EKSPEKTASI MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN AKADEMIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Oleh : Sugi Rahayu*Abstrak
Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian dengan judul yang sama. Penelitian survai yang bersifat eksploratori ini bertujuan untuk mengetahui harapan mahasiswa terhadap pelayanan akademik yang diberikan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) UNY dan upaya yang dilakukan FISE dalam meningkatkan kualitas pelayanan akademiknya. Sampel mahasiswa sebanyak 152 yang diambil secara proporsional random sampling berdasarkan keterwakilan tiap angkatan dan jurusan/program studi. Teknik pengumpulan data adalah (1) kuesioner, (3) wawancara, dan (4) dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dan hasilnya menunjukkan bahwa: (1) Pelayanan akademik di FISE UNY belum sepenuhnya sesuai dengan harapan mahasiswa, (2) Sarana dan prasana pendidikan yang disediakan oleh FISE UNY seperti kecukupan ruang kuliah, ketersediaan referensi kuliah di perpustakaan, ketersediaan dan kelengkapan laboratorium, perlengkapan ruang kuliah, tempat ibadah yang memadai belum memenuhi harapan mahasiswa, (3) Sumberdaya manusia pemberi pelayanan yaitu staf administrasi, dosen (termasuk di dalamnya Penasehat Akademik, pembimbing Tugas Akhir), dan pengurus Jurusan/Program Studi belum memberikan pelayanan yang memuaskan kepada mahasiswa, (4) Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan akademik di FISE UNY yang telah dilakukan antara lain: (a) Terkait dengan sumberdaya manusia, yaitu melalui rapat koordinasi, rapat kerja fakultas (RKF), seminar, dan pelatihan tentang pelayanan prima bagi staf administrasi, (2) Sarana dan prasarana pendidikan, baik menyangkut fasilitas penunjang maupun yang mendukung seperti ruang kuliah, OHP, LCD, komputer, lab., peralatan lab., kamar mandi/WC, tempat parkir dsbnya secara terus menerus dan bertahap diupayakan untuk menjadi lebih baik.
Pendahuluan
Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan dunia pendidikan
menghadapi tantangan yang amat berat, terutama dalam upaya menyiapkan sumberdaya
manusia (SDM) yang berkualitas, yang mampu bersaing di era global. Tantangan tersebut
semakin kompleks karena semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, percepatan liberalisasi ekonomi, dan membanjirnya informasi. Derasnya arus
informasi menjadikan masyarakat lebih kritis dalam berfikir, bertindak, dan dalam
memandang sesuatu persoalan.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi
yang meskipun telah mendapatkan wider mandate namun tetap memiliki komitmen
terhadap fungsinya sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Dalam
fungsinya sebagai LPTK, UNY dengan seluruh jajarannya mempunyai tanggung jawab
dalam menyiapkan sebagian besar lulusannya untuk menjadi guru yang berkualitas, yaitu
profesional dan kompeten. Untuk menyiapkan guru yang profesional dan kompeten,
1
UNY telah melakukan berbagai upaya baik berkaitan dengan kualitas masukan, perbaikan
kurikulum, pemutakhiran silabi, pengembangan sumberdaya manusia, maupun berbagai
kegiatan pengembangan lainnya.
Untuk dapat memberikan bekal yang memadai agar lulusannya berkualitas dan
kompeten dibutuhkan adanya pelayanan akademik yang juga berkualitas. Pelayanan
akademik secara sistemik diberikan oleh UNY melalui Fakultas dan Jurusan/Program
Studi. Pelayanan akademik merupakan salah satu jenis pelayanan yang diberikan oleh
lembaga sebagai pihak yang melayani kepada mahasiswa sebagai pihak yang dilayani.
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis pelayanan diberikan kepada mahasiswa, yaitu
pelayanan akademik atau kurikuler, administrasi dan ekstra kurikuler.
Menurut Tampubolon (2001) pelayanan akademik, yang kadang disebut dengan
pelayanan kurikuler, meliputi: peraturan akademik, perkuliahan, kurikulum, bimbingan
/konsultasi akademik, praktikum, tugas akhir, evaluasi, termasuk alat bantu perkuliahan
seperti perpustakaan, OHP, laboratorium, dan lain-lain. Mengingat banyaknya jenis
pelayanan akademik yang harus dipenuhi, maka dalam menyelenggarakan pelayanan
akademik tersebut tentu melibatkan banyak unsur yang diharapkan memiliki komitmen
dan berkualitas tinggi. Unsur-unsur tersebut meliputi unsur tenaga akademik yaitu dosen,
unsur tenaga penunjang akademik yaitu laboran dan tenaga administrasi akademik.
Tentunya selain sumberdaya manusia, ketersediaan sumberdaya lain yang menunjang
pelayanan kegiatan akademik yang berupa sarana dan prasarana akan sangat menentukan
kualitas pelayanan akademik yang diberikan.
