Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang-

Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden

Walangsungsang1 diubah namanya menjadi Caruban.2 Nama Caruban sendiri

terbentuk karena diwilayah Cirebon dihuni oleh beragam masyarakat dan sebutan

lain Cirebon adalah Caruban Larang. Pada perkembangannya Caruban berubah

menjadi Cirebon karena kebiasaan masyarakatnya sebagai nelayan yang membuat

terasi udang dan petis, masakan berbahan dasar air rebusan udang/cai-rebon3.

Tahun 1389 M, Cirebon disebut “Caruban Larang”, terdiri atas Caruban

pantai/ pesisir dan Caruban Girang.4 Letak Cirebon yang berada dipesisir Pantai

Utara Jawa yang merupakan jalur strategis perdagangan lokal maupun

internasional membuat Cirebon cepat berkembang menjadi tempat persinggahan

para pedagang dari luar negeri. Para pedagang yang singgah di pelabuhan Cirebon

1 Walangsungsang adalah putra sulung dari Raja Pajajaran, Prabu

Siliwangi dan Permaisuri Subang Larang. Dalam perannya membangun kekuatan Islam di Cirebon, beliau membangun Dalem Agung Pakungwati dan menjabat sebagai kuwu Cirebon kedua dengan gelar Pangeran Cakrabuana/Cakrabumi. (lihat Aria, 1972: 12)

2 Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra (Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah). (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997), hlm. 9.

3“Cai” berasal dari bahasa Sunda yang berarti air, dan “rebon” berarti udang kecil. Dalam penggunaannya, kata “cai” disingkat menjadi “ci” sehingga menjadi ci-rebon.

4P. S. Sulendraningrat, Sejarah Cirebon. (Cirebon: Lembaga Kebudayaan Wilayah Tingkat III Cirebon, 1978), hlm. 26.

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

2

umunya adalah pedagang Islam yang berasal dari China, Arab, dan Gujarat yang

kemudian banyak diantara mereka yang menetap di Cirebon.

Sejak abad ke 15 M Cirebon sudah banyak didatangi pedagang Islam yang

kemudian menetap. Oleh karena itu menurut Tome Pires, seorang pedagang

Portugis yang pernah mengadakan pelayaran disepanjang pantai Utara Jawa pada

tahun 1531, kerajaanPajajaran melarang orang-orang muslim terlalu banyak

masuk ke dalam. Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha

yang menguasai wilayah Sunda termasuk hingga kewilayah Cirebon.

Kerajaan Sunda Pajajaran sendiri pada saat itu di pimpin oleh raja yang

bergelar Sri Paduka (Baduga) Maharaja atau yang lebih dikenal dengan nama

Prabu Siliwangi.5Karena Prabu Siliwangi penganut ajaran Sang Hyang/Hindu-

Budha, maka masuknya agama Islam dibatasi agar tidak mengancam

kekuasaannya. Akan tetapi, penyebaran Islam di Cirebon menjadi berkembang

pesat setelah Pangeran Cakrabuana menjadi Kuwu di Cirebon.

Pangeran Cakrabuana adalah Raden Walangsungsang, anak Sulung Prabu

Siliwangi dan Permaisuri Nyai Subang Larang yang beragama Islam. Dari

pernikahan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang lahir tiga keturunan

bernama Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja Sengara/Kian

Santang.6Setelah dewasa Raden Walangsungsang diperkenankan meninggalkan

Pajajaran untuk memperdalam ilmu Islamnya disusul kemudian oleh adiknya Lara

5M. Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiah, Sejarah Kerajaan

TradisionalCirebon.(Jakarta: Suko Rejo Bersinar, 2001),hlm. 6.

6P. S. Sulendraningrat, op. cit.,hlm. 15.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

3

Santang. Diperjalanan menuju Cirebon Raden Walangsungsang menikah dengan

Nyai Endang Geulis.

Tempat pertama Islam diperkenalkan di wilayah Cirebon adalah pelabuhan

Muara Jati dan Dukuh Pasambangan. Orang pertama yang mengenalkan Islam

adalah Syekh Idlofi/Syekh Datuk Kahfi/Syekh Nurul Jati yang kemudian menetap

dan mendirikan pesantren. Raden Walangsungsang, Lara Santang, dan Endang

Geulis yang kemudian berguru pada Syekh Nurul Jati membuka pedukuhan di

daerah Tegal Alang-Alang. Lambat-laun para pribumi yang tertarik dengan ajaran

Islam mulai memeluk Islam dengan suka rela.

