Download - Keratitis Sheila Mata Sentra
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
1/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
BAB 1
Pendahuluan
Kornea merupakan jaringan yang avaskular, bersifat transparan, berukuran 11-12 mmhorizontal dan 10-11 mm vertikal, serta memiliki indeks refraksi 1,37. Kornea memberikankontribusi 74 % atau setara dengan 43,25 dioptri (D) dari total 58,60 kekuatan dioptri matamanusia. Kornea juga merupakan sumber astigmatisme pada sistem optik. Dalam nutrisinya,kornea bergantung pada difusi glukosa dari aqueus humor dan oksigen yang berdifusi melaluilapisan air mata. Sebagai tambahan, kornea perifer disuplai oksigen dari sirkulasi limbus. Korneaadalah salah satu organ tubuh yang memiliki densitas ujung-ujung saraf terbanyak dansensitifitasnya adalah 100 kali jika dibandingkan dengan konjungtiva. 1
Kornea pada orang dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 mmdi tepi dan diameternya sekitar 11,5 mm. 2
Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: 2,3
1. Lapisan epitel
Suatu lapisan skuamosa anterior yang menebal di perifer pada limbus dimana lapisanini bersinambung dengan konjungtiva dan merupakan sawar yang efisien terhadapmasuknya
2. Lapisan Bowman
merupakan lapisan jernih aseluler yang merupakan bagian stroma yang berubah
3. Stroma
Terdiri dari serabut kolagen, substansi dasar, dan fibroblas yang menjadi dasar darikornea. Bentuk serabut kolagen yang regular dan diameternya yang kecil menyebabkantransparansi kornea.
4. Membran Descemet
Adalah sebuah membran elastik yang jernih yang tampak amorf pada pemeriksaanmikroskopi elektron dan merupakan membran basalis dari endotel kornea
1 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
2/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
5. Lapisan endotel
Suatu lapisan tunggal dari sel yang tidak mengalami regenerasi yang secara aktif
memompa ion dan air dari stroma untuk mengontrol hidrasi dan transparansi kornea
Perbedaan antara kapasitas regenerasi epitel dan endotel penting. Kerusakan lapisan epitel,misalnya karena abrasi, dengan cepat diperbaiki. Endotel, yang rusak karena penyakit atau
pembedahan misalnya, tidak dapat beregenerasi. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edemakornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, cedera pada epitel hanya menyebabkan edemalokal sesaat stroma kornea yang akan menghilang bila sel-sel itu beregenerasi. 2, 3
Fungsi kornea adalah: 3
Merefraksikan cahaya dan bersama dengan lensa memfokuskan cahaya ke retina
Melindungi struktur mata internal
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus yang berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stromakornea, menembus membran Bowman melepas selubung Schwannya. Seluruh lapis epiteldipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan. Sensasi dingin oleh Bulbus Krause ditemukan padadaerah limbus. 1,2
2 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
3/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
BAB 2
Klasifikasi
Keratitis adalah kondisi di mana terjadi proses peradangan pada kornea mata, yang dapatdisebabkan oleh banyak hal. Berbagai jenis infeksi, mata kering, trauma, dan berbagai macam
penyakit medis dapat menyebabkan keratitis. Bahkan pada beberapa kasus keratitis tidak diketahui penyebabnya. 5
Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri sehingga pada keratitis sering timbul rasasakit dan fotofobia. Rasa sakit ini diperberat oleh gesekan palpebra (terutama palpebra superior)
pada kornea dan menetap sampai sembuh. Fotofobia terutama disebabkan oleh kontraksi iris yangmeradang. Selain itu, oleh karena kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi sinar danmerupakan media pembiasan terhadap sinar yang yang masuk ke mata maka lesi pada korneaumumnya akan mengaburkan penglihatan terutama apabila lesi terletak sentral dari kornea.Keratitis dapat memberikan gejala mata merah, rasa silau dan merasa ada yang mengganjal atau
