bab iii metode penelitian a. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/bab iii.pdf · definisi...

21
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Malang, Jawa Timur pada responden yang pernah melihat iklan produk MS Glow menggunakan celebrity endorser sebagai juru bicaranya. MS GLOW merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perawatan dan kecantikan. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research. Explanatory research digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. C. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melihat iklan produk perawatan MS Glow yang menggunakan celebrity endorser (Luna Maya) sebagai juru bicaranya. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan karakteristik sebagai berikut:

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Malang, Jawa Timur pada responden

yang pernah melihat iklan produk MS Glow menggunakan celebrity

endorser sebagai juru bicaranya. MS GLOW merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang perawatan dan kecantikan.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research.

Explanatory research digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya.

C. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,

kejadian atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi

dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melihat iklan produk

perawatan MS Glow yang menggunakan celebrity endorser (Luna Maya)

sebagai juru bicaranya. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis non

probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan

karakteristik sebagai berikut:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

29

1. Responden berjenis kelamin wanita

Pemilihan kriteria responden berjenis kelamin wanita dikarenakan

mayoritas konsumen MS Glow adalah wanita. Disisi lain wanita lebih

memperhatikan perawatan wajah dibandingkan dengan pria.

2. Responden yang pernah melihat iklan produk menggunakan celebrity

endorser (Luna Maya) sebagai juru bicaranya

Pemilihan responden yang pernah melihat iklan produk

menggunakan celebrity endorser sebagai juru bicaranya diharapkan

responden memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup dalam

menjawab pernyataan kuisioner yang diberikan.

Karena populasi konsumen yang melihat iklan produk MS Glow yang

menggunakan celebrity endorser sebagai juru bicaranya tidak diketahui

jumlahnya, maka rumus yang digunakan untuk mengetahui jumlah sampel

yaitu menggunakan rumus Lemeshow sebagai berikut:

n = 𝑍𝑎2𝑃 𝑥 𝑄

𝐿2

Keterangan:

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Zα = nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96

P = prevalensi outcome, karena data belum di dapat maka dipakai 50%

Q = 1 - P

L = Tingkat ketelitian 10%

(Lemeshow, 1990).

Berdasarkan rumus diatas, maka n = (1,96)2 x 0,5 x 0,5 = 96,04

(0,1)2

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

30

Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah 96,04 dibulatkan menjadi 96 responden

(Lemeshow, 1990).

D. Definisi Operasional

Variabel eksogen pada penelitian ini yaitu celebrity endorser (X),

variabel intervening yaitu brand image (M) dan variabel endogen yaitu

purchase intention (Y). Definisi operasional variabel pada penelitian ini

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Konsep Definisi

Operasional Dimensi Indikator Sumber

Variabel

eksogen

Celebrity

Endorser (X)

Celebrity

endorser

merupakan

penggunaan

selebriti dalam

iklan dengan

tujuan

merekomendasik

an penggunaan

produk yang di

sponsori.

(Clemente,

2002)

Kemampuan

selebriti

dalam iklan

untuk

mempengaru

hi orang lain

untuk

menggunaka

n produk

perawatan

MS Glow

Visibility

(kepopuleran)

1. Celebrity

endorser

terkenal

2. Celebrity

endorser

memiliki

jumlah

pengikut

yang banyak

di media

sosial

3. Celebrity

endorser

memiliki

kepribadian

yang menarik

(Rossiter &

Percy 1987)

&

(Kurniawan

dkk, 2014)

Bersambung

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

31

Variabel Definisi Konsep Definisi

Operasional Dimensi Indikator Sumber

Credibility

(keahlian)

1. Celebrity

endorser

memiliki

keahlian

dalam

mengkomuni

kasikan iklan

2. Celebrity

endorser

memiliki

kemampuan

untuk

memberikan

keyakinan

bahwa

produk MS

Glow dapat

menambah

kecantikan

3. Celebrity

endorser

merupakan

sosok yang

dapat

dipercaya

dalam

mengkomuni

kasikan iklan

(Rossiter &

Percy 1987)

&

(Kurniawan

dkk, 2014)

