Transcript
Page 1: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

KEDOKTERAN NUKLIR

Anselmus, SSi

Page 2: kedokteran nuklir new.pdf

PENGERTIAN

� Kedokteran Nuklir adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan energi inti atom buatan untuk tujuan diagnostic, terapi dan penelitian kedokteran

� Perbedaan Rontgen dan Kedokteran Nuklir

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Perbedaan Rontgen dan Kedokteran Nuklir

Rontgen

� Gambaran berdasarkan fungsi anatomi

� Alat sebagai sumber radiasi

Kedokteran Nuklir

� Gambaran berdasarkan fungsi organ

� Alat sebagai detector (penerima radiasi)

Page 3: kedokteran nuklir new.pdf

Dasar-dasar Kedokteran Nuklir

Kedokteran Nuklir terbentuk oleh beberapa disiplinilmu yang mendukungnya yang terdiri dari ;

� Fisika Inti

� Farmasi Radiofarmaka

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Farmasi Radiofarmaka

� Biologi

� Mikro electron

Gamma Kamera

� Alat deteksi

� Ilmu Kedoteran �Bio distribusi

Page 4: kedokteran nuklir new.pdf

Radiofarmaka

Radiofarmaka adalah senyawa aktif yang dapat diberikan kepada pasien, merupakan sumber terbuka dan ikut metabolisme tubuh

�Senyawa aktif karena merupakan campuran

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

�Senyawa aktif karena merupakan campuran antara radio aktif dan zat pembawa

�Unsur terbuka karena dapat dimasukkan dalam tubuh dan ikut metabolisme tubuh

Page 5: kedokteran nuklir new.pdf

Radiofarmaka terbentuk oleh “Zat Radioaktif” dan “Zat Pembawa”

Zat RadioaktifSuatu zat dikatakan radioaktif apabila zat tersebut mempunyai aktivitas yang disebabkan oleh ketidak-stabilan jumlah proton di dalam inti atom, dan dalam proses menuju kestabilan zat tersebut akan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

proses menuju kestabilan zat tersebut akan memancarkan radiasi

� Jenis Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotope adalah ά ,β ,γ

� Yang dimanfaatkan dalam kedokteran nuklir adalah sinar γ

� Untuk terapi Ca. Thyroid digunakan radiasi β

Page 6: kedokteran nuklir new.pdf

Syarat Syarat –– syaratsyarat

Radioaktif yang Digunakan dalam Kedokteran Nuklir Radioaktif yang Digunakan dalam Kedokteran Nuklir

1. Waktu paruh harus pendek tetapi tidak lebih pendek dari waktu pemeriksaan

2. Hanya memancarkan radiasi gamma

3. Energi dari radiasi gamma sekitar 50-400 Kev

4. Sifat kimianya non toxic

5. Harus ekonomis (Radiofarmaka dapat diproduksi secara mudah dan dalam jumlah yang banyak sehingga harganya murah)

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Radioaktif yang memenuhi persyaratan diatas adalah Tc-99M karena

1. Waktu Paruh = 6 jam

2. Radiasi = Gamma

3. Energi = 146 Kev

4. Sifat = Non Toxic

5. Ekonomis

Page 7: kedokteran nuklir new.pdf

ZatZat PembawaPembawa

Zat pembawa adalah suatu zat atau unsur yang dapatmengikat zat radioaktif dan membawanya melaluimetabolisme tubuh ke dalam organ yang akandiperiksa .

Syarat – syarat Zat Pembawa:

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Syarat – syarat Zat Pembawa:� Mudah dilabel atau dicampur dengan zat radioaktif sertamudah preparasinya tanpa mengubah sifat atau karakaterbiologinya

� Harus terakumulasi atau terkumpul sebagian besar didalamorgan yang akan diperiksa

� Mudah dieleminir atau dilepas oleh tubuh

Page 8: kedokteran nuklir new.pdf

Contoh RadiofarmakaZat Pembawa Radioaktif Organ

- MDP(Methyline Diphosponate)

- DTPA(Dimethyl Talamine Petacid Acid)

- DMSA(Dimecarpo Suseini Acid)

- MAA(Macro Agregated Acid)

- Koloid

- Tc-99M

- Tc-99M

- Tc-99M

- Tc-99M

- Tc-99M

- Tulang

- Ginjal (GFR)

- Ginjal (Parenchim)

- Paru-paru

- Hati (RES/sel kupfer)

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

- Koloid

- IDA(Immuno Diacetic)

-HMPAO(Hexa Methyl Propiline Amin

Oxim)

- MIBI(Metaxo Isobutil Isonitril)

- Na

- HIPPORAN

- Tc-99M

- Tc- 99M

- Tc-99M

- Tc-99M

- I-131

- I- 131

- Tl²º¹

- Hati (RES/sel kupfer)

- Hati(Poligonal Sel)

- Otak

- Jantung

- Thyroid

- Ginjal (ERPF)

- Jantung

Page 9: kedokteran nuklir new.pdf

PRODUKSI RADIONUKLIDAPRODUKSI RADIONUKLIDA

� Reaktor Nuklir

Prinsip : penembakan target stabil oleh neutron yang dipancarkandari radioaktif atau sebagai sumber pada reactor biasanya unsururanium

Bentuk : Uranium disimpan dalam wadah berbentuk sumur dimanaair sebagai pendingin. Disekeliling uranium diletakkan target yang stabil sehingga setelah beberapa hari target tersebut akan menjadi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

air sebagai pendingin. Disekeliling uranium diletakkan target yang stabil sehingga setelah beberapa hari target tersebut akan menjaditidak stabil karena terkena tembakan neutron dari uranium kemudian dipancing dengan alat tertentu

� Cyclotron

Berbentuk mesin yang dapat mengeluarkan electron dan denganbeda potensial yang tinggi electron akan bergerak padalintasannya, semakin lama semakin cepat dan akan mengenai target sehingga target menjadi tidak stabil

Page 10: kedokteran nuklir new.pdf

LanjutanLanjutan produksiproduksi radionuklidaradionuklida…..…..

� Generator

Pemisahan isotop induk dan isotop anak yang biasa dipakai adalah generator Mo-99 karena Mo(molidenum) akan meluruh menjadi Tc-99M

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Mo(molidenum) akan meluruh menjadi Tc-99M dalam waktu 68 hari dan Tc-99M akan meluruh menjadi Tc-99 dalam waktu 6 jam.

Page 11: kedokteran nuklir new.pdf

PrinsipPrinsip PenempatanPenempatan RadiofarmakaRadiofarmaka

Tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam

organ yang mempunyai sifat dan fungsi yang

berbeda satu sama lain. Dari sifat dan fungsi

organ yang berbeda ini kedokteran nuklir dapat

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

organ yang berbeda ini kedokteran nuklir dapat

melakukan pemeriksaan organ per organ yaitu

dengan mengetahui zat-zat apa yang diambil

oleh organ tersebut.