kelilipan.2,4
Keratitis dapat diklafikasikan berdasarkan lokasi, derajat penyakit dan etiologinya. 5
Berdasarkan lokasi yang terkena: 2
1. Keratitis Epithelial (superficial)2. Keratitis Subepithelial3. Keratitis Stroma (Interstitial)4. Keratitis Endotelial (Profunda)
Berdasarkan derajat penyakitnya:5
1. Ringan2. Sedang3. Berat4. Berhubungan dengan peradangan bagian lain dari mata
3 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
4/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Keratokonjungtivitis (kornea dan konjungtiva) Keratouveitis (kornea dan traktus uveal)
Berdasarkan etiologi: 6
1. Infektif
Keratitis Bacterial Keratitis Viral Keratitis Jamur Keratitis Parasit Keratitis Interstisial (Sifilis, Tuberkulosa, Lepra)
2. Non infektif
Keratitis Pungtata Non- Viral
Disebabkan obat-obatan, alergi dan lensa kontak
Keratitis Alergi
Keratokonjungtivitis Flikten
Keratokonjungtivitis Vernal
Keratitis Paparan
Karena gangguan lubrikasi mata dan proteksi palpebra pada kornea
Terdiri atas:
Keratitis Lagoftalmus : akibat kelopak mata tidak dapat menutupsempurna sehingga terjadi kekeringan pada kornea
Keratitis Neuroparalitik : gangguan pada Nervus Trigeminal sehinggasensibilitas dan metabolisme kornea terganggu
Keratitis pada keratokonjungtivitis sika : kekeringan permukaan korneakarena gangguan sekresi air mata
4 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
5/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Fotokeratitis
Akibat paparan sinar UV dari matahari atau lampu. Dapat sembuh sendirisetelah 1-2 hari.
BAB 3
Keratitis Bacterial
1.DefinisiKeratitis bakteri merupakan kelainan yang berbahaya disebabkan dapat mengakibatkan kebutaan.Salah satu sifat khasnya adalah perkembangan yang cepat, kerusakan kornea dapat lengkap dalam24-48 jam pada beberapa spesies bakteri. Ulserasi kornea, pembentukan abses stroma, edemakornea, dan peradangan segmen anterior merupakan karakteristik penyakit ini. 7
Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi kornea, yaitu: 3,7
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
Sterptococcus pneumonia
Koliformis
Pseudomonas
Haemophilus
Enterobacteriaceae (termasuk Klebsiella, Enterobacter, Serratia, dan Proteus)
2.Faktor predisposisi 3, 7
Penggunaan lensa kontak Penurunan kekebalan pertahanan sekunder untuk malnutrisi, alkoholisme, dan
diabetes (Moraxella). Kekurangan air mata Perubahan struktural atau malposisi dari kelopak mata (termasuk entropion dengan
trichiasis dan lagophthalmos).
5 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
6/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Penggunaan kortikosteroid topikal Trauma
3.Patofisiologi
Konjungtiva dan kornea mendapat perlindungan dari infeksi dengan: 3 Kedipan mata Pembersihan debris dengan aliran air mata Penjeratan partikel asing oleh mucus
Sifat antibakteri dari air mata Fungsi sawar epitel kornea (Neisseria gonnorrhoea, corynebacterium diphteriae,
listeria dan haemophilus dapat menembus sel epitel intak)Gangguan dari lapisan epitel kornea ataupun lapisan air mata yang abnormal
menyebabkan masuknya mikroorganisme ke dalam stroma kornea, di mana mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan ulserasi. Faktor Virulensi bakteri memulai terjadinya invasimikroba yang dapat membantu proses infektif. Selama tahap awal, lapisan epitel dan stroma yangterkena menjadi bengkak dan mengalami nekrosis. Sel-sel inflamasi akut (terutama neutrofil)mengelilingi ulkus awal dan menyebabkan nekrosis pada lamellae stroma. 7
Difusi produk inflamasi (termasuk sitokin) memunculkan sel-sel inflamasi ke ruang bilik mata
depan yang kemudian menciptakan hipopion. Racun bakteri yang berbeda dan enzim (termasuk elastase dan protease basa) diproduksi selama infeksi kornea, membantu perusakan kornea. 7
4.Gejala dan tanda 3,7
Subjektif:
1. Nyeri biasanya berat kecuali bila kornea anestetik
2. Sekret purulen
3. Mata merah
