
26
ii. Mesin Asah Pisau Rotary Matic
Mesin asah adalah mesin yang digunakan untuk melakukan pengasahan pada
mata pisau mesin rotary matic di divisi core. Mesin asah pisau rotary matic dapat
dilihat pada Gambar 3.15.
Gambar 3.16. Mesin Asah Pisau Rotary Matic
iii. Chamber
Chamber adalah ruangan yang digunakan untuk melakukan proses Kiln Dryer
untuk core. Chamber dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Gambar 3.17. Chamber
b. Divisi Face Back
i. Mesin Rotary Daeshung
Mesin rotary daeshung adalah mesin yang digunakan untuk melakukan proses
pengupasan kulit untuk log rimba. Mesin rotary daeshung dapat dilihat pada
Gambar 3.17.
27
Gambar 3.18. Mesin Rotary Daeshung
ii. Mesin Rotary China
Mesin rotary china adalah mesin yang digunakan untuk melakukan proses
pengupasan face/back. Mesin rotary china dapat dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.19. Mesin Rotary China
iii. Mesin Rotary Spindles
Mesin rotary spindles adalah mesin yang digunakan untuk melakukan proses
pengupasan ampulur menjadi long core atau short core. Mesin rotary spindles
dapat dilihat pada Gambar 3.19.
Gambar 3.20. Mesin Rotary Spindles
iv. Mesin Asah Pisau Mesin Rotary Daeshung, China, Dan Spindles
Mesin asah adalah mesin yang digunakan untuk melakukan pengasahan pada
mata pisau mesin rotary daeshung, china, dan spindles di divisi face back. Mesin
28
asah pisau mesin rotary daeshung, china, dan spindles dapat dilihat pada
Gambar 3.20.
Gambar 3.21. Mesin Asah Pisau Mesin Rotary Daeshung, China, Dan
Spindles
v. Continous Dryer
Continous dryer adalah mesin yang digunakan dalam proses pengeringan
face/back. Continous dryer dapat dilihat pada Gambar 3.21.
Gambar 3.22. Continous Dryer
c. Divisi Plywood
i. Press Dryer
Press dryer adalah mesin yang digunakan dalam proses pengeringan core
sengon dengan grade A. Press dryer dapat dilihat pada Gambar 3.22.
29
Gambar 3.23. Press Dryer
ii. Core Builder
Core Builder adalah mesin yang digunakan dalam proses penyambungan short
core dan PPC menjadi lembaran core utuh. Core builder dapat dilihat pada
Gambar 3.23.
Gambar 3.24. Core Builder
iii. Scrap Joint
Scrap Joint adalah mesin yang digunakan dalam proses penyambungan long
core menjadi lembaran core utuh. Scrap Joint dapat dilihat pada Gambar 3.24.
Gambar 3.25. Scrap Joint
30
iv. Boiler
Boiler adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan uap panas yang akan
digunakan pada proses Hot Press. Boiler dapat dilihat pada Gambar 3.25.
Gambar 3.26. Boiler
v. Tangki Resin
Tangki Resin adalah tangki yang digunakan untuk menyimpan resin, dimana
terdapat 3 tangki yang akan menampung 3 jenis resin dari suplier yang berbeda,
yaitu PAI, ARUKI, dan GCKA. Tangki dapat dilihat pada Gambar 3.26.
Gambar 3.27. Tangki Resin
31
vi. Mixer
Mixer adalah mesin yang digunakan dalam proses pencampuran resin dengan
bahan seperti tepung, melamin dan hardener yang akan menghasilkan glue yang
digunakan dalam proses glue spreader. Mixer dapat dilihat pada Gambar 3.27.
Gambar 3.28. Mixer
vii. Glue Spreader
Glue spreader adalah mesin yang digunakan dalam proses pelapisan glue pada
core. Glue spreader dapat dilihat pada Gambar 3.28.
Gambar 3.29. Glue Spreader
32
viii. Cold Press
Cold press adalah mesin yang digunakan dalam proses press untuk plywood
setengah jadi setelah dilakukan proses glue. Cold press dapat dilihat pada
Gambar 3.29.
Gambar 3.30. Cold Press
ix. Hot Press
Hot press adalah mesin yang digunakan dalam proses press untuk barang jadi.
Hot press dapat dilihat pada Gambar 3.30.
Gambar 3.31. Hot Press
33
x. Sizer
Sizer adalah mesin yang digunakan dalam proses pemotongan sisi plywood agar
menjadi ukuran 122 cm x 244 cm. Sizer dapat dilihat pada Gambar 3.31.
Gambar 3.32. Sizer
xi. Sanding Kalibrasi
Sanding kalibrasi adalah mesin yang digunakan dalam proses meratakan dan
menghaluskan plywood setengah jadi. Sanding kalibrasi dapat dilihat pada
Gambar 3.32.
Gambar 3.33. Sanding Kalibrasi
xii. Sanding Finishing
Sanding finishing adalah mesin yang digunakan dalam proses meratakan dan
menghaluskan plywood jadi. Sanding finishing dapat dilihat pada Gambar 3.33.
34
Gambar 3.34. Sanding Finishing
3.4.2. Alat Material Handling
a. Forklift
Forklift digunakan untuk hampir semua kegiatan pemindahan, baik itu
memindahkan log rimba, veneer core, veneer faceback, dan plywood jadi serta
pemindahan plywood ke dalam truck untuk dikirim. Forklift dapat dilihat pada
gambar 3.34.
