Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 1
Semua orang punya barang nganggur. Alasannya sederhana: untuk setiap barang yang
jadi kebutuhan manusia, ada Titik Cukup-nya. Baik itu dalam pengertian jumlah
maupun kelayakan. Memang Titik Cukup ini beda-beda di tiap orang. Titik Cukup baju
Princess Syahrini jangan lah disamakan dengan Titik Cukup baju kerja Miz Rinda. Tapi
tetap sama-sama punya Titik Cukup. Begitu Titik Cukup ini terlampaui, tanpa waktu
khusus (atau personal stylist) untuk bikin perencanaan seminggu ke depan mau pakai
baju apa, atau sistem penyimpanan yang memastikan semua baju kerja kelihatan mata,
yang terpakai pasti mutar di situ-situ aja. Nggak ada bedanya antara punya baju kerja
selemari empat pintu dengan cuma punya celana panjang satu, rok satu, blus tiga, blus
tanpa lengan tiga, cardigan satu dan jas satu. Sekoper kecil aja nggak penuh.
Nah, kalau keuangan nggak lagi ‘hip-hip-hore!’, menjual barang-barang nganggur dari
sepenjuru rumah bisa jadi solusi yang menurutku lebih baik daripada hutang atau nithili
tabungan. Percaya nggak percaya, menguangkan barang nganggur juga bisa bikin kita
lebih hemat. Kok bisa? Kalau sudah merasakan sendiri betapa kebantingnya harga
barang bekas, percayalah, mengendalikan impulsive buying terasa enteng. Kebaya dan
rok batik sutra pasangannya, tembus sejuta buat kain dan ongkos jahitnya, kuhargai 65
ribu karena modelnya ibu-ibu sekali, ditawar 35 ribu...
e-book ini kutulis berdasarkan pengalaman hampir 3 tahun jualan barang preloved
koleksi pribadi. Awalnya dengan menjual secara langsung ke orang-orang yang kukenal.
Setelah setahun mulai ku-listing di Instagram tapi tetap kutujukan ke teman dan
saudara. Lebih dari 50% uang datangnya dari pasar ini. Di tahun ketiga baru mulai ku-
listing di Shopee. Terkumpul 1,5 jutaan dalam waktu setahun. Jumlah yang sangat kecil
sebetulnya; nggak sampai 5% dari total penjualan.
Caraku jualan lewat Shopee yang kuangkat jadi e-book karena cara ini yang paling bisa
ditiru. Menjual secara langsung butuh barang yang macamnya sangat banyak.
Jumlahnya juga harus sangat banyak. Kasusku ini ekstrim. Normalnya orang nggak
akan punya barang nganggur sebanyak itu. Di Shopee barang ngganggur sekardus TV
bisa kita uangkan. Asal tahu caranya.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 2
Apa Saja Yang Bisa Dijual?
Pada prinsipnya semua bisa dijual asal:
1. Murah
2. Pilihannya banyak
Ini dua penjelasan di balik “kesuksesanku” menjual barang preloved. Waktu kubilang
‘murah’, yang kumaksud adalah nggak lebih dari 50k per item kecuali barang branded
dan barang besar seperti perabotan. Kalau dirata-rata, per item jatuhnya 5k sampai
10k. Tapi itu tadi, karena barangku banyak sekali, angka total yang bisa kukumpulkan
dalam waktu 3 tahun cukup mencengangkan mengingat ini barang-barang yang cuma
nyumpek-nyumpeki rumah.
Aku sendiri takjub lihat apa saja barang yang orang mau beli. Nggak bisa ngasih angka
akuratnya tapi ada persentase pembelian yang lumayan signifikan yang motifnya bukan
karena orangnya lagi butuh. Yang bisa kusimpulkan adalah: kalau kita punya banyak
barang yang mau kita lepas dengan harga murah, akan selalu ada orang yang tertarik
lalu mencari-cari barang yang dia butuh dan/atau yang dia suka.
Memang ada barang-barang preloved tertentu yang diburu pasar. Karenanya
menjualnya juga gampang. Dari pengalamanku barang-barang yang banyak diburu ini:
1. Barang bayi terutama baju
2. Barang anak terutama peralatan sekolah
3. Produk fashion untuk perempuan
4. Semua yang bermerk terkenal terutama tas
5. Barang koleksi seperti barang vintage
6. Barang dapur terutama yang lucu
7. Pernik rumah yang fungsional
8. Segala macam rak
Ada satu lagi tipe barang yang relatif gampang menjualnya. Nggak kumasukkan dalam
daftar di atas karena bukan barang buruan tapi selalu ada yang butuh.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 3
Semua kelengkapan umrah yang nggak kupakai lagi di sini ku-listing sebelum musim
haji. 90%-nya laku diborong satu orang nggak sampai seminggu setelahnya.
Maka yang kumaksud dengan tipe barang yang bukan buruan pasar preloved tapi selalu
ada yang butuh:
Satu set kelengkapan barang yang mau nggak mau harus dibeli demi
melakukan aktivitas tertentu, yang dengan membeli preloved-nya si
pembeli bisa berhemat besar.
Bisa aktivitas apa saja asal lengkap. Kalau aku tahu ini sejak awal karir sebagai bakul
preloved, banyak sekali barang yang bisa kujual sebagai satu set kelengkapan. Contoh:
kelengkapan mantenan. Aku punya kebaya, sepatu, kerudung dan hiasannya yang bisa
buat akad nikah, Quran+mukena+sajadah baru dan bagus yang bisa buat mas kawin,
amplop cantik untuk mengemas mas kawin berupa uang, wadah seserahan dan
hiasannya sekalian. Juga bisa me-listing banyak barang yang pantas mengisi wadah
seserahan; lingerie, rupa-rupa aksesoris, tas dan dompet, baju, kerudung dan
hiasannya. Menjualnya sebagai satu set kelengkapan relatif lebih mudah daripada
menjualnya sendiri-sendiri walau tetap di-listing satuan.
Kenapa Shopee?