Bagaimana FISE UNY telah berupaya melakukan pelayanan akademik dan apakah
pelayanan tersebut telah mampu memuaskan atau sesuai dengan harapan mahasiswa perlu
dilakukan penelitian. Bertolak dari uraian tersebut di atas maka masalah yang ingin dikaji
dalam tulisan ini adalah: (1) Bagaimana harapan mahasiswa terhadap pelayanan
akademik yang diberikan oleh FISE UNY menyangkut implementasi kurikulum,
perkuliahan, bimbingan akademik, seminar, praktikum, praktik, dan tugas akhir?, (2)
Bagaimana ketersediaan sarana akademik, seperti: laboratorium, ruang kuliah,
perpustakaan, jaringan komunikasi (internet) di FIS UNY dalam menunjang pelayanan
akademik?, (3) Apakah sumberdaya manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan
akademik memberikan pelayanan yang memuaskan kepada mahasiswa?, (4) Upaya
apakah yang telah dilakukan FIS dalam meningkatkan kualitas pelayanan akademiknya?
2
Bagi FISE UNY hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan akademik kepada
mahasiswa.Sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan
kebijakan dalam pemberdayaan sumberdaya yang dimiliki dalam kerangka meningkatkan
kualitas lulusannya.
Kajian Pustaka
Pelayanan Akademik
Kata pelayanan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pelayanan
publik, pelayanan administratif, pelayanan yang memuaskan dan sebagainya. Hal ini
dapat dimengerti karena masyarakat semakin kritis untuk mendapatkan haknya.
Pelayanan tidak dapat dilepaskan dengan hak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pelayanan diartikan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memeroleh
imbalan (uang), atau jasa. Pelayanan juga diartikan sebagai kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa (2001: 571).
Berbicara masalah pelayanan akademik maka tentu tidak akan terlepas dari
berbicara tentang pelayanan publik, karena pelayanan akademik juga menyangkut
pelayanan public dalam bidang yang sifatnya khusus. Menurut Moenir pelayanan public
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan factor
material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi
kepentingan orang lain sesuai dengan haknya (1995: 26). Miftah Toha memberikan
definisi pelayanan publik adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang atau institusi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan masyarakat
dalam rangka mencapai tuijuan tertentu.
Dari ketiga definisi tersebut maka dapat ditarik benang merah pengertian pelayanan
publik yaitu suatu usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang atau institusi
tertentu untuk memberikan kemudahan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pelayanan akademik adalah pelayanan yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan di perguruan tinggi.
Berdasarkan pengertian tersebut maka pelayanan akademik dapat diartikan sebagai
usaha yang dilakukan oleh perguruan tinggi untuk memberikan kemudahan pada
pemenuhan kebutuhan mahasiswa dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan akademik.
Dalam hal ini Sudarman Danim berpendapat bahwa mengingat pentingnya fungsi
pendidikan, adalah keharusan lembaga yang memberi layanan publik itu secara terus
3
menerus dengan meningkatkan mutu kinerjanya (2003: 79). Ia menambahkan bahwa
bentuk pelayanan pendidikan yang bermutu antara lain terjadinya kontak intensif antara
pelayan dengan pengguna jasa, pelayanan dilakukan secara tepat waktu dan tepat sasaran,
perbuatan melayani dilakukan secara hati-hati dan komprehensif, dan transparan
menghadapi masalah-masalah yang tidak dapat diraba.
Tampubolon (2001) menyebutkan adanya lima jenis pelayanan mahasiswa, yaitu:
(1) Jasa kurikuler, meliputi peraturan akademik, perkuliahan, kurikulum,
bimbingan/konsultasi akademik, praktikum, tugas akhir, evaluasi, termasuk alat Bantu
perkuliahan seperti perpustakaan, OHP, laboratorium, dan lain-lain, (2) Jasa penelitian,
meliputi buku pedoman penelitian, lembaga penelitian, pelaksanaan penelitian, publikasi
hasil penelitian, seminar penelitian, termasuk juga alat Bantu seperti di atas, (3) Jasa
pengabdian masyarakat, termasuk jenis ini adalah buku pedoman, pelaksanaan program,
administrasi program dan publikasi hasil program, (4) Jasa administrasi, meliputi
kebijakan strategis, administrasi kegiatan akademik(seperti kehadiran perkuliahan,
penilaian, praktikum), registrasi, transkrip, ijazah dan system informasi, (5) Jasa ekstra
kurikuler, meliputi buku informasi atau panduan kegiatan ekstra kurikuler, pengelolaan
program dan kegiatan kemahasiswaan, pengembangan minat, kesejahteraan, olah raga,
kesehatan, serta alat dan sarana pendukungnya.
Pelayanan pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Guna
memuaskan pelanggan dalam dunia bisnis terdapat lima unsur pelayanan yang dapat
ditengarai, yaitu: (1) cepat, yang dimaksud dengan kecepatan di sini adalah waktu yang
digunakan dalam melayani pelayanan minimal sama dengan batas waktu dalam standar
pelayanan yang ditentukan oleh perusahaan, (2) Tepat, tepat dalam bidangnya, tepat
dalam waktu, menguasai pengetahuan dan keterampilan yang mendukung, tepat dalam
menangani keluhan, (3) Aman, para petugas pelayanan harus mampu memberikan
perasaan aman kepada pelanggan. Rasa aman ini adalah rasa aman fisik dan psikhis, (4)
Ramah tamah, membuat pelanggan merasa dihargai dan dihormati, bersikap professional
dan ramah pada saat pelanggan mengeluhkan pelayanan mereka, (5) Nyaman,
memberikan rasa nyaman pada pelanggan (mereka merasa tenang dan tenteram)
(Sugiarto, 1999: 42).