Setelah mendirikan pedukuhan Raden Walangsungsang dan Lara Santang

pergi menunaikan Ibadah Haji. Diperjalanannya Lara Santang menikah dengan

Syarif Abdillah Bin Nurul Alim, Sultan Mesir yang bergelar Sulthon Makhmud

Syarif Abdullah dari keluarga Bani Hasyim. Agar mudah diterima kemudian

nama Lara Santang diubah menjadi Syarifah Muda’im. Dari pernikahan ini

Syarifah Muda’im melahirkan dua orang putra yaitu Syarif Hidayatullah dan

Syarif Nurullah.7 Syarif Hidayatullah kelak menjadi Sultan pertama di Kesultanan

Cirebon dan menjadi salah satu diantara Wali Songo, para penyebar agama Islam

di Jawa.

Sunan Gunung Jati atau yang dikenal Syarif Hidayatullah dilahirkan di

Mekah tahun 1448 M dari pernikahan Syarif Abdullah dengan Syarifah Mudaim

atau Lara Santang. Pada usia 120 tahun, Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada

tahun 1568 M. Jenazahnya dikebumikandipuncak Gunung Sembung/Astana

7M. Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiah, loc.cit.,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

4

Agung Gunung JatiCirebon.8 Kesultanan Cirebon lahir setelah Sunan Gunung Jati

Syarif Hidyatullah menikahi sepupunya Nyai Pakungwati, anak dari Pangeran

Cakrabuana/Walangsungsang sebagai Kuwu Cirebon.

Pada tahun 1479 M, beberapa misionaris Islam dari Baghdad, Mekah,

Mesir, dan Siria berkumpul dipulau Jawa dalam rangka ekspansi agama Islam9,

membentuk sebuah Dewan Walisongo yang semula diketuai Sunan Ampel

(setelah wafat) digantikan diketuai Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatullah.10Para

penyebar Islam di Jawa, dikenal dengan istilah Walisongo telah lama melihat

perkembangan Cirebon sebagai basis dari penyebaran Islam, karenanya Sunan

Gunung Jati sebagai orang yang dianggap memiliki riwayat mumpuni sebagai

orang yang ilmu agama Islamnya tinggi dianggap bisa mewujudkan misi

pengembangan Islam di Jawa.

Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatullah yang pada tahun 1479 M

mendapat restu Pangeran Cakrabuana dan dewan Walisongo yang diketuai Sunan

Ampel telah menghentikan upeti kepada Pajajaran yang menandakan telah

berdirinya Cirebon.11 Saat itulah Kesultanan Cirebon berdiri terlepas dari

Pajajaran dan menjadi Kerajaan yang berdaulat. Setelah Sunan Gunung Jati

8P. S. Sulendraningrat, op.cit.,hlm. 33.

9Misi ekspansi agama Islam ke Indonesia merupakan pengembangan Islam di Pulau Jawa yang dilakukan dengan jalan damai, bukan jalan kekerasan.Pengembangan Islam di daerah Malaya dan Indonesia tidak menghapuskan pengaruh India tapi merupakan konversi antara budaya Hindu dengan Islam. (Toynbee, 2006: 620)

10P. S. Sulendraningrat, op.cit.,hlm. 20.

11Ibid.,hlm. 15.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

5

mendirikan dan memimpin Kesultanan Cirebon, proses Islamisasi menjadi lebih

nyata terjadi. Hal itu terlihat dari wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon, antara

lain Luragung, Kuningan, Banten, Sunda Kelapa, Galuh, Sumedang, Japura

Talaga, Losari dan Pasir Luhur.

Dakwah Sunan Gunung Jati tidak dilakukan dengan cara yang

revolusioner, tetapi dengan cara yang mudah diterima yakni dengan memperbaiki

yang sudah ada. Kegiatan-kegiatan keagamaan contohnya, dalam perayaan

Panjang Jimat dan Sekatenadalah percampuran budaya yang hingga sekarang

masih bisa kita lihat. Selain itu, contoh percampuran budaya juga terlihat sangat

unik dalam ornamen keagamaan seperti di Masjid Agung Sang Ciptarasa yang

menggunakan bentuk bengunan limasan khas budaya Hindu.

Saat Sunan Gunung Jati menjadi Sultan petama di Cirebon sekaligus

pengangkatannya sebagai Sunanpada tahun 1479 M hingga tahun 1568 M,

budayaHindu-Budha yang merupakan agama peninggalan Pajajaran tidak

dihapuskan, melainkan diselaraskan dengan ajaran Islam. Berbagai peninggalan

pasca proses Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati masih terlihat hingga

saat ini. Proses maupun hasil dari Islamisasi Sunan Gunung Jati memiliki

keunikan tersendiri dan menarik untuk dikaji lebih mendalam. Berdasarkan uraian

tersebut, penelitian ini mengkaji dakwah Sunan Gunung Jati dalam proses

Islamisasi di Kesultanan Cirebon tahun 1479-1568 M.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diajukan

rumusan masalah sebagai berikut :

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

6

1. Bagaimana kondisi geografis dan sosio-kultural Cirebon sebelum masuknya

Islam?

