28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Malang, Jawa Timur pada responden
yang pernah melihat iklan produk MS Glow menggunakan celebrity
endorser sebagai juru bicaranya. MS GLOW merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang perawatan dan kecantikan.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research.
Explanatory research digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya.
C. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,
kejadian atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi
dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melihat iklan produk
perawatan MS Glow yang menggunakan celebrity endorser (Luna Maya)
sebagai juru bicaranya. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis non
probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan
karakteristik sebagai berikut:
29
1. Responden berjenis kelamin wanita
Pemilihan kriteria responden berjenis kelamin wanita dikarenakan
mayoritas konsumen MS Glow adalah wanita. Disisi lain wanita lebih
memperhatikan perawatan wajah dibandingkan dengan pria.
2. Responden yang pernah melihat iklan produk menggunakan celebrity
endorser (Luna Maya) sebagai juru bicaranya
Pemilihan responden yang pernah melihat iklan produk
menggunakan celebrity endorser sebagai juru bicaranya diharapkan
responden memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup dalam
menjawab pernyataan kuisioner yang diberikan.
Karena populasi konsumen yang melihat iklan produk MS Glow yang
menggunakan celebrity endorser sebagai juru bicaranya tidak diketahui
jumlahnya, maka rumus yang digunakan untuk mengetahui jumlah sampel
yaitu menggunakan rumus Lemeshow sebagai berikut:
n = 𝑍𝑎2𝑃 𝑥 𝑄
𝐿2
Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
Zα = nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96
P = prevalensi outcome, karena data belum di dapat maka dipakai 50%
Q = 1 - P
L = Tingkat ketelitian 10%
(Lemeshow, 1990).
Berdasarkan rumus diatas, maka n = (1,96)2 x 0,5 x 0,5 = 96,04
(0,1)2
30
Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah 96,04 dibulatkan menjadi 96 responden
(Lemeshow, 1990).
D. Definisi Operasional
Variabel eksogen pada penelitian ini yaitu celebrity endorser (X),
variabel intervening yaitu brand image (M) dan variabel endogen yaitu
purchase intention (Y). Definisi operasional variabel pada penelitian ini
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Konsep Definisi
Operasional Dimensi Indikator Sumber
Variabel
eksogen
Celebrity
Endorser (X)
Celebrity
endorser
merupakan
penggunaan
selebriti dalam
iklan dengan
tujuan
merekomendasik
an penggunaan
produk yang di
sponsori.
(Clemente,
2002)
Kemampuan
selebriti
dalam iklan
untuk
mempengaru
hi orang lain
untuk
menggunaka
n produk
perawatan
MS Glow
Visibility
(kepopuleran)
1. Celebrity
endorser
terkenal
2. Celebrity
endorser
memiliki
jumlah
pengikut
yang banyak
di media
sosial
3. Celebrity
endorser
memiliki
kepribadian
yang menarik
(Rossiter &
Percy 1987)
&
(Kurniawan
dkk, 2014)
Bersambung
31
Variabel Definisi Konsep Definisi
Operasional Dimensi Indikator Sumber
Credibility
(keahlian)
1. Celebrity
endorser
memiliki
keahlian
dalam
mengkomuni
kasikan iklan
2. Celebrity
endorser
memiliki
kemampuan
untuk
memberikan
keyakinan
bahwa
produk MS
Glow dapat
menambah
kecantikan
3. Celebrity
endorser
merupakan
sosok yang
dapat
dipercaya
dalam
mengkomuni
kasikan iklan
(Rossiter &
Percy 1987)
&
(Kurniawan
dkk, 2014)
Lanjutan
Bersambung
32
Variabel Definisi Konsep Definisi
Operasional Dimensi Indikator Sumber
Attractiveness
(daya tarik)
1. Celebrity
endorser
memiliki
daya tarik
secara fisik
2. Celebrity
endorser
merupakan
sosok yang