Antara menjual secara langsung, lewat Instagram dan lewat Shopee, lewat Shopee lah
yang paling menghemat waktu dan paling meringankan beban kerja jualan. Yang ideal
sebetulnya menjual secara langsung; barang bisa terjual banyak dalam waktu singkat,
uangnya kita dapat sekaligus. Di Jakarta ada event garage sale keroyokan yang dikelola
secara profesional. Di Surabaya sepertinya nggak ada. Aku nggak nyaman aja kalau
harus menggelar barang-barang nganggurku di pekarangan atau di garasi seperti yang
lazim di Amerika Serikat. Cara online lebih mendamaikan jiwa.
Dua tahun me-listing di Instagram, ke mana-mana harus kalungan HP. Harus sabar
meladeni berbagai pertanyaan yang jawabannya sebetulnya ada di caption. Nggak
putus-putus ditanya tentang ongkir (pada umumnya orang pingin tahu total uang yang
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 4
harus dia keluarkan –harga+ongkir— sebelum memutuskan beli tapi jempolnya nggak
mau repot cari info ongkir sendiri). Harus sabar nunggu-nunggu, nagih dan bolak-balik
nge-cek transferan. Lebih dari separuh chat di WhatsApp dan di kolom Comment
Instagram nggak berbuah closing. Instagram nggak menyediakan filter untuk menghalau
orang iseng, orang impulsif dan orang yang rasa tanggung-jawabnya tipis karena
memang nggak didesain buat jualan sementara Shopee dirancang khusus untuk itu.
1. Untuk setiap listing kita bisa meng-upload banyak foto sekaligus. Jadi per
itemnya kita bisa menyertakan foto dari berbagai sudut, foto bagian dalam, foto
yang menunjukkan cacatnya termasuk foto yang sudah di-edit dan yang apa
adanya.
2. Informasi di setiap listing harus diisi lengkap sebelum diserahkan ke Shopee.
Memang makan waktu tapi kerja cukup sekali itu, di depan. Biarpun beratus-
ratus orang yang lihat barang kita, nggak ada lagi yang tanya ini-itu. Semua
informasi yang mereka butuhkan tertulis di listing.
3. Termasuk informasi berat barang. Shopee bekerja sama dengan beberapa
layanan kurir. Informasi tentang ongkir disediakan oleh sistem. Tugas kita hanya
memasukkan data berat barang.
4. Sistem Shopee juga menyediakan fitur pelacakan barang. Pembeli bisa nge-cek
sendiri barangnya sekarang ada di mana. Nggak perlu bolak-balik tanya ke kita.
Tugas kita hanya memasukkan nomor resi pengiriman.
5. Fungsi tagih-menagih diambil-alih oleh Shopee. Kita dikabari bila ada yang
membeli tapi sebelum uang ditransfer oleh si pembeli, sistem Shopee nggak
ngasih alamat pengiriman.
Lima poin itu sudah sangat meringankan kerja. Repotnya di depan, saat me-listing,
tapi setelah itu bisa kita tinggal. Menghilangkan 90% tanya-tanya nggak niat beli,
menghalau 99% orang iseng dan orang yang kelewat gampang kepingin. Bisa kubilang
80% chat di inbox Shopee berbuah closing. Meski aku pribadi lebih suka menyedekahkan
barang yang nggak laku-laku juga sampai lebih dari 3 bulan, selama kita bisa terus
menambah listingan baru, peluang ada barang yang laku akan terus terbuka walau di-
listing berbulan-bulan yang lalu.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 5
Alasan pertamaku mengalihkan listing dari Instagram ke Shopee adalah karena
program subsidi ongkos kirimnya. Selama aku aktif jualan sampai pertengahan tahun
2017, Shopee mensubsidi ongkir sampai 3ok per transaksi untuk batas pembelian
tertentu. Batas pembelian ini berubah-ubah tiap beberapa bulan. Setahuku sampai
sekarang program subsidi ini berlaku untuk semua toko. Nah, pada prinsipnya caraku
me-listing dan strategi pricing-ku memanfaatkan batas pembelian minimal ini; gimana
caranya supaya orang yang sedang mencari barang preloved tertentu dengan
menggunakan hashtag yang populer di pasar preloved tertarik untuk lihat-lihat semua
barang yang ada di tokoku lalu memutuskan membeli dan menggenapkan belanjaannya
sesuai batas pembelian minimal demi dapat subsidi ongkir.
Dari 16 transaksi yang kuhasilkan di Shopee, 4 di antaranya kudapat dengan cara ini.
Kelihatannya sedikit tapi menghasilkan 1/3 total uang masuk. Khusus barang preloved,
menghabiskan barang dalam satu hari demi dapat 100 ribu lebih menguntungkan
daripada menjual satu-satu barang dalam setahun demi dapat uang sejuta. Yang satu
kerjanya cukup beberapa hari, uangnya langsung kita dapat utuh, bisa dipakai beli
barang yang kita butuh; satunya lagi harus kerja setahun, uang masuknya sedikit-
sedikit. Kalau bukan orang baik hati yang rajin menabung, uang sejutanya tadi pasti
nggak jadi apa-apa.
Kenapa kerjanya harus setahun? Tanpa terus-menerus memperbaharui listing, barang
kita nggak akan keluar di Search setelah beberapa lama. Search kan menampilkan
listingan terbaru di hashtag itu padahal tiap harinya ada ribuan listingan baru.
Kalau memang nggak dikejar-kejar waktu harus ngurangi harta-benda seperti aku gini,
punya tempat khusus untuk memajang dan menyimpan barang-barang yang kita
listing tadi dan mau menyisihkan 30 menit sampai sejam paling sedikit seminggu sekali
untuk melakukan apa yang perlu demi memperbaharui listing secara rutin, silakan.
Atau buka online thrift shop sekalian. Di Indonesia rasanya belum nemu toko barang
bekas yang digarap serius kecuali yang dagangannya barang-barang jadulan.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 6
Apa Yang Harus Kulakukan?