2. Bagaimana sekilas tentang Sunan Gunung Jati?

3. Bagaimana dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati di Cirebon?

4. Bagaimana pengaruh dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati di

Kesultanan Cirebon?

5. Bagaimana kondisi masyarakat Cirebon pasca proses Islamisasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

a. Melatih kemampuan berfikir kritis, analisis, sistematis dan objektif dalam

mengkaji suatu peristiwa sejarah.

b. Mengaplikasikan metodologi penelitian sejarah dan historiografi yang telah

diperoleh selama menempuh pendidikan.

c. Mengembangkan disiplin intelektual terutama profesi dalam bidang sejarah.

d. Menumbuhkan wawasan sejarah kebangsaan dan nasionalis di Indonesia.

2. Tujuan Khusus

a. Memberi gambaran mengenai kondisi geografis dan sosio-kultur Cirebon

sebelum masuknya Islam.

b. Memberi sekilas gambaran tentang Sunan Gunung Jati di Cirebon.

c. Memberi gambaran mengenai dakwah Islam yang dilakukan Sunan Gunung

Jati.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

7

d. Memberi gambaran mengenai pengaruh Dakwah Sunan Gunung Jati dalam

bidang politik, agama, ekonomi dan sosiologi di Kesultanan Cirebon.

e. Memberi gambaran mengenai kehidupan masyarakat Cirebon setelah proses

Islamisasi di Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pembaca

a. Memberi gambaran mengenai perkembangan agama Islam di Cirebon

dan peranan Sunan Gunung jati dalam proses Islamisasi di Cirebon

Khususnya.

b. Pembaca dapat menilai secara kritis, analitis serta dapat mengambil

hikmah dari perjuangan Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi di

Cirebon.

c. Diharapkan pembaca menjadi lebih mengerti dan mendapatkan

gambaran yang jelas, benar, dan obyektif tentang Dakwah Sunan

Gunung Jati Dalam Proses Islamisasi di Kesultanan Cirebon Tahun

1479-1568 M.

2. Bagi Penulis

a. Guna memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Negeri Yogyakarta.

b. Untuk mengkaji lebih dalam tentang sejarah Cirebon.

c. Sebagai tolak ukur kemampuan dalam meneliti, menganalisis dan

merekontruksi peristiwa masalalu dan menyajikannya dalam karya

sejarah.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

8

d. Untuk lebih mengetahui peranan Sunan Gunung Jati dalam proses

Islamisasi di Cirebon.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan telaah terhadap suatu literatur yang dijadikan

sebagai landasan pemikiran dalam sebuah penulisan karya skripsi.12Penulisan

karya sejarah atau pun penulisan sejarah selalu berdampingan dengan penggunaan

literatur-literatur guna mendukung fakta-fakta yang akan disampaikan oleh

penulis. Mengenai hal ini, sangatlah diperlukan kajian pustaka guna memperoleh

data atau pun informasi yang terdapat dari berbagai literatur yang ada.

Rumusan pertama tentang kondisi geografis dan sosiokultural Cirebon

sebelum Islamisasi.Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang, Cirebon

merupakan daerah pesisir di utara Pulau Jawa yang berada di bawah pengaruh

kerajaan Pajajaran. Kerajaan Pajajaran sendiri merupakan kerajaan bercorak

Hindu sehingga masyarakat Cirebon yang berada di bawah kekuasaannya pun

merasakan suasana kehinduan, salah satunya adanya sistem kasta yang merugikan

kalangan tertentu. Sebagai daerah pesisir, kehidupan di Cirebon tidak lepas dari

perdagangan baik bersifat lokal maupun internasional sehingga Cirebon bisa

dikatakan tempat berkumpulnya orang dari berbagai etnis.Karena itulah Cirebon

juga tidak lepas dari fungsinya sebagai pintu masuk agama Islam di Jawa bagian

barat.

12Daliman, Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skripsi. (Yogyakarta: Jurusan

Pendidikan Sejarah FISE UNY, 2006), hlm. 3.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

9

Penulis menggunakan pustaka berjudul Sejarah Cirebon yang diterbitkan

oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang ditulis oleh P. S.

