34
BAB 3
ANALISIS ARSITEKTUR YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Profil Perusahaan
PT. Sartonia Agung merupakan salah satu perusahaan konstruksi swasta
nasional yang berdiri pada tanggal 29 Juni 1982 di Jakarta dengan akta
pendirian No. 156 dihadapan Notaris Nyoya Sumardilah Oriana Roosdilan.
Saat ini perusahaan berlokasi di Jln. Taman Jatibaru Timur (Komplek Rukan
Graha Jatibaru) Blok A No.1, Jakarta Pusat 10150.
Perusahaan melaksanakan aktivitas utama dalam bidang usaha jasa
pemborong (konstruksi) yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah
maupun swasta. Untuk melaksanakan kegiatan usahanya, perusahaan telah
memiliki beberapa izin usaha antara lain :
• GAPENSI (Gabungan Pelaksanaan Konstruksi Nasional Indonesia)
• TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
• Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi Nasional
• Surat Keterangan Domisili Perusahaan
• Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
• Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
• Surat Keterangan Kinerja Badan Usaha
35
Dengan memiliki beberapa izin usaha tersebut PT. Sartonia Agung
dapat dinilai sebagai perusahaan yang selalu memperhatikan legalitas
perusahaan dimata pelanggan instansi pemerintah, BUMN, maupun swasta.
Selain itu PT. Sartonia Agung dalam meningkatkan mutu perusahaannya
juga memperhatikan kualitas dari sumberdaya manusianya, yaitu dengan
melakukan training sesuai kebutuhan didalam perusahaan dan sertifikasi
sesuai bidang usaha yang dibutuhkan dalam kegiatan pengerjaan proyeknya.
3.1.1.1 Produk / Jasa
Sebagai perusahaan konstruksi PT. Sartonia Agung memiliki bidang
usaha sebagai berikut :
Tabel 3.1 Produk / Jasa PT. Sartonia Agung
No. Klasifikasi Bidang Sub Bidang
1. Arsitektural • Peumahan Tunggal dan koppel,
termasuk perawatannya
• Perumahan multi hunian, termasuk
perawatannya
• Bangunan pergudangan dan
industri, termasuk perawatannya
• Bangunan komersial, termasuk
perawatannya
• Bangunan-bangunan non
perumahan lainnya, termasuk
perawatannya
36
• Fasilitas pelatihan sport diluar
gedung, fasilitas rekreasi, termasuk
perawatannya
2. Sipil • Jalan raya, jalan lingkungan,
termasuk perawatannya
• Jembatan, termasuk perawatan
• Pelabuhan atau dermaga, termasuk
perawatan
• Drainase kota, termasuk perawatan
• Irigasi dan drainase, termasuk
perawatan
• Persungaian rawa dan pantai,
termasuk perawatan
• Bendungan, termasuk perawatan
• Pengerukan dan pengurugan,
termasuk perawatannya
• Pekerjaan penyiapan dan
pengupasan lahan
• Pekerjaan pengalian dan
pemindahan lahan
3. Mekanikal • Instalasi pemanasan, ventilasi udara
dan AC dalam bangunan, termasuk
perawatan
37
• Instalasi pipa gas dalam bangunan,
termasuk perawatan
• Instalasi lift dan eskalator, termasuk
perawatan
• Pertambangan dan manufaktur,
termasuk perawatan
• Kontruksi alat angkut dan alat
angkat, termasuk perawatan
4. Elektrikal • Instalasi kontrol dan instrumentasi,
termasuk perawatan
3.1.1.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi pada PT. Sartonia Agung dibagi menjadi dua, yaitu
struktur organisasi di dalam kantor dan struktur organisasi pada saat pengerjaan
proyek. Berikut ini dapat dilihat struktur organisasi PT. Sartonia Agung.
• Struktur Organisasi Kantor
38
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Di Kantor
39
Struktur Organisasi Proyek
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek
3.1.1.3 Peran dan Tanggung Jawab
Deskripsi peran dan tanggung jawab setiap divisi perusahaan
berdasarkan struktur organisasi PT. Sartonia Agung sebagai berikut :
I. Head Office
• Direktur
Direktur utama merupakan jabatan tertinggi pada perusahaan.
Direktur utama mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan dalam organisasi. Anatara lain, Memberikan arah
perusahaan, Menetapkan organisasi perusahaan, Menetapkan
kebijakan mutu, Menetapkan sasaran mutu perusahaan,
40
Melaksanakan tinjauan manajemen atas penerapan sistem
manajemen mutu, Memberikan komitmen dalam memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan terkait,
mengambil keputusan dalam perusahaan, mengetahui pembuatan
surat kontrak baik untuk proyek maupun untuk supplier,
memeriksa laporan setiap proyek yang ditangani, laporan
keuangan, pemasaran.
• Direktur Operasional
Bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan operasional dan
pengambilan keputusan khususnya untuk kondisi di lokasi proyek.
• Direktur Marketing/GA/HRD
Secara umum bertugas dalam mengurus dan memanajemen segala
kegiatan yang berkaitan dengan promosi untuk memajukan
perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Secara umum,
kegiatannya meliputi formulasi, pengarahan serta koordinasi
aktivitas-aktivitas dan kebijakan marketing untuk promosi
perusahaan, mengawasi kegiatan marketing sehari-hari.
Selain itu manager marketing juga mengawasi proses untuk
mendapatkan tender proyek baik pemerintah maupun swasta.
Memeriksa laporan pemasaran secara berkala. Mengawasi proses
perekrutan sumber daya manusia dan pelatihan. Direktur ini juga
memberikan layanan ke organisasi dalam kaitannya dengan
kewajiban organisasi dengan pihak regulator serta urusan internal
41
organisasi yang bukan merupakan tugas fungsional tetapi
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsional.
• Direktur Keuangan
Bertanggung jawab untuk mengarahkan penanggulangan berbagai
jenis resiko keuangan (financial risk management) yang dihadapi
perusahaan, mengkoordinasi aktifitas di perusahaan untuk
mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha
perusahaan, dan memeriksa arus keuangan perusahaan.
• Bagian Teknik Kantor
Bidang Teknik mempunyai tanggung jawab untuk , Mempelajari
persyaratan teknis (persyaratan tender / kontrak), Memberi
pertimbangan teknis dalam proses tender, pelaksanaan proyek ,
Menyiapkan dan mengontrol dokumen teknis pelaksaan proyek,
seperti gambar dan petunjuk pelaksanaan, Memberi pertimbangan
teknis dalam pemilihan pemasok dan subkon, Melaksanakan
pemeriksaan teknis pelaksanaan dan hasil-hasilnya.
• Bagian Pemasaran
Bidang pemasaran secara umum bertanggungjawab dalam proses
pemasaran untuk mendapatkan proyek. Selain itu juga bidang
pemasaran bertugas untuk mempersiapkan data-data profil
perusahaan, Mencari informasi proyek-proyek yang akan
ditenderkan, Mempersiapkan dan mengikuti prakualifikasi / tender
, Mempelajari persyaratan proyek (persyaratan tender / kontrak),
42
Mempersiapkan dokumen tender dan memantau semua tender
yang diikuti, Menjalin hubungan dengan customer, membuat
laporan pemasaran.
• Bagian GA dan HRD
Bidang personalia (HRD) bertanggungjawab dalam sumber daya
manusia perusahaan. Seperti, Mendokumentasikan uraian
pekerjaan dan syarat jabatan, Melaksanakan rekrutmen dan seleksi
calon karyawan, Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan
sesuai usulan tiap bidang, Merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pelatihan, Mencatat dan menyimpan data pelatihan
dan data kompetensi pegawai.
Bidang GA (General Affairs) bertanggung jawab dalam
menyediakan seluruh perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan
dalam kegiatan perkantoran. Bidangn ini juga bertanggung jawab
dalam merawat dan memelihara seluruh fasilitas yang ada dalam
kantor PT. Sartonia Agung.
• Bagian Accounting
Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan perusahaan (jurnal
entry sampai dengan arsip dokumen) untuk menjamin kelancaran,
keakuratan dan ketertiban administrasi keuangan perusahaan.
• Bagian Keuangan
Melaksanakan kegiatan keuangan perusahaan meliputi arus kas
masuk dan kas keluar, pengendalian internal keuangan,
43
pengontrolan atas anggaran keuangan perusahaan, laporan
keuangan.
• Bagian Logistik Kantor
Logistik mempunyai tanggung jawab untuk, melaksanakan
pemilihan pemasok barang dan membuat daftar pemasok
terseleksi, melaksanakan pembelian barang atas permintaan
proyek, mengontrol inventori peralatan dan melaksanakan
pemeliharaan, dan menjaga barang dari kerusakan atau hilang,
memastikan ketersediaan barang untuk kelancaran proyek.
• Kordinator Proyek
Kordinator proyek memiliki peran dalam mengkoordinasi proyek
sebelum dan sesudah proyek diberikan kepada project manager.
Yang mana setiap proyek dapat diberikan kepada project manager
yang berbeda. Setelah proyek selesai project koordinator harus
memeriksa apakah proyek sudah benar-benar selesai dan
memeriksa laporan pengerjaan proyek yang dibuat oleh project
manager sebelum diberikan kepada direktur operational.
• Manager Proyek
Manager Proyek berperan dalam menangani proyek secara penuh
dari awal proyek diterima hingga akhir proyek selesai. Seperti,
melaksanakan pemilihan subkon, memperlihatkan kepemimpinan
yang baik dan memberikan motivasi bagi para staf dan jajaran
nya, memantau pelaksanaan proyek dan hasil-hasilnya,
44
melakukan evaluasi atas kemajuan proyek dan mengambil tidakan
yang tepat jika pengerjaan proyek tidak sesuai target, melakukan
komunikasi dan hubungan dengan customer, membuat laporan
pekerjaan proyek untuk project coordinator dan owner,
memastikan penerapan sistem manajemen mutu di proyek.
• Manager Lapangan
Manager lapangan sebagai asisten manager proyek yang mana
memiliki tanggungjawab membantu tugas manager proyek. Tugas
khusus site manager seperti, membuat rencana pelaksanaan di
lapangan (rencana mingguan / harian), melaksanakan dan
memantau pelaksanaan rencana yang dibuat, melaksanaan
pemeriksaan sesuai rencana inspeksi dan pengujian, melaksanakan
penanganan ketidaksesuaian yang ditemukan di lapangan,
membantu project manager membuat laporan kemajuan
pelaksanaan proyek, membina dan melatih keterampilan para staf,
tukang, dan mandor, melakukan penilaian kemampuannya sesuai
dengan standar yang ditetapkan, mengendalikan pemakaian
barang dan peralatan dalam pengerjaan proyek.
• Pelaksana
Pelaksana merupakan orang yang dibawahi langsung oleh
manager lapangan. Pelaksana bertanggung jawab di dalam
mengawasi pekerjaan mandor dan buruh, sesuai gambar kerja (soft
drawing) dan bill of quantity, dan melaporkannya ke manager
45
lapangan. Pelaksana memiliki tugas di dalam melaporkan kendala
atau masalah teknis dilapangan kepada manajer lapangan.
Pelaksana juga memiliki wewenang dalam mengajukan
permintaan barang, peralatan, dan pekerja. Selain itu pelaksana
juga memiliki wewenang dalam memberikan petunjuk
pelaksanaan ke mandor.
• Mandor
Mandor adalah pihak atau orang yang bertugas mendatangkan
sejumlah tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan
seperti kelompok tukang kayu, besi, batu, dan memimpin serta
mengawasi pekerjaan proyek, khususnya kinerja dari para pekerja
nya.