Page 12: kedokteran nuklir new.pdf

Berdasarkan sifat dan fungsi organ ini penempatan

radiofarmaka dalam tubuh digolongkan menjadi :

1. Transportasi Aktif

Pada prinsip ini sel-sel tubuh secara aktif akanmengambil radiofarmaka dari darah yang selanjutnya dimetabolismeContoh :

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Contoh :� NaI¹³¹ jika diberikan ke dalam tubuh akan diambiloleh sel kelenjar thyroid . Prinsip ini dipakai dalampemeriksaan uptake dan scaning thyroid

� Hipporan¹³¹ jika dimasukkan dalam tubuh akandisekresi melalui kupular ginjal. Prinsip ini digunakandalam pemeriksaan renogram

Page 13: kedokteran nuklir new.pdf

2. Pertukaran Difus

Di dalam tubuh selalu terjadi sirkulasi danpertukaran pospat dalam plasma darah danpospat dalam tulang.pospat dalam tulang.

Contoh :�MDP Tc-99M jika dimasukkan dalam tubuh akanbertukar tempat dengan pospat di tulang . prinsip inidigunakan dalam pemeriksaan scaning tulang ataubonescan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 14: kedokteran nuklir new.pdf

3. Pagositose

Semua farmaka dengan diameter 2-3 micron jikadimasukkan dalam tubuh akan dipagosit oleh kupfer hatiContoh :

Tc-99M micro koloid jika dimasukkan dalam tubuh akandipagosit oleh sel kupfer hati. Prinsip ini dipakaidalam pemeriksaan scaning hati

5. Penghalang Kapiler

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

5. Penghalang Kapiler

Semua farmaka dengan diameter 20-30 micron jikadimasukkan dalam tubuh akan tersumbat atau terhalangdi alveoli paru yang mempunyai diameter 7 micron.

Contoh:Tc-99M MAA jika dimasukkan dalam tubuh akanterhalang dialveoli paru . Prinsip dipakai dalampemeriksaan scaning perpusi paru

Page 15: kedokteran nuklir new.pdf

5. Blood Pool

Disini farmaka yang dimasukkan akan berada lama didalamsirkulasi darahContoh :

Tc-99M RBC jika dimasukkan dalam tubuh maka akanberada lama dalam sirkulasi darah. Prinsip inidigunakan dalam pemeriksaan perdarahan usus

Pengasingan Sel6. Pengasingan Sel

Sel yang dapat diasingkan adalah sel darah merah yang rusakContoh :Ct-51 RBC yang dipanaskan ± 49°C apabila dimasukkandalam tubuh akan diasingkan oleh limpa. Prinsip inidipakai dalam pemeriksaan scaning limpa

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 16: kedokteran nuklir new.pdf

PESAWAT ATAU ALAT Gamma KAMERAPESAWAT ATAU ALAT Gamma KAMERA

Pada prinsipnya pesawat atau alat di KedokteranNuklir hanya merupakan detector, yaitu menangkap radiasiyang dipancarkan oleh radioaktif didalam tubuh pasiendan kemudian merubahnya menjadi data yang dapatdilihat berupa gambar, angka, grafik dan warna.

Di kedokteran Nuklir memerlukan suatu alat gamma

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Di kedokteran Nuklir memerlukan suatu alat gamma kamera yang mempunyai jumlah detector yang banyak. Gamma Kamera terdiri dari :� Kollimator

� Detektor

� Photo Multiplier Tube (PMT)

� Catode Ray Tube (CRT)

� Pulse Height Analyzin (PHA)

Page 17: kedokteran nuklir new.pdf

KollimatorKollimatorSeperti lensa di gamma kamera kita memerlukan suatu alat untuk memfokuskan sinar gamma yaitu “kollimator”

Kolimator terbuat dari lapisan Pb yang didalamnya terdapat pipa-pipa

Gambaran di Kedokteran Nuklir dibentuk oleh sinar gamma yang searah dengan pipa-pipa kolimator dan menumbuk detector

Sedangkan sinar yang tidak searah dengan pipa kolimator akan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Sedangkan sinar yang tidak searah dengan pipa kolimator akandiserap oleh Pb kolimator

Ada dua parameter specific dari kolimator, yaitu

1. Spatial Resolution, adalah menunjukkan ketajaman gambar dan memberikan gambaran minimum 2 struktur yang bisa dibedakan satu sama lain

2. Spatial Sensitivitas, adalah menggambarkan banyaknya sinargamma yang dapat melalui kolimator dan menumbuk detector

Page 18: kedokteran nuklir new.pdf

DetektorDetektorDetektor adalah alat yang dapat mengubah sinar gamma menjadi sinar tampak.Terbuat dari “Kalium Iodida atau TaliumIodida” dan apabila terkena radiasi sinar gamma merubahnyamanjadi sinar tampak melalui proses fluorosensi

PMT (Photo Multiplier Tube) PMT (Photo Multiplier Tube)

Berfungsi mengubah sinar tampak menjadi signal-signal elektrik. Signal-signal elektrik ini akan diubah menjadi signal X, Y, Z

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Signal-signal elektrik ini akan diubah menjadi signal X, Y, Z

CRT (CRT (CatodeCatode Ray Tube)Ray Tube)

Menggunakan signal X,Y untuk menentukan lokasi ruang

PHA (Pulse Height PHA (Pulse Height AnalyzinAnalyzin))

Memproses signal Z yang menunjukkan besarnya energi yang masuk dan menumbuk kristal detector

Semua dataSemua data--data ini akan disimpan dalam memori computer data ini akan disimpan dalam memori computer dan akan diolah menjadi datadan akan diolah menjadi data--data visual berupa gambar, grafik, data visual berupa gambar, grafik, maupun angkamaupun angka

Page 19: kedokteran nuklir new.pdf

JENISJENIS--JENIS PEMERIKSAANJENIS PEMERIKSAAN

DI KEDOKTERAN NUKLIRDI KEDOKTERAN NUKLIR

Didalam aplikasinya atau penggunaannya dikenaldengan “Study In Vitro dan Study In Vivo”� Study In Vitro, adalah prosedur diagnostic klinik denganmemberikan radiofarmaka untuk menganalisa specimen atau jaringan yang berasal dari dalam tubuh pasien sepertidarah, urine, dan feces

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

darah, urine, dan feces� Study In Vivo, adalah prosedur diagnostic klinik denganmemberikan radiofarmaka di dalam tubuh pasien baikmelalui oral maupun injeksi untuk mempelajari morfologidan fungsi organ .

