i
KATA PENGANTAR
Berbagai program untuk pemberdayaan masyarakat telah
banyak digulirkan oleh pemerintah. Namun dalam banyak
kasus, berbagai program tersebut ada yang kurang
berkembang atau tidak berkelanjutan. Beberapa faktor
ditengarai menjadi penyebabnya, diantaranya adalah kurang
intensifnya pendampingan, tidak terjadinya transfer teknologi
secara optimal, serta pendekatan program belum berorientasi
bisnis. Di sisi lain, adanya berbagai program tersebut ternyata
membawa dampak negatif yaitu telah menimbulkan
ketergantungan masyarakat terhadap bansos dari
pemerintah.
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat di lokasi
pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP)
Cigombong, Badan Litbang Pertanian bersama dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dan Institut Pertanian
Bogor tidak menghendaki kegagalan sebagaimana yang
dialami oleh program-program pemerintah sebelumnya. Maka
dari itu, penerapan teknologi pertanian di TTP Cigombong
akan dilakukan dengan pendekatan agribisnis. Pola ini bukan
pola yang baru, dan sudah menuai cerita sukses di banyak
tempat. Penerapan pola ini menuntut keseriusan semua pihak
yang terlibat, transparansi, jujur, adil dan konsistensi dalam
pemberian rewards and punishment.
Pengembangan usahatani terpadu (terintegrasi dengan
industri dan bisnis pertanian) dilakukan di desa tapak dan
desa sekitar tapak kegiatan TTP Cigombong. Pemilihan
komoditas dilakukan secara partisipatif dan disepakati oleh
kelompok tani yang terlibat. Kegiatan disusun dengan sangat
ii
sederhana dan penentuan calon lokasi serta calon kooperator
juga dilakukan secara transparan.
Petunjuk Teknis (Juknis) ini disusun sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan oleh semua pihak terkait. Penyusunan
Juknis ini masih jauh dari sempurna dan akan terus
disempurnakan sesuai dengan kondisi di lapangan. Harapan
kami selaku penyusun, semoga Juknis ini bermanfaat bagi
kita semua.
Bogor, Desember 2015
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................ i
Daftar isi......................................................................... iii
BAB I.
Pendahuluan...................................................
1.1. Latar Belakang..........................................
1
1
1.2. Maksud Tujuan......................................... 4
1.3. Ruang Lingkup......................................... 5
BAB II. Ketentuan Umum............................................ 6
2.1. Pengertian............................................... 6
2.2. Sasaran Kegiatan...................................... 7
2.3. Penentuan Calon Petani
Calon Lokasi (CPCL).................................
8
BAB III
Pengajuan, Pelaksanaan Kegiatan dan
Pertanggungjawaban.....................................
11
3.1. Pengajuan Proposal................................. 11
3.2. Pelaksanaan Kegiatan.............................. 12
BAB IV Hak dan Kewajiban........................................ 23
4.1. Hak dan Kewajiban Tim Teknis................. 23
4.2. Hak dan Kewajiban Penyuluh
Pendamping/Manager..............................
24
4.3. Hak dan Kewajiban Kelompok Tani............ 25
BAB V Pembimbingan Teknis dan Indikator
Keberhasilan....................................................
27
5.1. Pembimbingan Teknis............................. 27
5.2. Indikator Keberhasilan............................. 28
BAB VI Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan................ 29
6.1. Monitoring dan Evaluasi........................... 29
6.2. Pelaporan............................................... 29
BAB VII Penutup......................................................... 31
Daftar Pustaka ……………………………………………. 32
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan Usahatani Terpadu (terintegrasi
dengan bisnis dan pertanian) pada dasarnya merupakan
suatu bentuk pemberdayaan masyarakat. Pengertian
pemberdayaan menurut Rowland (1995) adalah sebuah
proses pelibatan masyarakat yang sebelumnya selalu berada
di luar sistem pengambilan keputusan, melalui
pemberdayaan, mereka dituntut untuk punya andil dalam
proses membuat keputusan. Oleh karena itu, sekumpulan
masyarakat ini harus mampu melihat kemampuan dirinya
sendiri agar menyadari potensi yang dapat dimanfaatkan
untuk mewujudkan keputusan terbaik bagi kelompoknya.
Lebih lanjut, Rowland (1995) membagi gambaran
pemberdayaan menjadi tiga dimensi, yaitu: (i) personal
empowerment; (ii) close relationships; dan (iii) collective
empowerment. Terkait kegiatan yang akan dilakukan dalam
kerangka Pengembangan Usahatani Terpadu (terintegrasi
dengan bisnis dan pertanian) ini termasuk dalam collective
empowerment karena akan melibatkan masyarakat petani
termasuk kelompok penyuluh pendamping dan instansi-
instansi yang terlibat, seperti Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Pemda Kabupaten
Bogor, dan SKPD terkait di lokasi kegiatan.