• Logistik Proyek
Logistik lapangan atau logistik proyek bertanggung jawab dalam
pengadaan bahan baku untuk pengerjaan proyek, mengecek
barang yang dikirim oleh supplier, menginventarisasi peralatan,
bertanggung jawab atas keamanan dan keutuhan alat-alat berat
yang digunakan dalam pengerjaan proyek
46
3.1.2 Visi dan Misi
� Visi Perusahaan
PT. SARTONIA AGUNG memiliki Visi :
Menjadi perusahaan swasta nasional terdepan di bidang jasa konstruksi
dengan selalu memberikan pelayanan yang prima, berkembang secara
berkesinambungan, memberikan kesejahteraan kepada karyawan, pemegang
saham, dan stakeholder lainnya melalui tata kelola perusahaan yang baik.
� Misi Perusahaan
PT. SARTONIA AGUNG memiliki Misi :
• Menghasilkan produk konstruksi yang memenuhi persyaratan mutu
konstruksi.
• Menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai target yang ditetapkan.
• Menerapkan ISO 9001:2008 secara konsisten dan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan.
3.2 Enterprise Architecture Saat Ini
3.2.1 Tujuan dan Inisiatif
Pada tingkatan ini tujuan dan inisiatif PT. Sartonia Agung digambarkan
dalam bentuk arah strategi, analisis, SWOT, CONOPS, strategi bersaing,
tujuan strategis, strategi inisiatif, dan ukuran hasil seperti berikut ini.
3.2.1.1 Visi
Seperti terlihat pada profile perusahaan, Visi PT. Sartonia Agung
adalah: Menjadi perusahaan swasta nasional terdepan di bidang jasa
47
konstruksi dengan selalu memberikan pelayanan yang prima, berkembang
secara berkesinambungan, memberikan kesejahteraan kepada karyawan,
pemegang saham, dan stakeholder lainnya melalui tata kelola perusahaan
yang baik.
Visi tersebut menggambarkan bahwa dalam 3 tahun mendatang akan terwujud
suatu perusahaan swasta nasional terdepan dibidang jasa konstruksi, sehingga
semakin banyak instansi-instansi yang menggunakan jasa PT. Sartonia
Agung.
3.2.1.2 Misi
Untuk mencapai visi perusahaan, maka PT. Sartonia Agung menetapkan misi
sebagai berikut :
• Menghasilkan produk konstruksi yang memenuhi persyaratan mutu
konstruksi.
• Menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai target yang ditetapkan.
• Menerapkan ISO 9001:2008 secara konsisten dan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan.
Misi tersebut menggambarkan dukungan dalam mewujudkan visi yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.1.3 Arah Strategi
Arah strategis dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang pada
akhirnya mengarah pada pencapaian tujuan yang dinyatakan bisnis atau
strategi organisasi. Arah strategis didirikan selama fase perencanaan strategi
48
organisasi. Selama proses perencanaan strategi, organisasi akan membuat
rencana bisnis strategis dan menetapkan visi tertulis dan juga pernyataan misi.
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan pihak PT. Sartonia Agung,
untuk masa mendatang perusahaan ini memiliki arah strategi sebagai berikut :
• Menjadi perusahaan konstruksi pilihan utama yang handal dengan
kinerja kelas dunia.
• Peningkatan kualitas produk dan layanan.
• Mampu mengerjakan lebih dari 10 proyek dalam satu tahun.
• Menjadi perusahaan konstruksi yang menerapkan konsep green
construction.
3.2.1.4 Analisa SWOT
Berkat kerjasama yang baik dari pimpinan dan staf perusahaan,
saat ini perusahaan berjalan dengan baik walaupun masih terdapat
beberapa kekurangan. Dengan analisis SWOT dapat digambarkan
bahwa perusahaan memiliki :
� Evaluasi Faktor Internal
• Strength (Kekuatan)
1. Pengalaman yang sudah matang dibidang konstruksi.
PT. Sartonia Agung sudah 30 tahun bergelut dibidang jasa
konstruksi. Sudah banyak proyek yang telah dikerjakan
perusahaan ini, sehingga perusahaan ini tidak dapat dipandang
sebelah mata untuk pengalamannya. Untuk klasifikasi
perusahaan konstruksi, pada saat ini PT. Sartonia Agung telah
49
berada pada grade 5-7 untuk bidang usaha arsitektural, sipil,
mekanikal, dan elektrikal. Penetapan grade tersebut ditentukan
berdasarkan pengalaman kerja dan besarnya nilai proyek.
2. Memiliki tenaga ahli yang bersertifikasi.
PT. Sartonia Agung memiliki tenaga-tenaga ahli yang
bersertifikasi dibidang konstruksi, dan perusahaan ini selalu
mengikut sertakan karyawannya di dalam pelatihan-pelatihan.
3. Mempunyai alat berat milik pribadi.
PT. Sartonia Agung memiliki beberapa alat berat milik
pribadi, sehingga dapat meminimalisir pengeluaran dalam
penyewaan alat berat. Alat berat yang dimiliki PT.SA adalah
Eksavator (3 buah) dan dump truk (4 buah).
4. Memiliki sertifikasi ISO 9001:2008.
ISO 9001:2008 adalah standar internasional yang diakui untuk
sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM). Sistem
manajemen mutu menyediakan kerangka kerja bagi
perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan
pendekatan manajemen secara nyata dalam aktivitas rutin
perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan
pelanggan.
5. Memiliki sertifikasi SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja).
Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja merupakan standar bagi perkerja perusahaan didalam
50
melaksanakan pekerjaan dilapangan. Dengan adanya
sertifikasi SMK3 ini, pekerja dilapangan dibekali dengan
pengetahuan yang mendalam mengenai pentingnya
penggunaan perlengkapan kerja bagi keselamatan.
• Weakness (Kelemahan)
1. Kurangnya jumlah tenaga ahli teknik sipil.
Tenaga ahli teknik sipil merupakan pekerja yang memiliki ijazah
lulusan teknik sipil minimal S1 ataupun D3. Pekerja-pekerja ini
biasanya menjabat sebagai koordinator proyek, manager proyek,
dan pelaksana. PT. Sartonia Agung dalam setahun dapat
mengerjakan maksimal sepuluh proyek. Satu tenaga ahli hanya
dapat mengerjakan satu sampai tiga proyek dalam setahun. Jika
perusahaan mengerjakan lebih dari sepuluh proyek dalam
setahun, maka akan ada proyek yang tidak terkendali dengan baik
akibat kurangnya tenaga ahli ini.
2. Fasilitas pendukung yang kurang memadai di bidang SI/TI.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya PT. Sartonia Agung
kurang didukung oleh fasilitas SI/TI, seperti program aplikasi,
database, jaringan komunikasi (email perusahaan). Hal ini dapat
menghambat fungsi pengolahan data dan komunikasi baik di
kantor maupun di lapangan.
3. Informasi yang dihasilkan perusahaan sering mengalami
keterlambatan.
51
Masing-masing divisi pada PT. Sartonia Agung tidak saling
terintegrasi satu sama lain, sehingga pengolahan informasi dan
pendistribusian informasi tidak secara realtime dapat dikelola, hal
ini membuat adanya keterlambatan dalam menghasilkan laporan
baik dikantor maupun dilapangan. Selain itu hal ini dikarenakan
perusahaan masih menggunakan sistem manual, sehingga
menghasilkan laporan atau informasi yang kurang akurat.
4. Pendistribusian knowledge sering mengalami keterlambatan.
Penyebaran berita-berita dan perkembangan terbaru yang
berhubungan dengan perusahaan khususnya dalam kegiatan
operasional sering mengalami keterlambatan. Hal ini dikarenakan
tidak adanya fasilitas untuk mendistribusikan knowledge yang
dimiliki perusahaan kepada setiap karyawan. Selama ini
knowledge yang dimiliki oleh setiap divisi hanya disimpan untuk
kepentingan pribadi tanpa dilakukan pendistribusian.
5. Kurangnya media pemasaran yang dimiliki perusahaan.
Saat ini teknik pemasaran yang dilakukan PT.Sartonia Agung
hanya sebatas melalui viral marketing dan media cetak. Sehingga
kesempatan untuk mendapatkan proyek khususnya dari pihak
swasta menjadi terbatas, hal ini berpengaruh pada upaya
meningkatkan keuntungan perusahaan yang selama ini hanya
mengandalkan proyek pemerintah sebagai tulang punggung
kegiatan bisnisnya. Untuk mensiasati hal tersebut, kedepannya
perusahaan harus melakukan perluasan pemasaran sehingga
52
kesempatan untuk mendapatkan proyek dari pihak swasta
semakin besar. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
memperluas pemasaran adalah dengan membuat website
perusahaan.
6. Adanya duplikasi penugasan.
Di dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, penugasan di setiap
unit organisasi perusahaan masih mengalami penumpukan,
seperti bagian GA, HRD, Marketing hanya dikepalai oleh satu
direktur, sedangkan tugas dan tanggung jawab dari bagian-bagian
tersebut berbeda. Hal ini mengakibatkan adanya penumpukan
tugas. Selain itu terdapat duplikasi pekerjaan antara Logistik
Kantor dan Logistik Proyek, dimana duplikasi pekerjaan tersebut
terjadi jika ada permintaan pengadaan bahan material dan alat
berat yang dibbutuhkan dalam pengerjaan proyek.
� Evaluasi Faktor Eksternal
• Opportunity (Peluang)
1. Banyaknya tawaran proyek dari pihak pemerintah, BUMN, dan
swasta.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang banyak
melakukan pembangunan, baik pembangunan yang dilakukan
pemerintah, BUMN, maupun swasta. Dalam menjalankan
pembangunan tersebut dibutuhkan perusahaan konstruksi untuk
53
pengerjaannya. Hal ini lah yang membuka peluang bagi
perusahaan konstruksi dalam mendapatkan proyek.
2. Banyaknya pilihan supplier bahan material.
Di dalam pembangunan atau pengerjaan proyek bahan material
sangatlah dibutuhkan. Indonesia sebagai negara berkembang
banyak melakukan pembangunan di berbagai bidang. Melihat hal
tersebut menyebabkan banyak timbulnya produsen-produsen
bahan material. Semakin banyaknya produsen bahan material ini
juga menjadi peluang bagi perusahaan konstruksi di dalam
menyeleksi harga dan kualitas bahan bangunan yang dibutuhkan.
3. Pekerjaan di bidang konstruksi saat ini sedang booming.
Hingga saat ini jasa konstruksi terus mengalami perkembangan.
Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan akan perbaikan dan
pembangunan diberbagai bidang, seperti perumahaan, gedung,
jalan, jembatan, saluran, dan lainnya. Sehingga banyak pihak-
pihak yang melakukan investasi dibidang-bidang tersebut.
4. Banyaknya pengetahuan-pengetahuan dibidang konstruksi.
Terus berkembangnya jasa konstruksi menyebabkan banyak
bermunculan pengetahuan-pengetahuan dibidang ini. Pengetahuan
(knowledge) ini bisa berasal dari buku, internet, ataupun
pengalaman perusahaan dalam melaksanankan proyek.
Pengetahuan dalam bidang konstruksi ini cukup penting untuk
disimpan oleh perusahaan lalu dibagikan kepada karyawannya,
54
sehingga semua karyawan dapat lebih memahami mengenai
teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
• Threats (Ancaman)
1. Banyaknya kompetitor di bidang konstruksi.
Semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur di
indonesia semakin banyak juga perusahaan konstruksi yang
menjadi pesaing, dapat dilihat banyaknya perusahaan konstruksi
yang tergabung dalam GAPENSI dapat mencapai 20.000
perusahaan.
2. Persaingan harga tender.
Semakin banyak tawaran proyek yang ditawarkan, maka
semakin banyak juga penawaran yang diberikan oleh perusahaan
konstruksi, yang tentunya setiap penawaran yang diberikan
mempunyai range harga yang bervariasi. Semakin rendah harga
penawaran, maka semakin berpeluang mendapatkan proyek yang
di tenderkan.
3. Teknologi informasi dan inovasi dibidang konstruksi yang terus
berkembang.