Dari study in vivo ini dapat diperoleh informasi yang bersifat pencitraan atau gambaran baik static, dynamic, maupun tomogram

Page 20: kedokteran nuklir new.pdf

� Pemeriksaan Statik

Pemeriksaan dilakukan beberapa saat setelahpemberian radiofarmakaContoh :- Pemeriksaan thyroid- Pemeriksaan bone scan- Pemeriksaan wholebody

� Pemeriksaan Dinamik

Pemeriksaan dilakukan segera setelah pemberian

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Pemeriksaan dilakukan segera setelah pemberianradiofarmakaContoh :

Pemeriksaan RenogramPemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendapatkangambaran fungsi atau metabolisme dari suatu organ yaitu denganmendeteksi perubahan aktifitas pada organ tersebut sejakradiofarmaka dimasukkan sampai waktu yang telah ditentukan

Page 21: kedokteran nuklir new.pdf

� Pemeriksaan Tomogram

Pemeriksaan yang dilakukan dengan pengambilan gambardari beberapa sudut selama kamera berputar mengelilingitubuh pasien . Data terakhir yang didapat adalah hasilrekonstruksi dari gambar-gambar yang diambil darirekonstruksi dari gambar-gambar yang diambil daribeberapa sudut tadi . Untuk pemeriksaan tomogram inidikenal dengan nama “ SPECT (Single Positron EmmisionComputer Tomogram)

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 22: kedokteran nuklir new.pdf

PEMERIKSAAN THYROIDPEMERIKSAAN THYROID

Thyroid adalah salah satu kelenjar yang terletak didaerah leher bagian depan terdiri atas dua lobus, kiridan kanan yang terbentuk dari jaringan lunak

Bentuk yang normal dari thyroid adalah seperti kupu-kupu

Thyroid memproduksi hormon-hormon seperti :

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Thyroid memproduksi hormon-hormon seperti :� T3 = Triodo triamin� T4 = Thirocyn� TSH = Thyroid Stimulating Hormon

Yang diproduksi dari unsur yodium dalam tubuh. Hormonini berfungsi dalam perkembangan tubuh ataupertumbuhan

Page 23: kedokteran nuklir new.pdf

Untuk pemeriksaan thyroid di kedokteran Nuklir dapat dilakukan secara :1. In Vitro

Untuk melihat fungsi dari kelenjar thyroid yaitu dengan menghitung kadarT3, T4, TSH dan biasanya dikenal dengan nama RIA (Radio Immuno Assay)Prosedur Pemeriksaan

1.Ambil darah pasien 5 cc2.Pisahkan plasma dan sel darah merah3.Ambil plasma dan campur dengan I-1254.Kemudian ditambah dengan kit T3/T4, akan terjadi endapan

Kedokteran Nuklir/ Aselmus.,SSi

4.Kemudian ditambah dengan kit T3/T4, akan terjadi endapan5.Cairannya dibuang , endapannya dihitung dengan mempergunakan

alat “well Type Counter”. Dari nilai penghitungan T3/T4 kita dapatmenilai fungsi kelenjar thyroid apakah hypothyroid, hyperthyroid ataunormal

2. In Vivo

Dalam study in vivo dikenal dengan uptake dan scaning1.Uptake diartikan kemampuan thyroid mengambil radiofarmaka yang

diberikan beberapa saat setelah pemberian2.Scaning adalah untuk melihat gambaran dan bentuk dari kelenjar

thyroid

Page 24: kedokteran nuklir new.pdf

Tujuan Pemeriksaan

� Untuk mengetahui bentuk , besar,kelenjar thyroid

� Mendeteksi Thyroiditis atau hyperthyroid yang disebabkan oleh toxic goiter

� Mendeteksi nodul atau benjolan hypo atau hyper

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Mendeteksi nodul atau benjolan hypo atau hyper fungsi

� Untuk tujuan terapi digunakan dalam kalkulasi dosis

Page 25: kedokteran nuklir new.pdf

Radiofarmaka yang Digunakan

� I¹³¹ dengan waktu paruh 8,1 hari. Memungkinkan dapat

disimpan dan dengan energi 364 Kev mudah dideteksi dari

luar. Disamping itu karena I¹³¹ juga memancarkan sinar β

maka dapat digunakan untuk terapi internal pada kasus

hyperthyroid atau kanker thyroid

� Tc-99M, karena mempunyai bentuk molekul yang sama

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Tc-99M, karena mempunyai bentuk molekul yang sama

dengan yodium sehingga dapat ditangkap oleh sel kelenjar ,

namun tidak diproses seperti I¹³¹. Dengan energi gamma 146

Kev sangan efesien dideteksi oleh detector gamma kamera.

Dan waktu Paruh sekitar 6 jam maka beban radiasi terhadap

pasien rendah

� I¹²³ dengan waktu paruh 13,3 jam dan energi gamma 159 Kev

sangat ideal untuk pemeriksaan thyroid

Page 26: kedokteran nuklir new.pdf

Prosedur Pemeriksaan

Persiapan pasien dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung yodium , antibiotic, vitamin, dan jamu-jamu minimal 1 minggu sebelum

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

dan jamu-jamu minimal 1 minggu sebelum pemeriksaan

Page 27: kedokteran nuklir new.pdf

Teknik Pemeriksaan

� Siapkan radioaktif Tc-99M didalam spuit dengan aktifitas 1-5 mCi. Pemberian dilakukan secara penyuntikan

� Jika digunakan I¹³¹, siapkan didalam spuit dengan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Jika digunakan I¹³¹, siapkan didalam spuit dengan aktifitas 1-2 Mci diberikan secara Oral

� Dengan menggunakan Tc-99M pemeriksaan dilakukan setelah pemberian

Page 28: kedokteran nuklir new.pdf

Proses Pemeriksaan

� Pilih program pemeriksaan thyroid pada computer pemasok data

� Masukkan data-data , nama pasien, umur, kode pemeriksaan, waktu yang diperlukan (5menit), raioisotop yang dipakai

� Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala hyperextensi yaitu bahu diganjal bantal

� Posisikan kamera diatas leher dengan jarak 10 cm

� Tekan start untuk mulai pemeriksaan

� Pengambilan data akan berjalan selama waktu yang telah ditentukan

� Kemudian beri tanda diatas sternal notch

Page 29: kedokteran nuklir new.pdf

Proses Pengolahan Data� Data didapat berupa gambaran thyroid serta perhitungan uptake

� Perhitungan uptake :

Countur thy-Countur Back ground

Satndart

� Standart = sebelum radiofarmaka diberikan pada pasien hitung aktifitasnya

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Misal : T = 10.000

B = 1.000

S = 5.000

10.000-1.000 = 1,8 %

5.000

� Artinya : Kemampuan kelenjar thyroid menyerap radiafarmaka 1,8% ( Normal 1-5%)

Page 30: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 31: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 32: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 33: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 34: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 35: kedokteran nuklir new.pdf

Dose Determination Thyroid 1-131 Therapy

Right Lobe Area (AR) : 5,1 x 2,0 Cm = 10,2 Cm2Left Lobe Area ( AL) ; 5,5x 2,3 Cm = 12,65 Cm2Thyroid Gland Weight (M) : 0,86x(AR+ AL) = 19,65 gr

Dose (µCi/gselected xgland weighty x 100 =

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Dose (µCi/g) =selected xgland weighty x 100 =

% Uptake at 24 h

= 40 x 19,65x100 = 40.1965.100 =78600=6834,78= 6,8 mciUptake (11,5) % 11,5 11,5 1000

Selected Dose = 55 – 110 µCi/g ( 1.5 – 3 MBq/g)

Page 36: kedokteran nuklir new.pdf

Thyroid Weight Desired µCi Retained

Per Gram Of

Thyroide at 24h

Estimated Average

Dose In Rad

(Asumming Thyroid)

I-131-t½=5,9 d

10-20 40 3,310

21-30 45 3,720

31-40 50 4,135

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

41-50 60 4,960

51-60 70 5,790

61-70 75 6,200

71-80 80 6,620

81-90 85 7,030

91-100 90 7,440

>100 100 8,270

Page 37: kedokteran nuklir new.pdf

SCANING TULANG (BONE SCAN)SCANING TULANG (BONE SCAN)

Scaning tulang diartikan sebagai pemeriksaan tulang secara Kedokteran Nuklir yang menggunakan radiofarmaka yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui intravena.