2
Secara khusus, pengertian pemberdayaan petani
yang paling sederhana dan mudah dipahami seperti
dicetuskan oleh Beaudoux et al (2001) sebagai berikut:
“development of farmers capacities to initiate actions on
their own or to influence decisions that affect their
economic and social activities”.
Pengertian versi lain dicetuskan oleh Sharma (2001), yaitu:
“an activity that mobilizes and motivates people in the
farming community to bring about positive changes within
the organizations”.
Sementara itu, Debrah dan Nederlof (2002)
merangkum pengertian proses pemberdayaan petani pada
dasarnya terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu: (i) penguatan
skill petani yang mencakup kemampuan literasi, teknis, bisnis
maupun kemampuan manajerial lainnya; dan (ii) penguatan
kelembagaan serta organisasi yang menaungi petani sejak
dari level terbawah (grass-root) sampai ke tingkat nasional
sebagai satu kesatuan entitas untuk mencapai tujuan
bersama.
Berdasarkan pemahaman terhadap pengertian
tersebut dan sesuai dengan perencanaan pengembangan
kegiatan di lokasi Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang
tertuang dalam Rancangan Induk (Grand Design)
3
Pengembangan TTP Cigombong Kabupaten Bogor, maka akan
dilakukan kegiatan pengembangan usahatani terpadu
(terintegrasi dengan industri dan bisnis pertanian) di desa
sekitar tapak kegiatan TTP. Yang dimaksud dengan tapak
kegiatan TTP adalah lokasi kegiatan TTP yang dilaksanakan
diatas lahan milik Pemda Kab. Bogor yang berada di Kampung
Cibogo, Desa Tugu Jaya, dan terbagi dalam 7 zona (zona 1
sampai dengan zona 7). Desa yang dimaksudkan untuk
pengembangan usahatani terpadu tersebut adalah Desa Tugu
Jaya, Desa Cisalada dan Desa Pasir Jaya. Pengembangan
usahatani terpadu ini berbasis komoditas yang sudah
dikembangkan oleh masyarakat dan tentunya akan
diintegrasikan dengan teknologi terbaru keluaran Balitbangtan
dan IPB Bogor. Kegiatan itu mencakup usahatani tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pada
tahap awal pengembangan akan diarahkan pada upaya
penyediaan bibit/benih, yang akan menjadi basis bagi
pengembangan lebih lanjut. Untuk itu pada tahap awal
pengembangan akan dilakukan secara terpisah atau dengan
kata lain belum sepenuhnya terintegrasi.
Hasil dari pengembangan tahap pertama akan
menjadi dasar bagi pengembangan selanjutnya. Hal kedua
yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa pengembangan
kegiatan tahap pertama ini akan dilaksanakan oleh petani
4
secara berkelompok di kelompok tani yang ada. Dalam tahap
ini, penyuluh akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan usaha yang dilakukan. Penyuluh dan petani
mempunyai hak dan kewajiban yang jelas dan
mengembangkan usaha bersama dalam kerangka bisnis. Para
pelaksana kegiatan akan mendapatkan balas jasa bagi
pengelolaan yang dilakukan, dan bagian terbesar dari hasil
akan digulirkan atau dikembangkan untuk kegiatan lain yang
sejalan dengan prinsip kegiatan TTP Cigombong.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Petunjuk Teknis Pengembangan
Usahatani Terpadu (Terintegrasi dengan Industri dan Bisnis
Pertanian) di Desa Tapak Kegiatan TTP Cigombong
Kabupaten Bogor ini, adalah memberikan acuan yang jelas
dan dapat diaplikasikan oleh pelaksana kegiatan, baik petani,
penyuluh, maupun aparat pemerintah yang terlibat, sehingga
pelaksanaan kegiatan di lapangan berjalan baik dan sesuai
harapan. Adapun tujuan dari kegiatan Pengembangan
Usahatani Terpadu (Terintegrasi dengan Industri dan Bisnis
Pertanian) di Desa Tapak Kegiatan TTP Cigombong
Kabupaten Bogor adalah untuk menjadi:
1) Basis bagi penyediaan benih/bibit bagi pengembangan
kegiatan lanjutan;
5
2) Model pengembangan bisnis pertanian pada skala
terbatas yang terintegrasi atau terpadu; dan
3) Model pengembangan bisnis yang melibatkan petani dan
manager/penyuluh sebagai pengelola.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Pengembangan Usahatani
Terpadu (Terintegrasi dengan Industri dan Bisnis Pertanian)
di Desa Tapak Kegiatan TTP Cigombong Kabupaten Bogor
mencakup:
1) Usaha peternakan; berupa pemeliharaan ternak Kambing
Perah, Domba dan Ayam KUB, penyediaan hijauan pakan
ternak yang murah namun memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak, penanganan reproduksi ternak untuk
keberlanjutan perguliran bibit induk, dan penanganan
kesehatan hewan untuk menekan tingkat mortalitas.