Sulendraningrat. Buku ini berisi tentang perkembangan Cirebon yang bermula

dari sebuah pedukuhan yang berkembang menjadi Kesultanan. Buku Sejarah

Cirebon banyak bersumber pada manuskrip yang berjudul Purwaka Caruban

Nagari yang menceritakan perkembangan Cirebon menurut naskah tradisi

Cirebon. Selain itu, digunakan juga buku Cirebon Sebagai Bandar Jalur

Sutrayang merupakan kumpulan makalah ilmiah tentang Cirebon yang disusun

oleh Susanto Zuhdi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini

berisikumpulan makalah yang membahas Cirebon, terutama peran Cirebon

sebagai pintu masuknya Islam di Jawa Barat dengan tokohnya yang terkenal,

Sunan Gunung Jati.

Pada rumusan kedua sekilas tentang Sunan Gunung Jati, dimana ada

beberapa pandangan yang menggambarkan sosok Sunan Gunung Jati. Sunan

Gunung Jati bernama asli Syarif Hidayatullah merupakan putra sulung dari Sultan

Mesir Syarif Abdullah dan Syarifah Muda’im atau Lara Santang. Setelah Syarif

Abullah meninggal, Sunan Gunung Jati menyerahkan tahta Mesir kepada adiknya,

Syarif Nurullah dan mengikuti ibunya untuk menjadi mubaligh di tanah Jawa.

Pada waktu yang telah ditentukan, Sunan Gunung Jati dinikahkan dengan

sepupunya Nyai Pakungwati dan menjabat sebagai Sultan pertama di Cirebon.

Penulis menggunakan pustaka berjudul Sejarah Cirebon yang telah

dijelaskan sebelumnya. Selain itu, pustaka lain yang digunakan penulis yaitu kitab

Purwaka Caruban Nagari yang ditulis Pangeran Aria Carbon dan telah

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

10

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Sulendraningrat. Kitab ini berisi

tentang kelahiran daerah yang disebut Cirebon. Dalam buku ini juga membahas

tentang latar belakang Sunan Gunung Jati menurut tradisi Cirebon. Sunan Gunung

Jati, seperti kebanyakan tokoh sejarah pada masanya memiliki beragam penafsiran

terhadap nama, asal, dan silsilah keluarganya. Oleh karena itu, dengan adanya

silsilah Sunan Gunung Jati dalam buku ini membantu penulis menemukan

informasi tentang sosok Sunan Gunung Jati.

Pada rumusan ketiga, tentang bagaimana dakwah Sunan Gunung Jati

meliputi wilayah, metode, dan sarana yang digunakannya. Dakwah Sunan Gunung

Jati di Pulau Jawa meliputi berbagai wilayah di Jawa umumnya, Jawa Barat

khususnya hingga daerah Sunda Kelapa. Metode dakwah yang dipakai Sunan

Gunung Jati bisa terbagi kedalam dua yaitu metode struktural yaitu Sunan

Gunung Jati sebagai Sultan dan metode kultural yaitu Sunan Gunung Jati sebagai

propagator of Islam in West Java tidak menghapuskan pengaruh Hindu,

melainkan menyempurnakannya dengan ajaran Islam. Sarana yang digunakan

Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi selain berbagai alat seni, digunakan

juga keraton sebagai pusat kegiatan dakwahnya, dan masjid agung sebagai pusat

pengajaran agamanya.

Pustaka yang digunakan penulis berjudul Sunan Gunung Jati yang ditulis

oleh Dadan Wildan. Buku ini berisi tentang Kesultanan Cirebon dan sosok Sunan

Gunung Jati yang disimpulkan berdasarkan perbandingan naskah-naskah tradisi

Cirebon dengan berita-berita asing. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang pola-

pola dakwah yang dilakukan walisongo pada umumnya, Sunan Gunung Jati pada

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

11

khususnya.Pola-pola dakwah ini terkandung dalam ajaran yang sangat toleran

dengan kebudayaan yang sudah ada sebelumnya. Pola dakwah Sunan Gunung Jati

bahkan meninggalkan bekas yang hingga sekarang bisa kita saksikan antara lain

Keraton Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Sang Ciptarasa, dan beberapa

upacara keagamaan seperti sekaten dan muludan sebagai bentuk kebijaksanaan

Sunan Gunung Jati dalam menarik masyarakat memeluk Islam. Selain itu, penulis

juga menggunakan buku Sejarah Daerah Jawa Barat.Buku ini berisi lahirnya

Cirebon sebagai pusat kekuatan Islam di Jawa Barat.Dalam buku ini juga

membahas mengenai peran politik Sunan Gunung Jati sebagai Sultan Cirebon

yang ikut membantu Demak dalam melawan Portugis di Banten dan Sunda

Kelapa.Lebih dari itu, lahirnya Kesultanan Banten yang merupakan keturunan

Sunan Gunung Jati dibahas juga dalam buku ini.Sebagai tambahan, buku Sejarah

Cirebon dan Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra juga digunakan dalam

menjawab rumusan ini.