Gambaran yang diperoleh merupakan rekaman emisi radiasi pengion zat radioaktif atau radiofarmaka yang dimasukkan kedalam tubuh pasien tadi.

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

kedalam tubuh pasien tadi.

Radiofarmaka yang digunakan dipilih yang mengandung substansi metabolic analog yang terdapat pada tulang sehingga akan terjadi pertukaran tempat dengan substansi pada tulang melalui metabolisme pensuplyan zat makanan dari darah ke tulang.

Citra atau gambar scaning tulang ini lebih mencerminkan status fungsioal dari kondisi patologi anatomi.

Page 38: kedokteran nuklir new.pdf

Tujuan secara umum pemeriksaan scaning tulang diperlukan

atas indikasi sebagai berikut :

1. Deteksi dan pemantauan proses keganasan sekunder atau metastase serta follow up terapi

2. Diagnosa banding antara osteomilitis dan sellolitis

Evaluasi kasus dengan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

3. Evaluasi kasus dengan kecurigaan fraktur tersembunyi

4. Evaluasi keluhan nyeri tulang yang pada pemeriksaan x-ray dinyatakan normal

Page 39: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 40: kedokteran nuklir new.pdf

Radiofarmaka Yang Digunakan

Pada umumnya merupakan analog dari kalsium atau fosfor

1. Golongan analog kalsium adalah Stronium(Sr)

� Sr-85, tidak banyak digunakan karena sifat fisikanya kurangmenguntungkan ,dengan waktu paruh 65 hari, energi gamma 513 Kev

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

513 Kev

� Sr-87, mempunyai waktu paruh 2,9 jam, energi gamma 388 Kev

2. Yang sekarang digunakan adalah analog dari fosfor dalambentuk sediaan radiofarmaka dengan perunut Tc-99M

� EHDP (Ethyline Hydroxil Diphosponate)

� MDP (Methyline Diphosponate)

� HMDP (Hydroxil Methyline Diphosponate)

Page 41: kedokteran nuklir new.pdf

Prosedur Pemeriksaan

1. Persiapan pasien hampir dikatakan tidak ada hanya pasien dianjurkan banyak minum setelah pemberian radiofarmaka sambil menunggu pemeriksaan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2. Persiapan radiofarmaka, disiapkan radiofarmaka Tc-99M MDP didalam spuit dengan aktivitas 10-15 mCi

Page 42: kedokteran nuklir new.pdf

Teknik Pemeriksaan

Ada 3 fase dalam pemeriksaan Bone Scan

1. Fase Perfusi, untuk melihat system perdarahan di daerah yang dicurigai

2. Blood Pool, untuk melihat gambaran akumulasi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2. Blood Pool, untuk melihat gambaran akumulasi radiofarmaka pada menit-menit awal

3. Total Body, untuk melihat gambaran seluruh tulang

Page 43: kedokteran nuklir new.pdf

Pada umumnya kita hanya melakukan fase total body kecuali pada kasus tertentu seperti osteosarcoma, biasanyadilakukan dengan 3 fase pemeriksaan.

Pada fase total body pemeriksaan dilakukan 2-3 jam setelah pemberian radiofarmaka

Sebelum pemeriksaan dilakukan pasien dianjurkanuntuk buang air kecil. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

untuk buang air kecil. Hal ini dilakukan untuk menghilangkanoverlapping di daerah pelvis.

Posisi pasien supine lantas tentukan tinggi pasiendalam program pemasok data.

Data gambar akan diambil oleh kamera selamaberjalan mulai dari kepala sampai kaki.

Page 44: kedokteran nuklir new.pdf

Sedangkan Pemeriksaan 3 Fase :

� Fase Perfusi; penderita supine , detector ditempatkan sedemikian rupa sehingga bagian tubuh yang sakit berada dibawah lapang pandang detector. Kemudian radiofarmaka disuntikkan secara bolus melalui vena mediana cubiti. Bersama dengan itu akusisi data secara dinamik dimulai

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

dengan itu akusisi data secara dinamik dimulai

� Setelah itu dilakukan blood pool secara static untuk melihat akumulasi dari radiofarmaka yang disuntikkan

� Setelah fase ke-2 selesai pasien disuruh menunggu 2-3 jam untuk melakukan pemeriksaan total body

Page 45: kedokteran nuklir new.pdf

TRACTUS URINARIUSTRACTUS URINARIUS

Yang normal terdiri dari 2 ginjal yang memproduksi

urine, 2 ureter yang menghubungkan kedua ginjal dengan

buli-buli, dan uretra alat untuk mengeluarkan urine dari tubuh.

Ginjal adalah organ retroperitoneal yang letaknya pada

ketinggian vertebrae lumbalis atas (L2-L3).

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

ketinggian vertebrae lumbalis atas (L2-L3).

Ginjal mempunyai lapisan luar yaitu kortex dan lapisan

dalam adalah medulla yang dibagi dalam lobus yang

berbentuk pyramid.

Setiap ujung pyramid terdapat papilla yang mempunyai

banyak pori-pori yang merupakan lubang dari urinaria

colengting ductus yang mengalirkan urine secara continue

kedalam renal pelvis.

Page 46: kedokteran nuklir new.pdf

TRACTUS URINARIUSTRACTUS URINARIUS

Unit basis dari ginjal adalah nepron yang jumlahnya lebih

dari 1 juta setiap ginjal. Setiap Nepron terdiri dari Renal

Corpuscel dan Renal Tubulus.

Renal Corpuskel dibagi menjadi 2 yaitu Glomerulus dan

Bowman Vaskuler. Fisiologinya adalah menyaring darahBowman Vaskuler. Fisiologinya adalah menyaring darah

untuk mengeleminasi atau mengeluarkan produk-produk

limbah dan menjaga kestabilan jumlah cairan dalam tubuh.

Untuk memahami renografi dan radiofarmaka yang

digunakan perlu memahami tentang fungsi dari nepron.

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 47: kedokteran nuklir new.pdf

Yang menarik dari kedokteran Nuklir adalah fungsi ekskresi

ginjal yang terdiri dari :

� Filtrasi pasif melalui glomerulus filtrasi

Proses yang berjalan pada glomerulus ini dimana terjadi filtrasi dari kebanyakan zat-zat bermolekul kecil termasuk air.