2) Usahatani tanaman hortikultura; sebagai tanaman
tumpangsari berupa budidaya tanaman sayuran.
3) Usahatani tanaman perkebunan; sebagai tanaman pokok
berupa tanaman pala, durian, jambu kristal dan kopi.
6
BAB II. KETENTUAN UMUM
2. 1. Pengertian
1. Kelompok tani adalah gabungan anggota masyarakat
yang melakukan usaha pertanian termasuk
peternakan/perikanan yang tumbuh berdasarkan
keakraban, keserasian serta kesamaan kepentingan
dalam mengelola usaha untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
2. Kelompok mandiri adalah kelompok dimana anggota
kelompok peternak/perikanan lebih aktif dan aktivitas
kelompok sudah lebih terencana. Kerjasama antar
kelompok makin meningkat baik dalam atau luar kawasan
dan telah ada peluang membentuk assosiasi kelompok.
3. Bantuan awal adalah bantuan pertama dari program
pemerintah berupa natura (ternak/ikan, benih/bibit,
kebutuhan produksi dan operasional) sesuai pengajuan
kebutuhan kelompok tani kemudian disalurkan ke
kelompok tani untuk selanjutnya dikelola oleh kelompok
dan nantinya keuntungan usaha tersebut dapat bergulir
dan diharapkan kelompok tani menjadi mandiri.
4. Tim pengadaan adalah kelompok kerja yang berasal dari
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian yang akan
mengadakan dan menyalurkan bantuan pertama berupa
7
natura sesuai dengan jumlah kebutuhan dalam proposal
dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
5. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur
UK/PT Balitbangtan, Pemda Kab. Bogor (Dinas terkait
komoditas, BP3K Wilayah Caringin, Kab. Bogor, BKP5K,
dan Bappeda), dan IPB Bogor.
6. Penyuluh pendamping adalah aparat penyuluh pertanian
yang akan berperan sebagai manager usaha di setiap
desa yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan.
7. Manager TTP adalah orang yang ditugaskan bersama-
sama penyuluh di Desa Tapak Kegiatan untuk mengelola
kegiatan Agribisnis.
2. 2. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Pengembangan Usahatani Terpadu
(Terintegrasi dengan Industri dan Bisnis Pertanian) di Desa
Tapak Kegiatan TTP Cigombong Kabupaten Bogor adalah
kelompok tani yang aktif dan penyuluh/manager yang
mendampingi dalam pelaksanaan kegiatan bisnis.
2. 3. Penentuan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL)
2.3.1. Syarat Lokasi
a. Merupakan lokasi yang akan menjadi tapak kegiatan TTP
Cigombong dengan status kepemilikan lahan Pemda yakni
8
terletak di Desa Tugu Jaya, Kecamatan Cigombong,
Kabupaten Bogor.
b. Kondisi agroekosistem sesuai untuk usaha tanaman
pangan, perkebunan dan peternakan, antara lain
didukung oleh kesuburan lahan, ketersediaan sumber air,
sumber pakan lokal, serta bukan merupakan daerah
endemis penyakit hewan menular.
c. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai serta
kemudahan untuk mengaksesnya.
2.3.2. Tata Cara Seleksi Lokasi
a. Tim teknis bersama Pemda Kabupaten Bogor memetakan
lokasi yang merupakan lahan kepemilikan Pemda.
b. Tim teknis melakukan supervisi dan verifikasi untuk
kemudian dapat ditetapkan menjadi lokasi pelaksanaan
kegiatan.
2.3.3. Syarat Kelompok Tani
a. Kelompok tani dibentuk menjadi kelompok khusus
pelaksana TTP Cigombong yang aktif dan terdaftar di
dinas yang membidangi pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan di Kabupaten Bogor, dengan
jumlah anggota 10 - 30 orang.