Memberikan pelayanan secara prima kepada pelanggan mempunyai tujuan untuk
memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan sehingga tercapai suatu kepuasan. Kepuasan
itu sendiri terdiri atas dua hal yaitu layanan dan produk kegiatan pelayanan. Keduanya
4
harus memenuhi syarat agar supaya dapat memberikan kepuasan kepada penerima
layanan. Untuk pelayanan harus berkualitas. Kualitas pelayanan adalah kesesuaian antara
pelayanan yang diharapkan pelanggan dengan pelayanan yang diharapkan organisasi.
Menurut Fandy Tjiptono (2001: 70) ada lima dimensi pokok yang lazim digunakan
untuk menilai kualitas pelayanan yaitu: (1) Bukti langsung, meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan dan karyawan, (2) Keandalan, yakni kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, (3) Daya tanggap, yaitu
keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap, (4) Jaminan, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat yang
dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, (5) Empati, meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan dan hubungan pribadi.
Menurut Moenir pelayanan publik akan dapat terlaksana dengan baik dan
memuaskan apabila didukung oleh beberapa faktor pendukung, yaitu: (1) kesadaran, (2)
aturan, (3) organisasi, (4) pendapatan, (5) kemampuan-keterampilan, (6) sarana pelayanan
(1995: 124-127).
Berbagai penyesuaian konsep tersebut tentunya dapat diterapkan dalam
memberikan pelayanan akademik kepada mahasiswa. Dalam kaitan dengan dunia
pendidikan, pelayanan dibagi menjadi tiga, yaitu pelayanan akademik atau kurikuler,
administrasi dan ekstra kurikuler. Penelitian ini lebih menitik beratkan kepada pelayanan
akademik dengan tidak mengesampingkan pelayanan non akademik
Pelayanan akademik dimaksudkan sebagai pelayanan yang terkait dengan peraturan
akademik, perkuliahan, kurikulum, bimbingan/konsultasi akademik, praktikum, tugas
akhir, evaluasi, termasuk alat bantu perkuliahan seperti perpustakaan, OHP, laboratorium,
dan lain-lain.
Beberapa jenis pelayanan akademik akan diuraikan secara singkat. Pertama,
pelayanan akademik tentang perkuliahan melibatkan banyak unsur, diantaranya: Dosen.
Sudarwan Danim berpendapat bahwa tenaga kependidikan (termasuk dosen), dilihat
sebagai totalitas yang satu sama lain secara sinergi memberikan sumbangan terhadap
proses pendidikan, pada tempat dimana mereka memberikan pelayanan. Tugas lembaga
pendidikan secara umum adalah memberikan pelayanan optimal kepada peserta didik
khususnya dan customer pendidikan pada umumnya, pada titik di mana pelayanan itu
harus dilakukan (2003: 80). Hal senada dikemukakan oleh Mastuhu, bahwa berhasil atau
tidaknya penyelenggaraan pendidikan bermutu tergantung pada jumlah atau mutu para
5
actor atau petugas yang melaksanakannya. (2004: 109). Dosen memiliki fungsi dominant
dalam pelayanan akademik karena tugas dosen di sini adalah mengajar, membimbing, dan
menguji.
Kedua, pelayanan akademik terkait dengan kurikulum, Nasution seperti dikutip
Suryo Subroto (1984), berpendapat bahwa organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk
bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada muris-murid. Organisasi kurikulum
sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola
yang berbeda akan mengakibatkan cara penyampaian pelajaran yang berbeda pula.
Ketiga, sarana dan prasarana pendukung. Sarana pendukung meliputi peralatan,
perlengkapan laboratorium, perpustakaan dan alat bantu pembelajaran. Prasarana atau
disebut fasilitas meliputi gedung dengan segala perlengkapannya, fasilitas komunikasi
dan kemudahan lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian survai ini dipakai untuk tujuan eksploratori. Penelitian ini dimaksudkan
untuk menggali informasi tentang harapan mahasiswa terhadap pelayanan akademik yang
diberikan oleh FISE UNY. Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa FISE UNY yang terdaftar pada
semester Genap 2004/2005 adalah 3008 orang yang terdiri atas Program Strata Satu (S1)
Reguler sebanyak 1610 orang dan Program S1 dan Diploma III Non Reguler sebanyak
1398. Pengambilan sample dilakukan secara proporsional random sampling berdasarkan
keterwakilan tiap angkatan dan jurusan/program studi. Besar sample sebanyak 152
ditentukan dengan menggunakan rumus Krejcie dan Morgan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) kuesioner, (2) kuesioner, (3)
wawancara, dan (4) dokumentasi. Kepada mahasiswa diminta mengisi kuesioner.
Wawancara digunakan untuk melakukan pengecekan (crosscheck) terhadap berbagai
sumber yang relevan, yaitu dosen, laboran, tenaga administrative penunjang kegiatan
akademik. Dokumentasi digunakan untuk memeroleh data yang diperlukan dalam
penelitian yang bersumber dari dokumen. Data yang terkumpul dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan tabel dan persentase.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pemaparan data hasil penelitian dikelompokkan menjadi lima, yaitu data tentang (1)
kegiatan perkuliahan, (2) praktik/praktikum, (3) pelayanan administrative, (4) fasilitas
6
penunjang, dan (5) penyusunan tugas akhir (TAS), Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
dan Kuliah Kerja Nyata KKN.