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Sekresi aktif

Yaitu proses sekresi ginjal terjadi pada tubulus terutama untuk mengeleminasi molekul yang berukuran besar. Melalui fungsi sekresi ini radiofarmaka yang digunakan untuk renal scaning akan dieleminasi

Page 48: kedokteran nuklir new.pdf

Radiofarmaka untuk Tractus Urinarius

Ada bermacam-macam radiofarmaka yang dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjaldan gambaran dari tractus urinarius.

Untuk evaluasi fungsi ginjal diperlukan suatu

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Untuk evaluasi fungsi ginjal diperlukan suatu radiofarmaka yang ideal yang dapat dieleminasi sebagian besar oleh ginjal terekresi melalui urine

Page 49: kedokteran nuklir new.pdf

Radiofarmaka yang sering digunakan

untuk pemeriksaan ini

1. Tc-99M DTPA

Tc-99M DTPA ini setelah diinjeksikan intra vena akandidistribusikan ke seluruh ruangan extra seluler dan kemudianakan diexkresi melaui glomerulus filtrasi.

Tc-99M DTPA digunakan untuk renografi , scantigrafi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Tc-99M DTPA digunakan untuk renografi , scantigrafiginjal serta memberikan korelasi yang baik denganpengukuran standar dari GFR (Glomerulus Filtrasi Rate)

Page 50: kedokteran nuklir new.pdf

2. I¹³¹ Hippuran

I¹³¹Hippuran akan mengalami sekresi aktif tubuler setelah disuntikanintra vena.

Sekitar 80% dari Hippuran yang diinjeksikan akan disekresi melaluitubuli renal dan sisanya difiltrasi melalui glomerulus.

Hippuran dipakai untuk pemeriksaan renogram serta perhitunganERPF (Efectif Renal Plasma Flour)

3. Tc-99M Glukoheptonate

Setelah diinjeksikan intra vena glukoheptonate akan cepatmenghilang dari sirkulasi melaui filtrasi glomerulus dan sebagian kecil akandidistribusikan malalui ruang extra seluler.

Sebagian yang terfiltrasi akan direabsorsi oleh tubuli renal dan akantetap tinggal di kortex. 1 jam setelah injeksi sekitar 40% dari aktivitasyang diberikan akan terekresi dan sekitar 15-20% akan tertahan dikortex.

Radiofarmaka ini digunakan untuk visualisasi ginjal.

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 51: kedokteran nuklir new.pdf

4. Tc-99M DMSA

Tc-99M DMSA di dalam darah diikat oleh plasma protein dandieleminasi dari darah dengan absorsi tubular renal.

DMSA digunakan untuk visualisasi dari jaringan ginjal dan indikasipemeriksaannya adalah untuk menilai besar, bentuk dan posisi ginjal, mendemontrasikan apakah kelainan ginjal sifatnya uni atau bilateral, adanya jaringan parut, infak renal dan evaluasi jaringan ginjal post trauma.

5. Tc-99M MAG3 (Mercapto Aceting Three Glysine)

MAG3 mempunyai biokenetik seperti Hippuran akan tetapi dilabel

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

MAG3 mempunyai biokenetik seperti Hippuran akan tetapi dilabeldengan Tc-99M. MAG3 sama dengan Hippuran akan dieleminasi olehtubular ginjal

Page 52: kedokteran nuklir new.pdf

Jenis-Jenis Pemeriksaan

1. Renogram dan ERPF

Adalah pemeriksaan untuk melihat fungsi dariginjal serta perhitungan ERPF

Radiofarmaka yang digunakan adalah I¹³¹

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Radiofarmaka yang digunakan adalah I¹³¹ Hippuran atau MAG3

Aktivitas dosis sekitar 300µCi

Page 53: kedokteran nuklir new.pdf

Persiapan Pemeriksaan

� Pasien dianjurkan banyak minum sebelum dilakukan pemeriksaan

� Ukur berat badan dan tinggi badan serta tekanan darah untuk

perhitungan ERPF

� Sesaat sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan buang air kecil

� Ukur aktivitas radiofarmaka yang telah disediakan dalam spuit (300

µCi) dideteksi selama 1 menit

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

µCi) dideteksi selama 1 menit

� Program di dalam computer pemasok data nama pasien, jenis

radiofarmaka, jumlah frame, waktu (untuk pemeriksaan renogram

dilakukan secara dinamik dengan jumlah frame 30 dengan waktu

60dt/frame

Page 54: kedokteran nuklir new.pdf

Persiapan Pemeriksaan

� Posisikan pasien supine dan kamera diarahkan ke daerah abdomen

dengan ginjal dan buli-buli masuk dalam suatu lapangan

� Masukkan radiofarmaka I¹³¹ melalui suntikan intra vena dan

pemeriksaan segera dilakukan

� Data yang didapat selama pemeriksaan diproses malalui computer

menjadi serial gambar ginjal, grafik fungsi ginjal serta perhitungan menjadi serial gambar ginjal, grafik fungsi ginjal serta perhitungan

ERPF

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 55: kedokteran nuklir new.pdf

2. Renogram dan GFR

� Radiofarmaka Tc-99M DTPA dengan aktivitas 3 mCi

� Persiapan pasien sama dengan renogram ERPF

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 56: kedokteran nuklir new.pdf

Proses Pemeriksaan

� Hitung aktivitas DTPA selama 1 menit

� Masukkan data-data sama dengan renogram ERPF (nama, radiofarmaka, jumlah frame = 30 frame; 2 dt/frame untuk melihat perfusi, 180 frame; 10dt/frame untuk melihat renogram atau fungsi ginjal)

� Posisikan pasien supine, arahkan kamera kearah abdomen dimana

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Posisikan pasien supine, arahkan kamera kearah abdomen dimana ginjal dan buli masuk dalam 1 lapang pandang

� Injeksikan radiofarmaka yang telah disiapkan dan pemeriksaan segera dimulai

� Proses pengolahan data melalui program renal analisa data yang diterima selama pemeriksaan berjalan ,oleh computer pengolah data akan dihasilkan serial gambar ginjal, grafik perfusi, grafik fungsi ginjal serta nilai laju filtrasi glomerulus

Page 57: kedokteran nuklir new.pdf

3. Scaning Ginjal dengan DMSA

� Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya kerusakan jaringan parut pada nepropati terutama disebabkan oleh kelainan saluran kemih yang berulang

� Persiapan pasien tidak ada

� Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M DMSA dengan aktivitas orang dewasa 5 mCi, anak-anak 1-2 mCi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

orang dewasa 5 mCi, anak-anak 1-2 mCi

� Pemeriksaan dilakukan secara static, dilakukan pemeriksaan setelah pemberian radifarmaka 1 jam, 2 jam dan kalau perlu 3-24 jam

� Pengambilan foto dari anterior atau posisi pasien supine dengan kamera diletakkan dibelakang pasien dibawah abdomen dimana gambaran ginjal masuk dalam lapangan foto

� Pengambilan data dilakukan selama 5 menit

� Proses pengolahan data; data yang didapat berupa gambaran ginjal

Page 58: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 59: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 60: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 61: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 62: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 63: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 64: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 65: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 66: kedokteran nuklir new.pdf

RESPIRATORIUS SISTEMRESPIRATORIUS SISTEM

Pembuluh darah yang paling kecil pada system respiratorius adalahalveoli dimana pada pembuluh tersebut terjadi pertukararan udara.

