Download - BHS. INDO Karakteristik Kebahasaan
-
10
BAB 2
LANDASAN TEORETIS
2.1 Karakteristik Kebahasaan
Semua bahasa memiliki karakteristik kebahasaan, pengertian karakteristik
kebahasaan ialah ciri-ciri khusus perihal bahasa. Adapun karakteristik kebahasaan
secara formal meliputi aspek (1) fonologi, (2) morfologi, (3) sintaksis, dan (4)
semantik.
2.1.1 Karakter Ranah Fonologi
Fonologi merupakan cabang linguistik yang mengkaji bunyi-bunyi ujar
(Muslich, 2008: 1). Fonologi mempunyai dua cabang kajian, yaitu (1) fonetik, dan
(2) fonemik. Ilmu fonologi digunakan dalam penelitian ini untuk menelusuri
penyerapan istilah kehutanan. Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau
tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan
urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia. Misalkan pada kata
deforestation yang telah dikodifikasi menjadi deforestasi.
2.1.2 Karakter Ranah Morfologi
Morfologi didefinisikan sebagai bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan
struktur kata terhadap kelas kata dan arti kata (Putrayasa,2010: 3). Pengertian lain
mengenai morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
-
11
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik ( Ramlan, 1997:
21).
Proses pembentukan kata-kata dari satuan yang merupakan bentuk dasarnya
disebut proses morfologik. Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses
morfologik, yaitu proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan, dan
proses pemajemukan.
2.1.3 Karakter Ranah Sintaksis
Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata
atau kelompok kata dalam kalimat. Sintaksis dapat diartikan pula sebagai cabang
dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan
frasa Sitindoan (dalam Damaianti, 2005: 1). Dalam penelitian ini, peneliti hanya
memanfaatkan teori sintaksis mengenai frasa saja.
2.1.4 Karakter Ranah Semantik
Chaer (1994: 2) berpendapat bahwa semantik yang dipergunakan dalam
bidang linguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda
linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Sementara itu, Pateda (2010: 7)
berpendapat bahwa semantik ialah subdisiplin linguistik yang membicarakan
makna. Dengan kata lain, semantik berobjekkan makna. Kalau kita perhatikan
-
12
sebuah bentuk, apakah kata, frasa, klausa, atau kalimat, sebenarnya terdiri atas
dua lapis, yakni lapis bentuk dan lapis makna.
2.2 Satuan Bahasa
Definisi satuan bahasa adalah segmen yang mendukung pola dalam tataran
bahasa. Adapun segmen yang dimaksud tersebut terdiri dari fonem, morfem, kata,
frasa, kalimat dan wacana. Korpus penelitian ini hanya meliputi kata dan frasa,
oleh sebab itu berikut ini merupakan penjelasan mengenai kata dan frasa.
2.2.1 Kata
Putrayasa (2008: 43) berpendapat pada umumnya, para tatabahawasan
menentukan satuan kata berdasarkan tiga ukuran, yaitu (1) kata sebagai satuan
fonologis, (2) kata sebagai satuan gramatis, dan (3) kata sebagai satuan arti.
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan tentang kata salah satunya Ramlan
(dalam Putrayasa, 2008: 44) yang mengatakan bahwa kata merupakan dua macam
satuan, yatu satuan fonologis dan satuan gramatis. Lebih lanjut berikut merupakan
penjelasan Parera mengenai kata (dalam Putrayasa, 2008: 44).
a) Kata mendapatkan tempat yang penting dalam analisis bahasa. Kata adalah
satu kesatuan sintaksis dalam tutur atau kalimat;
b) Kata dapat merupakan satu kesatuan penuh dan komplet dalam ujar sebuah
bahasa, kecuali partikel.
c) Kata dapat ditersendirikan. Hal tersebut berarti sebuah kata dalam kalimat
dapat dipisahkan dari yang lain dan juga dipindahkan.