A. Kegiatan Perkuliahan
Berbicara tentang kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi, maka tidak akan dapat
terlepas dari peraturan akademik sebagai rujukan. Di Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) Peraturan Akademik ditetapkan dengan SK Rektor UNY No. 303 Tahun 2000
yang mulai diberlakukan sejak tanggal 1 September 2000. Peraturan Akademik perlu
dipahami dan dilaksanakan oleh semua warga kampus UNY terutama oleh sivitas
akademika yaitu dosen dan mahasiswa. Terhadap pertanyaan apakah Peraturan Akademik
UNY telah mengatur secara lengkap kegiatan akademik di UNY (termasuk FIS), menurut
pendapat mahasiswa dari 152 responden terdapat 60 (40%) mahasiswa menyatakan sudah
lengkap, 71 (47,33 %) mahasiswa menyatakan masih perlu dilengkapi, tiga orang
menyatakan tidak lengkap, sisanya sebanyak 16 orang (10,67%) tidak menjawab. Setelah
ditelusur mereka merasa bahwa peraturan akademik UNY lebih banyak mengatur
mahasiswa, sedang bagian yang mengatur dosen sangat sedikit. Ada juga yang
menyatakan bahwa sanksi terhadap dosen yang tidak disiplin dalam melaksanakan
kegiatan akademik, seperti terlambat kuliah, kuliah sering kosong, bimbingan skripsi
tidak lancar karena dosen pembimbing sulit ditemui dan sebagainya tidak diatur secara
jelas.Terhadap pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaan perkuliahan, maka data dapat
diperiksa pada tabel 1. berikut.
7
Tabel 1. Pelaksanaan Perkuliahan
No. Pelaksanaan Perkuliahan
Frekuensi Mhs. Yang Pilih Jawaban Jumlah sampel
Total Menjawab(%)
A(%)
B(%)
C(%)
Tidak Mengisi(%)
1. Dosen memberikan silabus pada setiap awal perkuliahan
32(21,05)
73(48,03)
18(11,84)
29(19,08)
152 123 (80,92)
2. Penggunaan jam kuliah secara optimal
61(40,13)
79(51,97)
12(7,89)
- 152 152(100)
3. Kejelasan penyampaian materi kuliah
34(22,37)
112(73,68)
4(2,63)
- 152 152(100)
4. Pemberian kesempatan tanya jawab
109(71,71)
33(21,71)
6(3,95)
4(2,63)
152 148(97,37)
5. Kesesuaian materi perkuliahan dengan silabus
84(55,26)
58(38,16)
10(6,58)
- 152 152(100)
6. Kesesuaian metode mengajar dengan materi
37(24,34)
7348,03)
35(23,03)
7(4,61)
152 143(94,08)
7. Kesesuaian media belajar dengan materi
48(31,58)
53(34,87)
42(27,63)
9(5,92)
152 143(94,08)
8. Pemberian kesempatan konsultasi di luar jam kuliah
135(88,82)
11(7,24)
6(3,95)
152 144(94,74)
9. Pemberian tugas terstuktur oleh dosen
66(43,42)
69(45,39)
13(8,54)
4(2,63)
152 148(97,37)
10. Pemberian umpan balik terhadap tugas
32(21,05)
85(55,92)
33(31,71)
2(1,32)
152 150(98,68)
11. Manfaat umpan balik 135(88,81)
17(11,19)
152 152(100)
12. Evaluasi oleh dosen mencerminkan/sesuai kemampuan
52(34,21)
96(63,15)
4(2,63)
152 148(97,37)
13. Kesesuaian Kurikulum Jurs/Prodi sesuai tuntutan zaman
93(61,18)
59(38,82)
152 152(100)
14. Intensitas pembimbingan oleh dosen PA
56(36,84)
94(61,84)
2(11,10)
152 150(98,68)
Berdasarkan data yang tercantum dalam table 1. ternyata belum semua dosen
memberikan silabus pada awal perkuliahan. Data menunjukkan bahwa dari 152 responden
mahasiswa, 32 orang (21,05%) menyatakan semua (100%) dosen memberikan silabus
8
pada awal perkuliahan, 73 orang (48,03%) yang menyatakan antara 75% - < 100% dosen
yang memberikan silabus di awal perkuliahan dan ada 18 orang (11,84%) yang
menyatakan bahwa dosen yang memberikan baru antara 50% - < 75%. Sedangkan sisanya
sebanyak 29 orang (19,08%) tidak memberikan jawaban. Kondisi ini cukup
menyenangkan karena sebagian besar (69,05%) mahasiswa menyatakan bahwa lebih dari
75% dosen telah memberikan silabus di awal perkuliahan sebagai semacam kontrak kerja
antara dosen dengan mahasiswa. Ini berarti sebagian besar responden telah merasa sesuai
dengan harapannya.
Terhadap pertanyaan tentang apakah dosen menggunakan jam kuliah secara
optimal, 61orang (40,13%) menyatakan lebih dari 75% dosen menggunakan waktu
mengajar secara optimal, 79 (51,97%) menyatakan antara 50% - 75% , dan 12 orang
(7,89%) menyatakan kurang dari 50% dosen yang menggunakan waktu mengajar secara
optimal. Ini dapat diartikan bahwa sebagian besar mahasiswa menganggap dosen belum
menggunakan waktu mengajar secara optimal sesuai dengan harapan mereka.