9
b. Anggota kelompok tani merupakan petani yang
sebelumnya telah menggarap lahan Pemda.
c. Anggota dalam kelompok tani yang bersangkutan tidak
bermasalah baik dengan perbankan, kredit atau sumber
permodalan lainnya.
c. Kelompok tani bersama-sama penyuluh pendamping
membuat dan mengajukan proposal.
e. Kelompok tani boleh mendapatkan lebih dari satu
komoditas kegiatan agribisnis yang akan diberikan
berdasarkan pembagian zona yang telah ditentukan.
f. Kelompok tani memiliki anggota yang bersedia dan
sanggup memberikan kontribusi dalam pelaksanaan
teknis hingga penyediaan prasarana dan sarana yang
masih diperlukan.
g. Kelompok tani memiliki anggota yang menunjukkan tekad
dan keseriusan serta menjadi penggerak dalam
mengembangkan usaha tanaman pangan, perkebunan
dan peternakan.
2.3.4. Tata Cara Seleksi Kelompok Tani
a. Kelompok tani bersama penyuluh pendamping menyusun
proposal kegiatan berdasarkan komoditas yang akan
10
diusahakan, kemudian diajukan ke tim teknis melalui
penyuluh pendamping selaku manajer usaha.
b. Tim teknis melakukan klarifikasi dan evaluasi proposal
yang direkomendasikan.
c. Berdasarkan hasil klarifikasi dan evaluasi, tim teknis
melakukan verifikasi/peninjauan lapang terhadap calon
kelompok penerima yang nantinya hasil verifikasi tersebut
dimusyawarahkan bersama.
11
BAB III. PENGAJUAN, PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN PERTANGGUNGJAWABAN
3. 1. Pengajuan Proposal
Proses pengajuan dan penyaluran bantuan sebagai
modal usaha dalam bentuk natura dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Proposal disertai dengan rencana kebutuhan biaya
disusun oleh kelompok dan disahkan/ ditandatangani oleh
ketua kelompok serta diketahui oleh penyuluh
pendamping/manager.
2. Tim teknis melakukan review terhadap proposal dari
masing-masing kelompok yang akan difasilitasi dengan
modal usaha dalam bentuk natura.
3. Tim teknis memutuskan hasil review proposal.
4. PPK Balai PATP selanjutnya mengajukan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) untuk diproses lebih lanjut.
5. KPA mengajukan surat kepada tim pengadaan dengan
lampiran sebagai berikut :
a. SK tentang penetapan kelompok (CPCL).
12
b. Rekapitulasi rencana kebutuhan biaya yang telah
disetujui.
c. Surat perjanjian kerjasama antara Balai PATP dengan
Kelompok Tani.
6. Tim Pengadaan melaksanakan pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan yang telah disetujui dan
spesifikasi yang telah ditetapkan kemudian menyalurkan
ke kelompok tani penerima. Setiap penyaluran bantuan
akan disertai dengan penandatanganan berita acara serah
terima.
3. 2. Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1. Pengadaan paket bantuan
Bantuan disiapkan dalam bentuk natura berupa
paket-paket teknologi pertanian sesuai dengan jumlah (skala
ekonomi) dan spesifikasi kebutuhan kelompok tani dan telah
disetujui berdasarkan zona (Tabel 1-4).
Tabel 1. Bantuan paket teknologi Zona 1 dan 2 di Desa Tapak Kegiatan TTP Cigombong tahun 2015
No Jenis Bantuan
Uraian bahan Luasan/ Jumlah Paket*)
Satuan
1 Tanaman Pokok
Durian Varietas Matahari 2.5 Ha
2 Tanaman
Tumpang sari
Tanaman Hortikultura 2.5 Ha
13
No Jenis Bantuan
Uraian bahan Luasan/ Jumlah Paket*)
Satuan
3 Paket Kebutuhan Tanaman
Pestisida 1 paket
Pupuk Kandang 1 paket
Pupuk Kimia 1 paket
4 Ayam KUB Ayam KUB betina 300 ekor
Ayam KUB Jantan 60 ekor
Pakan konsentrat 1 paket
Vitamin dan obat-obatan 1 paket
Peralatan peternakan 1 paket
Kandang 1 paket
Keterangan : *) penetapan luasan tanam/jumlah paket dapat berubah sesuai dengan perubahan jenis tanaman, peningkatan produksi tanaman/ternak dan kebutuhan kelompok tani