Untuk pemeriksaan paru-paru di Kedokteran Nuklir dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Perfusi Lung Scan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2. Ventilasi Lung Scan

Indikasi pemeriksaan paru-paru

1. Emboli paru : tersumbatnya salah satu cabang arteri pulmonalis sehinggatidak dapat dialiri darah

2. Gangguan permeabilitas alveoli paru

3. Penilaian fungsi regional paru sebelum “Pneumonektomi”

Page 67: kedokteran nuklir new.pdf

PerfusiPerfusi Lung Scan Lung Scan

Perfusi lung scan yaitu metode pemeriksaan paru secara

Kedokteran Nuklir dengan memberikan intra vena

radiofarmaka yang mempunyai ukuran diameter 30 micron

akan masuk ke pembuluh darah paru sampai terhalang

diterminal arteriol atau alveoli yang mempunyai diameter 7

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

diterminal arteriol atau alveoli yang mempunyai diameter 7

micron.

• Radiofarmaka yang dipakai adalah Tc-99M MAA

• MAA disuntikkan akan menyebar ke seluruh pembuluh

alveoli paru dan menyumbat serta menutup lapisan artivisial

arterial paru .

Page 68: kedokteran nuklir new.pdf

PerfusiPerfusi Lung Scan Lung Scan

• Tidak ada persiapan khusus untuk pasien tapi dianjurkan

untuk dilakukan foto thorax x-ray.

• Pemeriksaan dilakukan secara static

• Aktivitas dosis Tc-99M MAA 5 mCi disuntikkan melalui intra

vena vena

• Posisi pasien supine kamera diletakkan disekitar thorax

• Suntikkan Tc-99M MAA

• Pengambilan gambar dilakukan setelah gambaran paru-paru

terlihat dimonitor

• Foto diambil dari AP-PA, RAO-RPO, LAO-LPO, Rlat-Llat

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 69: kedokteran nuklir new.pdf

VentilasiVentilasi Lung ScanLung Scan

� Ventilasi Lung Scan dilakukan sebelum perfusi lung scan

� Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M DTPA + O2 (aerosol) diberikan melalui hisapan melalui mulut.

� Sebaiknya pasien dalam keadaan duduk sehingga dapat menghisap radiofarmaka yang diberikan.

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

menghisap radiofarmaka yang diberikan.

� Pengambilan gambar dilakukan setelah pasien beberapa kali menghisap radiofarmaka sehingga terlihat adanya gambaran paru-paru.

� Gambaran diambil dari posisi AP-PA, RAO-RPO, LAO-LPO, Rlat-Llat

Page 70: kedokteran nuklir new.pdf

Ada 2 kategori penyakit paru dalam klinik

Kedokteran Nuklir

Abnormal regional pulmonary blood flow :

1. Perfusi abnormal, ventilasi normal; menunjukkan adanya indikasi emboli paru, kanker paru, kelainan vaskulerisasi paru.

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2. Perfusi normal, ventilasi abnormal; menunjukkan adanya indikasi cronic bronchitis

Page 71: kedokteran nuklir new.pdf

HATIHATI

Hati adalah kelenjar yang terbesar letaknya di quadrankanan atas abdomen sebelah bawah dari diafragma yang terdiri dari 2 lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri.

Pada hati yang normal lobus kanan lebih besar dari lobuskiri

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

kiri

Hati terbentuk dari dua golongan sel yaitu:

1. Reticulo endoterial sel (RES)

2. Polygonal sel atau hepatosit

Page 72: kedokteran nuklir new.pdf

HATIHATI

RES mempunyai fungsi pagositos, 95% dari partikel koloid akan dipagositosis pada kesempatan pertama melewati hati .

Fungsi pagositos dapat dinilai dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid .radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid .

Sel polygonal atau hepatosit berfungsi membersihkan dan memetabolisir berbagai bahan dan merubah bilirubin menjadi cairan empedu. Fungsi ini dapat dinilai dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99M IDA

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 73: kedokteran nuklir new.pdf

PemeriksaanPemeriksaan ScaningScaning HatiHati (RES)(RES)

Indikasi pemeriksaan :

1. Untuk menentukan adanya dipek local pada hati baik karena proseskeganasan (primer/sekunder) maupun proses jinak (kista ,abses)

2. Menilai fungsi dan morfologi hati pada penyakit hati yang menahun

3. Menentukan kelainan konginetal anatomi hati

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Menentukan kelainan konginetal anatomi hati

4. Membedakan massa tumor di quadran kanan atas abdomen

� Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M sulfur koloid/Tc-99M

pitate dengan dosis 5 mCi yang biberikan secara lobus melalui vena mediana cubiti.

� Persiapan :

� Tidak ada persiapan pasien

Page 74: kedokteran nuklir new.pdf

Tata Laksana

1. Pemeriksaan dilakukan 15 menit setelah pemberian radiofarmaka

2. Posisikan pasien supine dengan kamera diletakkan /diarahkan sedemikian rupa sehingga meliputi hati dan limpa

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

limpa

3. Pertanda atau marker anatomi diletakkan pada arkus costarium kanan

4. Pencitraan static dari proyeksi anterior, posterior, dan lateral kanan

5. Bila dibutuhkan untuk identifikasi lesi lebih jelas dapat dilakukan pencitraan secara tomografi/SPECT

Page 75: kedokteran nuklir new.pdf

PenilaianPenilaian

1. Normal; bila gambaran bentuk dan besar hati yang normal dengan distribusi radiofarmaka yang homogen

2. Serosis hati; gambaran hati yang mengecil

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

dengan distribusikan radiofarmaka tidak rata disertai dengan gambaran limpa yang besar

Page 76: kedokteran nuklir new.pdf

HEPATO BILLIARY SCANHEPATO BILLIARY SCAN

Pemeriksaan ini untuk melihat kandung empedu dan salurannya

Kandung empedu berfungsi memekatkan dan menghipun cairan empedu yang diterima ductus common hepaticus

IDA akan diektrasi oleh sel-sel polygonal dan dikeluarkan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

IDA akan diektrasi oleh sel-sel polygonal dan dikeluarkan bersama cairan empedu.