dipandang
mampu
memikat
konsumen
dalam iklan
yang di
bintanginya
3. Celebrity
endorser
merupakan
sosok yang
mampu
memberikan
inspirasi
kepada
responden
(Rossiter &
Percy 1987)
&
(Kurniawan
dkk, 2014)
Power
(kekuatan)
1. Celebrity
endorser
merupakan
sosok yang
patut di
teladani
2. Celebrity
endorser
merupakan
sosok yang
dapat
dijadikan
idola atau
panutan
Lanjutan
Bersambung
33
Variabel Definisi Konsep Definisi
Operasional Dimensi Indikator Sumber
Variabel
Intervening
Brand Image
(M)
Citra merek
adalah
sekumpulan
asosiasi
mengenai suatu
merek yang
tersimpan dalam
benak atau
ingatan
konsumen
(Schiffman &
Kanuk, 2007)
Persepsi
konsumen
terhadap
merek MS
Glow yang
tertanam
dalam benak
konsumen
Functional
image (citra
dilihat dari
fungsi
produk)
1. Fungsi produk
sesuai dengan
kebutuhan
konsumen
2. Memiliki
beragam
variasi produk
yang memiliki
berbagai
fungsi sesuai
dengan
kebutuhan
konsumen
3. Produk
memiliki
kualitas
unggul (Hariri,
2011) Affective
image (citra
dilihat dari
sikap
terhadap
merek)
1. Percaya
terhadap
merek
2. Merek yang
memiliki ciri
khas yang
membedakan
dari pesaing
Merek tidak
mengecewakan
konsumen
Reputation
(citra dilihat
dari reputasi
merek)
1. Merek produk
berkualitas
2. Merek
memiliki citra
positif
Merek yang
terkenal
Lanjutan
Bersambung
34
Variabel Definisi Konsep Definisi
Operasional Dimensi Indikator Sumber
Variabel
Endogen
Purchase
Intention
(Y)
Niat beli adalah
perilaku
konsumen yang
muncul sebagai
respon terhadap
objek yang
menunjukkan
keinginan
pelanggan untuk
melakukan
pembelian.
(Kotler & Keller,
2009)
Ketertarikan
konsumen
untuk
membeli
produk
perawatan
MS Glow
Minat
Eksploratif
Memiliki niat untuk
mencari informasi
tentang produk MS
Glow
(Ferdinand,
2006)
Minat
Prefrensial
Memiliki
kecenderungan
menjadikan produk
MS Glow sebagai
pilihan utama
Minat
Refrensial
Memiliki niat untuk
merekomendasikan
orang lain untuk
membeli produk MS
Glow
Minat
Transaksional
Memiliki
kecenderungan
membeli produk MS
Glow
Sumber: (Data diolah, 2020)
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ada 2 yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab masalah penelitian secara khusus. Dalam riset pemasaran,
data diperoleh secara langsung dari sumbernya, sehingga peneliti
merupakan tangan pertama yang memperoleh data tersebut. Data primer
dibedakan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang berupa karakteristik, kategori atau ciri khas
suatu objek penelitian. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-
angka atau bilangan baik utuh (diskrit) maupun tidak utuh (kontinu)
Lanjutan
35
(Istijanto, 2005). Data primer pada penelitian ini diperoleh dari
kuisioner yang merupakan jenis data kuantitatif.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung oleh
peneliti, namun merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain
dan peneliti hanya memanfaatkan data yang sudah terkumpul tersebut.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari website resmi MS
Glow, sosial media MS Glow dan jurnal penelitian terdahulu.
Sumber data adalah tempat dimana peneliti memperoleh data dan
informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Penelitian ini
menggunakan data primer dan sekunder. Data primer digunakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan mengambil kesimpulan,
sedangkan data sekunder digunakan untuk melengkapi informasi yang
dibutuhkan pada penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner
dan dokumentasi. Menurut Sugiyono, (2011) angket atau kuisioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari
responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk
mengumpulkan data dalam jumlah besar.