4. Penglihatan kabur
5. Silau (fotofobia)
Objektif:
6 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
7/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
1. Injeksi siliar
2. Hipopion
3. Synechiae posterior
4. Edema palpebra superior
5. Opasitas kornea berwarna putih (bila sudah timbul ulkus kornea)
5.Pemeriksaan Laboratorium 7
Sampel dapat diambil dari kelopak mata, konjungtiva, lensa kontak yang bersangkutan atapun
langsung dari ulkus kornea
Slide mikroskop dibuat dengan pewarnaan gram ataupun giemsa
Kultur pada agar Sabouraud
6.Terapi 3,7
Antibiotik topikal intensif
1. Terapi ganda
Gram (-): Tobramisin 14 mg/ml, 1 tts/jam dlm24 jm pertama (Gentamisin, polimiksin)
Gram (+):Cefazolin 50 mg/ml, 1 tts/jam dlm24 jm pertama (Vancomyxin, Basitrasin)
2. Monoterapi
Fluorokuinolon (Siprofloksasin, Ofloksasin)
7 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
8/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
BAB 4
Keratitis Viral
1. Keratitis herpes simpleks
Herpes simpleks (HSV) tipe 1 merupakan virus DNA yang sering menginfeksi manusia.Infeksi terjadi melalui kontak langsung dari kulit atau membran mukosa dengan lesiinfeksius atau sekret. HSV tipe 1 terutama menginfeksi orofacial dan ocular sedangkan HSVtipe 2 umumnya menular seksual dan menyebabkan penyakit kelamin. HSV tipe 2 walaupun
jarang namun dapat menginfeksi mata melalui kontak dengan lesi genital orofacial dankadang ditransmisikan ke neonatus melalui jalan lahir dari ibu yang terinfeksi HSV tipe 2sehingga menyebabkan keratitis dan korioretinis infantil. 3,7
Biasanya disertai dengan: 3
Demam
Lesi vesikular kelopak mata
Konjungtivitis folikular
Limfadenopati preaurikular
Kebanyakan asimtomatik
Patofisiologi 7
Infeksi HSV-1 paling sering terjadi dalam distribusi mukokutan dari saraf trigeminal.Setelah infeksi primer, virus menyebar dari sel-sel epitel yang terinfeksi untuk dekatujung saraf sensorik dan diangkut sepanjang akson saraf ke badan sel yang terletak di
8 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
9/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
ganglion trigeminal. Di sana, genom virus memasuki inti neuron, di mana ia tetaptanpa batas dalam keadaan laten. Infeksi primer dari salah satu cabang nervustrigeminal (opthalmic, maksila, mandibula) dapat menyebabkan infeksi laten sel saraf dalam ganglion trigeminal. Penyebaran interneuronal HSV dalam ganglionmemungkinkan pasien menderita penyakit mata di kemudian hari tanpa pernah dapatinfeksi mata primer HSV-1.
Infeksi HSV ocular rekuren dianggap sebagai reaktivasi virus dalam gangliontrigeminal yang bermigrasi menuruni akson saraf untuk menghasilkan infeksi pada
jaringan okular. Bukti menunjukkan bahwa virus juga dapat hidup secara laten didalam jaringan kornea, yang merupakan sumber potensial penyakit berulang danmenyebabkan penyakit yang diturunkan donor HSV dalam tranplantasi kornea mata.
Gejala dan tanda2,7
Subjektif:
Nyeri minimal akibat anestesi kornea Fotofobia Penglihatan kabur mata berair (sekret serous) mata merah
Objektif:
HSV keratitis terbagi menjadi 4 kategori:
a. Infeksius Epitelial Keratitis (keratitis dendritik) ditandai dengan vesikel padakornea, ulkus dendritik dan ulkus geografis
b. Neurotrophic Keratopati ditandai dengan permukaan kornea irregular dan erosidari epitel serta ulkus neurotropik dan adanya penurunan sensitivitas kornea
c. Peradangan stroma kornea (keratitis diskiformis) ditandai edema yang
mengakibatkan hilangnya tranparansi kornea. Keterlibatan stroma menyebabkan parut permanen sehingga terjadi penurunan tajam penglihatan. Dapatmenyebabkan terjadinya komplikasi berupa uveitis, trabeculitis dan glaucomasekunder
9 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
10/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
d. Endothelitis ditandai dengan keratic presipitat (KPs), edema epitel, hilangnyainfiltrate kornea atau neovaskularisasi. Iritis ringan sampai sedang dapat terjadi.