-
13
2.2.2 Frasa
Ramlan (dalam Damaianti dan sitaresmi, 2005:5) berpendapat, frasa adalah
satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi unsur klausa. Singkatnya, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua
kata atau lebih dan hanya menduduki salah satu fungsi unsur klausa yaitu Subjek
(S), predikat (P), objek (O), pelengkap (PEL), dan keterangan.
2.3 Istilah dan Tata Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan
yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat
yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah
(terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta
kumpulan istilah yang dihasilkannya. Misalnya:
anabolisme pasar modal
demokrasi pemerataan
laik terbang perangkat electron
1) Istilah Umum dan Istilah Khusus
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena
dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum. Misalnya:
anggaran belanja penilaian
daya radio
nikah takwa
-
14
2) Persyaratan Istilah yang Baik
Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam
pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia yang berikut.
a. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna
itu.
b. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan
yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
c. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
d. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
e. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah
bahasa Indonesia.
2.3.1 Proses Pembentukan Istilah
Berikut merupakan uraian mengenai proses pembentukan istilah
berdasarkan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
1) Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia dan jika perlu ke salah
satu bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang
diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya bersifat internasional karena
sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah serapan itu
-
15
dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik,
yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.
a) Penerjemahan
Istilah Indonesia dapat dibentuk melalui penerjemahan, baik penerjemahan
langsung maupun penerjemahan dengan perekaan. Berikut ini merupakan
penjelasannya.
a. Penerjemahan Langsung
Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan
kesesuaian makna, tetapi bentuknya tidak sepadan. Misalnya:
Supermarket menjadi pasar swalayan
Merger menjadi gabung usaha
Penerjemahan dapat pula dilakukan berdasarkan kesesuaian bentuk dan
makna. Misalnya:
Bonded zone menjadi kawasan berikat
Skyscraper menjadi pencakar langit
Penerjemahan istilah asing memiliki beberapa keuntungan. Selain
memperkaya kosakata Indonesia dengan sinonim, istilah terjemahan juga
meningkatkan daya ungkap bahasa Indonesia. Jika timbul kesulitan dalam
penyerapan istilah asing yang bercorak Anglo-Sakson karena perbedaan antara
lafal dan ejaannya, penerjemahan merupakan jalan keluar terbaik. Dalam
pembentukan istilah lewat penerjemahan perlu diperhatikan pedoman berikut.
-
16
(1) Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan dengan satu kata.
Misalnya:
Psychologist ahli psikologi
(2) Istilah asing dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam istilah Indonesia
bentuk positif, sedangkan istilah dalam bentuk negatif diterjemahkan ke
dalam istilah Indonesia bentuk negatif pula. Misalnya:
Inorganic menjadi takorganik
(3) Kelas kata istilah asing dalam penerjemahan sedapat-dapatnya dipertahankan
pada istilah terjemahannya. Misalnya:
Merger (nomina) menjadi gabung usaha (nomina)
(4) Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk plural, pemarkah
kejamakannya ditangglkan pada istilah Indonesia. Misalnya:
Alumni menjadi lulusan
b. Penerjemahan dengan Perekaan
Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan
menciptakan istilah baru. Istilah factoring, misalnya, sulit diterjemahkan atau
diserap secara utuh. Dalam khazanah kosakata bahasa Indonesia/Melayu terdapat
bentuk anjak dan piutang yang menggambarkan pengalihan hak menagih utang.
Lalu, direka istilah anjak piutang sebagai padanan istilah factoring. Begitu pula
pemadanan catering menjadi jasa boga dan invention menjadi rekacipta diperoleh
lewat perekaan.
-
17
b) Penyerapan
Proses penyerapan dapat melalui (1) penyerapan istilah atau (2) penyerapan
afiks dan bentuk terikat istilah asing.
1. Penyerapan Istilah
Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan
berdasarkan hal-hal berikut.
(1) Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan
bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat
keperluan masa depan.
(2) Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
(3) Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
(4) Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antar pakar jika
padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
(5) Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.
Proses penyerapan istilah asing, dengan mengutamakan bentuk visualnya,
dilakukan dengan cara yang berikut.