Lanjutan

Bersambung

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

32

Variabel Definisi Konsep Definisi

Operasional Dimensi Indikator Sumber

Attractiveness

(daya tarik)

1. Celebrity

endorser

memiliki

daya tarik

secara fisik

2. Celebrity

endorser

merupakan

sosok yang

dipandang

mampu

memikat

konsumen

dalam iklan

yang di

bintanginya

3. Celebrity

endorser

merupakan

sosok yang

mampu

memberikan

inspirasi

kepada

responden

(Rossiter &

Percy 1987)

&

(Kurniawan

dkk, 2014)

Power

(kekuatan)

1. Celebrity

endorser

merupakan

sosok yang

patut di

teladani

2. Celebrity

endorser

merupakan

sosok yang

dapat

dijadikan

idola atau

panutan

Lanjutan

Bersambung

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

33

Variabel Definisi Konsep Definisi

Operasional Dimensi Indikator Sumber

Variabel

Intervening

Brand Image

(M)

Citra merek

adalah

sekumpulan

asosiasi

mengenai suatu

merek yang

tersimpan dalam

benak atau

ingatan

konsumen

(Schiffman &

Kanuk, 2007)

Persepsi

konsumen

terhadap

merek MS

Glow yang

tertanam

dalam benak

konsumen

Functional

image (citra

dilihat dari

fungsi

produk)

1. Fungsi produk

sesuai dengan

kebutuhan

konsumen

2. Memiliki

beragam

variasi produk

yang memiliki

berbagai

fungsi sesuai

dengan

kebutuhan

konsumen

3. Produk

memiliki

kualitas

unggul (Hariri,

2011) Affective

image (citra

dilihat dari

sikap

terhadap

merek)

1. Percaya

terhadap

merek

2. Merek yang

memiliki ciri

khas yang

membedakan

dari pesaing

Merek tidak

mengecewakan

konsumen

Reputation

(citra dilihat

dari reputasi

merek)

1. Merek produk

berkualitas

2. Merek

memiliki citra

positif

Merek yang

terkenal

Lanjutan

Bersambung

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

34

Variabel Definisi Konsep Definisi

Operasional Dimensi Indikator Sumber

Variabel

Endogen

Purchase

Intention

(Y)

Niat beli adalah

perilaku

konsumen yang

muncul sebagai

respon terhadap

objek yang

menunjukkan

keinginan

pelanggan untuk

melakukan

pembelian.

(Kotler & Keller,

2009)

Ketertarikan

konsumen

untuk

membeli

produk

perawatan

MS Glow

Minat

Eksploratif

Memiliki niat untuk

mencari informasi

tentang produk MS

Glow

(Ferdinand,

2006)

Minat

Prefrensial

Memiliki

kecenderungan

menjadikan produk

MS Glow sebagai

pilihan utama

Minat

Refrensial

Memiliki niat untuk

merekomendasikan

orang lain untuk

membeli produk MS

Glow

Minat

Transaksional

Memiliki

kecenderungan

membeli produk MS

Glow

Sumber: (Data diolah, 2020)

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ada 2 yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh peneliti untuk

menjawab masalah penelitian secara khusus. Dalam riset pemasaran,

data diperoleh secara langsung dari sumbernya, sehingga peneliti

merupakan tangan pertama yang memperoleh data tersebut. Data primer

dibedakan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data

kualitatif adalah data yang berupa karakteristik, kategori atau ciri khas

suatu objek penelitian. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-

angka atau bilangan baik utuh (diskrit) maupun tidak utuh (kontinu)

Lanjutan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

35

(Istijanto, 2005). Data primer pada penelitian ini diperoleh dari

kuisioner yang merupakan jenis data kuantitatif.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung oleh

peneliti, namun merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain

dan peneliti hanya memanfaatkan data yang sudah terkumpul tersebut.

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari website resmi MS

Glow, sosial media MS Glow dan jurnal penelitian terdahulu.