Tabel 2. Bantuan paket teknologi Zona 3 dan 4 di Desa Tapak Kegiatan TTP Cigombong tahun 2015
No Jenis Bantuan
Uraian bahan Luasan/Jumlah Paket*)
Satuan
1 Tanaman Pokok
Jambu Kristal 0,5 Ha
Kopi 1 Ha
2 Tanaman Tumpang sari
Tanaman Hortikultura 1,5 Ha
3 Paket Kabutuhan Tanaman
Pestisida 1 paket
Pupuk Kimia 1 paket
Pupuk kandang 1 paket
4 Kambing Perah
Kambing Perah betina 16 ekor
Kambing Perah Jantan 4 ekor
Pakan konsentrat 1 paket
Vitamin dan obat-obatan 1 paket
14
No Jenis Bantuan
Uraian bahan Luasan/Jumlah Paket*)
Satuan
Peralatan peternakan 1 paket
Kandang 1 paket
Keterangan : *) penetapan luasan tanam/jumlah paket dapat berubah sesuai dengan perubahan jenis tanaman, peningkatan produksi tanaman/ternak dan kebutuhan kelompok tani
Tabel 3. Bantuan paket teknologi Zona 5 dan 6 di Desa Tapak
Kegiatan TTP Cigombong tahun 2015
No Jenis Bantuan
Uraian bahan Luasan/Jumlah Paket*)
Satuan
1 Tanaman Pokok
Pala 1 Ha
2 Tanaman Tumpang sari
Tanaman Hortikultura 1 Ha
3 Paket Kebutuhan Tanaman
Pestisida 1 paket
Pupuk Kimia 1 paket
Pupuk kandang 1 paket
Keterangan : *) penetapan luasan tanam/jumlah paket dapat berubah sesuai dengan perubahan jenis tanaman, peningkatan produksi tanaman/ternak dan kebutuhan kelompok tani
Tabel 4. Bantuan paket teknologi Zona 7 di Desa Tapak Kegiatan TTP Cigombong tahun 2015
No Jenis Bantuan
Uraian bahan Luasan/Jumlah Paket
Satuan
1 Tanaman Pokok
Pepaya Calina dan Bangkok
1 Ha
2 Tanaman Tumpang
sari
Tanaman Hortikultura 1 Ha
15
No Jenis Bantuan
Uraian bahan Luasan/Jumlah Paket
Satuan
3 Paket Kebutuhan Tanaman
Pestisida 1 paket
Pupuk Kimia 1 paket
Pupuk kandang 1 paket
4 Domba Domba betina 13 ekor
Domba Jantan 3 ekor
Pakan konsentrat 1 paket
Vitamin dan obat-obatan 1 paket
Peralatan peternakan 1 paket
Kandang 1 paket
Keterangan : *) penetapan luasan tanam/jumlah paket dapat berubah sesuai dengan perubahan jenis tanaman, peningkatan produksi tanaman/ternak dan kebutuhan kelompok tani
3.2.2. Tahapan dan jadwal pelaksanaan kegiatan
Tabel 5. Tahapan dan jadwal pelaksanaan kegiatan
No Uraian kegiatan 2015 2016 2017
Nov Des Jan Feb- Des
Jan-Des
1 Sosialisasi kegiatan Pengembangan Usahatani Terpadu (Terintegrasi dengan Industri dan Bisnis Pertanian) di Desa Tapak Kegiatan TTP Cigombong Kabupaten Bogor
V
2 Identifikasi komoditas berdasarkan kesesuaian lokasi
V
3 Penetapan anggota kelompok tani dan
V V V V
16
No Uraian kegiatan 2015 2016 2017
Nov Des Jan Feb- Des
Jan-Des
pengesahan kelompoktani
4 Penetapan dan penandatanganan perjanjian kerjasama
kelompok tani penerima
V V V
5 Penyerahan bantuan paket saprodi
V V
6 Bimbingan teknis V V V V
3.2.3. Pertanggungjawaban Kegiatan
Bantuan pemerintah yang diberikan merupakan
stimulan bagi kelompok yang penggunaannya sesuai dengan
proposal bagi Pengembangan Agribisnis, sehingga jika terjadi
kekurangan sarana produksi maupun operasional kegiatan,
maka kelompok tani memberikan kontribusi secara mandiri.
Besarnya kontribusi kelompok tani ditetapkan atas
kesepakatan bersama.
Pengurus kelompok tani membukukan (recording)
seluruh aktivitas kegiatan, antara lain: kegiatan
budidaya/pemeliharaan; penggunaan saprodi; jumlah
produksi/panen; kegiatan pascapanen; pemasaran/penjualan;
jumlah penerimaan (keuntungan/kerugian); dan pembagian
serta penyerahan hasil keuntungan secara baik dan berkala.
17
3.2.4. Pengelolaan Hasil Kegiatan
Adapun ketentuan terkait pengelolaan hasil kegiatan,
diuraikan sebagai berikut :
1. Pengelolaan Hasil Tanaman Pokok
a. Tanaman Pokok merupakan :
Tanaman perkebunan berupa buah-buahan lokal
yakni tanaman Jambu Kristal, Pala, Durian, dan Kopi.