(1) Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal. Misalnya:
Camera [kmra] menjadi kamera [kamera]
(2) Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal. Misalnya:
Design [disan] menjadi desain [desain]
-
18
(3) Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian lafal.
Missalnya:
Bias [bas] menjadi bias [bias]
(4) Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal
(a) Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan
dilakukan jika ejaan dan lafal istilah asing itu tidak berubah dalam banyak
bahasa modern, istilah itu dicetak dengan huruf miring. Misal: allegro
moderato divide et impera
(b) Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika istilah
itu juga dipakai secara luas dalam kosakata umum, istilah itu tidak ditulis
denga huruf miring (dicetak dengan huruf tegak). Misal golf golf
2. Penyerapan Afiks dan Bentuk Terikat Istilah Asing
Penyerapan afiks dan bentuk istilah asing dapat melalui (1) penyesuaian
ejaan prefiks dan bentuk terikat dan (2) penyesuaian ejaan sufiks.
(1) Penyesuaian Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat
Prefiks asing yang bersumber pada bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan
pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan ejaannya.
Prefiks asing itu, antara lain, ialah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Penyesuaian Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat
Prefiks Makna Contoh Serapan a-, ab-, abs-, dari, menyimpang dari,
menjauhkan dari amoral abstract abnormal
amoral abstrak abnormal
a-, an-
tidak, bukan, tanpa tetap a-, an-
anemia aneurysm
anemia aneurisme
-
19
ad-, ac-, ke, berdekatan dengan, melekat pada menjadi ad-, ak-
adhesion acculturation
adhesi akulturasi
am-, amb- sekeliling, keduanya tetap am-, amb-
ambivalence anatropous
ambivalensi anatrop
ante- sebelum, depan tetap ante-
antediluvian Antediluvian
anti-, ant-
bertentangan dengan tetap anti-, ant-
anticatalyst antacid
antikatalis anatsid
apo-, lepas, terpisah, berhubungan dengan tetap apo-
apochromatic apomorphine
apokromatik apomorfin
aut-, auto- sendiri, bertindak sendiri tetap aut-, auto
autarky autostrada
autarki autostrada
bi-, pada kedua sisi, dua tetap bi-
biconvex bisexual
bikonveks biseksual
cata- bawah, sesuai dengan menjadi kata-
cataclysm catalyst
kataklisme katalis
co-, com-,
con-,
dengan, bersama-sama, berhubungan dengan menjadi ko-, kom-, kon-
coordination commission concentrate
koordinasi komisi konsentrat
contra-, menentang, berlawanan menjadi kontra-
contradiction contraindication
kontradiksi kontraindikasi
de-, memindahkan, mengurangi tetap de-
dehydration devaluation
dehidrasi devaluasi
di-, dua kali, mengandung duatetap di-
dichloride dichromatic
diklorida dikromatik
dia- melalui, melintas tetap dia-
diagonal diapostive
diagonal diapositif
dis-, ketiadaan, tidak tetap dis-
disequilibrium disharmony
disekuilibrium disharmoni
eco-, lingkungan menjadi eko- ecology ekologi em-, en- dalam, di dalam tetap
em-, en-
empathy encephalitis
empati ensefalitis
endo-, di dalam tetap endo- endoskeleton Endoskeleton epi- di atas, sesudah tetap
epi- epigone epiphyte
epigon epifit
ex-, sebelah luar, menjadi eks-
exclave esclusive
eksklave ekslklusif
exo-, ex-, sebelah luar, mengeluarkan menjadi ekso-, eks-
exoergic exogamy
eksoergik eksogami
extra-, di luar menjadi ekstra- extradition ekstradisi
-
20
hemi-, separuh, setengah tetap hemi-
hemihedral hemisphere