Sumber data adalah tempat dimana peneliti memperoleh data dan

informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Penelitian ini

menggunakan data primer dan sekunder. Data primer digunakan untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan mengambil kesimpulan,

sedangkan data sekunder digunakan untuk melengkapi informasi yang

dibutuhkan pada penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner

dan dokumentasi. Menurut Sugiyono, (2011) angket atau kuisioner adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan

teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu dengan pasti

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari

responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk

mengumpulkan data dalam jumlah besar.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

36

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015:329) adalah cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan

yang dapat mendukung suatu penelitian. Dokumentasi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu informasi dan gambar yang di dapat dari website

dan sosial media produk MS Glow.

G. Teknik Pengukuran Data

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan secara luas yang

meminta responden menandai derajat persetujuan atau ketidaksetujuan

terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai obyek

stimulus (Malhotra, 2017).

Teknik pengukuran dengan skala likert memiliki nomor atau

pemeringkatan terkait dengan masing-masing kategori. Skala didesain

untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial yang terjadi.

Jawaban dari responden dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu:

Skor 5 : Sangat setuju (SS)

Skor 4 : Setuju (S)

Skor 3 : Netral (N)

Skor 2 : Tidak Setuju (TS)

Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

Sumber: (Malhotra, 2017)

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

37

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara

sistematis. Data yang diperoleh yaitu dari hasil kuisioner yang telah disebar

ke sejumlah responden. Berdasarkan model penelitian ini, teknik analisis

data yang digunakan yaitu dengan analisis jalur (path analysis) yang

digunakan untuk menganalisis pola hubungan diantara variabel. Model ini

untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat

variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Maharani,

2013).

Uji hipotesis pada penelitian menggunakan uji t (parsial) dan uji sobel

/ mediasi. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung antar

variabel, dan untuk menguji pengaruh tidak langsung atau mediasi dapat

menggunakan uji sobel.

1. Deskripsi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden digunakan untuk mengetahui

informasi frekuensi dan pengartian jawaban dari responden pada

pernyataan yang telah dipilih pada kuisioner menggunakan distribusi

frekuensi pernyataan tertutup dengan kriteria interpretasi menggunakan

skor 1 sampai 5. Angka indeks yang digunakan dimulai dari 10 sampai

100 menggunakan Tiga Matriks (Three-Box Method). Adapun kritera

interpretasi angka indeks dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

38

Tabel 3.2

Kriteria interpretasi Angka Indeks

No Nilai Indeks Interpretasi

1 20 sampai dengan 46,66 Rendah

2 46,67 sampai dengan 73,33 Sedang

3 73,34 sampai dengan 100 Tinggi

Sumber: (Ferdinand, 2006)

Untuk mendapatkan Nilai Indeks Variabel dapat dilakukan

dengan menjumlahkan nilai indeks per indikator dengan rumus:

Nilai Indeks Variabel (NIV) = (Indeks Indikator 1) + (Indeks

Indikator 2)+ …+ (Indeks Indikator ke n) / n.

Sumber: Ferdinand, 2006

Nilai indeks dari indikator berasal dari perkalian antara skor

penilaian responden dikalikan dengan nilai presentase jumlah

responden yang memilih setiap item pernyataan. Penelitian ini

menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor 1 “Sangat Tidak Setuju”

sampai skor 5 “Sangat Setuju”, contoh perhitungannya yaitu sebagai

berikut:

Nilai Indeks Indikator (NII) I1 =

(%frekuensi I1.1 x skor1)….+ (%frekuensi I1.5 x skor 5)

Sumber: Ferdinand, 2006

Keterangan:

%frekuensi I1.1 = Presentase responden yang memilih skor 1 pada

indikator 1

%frekuensi I1.5 = Presentase responden yang memilih skor 5 pada

indikator 1

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

39

Untuk mendapat kecenderungan jawaban responden terhadap

masing-masing variabel maka dapat didasarkan pada nilai skor rata-rata

dari hasil perhitungan Three Box Method sebagai berikut:

Batas atas rentang skor : (%f x 5)/5 = (100x5)/5 = 500/5=100

Batas bawah rentang skor : (%f x 1)/5=(100x1)/5=100/5= 20

Angka indeks yang dihasilkan menunjukkan skor antara 100-20

dengan rentang sebesar 80. Jika menggunakan three box method maka

rentang 80 dibagi menjadi 3 bagian, sehingga menghasilkan rentang

untuk masing-masing bagian sebesar 26,66 dimana akan digunakan

sebagai interpretasi nilai indeks sebagai berikut:

20 - 46,66 = rendah

46,67 -73,33 = sedang

73,34 – 100 = tinggi

I. Uji Instrumen

Untuk menguji instrument dalam penelitian ini menggunakan uji

validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono, (2010:267) uji validitas adalah derajat ketetapan

antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan

data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Data yang valid adalah

suatu data yang dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan

kenyataan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

40

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis item yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat

maka item tersebut tidak diteliti lebih lanjut. Rumus yang digunakan

untuk menguji validitas instrument ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

X = Jumlah skor butir

Y = Skor Total

Sumber: Sugiyono (2010)

Validitas kuisioner dapat diukur dengan cara melakukan korelasi

antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.

Untuk menguji masing-masing indikator valid atau tidak dapat

ditunjukkan melalui output Cronbach Alpha pada kolom Correlation

Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel, jika r hitung

lebih besar daripada r tabel dan nilainya positif maka, pertanyaan atau

indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas adalah alat untuk mengukur kuisioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2013). Kuisioner

dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pernyataannya

stabil dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan konsisten. Pernyataan

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

41

konsisten berarti masing-masing pertanyaan dijawab tidak acak karena

pertanyaan diukur dengan hal yang sama.

Rumus dasar uji reliabilitas adalah:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σ b2 = Jumlah varian butir

σ t2 = Varian Total

Sumber: (Malhotra, 2017)

Pengujian reliabilitas dapat diukur dengan cara One Shot dimana

hanya sekali pengambilan sampel kemudian hasilnya dibandingkan

dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. Uji statistik Cronbach Alpha pada aplikasi SPSS dapat

digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner. Variabel dapat

dikatakan reliable jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,70.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang

digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal,

pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik

Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

42

Menurut Santoso, (2012) dasar pengambilan keputusan dapat

dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance) yaitu:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi

adalah normal

2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi

adalah tidak normal

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dipergunakan untuk menguji apakah dua variabel

memiliki hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Untuk

menguji linieritas ini dapat menggunakan program SPSS dengan

menggunakan Test of Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua

variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila

signifikansi liniearity < 0,05.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah

terjadi interkorelasi (hubungan yang kuat) antar variabel

independen. Model regresi yang baik ditandai dengan tidak terjadi

interkorelasi antar variabel independen (tidak terjadi gejala

multikolinearitas). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala

multikolinearitas adalag dengan metode Tolerance dan VIF

(Variance Inflation Factor). Jika nilai Tolerance > 0,10 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Jika nilai VIF <

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

43

10,00 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual

dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila nilai signifikan

> 0,05 maka model tersebut tidak menjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013).

J. Analisis Jalur (Path Analysis)

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (path

analysis). Path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan

antara variabel. Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung

maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap

variabel terikat (endogen). Koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi

yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang

telah diset dalam angka baku (Z score).

Analisis ini menggunakan software SPSS dengan ketentuan uji T taraf

signifikansi Alpha = 0,05 atau p ≤ 0,05 yang dimunculkan kode (sig.T)

dimana hal tersebut digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat (Maharani, 2013).

Langkah-langkah dalam menganalisis data menggunakan path analysis

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Merumuskan persamaan struktural

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

44

a. Celebrity endorser (X) berpengaruh terhadap brand image (M)

b. Celebrity endorser (X) dan brand image (M) berpengaruh

terhadap purchase intention (Y)

1) Persamaan Sub struktural 1

M = Py1 X + e1

2) Persamaan Sub struktural 2

Y = Py2X + Py3 M + e2

Keterangan:

X = Celebrity Endorser

M = Brand Image

Y = Purchase Intention

Py = Koefisien Jalur

e = Standar error

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a. Pengaruh Langsung

1) Pengaruh celebrity endorser (X) terhadap brand image (M)

M = Py1 x X

2) Pengaruh celebrity endorser (X) terhadap purchase intention

(Y)

Y = Py2 x X

3) Pengaruh brand image (M) terhadap purchase intention (Y)

Y = Py3 x M

b. Pengaruh tidak langsung

Pengaruh celebrity endorser (X) melalui brand image (M)

terhadap purchase intention (Y).