Langkah#1: Kumpulkan Di Collecting Point
Jangan banyak mikir soal laku atau nggaknya sebuah barang di tahap ini. Kumpulkan
saja semua yang nggak bisa/nggak mau/nggak pernah kita pakai atau yang nggak kita
butuhkan dalam 1-3 tahun terakhir. Kalau itu barang nganggur tapi kita sayang?
Saranku: tetap sisihkan untuk di-listing tapi pasang harga yang nggak selisih jauh dari
harga barunya. Kujamin nggak ada yang mau. Bisa kita manfaatkan buat nambah-
nambah jumlah listingan karena makin sedikit barang, makin sulit juga bikin orang
tertarik lihat-lihat apalagi beli.
Karena itu, yang paling baik adalah membarengkan jualan barang preloved dengan
decluttering; acara bersih-bersih rumah dari barang-barang yang nggak perlu. Jadi
barang-barang yang nggak perlu ini jangan sekedar dirapikan atau disimpan di tempat
lain. Keluarkan dari rumah sekalian dengan cara dijual. Mengumpulkan barang dengan
mindset “membersihkan” rumah akan menghasilkan lebih banyak barang (dan uang)
dibanding mindset “jual celana demi beli beras”.
Sangat kusarankan memakai metode Konmari untuk decluttering yaitu dengan
menyortir antara yang kita simpan dan yang kita lepas PER KATEGORI. Kumpulkan
dulu s-e-m-u-a handuk dari s-e-p-e-n-j-u-r-u rumah termasuk yang lagi dijemur.
Setelah semua ngumpul di satu tempat baru dipilih-pilih. Jangan pindah ke kategori
lain sebelum selesai dengan handuk. Handuk tuntas, baru pindah ke kategori lain. Baju
kerja misalnya atau baju pesta atau taplak meja atau sprei dan seterusnya. Setelah
selesai dengan semua kategori pakaian dan kain-kainan, baru pindah ke kategori yang
agak jauh seperti peralatan make-up. Sama juga, kumpulkan dulu semua lipstick di
satu tempat, pilihi, tuntaskan, baru pindah ke kuas-kuasan, pilihi, tuntaskan, baru
pindah ke koleksi eye-shadow dan seterusnya.
Hasil sortiran baiknya jangan dicampur-aduk. Nggak perlu ditata rapi-jali juga. Asal
terpisah antara satu kategori dari kategori yang lain sudah cukup memudahkan kerja di
tahap berikutnya. Kalau dapat banyak: handuk di satu kardus, baju kerja di kardus lain.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 7
Kalau dapatnya sedikit: baju dan kain-kainan bisa disatukan di satu kardus. Pokoknya
nggak kecampur dengan make-up misalnya. Biar nggak susah carinya.
Kalau barangnya nggak terlalu banyak, langsung pilah sekalian antara yang layak-jual
dengan yang layak-sedekah di tahap ini. Beberapa barang kuhapus dari listing padahal
ada yang mau. Salah satunya tas sekolah yang meski masih berfungsi baik, nggak ada
cacat, warnanya sudah sangat lusuh. Lusuhnya ini nggak ketangkap di foto. Penting
sekali membangun reputasi bakul preloved yang barangnya bagus-bagus. Ukuranku
adalah diri sendiri; mau nggak aku pakai itu barang. Kalau jawabnya “mau”, berarti
layak-jual. Kalau “nggak mau”, kukasihkan Mbak Dama.
Langkah#2: Meng-curate Tiap Item
Setelah terkumpul, jangan tergesa-gesa me-listing meski cuma dapat sekardus air
mineral. Ambil waktu untuk melihat satu demi satu barang dengan tujuan:
1. Memeriksa kondisinya. Masih ada price tag atau kardusnya? Belum pernah
dipakai? Masih kelihatan baru? Warna masih cemerlang atau menguning? Sudah
nggak terlihat baru tapi masih bagus atau berfungsi baik? Masih bersih atau
sudah kotor karena sering dipakai? Utuh atau sudah berkurang isinya? Kalau
sudah kurang, seberapa banyak berkurangnya? Ada masa kadaluwarsanya?
Berapa lama lagi?
2. Memeriksa cacatnya. Adakah yang lepas, robek, lubang, putus, noda, cuil, retak,
coretan, miring, goyang-goyang? Bisa diperbaiki? Nodanya bisa dihilangkan
dengan cairan pembersih? Resletingnya berfungsi baik? Semua bagiannya
lengkap? Apakah cacatnya mengganggu fungsi dan/atau tampilannya?
3. Mencari daya jualnya. Berusaha lah menemukan paling nggak satu keistimewaan
barang yang kita jual selain masih bagus, masih berfungsi baik, branded atau
kita jual murah soro. Tas misalnya, mungkin kuat dan kokoh jadi bisa bawa
berat, atau besar jadi bisa muat banyak, atau ringan jadi praktis buat bepergian
jauh. Atau pikirkan satu konteks atau orang yang akan membuat barang itu jadi
bagus. Aksesoris etnik yang bukan selera kita misalnya, bagus dipadankan dengan
kebaya.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 8
4. Membaguskan kondisinya. Kalau resletingnya rusak, bawa ke tukang jahit untuk
diganti. Kalau nggak mau keluar biaya tambahan, cari yang bisa kita kerjakan
sendiri seperti merapatkan jahitan/kancing yang longgar, mengganti kancing
yang hilang, menggunting benang yang terburai, menyambung yang putus,
menghilangkan noda, mencuci yang bisa dicuci, melap debu. Untuk pakaian
sebaiknya dicuci-setrika sebelum disimpan.
5. Mengumpulkan informasi spesifiknya. Khususnya informasi yang diminta oleh
Shopee yaitu merk, ukuran/dimensi/volume, bahan, berat barang,
model/tipe/jenis. Juga semua informasi yang perlu seperti fungsinya. Makin
terperinci informasi yang bisa kita berikan, makin bagus. Baju bayi misalnya,
jangan cuma mencantumkan ukurannya, kasih informasi pemakaian bayi umur
sekian sampai sekian bulan atau yang berbobot sekian sampai sekian. Selalu
kucantumkan: “Anakku mungil. Bobot lahirnya 2,5 kg. Baju ini dia pakai sejak 9
bulan sampai setahun sewaktu bobotnya 7-8 kg. Untuk bayi kebanyakan
mungkin dipakai di umur 3-6 bulan.”
