CIV-1
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1. Pembahasan
Manusia dalam melakukan pekerjaan kerap kali mengabaikan keselamatan
dan kesehatan kerja. Seperti pekerjaan yang dapat menimbulkan efek terhadap
sistem rangka dan otot. Praktikum kali ini, dibahas mengenai efek pekerjaan
terhadap ketegangan otot dan kelelahan dalam bekerja serta pengaruhnya terhadap
sistem rangka. Berikut ini selengkapnya mengenai penjelasan lebih lanjut tentang
pembahasan dari percobaan yang dilakukan.
4.1.1 Profil Pekerja Teramati
Profil pekerja yang diamati yaitu 4 orang pedagang asongan. Pedagang
asongan yang diamati yaitu pedagang asongan yang membawa beban
dagangannya dengan memakai tali yang disangkutkan pada pundak atau lehernya.
Berikut ini selengkapnya mengenai profil pekerja tersebut.
1. Pekerja Teramati Pertama
Gambar 4.1 Pedangan Asongan Pertama
CIV-2
Pedangan asongan yang pertama diamati yaitu Bp. Diding yang berumur 40
tahun dengan berat badan sekitar 50 kg. Beliau yang sehari-hari bekerja di
Terminal Bekasi tersebut membawa barang dagangannya dengan menggunakan
tali yang disangkutkan di pundaknya di sebelah kiri. Tali tersebut berbahan dasar
karet yang diambil dari potongan ban dalam kendaraan. Berat dari beban yang
beliau bawa sehari-hari yaitu sekitar 10 kg dengan lamanya waktu bekerja dari
jam 06.00-18.00 WIB atau 12 jam lamanya. Jarak yang ditempuh Bp Diding
sewaktu bekerja kira-kira sejauh 4-8 km per harinya.
2. Pekerja Teramati Kedua
Gambar 4.2 Pedagang Asongan Kedua
Pedangan asongan yang kedua diamati yaitu Bp. Sarulah yang berumur 43
tahun dengan berat badan sekitar 45 kg. Beliau yang sehari-hari bekerja di
Terminal Bekasi tersebut membawa barang dagangannya dengan menggunakan
tali yang disangkutkan di pundaknya di sebelah kiri. Tali tersebut berbahan dasar
karet yang diambil dari potongan ban dalam kendaraan. Berat dari beban yang
beliau bawa sehari-hari yaitu sekitar 10 kg dengan lamanya waktu bekerja dari
jam 06.00-18.30 WIB atau 12,5 jam lamanya. Jarak yang ditempuh Bp Sarulah
sewaktu bekerja kira-kira sejauh 4-8 km per harinya.
CIV-3
3. Pekerja Teramati Ketiga
Gambar 4.3 Pedagang Asongan Ketiga
Pedangan asongan yang ketiga diamati yaitu Bp. Nawi yang berumur 48
tahun dengan berat badan sekitar 44 kg. Beliau yang sehari-hari bekerja di
Terminal Bekasi tersebut membawa barang dagangannya dengan menggunakan
tali yang diselempangkan di bagian kiri. Tali tersebut berbahan dasar kain seperti
tali tas yang biasa dipakai. Berat dari beban yang beliau bawa sehari-hari yaitu
sekitar 10 kg dengan lamanya waktu bekerja dari jam 07.00-19.00 WIB atau 12
jam lamanya. Jarak yang ditempuh Bp Nawi sewaktu bekerja kira-kira sejauh 4-8
km per harinya.