Gambar 3.35. Forklift
b. Gerobak Angkut
Gerobak angkut digunakan dalam kegiatan pemindahan yang memiliki bobot
rendah seperti stick atau sampah yang akan digunakan sebagai bahan bakar
Boiler atau Continous Dryer dan Kiln Dryer. Gerobak angkut dapat dilihat pada
gambar 3.35.
35
Gambar 3.36. Gerobak Angkut
c. Kereta Angkut
Kereta angkut digunakan dalam kegiatan pemindahan di divisi plywood mulai
dari proses repair hingga proses sanding finishing. Kereta angkut dapat dilihat
pada gambar 3.36.
Gambar 3.37. Kereta Angkut
36
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan
Kerja praktek pada PT Baujeng Plywood Bernas mahasiswa ditempatkan di
departemen produksi. Pekerjaan departemen produksi meliputi semua aspek
kegiatan produksi yakni membuat rencana produksi, mengawasi dan memastikan
bahwa kegiatan produksi berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan produksi
dapat dibagi menjadi 3 divisi yakni divisi core, face back, dan plywood.
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan
Kegiatan kerja praktek di PT Baujeng Plywood Bernas, mahasiswa diberikan
tanggung jawab awal adalah untuk mengerti tentang alur produksi yang terjadi
dengan pembuatan skema alur produksi sebagai bukti pemahaman mahasiswa,
pembuatan desain layer plywood untuk memahami produk yang dibuat dan
pembuatan layout perusahaan untuk mengetahui tata letak yang ada pada
perusahaan. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas dan wewenang mengamati
segala aspek produksi dan mengambil satu topik permasalahan untuk diamati
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa diberikan
wewenang untuk bertanya kepada supervisor dan operator mengenai kegiatan
produksi yang belum dipahami dengan tetap memperhatikan tata krama dan
sopan santun serta kondisi kesibukan yang terjadi. Mahasiswa juga diberikan
wewenang untuk memeriksa data dari admin yang ada pada bagian departemen
produksi.
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Permasalahan yang ditemukan oleh penulis adalah peralatan material handling
yang tidak ergonomis dan tidak sesuai dengan anthropometri sehingga postur
pekerja tidak menentu dan berpotensi menyebabkan terjadinya cedera akibat
postur yang salah. Oleh sebab itu penulis melakukan analisis terhadap postur
kerja dan material handling yang digunakan pekerja.
Analisis postur kerja penulis menggunakan metode Rapid Entire Body
Assessment (REBA) untuk menilai postur saat ini dan postur setelah dilakukan
perbaikan material handling berdasarkan athropometri. Nilai akhir REBA
kemudian dibandingkan dan dilihat apakah ada perubahan dan menarik
37
kesimpulan apakah rancangan desain material handling yang baru dapat
memperbaiki postur kerja.
Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah salah satu metode yang
dikembangkan dalam ilmu ergonomi yang digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap posisi kerja yang meliputi postur leher, punggung, lengan,
pergelangan tangan, dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga
menilai faktor coupling dan beban eksternal serta aktivitas pekerja. Dalam
analisis REBA, analisis terhadap keseluruhan postur tubuh pekerja
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu Grup A dan Grup B. Grup A meliputi
punggung, leher, dan kaki sedangkan Grup B meliputi lengan atas lengan bawah
dan pergelangan tangan.
Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode REBA dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video, foto,
atau wawancara dengan pekerja terhadap postur tubuh pekerja dari leher,
punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki.
b. Perhitungan nilai mulai dari Group A untuk masing - masing postur,
kemudian dikombinasikan ke dalam tabel untuk untuk mendapatkan nilai
akhir Group A dan ditambah dengan score untuk force atau load.
Selanjutnya perhitungan nilai untuk Group B untuk masing postur dan
dijumlahkan dengan penilaian coupling. Setelah diperoleh grand score A dan
B, kedua nilai tersebut dikombinasikan ke tabel C, nilai grand score C
ditambahkan dengan activity score akan didapat nilai akhir analisis postur
kerja.
Nilai final REBA kemudian dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu resiko sangat
rendah atau dapat diabaikan, resiko rendah, resiko sedang, resiko tinggi, dan
resiko sangat tinggi. Kelompok tersebut akan menentukan postur pekerja apakah
memiliki resiko yang tinggi atau rendah. Perhitungan analisis postur ini dilakukan
untuk kedua sisi tubuh, kiri dan kanan.
38
4.3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan
Mulai
Melakukan Observasi
Umum
Menentukan Masalah
Studi Literatur
Analisis Kondisi Sekarang
Analisis Data
Membuat Rancangan
Design Berbasis
Anthropometri
Selesai
Analisis Perbaikan
Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksaan Pekerjaan
Uraian pelaksanaan pekerjaan pada diagran alir pelaksanaan pekerjaan.
a. Melakukan observasi umum
39
Melakukan observasi secara umum meliputi kegiatan orientasi terhadap semua
aktivitas produksi, produk yang dihasilkan dan tata letak pabrik.
b. Menentukan masalah
Masalah ditentukan berdasarkan observasi secara umum yakni material handling
yang tidak ergonomis dan tidak sesuai anthropometri.
c. Studi literatur
Permasalahan kemudian dianalisis dengan cara mencari sumber – sumber yang
berkaitan dengan masalah tersebut.
d. Analisis kondisi sekarang
Analisis kondisi sekarang meliputi kegiatan untuk melakukan analisis postur kerja
dan material handling yang digunakan saat ini.