6. Mengklasifikasi barang. Melihat satu demi satu barang membantu kita
memperkirakan nilainya di pasar preloved. Yang kulakukan adalah memilah tiap
barang ke dalam salah satu dari kelompok ini: barang high-demand, barang
baru/nggak pernah dipakai/masih sangat bagus, yang bisa kujual sebagai satu set
kelengkapan, yang jumlahnya banyak dan barang acak. Klasifikasi seperti ini
akan sangat membantu kita merencanakan listing.
Saranku lakukan proses kurasi ini dengan membawa buku tulis dan timbangan tepung
untuk mencatat kondisi, cacat, daya jual dan informasi spesifiknya. Memang
merepotkan dan menyita waktu tapi akan sangat terasa manfaatnya pada saat me-
listing. Jangan ragu untuk menurunkan status sebuah barang dari layak jual menjadi
layak sedekah. Yang sekilas terlihat bagus bisa jadi ternyata nggak bisa dipakai setelah
diperiksa dengan seksama.
Langkah#3: Simpan Dengan Sistem Tertentu
Cara yang paling gampang adalah menyimpan barang per kategori; baju kerja sendiri,
tas sendiri, aksesoris sendiri dan seterusnya. Selama kita bisa dengan cepat menemukan
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 9
satu barang tertentu sewaktu-waktu, sah-sah saja semua barang yang sudah kita
curate tadi kita simpan dalam kardus-kardus tertutup. Pastikan saja tiap kardusnya
berlabel nama –kalau perlu dengan daftar isinya sekalian. Yang paling baik adalah cara
penyimpanan per kategori yang memungkinkan semua barang terlihat mata seperti
penataan toko; baju digantung di satu sudut, buku ditumpuk di satu meja, sepatu
ditata di satu rak dan seterusnya. Terutama kalau barangnya banyak.
Namun demikian, cara yang paling kuanjurkan adalah menyimpannya berdasar lima
klasifikasi yang kusebutkan di Langkah#2.
1. Barang high-demand (perlengkapan bayi dan anak, barang branded, produk
fashion terutama untuk perempuan, barang koleksi, barang vintage)
2. Barang yang masih baru lengkap dengan price tag dan kardusnya, yang belum
pernah dipakai dan yang masih sangat bagus
3. Barang-barang yang bisa dijual sebagai satu set kelengkapan
4. Barang sekategori yang jumlahnya banyak
5. Barang acak yang tidak termasuk dalam empat kategori di atas
Kalau semua bisa ditata ala toko, bagus. Kalau nggak, nggak apa. Simpan saja satu
klasifikasi di satu kardus.
CATATAN PENTING: Sebagian dari barang di garage sale-ku adalah barang milik
almarhum orang tua hasil kumpul-kumpul berpuluh tahun. Dalam kasus seperti ini
pastikan kita tahu barang-barang yang bernilai tinggi karena usia tuanya. Semua yang
umurnya lebih dari 20 tahun, meski buat kita itu barang-barang nggak berharga
seperti kasetnya God Bless atau cangkir cuil produksi 1970-an, baiknya dijual ke
penadah barang jadul. Mereka bertebaran di Facebook dan Instagram. Nggak susah kok
carinya. Lebih bagus kalau kita bisa jual langsung ke kolektor. Kita bisa dapat ratusan
ribu per item dari barang-barang seperti ini.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 10
Langkah#4: Investasi Foto
Cukup dengan kamera smartphone. Yang harus diperhatikan adalah:
Satu: pencahayaan. Sebisa mungkin foto yang kita hasilkan terang tanpa editing dan
filter. Jadi cari spot yang berlimpah sinar matahari. Aku sering dengar saran untuk
foto-foto di spot di pinggir atau bawah jendela. Ambil foto di jam-jam yang berbeda
untuk mencari waktu pencahayaan paling pas. Kalau memang harus mengandalkan
editing untuk dapat foto bagus dan terang, sebisa mungkin jangan sampai merubah
warna barang.
Dua: penelitian menunjukkan pembeli suka foto yang berlatar putih polos. Coba
perhatikan cara jualan online brand-brand besar, foto-fotonya polosan semua. Trik
yang umum dipakai untuk dapat foto berlatar putih bersih adalah menggunakan
whiteboard sebagai alas. Studio mini serba putih bisa bikin sendiri dari kardus. Aku
sudah merasa cukup dengan meja kayu yang kurapatkan ke tembok bercat putih untuk
mengambil foto barang dalam posisi berdiri. Yang posisi flat-lay kufoto di lantai rumah
yang ubinnya putih.
Tiga: pembeli suka banyak foto. Untuk tiap item, siapkan satu foto yang menunjukkan
keseluruhan barang dan satu foto close-up. Untuk barang-barang tertentu seperti tas
sertakan foto tampak depan, tampak samping, tampak belakang dan bagian dalam.
Ambil juga foto yang menunjukkan cacatnya selama itu bisa ditangkap mata kamera.
Untuk barang yang nempel di badan, lebih bagus kalau kita bisa ngasih satu foto dalam
keadaan dipakai. Untuk pakaian, selendang, kerudung dan produk dari bahan kain
lainnya, foto dalam posisi tergantung di tembok atau pintu. Prinsipnya adalah foto-foto
kita bisa memberikan gambaran yang mendekati 100% sama dengan andai si pembeli
melihat langsung barangnya.
Empat: konsistensi foto. Yang pertama kali dinilai calon pembeli adalah keseluruhan foto
terutama di halaman pertama toko kita. Karena itu penting sekali menciptakan kesan
kompak. Backdropnya jangan diganti-ganti. Lebih bagus kalau backdropnya sama. Jadi
siapkan satu sudut rumah atau satu meja buat spot khusus foto-foto. Kalau pakai filter,
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 11
gunakan satu filter yang sama untuk semua foto. Perlukah styling? Menurutku nggak
perlu. Kalau merasa foto kita sangat garing tanpa styling, cari lah styling minimalis
yang bisa diterapkan di semua foto. Hindari styling yang justru mengalihkan perhatian
orang dari barang dagangan ke skill fotografi kita.