Sifat dari tanaman pokok tersebut merupakan
tanaman tahunan dimana berbuah/menghasilkan
pada jangka waktu tertentu.
b. Keuntungan usaha berupa :
Penjualan hasil produksi tanaman pokok pada musim
panen berdasarkan harga yang berlaku dikurangi
biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Biaya produksi berupa saprodi akan disupport selama
satu tahun untuk kemudian petani akan mandiri
dalam pengadaan saprodi, baik yang dikelola
berdasarkan kesepakatan bersama kelompok tani
atau menjadi bagian tambahan biaya produksi dalam
kegiatan budidaya tanaman tumpangsari.
Pengeluaran saprodi akan tercatat untuk nantinya
18
menjadi akumulasi biaya saprodi pada saat
perhitungan keuntungan yang diperoleh ketika
tanaman pokok telah menghasilkan.
Apabila diperoleh keuntungan maka akan menjadi
milik petani yang diatur berdasarkan kesepakatan
kelompok.
2. Pengelolaan Hasil Tanaman Tumpang sari
a. Tanaman Tumpang sari merupakan :
Tanaman yang dikembangkan bersama tanaman
pokok yang jenis tanamannya merupakan
kesepakatan kelompok yang disesuaikan dengan
kondisi lahan, nilai ekonomis dan tidak menganggu
tanaman pokok.
Tanaman tumpangsari berfungsi sebagai pengontrol
tanaman pokok dan hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai pendapatan tambahan sebelum dan atau saat
tanaman pokok telah menghasilkan.
b. Keuntungan usaha berupa :
Penjualan hasil produksi tanaman tumpangsari pada
musim panen berdasarkan harga yang berlaku
dikurangi biaya produksi yang telah dikeluarkan
19
Biaya produksi yang dimaksud adalah modal (biaya
saprodi) dan tenaga kerja. Modal biaya saprodi akan
digunakan untuk musim tanam berikutnya sekaligus
untuk biaya pemeliharaan tanaman pokok setelah
satu tahun penanaman tanaman pokok.
Apabila pada periode pertama diperoleh keuntungan
maka akan menjadi milik petani yang diatur
berdasarkan kesepakatan kelompok.
c. Kondisi Force Majeure
Apabila terjadi kondisi force majeure yakni tidak
diperolehnya keuntungan sebagai akibat jatuhnya
harga jual, serangan Hama Penyakit, kondisi bencana
alam, maka untuk penyediaan modal tanam musim
berikutnya akan disiapkan oleh TTP Cigombong
dengan ketentuan maksimal sampai dengan 2 kali
musim tanam.
3. Pengelolaan Hasil Ternak
a. Ternak yang dimaksud merupakan :
- Kambing Perah terdiri dari 16 ekor betina dan 4
ekor jantan, dengan produk berupa susu dan bibit
anakan. Proses perolehan bibit anakan dalam
jangka waktu 2 tahun maksimal akan 3 kali
20
melahirkan dengan jumlah kelahiran 1-2 ekor
kambing (persentase 50% betina dan 50%
jantan)
- Domba terdiri dari 13 ekor betina dan 3 ekor
jantan, dengan produk bibit anakan dan daging.
Proses perolehan bibit anakan dalam jangka
waktu 2 tahun maksimal akan 3 kali melahirkan
dengan jumlah kelahiran 1-2 ekor domba
(persentase 50% betina dan 50% jantan)
- Ayam KUB terdiri dari 300 ekor betina dan 60
ekor jantan, dengan produk berupa telur, doc,
dan daging.
b. Pengelolaan hasil :
- Pengelolaan hasil keuntungan usaha ternak
Kambing Sapera dan Domba berupa :
1) Indukan betina dan jantan selanjutnya dapat
dijual setelah umur tertentu atau sudah tidak
bisa dikawinkan lagi (pencegahan terjadinya
inbreeding);
2) anak kambing/domba jantan selanjutnya akan
dijual setelah cukup umur; dan
3) Susu Kambing Perah.
21
4) Kompos yang berasal dari pengolahan
kotoran ternak.
5) Segala keuntungan yang diperoleh setelah
memenuhi tanggung jawab pengembalian ke
TTP Center merupakan bagian dari kelompok
tani pelaksana kegiatan (yang memelihara
ternak)
- Pembagian pengembalian kepada TTP adalah :
1) Anakan kambing/domba betina akan
digulirkan ke anggota kelompok tani yang
telah terpilih sebagai anggota kelompok tani
penerima dan siap untuk melaksanakan
kegiatan sesuai aturan yang telah ditetapkan.