Pada rumusan keempat tentang pengaruh dakwah Sunan Gunung Jati yang

meliputi politik, agama, ekonomi, dan sosial budaya.Pengaruh dakwah Sunan

Gunung Jati merubah pemerintahan di Cirebon menjadi Kesultanan dan

memerdekakan diri dari pengaruh Pajajaran. Sebagai raja dan ulama, peran Sunan

Gunung Jati dalam bidang agama sangat terasa, dakwah yang penuh hikmah dan

toleransi membuat masyarakat Cirebon tertarik mempelajari Islam. Dalam

perkembangannya, kehidupan masyarakat Cirebon juga berubah dengan

sendirinya, perpaduan budaya yang disempurnakan untuk tujuan Islam bisa kita

lihat hingga saat ini baik dalam seni bangunan maupun acara tradisi.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

12

Penulis menggunakan pustaka yang sudah disebut sebelumnya antara lain,

Sejarah Cirebon, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, dan Sunan Gunung Jati.

Pustaka lain yang digunakan adalah buku berjudul Sejarah Kerajaan Tradisional

Cirebon karya Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiyah. Dalam buku ini dijelaskan

tentangpengaruh dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati di Kesultanan

Cirebon yang terasa dalam berbagai bidang yaitu dalam bidang politik, agama,

ekonomi, dan sosial budaya. Dakwah Islam Sunan Gunung Jati tidak semata-mata

soal agama, akan tetapi perannya sebagai seorang Sultan pertama di Cirebon

membawa pengaruh besar terutama pada perubahan kepercayaan masyarakat

Cirebon. Perannya sebagai Sultan juga tentu memengaruhi kondisi ekonomi dan

sosial budaya Cirebon terlihat dari perkembangannya sebagai kerajaan Islam yang

berkembang diwilayah bekas wilayah kekuasaan kerajaan Sunda Pajajaran yang

menganut ajaran Hindu-Budha. Sebagai tambahan, penulis juga menggunakan

buku berjudul Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di

Indonesia yang ditulis oleh Prof. A. Daliman. Buku ini mengkaji tentang

perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pengaruh Islam dalam

membangun karakteristik kerajaan Islam, tata letak kota dan kondisi sosio-kultur

masyarakat Indonesia dari awal Islam masuk hingga masa jaya kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia.

Pada rumusan kelima tentang kondisi masyarakat Cirebon pasca Islamisasi

Sunan Gunung Jati lebih memfokuskan pada peninggalan dakwahnya. Islamisasi

yang diusahakan Sunan Gunung Jati meninggalkan dampak yang nyata terhadap

akulturasi yang terjadi dimasyarakat. Beragam peninggalan yang berbentuk fisik

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

13

contohnya gapura berbentuk candi bentar dan bentuk limasan pada bangunan-

bangunan kerajaan, banyak menunjukkan bukti adanya gabungan kebudayaan

Hindu-Budha dan Islam. Pustaka yang digunakan penulis berjudul Makam-

Makam Walisongo di Jawa yang ditulis oleh Dr. Machi Suhandi. Buku yang

memuat beragam peninggalan Islamisasi di Jawa yang dilakukan para Wali dari

dokumen-dokumen hingga peninggalan lain yang berkaitan dengan Islamisasi di

Jawa. Dalam buku ini juga menjelaskan kondisi geografis makam Sunan Gunung

Jati.Selain itu, buku Sunan Gunung Jati digunakan juga oleh penulis dalam

melengkapi karya ini.

F. Historiografi Yang Relevan

Rekonstruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan data dengan

menempuh proses disebut historiografi.13 Historigrafi merupakan proses

rekonstruksi peristiwa sejarah melalui analisis dan kritis mengenai data dan fakta

yang ada, sehingga diperoleh penulisan yang seobjektif mungkin.

Ada dua historiografi relevan yang mendahului penelitian ini, yang

pertama skripsi berjudul Proses Islamisasi Cirebon Tahun 1479-1568 karya

Jakiyatul Miskiya pada tahun 2002, mahasiswa jurusan pendidikan sejarah

Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini mengulas tentang kehidupan

masyarakat Cirebon sebelum, selama dan setelah Islam masuk dan proses

Islamisasi berlangsung.Perbedaan skripsi ini dengan skripsi Jakiyatul Miskiya

adalah dimana Sunan Gunung Jati selain sebagai penyebar agama Islam di

13Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer Of Historical

Method.Dalam buku Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah.(Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1975),hlm. 32.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

14

Cirebon, beliau juga merupakan Sultan pertama di Kesultanan Cirebon yang

mampu mendirikan kerajaan Islam didaerah kerajaan Sunda Pajajaran yang

bercorak Hindu-Budha. Perannya sebagai Sultan tidak hanya memberi pengaruh

di Cirebon saja, melainkan hampir keseluruh Jawa bersama-sama dengan para

ulama lainnya yang tergabung dalam Walisongo.