4. Pekerja Teramati Keempat
Gambar 4.4 Pedagang Asongan Keempat
CIV-4
Pedangan a songan yang keempat diamati yaitu Bp. Yahya yang berumur 46
tahun dengan berat badan sekitar 50 kg. Beliau yang sehari-hari bekerja di
Terminal Bekasi tersebut membawa barang dagangannya dengan menggunakan
tali yang diselempangkan pada pundak bagian kiri. Tali tersebut berbahan dasar
karet yang diambil dari potongan ban dalam kendaraan. Berat dari beban yang
beliau bawa sehari-hari yaitu sekitar 6 kg dengan lamanya waktu bekerja dari jam
06.00-18.00 WIB atau 12 jam lamanya. Jarak yang ditempuh Bp Yahya sewaktu
bekerja kira-kira sejauh 4-8 km per harinya. Tabel 4.1 Rangkuman Profil Pekerja Teramati
Pekerja
Pertama
Pekerja
Kedua
Pekerja
Ketiga
Pekerja
Keempat
Nama Diding Sarulah Nawi Yahya
Usia (Tahun) 40 43 48 46
Berat Badan
(Kg) 50 45 45 50
Tempat
Bekerja
Terminal
Bekasi Terminal Bekasi
Terminal Bekasi
Terminal Bekasi
Posisi Kerja Pundak
Kiri Pundak Kiri Pundak Kiri
Pundak
Kiri
Berat Beban
(Kg) 10 10 10 6
Waktu Kerja
(WIB) 06.00-18.00 06.00-18.30 07.00-19.00 06.00-18.00
Lamanya
Kerja (Jam) 12 12,5 12 12
4.1.2 Proses Kerja
Proses kerja ini berisi tentang uraian kegiatan kerja dari keempat tukang
asongan dari awal hingga pekerja dalam satu siklus tersebut berakhir. Berdasarkan
hal tersebut, maka berikut adalah penjelasan dari proses kerja keempat tukang
asongan tersebut.
CIV-5
1. Pekerja Teramati Pertama
Gambar 4.5 Siklus Kerja Pekerja Teramati Pertama
Pedangan asongan yang bernama Bp. Diding ini bekerja mulai dari jam
06.00-18.00 WIB. Posisi pekerja ini pada saat mengambil dagangannya yaitu
dengan cara badan agak membungkuk sambil kedua tangannya meraih tali dan
menaruh tali tersebut di pundak sebelah kiri. Saat menjajakan dagangannya,
tangan pekerja tersebut seringkali menahan beban dari dagangannya agar beban
yang diterima pundak tidak terlalu berat. Ketika sedang akan istirahat (duduk),
posisi badan sama dengan posisi saat pekerja ingin mengambil barang
daganganya.
2. Pekerja Teramati Kedua
Gambar 4.6 Siklus Kerja Pekerja Teramati Kedua
CIV-6
Pedangan asongan yang bernama Bp. Sarulah ini bekerja mulai dari jam
06.00-18.30 WIB. Posisi pekerja ini pada saat mengambil dagangannya yaitu
dengan cara badan agak membungkuk sambil kedua tangannya meraih tali dan
menaruh tali tersebut di pundak sebelah kiri. Saat menjajakan dagangannya sama
seperti pada pekerja teramati pertama, tangan pekerja tersebut seringkali menahan
beban dari dagangannya agar beban yang diterima pundak tidak terlalu berat.
Ketika sedang akan istirahat (duduk), posisi badan sama dengan posisi saat
pekerja ingin mengambil barang daganganya.
3. Pekerja Teramati Ketiga
Gambar 4.7 Siklus Kerja Pekerja Teramati Ketiga
Pedangan asongan yang bernama Bp. Nawi ini bekerja mulai dari jam 07.00-
19.00 WIB. Posisi pekerja ini pada saat mengambil dagangannya yaitu dengan
cara badan setengah jongkok sambil kedua tangannya meraih tali dan
menyelempangkannya di pundak bagian kiri. Saat menjajakan daganganya kedua
tangan pekerja tersebut seringkali menahan beban dagangannya. Ketika sedang
akan istirahat (duduk), posisi badan sama dengan posisi saat pekerja ingin
mengambil barang daganganya.