Di era modern ini banyak bermunculan teknologi-teknologi baru
yang dapat membantu memudahkan kehidupan manusia. Pada
dunia bisnis juga terdapat teknologi-teknologi informasi baru
khususnya dibidang konstruksi, baik teknologi informasi
maupun teknologi lainnya yang berhubungan dengan jasa
55
konstruksi. Teknologi informasi yang baru ini dapat membantu
perusahaan di dalam melakukan proses bisnisnya, namun dapat
menjadi ancaman juga bagi perusahaan jika perusahaan ini tidak
mengerti cara menggunakannya, sehingga perusahaan harus
mengeluarkan biaya lebih untuk melakukan pelatihan kepada
karyawan yang nantinya akan memakai teknologi informasi
tersebut.
56
Tabel 3.2 Matrix SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
• S1: Pengalaman yang
sudah matang dibidang
konstruksi.
• S2:Memiliki tenaga ahli
yang bersertifikasi.
• S3:Mempunyai alat-alat
proyek milik pribadi.
• S4: Memiliki sertifikasi
ISO 9001:2008.
• S5: Memiliki sertifikasi
SMK3 (Sistem
Manajemen Keselamatan
dan kesehatan Kerja).
(W) Weakness
• W1: Kurangnya tenaga
kerja dibidang teknik sipil.
• W2 : Fasilitas pendukung
yang kurang memadai.
• W3 : Informasi yang
dihasilkan perusahaan
sering mengalami
keterlambatan.
• W4 : Kurangnya
pendistribusian knowledge
di perusahaan
• W5 : Kurangnya media
pemasaran yang dimiliki
perusahaan.
• W6 : Adanya duplikasi
pekerjaan.
(O) Opportunity.
• O1: Banyaknya
tawaran proyek dari
pihak pemerintah,
Strategi SO
• Mengikuti tender proyek
pemerintah, BUMN, dan
swasta yang sesuai
Strategi WO
• Membuat Knowledge
Management Sistem
berupa portal.
57
BUMN, dan swasta.
• O2:Banyaknya
pilihan supplier
bahan material.
• O3 : Pekerjaan di
bidang konstruksi
saat ini sedang
booming.
• O4 : Banyaknya
pengetahuan-
pengetahuan
dibidang konstruksi.
dengan klasifikasi
perusahaan.
• Mencari supplier yang
menawarkan harga
rendah dan berkualitas
• Mempertahankan SDM
yang berpengalaman dan
mengikuti pelatihan-
pelatihan dibidang
konstruksi.
• Menambah jumlah
pegawai dibidang teknik
sipil.
• Penerapan sistem dan
fasilitas pendukung yang
efektif untuk menunjang
operasional perusahaan.
(T) Threats
• T1:Banyaknya
kompetitor bidang
konstruksi.
• T2:Persaingan
harga tender.
• T3: Teknologi
informasi dan
inovasi dibidang
konstruksi yang
terus berkembang.
Strategi ST
• Menawarkan harga
rendah untuk dapat
memenangkan proyek
namun tetap menjaga
mutu sesuai dengan
standar konstruksi.
• Mempelajari dan
mengikuti perkembangan
teknologi dibidang IT
maupun konstruksi.
Strategi WT
• Membuat website
perusahan untuk
memperluas pemasaran.
58
3.2.1.5 CONOPS Diagram and Scenario
Secara umum skenario proses bisnis pada PT. Sartonia Agung
adalah perencanaan proyek, pengadaan pekerja, pengadaan bahan baku,
pengadaan alat berat, pengerjaan, dan penagihan. Secara rinci terlihat
pada gambar 3.3, gambar 3.4, gambar 3.5, gambar 3.6, gambar 3.7,
gambar 3.8, yang menggambarkan bagaimana produk dan layanan
dihasilkan oleh PT. Sartonia Agung.
� CONOPS PERENCANAAN PROYEK & SCENARIO
Gambar 3.3 CONOPS Perencanaan Proyek
59
Sceenario:
1. Setelah melakukan perjanjian kerja sama antara owner dan perusahaan, owner
memberikan surat perintah kerja kepada bag.marketing.
2. Spk diserahkan kepada dirut untuk di evaluasi apakah sesuai dengan dengan
perjanjian di surat kontrak.
3. Setelah sesuai dirut memberikan spk tersebut kepada bag. Operasional untuk
dibuatkan perhitungan RAP, isi dari RAP yaitu detail mengenai biaya proyek,
time schedule, bahan material & alat berat yang dibutuhkan, dan jumlah pekerja.
4. Setelah melakukan perhitungan RAP, kemudian RAP tersebut diserahkan
kepada dirut untuk disetujui & dievaluasi kembali apakah sudah sesuai anggaran
atau tidak.
5. Dirut mengembalikan RAP kepada bag.operasional untuk diteruskan ke
divisi-divisi lain yang terkait dengan pembuatan proyek.
60
� CONOPS PENGADAAN TENAGA KERJA & SCENARIO
Gambar 3.4 CONOPS Pengadaan Tenaga Kerja
Scenario:
1. Manager proyek akan memberikan copy SPK dan RAP ke pelaksana untuk
mengatur kebutuhan tenaga kerja di lokasi proyek.
2. Berdasarkan RAP Pelaksana melakukan pencarian supplier tenaga kerja
(labour supply), setelah mendapatkan supplier tenaga kerja yang sesuai,
pelaksana akan membuat surat kontrak mandor sebagai perjanjian kerjasama
selama proyek berlangsung, kemudian diserahkan ke supplier tenaga kerja. Surat
61
kontrak mandor berisikan tugas dan tanggung jawab pekerja, jangka waktu
kontrak, syarat-syarat kerja dan sebagainya.
3. Mandor akan mengevaluasi isi kontrak, setelah sesuai mandor akan
menyiapkan para tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek.
Seluruh tenaga kerja merupakan tanggung jawab penuh mandor.
4. Mandor akan mebuat surat tagihan dan diserahkan ke pelaksana.
5. Surat tagihan tersebut akan diserahkan ke manager proyek untuk diteruskan ke
bag.keuangan.
6. Manager proyek memberikan surat tagihan kepada bag.keuangan untuk
dilakukan pembayaran.
7. Bag.keuangan akan membuat kwitansi pembayaran mandor yang kemudian
akan diberikan ke mandor.
� CONOPS PENGADAAN BAHAN BAKU & SCENARIO
62
Gambar 3.5 CONOPS Pengadaan Bahan Baku
Sccenario:
1. Bag.operasional memberikan copy RAP kepada logistik kantor untuk segera
melakukan pengadaan bahan material yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan RAP tersebut logistik kantor membuat surat open tender supplier
yang berisi bahan-bahan material yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.
Surat open tender nantinya akan diberikan kepada para supplier.
3. Supplier melakukan penawaran berdasarkan surat open tender. Penawaran
dari para supplier akan disaring untuk dicari penawaran daari supplier mana
yang sesuai.
4. Setelah mendapatkan supplier yang sesuai logistik kantor melakukan
perjanjian kerjasama dengan supplier dengan membuat surat kontrak supplier.
5. Copy surat open tender akan diserahkan kepada logistik proyek yang nantinya
akan digunakan untuk mencocokkan bahan material yang dikirim.
63
6. Copy surat open tender juga diberikan ke bag.keuangan yang nantinya
digunakan untuk melakukan pembayaran.
7. Supplier mengirimkan bahan material yang dipesan beserta surat jalan ke
logistik proyek. Kemudian surat jalan akan dicocokkan dengan surat open tender
untuk mengecek apakah barang yang dipesan dengan yang dikirim sesuai.
8. Setelah sesuai logistik kantor akan memberikan surat jalan dari supplier ke
bag.keuangan untuk dilakukan pembayaran.
9. Bag.keuangan kembali mengecek surat jalan dan surat open tender apakah
sesuai atau tidak, jika sesuai bag.keuangan akan melakukan pembayaran kepada
supplier bahan material dengan membuat kwitansi pembayaran bahan material.
� CONOPS PENGADAAN ALAT BERAT & SCENARIO
64
Gambar 3.6 CONOPS Pengadaan Alat Berat
Scenario :
1. Berdasarkan RAP yang diberikan bag.operasional , logistik kantor akan
melakukan proses penyewaan alat berat yang dibutuhkan dalam pengerjaan
proyek.
2. Logistik proyek akan mencari dan memilih supplier alat berat yang sesuai,
jika sudah mendapatkan supplier alat berat yang sesuai logistik proyek akan
melakukan penyewaan alat berat dengan membuat surat sewa alat berat
kemudian akan diberikan kepada supplier alat berat.
3. Copy SSAB akan diberikan ke bag.keuangan yang nantinya akan digunakan
untuk pembayaran sewa alat berat
4. Copy SSAB juga diberikan kepada logistik proyek yang nantinya akan
digunakan untuk mencocokkan alat berat yang datang.
65
5. Supplier alat berat akan mengirimkan alat berat yang dibutuhkan beserta surat
jalan. Kemudian logistik proyek akan mencocokkan alat berat berdasarkan SSAB
dan surat jalan.
6. Setelah sesuai logistik proyek akan menyerahkan surat jalan kepada
bag.keuangan untuk dilakukan pembayaran.
7. Bag.keuangan akan mngecek kembali surat jalan dan SSAB untuk kemudian
akan dilakukan pembayaran dengan membuat kwitansi pembayaran alat berat
dan diserahkan kepada supplier alat berat.
� CONOPS PENGERJAAN PROYEK & SCENARIO
Gambar 3.7 CONOPS Pengerjaan Proyek
Scenario:
1. Berdasarkan copy SPK dari manager proyek, pelaksana nantinya akan
menginformasikan kepada para pekerja untuk mulai bekerja.
66
2. Pelaksana menginformasikan kepada para pekerja untuk mulai melakukan
pengerjaan.
3. Setelah proses pengerjaan berlangsung, manager lapangan akan mencatat
kemajuan dari setiap pengerjaan konstruksi dengan membuat rangkuman
pengerjaan konstruksi secara harian, mingguan, bulanan. Rangkuman tersebut
akan diberikan kepada manager proyek untuk di evaluasi kesesuaiannya terhadap
target pelaksanaan proyek yang tertera di SPK .
4. Pelaksana juga akan mencatat kinerja dari para tenaga kerja di lokasi proyek
dengan membuat rangkuman kinerja tenaga kerja secara harian, mingguan,
bulanan. Rangkuman tersebut akan diserahkan kepada manager proyek.
5. Setiap bulan manager proyek akan membuat laporan proyek , kemudian copy
laporan proyek akan diserahkan ke bag.keuangan untuk disertakan dengan
penagihan pembayaran kepada owner.
� CONOPS PENAGIHAN PEMBAYARAN & SCENARIO
Gambar 3.8 CONOPS Penagihan Pembayaran
Scenario :
67
1. Bag. Keuangan melakukan penagihan angsuran pembayaran kepada owner
dengan mencocokkan laporan proyek dengan nilai nominal yang akan ditagih.
Bag.keuangan akan membuat surat penagihan beserta copy laporan proyek yang
akan diserahkan ke owner.
2. Owner mengecek laporan proyek apakah sesuai dengan nominal yang ditagih,
jika sesuai owner akan melakukan pembayaran ke bag.keuangan.
3. Setelah mengecek kas perusahaan bertambah, bag.keuangan akan
menghubungi owner untuk menginformasikan bahwa angsuran pembayaran telah
berhasil.
3.2.1.6 Strategi Bersaing
Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan jasa sejenis, PT. Sartonia Agung menetapkan strategi :
• Menawarkan harga yang rendah dan tetap mengutamakan kualitas.
• Menawarkan banyak pilihan produk jasa konstruksi.
• Menjaga dan meningkatkan hubungan kerja yang baik dengan supplier
dan pelanggan.
• Memberikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan.
3.2.1.7 Tujuan Strategis
Tujuan strategis PT. Sartonia Agung untuk menjalankan
usahanya adalah :
• Menawarkan harga yang rendah dan tetap mengutamakan kualitas.