Historiografi Relevan yang kedua adalah skripsi berjudul Peranan Sunan

Gunung Jati dalam Kasultanan Cirebon Tahun 1479-1568 yang ditulis oleh Fajar

Gunawan tahun 2010, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri

Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan mengenai latar belakang Sunan Gunung Jati

dari sebelum Beliau menjabat sebagai Sultan hingga Beliau mendirikan

Kesultanan Cirebon dan menjabat sebagai Sultan pertama. Selain itu, poin penting

lain dari skripsi ini adalah pengaruh Sunan Gunung Jati Selama memerintah di

Kesultanan hingga pasca pemerintahannya.Perbedaan skripsi ini dengan skripsi

Fajar Gunawan adalah dimana penekanan skripsi ini pada dakwah yang dilakukan

Sunan Gunung Jati.Fokus skripsi ini bukan dalam peranan secara meluas, tetapi

mengerucut pada dakwah dan metode pengislaman yang dilakukan Sunan gunung

Jati.Melalui metode-metode yang penuh hikmah, Islamisasi Sunan Gunung Jati

bisa diterima secara sukarela oleh masyarakat Cirebon.

G. Metode Penelititan dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Untuk dapat menulis karya sejarah yang mendekati objektif,

diperlukan metode penulisan sejarah. Sejarah memiliki metode tersendiri

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

15

dalam mengungkapkan peristiwa masalalu supaya dapat menghasilkan karya

sejarahyang kritis dan objektif.14

Menurut Kuntowijoyo, dalam melakukan penelitian sejarah diperlukan

lima tahapan, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumberheuristic, verifikasi,

interpretasi dan penulisan/historiografi.15 Dalam penulisan skripsi ini

menggunakan langkah-langkah penelitian sejarah dari Kuntowijoyo sebagai

berikut:

a. Pemilihan Topik

Sebelum memulai penelitian sejarah, harus ditentukan dulu topik

yang akan diteliti. Perlu diingat, bahwa dalam mencari topik tidak boleh

bersifat kompilasi terhadap karya yang sudah ada. Akan tetapi memberi

sumbangan baru dari hasil penelitiannya. Langkah pertama dalam

melaksanakan penelitian sejarah adalah pemilihan topik. Pemilihan topik

sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan

intelektual.16 Peneliti memilih kedekatan emosional karena Cirebon

merupakan asal domisili penulis.

Dalam hal ini, penulis tertarik untuk membahas mengenai Sunan

Gunung Jati dan pengaruhnya terhadap Islamisasi yang terjadi di Cirebon.

Seperti yang kita tahu, Cirebon sebelum Islam masuk merupakan daerah

14Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995),hlm. 64.

15Ibid.,hlm. 89.

16Ibid.,hlm. 91.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

16

kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran yang menganut kepercayaan Hindu-

Budha. Maka dengan masuknya Islam penulis berusaha menganalisis

bagaimana strategi Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati dan

Hasil dari Islamisasi tersebut. Mengenai pembatasan tahun yaitu 1479-

1568 M, merupakan tahun dimana Sunan Gunung Jati diangkat

menggantikan Walangsungsang pada 1479 M dan wafatnya Sunan

Gunung Jati pada 1568 M.

b. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Heusristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Heuriskein yang

berarti memperoleh atau menemukan.17 Menurut Nugroho Notosusanto,

Heuristik merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau.

Pencarian sumber dalam penelitian ini adalah yang berkaitan tentang

Sunan Gunung Jati dan Proses Islamisasi yang terjadi di Jawa Barat,

Khususnya di Cirebon. Sumber yang dicari bisa merupakan hasil penulisan

orang yang terlibat langsung, maupun hasil dari tulisan lain. Hasil tulisan

dapat dicari di perpustakaan UNY,perpustakaan FIB UGM, perpustakaan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,Arsip Kota Cirebon, perpustakaan

Keraton Kasepuhan Cirebon, Perpustakaan Daerah Cirebon dan

Perpustakaan lainnya.

Sumber sejarah digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah

yang diperoleh dengan berbagai cara, seperti studi pustaka atau

17Main Umar, Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,1997),hlm. 173.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

17

pengamatan langsung terhadap suatu peristiwa atau jejak peristiwa.