CIV-7
4. Pekerja Teramati Keempat
Gambar 4.8 Siklus Kerja Pekerja Teramati Keempat
Pedangan asongan yang bernama Bp. Yahya ini bekerja mulai dari jam 06.00-
18.00 WIB. Posisi pekerja ini pada saat mengambil dagangannya yaitu dengan
cara badan agak membungkuk sambil kedua tangannya meraih tali dan
menyelempangkannya di bagian pundak sebelah kiri. Saat menjajakan
dagangannya, tangan pekerja tersebut seringkali menahan beban dari dagangannya
agar beban yang diterima pundak tidak terlalu berat. Ketika sedang akan istirahat
(duduk), posisi badan sama dengan posisi saat pekerja ingin mengambil barang
daganganya. Berikut ini foto selengkapnya mengenai proses kerja dari pekerja
teramati pertama.
4.1.3 Pengolahan Data Body Map
Rangkuman data body map digunakan agar memudahkan dalam
menganalisa bagian-bagian tubuh pekerja yang sakit berdasarkan data kuesioner
body map yang terdapat pada bab 3. Bagian ini juga membahas grafik histogram
yang menyajikan perbandingan bagian tubuh mana saja dari pekerja yang terasa
sakit ataupun tidak dan memberi gambaran bagian tubuh mana saja yang banyak
dirasakan sakit oleh keempat pekerja. Berikut ini selengkapnya mengenai tabel
rangkuman data body map dan grafik histogramnya.
CIV-8
Tabel 4.2 Data Rangkuman Body Map Pedagang Asongan
Jenis Keluhan
Responden
Skor
Responden
Skor
Responden
Skor
Mengalami Masalah
selama 12 Bulan
Terakhir
Tidak Dapat Mengerjakan
Pekerjaan Selama 12
Bulan Terakhir
Mengalami Masalah
Selama 7 Hari Terakhir
Sakit Tidak Sakit Ya Tidak Sakit Tidak
Sakit
Sakit pada Leher 2 2 2 0 4 0 2 2 2
Sakit pada Bahu Kanan 3 1 3 1 3 1 1 3 1
Sakit pada Bahu Kiri 2 2 2 0 4 0 0 4 0
Sakit pada Siku Kanan 0 4 0 0 4 0 0 4 0
Sakit pada Siku Kiri 0 4 0 0 4 0 1 3 1
Sakit pada Punggung Atas 2 2 2 0 4 0 2 2 2
Sakit pada Punggung Bawah
4 0 4 0 4 0 0 4 0
Sakit pada Pergelangan Tangan Kanan
1 3 1 0 4 0 1 3 1
Sakit pada Pergelangan Tangan Kiri
1 3 1 0 4 0 1 3 1
Sakit pada Paha 0 4 0 0 4 0 0 4 0
Sakit pada Lutut 2 2 2 0 4 0 0 4 0
Sakit pada Pergelangan Kaki
2 2 2 0 4 0 1 3 1
Grafik histogram yang menggambarkan perbandingan bagian tubuh mana
saja dari pekerja yang terasa sakit ataupun tidak dan memberi gambaran bagian
tubuh mana saja yang banyak dirasakan sakit oleh keempat pekerja. Berikut ini
merupakan grafik histogram untuk keempat pedagang asongan pada saat setelah
melakukan aktivitas.
CIV-9
Gambar 4.9 Histogram Hasil Pengolahan Data Body Map Pedagang Asongan
4.2 Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan, untuk masing-masing pedagang dari
pedagang pertama, kedua, ketiga dan keempat posisi kerja dalam membawa
dagangan seperti rokok, minuman dan lain-lain Berikut adalah analisis yang
terbagi pada modul sistem rangka dan otot manusia.
CIV-10
4.2.1 Analisis Posisi Kerja
Analisis pada pedagang pertama dimana menggunakan di pundak
sebelah kiri sehingga pada beban yang diangkat oleh pedagang asongan
tersebut mengalami tumpuan beban pada bahu kiri yang cukup berat dimana
beban yang diangkat yaitu sebesar 10 kg. Posisi yang di ambil pada pekerja
pertama dimana pekerjaan yang dilakukan cukup berat dan dapat berpotensi
terkena penyakit dalam organ tubuh ataupun sistem otot yang ditumpuan pada
bagian leher.