68
Untuk dapat memenangkan persaingan dalam proses tender,
perusahaan berusaha untuk terus menawarkan harga yang rendah
namun tetap mengutamakan kualitas.
• Menawarkan banyak pilihan produk jasa konstruksi.
Perusahaan memiliki banyak pilihan produk jasa konstruksi,
seperti pembuatan perumahan, jembatan, jalan raya, drainase,
dan lainnya. Dengan banyak pilihan produk ini maka perusahaan
dapat memenuhi banyak kebutuhan yang diminta oleh
pelanggan.
• Menjaga dan meningkatkan hubungan kerja yang baik dengan
supplier dan pelanggan.
Dalam rangka memenangkan persaingan, perusahaan terus
berusaha menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.
Dengan begitu diharapkan dapat terjalin hubungan kerjasama
yang berkelanjutan antara perusahaan dan pelanggan. Selain itu
perusahaan juga berusaha menjaga kemitraannya dengan
supplier dengan terus melakukan kerjasama, sehingga kebutuhan
bahan material yang dibutuhkan perusahaan untuk pengerjaan
proyek dapat terus terpenuhi.
• Memberikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan.
Dalam melaksanakan pekerjaannya PT. Sartonia Agung
senantiasa menghasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan
permintaan pelanggan. Untuk menghasilkan produk yang baik,
69
perusahaan menjalankan pekerjaannya sesuai dengn standar
yang ditetapkan GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi
Nasional Indonesia). Dengan menghasilkan produk dan layanan
yang baik ini diharapkan dapat memberikan kepuasan terhadap
pelanggan.
3.2.1.8 Strategi Inisiatif
Dalam menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan
eksternal, PT. Sartonia Agung mengambil inisiatif sebagai berikut :
• Memberikan penawaran harga yang rendah namun tetap
menjaga mutu dan kualitas produk dan layanan perusahaan.
• Menawarkan produk jasa konstruksi sesuai dengan bidang
usaha yang dimiliki perusahaan, yaitu arsitektural, sipil,
mekanikal, dan elektrikal.
• Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan menghasilkan
produk konstruksi yang sesuai dengan permintaan dari
pelanggan.
• Aktif mengikuti tender proyek yang diselenggarakan oleh
pihak pemerintah, BUMN, dan swasta.
• Melakukan kerjasama yang baik dengan supplier untuk
memenuhi kebutuhan bahan material dan alat berat yan
dibutuhkan.
70
3.2.2 Produk dan Layanan
Dalam melaksanakan visi dan misinya PT. Sartonia Agung mempunyai
tiga fungsi bisnis, yaitu pemasaran, operasional, keuangan, dan selanjutnya
dibagi menjadi proses bisnis : perencanaan proyek, pengadaan bahan material,
pengadaan alat berat, pengadaan tenaga kerja, pengerjaan proyek, dan
pembayaran. Layanan bisnis, produk dan jasa yang dihasilkan, dan IT yang
digunakan adalah sebagai berikut.
3.2.2.1 Produk dan Jasa Yang Dihasilkan
Produk dan jasa yang dihasilkan PT. Sartonia Agung adalah
berupa hasil kontruksi bangunan yang terfokus pada pembangunan
perumahan tunggal maupun perumahan kompleks. Tetapi secara
keseluruhan PT.Sartonia Agung memiliki produk dan jasa
meliputi bidang usaha dibawah ini :
Tabel 3.3 Produk dan Jasa Yang Dihasilkan
No. Klasifikasi Bidang Sub Bidang
1. Arsitektural • Perumahan Tunggal dan koppel,
termasuk perawatannya
• Perumahan multi hunian, termasuk
perawatannya
• Bangunan pergudangan dan
industri, termasuk perawatannya
• Bangunan komersial, termasuk
71
perawatannya
• Bangunan-bangunan non
perumahan lainnya, termasuk
perawatannya
• Fasilitas pelatihan sport diluar
gedung, fasilitas rekreasi, termasuk
perawatannya
2. Sipil • Jalan raya, jalan lingkungan,
termasuk perawatannya
• Jembatan, termasuk perawatan
• Pelabuhan atau dermaga, termasuk
perawatan
• Drainase kota, termasuk perawatan
• Irigasi dan drainase, termasuk
perawatan
• Persungaian rawa dan pantai,
termasuk perawatan
• Bendungan, termasuk perawatan
• Pengerukan dan pengurugan,
termasuk perawatannya
• Pekerjaan penyiapan dan
pengupasan lahan
• Pekerjaan pengalian dan
72
pemindahan lahan
3. Mekanikal • Instalasi pemanasan, ventilasi
udara dan AC dalam bangunan,
termasuk perawatan
• Instalasi pipa gas dalam bangunan,
termasuk perawatan
• Instalasi lift dan eskalator,
termasuk perawatan
• Pertambangan dan manufaktur,
termasuk perawatan
• Kontruksi alat angkut dan alat
angkat, termasuk perawatan
4. Elektrikal • Instalasi kontrol dan instrumentasi,
termasuk perawatan
3.2.2.2 Layanan Bisnis (Business Service)
Sesuai dengan fungsi bisnisnya yaitu untuk keperluan
mendukung kegiatan perusahaan, PT. Sartonia Agung melakukan
layanan dibidang perencanaan proyek, pengadaan bahan material,
pengadaan alat berat, pengadaan tenaga kerja, pelaksanaan
proyek, dan penagihan untuk para supplier dan pelanggannya.
Secara rinci dapat terlihat dalam gambar-gambar berikut ini :
73
� Swimlane Process Diagram Perencanaan Proyek
Gambar 3.9 Swimlane Diagram Perencanaan Proyek
74
Penjelasan:
1. Owner membuat SPK untuk perusahaan pemenang tender setelah
terjadi kesepakatan kerja sama antara owner dan perusahaan
konstruksi. Kemudian SPK akan diberikan ke bagian marketing
perusahaan.
2. Bagian marketing kemudian memberikan SPK ke dirut untuk
dievaluasi.
3. Setelah mengecek kesesuaian SPK, dirut akan memberikan kepada
bagian operasional untuk dibuatkan perhitungan RAP.
4. Bagian Operasional akan melakukan perhitungan RAP
berdasarkan SPK yang diterima. Perhitungan tersebut mencakup
anggaran proyek, time schedule, jumlah pekerja, alat berat dan
bahan material yang dibutuhkan.
5. Kemudian RAP akan diberikan kepada dirut. Dirut akan
mengecek RAP tersebut, jika:
a) RAP sesuai maka dirut akan menyetujui RAP, dan
dikembalikan lagi ke bagian operasional.
b) RAP tidak sesuai maka dirut akan memerintahkan bagian
operasional untuk menghitung kembali RAP.
75
� Swimlane Process Diagram Pengadaan Tenaga Kerja
Gambar 3.10 Swimlane Diagram Pengadaan Pekerja
76
Penjelasan :
1. Manager proyek akan memberikan copy RAP dan SPK kepada pelaksana
untuk pengadaan tenaga kerja proyek.
2. Berdasarkan RAP bagian pelaksana akan mencari dan menentukan mandor
yang mampu menyediakan tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Setelah mendapatkan mandor yang sesuai, pelaksana membuat surat kontrak
mandor sebagai perjanjian kerjasama.
4. Berdasarkan surat kontrak mandor, mandor akan mengecek kembali surat
kontrak dan menyiapkan para pekerja yang dibutuhkan.
5. Nantinya setelah para pekerja mulai bekerja kemudian mandor akan membuat
surat tagihan pekerja yang akan diberikan ke pelaksana, disini mandor
bertanggung jawab atas pemberian upah kepada para pekerjanya.
6. Pelaksana akan memberikan surat tagihan tersebut kepada manager proyek
untuk disampaikan kepada bagian keuangan.
7. Manager proyek memberikan surat tagihan pekerja kepada bagian keuangan
untuk segera dilakukan pembayaran.
8. Berdasarkan surat tagihan tersebut bagian keuangan akan melakukan
pembayaran kepada mandor.
77
� Swimlane Process Diagram Pengadaan Bahan Material
78
Gambar 3.11 Swimlane Diagram pengadaan bahan material
Penjelasan :
1. Bagian Operasional akan memberikan RAP kepada logistik kantor
untuk dilakukan pengadaan bahan material yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan RAP logistik kantor akan melakukan open tender supplier
dengan membuat surat open tender supplier dan diberikan kepada para
supplier bahan material dan copy surat open tender akan dberikan
kepada logistik proyek dan bagian keuangan.
3. Setelah menerima surat open tender, supplier akan mengajukan
penawaran bahan baku sesuai dengan yang tertera pada surat open
tender kepada logistik kantor.
4. Setelah menerima penawaran supplier, logistik kantor akan mengecek :
a) Jika penawaran tidak sesuai dengan RAP maka logistik kantor
akan mencari supplier lain.
b) Jika penawaran sesuai maka akan dibuatkan surat kontrak
supplier.
5. Kemudian supplier akan mengirimkan bahan material yang dibutuhkan
dalam pengerjaan ke lokasi proyek beserta surat jalan.
6. Logistik proyek menerima bahan material dan mencocokkan surat jalan
dengan copy surat open tender. Setelah cocok logistik proyek akan
mengirim surat jalan ke bagian keuangan.
7. Berdasarkan surat tagihan dari supplier, bagian keuangan akan
melakukan pembayaran kepada supplier dengan mencocokkan surat
79
jalan dan copy surat open tender terlebih dahulu. Setelah cocok
akan dilakukan pembayaran kepada supplier.
� Swimlane Process Diagram Pengadaan Alat Berat
80
Gambar 3.12 Swimlane Diagram Pengadaan Alat Berat
Penjelasan :
81
1. Bagian operasional akan memberikan RAP kepada logistik kantor untuk
dilakukan pengadaan alat berat yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan RAP, logistik kantor akan mencari dan menentukan supplier alat
berat yang sesuai.
3. Setelah mendapatkan supplier alat berat, kemudian akan dibuat surat sewa alat
berat dan diberikan kepada supplier alat berat, dan copy SSAB akan diberikan
ke logistik proyek dan bagian keuangan.
4. Kemudian supplier alat berat akan mengirimkan alat berat yang dibutuhkan ke
lokasi proyek beserta surat jalan.
5. Logistik proyek akan menerima alat berat dan mencocokkan alat berat yang
dikirim dengan surat jalan dan copy SSAB.setelah cocok surat jalan akan
diberikan kepada bag.keuangan.
6. Berdasarkan surat tagihan dari supplier, bagian keuangan akan melakukan
pembayaran kepada supplier dengan mencocokkan surat jalan dan copy SSAB
terlebih dahulu.
7. Setelah cocok akan dilakukan pembayaran kepada supplier alat berat.
82
� Swimlane Process Diagram Pengerjaan Proyek
Gambar 3.13 Swimlane Diagram pengerjaan proyek
83
Penjelasan :
1. Manager proyek akan memberikan SPK kepada pelaksana, yang menandakan
bahwa sudah bisa memulai pengerjaan.
2. Pelaksana akan menginformasikan kepada para pekerja untuk mulai bekerja.
3. Para pekerja melakukan pengerjaan proyek.
4. Berdasarkan perkembangan pembangunan proyek manager lapangan akan
merangkum pengerjaan proyek, yang kemudian akan diberikan kepada
manager proyek.
5. Berdasarkan rangkuman pengerjaan proyek, manager proyek akan membuat
laporan proyek yang akan diberikan kepada bagian keuangan sebagai acuan
untuk melakukan penagihan.
84
� Swimlane Process Diagram Penagihan Pembayaran
Gambar 3.14 Swimlane Diagram Penagihan Pembayaran
Penjelasan :
85
1. Bagian keuangan akam melakukan penagihan pembayaran proyek kepada
owner, berdasarkan laporan proyek yang diterima, dengan membuat kwitansi
penagihan.
2. Owner menerima kwitansi penagihan tersebut,kemudian akan dilakukan
pembayaran.