hemihedral hemisfer
hemo-, darah tetap hemo- hemoglobin hemoglobin hepta-, tujuh, mengandung
tujuh tetap hepta- heptameter heptarchy
heptameter heptarki
hetero- lain, berada tetap hetero-
heterodox heterodoks
hexa-, enam, mengandung enam menjadi heksa-
hexachloride hexagon
heksaklorida heksagon
hyper-, di atas, lewat, super menjadi hiper-
hyperemia hypersensitive
hyperemia hipersensitif
hypo- bawah, di bawah, di bawah, tetap hipo-
hipoblast hypochondria
hipoblas hipokondria
im-, in-, il-, tidak, di dalam, ke dalam tetap im-, in-, il-
immigration induction illegal
imigrasi induksi illegal
infra-, bawah, di bawah, di dalam tetap infra-
infrasonic infraspecific
infrasonik infraspesifik
inter- di antara, saling tetap inter-
interference international
interferensi internasional
intra-, di dalam, di antara tetap intra-
intradermal intracell
intradermal intrasel
intro- dalam, ke dalam tetap intro
introjection introvert
introjeksi introvert
iso-, sama tetap iso- isoagglutinin Isoaglutinin meta-, sesudah, berubah,
perubahan tetap meta- metamorphosis metanephros
metamorphosis metanefros
mono-, tunggal, mengandung satu tetap mono-
monodrama monoxide
monodrama monoksida
pan-, pant/panto-,
semua, keseluruhan tetap pan-, pant-, panto-
panacea pantisocracy
panasea pantisokrasi
para-, di samping, erat berhubungan dengan, hampir tetap para-
paraldehyde parathyroid
paraldehida paratiroid
penta- lima, mengandung lima tetap penta-
pentahedron pentane
pentahedron pentane
peri- sekeliling, dekat, melingkupi tetap peri-
perihelion perihelion
perineurium perineurium
poly- banyak, berkelebihan menjadi poli-
polyglotism polyphagia
poliglotisme polifagia
pre-
sebelum, sebelumnya, di muka tetap pre-
preandomen premature
preabdomen prematur
pro-, sebelum, di depan tetap pro-
prothalamion prothorax
protalamion protoraks
-
21
proto- pertama, mula-mula tetap proto-
protolithic prototype
protolitik prototipe
pseudo-, pseudo-
palsu tetap pseudo-, pseudo-
pseudomorph pseudepigraphy
pseudomorf pseudepigrafi
quasi- seolah-olah, kira-kira menjadi kuasi-
quasi-historical quasi-legislative
kuasihistoris kuasilegislatif
re- lagi, kembali tetap re- reflection refleksi retro- ke belakang, terletak di
belakang tetap retro retroflex retroperitoneal
retrofleks retroperitoneal
semi- separuhnya, sedik banyaknya, sebagian tetap semi-
semifinal semipermanent
semifinal semipermanen
sub- bawah, di bawah, agak, hampir tetap sub-
subfossil submucosa
subfosil submukosa
super-, sur-, lebih dari, berada di atas tetap super-, sur-
superlunar surrealism
superlunar surealisme
supra- unggul, melebihi tetap supra-
supramolecular suprasegmental
supramolekuler suprasegmental
syn- dengan, bersama-sama, pada waktu menjadi sin-
syndesmosis synesthesia
sindesmosis sinestesia
tele- jauh, melewati jarak tetap tele-
telepathy telescope
telepati teleskop
trans- ke/di seberang, lewat, mengalihkan tetap trans-
transcontinental transliteration
transcontinental transiliterrasi
tri- tiga tetap tri- trichromat trikromat ultra- melebihi, super tetap
ultra- ultramodern ultraviolet
ultramodern ultraviolet
uni-, satu, tunggal tetap uni- unicellular unilateral
uniseluler unilateral
(2) Penyesuaian Ejaan Sufiks
Sufiks asing dalam bahasa Indonesia diserap sebagai bagian kata berafiks
yang utuh. Kata seperti standarisasi, impelementasi, dan objektif diserap secara
utuh di samping kata standar, implement, dan objek. Berikut daftar kata berafiks
tersebut.