Di judul kubilang “investasi” foto karena ini proses yang menyita waktu dan tenaga.
Bikin males. Tapi ingat, jualan online modalnya foto. Jangan me-listing dengan foto
asal jepret. Berikut tipku untuk meringankan beban kerja dan menghemat waktu.
1. Jangan terburu-buru me-listing setelah semua barang terkumpul. Buat sistem
penyimpanan dulu.
2. Menjadwalkan satu hari dalam seminggu khusus buat foto-foto. Dengan begitu
beban kerja mengeluarkan-masukkan barang dan prop bisa dikurangi.
3. Siapkan satu spot khusus foto-foto.
4. Pakai backdrop, styling prop, editing dan filter yang sama untuk semua foto.
Langkah#5: Rencanakan Listing
Tolong diingat, tujuan kita adalah membuat orang lihat-lihat semua barang yang ada
di toko kita. Dengan tujuan itu di kepala, barang yang kita listing nggak bisa asal. Di
sini baru terasa pertolongan meng-curate semua item, mengklasifikasi barang ke dalam
lima kelompok dan punya sistem penyimpanan terlebih dahulu sebelum mulai me-
listing.
Pertama: Mulai dengan satu kategori yang barangnya kita punya banyak terutama
yang sulit menjualnya karena bukan barang buruan pasar preloved dan barang acak.
Habiskan semua sebelum me-listing kategori baru. Usahakan antara satu kategori
dengan kategori berikutnya nggak terlalu nyempal. Bayangkan penataan barang di
toko. Kita nggak akan nemu panci di samping baju dalam kan?
Konkretnya gini, dengan metode Konmari aku dapat puluhan wadah plastik buat
dapur. Setelah mereka habis ku-listing, giliran berikutnya adalah berbagai macam
keranjang. Kudulukan yang terbuat dari plastik. Setelah itu baru yang dari bahan selain
plastik. Berikutnya adalah wadah/organizer tapi yang bukan buat dapur. Jadi
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 12
kuusahakan ada keterkaitan antara satu kategori dengan kategori berikutnya. Dengan
cara ini yang dilihat calon pembeli adalah pilihan.
Kedua: Berikutnya adalah barang-barang yang bisa kita jual sebagai satu set
kelengkapan. Entah itu kelengkapan yang banyak dicari seperti kelengkapan kelahiran,
kelengkapan tahun ajaran baru dan kelengkapan kantor, atau kelengkapan yang nggak
banyak dicari seperti kelengkapan traveling ke negara 4 musim dan kelengkapan
lamaran. Listing per item. Lebih mudah menjualnya daripada kalau kita listing per
paket karena pembeli bisa milih.
Ketiga: Berikutnya adalah barang-barang yang masih baru (masih ada price tag dan
kardusnya), barang baru dalam artian belum pernah dipakai dan barang yang masih
sangat bagus sehingga terlihat baru. Yang kumaksud di sini barang acak; nggak ada
temannya (cuma ada satu) dan nggak bisa dijual sebagai kelengkapan. Jadi keranjang
plastik yang masih ada price tag dan kardusnya misalnya, baiknya ikutkan rombongan
listingan barang plastik tapi tinggikan harganya. Begitu juga, kalau ada kebaya yang
masih sangat bagus, baiknya ikutkan listingan kelengkapan lamaran tapi tinggikan
harganya. Page yang berisi barang dalam kategori yang sama atau berdekatan dengan
harga yang berbeda-beda lebih mendorong calon pembeli untuk ngecek semua barang
kita daripada page yang barangnya acak-semburat meski semua sama lima ribunya.
Keempat & Terakhir: Baru keluarkan barang-barang high-demand di pasar preloved.
Catatan Khusus: Jangan me-listing barang-barang ini berbarengan dalam sekali waktu.
Apalagi di-listing duluan sebelum barang lain. Barang-barang ini yang akan membawa
banyak viewer ke toko kita. Karena itu pastikan toko sudah terisi banyak barang non-
high demand sebelum mulai me-listing barang high-demand. Selang-seling me-listing-
nya. Konkretnya begini: 3 hari buat me-listing barang non-high demand, sehari buat
me-listing barang high-demand, 3 hari buat barang non high-demand, sehari buat
barang high-demand dan seterusnya.
Kalau itu terlalu membingungkan, cara lainnya adalah dengan menggunakan Angka
Tengah. Putuskan harga tengah atau harga rata-rata yang bagi kita pantas untuk
barang-barang kita. Katakan lah 100 ribu.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 13
Pertama: Bagi barang high-demand jadi tiga kelompok:
1. Yang akan kita lepas dengan harga di atas Angka Tengah
2. Yang akan kita lepas dengan harga Angka Tengah (mestinya >50% barang
masuk dalam kelompok ini)
3. Yang akan kita lepas dengan harga di bawah Angka Tengah
Pilih barang-barang dari Kelompok 1 (untuk pasar preloved biasanya barang branded
atau barang bayi yang harga belinya >200k atau yang masih baru) untuk di-listing
pertama kali sebelum semua barang lain. Pasang harga setinggi-tingginya. Tunggu
sebulan. Kalau dalam sebulan yang nanya-nanya atau nawar aja nggak ada, turunkan
harganya lalu listing ulang. Delete listingan yang sebelumnya. Ini bisa memastikan kita
dapat harga paling tinggi untuk barang branded dan barang high-demand yang masih
baru.
Kedua: Mulai lah me-listing barang-barang dari kelompok dua. Habiskan
Ketiga: Baru lah mulai me-listing barang-barang dari kelompok 3. Jadi barang high-
demand yang mau kita lepas dengan harga murah –saranku di bawah 50k— jadi
kloter terakhir dari keseluruhan barang.