3. Bagian keuangan akan menerima uang pembayaran dari owner.
3.2.2.3 IT Yang Digunakan
Beberapa aplikasi sistem informasi yang saat ini digunakan ole PT.
Sartonia Agung adalah aplikasi pembuatan surat-surat dan formulir, aplikasi
pembuatan RAB dan RAP, aplikasi keuangan, dan aplikasi perancangan
gambar yang didukung oleh perangkat keras dan perangkat lunak berbasis
jaringan local, internet, dan intranet. Secara lebih terperinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.4 IT Yang Digunakan
Hardware Software Internet Intranet
- PC (Personal
Computer)
- Notebook
- Printer
- Scanner
- Micorsoft
word 2007
- Microsoft
Excel 2007
- Autocad
- Adober
Reader 9.0
Telkom Speedy LAN (Local
Area Network)
86
87
3.2.2.4 Business Plan
3.2.2.4.1 Business Overview
Business Overview menjelaskan secara keseluruhan bisnis yang berkaitan
dengan perusahaan mulai dari letak geografis hingga proses yang terjadi
antara fungsi area dengan fungsinya.
• Lokasi Geografis
Berikut ini merupakan gambaran dalam perusahaan
mengenai unit organisasi dan lokasinya. Pada tabel 3.5 ini
menjelaskan letak lokasi dari setiap bagian organisasi, yang mana
perusahaan tidak berdiri hanya pada satu lokasi saja. Oleh karena
itu setiap bagian dari organisasi harus menjelaskan posisi lokasi
pekerjaannya.
Tabel 3.5 Lokasi Geografis
Organizational Units Location
Head Office Site Project
Dir. Utama √
Dir. Keuangan √
Dir. Operasional √
Dir. Marketing/HRD/GA √
Accounting √
88
Keuangan √
Logistik Kantor √
Kordinator Proyek √
Manajer Proyek √
Manajer Lapangan √
Logistik lapangan √
Pelaksana √
Mandor √
Marketing √
Estimasi √
HRD/GA √
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa PT.Sartonia Agung
memiliki dua lokasi yang berbeda,sehingga unit organisasi di
perusahaan dibagi kedalam head office dan site project.
• Proses
Berikut ini menjelaskan setiap fungsional area dari
perusahaan yang dibagi kedalam beberapa fungsi.
Tabel 3.6 Area Fungsional
Functional area Function
Direktur utama • Menetapkan organisasi perusahaan .
• Menetapkan kebijakan mutu.
• Menetapkan sasaran mutu perusahaan.
89
• Melaksanakan tinjauan manajemen
atas penerapan sistem manajemen mutu.
• Memberikan komitmen dalam
memenuhi persyaratan pelanggan dan
peraturan perundangan terkait.
• Bertanggung jawab dalam setiap
pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
• Membuat keputusan dalam
perusahaan.
• Mengetahui pembuatan surat kontrak.
Keuangan • Perencanaan keuangan
• Penanggulangan resiko keuangan
• Membuat laporan keuangan
• Mengurusi seluruh kegiatan
keuangan
Operasional • Betanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan operasional proyek
• Bertanggung jawab terhadap hasil
kinerja kordinator proyek
• Meningkatkan kualitas operasional
perusahaan
• Membuat laporan operasional
90
perusahaan
Marketing/HRD/GA
• Mempelajari setiap persyaratan tender
dengan detail.
• Mencari informasi proyek-proyek yang
akan ditenderkan
• Membuat check list pemenuhan
persyaratan tender.
• Melaksanakan rekrutmen dan seleksi
calon karyawan
• Merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pelatihan
• Menyediakan fasilitas dan layanan
administrasi perkantoran
• Mendukung kelancaran operasional
perusahaan
Project koordinator • Menunjuk manager proyek
• Bertanggung jawab terhadap
seluruh proyek yang sedang berjalan
• Meninjau perkembangan setiap
proyek
Project manager • Membuat usulan organisasi proyek ke
Direktur
91
• Membuat rencana pelaksanaan proyek
(biaya, mutu, waktu)
• Melaksanakan pemilihan subkon
• Memantau pelaksanaan proyek dan
hasil-hasilnya
• Menetapkan tindakan perbaikan untuk
penanganan masalah
• Melakukan komunikasi dan hubungan
dengan customer
• Membuat laporan ke manajemen dan
ke customer
• Memastikan penerapan sistem
manajemen mutu di proyek
Site manager • Membuat rencana pelaksanaan di
lapangan (rencana mingguan / harian)
• Melaksanakan dan memantau
pelaksanaan rencana yang dibuat
• Melaksanaan pemeriksaan sesuai
rencana inspeksi dan pengujian
• Melaksanakan penanganan
ketidaksesuaian yang ditemukan di
lapangan
• Membuat laporan kemajuan
pelaksanaan proyek
• Mengendalikan dokumen di proyek
92
• Mengendalikan pemakaian barang dan
peralatan di proyek.
Pelaksana • Melaksanakan rencana kerja dan
pengawasan di lapangan
• Melaksanakan rencana
mingguan/harian
• Membuat laporan harian
• Melakukan pengawasan kerja di
lapangan
• Melakukan koordinasi kerja di
lapangan
• Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja
• Melaksanakan penanganan masalah di
lapangan
3.2.2.4.2 Executives Team Profile
PT. Sartonia Agung memiliki beberapa tim
eksekutif yang berperan di dalam kegiatan bisnis
oerusahaan dan juga memiliki fungsi bisnis disetiap divisi
perusahaan. Oleh karena itu, Executive Team Profile
berfungsi untuk menjelaskan mengenai bagaimana
eksekutif berinteraksi dengan fungsi bisnis yang terjadi
pada perusahaan.
93
� Pemetaan Eksekutif ke fungsi
Berikut adalah pemetaan dari setiap eksekutif pada
perusahaan. Pada tabel 3.7 ini menjelaskan bagaimana
setiap eksekutif berhubungan langsung dengan fungsi
bisnisnya. Setiap eksekutif dapat terlibat dalam fungsi
sebagai penanggung jawab, pembuat kebijakan, keahlian
teknis, dan pelaksana pekerjaan.
Tabel 3.7 Pemetaan Eksekutif Ke Fungsi
Executive
Management Keuangan Operasional Marketing/GA/HR
D
Per
janj
ian
Kon
trak
Pen
gam
bila
n ke
putu
san
Sas
aran
mut
u pe
rusa
haan
Str
ateg
i bis
nis
Per
enca
naa
n ke
uang
an
Aru
s ka
s m
asuk
dan
kel
uar
Pem
baya
ran
Lapo
ran
keua
ngan
Per
enca
naa
n p
roye
k
Pel
aksa
naan
pro
yek
Lapo
ran
proy
ek
Men
dapa
tkan
pro
yek
Dok
umen
per
usah
aan
Rek
rutm
en k
arya
wan
Inve
nata
ris k
anto
r
Dir.
Utama
R R R R
A A A A
I
Dir.
Keuangan
R R R R
A A A A
I I
Dir.
Operasion
R R R
A A A
94
al E E
Dir.
Marketing
/GA/HRD
R R R R
A A
3.2.2.5 Business Process Diagram
Business process diagram dibangun berdasarkan proses
bisnis yang berjalan pada PT. Sartonia Agung. Terdiri dari empat
bagian, yaitu input, control, output, dan mecahnisme. Dari
bagian tersebut akan menjelaskan alur dari porses bisnis mulai
dari data yang masuk sampai keluar akan menghasilkan data
seperti apa. Pada gambar 3.14 menjelaskan bagaimana proses
bisnis dapat terjadi melalui empat bagian tersebut.
95
Gambar 3.15 Business Process Diagram
3.2.2.6 Activity Product Matrix
Activity product matrix menggambarkan aktivitas bisnis
dengan produk yang dihasilkan oleh PT. Sartonia Agung. Pada
96
tabel 3.8 menjelaskan hubungan yang terjadi antara aktivitas
bisnis yang berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan
yang dapat bersifat sebagai membangun, menjual, menyimpan,
mendistribusi, melayani, keuangan, dan legal.
Tabel 3.8 Activity Product Matrix
Per
janj
ian
kont
rak
Per
enca
naa
n p
roye
k
Pen
gada
an p
eker
ja
Pen
gada
an b
ahan
mat
eria
l dan
ala
t ber
at
Pem
baya
ran
Pel
aksa
naan
pro
yek
Pen
agih
an
Remarks
Business Product
Konstruksi L D R R F M F
R = Research & Develop, M = Manufacture, W = Warehouse, D = Distribute,
S = Service, F = Financials, L = Legal
3.2.3 Data dan Informasi
Secara fisik data dan informasi PT. Sartonia Agung dapat terlihat di
dalam artifact-artifact dibawah ini :
3.2.3.1 Object State Transition Diagram
Object state transmition diagram ini menggambarkan daur
hidup dari sebuah objek di PT. Sartonia Agung dari awal proses
97
hingga akhir proses bisnis. Pada gambar ini menjelaskan
rangkaian objek yang terjadi selama proses bisnis berjalan.
Gambar 3.16 Object State Transition Diagram
Pada gambar 3.15 dapat dilihat bahwa alur objek yang
terjadi mulai melakukan perjanjian kontrak terlebih dahulu oleh
dirut dengan owner, kemudian diakhiri dengan melakukan
perawatan dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan perusahaan.
3.2.3.2 Logical Data Model
Model data entity relationship dibangun berdasarkan dari
proses bisnis yang berjalan pada PT. Sartonia Agung. Pada
gambar 3.16 dijelaskan bahwa kumpulan dari objek-objek yang
98
disebut entity dan hubungan antara objek-objek tersebut
digunakan untuk mengetahui struktur logik dari sebuah database
secara grafik.
Gambar 3.17 Logical Data Model
99
3.2.3.3 Activity / Entity Matrix
Berikut ini gambaran dari subjek data yang ada dengan
fungsi bisnis. Pada tabel 3.9 menjelaskan bahwa setiap fungsi
memiliki kunci yang berbeda untuk mengakses sebuah subjek
data. Kunci tersebut ada empat, yaitu create, read, update, dan
delete.
Tabel 3.9 Activity / Entity Matrix
Subjek Data
Fungsi
Su
rat K
on
trak
(S
K)
SP
K
RA
P
SK
S
SS
AB
Lap
ora
n p
roye
k
Su
pp
lier
bah
an m
ater
ial
Su
pp
lier
alat
ber
at
Man
do
r
SK
M
Kw
itan
si p
emb
ayar
an b
ahan
mat
eria
l
Kw
itan
si p
emb
ayar
an s
ewa
alat
ber
at
Kw
itan
si p
emab
ayra
n p
eker
ja
Su
rat o
pen
ten
der
Kw
itan
si p
enag
ihan
Menyetujui
SK
U
Mereview
SPK
R R R
Membuat
RAP
R C
Mencari
supplier
R R C
Membuat
SKS
R C
Menghubungi
rental alat
R R
100
berat
Membuat
SSAB
R C
Membuat lap.
proyek
C
Mencari
mandor
R R
Membuat
kwitansi
pembayaran
rental
R C
Membuat
kwitansi
pembayaran
bahan baku
R R
Membuat
kwitansi
pembayaran
pekerja
R C
Membuat
SKM
R C
Membuat
kwitansi
penagihan
R C
3.2.4 Aplikasi Sistem yang digunakan
Untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan, PT. Sartonia Agung
menggunakan aplikasi – aplikasi sebagai berikut.
101
3.2.2.7 Perangkat lunak aplikasi
Tabel 3.10 Perangkat Lunak Aplikasi
No. Perangkat Lunak
Aplikasi
Keterangan
1 Microsoft Word 2007 Perangkat lunak ini digunakan untuk
membuat surat-surat dan formulir yang
terkait dengan proses bisnis perusahaan.