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

45

Y = (Py1 x X) x (Py3 x M)

c. Pengaruh total

Total pengaruh celebrity endorser (X) terhadap purchase

intention (Y) melalui brand image (M).

Y = Py2 x X + (Py1X) x (Py3M)

Keterangan:

X = Purchase intention

M = Brand image

Y = Purchase intention

Py = Koefisien jalur

3. Menghitung koefisien jalur secara individual

H0 : Py1X, Py2X, Py3M ≤ 0 (tidak signifikan)

H1 : Py1X, Py2X, Py3M > 0 (signifikan)

K. Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Uji statistik ini digunakan untuk membuktikan signifikan atau

tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara

individual dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%.

Dasar pengambilan keputusan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:

a. Berdasarkan nilai signifikansi (Sig.)

1) Jika nilai signifikansi (Sig.) < probabilitas 0,05 maka ada

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis

diterima

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

46

2) Jika nilai signifikansi (Sig.) > probabilitas 0,05 maka tidak ada

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis

ditolak.

b. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel

1) Jika nilai thitung > ttabel maka ada pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat

2) Jika nilai thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat (Sarwono, 2007).

Untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

dapat menggunakan path analysis dan uji t (parsial). Hasil dari path

analysis dapat dilihat dari nilai koefisien beta dan nilai signifikansi

harus memenuhi kriteria yaitu nilai signifikansi < 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat. Untuk menguji pengaruh langsung dapat dilakukan

dengan uji t dengan 2 dasar pengambilan keputusan yaitu

membandingkan nilai signifikansi t dengan nilai probabilitas 0,05 atau

dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel maka. Hasil path

analysis dan uji t dapat digunakan untuk menjawab hipotesis 1, 2 dan 3

serta untuk menjawab rumusan masalah 1, 2 dan 3.

2. Uji Sobel / Mediasi

Uji sobel dilakukan untuk menguji kekuatan pengaruh tidak

langsung variabel X ke Y melalui M. Pengaruh tidak langsung X ke Y

lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X – M (a) dengan jalur

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

47

M - Y (b) atau jalur ab. Jadi koefisien ab = (c’ – c), dimana c adalah

pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah

koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar eror

koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb dan besarnya standar eror

tidak langsung adalah Sab yang dihitung dengan rumus:

Sab = √𝑏2𝑠𝑎2 + 𝑎2𝑠𝑏2 + 𝑠𝑎2𝑠𝑏2

Keterangan:

a = Jalur variabel bebas (X) dengan variabel mediasi (M)

b = Jalur variabel mediasi (M) dengan variabel terikat (Y)

Sa = standar eror koefisien a

Sb = standar eror koefisien b

Sumber: (Ghozali, 2013)

Tahapan selanjutnya adalah menguji signifikan pengaruh tidak

langsung diperlukan menghitung nilai t dari koefisien ab. Rumus yang

dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Z = 𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏

Kesimpulannya dengan kriteria jika nilai Z > 1,96 (nilai Z mutlak),

maka variabel brand image secara signifikan memediasi pengaruh

celebrity endorser terhadap purchase intention.

Jika pengaruh X terhadap Y signifikan dan menurun menjadi nol

dengan memasukkan variabel M, maka terjadi mediasi sempurna

(perfect mediation). Namun, jika pengaruh X terhadap Y signifikan dan

menurun tidak sama dengan nol dengan memasukkan variabel M, maka

terjadi mediasi parsial (partial mediation).

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/61436/5/BAB III.pdf · Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi

48

Untuk menguji pengaruh tidak langsung / mediasi dapat

menggunakan uji sobel / mediasi dengan memasukkan nilai koefisien

beta dan nilai standar eror pada tabel coefficient path analysis pada

calculator sobel test. Hasil uji sobel digunakan untuk menjawab

hipotesis 4 dan rumusan masalah 4.