Pemeriksaan Laboratorium 2, 7
Usapan epitel dengan Giemsa dapat menunjukkan sel-sel raksasa multinuklear, yangdihasilkan dari perpaduan dari sel-sel epitel kornea yang terinfeksi dan virusintranuclear inklusi. Namun, hasil sitologi negatif tidak mengecualikan infeksi HSV.
Kultur virus memiliki kepekaan hingga 70% dan juga memungkinkan untuk identifikasisubtipe HSV.
Polymerase chain reaction menggunakan sampel air mata, epitel kornea, atau bilik matadepan dapat mendeteksi DNA virus dalam kasus-kasus herpeskeratitis atau keratouveitis.
Namun tidak dapat membedakan antara infeksi laten ataum infeksi aktif HSV
Terapi 2
a. Debridement epithelial
Debridement dilakukan dengan aplikator berujung kapas khusus. Obat siklopegik sepertiatropin 1% atau homatropin 5 % diteteskan ke dalam sakus konjungtiva dan ditutup dengansedikit tekanan. Pasien harus diperiksa setiap hari dan diganti penutupnya sampai defek korneanya sembuh umumnya dalam 72 jam. Pengobatan tambahan dengan antivirus topikal
mempercepat pemulihan epitel.
b. Terapi obat
IDU(Idoxuridine):analog pirimidin terdapat dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam; salep 0,5% diberikan setiap 4 jam
Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep
Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
Asiklovir: dalam bentuk salep 3%, diberikan setiap 4 jam Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya padaorang atopi
yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif
c. Terapi Bedah
10 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
11/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Keratoplasti penetrans mungkin diindikasikan untuk rehabilitasi penglihatan pasien yangmempunyai parut kornea yang berat, namun hendaknya dilakukan beberapa bulan setelah
penyakit herpes non aktif. Pasca bedah, infeksi herpes rekurens dapat timbul karena trauma bedah dan kortikosteroid topikal yang diperlukan untuk mencegah penolakantransplantasi kornea. Juga sulit dibedakan penolakan transplantasi kornea dari penyakitstroma rekurens
d. Pengendalian Mekanisme Pemicu yang Mengaktifkan Kembali Infeksi HSV
Infeksi HSV rekurens pada mata banyak dijumpai, kira-kira sepertiga kasus dalam 2 tahunsetelah serangan pertama. Sering dapat ditemukan mekanisme pemicunya, setelah
dengan teliti mewancarai pasien. Begitu ditemukan pemicu itu dihindarkan. Aspirin dapatdipakai untuk mencegah demam, pajanan berlebihan terhadap sinar matahari atau sinar
ultraviolet dapat dihindari, keadaan-keadaan yangdapat menimbulkan stress psikis dapatdikurangi, dan aspirin dapat diminum setelah menstruasi
2. Keratitis Herpes Zoster Oftalmika
Infeksi virus varicella-zoster (VZV) terjadi dalam dua bentuk: primer (varicella) dan rekurens (zoster). Manifestasi pada mata jarang terjadi pada varicellanamun sering pada zoster oftalmik kerapkali disertai keratouveitis. Meskipunkeratouveitis zoster pada anak umumnya tergolong penyakit jinak, pada orang dewasa
tergolong penyakit berat yang dapat mengakibatkan kebutaan. 2
Tidak seperti infeksi pada herpes simpleks pada herpes zoster biasanyaterdapat periode prodromal. Manifestasi ocular biasanya didahului oleh munculnyavesikel pada distribusi bagian oftalmika saraf trigeminus. 3
Patofisiologi 7
Ketika dibebaskan dari ganglion trigeminal, VZV (herpes virus tipe 3) rekurens bergerak ke nervus pertama (ophtalmik) dari saraf trigeminal ke saraf nasosiliar. Cabang inikemudian membagi persarafan ke permukaan bola mata dan kulit daerah pangkal hidungsampai ke ujungnya. Proses ini biasanya memakan waktu 3-4 hari untuk partikel virusuntuk mencapai ujung saraf. Sebagai perjalanan itu virus VZV rekurens mengakibatkan
peradangan perineural dan intraneural, yang dapat merusak mata sendiri dan / atau struktur sekitar lainnya.