-
22
Tabel 2.2 Penyesuaian Ejaan Sufiks
Sufiks Makna Contoh Serapan -aat (Belanda)
menjadi at advocaat advokat
-able, -ble(Inggris)
menjadi bel variable variabel
-ac(Inggris) menjadi ak maniac maniak -age(Inggris) menjadi ase sabotage sabotase -air (Belanda), -ary (Inggris)
menjadi er complementair, complementary
komplementer
-al(Inggris) menjadi al credential kredensial -ance, -ence
(Inggris) menjadi ans, -ens
ambulance thermoluminescence
ambulans termoluminesens
-ancy, -ency (Inggris)
menjadi ansi, -ensi
efficiency relevancy
efisiens relevansi
-anda, -end, -andum, -endum (Belanda, Inggris)
menjadi anda, -en, -andum, -endum
propaganda dividend memorandum referendum
propaganda dividen memorandum referendum
-ant (Belanda, Inggris)
menjadi an accountant informant akuntan informan
-ar(Inggris) menjadi ar, -er
curricular solar
kurikuler solar
-archie (Belanda), -archy (Inggris)
menjadi arki anarchie,anarchy monarchie,monarchy
anarki monarki
-ase, -ose
(Inggris) menjadi ase, -ose
amylase dextrose
amylase dekstrosa
-asme, -asm
(Belanda), (Inggris)
menjadi asme sarcasme, sarcasm pleonasme,pleonasm
sarkasme pleonasme
-ate (Inggris) menjadi at emirate emirat -atie,-(a)tion (Belanda), (Inggris)
menjadi -(a)si actie,action publicatie,publication
aksi publikasi
-cy(Inggris) menjadi asi, -si
accountancy accuracy
akuntansi akurasi
-eel yang tidak ada materiel materiel
-
23
(Belanda)
padanan dalam bahasa Inggris menjadi el
moreel principieel
morel prinsipiel
-eel,-aal (Belanda), -al (Inggris)
menjadi al formeel, formal ideaal. ideal materiaal, material
formal ideal material
-et, -ette (Inggris)
menjadi et duet cabinet
duet kabinet
-eur
(Belanda), -or (Inggris)
menjadi ir
amateur importeur
amatir importer
-eur
(Belanda), -or (Inggris)
menjadi ur
conducteur,conductor directeur, director inspecteur, inspector
kondektur direktur inspektur
-eus
(Belanda) menjadi us misterieus misterius
-ficatie (Belanda), -fication (Inggris)
menjadi fik specificatie,specification unificatie, unification
spesifikasi unifikasi
-fiek (Belanda), -fic (Inggris)
menjadi -fik specifiek, specific honorifiek, honorific
spesifik honorifik
-iek (Belanda), -ic, ique (Inggris)
menjadi ik
periodiek, periodiec numeriek, numeric uniek, unique techniek, technique
periodik numerik unik teknik
-isch (Belanda), -ic, -ical (Inggris)
menjadi is
optimistisch, optimistic allergisch, symbolical practisch, practical
optimistis simbolis praktis
-icle (Inggris)
menjadi ikel article artikel
-ica (Belanda), -ics (Inggris)
menjadi ika, -ik
mechanica, mechanics phonetics
mekanika fonetik
-id, -ide (Inggris)
menjadi id, -ida
chrysalid oxide
krisalid oksida
-ief (Belanda), -ive (Inggris)
menjadi if
demonstratief,demonstrative descriptief, descriptive depressief, depressive
demonstratif deskriptif depresif
-iel (Belanda), -ile, -le
menjadi il
kwartiel, quartile percentile, percentile stabile, stable
kuartil persentil stabil
-
24
(Inggris) -iet (Belanda), -ite (Inggris)
menjadi it
favoriet, favorite dolomiet, dolomite stalactiet, stalactite
favorit dolomit stalaktit
-in (Inggris) menjadi in penicillin Penisilin -ine (Inggris) menjadi in, -
ina cocaine quarantine
kokain karantina
-isatie (Belanda), -ization (Inggris)
menjadi isasi naturalisatie, naturalization socialisatie, socialization
naturalisasi sosialisasi
-isme (Belanda), -ism (Inggris)
menjadi isme