e. Analisis data
Melakukan analisis data yang diperoleh dari ukuran material handling saat ini
dan ukuran anthropometri berdasarkan bank anthropometri, kemudian dilakukan
analisis anthropometri meliputi dimensi yang digunakan, persentil yang
digunakan dan kelonggaran yang akan ditetapkan sehingga diperoleh ukuran
usulan.
f. Membuat rancangan design berbasis anthropometri
Data ukuran material handling kemudian digunakan sebagai dasar untuk
membuat design material handling dan data anthropometri digunakan sebagai
dasar untuk membuat design perbaikan material handling.
g. Analisis perbaikan
Hasil rancangan kemudian dianalisis terhadap kemungkinan postur kerja yang
terjadi menggunakan metode REBA kemudian dibandingkan dengan penilaian
postur kerja sebelum perbaikan.
h. Menarik kesimpulan
Hasil perbandingan kemudian disimpulkan apakah perancangan desain material
handling dapat memberikan perbaikan terhadapa postur kerja.
4.4. Hasil Pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan oleh penulis pada kegiatan kerja praktek di PT.
Baujeng Plywood Bernas adalah membuat rancangan material handling berbasis
anthropometri menggunakan software Powershape 2014 R2. Perancangan
dilakukan karena berdasarkan pengamatan terdapat beberapa material handling
yang tidak memperhatikan ukuran anthropometri pekerja, sehingga postur
40
pekerja dalam melakukan kegiatan material handling memiliki potensi untuk
menyebabkan muskuloskeletal disorder. Perancangan material handling yang
sesuai anthropometri diharapkan dapat mengurangi potensi terjadinya
muskuloskeletal disorder. Berikut adalah material handling yang perlu dilakukan
perbaikan ataupun perancangan ulang.
4.4.1. Analisis Kondisi Awal
a. Gerobak Angkut Stick
Gerobak angkut stick merupakan gerobak yang digunakan untuk mengangkut
stick yang akan digunakan pada proses sticking. Berikut gambar gerobak yang
digunakan pada saat ini.
Gambar 4.2. Gerobak Angkut Stick
Gerobak angkut stick saat ini tidak memiliki handle untuk digenggam saat
melakukan pemindahan sehingga pekerja harus berpegangan pada sisi gerobak
dan karena stick cukup panjang pekerja harus menjaga jarak agar tidak terkena
stick yang keluar, pekerja yang memiliki ukuran panjang tangan yang kecil akan
kesulitan menjaga jarak sehingga terkadang harus membungkuk untuk
menambah jarak terhadap stick agar tidak terkena kaki.
Analisis Reba dapat dilihat pada Lampiran 4. dimana final score reba bernilai 6
yang berarti resiko sedang, investigasi lebih lanjut, dan ganti segera. Sehingga
desain gerobak angkut perlu dilakukan penggantian segera.
b. Alat Angkat Hasil Repair
Alat Angkat hasil repair adalah alat yang digunakan mengangkat dan
memindahkan hasil repair ke kereta yang kemudian akan diproses pada glue
spreader. Alat yang digunakan saat ini adalah besi panjang, berikut adalah
41
gambar besi yang digunakan pada saat pengangkatan dan pemindahan hasil
repair.
Gambar 4.3. Besi Alat Angkut Repair
Alat angkat berupa besi yang digunakan saat ini sangat sederhana karena
berupa stick besi yang diangkat oleh 2 orang pekerja. Stick besi menyediakan
handle yang baik, namun hanya pada satu tangan saja sedangkan tangan lain
harus berpegangan pada sisi dari core yang merupakan bagian yang kurang baik
untuk digenggam. Penggunaan stick besi pada proses pengangkatan dan
pemindahan hasil repair memiliki 5 gerakan utama, berikut gambar gerakan
tersebut.
Gambar 4.4. Kegiatan Memilah Hasil Repair
Gambar 4.5. Kegiatan Memposisikan Stick Besi
42
Gambar 4.6. Kegiatan Mengangkat Hasil Repair
Gambar 4.7. Kegiatan Memindahkan Hasil Repair
43
Gambar 4.8. Kegiatan Menempatkan Hasil Repair
Gerakan terdiri dari memilah hasil repair yang merupakan kegiatan untuk
memindahkan beberapa hasil repair sedikit ke samping agar memudahkan dalam
melakukan gerakan selanjutnya. Gerakan memposisikan stick adalah gerakan
dimana stick diposisikan pada bagian dalam tumpukan repair. Gerakan
selanjutnya adalah mengangkat hasil repair merupakan kegiatan mengangkat
hasil repair ke atas dimana satu tangan berpegangan pada stick besi sedangkan
tangan lainnya berpegangan pada sisi hasil repair. Gerakan selanjutnya adalah
memindahkan hasil repair yang merupakan gerkan untuk membawa hasil repair
di dekat kereta dorong. Gerakan akhir adalah menempatkan hasil repair ke atas
kereta dorong.