Pedagang kedua dimana menggunakan pundak kanan sehingga pada
beban yang diangkat oleh pedagang asongan tersebut mengalami tumpuan
beban pada sisi pundak kiri, penumpuan beban yang diangkat yaitu sebesar
10 kg. Dimana dalam beban tersebut berpotensi terkena penyakit dalam organ
tubuh ataupun sistem otot.
Pedagang ketiga dalam bekerja menggunakan menyelempangkannya
di pundak bagian kanan yang digunakan dalam mengangkat beban atau
barang jual tersebut. Beban yang diangkat sebesar 10 kg dimana tumpuan
yang digunakan pada leher. Beban yang diangkat oleh orang yang tidak bisa
mungkin akan menyebabkan permasalahan pada bagian yang sering
digunakan sebagai tumpuan tersebut.
Pedagang keempat dalam bekerja menggunakan selempang pundak
kiri yang digunakan dalam mengangkat beban atau barang jual tersebut.
Beban yang diangkat sebesar 6 kg dimana tumpuan yang digunakan pada
leher. Beban yang diangkat oleh orang yang tidak bisa mungkin akan
menyebabkan permasalahan pada bagian yang sering digunakan sebagai
tumpuan tersebut.
4.2.2 Analisis Otot dan Rangka yang Berpotensi Mengalami Keluhan
Analisis yang pada masing-masing pedagang berbeda-beda. Berikut
adalah analisis otot dan rangka yang berpotensi mengalami keluhan beserta
foto analisa.
CIV-11
Gambar 4.10 Potensi yang Terjadi Pada Pedagang Asongan Pertama
Pedagang pertama dimana dalam menggunakan tumpuan bahu kiri
jarang mengalami keluhan atau ada penyakit yang dialami mungkin pedagang
tersebut telah terbiasa dalam menggunakan bahu kiri untuk menumpu beban
atau barang yang di bawanya. Keluhan yang terjadi pada tulang paha dan
leher dimana posisi seperti pada gambar 4.10..
Gambar 4.11 Potensi yang Terjadi Pada Pedagang Asongan Kedua
Pedagang kedua dimana dalam menggunakan tumpuan bahu kiri.
Tumpuan yang dibebankan pada bahu kiri jarang mengalami keluhan atau
terjadinya penyakit yang dialami mungkin pedagang tersebut mungkin telah
terbiasa dalam menggunakan pundak kanan untuk menumpu beban atau
barang yang di bawanya. Seperti gambar yang dijelaskan pada gambar 4.11.
Tulang punggung dan Otot Trapesius Otot Punggung Lebar
Tulang pergelangan kaki
Tulang paha dan Otot Paha
Tulang Leher dan Otot splenius kapitis
Tulang punggung dan Otot Trapesius
Otot Punggung Lebar
Tulang pergelangan kaki
Tulang paha dan Otot Paha
Tulang Leher dan Otot splenius kapitis
CIV-12
Gambar 4.12 Potensi yang Terjadi Pada Pedagang Asongan Ketiga
Pedagang ketiga dimana dalam menggunakan tumpuan pundak kiri.
Tumpuan yang dibebankan pada pundak kiri jarang mengalami keluhan atau
terjadinya penyakit yang dialami, mungkin pedagang tersebut mungkin telah
terbiasa dalam menggunakan pundak kiri untuk menumpu beban atau barang
yang di bawanya. Penyakit yang akan timbul seperti gambar 4.12.
Gambar 4.13 Potensi yang Terjadi Pada Pedagang Asongan Keempat
Pedagang keempat dimana dalam menggunakan tumpuan
diselempangkan ke sebelah pundak kiri namun barang yang dibawanya.