expressionism,expressionism modernism, modernism
ekspresionisme modernism
-ist (Belanda, Inggris)
menjadi is extremist receptionist
ekstremis resepsionis
-iteit (Belanda), -logy (Inggris)
menjadi logi
analogie, analogy technologie, technology
analogi teknologi
-loog (Belanda), -logue (Inggris)
menjadi log
cataloog, catalogue dialoog, dialogue
katalog dialog
-lyse (Belanda), - lysis (Inggris)
menjadi lisis analyse, alaysis paralyse, paralysis
analisis paralisis
-oide (Belanda), -oid (Inggris)
menjadi oid
anthropoide, anthropoid metalloide, metalloid
anthropoid metalloid
-oir(e) (Belanda)
menjadi oar repertoire trottoir
repertoar trotoar
-or (Inggris) menjadi or corrector Korektor -ous
(Inggris) ditinggalkan amophous
polysemous amorf polisem
-se
(Belanda), -sis (Inggris)
menjadi sis
synthese, synthesis anamnese, amanesis
sintesis anamnesis
-teit (Belanda),
menjadi tas
qualiteit, quality universiteit, university
kualitas universitas
-
25
-ty (Inggris) -ter (Belanda), -tre (Inggris)
menjadi ter
diameter, diametre theater, theatre
diameter teater
-uur
(Belanda), -ure
(Inggris)
menjadi ur
proceduur, procedure structuur, structure
prosedur struktur
-y (Inggris) menjadi i monarchy monarki
c) Gabungan Penerjemahan dan Penyerapan
Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menerjemahkan dan
menyerap istilah asing sekaligus. Misalnya:
bound morpheme morfem terikat
clay colloid koloid lempung
subdivision subbagian
d) Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan, dan seniman yang bergerak di baris
terdepan ilmu, teknologi, dan seni dapat mencetuskan konsep yang belum ada
selama ini. Istilah baru untuk mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai
dengan lingkungan dan corak bidang kegiatannya. Misalnya, rekacipta istilah
fondasi cakar aya, penyangga sosrobahu, plasma inti rakyat, dan tebang pilih
Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.
-
26
e) Pembakuan dan Kodifikasi Istilah
Istilah yang diseleksi lewat pemantapan, penerjemahan, penyerapan, dan
perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang mengusahakan keteraturan bentuk
seturut kaidah dan adat pemakaian bahasa. Kodifikasi itu tercapai dengan
tersusunnya sistem ejaan, buku tata bahasa, dan kamus yang merekam dan
menetapkan bentuk bakunya.
f) Bagan Prosedur Pembakuan Istilah
Prosedur pembakuan dapat dilihat pada bagan berikut.
Bagan Prosedur Pembakuan Istilah
Dgn penyesuaian ejaan & lafal
Dgn penyesuaian ejaan tanpa
penyesuaian lafal
Tanpa penyesuaian ejaan dgn
penyesuaian lafal
Tanpa penyesuaian ejaan lafal
Konsep
Konsep
yg baru
Pemantapan
Konsep
yg baru
Konsep & istilah yg berasal dr nusantara
Konsep & istilah yg berasal dr mancanegara
Konsep & istilah yg berasal dr nusantara
Pemadanan
Perekaciptaan
Penerjemahan
Penyerapan
Penerjemahan & penyerapan
Secara langsung
Dgn perekaan
Bhineka tunggal ika
balik
Pencakar langit (skyscraper)
Kawasan berikat (bonded zone)
Jasa boga (catering)
Sintas (survive)
Kamera (camera)
Microfon (microphone)
desain (design)
fail (file)
bias (bias)
nasal (nasal) Espirit de corps
Internet
Koloid lempung (clay colloid)
Morfem terikat (bound morfphem)
(fondasi) cakar ayam
(penyangga) sosrobahu
-
27
2.3.2 Aspek Tata Bahasa Peristilahan
Istilah dapat berupa (1) bentuk dasar, (2) bentuk berafiks, (3) bentuk ulang,
(4) bentuk majemuk, (5) bentuk analogi, (6) hasil metanalisis, (7) singkatan, dan
(8) akronim.