Catatan khusus lagi: Yang paling efektif adalah rutin me-listing 3-9 barang setiap hari
atau 2-3 kali seminggu selama 1 bulan. Cara ini lebih menggenjotkan jumlah viewing
dibanding me-listing 100 barang dalam sehari lalu berhenti selamanya. Kecuali kalau
semua yang kita jual adalah barang high-demand. Jadi lakukan secara rutin di jam-
jam padat. Dari pengalamanku adalah sebelum jam 8 pagi dan setelah jam 5 sore.
Akhir pekan justru lebih ramai daripada hari kerja. Lebih baik libur me-listing di hari
Senin daripada di hari Sabtu-Minggu.
Langkah#6: Buat Deskripsi Yang “Mengundang”
Ada tiga hal yang bisa membuat orang yang lagi mencari barang preloved tertentu
datang ke toko kita untuk melihat-lihat semua barang.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 14
1. Foto yang menawan
2. Harga sangat murah
3. Deskripsi yang “memancing”
Dari pengalamanku, berikut beberapa teknik penulisan deskripsi yang sangat efektif
menarik orang nge-klik page toko kita:
1. Awali deskripsi dengan pemberitahuan bahwa kita punya banyak barang, bagus-
bagus dan murah-murah. Favoritku adalah memulai deskripsi dengan “Jual
murah”. Contoh: “Jual murah barang seisi rumah koleksi pribadi karena harus
pindah ke rumah yang jauh lebih kecil”, “Jual murah perlengkapan umrah yang
aku-suami beli bulan lalu. Sebagian belum dipakai sama sekali karena belinya
kebanyakan”. Tapi jangan bohong lho ya? Kalau memang nggak mau jual murah
jangan bilang jual murah. Lebih baik “Jual puluhan buku dan novel impor koleksi
pribadi daripada rusak dirobek-robek anak balita yang mulai bisa merangkak.
Semuanya best-seller atau by best-selling author.”
2. Selalu sertakan informasi tentang cacatnya (kalau nggak ada cacat sebutkan No
Defect), seberapa besar cacat itu mempengaruhi tampilan/fungsi barang,
keistimewaan barang dan mengapa kita menjualnya. Penting sekali menciptakan
kesan “Ini semua barang kesayanganku. Kujual bukan karena nggak suka atau
karena sudah jelek.”
3. Tutup deskripsi dengan tawaran khusus. Terutama tawaran yang mendorong
orang mengambil banyak barang. Tawaran yang pernah kuberikan di Instagram
dan Shopee:
Diskon harga 10k untuk pembelian 100k
Bonus barang tertentu (yang sulit menjualnya) untuk pembelian 50k
Boleh nawar untuk barang-barang tertentu
Pilihan layanan kurir yang lebih murah dibanding JNE
Subsidi ongkir 10k untuk pembelian dari luar Jawa dengan syarat pembelian
>100k
Catatan Khusus: Selalu lah berusaha memberikan tawaran di akhir deskripsi. Kalau
keberatan dengan tawaran-tawaran yang kusebut di atas (kalau dipikir-pikir jualan
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 15
barang preloved kan jual rugi), kita masih tetap bisa ngasih tawaran dalam bentuk lain.
Contoh: meladeni permintaan foto bagian tertentu dari barang atas permintaan atau
foto dalam keadaan dipakai via Chat. Atau pengiriman di hari yang sama bila transfer
bisa dikonfirmasi sebelum jam 12 siang misalnya. Atau melayani pengiriman di hari
Minggu untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Go the extra mile lah pokoknya.
Langkah#7: The Power of Hashtag
Kita bisa mencantumkan paling banyak 18 hashtag di setiap listing di Shopee. Gunakan
semuanya. Berikut aturanku untuk hashtag:
1. Pastikan di setiap listing tercantum hashtag yang mengandung kata ‘murah’,
‘preloved’, ‘second’ dan ‘bekas’ (khususnya untuk barang besar seperti perabotan).
2. Untuk barang yang agak sulit menjualnya karena bukan barang buruan, selain 4
kata kunci di atas, tambah satu kata kunci lagi: garage sale.
3. Hashtag pertama adalah nama barang dengan merknya (kalau branded). Cari
nama-nama populernya. Biasanya lebih dari satu. Stroller dan kereta bayi
misalnya, pakai dua-duanya.
4. Ke-18 hashtag itu diurut dari spesifik ke umum. Jadi hashtag di bagian depan
adalah yang paling relevan dengan barang, hashtag yang kurang sampai nggak
relevan (tapi sangat populer di pasar preloved) taruh di bagian belakang.
Jadi andai yang kujual tas tote Zara, jadinya seperti ini:
#totezara #taszara #taszaraori #taszarapreloved #taszarasecond #taszaramurah
#tasbranded #tasbrandedpreloved #tasbrandedsecond #tasbrandedmurah #fashion
#fashionpreloved #brandedmurah #brandedpreloved #prelovedbranded
#secondbranded #brandedsecond #secondmurah
Andai yang kujual bukan barang buruan seperti wadah plastik misalnya:
#wadah #wadahplastik #organizer #perlengkapandapur #perlengkapanmasak
#peralatandapur #peralatanmasak #barangbekas #barangbekasmurah #bekasmurah
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 16
#bekasbagus #barangseken #secondmurah #barangmurah #garagesalejkt
#garagesalesby #garagesalesda #garagesaleindo
Tip menemukan powerful hashtag:
1. Cari dan follow akun-akun garage sale yang followernya 3 sampai 4 digit. Itu
angka yang masuk akal untuk akun garage sale. Pelajari hashtagnya. Hashtag
apa yang banyak atau berulang-ulang dipakai di akun-akun ini.
2. Pilih satu kata yang menggambarkan barang kita lalu masuk ke fitur Search di
Instagram, pilih menu Hashtag, ketik kata itu. Dari hasil pencarian, pakai
hashtag yang postingannya puluhan sampai ratusan ribu.
3. Kalau dengan dua cara di atas kita dapat lebih dari 18 hashtag, coba lihat
hashtag itu satu-satu, pilih hashtag yang postingannya didominasi barang bekas
dan garage sale.