Sumber-sumber tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Sumber Primer

Sumber primer dibutuhkan dalam penelitian sejarah sebagai

saksi langsung dari sebuah peristiwa sejarah. Menurut Louis

Gottschalk, sumber primer merupakan kesaksian seorang dengan mata

kepala sendiri atau kesaksian dengan panca indra lain.18 Sedangkan

Menurut Helius Sjamsuddin, sumber primer atau sumber pertama

sebagai sumber asli (orisinil), yaitu evidensi atau bukti sejaman dengan

peristiwa yang terjadi.19

Dari beberapa panjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

sumber primer adalah sumber yang benar-benar asli, tanpa perantara

baik lisan maupun tulisan. Oleh karena jarak penelitian dengan

peristiwa memiliki rentang waktu yang jauh, maka penulis belum

menemukan sumber primer dan tidak menggunakan sumber primer.

2) Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah sesuatu yang disampaikan bukan oleh

saksi mata.20 Sedangkan menurut Nugroho Notosusanto, sumber

sekunder adalah sumber dari seorang yang tidak hadir pada saat

18Nugroho Notosusanto, op. cit.,hlm. 35.

19Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah.(Jakarta: Depdikbud, 1996),hlm. 80.

20Kuntowijoyo, op.cit.,hlm. 98.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

18

peristiwa yang dikisahkan terjadi. Dalam penelitian ini, sumber

sekunder yang dipakaiadalah sebagai berikut:

Dadan Wildan.2012, Sunan Gunung Jati, Ciputat: Salima.

Sanggupri, M., Bochari dan Wiwi Kuswiah. 2001. Sejarah Kerajaan Tradisional Cirebon. Cirebon: CV. Suko Rejo Bersinar.

Sulendraningrat P. S. 1978. Sejarah Cirebon. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Susanto Zuhdi.1997. Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra ( Kum-pulan Makalah Diskusi Ilmiah). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Uka Tjandrasasmita. 1975. Sejarah Nasional Indonesia III: Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

c. Verifikasi

Tahap selanjutnya setelah pengumpulan sumber adalah verifikasi

yang merupakan kegiatan pengujian untuk mengetahui keabsahan suatu

sumber. Pengujian karya sejarah yang dijadikan sumber dibagi menjadi

dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Kritik Ekstern

Kritik ekstern adalah melakukan penelitian dan pengujian

terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang berupa asal-usul dan

waktu.21 Kritik ekstern bertujuan untuk meneliti otentitas dan keaslian

21Helius Sjamsuddin,Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak,

2012),hlm. 104.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

19

sumber dengan menggunakan sumber lain berdasarkan pertanyaan

kapan, dimana, siapa dan dalam bentuk apa sumber itu dibuat.22

2) Kritik Intern

Kritik intern adalah melakukan pengujian isi terhadap sumber

yang terkandung dalam jejak atau peristiwa masa lampau, sehingga

diketahui kebenaran sumber tersebut. Kritik intern dilakukan setelah

diketahui keaslian dari sumber sejarah yang bertujuan untuk

memperoleh kredibilitas atau kelayakan suatu sumber sejarah sehingga

dapat diketahui seberapa reliable kah sumber tersebut.

d. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran merupakan kegiatan penafsiran fakta-

fakta yang ada sehingga ditemukan struktur logisnya kemudian dirangkai

agar memiliki bentuk dan struktur. Pada tahap ini, penulis sejarah dituntut

untuk memiliki kecermatan dan sikap objektif dalam hal interpretasi

terhadap fakta-fakta sejarah yang diperoleh.23

e. Penulisan (Historiografi)

Historiografi merupakan rekonstruksi imajinatif masa lampau

manusia berdasarkan data-data dan bukti-bukti yang diperoleh melalui

proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan

22ADB Rahman Hamid dan Mohammad Saleh,Pengantar Ilmu Sejarah.

(Yogyakarta: Ombak, 2011),hlm. 48.

23Ibid.,hlm. 50.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

20

masa lampau.24 Historiografi adalah tahapan terakhir dalam penulisan

sejarah berupa laporan yang menyajikan fakta-fakta sejarah dalam bentuk

tulisan. Hal-hal yang disajikan diharapkan dapat memberi gambaran

mengenai penelitian yang telah dilakukan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian sejarah terhadap cabang ilmu lain sangat

diperlukan. Hal ini dilakukan guna memberi gambaran yang lebih jelas

mengenai apa yang diteliti, darimana cara memandangnya, dari dimensi mana

yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang ingin diungkapkan dan lain

sebagainya.25 Multidimensionalitas dalam penulisan sejarah perlu ditampilkan

agar gambaran dari sumber sejarah yang diperoleh menjadi lebih utuh dan

menyeluruh sehingga determinisme atau keberpihakkan dapat dihindari.26

Pendekatan yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

politik, agama, ekonomi dan sosiologis.