Dilihat dari pendapat mereka tentang kejelasan dosen dalam menyampaikan materi
ternyata ada 34 orang (22,37) menyatakan lebih dari 75% dosen menyampaikan materi
kuliah dengan jelas, sedangkan 116 (73,32%) menyatakan kurang dari 75% dosen
menyampaikan materi dengan jelas. Data ini mengungkapkan bahwa sebagian besar
mahasiswa berharap agar dosen mampu menyampaikan materi dengan jelas. Untuk itu
tentunya terkait dengan penggunaan metode dan media pembelajaran. Dalam penggunaan
metode pembelajaran ternyata hanya 24,34% yang menyatakan lebih 75% dosen yang
menggunakan metode mengajar bervariasi dan sesuai dengan materi dan 23,03%
menyatakan kurang dari 50% dosen yang menggunakan metode pembelajaran secara
variatif, sedang dalam hal penggunaan media pembelajaran 34,87% yang menyatakan
lebih 75% menggunakan media pembelajaran dan 27,63% menyatakan kurang dari 50%
dosen menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi perkuliahan. Data ini
menyiratkan bahwa mahasiswa mempunyai harapan yang besar agar dosen dalam
mengajar menggunakan metode dan media pembelajaran secara bervariasi sehingga
memperjelas penyampaian materi. Selain di dalam perkuliahan, mahasiswa (88,82%)
mengharapkan dosen memberikan kesempatan berkonsultasi di luar jam kuliah. Terlebih
apabila mereka kurang jelas dalam perkuliahan yang diikuti.
Kegiatan perkuliahan juga dilengkapi dengan pemberian tugas secara terstruktur.
Hal ini didukung oleh data bahwa 66 orang (43,42%) responden menyatakan lebih dari
9
75% dosen memberikan tugas terstruktur, 69 orang (45,92%) menyatakan sekitar 50%-
75% dosen memberikan tugas terstruktur, dan 13 orang (8,54%) menyatakan kurang dari
50% dosen yang memberikan tugas terstruktur. Sisanya sebanyak empat orang tidak
memberikan jawaban. Terhadap tugas yang diberikan terdapat 32 orang responden
(21,05%) yang menyatakan lebih 75% dosen memberikan umpan balik, 85 orang
responden (55,92) menyatakan antara 50%-75% dosen yang memberikan umpan balik,
dan 33 orang (31,71%) menyebutkan bahwa dosen yang memberikan umpan balik
terhadap tugas yang diberikan kurang dari 50%. Data ini menyiratkan bahwa mahasiswa
sangat mengharap semua dosen memberikan umpan balik terhadap tugas yang diberikan
dosen karena mereka merasa mendapatkan manfaat dari pemberian umpan balik tersebut
(88,81%).
Terkait dengan penilaian (evaluasi) hasil belajar ternyata 96 orang responden
(63,16%) menyatakan bahwa hasil penilaian dosen tidak mencerminkan kemampuan.
Mereka menyebut bahwa dosen sering bersikap subyektif dalam menilai prestasi belajar
mahasiswa. Sedangkan terhadap pertanyaan tentang apakah kurikulum Jurusan/Program
Studi mereka sesuai dengan tuntutan zaman sebagian besar mereka (61,18%) menjawab
sesuai. Mengenai peran dosen penasehat akademik (PA) dalam pembimbingan, mereka
(61,84%) menyatakan belum intensif. Ini berarti mereka berharap dosen PA agar lebih
intensif dalam memberikan bimbingan akademik. Berdasar data dan pembahasan di atas
secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan perkuliahan di FIS UNY belum
sepenuhnya sesuai dengan harapan mereka.
B.Kegiatan Praktik/Praktikum
Kegiatan praktik/praktikum merupakan kegiatan akademik yang tidak terpisahkan
dengan kegiatan perkuliahan, data terkait kegiatan praktik/praktikum sebagaimana
terangkumdalam tabel berikut.
10
Tabel 2. Kegiatan Praktik/Praktikum
No. Kegiatan Praktik/Praktikum
Frekuensi Mhs. Yang Pilih Jawaban Jumlah sampel
Total Menjawab(%)
A(%)
B(%)
C(%)
Tidak Mengisi(%)
1. Kejelasan tujuan Kegiatan Praktik/Praktikum
92(60,53)
48(31,58)
6(3,95)
6(3,95)
152 146(96,05)
2. Kesesuaian Kegiatan Praktik/Praktikum dengan silabus
93(61,18)
47(31,33)
8(5,33)
5(3,28)
152 147(96,71)
3. Penjelasan materi Kegiatan Praktik/Praktikum
71(47,71)
67(44,08)
5(3,28)
9(5,92)
152 143(94,08)
4. Ketersediaan peralatan
14(9,21)
62(40,79)
73(48,02)
3(1,97)
152 149(98,03)
5. Intensitas pembimbingan
67(44,08)
68(44,74)
12(7,89)
5(3,28)
152 147(96,71)
6. Penggunaan waktu prakktik/praktikum
60(39,47)
69(45,39)
19(12,50)
4(2,63)
152 148(97,37)
7. Pemberian kesempatan berdiskusi
108(71,05)
36(23,68)
8(5,26)
152 152(100)
8. Pemberian umpan balik