36
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015:329) adalah cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung suatu penelitian. Dokumentasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu informasi dan gambar yang di dapat dari website
dan sosial media produk MS Glow.
G. Teknik Pengukuran Data
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan secara luas yang
meminta responden menandai derajat persetujuan atau ketidaksetujuan
terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai obyek
stimulus (Malhotra, 2017).
Teknik pengukuran dengan skala likert memiliki nomor atau
pemeringkatan terkait dengan masing-masing kategori. Skala didesain
untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial yang terjadi.
Jawaban dari responden dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu:
Skor 5 : Sangat setuju (SS)
Skor 4 : Setuju (S)
Skor 3 : Netral (N)
Skor 2 : Tidak Setuju (TS)
Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
Sumber: (Malhotra, 2017)
37
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara
sistematis. Data yang diperoleh yaitu dari hasil kuisioner yang telah disebar
ke sejumlah responden. Berdasarkan model penelitian ini, teknik analisis
data yang digunakan yaitu dengan analisis jalur (path analysis) yang
digunakan untuk menganalisis pola hubungan diantara variabel. Model ini
untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat
variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Maharani,
2013).
Uji hipotesis pada penelitian menggunakan uji t (parsial) dan uji sobel
/ mediasi. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung antar
variabel, dan untuk menguji pengaruh tidak langsung atau mediasi dapat
menggunakan uji sobel.
1. Deskripsi Jawaban Responden
Deskripsi jawaban responden digunakan untuk mengetahui
informasi frekuensi dan pengartian jawaban dari responden pada
pernyataan yang telah dipilih pada kuisioner menggunakan distribusi
frekuensi pernyataan tertutup dengan kriteria interpretasi menggunakan
skor 1 sampai 5. Angka indeks yang digunakan dimulai dari 10 sampai
100 menggunakan Tiga Matriks (Three-Box Method). Adapun kritera
interpretasi angka indeks dapat dilihat pada tabel berikut:
38
Tabel 3.2
Kriteria interpretasi Angka Indeks
No Nilai Indeks Interpretasi
1 20 sampai dengan 46,66 Rendah
2 46,67 sampai dengan 73,33 Sedang
3 73,34 sampai dengan 100 Tinggi
Sumber: (Ferdinand, 2006)
Untuk mendapatkan Nilai Indeks Variabel dapat dilakukan
dengan menjumlahkan nilai indeks per indikator dengan rumus:
Nilai Indeks Variabel (NIV) = (Indeks Indikator 1) + (Indeks
Indikator 2)+ …+ (Indeks Indikator ke n) / n.
Sumber: Ferdinand, 2006
Nilai indeks dari indikator berasal dari perkalian antara skor
penilaian responden dikalikan dengan nilai presentase jumlah
responden yang memilih setiap item pernyataan. Penelitian ini
menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor 1 “Sangat Tidak Setuju”
sampai skor 5 “Sangat Setuju”, contoh perhitungannya yaitu sebagai
berikut:
Nilai Indeks Indikator (NII) I1 =
(%frekuensi I1.1 x skor1)….+ (%frekuensi I1.5 x skor 5)
Sumber: Ferdinand, 2006
Keterangan:
%frekuensi I1.1 = Presentase responden yang memilih skor 1 pada
indikator 1
%frekuensi I1.5 = Presentase responden yang memilih skor 5 pada
indikator 1
39
Untuk mendapat kecenderungan jawaban responden terhadap
masing-masing variabel maka dapat didasarkan pada nilai skor rata-rata
dari hasil perhitungan Three Box Method sebagai berikut:
Batas atas rentang skor : (%f x 5)/5 = (100x5)/5 = 500/5=100
Batas bawah rentang skor : (%f x 1)/5=(100x1)/5=100/5= 20
Angka indeks yang dihasilkan menunjukkan skor antara 100-20
dengan rentang sebesar 80. Jika menggunakan three box method maka
rentang 80 dibagi menjadi 3 bagian, sehingga menghasilkan rentang
untuk masing-masing bagian sebesar 26,66 dimana akan digunakan
sebagai interpretasi nilai indeks sebagai berikut:
20 - 46,66 = rendah
46,67 -73,33 = sedang
73,34 – 100 = tinggi
I. Uji Instrumen
Untuk menguji instrument dalam penelitian ini menggunakan uji
validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono, (2010:267) uji validitas adalah derajat ketetapan
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan
data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Data yang valid adalah
suatu data yang dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan
kenyataan.