11 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
12/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Gejala dan tanda
Subjektif: 4,7
Fase prodromal dari ophthalmicus herpes zoster biasanya termasuk penyakit influenzalikedengan kelelahan, malaise, dan demam ringan yang dapat berlangsung hingga 1 minggusebelum ruam muncul unilateral pada dahi atas, kelopak mata atas, dan hidung (pembagian
pertama saraf trigeminal dermatom atau V1). Sekitar 60% dari pasien memiliki berbagaitingkat nyeri dermatomal sebelum ruam muncul.
Penglihatan berkurang dan mata merahObjektif: 2,4
Pada kelopak akan terlihat vesikel dan infiltrate pada kornea. Lesi epitelnya keruh danamorf, kecuali kadang terdapat psedodendrit linear yang mirip dendrit pada keratitis HSV.Selain itu terdapat kekeruhan stroma yang disebabkan edema dan infiltrasi sel yangawalnya hnaya pada lapisan subepithelial. Keadaan ini diikuti dengan penyakit stromadalam dengan nekrosis dan vaskularisasi. Kehilangan sensasi kornea selalu merupakan ciriyang mencolok dan sering berlangsung berbulan-bulan setelah lesi kornea tampak sudahsembuh.
Terapi 2
Acyclovir oral 800mg dibagi dalam 5 kali sehari untuk 10-14 hari. Terapi hendaknyadimulai 72 jam setelah timbulnya kemerahan (rash).
12 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
13/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Kortikosteroid topikal mungkin diperlukan untuk mengobati keratitis berat, uveitis, danglaucoma sekunder.
BAB 5
Keratitis Jamur
Keratitis jamur banyak dijumpai pada pekerja pertanian. Biasanya dimulai denganrudapaksa pada kornea oleh ranting, pohon, daun. Dan bagian tumbuh-tumbuhan. Namun, seiringdengan maraknya pemakaian kortikosteroid dalam pengobatan mata banyak pula dijumpai padamasyarakat perkotaan. 2,4
Kebanyakan keratitis fungi (ulkus fungi) disebabkan organism oportunis sepertiCandida, Fusarium, Aspergillus, Penicilium, Cephalosporium dan lain-lain. Tidak ada cirikhas yang membedakan macam-macam ulkus fungi ini. 2
Penyakit ini harus dipikirkan pada : 3
Tidak adanya respon terhadap terapi antibiotik
Kasus trauma dengan bahan tumbuhan
Kasus yang berkaitan dengan pemakaian steroid jangka panjang
1.Patofisiologi 7
Organisme dapat menembus membran Descemet utuh dan mendapatkan akses ke bilik mata depan atausegmen posterior. Mycotoxins dan enzim proteolitik menambah kerusakan
jaringan. Fungi tidak dapat menembus epitel kornea utuh dan tidak masuk kornea dari pembuluhepiscleral limbal.
2.Gejala dan tanda
Subjektif: 7
Sensasi benda asing Meningkatkan rasa sakit atau ketidaknyamanan mata
13 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
14/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Tiba-tiba buram Mata merah yang tidak biasa Air mata berlebih dan sekret berlebih. Peningkatan kepekaan cahaya
Objektif: 2,7
Konjungtiva injeksi Lesi satelit merupakan plak endotel dengan tepian tidak teratur dibawah lesi utam akornea Abses kornea Infiltrasi stroma Reaksi camera okuli anterior hebat Hipopion
3.Pemeriksaan laboratorium 2,3,4
Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10 % terhadap korekan kornea yang menunjukan adanya hifakecuali yang disebabkan oleh candida mengandung psedohifa atau bentuk ragi.
Dapat dibiak pada media agar Sabaroud cair dan padat namun inkubasi membutuhkan waktu lama.