Hashtag ini bisa dibilang ujung tombak dalam menembus pasar preloved. Jadi jangan
malas me-research hashtag; cari yang paling akurat menggambarkan barang dagangan
kita dan yang paling populer di kalangan preloved hunter dan thrift shopper. Saranku
adalah: setelah dapat 18 hashtag yang pas, ketik di Note (lebih gampang direvisi
sewaktu-waktu) supaya tiap kali listing kita tinggal copy-paste.
Langkah#8: Cari Review 5 Bintang
Ini salah satu kelebihan jualan di platform khusus jualan seperti Shopee; setiap
penjualan yang kita hasilkan bisa jadi modal penjualan berikutnya. Fungsi ini di
Instagram biasanya diperankan oleh postingan testimoni berupa screenshot chat di
WhatsApp. Kelebihan Rating Shopee dibanding postingan testimoni di Instagram adalah:
1. Fitur Rating ada di bagian atas, langsung kelihatan mata calon pembeli. Semua
review terekam di satu tempat. Yang pingin lihat tinggal sentuh. Nggak perlu
men-scroll page sampai ke bawah demi melihat postingan testimoni satu demi
satu.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 17
2. Fitur Rating Shopee memfokuskan review pembeli di keakuratan informasi
listingan dan foto, kebersaingan harga dan kesigapan pengiriman. Testimoni di
Instagram terlalu mengandalkan kepribadian penjual seperti sifat ramah-tamah
di chattingan WA; terlalu personal.
Aku bukannya bilang di Shopee kita nggak perlu membuka komunikasi dengan calon
pembeli lho ya. Semua pertanyaan yang masuk ke chat tentu harus direspon dengan
sebaik-baiknya. Jawab semua pertanyaan. Jelaskan mengapa kita nggak mau
menurunkan harga. Jelaskan mengapa pengirimannya seminggu sekali tiap Senin.
Berikan informasi tentang cacat barang sejujur-jujurnya dan sejelas-jelasnya. Ladeni
permintaan foto tambahan. Tapi itu semua nggak ada hubungannya dengan sifat
ramah. Lebih ke kepercayaan dan keterandalan.
Strategi Pricing
Terus-terang aku sendiri sampai sekarang pusing kalau ditanya soal harga barang
preloved. Bingung. Berdasarkan pencarianku di artikel-artikel tentang garage sale di
Barat terutama Amerika Serikat, harga barang preloved (yang sudah terpakai) adalah
10-30% harga barunya. Faktor penentu harga antara lain (i) kondisi (2) ada/tidaknya
kardus kemasan aslinya. Tapi sepertinya prakteknya nggak sematematis itu. Faktor
psikologis lebih banyak main.
Di salah satu artikel yang kubaca, nenek si blogger adalah seorang bakul preloved yang
sukses; barang-barang di garage sale yang diadakannya selalu habis. Dia pakai angka
keramat $12. Kebanyakan barang dia bandrol dengan harga segitu. Kenapa $12? Dua
dolarnya buat ngasih si pembeli kesempatan nawar. Si blogger sendiri (yang setiap
Sabtu selama 2 jam nyisir garage sale) bilang dia hampir nggak pernah beli barang
yang harganya lebih dari 10% harga barunya. Buat dia harga segitu kemahalan.
Catatan: dia selalu memastikan harga barunya sebelum membeli.
Seorang blogger lain pakai strategi pricing yang berbeda. Dia sengaja nggak ngasih label
harga di barang-barang garage sale-nya supaya orang harus nanya. Nah, kalau ada
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 18
yang tanya, dia kasih harga tinggi. Kalau orangnya balik kanan begitu dengar harga
yang dia ajukan, dia turunkan harga dan membuka kesempatan tawar-menawar.
Aku cukup lama mengamati harga-harga barang-barang preloved dari akun-akun
garage sale lokal di Instagram dan jarang sekali ketemu harga di atas 100 ribu per
item. Yang harganya lebih dari 100 ribu bisa dipastikan adalah barang branded, barang
besar (seperti perabotan), barang bayi dan barang baru (belum dipakai, masih ada tag
dan kardusnya). Harga barang preloved di Instagram pada umumnya berputar di
kisaran 50 ribuan.
Sebelum sakit hati, harap diingat, nggak semua orang mau pakai barang bekasnya
orang. Kita sendiri juga belum tentu mau kan? Apalagi barang yang nempel di badan
atau kena kulit. Jadi jangan samakan pasar preloved dengan pasar barang baru. Daya
tarik terbesar (dan mungkin satu-satunya) barang preloved adalah harga.
Karena cari info kesana-kemari malah bikin aku pusing, akhirnya kupakai strategi
pricing-ku sendiri. Yang kujadikan patokan adalah perasaanku terhadap sebuah barang.
Sangat membantuku mengurangi peningnya kepala dalam menentukan harga.
Strategi Item Pancingan
Kupilih barang-barang yang aku nggak pakai, nggak perlu, nggak butuh, nggak suka
dan nggak sayang. Yang dengan melepasnya dengan harga semurah-murahnya nggak
bikin sakit hati. Kukasih harga paling murah 2 ribu per item, paling mahal 10 ribu.
Contoh: dengan teknik decluttering Konmari aku dapat hampir 50 handuk. Sebagian
dah dekil atau gundul. Kuambil tiga yang paling bagus dalam warna yang sama. Sisanya
kujadikan item pancingan ini.
Strategi Item Unggulan
Barang-barang yang nggak kupakai, nggak perlu, nggak butuh tapi aku suka dan
sayang kukasih harga 45-65 ribu. Ini bisa dipastikan barang-barang dari kayu atau
barang-barang etnis. Harus kukatakan di sini, harga 45 ribu ke atas susah lakunya.
Banyak yang akhirnya kuturunkan harganya, atau kukasihkan gitu aja ke pembeli yang
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 19
memborong atau teman/saudara, karena nggak tega aja njual dengan harga kurang
dari 45 ribu. Yang kujual di atas harga 65 ribu hanya barang besar seperti perabotan,
yang branded seperti tas Zara atau barang impor seperti novel dan buku berbahasa
Inggris.