Pendekatan politik dilakukan guna memperoleh gambaran mengenai

transisi dari Cirebon yang merupakan wilayah Kerajaan Sunda Padjajaran

yang menganut ajaran Hindu-Budha, sampai lahirnya Kesultanan Cirebon

yang menganut ajaran Islam. Pengaruh politik menurut Sartono Kartodirdjo

yaitu apabila sejarah politik biografi, hendaknya menginterpretasikan pelaku

aktor-aktor mentalitasdari kelompok aktor tersebut. Motivasi, sikap dan

24Helius Sjamsuddin, op.cit.,hlm. 22.

25Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993),hlm. 4.

26Ibid.,hlm. 87.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

21

tindakan kesemuanya diarahkan oleh orientasi nilai yang diambil kelompok

tersebut.27

Pendekatan agama dilakukan guna memberi gambaran bagaimana

pengaruh Islamisasi di Cirebon terhadap perubahan keyakinan masyarakat

yang sebelumnya menganut ajaran Hindu-Budha.Pendekatan agama adalah

suatu refleksi kritis dan sistematis yang dilakukan oleh penganut agama

terhadap agamanya.28

Pendekatan ekonomi menurut Sidi Gazalba dipergunakan sebagai ilmu

bantu dalam menerangkan dan menafsirkan fakta masa lampau dengan

perantaraan hukum-hukum yang disusun oleh teori-teori ekonomi.29

Pendekatan ekonomi dilakukan guna memberi gambaran tentang keadaan

ekonomi di Cirebon sebelum pengaruh Islam, hingga masuknya Islam sebagai

wilayah pelabuhan maupun pasar.

Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang menerangkan peranan

sosiologis dalam menjelaskan perilaku manusia.30 Pendekatan sosiologi dalam

penelitian ini difokuskan kepada peranan dan tindakan yang dilakukan Sunan

Gunung Jati dalam proses Islamisasi di Cirebon. Perilaku Sunan Gunung Jati

sebagai pemuka agama Islam akan banyak dibahas dalam penulisan ini.

27Ibid.,hlm. 87.

28K. Barnet, Pengantar Teologi.(Jakarta: Gunung Mulia, 1981),hlm. 13.

29Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu.(Jakarta: Bhratara, 1966),hlm. 32.

30Surjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar.(Jakarta: Rajawali, 1992),hlm. 469.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

22

H. Sistematika Pembahasan

Guna memperoleh gambaran yang jelas dan mudah dalam skripsi ini,

maka akan dijelaskan garis besar skripsi ini dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, historiografi yang

relevan, metode penelitian, pendekatan penelitian dan sistematika pembahasan

skripsi ini.

BAB II. CIREBON SEBELUM ISLAMISASI

Dalam bab ini adalah pembahasan tentang kondisi geografis Cirebon.

Selain itu, pembahasan mengenai kehidupan masyarakat Cirebon sebelum Islam

masuk, baik dari segi agama, ekonomi, sosiologis dan politik.

BAB III. SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI

Dalam bab ini diberikan pembahasan tentang riwayat Sunan Gunung Jati,

latar belakang kehidupannya sebagai seorang Sunan yang juga merupakan Sultan

pertama di Cirebon.

BAB IV. DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON

Bab ini merupakan inti penulisan skripsi dimana dalam bab ini diberikan

pembahasan dakwah Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon. Pembahasan

meliputi wilayah dakwah Sunan Gunung Jati, metode serta sarana dakwah yang

dilakukan Sunan Gunung Jati.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.uny.ac.id/18597/3/Skripsi BAB I 10406241005.pdf · Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang ... sebagai pintu masuknya

23

BAB V. PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON

Dalam bab ini dijelaskan tentang pengaruh dakwah Islam yang dilakukan

Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon terhadap masyarakat di Cirebon

umumnya serta dalam bidang politik, agama, ekonomi, dan sosiologi

khususnya.Setelah itu berlanjut pada kondisi masyarakat Cirebon setelah

mengenal agama Islam, serta bukti-bukti peninggalan mengenai adanya proses

Islamisasi yang ada hingga saat ini.

BAB VI.CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI

Dalam bab ini dijelaskan tentang akhir hayat Sunan Gunung Jati. Akhir

hayat beliau juga meninggalkan jejak yang dikategorikan dalam bentuk seni

bangunan dan upacara.Dalam seni bangunan yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon

dan makam Sunan Gunung Jati, dalam upacara adalah maulud.

BAB VII. KESIMPULAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang disertai

jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya.


Top Related