4.Terapi 7
Polyenes termasuk natamisin, nistatin, dan amfoterisin B. Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole, miconazole, flukonazol,
itraconazole, econazole, dan clotrimazole
14 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
15/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
BAB 6
Keratitis Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup-bebas yang terdapat didalam air tercemar yangmengadung bakteri dan materi organik. Infeksi kornea oleh Acanthamoeba adalah komplikasi yangsemakin dikenal pada pengguna lensa kontak lunak. Infeksi ini juga ditemukan pada buka npemakai lensakontak, setelah terpapar pada air atau tanah yang tercemar. 2
1.Gejala dan tanda 2
Subjektif:
Rasa sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya
Mata merah
Fotofobia
Objektif:
Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma dan infiltrat perineural.
2.Pemeriksaan laboratorium 2,3
Sediaan histopatologik menampakkan adanya bentuk-bentuk amuba (kista atatu trofozoit). Biakan padamedia khusus yang dipenuhi Escherichia coli . Larutan dan lensa kontak juga harus dibiak.
3.Terapi 2
Debidement epithelial
Terapi obat
Isethionate Propamidine topikal (larutan 1 %) dan tetes mata Neomycin (20mg/mL)
Biquanide polyhexamethylene (larutan 0,01-0,02%) dikombinasi dengan obat lainataupun monoterapi
15 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
16/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
BAB 7
Keratitis Interstitial
Terminologi ini digunakan untuk setiap keratitis yang mengenai stroma kornea tanpa keterlibatanepitel. Penyebab klasik tersering adalah sifilis (lues). Pada keratitis interstitial akibat lues congenitaldidapatkan neovaskularisasi dalam. Keratitis interstitial juga dapat terjadi akibat alergi atau infeksispiroket ke dalam stroma kornea dan akibat tuberculosis. 3,4
1.Gejala dan tanda 4
Subjektif:
Fotofobia
Lakrimasi
Menurunnya visus
Objektif:
Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. Terdapat injeksi siliar disertai serbukan pembuluh darahke dalam sehingga memberikan gambaran merah kusam (salmon patch). Seluruh kornea dapat berwarnamerah cerah.
2.Terapi 3,4
Tergantung pada penyebabnya. Cangkok kornea mungkin diperlukan
16 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
17/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
BAB 8Keratokonjungtivitis Flikten
1.Definisi
Keratokonjungtivitis flikten adalah radang epitel kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksiimun yang mungkin sel mediated atau reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada jaringan yang sudah
sensitif terhadap antigen atau toksin endogen.2,4
Flikten adalah akumulasi setempat limfosit, monosit, makrofag, dan akhirnya netrofil. Lesiini mula-mula muncul di limbus, namun pada serangan-serangan berikutnya akan mengenaikonjungtiva bulbi dan kornea. Fliktenul kornea umumnya bilateral, berakibat sikatriks danvaskularisasi, namun fliktenul konjungtiva tidak akan meninggalkan bekas. 2
Penyakit ini sering dihubungkan dengan S. aures di Negara-negara berkembang, dahulusering dihubungkan dengan M. tuberculosis pada anak-anak malnutrisi di seluruh Negara yangendemic tuberkulosis .8
2.Patofisiologi 8
Pada awalnya lesi yang timbul sedikit menyerupai sebuah flikten (benjolan putih kemerahandikelilingi konjungtiva yang kemerahan) di limbus, dimana pembuluh darah episklera masih dapatterlihat melalui lesi ini tapi sebenarnya merupakan nodul yang padat. Setelah 4 hari lesi tidak tampak berkilauan lagi karena terjadi nekrosis dan ulserasi di tengahnya, kemudian nodulmengering dan menjadi flatter. Setelah 2 atau 3 minggu bagian yang nekrotik menghilang dan
bagian yang hiperemis berkurang. Lesi sembuh tanpa meninggalkan bekas, kecuali lesi padakornea akan menimbulkan sikatrik.