2) Dari hasil keuntungan yang diterima petani,
diharapkan selanjutnya secara mandiri untuk
melakukan kegiatan pemeliharaan ternak
dengan baik, yang bentuk pengelolaannya
berdasarkan kesepakatan seluruh anggota
kelompoktani ternak.
3) Kewajiban untuk mengisi kandang ternak
yang tersedia di Desa Tapak TTP Cigombong
yang pengelolaannya dilakukan oleh
kelompoktani yang telah ditentukan.
22
4) Kelompok ternak Kambing Sapera diharapkan
tetap melaksanakan kegiatan ternak
(melakukan replacement anakan Kambing
Sapera ketika kondisi indukan tidak produktif)
Catatan:
Jumlah pembagian hasil baik pengembalian ke TTP
Cigombong untuk digulirkan kembali dan aturan pengelolaan
hasil dari Ayam KUB akan disepakati kemudian sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
23
BAB IV. HAK DAN KEWAJIBAN
4. 1. Hak dan Kewajiban Tim Teknis
Hak Tim Teknis adalah :
1. Tim Teknis berhak melakukan seleksi dan
menentukan CPCL penerima bantuan.
2. Tim Teknis berhak menerima laporan
pelaksanaan kegiatan dari kelompok tani dengan
diketahui dan ditandatangani oleh penyuluh
pendamping/manager.
3. Tim Teknis berhak menerima laporan
pelaksanaan kegiatan sebulan sekali setiap
tanggal 7-10.
Kewajiban Tim Teknis adalah :
1. Melakukan seleksi calon lokasi, calon kelompok
tani, proposal dan memberikan rekomendasi
kelompok.
2. Menyiapkan kontrak kerjasama dan surat
pernyataan kelompok tani bersedia melaksanakan
kegiatan dengan baik.
3. Melakukan koordinasi dalam rangka
verifikasi/peninjauan lapang.
24
4. Melakukan pendampingan kepada kelompok
dalam rangka pelaksanaan kegiatan.
5. Melakukan pembimbingan, pemantauan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan
pengembangan agribisnis.
6. Melakukan koordinasi dengan perusahaan yang
bergerak di bidang pertanian maupun perusahaan
di luar bidang pertanian serta instansi terkait
lintas sektor lainnya.
7. Membuat laporan perkembangan.
4. 2. Hak dan Kewajiban Penyuluh Pendamping
/Manager
Hak penyuluh pendamping/manager adalah :
1. Bekerjasama dengan kelompok tani untuk
mengusulkan proposal.
2. Memperoleh keuntungan dari kegiatan hilir
agribisnis desa tapak kegiatan baik berupa
kegiatan pascapanen maupun aktifitas
agroekowisata dan agroeduwisata.
25
Kewajiban penyuluh pendamping/manager adalah :
1. Bekerjasama dengan kelompok tani dalam
pembuatan proposal.
2. Mendampingi tim teknis dalam rangka
verifikasi/peninjauan lapang.
3. Melakukan pendampingan kepada kelompok
dalam rangka pelaksanaan kegiatan dimulai dari
persiapan, manajemen budidaya, pascapanen,
pemasaran hingga pencatatan kegiatan.
4. Melakukan pembinaan terhadap dinamika
kelompok setidaknya 2 kali dalam sebulan
5. Memantau, mengetahui, dan menandatangani
laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
yang dibuat oleh kelompok tani binaan.
6. Membuat dan menyerahkan laporan
perkembangan secara berkala (antara tanggal 7-
10 setiap bulan).
4. 3. Hak dan Kewajiban Kelompok Tani
Hak kelompok tani adalah :
1. Bekerjasama dengan penyuluh
pendamping/manager untuk mengusulkan
proposal.
26
2. Memperoleh pembagian hasil keuntungan
agribisnis yang besarannya sesuai kesepakatan.
Kewajiban kelompok tani adalah :
1. Menyusun proposal kegiatan.
2. Menandatangani kontrak kerjasama dan surat
pernyataan kelompok tani bersedia melaksanakan
kegiatan dengan baik.
3. Melakukan budidaya dan pemeliharaan dengan
baik sesuai petunjuk teknis secara berkelompok.
4. Melakukan pencatatan dengan baik.
5. Memberikan data yang dibutuhkan oleh tim teknis
maupun instansi terkait dengan jujur dan benar.
6. Melaporkan pelaksanaan kegiatan secara berkala
(antara tanggal 7-10 setiap bulan) kepada
manager TTP/penyuluh pendamping.