101(66,45)
48(31,58)
3(3,28)
152 149(98,03)
9. Pemberian kesempatan konsultasi di luar jam praktik
97(63,82)
55(36,18)
152 152(100)
10. Cara evaluasi kegiatan praktik/praktikum
83(54,60)
68(44,73)
1(0,66)
152 151(99,34)
11. Pengawasan terhadap pelaksanaan tat tertib praktik/praktikum
104(68,42)
48(31,58)
152 152(100)
12. Rasa aman dalam kegiatan praktik/praktikum
119(78,29)
33(31,71)
152 152(100)
13. Kebersihan tempat praktik/praktikum
83(54,60)
69(45,39)
152 152(100)
14. Kelayakan ruang praktik/praktikum
46(30,26)
84(55,26)
22(14,47)
152 152(100)
15. Pengaturan jadwal praktik/praktikum
69(45,39)
54(42,10)
29(19,08)
152 152(100)
11
Dari tabel 2 diketahui bahwa dari segi kejelasan tujuan praktik, 92 reponden
(60,53%) menyatakan rumusan tujuan jelas. Sisanya, 31,58% menyatakan kurang jelas
dan 3,95% menyatakan tidak jelas. Data tentang kesesuaian kegiatan praktik dengan
silabus, sebanyak 93 responden (61,18%) menyatakan sesuai, 31,93% menyatakan kurang
sesuai, dan 5,33% tidak sesuai. Sebanyak 71 responden (47,71%) menyatakan penjelasan
materi yang disampaikan dosen jelas, 44,08% menyatakan kurang jelas, dan 8,55%
menyatakan tidak jelas. Temuan yang cukup memprihatinkan adalah pendapat responden
tentang ketersediaan peralatan praktikum. Hanya 14 responden (9,21%) yang menyatakan
peralatan praktikum lengkap. Temuan yang lain adalah kesempatan dosen berdiskusi
dalam kegiatan praktikum, pemberian umpan balik atas hasil praktikum, kesempatan
berkonsultasi di luar jam praktikum, cara evaluasi kegiatan praktikum, pengawasan
terhadap pelaksanaan praktik, rasa aman dalam melaksanakan praktik, dan kebersihan
tempat praktik (khususnya di Lab.) direspon positif oleh lebih dari 50% responden.
C. Pelayanan Administratif
Pelayanan administratif mencakup pelayanan di Jurusan/Program Studi maupun
yang diselenggarakan oleh Fakultas melalui sub bagian terkait. Pelayanan administratif di
Jurusan/Program Studi meliputi perwalian, konsultasi pada masa menambah dan
mengurangi, konsultasi semester khusus, bimbingan tugas akhir, pendaftaran judul
sekripsi, pendaftaran seminar proposal, konsultasi ujian, dan sebagainya baik terkait
denga dosen PA, dosen pembimbing TA, maupun Ketua Jurusan/Program Studi. Data
terkait dengan pelayanan administratif tertera pada tabel 3. berikut.
12
Tabel 3. Pelayanan Administratif
No. Pelayanan Administratif
Frekuensi Mhs. Yang Pilih Jawaban Jumlah sampel
Total Menjawab(%)
A(%)
B(%)
C(%)
Tidak Mengisi(%)
1. Pelayanan administratif Jurusan/Program Studi
58(38,16)
81(53,29)
13(8,55)
152 152(100)
2. Pengurusan KRS 63(41,45)
72(47,37)
17(11,18)
152 152(100)
3. Pelayanan dalam masa menambah mengurangi
74(48,68)
63(41,44)
15(9,87)
152 152(100)
4. Pelayanan administrasi akademik oleh petugas administrasi
43(28,29)
70(46,05)
36(23,68)
3(1,97)
152 149(98,03)
5. Pelayanan dalam pengurusan semester khusus
49(32,24)
73(48,03)
28(18,42)
152 150(98,68)
6. Kualitas sistem informasi di FIS
51(33,55)
83(54,60)
18(11,84)
152 152(100)
7. Akses informasi di FIS
73(48,03)
79(51,97)
152 152(100)
8. Komputer layanan administrasi akademik
35(23,03)
117(76,97)
152 152(100)
9. Pengurusan nilai di FIS
55(36,18)
97(63,82)
152 152(100)
10. Kesesuaian pemberian beasiswa dengan sasaran
66(43,42)
86(56,58)
152 152100)
11. Persyaratan memperoleh beasiswa
79(51,97)
73(48,03)
152 152(100)
Sebanyak 61,84% responden menyatakan bahwa pelayanan administratif di
Jurusan/Program Stusi kurang dan tidak memuaskan. Untuk itu mereka berharap agar
pada waktu perwalian dan atau masa menambah mengurangi para dosen berada di tempat
sehinggan mahasiswa tidak kesulitan mencari dosen PA-nya. Pelayanan administratif oleh
Fakultas, data pada tabel 3. menunjukkan bahwa dalam pengurusan kartu rencana studi
(KRS), pelayanan pada masa menambah mengurangi, pengurusan nilai, maupun petugas
yang melayani administrasi akademik belum seperti harapan mahasiswa. Dalam hal
13
pemberian bea siswa, 56,58% responden menyatakan tidak sesuai sasaran, sedangkan
mengenai persyaratan untuk mendapatkan beasiswa 51,97% menyatakan tidak sulit.
D. Fasilitas Penunjang
Data tentang fasilitas penunjang dipaparkan pada table 4. berikut.