Disini terdapat kompetisi dengan billirubin terhadap titik pengikatnya sehingga makin tinggi kada billirubin penangkapan IDA dihati menjadi berkurang

Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M IDA

Page 77: kedokteran nuklir new.pdf

HEPATO BILLIARY SCANHEPATO BILLIARY SCAN

Dengan teknik inin dapat dinilai fungsi polygonal, fungsi ekskresi, dan aliran cairan empedu mulai dari ductus hepaticus, ductus systicus, kandung empedu dan keluar dari duodenum melalui ductus koleductus

Oleh syctitis akut biasanya disertai dengan penyumbatan pada ductus systicus sehingga pada keadaan ini cairan empedu tidak dapat masuk ke kandung empedu,sehingga pada pencitraan kandung empedu tidak terlihat atau non visualizing

Pada sumbatan ductus billiary /saluran empedu lainnnya radiofarmaka terhenti pada tempat sumbatan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 78: kedokteran nuklir new.pdf

Indikasi Pemeriksaan

1. Diagnosis oleh systitis akut/cronis

2. Evaluasi obstruksi tractus billiary dan membedakan ikterus (kuning) obstruksi dan non obstruksi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

obstruksi

3. Membedakan atresia billiarys dengan hepatitis pada neonatus serta menentukan kelainan konginetal tractus blliary lainnya

4. Deteksi reflux cairan empedu ke arah gaster

Page 79: kedokteran nuklir new.pdf

TeknikTeknik PemeriksaanPemeriksaan

� Persiapan :

Pasien puasa 2-4 jam sebelum pemeriksaan

� Tata Laksana :

� Siapkan radiofarmaka Tc-99M IDA dengan aktivitas 3-5 mCi

� Posisi pasien supine , letakkan kolimator dengan lapang pandang pada

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Posisi pasien supine , letakkan kolimator dengan lapang pandang pada quadran atas abdomen sedimikian rupa sehingga meliputi seluruh hati dan kandung empedu

� Pencitraan awal dilakukan secara dinamik

� Segmen I 30 frame selama 1menit (60”)

� Segmen II 30 frame selama 30 menit

� Dilakukan pemeriksaan secara static stiap 1 jam

Page 80: kedokteran nuklir new.pdf

TeknikTeknik PemeriksaanPemeriksaan

� Penilaian :

� Pada gambaran normal penangkapan maximal radiofarmaka oleh hati dicapai dalam waktu 10 menit kemudian akan terlihat ductus systicus , ductus billiarys communikus, kandung empedu terlihat penuh 30-40 menit post pemberian radiofarmaka

� Pada gambaran cholesistitis akut kandung empedu tidak akan � Pada gambaran cholesistitis akut kandung empedu tidak akan terlihat sampai pencitraan jam yang ke-4, sedangkan hati dan ductus billiary communikus tampak normal

� Pada atresia billiary ductus billaris akan terlihat terhenti pada ketinggian atresia dan radiofarmaka akan diekresi melalui ginjal

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 81: kedokteran nuklir new.pdf

TRACTUS DIGESTIVUSTRACTUS DIGESTIVUS

Tractus Digestivus terdiri dari usus halus dan usus besar

Usus besar mulai dari pilirorik spinter gaster sampai seikum usus besar terdiri dari duodenum, yeyenum, ileum.

Usus halus berfungsi untuk pencernaan dan penyerapan zat makanan dalam tubuh. Lapisan dalam usus halus terdiri dari

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

makanan dalam tubuh. Lapisan dalam usus halus terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan enzim intestinal digested

Sedangkan usus besar menyambung dari seikum sampai anus, terdir atas colon asenden,colon transversum,colon desenden, sigmoid, rectum. Sangat sedikit penyaringan zat makanan terjadi di usus besar

Fungsi usus besar adalah menyerap kembali air yang dihasilkan dari pembentukan feces yang akan dibuang melalui anus

Page 82: kedokteran nuklir new.pdf

Blood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool Imaging

Blood pool imaging adalah pemeriksaan untukmendeteksi lokasi perdarahan usus. Perdarahansaluran cerna / usus akan menyebabkan ektra pasasidan akumulasi radiofarmaka ke dalam lumen usus, yang pada pemeriksaan tampak sebagai “Hot Spot”

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

yang pada pemeriksaan tampak sebagai “Hot Spot”

Prosedur Pemeriksaan

1. Pasien dipuasakan

2. Radiofarmaka yang digunakan Tc-99M Sn RBC

Page 83: kedokteran nuklir new.pdf

Tata Tata LaksanaLaksana

1. Siapkan Tc-99M dalam spuit dengan aktivitas 20 mCi

2. Siapkan larutan SnCl sebanyak 2,5 cc dalam spuit

3. Siapkan heparin 0,5 cc dalam spuit 20 cc

4. Suntikkan melalui Intra Vena SnCl yang telah disiapkan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

5. 30 menit kemudian ambil darah pasien sebanyak 20cc dengan spuit yang telah diisi heparin

6. Darah diendapkan sampai plasma dan sel darah merahnya terpisah

7. Selanjutnya buang plasma darahnya dan campurkan Tc-99M yang telah disiapkan ke dalam sel darah merah

Page 84: kedokteran nuklir new.pdf

ProsesProses PemeriksaanPemeriksaan

1. Pasien supine, posisi kamera diatas daerah abdomen

2. Suntikkan intra vena radiofarmaka Tc-99M RBC yang telah disiapkan

PengambilanPengambilan GambarGambar

1. Secara dinamik selama 30’

2. Pengambilan gambar secara static setiap 1 jam

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2. Pengambilan gambar secara static setiap 1 jam

(Dari posisi AP, PA, Lat, LAO sampai jam ke-3 dan pengambilan gambar dilakukan juga pada jam ke-24)

Ini adalah Pemeriksaan In Vitro dan In Vivo

In Vivo

1. Suntikkan SnCl yang telah disiapkan

2. 30’ kemudian suntikkan Tc-99M pada saat pemeriksaan akan dimulai

Page 85: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 86: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 87: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 88: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 89: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 90: kedokteran nuklir new.pdf

SCINTI MAMMOGRAFISCINTI MAMMOGRAFI

Scinti mammografi adalah pemeriksaan mamae secara kedokteran nuklir untuk mendeteksi apakah benjolan di mamae itu menuju keganasan atau tidak

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

atau tidak

Indikasi Pemeriksaan :

�Adanya benjolan di mamae

� Radiofarmaka yang digunakan Tc-99M MIBI

Page 91: kedokteran nuklir new.pdf

Tata Tata LaksanaLaksana

1. Persiapan pasien tidak ada

2. Suntikkan radiofarmaka Tc-99M MIBI dengan aktivitas 15-

20 mCi melalui vena cubiti

3. Pemeriksaan dilakukan 15 menit setelah pemberian

radiofarmaka

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

radiofarmaka

4. Posisi pasien Prone dengan daerah dada bawah diganjal juga

daerah kepala

5. Posisikan kamera dari arah lateral dimana gambaran mamae

berada ditengah lapangan kamera

Page 92: kedokteran nuklir new.pdf

Tata Tata LaksanaLaksana

6. Pengambilan gambar dilakukan selama 15 menit tanpa

marker kemudian dilanjutkan dengan pengambilan gambar

selama 5 menit dengan marker (derah papilla)

7. Pengambilan gambar dari daerah AP posisi pasien supine

kamera diletakkan diatas daerah dadakamera diletakkan diatas daerah dada

8. Gambaran diambil selama 15 menit tanpa marker dan 5

menit menggunakan marker

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 93: kedokteran nuklir new.pdf

LYMPHOSCINTIGRAFILYMPHOSCINTIGRAFI

Lymphoscintigrafi yaitu teknik pemeriksaan secara kedokteran nuklir untuk melihat system saluran getah bening

Indikasi :

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Indikasi :