Analisis Reba dapat dilihat pada Lampiran 15 – 22 dimana final score reba untuk
masing masing gerakan adalah bernilai 6 untuk kegiatan memilah hasil repair
baik untuk tubuh bagian kanan ataupun kiri, bernilai 5 untuk kegiatan
memposisikan stick besi pada tubuh bagian kiri, bernilai 6 untuk kegiatan
memposisikan stick besi pada tubuh bagian kanan, bernilai 8 untuk kegiatan
mengangkat hasil repair pada bagian tubuh kanan, bernilai 6 untuk kegiatan
mengangkat hasil repair pada bagian tubuh kiri, benilai 3 untuk kegiatan
memindahkan hasil repair pada tubuh kanan ataupun kiri, serta bernilai 3 unuk
kegiatan menempatkan hasil repair pada bagian tubuh kanan ataupun kiri. Nilai
REBA yang diperoleh pada semua gerakan tergolong resiko rendah untuk
kegiatan memindahkan dan menempatkan hasil repair, tergolong resiko sedang
untuk kegiatan memilah hasil repair dan memposisikan stick besi, serta tergolong
44
resiko tinggi untuk kegiatan mengangkat hasil repair. Hal ini berarti perlu
dilakukan penggantian pada material handling agar diperoleh postur yang ideal
dan tidak menyebabkan cedera pada operator..
c. Kereta Angkut pada Produksi Plywood
Kereta angkut merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut plywood
setengah jadi yang akan dipindahkan ke proses berikutnya baik itu glue
spreader, cold press, hot press, operasi dan proses lainnya. Berikut gambar
kereta angkut yang digunakan pada saat ini.
Gambar 4.9. Kereta Angkut
Kereta angkut saat ini tidak memiliki handle untuk digenggam saat melakukan
pemindahan sehingga saat pekerja mendorong tumpukan plywood mereka harus
berpegangan pada sisi tumpukan plywood dimana pekerja akan kesulitan karena
sisi tumpukan plywood tidak semua rata dan ada kemungkinan serat plywood
akan menggores tangan dari pekerja yang tidak menggunakan sarung tangan
serta postur pekerja menjadi tidak menentu karena pekerja cenderung akan
mencari sisi yang lebih rata agar mudah didorong. Kegiatan mendorong plywood
memiliki 3 gerakan utama, berikut gambar 3 gerakan utama saat mendorong
plywood.
45
Gambar 4.10. Dorongan Awal
Gambar 4.11. Dorongan Lanjutan
Gambar 4.12. Dorongan Akhir
46
Gerakan utama terdiri dari dorongan awal, dorongan lanjutan, dan dorongan
akhir. Dorongan awal merupakan kegiatan untuk melakukan dorongan dengan
tenaga yang lebih besar agar kereta bisa bergerak. Dorongan lanjutan
merupakan kegiatan untuk melakukan dorongan secara lanjut dengan tenaga
yang lebih rendah. Sedangkan dorongan akhir adalah dorongan saat pergerakan
kereta telah stabil dan biasanya hanya membutuhkan tenaga yang lebih kecil
dibanding 2 dorongan sebelumnya.
Analisis Reba dapat dilihat pada Lampiran 6-8 dimana final score reba untuk
masing masing gerakan adalah bernilai 8 untuk kegiatan dorongan awal, bernilai
6 untuk kegiatan dorongan lanjutan, dan bernilai 8 untuk kegiatan dorongan
akhir. Postur kerja operator tergolong resiko tinggi pada kegiatan dorongan awal
dan dorongan akhir, sedangkan pada dorongan lanjutan tergolong resiko
sedang. Hal ini dikarenakan tidak adanya standar untuk melakukan dorongan
sehingga postur kerja operator menjadi tidak menentu yang menyebabkan postur
kerja menjadi buruk dan memiliki resiko bahaya yang tinggi. Sehingga perlu
dilakukan perbaikan untuk memperbaiki postur operator.
4.4.2. Data Anthropometri
Perancangan design material handling yang ergonomis harus berdasarkan
anthropometri pekerja sehingga tidak ada keluhan akibat ukuran yang tidak
sesuai. Data anthropometri diperoleh dari Bank Anthropometri untuk jenis
kelamin laki-laki, karena pada umumnya yang melakukan kegiatan pemindahan
material handling. Data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data Anthropometri
No. UMUR SEX TSB LBH LTT
1 25 P 103 41,3 8,0
2 27 P 109,1 41,5 8,0
3 24 P 96 42 9,0
4 24 P 105 49 9,5
5 23 P 105 43,5 7,9
6 22 P 105 40,2 4,8
7 22 P 107,8 44,5 6,3
8 22 P 104 39 8,0
9 22 P 108,8 41,5 6,7
10 21 P 106 42,5 7,8
11 21 P 107 47 8,3
12 21 P 105 42 8,4
13 20 P 104 44 7,1
14 20 P 100 46 7,5
47
15 21 P 107 42 6,0
16 21 P 110 47 8,0
17 21 P 108 49,5 8,5
18 21 P 108 46 8,4
19 21 P 108 37 8,5
20 21 P 102 42 8,0
21 21 P 97 39 7,0
22 21 P 106 42,7 8,0
23 20 P 100,6 42,4 8,6
24 20 P 108 39,5 8,7
25 22 P 109 47,4 7,9
26 20 P 85,6 41,5 8,7
27 21 P 99 40 6,8
28 20 P 110 44,5 8,1
29 21 P 108 48 8,5
30 20 P 101 38,7 8,8
Data anthropometri kemudian digolongkan pada data sistem kerja untuk
diidentifikasi data anthropometri yang akan digunakan pada rancangan material
handling. Data sistem kerja dapat dilihat pada Tabel 4.2., Tabel 4.3., dan Tabel
4.4.
