Download - ANEURISMA CEREBRI
ANEURISMA CEREBRI
Sri Wismoady Raharjo 06-024
Pembimbing dr. Robet Sinurat Sp.BS
FISIOLOGI
FISIOLOGI
FISIOLOGI
PENDAHULUAN
• Definisi adalah dilatasi abnormal dari arteri.
• hampir tidak pemah menimbulkan gejala
• sering ditemukan ketika terjadi ruptur
EPIDEMIOLOGI
• lima per 100.000 kasus,
• pasien berusia 3 - 50 tahun.
• otopsi ditemukan sebesar 5 %
• Wanita dibandingkan pria, : 2 - 3 : 1,
• Aneurisma multiple atau lebih dari
satu didapatkan antara 15 - 31%
KLASIFIKASI
• Berdasarkan penyebabnya• Berdasarkan bentuknya• Berdasarkan diameternya aneurisma sakuler• Menurut besarnya
Berdasarkan penyebabnya
• Kongenital (aneurisma sakuler) 4.9% • Aneurisma mikotik (septik) 2,6%• Aneurisma arteriosklerotik• Aneurisma traumatik 5--76,8%.
Berdasarkan bentuknya
Berdasarkan diameternya aneurisma sakuler
• Aneurisma sakuler kecil dengan diameter < 1 cm. • Aneurisma sakuler besar dengan diameter antara 1-
2.5 cm.• Aneurisma sakuler raksasa dengan diameter > 2.5 cm.
Menurut besarnya
• baby (< 2 mm)• small (2-6 mm)• medium (6-15 mm)• large (15-25 mm)• giant (> 25 mm).
ETIOLOGI• Melemahnya struktur dinding pembuluh darah arteri
•Hipertensi (tekanan darah tinggi)
•Aterosklerosis
•Beberapa infeksi dalam darah
•Bersifat genetik
•Malformasi arteriovenosa,
Patofisologiterjadi pada pertemuan pembuluh darah
turbulen
tahanan aliran darah pada dinding arteri paling besar.
Defek tunika muskularis
Perubahan elastisitas (lamina elastika interna)
melemahkan dinding pembuluh darah
mengurangi kerentanan untuk berubah pada tekanan intraluminal.
Aneurisma
GEJALA KLINIS
Sebelum Ruptur
Ruptur
Gejala Klinis • apabila timbul gejala-gejala
gangguan saraf. • Gejala: sakit kepala, penglihatan
kabur/ ganda, mual, kaku leher dan kesulitan berjalan.
• Gejala (warning sign), : kelumpuhan,gangguan,penglihata, kelopak mata tidak bisa membuka secara tiba-tiba, nyeri daerah wajah, nyeri kepala sebelah gejala menyerupai gejala stroke.
Gambaran klinik pecahnya aneurisma dibagi dalam 5 tingkat ialah:
• Tingkat I : Sefalgia ringan dan sedikit tanda perangsangan selaput otak atau tanpa gejala.
• Tingkat II : Sefalgia agak hebat atau ditambah kelumpuhan saraf otak.
• Tingkat III : Kesadaran somnolent, bingung atau adanya kelainan neurologik fokal sedikit.
• Tingkat IV : Stupor, hemiparese sampai berat, mungkin adanya permulaan deserebrasi dan gangguan sistim saraf otonom.
• Tingkat V : Koma dalam, tanda rigiditas desebrasi dan tanda stadium paralisis cerebral vasomotor.
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan • Dengan memasukkan kateter dari
pembuluh darah arteri di kaki, dimasukkan terus sampai ke pembuluh darah di otak yang terkena aneurisma, dan dengan bantuan sinar X, dipasang koil logam di tempat aneurisma pembuluh darah otak tersebut. Setelah itu dialirkan arus listrik ke koil logam tersebut, dan diharapkan darah di tempat aneurisma itu akan membeku dan menutupi seluruh aneurisma tersebut.
• membedah otak, memasang klip logam kecil di dasar aneurisma, sehingga bagian dari pembuluh darah yang menggelembung itu tertutup dan tidak bisa dilalui oleh darah.
KOMPLIKASI
1. Perdarahan subarachnoid saja.
2. Perdarahan subarachnoid dan perdarahan intra serebral (60%).
3. Infark serebri (50%).4. Perdarahan
subarachnoid dan subdural.
5. Perdarahan subarachnoid dan hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi
hidrosephalus normotensif (30%)
6. Aneurisma a. carotis interna dapat menjadi fistula caroticocavernosum.
7. Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis
8. Perdarahan subdural saja.
Prognosis
• Aneurisma a. cerebri media, dengan clipping langsung pada aneurismanya mortalitas 11%, sedang dengan istirahat ditempat tidur mortalitas sebesar 36%.