27
BAB V. PEMBIMBINGAN TEKNIS DAN INDIKATOR
KEBERHASILAN
5. 1. Pembimbingan Teknis
1. Pembimbingan teknis kepada kelompok tani
dilakukan oleh tim teknis mulai dari pengadaan
bibit/benih, pembangunan/perbaikan kandang,
proses budidaya/pemeliharaan, pascapanen,
pemasaran serta kondisi-kondisi lainnya yang
membutuhkan bantuan teknis.
2. Pengadaan bibit/benih dilakukan mengacu pada
persyaratan spesifikasi teknis yang berlaku.
3. Pembimbingan kelembagaan dan manajerial
dikembangkan dalam rangka meningkatkan
usaha kelompok sehingga berkembang menjadi
koperasi atau usaha berbadan hukum lainnya.
Penguatan kelembagaan dilakukan melalui:
dinamisasi aktivitas kelompok, kemampuan
memupuk modal, kemampuan memilih bentuk
dan memanfaatkan peluang usaha yang
menguntungkan dan pengembangan jaringan
kerjasama dengan pihak lain.
4. Tim teknis akan memfasilitasi keterlibatan industri
terkait untuk jaringan pemasaran.
28
5. 2. Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan pengembangan agribisnis di
desa tapak TTP Cigombong ditinjau dari beberapa
aspek, antara lain :
1. Aspek teknis : meningkatnya produktivitas dan
atau populasi peternakan kambing perah dan
Ayam KUB, tanaman perkebunan dan tanaman
hortikultura.
2. Aspek kelembagaan : menguatnya kelembagaan
kelompok tani.
3. Aspek usaha : meningkatnya skala usaha
kelompok, berkembangnya usaha agribisnis dan
meningkatnya SDM anggota kelompok tani dalam
hal budidaya hingga jiwa wirausaha pada
kelompok tersebut.
29
BAB VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
6. 1. Monitoring dan Evaluasi
Agar pemanfaatan dana berjalan secara efektif dan
tepat penggunaannya di dalam pengelolaan usaha, maka
kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan sedini mungkin
untuk mengetahui berbagai masalah yang mungkin timbul
maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai. Untuk itu
kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala
dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan
pengembangan usaha kelompok. Dengan demikian kegiatan
monitoring dan evaluasi harus dilakukan pada saat sebelum
dimulai kegiatan (ex-ante), saat dilakukan kegiatan (on-
going) dan setelah dilakukan kegiatan (ex-post).
6. 2. Pelaporan
Pelaporan diperlukan untuk mengetahui
perkembangan kegiatan agribisnis di lapangan. Tahapan
pelaporan adalah sebagai berikut :
1. Kelompok tani dan penyuluh pendamping/manager wajib
melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap
bulan kepada Tim teknis, selambat-lambatnya tanggal 10
bulan berikutnya.
30
2. Tim Teknis melakukan rekapitulasi seluruh laporan
perkembangan yang diterima dari kelompok dan penyuluh
pendamping/manager setiap bulan, selambat-lambatnya
tanggal 15 bulan berikutnya.
31
BAB VII. PENUTUP
Petunjuk Teknis Pengembangan Usahatani Terpadu
(Terintegrasi dengan Industri dan Bisnis Pertanian) di Desa
Tapak Kegiatan Taman Teknologi Pertanian Cigombong Bogor
ini merupakan acuan untuk kelancaran pelaksanaan di tingkat
lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung
kegiatan pertanian berbasis bisnis secara berkelanjutan dan
mampu menunjang TTP Cigombong, Kabupaten Bogor.
Dengan Petunjuk Teknis ini diharapkan semua pelaksana
kegiatan dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan
secara baik dan benar menuju tercapainya tujuan kegiatan
dan untuk pemberdayaan masyarakat.
32
DAFTAR PUSTAKA
Beaudoux, Elian, André Bourque, Marie-Hélène Collin, Jean Delion, Dominique Gentil, Charles Kabuga, Jurgen
Schwettman, and Ashih Shah. 2001.
http://wbln0018.worldbank.org/essd/ essd.nsf/producer/beaudouxetal.
Debrah, S. K. and Nederlof, E. S. (2002). Empowering
farmers for effective participation in decision-making.
Report published by the International Center for Soil
Fertility and Agricultural Development.
Rowlands, J. (1995). Empowerment examined. Development
in Practice, 5(2), 101-107.
Sharma, Raju. 2001. “Empowerment Mobilization for Effective
Women’s Development,” LEISA Magazine, Vol. 17, No. 1,
April 2001, p. 15.