40
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat
maka item tersebut tidak diteliti lebih lanjut. Rumus yang digunakan
untuk menguji validitas instrument ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
X = Jumlah skor butir
Y = Skor Total
Sumber: Sugiyono (2010)
Validitas kuisioner dapat diukur dengan cara melakukan korelasi
antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.
Untuk menguji masing-masing indikator valid atau tidak dapat
ditunjukkan melalui output Cronbach Alpha pada kolom Correlation
Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel, jika r hitung
lebih besar daripada r tabel dan nilainya positif maka, pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Uji relibilitas adalah alat untuk mengukur kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2013). Kuisioner
dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pernyataannya
stabil dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan konsisten. Pernyataan
41
konsisten berarti masing-masing pertanyaan dijawab tidak acak karena
pertanyaan diukur dengan hal yang sama.
Rumus dasar uji reliabilitas adalah:
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑σ b2 = Jumlah varian butir
σ t2 = Varian Total
Sumber: (Malhotra, 2017)
Pengujian reliabilitas dapat diukur dengan cara One Shot dimana
hanya sekali pengambilan sampel kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. Uji statistik Cronbach Alpha pada aplikasi SPSS dapat
digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner. Variabel dapat
dikatakan reliable jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,70.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang
digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal,
pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS.
42
Menurut Santoso, (2012) dasar pengambilan keputusan dapat
dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance) yaitu:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi
adalah normal
2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi
adalah tidak normal
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dipergunakan untuk menguji apakah dua variabel
memiliki hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Untuk
menguji linieritas ini dapat menggunakan program SPSS dengan
menggunakan Test of Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila
signifikansi liniearity < 0,05.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah
terjadi interkorelasi (hubungan yang kuat) antar variabel
independen. Model regresi yang baik ditandai dengan tidak terjadi
interkorelasi antar variabel independen (tidak terjadi gejala
multikolinearitas). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
multikolinearitas adalag dengan metode Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor). Jika nilai Tolerance > 0,10 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Jika nilai VIF <
43
10,00 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila nilai signifikan
> 0,05 maka model tersebut tidak menjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013).
J. Analisis Jalur (Path Analysis)
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (path
analysis). Path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan
antara variabel. Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung
maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
variabel terikat (endogen). Koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi
yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang
telah diset dalam angka baku (Z score).
Analisis ini menggunakan software SPSS dengan ketentuan uji T taraf
signifikansi Alpha = 0,05 atau p ≤ 0,05 yang dimunculkan kode (sig.T)
dimana hal tersebut digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat (Maharani, 2013).
Langkah-langkah dalam menganalisis data menggunakan path analysis
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Merumuskan persamaan struktural
44
a. Celebrity endorser (X) berpengaruh terhadap brand image (M)
b. Celebrity endorser (X) dan brand image (M) berpengaruh
terhadap purchase intention (Y)
1) Persamaan Sub struktural 1
M = Py1 X + e1
2) Persamaan Sub struktural 2
Y = Py2X + Py3 M + e2
Keterangan:
X = Celebrity Endorser
M = Brand Image
Y = Purchase Intention
Py = Koefisien Jalur
e = Standar error
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a. Pengaruh Langsung
1) Pengaruh celebrity endorser (X) terhadap brand image (M)
M = Py1 x X
2) Pengaruh celebrity endorser (X) terhadap purchase intention
(Y)
Y = Py2 x X
3) Pengaruh brand image (M) terhadap purchase intention (Y)
Y = Py3 x M
b. Pengaruh tidak langsung
Pengaruh celebrity endorser (X) melalui brand image (M)
terhadap purchase intention (Y).