Tumpuan yang dibebankan pada pundak kiri jarang mengalami keluhan atau
terjadinya penyakit yang dialami, mungkin pedagang tersebut mungkin telah
Tulang punggung dan Otot Trapesius
Otot Punggung Lebar
Tulang pergelangan kaki
Tulang paha dan Otot Paha
Tulang Leher dan Otot splenius kapitis
Tulang punggung dan Otot Trapesius
Otot Punggung Lebar
Tulang pergelangan kaki
Tulang paha dan Otot Paha
Tulang Leher dan Otot splenius kapitis
CIV-13
terbiasa dalam menggunakan pundak kiri untuk menumpu beban atau barang
yang di bawanya. Penyakit yang akan timbul seperti pada gambar 4.13
dimana yang akan timbul hanya terjadi pada tulang paha dan leher.
4.2.3 Analisis Hasil Pengolahan Data Body Map
Pengolahan data body map didapat berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara pada masing-masing dengan pedagang asongan. Hasil tersebut
kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan diagram berbentuk histogram yang
dapat dilihat dalam jenis keluhan dan responden, selain itu terdapat tiga
kriteria yaitu pada kriteria pertama untuk mengalami masalah selama 12
bulan terakhir, kriteria kedua untuk tidak dapat mengerjakan pekerjaan
selama 12 bulan terakhir, kriteria ketiga untuk mengalami masalah selama 7
hari terakhir.
Ada keluhan yang dialami oleh pedagang asongan seperti jenis keluhan
sakit pada leher untuk kriteria pertama mendapat responden sebesar 2 pekerja
dari 4 pedagang, untuk kriteria kedua tidak ada responden atau semua pekerja
selalu bisa melakukan pekerjaannya. Kriteria ketiga mendapat responden 1
dari 3 pedagang. Jenis keluhan sakit pada bahu kanan untuk kriteria pertama
dan ketiga mendapat responden 4 pedagang atau bisa dikatakan semua
pekerja mengalami keluhan yang sama pada bagian ini. Kriteria kedua tidak
ada responden atau semua pekerja selalu bisa melakukan pekerjaannya.
Keluhan sakit pada leher apabila dilakukan dalam jangka waktu yang lama
akan berpotensi buruk pada pekerja itu sendiri. pedagang akan mengalami
sakit nyeri otot, maka dari itu pekerja harus menjaga kondisi badan dengan
cara hidup sehat dan mengurangi beban yang diangkat setiap beraktifitas.
Jenis keluhan sakit pada bahu kiri tidak mendapat responden dari
masing-masing kriteria atau bisa dikatakan bahwa semua pekerja tidak
mengalami sakit pada bagian ini. Jenis keluhan sakit pada bahu kanan
mendapat responden 1 pedagang yang berarti tidak semua pekerja mengalami
sakit pada bagian ini. Kriteria kedua tidak ada responden atau semua pekerja
selalu bisa melakukan pekerjaannya. Jenis keluhan punggung atas dan
CIV-14
punggung bawah secara berturut-turut untuk kriteria pertama dan ketiga
mendapat responden 2 pedagang ada keluhan sakit pada bagian ini. Kriteria
kedua tidak ada responden atau semua pedagang selalu bisa melakukan
pekerjaannya.
Keluhan sakit pada bahu kanan apabila dilakukan dalam jangka waktu
yang lama akan berpotensi buruk pada pekerja itu sendiri. Pekerja akan
mengalami bahu beku (frozen shoulder). Respon-respon tentang keluhan yang
terjadi dimana hanya mengalami sakit yang biasa seperti sakit nyeri otot.
4.2.4 Analisis Potensi Penyakit Yang Terjadi
Pekerjaan yang dilakukan untuk keempat pedagang asongan ini
memiliki resiko penyakit yang tinggi untuk jangka panjangnya. Pekerjaan
mereka berpotensi menerima resiko penyakit yang dikarenakan pembebanan
yang berlebihan pada bagian bahu, dan leher. Keluhan yang terlalu sering
dapat berpotensi menjadi penyakit. Potensi-potensi penyakit yang dapat
ditimbulkan dari keempat pekerja ini adalaha sebagai berikut:
Gambar 4.14 Potensi Penyakit yang Terjadi Pedagang Asongan Pertama
Analisis Potensi Penyakit untuk pedagang pertama dalam jangka
waktu yang lama akan berpotensi buruk pada pekerja itu sendiri. Frozen
shoulder (bahu beku) dan Kifosis (Pembungkukan tulang belakang) pada
bagian bahu, dan leher karena pada bagian itu pekerja lebih menerima beban
dalam membawa barang dagangan. Hal ini mungkin salah satu penyebab
CIV-15
sebagian pedagang ini mengeluh rasa sakit pada bagian yang di beri tumpuan,
meskipun ada faktor kelelahan bahu atau leher ketika pedagang membawa
maka mempengaruhi oleh bagian dari tubuhnya.