Strategi Item Tengah
Semua barang yang nggak termasuk dalam dua golongan di atas kukasih harga 15-
25k. Juga harus kukatakan di sini: harga ini yang sepertinya paling bisa diterima pasar
preloved. Kalau semua kita jual 2-10 ribuan jadinya seperti main-main, nggak niat
jualan. Tapi kalau semua kubandrol 45-65 ribu, orang nggak tertarik untuk lihat-lihat
barang-barangku yang lain.
What To Do Next
Dari pengalamanku, nggak mungkin semua barang laku terjual. Biasanya nunggu paling
lama sebulan setelah listing untuk dapat pembeli. Kalau dalam sebulan nggak ada satu
pun yang laku, ada beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah harga kita masih
kemahalan. Tapi sebelum menurunkan harga, kusarankan ambil tindakan-tindakan ini
dulu.
Listing Ulang
Jangan me-listing ulang dengan foto yang sama. Ganti fotonya. Tentu lebih baik kalau
bisa lebih bagus dari foto sebelumnya. Kusarankan untuk menyertakan foto dalam
keadaan dipakai khususnya barang-barang yang nempel tubuh seperti baju, tas, sepatu
dan aksesoris. Kalau punya saudara yang fotogenic yang bisa dimintai tolong jadi model
amatir malah bagus.
Ganti juga deskripsi produknya. Pastikan setiap deskripsi mencantumkan keistimewaan
dan cacat barang. Tambahkan promosi “beli baju bonus aksesoris, bisa pilih sendiri
bonusnya” atau “diskon 10% untuk pembelian minimal 100k”.
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 20
Karena targetku adalah pembeli partai, kukasih pilihan pengiriman via kurir yang lebih
murah seperti Wahana yang bukan partner Shopee. Jadi transaksinya langsung antara
kita dan pembeli. Sama dengan kalau kita jualan via Instagram.
Turunkan Harga Sebagian Barang
Baca statistiknya. Turunkan harga item-item yang viewer-nya sangat sedikit dibanding
yang lain. Makin sedikit viewer berarti makin rendah demand. Makin rendah demand
berarti makin sulit juga lakunya. Jadi memang nggak bisa dijual mahal. Baiknya nggak
berharap lebih dari 10% harga barunya. Atau: turunkan yang viewernya sangat banyak
tapi nggak ada satu pun yang tanya-tanya tentang barang itu. Viewer tinggi tapi
respon rendah menunjukkan bahwa barang itu banyak yang mau tapi harga kita masih
kemahalan buat pasar preloved.
Naikkan Demand
Kalau masih bersikeras nggak mau nurunkan harga, maka demand-nya yang harus
dinaikkan. Sulit sih prakteknya, butuh waktu dan kerja otak, tapi bisa.
Satu hal penting yang kupelajari dari pasar preloved yang 99,99%-nya perempuan itu,
ada empat tipe pembeli barang preloved. Satu: yang ketagihan belanja barang-barang
yang harganya di bawah harga pasar (ngasih mereka kepuasan yang sulit kumengerti).
Dua: yang fanatik sama brand tapi nggak sanggup beli baru (lebih baik beli lipstick Body
Shop yang isinya sudah berkurang 5% daripada lipstick Sari Ayu yang masih utuh).
Tiga: yang memang hemat (nggak mau beli baru untuk barang-barang yang umurnya
pendek atau yang dipakainya cuma sekali). Empat: those who look-up to the seller;
mereka yang kagum aja sama yang jualan. Menaikkan demand ditujukan ke tipe
pembeli yang ini.
Gunakan akun Instagram untuk menciptakan kekaguman. Kalau yang kita jual baju si
dede bayi misalnya, hasilkan feed yang bikin orang kagum sama penampilan si kecil.
Gimana caranya supaya semua baju yang dia pakai jatuhnya keren aja. Aku pernah
ngikuti akun jualan produk fashion prelovednya seorang gadis. Orang rebutan! Semua
Cara Menguangkan Barang Nganggur 2017
Rumah Barang Tinggalan | 21
yang dia listing laku! Ya gimana nggak, meski bukan selebriti, dia gadis cantik bak artis
Korea yang sangat fashionable. Followernya banyak 6-A; baaanyaaak. Kalau yang kita
jual barang rumah, hasilkan feed yang bikin orang kagum sama rumah kita.
Jadi kalau memang sangat kesulitan melepas barang-barang yang pernah jadi
kesayangan kita dengan harga murah, garap dulu feed kita di medsos terutama di
Instagram (yang lebih disukai pasar preloved dibanding Facebook). Setelah punya galeri
foto yang “menjual” baru garap akun toko di Shopee. Akun-akun flash sale (jualan di
Instagram) Amerika biasanya menggarap feednya sampai mencetak angka 2000
follower dulu sebelum mulai jualan.
Jadi prinsipnya di sini adalah: kalau kita mau “ngasih harga” ke barang-barang
preloved kita, nggak bisa lagi menarget pasar preloved yang mengandalkan hashtag
untuk berburu secara acak. Kita sendiri yang harus menciptakan pasarnya. Pasarnya ini
siapa? Orang-orang yang jatuh hati sama interior rumah kita, penampilan kita,
penampilan anak kita dan lain-lain (sesuai dagangan kita) yang kita tampilkan di feed
medsos.
Kalau bisa menaikkan demand berarti begitu barang preloved habis bisa langsung ganti
dagangan. Yang dimulai dengan garage sale Senin-Kamis bisa jadi toko online yang
berkelanjutan. Syukur alhamdulillah! Aku pribadi pingin sekali tapi sepertinya
kekuatanku yang paling potensial ada di menulis. Kalau setuju tolong tinggalkan
komentar di blog supaya ibu-ibu gendut ini makin semangat nulisnya.
Silakan share atau print kalau dirasa bermanfaat. Permintaanku cuma satu: bantu aku
nambah-nambah traffic ke uangsedikit.wordpress.com dengan mengingat dan
menyebarkan nama Rumah Barang Tinggalan.
-- clutter-free home, clutter-free mind, clutter-free life --