2 Microsoft Excel 2007 Perangkat lunak ini digunakan untuk
melaksanakan perhitungan keuangan
perusahaan, membuat RAB dan RAP, dan
membuat laporan keuangan.
3 AutoCAD Perangkat lunak ini digunakan untuk
membuat gambar perencanaan proyek (soft
drawing).
4 Adobe Reader 9.0 Perangkat lunak ini digunakan untuk
membaca file yang di scan denggan
menggunakan scanner.
3.2.4.2 Layanan Integrasi System dan Database
Integrasi Sistem adalah proses menggabungkan atau
menghubungkan sistem komputer atau aplikasi perangkat lunak
yang berbeda secara fisik maupun fungsional. Sejauh ini PT.
102
Sartonia Agung tidak memiliki layanan integrasi sistem dan
database. Penyimpanan data yang ada di PT. SA masih dilakukan
secara manual dan tidak teringrasi dengan semua fungsi bisnis.
Dengan tidak adanya integrasi sistem dan database menyebabkan
PT. Sartonia Agung mengalami kesulitan di dalam mencari data-
data perusahaan yang diperlukan.
3.2.4.3 Sistem Operasi Komputer
Sistem operasi adalah perangkat lunak komputer atau
software yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen
perangkat keras dan juga operasi-operasi dasar sistem, termasuk
menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah
data yang bisa digunakan untuk mempermudah kegiatan manusia.
Di era modern ini banyak ditawarkan produk-produk sistem
operasi seperti Windows, Unix, Linux, dan lainnya. PT. Sartonia
Agung memilih menggunakan sistem operasi Windows XP untuk
setiap unit komputernya. PT. SA menilai Windows XP lebih
mudah digunakan dibandingkan dengan sistem operasi lainnya,
sehingga PT. SA tidak menginginkan untuk mengganti sistem
operasi yang digunakan, karena Windows XP dinilai cukup
userfriendly dengan pengguna.
103
3.2.4.4 System Data Flow Diagram
Diagram alur data (DFD) pada PT. Sartonia Agung yang
dibuat sesuai dengan alur proses bisnis yang berjalan untuk
mengetahui pembagian sistem kedalam alur kegiatan. Pada
gambar 3.17 menjelaskan bahawa pembagian sistem tersebut
menghasilkan data store serta akivitas yang dilakukan oleh
eksternal agent.
104
Gambar 3.18 Sistem Data Flow Diagram
105
3.2.5 Infrastruktur dan Jaringan yang Digunakan
Berikut ini menggambarkan infrastruktur dan jaringan yang digunakan
pada PT. Sartonia Agung.
� Jaringan Komunikasi Data
Model dasar komunikasi dapat juga menjadi dasar bagi
diagram yang menunjukan cara data dikomunikasikan melalui
komputer. Jaringan komunikasi data adalah pergerakan data dan
informasi yang dikodekan dari suatu titik ke titik lain. Dalam
membagi data internet, PT. Sartonia Agung menggunakan kabel
LAN (Local Area Network) dan memanfaatkan Telkom Speedy
sebagai internet provider (penyedia layanan internet). Berikut ini
merupakan gambaran dari jaringan komunikasi data yang ada
pada PT. Sartonia Agung.
Gambar 3.19 Jaringan Komunikasi Data
106
3.3 Analisis Masalah Yang Dihadapi
Berdasarkan identifikasi komponen – komponen EA saat ini, manajemen PT.
Sartonia Agung dan teori pendukung pada bab II, dapat disimpulkan tiga kekompok
masalah, yaitu : masalah strategis, masalah managerial, dan masalah operasional,
baik menyangkut proses bisnis maupun dukungan pengolahan data yang diperlukan.
3.3.1 Masalah Strategis
3.3.1.1 Masalah Visi dan Misi
Visi PT. Sartonia Agung adalah “Menjadi perusahaan
swasta nasional terdepan di bidang jasa konstruksi dengan selalu
memberikan pelayanan yang prima, berkembang secara
berkesinambungan, memberikan kesejahteraan kepada karyawan,
pemegang saham, dan stakeholder lainnya melalui tata kelola
perusahaan yang baik”.
Berdasarkan teori visi & misi, maka akan diusulkan
penyempurnaan dari visi perusahaan agar lebih fleksibel, mudah
dipahami, tidak rumit, dan menarik.
Sedangkan misi perusahaan ini adalah :
• Menghasilkan produk konstruksi yang memenuhi
persyaratan mutu konstruksi.
• Menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai target yang
ditetapkan.
• Menerapkan ISO 9001:2008 secara konsisten dan
melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
107
Untuk mewujudkan visi yang ditetapkan diperlukan misi
perusahaan yang mendukungnya, sehingga diperlukan formulasi
ulang dari misi perusahaan. Berdasarkan teori visi dan misi
dikatakan bahwa misi yang baik adalah sebagai berikut :
1. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun
sejak saat ditetapkan.
2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah.
3. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki
perusahaan.
4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.
Berdasarkan hasil analisa, misi yang ditetapkan PT. Sartonia
Agung sudah berdasarkan kriteria misi yang baik. Namun untuk
mencapai visi yang ditetapkan perusahaan, diperlukan formulasi
tambahan yang dapat mendukung tercapainya visi perusahaan.
Formulasi tambahan itu akan dituliskan dalam usulan visi dan misi
di bab 4.
3.3.1.2 Strategi Perusahaan
Strategi Perusahaan yang saat ini dijalankan adalah :
• Memberikan penawaran harga yang rendah namun tetap
menjaga mutu dan kualitas produk dan layanan perusahaan.
• Menawarkan produk jasa konstruksi sesuai dengan bidang
usaha perusahaan, yaitu arsitektural, sipil, mekanikal, dan
elektrikal.
108
• Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan menghasilkan
produk konstruksi yang sesuai dengan permintaan dari
pelanggan.
• Mengikuti tender proyek yang diselenggarakan oleh pihak
pemerintah, BUMN, dan swasta.
Berdasarkan analisis SWOT diusulkan strategi :
Tabel 3.11 Strategi SWOT
Strategi SO
• Mengikuti tender proyek
pemerintah, BUMN, dan
swasta yang sesuai dengan
klasifikasi perusahaan.
• Mencari supplier yang
menawarkan harga rendah
dan berkualitas
• Mempertahankan SDM
yang berpengalaman dan
mengikuti pelatihan-
pelatihan dibidang
konstruksi.
Strategi WO
• Membuat Knowledge
Management Sistem berupa
portal.
• Menambah jumlah pegawai
dibidang teknik sipil.
• Penerapan sistem dan fasilitas
pendukung yang efektif untuk
menunjang operasional
perusahaan.
Strategi ST
• Menawarkan harga
rendah untuk dapat
Strategi WT
• Membuat website perusahan
untuk memperluas pemasaran.
109
memenangkan proyek
namun tetap menjaga mutu
sesuai dengan standar
konstruksi.
• Mempelajari dan
mengikuti perkembangan
teknologi dibidang IT
maupun konstruksi.
3.3.2 Masalah Taktis
� Lima Daya Persaingan Porter
Dalam analisis lima daya persaingan Porter, kita dapat mengetahui
lima faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perusahaan yang
berasal dari Intraindustry Rivalry (Perusahaan Pesaing), Barganing
Power of Supplier (kekuatan tawar-menawar supplier), Barganing
Power of Buyers (kekuatan tawar-menawar pembeli), Potential New
Entrants (Pendatang baru yang potensial), dan Subtitute Product
(Produk pengganti). Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diketahui
lima kekuatan Porter yang ada pada PT. Sartonia Agung adalah :
1. Intraindustry Rivalry (Perusahaan Pesaing)
Perkembangan perusahaan konstruksi di Indonesia dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
110
dari hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
yang digambarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.12 Statistik Perusahaan Konstruksi 2004-2009 Badan Pusat
Statistik (BPS)
Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Nanggroe Aceh
Darussalam 3710 3866 4071 4026 6069 7227
2 Sumatera Utara 3890 3807 3936 3889 7169 7818
3 Sumatera Barat 2837 2435 2664 2247 4477 4711
4 Riau 1973 1652 1773 1795 5,678 6,027
5 Jambi 1807 1931 2302 2454 3059 3286
6 Sumatera Selatan 2548 2629 2394 2862 3668 3952
7 Bengkulu 657 804 693 660 1132 1176
8 Lampung 3857 3636 4033 5146 2542 2704
9 Kep. Bangka
Belitung 325 294 388 358 905 935
10 Kepulauan Riau - 332 502 411 1701 1971
11 DKI Jakarta 4417 5015 4690 5372 6809 7643
12 Jawa Barat 6268 6500 6438 6194 10755 11745
111
13 Jawa Tengah 7619 7203 5535 4191 11050 11642
14 DI Yogyakarta 1239 1155 1081 1048 1183 1234
15 Jawa Timur 8356 7958 7303 7202 16902 17740
16 Banten 1285 1749 1182 1419 2380 2745
17 Bali 1731 1615 1571 1575 2221 2348
18 Nusa Tenggara
Barat 1213 1253 1198 1217 2316 2426
19 Nusa Tenggara
Timur 1780 1660 1553 1607 4056 4237
20 Kalimantan Barat 2994 2171 2023 1997 5135 5657
21 Kalimantan
Tengah 178 202 218 216 3366 3596
22 Kalimantan
Selatan 4613 4783 4101 4558 3689 3945
23 Kalimantan
Timur 1454 1671 1678 1757 6493 7280
24 Sulawesi Utara 191 214 242 218 2296 2411
25 Sulawesi Tengah 2217 2554 2128 2623 2521 2722
26 Sulawesi Selatan 5728 4965 4960 4963 7921 8669
27 Sulawesi 1026 1056 1246 1207 2451 2700
112
Tenggara
28 Gorontalo 1132 1288 1612 1540 1301 1408
29 Sulawesi Barat - 576 655 621 1427 1485
30 Maluku 1197 1028 1136 1124 2266 2343
31 Maluku Utara 989 1149 1132 1053 1603 1831
32 Papua Barat 2191 1246 1503 1424 1564 2020
33 Papua - 994 926 927 3218 3903
TOTAL 79422 79391 76867 77901 139322 151537
Sumber : www.bps.go.id
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
persaingan pada perusahaan dibidang konstruksi sangat ketat.
Terlebih lagi banyak perusahaan konstruksi yang didukung oleh
teknologi informasi untuk menjalankan proses bisnisnya.
Berdasarkan hasil analisa kami, PT. Sartonia Agung harus
mulai melakukan inovasi didalam mendukung proses bisnisnya,
khususnya dengan mengembangkan teknologi informasi di
perusahaan. Pada saat ini PT. Sartonia Agung tidak
memaksimalkan penggunaan IT/IS, sehingga dikhawatirkan untuk
masa mendatang PT. Sartonia Agung tidak dapat bersaing dengan
para kompetitor industri sejenis.
113
2. Barganing Power of Supplier (kekuatan tawar-menawar
supplier)
Pemasok merupakan faktor terpenting bagi perusahaan
jasa konstruksi untuk menjalankan proses bisnisnya. Dengan
banyaknya jumlah pemasok, maka terjadi persaingan harga
dikalangan pemasok. Hal ini menguntungkan bagi perusahaan,
karena perusahan dapat memilih pemasok mana yang
menawarkan harga paling rendah sehingga dapat
meningkatkan efisiensi biaya bagi perusahaan.
Berdasarkan hasil analisa pada PT. Sartonia Agung,
saat ini perusahaan mempunyai beberapa pemasok bahan baku
dan alat berat seperti CV. Semangat Jaya, CV. Sinar Asia, PT.