�Adanya penyumbatan saluran getah bening

�Radiofarmaka yang digunakan Tc-99M sulfur koloid

Page 94: kedokteran nuklir new.pdf

Tata Tata LaksanaLaksana

1. Siapkan radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid ke dalam 2 spuit yang 1 cc dengan volume 0,1 cc dan aktivitas 2 mCi

2. Pemberian radiofarmaka dilakukan secara injeksi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Pemberian radiofarmaka dilakukan secara injeksi subcutan antara jri-jari kaki

3. Pengambilan gambar dilakukan secara whole body 1 jam setelah pemberian, 2 jam, 3 jam, dan 24 jam

4. Gambaran yang dihasilkan akan memperlihatkan daerah penyumbatan

Page 95: kedokteran nuklir new.pdf

SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED

TOMOGRAPHY (SPECT)TOMOGRAPHY (SPECT)

Pengertian

SPECT adalah pemeriksaan tomogram di Kedokteran Nuklir dimana gambaran didapat dari hasil rekonstruksi data-data yang dideteksi oleh detector selama berputar mengelilingi pasien

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

pasien

Prinsip Operasional

SPECT merupakan peningkatan dari system “Gamma Kamera” konvensional dengan menggunakan special gentry yang dihubungkan dengan system computer

Page 96: kedokteran nuklir new.pdf

SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED

TOMOGRAPHY (SPECTTOMOGRAPHY (SPECT))

Serial gambar planar dari beberapa sudut dikumpulkan selama kamera berputar mengelilingi pasien

Gambar ini adalah merupakan data yang akan diproses oleh computer .

Proses pengolahan data ini disebut rekonstruksi ,dimana gambar-gambar planar tersebut diolah menjadi gambar slice dalam potongan sagital, coronal dan transfersal

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 97: kedokteran nuklir new.pdf

METODOLOGIMETODOLOGI

SPECT memerlukan satu set proyeksi atau profil citra dua dimensi dari distribusi radionuklida yang diambil dari berbagai sudut, seputar sudut. Bila jumlah proyeksi atau data profil itu cukup maka citra distribusi tiga dimensinya dapat

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

maka citra distribusi tiga dimensinya dapat direkonstruksi

Page 98: kedokteran nuklir new.pdf

Komponen Utama dari system SPECT

1. Gamma kamera dengan 37 atau lebih detector / photomultiplier

2. Meja pasien yang terbuat dari bahan special yang paling sedikit menimbulkan attenuasi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

yang paling sedikit menimbulkan attenuasi

3. Gantri yang dikontrol oleh computer utama

4. Pengontrol putaran

5. Emergency stop dan pengaman pasien lainnya

6. Komputer pengolah data

Page 99: kedokteran nuklir new.pdf

KeuntunganKeuntungan SPECTSPECT

Adalah untuk melihat hasil lebih jelas terutama yang lokasinya sukar untuk dilihat atau dibedakan dari struktur jaringan atau organ sekitarnya yang disebabkan oleh super posisi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Disamping itu mungkin juga rekonstruksi organ untuk potongan sagital, coronal dan transversal ,sehingga dapat memperjelas gambaran yang pada gambar planar sukar dinilai

Page 100: kedokteran nuklir new.pdf

PotensiPotensi dandan AplikasiAplikasi SPECTSPECT

SPECT sering dan selalu dilakukan pada pemeriksaan otak dan jantung. Untuk organ-organ lainnya dilakukan kalau ada gambaran yang sulit dinilai pada gambar planar

Brain SPECT

Dilakukan setelah pemberian Radiofarmaka 99M Tc HMPAO

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Dilakukan setelah pemberian Radiofarmaka 99M Tc HMPAO

Jantung

Dilakukan setelah pemberian ²º¹Tl dalam keadaan stress dan rest

Page 101: kedokteran nuklir new.pdf

BRAIN SPECTBRAIN SPECT

Tujuan

� Mengetahui regional perfusi atau cerebral blood flow

� Biasanya pada kasus dengan CVD (Cerebral Ventrikel Diases), epilepsy ,

dan aplikasi lainnya

Persiapan Pasien

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

� Tidak ada persiapan

Persiapan Pemeriksaan

� Siapkan Tc-99M HMPAO didalam spuit dengan aktivitas 10-20 mCi

� Pemeriksaan dilakukan minimum 15 menit setelah pemberian radiofarmaka

� Masukkan data pada program Brain SPECT nama, umur, Zat pembawa,

dan bahan radioaktif, waktu, atau frame

Page 102: kedokteran nuklir new.pdf

BRAIN SPECTBRAIN SPECTProses Pemeriksaan

� Posisikan psien supine

� Fiksasi kepala supaya tidak bergerak

� Posiskan kemera dimana kepala ada di tengah-tengah

kamera

Start- pemeriksaan atau pengambilan data dilakukan selama � Start- pemeriksaan atau pengambilan data dilakukan selama

30 menit

Proses Pengolahan Data

� Data yang diterima melalui program rekonstruksi computer

pengolah data dihasilkan menjadi gambaran-gambaran

potongan sagital, coronal, dan transversal dari otak, grafik

perfusi otak

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 103: kedokteran nuklir new.pdf

CISTENOGRAMCISTENOGRAM

Tujuan

Mendeteksi hydrocepalus komunikan dan non momunikan serta liquuorrhea

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus

Page 104: kedokteran nuklir new.pdf

Persiapan Pemeriksaan

1. Siapkan radiofarmaka Tc-99M DTPA dalam spuit dengan aktivitas 10-20mCi

2. Siapkan alat –alat steril untuk fungsi lumbal

3. Pasien disiapkan untuk dilakukan fungsi lumbal

Pemberian radiofarmaka dilakukan oleh dokter melalui

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

4. Pemberian radiofarmaka dilakukan oleh dokter melalui tindakan fungsi lumbal

5. Pemeriksaan dilakukan 30 menit setelah pemberian radiofarmaka

6. Masukkan data-data dalam program pemeriksaan ini, nama, umur, jenis radiofarmaka, waktu pemeriksaan

Page 105: kedokteran nuklir new.pdf

ProsesProses PemeriksaanPemeriksaan

1. Posisikan pasien supine

2. Kamera diletakkan dibawah pasien diarahkan kedaerah sepanjang vertebrae

3. Monitor daerah kepala , jika aktivitas sudah ada . Ambil gambar kepala dari posisi PA, AP, L-lat dan R-lat

Pengambilan gambar dilakukan setiap 1 jam sampai jam ke-3

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

4. Pengambilan gambar dilakukan setiap 1 jam sampai jam ke-3

5. Pengambilan gambar dilakukan juga pada jam ke-24

Proses Pengolahan Data

Data-data yang diterima selama pemeriksaan melalui program “display images” computer pengolah data diproses menjadi gambar daerah kepala dari posisi AP, PA, L-lat dan R-lat . Gambar-gambar ini melalui alat formator difotokan ke film format

Page 106: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 107: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 108: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 109: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 110: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 111: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 112: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 113: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 114: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 115: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 116: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 117: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 118: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Page 119: kedokteran nuklir new.pdf

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi


Top Related