Tabel 4. Fasilitas Penunjang
No. Fasilitas Penunjang Frekuensi Mhs. Yang Pilih Jawaban
Jumlah sampel
Total Menjawab(%)A
(%)B(%)
C(%)
Tidak Mengisi(%)
1. Ketersediaan referensi kuliah di Perpustakaan FIS
16(10,53)
121(79,61)
15(9,86)
152 152(100)
2. Pelayanan di Perpustakaan FIS
87(57,24)
65(42,76)
152 152(100)
3. Pelayanan petugas perputakaan
94(61,84)
48(31,58)
152 152(100)
4. Ketersediaan referensi lain di Perpustakaan FIS
72(47,37)
80(52,63)
152 152(100)
5. Ruang kuliah di FIS 23(15,13)
129(84,87)
152 152(100)
6. Kebersihan/kenyamanan ruang kuliah di FIS
87(57,24)
62(40,79)
3(1,97)
152 149(98,03)
7. Kelengkapan ruang kuliah di FIS
43(28,29)
109(71,71)
152 152(100)
8. Ketersediaan tempat dan alat ibadah (Muslim)
62(40,79)
88(57,89)
2(1,32)
152 150(98,68)
9. Kecukupan jumlah kamar mandi/WC di FIS
91(59,87)
61(40,13)
152 152(100)
10. Kebersihan kamar mandi/WC di FIS
93(61,18)
59(38,82)
152 152(100)
11. Kecukupan tempat sampah di FIS
89(58,55)
63(41,45)
152 152(100)
12. Keamanan parkir 107(70,39)
45(29,61)
152 152(100)
13. Pelayanan oleh petugas parkir
118(77,63)
34(22,37)
152 152(100)
Tabel 4 menunjukkan, salah satu fasilitas penunjang akademik adalah perpustakaan.
Bagi suatu lembaga pendidikan, perpustakaan memegang peran penting. Sebagai fasilitas
penunjang akademik, ketersediaan referensi pokok perkuliahan sangat diharapkan oleh
mahasiswa. Menurut pandangan mahasiswa perpustakaan FISE belum seperti yang
mereka harapkan. Tabel di atas menunjukkan hanya 10,53% mahasiswa yang menyatakan
14
75% referensi kuliah tersedia di perpustakaan FISE, 79,61% menyatakan tersedia
referensi antara 25% - 75%, dan sisanya 9,86% menyatakan tidak tersedia. Sedangkan
untuk referensi lain47,37% mahasiswa menyatakan tidak tersedia. Kenyataan ini
hendaknya menjadi perhatian FISE agar ke depan perpustakaan lebih mendapatkan
prioritas untuk dikembangkan. Namun demikian dalam keterbatab koleksi yang ada,
57,24% mahasiswa menyatakan bahwa pelayanan perpustakaan di FISE memuaskan.
Terkait dengan ruang kuliah di FISE, 84,87% mahasiswa menyatakan tidak tersedia
secara memadai dari segi jumlah, akibatnya kuliah diselenggarakan sampai sore. Namun
demikian 57,24% mahasiswa menyatakan bahwa ruang kuliah di FISE bersih dan
nyaman.Kelengkapan ruang kuliah seperti OHP, LCD, dan peraltan tulis tersedia secara
memadai. Mengenai ketersediaan tempat ibadah (mushala) dan perlengkapannya, 57,89%
mahasiswa menyatakan tidak memadai. Mereka berharap agar sekat antara jamaah pria
dan wanita diberi yang baru, demikian pula alat shalat (rukuh dan mukena).
Kamar mandi dan WC merupakan sarana penunjang yang tidak kalah pentingnya.
59,87% responden menyebutkan bahwa jumlah kamar mandi dan WC di FISE cukup dan
61,18% menyatakan kebersihannya terjaga karena ada petugas cleaning service.
Keamanan tempat parkir mempengaruhi ketenangan mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahan. 70,39% responden menyatakan tempat parkir di FISE terjaga keamanannya
dan 77,63% menyatakan petugas parkir di FISE memberikan pelayanan yang
memuaskan, yaitu ramah dan membantu.
E. Penyusunan TA, PPL, dan atau KKN
Tabel 4. menyajikan data tentang penyusunan tugas akhir (TA), PPL, dan KKN.
15
Tabel 5. Penyusunan TA, PPL, dan atau KKN
No. Penyusunan TA, PPL, dan atau KKN
Frekuensi Mhs. Yang Pilih Jawaban Jumlah sampel
Total Menjawab(%)
A(%)
B(%)
C(%)
Tidak Mengisi(%)
1. Proses penyusunan TA di Jurusan/ Program Studi
29 (50,88)
23 (40,35)
5 (8,77) 57 52 (91,22)
2. Peran pembimbing TA
29(50,88)
17 (29,82)
1 (1,75)
57 46 (80,70)
3. Harapan terhadap ujian TA*
25 12 22 11 57 *
4. Intensitas pembimbingan PPL (Microteaching & sekolah)
26(45,61)
17(29,82)
4 (7,01)
10 (17,54)
57 47 (78,94)
5. Pembekalan ketrampilan mengajar dalam PPL di sekolah
34 (59,64)
11(19,29)
12 (21,05)
57 45 (78,94)
6. Manfaat KKN 42 (73,68)
11(19,29)
4(7,01)
57 53 (92,98)
7. Intensitas pembimbingan KKN
32 (56,14)
19 (33,33)
6 (10,52)
57 51 (89,47)
*responden boleh memilih lebih dari satu alternatif jawaban.Tabel 5. menunjukkan 50,88% responden menyatakan proses penyusunan Tugas
Akhir (TAS/TABS) yang menyangkut pengajuan judul, penentuan pembimbing, seminar
proposal dan instrumen di Jurusan/program Studi telah sesuai dengan harapan mereka.