3.Gejala dan tanda8
Subjektif:
Lakrimasi
Fotofobia17 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
18/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Nyeri
Perasaan panas disertai gatal
Tajam penglihatan berkurang apabila mengenai pupil
Objektif:
Flikten pada kornea berupa benjolan berbatas tegas berwarna putih keabuan,dengan atau tanpa neovaskularisasi
Pada limbus dapat didapatkan benjolan putih kemerahan dikelilingi daerahkonjungtiva yang hiperemia.
Menebalnya epitel kornea
4.Terapi 8
Flikten yang tidak diobati akan menyembuh dalam 10-14 hari, namun terapi topikal kortikosteroid(deksametason 0,1% 4 jam sekali pada hari pertama. Kemudian ditappering off dapatmemperpendek proses ini menjadi 1-2 hari dan mengurangi timbulnya parut dan vaskularisasi. 2,8
Pada kasus alergi terhadap Sthaphylococcus perlu diperhatikan juga kebersihan kelopak mata,dapat dicuci dengan menggunakan air hangat yang dicampur dengan shampo bayi untuk mengurangi kolonisasi bakteri dan akumulasi kelenjar sebasea. Pemberian antibiotik diperlukan.
Anak-anak yang lebih dari 8 tahun diberikan doksisiklin 100 mg satu kali perhari selama 10 hari,sedangkan anak yang usianya kurang dari 8 tahun diberikan eritromisin dengan dosis 25 mg/KgBBselama 7-10 hari bersama dengan pemberian steroid topical. 8
18 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
19/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
BAB 9
Keratokonjungtivitis Sika
1.Definisi
Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Kelainanini terjadi pada penyakit yang mengakibatkan:
1. Defisiensi komponen lemak air mata
Misalnya blefaritis menahun, distikiasis dan akibat pembedahan kelopak mata
2. Defisiensi kalenjar air mata
Misalnya sindrom Sjorgren, sindrom Riley day, alakrimia congenital, aplasi congenital saraf trigeminus, sarkoidosis limfoma kalenjar air mata, obat diuretic, atropine dan usia tua
3. Defisiensi komponen musin
Misalnya Benign ocular pempigoid, defisiensi vitamin A, trauma kimia, sindrom StevensJohnson, penyakit yang menyebabkan cacatnya konjungtiva
4. Akibat penguapan berlebihan
Misalnya Keratitis neuroparalitik, hidup di gurun pasir, keratitis lagopthalmus
5. Karena parut pada kornea atau menghilangnya mikrovil kornea 4
2.Gejala dan tanda
Subjektif: 4
Mata gatal
Mata seperti berpasir
Silau
Penglihatan kabur
19 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
20/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
Sukar mengerakan kelopak mata
3.Objektif: 2,4
Filamen-filamen epitel di kuadran bawah kornea
Edema konjungtiva bulbi
Miniskus air mata pada tepi kelopak mata bawah hilang
4.Terapi 2,4
Pemakaian air mata pengganti dan salep pelumas. Bila sel-sel goblet harus diberi mucus pengganti.Vitamin A topikal dapat membantu mengembalikan keratinisasi epitel. Pemberian lensa kontak apabila
komponen mucus yang berkurang. Penutupan pungtum lakrimal bila terjadi penguapan yang berlebihan
Daftar Pustaka
20 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 24 Oktober 2011 26 November 2011
-
7/31/2019 Keratitis Sheila Mata Sentra
21/21
Keratitis SheilaAdelina
(406101035)
1. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and cornea, San Fransisco2006- 2007 : 8-12, 157-160
2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta:Widya Medika, 2000. Hal : 129 142
3.James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes: Oftalmologi. Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga, 2006.Hal: 67-71
4. Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. FKUI. Jakarta. 2006. Hal : 147 - 166.
5. http://www.medicinenet.com
6. Ilyas, S. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Jakarta. 2005. Hal : 69 -79.
7. http://www.emedicine.medscape.com
8. http://inascrs.org/wiki/index.php?title=Keratitis
21 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
http://www.medicinenet.com/keratitis/article.htmhttp://www.emedicine.medscape.com/http://inascrs.org/wiki/index.php?title=Keratitishttp://www.medicinenet.com/keratitis/article.htmhttp://www.emedicine.medscape.com/http://inascrs.org/wiki/index.php?title=Keratitis