1) Istilah Bentuk Dasar
Istilah bentuk dasar dipilih di antara kelas kata utama, seperti
Nomina: kaidah rule,
Verba: keluar out,
Adjektiva: kenyal elastic,
Numeralia: gaya empat four force.
2) Istilah Bentuk Berafiks
Istilah bentuk berafiks disusun dari bentuk dasar dengan penambahan
prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks seturut kaidah pembentukan kata bahasa
Indonesia, misalnya dari bentuk pirsa menjadi pemirsa, bukan pirsawan; dari
hantar menjadi keterhantaran, bukan kehantaran. Istilah bentuk berafiks
menunjukkan pertalian yang teratur antara bentuk dan maknanya.
Tabel 2.3 afiks dalam bahasa Indonesia
Prefiks Infiks Sufiks Imbuhan gabung Konfiks Asli Serapan Asli Asli Serapan Asli Asli
me-N Pra -el- -an -man me-i ber-an
ke- maha- -em- -i -wan di-i ber-kan
ber- non- -er- -kan -wati me-kan ke-an
di- Swa- -nya -a memper- pe-an
-
28
peN- tuna- -i Diper Per-an
per- inter- -at memper-kan se-nya
ter- anu- -in diper-kan
se- dwi- -isme ber-an
anti- ber-kan
a- ke-an
auto- per-kan
hetero- per-i
homo- keber-an
epi- kese-an
mikro- keter-an
super- pember-an
pemer-an
penye-an
perse-an
perseke-an
3) Istilah Bentuk Singkatan
Istilah bentuk singkatan ialah bentuk yang penulisannya dipendekkan
menurut tiga cara berikut.
1) Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang
dilisankan sesuai dengan bentuk istilah lengkapnya. Misalnya:
cm yang dilisankan sentimeter
2) Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang lazim
dilisankan hurufg demi huruf. Misalnya:
DDT (diklorodifeniltriklokloroetana) yang dilisankan de-de-te
-
29
3) Istilah yang sebagian unsurnya ditanggalkan. Misalnya:
Ekspress yang berasal dari kereta api ekspres
4) Istilah Bentuk Akronim
Istilah bentuk akronim ialah istilah pemendekan bentuk majemuk yang
berupa gabungan huruf awal suku kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan
huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya:
air susu ibu asi
bukti pelanggaran tilang
2.3.3 Aspek Semantik Peristilahan
Objek studi semantik adalah makna, lebih tepatnya makna yang terdapat
dalam satuan-satuan ujaran seperti kata, frasa, klausa dan kalimat. Richard dan
Odgen (dalam Sitaresmi dan Fasya, 2011: 28) menyimpulkan makna adalah
maksud yang akan disampaikan oleh penutur kepada penanggap tutur melalui
penggunaan seperangkat lambang bunyi bahasa sesuai dengan aturan kebahasaan
dan aturan sosial kebahasaan.
Jenis makna berdasarkan keumuman dan kekhususan bidang
penggunaannya, terdapat makna kata (umum) dan makna istilah (khusus). Berikut
penjelasan mengenai makna kata dan makna istilah.
-
30
1) Makna Kata (makna umum)
Pateda (2010: 131) menjelaskan makna kata (makna umum) adalah makna
yang menyangkut keseluruhan atau semuanya, tidak menyangkut yang khusus
atau tertentu. Jadi, penggunaan secara umum maksudnya tidak dibatasi pada
bidang tertentu. Kridalaksana (dalam Sitaresmi dan Fasya, 2011: 71) menjelaskan
bahwa makna leksikal dimiliki oleh unsur-unsur bahasa yang lepas dari
penggunaan atau konteksnya. Makna leksikal ini dipunyai unsur-unsur bahasa
lepas dari penggunaannya atau konteksnya.
2) Makna Istilah (makna khusus)
Pateda (2010: 106) menuliskan makna istilah (makna khusus) adalah makna
kata atau istilah yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Jadi,
pemakaian makan secara khsusus adalah penggunaan kata dalam bidang tertentu.