Sedangkan sisanya, hampir separoh yang lain menyatakan tidak seperti yang mereka
harapkan. Mereka menyatakan alasannya natara lain kesulitan dalam mencari
permasalahan yang akan diteliti, mendapat pembimbing yang sulit ditemui, seminar
proposal dan instrumen yang harus menunggu, dsb. Terhadap pertanyaan apakah dosen
pembimbing TA membantu dalam proses penyusunan TA, 50,87% menyatakan sangat
membantu.
Untuk kegiatan PPL, 45,61% responden menyatakan bahwa dosen pembimbing PPL
(PPL I dan II) memberikan bimbingan secara intensif. Demikian pula dalam
pembimbingan KKN, 56,14% responden merasa mendapatkan bimbingan sangat intensif
dari pembimbingnya.
16
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan akademik kepada mahasiswa, FISE telah
melakukan berbagai upaya, antara lain: (1) terkait dengan sumberdaya manusia (SDM),
FISE secara periodik dan terjadwal melakukan rapat koordinasi, rapat kerja fakultas,
seminar, dan untuk staf administrasi dilakukan pelatihan tentan pelayanan prima. (2)
Untuk sarana dan prasarana pendidikan, baik menyangkut fasilitas penunjang yang
mendukung seperti ruang kuliah, OHP, LCD, komputer, lab., peralatan Lab., kamar
mandi/WC, tempat parkir dsb.nya secara terus menerus dan bertahap diupakan untuk
menjadi lebih baik.
Kesimpulan
Secara umum pelayanan akademik di FISE UNY belum sepenuhnya sesuai dengan
harapan mahasiswa. Hal ini didukung oleh data bahwa belum semua dosen memberikan
silabus pada awal perkuliahan sebagai semacam kontrak kerja antara dosen dan
mahasiswa, dalam menggunakan waktu kuliah pun ternyata masih ada sementara dosen
yang belum menggunakannya secara optimal. Untuk menambah kejelasan penyampaian
materi perkuliahan mahasiswa berharap dosen menggunakan metode dan media mengajar
secara variatif, serta dilengkapi pemberian tugas terstruktur. Dalam hal penyusunan tugas
akhir (TA) mahasiswa berharap mendapatkan pelayanan yang menyenangkan baik secara
administratif maupun akademik. Pembimbingan PPL dan KKN dirasakan memuaskan
oleh mahasiswa.
Sarana dan prasana pendidikan yang disediakan oleh FISE UNY seperti kecukupan
ruang kuliah, ketersediaan referensi kuliah di perpustakaan, ketersediaan dan kelengkapan
laboratorium, perlengkapan ruang kuliah, tempat ibadah yang memadai belum
sepenuhnya sesuai dengan harapan mahasiswa. Namun demikian sebagian besar mereka
menyatakan bahwa ruang kuliah di FIS cukup nyaman dan bersih. Tempat parkir yang
cukup dan petugas yang menyenangkan menyebabkan mereka merasa tenang mengikuti
kuliah. Pelayanan akademik maupun administratif oleh sumberdaya manusia pemberi
pelayanan yaitu staf administrasi, dosen (termasuk di dalamnya Penasehat Akademik,
pembimbing Tugas Akhir), dan pengurus Jurusan/Program Studi belum sepenuhnya
sesuai dengan harapan mahasiswa.
Upaya FISE UNY untuk meningkatkan kualitas pelayanan akademik adalah (1)
terkait dengan sumberdaya manusia, yaitu melalui rapat koordinasi, rapat kerja fakultas
(RKF), seminar, dan pelatihan tentang pelayanan prima bagi staf administrasi, (2) sarana
dan prasarana pendidikan, baik menyangkut fasilitas penunjang maupun yang mendukung
17
seperti ruang kuliah, OHP, LCD, komputer, laboratorium, peralatan lab., kamar
mandi/WC, tempat parkir dsb.nya secara terus menerus dan bertahap diupayakan untuk
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. dan Sutan Muhammad Zain. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Intergrafika.
Fandy Tjiptono. (2003). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
Hopson, Barrie. (1997). 12 Langkah Menuju Pelayanan Bermutu (terjemahan Purborini Sulistya). Jakarta: Arcan.
Mastuhu. 2004. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Miftah Thoha. (1991). Beberapa Aspek Kebijakan Birokrasi. Yogyakarta: Media Widya Mandala.
Moenir, A.S. (1995). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Rivai Hutapea. 2003. “bongkar Total Pendidikan Kita” . Sabili, 31 Juli 2003.
Sudarwan Danim. 2003. Agenda pembaruan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiarto. (1999). Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta: PT Gramedia.
Tampubolon. (2001). Manajemen Pendidikan. Jakarta:
Biodata Penulis Nama Sugi Rahayu, lahir di Kulon Progo, 7 Agustus 1954. Memperoleh gelar M.Pd. dalam bidang
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan dari IKIP Jakarta tahun 1979. Memperoleh gelar M.Si. dalam bidang
Ilmu Administrasi Negara dari UGM Yogyakarta pada tahun 1999. Saat ini bertugas sebagai dosen pada
Jurusan Pendidikan Administrasi FISE UNY.
18