Tampean Sakti, PT. Dusaspun, PT. Duracon Indo, PT. Subur
Jaya Raya. Jadi PT. Sartonia Agung tidak khawatir akan
pengadaan bahan baku dan alat berat. Sehingga proses bisnis
perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Potential New Entrants (Pendatang baru yang potensial)
Dalam bidang konstruksi perusahaan dapat
diklasifikasikan berdasarkan grade (1-7). Grade ini dibedakan
berdasarkan nilai proyek yang pernah dikerjakan oleh
perusahaan. Untuk grade 1-3 dapat mengerjakan nilai proyek
hingga 500 juta. Sedangkan grade 4 dapat mengerjakan proyek
114
dengan nilai 500 hingga 2 miliyar. Pada grade 5-7 tidak ada
batasan maksimal nilai proyek yang dapat dikerjakan.
Jika ada perusahaan baru yang bergerak dibidang jasa
konstruksi, maka perusahaan tersebut diklasifikasikan sebagai
perusahaan konstruksi grade 1, karena perusahaan baru
dianggap belum memiliki pengalaman. Jadi dapat
disimpulkann bahwa pendatang baru bukan merupakan
ancaman bagi PT. Sartonia Agung, khususnya untuk tender
proyek yang diadakan pihak pemerintah dan BUMN.
4. Barganing Power of Buyers (kekuatan tawar-menawar
pembeli)
Pelanggan mempunyai kendali dalam menentukan barang
mana yang bisa mereka dapatkan sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan pelanggan.
Pada kasus ini buyer dapat diartikan sebagai owner suatu
proyek, dimana owner bisa menentukan perusahaan konstruksi
mana yang memberikan penawaran harga terendah dan dapat
memenuhi persyaratan dari owner. Oleh karena itu untuk
mengantisipasi kekuatan tawar-menawar pembeli, PT.
Sartonia Agung harus dapat memberikan penawaran terendah
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
5. Subtitute Product (Produk pengganti)
Ancaman produk pengganti merupakan barang atau jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan. Ancamannya adalah apabila
115
produk pengganti tersebut mempunyai perbandingan harga
dan kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk
suatu industri.
Pada perusahaan konstruksi tidak terdapat produk
pengganti, karena produk dari jasa konstruksi merupakan
produk yang sifatnya mutlak. Jadi berdasarkan analisa, PT.
Sartonia Agung tidak mempunyai ancaman produk pengganti.
Hanya saja inovasi dari pengerjaan dan peralatan proyek yang
menjadi ancaman bagi perusahaan konstruksi. Misalnya bahan
material yang digunakan, perlatan yang digunakan untuk
membangun proyek konstruksi. Sehingga PT. SA diharapkan
dapat mengikuti perkembangan dibidang konstruksi. Karena
hal ini berpengaruh terhadap kualitas perusahaan dimata
pelanggan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
3.19.
116
Gambar 3.20 Lima Daya Porter
3.3.3 Masalah Manajerial
Berdasarkan tugas dan fungsi unit – unit kerja di PT. Sartonia Agung
terdapat duplikasi pelaksanaan beberapa proses bisnis, maupun
ketidakselarasan antara fungsi bisnis dengan proses bisnis yang bersangkutan.
Masalah yang terjadi adalah :
a. Berdasarkan tugas dan tanggung jawab dapat terlihat adanya duplikasi
tugas pada bagian Marketing/GA/HRD, yang dimana ketiga fungsi
bisnis tersebut hanya dipimpin oleh satu orang kepala atau direktur
sehingga terjadi penumpukan tugas.
b. Ketidakselarasan antara logistik kantor dengan logistik proyek. Orang
yang bertanggung jawab dalam memesan bahan material adalah logistik
kantor, sedangkan yang menerima bahan material di lokasi proyek
adalah logistik proyek. Hal ini dapat menjadi kendala pada saat
pengerjaan proyek, karena terkadang bahan material yang diminta
logistik proyek tidak sesuai dengan yang dipesan oleh logistik kantor.
3.3.4 Masalah Operasional
Seperti digambarkan dalam CONOPS perencanaan proyek, pengadaan
bahan material, pengadaan alat berat, pengadaan pekerja, pelaksanaan proyek,
dan penagihan, masalah yang muncul adalah :
a. Perencanaan proyek :
• Tidak adanya software perhitungan yang mendukung dalam
pembuatan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan RAP (Rencana
117
Anggaran Pelaksanaan). Hal ini menyebabkan pembuatan RAB
dan RAP menjadi lambat dan perhitungannya kurang akurat.
b. Pengadaan bahan material dan alat berat :
• Proses pengadaan bahan baku dan alat berat pada saat pengerjaan
proyek dilakukan oleh logistik kantor, sedangkan logistik proyek
yang menerima ketika bahan baku dan alat berat datang. Hal ini
memperlambat dalam proses pengadaan alat berat dan bahan baku.
Untuk menghemat waktu, seharusnya logistik proyek yang
bertugas untuk memesan barang ke pemasok dan juga menerima
bahan baku ketika datang di lokasi proyek. Oleh karena itu unit
organisasi dari perusahaan akan dipertegas kembali dengan hanya
menempatkan satu bagian logistik yang nantinya akan
bertanggung jawab dalam mendukung kegiatan operasional
perusahaan.
c. Pengadaan pekerja :
• Selama ini PT. Sartonia Agung membayar mandor beserta pekerja
dengan cara borongan. Maksudnya adalah mandor dan pekerja
dibayar penuh sesuai dengan kontrak yang ditentukan dan sesuai
dengan jumlah personilnya. Pada pelaksanaanya sering terjadi
ketidak hadiran pekerja dilokasi proyek. Hal ini merupakan
kerugian bagi perusahaan, khususnya kerugian dalam hal materi.
Sehingga akan diusulkan penempatan bagian administrasi di
118
lokasi proyek,yang akan mencatat absensi para pekerja dan
penggajian.
d. Pelaksanaan proyek :
• Apabila proyek dikerjakan di luar kota pengolahan data sering
mengalami keterlambatan. Khususnya dalam pembuatan laporan
pengerjaan proyek dan laporan keuangan. Karena proses
pengiriman datanya menggunakan jasa pengiriman dokumen
untuk disampaikan ke kantor pusat atau menunggu sampai ada
petugas proyek yang kembali ke kantor. Dari permasalahan diatas
akan diusulkan penerapan sistem database dan sistem informasi
terintegrasi untuk setiap divisi terkait di perusahaan.
• Tidak adanya suatu aplikasi yang menyimpan informasi mengenai
cara-cara dan metode pelaksanaan suatu proyek. Selain itu tidak
ada aplikasi yang menyimpan informasi cara menangani suatu
masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan proyek. Dari
permasalahan diatas akan diusulkan pembuatan Knowledge
Management System perusahaan, sehingga seluruh informasi
penting mengenai operasional proyek dapat diterima oleh setiap
karyawan.
• Pengolahan data-data proyek sering menglami keterlambatan
karena belum adanya suatu sistem aplikasi yang dapat membantu
dalam pengolahan data, misalnya seperti data mengenai jumlah
bahan material yang diterima dari supplier dan jumlah bahan
119
material yang digunakan untuk pengerjaan proyek sering terjadi
ketidakcocokan..
e. Penagihan Pembayaran :
• Bagian keuangan PT. Sartonia Agung sering mengalami kesulitan
dalam membuat kwitansi penagihan. Kwitansi penagihan ini
dibuat berdasarkan laporan proyek dan dokumen proyek lainnya.
Pada saat pembuatan kwitansi penagihan, bagian keuangan sering
mengalami kesulitan dalam mencari dan mencocokan laporan
yang ada untuk dibuatkan kwitansi penagihannya. Hal ini terjadi
karena banyaknya dokumen-dokumen pengerjaan proyek yang
tidak tersimpan dengan rapih.
f. Pembuatan laporan keuangan :
• Laporan keuangan merupakan salah satu dokumen penting yang
dibutuhkan perusahaan dalam melihat arus keuangan perusahaan.
Dalam membuat laporan keuangan, bagian keuangan PT. Sartonia
Agung sering mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan tidak
adanya software aplikasi yang dapat memudahkan bagian
keuangan dalam membuat laporan keuangan.
g. Pengambilan keputusan :
• Salah satu tugas direktur utama adalah melaksanakan pengambilan
keputusan. Dalam mengambil keputusan direktur dapat melihat
dari kemajuan pekerjaan dan laporan-laporan pekerjaan yang
dilakukan pekerja baik dalam kantor maupun di lokasi proyek.
120
Selama ini direktur utama sering mengalami kesulitan dalam
mengambil keputusan, karena selama ini laporan-laporan
pekerjaan tidak realtime, oleh karena itu perlu adanya aplikasi
yang dapat membantu direktur dalam mengambil keputusan.
3.3.5 Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam pembahasan informasi yang diperlukan, terlihat bahwa data dan
informasi yang tersedia belum sesuai dengan data dan informasi yang
diperlukan. Demikian pula aplikasi – aplikasi system yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan –kegiatan bisnis PT. Sartonia Agung baik untuk
keperluan pengambilan keputusan, layanan data dan informasi, otomasi
perkantoran, otomasi proses produksi dan penyediaan jasa. Secara rinci
masalah yang terjadi adalah sebagai berikut.
a. Data strategis yang diperlukan belum tersedia di database PT. Sartonia
Agung.
Tabel 3.13 Tabel Informasi Strategis SO
Strategi SO Keterangan Data & Informasi
yang tersedia
Data & Informasi
yang dibutuhkan
Mengikuti tender
proyek pemerintah,
BUMN, dan swasta
yang sesuai dengan
klasifikasi perusahaan.
Perusahaan
mengikuti tender
proyek yang sesuai
dengan klasifikasi
yang diminta oleh
owner. Klasifikasi
• Informasi
proyek
• Data perusahaan
• Informasi proyek
• Data Perusahaan
121
tersebut termasuk
klasifikasi bidang
usaha, sertifikasi,
sumber daya yang
diperlukan, dan
lainnya.
Mencari supplier yang
menawarkan harga
rendah dan berkualitas
Perusahaan harus
bisa menjaga
mencari supplier
yang mampu
memberikan harga
rendah dan
berkualitas
• Data supplier
• Data
pelanggan/owner
• Data supplier
• Data
pelanggan/owner
• Data bahan
material & alat
berat
Mempertahankan SDM
yang berpengalaman
dan mengikuti
pelatihan-pelatihan
dibidang konstruksi.
Perusahaan harus
mampu
memberikan
pelatihan-pelatihan
dibidang konstruksi
kepada
karyawannya, dan
juga harus
mempertahankan
SDM yang
• Data pegawai
• Data pegawai
• Informasi-
informasi pelatihan
122
berpengalaman
karena itu
merupakan aset
penting
perusahaan.
Tabel 3.14 Tabel Informasi Strategis WO
Strategi WO Keterangan Data & informasi
yang tersedia
Data & informasi
yang dibutuhkan
Membuat
Knowledge
Management Sistem
berupa portal.
.
Untuk
mempermudah
menyebarkan
informasi-informasi
yang berhubungan
dengan perusahaan,
perusahaan harus
membangun
knowledge
management sistem
berupa portal.
• Data
perkembangan
proyek
• Visi, Misi, dan
Strategi
perusahaan
• Data masalah
yang dihadapi
dalam
menjalankan
proyek.
• Data cara
menyelesaikan
masalah
• Informasi
terbaru
perusahaan.
• Visi, Misi, dan
Strategi
perusahaan.
123
Menambah jumlah
pegawai dibidang
teknik sipil.
Perusahaan
melakukan
penambahan
pegawai baru yang
dapat menunjang
proses bisnis
perusahaan.
• Data pegawai
perusahaan.
• Data calon
pegawai.
• Data pegawai
perusahaan.
• Informasi
tenaga kerja sipil
Penerapan sistem
dan fasilitas
pendukung yang
efektif untuk
menunjang
operasional
perusahaan.
Untuk membantu
dalam melakukan
proses bisnisnya,
perusahaan harus
menambah fasilitas
dan membangun
suatu sistem yang
dapat mempercepat
pekerjaan
operasional
perusahaan.