Tabel 4.2. Data Sistem Kerja untuk Gerobak Angkut Stick
No Nama Dimensi Simbol Ukuran (cm)
1 Tinggi Siku Berdiri TSB 98
Tabel 4.3. Data Sistem Kerja untuk Troley Angkut Repair
No Nama Dimensi Simbol Ukuran (cm)
1 Tinggi Siku Berdiri TSB 98
2 Lebar bahu LBH 40
3 Lebar Telapak
Tangan LTT 10
Tabel 4.4. Data Sistem Kerja untuk Kereta Angkut Produksi Plywood
No Nama Dimensi Simbol Ukuran (cm)
1 Tinggi Siku Berdiri TSB 98
Data anthropometri kemudian dianalisis berdasarkan kegunaan persentil yang
digunakan, nilai persentil, nilai kelonggaran, dan ukuran usulan yang merupakan
penjumlahan dari nilai persentil pada lampiran 1, 2, dan 3 dan nilai kelonggaran,
serta alasan pemilihan nilai persentil yang digunakan. Data analisis ergonomi
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
48
Tabel 4.5 Data Analisis Ergonomi
Kegunaan
Dimensi Anthro
Persentil
Nilai Persenti
l (cm)
Nilai kelonggara
n (cm)
Ukuran
Usulan
Alasan Pemilihan
Tinggi handle
TSB 5 96,45 1,55 98
Agar tinggi handle bisa disesuaika
n untuk yang
memiliki ukuran
tubuh yang rendah
Jarak Antara Handle
LBH 5 38,835 1,165 40
Agar jarak handle bisa disesuaika
n untuk yang
memiliki lebar bahu
kecil.
Lebar Handle
LTT 95 8,91 1,09 10
Agar handle dapat
digenggam oleh
pekerja yang
memiliki lebar
tangan yang besar.
4.4.3. Desain Material Handling Berbasis Ergonomi
a. Gerobak Angkut
Gerobak angkut dilakukan perbaikan berdasarkan analisis anthropometri
menggunakan software powershape R2 2014. Desain gerobak angkut yang baru
memiliki penambahan handle pada bagian belakang yang sesuai dengan ukuran
tinggi siku berdiri. Berikut gambar desain perbaikan gerobak angkut.
49
Gambar 4.13.Gerobak Angkut 3D
Gambar 4.14.Gerobak Angkut Tampak Atas
Gambar 4.15.Gerobak Angkut Tampak Belakang
50
Gambar 4.16. Gerobak Angkut Tampak Samping
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Analisis REBA Gerobak Angkut
Jenis Gerakan REBA Sebelum Perbaikan REBA sesudah Perbaikan
Mendorong
Gerobak 6 1
Setelah dilakukan desain perbaikan maka dilakukan penilaian postur
menggunakan REBA pada Lampiran 5, maka diperoleh nilai akhir REBA adalah
1 yang berarti resiko sangat kecil. Hal ini dapat diperoleh karena dengan
penambahan handle postur leher dan punggung tidak perlu bungkuk lagi
sehingga postur menjadi lebih baik, serta lengan atas dan lengan bawah yang
semula harus direntangkan ke depan untuk menjaga jarak dengan kayu yang
keluar dapat dihindari dengan penambahan jarak handle yang cukup panjang.
Hal ini juga berlaku untuk gerobak angkut yang lainnya, dimana masih terdapat
gerobak angkut yang digunakan untuk keperluan lain belum memiliki handle atau
handle dipasang tidak sesuai dengan anthropometri maka perlu dilakukan
perbaikan agar pemindahan menjadi lebih ergonomis. Kekurangan untuk
rancangan design gerobak angkut adalah adanya tambahan ruang untuk handle
gerobak angkut pada saat menyimpan ggerobak, namun hal ini dinilai tidak
terlalu signifikan.
b. Troley Angkut Repair
Alat angkut repair dilakukan desain ulang berdasarkan analisis anthropometri
menggunakan software powershape R2 2014 menjadi troley angkut repair.
Desain alat angkut repair memiliki yang baru menyerupai troley dimana terdapat
handle yang sesuai dengan tinggi siku berdiri, garpu di bagian depan troley untuk
51
mengangkut hasil repair dan roda untuk memudahkan proses perpindahan.
Berikut gambar desain troley angkut repair.
Gambar 4.17. Troley Angkut Repair 3D
Gambar 4.18. Troley Angkut Repair Tampak Atas
Gambar 4.19. Troley Angkut Repair Tampak Belakang
52
Gambar 4.20.Troley Angkut Repair Tampak Samping
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis REBA Troley Angkut Repair
Reba Sebelum Perbaikan REBA Sesudah Perbaikan
Jenis Gerakan Kanan Kiri Jenis Gerakan Nilai
Memilah Hasil Repair 6 6 Mengambil Hasil Repair 2
Memposisikan Stick 6 5 Membawa Hasil Repair 2
Mengangkat Hasil
Repair 8 6 Meletakan Hasil Repair 2
Memindahkan Hasil
Repair 3 3 - -
Menempatkan Hasil
Repair 4 3 - -
Setelah dilakukan desain ulang gerakan dalam pemindahan hasil repair
berkurang dari 5 menjadi 3 yakni mengambil hasil repair dimana pengambilan
akan dilakukan dengan memasukkan garpu kedalam sisipan tumpukan hasil
repair, dalam kasus ini hasil repair yang sebelumnya diletakan di bawah tidak
perlu diletakan di bawah lagi, troley akan mengambil langsung dari meja repair
dan dipindahkan. Gerakan berikutnya adalah membawa hasil repair dimana
setelah garpu disisipkan maka garpu diangkat dengan cara menggerakan handle
kebelakang kemudian dapat dilakukan pemindahan. Gerakan akhir adalah
meletakan hasil repair di kereta dengan cara menurunkan garpu kemudian
menarik troley ke belakang. 3 gerakan ini kemudian dilakukan analisis REBA
pada Lampiran 12-14, maka diperoleh nilai akhir REBA untuk masing - masing
gerakan adalah bernilai 2 untuk semua gerakan menggunakan troley angkut
53
repair yang berarti dengan desain yang baru postur yang dihasilkan memiliki
resiko yang tergolong rendah. Troley ini juga dapat digunakan pada stasiun yang
lain seperti pada proses scrap joint dan core builder dimana sebelumnya
menggunakan forklift pada proses pemindahannya dapat menggunakan troley
angkut sebagai alternatif perpindahan walaupun dengan jumlah yang lebih
sedikit namun hal ini dapat menghemat penggunaan bahan bakar forklift..