2.4 Karakteristik Bahasa dalam Media Massa
Bahasa yang digunakan dalam media massa seperti surat kabar, tabloid, dan
majalah disebut sebagai bahasa jurnalistik. Rusyana (dalam Prajawati, 2009: 55)
mengungkap media cetak mempunyai pembaca yang beragam, dengan demikian
pengguna bahasa di media cetak harus mampu melaksanakan fungsinya dan
menjangkau pembaca heterogen.
Bahasa yang digunakan oleh media cetak merupakan ragam bahasa tulis yang
dinamakan bahasa pers. Bahasa pers memiliki sifat yang khas, singkat, padat,
sederhana, lancar dan jelas. Syarat teknis komposisi kejelasan dalam menulis,
-
31
meliputi ketertiban tanda baca, sesuai EYD, dan membuat paragraf yang
sistematis (Sumadria, 2005: 53-61).
Menurut Wojowasito (Sumadiria, 2008: 6) mengungkapkan bahasa jurnalistik
adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan
majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas
dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek minimal, sehingga sebagian
besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya.
Dengan berpijak pada pendapat para pakar dan uraian sebelumnya, Sumadiria
(2008: 7) berpendapat bahwa bahasa jurnalistik ialah bahasa yang digunakan oleh
para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan
menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan
peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan
tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.
Media masa sebagai sarana komunikasi dan informasi, idealnya berfungsi
sbagai media pengembang bahasa Indonesia. Pengembangan bahasa Indonesia
melalui peristilahan perlu dilakukan dengan intensif. Dalam hal ini, media masa
tidak dapat berpangku tangan dalam menyediakan istilah, terutama istilah asing.
Sumadria (2005) menguraikan bahwa pers memiliki lima fungsi utama.
Pertama, fungsi informasi (to inform) adalah memberikan informasi yang
dibutuhkan masyarakat secepat-cepatnya. Kedua, fungsi edukasi (to educate),
adalah apapun informasi yang disebarluaskan oleh pers hendaknya dalam rangka
mendidik masyarakat. Ketiga, fungsi koreksi (to influence) atau juga sering
disebut fungsi control, adalah mengontrol kekuasaan legislatif, eksektif, dan
-
32
yudikatif, agar tetap berjalan pada rel (aturan main) yang benar. Keempat, fungsi
rekreasi (entertain), adalah pers juga harus bisa menjadi wahana hiburan yang
sehat dan mencerahkan.
Terakhir, kelima, fungsi mediasi (to mediate), adalah pers harus dapat menjadi
mediator untuk menyampaikan kabar tentang berbagai peristiwa penting yang
terjadi diberbagai belahan dunia.
Dalam kaitannya dengan fungsi edukasi, pers dituntut untuk dapat mendidik
pembacanya dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab,
fungsi edukasi tidak saja harus tercermin pada materi isi berita, gambar, fiksi, dan
artikel-artikelnya, tetapi juga harus tampak pada bahasanya.
Penggunaan bahasa jurnalistik dalam surat kabar, tabloid, buletin, majalah,
radio, televisi, atau media on line internet, tidak bersifat tiba-tiba. Bahasa
jurnalistik suatu media dipilih melalui proses perencanaan dan bahkan hasil kajian
yang sangat panjang. Setiap media biasanya memiliki buku pedoman atau paduan
masing-masing dalam penetapan bahasa jurnalistik. Buku pedoman tersebut harus
berpijak pada empat faktor, yaitu (1) filosofi media, (2) visi media, (2) misi
media, dan (4) kebijakan redaksional media (Sumadiria, 2008:21).
Pers memang menjadi kekuatan yang dahsyat bila ditujukan untuk membentuk
opini publik. Namun, tugas ini harus disinergikan bersama Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa. Untuk itu media massa perlu juga berbekal dengan
kebijakan yang dianut Pusat Bahasa dalam pengindonesiaan istilah. Kejelasan
penggunaan bahasa, harus menjadi syarat utama bahasa media cetak, agar
-
33
masyarakat tidak keliru dan kebingungan dalam menggunakan atau menyerap
bahasa tulis yang dibacanya.