Gambar 4.15 Potensi Penyakit yang Terjadi Pedagang Asongan Kedua
Pedagang kedua dalam jangka waktu yang lama akan berpotensi buruk
pada pekerja itu sendiri. frozen shoulder (bahu beku) dan Kifosis
(Pembungkukan tulang belakang) pada bagian bahu, dan leher karena pada
bagian itu pekerja lebih menerima beban dalam membawa barang dagangan.
Hal ini mungkin salah satu penyebab sebagian pedagang ini mengeluh rasa
sakit pada bagian yang di beri tumpuan, meskipun ada faktor kelelahan
pundak kiri ketika pedagang membawa barang dagangan.
Gambar 4.16 Potensi Penyakit yang Terjadi Pedagang Asongan Ketiga
Kifosis (Pembungkukan tulang belakang)
Frozen Shoulder (Bahu Beku)
Dislokasi (Terkilir)
Frozen Shoulder (Bahu Beku)
Kifosis (Pembungkukan tulang belakang)
Kejang Otot
CIV-16
Pedagang ketiga dalam jangka waktu yang lama akan berpotensi buruk
pada pekerja itu sendiri. frozen shoulder (bahu beku) dan Kifosis
(Pembungkukan tulang belakang) pada bagian bahu, dan leher karena pada
bagian itu pekerja lebih menerima beban dalam membawa barang dagangan.
Hal ini mungkin salah satu penyebab sebagian pedagang ini mengeluh rasa
sakit pada bagian yang diberi tumpuan, pada pundak kiri ketika pedagang
membawa barang dagangan.
Gambar 4.17 Potensi Penyakit yang Terjadi Pedagang Asongan Keempat
Pedagang keempat dalam jangka waktu yang lama akan berpotensi
buruk pada pekerja itu sendiri. frozen shoulder (bahu beku) dan Kifosis
(Pembungkukan tulang belakang) pada bagian bahu, dan leher karena pada
bagian itu pekerja lebih menerima beban dalam membawa barang dagangan.
Hal ini mungkin salah satu penyebab sebagian pedagang ini mengeluh rasa
sakit pada bagian yang diberi tumpuan, pada leher ketika pedagang membawa
barang dagangan.
4.2.5 Usulan Posisi Perbaikan
Posisi perbaikan yang baik yaitu membagi titik beban ke beberapa
titik bagian, jadi beban tidak hanya bertumpu pada satu titik. Contohnya yaitu
penggabungan antara tali yang diselempangkan ke kiri dan ke kanan serta
penambahan tali pada bagian pinggang.
CIV-17
Tali pengait beban dagangan seharusnya juga dibuat dari bahan yang
halus dan berdimensi lebih besar dan tebal. Berikut ini merupakan gambar
usulan produk untuk mendapatkan posisi kerja yang ideal.
. Gambar 4.18 Usulan Produk Untuk Mendapatkan Posisi Ideal
Pengurangan kapasitas beban yang dibawa juga dapat memberikan
solusi terbaik terhadap posisi kerja yang dilakukan sehingga bagian bahu
maupun leher dapat menumpu beban dengan kapasitas yang cukup sesuai
kekuatan tubuh pedagang tersebut. Posisi kerja yang baik akan memberikan
dampak yang positif terhadap tubuh manusia dalam melakukan aktivitas kerja
dan dapat mengurangi terjadinya kelainan pada tulang dan otot.