Perancangan troley memiliki beberapa kekurangan yakni berkurangnya jumlah
core hasil repair yang dapat dibawa dan garpu troley tidak bisa diatur
ketinggiannya. Sehingga disarankan penggunaan troley dengan metode one
piece flow, yaitu mengangkut plywood dengan jumlah yang sedikit. Selain dapat
mengurangi beban pekerja, hal ini juga dapat mencegah adanya kegiatan
menunggu dari pekerja untuk memindahkan hasil repair ke proses glue.
c. Kereta Angkut pada Produksi Plywood
Kereta angkut dilakukan perbaikan berdasarkan analisis anthropometri
menggunakan software powershape R2 2014. Desain kereta angkut yang baru
memiliki penambahan lubang dengan jarak tertentu pada bagian pojok kereta
sebagai tempat unutuk memasukkan part handle dimana part handle terdapat 2
jenis untuk bagian depan atau belakang dan samping kanan atau kiri yang dapat
dilepas dan dipasang kembali sesuai dengan arah perpindahan plywood. Part
handle dirancang terpisah karena kereta angkut digunakan 2 arah dan agar
dapat menerima plywood dari kereta angkut lainnya, sehingga jika pekerja ingin
merubah arah hanya perlu melepas handle dari sisi lainnya. Berikut gambar
desain perbaikan kereta angkut.
54
Gambar 4.21. Kereta Angkut pada Produksi Plywood 3D
Gambar 4.22. Kereta Angkut pada Produksi Plywood Tampak Atas
55
Gambar 4.23. Kereta Angkut pada Produksi Plywood Tampak Belakang
Gambar 4.24. Kereta Angkut pada Produksi Plywood Tampak Samping
56
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Analisis REBA Kereta Angkut
Jenis Gerakan REBA Sebelum
Perbaikan
REBA sesudah
Perbaikan
Gerakan Dorongan Awal 8 4
Gerakan Dorongan Lanjutan 6 4
Gerakan Dorongan Akhir 8 4
Setelah dilakukan desain perbaikan maka dilakukan penilaian postur
menggunakan REBA pada Lampiran 9-11, maka diperoleh nilai akhir REBA
adalah 4 untuk setiap gerakan yang berarti resiko sedang. Terjadi penurunan
resiko untuk gerakan dorongan awal dan dorongan akhir, sedangkan untuk
gerakan dorongan lanjutan walaupun terjadi penurunan skor namun resiko tetap
sama. Resiko masih tergolong sedang karena beban plywood yang tergolong
sangat berat sehingga terkadang perlu lebih dari 2 orang untuk mendorong
kereta, sehingga untuk menurunkan resiko dapat dilakukan dengan menurunkan
beban atau jumlah plywood yang dipindahkan dalam satu palet. Perancangan
Kereta Angkut yang baru memiliki kekurangan dimana perlu kegiatan melepas
dan memasang handle saat menerima plywood dan didorong ke arah yang
berlawanan.
4.4.4. Kesimpulan
Hasil pengamatan yang dilakukan pada PT. Baujeng Plywood Bernas ditemukan
permasalahan bahwa terdapat beberapa material handling yang tidak
memperhatikan ukuran anthropometri pekerja, sehingga postur pekerja dalam
melakukan kegiatan material handling memiliki potensi untuk menyebabkan
muskuloskeletal disorder.
REBA digunakan untuk menilai postur pekerja saat melakukan kegiatan material
handling hingga ditemukan bahwa nilai akhir REBA terdapat pada kondisi high
risk pada kegiatan pemindahan menggunakan kereta angkut, medium risk pada
kegiatan pemindahan menggunakan gerobak angkut, dan high risk pada
kegiatan pemindahan hasil repair menggunakan stick besi.
Perancangan material handling berbasis anthropometri dibuat menggunakan
software Powershape 2014 R2. Nilai akhir REBA setelah perancangan material
handling yang baru diperkirakan dapat mengurangi resiko postur kerja saat
melakukan kegatan material handling.
57
4.4.5. Saran
Untuk menyelesaikan permasalahan terhadap postur pekerja yang buruk saat
melakukan kegiatan material handling maka disarankan melakukan perancangan
ulang berdasarkan desain yang disarankan dengan beberapa pertimbangan
khusus. Serta memberikan pelatihan standar postur kerja yang dapat
meminimalisir resiko cedera akibat kerja, seperti mengurangi postur
membungkuk saat melakukan pemindahan material dan mengurangi beban
material yang akan dipindahkan.