• Dokumen-
dokumen
perusahaan
• Dokumen-
dokumen
perusahaan
• Software
perhitungan RAP
& RAB
• Sistem integrasi
tiap-tiap divisi
• Data ISP
• Data hardware
pendukung
Tabel 3.15 Tabel Informasi Strategis ST
Strategi ST Keterangan Data & Informasi
yang tersedia
Data & Informasi
yang dibutuhkan
Menawarkan harga Perusahaan yang • Data proyek • Data proyek
124
rendah untuk dapat
memenangkan
proyek namun tetap
menjaga mutu sesuai
dengan standar
konstruksi.
berpeluang besar
dalam
memenangkan
tender adalah
perusahaan yang
dapat menawarkan
harga dengan nilai
paling rendah
dibanding
perusahaan lain.
• Data sumber
daya yang
diperlukan
• Data harga
material
• Data harga sewa
alat berat
• Data harga
pekerja
Mempelajari dan
mengikuti
perkembangan
teknologi dibidang IT
maupun konstruksi.
Perusahaan harus
mampu mengikuti
perkembangan
teknologi baik
dibidang IT
maupun
konstruksi. Hal ini
dilakukan agar
perusahaan tidak
tertinggal dengan
perusahaan-
perusahaan sejenis
lainnya yang sudah
lebih dulu
• Informasi
teknologi terbaru
• Sosialisasi
penerapan
teknologi di
perusahaan
125
memanfaatkan
teknologi-
teknologi baru.
Tabel 3.16 Tabel Informasi Strategis WT
Strategi WT Keterangan Data & Informasi
yang tersedia
Data& Informasi
yang diperlukan
Membuat website
perusahan untuk
memperluas
pemasaran.
Perusahaan harus
membuat website
agar informasi-
informasi
perusahaan dapat
diketahui oleh
banyak orang, dan
juga sebagai sarana
perluasan
pemasaran
sehingga
perusahaan
semakin dikenal
dan dengan begitu
akan banyak
tawaran proyek
untuk perusahaan.
• Informasi
produk
• Informasi-
informasi produk
• Informasi
kebutuhan
pelanggan
• Informasi area
pemasaran
126
3.4 Transisi Perubahan
Transisi dari Current EA menjadi Future EA digambarkan dalam bagan
drivers change berikut.
Gambar 3.21 Drivers of Change
Sumber : Bernard (2005, p41)
Perubahan terjadi karena adanya perubahan dan atau penambahan strategi,
taktik, arah dan produk baru, prioritas, dan munculnya teknologi baru pendukung
kegiatan perusahaan, sehingga terjadi pula perubahan operasional dan rencana –
rencana program dan kegiatan perusahaan. Berdasarkan analisis masalah, dan
masukan dari pimpinan PT. Sartonia Agung diusulkan transisi perubahan menuju
sistem yang diharapkan. Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Strategi
• Mengikuti tender proyek pemerintah, BUMN, dan swasta yang sesuai
dengan klasifikasi perusahaan.
• Mencari supplier yang menawarkan harga rendah dan berkualitas.
• Mempertahankan SDM yang berpengalaman dan mengikuti pelatihan-
pelatihan dibidang konstruksi.
127
• Membuat Knowledge Management Sistem berupa forum dan
pendistribusian informasi melalui portal perusahaan.
• Menambah jumlah pegawai dibidang teknik sipil.
• Penerapan sistem dan fasilitas pendukung yang efektif untuk menunjang
operasional perusahaan.
• Menawarkan harga seminim mungkin untuk dapat memenangkan
proyek namun tetap menjaga mutu sesuai dengan standar konstruksi.
• Mempelajari dan mengikuti perkembangan teknologi dibidang IT
maupun konstruksi.
• Membuat website perusahan untuk memperluas pemasaran.
b. Taktik
• Mengikuti tender proyek pemerintah, BUMN, dan swasta yang sesuai
dengan klasifikasi perusahaan. Untuk meningkatkan keuntungan,
perusahaan harus memperhatikan peluang usaha yang ada. Peluang
usaha untuk jasa konstruksi dapat berasal dari pemerintah, BUMN, dan
swasta. Jadi dalam rangka peningkatan keuntungan, PT. Sartonia Agung
dapat memanfaatkan tawaran-tawaran proyek yang berasal dari
pemerintah, BUMN, maupun swasta.
• Menjaga hubungan baik dengan partner bisnis perusahaan.
Perusahaan harus dapat menjaga hubungan baik dengan rekan bisnis
perusahaan. Rekan bisnis perusahaan ini adalah supplier dan juga
pelanggan. Dengan menjaga hubungan baik dengan rekan bisnis,
128
diharpkan kedepannya akan terjalin hubungan bisnis yang
berkelanjutan.
• Mempertahankan SDM yang berpengalaman dan mengikuti pelatihan-
pelatihan dibidang konstruksi.
Perusahaan perlu memperhatikan dan menjaga loyalitas sumber daya
manusia yang berpengalaman. Sumber daya manusia yang
berpengalaman ini merupakan aset penting perusahaan dalam
menjalankan proses bisnisnya. Selain itu untuk meningkatkan kualitas
dan pengetahuan karyawan, perusahaan perlu melakukan pelatihan-
pelatihan kepada para karyawannya.
• Membuat Knowledge Management Sistem berupa forum dan
pendistribusian informasi melalui portal perusahaan.
Perusahaan harus membuat suatu knowledge management sistem berupa
portal yang nantinya berisikan cara-cara menangani masalah disuatu
proyek dan juga visi, misi, dan strategi perusahaan.
• Menambah jumlah pegawai dibidang teknik sipil.
Setiap tahunnya perusahaan hanya sanggup menangani maksimal 10
proyek. Hal ini terjadi karena perusahaan kekurangan tenaga kerja
khusunya dibidang teknik sipil. Oleh karena itu perusahaan perlu
merekrut pegawai-pegawai baru dibidang teknik sipil. Hal ini berguna
untuk dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
• Penerapan sistem dan fasilitas pendukung yang efektif untuk menunjang
operasional perusahaan.
129
Diperlukan suatu sistem database terintegrasi dan juga aplikasi-aplikasi
pendukung lainnya untuk dapat menjaga keamanan data dan juga
memudahkan dalam pencarian data.
• Menawarkan harga seminim mungkin untuk dapat memenangkan
proyek namun tetap menjaga mutu sesuai dengan standar konstruksi.
Untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus dapat
memberikan harga penawaran yang rendah namun tetap menjaga
kualitas hasil produk perusahaan. Dalam memberikan penawaran harga
yang rendah, perusahaan mempertimbangkan waktu pelaksanaan, lokasi
proyek, dan sumber daya yang diperlukan terlebih dahulu. Sumber daya
dapat meliputi bahan material, pekerja proyek, dan alat-alat yang
diperlukan dalam pelaksanaan proyek.
• Mempelajari dan mengikuti perkembangan teknologi dibidang IT
maupun konstruksi.
Teknologi baru merupakan ancaman bagi perusahaan, karena jika
perusahaan tidak dapat memanfaatkan teknologi yang sedang
berkembang sekarang ini, maka perusahaan akan tertinggal dimakan
zaman yang terus berkembang. Oleh karena itu perusahaan perlu
mempelajari, mengikuti, dan menerpakan teknologi-teknologi baru
dibidang IT maupun konstruksi yang dapat membantu memudahkan
karyawan perusahaan.
130
• Membuat website perusahan untuk memperluas pemasaran.
Di era modern ini website sudah menjadi hal wajib yang harus dimiliki
perusahaan. Dengan adanya website, maka perusahaan akan semakin
dikenal banyak orang. Diharapkan pembuatan website dapat
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang.
c. Arah Baru Strategi dan Produk/Jasa
Arah baru strategi dan produk/jasa dari PT. Sartonia Agung adalah
dengan melakukan perluasan area pemasaran ke seluruh wilayah Indonesia.
Dengan melakukan perluasan area pemasaran maka kesempatan untuk
mendapatkan proyek semakin besar sehingga pendapatan perusahaan semakin
meningkat. Untuk mendukung arah strategi baru tersebut dibutuhkan sebuah
website perusahaan.
Produk / Jasa yang mampu dihasilkan oleh perusahaan tidak perlu
mengalami perubahan, karena berdasarkan produk / jasa yang telah dijabarkan
sebelumnya, PT.Sartonia Agung sudah bisa menghasilkan produk / Jasa di
segala bidang yaitu, arsitektural, mekanikal, sipil, dan elektrikal.
d. Prioritas Usaha
Kedepannya PT. Sartonia Agung ingin lebih mengembangkan bidang
usaha arsitektural khususnya untuk sub bidang perumahan komplek dan multi
hunian. Hal ini dikarenakan trend pembangunan di Indonesia lebih banyak
dibidang perumahan baik perumahan komplek maupun multi hunian. Dengan
perusahaan mengembangkan bidang usaha tersebut, maka perusahaan dapat
memanfaatkan trend pembangungan yang sedang berkembang saat ini.
131
e. Teknologi Baru
Berdasarkan hasil analisa dan wawancara dengan direktur utama,
maka untuk kedepannya perusahaan memerlukan teknologi baru yang
bertujuan untuk mendukung kegiatan bisnisnya seperti :
- PT. Sartonia Agung menginginkan adanya suatu aplikasi sistem
database terpusat, sehingga dapat meningkatkan tingkat keamanan data
dan tidak mengalami kesulitan dalam pencarian data. Selain itu juga
menghindari terjadinya redudansi data, karena data yang dibutuhkan
oleh PT. Sartonia Agung cukup banyak pada setiap operasionalnya.
- PT. Sartonia Agung membutuhkan adanya software yang dapat
membantu didalam melakukan perhitungan RAB dan RAP. Aplikasi
perhitungan ini bermanfaat untuk meningkatkan akurasi dari
perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek. Selama
ini kendala yang sering dialami oleh bagian operasional adalah sulit dan
lambatnya pembuatan perhitungan RAB dan RAP, karena masih
menggunakan aplikasi manual.
- Bagian keuangan PT. Sartonia Agung membutuhkan software keuangan
baru yang dapat mempermudah dalam membuat laporan-laporan yang
berhubungan dengan keuangan. Software keuangan ini juga diharapkan
mampu menghitung secara cepat dan akurat, sehingga pada saat
penagihan pembayaran tidak terjadi kesalahan perhitungan.
- Perusahaan membutuhkan suatu aplikasi yang dapat mempercepat
proses pendistribusian informasi ke tiap-tiap divisi di dalam perusahaan,
yang bertujuan untuk menginformasikan setiap kejadian-kejadian
132
ataupun berita-berita terbaru mengenai perusahaan kepada seluruh
karyawannya dengan cepat dan tepat.
- Perusahaan menginginkan adanya sistem informasi yang terintegrasi
antar setiap divisi. Sehingga aliran informasi menjadi realtime
mengingat saat ini PT. Sartonia Agung mempunyai unit organisasi yang
berada di lokasi berbeda.
- Perusahaan menginginkan peningkatan kecepatan (bandwith) untuk
jaringan internet di dalam kantor agar proses pencarian tender hingga
upload dokumen tender dapat berjalan dengan lancar dan cepat.
f. Scenario Operasional Perusahaan
Perusahan PT. Sartonia Agung kedepannya ingin menerapkan sebuah
sistem informasi database yang dapat menyimpan data-data periodik dalam
pengerjaan proyek yang bertujuan untuk mempermudah dalam hal pembuatan
laporan dan pengambilan keputusan, penambahan divisi SI/TI untuk
mendukung kegiatan bisnis perusahaan, penambahan bagian administrasi di
lokasi proyek untuk mengendalikan arus keuangan di lokasi proyek dan daftar
hadir para pekerja.
g. Rencana – Rencana Program Kedepan
• Mencari informasi-informasi mengenai perkembangan teknologi dan
memberikan pelatihan kepada karyawan untuk penerapan teknologi
terbaru.
• Peningkatan teknologi SI/TI dalam perusahaan.
• Membangun website perusahaan