45
Y = (Py1 x X) x (Py3 x M)
c. Pengaruh total
Total pengaruh celebrity endorser (X) terhadap purchase
intention (Y) melalui brand image (M).
Y = Py2 x X + (Py1X) x (Py3M)
Keterangan:
X = Purchase intention
M = Brand image
Y = Purchase intention
Py = Koefisien jalur
3. Menghitung koefisien jalur secara individual
H0 : Py1X, Py2X, Py3M ≤ 0 (tidak signifikan)
H1 : Py1X, Py2X, Py3M > 0 (signifikan)
K. Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
Uji statistik ini digunakan untuk membuktikan signifikan atau
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
individual dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%.
Dasar pengambilan keputusan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
a. Berdasarkan nilai signifikansi (Sig.)
1) Jika nilai signifikansi (Sig.) < probabilitas 0,05 maka ada
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis
diterima
46
2) Jika nilai signifikansi (Sig.) > probabilitas 0,05 maka tidak ada
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis
ditolak.
b. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel
1) Jika nilai thitung > ttabel maka ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat
2) Jika nilai thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Sarwono, 2007).
Untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dapat menggunakan path analysis dan uji t (parsial). Hasil dari path
analysis dapat dilihat dari nilai koefisien beta dan nilai signifikansi
harus memenuhi kriteria yaitu nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Untuk menguji pengaruh langsung dapat dilakukan
dengan uji t dengan 2 dasar pengambilan keputusan yaitu
membandingkan nilai signifikansi t dengan nilai probabilitas 0,05 atau
dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel maka. Hasil path
analysis dan uji t dapat digunakan untuk menjawab hipotesis 1, 2 dan 3
serta untuk menjawab rumusan masalah 1, 2 dan 3.
2. Uji Sobel / Mediasi
Uji sobel dilakukan untuk menguji kekuatan pengaruh tidak
langsung variabel X ke Y melalui M. Pengaruh tidak langsung X ke Y
lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X – M (a) dengan jalur
47
M - Y (b) atau jalur ab. Jadi koefisien ab = (c’ – c), dimana c adalah
pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah
koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar eror
koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb dan besarnya standar eror
tidak langsung adalah Sab yang dihitung dengan rumus:
Sab = √𝑏2𝑠𝑎2 + 𝑎2𝑠𝑏2 + 𝑠𝑎2𝑠𝑏2
Keterangan:
a = Jalur variabel bebas (X) dengan variabel mediasi (M)
b = Jalur variabel mediasi (M) dengan variabel terikat (Y)
Sa = standar eror koefisien a
Sb = standar eror koefisien b
Sumber: (Ghozali, 2013)
Tahapan selanjutnya adalah menguji signifikan pengaruh tidak
langsung diperlukan menghitung nilai t dari koefisien ab. Rumus yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Z = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
Kesimpulannya dengan kriteria jika nilai Z > 1,96 (nilai Z mutlak),
maka variabel brand image secara signifikan memediasi pengaruh
celebrity endorser terhadap purchase intention.
Jika pengaruh X terhadap Y signifikan dan menurun menjadi nol
dengan memasukkan variabel M, maka terjadi mediasi sempurna
(perfect mediation). Namun, jika pengaruh X terhadap Y signifikan dan
menurun tidak sama dengan nol dengan memasukkan variabel M, maka
terjadi mediasi parsial (partial mediation).
48
Untuk menguji pengaruh tidak langsung / mediasi dapat
menggunakan uji sobel / mediasi dengan memasukkan nilai koefisien
beta dan nilai standar eror pada tabel coefficient path analysis pada
calculator sobel test. Hasil uji sobel digunakan untuk menjawab
hipotesis 4 dan rumusan masalah 4.