58
BAB 5
PENUTUP
Demikian laporan Kerja Praktek yang telah disusun berdasarkan kegiatan kerja
praktek di PT Baujeng Plywood Bernas, penyusun mengucapkan banyak
terimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa dan kepada semua pihak yang telah
mendukung serta membantu dalam terlaksananya Kerja Praktek ini hingga
penyusunan laporan dapat diselesaikan. Penyusun sadar, laporan ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penyusun,
karena itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk perbaikan laporan agar dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 12 Agustus 2017
Penyusun
viii
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Yosef, Astanti, Ririn Diar, Ariyono, V., Yuniartha, Deny Ratna, dan Purnomo, B.
Laksito (2016). Buku Pedoman Pelaksanaan Penulisan Laporan KP Revisi 2016.
Yogyakarta : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Tekonologi Industri,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
ix
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengolahan Data Menggunakan Software Microsoft Excell
Dimensi TSB
% Nilai
95 2
5 0,05
40
30
Jumlah Subgroup = 5,8745 6
Subgroup
Rerata-
rata Keterangan
1 103 109,1 96 105 105 103,62 Seragam 10609 11903 9216 11025 11025
2 105 107,8 104 108,8 106 106,32 Seragam 11025 11621 10816 11837 11236
3 107 105 104 100 107 104,6 Seragam 11449 11025 10816 10000 11449
4 110 108 108 108 102 107,2 Seragam 12100 11664 11664 11664 10404
5 97 106 100,6 108 109 104,12 Seragam 9409 11236 10120,36 11664 11881
6 85,6 99 110 108 101 100,72 Seragam 7327,36 9801 12100 11664 10201
626,58 327952
3132,9
9815062,41
Harga Rata - Rata Subgroup 104,43
Standard Deviasi 5,19636
UJI KESERAGAMAN DATA
Std rata2 2,32388
Batas Kendali Bawah 97,4583
Batas Kendali Atas 111,402
UJI KECUKUPAN DATA
Nilai N Hitungan 3,82952
NILAI PERCENTIL
Percentil 5 96,45
Percentil 50 105,5
Percentil 95 109,595
Tingkat ketelitian
UJI DATA PRAKTIKUM APSK DIMENSI TSB
Tingkat keyakinan
K/S
Jumlah Subgroup = 1 + 3.3 log n
Jumlah data (n) =
Data (Xi) (Xi)2
Jumlah Subgroup = 1 + 3.3 log 30
Keterangan :
Jumlah Rata - Rata Subgroup Total (Xi)2
Total Xi
Total Xi2
Data Cukup
Keterangan : Data Seragam
Lampiran 2. Pengolahan Data Menggunakan Software Microsoft Excell
Dimensi LBH
% Nilai
95 2
5 0,05
40
30
Jumlah Subgroup = 5,8745 6
Subgroup
Rerata-
rata Keterangan
1 41,3 41,5 42 49 43,5 43,46 Seragam 1705,69 1722,3 1764 2401 1892,25
2 40,2 44,5 39 41,5 42,5 41,54 Seragam 1616,04 1980,3 1521 1722 1806,25
3 47 42 44 46 42 44,2 Seragam 2209 1764 1936 2116 1764
4 47 49,5 46 37 42 44,3 Seragam 2209 2450,3 2116 1369 1764
5 39 42,7 42,4 39,5 47,4 42,2 Seragam 1521 1823,3 1797,76 1560 2246,76
6 41,5 40 44,5 48 38,7 42,54 Seragam 1722,25 1600 1980,25 2304 1497,69
258,24 55881,5
1291,2
1667197,44
Harga Rata - Rata Subgroup 43,04
Standard Deviasi 3,26017
UJI KESERAGAMAN DATA
Std rata2 1,45799
Batas Kendali Bawah 38,666
Batas Kendali Atas 47,414
UJI KECUKUPAN DATA
Nilai N Hitungan 8,87426
NILAI PERCENTIL
Percentil 5 38,835
Percentil 50 42,2
Percentil 95 48,55
Keterangan :
Jumlah Rata - Rata Subgroup Total (Xi)2
Total Xi
Total Xi2
Data Cukup
Keterangan : Data Seragam
K/S
Jumlah Subgroup = 1 + 3.3 log n
Jumlah data (n) =
Data (Xi) (Xi)2
Jumlah Subgroup = 1 + 3.3 log 30
Tingkat ketelitian
UJI DATA PRAKTIKUM APSK DIMENSI LBH
Tingkat keyakinan
Lampiran 3. Pengolahan Data Menggunakan Software Microsoft Excell
Dimensi LTT
% Nilai
95 2
5 0,05
40
30
Jumlah Subgroup = 5,8745 6
Subgroup
Rerata-
rata Keterangan
1 8 7,95 9 9,5 7,9 8,47 Seragam 64 63,203 81 90,25 62,41
2 4,8 6,3 8 6,7 7,8 6,72 Seragam 23,04 39,69 64 44,89 60,84
3 8,3 8,4 7,1 7,5 6 7,46 Seragam 68,89 70,56 50,41 56,25 36
4 8 8,5 8,4 8,5 8 8,28 Seragam 64 72,25 70,56 72,25 64
5 7 8 8,6 8,7 7,9 8,04 Seragam 49 64 73,96 75,69 62,41
6 8,7 6,8 8,1 8,5 8,8 8,18 Seragam 75,69 46,24 65,61 72,25 77,44
47,15 1880,78
235,75
55578,0625
Harga Rata - Rata Subgroup 7,85833
Standard Deviasi 0,98577
UJI KESERAGAMAN DATA
Std rata2 0,44085
Batas Kendali Bawah 6,53579
Batas Kendali Atas 9,18088
UJI KECUKUPAN DATA
Nilai N Hitungan 24,338
NILAI PERCENTIL
Percentil 5 6,135
Percentil 50 8
Percentil 95 8,91
Keterangan :
Jumlah Rata - Rata Subgroup Total (Xi)2
Total Xi
Total Xi2
Data Cukup
Keterangan : Data Seragam
K/S
Jumlah Subgroup = 1 + 3.3 log n
Jumlah data (n) =
Data (Xi) (Xi)2
Jumlah Subgroup = 1 + 3.3 log 30
Tingkat ketelitian
UJI DATA PRAKTIKUM APSK DIMENSI LTT
Tingkat keyakinan
+2
+3
+1
4
+3
+2
+1+1
5
+1
6
+0
4
6 0
6
Mendorong Gerobak Angkut Stick Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 4. REBA Mendorong Gerobak Stick Sebelum
+1
+1
+1
1
+1
+1
+1+1
2
0
2
+0
1
1 0
1
Mendorong Gerobak Angkut Stick Setelah Dharma 30 07 2017
Lampiran 5. REBA Mendorong Gerobak Stick Setelah
+2
+2
+2
4
+1
+2
2
2
+3
5
+2
6
8 0
8
Dorongan Awal Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 6. REBA Dorongan Awal Sebelum
+1
+2
+2
3
+2
+1
+2
2
+3
5
+2
5
6 0
6
Dorongan Lanjutan Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 7. REBA Dorongan Lanjutan Sebelum
+1
+2
+1
3
+3
+1
2
4
+3
7
+2
5
8 0
8
Dorongan Akhir Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 8. REBA Dorongan Akhir Sebelum
+1
+2
+2
3
+1
+1
+1+1
2
0
2
+2
5
4 0
4
Dorongan Awal Setelah Dharma 30 07 2017
Lampiran 9. REBA Dorongan Awal Setelah
+1
+1
+2
2
+1
+1
+1+1
2
0
2
+2
4
4 0
4
Dorongan Lanjutan Setelah Dharma 30 07 2017
Lampiran 10. REBA Dorongan Lanjutan Setelah
+1
+1
+2
2
+1
+1
+1+1
2
0
2
+2
4
4 0
4
Dorongan Akhir Setelah Dharma 30 07 2017
Lampiran 11. REBA Dorongan Akhir Setelah
+1
+1
+1
1
+1
+1
+1+1
2
0
2
+1
2
2 0
2
Mengambil Hasil Repair Setelah Dharma 30 07 2017
Lampiran 12. REBA Mengambil Hasil Repair Setelah
+1
+1
+1
1
+1
+1
+1+1
2
0
2
+1
2
2 0
2
Membawa Hasil Repair Setelah Dharma 30 07 2017
Lampiran 13. REBA Membawa Hasil Repair Setelah
+1
+1
+1
1
+1
+1
+1+1
2
0
2
+1
2
2 0
2
Meletakan Hasil Repair Setelah Dharma 30 07 2017
Lampiran 14. REBA Meletakan Hasil Repair Setelah
+2
+2
+2
4
+2
+2
+2
3
+2
5
+1
5
6 0
6
Memilah Hasil Repair (Kanan) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 15. REBA Memilah Hasil Repair (Kanan) Sebelum
+2
+2
+2
4
+2
+2
+2
3
+2
5
+1
5
6 0
6
Memilah Hasil Repair (Kiri) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 16. REBA Memilah Hasil Repair (Kiri) Sebelum
+2
+3
+1
4
+2+1
+2
+1+1
5
0
5
+1
5
5 0
5
Meposisikan Besi (Kiri) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 17. REBA Memposisikan Besi (Kiri) Sebelum
+2
+3
+1
4
+2
+2
+1+1
3
+2
5
+1
5
6 0
6
Memposisikan Besi (Kanan) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 18. REBA Memposisikan Besi (Kanan) Sebelum
+2
+3
+1
4
+2+1
+2
+1+1
5
0
5
+1
5
6 0
6
Mengangkat Hasil Repair (Kiri) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 19. REBA Mengangkat Hasil Repair (Kiri) Sebelum
+2
+3
+1
4
+2+1
+2
+1+1
5
+2
7
+1
5
8 0
8
Mengangkat Hasil Repair (Kanan) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 20. REBA Mengangkat Hasil Repair (Kanan) Sebelum
+1
+2
+1
2
+1
+2
+1+1
2
0
2
+1
3
3 0
3
Memindahkan Hasil Repair (Kiri) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 21. REBA Memindahkan Hasil Repair (Kiri) Sebelum
+1
+2
+1
2
+1
+2
+1+1
2
+2
4
+1
3
3 0
3
Memindahkan Hasil Repair (Kanan) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 22. REBA Memindahkan Hasil Repair (Kanan) Sebelum
+1
+2
+1
2
+1+1
+2
+1+1
3
+2
5
+1
3
4 0
4
Menempatkan Hasil Repair (Kiri) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 23. REBA Menempatkan Hasil Repair (Kiri) Sebelum
+1
+2
+1
2
+1+1
+2
+1+1
3
0
3
+1
3
3 0
3
Menempatkan Hasil Repair (Kanan) Sebelum Dharma 24 07 2017
Lampiran 24. REBA Menempatkan Hasil Repair (Kanan) Sebelum